DAFTAR PUSTAKA - · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung....

108
183 DAFTAR PUSTAKA Black, J.A. (1981), Urban Transport Planning: Theory and Practice, London, Cromm Helm. Bryson, J.M., (2005), Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Burke, E.M., (2004), Pendekatan Partisipatif dalam Perencanaan Kota, Yayasan Sugijanto Sugijoko Indonesia, Bandung. Catanese J.A. dan J.C. Snyder, (1996), Perencanaan Kota, Erlangga, Jakarta. Darminto, F. (2003), Discourse on Public Participation in Planning, Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol. 14 No. 1 April 2003, Institut Teknologi Bandung. Deni, R. dan M. Djumantri, (2002), Pergeseran Pendekatan Dalam Perencanaan Pengembangan Wilayah/Kawasan Di Indonesia, dalam buku Pemikiran dan Praktek Perencanaan dalamEra Transformasi di Indonesia, Departemen Teknik Planologi ITB, Bandung. Departemen PU. (2007), Panduan Analisa Harga Satuan Pekerjaan Jalan, Ditjen Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Hadihardjono, G.S., (2005), Proses Pengambilan Keputusan Dalam Perencanaan Transportasi Pada Tataran Nasional di Indonesia, Disertasi, Institut Teknologi Bandung. Hudson, B.M., (1981), Comparison of Current Planning Theories: Counterparts and Contradiction, Jurnal of the American Planning Association, 45. IRMS (2001), IRMSs Training Course, Departemen Kimpraswil, Jakarta. Isya, M., Tamin, O.Z., Tamin, R.Z., dan Purboyo, H., (2006), Analisis Fungsi Hambatan Perjalanan dalam Penentuan Matriks Asal-Tujuan (MAT). Prosiding Seminar FSTPT-IX, Unibraw, Malang. Joesoef, S., (2002), Metode GPAP – Gabungan Prinsip AHP dan Promethee, Suatu Alternatif untuk Pengambilan Keputusan Berkriteria Majemuk, Disertasi, Institut Teknologi Bandung. Kanafani, A. dan D. Sperling, (1982), National Transportation Planning, Martinus Nijhoff, The Hague/Boston/London. Karsaman, R.H., (1998), Prospek Penerapan Analisis Multi Kriteria dalam Evaluasi Proyek Transportasi, Jurnal Teknik Sipil Vol 5 no. 4, Institut Teknologi Bandung.

Transcript of DAFTAR PUSTAKA - · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung....

Page 1: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

183

DAFTAR PUSTAKA

Black, J.A. (1981), Urban Transport Planning: Theory and Practice, London, Cromm Helm.

Bryson, J.M., (2005), Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Burke, E.M., (2004), Pendekatan Partisipatif dalam Perencanaan Kota, Yayasan Sugijanto Sugijoko Indonesia, Bandung.

Catanese J.A. dan J.C. Snyder, (1996), Perencanaan Kota, Erlangga, Jakarta.

Darminto, F. (2003), Discourse on Public Participation in Planning, Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol. 14 No. 1 April 2003, Institut Teknologi Bandung.

Deni, R. dan M. Djumantri, (2002), Pergeseran Pendekatan Dalam Perencanaan Pengembangan Wilayah/Kawasan Di Indonesia, dalam buku Pemikiran dan Praktek Perencanaan dalamEra Transformasi di Indonesia, Departemen Teknik Planologi ITB, Bandung.

Departemen PU. (2007), Panduan Analisa Harga Satuan Pekerjaan Jalan, Ditjen Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

Hadihardjono, G.S., (2005), Proses Pengambilan Keputusan Dalam Perencanaan Transportasi Pada Tataran Nasional di Indonesia, Disertasi, Institut Teknologi Bandung.

Hudson, B.M., (1981), Comparison of Current Planning Theories: Counterparts and Contradiction, Jurnal of the American Planning Association, 45.

IRMS (2001), IRMSs Training Course, Departemen Kimpraswil, Jakarta.

Isya, M., Tamin, O.Z., Tamin, R.Z., dan Purboyo, H., (2006), Analisis Fungsi Hambatan Perjalanan dalam Penentuan Matriks Asal-Tujuan (MAT). Prosiding Seminar FSTPT-IX, Unibraw, Malang.

Joesoef, S., (2002), Metode GPAP – Gabungan Prinsip AHP dan Promethee, Suatu Alternatif untuk Pengambilan Keputusan Berkriteria Majemuk, Disertasi, Institut Teknologi Bandung.

Kanafani, A. dan D. Sperling, (1982), National Transportation Planning, Martinus Nijhoff, The Hague/Boston/London.

Karsaman, R.H., (1998), Prospek Penerapan Analisis Multi Kriteria dalam Evaluasi Proyek Transportasi, Jurnal Teknik Sipil Vol 5 no. 4, Institut Teknologi Bandung.

Page 2: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

184

LPM-ITB (1997), Manual Pelatihan Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat, ITB

LPM-ITB (2002), Studi Pengembangan Sistem Jaringan Jalan Nasional dan Propinsi di Propinsi Nusa Tenggara Timur. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat, ITB.

Manheim, M.L., (1979), Fundamentals of Transportation System Analysis, Vol I, Basic Concept, MIT Press, Cambridge, Mass.

Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997), Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia.

Morlok, E. K., (1978), Introduction To Transportation Engineering and Planning, McGraw-Hill, Inc.

Ortuzar, J.D. dan Willumsen, L.G. (1994), Modelling Transport, Second Edition, John Wiley and Sons Ltd.

Rangkuti, F., (2006), Analisis SWOT, Teknik Membedah Kasus Bisnis, Gramedia Pustaka Utama.

Riyadi dan D.S. Bratakusumah, (2005), Perencanaan Pembangunan Daerah, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Saaty, T.L., (1988), Multicriteria Decision Making, The Analytic Hierarchy Process, University of Pittsburgh.

Salim, W., (2003), Revisiting Community Participation In Planning, Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol. 14 No. 1 April 2003, Institut Teknologi Bandung.

Sumarto, H.S, (2004), Inovasi, Partisipasi dan Good Governance, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

Sujarto, D., (1985), Beberapa pengertian Tentang Perencanaan Fisik, Bhratara Karya Aksara, Jakarta.

Suryadi, K. dan M.A. Ramdhani, (2002), Sistem Pendukung Keputusan, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Suyuti, R., (2006a), Estimasi Model Kebutuhan Transportasi Berdasarkan Informasi Data Arus Lalu Lintas Pada Kondisi Pemilihan Rute Kesetimbangan, Disertasi, ITB.

Suyuti, R., (2006b), Pengembangan Sistem Informasi Arus lalu Lintas Dinamis dan Real Time Bagi Pengguna Jalan, Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala, Vol. 5 Tahun V, Unsyiah, Banda Aceh.

Page 3: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

185

Tamin, O.Z., (1994), Aplikasi Model Perencanaan Transportasi 4 Tahap Dalam Pemecahan Masalah Transportasi di Negara Sedang Berkembang. Jurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung.

Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang IMS-GT dan IMT-GT di Propinsi Sumatra Barat, Prosiding Seminar Sehari Transportasi, Jurusan Sipil, Unand, Padang.

Tamin, O.Z. (2000), Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Edisi II, Penerbit ITB, Bandung.

Tamin, O.Z., (2001), Peran Prasarana Transportasi Jalan dalam Menunjang Otonomi Daerah, Seminar Sehari Teknik Sipil, Untar, Jakarta.

Tamin, O.Z., (2002), Konsep Pengembangan Sistem Transportasi Wilayah Propinsi/Kabupaten di Era Otonomi Daerah, Makalah disampaikan pada Orientasi Pengelolaan Sektor Perhubungan Angkatan I, STPDN Bandung.

Tamin, O.Z. (2003), Perencanaan dan Pemodelan Transportasi: Contoh Soal dan Aplikasi, Penerbit ITB, Bandung.

Tamin, O.Z., dan Soegondo, S (1997), Penerapan Konsep Interaksi Tata Guna Tanah – Sistem Transportasi Dalam Perencanaan Sistem Jaringan Transportasi di Propinsi Jawa Barat. Laporan Akhir Penelitian STJR, Institut Teknologi Bandung.

Tamin, O.Z., dan R.B. Frazilla (1997), Penerapan Konsep Interaksi Tata Guna Lahan – Sistem Transportasi Dalam Perencanaan Sistem Jaringan Transportasi. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 8 no. 3, Institut Teknologi Bandung.

Tamin, O.Z., Suyuti, R. dan Isya, M. (2005), Pengembangan Sistem Informasi Arus Lalu Lintas Sebagai Upaya Pemecahan Masalah Transportasi di Kota Bandung, Laporan Akhir, Program Riset ITB 2005, Institut Teknologi Bandung.

Tanan, N., (2005), Kajian Lanjut Penanganan Jalan Provinsi dalam Kondisi Constrained Budget, Tesis, Institut Teknologi Bandung.

Tarigan, R., (2005), Perencanaan Pembangunan Wilayah, Bumi Aksara, Jakarta.

Vliet, D.V., (1995), SATURN User’s Manual, ITS, The University of Leeds.

Winarso, H., Oetomo, A., Priyani, R., (2003), Pendekatan Tourism Business District dan Partisipatif dalam Pengembangan Jalur Wisata Perkotaan. Kasus: Jalur Wisata Kota Jakarta, Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota ITB, Vol. 14 No.2 Juli 2003.

Page 4: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

186

DAFTAR PUSTAKA LAIN-LAIN

Badan Litbang Perhubungan (2001) Konsepsi Penyusunan Tatrawil Provinsi, Departemen Perhubungan RI.

Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 Tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan.

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: KM 49 Tahun 2005 Tentang Sistem Transportasi Nasional (Sistranas).

Peraturan Pemerintah no. 47 tahun 1997 mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.

Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalulintas Jalan.

Peraturan Pemerintah No.45/1992 tentang Penyelengaraan Otonomi Daerah.

Peraturan Pemerintah No. 69/1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban, serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang.

Undang-Undang Dasar 1945

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1992 Tentang Penerbangan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1992 Tentang Prasarana dan Angkutan Jalan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

http://[email protected] (Juni 2005)

http://en.wikipedia.org (Januari 2007)

http://www.businessball.com (Januari 2007)

Page 5: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

187

http://www.metro-region.org (Juni 2007)

http://www.unescap.org (Januari 2007)

http://www.stm.info/transportsej2004 (April 2007)

Page 6: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

LAMPIRAN A Kuesioner

Page 7: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

188

PENGANTAR Lembar kusioner ini merupakan bagian dari penelitian DISERTASI mahasiswa: Nama : Muhammad Isya NIM : 35003001 Program : Doktor (S3) Teknik Sipil Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Bandung (ITB) Judul Disertasi :

Pengembangan Metode Perencanaan Pemrograman Penanganan Sistem Jaringan Jalan Nasional dan Provinsi di Era Otonomi Daerah)(Studi Kasus Jaringan Jalan Nasional dan Provinsi di Wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam)

Pekerjaan Tetap : Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Unsyiah. Alamat : 1. Jl. Tgk Syech Abdurrauf no. 7 Darussalam, Banda Aceh.23111

2. Lab Jalan Raya ITB, Jl. Ganesha No. 10.40134. Telp: 022-2502350 3. HP : 081320527286

PENDAHULUAN Transportasi merupakan salah satu basic infrastructure (infrastruktur dasar) dalam peningkatan kegiatan ekonomi dan taraf hidup, yang bersifat multi kriteria dan multi stake holders. Sejalan dengan otonomi daerah, maka daerah juga perlu dilibatkan dalam perencanaan pemrograman sistem jaringan jalan Nasional dan Provinsi.

TUJUAN KUESIONER Tujuan kuesioner ini adalah untuk menentukan pihak yang terkait (stake holders) dalam perencanaan dan kriteria perencanaan yang digunakan dalam perencanaan pemrograman sistem jaringan jalan Nasional dan Provinsi.

JENIS KUESIONER Kuesiner ini terdiri dari 4 (empat) jenis yaitu: A. Kuesioner Penilaian Tingkat Kepentingan Stake Holders B. Kuesioner Penilaian Tingkat Kepentingan Jenis Program Penanganan Jalan C. Kuesioner Penilaian Tingkat Kepentingan Kriteria D. Kuesioner Penilaian Tingkat Kepentingan Sub Kriteria

DATA RESPONDEN Mohon kepada Bapak/Ibu untuk mengisi data responden berikut untuk memudahkan kami menghubungi kembali apabila klarifikasi data diperlukan.

N a m a R e s p o n d e n : I n s t a n s i : A l a m a t : Tanggal pengisian Kuesioner :

TERIMA KASIH ATAS PARISIPASI YANG BAPAK/IBU BERIKAN

LAMPIRAN A: KUESIONER PENELITIAN

Page 8: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

189

A. KUESIO PENILAIAN TINGKAT KEPENTINGAN STAKE HOLDER

Berdasarkan pertimbangan Bapak/Ibu, mohon berikan penilaian besarnya tingkat kepentingan dari keterlibatan pihak terkait (stake holders) dalam melakukan perencanaan program penanganan jaringan jalan Nasional dan Provinsi di Provinsi NAD.

(mohon beri tanda “X” pada kotak sesuai pilihan)

a. BAPPENAS TP Sd P SP ASP

b. Departemen Kimpraswil TP Sd P SP ASP

c. Departemen Perhubungan TP Sd P SP ASP

d. BAPPEDA Tingkat Propinsi TP Sd P SP ASP

e. Dinas PU/Kimpraswil Tingkat Propinsi TP Sd P SP ASP

f. Dinas Perhubungan Tingkat Propinsi TP Sd P SP ASP

g. BAPPEDA Tingkat Kab./Kota TP Sd P SP ASP

h. DPRD Tingkat Provinsi TP Sd P SP ASP

i. Dinas PU/Kimpraswil Tingkat Kab./Kota TP Sd P SP ASP

j. Dinas Perhubungan Tingkat Kab./Kota TP Sd P SP ASP

k. Pakar Perguruan Tinggi TP Sd P SP ASP

l. DPRD Tingkat Kabupaten/Kota TP Sd P SP ASP

m. LSM/Tokoh Masyarakat TP Sd P SP ASP

n. Organisasi Profesi TP Sd P SP ASP

o. Tokoh Masyarakat TP Sd P SP ASP

p. ………………………………… TP Sd P SP ASP

q. ………………………………… TP Sd P SP ASP

r. ………………………………… TP Sd P SP ASP Keterangan: 1. Isilah titik-titik jika menurut bapak/ibu masih diperlukan 2. TP=Tidak Penting, Sd=Sedang, P=Penting, SP=Sangat Penting, ASP=Amat Sangat Penting

Page 9: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

190

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER PENENTUAN NILAI BOBOT

Pada Tabel A berikut merupakan skala nilai dari perbandingan berpasangan. Mohon kepada Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian (judgement) terhadap setiap penilaian berpasangan berdasarkan pengalaman, pengetahuan dan intuisi yang Bapak/Ibu miliki.

Tabel A: Skala nilai perbandingan berpasangan

TINGKAT KEPENTINGAN DEFINISI PENJELASAN

1 Sama pentingnya Kedua kriteria memiliki pengaruh yang sama

3 Sedikit lebih penting yang satu atas lainnya

Penilaian sedikit lebih memihak pada salah satu kriteria dibandingkan pasangannya

5 Lebih penting yang satu atas lainnya

Penilaian sangat memihak pada salah satu kriteria dibandingkan pasangannya

7 Sangat penting yang satu atas lainnya

Salah satu kriteria sangat berpengaruh dan dominasinya tampak secara nyata

9 Mutlak lebih penting yang satu atas lainnya

Bukti bahwa salah satu kriteria lebih penting dari pada pasangannya adalah sangat jelas

2,4,6,8 Nilai tengah diantara dua pertimbangan yang berdekatan

Nilai ini diberikan jika terdapat keraguan diantara kedua penilaian yang berdekatan

Berbalikan

Jika kriteria I mempunyai nilai lebih tinggi pada saat dibandingkan dengan kriteria J, maka kriteria J mempunyai nilai kebalikan bila dibandingkan dengan kriteria I

aij=1/aji

Penilaian dilakukan dengan memakai bentuk sebagai berikut:

Kriteria I 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kriteria J • Nilai 1 menunjukkan bahwa kedua kriteria sama pentingnya. • Bagian kiri skala (9 s/d 2) menunjukkan bahwa kriteria I memiliki tingkat kepentingan

yang lebih dari pada kriteria J. • Bagian kanan skala (2 s/d 9) menunjukan bahwa kriteria J memiliki tingkat kepentingan

yang lebih daripada kriteria I.

Page 10: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

191

B. KUESIONER PENILAIAN RANGKING POLA PENANGANAN JALAN

PERANGKINGAN KRITERIA

Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan rangking penilaian terhadap tingkat kepentingan Jenis Program Penanganan Jalan Nasional dan Provinsi, seperti pada Tabel B berikut:

Tabel B Jenis Program Penanganan Jalan

JENIS PENANGANAN JALAN RANGKING

Pemeliharaan Jalan Rutin Pemeliharaan Jalan Berkala Peningkatan Jalan Pembangunan Jalan Baru

1= rangking tertinggi s/d 4= rangking terendah

PENILAIAN BOBOT KRITERIA (mohon beri tanda “X” pada kotak sesuai pilihan)

Sejalan dengan rangking yang Bapak/Ibu berikan pada Tabel B dan Skala nilai berpasangan pada Tabel A, dimohon untuk memberikan rangking penilaian berpasangan terhadap tingkat kepentingan Jenis Penanganan Jalan pada Tabel berikut:

NO. JNS. PENANGANAN JALAN I < < < < < < < < PENILAIAN > > > > > > > > JNS. PENANGANAN JALAN J

1. Pemeliharaan Jalan Rutin 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pemeliharaan Jalan Berkala

Pemeliharaan Jalan Rutin 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Peningkatan Jalan

Pemeliharaan Jalan Rutin 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pembangunan Jalan Baru

2. Pemeliharaan Jalan Berkala 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Peningkatan Jalan

Pemeliharaan Jalan Berkala 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pembangunan Jalan Baru

3. Peningkatan Jalan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pembangunan Jalan Baru

Page 11: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

192

PETUNJUK: selanjutnya cara yang sama digunakan untuk penilaian perbandingan berpasangan kriteria dan sub kriteria untuk perencanaan program penanganan sistem jaringan jalan nasional dan provinsi berikut. C. KUESIONER PENILAIAN TINGKAT KEPENTINGAN KRITERIA

PENILAIAN BOBOT KRITERIA (mohon beri tanda “X” pada kotak sesuai pilihan)

NO. KRITERIA I < < < < < < < < PENILAIAN > > > > > > > > KRITERIA J

1. Pengembangan Wilayah 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Efisiensi Ekonomi

Pengembangan Wilayah 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Peningkatan Layanan Transportasi

Pengembangan Wilayah 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lingk. dan Sosial Berkelanjutan

2. Efisiensi Ekonomi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Peningkatan Layanan Transportasi

Efisiensi Ekonomi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lingk. dan Sosial Berkelanjutan

3. Peningkatan Layanan Transportasi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lingk. dan Sosial Berkelanjutan

KRITERIA RANGKING

Pengembangan Wilayah

Efisiensi Ekonomi

Peningkatan Layanan Transportasi

Lingkungan dan Sosial Berkelanjutan 1=rangking tertinggi s/d 4=rangking terendah

Page 12: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

193

D. KUESIONER PENILAIAN TINGKAT KEPENTINGAN SUB KRITERIA D.1 KRITERIA PENGEMBANGAN WILAYAH PERANGKINGAN KRITERIA

SUB KRITERIA RANGKING Kesepadanan dengan hirarki Jaringan Jalan Keterkaitan antar PKN, PKW, PKL Peningkatan kawasan tertinggal Pengembangan kawasan khusus Keterpaduan antar moda transportasi

1=rangking tertinggi s/d 5=rangking terendah

PENILAIAN BOBOT SUB KRITERIA (mohon beri tanda “X” pada kotak sesuai pilihan)

NO. KRITERIA I < < < < < < < < PENILAIAN > > > > > > > > KRITERIA J

1. Kesepadanan dengan hirarki jaringan Jalan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Keterkaitan atar PKN, PKW, PKL

Kesepadanan dengan hirarki jaringan Jalan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Peningkatan Kawasan tertinggal

Kesepadanan dengan hirarki jaringan Jalan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pengembangan kawasan khusus

Kesepadanan dengan hirarki jaringan Jalan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Keterpaduan antar moda transportasi

2. Keterkaitan atar PKN, PKW, PKL 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Peningkatan kawasan tertinggal

Keterkaitan atar PKN, PKW, PKL 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pengembangan kawasan khusus

Page 13: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

194

Keterkaitan atar PKN, PKW, PKL 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Keterpaduan antar moda transportasi

3. Peningkatan kawasan tertinggal 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pengembangan kawasan khusus

Peningkatan kawasan kertinggal 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Keterpaduan antar moda transportasi

4. Pengembangan kawasan khusus 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Keterpaduan antar moda transportasi

Page 14: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

195

D.2 KRITERIA EFISIENSI EKONOMI PERANGKINGAN KRITERIA

SUB KRITERIA RANGKING Total biaya yang dibutuhkan Kelayakan ekonomi Penghematan Biaya Operasi Kendaraan (BOK)

1=rangking tertinggi s/d 3=rangking terendah

PENILAIAN BOBOT SUB KRITERIA (mohon beri tanda “X” pada kotak sesuai pilihan)

NO. KRITERIA I < < < < < < < < <PENILAIAN> > > > > > > > > KRITERIA J

1. Total biaya yang dibutuhkan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kelayakan ekonomi

Total biaya yang dibutuhkan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Penghematan Biaya Operasi

Kendaraan (BOK)

2. Kelayakan ekonomi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Penghematan Biaya Operasi Kendaraan (BOK)

Page 15: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

196

D.3 KRITERIA PENINGKATAN LAYANAN TRANSPORTASI (LALU LINTAS)

PERANGKINGAN KRITERIA

SUB KRITERIA PENINGKATAN LAYANAN TRANSPORTASI RANGKING

Indeks Aksesibilitas (km panjang jalan per km2 luas wilayah)

Indeks Mobilitas (km panjang jalan per 1000 penduduk)

Tingkat kinerja lalu lintas (volume/kapasitas)

Kondisi kerusakan jalan

1=rangking tertinggi s/d 4=rangking terendah

PENILAIAN BOBOT KRITERIA (mohon beri tanda “X” pada kotak sesuai pilihan)

NO. KRITERIA I < < < < < < < PENILAIAN> > > > > > > > KRITERIA J

1. Indeks Aksesibilitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Indeks Mobilitas

Indeks Aksesibilitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tingkat kinerja lalu lintas

Indeks Aksesibilitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kondisi kerusakan jalan

2. Indeks Mobilitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tingkat kinerja lalu lintas

Indeks Mobilitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kondisi kerusakan jalan

3. Tingkat kinerja lalu lintas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kondisi kerusakan jalan

Page 16: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

197

D.4 LINGKUNGAN DAN SOSIAL BERKELANJUTAN

PERANGKINGAN KRITERIA

PENILAIAN BOBOT KRITERIA (mohon beri tanda “X” pada kotak sesuai pilihan)

NO. KRITERIA I < < < < < < < < <PENILAIAN> > > > > > > > > KRITERIA J

1. Dampak terhadap kelestarian kawasan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Dampak terhadap ganti rugi lahan

Dampak terhadap kelestarian kawasan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Penciptaan lapangan pekerjaan

2. Dampak terhadap ganti rugi lahan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Penciptaan lapangan pekerjaan

SUB KRITERIA LINGKUNGAN DAN SOSIAL BERKELANJUTAN RANGKING

Dampak terhadap kelestarian kawasan

Dampak terhadap ganti rugi lahan

Penciptaan lapangan pekerjaan

1= rangking tertinggi s/d 3= rangking terendah

Page 17: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

LAMPIRAN B Analisis Bobot Kriteria

Page 18: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

198

LAMPIRAN B:

Lampiran ini berisikan analisis bobot program penanganan, bobot kriteria, dan sub-kriteria. Beberapa hasil analisis bobot pihak pengambil keputusan dimasukkan sebagai contoh, antara lain:

• Bobot program penanganan, • Bobot kriteria, • Bobot sub-kriteria pengembangan wilayah

Tabel B.1 Bobot Program Penanganan

Program Program eigen bobot eigen No. INSTANSI 1 2 3 4 1 2 3 4 vector kriteria value

1 Dishub Prov. NAD 1 3 1 2 4 1 1 0.33 0.67 1.33 0.74 0.160 4.00 2 2 3 1 2 4 2.21 0.480 4.00 3 3 1.5 0.5 1 2 1.11 0.240 4.00 4 4 0.75 0.25 0.5 1 0.55 0.120 4.00 4.61 1.00 4.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Program Program eigen bobot eigen No. INSTANSI

1 2 3 4 1 2 3 4 vector kriteria value 2 Dishub Prov. NAD 1 1 2 3 4 1 1 2 3 4 2.21 0.480 4.00 2 2 0.5 1 1.5 2 1.11 0.240 4.00 3 3 0.33 0.67 1 1.33 0.74 0.160 4.00 4 4 0.25 0.5 0.75 1 0.55 0.120 4.00 4.61 1.00 4.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Program Program eigen bobot eigen No. INSTANSI 1 2 3 4 1 2 3 4 vector kriteria value

3 Dishub Prov. NAD 1 1 1 3 4 1 1 1 3 4 1.86 0.387 4.00 2 2 1 1 3 4 1.86 0.387 4.00 3 3 0.33 0.33 1 1.33 0.62 0.129 4.00 4 4 0.25 0.25 0.75 1 0.47 0.097 4.00 4.81 1.00 4.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Program Program eigen bobot eigen No. INSTANSI 1 2 3 4 1 2 3 4 vector kriteria value

