Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman - Perpustakaan UT

31
Modul 1 Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman Ir. Sri Hendrastuti Hidayat Dr. Ir. Purnama Hidayat asalah kerusakan tanaman akibat serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) telah menjadi perhatian manusia sejak awal kegiatan budidaya tanaman. Kegiatan budidaya tanaman, atau disebut juga sistem produksi pertanian, meliputi kegiatan-kegiatan: penyiapan dan pengolahan lahan, pemilihan bibit atau benih, penanaman, perawatan tanaman, pengelolaan air, pemupukan, pengendalian gulma, pengendalian organisme pengganggu tanaman, pemanenan, dan pengelolaan hasil panen. Pengendalian OPT merupakan faktor terpenting untuk mendapatkan produksi pertanian yang optimal. Oleh karena itu upaya manusia untuk mengendalikan OPT merupakan salah satu bagian terpenting dalam kegiatan budidaya tanaman. Pada Modul Pendahuluan ini saudara akan diberikan gambaran mengenai pengertian OPT, beberapa kasus penting hama dan penyakit tumbuhan, serta batasan dan pengertian yang sering digunakan dalam lingkup perlindungan tanaman. Diharapkan setelah mempelajari modul ini saudara dapat memahami arti penting gangguan yang ditimbulkan oleh OPT dan memahami sejarah pengendalian OPT yang pernah diupayakan. M PENDAHULUAN

Transcript of Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman - Perpustakaan UT

Page 1: Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman - Perpustakaan UT

Modul 1

Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman

Ir. Sri Hendrastuti Hidayat

Dr. Ir. Purnama Hidayat

asalah kerusakan tanaman akibat serangan organisme pengganggu

tanaman (OPT) telah menjadi perhatian manusia sejak awal kegiatan

budidaya tanaman. Kegiatan budidaya tanaman, atau disebut juga sistem

produksi pertanian, meliputi kegiatan-kegiatan: penyiapan dan pengolahan

lahan, pemilihan bibit atau benih, penanaman, perawatan tanaman,

pengelolaan air, pemupukan, pengendalian gulma, pengendalian organisme

pengganggu tanaman, pemanenan, dan pengelolaan hasil panen.

Pengendalian OPT merupakan faktor terpenting untuk mendapatkan produksi

pertanian yang optimal. Oleh karena itu upaya manusia untuk mengendalikan

OPT merupakan salah satu bagian terpenting dalam kegiatan budidaya

tanaman.

Pada Modul Pendahuluan ini saudara akan diberikan gambaran mengenai

pengertian OPT, beberapa kasus penting hama dan penyakit tumbuhan, serta

batasan dan pengertian yang sering digunakan dalam lingkup perlindungan

tanaman. Diharapkan setelah mempelajari modul ini saudara dapat

memahami arti penting gangguan yang ditimbulkan oleh OPT dan memahami

sejarah pengendalian OPT yang pernah diupayakan.

M

PENDAHULUAN

Page 2: Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman - Perpustakaan UT

1.2 Dasar-dasar Perlindungan Tanaman

Kegiatan Belajar 1

Arti Penting Organisme Pengganggu Tanaman

rganisme Pengganggu Tanaman (OPT) dalam arti luas adalah semua

bentuk gangguan pada manusia, ternak dan tanaman. Organisme

pengganggu tanaman ini meliputi hama, patogen, dan gulma. Hama

Tanaman adalah semua hewan, yang karena aktifitas hidupnya, merusak

tanaman atau hasilnya, sehingga menimbulkan kerugian secara ekonomi.

Hewan yang dapat menjadi hama antara lain serangga, tungau, tikus, burung,

dan mamalia besar. Patogen Tanaman adalah semua organisme hidup yang

mendapatkan makanan dari tanaman sehingga tanaman sakit dan

menimbulkan kerugian secara ekonomi. Patogen yang dapat menyebabkan

penyakit tanaman antara lain adalah golongan jamur (cendawan), bakteri,

molikut (bakteri tanpa dinding sel), nematoda, protozoa, virus dan viroid

(partikel yang menyerupai virus), serta tumbuhan berbiji tingkat tinggi yang

bersifat sebagai parasit. Gulma Tanaman adalah semua bentuk tanaman

yang pertumbuhannya tidak dikehendaki seperti rumput, semak, dan lain-lain

yang dapat mengganggu tanaman pertanian utama.

Gangguan yang ditimbulkan oleh masing-masing OPT dapat terjadi

sejak benih mulai ditanam sampai dengan masa panen hingga penyimpanan

hasil di dalam tempat penyimpanan atau gudang. Contoh hama pada

pertanaman di lapangan adalah hama wereng (Nilaparvata lugens) yang

menyerang tanaman padi sehingga dapat menyebabkan puso. Kutu beras dan

kutu jagung (Sitophilus oryzae dan S. zeamays) merupakan hama pasca panen

yang dapat merusak gabah atau beras serta jagung di tempat penyimpanan

sehingga komoditas menjadi hancur dan rusak. Tikus merupakan salah satu

contoh hama yang merusak baik pada saat tanaman masih di lapangan

maupun pada saat komoditas sudah disimpan di gudang penyimpanan.

Penyakit tanaman dapat menimbulkan kerugian secara langsung karena

penyakit tanaman mengurangi kuantitas dan kualitas hasil, serta

meningkatkan biaya produksi. Kerugian tersebut selanjutnya dapat

menyebabkan terjadinya serangkaian kerugian tidak langsung yang dirasakan

oleh masyarakat. Biaya produksi yang tinggi menyebabkan para konsumen

terpaksa membayar harga yang lebih tinggi. Berkurangnya hasil

O

Page 3: Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman - Perpustakaan UT

LUHT4310/MODUL 1 1.3

menyebabkan lesunya pengangkutan dan ekspor melesu, pajak berkurang,

dan lain sebagainya.

Tumbuh-tumbuhan dapat mengalami kematian karena akar atau pangkal

batangnya busuk akibat penyakit atau pengangkutan unsur hara terganggu

karena penyakit pembuluh. Kerusakan pada daun dapat mengurangi

fotosintesis sehingga pertumbuhan tanaman terganggu. Penyakit tertentu

dapat menurunkan kualitas hasil tanaman tanpa mengurangi kuantitasnya.

Penyakit kudis (Streptomyces scabies) pada umbi kentang tidak menurunkan

bobot kentang, tetapi pembeli kurang tertarik dengan penampilan umbi yang

berkudis sehingga harga umbi menjadi merosot. Demikian pula kerusakan

pada tanaman hias pada umumnya dapat mengurangi nilai tanaman. Tetapi

sebaliknya bila penyakit tersebut menyebabkan penyimpangan pertumbuhan

yang sesuai dengan selera kebanyakan orang, maka penyimpangan tersebut

dapat mempertinggi nilai tanaman hias. Sebagai contoh, infeksi virus yang

menyebabkan daun belang pada tanaman Abutilon atau pecah warna pada

kelopak bunga tulip justru meningkatkan harga tanaman tersebut.

Penyakit tertentu pada buah, sayuran, dan biji-bijian mulai terjadi di

lapang dan perkembangannya diteruskan hingga sampai di tempat

penyimpanan atau selama pengangkutan. Buah cabai merah yang disimpan

sering terserang oleh Capsicum capsici, buah pisang terserang oleh C.

gloeosporioides, buah jeruk terserang oleh kapang biru (Penicillium

italicum), atau kubis yang mengalami busuk karena bakteri Erwinia

carotovora. Selain bahan-bahan pangan segar, bahan pangan yang disimpan

kering dapat mengalami kerusakan oleh serangan patogen. Aspergillus dan

Penicillium termasuk organisme yang sering menimbulkan kerusakan di

tempat penyimpanan. Beberapa cendawan yang menyerang bahan pangan di

tempat penyimpanan diketahui dapat menghasilkan toksin yang berbahaya

bagi manusia atau hewan yang mengkonsumsi bahan pangan tersebut.

