DAMPAK BULLYING TERHADAP TINGKAT KEPERCAYAAN …
Transcript of DAMPAK BULLYING TERHADAP TINGKAT KEPERCAYAAN …
DAMPAK BULLYING TERHADAP TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI
SISWA (Studi di MTs Laboratorium UIN STS Jambi)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu (S.1) dalam Bimbingan Penyuluhan Islam
Pada Fakultas Dakwah
Disusun Oleh :
YULIANA
UB. 160262
PRODI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 2020
i
ii
iii
iv
MOTTO
حين ي الش حوه الش ثغن الله
ل غبء ه ن أى ينا خيشا ه ه م عغ ي ق م ه ب ٱلزيي ءاها ل يغخش ق أي أى يه ه ي غبء عغ
ل ر ا أفغنن ل رلوض ي هي لن يني خيشا ه ي يوه ت ثئظ ٱلعن ٱلفغق ثعذ ٱل بثضا ثٱللقه
لوى ئل ن ٱلظه
له ﴾۱۱﴿الحجشاد : يزت فأ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki
merendahkan kumpualan yang lainnya, boleh jadi yang ditertawakannya itu lebih
baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merenahkan kumpulan
lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela
dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengadung ejekan.
Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang
siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (Q.S. AL-
Hujurat: 11)1
1Kementrian Agama Republik Indonesia.Alquran dan terjemahnya.Bandung, 2010.
v
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh fenomena yang terjadi yaitu banyaknya
kasus bullying yang terjadi pada anak-anak terutama pada lingkungan sekolah.Hal ini
ditambah lagi dengan pengamatan peneliti yang mendapati siswa yang melakukan
bullying terhadap temannya di MTS Laboratorium Kota Jambi.
Kebanyakan anak-anak tidak mengetahui dampak dari bullying yang terjadi di
lingkungan mereka, dikarenakan kurangnya sosialisasi dan pemahaman terhadap
dampak bullying.Banyak dari siswa siswi yang tidak mengetahui dampak bullying ini,
apabila dilakukan terus menerus dapat menurunkan tingkat kepercayaan diri terhadap
anak.Kurang beraninya korban untuk melaporkan adanya kasus bullying.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif yang bersifat fenomenologis untuk menjawab mengapa dan bagaimana
suatu peristiwa terjadi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi,
wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan metode analisis data, yaitu
Reduksi Data, Penyajian data dan Penarik Kesimpulan.
Hasil penelitian menemukan bahwa ada dua bentuk bullying yang terjadi di
Madrasah Laboratorium Kota Jambi, diantaranya adalah kasus bullying verbal dan
bullying fisik. Akan tetapi kasus yang marak terjadi di sekolah adalah kasusbullying
verbal, di karenakan kebanyakan siswa melakukkan bullying tersebut adalah untuk
ajang lelucuan bagi mereka dan teman-teman yang memang sering melakukan
bullying.Bullying verbal yang sering dilakukan oleh siswa adalah dengan sengaja
mengolok-olok, menggosip, mengejek dengan penyebutan nama orang tua,
mencemooh, dan lainnya. Jika kasus bullying ini tidak ditangani dengan tepat bisa
membuat siswa yang menjadi pelaku bullying akan semakin merasa kuat.
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil‟alamin….
Yang pertama kalinya, tidak lupa pula saya panjatkan rasa puji dan syukur kehadirat
Tuhan yang Maha Esa.Yaitu Allah SWT yang telah menciptakan alam semesta
beserta isinya.
kebanggaan bagi keluargaku tercinta Ku persembahkan karya ini….
Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga
kupersembahkan karya kecil ini untuk kedua Orang tua ku Papa yang tercinta (Drs.
Tabrani) dan Mama yang tercinta ( Ruwaidah ) yang amat sangat aku cinta dan aku
banggakan yang selalu ada untuk diriku dan keluarga.
Untuk Kakak ku ( Rani Darliana) yang selalu ada dan selalu mensupport, yang pasti
aku cintai dan aku sayangi dan juga keluarga saya yang lain yang telah banyak
memberikan saya semangat beserta dukungan kepada saya.
Saya ucapkan ribuan terima kasih juga kepada bapak dosen pembimbing I dan II
memberi masukan untuk membimbing penulisan skripsi ini, dan kepada bapak ketua
jurusan, sekretaris jurusan, beserta seluruh dosen Bimbingan dan Penyuluhan Islam.
Ucapan terimakasih ini ku persembakan juga untuk sahabatku yang sangat
membantuku dan sangat aku banggakan (Yuli Hasna),(Surtina),(Reti Shintia),(Nurul
Hikmah), (Siti Zuhratunnisa),(Ria Susanti) dan seluruh Teman-teman BPI angkatan
2016 yang tidak bisa disebutkan namanya., Kepada semua teman KKN ku keluarga
besar Posko 38 terima kasih tiada tara atas segala support yang telah diberikan
selama ini dan semoga saudaraku tercinta dapat menggapai keberhasilan di
kemudian hari.
Terimakasih.
vii
KATA PENGANTAR
حين حوي الش الش ثغن الل
„‟Dengan Menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang‟‟
Segala puji bagi Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, atas taufiq
dan hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan
baik dan benar tanpa ada halangan sekalipun. Shalawat serta salam buat baginda Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya kealam yang terang benderang
dengan cahaya iman, taqwa dan Ilmu pengetahuan.
Perjalanan panjang yang luar biasa, yang sangat melelahkan kerja keras siang
dan malam demi menyelesaikan karya sederhana ini, namun akan terasa begitu indah
akan selalu penulis ingat dan kenang sebagai kebangaan dan candaan untuk anak dan
suami diwaktu yang telah di takdirkan nanti, suka cita senang dan bahagia semua itu
telah di rasakan dalam merampungkan dan menyelesaikan skripsi yang berjudul
”Dampak Bullying Terhadap Tingkat Kepercayaan Diri Remaja Studi di MTS
Laboratorium Kota Jambi’’.Untuk mendapatkan gelar Strata Satu (S1) Jurusan
Bimbingan Penyuluhan Islam, Fakultas Dakwah di UIN STS Jambi, pencapaian ini
adalah titik akhir dengan penuh sangat rasa syukur dan bahagia.
Skripsi ini bukanlah hasil karya dari perjuangan diri sendiri, namun banyak
pihak yang turut membantu serta memeotivasi, bantuan dukungan dalam
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu ucapan terimakasih yang tak terhingga
penulis ucapkan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi Asyari, M.A, Ph.D selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Ibu Dr. Rofidah, S.E., M,EI selaku Wakil
Rektor I, Bapak Dr. As‟ad Isma, M.Pd selaku Wakil Rektor II, Bapak Dr. Bahrul
Ulum, S.Ag., MA selaku Wakil Rektor III Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr. Zulqarnin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Dakwah Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr.D.I Ansusa Putra, LC,M.A.M.Hum selaku Wakil Dekan I Fakultas
Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Arfan Aziz, M.Soc,Sc.,Ph.D selaku wakil Dekan II Fakultas Dakwah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Bapak Dr. Samin Batubara, M. HI selaku Wakil Dekan III Fakultas Dakwah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
6. Bapak Dr. A Yunus, M. Pd. I selaku ketua prodi Bimbingan Penyuluhan Islam
beserta bapak Ahdiyat Mahendra, M. Hum selaku seketaris Prodi Bimbingan
Penyuluhan Islam.
7. Bapak Dr. Sya‟roni, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang selalu membimbing
dan memotivasi sehingga skripsi ini menjadi lebih baik lagi.
viii
8. Ibu Neneng Hasanah, M. Pd. I selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan arahan yang positif kepada penulis untuk
menghasilkan skripsi yang lebih baik lagi.
9. Bapak Prof. Dr. Ahmad Syukri, SS.,M.Ag, selaku Pembimbing Akademik yang
sudah membimbing dan memotivasi saya selama ini.
10. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah UIN STS Jambi, terima kasih banyak atas Ilmu
yang telah diberikan semoga dapat bermanfaat bagi penulis didunia dan akhirat.
11. Seluruh karyawan dan karyawati dilingkungan akademik Fakultas Dakwah UIN
STS Jambi.
12. Kepala Perpustakaan UIN STS Jambi, beserta staffnya serta kepala Perpustakaan
Wilayah Jambi
13. Kepala Madrasah Tsanawiyah Laboratorium, ustadz dan ustadzah, beserta staff.
14. Teman Seperjuangan angkatan 2016 Prodi Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI).
Penulis ucapkan terimakasih yang sebesa-besarnya kepada semua pihak
yang telah berpatrisipasi dalam penyusunan skripsi ini.Semoga Allah SWT
melimpahkan ridha dan keberkahan-Nya dalam kehidupan kita.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
NOTA DINAS ..................................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ..................................... ii
PENGESAHAN ................................................................................................... iii
MOTTO .............................................................................................................. iv
ABSTRAK ........................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Permasalahan .......................................................................... 5
C. Batasan Masalah ..................................................................... 5
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................ 5
E. Kerangka Teori ....................................................................... 7
F. Metode Penelitian .................................................................. 23
G. Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................ 27
H. Studi Relevan ........................................................................ 28
BAB II PROFIL MTS LABORATORIUM KOTA JAMBI
A. Sejarah MTS Laboratorium Kota Jambi ................................ 31
B. Geografis MTS Laboratorium Kota Jambi ............................. 31
C. Struktur Organisasi MTS Laboratorium Kota Jambi ............. 32
D. Visi dan Misi MTS Laboratorium Kota Jambi ....................... 33
E. Tujuan MTS Laboratotium Kota Jambi ................................. 34
F. Sarana dan Prasarana MTS Laboratorium Kota Jambi .......... 34
x
G. Jumlah Ustadz dan Ustadzah .................................................. 37
BAB III BENTUK DAN DAMPAK BULLYING
A. Definisi Terhadap .................................................................. 41
B. Bentuk-bentuk Bullying .......................................................... 43
C. Pihak Yang Terlibat Bullying ................................................. 45
D. Dampak Bullying .................................................................... 50
BAB IV PENANGANAN TERHADAP KORBAN BULLYING
DI MADRASAH LABORATORIUM KOTA JAMBI
A. Upaya Pencegahan Kasus Bullying ........................................ 55
B. Penanganan Yang di Lakukan Oleh Guru BK ....................... 56
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 59
B. Implikasi Penelitian ................................................................ 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Struktur Organisasi ....................................................................... 32
Tabel 2.2 Sarana dan Prasarana ................................................................... 35
Tabel 2.3 Data Ruang .................................................................................... 36
Table 2.4 Data Jumlah Kursi dan Meja ........................................................ 36
Table 2.5 Data Jumlah Lemari dan Komputer ............................................ 36
Tabel 2.6 Tenaga Pengajar ............................................................................. 37
Tabel 2.7 Data Karyawan ............................................................................... 39
Tabel 2.8 Jumlah Siswa/Siswi ........................................................................ 39
Tabel 2.9 Jumlah Siswa/Siswi ....................................................................... 40
xii
PEDOMAM TRANSLITERASI2
A. Alfabet
Arab Indonesia Arab Indonesia
Ṭ ط „ ا
ẓ ظ B ة
„ ع T د
Gh غ Ts س
f ف J ج
q ق H ح
k ك Kh خ
l ه D د
m م Dh ر
n ى R س
Z h ص
S W ط
, ء Sy ػ
ṣ Y ص
ḍ ض
B. Vokal dan Harkat
Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia
ىب A ا
Ā ا ḭ
Aw ا Á ا U ا
Ū ا I ا
Ay ا
2Tim penyusun, PanduanPenulisanKaryaIlmiahMahasiswaFakultasUshuluddin IAIN STS
Jambi (Jambi: Fak.UShuluddinIAIN STS Jambi, 2014), 136-137.
xiii
C. Tā’ Marbūṭah
Transliterasi untuk ta marbutah ini ada dua macam:
1. Tā’ Marbūṭahyang mati atau mendapat harakat sukun, makatransliterasinya
adalah /h/.
Arab Indonesia
ṣalah صلاح
Mir‟āh هشاح
2. Tā’ Marbūṭahhidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah, dandammah,
maka transliterasinya adalah /t/.
Arab Indonesia
Wizāratal-Tarbiyah صاسالزشثي
Mir‟ātal-zaman هشاح الضهي
3. Tā’ Marbūṭahyang berharkat tanwin maka translitnya adalah /tan/tin/tun.
Contoh:
Arab Indonesia
فجخ
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masa sekarang banyak terjadinya bullying, bahkan banyak di bicarakan
sehubungan dengan meluasnya kasus penghinaan di sertai dengan ejekan di media
sosial maupun di lingkungan masyarakat, khususnya di kalangan remaja. Perilaku
bullying dari waktu kewaktu terus menghantui anak-anak, mulai dari usia remaja
hingga dewasa.
Bullying adalah pengalaman yang biasa dialami oleh banyak anak-anak dan
remaja, di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Perilaku bullying dapat berupa
ancaman fisik atau verbal. Bullying terdiri dari perilaku langsung seperti mengejek,
mengancam, mencela, memukul, dan merampas yang dilakukan oleh satu orang atau
lebih kepada korban atau anak yang lain.3
Perilaku bullying dari waktu kewaktu terus menghantui anak-anak, mulai dari
usia remaja hingga dewasa. Bullying dapat dilihat ketika seseorang atau sekelompok
orang berulangkali mencoba untuk menyakiti seseorang yang lemah, seperti
memukul, menendang atau dengan menggunakan nama panggilan yang kurang baik,
mengejek, menghina, serta menggoda atau dengan cemooh seksual, menyebarkan
rumor atau mencoba untuk membuat orang lain menolak seseorang.4
Keberadaan internet bagaikan pisau bermata dua. Disatu sisi, jika digunakan
kearah yang positif maka akan sangat bermanfaat. Internet memudahkan seorang
anak dalam mengakses informasi, pengetahuan, bersosialisasi, dan berkomunikasi.
Namun disisi lain, internet juga bisa memberikan dampak negatif yang sangat serius
jika disalahgunakan. Tidak sedikit anak yang menjadi korban pelecehan ataupun
premanisme di internet.Istilah ini dikenal dengan istilah cyberbullying, yaitu perilaku
3Imas Kurnia, Bullying ( Yogyakarta: Istana Media, 2016), 1.
4Masdin. “Fenomena Bullying Dalam Pendidikan”, Jurnal Al Ta‟dib, 6, No.2 (2013). 74.
1
2
sosial yang melecehkan atau merendahkan seseorang (kebanyakan menimpa anak-
anak dan remaja) baik dilakukan secara online maupun telepon seluler.5
Bullying terdiri dari tiga macam antara lain adalah, fisik (memukul, menampar,
memalak atau meminta paksa yang bukan miliknya), Verbal (memaki, mengejek,
menggosip, membodohkan, dan mengkerdilkan), Psikologi (mengintimidasi,
mengecilkan, mengabaikan, mengdiskriminasi kan).6 Sebagaimana yang disebutkan
dalam Al- Qur‟an surat al-Hujurat ayat 11 yang berbunyi:
ل غبء ه ن أى ينا خيشا ه ه م عغ ي ق م ه ب ٱلزيي ءاها ل يغخش ق أي أى يه ه ي غبء عغ
يني خيشا ه ي يوه ت ثئظ ٱلعن ٱلفغق ثعذ ٱل ل ربثضا ثٱللقه ا أفغنن ل رلوض هي لن ي
لوى ئل ن ٱلظه
له ﴾۱۱﴿الحجشاد : يزت فأ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpualan yang
lainnya, boleh jadi yang ditertawakannya itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan
perempuan merenahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah
suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengadung ejekan. Seburuk-
buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat,
maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (Q.S. AL-Hujurat: 11)7
Ayat di atas memberi petunjuk bahwa mengolok-olok adalah perilaku yang
tidak baik. Allah dengan jelas melarang hambanya mengejek atau mengolok-olok
orang lain dengan sengaja dan ini akan menimbulkan pertikaian antar sesama
manusia, larangan ini menggunakan bentuk kata yang mengandung makna timbal
balik, karena gelar buruk biasanya disampaikan secara terang-terangan dan sengaja.
Dampak yang diakibatkan oleh tindakan ini pun sangat luas. Remaja yang
menjadi korban bullying sangat beresiko mengalami berbagai masalah kesehatan,
baik secara fisik maupun mental. Adapun dampak dari bullying bagi korban antara
5Donny BU (ICT Watch), Usir Galau dengan Internet, (Yogyakarta: Andi Offset, 2013), hal
41. 6Imas Kurnia, Bullying ( Yogyakarta: Istana Media, 2016), 1.
7Kementrian Agama Republik Indonesia.Alquran dan terjemahnya.Bandung, 2010.
3
lain munculnya berbagai masalah seperti depresi, rendahnya kepercayaan diri/minder,
pemalu, dan penyendiri, merosotnya prestasi akademik, merasa terisolasi dalam
pergaulan.8
Menurut Craig dan Pepler dalam Murtie, bullying dikatakan sebagai tindakan
negatif secara verbal maupun fisik yang dilakukan pelaku terhadap korbannya dengan
menunjukkan sikap permusuhan. Bullying sebagai agresi yang dilakukan seseorang
dengan tujuan menyakiti orang lain.9
Bullying adalah penghambat besar bagi seorang anak untuk mengaktualisasi
diri.Bullying tidak memberi rasa aman dan nyaman, membuat para korban bullying
merasa takut dan terintimidasi, rendah diri serta tak berharga, sulit erkonsentrasi
dalam belajar, pribadi yang tak percaya diri dan sulit berkomunikasi. Korban bullying
akan kehilangan rasa percaya kepada lingkungannya.
Kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan dalam jiwa manusia bahwa
tantangan hidup apapun harus dihadapi dengan berbuat sesuatu. Kepercayaan diri itu
lahir dari kesadaran bahwa jika memutuskan untuk melakukan sesuatu, maka sesuatu
itu pula yang harus dilakukan. Kepercayaan diri itu akan datang dari kesadaran
individu bahwa individu tersebut memiliki tekad untuk melakukan apapun, sampai
tujuan yang ia inginkan tercapai. Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang
individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif, baik
terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya.10
Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang penting dalam
masa perkembangan remaja. Percaya diri adalah suatu perasaan dan keyakinan
terhadap kemampuan yang dimiliki untuk dapat meraih kesuksesan dengan berpijak
8Imas Kurnia, Bullying ( Yogyakarta: Istana Media, 2016), 4.
9Fajar Setiawan, “Dampak Perilaku Bullying Terhadap Kehidupan Sosial Siswa Sekolah Dasar
Di Kecamatan Driorejo Kabupaten Gresik”, Jurnal Inventa, 2, No. 1 ( 2018 ), 88. 10
Amandha UnzillaDeni&Ifdil, “KonsepKepercayaanDiriRemajaPutri”, JurnalPendidikan
Indonesia, 2, No.2 (2016), 44.
4
pada usahanya sendiri dan mengembangkan penilaian yang positif bagi dirinya
sendiri maupun lingkunganya sehingga, seseorang dapat tampil dengan penuh
keyakinan dan mampu menghadapi segala sesuatu dengan tenang. Kepercayaan diri
berperan dalam memberikan sumbangan yang bermakna dalam proses kehidupan
seseorang. Kepercayaan diri merupakan salah satu modal utama kesuksesan untuk
menjalani hidup dengan penuh optimisme dan kunci kehidupan berhasil dan bahagia.
