Dasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individual

25
PERILAKU KEORGANISASIAN Disusun Oleh : M. Zeldy Dahsyat Dasar Perilaku Individu serta Persepsi dan Pengambilan Keputusan Individual

Transcript of Dasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individual

  • 1. PERILAKU KEORGANISASIAN Disusun Oleh : M. Zeldy Dahsyat Dasar Perilaku Individu serta Persepsi dan Pengambilan Keputusan Individual

2. Dasar Dasar Perilaku Individual Perilaku Organisasi/Organizational Behaviour (OB) adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang perilaku tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatu organisasi serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi). Perilaku organisasi juga dikenal sebagai studi tentang organisasi. Pada dasarnya, setiap individu memiliki ciri-ciri yang berbeda. Individu yang saling bergabung akan membentuk kelompok atau masyarakat. Individu tersebut akan memiliki karakteristik yang sama dengan kelompok dimana dirinya bergabung. 3. Berdasarkan Karakteristik Biografis Karakteristikbiografis Usia Jenis kelamin Status perkawinan Masa kerja 4. Berdasarkan Kemampuan Kemampuan merujuk ke kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam pekerjaan tertentu. Kemampuan keseluruhan pada hakekatnya tersusun dari 2 faktor : a. Kemampuan intelektual. b. Kemampuan fisik. 5. Berdasarkan Kemampuan DIMENSI PEMERIAN Kecerdasan Numerik Kemampuan untuk berhitung dengan cepat dan tepat Pemahaman Verbal Kemampuan memahami apa yang dibaca atau didengar serta hubungan kata satu sama lain Kecepatan Perseptual Kemampuan mengenali kemiripan dan beda visual dengan cepat dan tepat Penalaran Induktif Kemampuan mengenali suatu urutan logis dalam suatu masalah dan kemudian memecahkan masalah itu Penalaran Deduktif Kemampuan menggunakan logika dan menilai implikasi dari suatu argumen Visualisasi Ruang Kemampuan membayangkan bagaimana suatu obyek akan tampak seandainya posisinya dalam ruang diubah Ingatan Kemampuan menahan dan mengenang kembali pengalaman masa lalu 6. Berdasarkan Kemampuan Kemampuan Fisik Kemampuan menjalankan tugas yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan karakteristik-karakteristik serupa. 7. Berdasarkan Kemampuan Dapat dilihat bahwa kemampuan sangat berkaitan dan berpengaruh terhadap pekerjaan yang dilaksanakan. a. Pekerjaan-pekerjaan tertentu menuntut kemampuan tertentu pula. b. Ketidaksesuaian antara pekerjaan dan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang akan membawa dampak pada kinerja dari pekerjaan itu sendiri. c. Kemampuan yang rendah atas suatu tuntutan dari suatu pekerjaan akan berdampak pada kegagalan dalam menghasilkan kinerja yang baik dari pekerjaan tersebut. d. Kemampuan yang lebih tinggi dari tuntutan pekerjaan dapat membawa dampak pada ketidakefisienan bagi organisasi, dan juga dapat berdampak pada ketidakpuasan karyawan tersebut. 8. Berdasarkan Kepribadian Menurut Alport dalam Setyobroto (2005) kepribadian merupakan organisasi dinamis meliputi sistem psiko-fisik yang menentukan ciri-ciri tingkah laku yang tercermin dalam cita-cita, watak, sikap dan sifat-sifat serta perbuatan manusia. Dalam konteks organisasi, kepribadian didefinisikan oleh Kreitner dan Kinicki (2005) sebagai gabungan ciri fisik dan mental yang relative stabil yang memberi kesan identitas pada individu. Ciri-ciri ini termasuk bagaimana penampilan, pikiran, tindakan, dan perasaan seseorang merupakan hasil dari pengaruh genetik dan lingkungan yang saling berinteraksi. Robbins (2007) mendefinisikan kepribadian sebagai organisasi dinamis dalam sistem psikologis individu yang menentukan caranya untuk menyesuaikan diri secara unik terhadap lingkungannya. 9. Teori Kepribadian Populer Ada 5 teori populer dalam mempelajari kepribadian Locus of Control (LOC) Intorvert dan Esktrovert Kepribadian Tipe A Model Myers-Briggs Type Indicators (MBTI) Model Kepribadian Lima Besar (Kepribadian the Big Five) 10. Model Myers-Briggs Type Indicators (MBTI) Myers-Briggs Type Indicators merupakan instrumen yang paling sering dipergunakan. 