Sebagai contoh, penyakit ergot di Eropa.

Upaya untuk mengatasi kerusakan yang disebabkan oleh OPT mula-

mula dilakukan dengan cara sederhana seperti membunuh dengan cara fisik

dan mekanik. Tetapi dengan semakin banyaknya populasi manusia maka luas

lahan pertanian juga semakin meningkat sehingga pengendalian dengan cara

sederhana tersebut dipandang tidak mampu lagi mengatasi laju populasi OPT

yang semakin meningkat pada luas lahan pertanian yang semakin luas.

Sejalan dengan perkembangan pengetahuan upaya pengendalian OPT telah

dikembangkan, misalnya melalui teknik bercocok tanam, penggunaan

Page 4: Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman - Perpustakaan UT

1.4 Dasar-dasar Perlindungan Tanaman

tanaman tahan, penggunaan agen biokontrol seperti antagonis, parasitoid dan

predator. Selanjutnya penemuan DDT pada era Perang Dunia II mengubah

pengendalian OPT secara drastis yaitu melalui penggunaan pestisida sintetik

secara luas.

Penggunaan pestisida sintetik, terutama insektisida, secara luas tidak

menyelesaikan persoalan OPT tetapi justru mendorong terjadinya masalah

baru. Bahan kimia tersebut menyebabkan kematian pada hewan-hewan non

target seperti burung, ikan, binatang ternak, musuh alami OPT. Bahkan

manusia pun keracunan akibat terlalu banyaknya konsentrasi insektisida

sintetik di lingkungan. Tidak hanya itu, populasi serangga hama target

mengalami peningkatan yang mencapai ambang bahaya, sehingga terjadi

”peledakan hama”. Belajar dari pengalaman tersebut mulailah dikembangkan

konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), yaitu pengendalian OPT melalui

cara-cara ramah lingkungan sehingga rantai makanan dalam ekosistem tetap

berjalan secara seimbang. Pengganggu tanaman (hama dan patogen) tidak

harus dimusnahkan, organisme tersebut tetap boleh berada di lingkungan

pertanian sepanjang aktivitasnya masih bisa ditolerir sehingga tidak

mengganggu produksi pertanian.

1) Apa yang dimaksud dengan hama tanaman?

2) Jelaskan dampak tidak langsung yang dapat terjadi yang disebabkan oleh

OPT!

3) Jelaskan kapan terjadinya gangguan oleh OPT dalam sistem produksi

pertanian.

4) Berikan contoh penyakit yang dapat menurunkan mutu hasil panen.

5) Berikan contoh penyakit yang dapat meningkatkan nilai (jual) tanaman.

6) Mengapa penggunaan pestisida sintetik secara luas, terutama insektisida,

tidak dapat menyelesaikan persoalan OPT, tapi justru mendorong

terjadinya masalah baru?

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,

kerjakanlah latihan berikut!

Page 5: Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman - Perpustakaan UT

LUHT4310/MODUL 1 1.5

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Hama tanaman adalah semua hewan, yang karena aktifitas hidupnya

merusak tanaman atau hasilnya, sehingga menimbulkan kerugian secara

ekonomi.

2) OPT dapat mengurangi kuantitas dan kualitas (mutu) hasil tanaman, serta

meningkatkan biaya produksi Biaya produksi yang tinggi dapat

menyebabkan para konsumen terpaksa membayar harga yang lebih tinggi.

Berkurangnya hasil tanaman akan menyebabkan lesunya pengangkutan

dan ekspor, berkurangnya pajak, dan lain sebagainya.

3) Gangguan oleh OPT dapat terjadi pada setiap tahapan produksi pertanian

mulai dari pembibitan, pengelolaan tanaman, panen hasil, sampai dengan

penyimpanan hasil panen.

4) Penyakit kudis pada kentang yang disebabkan oleh Streptomyces scabies

menyebabkan bercak pada umbi kentang yang timbul dan kasar

menyerupai kudis manusia, sehingga penampilannya menjadi tidak

menarik.

5) Kerusakan pada tanaman hias pada umumnya sangat mengurangi nilai

tanaman itu. Tetapi bila penyimpangan tersebut sesuai dengan selera

kebanyak orang, maka penyimpangan tersebut justru dapat

mempertinggi nilai jualnya. Sebagai contoh infeksi virus yang

menyebabkan daun belang pada tanaman Abutilon atau pecah warna

pada kelopak bunga tulip justru meningkatkan harga tanaman tersebut.

6) Bahan kimia dari pestisida sintetik dapat menyebabkan kematian pada

hewan-hewan non-target seperti burung, ikan, binatang ternak, dan

musuh alami OPT, bahkan manusia pun dapat mengalami keracunan

akibat terlalu banyaknya konsentrasi insektisida sintetik di

lingkungannya. Sebaliknya, justru populasi serangga hama target lama

kelamaan dapat mengalami peningkatan yang mencapai ambang bahaya,

sehingga terjadi peledakan hama.

Tumbuhan memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan

mahluk hidup lainnya, terutama manusia dan hewan. Apabila tumbuhan

mengalami gangguan sehingga terjadi penghambatan pertumbuhan yang

menyebabkan kerusakan atau kematian, maka semua bentuk kehidupan

di dunia akan terganggu. Organisme pengganggu tanaman terdiri dari

RANGKUMAN

Page 6: Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman - Perpustakaan UT

1.6 Dasar-dasar Perlindungan Tanaman

hama, mikroorganisme patogenik, dan gulma. Pengganggu tanaman

tersebut dapat menimbulkan kerusakan pada setiap tahapan pertumbuhan

tanaman. Upaya pengendalian organisme pengganggu tanaman telah

dikembangkan melalui perbaikan teknik bercocok tanam, penggunaan

tanaman tahan, penggunaan agens biokontrol seperti antagonis,

parasitoid dan predator, maupun secara kimiawi dengan penggunaan

pestisida.

1) Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) meliputi....

A. hama

B. penyakit

C. gulma

D. ketiga jawaban di atas benar

2) Berikut ini adalah patogen penyebab penyakit tanaman, kecuali….

A. mitokondria

B. nematoda

C. virus dan viroid

D. jamur (cendawan)

3) Semua bentuk tanaman yang pertumbuhannya tidak dikehendaki dan

dapat mengganggu tanaman pertanian utama disebut..

A. gulma

B. pertanian

C. parasitoid

D. serangga pengganggu

4) Berikut ini adalah mamalia yang sering menjadi hama tanaman kecuali….

A. kera

B. kucing

C. kelinci

D. gajah

5) Hama pada pertanaman padi yang dapat menyebabkan puso adalah….

A. nilaparvata lugens

B. thrips sp.

TES FORMATIF 1

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

Page 7: Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman - Perpustakaan UT

LUHT4310/MODUL 1 1.7

C. heteropsylla cubana

D. sitophilus oryzae

6) Kehilangan hasil sebesar 40 – 90% pada tanaman kedelai di Indonesia

akibat penyakit karat menunjukkan bahwa….

A. penyakit tumbuhan dapat menurunkan mutu hasil

B. penyakit tumbuhan dapat membahayakan manusia

C. penyakit tumbuhan dapat mengurangi kuantitas hasil

D. penyakit tumbuhan dapat terjadi selama masa pasca panen

7) Penyakit tumbuhan yang dapat menimbulkan gangguan pada manusia

dan hewan yang memakannya ditunjukkan pada kasus….