Kepercayaan diri memiiki fungsi sebagai pendorong remaja meraih
kesuksesan. Untuk itu remaja yang menjadi korban bullying perlu diberikan perhatian
khusus dan memfokuskan pada kelebihan yang dimiliki, serta cara mengurangi
kelemahannya. Dengan begitu seorang remaja akan memiliki pandangan yang baik
terhadap dirinya dan akhirnya akan memiliki kepercayaan diri yang baik.11
Hakekatnya manusia mempunyai rasa percaya diri, namun antara satu dengan
yang lain ada perbedaan yaitu ada yang memiliki rasa percaya diri rendah dan ada
yang rasa percaya dirinya tinggi. Sehingga keduanya menampakkan perbedaan
tingkah laku. Jika seseorang mempunyai rasa percaya diri kurang, ia akan
menunjukkan perilaku yang berbeda dengan orang pada umumnya seperti tidak bisa
berbuat banyak, selalu ragu dalam menjalankan tugas, tidak berani berbicara banyak
jika tidak mendapat dukungan dan lain sebagainya. Seseorang mempunyai rasa
percaya diri lebih, ia merasa yakin dengan kemampuannya sendiri sehingga dapat
dilihat tingginya keberanian, hubungan sosial, tanggung jawab serta harga dirinya.
Adapun yang mengalami tingkat kepercayaan diri yang rendah dikarnakan terjadinya
bullyingyang dilakukan oleh teman sekolahnya maupun orang-orang yang
dilingkungan tempat tinggal.
Berdasarkanhasil observasiawal yang dilakukan di MTS Laboratorium Kota
Jambi. Bahwa terdapat lima anak yang mengalami kurangnya kepercayaan diri seperti
11
Shakina Ayesha Rizal, “Hubungan Antara Bullying Dengan Kepercayaan Diri Siswa MAN
TLOGO”, Skripsi (Malang: Universitas Islam NegriMaulana Malik Ibrahim Malang,2013), 8.
5
cemas, sulit menyesuaikan dirinya terhadap lingkungannya, seringmenyendiri. Hal
tersebut dapat berpengaruh terhadap kepercayaan diri anak tersebut baik dalam
lingkungan sosial maupun dalam nilai akademiknya.12
Permasalahan yang telah dikemukakan ini, penulis merasa tertarik untuk
meneliti dan menelaah lebihlanjut mengenai“ Dampak Bullying Terhadap Tingkat
Kepercayaan Diri Remaja (Studi di MTS Laboratorium Kota Jambi).
B. Permasalahan
Pokok masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah:
BagaimanaDampakBullying Terhadap Tingkat KepercayaanDiriRemajaMTS
Laboratorium Kota Jambi. Pokok masalah ini dapat dirumuskan dalam beberapa
pertanyaan penelitian yaitu:
1. Apa bentuk-bentuk bullying yang terjadi MTS Laboratorium Kota Jambi?
2. Bagaimana dampak yang ditimbulkan daribullying terhadap tingkat kepercayaan
diri remaja di MTS Laboratorium Kota Jambi?
3. Bagaimana upaya penanganan terhadap siswa yang mengalami bullying?
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis memberikan batasan-batasan secara tegas
mengingat luasnya pembahasan ini, penulis hanya membahas tentang bagaimana
dampak bullying dan bagaimana penanganannya terhadap tingkat kepercayaan diri
anak kelas VIII di MTS Laboratorium Kota Jambi, khususnya anak kelas VIII C dan
VIII D.
12
Observasi Awal, 12 Mei 2020.
6
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih banyak tentang bentuk,
dampak, dan bagaimana cara penanganan bullying terhadap tingkat kepercayaan diri
remaja yaitu:
1. Mengetahui apa bentuk-bentuk bullying yang terjadi di MTS Laboratorium Kota
Jambi.
2. Mengetahui dampakyang di timbulkan dari bullying serta bagaimana cara
penanganannya.
Dari tujuan penelitian tersebut, diharapkan penelitian ini mampu memberikan
kegunaan bagi beberapa pihak yakni sebagai berikut:
1. Diharapkan dapat menambah pemahaman dan pengalaman serta memperkaya
pengetahuan.
2. Dapatmengetahui tentang bentuk, dampak, dan penanganan bullying terhadap
tingkat kepercayaan diri siswa.
3. peneliti ini dapat digunakan oleh peneliti sendiri, yaitu sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar strata (S-1) di UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,
Fakultas Dakwah, Program Studi Bimbingan Penyuluhan Islam.
E. Kerangka Teori
Untuk menghindari kesalah pahaman dan kekeliruan dalam memahami istilah-
istilah yang terkandung dalam tulisan ini maka perlu terlebih dahulu penulis
menjelaskan istilah-istilah tersebut. Adapun istilah-istilah yang perlu dijelaskan
dalam skripsi ini adalah:
1. Pengertian Bullying
Kata bullying berasal dari bahasa inggris, yaitu dari kata bull yang berarti
banteng yang senang menyeruduk kesana kemari. istilah ini akhirnya diambil untuk
menguraikan suatu tindakan destruktif. Sedangkan menurut kamus besar bahasa
7
indonesia (KBBI) istilah bullying merupakan padanan kata dari perundungan.
Perundungan berasal dari kata rundung yang memiliki arti mengganggu, mengusik
terus-menerus, menyusahkan. Perundungan berarti proses, cara, perbuatan
merundung yang dapat diartikan sebagai seseorang yang menggunakan kekuatan
untuk menyakiti atau mengintimidasi orang-orang yang lebih lemah dari pelaku
perundungan.13
Bullying adalah pengalaman yang biasa dialami oleh banyak anak-anak dan
remaja di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Perilaku bullying dapat berupa
ancaman fisik atau verbal. Bullying terdiri dari perilaku langsung seperti mengejek,
mengancam, mencela, memukul, dan merampas yang dilakukan oleh satu atau lebih
kepada korban atau anak yang lain.14
Bullying juga berupa perilaku tidak langsung, misalnya dengan mengisolasi
atau dengan sengaja menjauhkan seseorang yang dianggap berbeda. Baik bullying
langsung maupun tidak langsung pada dasarnya bullying adalah bentuk intimidasi
fisik ataupun psikologi yang terjadi berkali-kali dan secara terus-menerus membentuk
pola kekerasan.15
Kesimpulan dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
bullyingadalah suatu prilaku atau tindakan yang dilakukan seseorang atau kelompok
secara berulang-ulang, dilakukan dengan sadar dan sengaja baik secara fisik, verbal,
ataupun psikologisyang bertujuan untuk menyakiti orang lain merendahkan korban
sehingga menimbulkan trauma dan hilangnya rasa percaya diri.Bullying tidak hanya
dalam bentuk memukul, tetapi menggertak atau mengancam juga termasuk kedalam
katagori bullying, dan pelaku bullying tidak hanya teman sebayanya, akan tetapi
orang tua juga bisa menjadipelaku bulli. tindakan tersebut dilakukan oleh anak yang
lebih kuat terhadap anak yang lebih lemah.
13
Ida Mega Sripurwaningsih, “Hubungan Perundungan (bullying) Dengan Kepercayaan Diri
Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar”, Skripsi (Surakarta: Institut Islam Negeri
Surakarta, 2017). 14
Imas Kurnia, Bullying ( Yogyakarta: Istana Media, 2016), 1. 15
Ibid, 1.
8
a. Bentuk-bentuk bullying
Bullying terbagi menjadi dua bentuk yaitu,
1) perilaku bullying secara fisik dan non-fisik. Bullying secara fisik terkait
dengan suatu tindakan yang dilakukan pelaku terhadap korbannya dengan
cara menggigit, menarik rambut, memukul, menendaang, mengunci dan
mengintimidasi korban di ruangan dengan cara mengitari, memelintir,
menonjok, mendorong, mencakar, meludahi, dan merusak kepemilikan
korban. Bullying secara fisik mudah dilihat, jika berlebihan akan akan
membuat pelaku menjadi pembunuh.16
2) Perilaku bullying secara non fisik terbagi menjadi dalam dua bentuk yaitu
verbal dan non-verbal. Bullying verbal dilakukan dengan cara
mengancam, berkata yang tidak sopan kepada korban, pemalakan yang
dilakukan oleh pelaku bullying terhadap korbannya, menyebarluaskan
kejelekan korban. Bullying non-verbal dilakukan dengan cara menakuti
korban, melakukan gerakan kasar seperti memukul, menendang,
melakukan hentakan mengancam kepada korban, memberikan muka
mengancam, mengasingkan korban dalam pertemanan.
Menurut Hymel , Nickerson, & Swearer, bentuk-bentuk bullying terbagi
menjadi 4, yaitu antara lain : 17
1. Bullying Verbal
Bullying Verbal merupakan bentuk bullying yang dapat ditangkap oleh indra
pendengaran, yaitu mengejek, menggoda, menghina, mengolok-olok,
16
Dede Misybah Fauziah, “Bimbingan Konseling Rational Emotif Behavior Therapy Teknik
Homework Assigment Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa Korban Bullying”, Skripsi,
(Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2016), 42. 17
Andi Muhammad Ikhsan Janatung, “Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Perilaku Bullying di
SMAN 2 Barru”, Skripsi, (Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin Makassar, 2018), 15.
9
mencela,mengancam, gossip, penghinaan ras, mempermalukan didepan umum,
menuduh, dll..
Bullying verbal dapat dilihat dengan kasat mata, contoh dalam kehidupan sehari-
hari adalah sebagai berikut:
1. “Goblok lo”
2. “Norak lo”
3. “Dasar cungkring”
4. “Sok tau”
5. “Dasar culun”
6. “Hei, kamu bukan kelompok kita”
Bullying dalam bentuk verbal adalah salah satu jenis bully yang paling mudah
dilakukan, dan bullying dalam bentuk verbal akan menjadi awal dari perilaku bullying
yang lainnya, serta dapat menjadi langkah pertama menuju pada kekerasan yang lebih
lanjut.
2. Bullying Fisik
Bullying fisik merupakan bentuk bullying yang terjadi dan dilakukan dengan
sentuhan fisik antara pelaku dan korban yang dapat dilihat dengan mata.Yang
termasuk disini yaitu menampar, mencekik, memukul, mendorong, menendang,
meninju, mengigit, mencakar, merusak, meludahi, memalak, mengacam, dll.
Bullying fisik termasuk dalam katagori kekerasan langsung yang mengacu pada
tindakan yang menyerang fisik atau psikologis seseorang secara lansung, yang
termasuk dalam katagori ini seperti penculikan, penyiksaan, dan penganiayaan,
10
semua tindakan tersebut merupakan tindakan yang tidak benar yang mengganggu
hak-hak asasi manusia yang paling mendasar, yakni hak untuk hidup.18
Berdasarkan definisi di atas bullying fisik adalah salah satu bullying yang sangat
mudah di temukan, karena dampak perilaku bullying fisik lansung terlihat oleh mata,
seperti memukul dan bekas pukulan tidak langsung hilang dari tubuh korban.
3. Bullying Mental/Psikologis
Bullying Mental / Psikologis merupakan bentuk bullying yang tidak ditangkap
mata dan telinga.Yang termasuk disini adalah memandang sisnis / penuh ancaman,
mengucilkan, menjauhkan, mendiamkan, mencibir, meneror, dll.Bullying dalam
bentuk ini sangat sulit untuk di deteksi dari luar, karena kasus bullying ini sulit di
tangkap dengan mata ataupun telinga.
Bullying secara relasional mencapai puncak kekuatannya diawal masa remaja,
karena saat itu tejadi perubahan fisik, mental emosional dan seksual remaja.Ini adalah
saat ketika remaja mencoba untuk mengetahui diri mereka dan menyesuaikan diri
dengan teman sebaya.
4. Cyberbullying
Cyberbullying merupakan bentuk bullying yang terbaru yang dilakukan melalui
media elektronik seperti computer, handphone, internet, dan media social
lainnya.Selain itu dapat berupa tulisan, gambar dan video yang bertujuan untuk
mengintimidasi menakuti dan menyakiti korban.
Cyberbullying yang berkepanjangan bisa mematikan rasa percaya diri anak,
membuat anak menjadi murung, khawatir, selalu merasa bersalah atau gagal karena
tidak mampu mengatasi sendiri gangguan yang menimpanya.
18
Eli Wardiati. “Pengaruh Bullying Terhadap Moralitas Siswa Pada SMP Negeri Darul Hikmah
Kabupaten Aceh Jaya”, Skripsi, (Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-Rniry
Darusalam Banda Aceh, 2018), 15.
11
Bullying elektronik salah satu bullying yang mudah di identifikasi, karena anak
yang kena korban bullying elektronik dapat memberikan handpone atau emailnya
untuk membela diri jika terjadi kasus bullying yang berkepanjangan pada anak
tersebut, biasanya kasus bullying elektronik jarang terjadi, apalagi sekolah tersebut
letaknya dipelosok, karena bullying elektronik sering terjadi pada anak yang memiliki
pehaman yang cukup baik terhadap sarana teknologi informasi.
Kesimpulan dari pengertian di atas adalah bullying terbagi menjadi 4 yaitu:
1. Bullying verbal yang mana bentuk bullying ini yang paling mudah
dilakukan,
2. Bullying fisik, bullying yang sangat mudah di temukan karena dampak dari
bullying fisik itu langsung terlihat oleh mata dan membekas,
3. Bullying mental/psikologis, bullying yang taidak dapat di ukur dan tidak
dapat terlihat oleh mata maupun terdengar di telinga, bahkan dapat
menyebabkan menurunnya mental seseorang, dan
4. Cyberbullying kasus ini yang mudah untuk di identifikasi karena korban
bullying elektronik dapat memberikan nama sosial medianya ke semua
teman-temannya. Tetapi kasus ini jarang terjadi dikarenakan masih banyak
anak yang tidak menggunakan sarana teknologi, khususnya anak-anak
yang tinggal di daerah pelosok.
b. Ciri-ciri Bullying
Ciri-ciri bullying antara lain ;19
1) Bullying dilakukan oleh seseorang atau kelompok (geng) yang bertujuan
untuk membuat korbannya tidak dapat memperthankan dirinya.
2) Bullying merupakan tindakan agresif yang dilakukan berkali-kali
19
Dina Amalia, “Hubungan Persepsi Tentang Bullying Dengan Itensi Melakukan Bullying
Siswa SMA Negeri 82 Jakarta”, Skripsi (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2010),
37.
12
3) Bullying menyebabkan perasaan tidak nyaman dan tidak senang pada
seseorang yang dapat menyebabkan sesuatu tertentu.
Ciri-ciri Pelaku Bullying,antara lain:
1) Hidup berkelompok dan menguasai kehidupan sosial siwa di Sekolah
2) Menempatkan diri ditempat tertentu disekolah
3) Merupakan tokoh popular disekolah
4) Dapat ditandai seperti berjalan didepan, sengaja menabrak, berkata kasar,
melecehkan
Ciri-ciri korban bullying Susanto, antara lain :20
1) Secara akademis, korban terlihat kurang cerdas dari orang yang tidak menjadi
korban atau sebaliknya.
2) Secara sosial, korban terlihat memiliki hubungan erat dengan orang tua
mereka.
3) Secara mental dan perasaan, korban melihat diri mereka sendiri sebagai orang
yang bodoh dan tidak berharga
4) Secara fisik, korban adalah orang yang lemah, korban yang laki-laki lebih
sering mendapatkan siksaan secara langsung. Dan korban Perempuan
mendapatkan siksaan tidak langsung yaitu dengan kata-kata.
5) Secara antar individu, walaupun korban menginginkan penerimaan secara
sosial, mereka jarang sekali untuk memulai kegiatan-kegiatan yang
menjerumus kea rah sosial.
20
Ibid, 38.
13
c. Karakteristik bullying
Seperti penelitian para ahli, antara lain oleh Rigby, bullying yang banyak
dilakukan sekolah umumnya mempunyai tiga karakteristik yang terintegrasi sebagai
berikut:
1) Adanya perilaku agresif yang menyenangkan pelaku untuk menyakiti
korbannya.
2) Tindakan itu dilakukan secara tidak seimbang sehingga menimbulkan
perasaan tertekan korban.
3) Perilaku itu dilakukan secara berulang atau terus menerus.21
d. Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Bullying
Peristiwa bullying yang telah terjadi banyak di sekolah-sekolah tidak
mendapatkan konsekuensi negative dari pihak guru/sekolah, jika dilihat dari teori
belajar, bully mendapatkan reward dari perilakunya. Si bully mempersiapkan bahwa
semua tindakan yang telah dilakukannya mendaptkan pembenaran bahkan
memberinya identitas sosial yang membanggakan. Pihak outsider, seperti guru,
murid, orang-orang yang bekerja disekolah, orang tua, walaupun mereka mengetahui
adanya peraktik bullying, namun tidak melaporkan, tidak mencegah, dan hanya
membiarkan saja praktik bullying.
Banyak sekali faktor penyebab mengapa seseorang berbuat bullying, pada
umumnya orang yang melakukan bullying karena merasa tertekan, terancam, terhina,
dendam dan sebagainya. Maraknya beberapa kasus bullying, antara lain dipicu oleh
belum adanya kesamaan persepsi antara pihak sekolah maupun masyarakat dalam
melihat pentingnya permasalahan bullying serta penanganannya, dan belum adanya
kebijakan secara menyeluruh dari pihak pemerintah dalam rangka menanganinya.
Beberapa remaja mengalami satu gangguan yang disebut dengan conduct disorders,
21
Ika Indrawati, “Upaya Guru Kelas Untuk Mengatasi Perilaku Bullying Pada Siswa Kelas IV
di Sekolah Madrasah Islam Lukman Hakim Pakisaji Malang”, Skripsi (Malang: Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2016), 23.
14
yaitu suatu gangguan yang melibatkan adanya pola perilaku agresi, argumentatif,
menindas pihak yang lebih lemah secara fisik (bully), ketidakpatuhan, dan setiap
masalah mempunyai latar belakang tertentu, begitu juga dengan kasus bullying, ada
banyak latar belakang yang mengakibatkan seorang menjadi perilaku bullying.
Perilaku bullying yang kerap terjadi di Indonesia ini sering terjadi karena
berbagai faktor seperti:22
1) Senioritas atau perploncoan, saat siswa-siswi baru datang dn itu menjadikan
bahan lelucun atau balas dendam dari para senior mereka yang dilakukan
tidak hanya sekali, bahkan berkali-kali.
2) Perbedaan strata sosial, beberapa siswa-siswi merasa mereka paling kuat,
unggul, atau bahkan lebih tinggi strata sosialnya dari pada siswa-siswi yang
lain, dan itu menjadikan mereka mudah untuk melakukan tindakan bullying
kepada korbannya yang biasanya merasa kurang percaya diri dan pendiam
saat dikelas.
e. Dampak bullying
Teman sebaya (peer group) merupakan dunia yang tak terpisahkan dan
penting bagi anak, namun di sisi lain anak dapat mengalami stress dan sensitive
dalam pergaulannya dengan teman sebaya. Hal ini antara lain muncul akibat dari
perkataan negatif teman sebaya terhadap kondisi fisiknya. Priyohadi mengemukakan
bahwa pergaulan dengan teman sebaya anak dapat menjadi mudah tersinggung oleh
kekurangan-kekurangan “bawaan”.23
Korban bullying cenderung merasa takut, cemas, dan memiliki self esteem
yang lebih rendah dibandingkan dengan anak yang tidak menjadi korban bullying.