4 Bappeda Prov. NAD 1 1 2 3 4 1 1 2 3 4 2.21 0.480 4.00 2 2 0.5 1 1.5 2 1.11 0.240 4.00 3 3 0.33 0.67 1 1.33 0.74 0.160 4.00 4 4 0.25 0.5 0.75 1 0.55 0.120 4.00 4.61 1.00 4.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Page 19: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

199

Program Program eigen bobot eigen No. INSTANSI 1 2 3 4 1 2 3 4 vector kriteria value

5 Bappeda Prov. NAD 1 3 2 1 4 1 1 0.67 0.33 1.33 0.74 0.160 4.00 2 2 1.5 1 0.5 2 1.11 0.240 4.00 3 3 3 2 1 4 2.21 0.480 4.00 4 4 0.75 0.5 0.25 1 0.55 0.120 4.00 4.61 1.00 4.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Kriteria Kriteria eigen bobot eigen No. INSTANSI 1 2 3 4 1 2 3 4 vector kriteria value

6 Dinas Praswil Prov. NAD

1 3 2 1 4

1 1 0.67 0.33 1.33 0.74 0.160 4.00

2 2 1.5 1 0.5 2 1.11 0.240 4.00 3 3 3 2 1 4 2.21 0.480 4.00 4 4 0.75 0.5 0.25 1 0.55 0.120 4.00 4.61 1.00 4.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Kriteria Kriteria eigen bobot eigen No. INSTANSI 1 2 3 4 1 2 3 4 vector kriteria value

7 Dinas Praswil Prov. NAD

1 3 2 1 4

1 1 0.67 0.33 1.33 0.74 0.160 4.00

2 2 1.5 1 0.5 2 1.11 0.240 4.00 3 3 3 2 1 4 2.21 0.480 4.00 4 4 0.75 0.5 0.25 1 0.55 0.120 4.00 4.61 1.00 4.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Kriteria Kriteria eigen bobot eigen No. INSTANSI 1 2 3 4 1 2 3 4 vector kriteria value

8 Dinas Praswil Prov. NAD

1 2 3 1 4

1 1 1.5 0.5 2 1.11 0.240 4.00

2 2 0.67 1 0.33 1.33 0.74 0.160 4.00 3 3 2 3 1 4 2.21 0.480 4.00 4 4 0.5 0.75 0.25 1 0.55 0.120 4.00 4.61 1.00 4.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Kriteria Kriteria eigen bobot eigen No. INSTANSI 1 2 3 4 1 2 3 4 vector kriteria value

9 Dishub Prov. NAD 1 1 2 3 4 1 1 2 3 4 2.21 0.480 4.00 2 2 0.5 1 1.5 2 1.11 0.240 4.00 3 3 0.33 0.67 1 1.33 0.74 0.160 4.00 4 4 0.25 0.5 0.75 1 0.55 0.120 4.00 4.61 1.00 4.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Keterangan Program: 1=pemeliharaan rutin; 2= pemeliharaan berkala; 3=peningkatan; 4=pembangunan baru

Page 20: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

200

Tabel B.2 Bobot Kriteria Kriteria Kriteria eigen bobot eigen

No. INSTANSI 1 2 3 4 1 2 3 4 vector kriteria value

1 Dishub Prov. NAD 1 3 2 1 4 1 1 0.67 0.33 1.33 0.74 0.160 4.00 2 2 1.5 1 0.5 2 1.11 0.240 4.00 3 3 3 2 1 4 2.21 0.480 4.00 4 4 0.75 0.5 0.25 1 0.55 0.120 4.00 4.61 1.00 4.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Kriteria Kriteria eigen bobot eigen No. INSTANSI

1 2 3 4 1 2 3 4 vector kriteria value 2 Dishub Prov. NAD 1 1 3 2 4 1 1 3 2 4 2.21 0.480 4.00

2 2 0.33 1 0.67 1.33 0.74 0.160 4.00 3 3 0.5 1.5 1 2 1.11 0.240 4.00 4 4 0.25 0.75 0.5 1 0.55 0.120 4.00 4.61 1.00 4.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Kriteria Kriteria eigen bobot eigen No. INSTANSI

1 2 3 4 1 2 3 4 vector kriteria value 3 Dishub Prov. NAD 1 2 1 1 2 1 1 0.5 0.5 1 0.71 0.167 4.00

2 2 2 1 1 2 1.41 0.333 4.00 3 3 2 1 1 2 1.41 0.333 4.00 4 4 1 0.5 0.5 1 0.71 0.167 4.00 4.24 1.00 4.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Kriteria Kriteria eigen bobot eigen No. INSTANSI

1 2 3 4 1 2 3 4 vector kriteria value 4 Bappeda Prov. NAD 1 1 3 2 4 1 1 3 2 4 2.21 0.480 4.00

2 2 0.33 1 0.67 1.33 0.74 0.160 4.00 3 3 0.5 1.5 1 2 1.11 0.240 4.00 4 4 0.25 0.75 0.5 1 0.55 0.120 4.00 4.61 1.00 4.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Kriteria Kriteria eigen bobot eigen No. INSTANSI

1 2 3 4 1 2 3 4 vector kriteria value 5 Bappeda Prov. NAD 1 2 4 1 3 1 1 2 0.5 1.5 1.11 0.240 4.00

2 2 0.5 1 0.25 0.75 0.55 0.120 4.00 3 3 2 4 1 3 2.21 0.480 4.00 4 4 0.67 1.33 0.33 1 0.74 0.160 4.00 4.61 1.00 4.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Kriteria Kriteria eigen bobot eigen No. INSTANSI

1 2 3 4 1 2 3 4 vector kriteria value

6 Dinas Praswil Prov. NAD

1 2 3 1 4

1 1 1.5 0.5 2 1.11 0.240 4.00

2 2 0.67 1 0.33 1.33 0.74 0.160 4.00 3 3 2 3 1 4 2.21 0.480 4.00 4 4 0.5 0.75 0.25 1 0.55 0.120 4.00 4.61 1.00 4.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Page 21: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

201

Kriteria Kriteria eigen bobot eigen No. INSTANSI

1 2 3 4 1 2 3 4 vector kriteria value

7 Dinas Praswil Prov. NAD

1 3 2 1 4

1 1 0.67 0.33 1.33 0.74 0.160 4.00

2 2 1.5 1 0.5 2 1.11 0.240 4.00 3 3 3 2 1 4 2.21 0.480 4.00 4 4 0.75 0.5 0.25 1 0.55 0.120 4.00 4.61 1.00 4.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Kriteria Kriteria eigen bobot eigen No. INSTANSI

1 2 3 4 1 2 3 4 vector kriteria value

8 Dinas Praswil Prov. NAD

1 4 2 1 3

1 1 0.5 0.25 0.75 0.55 0.120 4.00

2 2 2 1 0.5 1.5 1.11 0.240 4.00 3 3 4 2 1 3 2.21 0.480 4.00 4 4 1.33 0.67 0.33 1 0.74 0.160 4.00 4.61 1.00 4.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Kriteria Kriteria eigen bobot eigen No. INSTANSI

1 2 3 4 1 2 3 4 vector kriteria value 9 Dishub Prov. NAD 1 4 3 1 2 1 1 0.75 0.25 0.5 0.55 0.120 4.00

2 2 1.33 1 0.33 0.67 0.74 0.160 4.00 3 3 4 3 1 2 2.21 0.480 4.00 4 4 2 1.5 0.5 1 1.11 0.240 4.00 4.61 1.00 4.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Keterangan Kriteria: Kriteria 1 : Pengembangan wilayah Kriteria 2 : Efisiensi Ekonomi Kriteria 3: Peningkatan Layanan Transportasi Kriteria 4: Lingkungan dan Sosial Berkelanjutan

Tabel B.3 Bobot Sub-kriteria Pengembangan Wilayah Kriteria Kriteria eigen bobot eigen

No. INSTANSI 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 vector kriteria value

1 Dishub Prov. NAD

1 1 3 4 5 2

1 1 3 4 5 2 2.61 0.438 5.00

2 2 0.33 1 1.33 1.67 0.67 0.87 0.146 5.00 3 3 0.25 0.75 1 1.25 0.5 0.65 0.109 5.00 4 4 0.2 0.6 0.8 1 0.4 0.52 0.088 5.00 5 5 0.5 1.5 2 2.5 1 1.30 0.219 5.00 5.95 1.00 5.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Page 22: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

202

Kriteria Kriteria eigen bobot eigen No. INSTANSI

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 vector kriteria value

2 Dishub Prov. NAD

1 3 2 1 5 4

1 1 0.67 0.33 1.67 1.33 0.87 0.146 5.00

2 2 1.5 1 0.5 2.5 2 1.30 0.219 5.00 3 3 3 2 1 5 4 2.61 0.438 5.00 4 4 0.6 0.4 0.2 1 0.8 0.52 0.088 5.00 5 5 0.75 0.5 0.25 1.25 1 0.65 0.109 5.00 5.95 1.00 5.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Kriteria Kriteria eigen bobot eigen No. INSTANSI

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 vector kriteria value

3 Dishub Prov. NAD

1 1 2 1 3 2

1 1 2 1 3 2 1.64 0.300 5.00

2 2 0.5 1 0.5 1.5 1 0.82 0.150 5.00 3 3 1 2 1 3 2 1.64 0.300 5.00 4 4 0.33 0.67 0.33 1 0.67 0.55 0.100 5.00 5 5 0.5 1 0.5 1.5 1 0.82 0.150 5.00 5.48 1.00 5.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Kriteria Kriteria eigen bobot eigen No. INSTANSI

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 vector kriteria value

4 Bappeda Prov. NAD

1 3 2 4 5 1

1 1 0.67 1.33 1.67 0.33 0.87 0.146 5.00

2 2 1.5 1 2 2.5 0.5 1.30 0.219 5.00 3 3 0.75 0.5 1 1.25 0.25 0.65 0.109 5.00 4 4 0.6 0.4 0.8 1 0.2 0.52 0.088 5.00 5 5 3 2 4 5 1 2.61 0.438 5.00 5.95 1.00 5.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Kriteria Kriteria eigen bobot eigen No. INSTANSI

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 vector kriteria value

5 Bappeda Prov. NAD

1 5 2 3 4 1

1 1 0.4 0.6 0.8 0.2 0.52 0.088 5.00

2 2 2.5 1 1.5 2 0.5 1.30 0.219 5.00 3 3 1.67 0.67 1 1.33 0.33 0.87 0.146 5.00 4 4 1.25 0.5 0.75 1 0.25 0.65 0.109 5.00 5 5 5 2 3 4 1 2.61 0.438 5.00 5.95 1.00 5.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Keterangan Sub-kriteria:

Sub-kriteria 1 : Kesepadanan dengan hirarki jaringan jalan Sub-kriteria 2 : Keterkaitan anatar PKN, PKW dan PKL Sub-kriteria 3: Peningkatan kawasan tertinggal Sub-kriteria 4: Pengembangan kawasan khusus Sub-kriteria 5: Keterpaduan antar moda transportasi

Page 23: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

LAMPIRAN C Bobot Kriteria

Page 24: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

203

LAMPIRAN C: ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN PIHAK PIHAK PENENTU KEPUTUSAN 1. Bobot tingkat kepentingan Instansi dan pihak lainnya untuk terlibat dalam

pengambilan keputusan Tabel C.1 Bobot yang diberikan oleh pihak pengambil keputusan

Responden No.

Instansi/Badan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Bobot rata-rata

1 BAPPENAS 4 3 3 1 5 5 3 5 3 5 4 2 3.58 2 Departemen PU 4 3 5 1 5 5 4 5 5 5 5 4 4.25 3 Departemen Perhubungan 4 4 5 1 4 4 3 4 3 3 1 4 3.33 4 BAPPEDA Propinsi 4 5 4 5 4 4 4 5 3 4 4 5 4.25 5 Dinas Praswil Propinsi 4 5 5 5 4 4 3 5 5 3 5 3 4.25 6 Dishub Propinsi 4 5 5 3 4 4 3 4 3 2 2 4 3.58 7 BAPPEDA Kab./Kota 4 4 3 5 3 3 3 3 1 2 1 3 2.92 8 DPRD Propinsi 3 2 4 5 3 3 3 5 2 2 4 4 3.33 9 Dinas PU/Praswil Kab./Kota 4 4 4 5 3 3 3 3 2 3 3 3 3.33

10 Dishub Kab./Kota 4 4 4 3 3 3 2 2 2 2 1 3 2.75 11 Perguruan Tinggi 4 5 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2.92 12 DPRD Kab./Kota 3 1 3 5 2 1 3 3 2 1 1 3 2.33 13 LSM 2 2 3 5 3 3 5 2 2 3 2 2 2.83 14 Organisasi Profesi 2 2 2 1 3 2 4 2 2 1 3 1 2.08 15 Tokoh Masyarakat 2 2 2 5 2 2 4 2 2 2 2 1 2.33 16 investor 3 0.60 17 KLH 4 0.80 18 Hankam 2 0.40

Keterangan: 5. Sangat penting 4. Penting 3. Sedang 2. Kurang 1. Tidak penting 2. Bobot Alternatif, Kriteria dan Sub-kriteria yang diberikan oleh pengambil

keputusan Tabel C.2 Bobot Alternatif

Responden Alternatif 1 2 3 4 5 6 7 8 10 Bobot

1 0.160 0.480 0.387 0.480 0.160 0.160 0.160 0.240 0.480 0.301 2 0.480 0.240 0.387 0.240 0.240 0.240 0.240 0.160 0.240 0.274 3 0.240 0.160 0.129 0.160 0.480 0.480 0.480 0.480 0.160 0.308 4 0.120 0.120 0.097 0.120 0.120 0.120 0.120 0.120 0.120 0.117

1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

Keterangan: Alternatif 1: pemeliharaan rutin Alternatif 2: pemeliharaan berkala Alternatf 3: peningkatan jalan Altenatif 4 : pembangunan jalan baru

Page 25: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

204

Tabel C.3 Bobot Kriteria

Responden Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Bobot

1 0.160 0.480 0.167 0.480 0.240 0.240 0.160 0.120 0.120 0.256 2 0.240 0.160 0.333 0.160 0.120 0.160 0.240 0.240 0.160 0.207 3 0.480 0.240 0.333 0.240 0.480 0.480 0.480 0.480 0.480 0.402 4 0.120 0.120 0.167 0.120 0.160 0.120 0.120 0.160 0.240 0.136

1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

Keterangan: Kriteria 1 : pengembangan wilayah Kriteria 2 : efisiensi Ekonomi Kriteria 3 : peningkatan layanan transportasi Kriteria 4 : lingkungan dan sosial berkelanjutan Tabel C.4 Bobot sub-kriteria Pengembangan Wilayah

Responden Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Bobot

1 0.438 0.146 0.300 0.146 0.088 0.219 0.438 0.438 0.146 0.262 2 0.146 0.219 0.150 0.219 0.219 0.438 0.146 0.146 0.219 0.211 3 0.109 0.438 0.300 0.109 0.146 0.146 0.109 0.109 0.438 0.212 4 0.088 0.088 0.100 0.088 0.109 0.088 0.088 0.088 0.109 0.094 5 0.219 0.109 0.150 0.438 0.438 0.109 0.219 0.219 0.088 0.221

1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

Keterangan: Sub-kriteria 1 : kesepadanan dengan hirarki jaringan jalan Sub-kriteria 2 : keterkaitan antara PKN, PKW dan PKL Sub-kriteria 3 : peningkatan kawasan tertinggal Sub-kriteria 4 : pengembangan kawasan khusus Sub-kriteria 5 : keterpaduan antar da transportasi Tabel C.5 Bobot sub-kriteria Efisiensi Ekonomi

Responden Kriteria

1 2 3 4 5 6 7 8 9 Bobot

1 0.182 0.182 0.143 0.273 0.182 0.273 0.182 0.273 0.182 0.208

2 0.545 0.273 0.429 0.545 0.273 0.182 0.545 0.545 0.273 0.401

3 0.273 0.545 0.429 0.182 0.545 0.545 0.273 0.182 0.545 0.391

1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

Keterangan: Sub-kriteria 1 : total biaya yang dibutuhkan Sub-kriteria 2 : kelayakan ekonomi Sub-kriteria 3 : penghematan BOK

Page 26: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

205

Tabel C.6 Bobot sub-kriteria Layanan Transportasi

Responden Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Bobot

1 0.160 0.160 0.200 0.160 0.160 0.160 0.120 0.091 0.522 0.193 2 0.120 0.120 0.200 0.120 0.120 0.120 0.240 0.182 0.174 0.155 3 0.480 0.240 0.200 0.480 0.480 0.240 0.480 0.364 0.130 0.344 4 0.240 0.480 0.400 0.240 0.240 0.480 0.160 0.364 0.174 0.309

1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

Keterangan: Sub-kriteria 1 : Indeks aksessibilitas Sub-kriteria 2 : Indeks mobilitas Sub-kriteria 3 : tingkat kinerja lalu lintas (V/C) Sub-kriteria 4 : kondisi kerusakan jalan Tabel C.7 Bobot sub-kriteria Lingkungan dan Sosial berkelanjutan

Responden Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Bobot

1 0.545 0.545 0.500 0.545 0.545 0.273 0.182 0.545 0.545 0.470 2 0.273 0.273 0.250 0.273 0.182 0.182 0.273 0.273 0.182 0.240 3 0.182 0.182 0.250 0.182 0.273 0.545 0.545 0.182 0.273 0.290

1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

Keterangan: Sub-kriteria 1 : dampak terhadap kelestarian kawasan Sub-kriteria 2 : dampak terhadap ganti rugi lahan Sub-kriteria 3 : terciptanya lapangan kerja

Page 27: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

206

3. Bobot Alternatif, Kriteria dan Sub-kriteria yang diberikan oleh stakeholders Tabel C.8 Bobot Alternatif

Responden Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Bobot

1 0.120 0.240 0.120 0.480 0.250 0.480 0.120 0.160 0.167 0.480 0.120 0.480 0.240 0.160 0.222 0.480 0.270

2 0.480 0.160 0.160 0.240 0.250 0.160 0.240 0.240 0.333 0.120 0.160 0.120 0.160 0.240 0.222 0.120 0.213

3 0.240 0.480 0.240 0.120 0.250 0.240 0.480 0.480 0.333 0.240 0.240 0.160 0.480 0.480 0.444 0.240 0.322

0.160 0.120 0.480 0.160 0.250 0.120 0.160 0.120 0.167 0.160 0.480 0.240 0.120 0.120 0.111 0.160 0.195

1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

Keterangan: Alternatif 1 : pemeliharaan rutin Alternatif 2 : pemeliharaan berkala Alternatf 3 : peningkatan jalan Altenatif 4 : pembangunan jalan baru Tabel C.9 Bobot Kriteria

Responden Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Bobot

1 0.120 0.240 0.120 0.480 0.250 0.480 0.120 0.160 0.167 0.480 0.120 0.480 0.240 0.160 0.222 0.480 0.270 2 0.480 0.160 0.160 0.240 0.250 0.160 0.240 0.240 0.333 0.120 0.160 0.120 0.160 0.240 0.222 0.120 0.213 3 0.240 0.480 0.240 0.120 0.250 0.240 0.480 0.480 0.333 0.240 0.240 0.160 0.480 0.480 0.444 0.240 0.322 4 0.160 0.120 0.480 0.160 0.250 0.120 0.160 0.120 0.167 0.160 0.480 0.240 0.120 0.120 0.111 0.160 0.195

1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

Keterangan: Kriteria 1 : pengembangan wilayah Kriteria 2 : efisiensi Ekonomi Kriteria 3 : peningkatan layanan transportasi Kriteria 4 : lingkungan dan sosial berkelanjutan

Page 28: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

207

Tabel C.10 Bobot sub-kriteria Pengembangan Wilayah

Responden Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Bobot

1 0.146 0.088 0.146 0.109 0.200 0.088 0.438 0.109 0.250 0.088 0.146 0.493 0.088 0.438 0.438 0.109 0.211 2 0.438 0.146 0.219 0.146 0.200 0.146 0.088 0.088 0.125 0.109 0.219 0.198 0.438 0.146 0.219 0.146 0.192 3 0.109 0.219 0.438 0.438 0.200 0.438 0.219 0.438 0.250 0.438 0.438 0.099 0.219 0.109 0.109 0.438 0.287 4 0.088 0.109 0.109 0.219 0.200 0.219 0.109 0.219 0.125 0.219 0.109 0.079 0.109 0.088 0.088 0.219 0.144 5 0.219 0.438 0.088 0.088 0.200 0.109 0.146 0.146 0.250 0.146 0.088 0.132 0.146 0.219 0.146 0.088 0.165

1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

Keterangan: Sub-kriteria 1 : kesepadanan dengan hirarki jaringan jalan Sub-kriteria 2 : keterkaitan antara PKN, PKW dan PKL Sub-kriteria 3 : peningkatan kawasan tertinggal Sub-kriteria 4 : pengembangan kawasan khusus Sub-kriteria 5 : keterpaduan antar da transportasi Tabel C.11 Bobot sub-kriteria Efisiensi Ekonomi

Responden Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Bobot

1 0.182 0.273 0.182 0.182 0.333 0.273 0.273 0.182 0.333 0.545 0.182 0.273 0.182 0.182 0.182 0.273 0.252 2 0.545 0.545 0.273 0.545 0.333 0.545 0.545 0.545 0.333 0.273 0.273 0.545 0.545 0.545 0.545 0.545 0.468 3 0.273 0.182 0.545 0.273 0.333 0.182 0.182 0.273 0.333 0.182 0.545 0.182 0.273 0.273 0.273 0.182 0.280

1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

Keterangan: Sub-kriteria 1 : total biaya yang dibutuhkan Sub-kriteria 2 : kelayakan ekonomi Sub-kriteria 3 : penghematan BOK

Page 29: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

208

Tabel C.12 Bobot sub-kriteria Transportasi

Responden Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Bobot

1 0.480 0.160 0.480 0.160 0.250 0.154 0.120 0.120 0.250 0.120 0.480 0.154 0.154 0.120 0.480 0.120 0.238 2 0.120 0.240 0.160 0.120 0.250 0.154 0.160 0.160 0.250 0.160 0.160 0.154 0.154 0.160 0.240 0.160 0.175 3 0.160 0.120 0.120 0.480 0.250 0.231 0.240 0.240 0.250 0.240 0.120 0.462 0.231 0.240 0.120 0.240 0.234 4 0.240 0.480 0.240 0.240 0.250 0.462 0.480 0.480 0.250 0.480 0.240 0.231 0.462 0.480 0.160 0.480 0.353

1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

Keterangan: Sub-kriteria 1 : Indeks aksessibilitas Sub-kriteria 2 : Indeks mobilitas Sub-kriteria 3 : tingkat kinerja lalu lintas (V/C) Sub-kriteria 4 : kondisi kerusakan jalan Tabel C.13 Bobot sub-kriteria Lingkungan

Responden Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Bobot

1 0.545 0.273 0.545 0.545 0.333 0.273 0.545 0.545 0.400 0.182 0.545 0.273 0.273 0.545 0.182 0.545 0.409 2 0.273 0.182 0.182 0.182 0.333 0.182 0.273 0.182 0.400 0.273 0.182 0.182 0.182 0.273 0.545 0.182 0.250 3 0.182 0.545 0.273 0.273 0.333 0.545 0.182 0.273 0.200 0.545 0.273 0.545 0.545 0.182 0.273 0.273 0.340

1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

Keterangan: Sub-kriteria 1 : dampak terhadap kelestarian kawasan Sub-kriteria 2 : dampak terhadap ganti rugi lahan Sub-kriteria 3 : terciptanya lapangan kerja

Page 30: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

LAMPIRAN D Analisis Bangkitan/ Tarikan

Pergerakan

Page 31: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

209

LAMPIRAN D MODEL BANGKITAN DAN TARIKAN PERGERAKAN Data dasar yang digunakan adalah pergerakan asal zona i (Oi) dan tujuan zona d (Dd) dari

survey nasional tahun 2001, di mana basis zonanya adalah kabupaten/kota. Pegerakan ini

ditampilkan dalam bentuk matriks, hinga lebih dikenal dengan sebutan O-D Nasional 2001.

Dalam O-D Nas 2001, pergerakan dikelompokkan menjadi pergerakan barang dan

penumpang. Masing-masing kelompok dibagi lagi per moda angkutan. Sesuai dengan zona

studi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) maka yang dipilah dari O-D Nas tersebut

hanya pergerakan antar kota dalam Provinsi NAD. Pegerakan yang ditinjau hanya yang

menggunakan moda angkutan darat.