A. penyakit hawar daun kentang di irlandia

B. penyakit ergot di eropa

C. penyakit karat daun kopi di indonesia

D. penyakit hawar daun amerika selatan pada karet.

8) Penyebab penyakit busuk buah cabai di tempat penyimpanan adalah….

A. Phytophthora infestans

B. Claviceps purpurea

C. Colletotrichum capsici

D. Penicillium sp.

9) Konsep pengendalian hama terpadu adalah konsep pengendalian yang

didasarkan pada….

A. pengelolaan ekosistem

B. pengelolaan bahan kimia sintetik

C. pengelolaan musuh alami hama

D. pengelolaan petani

10) Penggunaan insektisida yang tidak bijaksana dapat menyebabkan banyak

hal, diantaranya….

A. timbulnya peledakan hama

B. musnahnya organisme non target

C. pencermaran lingkungan

D. ketiga jawaban di atas benar

Page 8: Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman - Perpustakaan UT

1.8 Dasar-dasar Perlindungan Tanaman

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang

terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.

Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan

Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali

80 - 89% = baik

70 - 79% = cukup

< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat

meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,

Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang

belum dikuasai.

Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar

100%Jumlah Soal

Page 9: Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman - Perpustakaan UT

LUHT4310/MODUL 1 1.9

Kegiatan Belajar 2

Sejarah Penting Hama dan Penyakit Tumbuhan

ejak mengenal cara bercocok tanam, manusia telah menyadari bahwa

tanamannya sering mengalami gangguan alami yang bersifat

menghambat, merusak, menghancurkan, atau menyebabkan kegagalan panen.

Bahkan di beberapa tempat, seseorang mungkin sama sekali tidak dapat

melakukan budi daya tanaman tertentu karena adanya gangguan yang bersifat

sangat ekstrim.

A. SEJARAH PENTING PENYAKIT TUMBUHAN

Penyakit tumbuhan telah ada sejak dahulu kala, mungkin sejak

munculnya dunia tumbuh-tumbuhan di atas bumi ini. Gejala bercak daun

ditemukan pada fosil daun yang berasal dari zaman purba. Orang Yunani dan

Yahudi (500 – 280 SM) meyakini bahwa penyakit tanaman merupakan

hukuman atas dosa yang dilakukannya. Pada saat itu, penyakit tumbuhan juga

sudah dihubungkan dengan cuaca atau iklim yang buruk.

Sekitar Tahun 875 hingga beberapa tahun kemudian, penyakit ergot pada

rye (sejenis gandum) yang disebabkan oleh cendawan Claviceps purpurea

mengalami epidemi di berbagai negara di Eropa. Sklerotium cendawan, yang

tercampur butir rye, mengandung senyawa alkaloid dan menyebabkan

ergotisme pada manusia, yaitu menyebabkan jari tangan dan kaki, kadang-

kadang hidung dan telinga penderita membengkak, dan dapat menyebabkan

kematian.

Penyakit tumbuhan terhebat yang tercatat dalam sejarah adalah hawar

daun kentang yang disebabkan oleh cendawan Phytophthora infestans. Sejak

Tahun 1845 penyakit tersebut telah tersebar di hampir semua pertanaman

kentang di Eropa yang meliputi luas jutaan hektar. Selain kisaran serangan

yang sangat luas, penyakit dengan intensitas serangan yang sangat hebat ini

menyebabkan pertanaman kentang di Eropa binasa. Di Irlandia, di mana

makanan pokok rakyatnya adalah kentang, timbul paceklik yang sangat

menyedihkan dan dikenal sebagai ”The Irish Famine”. Hal tersebut

menyebabkan kelaparan dan kematian, sehingga banyak rakyat Irlandia

S

Page 10: Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman - Perpustakaan UT

1.10 Dasar-dasar Perlindungan Tanaman

terpaksa merantau ke negara lain dan sebagian besar menjadi emigran ke

Amerika Serikat.

Afrika Barat yang merupakan penghasil kakao terbesar di dunia

menderita banyak kerugian karena penyakit tunas bengkak (swollen shoot)

yang disebabkan oleh virus. Gejala penyakit tersebut sudah muncul sejak

Tahun 1922, tetapi kerugian yang berupa penurunan produksi baru terasa

sejak tahun 1936. Produksi kakao Ghana mencapai 116 ribu ton pada Tahun

1936 – 1937, tetapi pada Tahun 1945 – 1948 merosot menjadi 64 ribu ton.

Pada Tahun 1942 dan 1943 terjadi paceklik yang sangat hebat di

Bangladesh, yang menyebabkan kematian lebih kurang 2 juta manusia. Hal

tersebut disebabkan oleh serangan Drechslera oryzae yang menyebabkan

penyakit bercak coklat pada tanaman padi dan menimbulkan kegagalan

panen. Peristiwa tersebut dikenal sebagai “The Great Bengal Famine”.

Di Indonesia pun terdapat beberapa kasus penyakit yang menyebabkan

kerugian sangat besar di waktu yang lampau. Pada akhir abad yang lalu

penyakit “sereh” pada tanaman tebu menimbulkan kerugian yang sangat

besar bagi industri gula di Jawa. Kerugian yang diderita sedemikian besarnya

sehingga mengancam kelangsungan perusahaan-perusahaan gula dan

perkebunan tebu di Jawa.

Penyakit karat daun kopi yang disebabkan oleh Hemileia vastatrix sangat

menentukan perkembangan perkebunan kopi di Indonesia. Sebelum

timbulnya penyakit karat tersebut, sejak abad ke 18 di Jawa ditanam kopi

jenis Arabika (Coffea arabica) yang terkenal mempunyai mutu (aroma) yang

tinggi. Penyakit karat daun kopi yang mulai menjadi masalah sejak Tahun

1880 membinasakan kopi Arabika tersebut yang terbukti sangat rentan.

Akibatnya tanaman kopi di perkebunan diganti dengan kopi jenis Robusta

(C. canephora) yang sangat tahan terhadap penyakit karat daun hingga

sekarang ini. Penggantian jenis kopi tersebut memerlukan biaya yang tidak

sedikit, meskipun mutu kopi jenis Robusta lebih rendah dibandingkan dengan

jenis Arabika. Penyakit yang sama terjadi juga di Srilanka, sehingga

menyebabkan pergantian perkebunan kopi menjadi perkebunan teh. Hal

tersebut mengakibatkan kebiasaan orang Inggris, yang merupakan

pengekspor kopi dari Srilanka, yang semula peminum kopi berubah menjadi

peminum teh sampai sekarang.

Masih banyak lagi kasus penyakit tumbuhan di Indonesia yang

menyebabkan kerugian besar dan perubahan pada sistem budi daya tanaman.

Penyakit padi yang dikenal dengan nama “hama mentek” menyebabkan

Page 11: Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman - Perpustakaan UT

LUHT4310/MODUL 1 1.11

kerusakan pada puluhan ribu hektar sawah, terutama di daerah Bojonegoro,

sehingga menimbulkan berkurangnya produksi beras. Sejak Tahun 1950-an

terjadi kemunduran pada tanaman jeruk di Jawa, terutama jenis jeruk Siam,

karena penyakit citrus vein phloem degenartion (CVPD). Pohon jeruk CVPD

hanya bertahan beberapa tahun saja dengan memberikan hasil 2 – 3 kali

panen.