Menurut Duncan dalam aluedse juga menjatakan bila dibandingkan dengan anak
yang tidak menjadi korban bullying, korban bullying akan memiliki self esteem yang
22
Ibid, 24. 23
Nindya Alfian Muliasari, “Dampak Perilaku Bullying Terhadap Kesehatan Mental Anak
(Studi Kasus di MI MA‟ARIF Cekok Babadn Ponorogo)”, Skripsi (Ponorogo: Institut Agama Islam
Negeri Ponorogo, 2019), 21.
15
rendah, kepercayaan diri rendah, penilaian diri yang buruk, tingginya tingkat depresi,
kecemasan, ketidakmampuan, hipersensitivitas, merasa tidak aman, panic dan gugup
di sekolah, konsentrasi terganggu, penolakan oleh rekan atau teman,
Menurut Coloroso, Mengemukakan bahayanya jika bullying menimpa korban
secara berulang-ulang. Konsekuensi bullying bagi para korban, yaitu korban akan
merasa depresi dan marah, Ia marah terhadap dirinya sendiri, terhadap pelaku
bullying, terhadap orang-orang di sekitarnya dan terhadap orang dewasa yang tidak
dapat atau tidak mau menolongnya. Hal tersebut kemudan mulai mempengaruhi
prestasi akademiknya. Berhubung tidak mampu lagi muncul dengan cara-cara yang
konstruktif untuk mengontrol hidupnya, ia mungkin akan mundur lebih jauh lagi ke
dalam pengasingan. Beberapa dampak bullying yaitu;24
1) Dampak Bagi Pelaku
Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Coloroso mengungkapkan bahwa siswa
akan terperangkap dalam peran pelaku bullying, tidak dapat mengembangkan
hubungan yang sehat, kurang cakap untuk memandang dari perspektif lain, tidak
memiliki empati, serta menganggap bahwa dirinya kuat dan disukai sehingga dapat
mempengaruhi pola hubungan sosialnya di masa yang akan datang, dengan
melakukan bullying, pelaku akan beranggapan bahwa mereka memiliki kekuasaan
terhadap keadaan. Jika dibiarkan terus-menerus tanpa intervensi, perilaku bullying ini
dapat menyebabkan terbentuknya perilaku lain berupa kekerasan terhadap anak.
2) Dampak bagi korban dan siswa lain yang menyaksikan bullying
Jika bullying dibiarkan tanpa tindak lanjut, maka para siswa lain yang menjadi
penonton dapat berasumsi bahwa bullying adalah perilaku yang diterima secara
sosial. Dalam kondisi ini, beberapa siswa mungkin akan bergabung dengan penindas
karena takut menjadi sasaran berikutnya dan beberapa lainnya mungkin hanya akan
24
Ibid 18
16
diam saja tanpa melakukan apapun dan yang paling parah mereka merasa tidak perlu
menghentikannya.
Kesimpulan dari dampak bullying, dampak negatif adalah terganggunya kesehatan
fisik, menurunnya kesejahteraan psikologis (yang tidak terlihat namun bejangka
panjang) seperti rasa cemas berlebihan, selalu merasa takut, depresi, sehingga ingin
bunuh diri, kesulitan menyesuaikan diri di lingkungan sosial.Dampak positif adalah
dari setiap perkataan atau ejekan yang dilakukan dari pembully bisa dijadikan sebuah
motivasi untuk melakukan intropeksi diri dan termotivasi supaya tidak direndahkan
lagi.
3) Siswa lain yang menyaksikan bullying
Jika bullying dibiarkan tanpa ada tindak lanjut, maka siswa lain yang menjadi
penonton dapat berasumsi bahwa bullying adalah perilaku yang diterima secara
sosial. Beberapa siswa mungkin akan bergabung dengan pelaku bullying, karena takut
akan menjadi sasaran berikutnya dan beberapa lainnya mungkin hanya diam saja
tanpa melakukan apapun dan yang paling parah mereka akan merasa tidak perlu
untuk menghentikan kasus bullying.
Selain dampak-dampak bullying yang telah di paparkan di atas, bahwa bullying
mengakibatkan dampak-dampak negative dan positif sebagai berikut:25
1. Dampak negatif
a. Menimbulkan berbagai masalah mental seperti depresi. Kegelisahan dan
masalah tidur. Maslah tersebut bisa jadi akan terbawa hingga korban dewasa.
b. Mengalami keluhan fisik sakit kepala, sakit perut dan ketegangan otot
c. Merasa tidak aman ketika berada di lingkungan
d. Mengurangi semangat belajar dan bahkan prestasi menjadi menurun
e. Dalam kasus yang langka, korban bullying akan menunjukkan sikap kekerasan
25
Reka Damayanti, “Dampak Bullying Terhadap Perkembangan Sosial Emosional Anak”,
Skripsi(Kota Jambi: Universitas Islam Negeri STS Jambi, 2019), 8.
17
f. Kecemasan
g. Dan depresi
2. Dampak Positif
Sedangkan dampak positif dari bullying bisa di jadikan pendorong timbulnya
berbagai perkembangan positif pada korban bullying.Korban akan cenderung:26
a. Lebih kuat tegar dalam menghadapi masalah
b. Lebih termotivasi menunjukkan potensi supaya tidak di rendahkan lagi
c. Termotivasi untuk melakukan intropeksi diri
2. KepercayaanDiri
a. Pengertian Kepercayaan Diri
Setiap anak memiliki kepercayaan diri alami yang dibawa sejak anak itu
lahir, tetapi ada juga mereka yang minder dengan kemampuan yang dimiliki
sehingga rasa kepercayaan diri yang ia miliki tidak berkembang secara maksimal.
Hal itu dapat dipengaruhi dengan berbagai aspek, yaitu bisa dari diri anak itu
sendiri dan bisa juga dari lingkungan sekitar anak tersebut.27
Kepercayaan diri adalah suatu aspek kepribadian yang penting pada
seseorang. Kepercayaan diri merupakan atribut yang sangat berharga pada diri
seseorang dalam kehidupan bermasyarakat, tanpa adanya kepercayaan diri akan
menimbulkan banyak masalah pada diri seseorang. Kepercayaan diri sangat
diperlukan baik oleh seorang anak maupun orang tua, secara individu maupun
kelompok.
26
Ibid, 8. 27
Ida Mega Sripurwaningsih, “Hubungan Perundungan (bullying) Dengan Kepercayaan Diri
Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar”, Skripsi (Surakarta: Institut Islam Negeri
Surakarta, 2017), 20.
18
Dalam kamus psikologi juga disebutkan bahwa, percaya diri adalah
kepercayaan akan kemampuan sendiri yang memadai dan menyadari
kemampuannya yang dimiliki, serta dapat memanfaatkan secara tepat .28
Percaya diri berasal dari bahasa inggris yakni self confidence yang artinya
percaya pada kemampuan, kekuatan dan penilaian diri sendiri.Jadi dapat
dikatakan bahwa penilaian tantangan diri sendiri adalah berupa penilaian yang
positif. Penilaian positif inilah yang nanti akan menimbulkan sebuah motivasi
dalam diri individu untuk lebih mau menghargai dirinya.29
Adler menyatakan bahwa kebutuhan manusia yang paling penting adalah
kebutuhan akan rasa percaya diri dan rasa superioritas. Rasa percaya diri juga
dapat diartikan sebagai suatu kepercayaan terhadap diri sendiri yang dimiliki
setiap orang dalam kehidupan serta bagaimana orang tersebut memandang dirinya
secara utuh dengan mengacu pada konsep dirinya.
b. Faktor Yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri
Rasa percaya diri tidak muncul begitu saja pada diri seseorang, tetapi
terdapat proses tertentu didalam pribdinya sehingga terjadilah pembentukan rasa
percaya diri, yang mana prosesnya tidak secara instan tetapi melalui proses yang
panjang yang berlangsung sejak dini. Kepercayaan diri dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Berikut ini adalah faktor-faktor tesebut:30
1. Konsep diri
Terbentuknya kepercayan diri pada diri seseorang diawali dengan
perkembangan konsep diri yang diperoleh dalam pergaulannya dalam suatu
kelompok. Hasil interaksi yang terjadi akan menghasilkan konsep diri.
28
Shakinah Ayesha Rizal, “Hubungan Antara Bullying Dengan Kepercayaan Diri Siswa MAN
TLOGO”, Skripsi (Malang: Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2013), 20-21. 29
Mustofa Rifki, “Pengaruh Rasa Percaya Diri Terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMA Islam
Almaarif Singosari”, Skripsi(Malang:Universitas Negeri (UIN) Malang, 2008), 11. 30
Ibid 37.
19
2. Harga diri
Konsep diri yang positif akan membentuk harga diri yang positif pula.
Harga diri adalah penilaian yang dilakukan terhadap diri sendiri.
3. Pengalaman
Pengalaman dapat menjadi faktor munculnya rasa percaya
diri.Sebaiknya, pengalaman juga dapat menjadi faktor menurunnya rasa
percaya diri seseorang.
4. Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap tingkat
kepercayaan diri seseorang. Tingkat pendidikan yang rendah akan menjadikan
orang tersebut tergantung dan berada di bawah kekuasaan orang lain yang
lebih pandai darinya. Sebaliknya, orang yang mempunyai pendidikan tinggi
akan memiliki tingkat kepercayaan diri lebih dibandingkan yang
berpendidikan rendah.
Kesimpulan dari berbagai pengertian di atas adalah kepercayaan diri
dimiliki oleh setiap anak yang di bawa sejak anak itu dilahirkan.Tetapi ada juga
anak yang minder dengan kemampuan yang dia miliki, sehingga kepercayaan diri
anak tersebut tidak dapat berkembang dengan baik. Kepercayaan diri dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: konsep diri, harga diri, pengalaman
dan pendidikan. Rasa percaya diri dibentuk atas pandangan yang dimiliki individu
terhadap kelebihan dan kelemahan yang di milikinya. Individu yang memandang
kelebihan dan kekurangannya secara positif, maka perilaku yang di tunjukkan
akan positif pula serta mengetahui cara mengolah kelebihan dan kelemahan
tersebut.
20
c. Cara meningkatkan percaya diri
Percaya diri muncul ketika anak merasa dianggap kehadirannya dan
perannya. Menurut Lauster langkah-langkah untuk meningkatkan percaya diri
seseorang, yaitu:31
1. Mencari sebab-sebab adanya rasa rendah diri.
2. Mengatasi kelemahan yang di miliki.
3. Mengembangkan bakat dan kemampuan lebih jauh.
4. Bahagia dengan keberhasilan dalam bidang tertentu dan tidak ragu utntuk
bangga atasnya.
5. Membebaskan diri dari pendapat orang lain.
6. Mengembangkan bakat melalui suatu hobi.
7. Mengerjakan suatu pekerjaan yang sukar dengan rasa optimis.
8. Tidak terlalu bercita-cita.
9. Tidak terlalu sering membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
3. Anak Remaja
a. Pengertian Remaja
Istilah “remaja” dalam bahasa inggris dikenal dengan puberty yang berarti
masa remaja/pubertas. Puberty sering diartikan sebagai masa tercapainya
kematangan seksual ditinjau dari aspek biologisnya.32
Di negara-negara barat,
istilah remaja dikenal dengan “adolescence” yang berasal dari kata dalam bahasa
latin “adolescere” (kata bendanya adolescintia = remaja), yang berarti tumbuh
menjadi dewasa atau dalam perkembangan menjadi dewasa.Masa remaja adalah
masadimana ada perubahan atau transisi darianak-anak dan dewasa yang
diawalipada usia 12 tahun dan akan berakhirpada usia awal 22 tahun. Pada
31
Ambarini Widjaya, “Hubungan Antara Percaya Diri Dengan Penyusuaian Sosial Siswa Kelas
X di SMA Negeri 3 Bantul”, Skripsi, (Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Yogyakarta, 2017), 15. 32
Prof Dr. H. Baharuddin. M .Pd.I, Pendidikan & Psikoogi Pekembangan (Jogjakarta: AR-
RUZZ M EDIA, 2017), 111.
21
usiaremaja itulah fenomena seputar gayahidup mudah dan cepat berkembangserta
banyak diikuti oleh remajaperempuan.Usia remaja dimanamerupakan masa
transisi yangmenjadikan remaja mudah mengikutidan terbawa arus perubahan.33
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak
dan masa kehidupan orang dewasa yang ditandai dengan pertumbuhan dan
perkembangan biologis dan psikologis.Secara biologis ditandai dengan tumbuh
dan berkembangnya seks primer dan seks sekunder sedangkan secara psikologis
ditandai dengan sikap dan perasaan, keinginan dan emosi yang labil atau tidak
menentu.Dimasa remaja perubahan akhlak sering terjadi, baik itu perubahan
akhlak kearah baik maupun kearah yang tidak baik.
Remaja memiliki tempat diantara anak-anak dan orang tua karena sudah
tidak termasuk golongan anak tetapi belum juga berada dalam golongan dewasa
atau tua.Masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan
karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status
anak.Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa
perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya.Mereka bukanlah anak-
anak baik bentuk badan ataupun car berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula
orang dewasa yang telah matang.Hal senada diungkapkan oleh Santrock bahwa
remaja diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa
dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.
Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga
21 tahun.
Rentang wktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu:34
a. Masa remaja awal, 12 -15 tahun
b. Masa remaja pertengahan, 15 – 18 tahun
c. Masa remaja akhir, 18 – 21 tahun
33
Ibid ,111 34
Ibid, 112.
22
Untuk merumuskan sebuah definisi yang memadai tentang remaja tidaklah
mudah, sebab kapan masa remaja berakhir dan kapan anak remaja tumbuh
menjadi seorang dewasa tidak dapat ditetapkan secara pasti. Kesulitan untuk
memastikan kapan berakhirnya masa adolesen ini, diantaranya karena adolesen
sesungguhnya merupakan suatu ciptaan budaya, yakni suatu konsep yang muncul
dalam masyarakat modern sebagai tanggapan terhadap perubahan sosial yang
menyertai perkembangan industri pada anak ke-19 di Eropa dan Amerika Serikat.
Setidaknya hingga akhir abad ke-18, konsep Adolesen belum digunakan untuk
menunjukkan suatu priode tertentu dari kehidupan manusia. Baru sejak abad ke-
19 muncul konsep adolesen sebagai suatu priode kehidupan tertentu yang berbeda
dari masa anak-anak dan masa dewasa.
Terlepas dari kesulitan untuk merumuskan definisi dan menentukan batas
akhir masa remaja, namun dewasa ini istilah “adolesen” atau remaja telah
digunakan secara luas untuk menunjukkan suatu tahap perkembangan antara masa
anak-anak dan masa dewasa, yang ditandai oleh perubahan perubahan fisik umum
serta perkembangan kognitif dan sosial.
b. Karakteristik remaja
1. Pertumbuhan fisik
Pertumbuhan meningkat cepat dan mencapai puncak kecepatan. Pada
fase remaja awal (11 - 14 tahun) karakteristik seks sekunder mulai tampak,
seperti penonjolan payudara pada remaja perempuan, pembesaran testis pada
remaja laki laki, pertumbuhan rambut ketiak, atau rambut pubis. Karakteristik
seks sekunder ini tercapai dengan baik pada tahap remaja pertengahan (usia 14
- 17 tahun) dan pada tahap remaja akhir (17 - 20 tahun) struktur dan
pertumbuhan reproduktif hampir komplit dan remaja telah matang secara fisik.
2. Kemampuan belajar
Pada tahap awal remaja mencari-cari nilai dan energi baru serta
membandingkan normalitas dengan teman sebaya yang jenis kelaminnya sama.
23
Sedangkan pada remaja tahap akhir, mereka telah mampu memandang masalah
secara komprehensif dengan identitas intelektual sudah terbentuk.
3. Identitas
Pada tahap awal, ketertarikan terhadap teman sebaya di tunjukkan dengan
penerimaan atau penolakan. Remaja mencoba berbagai peran, mengubah citra
diri, kecintaan pada diri sendiri meningkat, mempunyai banyak fantasi
kehidupan, idealistis, stabilitas harga diri dan definisi terhadap citra tubuh serta
gender hampir menetap pada remaja di tahap akhir. 35
4. Hubungan dengan orang tua
Keinginan yang kuat untuk tetap bergantung pada orang tua adalah ciri
yang dimiliki oleh remaja pada tahap awal. Dalam tahap ini, tidak terjadi
konflik utama terhadap kontrol orang tua. Remaja pada tahap pertengahan
mengalami konflik utama terhadap kemandrian dan kontrol. Pada tahap ini
terjadi dorongan besar untuk emansipasi dan fisik dari orang tua dapat dilalui
dengan sedikit konflik ketika remaja akhir.
5. Hubungan dengan sebaya
Remaja pada tahap awal dan pertengahan mencari afiliasi dengan teman
sebaya untuk menghadapi ketidak stabilan yang di akibatkan oleh perubahan
yang cepat, pertemanan lebih dekat dengan jenis kelaminan yang sama, namun
mereka mulai mengeksplorasi kemampuan untuk menarik lawan jenis. Mereka
berjuang untuk mengambil tempat di dalam kelompok, standar prilaku
dibentuk oleh kelompok sebaya sehingga penerimaan oleh sebaya adalah hal
yang sangat penting. Sedangkan pada tahap akhir, kelompok sebaya mulai
berkurang dalam hal kepentingan yang berbentuk pertemanan individu.
Mereka mulai menguji hubungan antara pria dan wanita terhadap kemungkinan
hubungan yang permanen.36
35
Ade Wulandari, “Karakteristik Pertumbuhan Perkembangan Remaja Dan Implikasinya
Terhadap Masalah Kesehatan Dan Keperawatannya”, Jurnal Keperawatan Anak, 2, No.1 (2014), 40. 36
Ibid 41
24
Kesimpulan dari berbagai pengetian diatas adalah masa remaja adalah masa
dimana ada perubahan dari anak-anak dan dewasa yang diawali pada usia 12 tahun
dan akan berakhir pada usia 21 tahun. Dalam penelitian ini remaja yang saya teliti
adalah remaja awal yang mana rata-rata berada di rentang usia 12 tahun sampai usia
15 tahun, sedangkan direntang usia 15 sampai 18 tahun dikategorikan dalam remaja
fase pertengahan, dan di rentang usia 18 sampai 21 tahun dikategorikan dalam remaja
fase akhir.
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif yang didefinisikan oleh bogdan dan taylor sebagai prosedur penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan data deskriftif yang tertulis atau yang diucapkan oleh
orang dan perilaku yang diamati penelitian dilapangan.
Pendekan kualitatif langsung diarahkan pada setting serta individu-individu
dan kelompok masyarakat dimana mereka berada.37
Penelitian ini dilakukan di
Madrasah Laboratorium Kota Jambi.