Besarnya pergerakan penumpang dengan menggunakan moda angkutan darat, seperti yang

dapat dlihat pada Tabel D.1

Tabel D.1 Pergerakan penumpang moda jalan antar zona dalam provinsi NAD tahun

2001

ASAL TUJUAN Pergerakan

PROPINSI Kab./kota PROPINSI Kab./kota (pergerakan/tahun)

1 2 3 4 5

DI Aceh Aceh Selatan DI Aceh Aceh Tenggara 30,219

Aceh Selatan DI Aceh Aceh Timur 23,505

Aceh Selatan DI Aceh Aceh Tengah 22,789

Aceh Selatan DI Aceh Aceh Barat 927,754

Aceh Selatan DI Aceh Aceh Besar 55,944

Aceh Selatan DI Aceh Pidie 24,413

Aceh Selatan DI Aceh Aceh Utara 46,788

Aceh Selatan DI Aceh Banda Aceh 367,157

DI Aceh Aceh Tenggara DI Aceh Aceh Selatan 96,730

Aceh Tenggara DI Aceh Aceh Timur 69,084

Aceh Tenggara DI Aceh Aceh Tengah 15,645

Aceh Tenggara DI Aceh Aceh Barat 9,547

Page 32: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

210

ASAL TUJUAN Pergerakan

PROPINSI Kab./kota PROPINSI Kab./kota (pergerakan/tahun)

1 2 3 4 5

Aceh Tenggara DI Aceh Aceh Besar 5,670

Aceh Tenggara DI Aceh Pidie 42,691

Aceh Tenggara DI Aceh Aceh Utara 33,244

Aceh Tenggara DI Aceh Banda Aceh 104,701

DI Aceh Aceh Timur DI Aceh Aceh Selatan 32,483

Aceh Timur DI Aceh Aceh Tenggara 35,555

Aceh Timur DI Aceh Aceh Tengah 32,866

Aceh Timur DI Aceh Aceh Barat 23,913

Aceh Timur DI Aceh Aceh Besar 31,577

Aceh Timur DI Aceh Pidie 82,752

Aceh Timur DI Aceh Aceh Utara 1,396,687

Aceh Timur DI Aceh Banda Aceh 307,229

DI Aceh Aceh Tengah DI Aceh Aceh Selatan 43,750

Aceh Tengah DI Aceh Aceh Tenggara 46,491

Aceh Tengah DI Aceh Aceh Timur 20,898

Aceh Tengah DI Aceh Aceh Barat 12,573

Aceh Tengah DI Aceh Aceh Besar 8,804

Aceh Tengah DI Aceh Pidie 52,626

Aceh Tengah DI Aceh Aceh Utara 385,938

Aceh Tengah DI Aceh Banda Aceh 429,098

DI Aceh Aceh Barat DI Aceh Aceh Selatan 559,697

Aceh Barat DI Aceh Aceh Tenggara 15,483

Aceh Barat DI Aceh Aceh Timur 36,498

Aceh Barat DI Aceh Aceh Tengah 36,242

Aceh Barat DI Aceh Aceh Besar 58,852

Aceh Barat DI Aceh Pidie 38,272

Aceh Barat DI Aceh Aceh Utara 74,659

Aceh Barat DI Aceh Banda Aceh 340,381

DI Aceh Aceh Besar DI Aceh Aceh Selatan 20,979

Aceh Besar DI Aceh Aceh Tenggara 13,306

Aceh Besar DI Aceh Aceh Timur 52,461

Aceh Besar DI Aceh Aceh Tengah 25,429

Page 33: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

211

ASAL TUJUAN Pergerakan

PROPINSI Kab./kota PROPINSI Kab./kota (pergerakan/tahun)

1 2 3 4 5

Aceh Besar DI Aceh Aceh Barat 195,221

Aceh Besar DI Aceh Pidie 113,965

Aceh Besar DI Aceh Aceh Utara 198,150

Aceh Besar DI Aceh Banda Aceh 221,801

DI Aceh Pidie DI Aceh Aceh Selatan 10,386

Pidie DI Aceh Aceh Tenggara 10,511

Pidie DI Aceh Aceh Timur 103,538

Pidie DI Aceh Aceh Tengah 40,035

Pidie DI Aceh Aceh Barat 15,113

Pidie DI Aceh Aceh Besar 48,181

Pidie DI Aceh Aceh Utara 1,584,815

Pidie DI Aceh Banda Aceh 513,403

DI Aceh Aceh Utara DI Aceh Aceh Selatan 224,852

Aceh Utara DI Aceh Aceh Tenggara 99,652

Aceh Utara DI Aceh Aceh Timur 745,170

Aceh Utara DI Aceh Aceh Tengah 235,182

Aceh Utara DI Aceh Aceh Barat 136,660

Aceh Utara DI Aceh Aceh Besar 156,880

Aceh Utara DI Aceh Pidie 165,117

Aceh Utara DI Aceh Banda Aceh 209,131

DI Aceh Banda Aceh DI Aceh Aceh Selatan 213,949

Banda Aceh DI Aceh Aceh Tenggara 39,729

Banda Aceh DI Aceh Aceh Timur 204,267

Banda Aceh DI Aceh Aceh Tengah 144,706

Banda Aceh DI Aceh Aceh Barat 1,190,098

Banda Aceh DI Aceh Aceh Besar 129,429

Banda Aceh DI Aceh Pidie 785,004

Banda Aceh DI Aceh Aceh Utara 805,303

Berdasarkan Tabel D.1 maka dibentuklah Matrik Asal Tujuan (MAT) dasar penumpang pada

tahun 2001, seperti yang dapat dilihat pada Tabel D.2

Page 34: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

212

Tabel D.2 MAT penumpang dalam propinsi NAD tahun 2001

ASAL\TUJUAN B Aceh A Besar Pidie A Utara A Timur A Tengah A Tenggara A Barat A Selatan Σοι

Banda Aceh 129,429 785,004 805,303 204,267 144,706 39,729 1,190,098 213,949 3,512,485

Aceh Besar 221,801 113,965 198,150 52,461 25,429 13,306 195,221 20,979 841,312

Pidie 513,403 48,181 1,584,815 103,538 40,035 10,511 15,113 10,386 2,325,982

Aceh Utara 209,131 156,880 165,117 745,170 235,182 99,652 136,660 156,880 1,904,672

Aceh Timur 307,229 31,577 82,752 1,396,687 322,866 35,555 23,913 32,483 2,233,062

Aceh Tengah 429,098 8,804 52,626 385,938 20,898 46,491 12,573 43,750 1,000,178

Aceh Tenggara 104,701 5,670 42,691 33,244 69,084 15,645 9,547 96,730 377,312

Aceh Barat 340,381 58,852 38,272 74,659 36,498 36,242 15,483 559,697 1,160,084

Aceh Selatan 367,157 55,944 24,413 46,788 23,505 22,789 30,219 927,754 1,498,569

ΣDd 2,492,901 495,337 1,304,840 4,525,584 1,255,421 842,894 290,946 2,510,879 1,134,854 14,853,656

Page 35: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

213

Sejalan dengan pergerakan penumpang, analisis yang sama dilakukan untuk pergerakan

barang, untuk memperoleh model bangkitan/ tarikan penumpang. Data dasar pergerakan

barang berdasarkan moda angkutan darat seperti yang dapat dilihat pada Tabel D.3.

Tabel D.3 MAT pergerakan barang moda jalan antar zona dalam Provinsi NAD tahun 2001

ASAL TUJUAN

Propinsi Kabupaten Propinsi Kabupaten

Berat Barang (Ton/Thn)

1 2 3 4 5

DI Aceh Aceh Selatan DI Aceh Aceh Tenggara 136,356

Aceh Selatan DI Aceh Aceh Timur 17,676

Aceh Selatan DI Aceh Aceh Barat 236,453

Aceh Selatan DI Aceh Aceh Utara 58,127

Aceh Selatan DI Aceh Banda Aceh 48,760

Aceh Tenggara DI Aceh Aceh Barat 53,421

Aceh Tenggara DI Aceh Banda Aceh 112,784

Aceh Timur DI Aceh Aceh Tengah 19,508

Aceh Timur DI Aceh Pidie 30,712

Aceh Timur DI Aceh Aceh Utara 344,429

Aceh Timur DI Aceh Banda Aceh 50,623

Aceh Tengah DI Aceh Pidie 50,727

Aceh Tengah DI Aceh Aceh Utara 468,024

Aceh Tengah DI Aceh Banda Aceh 53,586

Aceh Barat DI Aceh Aceh Selatan 702,064

Aceh Barat DI Aceh Aceh Timur 156,008

Aceh Barat DI Aceh Aceh Besar 624,051

Aceh Barat DI Aceh Pidie 45,827

Aceh Barat DI Aceh Aceh Utara 6,461

Aceh Barat DI Aceh Banda Aceh 28,116

Aceh Besar DI Aceh Aceh Selatan 20,907

Aceh Besar DI Aceh Aceh Tenggara 2,215

Aceh Besar DI Aceh Aceh Timur 38,998

Aceh Besar DI Aceh Aceh Tengah 12,181

Aceh Besar DI Aceh Aceh Barat 205,425

Page 36: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

214

Aceh Besar DI Aceh Pidie 84,353

Aceh Besar DI Aceh Aceh Utara 154,521

Aceh Besar DI Aceh Banda Aceh 4,774

Pidie DI Aceh Aceh Timur 61,093

Pidie DI Aceh Aceh Tengah 41,675

Pidie DI Aceh Aceh Barat 27,068

Pidie DI Aceh Aceh Besar 102,063

Pidie DI Aceh Aceh Utara 328,615

Pidie DI Aceh Banda Aceh 37,530

Aceh Utara DI Aceh Aceh Selatan 19,508

Aceh Utara DI Aceh Aceh Tenggara 47,759

Aceh Utara DI Aceh Aceh Timur 529,876

Aceh Utara DI Aceh Aceh Tengah 1,267,610

Aceh Utara DI Aceh Aceh Barat 58,075

Aceh Utara DI Aceh Aceh Besar 120,419

Aceh Utara DI Aceh Pidie 336,401

Aceh Utara DI Aceh Banda Aceh 191,269

Banda Aceh DI Aceh Aceh Selatan 16,229

Banda Aceh DI Aceh Aceh Tenggara 8,639

Banda Aceh DI Aceh Aceh Timur 150,158

Banda Aceh DI Aceh Aceh Tengah 19,508

Banda Aceh DI Aceh Aceh Barat 188,803

Banda Aceh DI Aceh Aceh Besar 780,077

Banda Aceh DI Aceh Pidie 75,040

Banda Aceh DI Aceh Aceh Utara 75,465

Berdasarkan Tabel D.3 maka dibentuklah Matrik Asal Tujuan (MAT) dasar barang pada tahun

2001, seperti yang dapat dilihat pada Tabel D.4

Model bangkitan dibangun menggunakan metode regresi. Regresi yang digunakan adalah

Multiple Linear Regression. Untuk model bangkitan/tarikan penumpang dan barang digunakan

variabel yang sama. Ada tujuh variabel bebas yang digunakan, seperti yang dapat dilihat pada

Tabel D.5. Koefisien korelasi antar variabel dapat dilihat pada Tabel D.6. Untuk pergerakan

penumpang, masing-masing pada Tabel D.7 dan Tabel D.8.

Page 37: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

215

Tabel D.4 MAT barang dalam propinsi NAD tahun 2001 (ton/tahun)

ASAL\TUJUAN B Aceh A Besar Pidie A Utara A Timur A Tengah A Tenggara A Barat A Selatan Σoi

Banda Aceh 780,077 75,040 75,465 150,158 19,508 8,639 188,803 16,229 1,313,919

Aceh Besar 4,774 84,353 154,521 38,998 12,181 2,215 205,425 20,907 523,374

Pidie 37,530 102,063 328,615 61,093 41,675 0 27,068 0 598,044

Aceh Utara 191,269 120,419 336,401 529,876 1,267,610 47,759 58,075 19,508 2,570,917

Aceh Timur 50,623 0 30,712 344,429 19,508 0 0 0 445,272

Aceh Tengah 53,586 0 50,727 468,024 0 0 0 0 572,337

Aceh Tenggara 112,784 0 0 0 0 0 53,421 0 166,205

Aceh Barat 28,116 624,051 45,827 6,461 156,008 0 0 702,064 1,562,527

Aceh Selatan 48,760 0 0 58,127 17,676 0 136,356 236,453 497,372

ΣDd 527,442 1,626,610 623,060 1,435,642 953,809 1,360,482 194,969 769,245 758,708 8,249,967

Page 38: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

216

Tabel D.5 Bangkitan/Tarikan pergerakan penumpang dalam propinsi NAD tahun 2001 dan variabel bebas

Kabupaten Bangkitan Tarikan Populasi Jlh Kendaraan Pjng Jln Aspal Angkatan kerja Jlh Industri Produksi padi /Kota (perg/tahun) (perg/tahun) (orang) (unit) (km) (orang) (unit) (ton)

Y1 Y2 X1 X3 X4 X5 X6 X7

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Banda Aceh 3,512,485 2,492,901 218,300 194,970 210.02 104,700 8 1,748.00

Aceh Besar 841,312 495,337 288,600 20,129 934.50 153,700 14 158,483.00

Pidie 2,325,982 1,304,840 504,900 28,780 1,027.90 179,055 1 156,602.00

Aceh Utara 1,904,672 4,525,584 1,026,600 79,656 1,498.75 453,766 10 176,642.00

Aceh Timur 2,233,062 1,255,421 662,600 31,658 2,089.71 242,754 22 211,083.00

Aceh Tengah 1,000,178 842,894 265,700 24,884 800.25 167,672 1 48,273.00

Aceh Tenggara 377,312 290,946 211,800 4,629 1,088.92 98,388 1 117,832.00

Aceh Barat 1,160,084 2,510,879 427,700 27,826 1,725.35 210,797 7 184,336.00

Aceh Selatan 1,498,569 1,134,854 427,000 19,301 1,497.92 127,329 8 68,417.00

Jumlah 14,853,656 14,853,656 4,033,200 431,833.00 10,873.32 1,738,161 72 1,123,416.00

Page 39: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

217

Tabel D.6 Matriks korelasi antar variabel untuk pergerakan penumpang

Bangkitan Tarikan Populasi PDRB Jlh Kend. Pj. Jln Aspal Angk. kerja Jlh Industri Jlh. Prod.

padi

(pen/tahun) (pen/tahun) (orang) (ribu) (unit) (km) (orang) (unit) (ton)

Zona 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Bangkitan 1 1.0000

Tarikan 2 0.4620 1.0000

Populasi 3 0.2214 0.7211 1.0000

PDRB 4 0.1155 0.7886 0.8679 1.0000

Jlh Kend 5 0.8156 0.5369 -0.0011 0.1715 1.0000

Pjg Jl Aspal 6 -0.2466 0.1369 0.6012 0.2772 -0.5515 1.0000

Angk. kerja 7 0.1103 0.7846 0.9439 0.9181 0.0400 0.4800 1.0000

Jlh Industri 8 0.2464 0.1362 0.3954 0.2156 0.0882 0.5075 0.3161 1.0000

Produksi padi 9 -0.2470 0.1504 0.5971 0.2923 -0.5082 0.7763 0.5578 0.4631 1.0000

Page 40: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

218

Tabel D.7 Bangkitan/Tarikan pergerakan barang dan variabel bebas

Kabupaten Bangkitan Tarikan Populasi PDRB Jlh Kend Pjg Jl Aspal Angk. kerja Jlh Industri Produksi padi /Kota (ton/tahun) (ton/tahun) (orang) (ribu) (unit) (km) (orang) (unit) (ton)

Y3 Y4 X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Banda Aceh 1,313,919 527,442 218,300 3,182.77 194,970 210.02 104,700 8 1,748.00Aceh Besar 523,374 1,626,610 288,600 4,304.77 20,129 934.50 153,700 14 158,483.00Pidie 598,044 623,060 504,900 2,809.02 28,780 1,027.90 179,055 1 156,602.00Aceh Utara 2,570,917 1,435,642 1,026,600 38,396.83 79,656 1,498.75 453,766 10 176,642.00Aceh Timur 445,272 953,809 662,600 7,589.43 31,658 2,089.71 242,754 22 211,083.00Aceh Tengah 572,337 1,360,482 265,700 4,742.70 24,884 800.25 167,672 1 48,273.00Aceh Tenggara 166,205 194,969 211,800 2,228.01 4,629 1,088.92 98,388 1 117,832.00Aceh Barat 1,562,527 769,245 427,700 2,938.31 27,826 1,725.35 210,797 7 184,336.00

Aceh Selatan 497,372 758,708 427,000 6,722.69 19,301 1,497.92 127,329 8 68,417.00

Jumlah 8,249,967 8,249,967 4,033,200 72,914.53 431,833.00 10,873.32 1,738,161 72 1,123,416.00

Page 41: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

219

Tabel D.8 Matriks Korelasi antar variabel untuk pergerakan barang

Bangkitan Tarikan Populasi PDRB Jlh Kend. Pj. Jln Aspal Angk. kerja Jlh Industri Jlh. Prod. padi

(ton/tahun) (ton/tahun) (orang) (ribu) (unit) (km) (orang) (unit) (ton)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Bangkitan 1 1.0000

Tarikan 2 0.2994 1.0000

Populasi 3 0.6524 0.3671 1.0000

PDRB 4 0.7753 0.4657 0.8679 1.0000

Jlh Kendaraan 5 0.4882 -0.1217 -0.0011 0.1715 1.0000

Pjg Jl Aspal 6 0.0811 0.1014 0.6012 0.2772 -0.5515 1.0000

Angk. kerja 7 0.7729 0.5194 0.9439 0.9181 0.0400 0.4800 1.0000

Jlh Industri 8 0.0852 0.3815 0.3954 0.2156 0.0882 0.5075 0.3161 1.0000

Produksi padi 9 0.1541 0.2391 0.5971 0.2923 -0.5082 0.7763 0.5578 0.4631 1.0000

Page 42: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

220

Dari Tabel D.6 dan Tabel D.8 selanjutnya dilakukan analisis statistik dengan

menggunakan program MS Excel, maka diperoleh model bangkitan/tarikan untuk

masing-masing pergerakan barang dan penumpang sebagai berikut.

1. Persamaan Bangkitan Penumpang:

Oi = 652949,24+0.808 (Jumlah Penduduk Zona i)+13.245(Jumlah kendaraan zona i)

2. Persamaan Tarikan Penumpang:

Dd = 531561,89 +82.7868 (Jumlah PDRB Zona d)+9.34 (Jumlah kendaraan zona d)

3. Persamaan Bangkitan Barang:

Oi = 306607,54+47.201 (Jumlah PDRB Zona i)+4.745(Jumlah kendaraan zona i)

4. Persamaan Tarikan Barang:

Dd = 621500,188 +0,6587 (Jumlah Penduduk Zona d)

Tabel D.9 Berikut disajikan parameter statistik model bangkitan tarikan

T stat Model R2

intercept Var X1 Var X2

F

Bangkitan Penumpang 0,715 1,4841 1,0193 3,7414 7,515

Tarikan Penumpang 0,788 1,5532 3,7624 2,1693 11,158

Bangkitan Barang 0,7311 1,3849 3,3159 1,7035 8,157

Tarikan Barang 0,135 1,9245 1.0493 - 1,0905

Page 43: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

LAMPIRAN E Analisis Matriks Asal – Tujuan

(MAT)

Page 44: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

221

LAMPIRAN E ANALISIS MATRKS ASAL-TUJUAN (MAT)

Dalam menganalisis MAT untuk tahun dasar dan tahun prediksi, maka diperlukan nilai

variabel bebas pada tahun dasar dan tahun prediksi. Variabel bebas yang digunakan

adalah: jumlah penduduk, PDRB dan Jumlah kendaran. Selain data dasar variabel bebas

untuk setiap zona dalam provinsi NAD, diperlukan data variabel bebas kota Medan yang

diasumsikan sebagai zona external. Besarnya variabel bebas pada tahun dasar dan tahun

tinjauan, sebagai mana yang dapat dilihat pada Tabel E.1, Tabel E.2 dan Tabel E.3.

Page 45: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

222

Tabel E .1 Jumlah Penduduk per Kabupaten/Kota dalam Provinsi NAD dan Kota Medan pada tahun prediksi

No. Kota/Kabupaten Penduduk Tingkat Penduduk

(jiwa)

2004 Pertumbuhan(%) 2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 Aceh Singkil 144,684 1.25 148,321 150,173 152,049 153,948 155,871 157,818

2 Aceh Selatan 185,704 1.27 190,443 192,858 195,304 197,780 200,288 202,828

3 Aceh Tenggara 168,229 1.28 172,550 174,751 176,981 179,239 181,527 183,843

4 Aceh Timur 312,014 1.27 319,958 324,005 328,104 332,255 336,458 340,714

5 Aceh Tengah 168,515 1.26 172,799 174,981 177,191 179,429 181,695 183,990

6 Aceh Barat 160,545 1.25 164,597 166,661 168,751 170,867 173,009 175,179

7 Aceh Besar 301,575 1.27 309,265 313,184 317,152 321,170 325,239 329,360

8 Pidie 469,888 1.26 481,794 487,860 494,002 500,222 506,519 512,897

9 Bireun 348,057 1.26 356,869 361,359 365,905 370,508 375,169 379,888

10 Aceh Utara 487,526 1.26 499,850 506,128 512,485 518,921 525,439 532,039

11 Aceh Barat Daya 111,100 1.26 113,922 115,360 116,815 118,290 119,782 121,294

12 Gayo Lues 68,312 1.26 70,050 70,935 71,832 72,740 73,659 74,590

13 Aceh Tamiang 229,520 1.27 235,391 238,383 241,413 244,482 247,589 250,736

14 Nagan Raya 110,486 1.27 113,308 114,746 116,202 117,677 119,170 120,682

15 Aceh Jaya 79,155 1.24 81,122 82,124 83,138 84,165 85,204 86,257

16 Banda Aceh 239,146 1.26 245,201 248,285 251,409 254,572 257,774 261,017

17 Langsa 135,167 1.27 138,625 140,387 142,171 143,978 145,808 147,661

18 Lhokseumawe 138,663 1.27 142,199 144,001 145,825 147,673 149,544 151,438

19 Bener Meriah 117,104 1.26 120,081 121,597 123,133 124,688 126,263 127,858

20 Simeulue 71,517 1.29 73,371 74,316 75,273 76,243 77,225 78,220

21 Sabang 28,692 1.24 29,410 29,775 30,145 30,520 30,899 31,284

NAD 4,075,599 1.26 4,179,125 4,231,869 4,285,280 4,339,365 4,394,132 4,449,591

Sumber : Diolah Dari Aceh Dalam Angka 2004 22 Medan (2005) 2036018 1.35 2,063,504 2,091,362 2,119,595 2,148,209 2,177,210 2,206,603

Page 46: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

223

Tabel E.2 PDRB per Kabupaten/Kota dalam Provinsi NAD dan Kota Medan pada tahun prediksi No. Kota/Kabupaten PDRB Tingkat PDRB (rupiah)

2001 Pertumbuhan(%) 2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 Aceh Singkil 2,976 0.1350 2,996 3,000 3,004 3,008 3,012 3,016

2 Aceh Selatan 3,747 0.1350 3,772 3,778 3,783 3,788 3,793 3,798

3 Aceh Tenggara 2,228 0.0600 2,235 2,236 2,237 2,239 2,240 2,241

4 Aceh Timur 7,589 0.1200 7,635 7,644 7,653 7,663 7,672 7,681

5 Aceh Tengah 4,743 0.1190 4,771 4,777 4,782 4,788 4,794 4,799

6 Aceh Barat 2,938 0.0950 2,952 2,955 2,958 2,961 2,964 2,966

7 Aceh Besar 4,605 0.1270 4,634 4,640 4,646 4,652 4,658 4,664

8 Pidie 2,630 0.0700 2,639 2,641 2,643 2,645 2,647 2,649

9 Bireun 4,293 0.1180 4,319 4,324 4,329 4,334 4,339 4,344

10 Aceh Utara 14,104 0.0400 14,132 14,138 14,143 14,149 14,155 14,160

11 Aceh Barat Daya 2,938 0.1350 2,958 2,962 2,966 2,970 2,974 2,978

12 Gayo Lues 2,228 0.0600 2,235 2,236 2,237 2,239 2,240 2,241

13 Aceh Tamiang 2,938 0.1200 2,956 2,960 2,963 2,967 2,970 2,974

14 Nagan Raya 2,938 0.0950 2,952 2,955 2,958 2,961 2,964 2,966

15 Aceh Jaya 4,605 0.0950 4,627 4,631 4,635 4,640 4,644 4,649

16 Banda Aceh 3,183 0.0780 3,195 3,198 3,200 3,203 3,205 3,208

17 Langsa 3,849 0.1180 3,872 3,877 3,881 3,886 3,890 3,895

18 Lhokseumawe 18,106 0.0400 18,143 18,150 18,157 18,164 18,172 18,179

19 Bener Meriah 2,900 0.1190 2,918 2,921 2,924 2,928 2,931 2,935

20 Simeulue 2,972 0.0997 2,987 2,990 2,993 2,996 2,999 3,002

21 Sabang 4,408 0.1156 4,433 4,438 4,443 4,448 4,454 4,459

NAD 100,919 0.0997 101,360 101,449 101,538 101,626 101,715 101,804

Sumber : Diolah Dari Aceh Dalam Angka 2004 22 Medan (2005) 16960 0.179028219 16,990 17,021 17,051 17,082 17,112 17,143

Page 47: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

224

Tabel E.3 Jumlah Kendaraan per Kabupaten/Kota dalam Provinsi NAD dan Kota Medan pada tahun prediksi No. Kota/Kabupaten Jlh. Kend. Tingkat Jumlah kendaraan (unit)

2004 Pertumbuhan(%) 2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 Aceh Singkil 6,701 0.0198 6,704 6,705 6,706 6,708 6,709 6,710

2 Aceh Selatan 8,601 0.0198 8,604 8,606 8,607 8,609 8,611 8,613

3 Aceh Tenggara 3,157 0.0164 3,158 3,159 3,159 3,160 3,160 3,161

4 Aceh Timur 15,049 0.0188 15,055 15,057 15,060 15,063 15,066 15,069

5 Aceh Tengah 15,014 0.0130 15,018 15,020 15,022 15,023 15,025 15,027

6 Aceh Barat 11,921 0.0418 11,931 11,936 11,941 11,946 11,951 11,956

7 Aceh Besar 22,714 0.0428 22,733 22,743 22,753 22,763 22,772 22,782

8 Pidie 29,476 0.0140 29,484 29,488 29,493 29,497 29,501 29,505

9 Bireun 28,148 0.0120 28,155 28,158 28,162 28,165 28,168 28,172

10 Aceh Utara 41,083 0.0487 41,123 41,143 41,163 41,183 41,203 41,223

11 Aceh Barat Daya 5,145 0.0198 5,148 5,149 5,150 5,151 5,152 5,153

12 Gayo Lues 1,700 0.0164 1,701 1,701 1,701 1,701 1,702 1,702

13 Aceh Tamiang 11,036 0.0188 11,040 11,042 11,044 11,046 11,048 11,050

14 Nagan Raya 8,204 0.0418 8,211 8,214 8,218 8,221 8,225 8,228

15 Aceh Jaya 5,878 0.0418 5,882 5,885 5,887 5,890 5,892 5,895

16 Banda Aceh 200,109 0.0135 200,163 200,190 200,217 200,244 200,271 200,298

17 Langsa 7,357 0.0188 7,360 7,361 7,363 7,364 7,366 7,367

18 Lhokseumawe 17,607 0.0351 17,619 17,626 17,632 17,638 17,644 17,650

19 Bener Meriah 10,433 0.0130 10,436 10,437 10,439 10,440 10,441 10,443

20 Simeulue 5,310 0.0418 5,315 5,317 5,319 5,322 5,324 5,326

21 Sabang 2,853 0.0254 2,854 2,855 2,856 2,857 2,857 2,858

NAD 457,496 0.2524 457,693 457,792 457,891 457,990 458,088 458,187

Sumber : Diolah Dari Aceh Dalam Angka 2003 dan tingkat pertumbuhan merupakan rata-rata provinsi 22 Medan 906918 0.96 1,193,987 1,308,610 1,434,237 1,571,923 1,722,828 1,888,219

Page 48: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

225

Bangkitan/tarikan penumpang dan barang pada tahun prediksi dapat diperoleh dengan

memasukkan pertumbuhan variabel bebas ke dalam persamaan bangkitan dan tarikan yang

telah disampaikan pada Lampiran D. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel E.4 sampai

Tabel E.7 berikut.