Masalah penyakit tumbuhan selalu bermunculan setiap saat. Selain

penyakit-penyakit yang sudah sering menimbulkan masalah setiap musim

tanam, sering dijumpai penyakit-penyakit yang belum dikenal sebelumnya.

Sering timbul pertanyaan mengapa sekarang terdapat lebih banyak penyakit

tumbuhan daripada waktu yang silam. Beberapa kemungkinan timbulnya

penyakit-penyakit baru adalah:

1. Penyebaran yang lebih meluas dari suatu penyakit (lama).

Semakin maju dan luasnya aktivitas perdagangan dan pengangkutan

bahan-bahan tanaman memungkinkan pemasukan penyakit dari daerah lain

melalui bahan-bahan tanaman tersebut. Jika suatu tanaman memasuki suatu

daerah baru, cepat atau lambat penyakit-penyakitnya akan berkembang juga.

Pada awal tahun 1950 di Indonesia berkembang penyakit baru pada daun teh

yaitu cacar daun teh (Exobasidium vexans). Penyakit tersebut telah dikenal

lama di perkebunan teh di Srilanka dan India Selatan, yang kemungkinan

sumber infeksinya berasal dari daerah Assam di India Timur Laut.

2. Penggunaan varietas tanaman yang baru.

Perbaikan varietas tanaman seringkali diupayakan untuk mendapatkan

jenis tanaman yang memberikan hasil yang tinggi, baik kuantitas maupun

kualitas. Dalam hal ini seringkali sifat-sifat lainnya dikesampingkan,

termasuk sifat ketahanan terhadap hama dan penyakit. Bertambahnya

tanaman yang rentan di dalam suatu populasi tanaman akan menyebabkan

bertambah besarnya kerugian karena penyakit tertentu. Selain itu

memungkinkan munculnya jenis penyakit baru yang disebabkan oleh

munculnya strain (ras) baru dari suatu patogen.

3. Perubahan cara bercocok tanam.

Intensifikasi pertanian merupakan upaya untuk mencukupi kebutuhan

makanan penduduk. Penanaman secara intensif mencakup antara lain

penanaman satu jenis tanaman pada hamparan yang luas (monokultur),

Page 12: Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman - Perpustakaan UT

1.12 Dasar-dasar Perlindungan Tanaman

pengairan dan pemupukan yang lebih tinggi, jarak tanam yang lebih rapat,

dan sering digunakan jenis tanaman dengan daya hasil tinggi meskipun

rentan terhadap hama dan penyakit. Tindakan tersebut sangat mempengaruhi

kemampuan penyakit untuk berkembang. Intensifikasi perkebunan karet di

Brasil menimbulkan munculnya penyakit hawar daun Amerika Selatan

(South American leaf blight/SALB) yang disebabkan oleh Microcyclus ulei.

Penyakit tersebut tidak pernah menimbulkan masalah ketika tanaman karet

masih berada di habitat asalnya, yaitu hutan-hutan di Amazon.

4. Perkembangan pengetahuan manusia.

Setengah abad yang lalu bila ada tanaman yang menguning, layu dan

kemudian mati biasanya dikaitkan dengan masalah kekeringan, atau tanah

yang kurang subur. Tetapi sekarang diketahui bahwa gejala tersebut

berhubungan dengan infeksi oleh virus, atau bakteri, atau OPT lainnya.

Banyak petani beranggapan bahwa timbulnya bercak-bercak pada daun

kacang tanah merupakan pertanda bahwa tanaman sudah siap dipanen.

Selanjutnya diketahui bahwa bercak-bercak tersebut disebabkan oleh infeksi

cendawan Cercospora personata atau Cercosopra arachidicola.

B. SEJARAH PENTING HAMA TUMBUHAN

Beberapa contoh kelompok hewan yang dapat berperan sebagai hama

bagi tanaman, antara lain:

• Filum chordata.

Klas mammalia: tikus, bajing, kelinci, babi hutan, gajah, kera.

Klas aves (burung): burung pemakan biji-bijian.

• Filum Arthropoda

Klas Insekta: serangga

Klas Arachnida: tungau

• Filum Molusca

Klas Gastropoda: bekicot, keong, siput

Dari kelompok hewan hama seperti disebutkan di atas serangga teryata

merupakan golongan hewan utama yang hidup sebagai hama. Ada beberapa

faktor yang menyebabkan serangga sering menjadi hama yaitu:

a) Serangga merupakan kelompok terbesar di dalam dunia hewan yaitu

kurang lebih 2/3 dari spesies hewan yang diketahui adalah serangga.

Page 13: Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman - Perpustakaan UT

LUHT4310/MODUL 1 1.13

b) Serangga memiliki kemampuan daya adaptasi yang tinggi, misalnya

serangga mampu hidup di daerah lembah hingga puncak gunung,

serangga mampu hidup di daerah gurun pasir, daerah tropis, daerah

tundra, bahkan daerah kutub bumi.

c) Serangga mempunyai jenis makanan yang beragam. Dengan adanya

keragaman jenis makanan maka kompetisi antar serangga untuk

memperebutkan makanan menjadi kecil. Dengan tidak adanya perebutan

makanan tersebut maka serangga-serangga dari berbagai jenis yang

berbeda dapat saling hidup berdampingan.

d) Serangga mampu berkembang biak dengan cepat. Kemampuan serangga

berkembang biak dengan cepat menyebabkan serangga cepat pula

menyesuaikan perubahan yang terjadi di lingkungan.

e) Serangga termasuk hewan poikilotermik yaitu suhu tubuh serangga

berubah mengikuti perubahan suhu lingkungan sehingga lebih efisien

dalam penggunaan energi.

f) Serangga memiliki kerangka luar atau integumen untuk menjaga

evaporasi. Kemampuan menjaga evaporasi ini menyebabkan serangga

hanya membutuhkan sedikit air untuk menjaga keberlangsungan

hidupnya.

Jumlah dan jenis serangga yang banyak tersebut mempunyai berbagai

peran yang mendukung keberlangsungan mahluk hidup di planet bumi ini.

Dari seluruh jumlah spesies serangga yang diketahui (1 juta jenis serangga),

serangga hama hanya berjumlah 1% saja, selebihnya merupakan serangga

berguna antara lain serangga-serangga yang berperan sebagai dekomposer,

penyerbuk, penghasil makanan dan bahan-bahan yang berguna bagi manusia.

Serangga mempunyai peran negatif sebagai hama karena serangga

merugikan manusia dalam hal memakan tanaman pertanian, pemakan bahan

makanan persediaan (hama gudang), penular penyakit pada manusia, hewan

dan tumbuhan. Ada tiga faktor utama yang mendorong berkembangnya

serangga menjadi hama yang merugikan manusia, yaitu:

a) Manusia mengubah lingkungan asli serangga untuk dijadikan usaha

pertanian dengan memasukkan spesies tanaman baru yang sebelumnya

tidak ada.

Sebagai contoh kasus pengubahan lingkungan asli serangga terjadi pada

Tahun 1950-an di Colorado USA yaitu dilakukan pembukaan ladang

Page 14: Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman - Perpustakaan UT

1.14 Dasar-dasar Perlindungan Tanaman

kentang. Tanaman kentang tersebut bukan berasal dari Colorado. Kumbang

kentang Colorado (Colorado potato bettle), Leptinotarsa decemilinata

(Coleoptera: Chrysomelidae), yang sebelumnya hidup pada jenis-jenis

solanaceae liar berubah menjadi hama karena ketersediaan makanan

berlimpah berupa tanaman kentang (termasuk famili solanaceae) yang

dibudidayakan secara intensif. Karena keterbatasan musuh alami di alam,

kumbang ini menjadi tidak mempunyai kompetitor yang menjadi pembatas

kehidupannya.