2. Setting dan Subyek Penelitian
a. Setting Penelitian
Setting dalam penelitian ini dilakukan di MTS Laboratorium Kota Jambi.
Dengan terpilihnya lokasi ini, secara pengamatan awal peneliti sudah mengenal
dan mengetahui lokasi yang akan diteliti, dengan situasi geoggrafisnya, serta
kondisi secara fisik disisi lain lokasi penelitian ini adanya kemudahan untuk
dijangkau.
b. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian kualitatif ini terdiri atas tiga
elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang
37
Pawinto, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: Lkis Yogyakarta, 2007), 84.
25
berinteraksi secara sinergis, yang oleh Spraddley dinamakan “Social Situation”
atau situasi sosial.38
Subjek penelitian berpusat pada orang tua serta anak yang
menjadi korban bullying. Mengingat subjek yang baik adalah subjek yang aktif,
cukup mengetahui, memahami atau berkepentingan dengan aktifitas yang akan
diteliti, serta memiliki waktu untuk memberikan informasi secara benar. Dalam
penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive
sampling. Teknik purposive sampling didasarkan pada ciri atau sifat-sifat yang
ada dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Jadi, subjek penelitian ini
dalam penelitian kualitatif ini terdiri dari Guru BK dan siswa.Mengingat subjek
yang baik adalah subjek yang terlibat aktif, cukup mengetahui, memahami atau
berkepentingan dengan aktifitas yang diteliti, serta memiliki waktu untuk
memberikan informasi secara benar.
3. Sumber dan Jenis Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari, manusia, situasi, dan
dokumentasi.Sumber data manusia berbentuk perkataan maupun tindakan orang yang
bisa memberikan data melalui wawancara.Sumber data suasana/peristiwa berupa
suasana yang bergerak (peristiwa) ataupun diam (suasana), meliputi ruangan,
suasana, data dan proses.Sumber data tersebut merupakan objek yang diobservasi.
Sumber data dokumenter atau dokumentasi ialah sumber data yang digunakan untuk
referensi yang akan menjaadi bahan rujukan dan berkaitan langsung dengan masalah
yang diteliti.
Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data skunder. Data primer
adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan melalui sumber pertama biasanya
melalui observasi, wawancara, angket, dan lain-lain.39
Dalam penelitian ini data
primer yangpeneliti maksudkan adalah data yang diperoleh langsung yang berkaitan
dengan permasalahan antara lain: Dampak bullying terhadap tingkat kepercayaan diri
38
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta,2007), 49. 39
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, 67.
26
siswa di Madrasah Laboratorium Kota Jambi. Sementara data skunder adalah data
yang diperoleh dari sumber kedua berupa dokumentasi serta peristiwa yang bersifat
lisan dan tulisan. Adapun data skunder tersebut yang menyangkut jumlah anak-anak
Madrasah Laboratorium Kota Jambi. Struktur organisasi, jumlah ustadz/ustadzah,
jumlah murid, sejarah Madrasah Laboratorium , letak geofrafis, visi dan misi, tujuan
Madrasah, sarana dan prsarana.
4. Metode Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dalam studi ini menggunakan tiga teknik yang
dilakukan secara berulang-ulang agar keabsahan datanya dapat dipertanggung
jawabkan, yaitu:
Pertama,Observasi diartikan sebagai pengamatan secara sistematik terhadap
gejala yang tampak pada objek penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
observasi tak berstruktur. Observasi tak berstruktur adalah yang tidak dipersiapkan
secara sistemtis tentang apa yang akan diobservasi.40
Data yang penulis inginkan
adalah data tentang dampak bullying terhadap tingkat kepercayaan diri remaja di
MTS Laboratorium Kota Jambi.
Kedua, kata wawancara/interview adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan
pertanyaan dan yang diwawancarai (Narasumer) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu.41
Wawancara merupakan kegiatan untuk menghimpun data dengan
cara melakukan tujuan penelitian.42
Maka dari itu pendapat diatas peneliti pahami bahwa metode wawancara
adalah suatu metode yang dilakukan untuk mendapatkan data melalui percakapan
langsung dengan responden. Dalam penelitian ini metode wawancara yang
40
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif,67 41
Lexy Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 20002),
135. 42
Anas Sudijon. 1993, Metode Research Dan Bimbingan Penelitian Skripsi. (Yogyakarta: UD
Rama) hal 193.
27
digunakan adalah wawancara tak berstruktur. Metode ini penulis gunakan untuk
memperoleh data yang berkenaan dengan dampak bullying terhadap tingkat
kepercayaan diri remaja, hasil pencapaian dan faktor penghambat serta pendukung,
hasil pencapaian di MTS Laboratorium Kota Jambi.
Ketiga, dokumentasi merupakan metode pengumpulan data melalui data-data
dokumenter, berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, agenda ataupun
jurnal yang dapat memberikan informasi tentang objek yang diteliti.43
Metode
penelitian merupakan metode pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
metode wawancara. Dengan menggunakan metode dokumentasi ini maka hasil dari
penelitian akan mendaatkan hasil yang lebih akurat. Metode ini, penulis gunakan
untuk memperoleh data yang berkenaan dengan: Sejarah MTS Laboratorium Kota
Jambi, visi misi, jumlah ustadz/ustazah, jumlah murid, sarana dan prasarana MTS
Laboratorium Kota Jambi.
Ketiga teknik pengumpulan data di atas digunakan secara simultan dalam
penelitian ini, dalam artian digunakan untuk saling melengkapi antara data satu
dengan data lain. Sehingga data yang akan diperoleh memiliki validasi dan keabsahan
yang baik untuk di jadikan sumber sebagai sumber informasi.
5. Teknik Analisis Data
Menganalisis merupakan kegiatan inti yang paling penting dan paling
menentukan dalam penelitian. Analisisi adalah proses pengaturan urutan data,
mengorganisasikan dalam suatu pola, kategori dan uraian dasar.
Analisis data ini sangat penting dalam penelitian dan digunakan mulai dari
sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan selesai di lapang4an. Analisis
dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data skunder, yang akan
digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian fokus penelitian ini
43
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2013), 188.
28
masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di
lapangan.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sejak pengumpulan data secara
keseluruhan.Data kemudian dicek kembali secara berulang dan untuk mencocokkan
data yang diperoleh, data disistematiskan dan diintreprestasikan secara logis,
sehingga data yang absah dan kredibel.
Adapun metode analisis data dalam penelitian ini mengandung tiga komponen
utama44
yaitu:
a. Reduksi Data
Reduksi data merupakan teknik pengumpulan data sebanyak-banyaknya dengan
fokus penelitian lalu memilih mana yang termasuk data primer baik kejadian
langsung di lapangan maupun kejadian-kejadian yang lain yan berkaitan, dan mana
yang termasuk data skunder.
b. Penyajian Data
Penyajian data merupakan bentuk penyajian data yang berisi sekumpulan
informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan.
c. Penarikan Kesimpulan
Adapun langkah ketiga yang digunakan yakni dengan cara penarikan kesimpulan
dan verifikasi data. Kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh
bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapang4an
menumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan
yang kridibilitas
44
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, 247.
29
G. Pemeriksaan Keabsahan Data
Pemeriksaan keabsahan data berisi cara-cara yang digunakan untuk penjamin
bahwa data yang diperoleh dapat dipercaya dan valid seperti dengan cara-cara
berikut:
1. Memperpanjang masa pengamatan
Pelaksanaan perpanjang4an keikutsertaan dilakukan lewat keikutsertaan
peneliti lokal secara langsung dan cukup lama, dalam upaya mendeteksi dan
memperhitingkan penyimpanan yang mungkin menurangi keabsahan data, karena
kesalahan peneliti, dan data penelitian atau responden, sengaja atau tidak disengaja.
2. Pengamatan yang terus menerus
Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara meng4adakan pengamatan
secara teliti, rinci, dan berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol
dalam penelitian. Dengan demikian diharapkan dapat mengurangi berbagai distorsi
data yang timbul akibat keterburuan peneliti untuk menilai suatu persoalan, ataupun
distorsi data yang timbul dari kesalahan informasi yang memberikan data secara tidak
benar, misalnya berdusta, menipu, dan berpura-pura.
3. Trianggulasi
Triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekkan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Triangulasi data ini menggunakan berbagai sumber
data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan
mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang
berbeda.
4. Diskusi Dengan Teman Sejawat
Langkah terakhir untuk menjamin keabsahan data, peneliti akan melakukan
diskusi dengan teman sejawat, guna memastikan bahwa data yang diterima benar-
benar real dan bukan semata persepsi sepihak dari peneliti atau informan. Melalui
cara tersebut peneliti mengharapkan mendapatkan sumbangan, masukan, dan saran
yang berharga dan konstruktif dalam meninjau keabsahan data.
30
H. Studi Relevan
Studi relevan memiliki fungsi yang sama dengan tinjauan pustaka dalam
penelitian pustaka, yaitu memuat bahasan tentang penelusuran penulis terhadap
berbagai bahan literatur yang4 berkaitan dengan topik pembahasan atau juga bahan-
bahan literatur yang telah membeikan inspirasi dalam pendalaman materi penelitian
1. Skripsi ini membahas tentang bullying terhadap anak usia dini di kelurahan muara
bulian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif (studi kasus), subjek
pada penelitian ini yaitu pada anak usia dini yang berada di sekitar lingkungan
atau perkarangan kelurahan muara bulian Rt. 26. Tindakan bullying yang dialami
korban dalam bentuk bullying secara verbal non fisik. Hasil penelitian ini dapat
disimpulkan, yaitu dari kasus bullying tersebut menimbulkan dampak negative
terhadap koban yaitu, anak korbanbersikap anti sosialterhadap teman sebaya dan
lingkungan bermain, sehingga anak lebih suka menyendiri.45
2. Peneliti dilakukan oleh Ricca Novalia, Mahasiswi Prodi ilmu kesejahteraan sosial
Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta “Dampak Bulyying Terhadap Kondisi Psikososial Anak di
Perkampungan Sosial Pingit “ Penelitian ini di latar belakangi oleh banyaknya
media masa yang memberitakan mengenai tindakan bullying yang dilakukan oleh
anak-anak maupun remaja pada zaman sekarang. Penelitian ini dilakukan di
Perkampungan Sosial Pingit. Subjek dalam penelitian ini yaitu anak-anak yang
mengikuti belajar bersama yang dilakukan pada hari senin dan kamis
diperkampungan sosial pingit. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatifdeskriktif, metode pengumpulan data menggunakan observasi non
partisipatif, wawancara, dokumentasi dan catatan lapangan. Teknik analisis data
45
Reka Damayanti, “Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini: Fakultas Tarbiyah Dan
Keguruan”, Skripsi (Jambi: Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2019)
31
yang yang dilakukan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan.46
3. Penelitian ini dilatar belakangi oleh fenomena yang terjadi di lingkungan sosial
banyak sekali permasalahan-permasalahan yang terkait dengan sosial diantaranya
adalah bullying. Penelitian ini menggunakan pendekatan secara kualitatifdiskriptif
dengan mendeskripsikan bahwa banyak sekali bullying yang terjadi pada anak
khususnya di LAPAS anak. Subjek penelitian dalam penelitian kualitatif ini
terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas
(activity) yang berinteraksi secara sinergis, yang oleh Spraddley dinamakan
“Social Situation” atau situasi sosial. Pengumpulan data berupa observasi,
wawancara, dan dokumentasi.47
Sebagaimana terlihat dari studirelevan ini bahwa sudah banyak pembahasan
mengenai dampak bullying terhadap tingkat kepercayaan diri remaja. Dari tiga studi
relevan di atas, dapat dilihat perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian
yang tengah peneliti kerjakan. Dimana penelitian yang tengah peneliti kerjakan
sekarang lebih fokus ke dampak bullying terhadap tingkat kepercayaan diri remaja,
serta perbedaannya adalah dari waktu penelitian dan lokasi penelitian.
46
Ricca Novalia, “ Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial: Fakultas Dakwah dan Komunikasi”,
Skripsi (Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016) 47
Mustakim, “Program Studi Bimbingan Penyuluhan Islam: Fakultas Dakwah”, Skripsi (Jambi:
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2019)
32
BAB II
MADRASAH TSANAWIYAH LABORATORIUM UIN SULTHAN THAHA
SAIFUDDIN JAMBI
A. Sejarah Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Laboratorium
Pembangunan Madrasah Tsanawiyah Laboratorium Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN STS Jambi beriringan dengan Madrasah Aliyah Laboratorium
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi. Sekolah ini bercirikan agama
islam, namun pelajarannya sama dengan sekolah menengah pertama dan juga
mempunyai pelajaran tambahan seperti Aqidah Akhlak, Quran Hadis, Fiqh, Ilmu
Tafsir, Tasauf, SKI, Qowaid, dan Bahasa Arab.
Madrasah Tsanawiyah Laboratorium Jambi, telah berdiri sejak tahun 2005
mempunyai dua alasan. Pertama untuk membantu Mahasiswa Fakultas Tarbiyah UIN
STS Jambi untuk praktek mengajar. Kedua setiap guru ingin siapapun yang tamat
dari Madrasah Tsanawiyah Laboratorium Fakultas Tarbiyah UIN STS Jambi
mengetahui Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Sekolah ini memiliki luas 1000 M2,
luas bangunan 800 M2.48
B. Letak Geografis Madrasah Tsanawiyah Laboratorium
Sekolah ini bernama Madrasah Tsamawiyah Swasta Laboratorium dan terletak
di Jalan Arif Rahman Hakim Telanai Pura Jambi. Merupakan daerah yang strategis,
karena lokasi ini berada dipusat kota Jambi dan tidak jauh dari sarana pendidikan
lainnya. Madrasah Tsanawiyah Laboratorium Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
STS Jambi letaknya juga bersebelahan dengan Madrasah Aliyah Laboratorium
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi dan juga merupakan bagian dari
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi.
48
Sumber Arsip Sekolah Madrasah Laboratorium Kota Jambi.Diambil pada 20 Oktober 2020.
33
C. Struktur Organisasi
Secara Organisasi Madrasah Tsanawiyah Laboratorium Swasta Merupakan
bagian dari organisasi lembaga pendidikan di bawah naungan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi dengan susunan organisasi adalah sebagai berikut :
Bagan Stuktur Organisasi Madrasah Laboratorium Kota Jambi Tahun Pelajaran
2019/2020.
Tabel. 2.1
Struktur Organisasi
MTS LABORATORIUM UIN STS KOTA JAMBI
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
KEPALA TATA USAHA
Holil Arahman, S. Pd. I
WAKA KURIKULUM
Hikmawati, S. Pd., M. Pd
WAKA KESISWAAAN
M. Husni, S. Pd. I
WAKA SARANA PRASARANA
Yuliyah, S. Pd. I
WAKA HUMAS
M. Aris, S. Ag
MAJELIS GURU PEMBINA PRAMUKA
Dwi Laksana Pridatu, S.
Sos.I
PEMBINA OSIS
Ragayah, S. Pd
SISWA
PENASIHAT
Rektor UIN STS Jambi
Prof.Dr.Mukh
PELINDUNG
Dekan Fakultas Tarbiyah
KEPALA SEKOLAH
Tabroni, S. Ag., M. Pd
KOMITE
Aan Firnando Z
PEMBINA PMR
M. Rinto Alanuari, S. Pd
34
D. Visi, Misi dan Tata Tertib Madrasah Laboratorium
Madrasah Tsanawiyah Laboratorium Kota Jambi yang merupakan sebuah
lembaga pendidikan, tentunya memiliki sebuah visi dan misi untuk mewujudkan
suatu tujuan. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dari visi dan misi Madrasah
Laboratorium Kota Jambi berikut:49
1. Visi
Visi Madrasah adalah mencetak peserta didik yang terampil dan cerdas
dalam ilmu pengetahuan dan teknologi dan mencetak peserta didik yang
memiliki iman dan taqwa.
2. Misi
Mempersiapkan siswa untuk mengembang dirinya sendiri sesuai jalur dengan
ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga siswa sebagai anggota masyarakat
dapat berinteraksi dengan sosial, lingkunga sosial, budaya dan alam berdasarkan
ajaran agama Islam. Madrasah dapat menyelenggarakan pendidikan secara
professional, inovatif dan selalu berupaya meningkatkan pelayanan dan kepuasan
stake holder.
Untuk mewujudkan misi yang telah dirumuskan maka langkah-langkah nyata
yang harus dilakukan oleh Madrasah adalah :
a. Mendorong aktifitas dan kreatifitas secara optimal kepada seluruh komponen
Madrasah terutama para siswa
b. Mengoptimalkan pembelajaran dalam rangka meningkatkan keterampilan
siswa supaya mereka memiliki prestasi yang dapat dibanggakan.
c. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga
kecerdasan siswa terus diasah agar terciptanya kecerdasan intelektual dan
emosional yang mantap.
d. Antusias terhadap perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
49
Dokumentasi Madrasah, yang diperoleh dari bapak M. Rinto Alanuari Bidang Staff TU.
35
e. Menanamkan cinta kebersihan dan keindahan kepada semua komponen
Madrasah.
f. Menimbulkan penghayatan yang dalam dan pengalaman yang tinggi terhadap
ajaran agama Islam, sehingga tercipta kematangan dalam berfikir dan
bertindak.
3. Tata Tertib Sekolah
a. Ketentuan jam sekolah dan kegiatan pembelajaran
1. Sekolah di mulai dengan jam yang telah ditentukan
2. Semua siswa harus hadir di sekolah selambat-lambatnya 10 (sepuluh)
menit sebelum pelajaran dimulai.
3. Waktu pelajaran berlangsung tidak boleh ada gangguan, pengumuman
sangat penting atau pengontrolan kelas harus seizin kepala sekolah.
4. Selama pelajaran siswa tidak boleh menerima tamu kecuali dalam hal yang
sangat penting dan harus seizin kepala sekolah atau waktu istirahat.
5. Siswa wajib masuk kelas dengan tertib.
b. Keterlambatan
i. Siswa yang datang terlambat tidak diperbolehkan langsung masuk kelas,
melainkan harus melapor pada petugas piket/guru wakil kepala sekolah
kesiswaan dan mengisi buku pribadi.
ii. Siswa yang datang terlambat diperkenankan masuk kelas pada jam pelajaran
berikutnya setelah mendapat izin dari petugas piket/guru/wakil kepala
sekolah kesiswaan.
iii. Siswa yang datang terlambat akan diberikan sanksi poin sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
c. Izin meninggalkan pelajaran/sekolah
i. Izin meninggalkan pelajaran yang direncanakan sebelumnya harus
menyerahkan surat izin/buku pribadi yang ditanda tangani orang tua kepada
wali kelas/wakil kepala sekolah kesiswaan.