Tabel E.4 Bangkitan Pergerakan Penumpang (pergerakan/tahun)

Bangkitan Pergerakan Penumpang (pergerakan/tahun) No. Nama Zona

2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 Aceh Singkil 853,319 856,829 860,409 864,059 867,781 871,5772 Aceh Selatan 994,779 1,001,430 1,008,223 1,015,161 1,022,249 1,029,4883 Aceh Tenggara 830,963 833,707 836,498 839,337 842,225 845,1624 Aceh Timur 1,175,701 1,185,578 1,195,662 1,205,956 1,216,467 1,227,1995 Aceh Tengah 1,138,783 1,149,202 1,159,860 1,170,762 1,181,915 1,193,3246 Aceh Barat 902,046 906,616 911,281 916,041 920,898 925,8567 Aceh Besar 1,182,844 1,193,011 1,203,394 1,213,996 1,224,824 1,235,8828 Pidie 1,442,578 1,457,489 1,472,712 1,488,255 1,504,123 1,520,3259 Bireun 1,550,830 1,569,697 1,588,990 1,608,720 1,628,898 1,649,53310 Aceh Utara 2,165,115 2,197,897 2,231,435 2,265,747 2,300,853 2,336,77111 Aceh Barat Daya 1,009,281 1,017,051 1,025,000 1,033,133 1,041,454 1,049,96912 Gayo Lues 735,300 736,660 738,044 739,455 740,891 742,35413 Aceh Tamiang 1,019,285 1,026,107 1,033,069 1,040,176 1,047,430 1,054,83414 Nagan Raya 821,907 825,004 828,165 831,390 834,681 838,03915 Aceh Jaya 795,910 798,655 801,459 804,322 807,246 810,23316 Banda Aceh 3,564,011 3,634,327 3,706,371 3,780,185 3,855,812 3,933,29717 Langsa 1,554,470 1,575,632 1,597,306 1,619,503 1,642,238 1,665,52318 Lhokseumawe 1,743,582 1,769,431 1,795,909 1,823,031 1,850,812 1,879,26919 Bener Meriah 2,459,607 2,503,574 2,548,625 2,594,786 2,642,087 2,690,55320 Simeulue 749,365 751,058 752,783 754,542 756,335 758,16421 Sabang 716,403 717,691 719,007 720,353 721,728 723,134

22 Medan 18,133,447 19,674,069 21,360,734 23,207,439 25,229,520 27,443,788Sumber: Hasil Analisis

Tabel E.5 Tarikan Pergerakan Penumpang (pergerakan/tahun)

Tarikan Pergerakan Penumpang (pergerakan/tahun) No. Nama Zona

2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 Aceh Singkil 835,381 837,134 838,924 840,751 842,615 844,5182 Aceh Selatan 975,191 978,925 982,743 986,646 990,637 994,7183 Aceh Tenggara 743,483 744,275 745,084 745,911 746,755 747,6184 Aceh Timur 1,347,767 1,353,182 1,358,715 1,364,368 1,370,145 1,376,0485 Aceh Tengah 1,169,308 1,175,880 1,182,606 1,189,489 1,196,533 1,203,7426 Aceh Barat 857,184 859,463 861,794 864,177 866,614 869,1077 Aceh Besar 1,111,264 1,116,687 1,122,234 1,127,909 1,133,714 1,139,652

Page 49: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

226

Tarikan Pergerakan Penumpang (pergerakan/tahun) No. Nama Zona

2006 2007 2008 2009 2010 2011

8 Pidie 1,032,022 1,039,235 1,046,624 1,054,195 1,061,951 1,069,8979 Bireun 1,317,716 1,328,884 1,340,321 1,352,034 1,364,030 1,376,316

10 Aceh Utara 2,481,743 2,501,751 2,522,248 2,543,247 2,564,758 2,586,79611 Aceh Barat Daya 961,864 966,853 971,959 977,184 982,533 988,00812 Gayo Lues 734,406 734,971 735,548 736,136 736,736 737,34913 Aceh Tamiang 899,657 903,056 906,533 910,090 913,729 917,45214 Nagan Raya 829,885 831,482 833,113 834,779 836,481 838,22115 Aceh Jaya 968,108 969,836 971,599 973,397 975,231 977,10216 Banda Aceh 2,708,635 2,756,670 2,805,901 2,856,357 2,908,071 2,961,07217 Langsa 1,407,756 1,422,053 1,436,698 1,451,700 1,467,068 1,482,81118 Lhokseumawe 2,719,834 2,737,636 2,755,869 2,774,543 2,793,669 2,813,25919 Bener Meriah 1,977,863 2,008,290 2,039,471 2,071,424 2,104,170 2,137,72820 Simeulue 988,311 989,395 990,496 991,615 992,751 993,90521 Sabang 925,289 926,412 927,553 928,712 929,890 931,087

22 Medan 13,089,754 14,162,827 15,338,678 16,627,173 18,039,125 19,586,386

Sumber: Hasil Analisis

Tabel E.6 Bangkitan Pergerakan Barang (ton/tahun)

Bangkitan Pergerakan Barang (ton/tahun) No. Nama Zona

2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 Aceh Singkil 476,298 477,210 478,140 479,089 480,057 481,0442 Aceh Selatan 551,302 553,225 555,191 557,200 559,253 561,3533 Aceh Tenggara 425,741 426,150 426,568 426,995 427,431 427,8764 Aceh Timur 760,381 763,179 766,037 768,956 771,938 774,9835 Aceh Tengah 655,041 658,409 661,855 665,381 668,988 672,6806 Aceh Barat 487,170 488,342 489,540 490,766 492,018 493,2997 Aceh Besar 624,848 627,633 630,481 633,394 636,373 639,4208 Pidie 574,392 578,065 581,829 585,684 589,633 593,6799 Bireun 728,113 733,812 739,648 745,625 751,745 758,012

10 Aceh Utara 1,369,919 1,380,113 1,390,554 1,401,250 1,412,207 1,423,43111 Aceh Barat Daya 540,359 542,914 545,528 548,203 550,941 553,74212 Gayo Lues 421,130 421,424 421,723 422,029 422,341 422,65913 Aceh Tamiang 508,754 510,498 512,283 514,108 515,975 517,88414 Nagan Raya 473,302 474,128 474,971 475,832 476,711 477,60915 Aceh Jaya 552,110 553,011 553,928 554,864 555,819 556,79216 Banda Aceh 1,428,951 1,453,365 1,478,387 1,504,032 1,530,315 1,557,25217 Langsa 771,563 778,849 786,312 793,956 801,786 809,80718 Lhokseumawe 1,511,481 1,520,562 1,529,862 1,539,385 1,549,139 1,559,12719 Bener Meriah 1,056,279 1,071,754 1,087,611 1,103,861 1,120,514 1,137,57920 Simeulue 565,394 565,972 566,558 567,153 567,757 568,37021 Sabang 529,351 529,948 530,553 531,169 531,793 532,428

22 Medan 6,773,524 7,318,796 7,916,278 8,570,983 9,288,404 10,074,562

Sumber: Hasil Analisis

Page 50: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

227

Tabel E.7 Tarikan Pergerakan Barang (ton/tahun)

Bangkitan Pergerakan Barang (ton/tahun) No. Nama Zona

2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 Aceh Singkil 719,184 720,404 721,640 722,890 724,157 725,4392 Aceh Selatan 746,926 748,517 750,127 751,758 753,410 755,082

3 Aceh Tenggara 735,141 736,591 738,060 739,547 741,054 742,5794 Aceh Timur 832,224 834,890 837,589 840,323 843,091 845,8945 Aceh Tengah 735,305 736,743 738,198 739,672 741,165 742,6766 Aceh Barat 729,904 731,263 732,639 734,033 735,444 736,8737 Aceh Besar 825,182 827,763 830,376 833,023 835,703 838,4178 Pidie 938,810 942,805 946,850 950,946 955,094 959,294

9 Bireun 856,534 859,491 862,485 865,516 868,586 871,69510 Aceh Utara 950,701 954,836 959,023 963,262 967,554 971,901

11 Aceh Barat Daya 696,529 697,476 698,435 699,406 700,389 701,38412 Gayo Lues 667,635 668,218 668,809 669,407 670,012 670,625

13 Aceh Tamiang 776,529 778,499 780,495 782,516 784,562 786,63514 Nagan Raya 696,125 697,072 698,031 699,002 699,985 700,98115 Aceh Jaya 674,927 675,587 676,255 676,931 677,616 678,30916 Banda Aceh 782,989 785,021 787,078 789,161 791,270 793,40617 Langsa 712,798 713,959 715,134 716,324 717,529 718,75018 Lhokseumawe 715,152 716,339 717,541 718,757 719,990 721,238

19 Bener Meriah 700,585 701,584 702,596 703,620 704,657 705,70720 Simeulue 669,822 670,445 671,075 671,714 672,360 673,016

21 Sabang 640,869 641,110 641,354 641,601 641,851 642,104

22 Medan 1,980,524 1,998,871 2,017,465 2,036,311 2,055,411 2,074,769

Sumber: Hasil Analisis

Selanjutnya bangkitan/tarikan dalam satuan pergerakan/tahun (penumpang) dan ton/tahun

(barang) akan dikonversikan ke dalam satuan smp/jam.

Metoda konversi ke dalam satuan smp/jam, adalah:

a. Penumpang, asumsi 5 pergerakan sama dengan 1 smp dan nilai k = 0,11, (jalan luar

kota),

b. Barang, asumsi 8 ton sama dengan 1 kendaraan truk sedang dengan nilai emp = 4,2

(daerah luar kota dengan gradien 5%) dan nilai k = 0,11 (jalan luar kota).

Nilai k mengacu pada MKJI 1997.

Page 51: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

228

Tabel E.8 Total Bangkitan Penumpang dan Barang (smp/jam)

Total Bangkitan Pergerakan (smp/jam) No. Nama Zona

2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 Aceh Singkil 127 127 128 128 128 1292 Aceh Selatan 147 148 149 149 150 1513 Aceh Tenggara 117 118 118 118 118 1194 Aceh Timur 191 192 193 194 195 1975 Aceh Tengah 172 173 175 176 177 1786 Aceh Barat 131 132 132 133 133 1347 Aceh Besar 170 171 172 173 175 1768 Pidie 178 179 181 182 184 1869 Bireun 209 211 213 215 217 21910 Aceh Utara 347 351 355 358 362 36611 Aceh Barat Daya 146 147 148 149 150 15112 Gayo Lues 111 111 111 111 111 11213 Aceh Tamiang 142 143 143 144 145 14614 Nagan Raya 124 125 125 125 126 12615 Aceh Jaya 135 136 136 136 137 13716 Banda Aceh 441 449 457 466 475 48317 Langsa 216 218 221 223 226 22918 Lhokseumawe 344 347 350 353 357 36019 Bener Meriah 315 320 326 331 337 34220 Simeulue 135 135 135 135 135 13621 Sabang 127 127 127 127 128 12822 Medan 2,165 2,344 2,540 2,755 2,990 3,248

Sumber: Hasil Analisis

Tabel E.9 Total Tarikan Penumpang dan Barang (smp/jam)

Total Tarikan Pergerakan (smp/jam) No. Nama Zona

2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 Aceh Singkil 194 198 202 206 211 2162 Aceh Selatan 210 214 218 223 228 2343 Aceh Tenggara 191 195 198 203 207 2124 Aceh Timur 252 257 263 269 276 2825 Aceh Tengah 221 226 231 236 242 2476 Aceh Barat 198 202 206 210 215 2207 Aceh Besar 234 239 244 250 256 2628 Pidie 250 255 261 268 274 2819 Bireun 254 260 267 273 280 287

10 Aceh Utara 355 364 373 382 392 40311 Aceh Barat Daya 199 203 208 212 217 22212 Gayo Lues 177 181 184 188 192 19613 Aceh Tamiang 210 214 219 223 229 23414 Nagan Raya 190 193 197 201 206 210

Page 52: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

229

NO RUAS JALAN VEH1 VEH2 VEH3 VEH4 VEH5A VEH5B VEH6A VEH6B VEH7A VEH7B VEH7C VEH8 SMP/JAM

1 BANDA ACEH (KM3.56 ) - KM.77 (BTS PIDIE) 6945 4052 2731 1825 175 150 220 166 195 0 41 2 8512 KM.77 (BTS ACEH BESAR) - SIGLI 8979 3288 3428 1680 202 166 278 213 233 0 41 0 9263 SIGLI - BEUREUNUN 8859 3521 3751 1982 209 175 276 220 262 0 50 84 9834 BEUREUNUN - BTS CABDIN ACEH UTARA 4908 2503 2789 1723 0 0 152 116 72 0 0 95 6305 BTS CABDIN PIDIE - BIREUEN 4325 3099 2987 1677 0 0 259 203 170 0 50 62 6856 BIREUEN - LHOK SUMAWE 8067 3084 3034 1752 181 175 241 190 241 0 58 1 8567 LHOKSUMAWE - PANTON LABU (KM 328) 8146 3878 3474 1790 119 79 262 201 85 0 16 0 9128 PANTON LABU - SP PEUREULAK 4345 2297 2280 1340 33 86 218 173 186 0 25 59 5719 PEUREULAK - LANGSA 5234 2849 2789 3160 26 109 262 213 371 1 36 86 813

10 LANGSA - BTS.SUMUT 3302 1550 2357 540 0 0 173 127 61 0 0 61 41311 BANDA ACEH (SP DARUSALAM) - SP KRUENG RY 9714 4117 3088 1973 0 0 111 64 108 0 3 258 94012 BIREUEN - BTS ACEH TENGAH 4725 3265 3289 1951 0 0 232 156 162 0 33 86 73913 BTS. ACEH UTARA - TAKENGON 4400 3271 3310 1818 0 0 264 186 198 0 39 58 72914 MEULABOH - KUALA TUHA 14575 4440 3899 2619 0 0 423 171 124 0 0 49 127215 KUALA TUHA - SIMPANG PEUT 4444 3248 2617 1876 0 0 208 82 119 0 19 92 66816 BLANGKEJEREN - LAWEUNAN 4181 2285 2524 908 0 0 125 52 48 0 1 44 51417 LAWEUNAN - KOTACANE 4757 2939 3415 1592 0 0 223 89 121 0 50 45 69718 SP.PEUT - BTS ACEH SELATAN (KM.335) 4409 3362 3379 1881 0 0 304 119 176 0 44 67 74019 BTS. ACEH BARAT(KM.335) - BLANG PIDIE 4341 3242 3351 1739 0 0 332 134 198 0 30 73 72320 BLANG PIDIE - TAPAK TUAN 4356 3234 3270 1772 0 0 337 135 194 0 48 85 72121 KUTA CANE - BTS.SUMUT 4493 3477 3103 1940 0 0 242 98 152 0 95 123 73422 TAPAK TUAN - BAKONGAN (KM 510) 4371 3078 3331 1890 0 0 329 130 199 6 37 95 72323 BAKONGAN (KM 510) - KRUENG LUAS (KM 560) 5716 3161 2797 1973 0 0 199 78 122 2 29 71 72524 KRUENG LUAS (KM 560) - BATAS SUMUT 4346 3277 2572 2029 0 0 171 64 111 0 25 70 67025 TAKENGON - UWAK (KM 379) 3440 1518 2595 636 0 0 193 78 89 0 0 0 43726 UWAK (KM 379)-BTS.ACEH TENGGARA (KM.415) 3078 1367 2447 545 0 0 174 70 70 0 0 0 39727 BTS. ACEH TENGAH (KM.415) - BLANGKEJEREN 5021 2251 3091 1269 0 0 157 62 72 0 0 38 60528 JEURAM - LHOKSEUMOT - BTS. ACEH TENGAH 4469 3424 2643 1712 0 0 130 52 71 0 0 73 65829 SIMPANG PEUT - JEURAM 4040 3425 2302 1747 0 0 83 33 68 0 0 86 61930 PEUREULAK - LOKOP - BTS. ACEH TENGGARA 3811 2184 2384 1429 0 0 160 67 157 0 0 0 53331 SEULIMUN - JANTHO - BTS. PIDIE 1023 347 551 298 0 0 337 135 0 0 0 0 13532 BLANGKEJEREN - PINDING 4519 2221 2528 605 0 0 176 71 122 0 10 63 51533 TAKENGON - GENTING GERBANG 4063 2952 2647 1727 0 0 186 70 106 0 9 52 62434 GENTING GERBANG - CELALA - BTS. ACEH BA 5061 2870 2982 780 0 0 165 65 61 0 0 43 607

Total Tarikan Pergerakan (smp/jam) No. Nama Zona

2006 2007 2008 2009 2010 2011 15 Aceh Jaya 196 199 203 207 212 21616 Banda Aceh 340 350 360 372 383 39617 Langsa 234 239 245 251 258 26418 Lhokseumawe 328 335 343 351 360 36919 Bener Meriah 272 280 287 295 304 31320 Simeulue 196 200 204 208 212 21721 Sabang 186 190 193 197 201 20522 Medan 1,305 1,410 1,527 1,657 1,802 1,964

Sumber: Hasil Analisis

Matriks Asal Tujuan (MAT)

Pendekatan yang digunakan pada pemodelan sebaran pergerakan dengan menggunakan

Gravity Model. Fungsi hambatan yang digunakan untuk kalibrasi model adalah metode

fungsi hambatan pangkat sehingga parameter yang perlu ditentukan nilainya adalah

parameter β. Dengan menggunakan data OD Nasional 2001 dan jarak antar zona, maka

diperoleh nilai β sebesar 1,4647 (Isya et all, 2006).

Tabel E.10 Kondisi Arus Lalu Lintas di Beberapa Ruas Jalan

Sumber: IRMS 2006

Page 53: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

230

ZonaBanda Aceh

Aceh Besar

Pidie BireunLhokseu

maweAceh Utara

Aceh Timur

Langsa Aceh Tamiang

Gayo Lues

Aceh Tenggara

Aceh Selatan

Aceh Singkil

Aceh Barat Daya

Aceh Barat

Nagan Raya

Aceh Jaya

Aceh Tengah

Bener Meriah

Simeulue Sabang Medan

Banda Aceh 0 96 49 14 8 11 8 3 4 7 5 7 6 8 16 11 46 7 6 12 97 12Aceh Besar 66 0 30 7 4 5 3 1 2 3 2 2 2 2 4 3 10 3 2 4 11 5Pidie 30 27 0 22 9 11 6 2 3 5 4 3 3 3 5 4 9 7 6 4 8 7Bireun 9 6 22 0 35 27 8 3 3 7 4 2 3 1 3 2 4 15 13 3 3 8Lhokseumawe 6 4 12 42 0 121 12 4 5 5 3 2 4 2 2 2 3 8 6 2 2 9Aceh Utara 8 5 13 33 119 0 26 8 8 4 3 3 6 2 3 2 5 5 4 3 3 15Aceh Timur 5 3 6 8 10 21 0 48 28 3 3 2 5 2 2 2 3 4 3 2 2 22Langsa 2 1 2 3 3 6 44 0 44 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 14Aceh Tamiang 2 1 3 3 3 7 26 45 0 1 1 3 6 2 1 1 2 2 1 2 1 25Gayo Lues 3 2 4 5 3 3 3 1 1 0 29 4 7 3 2 2 2 9 6 4 1 15Aceh Tenggara 3 1 3 3 2 2 1 1 1 30 0 6 12 4 3 3 2 4 3 3 1 26Aceh Selatan 3 1 2 1 1 2 2 1 2 3 5 0 15 44 8 12 4 1 1 26 1 5Aceh Singkil 3 2 3 3 3 4 4 3 5 7 12 18 0 8 6 7 4 2 1 14 1 17Aceh Barat Daya 3 1 2 1 1 1 1 1 1 2 3 42 6 0 11 22 5 1 1 13 1 3Aceh Barat 7 3 3 2 1 2 1 1 1 2 2 8 5 12 0 46 18 1 1 14 2 3Nagan Raya 4 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 12 6 24 44 0 9 1 1 9 1 3Aceh Jaya 24 8 8 4 2 4 3 1 2 3 2 5 5 7 22 12 0 2 2 9 6 3Aceh Tengah 3 2 6 12 5 3 3 1 1 9 4 1 2 1 1 1 2 0 88 2 1 5Bener Meriah 3 2 4 10 4 2 2 1 1 6 3 1 1 1 1 1 1 83 0 1 1 3Simeulue 5 2 3 2 1 2 2 1 1 4 2 27 12 14 14 9 8 1 1 0 2 6Sabang 66 11 8 3 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 3 2 8 2 1 3 0 3Medan 13 8 14 15 14 24 42 29 50 35 60 14 41 9 8 9 7 11 7 17 5 0

Zona Banda Aceh

Aceh Besar

Pidie BireunLhokseu

maweAceh Utara

Aceh Timur

Langsa Aceh Tamiang

Gayo Lues

Aceh Tenggara

Aceh Selatan

Aceh Singkil

Aceh Barat Daya

Aceh Barat

Nagan Raya

Aceh Jaya

Aceh Tengah

Bener Meriah

Simeulue Sabang Medan

Banda Aceh 0 97 49 14 8 11 7 3 4 7 5 7 6 8 16 11 46 7 6 12 97 12Aceh Besar 66 0 30 7 4 5 3 1 2 3 2 2 2 2 4 3 10 3 2 4 11 5Pidie 30 27 0 22 9 11 5 2 3 5 3 3 3 3 5 4 9 7 6 4 8 8Bireun 9 6 22 0 35 27 8 3 3 7 4 2 3 1 3 2 4 16 13 3 3 8Lhokseumawe 6 4 12 42 0 121 12 4 5 5 3 2 4 2 2 2 3 8 7 2 2 10Aceh Utara 8 5 13 33 120 0 25 8 8 4 3 3 6 2 3 2 5 5 4 3 3 16Aceh Timur 5 3 6 8 10 21 0 48 27 3 2 2 4 2 2 2 3 4 3 2 2 24Langsa 2 1 2 3 3 6 43 0 43 1 1 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 15Aceh Tamiang 2 1 3 3 3 6 25 45 0 1 1 3 6 2 1 1 2 2 1 2 1 26Gayo Lues 3 2 4 5 3 3 3 1 1 0 28 4 7 3 2 2 2 9 6 4 1 15Aceh Tenggara 3 1 3 3 2 2 1 1 1 30 0 6 12 4 3 3 2 4 3 3 1 27Aceh Selatan 3 1 2 1 1 2 2 1 2 3 5 0 15 44 8 12 4 1 1 25 1 5Aceh Singkil 3 2 3 3 3 4 4 3 5 7 11 18 0 8 6 7 4 2 1 14 1 18Aceh Barat Daya 3 1 2 1 1 1 1 1 1 2 3 42 6 0 11 23 5 1 1 13 1 3Aceh Barat 7 3 3 2 1 2 1 1 1 2 2 8 5 12 0 46 18 1 1 14 2 3Nagan Raya 4 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 12 6 24 44 0 9 1 1 9 1 3Aceh Jaya 24 8 8 4 2 4 3 1 2 3 2 5 5 7 22 12 0 2 2 9 6 4Aceh Tengah 3 2 6 12 5 3 3 1 1 9 4 1 2 1 1 1 2 0 88 2 1 5Bener Meriah 3 2 4 10 4 2 2 1 1 6 3 1 1 1 1 1 1 84 0 1 1 3Simeulue 5 2 3 2 1 2 2 1 1 4 2 27 12 14 14 9 8 1 1 0 2 7Sabang 66 11 8 3 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 3 2 8 2 1 3 0 3Medan 15 9 15 16 15 26 46 32 54 37 64 15 44 10 9 9 8 12 8 18 5 0

Tabel E.11 Matriks Asal Tujuan (smp/jam) tahun 2006 (smp/jam)