11. Kombinasi dari 4 Preference of MBTI 12. Hasil Perpaduan Menjadi 16 MBTI 13. Persepsi 14. Persepsi dan Pengambilan Keputusan Individual Persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses dengan mana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka. Bagaimanapun, apa yang dipersepsikan seseorang dapat berbeda dari kenyataan yang obyektif. Tidak harus demikian tetapi sering ada ketidaksepakatan. Persepsi muncul semata-mata karena perilaku orang-orang didasarkan pada persepsi mereka mengenai apa kenyataannya itu, bukan mengenai kenyataan itu sendiri. Dunia yang 15. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Pelaku persepsi Sikap Kebutuhan atau motif Kepentingan atau minat Pengalaman masa lalu Pengharapan Target atau objek Gerakan atau hal baru Bunyi Ukuran Latar belakang Kedekatan Situasi Waktu Keadaan Keadaan sosial 16. Teori dalam Penilaian Seseorang Teori atribusi bergantung pada tiga faktor : Kekhususan (ketersendirian, distinctiveness) Konsensus Konsistensi Prasangka layanan-diri Individu cenderung menghubungkan kesuksesan mereka pada faktor-faktor internal seperti kemampuan atau upaya. Sementara untuk kegagalan, yang disalahkan adalah faktor-faktor eksternal seperti nasib kurang mujur. Jalan pintas yang sering digunakan dalam menilai orang lain Persepsi selektif Efek halo Efek kontras Proyeksi Berstereotipe 17. Penerapan khusus dalam organisasi Wawancara karyawan Pengharapan kinerja Evaluasi kinerja Upaya karyawan Kesetiaan karyawan 18. Tautan Antara Persepsi dan Pengambilan Keputusan Individual Faktor-faktor yang tidak diantisipasi Evaluasi Alternatif Minat Pembelian Sikap Orang Lain Keputusan Pembelian 19. Bagaimana Hendaknya Keputusan Diambil...? Proses pengambilan keputusan rasional Tetapkan masalah Identifikasi kriteria keputusan Mempertimbangkan kriteria yang sudah diidentifikasi Menghasilkan alternatif Evaluasi alternatif Memilih keputusan yang optimal Pengambilan keputusan rasional mengandung sejumlah asumsi: Kejelasan masalah Pilihan-pilihan diketahui Pilihan yang jelas Pilihan yang konstan Tidak ada batasan waktu atau biaya Pelunasan maksimum 20. Bagaimana Sesungguhnya Keputusan Diambil dalam Organisasi 1. Rasionalitas terbatas (Bounded Rationality) 2. Intuisi 3. Identifikasi Masalah 4. Pengembangan Alternatif 5. Membuat pilihan 6. Perbedaan Individual: Gaya Pengambilan Keputusan 1. Direktif 2. Analitik 3. Konseptual 4. Behavior 21. Bagaimana Etika dalam Pengambilan Keputusan Tiga Kriteria Keputusan Etis 1. Utilitarian 2. Hak 3. Keadilan 22. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Etis 1. Tahap-tahap perkembangan moral Adalah suatu penilaian dari kapasitas seseorang untuk menimbang secara moral. Makin tinggi perkembangan moral seseorang, makin kurang bergantung ia pada pengaruh-pengaruh luar dan, dari situ , akan makin cenderung untuk berperilaku etis. 2. Tempat kedudukan kendali Karakteristik kepribadian yang mengukur sejauh mana orang meyakini bahwa mereka bertanggung jawab untuk peristiwa-peristiwa dalam hidup mereka. 3. Lingkungan organisasional Merujuk pada persepsi karyawan mengenai pengharapan organisasional. Apakah organisasi itu mendorong perilaku yang etis atau tidak. 23. Kesimpulan Manusia adalah makhluk yang dapat di pandang dari berbagai sudut pandang. Manusia memiliki salah satu objek formal yang mempersoalkan hakikat manusia maupun objek materil yang mempersoalkan manusia sebagai apa adanya dan dengan berbagai kondisinya. Setiap individu memiliki karakter yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Dapat di lihat dari segi perbedaan fisik, social, keperibadian, intelegensi, dan kemampuan dasar seseorang. Serta perbedaan kecakapan seseorang atau kepandaian yang semuanya itu sangat barpengaruh terhadap prilaku individu. Dengan demikian tingkat perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda, sesuai dengan kepribadian masing-masing. Pengambilan keputusan merupakan pilihan suatu alternatif untuk menyelesaikan atau memecahkan masalah serta memperoleh kesempatan. Pengambilan keputusan memiliiki hubungan yang erat dengan persepsi, sebelum mengambil sebuah keputuhan, hendaknya segala macam persepsi yang salah di luruskan, guna memperoleh keputusan yang benar dan akurat.