36
ii. Izin meninggalkan pelajaran secara mendadak karena sakit atau hal lain
yang mendesak, dilakukan dengan melapor kepada petugas piket/guru/
wakil kepala sekolah kesiswaan dengan mengisi buku pribadi.
iii. Siswa yang meninggalkan pelajaran pada pergantian jam, wajib minta izin
kepada guru yang mengajar berikutnya.
iv. Siswa yang meninggalkan pelajaran/sekolah tanpa izin dianggap membolos.
d. Tidak Masuk Sekolah
i. Siswa yang absen pada saat masuk sekolah, harus membawa surat
keterangan/buku pribadi yang telah diisi dan ditanda tangani orang tua/wali
dan diserahkan pada wali kelas atau wakil kepala sekolah kesiswaan
ii. Izin tidak masuk sekolah yang direncanakan/diketahui sebelumnya, harus
minta izin kepada wakil kepala sekolah kesiswaan/kepala sekolah, paling
lambat 1 hari sebelumnya.
iii. Siswa yang tidak masuk sekolah, selama 1-6 hari berturut-turut tanpa
keterangan wajib menghadap wakil kepala sekolah kesiswaan/kepala
sekolah dan kepadanya dapat dikenai sanksi.
e. Kewajiban Siswa
i. Siswa wajib mengikuti pelajaran tiap hari dengan tertib.
ii. Siswa wajib mentaati tatabtertib sekolah.
iii. Siswa wajib menghargai dan menghormati guru, karyawan, dan sesama
teman baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.
iv. Siswa wajib memakai seragam sesuai dengan ketentuan sekolah.
v. Siswa wajib berambut pendek, rapih dan terprlihara untuk siswa putra dan
siswi putri yang berambut panjang supaya di kepang.
vi. Membawa buku pribadi dan buku agenda setiap hari serta menjaga
kebersihannya.
vii. Membawa sarana belajar sesuai dengan kebutuhan ( buku paket, alat tulis,
buku catatan, dan lain-lain).
37
viii. Melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh
guru/sekolah.
ix. Mengikuti kegiatan upacara bendera dengan baik dan khidmat.
x. Bersikap disiplin, jujur dan mandiri.
xi. Memenuhi kewajiban membayar uang sekolah selambat-lambatnya tanggal
10 (sepuluh) setiap bulannya.
xii. Membudayakan gerakan 4S (Senyum, Sapa, Salam, Santun) dan 5R (Rajin,
Resik, Ringkes, Rapi dan Rawat).
f. Larangan Siswa
i. Meninggalkan sekolah selama kegiatan belajar pada jam efektif tanpa izin.
ii. Berkelahi atau bertindak yang menyebabkan kerugian bagi orang lain.
iii. Meminta atau mengikuti les privat kepada guru di unit sendiri.
iv. Membentuk atau menjadi anggota ”GENG” tertentu.
v. Membawa rokok atau merokok, gambar porno serta hal-hal lain yang
melanggar norma.
vi. Mengenakan perhiasan yang berlebihan.
vii. Membawa senjata tajam dan sejenisnya yang dapat membahayakan orang
lain.
viii. Makan/minum di dalam kelas selama kegiatan belajar berlangsung.
ix. Membeli makanan/minuman di luar kantin sekolah selama jam sekolah.
x. Membawa dan menggunakan corector pen (stipo, tip ex, dan sejenisnya).
xi. Pinjam meminjam buku paket dan pakean olahraga.
xii. Membawa HP selama kegiatan belajar di sekolah.
xiii. Membawa barang elektronik (Audio Visual) kecuali mendapat tugas dari
sekolah.
xiv. Membawa dan memakan permen karet di sekolah.
xv. Melakukan kecurangan saat ulangan.
xvi. Membawa uang berlebihan.
xvii. Mengecat rambut.
38
E. Tujuan Madrasah Laboratorium
Tujuan dari Madrasah Tsanawiyah Laboratorium Fakultas Tarbiyah ingin
menggabungkan antara iptek dan imtaq dengan Visi Misi yang menunjang
pendidikan.
1. Perolehan Nilai Ujian Nasional rata-rata naik memenuhi standar kelulusan
2. Memiliki kegiatan ekstra kurikuler yang maju dan berprestasi disegala bidang
3. Terwujudnya disiplin yang tinggi dari seluruh warga Madrasah.
4. Terwujudanya suasana pergaulan sehari-hari yang berlandaskan keimanan dan
ketaqwaan.
5. Terwujudnya manajemen Madrasah yang transparan dan partisipatif,
melibatkan seluruh warga Madrasah dan kelompok kepentingan yang terkait.
6. Terwujudnya lingkungan Madrasah yang bersih, indah, asri dan islami.
F. Sarana dan Prasarana Madrasah Laboratorium
Sarana dan fasilitas dalam sebuah lembaga pendidikan sangatlah penting
dalam suatu organisasi berguna untuk memperlancar semua proses kegiatan belajar
dan mengajar. Apabila saana dan prasarana kurang maka pelaksanaan kegiatan
menjadi kurang. Sarana dan prasarana ini berkaitan dengan bangunan-bangunan yang
ada di dalam madrasah sebagai suatu penunjang proses kegiatan yang ada, untuk
mengetahui sarana dan fasilitas di Madrasah Laboatorium Kota Jambi.
Dalam kegiatan pembelajaran setidaknya palingsedikit ada tiga faktor yang
harus ada yaitu guru, siswa, dan instrument belajar. Ketiadaan salah satu dari faktor
tesebut maka tidak akan mungkin terjadi proses belajar mengajar. Satu bentuk dari
instrument belajar yaitu sarana dan prasarana, sarana dan prasarana merupakan salah
satu faktor yang vital dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran, karenaitu
apabila sarana dan prasarana kurang mendukung maka penyelenggaraan proses
belajar mengajar di sekolah tidak dapat berjalan dengan baik.
Madrasah Swasta Laboatorium Kota Jambi sebagai lembaga pendidikan
formal tidak terlepas dari sarana dan prasarana yang dimiliki sebagai pusat
39
pendidikan dan pembelajaran. Adapun sarana yang dapat menunjang berlangsungnya
sebuh proses belajar mengajar di Madrasah Laboratorium Kota Jambi dapat dilihat
pada table berikut:50
Table.2.2
JUMLAH SARANA DAN PRASARANA
No. Jenis sarana Jumlah Keterangan
1. Ruang kepala sekolah 1 Baik
2. Ruang guru 1 Baik
3. Perpustakaan 1 Baik
4. Laboratorium computer 1 Baik
5. Laboratorium IPA 1 Baik
6. Ruang BK 1 Baik
7. Ruang Kelas 1 Baik
8. Ruang TU 1 Baik
9. Komputer 30 Baik
10. Lemari 3 Baik
11. Kursi 514 Baik
12. Meja 514 Baik
50
Data Sekolah Madrasah Laboratorium Kota Jambi, diambil pada 20 Oktober 2020.
40
Table 2.3
Data Ruang
KELA
S
RUA
NG
RUANG
KEPAL
A
SEKOL
AH
RUANG
MAJEL
IS
GURU
PERPUSTAK
AAN
LAB
KOMPU
TER
LAB
IPA
RUAN
G UKS
JM
L
VII 5 163 1 1 1 1 0 10
VIII 5 176 5
IX 5 150 5
JUMLAH
19
Table 2.4
Data Jumlah Kursi dan Meja SISWA
URAIAN KELAS
VII VIII IX JUMLAH
Kursi 175 163 176 514
Meja 175 163 176 514
Tabel 2.5
Data Jumlah Lemari dan Komputer
NO URAIAN BANYAKNYA
1 Lemari 3
2 Komputer 30
JUMLAH 33
41
G. Jumlah Tenaga Ustadz/Ustazah dan Murid
1. Keadaan Guru
Guru memegang peran pentig sebuah lembaga pendidikan, karena guru
bertanggung jawab atas prosesnya belajar mengajar di lembaga pendidikan, sebagai
pengajar adalah menyiapkan materi pembelajaran dan tanpa melalaikan kewajibannya
untuk membina, memberi telada yang baik terhadap siswa maupun siswi, dan
mengarahkan peserta didik kearah yang lebih baik.51
Tabel.2.6
Jumlah tenaga pengajar di Madrasah Laboratorium Kota Jambi
No Nama Pendidikan Jabatan Bidang Studi
1 Tabroni, S. Ag., M. Pd. I S2 IAIN Kepala Sekolah -
2 Hikmawati, S. Pd., M. Pd S2 UNJA WAKA Kurikulum Matematika
3 M. Husni, S. Pd. I SI IAIN WAKA Kesiswaan BK
4 Yuliyah, S. Pd. I SI IAIN WAKA Sarana IPA
5 M. Aris, S. Ag SI IAIN WAKA Infokum Qur‟an Hadist
6 Yunita Lestari, S.Pd S1 IAIN Guru IPA
7 Dra. Hj. Salmiah S1 IAIN Guru Qur‟an Hadits
8 Hj. Eni Gusniarni, S.Ag S1 IAIN Guru Bhs.Indonesia
9 Iskaryadi,STh.I S1 IAIN Guru Bhs. Arab
10 Hj. Isma Dewi, S.Ag S1 IAIN Guru Aqidah Akhlak
11 Rozalina, S.Pd.I S1 IAIN Guru Fikih
12 Fitri Yani, S. Pd S1 IAIN Guru IPS Geografi
13 Mutmainnah, S.Pd.I S1 IAIN Guru PKN
14 Hj. Jusni Feri, S.Pd S1 UNJA Guru Bhs. Inggris
15 Dwi laksana pridatu, S.Sos.I S1 IAIN Guru IPS Sejarah
16 Budi Santoso, S.Pd S1 UAD Guru KTIK
51
Dokumentasi Madrasah, yang diperoleh dari bapak M. Rinto Alanuari Bidang Staff TU
42
17 Rahmanida, S. Ag S1 IAIN Guru Bahasa Arab
18 Asnawiyah, S. Ag, M. Pd S2 IAIN Guru SKI
19 Nenti Fitriyani, S. Pd S1 UNJA Guru Bhs.Indonesia
20 Refky Wardana, S.Pd S1 UNJA Guru Bhs.Inggris
21 Hariza Nazifah, S.Pd.I S1 IAIN Guru Kesenian
22 Ragayah, S.Pd S1 UNJA Guru Kesenian
23 Eny Darianti, S.Pd S1 IAIN Guru IPA
24 Holil Arahman, S. Pd. I S. IAIN Guru PKN
25 Dra. Nurhayati Sayuthi S1 IAIN Guru IPS Ekonomi
26 Ratna, S.Pd.I S1 IAIN Guru SKI
27 Nafiah, S. Pd.I S1 IAIN Guru Matematika
28 Juli Syaprianto, S. Pd S1 UNJA Guru Penjas
29 Helda Ningsih, S. Pd S1 IAIN Guru Bhs. Inggris
30 Abu Bakar, S. Ag SI IAIN Guru Mulok
31 M. Rinto Alanuari, S. Pd S1 IAIN Guru Matematika
32 Rika Ersya Putri, S. Pd S1 UNJA Guru Matematika
33 Fitri Nauli, S. Pd S1 UNJA Guru IPS
34 Elisa, S. Pd. I S1 IAIN Guru PKn
35 Liya Wahyuni, S. Pd S1 UNJA Guru Bhs. Indonesia
36. Annajmi Ningsih, S. Pd S1 UNJA Guru BK
Jumlah Guru Negeri : 13 Orang
Jumlah Guru Honor : 23 Orang
Jumlah Keseluruhan : 36 Orang
43
Tabel.2.7
Data Karyawan Madarasah Tsanawiyah Laboratorium Fakultas Tarbiyah UIN
STS Jambi tahun ajaran 2019/2020.
No Nama Pendidikan Jabatan
1 Tabroni, S. Ag., M. Pd. I S2 IAIN Kepala Sekolah
2 Hikmawati, S. Pd., M. Pd S2 UNJA Waka Kurikulum
3 M. Husni, S. Pd. I S1 IAIN Waka Kesiswaan
4 Yuliyah, S. Pd. I S1 IAIN Waka. Saran-prasarana
5 M. Aris, S. Ag S1 IAIN Waka. Infokom
6 Holil Arahman. S. Pd. I S1 IAIN Kepala Tata Usaha
7 M. Rinto Alanuari, S. Pd SI IAIN Staff TU
8 Aan Firnando Z SMA Komite
9 Abdul Sani, S. Ip SI UIN Staff Perpustakaan
10 Adios Samara SMA Scurity
2. Jumlah Murid
Keadaan siswa di Madrasah Laboratorium Kota Jambi, berdasarkan siswa
yang terdaftar dapat dilihat dari data tabel di bawah ini:52
52
Dokumentasi Madrasah, yang diperoleh dari bapak M. Rinto Alanuari Bidang Staff TU
44
Tabel.2.8
Jumlah siswa/siswi Madrasah Laboratorium Kota Jambi.
No
Kelas
Jenis Kelamin
Jumlah Laki-laki Perempuan
1
Kelas VII A 23 10 33
Kelas VII B 21 14 35
Kelas VII C 21 11 32
Kelas VII D 20 12 32
Kelas VII E 19 12 31
2
Kelas VIII A 22 14 36
Kelas VIII B 17 19 36
Kelas VIII C 18 16 34
Kelas VIII D 18 17 35
Kelas VIII E 19 16 35
3
Kelas IX A 19 11 30
Kelas IX B 18 12 30
Kelas IX C 18 12 30
Kelas IX D 18 12 30
Kelas IX E 18 12 30
Jumlah Seluruh 289 200 489
45
Tabel.2.9
Jumlah siswa/siswi Madrasah Laboratorium Kota Jambi.
KELAS
JUMLAH PESERTA DIDIK ROMBEL
PRIA WANITA JUMLAH
VII 104 59 163 5
VIII 94 82 176 5
IX 91 59 150 5
JUMLAH 289 200 4489 15
46
BAB III
BENTUK DAN DAMPAK BULLYING DI MTS LABORATORIUM KOTA
JAMBI
A. Definisi Terhadap Perilaku Bully
Prilaku bullying adalah suatu tindakan yang dilakukan seseorang atau
sekelompok orang yang melakukan kekerasan baik secera fisik, verbal, ataupun
psikologis yang bertujuan untuk merendahkan korban, sehingga menimbulkan trauma
dan hilangnya rasa percaya diri terhadap anak.
Bullying adalah suatu pengalaman yang biasanya dialami oleh anak-anak dan
remaja baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.Prilaku bullying ini
biasanya dapat berupa ancaman fisik ataupun ancaman verbal.
Beberapa ayat dalam Al-Qur‟an telah menjelskan tentang betapa tidak baiknya
seseorang yang melakukan tindakan kekerasan kepada sesama. Sebagaimana yang
disebutkan dalam Al-Qur‟an surat Al-Ahzab ayat 58 yang berbunyi:
اثوب ه زبب ا ث ا فقذ احزول ذ ثغيش هب امزغج ه الوؤه ى الوؤهيي الزيي يؤر جيب
( ٨٥ ٱلحضاة: )
“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa
kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul
kebohongan dan dosa yang nyata.” (Q.S Al-Ahzab ayat 58)53
Dalam surat Al-Ahzab ayat 58 di atas telah dijelaskan bahwa menyakiti orang
lain tanpa alasan itu sama saja mereka memikul kebohongan dan dosa yang
seharusnya tak mereka dapatkan jika tidak melakukan tindkan kekerasan tersebut.
Definisi Bullying menurut PEKA (Peduli Karakter Anak) bullying adalah
penggunaan agresi dengan tujuan untuk menyakiti orang lain baik secara fisik
53
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemah.
47
maupun mental. Bullying dapat berupa tindakan fisik, verbal, emosional dan juga
seksual.54
Di bawah ini adalah contoh dari tindakan yang termasuk dalam suatu kasus
bullying, baik secara individual maupun secara berkelompok antaranya adalah:
1. Menyisihkan seseorang dari pergaulan,
2. Menyebarkan gossip, membuat julukan yang bersifat ejekan,
3. Mengerjai seseorang untuk mempermalukannya.
4. Mengintimidasi atau mengancam korban,
5. Melukai secara fisik,
6. Melakukan pemalakan/pengompasan.
Mengenai pendapat tentang bullying yang terjadi di Madrasah Laboratorium
Kota Jambi, yang diungkapkan oleh Ibu Misirah selaku guru BK di Madrasah
Laboratorium beliau mengatakan Bahwa:
“[M]enurut saya bullying itu adalah suatu tindakan yang tidak baik yang
dilakukan oleh seseorang dengan sengaja yang terjadi berulang kali dengan
maksud untuk menyakiti seseorang seperti mengejek penampilan, menyakiti
secara fisik, mendorong, menghina dan masih banyak lagi. Perilaku bullying
ini dapat membawa pengaruh buruk terhadap fisik maupun psikis anak,
khususnya anak-anak yang menjadi korban bullying.55
Pendapat hampir sama yang diungkapkan oleh Annajmi Ningsih, selaku guru
BK Madrasah Laboratorium, beliau mengatakan bahwa:
“[P]erilaku bullying itu adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk menyakiti
orang lain dengan perkataan atau dengan cara mengolok-olok, mengejek atau
menghina penampilan seseorang dan sifat yang dilakukan untuk melecehkan
orang lain terutama teman-teman yang berada di lingkugan pelaku bully.56
54
Imas Kurnia, Bullying (Yogyakarta: Grup Relasi Inti Media, 2006), 82 55
Misisrah, Selaku Guru BK Madrasah, wawancara dengan penulis, 19 Oktober 2020, Kota
Jambi, Catatan Hasil Wawancara. 56
Annajmi Ningsih, Selaku Guru BK, Wawancara dengan Penulis, 11 November 2020, Kota
Jambi, Catatan Hasil Wawancara.
48
Peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa Madrasah Laboratorium
Kota Jambi siswa tersebut mengatakan bahwa:
“[Y]ang saya tau bullying itu adalah suatu tindakan untuk menghina,
mengejek orang lain berulangkali mengolok-olok. Biasanya yang menjadi
korban bullying itu anak-anak yang pendiam yang tidak bisa melawan.Selain
itu bullyIing ini juga merupakan tindakan yang dapat merusak psikis korban,
apalagi jika korban ini merasa tertekan.57
Pendapat di atas hampir sama dengan apa yang diungkapkan oleh siswa
Madrasa Laboratorium Kota Jambi, beliau mengatakan bahwa:
“[B]ullying itu adalah tindakan untuk menyakiti seseorang dan menyiksa
ornag lain dan bullying itu tindakan diskriminasi yang dilakukan kepada anak
yang tidak mampu melawan dan hanya akan dilakukan pada orang yang
pendiam dan tidak mudah marah karna jika yang dibully tersebut orang yang
pemarah nanti bisa terjadi perkelahian dan juga akan masuk ruang bk.58
Dari pernyataan di atas dapat peneliti simpulkan bahwa bullying itu adalah
suatu tindakan yang mana dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang, dengan
tujuan untuk menyakiti atau menghina korbannya, tindakan bullying ini dilakukan
dengan sengaja maupun tidak sengaja. Dengan cara mengejek penampilan, menyakiti
secara fisik, dan yang menjadi korban kebanyakan anak yang memiliki sifat pendiam.
B. Bentuk-Bentuk Bullying di Madrasah Laboratorium Kota Jambi
Hampir setiap anak mungkin pernah mengalami suatu bentuk perlakuan yang
tidak menyenangkan dari anak yang lebih tua ataupun yang lebih kuat. Kasus bullying
sebenarnya sudah ada sejak lama, tetapi banyak anak-anak yang tidak mengetahui apa
itu bullying. tanpa disadari, bullying terjadi setiap hari di lingkungan rumah, sekolah,
kantor, dan dimanapun.