Tabel E.12 Matriks Asal Tujuan (smp/jam) tahun 2007

Page 54: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

231

Zona Banda Aceh

Aceh Besar

Pidie BireunLhokseu

maweAceh Utara

Aceh Timur

Langsa Aceh Tamiang

Gayo Lues

Aceh Tenggara

Aceh Selatan

Aceh Singkil

Aceh Barat Daya

Aceh Barat

Nagan Raya

Aceh Jaya

Aceh Tengah

Bener Meriah

Simeulue Sabang Medan

Banda Aceh 0 97 49 14 8 11 7 3 4 7 5 7 6 8 16 11 46 7 6 11 97 13Aceh Besar 66 0 30 7 4 5 3 1 2 3 2 2 2 2 4 3 10 3 2 4 11 5Pidie 30 27 0 22 9 11 5 2 3 5 3 3 3 3 5 4 9 7 6 4 8 8Bireun 9 6 22 0 35 27 8 3 3 6 4 2 3 1 3 2 4 16 13 3 3 9Lhokseumawe 6 4 12 43 0 121 12 4 4 5 3 2 4 2 2 2 3 8 7 2 2 10Aceh Utara 8 5 13 33 119 0 25 8 8 4 3 3 6 2 3 2 5 5 4 3 3 17Aceh Timur 5 3 6 8 10 21 0 47 27 3 2 2 4 2 2 2 3 4 3 2 2 25Langsa 2 1 2 3 3 6 43 0 43 1 1 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 16Aceh Tamiang 2 1 3 3 3 6 25 44 0 1 1 3 5 2 1 1 2 2 1 2 1 27Gayo Lues 3 2 4 5 3 3 3 1 1 0 27 4 7 3 2 2 2 9 6 4 1 16Aceh Tenggara 3 1 3 3 2 2 1 1 1 29 0 6 12 4 3 3 2 4 3 3 1 29Aceh Selatan 3 1 2 1 1 2 2 1 2 3 5 0 15 44 8 12 4 1 1 25 1 5Aceh Singkil 3 2 3 3 3 4 4 3 5 7 11 18 0 8 6 7 4 2 1 13 1 19Aceh Barat Daya 3 1 2 1 1 1 1 1 1 2 3 42 6 0 11 23 5 1 1 13 1 4Aceh Barat 7 3 3 2 1 2 1 1 1 2 2 8 5 12 0 46 18 1 1 14 2 3Nagan Raya 4 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 12 6 24 44 0 9 1 1 9 1 3Aceh Jaya 24 8 8 4 2 4 3 1 2 3 2 5 5 7 22 12 0 2 2 9 6 4Aceh Tengah 3 2 6 12 5 3 3 1 1 9 4 1 2 1 1 1 2 0 88 2 1 5Bener Meriah 3 2 4 10 4 2 2 1 1 5 3 1 1 1 1 1 1 84 0 1 1 3Simeulue 5 2 3 2 1 2 2 1 1 4 2 27 12 14 14 9 8 1 1 0 2 7Sabang 66 11 8 3 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 3 2 8 2 1 3 0 3Medan 16 9 17 18 17 29 50 34 58 40 68 16 47 11 10 10 9 13 9 20 6 0

Zona Banda Aceh

Aceh Besar

Pidie BireunLhokseu

maweAceh Utara

Aceh Timur

Langsa Aceh Tamiang

Gayo Lues

Aceh Tenggara

Aceh Selatan

Aceh Singkil

Aceh Barat Daya

Aceh Barat

Nagan Raya

Aceh Jaya

Aceh Tengah

Bener Meriah

Simeulue Sabang Medan

Banda Aceh 0 97 49 14 8 11 7 3 4 7 5 7 6 8 16 11 46 7 6 11 97 13Aceh Besar 67 0 31 7 4 5 3 1 2 3 2 2 2 2 4 3 10 3 2 4 11 5Pidie 30 27 0 22 9 11 5 2 3 5 3 3 3 3 5 4 9 7 6 4 8 8Bireun 9 6 22 0 35 27 8 3 3 6 4 2 3 1 3 2 4 16 13 3 3 9Lhokseumawe 6 4 12 43 0 121 12 4 4 5 3 2 4 2 2 2 3 8 7 2 2 11Aceh Utara 8 5 13 33 120 0 25 8 8 4 3 3 6 2 3 2 5 5 4 3 3 18Aceh Timur 5 3 6 8 10 22 0 47 26 3 2 2 4 2 2 2 3 4 3 2 2 26Langsa 2 1 2 3 3 6 43 0 42 1 1 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 17Aceh Tamiang 2 1 3 3 3 6 24 43 0 1 1 3 5 2 1 1 2 2 1 2 1 28Gayo Lues 3 2 4 5 3 3 3 1 1 0 27 4 7 3 2 2 2 9 6 4 1 17Aceh Tenggara 3 1 3 3 2 2 1 1 1 28 0 6 11 4 3 3 2 4 3 3 1 30Aceh Selatan 3 1 2 1 1 2 2 1 2 3 4 0 14 44 8 12 4 1 1 25 1 6Aceh Singkil 3 2 3 3 3 4 3 3 5 7 11 18 0 8 6 7 4 2 1 13 1 20Aceh Barat Daya 3 1 2 1 1 1 1 1 1 2 3 42 6 0 11 23 5 1 1 13 1 4Aceh Barat 7 3 3 2 1 2 1 1 1 2 2 8 5 12 0 46 18 1 1 14 2 4Nagan Raya 4 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 12 5 24 44 0 9 1 1 8 1 4Aceh Jaya 24 8 8 4 2 4 3 1 2 2 2 5 4 7 22 12 0 2 2 9 6 4Aceh Tengah 3 2 6 12 5 3 3 1 1 9 4 1 2 1 1 1 2 0 89 2 1 5Bener Meriah 3 2 4 10 4 2 2 1 1 5 3 1 1 1 1 1 1 84 0 1 1 3Simeulue 5 2 3 2 1 2 2 1 1 3 2 27 11 14 14 9 8 1 1 0 2 7Sabang 66 11 8 3 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 3 2 8 2 1 3 0 3Medan 18 10 18 19 19 31 54 37 62 43 72 18 51 13 11 11 10 15 10 22 6 0

Tabel E.13 Matriks Asal Tujuan (smp/jam) tahun 2008 Tabel E.14 Matriks Asal Tujuan (smp/jam) tahun 2009

Page 55: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

232

Zona Banda Aceh

Aceh Besar

Pidie BireunLhokseu

maweAceh Utara

Aceh Timur

Langsa Aceh Tamiang

Gayo Lues

Aceh Tenggara

Aceh Selatan

Aceh Singkil

Aceh Barat Daya

Aceh Barat

Nagan Raya

Aceh Jaya

Aceh Tengah

Bener Meriah

Simeulue Sabang Medan

Banda Aceh 0 98 49 14 8 10 7 3 4 6 4 7 6 8 16 11 46 7 6 11 98 14Aceh Besar 67 0 31 7 4 5 3 1 1 3 2 2 2 2 4 3 10 3 2 4 11 6Pidie 30 27 0 22 9 11 5 2 2 5 3 3 3 3 5 4 9 7 6 4 8 9Bireun 9 6 22 0 35 27 7 3 3 6 4 2 3 1 3 2 4 16 13 3 3 9Lhokseumawe 6 4 12 43 0 121 12 4 4 5 3 2 4 2 2 2 3 8 7 2 2 11Aceh Utara 8 5 13 33 120 0 24 8 8 4 3 3 6 2 3 2 5 5 4 3 3 19Aceh Timur 5 3 6 8 10 21 0 47 25 3 2 2 4 2 2 2 3 4 3 2 2 28Langsa 2 1 2 3 3 6 42 0 41 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 18Aceh Tamiang 2 1 3 3 3 6 24 43 0 1 1 3 5 2 1 1 2 2 1 2 1 30Gayo Lues 3 2 4 5 3 3 3 1 1 0 26 4 7 3 2 2 2 9 6 4 1 18Aceh Tenggara 3 1 3 3 2 2 1 1 1 28 0 6 11 4 3 3 2 4 3 3 1 31Aceh Selatan 3 1 2 1 1 2 2 1 2 3 4 0 14 44 8 12 4 1 1 25 1 6Aceh Singkil 3 2 3 3 3 4 3 3 4 7 10 18 0 8 6 7 4 2 1 13 1 21Aceh Barat Daya 3 1 2 1 1 1 1 1 1 2 3 42 6 0 11 23 5 1 1 12 1 4Aceh Barat 7 3 3 2 1 2 1 1 1 2 2 8 5 12 0 47 18 1 1 14 2 4Nagan Raya 4 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 12 5 24 44 0 9 1 1 8 1 4Aceh Jaya 25 8 8 4 2 4 3 1 2 2 2 5 4 7 22 12 0 2 2 9 6 4Aceh Tengah 3 2 6 12 5 3 3 1 1 8 4 1 2 1 1 1 2 0 89 2 1 6Bener Meriah 3 2 4 10 4 2 2 1 1 5 3 1 1 1 1 1 1 84 0 1 1 4Simeulue 5 2 3 2 1 2 2 1 1 3 2 27 11 14 14 9 8 1 1 0 2 8Sabang 66 11 8 3 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 3 2 8 2 1 3 0 3Medan 19 12 20 21 21 34 58 41 66 47 76 20 54 14 12 13 11 16 11 24 7 0

ZonaBanda Aceh

Aceh Besar

Pidie BireunLhokseumawe

Aceh Utara

Aceh Timur

Langsa Aceh Tamiang

Gayo Lues

Aceh Tenggara

Aceh Selatan

Aceh Singkil

Aceh Barat Daya

Aceh Barat

Nagan Raya

Aceh Jaya

Aceh Tengah

Bener Meriah

Simeulue Sabang Medan

Banda Aceh 0 98 49 14 8 10 7 3 3 6 4 7 6 8 16 11 46 7 6 11 98 15Aceh Besar 67 0 31 7 4 5 3 1 1 3 2 2 2 2 4 3 10 3 2 4 11 6Pidie 30 27 0 22 9 11 5 2 2 5 3 3 3 3 5 4 9 7 6 4 8 9Bireun 9 6 22 0 35 27 7 3 3 6 3 2 3 1 3 2 4 16 13 3 3 10Lhokseumawe 6 4 12 43 0 121 11 4 4 4 3 2 4 2 2 2 3 8 7 2 2 12Aceh Utara 8 5 13 33 120 0 24 8 7 4 3 3 6 2 3 2 5 5 4 3 3 20Aceh Timur 5 3 6 8 10 21 0 46 24 3 2 2 4 2 2 2 3 4 3 2 2 29Langsa 2 1 2 3 3 7 42 0 40 1 1 2 3 1 1 1 1 2 1 1 1 19Aceh Tamiang 2 1 3 3 3 6 23 42 0 1 1 3 5 2 1 1 2 2 1 2 1 31Gayo Lues 3 2 4 5 3 3 3 1 1 0 25 4 7 3 2 2 2 9 6 4 1 19Aceh Tenggara 3 1 3 3 2 2 1 1 1 27 0 6 11 4 3 3 2 4 3 3 1 33Aceh Selatan 3 1 2 1 1 2 2 1 2 3 4 0 14 44 8 12 4 1 1 25 1 6Aceh Singkil 3 2 3 3 3 4 3 3 4 7 10 18 0 8 6 7 4 2 1 13 1 22Aceh Barat Daya 3 1 2 1 1 1 1 1 1 2 3 42 6 0 11 23 5 1 1 12 1 4Aceh Barat 7 3 3 2 1 2 1 1 1 2 2 8 5 12 0 47 18 1 1 14 2 4Nagan Raya 4 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 12 5 24 45 0 9 1 1 8 1 4Aceh Jaya 25 8 8 4 2 4 2 1 1 2 2 5 4 7 22 12 0 2 2 9 6 4Aceh Tengah 3 2 6 12 5 3 3 1 1 8 4 1 2 1 1 1 2 0 89 1 1 6Bener Meriah 3 2 4 10 4 2 2 1 1 5 2 1 1 1 1 1 2 84 0 1 1 4Simeulue 5 2 3 2 1 2 1 1 1 3 2 27 11 14 15 9 8 1 1 0 2 8Sabang 66 11 8 3 2 2 2 1 1 1 1 2 1 2 3 2 8 2 1 3 0 4Medan 22 13 22 23 23 38 63 44 70 51 81 22 59 15 13 14 12 18 12 26 8 0

Tabel E.15 Matriks Asal Tujuan (smp/jam) tahun 2010 Tabel E.16 Matriks Asal Tujuan (smp/jam) tahun 2011

Page 56: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

LAMPIRAN F Analisis Kapasitas dan Data

Jaringan Jalan

Page 57: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

233

LAMPIRAN - F: ANALISA KAPASITAS DAN DATA JARINGAN JALAN F-1 ANALISA KAPASITAS JALAN

Berikut ini disampaikan analisis kapasitas jalan luar kota yang dikutip dari Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997.

Untuk jalan tak-terbagi, semua analisa (kecuali analisa-kelandaian khusus) dilakukan pada kedua arah, menggunakan satu set formulir. Untuk jalan terbagi, analisa dilakukan pada masing-masing arah dan seolah-olah masing-masing arah adalah jalan satu arah yang terpisah. Jika segmen adalah kelandaian khusus, lanjutkan langsung ke langkah C-6. Untuk menentukan kapasitas jalan luar kota, dugunakan formula:

di mana:

C = Kapasitas C

O = Kapasitas dasar (smp/jam)

FCW

= Faktor penyesuaian akibat lebar jalur lalu-lintas FC

SP = Faktor penyesuaian akibat pemisahan arah

FCSF

= Faktor penyesuaian akibat hambatan samping Dalam Analisisnya digunakan beberapa langkah, sbb: LANGKAH C-1 : KAPASITAS DASAR Tentukan kapasitas dasar (Q dari Tabel C-1:1 atau 2. (Perhatikan bahwa pengaruh tipe alinyemen pada kapasitas juga dapat dihitung dengan penggunaan emp yang berbeda seperti yang diuraikan pada langkah A-3 MKJI 1997).

Tabel C-1:1 Kapasitas dasar pada jalan luar-kota 4-lajur 2-arah (4/2)

Tipe jalan/ Tipe alinyemen

Kapasitas dasar Total kedua arah (smp/jam/lajur)

Empat-lajur terbagi - Datar 1900 - Bukit 1850 - Gunung 1800 Empat-lajur tak-terbagi - Datar

1700

- Bukit 1650 - Gunung 1600

Page 58: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

234

Tabel C-1:2 Kapasitas dasar pada jalan luar kota 2-lajur 2-arah tak-terbagi (2/2 UD)

Tipe jalan/ Tipe alinyemen

Kapasitas dasar Total kedua arah

smp/jam Dua-lajur tak-terbagi - Datar 3100 - Bukit 3000 - Gunung 2900

Kapasitas dasar jalan dengan lebih dari empat lajur (banyak-lajur) dapat ditentukan dengan menggunakan kapasitas per lajur yang diberikan dalam Tabel C-1:1, meskipun lajur yang bersangkutan tidak dengan lebar yang standar (koreksi akibat lebar dibuat dalam langkah C-2 di bawah).

LANGKAH C-2: FAKTOR PENYESUAIAN KAPASITAS AKIBAT LEBAR JALUR LALU-LINTAS

Tentukan faktor penyesuaian akibat lebar jalur lalu-lintas dari Tabel C-2:1 berdasar pada lebar efektif jalur lalu-lintas (W

C) (lihat Formulir IR-1) dan masukkan hasilnya

ke dalam Formulir IR-3, Kolom (12).

Table C-2:1 Faktor penyesuaian kapasitas akibat lebar jalur lalu-lintas (FCW

)

Tipe jalan Lebar efektif jalur lalu-lintas

(WC)

(m) FC

W

Per lajur 3,0

0,91

3,25 0,96 3,50 1,00

Empat-lajur terbagi Enam-lajur terbagi

3,75 1,03

Per lajur 3,00 0,91 3,25 0,96 3,50 1,00

Empat-lajur tak terbagi

3,75 1,03

Total kedua arah 5 0,69 6 0,91 7 1,00 8 1,08 9 1,15 10 1,21

Dua-lajur tak-terbagi

11 1,27 Faktor penyesuaian kapasitas jalan dengan lehih dari enam lajur dapat ditentukan

Page 59: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

235

dengan menggun-akan angka-angka per lajur yang diberikan untuk jalan empat-dan enam-lajur dalam Tabel C-2:1. LANGKAH C-3: FAKTOR PENYESUAIAN KAPASITAS AKIBAT PEMI-

SAHAN ARAH Hanya untuk jalan tak-terbaik, tentukan faktor penyesuaian kapasitas akibat pemisahan arah dari Tabel C-3:1 di bawah ini. Tabel C-3:1 memberikan faktor penyesuaian pemisahan arah untuk jalan dua-lajur dua-arah (2/2) dan empat-lajur dua-arah (4/2) yang tak terbagi.

Tabel C-3:1 Faktor penyesuaian kapasitas akibat pemisahan arah (FCSP

) Pemisahan arah SP %-% 50-50 55-45 60-40 65-35 70-30

Dua-lajur 2/2 1,00 0,97 0,94 0,91 0,88 FCSPB

Empat-lajur 4/2 1,00 0,975 0,95 0,925 0,90 Untuk jalan terbagi, faktor penyesuaian kapasitas akibat pemisahan arah tidak dapat diterapkan dan nilai 1,0 harus dimasukkan ke dalam Kolom 13. LANGKAH C-4: FAKTOR PENYESUAIAN KAPASITAS AKIBAT

HAMBATAN SAMPING Tentukan faktor penyesuaian kapasitas akibat hambatan samping dari Tabel C-4:1 berdasar pada lebar efektif bahu W

S dan kelas hambatan samping (SFC).

Page 60: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

236

Table C-4:1 Faktor penyesuaian kapasitas akibat hambatan samping (FCSF

)

Faktor penyesuaian kapasitas untuk 6-lajur dapat ditentukan dengan menggunakan nilai FC

SF untuk jalan empat lajur yang diberikan pada Tabel C-4:1, disesuaikan

seperti digambarkan di bawah:

FC6 SF

= 1 - 0,8 × (1 - FC4,SF

) di mana FC

6,SF = faktor penyesuaian kapasitas untuk jalan enam-lajur

FC4,SF

= faktor penyesuaian kapasitas untuk jalan empat-lajur LANGKAH C-5: PENENTUAN KAPASITAS PADA KONDISI LAPANGAN Tentukan kapasitas segmen jalan pada kondisi lapangan.

di mana:

C = Kapasitas C

o = Kapasitas dasar (smp/jam)

FCW

= Faktor penyesuaian akibat lebar jalur lalu-lintas FC

SP = Faktor penyesuaian akibat pemisahan arah

FCSF

= Faktor penyesuaian akibat hambatan samping

Page 61: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

237

LANGKAH C-6: KAPASITAS PADA KELANDAIAN KHUSUS Kapasitas pada kelandaian khusus dihitung pada prinsipnya sama seperti pada segmen dengan alinyemen umum di atas, tetapi dengan kapasitas dasar yang berbeda dan dalam beberapa keadaan dengan faktor penyesuaian yang berbeda.

Kapasitas dasar dua-arah (C

o) ditentukan dari Tabel C-6:1.

Tabel C-6:1 Kapasitas dasar dua arah pada kelandaian khusus pada jalur dua-lajur,

Panjang kelandaian/ % kelandaian

Kapasitas dasar dua arah smp/jam

Panjang < 0,5 km/ Semua kelandaian

3.000

Panjang < 0,8 km/ Kelandaian < 4,5%

2.900

Keadaan-keadaan lain 2.800 Faktor penyesuaian akibat lebar jalur lalu-lintas (FC

W) adalah sama seperti pada

Tabel C-2:1 di atas untuk jalan dua-lajur tak-terbagi.

Tabel C-6:2 Faktor penyesuaian pemisahan arah pada kelandaian khusus jalan dua-lajur.

Persen lalu-lintas mendaki (arah 1)

FCSP

70 0,78 65 0,83 60 0,88 55 0,94 50 1,00 45 1,03 40 1,06 35 1,09 30 1,12

Faktor penyesuaian akibat hambatan samping (FC

SF) adalah sama seperti dalam

Tabel C-4:1.

Page 62: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

238

F-2 DATA JARINGAN JALAN TAHUN 2007

No Nama Ruas Lokasi (KM) Panjang (m)

Lebar (m) SNC Kapasitas

(smp/jam)

1 Banda Aceh-Indrapuri 0+000 - 26+000 23547 7.0 4.7 3575 2 Indrapuri-Seulimeun 26+000 - 41+000 15307 7.0 4.7 3575 3 Seulimum-Padangtiji 41+000 - 57+000 10854 7.0 4.7 3575 4 Seulimum-Padangtiji 57+000 - 87+000 21944 7.0 4.7 3575 5 Seulimum-Padangtiji 87+000 - 98+000 11411 6.8 4.8 3575 6 Padangtiji-Sigli 98+000 - 105+000 9987 6.0 4.8 3523 7 Padangtiji-Sigli 105+000 - 112+000 5576 6.0 4.8 3550 8 Sigli-Beureunuen 112+000 - 124+000 11963 6.0 4.8 3254 9 Beureunuen-Uleglee 124+000 - 173+000 49345 6.8 4.4 2901

10 Uleglee-Bireuen 173+000 - 218+000 39691 6.8 4.7 3254 11 Bireuen-Geurugok 218+000 - 252+000 21170 6.0 4.8 3254 12 Geurugok-Kruenggeukuh 252+000 - 270+000 21306 6.0 4.8 3254 13 Kruenggeukuh-Lhokseumawe 270+000 - 274+000 13481 7.0 4.8 3523 14 Lhokseumawe-Bayu 274+000 - 287+000 9227 6.5 4.6 3254 15 Bayu-Blangjuron 287+000 - 307+000 26187 6.5 4.6 3254 16 Blangjruen-Pantonlabu 307+000 - 320+000 14924 6.8 4.6 3523 17 Pantonlabu-Peureulak 320+000 - 392+000 67040 6.8 4.7 3523 18 Pereulak-Bayeun 392+000 - 420+000 32867 7.0 4.9 3523 19 Bayeun-Langsa 420+000 - 440+000 17200 7.0 4.9 3523 20 Langsa-Tualangcut 440+000 - 455+000 17376 6.0 4.4 3292 21 Tualangcut-Batas Sumut 455+000 - 491+000 29642 6.0 4.4 3292 22 Meulaboh-Kualatuha 244+000 - 262+000 17751 6.0 4.6 3254 23 Kualatuha-Lamie 262+000 - 305+000 25840 5.8 4.5 3172 24 Lamie-Aluebili 305+000 - 320+000 14938 6.0 4.5 3254 25 Aluebili-Blangpidie 320+000 - 389+000 43306 6.0 4.7 3254 26 Blangpidie-Tapaktuan 389+000 - 449+000 80626 6.0 4.7 3254 27 Tapaktuan-Bakongan 449+000 - 505+000 47882 6.0 4.7 3254 28 Bakongan-Kruengluas 505+000 - 523+000 21560 5.0 4.5 2789 29 Bakongan-Kruengluas 523+000 - 551+000 17182 5.0 4.5 2789 30 Kruengluas-Penanggalan 551+000 - 601+000 47616 6.0 4.5 3254 31 Penanggalan-Batas Sumut 601+000 -619+000 39761 6.0 4.5 3254 32 Seulimum-Jantho 41+000 - 57+000 15557 4.5 4.3 2588 33 Keumala-Tangse 146+000 - 172+000 25412 4.5 4.4 2789 34 Tangse-Geumpang 172+000 - 210+000 35052 4.5 4.4 2789 35 Angkop-Takengon 378+000 - 397+000 14069 4.8 4.4 2679 36 Takengon-Isak 319+000 - 343+000 21264 7.0 4.4 2789 37 Isak-Uwak 343+000 - 379+000 29475 7.0 4.4 2789 38 Uwak-Rikitgaib 379+000 - 446+000 43246 4.7 4.3 2181 39 Rikitgaib-Blangkejeren 446+000 - 476+000 15347 5.0 4.3 2789 40 Blangkejeren-Kutacane 476+000 - 543+000 44525 4.5 4.2 2503 41 Blangkejeren-Kutacane 543+000 - 583+000 40440 4.5 4.6 2503 42 Kutacane-Batas Sumut 583+000 - 615+000 67051 5.0 4.7 2503

Page 63: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

239

No Nama Ruas Lokasi (KM) Panjang (m)

Lebar (m) SNC Kapasitas

(smp/jam)

43 Bireuen-Blang Kuyu 0+000 - 35+000 35611 7.0 4.6 2789 44 Blang Kuyu-Sp Tiga 35+000 - 85+000 35034 6.5 4.7 2789 45 Sp. Tiga-Takengon 85+000 - 103+000 11678 7.0 4.7 3432 46 Peureulak-lokop 0+000 - 60+000 60822 4.5 4.5 2503 47 Lokop-Pinding 60+000 - 109+000 47719 4.5 4.5 2503 48 Blangkejeren-Pinding 109+000 - 139+000 30386 4.5 4.5 2503 49 Angkop-Simpang Kelaping 0+000 - 14+000 14712 4.8 4.4 2679 50 Simpang Kelaping-Beutong 14+000 - 29+000 14150 5.0 4.4 2679 51 Beutong-Bungangtalu 29+000 - 45+000 15885 5.0 4.3 2789 52 Beutong-Bungangtalu 45+000 - 72+000 27139 5.0 4.3 2789 53 Bungangtalu-Jeuram 72+000 - 87+000 15272 5.0 4.3 2789 54 Jeuram-Kualatuha 87+000 - 104+000 17054 5.0 4.3 2789 55 Geumpang-Tutut 210+000 - 247+000 37517 4.5 4.4 2789 56 Tutut-Meulaboh 247+000 - 299+000 51279 4.6 4.4 2789 57 Beutong-Jagong 29+000 - 59+000 30786 4.0 4.3 2181 58 Jagong-Isak 59+000 - 75+000 15611 4.0 4.3 2181 59 Banda Aceh-Ulele 0+000 - 11+000 11222 6.0 4.9 3248 60 Ulele-Lhoknga 11+000 - 29+000 17352 6.0 4.9 3248 61 Lhoknga-Lhong 29+000 - 41+000 12357 6.0 4.9 3248 62 Lhoknga-Lhong 41+000 - 61+000 20259 6.0 4.9 2663 63 Lhong-Lhokkruet 61+000 - 99+000 37348 6.0 4.9 2923 64 Lhokkruet-Calang 99+000 - 113+000 14717 6.0 4.9 2923 65 Calang-Meulaboh 113+000 - 172+000 58965 6.0 4.9 2923 66 Calang-Meulaboh 172+000 - 226+000 53340 6.0 4.9 3248 67 Tangse-Lhokkruet 99+000 - 198+000 99134 4.0 4.3 2181