Masalah OPT kentang juga terjadi di Indonesia. Kentang bukan

merupakan tanaman asli Indonesia melainkan tanaman introduksi.

Keterbatasan musuh alami menyebabkan pengendalian alami OPT kentang

sulit dilakukan sehingga penanam kentang menjadi mahal karena besarnya

biaya yang dikeluarkan untuk pengendalian OPT tersebut. Lain halnya

dengan tanaman asli Indonesia, seperti pisang, mangga, atau rambutan,

dimana masalah OPT pada tanaman tersebut tidak banyak dilaporkan. Hal

tersebut mungkin dikarenakan tersedianya banyak musuh alami sebagai

faktor pembatas melimpahnya populasi OPT.

Contoh lain pemasukan jenis tanaman baru yaitu saat pemasukan

varietas padi IR dan IRRI ke Indonesia pada Tahun 1970-an. Serangga

wereng Nilaparvata lugens (Hemiptera: Delphacidae) berubah menjadi hama

penting karena padi ditanam terus menerus, dengan pemupukan N dosis

tinggi, dan jarak tanam yang rapat sehingga kondisi tanaman lemah.

b) Hewan atau serangga terbawa ke tempat baru melintasi rintangan

geografis tertentu tetapi musuh alami (predator dan parasitoid)

tertinggal di tempat asal.

Contoh kasus ini misalnya terjadi pada serangga Icherya purchasi

(Hemiptera: Pseudococcidae) atau kutu putih asal Australia yang hidup pada

tanaman Casia. Pada tahun 1968 Casia di ekspor ke California USA dan kutu

putih ini ikut terbawa. Di California kutu putih tersebut menyerang tanaman

jeruk. Untuk mengendalikan hama tersebut dilakukan pemasukan musuh

alaminya dari Australia yaitu parasitoid Cryptochaetum coryas (Diptera) dan

predator Roddia cardinalis (Coleoptera). Larva Diptera tersebut hidup di

dalam tubuh I. Purchasi sedangkan larva dan imago predator Coleoptera

memakan I. purchasi.

Serangga lain yang menjadi hama setelah melintasi rintangan geografis

adalah Heteropsylla cubana (Hemiptera: Psyllidae) atau di Indonesia dikenal

Page 15: Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman - Perpustakaan UT

LUHT4310/MODUL 1 1.15

dengan nama kutu loncat. H. cubana ini berasal dari kawasan Karibia

terutama Cuba. Serangga berpindah secara alami melewati Florida, Hawai,

Kepulauan Pasifik, Guam, Filipina, Indonesia, Malaysia, Papua Nugini dan

Australia. Hama tersebut selanjutnya dikendalikan dengan memasukkan

musuh alaminya dari Cuba yaitu Curinus coeruleus (Coleoptera:

Coccinelidae).

c) Penetapan ambang ekonomi suatu populasi hewan atau serangga

perusak tanaman yang lebih rendah atau menurunnya toleransi manusia

terhadap kerusakan tanaman.

Pengertian dari pernyataan di atas adalah perbedaan sudut pandang

manusia terhadap hama, misalnya terhadap Thrips sp. Thrips sp. adalah

serangga dengan tipe alat mulut meraut menghisap, hidup di bawah lipatan

daun atau bunga, dengan ciri kerusakan adanya bekas rautan warna

keperakan kemudian berubah menjadi coklat. Thrips sp. akan menjadi hama

utama pada tanaman beringin bonsai karena membuat daun melipat sehingga

dapat merusak penampilan bonsai. Lain halnya jika Thrips sp. ini hidup pada

tanaman beringin di alam. Sebanyak apapun populasi Thrips sp. pada pohon

beringin tersebut bukan menjadi hama yang harus dikendalikan.

1) Sebutkan beberapa peran negatif serangga bagi kehidupan manusia.

2) Sebutkan beberapa faktor yang menyebabkan serangga sering menjadi

kelompok hewan utama yang menjadi hama?

3) Faktor apa saja yang dapat menyebabkan serangga berubah tingkah laku

menjadi hama tanaman?

4) Sebutkan beberapa faktor yang memungkinkan munculnya penyakit-

penyakit tanaman yang baru.

5) Berikan contoh kasus di mana penyakit tumbuhan dapat menyebabkan

perubahan dalam kehidupan manusia.

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,

kerjakanlah latihan berikut!

Page 16: Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman - Perpustakaan UT

1.16 Dasar-dasar Perlindungan Tanaman

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Peran negatif serangga bagi kehidupan manusia antara lain: memakan

tanaman pertanian, pemakan bahan makanan persediaan (hama gudang),

penular penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan.

2) Faktor yang menyebabkan serangga sering menjadi kelompok hewan

utama yang menjadi hama yaitu: serangga merupakan kelompok terbesar

di dalam dunia hewan, serangga memiliki daya adaptasi yang tinggi,

serangga memiliki jenis tanaman yang beragam, serangga mampu

berkembang biak dengan cepat, serangga termasuk hewan poikilotermik,

serangga memiliki kerangka luar untuk menjaga evaporasi.

3) Faktor yang menyebabkan serangga berubah tingkah laku menjadi hama

tanaman yaitu : manusia mengubah lingkungan asli serangga untuk

dijadikan usaha pertanian dengan memasukkan spesies tanaman baru

yang sebelumnya tidak ada; hewan atau serangga terbawa ke tempat baru

melintasi rintangan geografis tertentu tetapi musuh alami (predator dan

parasitoid) tertinggal di tempat asal; penetapan ambang ekonomi suatu

populasi hewan atau serangga perusak tanaman yang lebih rendah atau

menurunnya toleransi manusia terhadap kerusakan tanaman.

4) Beberapa faktor yang memungkinkan timbulnya penyakit tanaman yang

baru adalah : penyebaran yang lebih meluas dari suatu penyakit (lama);

penggunaan varietas tanaman yang baru; perubahan cara bercocok

tanam; perkembangan pengetahuan manusia.

5) Penyakit hawar daun kentang yang menimbulkan kelaparan dan

kematian menyebabkan sebagian rakyat Irlandia berpindah tempat

tinggal ke Amerika Serikat; kebiasaan minum kopi orang Inggris

berubah menjadi kebiasaan minum teh setelah penyakit karat daun kopi

menyebabkan kehancuran perkebunan kopi di beberapa negara

kolonisasi Inggris.

Gangguan pada tanaman yang disebabkan oleh hama dan penyakit

telah dikenal oleh manusia sejak dahulu. Kerugian yang ditimbulkan

oleh terjadinya wabah penyakit pada tanaman bernilai ekonomi tinggi,

tidak hanya menyebabkan terjadinya kerugian ekonomi, tetapi juga

menyebabkan perubahan yang penting pada kehidupan manusia.

RANGKUMAN

Page 17: Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman - Perpustakaan UT

LUHT4310/MODUL 1 1.17

Sebagai contoh adalah pengaruh penyakit hawar daun kentang di Eropa,

dan penyakit karat daun kopi di Asia. Hal yang serupa juga terjadi pada

serangan hama pada berbagai komoditi pertanian yang penting.

Munculnya hama-hama baru seperti kumbang kentang Colorado, kutu

putih di Amerika Serikat, atau kutu loncat di Indonesia merupakan

konsekuensi dari kegiatan pertanian manusia sendiri.

Lingkarilah huruf (B) bila pernyataan di bawah ini benar dan (S) bila salah

1) B – S Gejala ergotisme terjadi pada tanaman rye yang terserang

Claviceps purpurea.