Pada siswa kelas VIII MTS Laboratorium Kota Jambi sering terjadi ejek-
mengejek, saling mengucilkan, dan cemoohan terhadap sesama teman di saat jam
57
AY, Selaku Siswa Madrasah, Wawancara Dengan Penulis, 22 Oktober 2020, Kota Jambi,
Catatan Hasil Wawancara. 58
CA, Selaku Siswa Madrasah, Wawancara Dengan Penulis, 23 Oktober 2020, Kota Jambi,
Catatan Lapangan.
49
belajar berlangsung maupun di saat jam istirahat.Sopan santun anak di zaman
sekarang sangatlah berbeda dengan zaman dahulu, dahulu siswa sangat patuh pada
semua gurunya, berbeda dengan zaman sekarang siswa tidak merasa takut pada guru.
Adapun setelah melakukan wawancara dengan Misirah selaku guru BK di
MTS Laboratorium Kota Jambi didapatkan hasil tentang bagaimana bentuk-bentuk
dari bullying yang terjadi di Madrasah Laboratorium Kota Jambi, sesuai dengan hasil
wawancara pada 19 Oktober 2020 beliau mengatakan bahwa:
“[G]uru BK sering menjumpai siswa maupun siswi MTS Laboratorium Kota
Jambi yang melakukan bullying dengan temannya sendiri. Sebenarnya awal
mula munculnya tindakan pembulian terhadap anak-anak ini di dasari oleh
adanya perbedaan yang sangat menonjol baik itu dari segi fisik yang anak
miliki sehingga tindakan pembulian sangat rentan untuk terjadi.Bullying yang
sering dilakukan adalah bullying verbal yaitu saling mencemooh temannya
dengan kata-kata kasar seperti “kamu bodoh”, “kamu gendut”, “kamu
jelek”,”kamu miskin” ada juga yang suka mengambil barang seperti pena
temannya dan masih banyak lagi. Sehingga dari cemoohan tersebut siswa
maupun siswi menjadi minder, merasa terkucilkan, mengakibatkan tingkat
kepercayaan diri anak tersebut menjadi rendah, pendiam dan lain
sebagainya.59
Pendapat di atas hampir sama dengan apa yang di ungkapkan oleh M. Husni
selaku guru BK Madrasah Laboratorium Kota Jambi Sesuai dengan hasil wawancara
pada 20 Oktober 2020 beliau mengatakan bahwa:
“[B]entuk bullying yang sering terjadi di sekolah biasanya yang saya jumpai
yaitu bullying verbal, cemoohan, saling ejek-ejekaan nama orang tua dan yang
seperti itu sudah menjadi suatu kebiasaan siswa meskipun tidak semua siswa
yang melakukan cemoohan itu terhadap teman-temannya. Tapi salah satu dari
siswa tersebut ada yang memang melakukannya .60
59
Misirah, Selaku Guru BK Madrasah, Wawancara Dengan Penulis, 19 Oktober 2020, Kota
Jambi, Catatan Hasil Wawancara. 60
M. Husni, Selaku Guru BK Madrasah, Wawancara dengan Penulis, 20 Oktober 2020, Kota
Jambi, Catatan Hasil Wawancara.
50
Pendapat di atas hampir sama dengan apa yang di ungkapkan oleh Annajmi
Ningsih selaku guru BK Madrasah Laboratorium Kota Jambi Sesuai dengan hasil
wawancara pada 11 November 2020 beliau mengatakan bahwa:
“[U]ntuk pengalaman saya di sekolah ini bentuk bullying yang saya lihat itu
seperti saling ejek mengejek, mulai dari memanggil dengan nama panggilan
atau nama julukan yang aneh-aneh, menghina orang tua, menghina kulit,
kondisi fisik, dan masih banyak lagi. Ada salah satu siswa yang memang di
asingkan sama teman-temannya, karna anak yang di bully ini pendiam, dan
ada kelambatan dalam berfikir sehingga membuat anak ini di bully oleh
temannya, dan pada akhirnya anak tersebut tidak mau untuk masuk sekolah.61
Setelah mendapatkan informasi dari guru BK tidak lupa juga saya melakukan
wawancara dengan salah satu siswa Madrasah Laboratorium Kota jambi, dalam
wawancaranya mengatakan bahwa:
“[B]ullying yang sering saya lihat sih seperti ejek-ejekan, terkadang ada yang
suka ngode-ngode atau berbisik sama genknya dengan artian mengejek fisik
teman-teman lainya yang memang fisiknya berbeda dengan teman-teman
lainnya. Ada juga yang saling mengejek nama orang tua, dan saling adu mulut
dengan kata-kata yang tidak baik.62
Pendapat hampir sama yang di ungkapkan oleh salah satu siswa yang menjadi
korban bullying:
“[S]aya juga pernah di ejek sama kawan saya kak, awal mulanya saya menjadi
korban bullying ini hanya dari sebuah candaan kawan ngata-ngatain alis saya
tebal, manggil saya dengan sebutan alis tebal, kan saya jadi kesal, saya kan
punya nama kak tapi mereka malah manggil saya seperti itu. Apalagi
terkadang kawan ini bercandanya terlalu berlebihan gitu nah, udah itu ngejek
nama orang tua saya kak, itu kan bikin saya kesal kak masak nama orang tua
saya di ejek-ejek emangnya ada masalah sama nama orang tua saya. Tapi
saya tetap berusaha untuk berfikir positif, walaupun saya tidak nyaman.63
61
Annajmi Ningsih, Selaku Guru BK Madrasah, Wawancara Dengan Penulis, 11 November
2020, Kota Jambi, Catatan Hasil Wawancara. 62
ZR, Selaku Siswa Madrasah, Wawancara Dengan Penulis, 22 Oktober 2020, Kota Jambi,
Catatan Hasil Wawancara. 63
SI, Selaku Siswa Yang Menjadi Korban Bullying, Wawancara Dengan Penulis, 22 Oktober
2020, Kota Jambi, Catatan Hasil Wawancara.
51
Dari hasil wawancara diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kasus bullying
yang sering terjadi di Madrasah Laboratorium Kota Jambi adalah bullying dalam
bentuk verbal,karena pada hakikatnya bullying secara verbal ini mudah untuk
dilakukan oleh anak-anak, di karenakan kebanyakan siswa melakukkan bullying
tersebut adalah untuk ajang lelucuan bagi mereka dan teman-teman yang memang
sering melakukan bullying.Bullying verbal yang sering dilakukan oleh siswa adalah
dengan sengaja mengolok-olok, menggosip, mengejek dengan penyebutan nama
orang tua, mencemooh, dan lainnya. Maka dari itu bullying yang paling sulit untuk di
cegah oleh pihak sekolah adalah bullying secara verbal ini, mengapa demikian karena
bully ini diluar nalar dan sulit untuk diawasi.
C. Pihak Yang Terlibat Bullying
1. Pelaku Bullying
Kasus bullying yang sering terjadi di sekolah adah ketidak seimbangan
kekuatan antara pelaku bullying maupun korban bullying.Pelaku bullying
menunjukkan suatu kekuatan yang lebih dengan korban bullying di saat melakukan
tindakan bullying.
Menurut Owens (dalam Trevi, 2010) pelaku bullying cenderung berfokus pada
“bully” yang bersifat langsung dan melakukan Bullying secara fisik yang biasa
digunakan laki-laki, tetapi tidak menutup kemungkinan anak laki-laki melakukan
bullying yang bersifat psikologis dan yang menjadi korban biasanya anak perempuan.
Dalam kasus ini anak perempuan menjadi korban bullying yang bersifat tidak
langsung, seperti dihasut, mengadu domba, serta menghancurkan rasa
kesetiakawanan.64
64
Levianti, “Konformitas dan bullying pada siswa”, Jurnal Psikologi, 6, No. 1 (2008), 4.
52
Mengenai pelaku bully yang terjadi di Madrasah Laboratorium Kota Jambi,
peneliti mewawancarai guru bk yang bernama M. Husni Selaku Guru BK Madrasah
Laboratorium Kota Jambi, beliau mengatakan bahwa:
“[B]iasanya saya lihat untuk pelaku itu anak laki-laki, ada juga perempuan,
dari kasus yang pernah ada dari salah satu siswa perempuan yang melakukan
bully terhadap temannya sampai melibatkan orang tua kedua belah pihak
karena kedua orang tua tau bahwa anaknya di bully.65
Pendapat hampir sama dengan apa yang di ungkapkan oleh ibu Misirah, beliau
mengatakan bahwa:
“[D]ari kasus yang pernah ada, salah satu dari siswa perempuan ada yang
saling ejek-mengejek melalui aplikasi media sosial, sehingga di ketahui oleh
pihak orang tua, dan orang tua merasa tersinggung hingga melibatkan pihak
sekolah.Kasus ini biasanya di sebut Cyberbullying.66
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan salah satu siswa mereka
mengatakan bahwa:
“[S]aya melakukan bullying itu awalnya hanya sekedar bercanda saja, karena
saya juga ikut-ikutan teman saya yang lainnya, dan yang kami bully itu pun
diam saja dan tidak melawan jadi kami bully.67
Tidak lupa penulis juga melakukan wawancara dengan siswa, mereka
mengatakan bahwa:
“[P]elaku bullying biasanya di lakukan oleh anak laki-laki, mereka membully
itu hanya untu senang-senang, yang mana pelaku tersebut pernah mengejek
atau menghina korban bully.Sehingga korban merasa terintimidasi,
terasingkan, bahkan kehilangan kepercayaan diri mereka.68
65
M. Husni, Selaku Guru Bk Madrasah, Wawancara Dengan Penulis, 20 Oktober 2020, Kota
Jambi, Catatan Hasil Wawancara. 66
Misirah, Selaku Guru Bk Madrasah, Wawancara Dengan Penulis, 19 Oktober 2020, Kota
Jambi, Catatan Hasil Wawancara. 67
JF, Selaku Siswa Madrasah, Wawancara Dengan Penulis, 22 Oktober 2020, Kota Jambi,
Catatan Hasil Wawancara. 68
NY, Selaku Siswa Madrasah, Wawancara Dengan Penulis, 23 Oktober 2020, Kota Jambi,
Catatan Hasil Wawancara.
53
Dari pernyataan diatas dapat penulis simpulkan bahwa, pelaku bullying adalah
sebagian anak yang tidak tahu apa yang mereka lakukan itu sudah termasuk dalam
konteks bully, dan kurangnya pegetahuan tentang apa itu bullting, dan mereka
melakukan itu sebagai candaan semata bahkan melakukan bullying hanya untuk
kepuasan dan melampiaskan emosi mereka.
2. Korban Bullying
Korban bullying biasanya terjadi pada anak yang lemah, pendiam, memiliki
fisik yang bisa di jadikan bahan tertawaan teman-temannya hingga berujung ke bully,
korban bullying rata-rata anak yang memiliki kepercayaan diri yang rendah.
Stephenson dan Smith ada tiga ciri korban, antara lain:
a. Korban yang pasif mempunyai sifat cemas serta self esteem dan
kepercayaan diri yang rendah, mereka selalu merasa dirinya lemah dan
tidak berdaya serta tidak dapat berbuat apa-apa unuk menjaga diri mereka.
b. Korban yang proaktif mempunyai sifat yang lebih kuat secara fisik dan
lebih aktif dibandingkankorban yang pasif. Mereka mempunyai masalah
terhadap daya konsentrasinya, mereka cenderung menciptakan suasana
yang tidak nyaman serta memprofokasi teman-teman lainnya untuk
melakukan bullying juga terhadap orang yang lebih lemah. Menyatakan
bahwa 1 dari 5 korban adalah yang bersifat provokatif.
c. Korban yang diprofokasi cenderung melakukan tindakan bullying juga dan
hal yang paling ekstrem dari korban adalah ketika mereka melakukan
tindakan agresif di bully oleh anak yang lebih kuat lalu menjadi pelaku
bullying terhadap anak yang lebih lemah.69
69
Mita Yuliana. 2018. Dampak perilaku bully terhadap 2 siswa di SMP Pangudi Luhur Klaten
Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi.Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
54
Mengenai dengan korban bullying yang terjadi di Madrasah Laboratorium
Kota Jambi, penulis mewawancarai Misirah selaku guru BK, beliau mengatakan
bahwa:
“[B]iasanya korban bullying itu adalah anak yang memang pendiam, suka
menyendiri, dan anak yang pendiam tidak akan berani untuk mengadu ke
guru, dan mereka takut untuk mengungkapkan kasus bully yang terjadi pada
diri mereka.70
Pendapat juga hampir sama dengan apa yang di ungkapkan oleh salah satu
siswa :
“[S]aya pernah sih ngejek kawan-kawan saya, tapikan saya cuma becanda,
main-main gitu bukanya serius kan cuma ngejek nama orang tua gitu, masa
harus marah kalau ejek-ejek gitukan masih wajar.Saya juga tidak sampai dan
pernah main pukul.71
Pendapat juga hampir sama dengan yang di ungkapkan oleh salah satu siswa
yang menjadi korban bullying:
“[S]aya juga sering di ejek sama kawan saya kak, saya dibilang gendut lah
sama teman saya, mungkin karna fisik saya seperti gini, jadi mungkin aneh
buat mereka.Ada sih rasa kesal, rasa ingin membalas dan membela diri tapi
saya mikir dari pada nanti urusannya jadi panjang ya saya diamin aja kak saya
sabar aja, saya sadar dengan fisik saya kak, karna semua orang pasti punya
kekurangan.72
Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi korban
bullying adalah anak yang memang memiliki sifat yang pendiam, merasa dirinya
lemah di hadapan teman-teannya, dikrenakan fisik mereka serta takut untuk
mengungkapkan kepada gurunya bahwa mereka di bully oleh teman-temannya, dan
jika mereka mengadu ke pada guru wali kelas maupun guru Bk si korban akan merasa
terancam dan akan di bully lagi.
70
Misirah, Selaku Guru BK Madrasah, Wawancara Dengan Penulis, 22 Oktober 2020, Kota
Jambi, Catatan Hasil Wawancara. 71
DT, Selaku Siswa, Wawancara Dengan Penulis, 22 Oktober 2020, Kota Jambi, Catatan Hasil
Wawancra. 72
AF, Selaku Siswa Yang Menjadi Korban Bullying, Wawancara Dengan Penulis, 22 Oktober
2020, Kota Jambi, Catatan Hasil Wawancara.
55
3. Saksi Bullying
Saksi bullying menjadi pemirsa sekaligus pemeran dalam sebuah situasi
bullying. Para saksi bullying berperan dengan dua cara: aktif menyoraki dan
mendukung pelaku bullying, atau diam dan bersikap acuh tak acuh. Saksi bullying
yang aktif berseru dan mentertawakan korbannya bullyingyang tengah dianiaya, bisa
jadi telah menjadi anggota geng yang dipimpin oleh pelaku bullying. Saksi aktif ini
bisa juga bukan merupakan anggota kelompok sang pelaku bullying. Ia hanya
kebetulan berada ditempat bullying berlangsung, namun tergenta untuk menyoraki
sang korban nalurinya untuk bergabung dengan sang pelaku bullying. Lagi-lagi ini
merupakan naluri penyelamatan diri agar ia tidak menjadi korban berikutnya. Apapun
statusnya, saksi aktif ini berperan sebagai pemandu sorak, ia memberi falidasi dan
legitimasi bagi pelaku bullying untuk melancarkan aksinya sekaligus motivasi untuk
semakin merajalela.
Adapun saksi pasif yang juga berada diarea bullying lebih memilih diam
karena alasan yang wajar yaitu takut. Jika ia melakukan intervensi, ia akan turut
menjadi korban baik saat itu juga maupun nanti jika ia melaporkan pada orang
dewasa. Lagi-lagi penganiayaan akan turut menimpa dirinya.
Mengenai saksi bullying yang terjadi di Madrasah Laboratorium Kota jambi,
peneliti mewawancarai guru BK bernama M. Husni, beliau mengatakan bahwa:
“[D]alam menangani kasus bullying di sekolah ini ada siswa yang mengetahui
adanya bullying tetapi tidak berani untu melapor ke wali kelas maupun guru
lainnya, dikarenakan mereka takut di bully juga. Akhirnya pihak guru bekerja
sama dengan siswa maupun siswi yang dipercayai, jadi di setiap kelas sudah
ada siswa atau siswi untuk menjadi informan jika ada kasus bullying, dan
diharapkan untuk melapor ke wali kelas atau guru BK.73
73
M. Husni, Guru Madrasah, Wawancara Dengan Penulis, 20 Oktober 2020, Kota Jambi,
Catatan Hasil Wawancara.
56
Senada dengan pernyataan di atas penulis wawancara dengan salah satu
siswajuga mengatakan bahwa:
“[K]orban bully biasanya yang memiliki fisik gendut, yang percaya dirinya itu
rendah, dan saat di bully si korban takut terhadap pelaku bullying, memang
maksudnya itu hanya candaan tetapi risih juga selalu di bully.karna kalau
melawan mereka akan semakin di bully.74
Penulis juga mewawancarai salah satu siswa Madrasah, mereka mengatakan
bahwa:
“[M]enjadi saksi dalam kasus bully itu tidak mudah, ya kalau kita melapor ke
guru nanti kita di ancam, dan akan jadi korban bully selanjutnya. Pernah
teman saya di bully dan saya melawan orang yang membully, saya marahkan
si pelaku bullying itu, tapi saya marahkan dengan artian menasehati.Saya
tidak melapor ke guru BK. Setelah itu saya membawa teman saya pergi agar
tidak di bully lagi.75
Pendapat hampir sama dengan yang di ungkapkan oleh salah satu siswa,
mereka mengatakan bahwa:
“[J]adi saksi kasus bullying itu dak mudah, karna akan terbawa-bawa dalam
masalah tersebut, jadi kalau ada kawan saya yang di bully, di ejek-ejek saya
diam saja dan saya pergi kekantin.76
Dari beberapa paparan di atas dapat penulis simpulkan bahwa, ada anak yang
memang mengetahui adanya kasus bullying tetapi mereka acuh tak acuh, tidak mau
melaporkan kasusbully itu ke guru dan intinya mereka hanya ingin menyelamatkan
dirinya agar tidak menjadi korban bullying selanjutnya. Ada juga sebagian anak yang
memang peduli dengan adanya kasus bullying, dan mereka menolong korban bullying
dan membela korban serta melaporkan kasus bullying ini ke wali kelas ataupun ke
guru Bk.
74
NR, Selaku siswa Madrasah, Wawancara Dengan Peneliti, 22 Oktober 2020, Kota Jambi,
Catatan Hasil Wawancara. 75
IB, Selaku Siswa Madrasah, Wawancara Dengan Penulis, 22 Oktober 2020, Kota Jambi,
Catatan Hasil Wawancara. 76
JN, Selaku Siswa Madrasah, Wawancara Dengan Penulis, 23 Oktober 2020, Kota Jambi,
Catatan Hasil Wawancara.