Page 64: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

LAMPIRAN G Kinerja Jaringan Jalan

Page 65: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

240

LAMPIRAN – G : KINERJA JARINGAN JALAN Kinerja jaringan diperoleh dari hasil pembebanan jaringan menggunakan paket program SATURN. Keluaran dari program adalah: waktu tempuh yang selanjutnya dikonversi ke kecepatan, VCR dan berdasarkan volume lalu lintas maka dilakukan prediksi IRI pada tahun tinjauan. Tabel G.1 : Kinerja Jaringan Jalan Tahun 2007, 2008, dan 2009

Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 No Nama Ruas Kec

(Km/jam) VCR IRI Akhir

Kec (Km/jam) VCR IRI

Akhir Kec

(Km/jam) VCR IRI Akhir

1 Banda Aceh-Indrapuri 31,80 0,455 2,731 31,79 0,457 2,732 31,78 0,458 2,7322 Indrapuri-Seulimeun 22,89 0,455 2,856 22,88 0,457 2,857 22,88 0,458 2,8573 Seulimum-Padangtiji 23,60 0,421 2,834 23,60 0,423 2,835 23,60 0,424 2,8354 Seulimum-Padangtiji 22,84 0,490 3,481 22,83 0,492 3,481 22,83 0,494 3,4815 Seulimum-Padangtiji 22,84 0,490 4,087 22,83 0,492 4,087 22,83 0,494 4,0876 Padangtiji-Sigli 22,79 0,497 3,984 22,78 0,499 3,984 22,78 0,501 3,9847 Padangtiji-Sigli 22,81 0,494 3,056 22,81 0,495 3,056 22,80 0,497 3,0568 Sigli-Beureunuen 22,12 0,576 3,067 22,11 0,580 3,068 22,10 0,582 3,0689 Beureunuen-Uleglee 23,77 0,389 3,300 23,76 0,394 3,300 23,74 0,398 3,301

10 Uleglee-Bireuen 23,26 0,347 3,227 23,25 0,351 3,227 23,23 0,355 3,22811 Bireuen-Geurugok 23,83 0,492 2,975 23,80 0,501 2,976 23,79 0,506 2,97712 Geurugok-Kruenggeukuh 23,83 0,492 3,284 23,80 0,501 3,286 23,79 0,506 3,28713 Kruenggeukuh-Lhokseumawe 24,87 0,408 3,153 24,85 0,415 3,154 24,84 0,420 3,15514 Lhokseumawe-Bayu 26,04 0,245 4,181 26,02 0,248 4,182 25,99 0,251 4,18215 Bayu-Blangjuron 24,40 0,426 2,532 24,37 0,439 2,534 24,34 0,452 2,53516 Blangjruen-Pantonlabu 24,15 0,393 2,707 24,12 0,406 2,709 24,09 0,418 2,710

Page 66: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

241

Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 No Nama Ruas Kec

(Km/jam) VCR IRI Akhir

Kec (Km/jam) VCR IRI

Akhir Kec

(Km/jam) VCR IRI Akhir

17 Pantonlabu-Peureulak 24,15 0,393 3,375 24,12 0,406 3,377 24,09 0,418 3,37918 Pereulak-Bayeun 24,35 0,468 2,865 24,32 0,479 2,867 24,30 0,490 2,86919 Bayeun-Langsa 22,53 0,444 3,372 22,49 0,457 3,374 22,46 0,469 3,37620 Langsa-Tualangcut 24,65 0,194 3,384 24,60 0,201 3,386 24,56 0,207 3,38721 Tualangcut-Batas Sumut 26,21 0,235 3,605 26,14 0,253 3,608 26,07 0,270 3,61122 Meulaboh-Kualatuha 23,78 0,465 3,828 23,78 0,466 3,828 23,78 0,464 3,82823 Kualatuha-Lamie 21,13 0,379 3,739 21,12 0,381 3,740 21,12 0,381 3,74024 Lamie-Aluebili 23,52 0,369 3,224 23,51 0,371 3,224 23,51 0,371 3,22425 Aluebili-Blangpidie 23,52 0,369 3,418 23,51 0,371 3,418 23,51 0,371 3,41826 Blangpidie-Tapaktuan 25,71 0,458 4,272 25,70 0,461 4,272 25,70 0,460 4,27227 Tapaktuan-Bakongan 23,57 0,368 4,349 23,56 0,374 4,349 23,55 0,379 4,35028 Bakongan-Kruengluas 21,62 0,429 3,058 21,61 0,436 3,059 21,60 0,442 3,05929 Bakongan-Kruengluas 14,91 0,429 3,264 14,91 0,436 3,265 14,90 0,442 3,26530 Kruengluas-Penanggalan 23,37 0,368 3,709 23,35 0,374 3,710 23,34 0,379 3,71031 Penanggalan-Batas Sumut 24,16 0,515 3,713 24,13 0,541 3,716 24,10 0,577 3,71932 Seulimum-Jantho 24,80 0,107 4,024 24,80 0,107 4,024 24,80 0,108 4,02433 Keumala-Tangse 22,77 0,316 3,319 22,77 0,316 3,319 22,77 0,316 3,31934 Tangse-Geumpang 23,79 0,440 3,341 23,79 0,440 3,341 23,79 0,440 3,34135 Angkop-Takengon 10,47 0,457 4,438 10,47 0,457 4,438 10,47 0,457 4,43836 Takengon-Isak 11,59 0,224 2,511 11,59 0,224 2,511 11,58 0,229 2,51237 Isak-Uwak 23,74 0,239 3,752 23,74 0,239 3,752 23,73 0,244 3,75238 Uwak-Rikitgaib 22,63 0,306 2,516 22,63 0,306 2,516 22,62 0,312 2,51739 Rikitgaib-Blangkejeren 23,20 0,239 3,841 23,20 0,239 3,841 23,20 0,244 3,84140 Blangkejeren-Kutacane 19,01 0,382 3,031 19,00 0,388 3,032 18,99 0,394 3,03241 Blangkejeren-Kutacane 19,88 0,382 2,735 19,87 0,388 2,736 19,87 0,394 2,73642 Kutacane-Batas Sumut 19,30 0,436 4,237 19,27 0,467 4,240 19,25 0,497 4,243

Page 67: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

242

Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 No Nama Ruas Kec

(Km/jam) VCR IRI Akhir

Kec (Km/jam) VCR IRI

Akhir Kec

(Km/jam) VCR IRI Akhir

43 Bireuen-Blang Kuyu 22,36 0,531 3,651 22,37 0,529 3,650 22,37 0,529 3,65044 Blang Kuyu-Sp Tiga 23,44 0,365 3,313 23,45 0,364 3,313 23,45 0,364 3,31345 Sp. Tiga-Takengon 24,27 0,281 3,516 24,28 0,280 3,516 24,27 0,282 3,51746 Peureulak-lokop 19,67 0,468 2,071 19,68 0,460 2,070 19,68 0,456 2,07047 Lokop-Pinding 19,67 0,468 3,370 19,68 0,460 3,370 19,68 0,456 3,36948 Blangkejeren-Pinding 22,24 0,468 2,072 22,24 0,460 2,071 22,24 0,456 2,07149 Angkop-Simpang Kelaping 15,27 0,457 2,058 15,27 0,457 2,058 15,27 0,457 2,05850 Simpang Kelaping-Beutong 15,82 0,457 2,058 15,82 0,457 2,058 15,82 0,457 2,05851 Beutong-Bungangtalu 15,93 0,439 2,058 15,93 0,439 2,058 15,93 0,439 2,05852 Beutong-Bungangtalu 19,25 0,458 2,059 19,25 0,458 2,059 19,25 0,458 2,05953 Bungangtalu-Jeuram 19,55 0,458 4,420 19,55 0,458 4,420 19,55 0,458 4,42054 Jeuram-Kualatuha 21,94 0,500 2,725 21,93 0,502 2,725 21,93 0,502 2,72555 Geumpang-Tutut 12,96 0,370 4,414 12,97 0,369 4,414 12,97 0,365 4,41256 Tutut-Meulaboh 24,89 0,370 2,500 24,90 0,369 2,500 24,90 0,365 2,50057 Beutong-Jagong 14,95 0,019 2,041 14,95 0,019 2,041 14,95 0,019 2,04158 Jagong-Isak 14,95 0,019 2,041 14,95 0,019 2,041 14,95 0,019 2,04159 Banda Aceh-Ulele - - - - - - - - - 60 Ulele-Lhoknga - - - - - - - - - 61 Lhoknga-Lhong - - - - - - - - - 62 Lhoknga-Lhong - - - - - - - - - 63 Lhong-Lhokkruet - - - - - - - - - 64 Lhokkruet-Calang - - - - - - - - - 65 Calang-Meulaboh - - - - - - - - - 66 Calang-Meulaboh - - - - - - - - - 67 Tangse-Lhokkruet 14,98 0,013 3,760 14,98 0,016 3,761 14,98 0,020 3,763

Page 68: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

243

Tabel G.2 : Kinerja Jaringan Jalan Tahun 2010 dan 2011 Tahun 2010 Tahun 2011

No Nama Ruas Kec (Km/jam) VCR IRI

Akhir Kec

(Km/jam) VCR IRI Akhir

1 Banda Aceh-Indrapuri 23,24 0,340 2,8264 23,24 0,343 2,8272 Indrapuri-Seulimeun 23,24 0,340 2,9627 23,24 0,343 2,9633 Seulimum-Padangtiji 41,18 0,254 2,9249 41,00 0,258 2,9264 Seulimum-Padangtiji 23,26 0,338 3,5965 23,25 0,342 3,5975 Seulimum-Padangtiji 23,26 0,338 4,2068 23,25 0,342 4,2076 Padangtiji-Sigli 23,22 0,343 4,1021 23,21 0,347 4,1037 Padangtiji-Sigli 23,24 0,341 3,160 23,23 0,345 3,1608 Sigli-Beureunuen 22,58 0,419 3,1783 22,56 0,425 3,1799 Beureunuen-Uleglee 23,79 0,384 3,3877 23,78 0,388 3,388

10 Uleglee-Bireuen 23,27 0,343 3,3288 23,26 0,346 3,32911 Bireuen-Geurugok 23,80 0,500 3,105 23,78 0,508 3,10612 Geurugok-Kruenggeukuh 23,80 0,500 3,4191 23,78 0,508 3,42013 Kruenggeukuh-Lhokseumawe 24,85 0,415 3,2769 24,83 0,421 3,27814 Lhokseumawe-Bayu 26,00 0,250 4,2758 25,97 0,254 4,27615 Bayu-Blangjuron 24,34 0,450 2,6269 24,30 0,467 2,62916 Blangjruen-Pantonlabu 24,09 0,416 2,805 24,05 0,431 2,80717 Pantonlabu-Peureulak 24,09 0,416 3,5103 24,05 0,431 3,51318 Pereulak-Bayeun 24,30 0,487 2,9938 24,27 0,502 2,99619 Bayeun-Langsa 22,46 0,471 3,5063 22,41 0,489 3,50920 Langsa-Tualangcut 24,54 0,211 3,4708 24,48 0,219 3,47221 Tualangcut-Batas Sumut 26,02 0,282 3,7093 25,93 0,304 3,71322 Meulaboh-Kualatuha 23,73 0,493 3,931 23,72 0,497 3,93123 Kualatuha-Lamie 21,09 0,403 3,8492 21,08 0,406 3,850

Page 69: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

244

Tahun 2010 Tahun 2011 No Nama Ruas Kec

(Km/jam) VCR IRI Akhir

Kec (Km/jam) VCR IRI

Akhir 24 Lamie-Aluebili 23,48 0,392 3,3257 23,47 0,396 3,32625 Aluebili-Blangpidie 23,48 0,392 3,5163 23,47 0,396 3,51726 Blangpidie-Tapaktuan 25,66 0,475 4,3971 25,66 0,478 4,39827 Tapaktuan-Bakongan 23,50 0,404 4,4656 23,49 0,414 4,46728 Bakongan-Kruengluas 21,55 0,472 3,148 21,53 0,483 3,14929 Bakongan-Kruengluas 14,87 0,472 3,3574 14,86 0,483 3,35830 Kruengluas-Penanggalan 23,30 0,404 3,8049 23,28 0,414 3,80631 Penanggalan-Batas Sumut 24,04 0,373 3,8107 24,01 0,399 3,81332 Seulimum-Jantho 24,75 0,119 4,1252 24,75 0,119 4,12533 Keumala-Tangse 23,32 0,106 3,3936 23,32 0,105 3,39334 Tangse-Geumpang 24,46 0,083 3,4107 24,46 0,083 3,41135 Angkop-Takengon 10,47 0,494 2,5455 10,47 0,494 2,54636 Takengon-Isak 11,58 0,230 2,5745 11,58 0,229 2,57437 Isak-Uwak 23,73 0,245 3,8355 23,73 0,242 3,83538 Uwak-Rikitgaib 22,62 0,313 2,5814 22,63 0,310 2,58139 Rikitgaib-Blangkejeren 23,20 0,245 3,9189 23,20 0,242 3,91940 Blangkejeren-Kutacane 18,97 0,403 3,1055 18,96 0,409 3,10641 Blangkejeren-Kutacane 19,85 0,403 2,8116 19,84 0,409 2,81242 Kutacane-Batas Sumut 19,21 0,533 4,3591 19,18 0,571 4,36343 Bireuen-Blang Kuyu 22,39 0,514 3,7619 22,39 0,510 3,76244 Blang Kuyu-Sp Tiga 23,47 0,354 3,4049 23,48 0,351 3,40545 Sp. Tiga-Takengon 24,27 0,281 3,6107 24,28 0,280 3,61146 Peureulak-lokop 19,68 0,448 2,1396 19,68 0,444 2,13947 Lokop-Pinding 19,68 0,448 3,4593 19,68 0,444 3,45948 Blangkejeren-Pinding 22,25 0,448 2,1422 22,25 0,444 2,14249 Angkop-Simpang Kelaping 15,26 0,494 2,1195 15,26 0,494 2,120

Page 70: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

245

Tahun 2010 Tahun 2011 No Nama Ruas Kec

(Km/jam) VCR IRI Akhir

Kec (Km/jam) VCR IRI

Akhir 50 Simpang Kelaping-Beutong 15,81 0,494 2,1195 15,81 0,494 2,12051 Beutong-Bungangtalu 15,93 0,475 2,1185 15,93 0,475 2,11852 Beutong-Bungangtalu 19,24 0,490 2,1206 19,24 0,485 2,12053 Bungangtalu-Jeuram 19,54 0,490 2,5184 19,54 0,485 2,51854 Jeuram-Kualatuha 21,91 0,517 2,7943 21,90 0,520 2,79455 Geumpang-Tutut 13,23 0,083 2,5146 13,23 0,083 2,51556 Tutut-Meulaboh 25,44 0,083 2,5427 25,44 0,083 2,54357 Beutong-Jagong 14,95 0,019 2,0818 14,95 0,018 2,08158 Jagong-Isak 14,95 0,019 2,0818 14,95 0,018 2,08159 Banda Aceh-Ulele 25,53 0,076 0,0285 25,53 0,076 2,18160 Ulele-Lhoknga 25,53 0,076 0,0285 25,53 0,076 2,18161 Lhoknga-Lhong 25,53 0,076 0,0285 25,53 0,076 2,18162 Lhoknga-Lhong 23,45 0,093 0,0285 23,45 0,093 2,18163 Lhong-Lhokkruet 26,92 0,084 0,0164 26,92 0,084 2,14464 Lhokkruet-Calang 26,73 0,107 0,0207 26,73 0,106 2,15765 Calang-Meulaboh 26,10 0,175 0,0412 26,09 0,177 2,22066 Calang-Meulaboh 24,87 0,158 0,0531 24,86 0,159 2,25667 Tangse-Lhokkruet 14,91 0,030 3,8323 14,92 0,029 3,832

Page 71: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

LAMPIRAN H

Analisis Skoring Kriteria

Page 72: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

246

LAMPIRAN – H: ANALISIS SKORING KRITERIA Skoring kriteria merupakan total perkalian skoring sub-kriteria dengan bobot masing-masing sub-kriteria hasil wawancara. Skoring sub-kriteria dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif berdasarkan nilai sub-kriteria. Sedangkan bobot sub-kriteria ada 2 (dua) kategori, yakni bobot untuk metoda Top-Down merupakan bobot hasil wawancara dengan responden para pengambil keputusan dan untuk metoda kombinasi Top-Down dan Bottom-Up merupakan bobot hasil wawancara dengan responden para penentu kebijakan dan stakeholders.

H-1 METODA TOP-DOWN TAHUN 2007 SKORING KRITERIA 1: PENGEMBANGAN WILAYAH

Pengembangan Wilayah No Nama Ruas Lokasi (KM)

Hirarki Skor Orde Kota Skor Kawasan

Tertinggal Skor Kawasan Khusus Skor Keterpaduan

Moda Skor Skor Akhir

1 Banda Aceh-Indrapuri 0+000 - 26+000 A 10.00 1 3 7.50 Tidak Ada 5 5 10.00 3 10.00 8.41 2 Indrapuri-Seulimeun 26+000 - 41+000 A 10.00 1 3 7.50 Tidak Ada 5 5 10.00 1 3.33 6.94 3 Seulimum-Padangtiji 41+000 - 57+000 A 10.00 1 3 7.50 Tidak Ada 5 5 10.00 1 3.33 6.94 4 Seulimum-Padangtiji 57+000 - 87+000 A 10.00 1 3 7.50 Tidak Ada 5 5 10.00 1 3.33 6.94 5 Seulimum-Padangtiji 87+000 - 98+000 A 10.00 1 3 7.50 Tidak Ada 5 5 10.00 1 3.33 6.94 6 Padangtiji-Sigli 98+000 - 105+000 A 10.00 1 3 7.50 Tidak Ada 5 1 2.00 2 6.67 6.92 7 Padangtiji-Sigli 105+000 - 112+000 A 10.00 1 3 7.50 Tidak Ada 5 1 2.00 2 6.67 6.92 8 Sigli-Beureunuen 112+000 - 124+000 A 10.00 3 3 5.00 Tidak Ada 5 1 2.00 2 6.67 6.40 9 Beureunuen-Uleglee 124+000 - 173+000 A 10.00 3 3 5.00 Tidak Ada 5 1 2.00 1 3.33 5.66

10 Uleglee-Bireuen 173+000 - 218+000 A 10.00 3 3 5.00 Tidak Ada 5 1 2.00 1 3.33 5.66 11 Bireuen-Geurugok 218+000 - 252+000 A 10.00 3 1 7.50 Tidak Ada 5 5 10.00 1 3.33 6.94 12 Geurugok-Kruenggeukuh 252+000 - 270+000 A 10.00 3 1 7.50 Tidak Ada 5 5 10.00 1 3.33 6.94

Page 73: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

247

Pengembangan Wilayah No Nama Ruas Lokasi (KM)

Hirarki Skor Orde Kota Skor Kawasan

Tertinggal Skor Kawasan Khusus Skor Keterpaduan

Moda Skor Skor Akhir

13 Kruenggeukuh-Lhokseumawe 270+000 - 274+000 A 10.00 3 1 7.50 Tidak Ada 5 5 10.00 3 10.00 8.41 14 Lhokseumawe-Bayu 274+000 - 287+000 A 10.00 1 2 8.75 Tidak Ada 5 5 10.00 3 10.00 8.68 15 Bayu-Blangjuron 287+000 - 307+000 A 10.00 1 2 8.75 Tidak Ada 5 5 10.00 1 3.33 7.20 16 Blangjruen-Pantonlabu 307+000 - 320+000 A 10.00 1 2 8.75 Tidak Ada 5 5 10.00 2 6.67 7.94 17 Pantonlabu-Peureulak 320+000 - 392+000 A 10.00 1 2 8.75 Tidak Ada 5 5 10.00 2 6.67 7.94 18 Pereulak-Bayeun 392+000 - 420+000 A 10.00 1 2 8.75 Tidak Ada 5 5 10.00 1 3.33 7.20 19 Bayeun-Langsa 420+000 - 440+000 A 10.00 1 2 8.75 Tidak Ada 5 5 10.00 2 6.67 7.94 20 Langsa-Tualangcut 440+000 - 455+000 A 10.00 2 3 6.25 Tidak Ada 5 5 10.00 2 6.67 7.41 21 Tualangcut-Batas Sumut 455+000 - 491+000 A 10.00 2 3 6.25 Tidak Ada 5 5 10.00 1 3.33 6.68 22 Meulaboh-Kualatuha 244+000 - 262+000 A 10.00 2 4 5.00 Tidak Ada 5 5 10.00 3 10.00 7.89 23 Kualatuha-Lamie 262+000 - 305+000 A 10.00 2 4 5.00 Tidak Ada 5 5 10.00 1 3.33 6.41 24 Lamie-Aluebili 305+000 - 320+000 A 10.00 2 4 5.00 Tidak Ada 5 5 10.00 1 3.33 6.41 25 Aluebili-Blangpidie 320+000 - 389+000 A 10.00 4 3 3.75 Tidak Ada 5 5 10.00 3 10.00 7.62 26 Blangpidie-Tapaktuan 389+000 - 449+000 A 10.00 3 3 5.00 Tidak Ada 5 2 4.00 3 10.00 7.32 27 Tapaktuan-Bakongan 449+000 - 505+000 A 10.00 3 4 3.75 Tidak Ada 5 2 4.00 3 10.00 7.06 28 Bakongan-Kruengluas 505+000 - 523+000 A 10.00 3 4 3.75 Tidak Ada 5 3 6.00 1 3.33 5.77 29 Bakongan-Kruengluas 523+000 - 551+000 A 10.00 3 4 3.75 Tidak Ada 5 3 6.00 1 3.33 5.77 30 Kruengluas-Penanggalan 551+000 - 601+000 A 10.00 3 4 3.75 Tidak Ada 5 2 4.00 2 6.67 6.32 31 Penanggalan-Batas Sumut 601+000 -619+000 A 10.00 4 3 3.75 Tidak Ada 5 2 4.00 2 6.67 6.32 32 Seulimum-Jantho 41+000 - 57+000 K1 8.00 1 4 6.25 Tidak Ada 5 5 10.00 1 3.33 6.15 33 Keumala-Tangse 146+000 - 172+000 K2 6.00 3 2 6.25 Tidak Ada 5 1 2.00 1 3.33 4.88 34 Tangse-Geumpang 172+000 - 210+000 K2 6.00 3 2 6.25 Tidak Ada 5 1 2.00 1 3.33 4.88 35 Angkop-Takengon 378+000 - 397+000 K1 8.00 4 4 2.50 Tidak Ada 5 1 2.00 2 6.67 5.34 36 Takengon-Isak 319+000 - 343+000 K1 8.00 4 3 3.75 Tidak Ada 5 1 2.00 2 6.67 5.61 37 Isak-Uwak 343+000 - 379+000 K1 8.00 4 3 3.75 Tidak Ada 5 1 2.00 1 3.33 4.87 38 Uwak-Rikitgaib 379+000 - 446+000 K1 8.00 4 3 3.75 Ada 10 1 2.00 1 3.33 5.93 39 Rikitgaib-Blangkejeren 446+000 - 476+000 K1 8.00 4 3 3.75 Ada 10 1 2.00 1 3.33 5.93

Page 74: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

248

Pengembangan Wilayah No Nama Ruas Lokasi (KM)

Hirarki Skor Orde Kota Skor Kawasan

Tertinggal Skor Kawasan Khusus Skor Keterpaduan

Moda Skor Skor Akhir

40 Blangkejeren-Kutacane 476+000 - 543+000 K1 8.00 3 4 3.75 Ada 10 3 6.00 2 6.67 7.04 41 Blangkejeren-Kutacane 543+000 - 583+000 K1 8.00 3 4 3.75 Tidak Ada 5 3 6.00 2 6.67 5.98 42 Kutacane-Batas Sumut 583+000 - 615+000 K1 8.00 4 3 3.75 Tidak Ada 5 3 6.00 2 6.67 5.98 43 Bireuen-Blang Kuyu 0+000 - 35+000 K2 6.00 3 4 3.75 Tidak Ada 5 5 10.00 1 3.33 5.10 44 Blang Kuyu-Sp Tiga 35+000 - 85+000 K2 6.00 3 4 3.75 Tidak Ada 5 5 10.00 2 6.67 5.84 45 Sp. Tiga-Takengon 85+000 - 103+000 K2 6.00 3 4 3.75 Tidak Ada 5 5 10.00 2 6.67 5.84 46 Peureulak-lokop 0+000 - 60+000 K2 6.00 2 3 6.25 Ada 10 5 10.00 1 3.33 6.69 47 Lokop-Pinding 60+000 - 109+000 K2 6.00 2 3 6.25 Ada 10 3 6.00 1 3.33 6.31 48 Blangkejeren-Pinding 109+000 - 139+000 K2 6.00 2 3 6.25 Ada 10 3 6.00 1 3.33 6.31 49 Angkop-Simpang Kelaping 0+000 - 14+000 K2 6.00 4 4 2.50 Ada 10 1 2.00 1 3.33 5.14 50 Simpang Kelaping-Beutong 14+000 - 29+000 K2 6.00 4 4 2.50 Ada 10 1 2.00 1 3.33 5.14 51 Beutong-Bungangtalu 29+000 - 45+000 K2 6.00 4 4 2.50 Ada 10 3 6.00 1 3.33 5.52 52 Beutong-Bungangtalu 45+000 - 72+000 K2 6.00 4 4 2.50 Ada 10 3 6.00 1 3.33 5.52 53 Bungangtalu-Jeuram 72+000 - 87+000 K2 6.00 4 4 2.50 Tidak Ada 5 3 6.00 1 3.33 4.46 54 Jeuram-Kualatuha 87+000 - 104+000 K2 6.00 4 2 5.00 Tidak Ada 5 5 10.00 1 3.33 5.36 55 Geumpang-Tutut 210+000 - 247+000 K2 6.00 3 2 6.25 Tidak Ada 5 1 2.00 1 3.33 4.88 56 Tutut-Meulaboh 247+000 - 299+000 K2 6.00 3 2 6.25 Tidak Ada 5 5 10.00 3 10.00 7.10 57 Beutong-Jagong 29+000 - 59+000 K2 6.00 4 4 2.50 Tidak Ada 5 3 6.00 1 3.33 4.46 58 Jagong-Isak 59+000 - 75+000 K2 6.00 4 4 2.50 Tidak Ada 5 1 2.00 1 3.33 4.08 59 Tangse-Lhokkruet 99+000 - 198+000 K2 6.00 3 4 3.75 Tidak Ada 5 1 2.00 1 3.33 4.35