2) B – S Penyakit hawar daun kentang yang disebabkan oleh Phytophthora

infestans menjadi penyebab musim paceklik di Eropa pada

pertengahan Tahun 1800-an.

3) B – S Musim paceklik juga terjadi di Bangladesh karena penyakit pada

kentang.

4) B – S CVPD adalah suatu penyakit yang menyerang tanaman apel.

5) B – S Munculnya penyakit SALB di Brasil disebabkan karena

penanaman skala luas tanaman karet secara monokultur.

6) B – S Serangga sangat potensial menjadi hama tanaman karena

memiliki jenis makanan yang sangat beragam.

7) B – S Sebagian besar spesies serangga di dunia merupakan serangga

hama.

8) B – S Leptinotarsa decemilinata menjadi hama penting kentang setelah

terjadinya intensifikasi penanaman kentang.

9) B – S Musuh alami hama kutu loncat yang menyerang tanaman lamtoro

di Indonesia adalah Heteropsylla cubana.

10) B – S Pada tanaman beringin bonsai Thrips sp. menyebabkan

kekerdilan.

TES FORMATIF 2

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

Page 18: Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman - Perpustakaan UT

1.18 Dasar-dasar Perlindungan Tanaman

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang

terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.

Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan

Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali

80 - 89% = baik

70 - 79% = cukup

< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat

meneruskan dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus! Jika masih di bawah 80%,

Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang

belum dikuasai.

Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar

100%Jumlah Soal

Page 19: Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman - Perpustakaan UT

LUHT4310/MODUL 1 1.19

Kegiatan Belajar 3

Pengertian dan Terminologi Penting

ebelum mempelajari beberapa konsep, strategi dan cara-cara

perlindungan tanaman, perlu dipahami dahulu beberapa konsep penting

yang berhubungan dengan penyakit tumbuhan dan hama tumbuhan serta

beberapa terminologi yang akan banyak digunakan.

1. Definisi dan terminologi dalam ilmu penyakit tumbuhan.

Terdapat berbagai definisi dan konsep penyakit tumbuhan. Konsep

penyakit tumbuhan yang dikemukakan oleh Whetzel (1929) merupakan

konsep yang diterima banyak orang. Menurut Whetzel, penyakit tumbuhan

adalah suatu proses fisiologi tumbuhan yang abnormal dan merugikan, yang

dapat disebabkan oleh faktor primer (biotik dan abiotik) dan gangguannya

bersifat terus menerus serta akibatnya dinyatakan oleh aktivitas sel atau

jaringan yang abnormal, yang disebut sebagai gejala.

Terminologi dalam ilmu penyakit tumbuhan masih banyak yang belum

dibakukan, namun akan dijelaskan di bawah ini beberapa istilah umum yang

banyak dipakai dalam ilmu penyakit tumbuhan.

Parasit : Organisme yang sebagian atau seluruh kebutuhan makanannya

untuk hidup bergantung kepada organisme hidup lain. Parasit obligat : parasit yang hidupnya terbatas pada jaringan hidup saja. Disebut

juga “biotrof”. Parasit fakultatif : organisme yang dapat bersifat parasit walaupun sebenarnya ia

adalah saprofit. Saprofit : Organisme yang memperoleh makanannya dari bahan organik

mati. Saprofit fakultatif : parasit yang mempunyai kemampuan hidup sebagai saproba. Nekrotrof : organisme yang dapat tumbuh di atas jaringan yang telah

dimatikan. Inang (Host) : organisme hidup lain yang diparasit, biasa juga disebut “susep”

(host-parasit; susep-patogen). Tanda penyakit : Struktur dari suatu patogen yang berasosiasi dengan tanaman

yang terinfeksi. Gejala penyakit : Ekspresi inang atau susep terhadap kondisi penyakit patologik Sindrom : urutan atau seri dari gejala penyakit Gejala primer : gejala yang timbul segera & langsung serta dekat dengan

jaringan tumbuhan yang diserang Gejala sekunder : gejala yang timbul jauh dari jaringan tumbuhan yang diserang. Gejala lokal : gejala yang dicirikan dengan perubahan struktur yang jelas dan

S

Page 20: Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman - Perpustakaan UT

1.20 Dasar-dasar Perlindungan Tanaman

sangat terbatas, biasanya dalam bentuk bercak Gejala sistemik : kondisi penyakit yang lebih luas & tidak jelas batasnya, misalnya

mosaik, belang, dan layu. Gejala morfologi : gejala luar yang dapat dilihat & dapat diketahui melalui bau, rasa

dan raba; dapat ditunjukkan oleh seluruh tumbuhan atau tiap organ dari tumbuhan

Gejala histology : gejala yang hanya dapat diketahui lewat pemeriksaan mikroskopi dari jaringan yang sakit.

Gejala hiperplasia : gejala yang timbul karena hasil pertumbuhan yang luar biasa dalam ukuran atau perkembangan dini yang abnormal dari organ tumbuhan

Gejala hipoplasia : gejala timbul karena adanya hambatan atau kegagalan dari tanaman /organ untuk berkembang secara penuh

Gejala nekrotik : gejala penyakit yang ditandai dengan degenerasi protoplas, diikuti dengan matinya sel-sel, jaringan, organ & seluruh tumbuhan

Patogen : dalam arti luas adalah tiap agen yang menyebabkan penyakit, tetapi istilah ini biasanya hanya untuk menunjukkan penyebab penyakit yang tergolong organisme hidup saja terutama cendawan, bakteri, nematoda, virus, dan tumbuhan yang parasitik.

Inokulum : bagian dari koloni patogen yang dapat digunakan untuk melakukan inisiasi penyakit.

Patogenisitas : kemampuan suatu patogen untuk menimbulkan suatu penyakit. Patogenesis : proses perkembangan/terjadinya penyakit pada tanaman atau

rangkaian tahapan yang harus dilalui patogen untuk dapat menimbulkan penyakit pada inangnya

Virulensi : ukuran atau tingkat patogenisitas suatu patogen. Keganasan (aggressiveness) :

kemampuan parasit per satuan waktu untuk menyerang dan tumbuh serta berkembang biak di dalam tumbuhan inangnya

Kebal (immune) : bebas dari infeksi. Tumbuhan dapat mencegah masuknya patogen dalam jaringan.

Ketahanan (resistance) : Kemampuan untuk mencegah perkembangan patogen selanjutnya dalam jaringan tumbuhan inang

Toleransi : kemampuan tanaman untuk bertahan terhadap infeksi patogen, sehingga walaupun patogen terdapat di dalam jaringan tanaman tetapi tidak menimbulkan gejala penyakit.

Reaksi hipersensitif : reaksi tumbuhan terhadap infeksi patogen yang menunjukkan bercak-bercak nekrotik yang kecil akibat kematian yang cepat dari sel-sel tumbuhan sehingga menghentikan perkembangan patogen.

2. Beberapa Pengertian dan konsep penting ilmu hama tanaman.

Berdasarkan jenis makanannya serangga dapat dibagi menjadi beberapa

kelompok:

Page 21: Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman - Perpustakaan UT

LUHT4310/MODUL 1 1.21

1. Serangga monofag yaitu serangga yang hanya mempunyai satu jenis

makanan saja, misalnya Elaeidobius kamerunicus hanya makan bunga

jantan kelapa sawit.

2. Serangga oligofag yaitu serangga yang makan beberapa jenis makanan

tetapi makanan tersebut masih dalam satu kelompok atau famili,

misalnya serangga yang hanya makan daun dari tanaman famili

Cucurbitaceae, famili Palmae.