57
D. Dampak Bullying Terhadap Tingkat Kepercayaan Diri Siswa
Dampak dari bullying yang paling jelas terlihat adalah terganggunya kesehatan
fisik.Beberapa dampak fisik yang biasanya ditimbulkan bullying adalah sakit kepala,
sakit tenggorokan, flu, batuk, bibir pecah-pecah, dan sakit dada.Dampak lainnya yang
kurang terlihat, namun berefek jangka panjang adalah menurunnya kesejahteraan
psikologis dan penyesuaian sosial yang buruk.77
Dampak bullying dapat dibedakan
menjadi tiga yaitu:78
1. Dampak bagi korban bullying
Dampak bullying bagi korban dapat membuat remaja merasa cemas dan
ketakutan, mempengaruhi konsentrasi belajar di sekolah dan menuntun mereka untuk
menghindari sekolah. Jika bullying berlanjut dalam waktu yang lama, dapat
mempengaruhi self esteem siswa, meningkatkan isolasi sosial, memunculkan perilaku
menarik diri, menjadikan remaja rentan terhadap stres dan depresi, serta rasa tidak
aman. Dalam kasus yang lebih ekstrim, bullying dapat mengakibatkan korban berbuat
nekat, bahkan bisa membunuh atau melakukan bunuh diri.Jika bullying menimpa
korban secara berulangulang. Konsekuensinya yaitu korban akan merasa depresi dan
marah, marah terhadap dirinya sendiri, terhadap pelaku dan terhadap orangorang di
sekitarnya serta terhadap orang dewasa yang tidak dapat atau tidak mau
menolongnya.
2. Dampak bagi pelaku
Pada umumnya para pelaku bullying memiliki rasa percaya diri yang tinggi
dengan harga diri yang tinggi pula, cenderung bersifat agresif dengan perilaku yang
pro terhadap kekerasan, tipikal orang yang berwatak keras, mudah marah dan
implusif, toleransi yang rendah terhadap frustasi. Para pelaku bullying memiliki
77
Mita, “Dampak perilaku bully terhadap 2 siswa di SMP Pangudi Luhur Klaten Tahun Ajaran
2017/2018” Skripsi(Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 78
Nindya Alfian Muliasari, “Dampak Perilaku Bullying Terhadap Kesehatan Mental Anak
(Studi Kasus di MI Ma‟arif Cekok Babadan Ponorogo)”, Skripsi (Ponorogo: Institut Agama Islam
Negeri Ponorogo, 3019), 21.
58
kebutuhan yang kuat untuk mendominasi orang lain dan kurang berempati terhadap
targetnya.
Siswa akan terperangkap dalam peran pelaku bullying, tidak dapat
mengembangkan hubungan yang sehat, kurang cakap untuk memandang dari
perspektif lain, tidak memiliki empati, serta menganggap bahwa dirinya kuat dan
disukai hingga dapat mempengaruhi pola hubungan sosialnya di masa yang akan
datang.
Sementara itu hasil wawancara penulis dengan siswa Madrasah Laboratorium
Kota Jambi, beliau mengatakan bahwa:
“[K]alo untuk dampak dari bully itu sendiri saya tidak tau kak, saya taunya
mengejek kak. Tapi saat kami di laporkan ke guru dan di kasih tau apa itu
bully dan dampaknya baru lah kami paham kenapa teman yang sering
sayabully itu tidak melawan dan diam saja, dan minder sama sayaternyata
dampak dari saya bully tadi, dan mereka takut untuk berteman sama saya, dan
takut saya bully.79
Penulis juga menyempatkan untuk mewawancarai salah satu siswa yang
menjadi korban bullying:
“[S]aya pernah di bully, diejek, dihina karena saya pernah maju kedepan kak,
dan dampak yang saya terima dari kasus bullying itu saya kurang percaya diri
lagi saat mau maju kedepan, saya pernah putus asa rasanya ingin tidak sekolah
lagi, supaya saya tidak di omongin lagi sisi jeleknya saya, terkadang saya
ingin menangis mengingat itu. Mereka tidak tau betapa tidak enaknya di bully
itu, mereka taunya membully, mengejek.80
3. Dampak bagi siswa lain yang menyaksikan bullying (bystanders)
Jika bullying dibiarkan tanpa tindak lanjut, maka siswa lain yang menonton
dapat berasumsi bahwa bullying adalah perilaku yang diterima secara sosial. Dalam
79
DS, Selaku Siswa Madrasah, Wawancara Dengan Penulis, 23 Oktober 2020, Kota Jambi,
Catatan Hasil Wawancara. 80
KD, Selaku Siswa Yang Menjadi Korban Bullying, Wawancara Dengan Penulis, 22 Oktober
2020, Kota Jambi, Catatan Hasil Wawancara.
59
kondisi ini, beberapa siswa mungkin akan bergabung dengan penindas karena takut
menjadi sasaran berikutnya dan beberapa lainnya mungkin hanya akan diam saja
tanpa melakukan apapun dan yang paling parah mereka merasa tidak perlu
menghentikannya.
Sesuai dengan wawancara yang saya lakukan dengan guru BK di MTS
Laboratorium Kota Jambi sebagaiman yang di ungkapkan oleh beliau bahwa:
“[P]erilaku bullying sangat berdampak terhadap prilaku anak, seperti tingkat
kepercayaan diri mereka menurun, gangguan terhadap psikis maupun
psikologis mereka serta mengalami depresi, ada rasa kecemasan, kurangnya
percaya diri, Ada beberapa kasus di negara-negara asing yang menjadi korban
bully yang mengalami depresi hingga memilih untuk mengakhiri hidupnya.81
Mengenai dampak bullying terhadap tingkat kepercayaan diri siswa yang
terjadi di Madrasah Laboratoium Kota Jambi, peneliti mewawancarai Misirah selaku
guru BK beliau mengatakan bahwa:
“[S]elama penanganan kasus bullying di sekolah ini, dampak yang
ditimbulkan pada korban adalah, mereka merasa cemas dan ketakutan sama
temannya yang sering membully dirinya, siswa lebih menarik diri dari
lingkungan, tidak percaya diri, dan mereka merasa tidak aman.82
Pendapat juga hampir sama yang di ungkapkan oleh Annajmi Ningsih selaku
guru BK beliau mengatakan bahwa:
“[D]ampak yang terjadi pada anak yang menjadi korban bullying anak
tersebut menjadi pendiam, dan tidak percaya diri, menyendiri dan tidak ingin
bergabung bersama teman-teman yang lainnya, sehingga membuat anak
tersebut tidak ingin untuk datang kesekolah lagi dan ingin berhenti sekolah.83
81
Misirah, Selaku Guru Bk Madrasah, Wawancara Dengan Penulis, 19 Oktober 2020, Kota
Jambi, Catatan Hasil Wawancara. 82
M. Husni, Selaku Guru Bk Madrasah, Wawancara Dengan Penulis, 20 Oktober 2020, Kota
Jambi, Catatan Hasil Wawancara. 83
Annajmi Ningsih, Selaku Guru BK Madrasah , Wawancara Dengan Penulis, 11 November
2020, Kota Jambi, Catatan Hasil Wawancara.
60
Pendapat juga hampir sama yang di ungkapkan oleh salah satu siswa yang
menjadi korban bullying:
“[S]aya juga sering di ejek sama kawan saya kak, saya dibilang gendut lah
sama teman saya, mungkin karna fisik saya kayak gini, jadi mungkin aneh
buat mereka.Ada sih rasa kesal, ingin membalas dan membela diri tapi saya
mikir dari pada nanti urusannya jadi panjang ya saya diamin aja kak saya
sabar aja, saya sadar dengan keadaan fisik saya ini kak, karna semua orang
pasti punya kekurangan. Terkadang saya lebih milih untuk berada didalam
kelas aja, saya dak mau keluar kelas, kalaupun saya keluar paling hanya ke
kantin, dan keluarpun kalau penting saja, setelah itu saya masuk lagi kedalam
kelas.84
Pendapat juga hampir sama yang di ungkapkan oleh salah satu siswa yang
menjadi korban bullying:
“[S]aya itu tidak percaya diri kalau di suruh guru untuk maju kedepan kelas,
di suruh jawab pertanyaan dari guru, jadi serba salah, ya mungkin karna
sering di ejek sama kawan-kawan, jadi ada perasaan tidak tenang dan saya
jadi takut,jadi kalau sudah di suruh maju mulai gemeteran takut kalau kami di
bully lagi.85
Pendapat juga hampir sama yang di ungkapkan oleh salah satu siswa yang
menjadi korban bullying:
“[A]wal kami menjadi korban bullying itu dari sebuah candaan kawan.tetapi
lama kelamaan kok candaan mereka ini kok makin tiap hari gitu. Kadang
kawan ini bercandanya terlalu berlebihan gitu, saya sadarlah kalau saya ini
anaknya ada kurangnya dalam bentuk tubuh tapi yo janganlah saya ni di ejek
gendut terus. Kalo cuma sekali atau dua kali tidak apa-apa saya masih bisa
terima tapi kadang kawan ni bercandanya terlalu sering. Jadi saya setiap pas
lagi ngumpul gitu saya lebih milih untuk diam ataupun milih ngobrol samo
kawan yang lain yang bisa terima kurangnya saya. Dari pada saya ikut
ngobrol disitu eh saya malah jadi bahan ejekan samo mereka kan sakit hati
saya jadinya. Kadang saya bisa tiba-tiba dak percaya diri kalau nak bekawan
84
AF, Selaku Siswa Yang Menjadi Korban Bullying , Wawancara Dengan Penulis, 22 Oktober
2020, Kota Jambi, Catatan Hsil Wawancara. 85
ST, Selaku Siswa Yang Menjadi Korban Bullying, Wawancara Dengan Penulis, 22 Oktober
2020, Kota Jambi, Catatan Hasil Wawancara.
61
atau dekat sama kawan yang diluar sekolah, karena kami tu minder dan
kepikiran dengan apa yang kawan-kawan bilang.86
Dari hasil dari wawancara diatas, dapat penulis simpulkan bahwa dampak dari
bullying bermacam-macam seperti meurunnya kepercayaan diri seseorang, adanya
gangguan terhadap psikis, depresi, ada rasa kecemasan, merasa ketakutan, merasa
tidak aman saat berada di sekolah maupun lingkungan, menarik diri dari lingkungan,
sehingga korban bullying tidak ingin datang ke sekolahdan masih banyak lagi.
Dampaknya sangatlah berbahaya, apabila di biarkan terus menerus tanpa adanya
penanganan, pelaku bullying akan terus menerus melakukan bully terhadap teman-
teman yang lainnya yang akan menjadi korban bullying dan belajar bahwa tidak akan
ada resiko apapun bagi pelaku dan bagi korban.
86
HL, Selaku Siswa Yang Menjadi Korban Bullying, Wawancara Dengan Penulis, 23 Oktober
2020, Kota Jambi, Catatan Hasil Wawancara.
62
BAB IV
PENANGANAN TERHADAP KORBAN BULLYING DI MADRASAH
LABORATORIUM KOTA JAMBI
A. Upaya Pencegahan kasus bullying
Bullying sudah menjadi masalah global yang kemudian tidak bisa kita abaikan
lagi.Banyak hal yang haurus bisa kita lakukan untuk menyelamatkan perkembangan
psikologis anak-anak dan remaja.Kekerasan sejak dini bukan merupakan bagian dari
perkembangan psikologis mereka, oleh sebab itu banyak elemen harus ikut terlibat,
baik orang tua, pihak sekolah, bahkan pemerintah.
Beberapa hal yang bisa dilakukan antara lain:87
1. Orang tua membiasakan diri memberikan feedback positif bagi anak sehingga
mereka belajar untuk berperilaku sosial yang baik dan mereka mendapatkan
model interaksi yang tepat bukan seperti perilaku bullying dan agresi.
Kemudian menggunakan alternative hukuman bagi anak dengan tidak
melibatkan kekerasan fisik maupun psikologis. Selain itu, orang tua mau
menjalin relasi dengan sekolah untuk berkonsultasi jika anaknya baik sebagai
pelaku bullying ataupun kotban bullying.
2. Pihak sekolah menciptakan lingkungan yang positif misalnya dengan adanya
peraktik pendisiplinan yang tidak menggunakan kekerasan. Selain itu juga,
meningkatkan kesadaran pihak sekolah untuk tidak mengabaikan keberadaan
bullying.
87
Imas Kurnia, Bullying (Yogyakarta: Grup Relasi Inti Media, 2006), 3-4.
63
Berikut ini beberapa upaya untuk menangani kasus bullying, di antaranya:88
1. Menangani perilaku bullying bagi korban, diantaranya:
a. Bekali peserta didik dengan kemampuan untuk membela dirinya sendiri,
terutama ketika tidak ada orang dewasa/guru/orang tua yang berada
didekatnya.
b. Bekali peserta didik dengan kemampuan menghadapi beragam situasi
tidak menyenangkan yang mungkin dia alami dalam kehidupannya.
c. Upaya peserta didik mempunyai kemampuan sosialisasi yang baik
dengan sebaya atau dengan orang yang lebih tua.
2. Menangani perilaku bullying bagi pelaku, diantaranya:
a. Segera ajak peserta didik bicara mengenai apa yang dia lakukan.
Upayakan bantuan dari tenaga ahlinya agar masalah tertangani dengan
baik dan selesai dengan tuntas.
b. Cari penyebab peserta didik melakukan hal tersebut. Penyebab menjadi
penentu penanganan. Peserta didik yang menjadi pelaku karena rasa
rendah diri tentu akan ditangani secara berbeda dengan pelaku yang
disebabkan oleh dendam karena pernah menjadi korban. Demikian juga
bila pelaku disebabkan oleh agresifitasnya berbeda.
c. Posisikan diri untuk menolong peserta didik dan bukan menghakimi
anak.
B. Penanganan yang di lakukan oleh guru BK
Bullying hal yang sering terjadi di kehidupan sehari-hari bisa jadi di
lingkungan sekitar, atau di lingkungan pendidikan maka dari itu guru BK dan orang
tua berperan aktif kepada anak untuk meminimalisir kasus bullying.
88
Ziadatul Hamidah, “Program Studi Pendidikan Agama Islam: Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan”, Skripsi (Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2019), 40.
64
Masa sekarang banyak terjadinya bullying, bahkan banyak di bicarakan
sehubungan dengan meluasnya kasus penghinaan di sertai dengan ejekan di media
sosial maupun di lingkungan masyarakat, khususnya di kalangan remaja. Perilaku
bullying dari waktu kewaktu terus menghantui anak-anak, mulai dari usia remaja
hingga dewasa.
Bullying adalah perilaku menyimpang anak yang berdampak negatif buruk
anak, bullying adalah tindakan yang frontal, penindasan hingga dapat mengakibatkan
penurunan kepercayaan diri terhadap anak, maka dari itu peran penting guru BK
maupun orang tua untuk melakukan pendampingan terhadap kasus bullying.
Mengenai seperti apa penanganan yang telah dilakukan di Madrasah
Laboratorium Kota Jambi, peneliti mewawancarai guru BK dan didapatkan hasil:
“[S]alah satu cara yang dilakukan guru bk yaitu berperan aktif untuk
memantau aktifitas murid pada jadwal jam kosong untuk mengantisipasi
adanya kasus bullying, Sebagai guru BK kita harus memberi pengarahan
kepada para korban bullying. Bahwasanya kejadian yang pernah dialaminya
tersebut bukan semata mata ingin menindas korban, namun hanya ingin
bergurau tapi tidak tahu batas bergurau tersebut, juga memberitahu bahwa
tidak semua siswa memiliki sifat tersebut, dan tidak lupa juga melakukan
pendampingan terhadap anak yang di bully dengan cara musyawarah di mana
selaku guru BK memanggil kedua orang tua siswa korban bully dan si
pembuli untuk mengetahui sebab terjadinya bullying, terkadang bullying
terjadi karena interaksi dua siswa tersebut. Dalam kasus ini banyak siswa
yang tidak mengetahui bullying ini dalam bentuk apa saja, maka dari itu atas
kasus bullying di atas orang tua, Wali kelas, guru BK berperan aktif untuk
memberi tahu kepada anak-anak mereka bahwa bullying itu terdiri dari
kekerasan fisik dan verbal. Tidak lupa pula guru Bk memberikan motivasi
kepada anak yang menjadi korban bullying. Tidak lupa kita mendudukkan
pelaku dan korban di ajak untuk berkomunikasi, memberikan pemahaman
bahwasanya bahwa apa yang dilakukan itu adalah hal yang salah.89
89
Misirah, Selaku Guru BK Madrasah, Wawancara dengan Peneliti 19 Oktober 2020, Kota
Jambi, Catatan Hasil Wawancara.
65
Setelah mendapatkan informasi tersebut peneliti juga tidak lupa untuk
melakukan wawancara dengan guru bk yang lainnya dan didapatkan hasil:
“[U]ntuk mengatasi bentuk perilaku bullying yang dilakukan oleh siswa atau
siswi di sini, kami bekerja sama kepada semua pihak yang ada di sekolah ini.
dalam penanganan kasus bullying ini kami dari pihak sekolah akan berusaha
semaksimal mungkin karena seperti yang kita ketahu bullying ini jika
dibiarkan terus menerus tanpa adanya penanganan yang serius itu sangat
berbahaya, contohnya bisa dilihat pada media online seperti apa dampak yang
ditimbulkan oleh bullying ini. Untuk sejauh ini ada beberapa hal yang telah
kami lakukan seperti memberkan pemahaman terhadap siswa tentang bahaya
dari perilaku bullying, dan memberikan informasi kepada siswa tentang
hukuman yang akan diterimanya dari pihak sekolah jika melakukan tindakan
bullying, memberi arahan, menasehati, memberikan motivasi. Kita juga
sebagai guru BK membantu untuk menyelesaikan dan mempertemukan si
pembully dengan korban bully dengan tujun agar sikorban percaya agar tidak
akan terjadi lagi kasus bullying terhadap dirinya. Sehingga sikorban dapat
mengembalikan kepercayaan dirinya, selaku guru BK selalu menjadi
penengah dalam permasalahan kasus bullying, karena peran guru BK sebagai
hakim yang adil, serta membimbing anak-anak agar tidak lagi melakukan aksi
bully. Tidak lupa pula pihak sekolah Bekerja sama dengan pihak orang tua,
karna orang tua adalah orang yang paling dekat dengan siswa. Pihak orang
tua harus ikut berperan aktif dalam perkembangan psikologi anak mereka,
berbicara kepada anaknya apa bila ada kasus bully jangan hanya diam saja,
dan segera langsung bicarakan ke wali kelas ataupun guru BK jika anaknya
menjadi korban bully. 90
Setelah mendapatkan informasi tersebut peneliti juga melakukan wawancara
dengan guru BK yang lainnya dan didapatkan hasil:
“[K]alau dari guru BK pastinya bekerja sama kepada guru mata pelajaran,
wali kels, kesiswaan, dan semuanya baik pegawai maupun staff.Khususnya
saya selaku guru BK saya memberikan arahan, memberikan perhatia kepada
anak yang menjadi korban bully, memberikan motivasi yang dapat
membangun untuk anak yang menjadi korban, dan memberikan
pendampingan kepada anak.Kita juga selaku guru BK selalu bekerjasama
antara wali kelas dan guru BK lainnya. Kami juga tidak lupa untuk membantu
dalam peyelesaian permasalahannya, untuk pelaku dan korban bullying di
panggil dan di pertemukan agar tau apa sebab terjadinya bullying , memanggi
teman yang sudah melaporkan bahwa adanya kasus bully, dan memanggil
90
M. Husni, Selaku Guru BK Madrasah, Wawancara dengan Peneliti, 20 Oktober 2020, Kota
Jambi, Catatan Hasil Wawancara.