Page 75: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

249

SKORING KRITERIA 2: EFISIENSI EKONOMI

Efisiensi Ekonomi Kelayakan Ekonomi

No Nama Ruas Lokasi (KM) Total Biaya Skor Penduduk

(jiwa) Potensi (Ton)

Skor Penghematan BOK Skor Skor Akhir

1 Banda Aceh-Indrapuri 0+000 - 26+000 1,578,896,991 2.03 313,184 219,235 5.30 7,521,012,228,011 7.30 5.40 2 Indrapuri-Seulimeun 26+000 - 41+000 1,026,380,271 3.12 313,184 219,235 5.30 8,813,091,342,785 8.56 6.12 3 Seulimum-Padangtiji 41+000 - 57+000 727,793,262 4.40 313,184 219,235 5.30 8,036,835,675,672 7.80 6.09 4 Seulimum-Padangtiji 57+000 - 87+000 1,471,411,032 2.18 313,184 219,235 5.30 9,495,238,524,618 9.22 6.18 5 Seulimum-Padangtiji 87+000 - 98+000 743,280,589 4.31 487,860 307,636 7.92 9,495,248,244,730 9.22 7.68 6 Padangtiji-Sigli 98+000 - 105+000 573,992,838 5.58 487,860 307,636 7.92 9,504,382,892,190 9.23 7.94 7 Padangtiji-Sigli 105+000 - 112+000 320,475,024 10.00 487,860 307,636 7.92 9,499,637,796,456 9.22 8.86 8 Sigli-Beureunuen 112+000 - 124+000 687,561,462 4.66 487,860 307,636 7.92 10,300,908,689,035 10.00 8.05 9 Beureunuen-Uleglee 124+000 - 173+000 3,214,195,134 1.00 487,860 307,636 7.92 6,012,851,327,369 5.84 5.66

10 Uleglee-Bireuen 173+000 - 218+000 2,585,360,605 1.24 361,359 277,601 6.36 6,070,857,372,349 5.89 5.11 11 Bireuen-Geurugok 218+000 - 252+000 1,216,724,580 2.63 361,359 277,601 6.36 8,523,675,153,779 8.27 6.34 12 Geurugok-Kruenggeukuh 252+000 - 270+000 1,224,541,044 2.62 506,128 496,725 10.00 8,523,695,692,693 8.27 7.79 13 Kruenggeukuh-Lhokseumawe 270+000 - 274+000 903,941,493 3.55 506,128 496,725 10.00 7,502,136,614,088 7.28 7.60 14 Lhokseumawe-Bayu 274+000 - 287+000 574,505,315 5.58 506,128 496,725 10.00 4,063,895,023,097 3.95 6.71 15 Bayu-Blangjuron 287+000 - 307+000 18,535,787,088 0.17 506,128 496,725 10.00 7,293,196,466,335 7.08 6.81 16 Blangjruen-Pantonlabu 307+000 - 320+000 972,107,573 3.30 506,128 496,725 10.00 7,327,164,319,883 7.11 7.48 17 Pantonlabu-Peureulak 320+000 - 392+000 4,366,797,888 0.73 324,005 300,780 6.23 7,327,156,865,192 7.11 5.43 18 Pereulak-Bayeun 392+000 - 420+000 2,203,830,951 1.45 324,005 300,780 6.23 8,683,212,525,544 8.43 6.10 19 Bayeun-Langsa 420+000 - 440+000 1,153,311,600 2.78 324,005 300,780 6.23 8,518,402,531,391 8.27 6.31 20 Langsa-Tualangcut 440+000 - 455+000 998,668,224 3.21 324,005 300,780 6.23 3,340,205,027,320 3.24 4.43 21 Tualangcut-Batas Sumut 455+000 - 491+000 1,703,644,308 1.88 324,005 300,780 6.23 3,946,606,601,004 3.83 4.39 22 Meulaboh-Kualatuha 244+000 - 262+000 1,020,220,974 3.14 166,661 136,155 3.02 8,051,816,287,241 7.82 4.92

Page 76: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

250

Efisiensi Ekonomi Kelayakan Ekonomi

No Nama Ruas Lokasi (KM) Total Biaya Skor Penduduk

(jiwa) Potensi (Ton)

Skor Penghematan BOK Skor Skor Akhir

23 Kualatuha-Lamie 262+000 - 305+000 1,435,623,888 2.23 114,746 282,255 3.97 6,721,729,718,639 6.53 4.61 24 Lamie-Aluebili 305+000 - 320+000 858,546,612 3.73 114,746 282,255 3.97 6,424,754,891,675 6.24 4.81 25 Aluebili-Blangpidie 320+000 - 389+000 2,488,969,044 1.29 115,360 98,793 2.13 6,424,766,780,303 6.24 3.56 26 Blangpidie-Tapaktuan 389+000 - 449+000 4,633,898,724 0.69 192,858 146,902 3.38 7,656,123,864,530 7.43 4.41 27 Tapaktuan-Bakongan 449+000 - 505+000 2,751,970,068 1.16 192,858 146,902 3.38 6,393,808,629,532 6.21 4.03 28 Bakongan-Kruengluas 505+000 - 523+000 11,738,988,800 0.27 192,858 146,902 3.38 6,632,699,216,903 6.44 3.93 29 Bakongan-Kruengluas 523+000 - 551+000 9,355,255,360 0.34 192,858 146,902 3.38 7,565,331,922,591 7.34 4.30 30 Kruengluas-Penanggalan 551+000 - 601+000 2,736,681,984 1.17 150,173 236,261 3.86 6,418,067,774,365 6.23 4.23 31 Penanggalan-Batas Sumut 601+000 -619+000 2,285,223,714 1.40 150,173 236,261 3.86 8,863,407,753,333 8.60 5.20 32 Seulimum-Jantho 41+000 - 57+000 670,592,264 4.78 313,184 219,235 5.30 1,449,695,943,037 1.41 3.67 33 Keumala-Tangse 146+000 - 172+000 1,095,396,966 2.93 487,860 307,636 7.92 4,778,374,616,211 4.64 5.60 34 Tangse-Geumpang 172+000 - 210+000 1,510,933,986 2.12 487,860 307,636 7.92 6,535,594,623,229 6.34 6.10 35 Angkop-Takengon 378+000 - 397+000 646,881,365 4.95 174,981 70,563 2.44 8,478,432,044,763 8.23 5.23 36 Takengon-Isak 319+000 - 343+000 16,208,951,808 0.20 174,981 70,563 2.44 4,234,769,113,992 4.11 2.63 37 Isak-Uwak 343+000 - 379+000 22,467,967,200 0.14 174,981 70,563 2.44 3,555,861,472,212 3.45 2.36 38 Uwak-Rikitgaib 379+000 - 446+000 22,133,787,155 0.14 70,935 56,366 1.27 3,630,199,694,400 3.52 1.92 39 Rikitgaib-Blangkejeren 446+000 - 476+000 8,356,134,560 0.38 70,935 56,366 1.27 3,593,099,604,394 3.49 1.95 40 Blangkejeren-Kutacane 476+000 - 543+000 21,818,674,800 0.15 70,935 56,366 1.27 5,580,873,772,936 5.42 2.66 41 Blangkejeren-Kutacane 543+000 - 583+000 19,816,894,080 0.16 174,751 206,053 3.80 5,486,342,674,910 5.33 3.64 42 Kutacane-Batas Sumut 583+000 - 615+000 3,211,407,645 1.00 174,751 206,053 3.80 6,328,204,937,176 6.14 4.13 43 Bireuen-Blang Kuyu 0+000 - 35+000 2,387,824,383 1.34 361,359 277,601 6.36 8,092,551,434,871 7.86 5.90 44 Blang Kuyu-Sp Tiga 35+000 - 85+000 2,181,339,459 1.47 121,597 31,091 1.51 5,458,132,377,034 5.30 2.98 45 Sp. Tiga-Takengon 85+000 - 103+000 783,044,934 4.09 174,981 70,563 2.44 5,089,494,810,069 4.94 3.76 46 Peureulak-lokop 0+000 - 60+000 2,621,762,721 1.22 324,005 300,780 6.23 6,741,809,102,042 6.54 5.31 47 Lokop-Pinding 60+000 - 109+000 23,383,837,008 0.14 70,935 56,366 1.27 6,741,806,497,610 6.54 3.10 48 Blangkejeren-Pinding 109+000 - 139+000 1,309,803,723 2.45 70,935 56,366 1.27 6,418,243,382,036 6.23 3.45

Page 77: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

251

Efisiensi Ekonomi Kelayakan Ekonomi

No Nama Ruas Lokasi (KM) Total Biaya Skor Penduduk

(jiwa) Potensi (Ton)

Skor Penghematan BOK Skor Skor Akhir

49 Angkop-Simpang Kelaping 0+000 - 14+000 676,445,990 4.74 174,981 70,563 2.44 7,689,097,955,858 7.46 4.88 50 Simpang Kelaping-Beutong 14+000 - 29+000 677,714,250 4.73 114,746 282,255 3.97 7,604,856,331,248 7.38 5.46 51 Beutong-Bungangtalu 29+000 - 45+000 760,812,075 4.21 114,746 282,255 3.97 7,587,970,652,442 7.37 5.35 52 Beutong-Bungangtalu 45+000 - 72+000 1,299,822,405 2.47 114,746 282,255 3.97 7,418,854,544,440 7.20 4.92 53 Bungangtalu-Jeuram 72+000 - 87+000 731,452,440 4.38 114,746 282,255 3.97 7,377,765,432,550 7.16 5.31 54 Jeuram-Kualatuha 87+000 - 104+000 9,285,561,920 0.35 114,746 282,255 3.97 7,687,304,727,949 7.46 4.58 55 Geumpang-Tutut 210+000 - 247+000 1,617,189,044 1.98 166,661 136,155 3.02 6,785,661,476,122 6.59 4.20 56 Tutut-Meulaboh 247+000 - 299+000 2,259,527,089 1.42 166,661 136,155 3.02 5,379,509,899,267 5.22 3.55 57 Beutong-Jagong 29+000 - 59+000 1,179,596,376 2.72 114,746 282,255 3.97 263,349,443,933 0.26 2.26 58 Jagong-Isak 59+000 - 75+000 598,151,076 5.36 174,981 70,563 2.44 263,349,499,337 0.26 2.19 59 Tangse-Lhokkruet 99+000 - 198+000 3,798,418,344 0.84 82,124 49,934 1.31 177,102,701,825 0.17 0.77 SKORING KRITERIA 3: PENINGKATAN LAYANAN TRANSPORTASI

Peningkatan Layanan Transportasi No Nama Ruas Lokasi (KM) Indeks

Aksesibilitas Skor Indeks Mobilitas Skor VCR Skor IRI Skor Skor

Akhir

1 Banda Aceh-Indrapuri 0+000 - 26+000 0.0088 3.27 0.0752 0.62 0.46 7.90 2.73 6.15 5.352 Indrapuri-Seulimeun 26+000 - 41+000 0.0057 2.13 0.0489 0.40 0.46 7.90 2.86 6.44 5.183 Seulimum-Padangtiji 41+000 - 57+000 0.0040 1.51 0.0347 0.29 0.42 7.30 2.83 6.39 4.824 Seulimum-Padangtiji 57+000 - 87+000 0.0082 3.05 0.0701 0.58 0.49 8.51 3.48 7.84 6.035 Seulimum-Padangtiji 87+000 - 98+000 0.0027 1.02 0.0234 0.19 0.49 8.51 4.09 9.21 6.006 Padangtiji-Sigli 98+000 - 105+000 0.0024 0.90 0.0205 0.17 0.50 8.63 3.98 8.98 5.947 Padangtiji-Sigli 105+000 - 112+000 0.0013 0.50 0.0114 0.09 0.49 8.57 3.06 6.89 5.198 Sigli-Beureunuen 112+000 - 124+000 0.0029 1.07 0.0245 0.20 0.58 10.00 3.07 6.91 5.81

Page 78: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

252

Peningkatan Layanan Transportasi No Nama Ruas Lokasi (KM) Indeks

Aksesibilitas Skor Indeks Mobilitas Skor VCR Skor IRI Skor Skor

Akhir

9 Beureunuen-Uleglee 124+000 - 173+000 0.0119 4.43 0.1011 0.84 0.39 6.75 3.30 7.44 5.6110 Uleglee-Bireuen 173+000 - 218+000 0.0209 7.80 0.1098 0.91 0.35 6.02 3.23 7.27 5.9611 Bireuen-Geurugok 218+000 - 252+000 0.0111 4.16 0.0586 0.49 0.49 8.54 2.98 6.70 5.8912 Geurugok-Kruenggeukuh 252+000 - 270+000 0.0065 2.41 0.0421 0.35 0.49 8.54 3.28 7.40 5.7513 Kruenggeukuh-Lhokseumawe 270+000 - 274+000 0.0041 1.53 0.0266 0.22 0.41 7.08 3.15 7.10 4.9614 Lhokseumawe-Bayu 274+000 - 287+000 0.0028 1.05 0.0182 0.15 0.24 4.24 4.18 9.42 4.6015 Bayu-Blangjuron 287+000 - 307+000 0.0079 2.97 0.0517 0.43 0.43 7.39 2.53 5.71 4.9416 Blangjruen-Pantonlabu 307+000 - 320+000 0.0045 1.69 0.0295 0.24 0.39 6.83 2.71 6.10 4.6017 Pantonlabu-Peureulak 320+000 - 392+000 0.0111 4.15 0.2069 1.71 0.39 6.83 3.37 7.60 5.7618 Pereulak-Bayeun 392+000 - 420+000 0.0054 2.03 0.1014 0.84 0.47 8.12 2.87 6.46 5.3119 Bayeun-Langsa 420+000 - 440+000 0.0028 1.06 0.0531 0.44 0.44 7.70 3.37 7.60 5.2720 Langsa-Tualangcut 440+000 - 455+000 0.0029 1.07 0.0536 0.44 0.19 3.36 3.38 7.63 3.7921 Tualangcut-Batas Sumut 455+000 - 491+000 0.0049 1.83 0.0915 0.76 0.24 4.09 3.61 8.12 4.3922 Meulaboh-Kualatuha 244+000 - 262+000 0.0073 2.73 0.1065 0.88 0.46 8.07 3.83 8.63 6.1023 Kualatuha-Lamie 262+000 - 305+000 0.0066 2.47 0.2252 1.87 0.38 6.57 3.74 8.43 5.6324 Lamie-Aluebili 305+000 - 320+000 0.0038 1.43 0.1302 1.08 0.37 6.40 3.22 7.26 4.8925 Aluebili-Blangpidie 320+000 - 389+000 0.0257 9.60 0.3754 3.11 0.37 6.40 3.42 7.70 6.9226 Blangpidie-Tapaktuan 389+000 - 449+000 0.0221 8.26 0.4181 3.46 0.46 7.95 4.27 9.63 7.8427 Tapaktuan-Bakongan 449+000 - 505+000 0.0131 4.91 0.2483 2.06 0.37 6.38 4.35 9.80 6.4928 Bakongan-Kruengluas 505+000 - 523+000 0.0059 2.21 0.1118 0.93 0.43 7.44 3.06 6.89 5.2629 Bakongan-Kruengluas 523+000 - 551+000 0.0047 1.76 0.0891 0.74 0.43 7.44 3.26 7.36 5.2930 Kruengluas-Penanggalan 551+000 - 601+000 0.0133 4.97 0.3171 2.63 0.37 6.38 3.71 8.36 6.1431 Penanggalan-Batas Sumut 601+000 -619+000 0.0111 4.15 0.2648 2.19 0.52 8.94 3.71 8.37 6.8032 Seulimum-Jantho 41+000 - 57+000 0.0058 2.16 0.0497 0.41 0.11 1.86 4.02 9.07 3.9233 Keumala-Tangse 146+000 - 172+000 0.0061 2.28 0.0521 0.43 0.32 5.48 3.32 7.48 4.7034 Tangse-Geumpang 172+000 - 210+000 0.0084 3.15 0.0718 0.60 0.44 7.64 3.34 7.53 5.6535 Angkop-Takengon 378+000 - 397+000 0.0033 1.22 0.0804 0.67 0.46 7.93 4.44 10.00 6.16

Page 79: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

253

Peningkatan Layanan Transportasi No Nama Ruas Lokasi (KM) Indeks

Aksesibilitas Skor Indeks Mobilitas Skor VCR Skor IRI Skor Skor

Akhir

36 Takengon-Isak 319+000 - 343+000 0.0049 1.84 0.1215 1.01 0.22 3.89 2.51 5.66 3.6037 Isak-Uwak 343+000 - 379+000 0.0068 2.55 0.1684 1.40 0.24 4.15 3.75 8.45 4.7538 Uwak-Rikitgaib 379+000 - 446+000 0.0076 2.82 0.6097 5.05 0.31 5.31 2.52 5.67 4.9139 Rikitgaib-Blangkejeren 446+000 - 476+000 0.0027 1.00 0.2164 1.79 0.24 4.15 3.84 8.66 4.5740 Blangkejeren-Kutacane 476+000 - 543+000 0.0078 2.91 0.6277 5.20 0.38 6.63 3.03 6.83 5.7641 Blangkejeren-Kutacane 543+000 - 583+000 0.0096 3.57 0.2314 1.92 0.38 6.63 2.74 6.16 5.1742 Kutacane-Batas Sumut 583+000 - 615+000 0.0158 5.92 0.3837 3.18 0.44 7.57 4.24 9.55 7.1943 Bireuen-Blang Kuyu 0+000 - 35+000 0.0187 7.00 0.0985 0.82 0.53 9.21 3.65 8.23 7.1944 Blang Kuyu-Sp Tiga 35+000 - 85+000 0.0241 9.00 0.2881 2.39 0.37 6.34 3.31 7.47 6.5945 Sp. Tiga-Takengon 85+000 - 103+000 0.0027 1.01 0.0667 0.55 0.28 4.88 3.52 7.92 4.4146 Peureulak-lokop 0+000 - 60+000 0.0101 3.76 0.1877 1.56 0.47 8.12 2.07 4.67 5.2047 Lokop-Pinding 60+000 - 109+000 0.0083 3.12 0.6727 5.57 0.47 8.12 3.37 7.59 6.6048 Blangkejeren-Pinding 109+000 - 139+000 0.0053 1.98 0.4284 3.55 0.47 8.12 2.07 4.67 5.1749 Angkop-Simpang Kelaping 0+000 - 14+000 0.0034 1.27 0.0841 0.70 0.46 7.93 2.06 4.64 4.5250 Simpang Kelaping-Beutong 14+000 - 29+000 0.0036 1.35 0.1233 1.02 0.46 7.93 2.06 4.64 4.5851 Beutong-Bungangtalu 29+000 - 45+000 0.0041 1.52 0.1384 1.15 0.44 7.62 2.06 4.64 4.5252 Beutong-Bungangtalu 45+000 - 72+000 0.0070 2.60 0.2365 1.96 0.46 7.95 2.06 4.64 4.9753 Bungangtalu-Jeuram 72+000 - 87+000 0.0039 1.46 0.1331 1.10 0.46 7.95 4.42 9.96 6.2754 Jeuram-Kualatuha 87+000 - 104+000 0.0044 1.63 0.1486 1.23 0.50 8.68 2.72 6.14 5.3955 Geumpang-Tutut 210+000 - 247+000 0.0155 5.78 0.2251 1.86 0.37 6.42 4.41 9.95 6.6956 Tutut-Meulaboh 247+000 - 299+000 0.0211 7.90 0.3077 2.55 0.37 6.42 2.50 5.63 5.8757 Beutong-Jagong 29+000 - 59+000 0.0079 2.95 0.2683 2.22 0.02 0.33 2.04 4.60 2.4558 Jagong-Isak 59+000 - 75+000 0.0036 1.35 0.0892 0.74 0.02 0.33 2.04 4.60 1.9159 Tangse-Lhokkruet 99+000 - 198+000 0.0268 10.00 1.2071 10.00 0.01 0.22 3.76 8.47 6.17

Page 80: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

254

SKORING KRITERIA 4: LINGKUNGAN DAN SOSIAL

Lingkungan dan Sosial

No Nama Ruas Lokasi (KM) Dampak Kelestarian Kawasan

Skor Ganti Rugi

Lahan (Harga Satuan)

Skor Terciptanya Lap. Kerja Skor Skor

Akhir

1 Banda Aceh-Indrapuri 0+000 - 26+000 1 10.00 41836 9.16 121,424 5.42 8.472 Indrapuri-Seulimeun 26+000 - 41+000 1 10.00 41836 9.16 121,424 5.42 8.473 Seulimum-Padangtiji 41+000 - 57+000 1 10.00 41836 9.16 121,424 5.42 8.474 Seulimum-Padangtiji 57+000 - 87+000 3 3.33 41836 9.16 121,424 5.42 5.345 Seulimum-Padangtiji 87+000 - 98+000 2 5.00 41836 9.16 223,922 10.00 7.456 Padangtiji-Sigli 98+000 - 105+000 1 10.00 41836 9.16 223,922 10.00 9.807 Padangtiji-Sigli 105+000 - 112+000 1 10.00 41836 9.16 223,922 10.00 9.808 Sigli-Beureunuen 112+000 - 124+000 1 10.00 41836 9.16 223,922 10.00 9.809 Beureunuen-Uleglee 124+000 - 173+000 1 10.00 41836 9.16 223,922 10.00 9.80

10 Uleglee-Bireuen 173+000 - 218+000 1 10.00 41836 9.16 158,881 7.10 8.9611 Bireuen-Geurugok 218+000 - 252+000 1 10.00 41836 9.16 158,881 7.10 8.9612 Geurugok-Kruenggeukuh 252+000 - 270+000 1 10.00 43140 9.45 210,158 9.39 9.6913 Kruenggeukuh-Lhokseumawe 270+000 - 274+000 1 10.00 43140 9.45 210,158 9.39 9.6914 Lhokseumawe-Bayu 274+000 - 287+000 1 10.00 43140 9.45 210,158 9.39 9.6915 Bayu-Blangjuron 287+000 - 307+000 1 10.00 43140 9.45 210,158 9.39 9.6916 Blangjruen-Pantonlabu 307+000 - 320+000 1 10.00 43140 9.45 210,158 9.39 9.6917 Pantonlabu-Peureulak 320+000 - 392+000 1 10.00 43140 9.45 127,784 5.71 8.6218 Pereulak-Bayeun 392+000 - 420+000 1 10.00 43140 9.45 127,784 5.71 8.6219 Bayeun-Langsa 420+000 - 440+000 1 10.00 43140 9.45 127,784 5.71 8.6220 Langsa-Tualangcut 440+000 - 455+000 1 10.00 43140 9.45 127,784 5.71 8.6221 Tualangcut-Batas Sumut 455+000 - 491+000 1 10.00 43140 9.45 127,784 5.71 8.62

Page 81: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

255

Lingkungan dan Sosial

No Nama Ruas Lokasi (KM) Dampak Kelestarian Kawasan

Skor Ganti Rugi

Lahan (Harga Satuan)

Skor Terciptanya Lap. Kerja Skor Skor

Akhir

22 Meulaboh-Kualatuha 244+000 - 262+000 1 10.00 44590 9.77 74,214 3.31 8.0123 Kualatuha-Lamie 262+000 - 305+000 1 10.00 44590 9.77 65,126 2.91 7.8924 Lamie-Aluebili 305+000 - 320+000 1 10.00 44590 9.77 65,126 2.91 7.8925 Aluebili-Blangpidie 320+000 - 389+000 1 10.00 44590 9.77 54,496 2.43 7.7526 Blangpidie-Tapaktuan 389+000 - 449+000 1 10.00 44590 9.77 85,266 3.81 8.1527 Tapaktuan-Bakongan 449+000 - 505+000 1 10.00 44590 9.77 85,266 3.81 8.1528 Bakongan-Kruengluas 505+000 - 523+000 4 2.50 44590 9.77 85,266 3.81 4.6229 Bakongan-Kruengluas 523+000 - 551+000 3 3.33 44590 9.77 85,266 3.81 5.0130 Kruengluas-Penanggalan 551+000 - 601+000 1 10.00 45657 10.00 57,934 2.59 7.8531 Penanggalan-Batas Sumut 601+000 -619+000 1 10.00 45657 10.00 57,934 2.59 7.8532 Seulimum-Jantho 41+000 - 57+000 1 10.00 41836 9.16 121,424 5.42 8.4733 Keumala-Tangse 146+000 - 172+000 1 10.00 41836 9.16 223,922 10.00 9.8034 Tangse-Geumpang 172+000 - 210+000 2 5.00 41836 9.16 223,922 10.00 7.4535 Angkop-Takengon 378+000 - 397+000 3 3.33 43140 9.45 53,077 2.37 4.5236 Takengon-Isak 319+000 - 343+000 3 3.33 43140 9.45 53,077 2.37 4.5237 Isak-Uwak 343+000 - 379+000 1 10.00 43140 9.45 53,077 2.37 7.6638 Uwak-Rikitgaib 379+000 - 446+000 3 3.33 45657 10.00 36,119 1.61 4.4339 Rikitgaib-Blangkejeren 446+000 - 476+000 1 10.00 45657 10.00 36,119 1.61 7.5740 Blangkejeren-Kutacane 476+000 - 543+000 4 2.50 45657 10.00 36,119 1.61 4.0441 Blangkejeren-Kutacane 543+000 - 583+000 3 3.33 45657 10.00 82,770 3.70 5.0442 Kutacane-Batas Sumut 583+000 - 615+000 1 10.00 45657 10.00 82,770 3.70 8.1743 Bireuen-Blang Kuyu 0+000 - 35+000 1 10.00 41836 9.16 158,881 7.10 8.9644 Blang Kuyu-Sp Tiga 35+000 - 85+000 1 10.00 43140 9.45 32,531 1.45 7.3945 Sp. Tiga-Takengon 85+000 - 103+000 1 10.00 43140 9.45 53,077 2.37 7.6646 Peureulak-lokop 0+000 - 60+000 1 10.00 43140 9.45 127,784 5.71 8.62