3. Serangga polifag adalah serangga yang mempunyai kisaran inang yang

banyak seperti Spodoptera sp. mempunyai inang dari talas, kedelai,

jagung, kapas, dll

4. Serangga karnivora adalah serangga yang makan serangga atau hewan

lain.

5. Serangga saprofag adalah serangga yang memakan sisa-sisa bahan

organik

6. Serangga koprofag adalah serangga yang makan kotoran hewan lain.

7. Serangga fitofag adalah serangga yang memakan tumbuhan

Populasi serangga di alam sangat potensial untuk berkembang menjadi

hama tanaman, terutama dengan adanya campur tangan manusia dalam

pengelolaan sumber daya alam. Pengertian hama tanaman dapat dilihat dari

konsep populasi dan konsep ekonomi. Pada suatu kondisi serangga X yang

berada di suatu ekosistem tidak menjadi masalah hal ini karena jumlah

populasi X rendah. Serangga X populasinya rendah karena faktor pengendali

alami seperti predator, parasitoid, patogen bekerja dengan baik. Serangga X

ini berada di garis keseimbangan awal. Suatu saat serangga X ini meningkat

populasinya sehingga memasuki garis keseimbangan baru. Populasi X pada

garis keseimbangan baru menimbulkan kerusakan pada tanaman sehingga X

disebut hama yang harus dikendalikan. Keadaan X menjadi hama ini karena

ekosistem pertanian tidak stabil, pengendalian alami tidak berjalan dengan

baik sehingga populasi X relatif tinggi bahkan kadang-kadang eksplosif.

Untuk mengendalikan hama dikembangkan konsep AE (Ambang

Ekonomi) dan TKE (Tingkat Kerusakan Ekonomi). Ambang Ekonomi atau

Economic Threshold adalah tingkat populasi hama yang sudah mulai

menimbulkan kerusakan dan kerugian ekonomi. Tingkat populasi ini perlu

dikendalikan untuk mencegah peningkatan populasi yang terus berlanjut yang

dapat mengakibatkan kerusakan ekonomi. Tingkat Kerusakan Ekonomi atau

Page 22: Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman - Perpustakaan UT

1.22 Dasar-dasar Perlindungan Tanaman

Economic Injury Level adalah tingkat dimana hama menimbulkan kerusakan

dan kerugian ekonomi yang nyata.

Secara konsepsi Ambang Ekonomi terletak dibawah Tingkat Kerusakan

Ekonomi. Hal ini dibuat demikian dengan anggapan bila populasi hama telah

mencapai Ambang Ekonomi kemungkinan besar populasi akan terus

meningkat sehingga akan menimbulkan kerusakan tanaman dengan kerugian

ekonomi yang nyata. Agar populasi hama tidak mencapai Tingkat Kerusakan

Ekonomi harus diadakan tindakan pengendalian pada saat populasi masih

berada pada AE. Dengan demikian batas penetapan kapan hama dikendalikan

adalah pada saat berada di Ambang Ekonomi.

Untuk menetapkan Ambang Ekonomi dan Tingkat Kerusakan Ekonomi

diperlukan satuan sebagai acuan yaitu:

Jumlah serangga per satuan tanaman atau bagian tanaman atau luasan

areal. Sebagai contoh ambang ekonomi Oryctes rhinoceros (Kumbang

Tanduk) adalah 5 ekor per 1 ha tanaman kelapa sawit. Ulat api Setotosea

asigna mempunyai ambang ekonomi 10 ekor per pelepah daun kelapa

sawit.

Tingkat kerusakan atau intensitas serangan per tanaman, bagian tanaman

atau luasan areal. Sebagai contoh jumlah puru per rumpun, jumlah beluk

per meter persegi.

Faktor yang mempengaruhi ambang ekonomi dan tingkat kerusakan

ekonomi adalah harga faktor produksi seperti harga benih, harga pupuk, upah

buruh dan nilai ekonomi komoditas. Sebagai contoh dalam mengusahakan

tanaman singkong faktor produksi yang diperlukan hanya buruh yang

diperlukan saat penanaman dan penyiangan gulma pada awal penanam,

seringkali tanaman ini tidak diberi pupuk, setelah di tanam tanaman dibiarkan

selama 9 bulan untuk kemudian dipanen hasilnya. Dari segi ekonomi harga

singkong jauh dibawah harga tanaman hias misalnya sehingga adanya hama

dan penyakit pada tanaman tersebut tidak menjadi konsen petani apalagi hasil

yang nantinya dipanen adalah umbinya bukan bagian atas vegetatifnya.

Kondisi seperti ini menyebabkan tanaman singkong mempunyai ambang

ekonomi yang tinggi, adanya OPT yang sampai merusak daun pun belum

dianggap hama yang harus dikendalikan. Lain halnya kasus tanaman hias

dimana adanya kerusakan sedikit pada daun dan bunga tanaman akan sangat

merusak nilai ekonomi tanaman. Maka adanya 5 ekor kumbang pemakan

daun dan bunga sudah merupakan hama yang harus di kendalikan.

Page 23: Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman - Perpustakaan UT

LUHT4310/MODUL 1 1.23

3. Akibat Penggunaan Pestisida

Munculnya masalah hama yang menimbulkan kerusakan serius bahkan

puso pada tanaman pertanian disebabkan akibat penggunaan pestisida yang

kurang tepat atau kurang bijaksana. Penggunaan pestisida yang semula

ditujukan untuk mengurangi populasi hama, tetapi karena kurangnya

pengetahuan dan perhitungan, akhirnya pestisida tersebut malahan

meningkatkan populasi hama. Ada beberapa faktor mengapa populasi hama

malah meningkat setelah aplikasi pestisida yaitu:

a. Ketahanan hama terhadap pestisida (resistensi hama)

Dari sekumpulan individu atau populasi hama terdapat individu yang

memiliki sifat genetik yang memang tahan terhadap suatu pestisida.

Individu-individu yang tahan tersebut kemudian berkembang menjadi

populasi yang tahan terhadap pestisida yang digunakan. Istilah resistensi

adalah mengenai suatu populasi serangga hama yang tidak dapat

dikendalikan dengan dosis insektisida yang dahulunya mengendalikan

(membunuh) hampir semua anggota populasi itu.

c. Resurgensi hama

Penggunaan pestisida pada tahap awal dapat menekan populasi hama

namun dalam periode waktu tertentu populasi hama meningkat kembali

akibat kematian musuh alami.

e. Timbulnya hama sekunder

Penggunaan pestisida menyebabkan populasi hama yang lama terkendali

namun muncul hama baru yang sebelumnya tidak menjadi masalah.

Hama tersebut sebelumnya sudah ada tetapi populasinya dapat

dikendalikan oleh musuh alami. Contoh timbulnya hama sekunder ini

adalah wereng coklat. Sebelum adanya aplikasi pestisida yang kurang

bijaksana wereng yang sebelumnya sudah ada di lapangan tidak menjadi

masalah. Dengan adanya pemakaian insektisida berjadwal pada era tahun

1970-an, penanaman tanaman yang terus menerus, tanaman sukulen

karena tingginya dosis pupuk N, dan matinya musuh alami menyebabkan

populasi wereng meledak bahkan sampai menimbulkan puso puluhan

hektar.

Page 24: Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman - Perpustakaan UT

1.24 Dasar-dasar Perlindungan Tanaman

Lengkapilah pernyataan di bawah ini.

