Dampak Negatif HP

5
http://www.beritanet.com/Life-Style/Dokter-Kanker- Peringatkan-Bahaya-Telepon-Seluler.html DOKTER KANKER PERINGATKAN BAHAYA TELEPON SELULER Ketua lembaga penelitian kanker dari Amerika Serikat telah memberikan peringatan kepada para pegawainya untuk membatasi penggunaan telepon seluler mereka karena diperkirakan akan membawa resiko berkembangnya kanker otak. Melalui sebuah memo yang dikirimkan oleh direktur University of Pittsburgh Cancer Institute Dr. Ronald Herbman memperingatkan pengguna telepon seluler untuk mengurangi kebiasaan terlalu sering menggunakan telepon seluler, hal ini dapat menjadi langkah awal untuk mengurangi dampak negatif dari telepon seluler. “Kita seharusnya tidak hanya menunggu untuk hasil pasti dari suatu penelitian, tetapi sebuah keliruan jika merasa aman sekarang tetapi menyesal kemudian,” ungkapnya. Herbman mengatakan peringatannya mungkin terlalu dini, datanya yang berhubungan dengan akibat jangka panjang penggunaan telepon seluler yang merugikan kesehatan belum dipublish untuk umum. “Bagaimanapun fakta-fakta tersebut masih kontroversial, saya yakin ada data yang spesifik yang dapat menjamin untuk mengeluarkan laporan yang membagi suatu nasehat pencegahan dari masalah penggunaan telepon seluler ini”, lanjut Herbman. Pertama Herbman menganjurkan untuk anak-anak agar menghindari penggunaan handphone selain untuk situasi darurat. “Organ yang sedang berkembang dari janin atau

description

Tugas

Transcript of Dampak Negatif HP

http://www

http://www.beritanet.com/Life-Style/Dokter-Kanker-Peringatkan-Bahaya-Telepon-Seluler.htmlDOKTER KANKER PERINGATKAN BAHAYA TELEPON SELULER

Ketua lembaga penelitian kanker dari Amerika Serikat telah memberikan peringatan kepada para pegawainya untuk membatasi penggunaan telepon seluler mereka karena diperkirakan akan membawa resiko berkembangnya kanker otak.

Melalui sebuah memo yang dikirimkan oleh direktur University of Pittsburgh Cancer Institute Dr. Ronald Herbman memperingatkan pengguna telepon seluler untuk mengurangi kebiasaan terlalu sering menggunakan telepon seluler, hal ini dapat menjadi langkah awal untuk mengurangi dampak negatif dari telepon seluler.Kita seharusnya tidak hanya menunggu untuk hasil pasti dari suatu penelitian, tetapi sebuah keliruan jika merasa aman sekarang tetapi menyesal kemudian, ungkapnya.

Herbman mengatakan peringatannya mungkin terlalu dini, datanya yang berhubungan dengan akibat jangka panjang penggunaan telepon seluler yang merugikan kesehatan belum dipublish untuk umum.Bagaimanapun fakta-fakta tersebut masih kontroversial, saya yakin ada data yang spesifik yang dapat menjamin untuk mengeluarkan laporan yang membagi suatu nasehat pencegahan dari masalah penggunaan telepon seluler ini, lanjut Herbman.

Pertama Herbman menganjurkan untuk anak-anak agar menghindari penggunaan handphone selain untuk situasi darurat. Organ yang sedang berkembang dari janin atau organ dari tubuh anak-anak sangat sensitive terhadap efek gelombang elektromagnetik, tambah Herbman.

Herbman selalu menasehati pegawainya untuk membatasi jumlah dan waktu penggunaan telepon seluler terutama waktu menelpon, jika mungkin lebih baik menggunakan pesan tertulis, dan secara periodic menggunakan telepon tidak terlalu dekat (menempel) dengan telinga. Pada saat yang sama, beberapa penelitian yang bersifat non akademis menemukan bukti pasti akibat penggunaan telepon seluler pada fungsi otak. Efek tersebut akan terlihat dalam penggunaan jangka panjang.

Ditemukan juga bahwa hanya dengan menelepon selama 2 jam akan menutup darah ke otak dan quot; baik pada anak-anak maupun orang dewasa, kemudian toksin masuk ke aliran darah dengan melewati pembuluh darah ini menuju tengkorak kepala dan menyerang sel-sel otak. Hal ini juga akan mengganggu aktivitas elektrik alami pada otak anak sampai lebih dari 1 jam setelah menelepon.

http://www.beritanet.com/Life-Style/Consumer/Dampak-Berbahaya-Penggunan-Handphone-.html

DAMPAK BERBAHAYA DARI PENGGUNAAN HANDPHONE

Berita tambahan mengenai dampak penggunaan handphone atau ponsel atau handset ketika menyetir yang dapat berakibat lebih buruk, bila dibandingkan dampaknya ketika berbicara dengan teman satu kendaraan. Sebuah studi yang dilakukan di University of Utah Applied Cognition Lab memberikan kesimpulan bahwa menyetir dengan menelepon adalah hal yang buruk.