66
orang tua dari dua belah pihak. Karna kami disini selaku guru BK adalah
sebagai orang tua di sekolah, sebagai penengah bagi anak-anak yang ada
masalah. Selanjutnya saya dan guru-guru lainnya jika ada kasus yang seperti
bullying dan kasus-kasus lainnya biasanya kita dudukkan anak, dan kita ajak
untuk berkomunikasi dan memberi tahu bahwa apa yang mereka lakukan itu
adalah perbuatan yang tidak baik. Kemudian jika menyangkut orang lain
dalam arti menyakiti, kami ajarkan kepada mereka untuk bisa saling
memaafkan antara satu sama yang lainnya.91
Adapun dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sebenarnya dari
pihak sekolah telah melakukan berbagai upaya dalam menangani kasus bullying ini
disekolah, baik itu melalui guru mata pelajaran, wali kelas, guru bk yang bekerja
sama dengan pihak guru-guru, pegawai maupun staff lainnya dan tidak lupa untuk
bekerja sama dengan para orang tua yang merupakan pihak yang paling dekat dengan
siswa. Tidak lupa dari para guru-guru selalu megajarkan kepada siswa maupun siswi
untuk bisa saling memaafkan antara satu sama yang lainnya. Selain itu dengan adanya
penanganan yang maksimal ini bisa untuk menekan perilaku bullying disekolah.
Mendapatkan informasi dari para guru BK Pada saat dilapangan beberapa
penanganan yang telah dilakukan oleh pihak sekolah, akan tetapi itu masih belum
sempurna karena masih ada juga siswa yang melakukan bullying pada saat tidak ada
guru.
91
Annajmi Ningsih, Selaku Guru BK Madrasah, Wawancara Dengan Peneliti, 11 November
2020, Kota Jambi, Catatan Hasil Wawancara.
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dipaparkan di atas, maka penulis dapat
menarik kesimpulan sesuai dengan apa yang telah diajukan, yakni sebagai berikut:
1. ada dua bentuk bullying yang terjadi di Madrasah Laboratorium Kota Jambi,
diantaranya adalah kasus bullying verbal dan bullying fisik. Akan tetapi kasus
yang marak terjadi di sekolah adalah kasusu bullying verbal, di karenakan
kebanyakan siswa melakukkan bullying tersebut adalah untuk ajang lelucuan
bagi mereka dan teman-teman yang memang sering melakukan
bullying.Bullying verbal yang sering dilakukan oleh siswa adalah dengan
sengaja mengolok-olok, menggosip, mengejek dengan penyebutan nama
orang tua, mencemooh, dan lainnya.
2. dampak dari bullying sangatlah berbahaya, dampak bullying yang terlihat jelas
adalah terganggunya kesehatan fisik, sulit menyesuaikan diri terhadap
lingkungan, menarik diri dari lingkungan, hilangnya rasa percayaan diri,
merasa cemas, berlebihan. Selalu merasa takut, depresi, ingin bunuh diri, dan
gejala-gejala gangguan stres pasca trauma.
3. Upaya penanganan yang dilakukan yaitu melakukan pendampingan terhadap
anak yang menjadi korban bully, memberikan motivasi, selaku guru BK
memanggil kedua orang tua siswa korban bully dan pembully. Pihak sekolah
telah melakukan berbagai upaya dalam menangani kasus bullying ini
disekolah, baik itu melalui guru mata pelajaran, wali kelas, guru bk yang
bekerja sama dengan pihak guru-guru, pegawai maupun staff lainnya dan
bekerja sama dengan para orang tua yang merupakan pihak yang paling dekat
dengan siswa.
68
B. Implikasi Penelitian
Guna mencegah terjadinya kasus bullying di MTS Laboratorium Kota Jambi,
maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan:
1. Guru harus selalu senantiasa untuk menjadi pendengar yang baik bagi siswa.
2. Sering melakukan sosialisasi kepada siswa tentang apa itu bullying dan
seberapa besar dampak yang ditimbulkan dari bullying.
3. Selalu menjalin komunikasi yang baik antara guru dan orang tua siswa
Hasil penelitian ini belum sepenuhnya sempurna, mungkin masih ada yang
tertinggal atau terlupakan.Oleh karena itu, penulis mengharapkan penelitian ini dapat
dilanjutkan dan dikaji ulang tentunya dengan lebih teliti lagi, kritis, dan lebih
mendekati guna menambah wawasan pengetahuan bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
AL-QUR’AN
Kementrian Agama Republik Indonesia.Alquran dan terjemahnya.(Bandung, 2010).
BUKU
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2013.
Baharuddin. M .Pd.I, Pendidikan & Psikologi Perkembangan, Jogjakarta: AR-RUZZ
MEDIA, 2017.
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2010.
Desmita, Pikologi Perkembangan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2009.
Donny BU (ICT Watch), Usir Galau dengan Internet, (Yogyakarta: Andi Offset,
2013), 41
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek, Jakarta: Bumi
Aksara, 2013.
Kurnia, Imas. Bullying, Yogyakarta: Grup Relasi Inti Media, 2016.
Moloeng, Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2002.
Narbuko, Chollid dan Abu Achmadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara,
2007.
Pawinto, Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: Lkis Yogyakarta, 2007.
Sudijon, Anas. Metodelogi Research dan Bimbingan Peneliitian Skripsi. Yogyakarta:
UD Rama, 1993.
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta,2007.
JURNAL
Deni, Amandha Unzilla&Ifdil. “Konsep Kepercayaan Diri Remaja Putri”, Jurnal
Pendidikan Indonesia, 2, No.2, 2016.
Fajar Setiawan, Fajar. “Dampak Perilaku Bullying Terhadap Kehidupan Sosial Siswa
Sekolah Dasar Di Kecamatan Driorejo Kabupaten Gresik”, Jurnal Inventa, 2,
No. 1, 2018.
Levianti, “Konformitas dan bullying pada siswa”, Jurnal Psikologi, 6, No. 1, 2008.
Masdin, “Fenomena Bullying Dalam Pendidikan”, Jurnal Al Ta‟dib, 6, No. 2, 2013.
Wulandari, Ade, “Karakteristik Pertumbuhan Perkembangan Remaja Dan
Implikasinya Terhadap Masalah Kesehatan Dan Keperawatannya”, Jurnal
Keperawatan Anak, 2, No.1, 2014.
SKRIPSI
Damayanti, Reka. “Dampak Bullying Terhadap Perkembangan Sosial Emosional
Anak”, Skripsi, Jambi: Universitas Islam Negeri Sukthan Thaha Saifuddin
Jambi, 2019.
Fauziah, Dede Misybah. “Bimbingan Konseling Rational Emotif Behavior Therapy
Teknik Homework Assigment Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa
Korban Bullying”, Skripsi, Lampung: Institut Agama Islam Negeri Raden
Intan Lampung, 2016.
Hamidah, Ziadatul. “Program Studi Pendidikan Agama Islam: Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan”. Skripsi, Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya, 2019.
Ikhsan Janatung, Andi Muhammad. "Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Perilaku
Bullying di SMAN 2 Barru”. Skripsi, Makassar: Universitas Hasanuddin
Makassar, 2018.
Muliasari, Nindya Alfian, “Dampak Perilaku Bullying Terhadap Kesehatan Mental
Anak (Studi Kasus di MI Ma‟arif Cekok Babadan Ponorogo)”. Skripsi,
Ponorogo: Institut Agama Islam Negeri Ponorogo, 3019.
Mustakim, “Program Studi Bimbingan Penyuluhan Islam: Fakultas Dakwah”,
Skripsi, Jambi: Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,
2019.
Novalia, Ricca. “Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial: Fakultas Dakwah dan
Komunikasi”, Skripsi, Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2016.
Rizal, Shakinah Ayesha, “Hubungan Antara Bullying Dengan Kepercayaan Diri
Siswa MAN TLOGO”. Skripsi , Malang: Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang, 2013.
Sri Purwaningsih, Ida Mega. “Hubungan Perundungan (Bullying) Dengan
Kepercayaan Diri Siswa Kelas X SMA Muhammadiy 11 Karanganyar”,
Skripsi, Surakarta: Institut Islam Negeri Surakarta, 2017.
Wardiati, Eli. “Pengaruh Bullying Terhadap Moralitas Siswa Pada SMP Negeri Darul
Hikmah Kabupaten Aceh Jaya”, Skripsi, Banda Aceh: Universitas Islam
Negeri Ar-Rniry Darusalam, 2018.
Yuliana, Mita. 2018. “Dampak perilaku bully terhadap 2 siswa di SMP Pangudi
Luhur Klaten Tahun Ajaran 2017/2018” Skripsi, Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
WAWANCARA
AF, Selaku Siswa Yang Menjadi Korban Bullying, Wawancara Dengan Penulis, 22
Oktober 2020, Kota Jambi, Catatan Hasil Wawancara.
AF, Selaku Siswa Yang Menjadi Korban Bullying , Wawancara Dengan Penulis, 22
Oktober 2020, Kota Jambi, Catatan Hsil Wawancara.
Annajmi Ningsih, Selaku Guru BK Madrasah, Wawancara Dengan Penulis, 11
November 2020, Kota Jambi, Catatan Hasil Wawancara.
Annajmi Ningsih, Selaku Guru BK Madrasah, Wawancara Dengan Penulis, 11
November 2020, Kota Jambi, Catatan Hasil Wawancara.
Annajmi Ningsih, Selaku Guru BK Madrasah, Wawancara Dengan Penulis, 11
November 2020, Kota Jambi, Catatan Hasil Wawancara.
AY, Selaku Siswa Madrasah, Wawancara Dengan Penulis, 22 Oktober 2020, Kota
Jambi, Catatan Hasil Wawancara.
CA, Selaku Siswa Madrasah, Wawancara Dengan Penulis, 23 Oktober 2020, Kota
Jambi, Catatan Hasil Wawancara.
Data Sekolah Madrasah Laboratorium Kota Jambi, diambil pada 20 Oktober 2020.
Dokumentasi Madrasah, yang diperoleh dari bapak M. Rinto Alanuari Bidang Staff
TU.
Dokumentasi Madrasah, yang diperoleh dari bapak M. Rinto Alanuari Bidang Staff
TU.
DS, Selaku Siswa Madrasah, Wawancara Dengan Penulis, 23 Oktober 2020, Kota
Jambi, Catatan Hasil Wawancara.
DT, Selaku Siswa Madrasah, Wawancara Dengan Penulis, 22 Oktober 2020, Kota
Jambi, Catatan Hasil Wawancra.
HL, Selaku Siswa Yang Menjadi Korban Bullying, Wawancara Dengan Penulis, 23
Oktober 2020, Kota Jambi, Catatan Hasil Wawancara.
IB, Selaku Siswa Madrasah, Wawancara Dengan Penulis, 22 Oktober 2020, Kota
Jambi, Catatan Hasil Wawancara.
JF, Selaku Siswa Madrasah, Wawancara Dengan Penulis, 22 Oktober 2020, Kota
Jambi, Catatan Hasil Wawancara.
JN, Selaku Siswa Madrasah, Wawancara Dengan Penulis, 23 Oktober 2020, Kota
Jambi, Catatan Hasil Wawancara.
KD, Selaku Siswa Yang Menjadi Korban Bullying, Wawancara Dengan Penulis, 22
Oktober 2020, Kota Jambi, Catatan Haasil Wawancara.
M. Husni, Selaku Guru Bk Madrasah, Wawancara Dengan Penulis, 20 Oktober 2020,
Kota Jambi, Catatan Hasil Wawancara.
M. Husni, Selaku Guru BK Madrasah, Wawancara dengan Penulis, 20 Oktober 2020,
Kota Jambi, Catatan Hasil Wawancara.
M. Husni, Selaku Guru Madrasah, Wawancara Dengan Penulis, 20 Oktober 2020,
Kota Jambi, Catatan Hasil Wawancara.
M. Husni, Selaku Guru Bk Madrasah, Wawancara Dengan Penulis, 20 Oktober 2020,
Kota Jambi, Catatan Hasil Wawancara.
Misirah, Selaku Guru BK Madrasah, wawancara dengan penulis, 19 Oktober 2020,
Kota Jambi, Catatan Hasil Wawancara.
Misirah, Selaku Guru BK Madrasah, Wawancara Dengan Penulis, 19 Oktober 2020,
Kota Jambi, Catatan Hasil Wawancara.
Misirah, Selaku Guru Bk Madrasah, Wawancara Dengan Penulis, 19 Oktober 2020,
Kota Jambi, Catatan Hasil Wawancara.
Misirah, Selaku Guru BK Madrasah, Wawancara Dengan Penulis, 22 Oktober 2020,
Kota Jambi, Catatan Hasil Wawancara.
Misirah, Selaku Guru Bk Madrasah, Wawancara Dengan Penulis, 19 Oktober 2020,
Kota Jambi, Catatan Hasil Wawancara.
NR, Selaku siswa Madrasah, Wawancara Dengan Penulis, 22 Oktober 2020, Kota
Jambi, Catatan Hasil Wawancara.
NY, Selaku Siswa Madrasah, Wawancara Dengan Penulis, 23 Oktober 2020, Kota
Jambi, Catatan Hasil Wawancara.
Observasi Awal, 12 Mei 2020.
SI, Selaku Siswa Yang Menjadi Korban Bullying, Wawancara Dengan Penulis, 22
Oktober 2020, Kota Jambi, Catatan Hasil Wawancara.
Sumber arsip Sekolah Madrasah Laboratorium Kota Jambi. Diambil pada 20 Oktober
2020 .
ST, Selaku Siswa Yang Menjadi Korban Bullying, Wawancara Dengan Penulis, 22
Oktober 2020, Kota Jambi, Catatan Hasil Wawancara.
ZR, Selaku Siswa Madrasah, Wawancara Dengan Penulis, 22 Oktober 2020, Kota
Jambi, Catatan Hasil Wawancara.
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
SKRIPSI
“DAMPAK BULLYING TERHADAP TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI
SISWA (Studi di Mts Laboratorium UIN STS Jambi)”
No JENIS DATA METODE SUMBER DATA
1. Sejarah Berdirinya MTS
Laboatorium Kota Jambi
- Dokumetasi
- Wawancara
- Kepala Sekolah
- Dokumentasi
- Sejarah
2. Letak Geografis MTS
Laboratorium Kota Jambi
- Wawancara
- Dokumentasi
- Kepala Sekolah
- Dokumentasi
3. Visi dan Misi Mts
Laboratorium
- Dokumentasi
- Kepala Sekolah
- Dokumentasi
- Dokumen Visi dan
Misi
4. Sarana/fasilitas - Observasi
- Wawancara
- Dokumentasi
- Dokumen Keadaan
Lingkungan Sekitar
- Keadaan Fasilitas
5. Struktur Organisasi - Dokumentasi - Bagan Struktur
Organisasi
6. Tenaga Pengajar - Wawancara
- Dokumentasi
- Dokumen Jumlah
Guru
7. Jumlah Murid - Wawancara
- Dokumentasi
- Dokumen Jumlah
Murid
8. Pendapat Guru BK Tehadap
Bullying di Masa Remaja Mts
Laboratorium
- Observasi
- Dokumentasi
- Wawancara
- Guru BK
- Siswa
A. Panduan Observasi
No JENIS DATA Objek Observasi
1. Letak Geografis Mts Laboratorium - Keadaan letak geografis
2. Sarana dan Fasilitas Mts
Laboratorium
- Sarana dan Prasarana yang
tersedia di Madrasah
3. Keadaan Tenaga Pengajar - Situasi Kedisiplinan Tenaga
Pengajar
4. Jumlah Tenaga Pengajar - Dokumen Keadaan Tenaga
Pengajar
B. Panduan Dokumentasi
No JENIS DATA Data Dokumentasi
1. Sejarah Mts Laboratorium
- Dokumentasi Sejarah
2. Letak Geografis Mts Laboratorium - Data dokumentasi Letak
Geografis Mts Laboratorium
3. Struktur Organisasi - Data Dokumentasi tentang
Struktur Organisasi
4. Visi dan Misi Mts Laboratorium - Data Dokumentasi tentang Visi,
Misi Mts Laboratorium
5. Sarana dan Prasarana - Data dokumentasi tentang sarana
dan prasarana madrasah
C. Butir-Butir Wawancara
No Jenis Data Sumber Data & Subtansi Wawancara
1. Sejarah Madrasah Kepala Sekolah
- Bagaimana sejarah
berdirinya Madrasah
Laboratorium Kota Jambi
2. Letak Geografis Madrasah Kepala Sekolah
- Bisa di jelaskan letak geografis
Madasah?
3. Sarana dan Prasarana Madrasah Kepala Sekolah
- Apa saja sarana yang dimiliki
oleh Madrasah
4. Guru Bimbingan dan Konseling Guru Bimbingan dan Konseling:
- Pendapat Guru Terhadap kasus
Bullying
- Jenis bullying yang terjadi
- Cara Apa Yang dilakukan Guru
dalam Mengatasi Anak Yang
Menjadi korban bully.
- Apa saja dampak yang terjadi
pada anak yang menjadi korban
bully.
5. Siswa Madrasah Laboratorium Kota
Jambi
Siswa Kelas VIII C dan VIII D
- Pendapat siswa terhadap kasus
bullying
- Jenis bullying yang terjadi
- Apa saja dampak yang terjadi
pada anak yang menjadi korban
bully.
DOKUMENTASI
Foto kegiatan wawancara
Kegiatan wawancara
Melakukan kegiatan wawancara
Kegiatan wawancara via online dengan siswi
Kegiatan wawancara online
Wawancara online dengan siswa
Saat melakukan wawancara dengan siswa
DAFTAR INFORMAN/RESPONDEN
No Nama Keterangan
1 Misirah Guru BK
2 M. Husni Guru BK
3 Annajmi Ningsih, S. Pd Guru BK
4 AY Siswa
5 CA Siswa
6 ZR Siswa
7 SI Siswa
8 JF Siswa
9 NY Siswa
10 DT Siswa
11 AF Siswa
12 NR Siswa
13 IB Siswa
14 JN Siswa
15 DS Siswa
16 KD Siswa
17 ST Siswa
18 HI Siswa
CURRICULUM VITAE
A. Informasi Diri
Nama : Yuliana
Tempat Tanggal Lahir : Kuala Tungkal, 07 Juli 1996
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jl. Karya Maju Rt. 14 Rw. 05 No. 29 Kel.
Simpang IV Sipin Kec. Telanaipura Kota Jambi
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Angkatan : 2019/2020
B. Riwayat Pendidikan
S1 UIN STS Jambi Jurusan BPI : 2016-2020
SMK Negeri 4 Kota Jambi : 2011-2014
SMP Negeri 3 Kuala Tungkal : 2008-2011
SDN.001 Sei. Terab (Riau) : 2001-2008