Menurut Whetzel, penyakit tumbuhan adalah proses fisiologi yang

abnormal yang disebabkan oleh faktor (1) …………………….. dan (2)

......................................... yang terjadi secara (3) .....................................

sehingga menyebabkan munculnya (4)............... Patogen yang hidupnya

tergantung pada tanaman yang masih hidup disebut sebagai (5) ...............;

sedangkan patogen yang dapat hidup pada jaringan tanaman yang sudah mati

disebut (6)....................... Infeksi patogen pada tumbuhan inangnya dapat

dikenali dengan adanya tanda penyakit, yaitu (7) ................. dan gejala

penyakit, yaitu (8).................. Tanaman inang yang dapat mencegah

perkembangan patogen disebut (9).................; sedangkan tanaman inang yang

tidak dapat mencegah perkembangan patogen disebut (10)....................

Karena memiliki keragaman tanaman inang yang tinggi, Spodoptera sp

termasuk dalam kelompok serangga (11)...............; sedangkan Elaeidobius

kamerunicus termasuk kelompok serangga (12)............ karena hanya makan

bunga jantan kelapa sawit. Faktor pengendali alami yang menentukan

keseimbangan populasi serangga hama adalah (13) .................;

(14).................; dan (15) .................. Bila keseimbangan alami terganggu

populasi serangga hama dapat mencapai Ambang Ekonomi, yaitu (16)

....................; atau bahkan mencapai Tingkat Kerusakan Ekonomi, yaitu (17)

................ Upaya pengendalian populasi hama menggunakan bahan kimia

sintetik seringkali menimbulkan masalah baru, antara lain (18).....................;

(19).........................; dan (20) ......................

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Biotik

2) Abiotik

3) terus menerus

4) gejala penyakit

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,

kerjakanlah latihan berikut!

Page 25: Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman - Perpustakaan UT

LUHT4310/MODUL 1 1.25

5) Parasit

6) Saprofit

7) Struktur dari suatu patogen yang berasosiasi dengan tanaman yang

terinfeksi.

8) Ekspresi inang atau susep terhadap kondisi penyakit patologik.

9) Tanaman tahan atau resisten

10) Tanaman rentan atau suseptibel

11) Polifag

12) Monofag

13) Parasitoid

14) Predator

15) (Entomo)patogen

16) Tingkat populasi hama yang sudah mulai menimbulkan kerusakan dan

kerugian ekonomi

17) Tingkat dimana hama menimbulkan kerusakan dan kerugian ekonomi

yang nyata.

18) Resistensi hama

19) Resurgensi hama

20) Timbulnya hama sekunder

Beberapa konsep dan pengertian yang berhubungan dengan penyakit

dan hama tumbuhan perlu dipahami untuk mempelajari lebih lanjut

mengenai strategi dan cara-cara perlindungan tanaman.

1) Kemampuan suatu patogen untuk menimbulkan penyakit disebut….

A. virulensi

B. patogenisitas

C. patogenesis

D. agresivitas

RANGKUMAN

TES FORMATIF 3

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

Page 26: Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman - Perpustakaan UT

1.26 Dasar-dasar Perlindungan Tanaman

2) Organisme saprofit yang dapat bersifat parasit dikenal dengan sebutan….

A. Saprofit fakultatif

B. Parasit fakultatif

C. Saprofit obligat

D. Parasit obligat

3) Gejala infeksi virus tumbuhan yang berupa mosaik dapat digolongkan

dalam Gejala kelompok….

A. primer

B. sekunder

C. lokal

D. sistemik

4) Secara umum bagian dari patogen yang dapat menginisiasi infeksi

disebut dengan….

A. inokulum

B. isolat

C. spora

D. miselium

5) Tanaman yang tidak menunjukkan gejala walaupun terinfeksi patogen

tergolong dalam tanaman….

A. tahan

B. kebal

C. toleran

D. hipersensitif

6) Yang dimaksud dengan Ambang Ekonomi dalam konsep pengendalian

hama adalah….

A. Ambang batas populasi hama

B. Tingkat populasi hama yang sudah mulai menimbulkan kerusakan

atau kerugian ekonomi

C. Batas penetapan kapan hama harus mulai dikendalikan

D. jawaban B dan C benar

7) Suatu populasi serangga hama yang tidak dapat dikendalikan dengan

dosis insektisida yang dahulunya membunuh hampir semua anggota

populasi itu disebut….

A. resistensi hama

B. resurgensi hama

C. hama sekunder

D. hama tersier

Page 27: Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman - Perpustakaan UT

LUHT4310/MODUL 1 1.27

8) Penggunaan pestisida pada tahap awal dapat menekan populasi hama

namun dalam periode waktu tertentu popolasi hama meningkat akibat

kematian musuh alami disebut….

A. resistensi hama

B. resurgensi hama

C. hama sekunder

D. hama tersier

9) Penggunaan pestisida menyebabkan populasi hama yang lama terkendali

namun muncul hama baru yang sebelumnya tidak menjadi masalah

disebut….

A. resistensi hama

B. resurgensi hama

C. hama sekunder

D. hama tersier

10) Serangga yang hanya mempunyai satu jenis makanan saja disebut

serangga….

A. monofag

B. oligofag

C. karnivora

D. fitofag

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang

terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.

Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan

Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3.

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali

80 - 89% = baik

70 - 79% = cukup

< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat

meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,

Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar

100%Jumlah Soal

Page 28: Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman - Perpustakaan UT

1.28 Dasar-dasar Perlindungan Tanaman

Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian yang

belum dikuasai.

Page 29: Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman - Perpustakaan UT

LUHT4310/MODUL 1 1.29

Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1

1) D

2) A

3) A

4) B

5) A

6) C

7) B

8) C

9) A

10) D

Tes Formatif 2

1) S Gejala ergotisme terjadi pada manusia yang memakan butir rye yang

terserang Claviceps purpurea.

2) B

3) S Musim paceklik terjadi di Bangladesh karena penyakit bercak coklat

padi.

4) S Penyakit cacar daun teh yang menyerang tanaman teh di Indonesia

diduga berasal dari daerah Assam di India.

5) B

6) B

7) S Sebagian besar spesies serangga di dunia merupakan serangga yang

berguna.

8) B

9) S Musuh alami hama kutu loncat yang menyerang tanaman lamtoro di

Indonesia adalah Curinus coeruleus.

10) S Serangan Thrips sp. pada tanaman beringin bonsai menyebabkan

daun melipat dan daun menjadi keperakan kemudian menjadi coklat

dan kering.

Page 30: Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman - Perpustakaan UT

1.30 Dasar-dasar Perlindungan Tanaman

Tes Formatif 3

1) B

2) B

3) D

4) A

5) C

6) D

7) A

8) B

9) C

10) A

Page 31: Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman - Perpustakaan UT

LUHT4310/MODUL 1 1.31

Daftar Pustaka

Agrios GN. (1997). Plant Pathology. 4th eds. San Diego: Academic Press,

Inc.

Jumar. (2000). Entomologi Pertanian. Jakarta: Rineka Cipta.

Kalshoven LGE. (1981). The Pests of Crops in Indonesia. Laan PA van

der, penerjemah. Jakarta: Ichtiar Baru – Van Hoeve. Terjemahan dari:

De Plagen van de Cultuurgewassen in Indonesië.

Natawigena H. (1990). Entomologi Pertanian. Bandung: Orba Sakti.

Schumann GL. (1993). Plant Diseases : Their Biology and Social Impact.

APS Press, St. Paul Minnesota.

Semangun H. (2001). Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Sinaga, MS. (2003). Dasar-dasar Ilmu Penyakit Tumbuhan. JakartaPenebar

Swadaya.

Untung K. 1993. Konsep Pengendalian Hama Terpadu. Yogyakarta: Andi

Offset.

Untung K. 1996. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.