Studi tersebut dipublikasikan dalam Journal of Experimental Psychology, meneliti 96 orang dewasa dalam 48 pasangan ke dalam simulator driving dan menyuruh mereka menyetir selama 10 menit dan sambil menelepon dengan ponsel, membicarakan rute mana yang harus diambil. Kemudian yang lainnya hanya berbicara dengan partner di samping mereka, dan yang lainnya lagi keduanya hanya diam sambil menyetir.

Untuk yang chatting di telepon sering mengalami slip di jalan simulator, dan menyetir hampir mendekati kendaraan yang di depan. Hal itu dikarenakan sulitnya berkonsentrasi karena banyak hal yang harus dikerjakan secara bersamaan. Sedangkan yang berbicara dengan penumpang lain dalam satu kendaraan justru menampilkan performa lebih baik, mungkin karena penunpang yang diajak bicara juga memperhatikan kondisi jalan, walaupun tidak mengikuti arah pembicaraan.

Akibat jangka panjang dari penelitian yang kami lakukan adalah untuk mengerti impact dari penggunaan ponsel ketika menyetir. Dengan adanya teori yang kami berikan, orang akan mendapat informasi terlebih dahulu sebelum mereka melakukannya. kata pihak Applied Cognition Laboratory. (h_n)

Bom di Ponsel Anda

Ledakan baterai gadget kembali jadi gunjingan hangat. Jika tahun lalu baterai laptop yang bikin heboh, sekarang giliran baterai ponsel. Bagaimana sebuah baterai seukuran kotak korek api bisa meledak layaknya sebuah bom?

Sebagian besar gadget modern termasuk ponsel menggunakan baterai lithium ion. Dijuluki baterai lithium ion karena tenaga baterai ini berasal dari aliran ion-ion lithium (Li+) di dalam larutan elektrolit. Sewaktu baterai kita charge, ion lithium mengalir dari katoda (kutub positif) ke anoda (kutub negatif). Sebaliknya, ion lithium mengalir dari anoda ke katoda ketika baterai bekerja.

Elektrolit, anoda, dan katoda dikemas dalam sebuah kontainer bertekanan. Selapis separator memisahkan anoda dan katoda agar keduanya tidak saling bersinggungan. Separator itu terbuat dari plastik super tipis dengan lubang-lubang mikro yang hanya cukup dilewati ion lithium. Nah, masalahnya bermula ketika baterai diproduksi di pabrik. Ada kotoran berupa butir-butir logam yang masuk ke larutan elektrolit. Tidak banyak memang, tetapi bisa menyebabkan malapetaka. Cerita lengkapnya begini.

Pada saat charging, suhu baterai bertambah. Butiran logam akan berlarian kesana kesini, mirip dengan butiran beras dalam air yang diaduk. Jika berada di dekat separator, butir-butir logam itu bisa merobek separator. Alhasil, terjadilah hubungan pendek alias korsleting antara anoda dan katoda. Peristiwa selanjutnya mudah ditebak.

Korsleting membuat arus listrik mengalir sangat cepat. Suhu dan tekanan di dalam baterai akan meningkat drastis. Ledakan pun tak terhindarkan. Korsleting juga sanggup memercikkan bunga api layaknya pemantik. Kontan saja garam lithium yang memang mudah terbakar itu menyala hebat. Bayangkan saja, energi yang bisa membuat ponsel menyala berhari-hari itu lepas dalam sekejap.

Baterai lithium ion sekarang mesti bekerja lebih berat. Kapasitasnya dituntut makin besar, tapi ukurannya tidak boleh menggembung. Mau tak mau, pabrik baterai memakai separator yang lebih tipis dan lebih mudah bocor. Beberapa pabrik baterai non-standar nekad menghilangkan pemutus arus demi menekan harga. Tanpa alat kecil itu, baterai tetap teraliri arus meski sudah terisi penuh. Terjadilah apa yang disebut overheat atau panas berlebih. Jika sudah begitu, baterai pun berpotensi meledak tiba-tiba. Booom.

Eko Sujatmiko , penulis iptek

Gambar 1. Jeroan baterai lithium ion. Lembaran anoda dan katoda digulung dengan selapis separator di tengah-tengah. Semuanya dimasukkan dalam wadah berisi elektrolit yang dilengkapi ventilasi serta cincin anti bocor.

Gambar 2. Reaksi kimia membuat ion-ion lithium (Li+) berpindah dari anoda ke katoda. Akibatnya elektron mengalir dari anoda dan katoda sebagai arus listrik. Sewaktu di-charge, ion-ion itu dipulangkan ke katoda dengan cara memberi tegangan listrik di katoda.

Gambar 3. Butir-butir logam yang masuk ke elektolit saat baterai diproduksi bisa merobek separator, lalu membuat anoda dan katoda terhubung pendek (korsleting). Korslet juga terjadi jika butiran logam menumpuk di anoda atau katoda.