Page 82: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

256

Lingkungan dan Sosial

No Nama Ruas Lokasi (KM) Dampak Kelestarian Kawasan

Skor Ganti Rugi

Lahan (Harga Satuan)

Skor Terciptanya Lap. Kerja Skor Skor

Akhir

47 Lokop-Pinding 60+000 - 109+000 2 5.00 45657 10.00 36,119 1.61 5.2248 Blangkejeren-Pinding 109+000 - 139+000 1 10.00 45657 10.00 36,119 1.61 7.5749 Angkop-Simpang Kelaping 0+000 - 14+000 1 10.00 43140 9.45 53,077 2.37 7.6650 Simpang Kelaping-Beutong 14+000 - 29+000 3 3.33 44590 9.77 65,126 2.91 4.7551 Beutong-Bungangtalu 29+000 - 45+000 3 3.33 44590 9.77 65,126 2.91 4.7552 Beutong-Bungangtalu 45+000 - 72+000 2 5.00 44590 9.77 65,126 2.91 5.5453 Bungangtalu-Jeuram 72+000 - 87+000 1 10.00 44590 9.77 65,126 2.91 7.8954 Jeuram-Kualatuha 87+000 - 104+000 1 10.00 44590 9.77 65,126 2.91 7.8955 Geumpang-Tutut 210+000 - 247+000 2 5.00 44590 9.77 74,214 3.31 5.6656 Tutut-Meulaboh 247+000 - 299+000 1 10.00 44590 9.77 74,214 3.31 8.0157 Beutong-Jagong 29+000 - 59+000 3 3.33 44590 9.77 65,126 2.91 4.7558 Jagong-Isak 59+000 - 75+000 3 3.33 43140 9.45 53,077 2.37 4.5259 Tangse-Lhokkruet 99+000 - 198+000 2 5.00 44590 9.77 31,349 1.40 5.10

Page 83: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

257

H-2 METODA TOP-DOWN DAN BOTTOM-UP TAHUN 2007 SKORING KRITERIA 1: PENGEMBANGAN WILAYAH

Pengembangan Wilayah No

Nama Ruas Lokasi (KM)

Hirarki Skor Orde Kota Skor Kawasan

Tertinggal Skor Kawasan Khusus Skor Keterpaduan

Moda Skor Skor Akhir

1 Banda Aceh-Indrapuri 0+000 - 26+000 A 10.00 1 3 7.50 Tidak Ada 5 5 10.00 3 10.00 8.25 2 Indrapuri-Seulimeun 26+000 - 41+000 A 10.00 1 3 7.50 Tidak Ada 5 5 10.00 1 3.33 6.96 3 Seulimum-Padangtiji 41+000 - 57+000 A 10.00 1 3 7.50 Tidak Ada 5 5 10.00 1 3.33 6.96 4 Seulimum-Padangtiji 57+000 - 87+000 A 10.00 1 3 7.50 Tidak Ada 5 5 10.00 1 3.33 6.96 5 Seulimum-Padangtiji 87+000 - 98+000 A 10.00 1 3 7.50 Tidak Ada 5 5 10.00 1 3.33 6.96 6 Padangtiji-Sigli 98+000 - 105+000 A 10.00 1 3 7.50 Tidak Ada 5 1 2.00 2 6.67 6.65 7 Padangtiji-Sigli 105+000 - 112+000 A 10.00 1 3 7.50 Tidak Ada 5 1 2.00 2 6.67 6.65 8 Sigli-Beureunuen 112+000 - 124+000 A 10.00 3 3 5.00 Tidak Ada 5 1 2.00 2 6.67 6.14 9 Beureunuen-Uleglee 124+000 - 173+000 A 10.00 3 3 5.00 Tidak Ada 5 1 2.00 1 3.33 5.50

10 Uleglee-Bireuen 173+000 - 218+000 A 10.00 3 3 5.00 Tidak Ada 5 1 2.00 1 3.33 5.50 11 Bireuen-Geurugok 218+000 - 252+000 A 10.00 3 1 7.50 Tidak Ada 5 5 10.00 1 3.33 6.96 12 Geurugok-Kruenggeukuh 252+000 - 270+000 A 10.00 3 1 7.50 Tidak Ada 5 5 10.00 1 3.33 6.96 13 Kruenggeukuh-Lhokseumawe 270+000 - 274+000 A 10.00 3 1 7.50 Tidak Ada 5 5 10.00 3 10.00 8.25 14 Lhokseumawe-Bayu 274+000 - 287+000 A 10.00 1 2 8.75 Tidak Ada 5 5 10.00 3 10.00 8.50 15 Bayu-Blangjuron 287+000 - 307+000 A 10.00 1 2 8.75 Tidak Ada 5 5 10.00 1 3.33 7.21 16 Blangjruen-Pantonlabu 307+000 - 320+000 A 10.00 1 2 8.75 Tidak Ada 5 5 10.00 2 6.67 7.85 17 Pantonlabu-Peureulak 320+000 - 392+000 A 10.00 1 2 8.75 Tidak Ada 5 5 10.00 2 6.67 7.85 18 Pereulak-Bayeun 392+000 - 420+000 A 10.00 1 2 8.75 Tidak Ada 5 5 10.00 1 3.33 7.21 19 Bayeun-Langsa 420+000 - 440+000 A 10.00 1 2 8.75 Tidak Ada 5 5 10.00 2 6.67 7.85 20 Langsa-Tualangcut 440+000 - 455+000 A 10.00 2 3 6.25 Tidak Ada 5 5 10.00 2 6.67 7.35 21 Tualangcut-Batas Sumut 455+000 - 491+000 A 10.00 2 3 6.25 Tidak Ada 5 5 10.00 1 3.33 6.71 22 Meulaboh-Kualatuha 244+000 - 262+000 A 10.00 2 4 5.00 Tidak Ada 5 5 10.00 3 10.00 7.74 23 Kualatuha-Lamie 262+000 - 305+000 A 10.00 2 4 5.00 Tidak Ada 5 5 10.00 1 3.33 6.45 24 Lamie-Aluebili 305+000 - 320+000 A 10.00 2 4 5.00 Tidak Ada 5 5 10.00 1 3.33 6.45

Page 84: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

258

Pengembangan Wilayah No

Nama Ruas Lokasi (KM)

Hirarki Skor Orde Kota Skor Kawasan

Tertinggal Skor Kawasan Khusus Skor Keterpaduan

Moda Skor Skor Akhir

25 Aluebili-Blangpidie 320+000 - 389+000 A 10.00 4 3 3.75 Tidak Ada 5 5 10.00 3 10.00 7.49 26 Blangpidie-Tapaktuan 389+000 - 449+000 A 10.00 3 3 5.00 Tidak Ada 5 2 4.00 3 10.00 7.03 27 Tapaktuan-Bakongan 449+000 - 505+000 A 10.00 3 4 3.75 Tidak Ada 5 2 4.00 3 10.00 6.77 28 Bakongan-Kruengluas 505+000 - 523+000 A 10.00 3 4 3.75 Tidak Ada 5 3 6.00 1 3.33 5.72 29 Bakongan-Kruengluas 523+000 - 551+000 A 10.00 3 4 3.75 Tidak Ada 5 3 6.00 1 3.33 5.72 30 Kruengluas-Penanggalan 551+000 - 601+000 A 10.00 3 4 3.75 Tidak Ada 5 2 4.00 2 6.67 6.13 31 Penanggalan-Batas Sumut 601+000 -619+000 A 10.00 4 3 3.75 Tidak Ada 5 2 4.00 2 6.67 6.13 32 Seulimum-Jantho 41+000 - 57+000 K1 8.00 1 4 6.25 Tidak Ada 5 5 10.00 1 3.33 6.23 33 Keumala-Tangse 146+000 - 172+000 K2 6.00 3 2 6.25 Tidak Ada 5 1 2.00 1 3.33 4.81 34 Tangse-Geumpang 172+000 - 210+000 K2 6.00 3 2 6.25 Tidak Ada 5 1 2.00 1 3.33 4.81 35 Angkop-Takengon 378+000 - 397+000 K1 8.00 4 4 2.50 Tidak Ada 5 1 2.00 2 6.67 5.17 36 Takengon-Isak 319+000 - 343+000 K1 8.00 4 3 3.75 Tidak Ada 5 1 2.00 2 6.67 5.42 37 Isak-Uwak 343+000 - 379+000 K1 8.00 4 3 3.75 Tidak Ada 5 1 2.00 1 3.33 4.78 38 Uwak-Rikitgaib 379+000 - 446+000 K1 8.00 4 3 3.75 Ada 10 1 2.00 1 3.33 6.03 39 Rikitgaib-Blangkejeren 446+000 - 476+000 K1 8.00 4 3 3.75 Ada 10 1 2.00 1 3.33 6.03 40 Blangkejeren-Kutacane 476+000 - 543+000 K1 8.00 3 4 3.75 Ada 10 3 6.00 2 6.67 7.15 41 Blangkejeren-Kutacane 543+000 - 583+000 K1 8.00 3 4 3.75 Tidak Ada 5 3 6.00 2 6.67 5.90 42 Kutacane-Batas Sumut 583+000 - 615+000 K1 8.00 4 3 3.75 Tidak Ada 5 3 6.00 2 6.67 5.90 43 Bireuen-Blang Kuyu 0+000 - 35+000 K2 6.00 3 4 3.75 Tidak Ada 5 5 10.00 1 3.33 5.26 44 Blang Kuyu-Sp Tiga 35+000 - 85+000 K2 6.00 3 4 3.75 Tidak Ada 5 5 10.00 2 6.67 5.90 45 Sp. Tiga-Takengon 85+000 - 103+000 K2 6.00 3 4 3.75 Tidak Ada 5 5 10.00 2 6.67 5.90 46 Peureulak-lokop 0+000 - 60+000 K2 6.00 2 3 6.25 Ada 10 5 10.00 1 3.33 7.01 47 Lokop-Pinding 60+000 - 109+000 K2 6.00 2 3 6.25 Ada 10 3 6.00 1 3.33 6.54 48 Blangkejeren-Pinding 109+000 - 139+000 K2 6.00 2 3 6.25 Ada 10 3 6.00 1 3.33 6.54 49 Angkop-Simpang Kelaping 0+000 - 14+000 K2 6.00 4 4 2.50 Ada 10 1 2.00 1 3.33 5.30 50 Simpang Kelaping-Beutong 14+000 - 29+000 K2 6.00 4 4 2.50 Ada 10 1 2.00 1 3.33 5.30 51 Beutong-Bungangtalu 29+000 - 45+000 K2 6.00 4 4 2.50 Ada 10 3 6.00 1 3.33 5.78 52 Beutong-Bungangtalu 45+000 - 72+000 K2 6.00 4 4 2.50 Ada 10 3 6.00 1 3.33 5.78 53 Bungangtalu-Jeuram 72+000 - 87+000 K2 6.00 4 4 2.50 Tidak Ada 5 3 6.00 1 3.33 4.53 54 Jeuram-Kualatuha 87+000 - 104+000 K2 6.00 4 2 5.00 Tidak Ada 5 5 10.00 1 3.33 5.51

Page 85: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

259

Pengembangan Wilayah No

Nama Ruas Lokasi (KM)

Hirarki Skor Orde Kota Skor Kawasan

Tertinggal Skor Kawasan Khusus Skor Keterpaduan

Moda Skor Skor Akhir

55 Geumpang-Tutut 210+000 - 247+000 K2 6.00 3 2 6.25 Tidak Ada 5 1 2.00 1 3.33 4.81 56 Tutut-Meulaboh 247+000 - 299+000 K2 6.00 3 2 6.25 Tidak Ada 5 5 10.00 3 10.00 7.05 57 Beutong-Jagong 29+000 - 59+000 K2 6.00 4 4 2.50 Tidak Ada 5 3 6.00 1 3.33 4.53 58 Jagong-Isak 59+000 - 75+000 K2 6.00 4 4 2.50 Tidak Ada 5 1 2.00 1 3.33 4.05 59 Tangse-Lhokkruet 99+000 - 198+000 K2 6.00 3 4 3.75 Tidak Ada 5 1 2.00 1 3.33 4.30 SKORING KRITERIA 2: EFISIENSI EKONOMI

Efisiensi Ekonomi Kelayakan Ekonomi

No Nama Ruas Lokasi (KM) Total Biaya Skor Penduduk

(jiwa) Potensi (Ton)

Skor Penghematan BOK Skor Skor Akhir

1 Banda Aceh-Indrapuri 0+000 - 26+000 1,578,896,991 2.03 313,184 219,235 5.30 7,521,012,228,011 7.30 5.22 2 Indrapuri-Seulimeun 26+000 - 41+000 1,026,380,271 3.12 313,184 219,235 5.30 8,813,091,342,785 8.56 5.89 3 Seulimum-Padangtiji 41+000 - 57+000 727,793,262 4.40 313,184 219,235 5.30 8,036,835,675,672 7.80 5.93 4 Seulimum-Padangtiji 57+000 - 87+000 1,471,411,032 2.18 313,184 219,235 5.30 9,495,238,524,618 9.22 5.90 5 Seulimum-Padangtiji 87+000 - 98+000 743,280,589 4.31 487,860 307,636 7.92 9,495,248,244,730 9.22 7.52 6 Padangtiji-Sigli 98+000 - 105+000 573,992,838 5.58 487,860 307,636 7.92 9,504,382,892,190 9.23 7.82 7 Padangtiji-Sigli 105+000 - 112+000 320,475,024 10.00 487,860 307,636 7.92 9,499,637,796,456 9.22 8.83 8 Sigli-Beureunuen 112+000 - 124+000 687,561,462 4.66 487,860 307,636 7.92 10,300,908,689,035 10.00 7.87 9 Beureunuen-Uleglee 124+000 - 173+000 3,214,195,134 1.00 487,860 307,636 7.92 6,012,851,327,369 5.84 5.63

10 Uleglee-Bireuen 173+000 - 218+000 2,585,360,605 1.24 361,359 277,601 6.36 6,070,857,372,349 5.89 5.03 11 Bireuen-Geurugok 218+000 - 252+000 1,216,724,580 2.63 361,359 277,601 6.36 8,523,675,153,779 8.27 6.15 12 Geurugok-Kruenggeukuh 252+000 - 270+000 1,224,541,044 2.62 506,128 496,725 10.00 8,523,695,692,693 8.27 7.72 13 Kruenggeukuh-Lhokseumawe 270+000 - 274+000 903,941,493 3.55 506,128 496,725 10.00 7,502,136,614,088 7.28 7.60

Page 86: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

260

Efisiensi Ekonomi Kelayakan Ekonomi

No Nama Ruas Lokasi (KM) Total Biaya Skor Penduduk

(jiwa) Potensi (Ton)

Skor Penghematan BOK Skor Skor Akhir

14 Lhokseumawe-Bayu 274+000 - 287+000 574,505,315 5.58 506,128 496,725 10.00 4,063,895,023,097 3.95 6.95 15 Bayu-Blangjuron 287+000 - 307+000 18,535,787,088 0.17 506,128 496,725 10.00 7,293,196,466,335 7.08 6.76 16 Blangjruen-Pantonlabu 307+000 - 320+000 972,107,573 3.30 506,128 496,725 10.00 7,327,164,319,883 7.11 7.49 17 Pantonlabu-Peureulak 320+000 - 392+000 4,366,797,888 0.73 324,005 300,780 6.23 7,327,156,865,192 7.11 5.26 18 Pereulak-Bayeun 392+000 - 420+000 2,203,830,951 1.45 324,005 300,780 6.23 8,683,212,525,544 8.43 5.87 19 Bayeun-Langsa 420+000 - 440+000 1,153,311,600 2.78 324,005 300,780 6.23 8,518,402,531,391 8.27 6.12 20 Langsa-Tualangcut 440+000 - 455+000 998,668,224 3.21 324,005 300,780 6.23 3,340,205,027,320 3.24 4.53 21 Tualangcut-Batas Sumut 455+000 - 491+000 1,703,644,308 1.88 324,005 300,780 6.23 3,946,606,601,004 3.83 4.42 22 Meulaboh-Kualatuha 244+000 - 262+000 1,020,220,974 3.14 166,661 136,155 3.02 8,051,816,287,241 7.82 4.66 23 Kualatuha-Lamie 262+000 - 305+000 1,435,623,888 2.23 114,746 282,255 3.97 6,721,729,718,639 6.53 4.43 24 Lamie-Aluebili 305+000 - 320+000 858,546,612 3.73 114,746 282,255 3.97 6,424,754,891,675 6.24 4.68 25 Aluebili-Blangpidie 320+000 - 389+000 2,488,969,044 1.29 115,360 98,793 2.13 6,424,766,780,303 6.24 3.32 26 Blangpidie-Tapaktuan 389+000 - 449+000 4,633,898,724 0.69 192,858 146,902 3.38 7,656,123,864,530 7.43 4.13 27 Tapaktuan-Bakongan 449+000 - 505+000 2,751,970,068 1.16 192,858 146,902 3.38 6,393,808,629,532 6.21 3.82 28 Bakongan-Kruengluas 505+000 - 523+000 11,738,988,800 0.27 192,858 146,902 3.38 6,632,699,216,903 6.44 3.69 29 Bakongan-Kruengluas 523+000 - 551+000 9,355,255,360 0.34 192,858 146,902 3.38 7,565,331,922,591 7.34 4.02 30 Kruengluas-Penanggalan 551+000 - 601+000 2,736,681,984 1.17 150,173 236,261 3.86 6,418,067,774,365 6.23 4.04 31 Penanggalan-Batas Sumut 601+000 -619+000 2,285,223,714 1.40 150,173 236,261 3.86 8,863,407,753,333 8.60 4.89 32 Seulimum-Jantho 41+000 - 57+000 670,592,264 4.78 313,184 219,235 5.30 1,449,695,943,037 1.41 3.87 33 Keumala-Tangse 146+000 - 172+000 1,095,396,966 2.93 487,860 307,636 7.92 4,778,374,616,211 4.64 5.67 34 Tangse-Geumpang 172+000 - 210+000 1,510,933,986 2.12 487,860 307,636 7.92 6,535,594,623,229 6.34 6.06 35 Angkop-Takengon 378+000 - 397+000 646,881,365 4.95 174,981 70,563 2.44 8,478,432,044,763 8.23 4.96 36 Takengon-Isak 319+000 - 343+000 16,208,951,808 0.20 174,981 70,563 2.44 4,234,769,113,992 4.11 2.49 37 Isak-Uwak 343+000 - 379+000 22,467,967,200 0.14 174,981 70,563 2.44 3,555,861,472,212 3.45 2.25 38 Uwak-Rikitgaib 379+000 - 446+000 22,133,787,155 0.14 70,935 56,366 1.27 3,630,199,694,400 3.52 1.77 39 Rikitgaib-Blangkejeren 446+000 - 476+000 8,356,134,560 0.38 70,935 56,366 1.27 3,593,099,604,394 3.49 1.81

Page 87: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

261

Efisiensi Ekonomi Kelayakan Ekonomi

No Nama Ruas Lokasi (KM) Total Biaya Skor Penduduk

(jiwa) Potensi (Ton)

Skor Penghematan BOK Skor Skor Akhir

40 Blangkejeren-Kutacane 476+000 - 543+000 21,818,674,800 0.15 70,935 56,366 1.27 5,580,873,772,936 5.42 2.40 41 Blangkejeren-Kutacane 543+000 - 583+000 19,816,894,080 0.16 174,751 206,053 3.80 5,486,342,674,910 5.33 3.48 42 Kutacane-Batas Sumut 583+000 - 615+000 3,211,407,645 1.00 174,751 206,053 3.80 6,328,204,937,176 6.14 3.94 43 Bireuen-Blang Kuyu 0+000 - 35+000 2,387,824,383 1.34 361,359 277,601 6.36 8,092,551,434,871 7.86 5.71 44 Blang Kuyu-Sp Tiga 35+000 - 85+000 2,181,339,459 1.47 121,597 31,091 1.51 5,458,132,377,034 5.30 2.78 45 Sp. Tiga-Takengon 85+000 - 103+000 783,044,934 4.09 174,981 70,563 2.44 5,089,494,810,069 4.94 3.66 46 Peureulak-lokop 0+000 - 60+000 2,621,762,721 1.22 324,005 300,780 6.23 6,741,809,102,042 6.54 5.18 47 Lokop-Pinding 60+000 - 109+000 23,383,837,008 0.14 70,935 56,366 1.27 6,741,806,497,610 6.54 2.78 48 Blangkejeren-Pinding 109+000 - 139+000 1,309,803,723 2.45 70,935 56,366 1.27 6,418,243,382,036 6.23 3.21 49 Angkop-Simpang Kelaping 0+000 - 14+000 676,445,990 4.74 174,981 70,563 2.44 7,689,097,955,858 7.46 4.66 50 Simpang Kelaping-Beutong 14+000 - 29+000 677,714,250 4.73 114,746 282,255 3.97 7,604,856,331,248 7.38 5.29 51 Beutong-Bungangtalu 29+000 - 45+000 760,812,075 4.21 114,746 282,255 3.97 7,587,970,652,442 7.37 5.17 52 Beutong-Bungangtalu 45+000 - 72+000 1,299,822,405 2.47 114,746 282,255 3.97 7,418,854,544,440 7.20 4.71 53 Bungangtalu-Jeuram 72+000 - 87+000 731,452,440 4.38 114,746 282,255 3.97 7,377,765,432,550 7.16 5.14 54 Jeuram-Kualatuha 87+000 - 104+000 9,285,561,920 0.35 114,746 282,255 3.97 7,687,304,727,949 7.46 4.31 55 Geumpang-Tutut 210+000 - 247+000 1,617,189,044 1.98 166,661 136,155 3.02 6,785,661,476,122 6.59 3.98 56 Tutut-Meulaboh 247+000 - 299+000 2,259,527,089 1.42 166,661 136,155 3.02 5,379,509,899,267 5.22 3.39 57 Beutong-Jagong 29+000 - 59+000 1,179,596,376 2.72 114,746 282,255 3.97 263,349,443,933 0.26 2.44 58 Jagong-Isak 59+000 - 75+000 598,151,076 5.36 174,981 70,563 2.44 263,349,499,337 0.26 2.38 59 Tangse-Lhokkruet 99+000 - 198+000 3,798,418,344 0.84 82,124 49,934 1.31 177,102,701,825 0.17 0.82

Page 88: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

262

SKORING KRITERIA 3: PENINGKATAN LAYANAN TRANSPORTASI

Peningkatan Layanan Transportasi No Nama Ruas Lokasi (KM) Indeks

Aksesibilitas Skor Indeks Mobilitas Skor VCR Skor IRI Skor Skor

Akhir

1 Banda Aceh-Indrapuri 0+000 - 26+000 0.0088 3.27 0.0752 0.62 0.46 7.90 2.73 6.15 5.102 Indrapuri-Seulimeun 26+000 - 41+000 0.0057 2.13 0.0489 0.40 0.46 7.90 2.86 6.44 4.913 Seulimum-Padangtiji 41+000 - 57+000 0.0040 1.51 0.0347 0.29 0.42 7.30 2.83 6.39 4.574 Seulimum-Padangtiji 57+000 - 87+000 0.0082 3.05 0.0701 0.58 0.49 8.51 3.48 7.84 5.775 Seulimum-Padangtiji 87+000 - 98+000 0.0027 1.02 0.0234 0.19 0.49 8.51 4.09 9.21 5.726 Padangtiji-Sigli 98+000 - 105+000 0.0024 0.90 0.0205 0.17 0.50 8.63 3.98 8.98 5.657 Padangtiji-Sigli 105+000 - 112+000 0.0013 0.50 0.0114 0.09 0.49 8.57 3.06 6.89 4.848 Sigli-Beureunuen 112+000 - 124+000 0.0029 1.07 0.0245 0.20 0.58 10.00 3.07 6.91 5.409 Beureunuen-Uleglee 124+000 - 173+000 0.0119 4.43 0.1011 0.84 0.39 6.75 3.30 7.44 5.48

10 Uleglee-Bireuen 173+000 - 218+000 0.0209 7.80 0.1098 0.91 0.35 6.02 3.23 7.27 5.9511 Bireuen-Geurugok 218+000 - 252+000 0.0111 4.16 0.0586 0.49 0.49 8.54 2.98 6.70 5.6312 Geurugok-Kruenggeukuh 252+000 - 270+000 0.0065 2.41 0.0421 0.35 0.49 8.54 3.28 7.40 5.4613 Kruenggeukuh-Lhokseumawe 270+000 - 274+000 0.0041 1.53 0.0266 0.22 0.41 7.08 3.15 7.10 4.7314 Lhokseumawe-Bayu 274+000 - 287+000 0.0028 1.05 0.0182 0.15 0.24 4.24 4.18 9.42 4.5815 Bayu-Blangjuron 287+000 - 307+000 0.0079 2.97 0.0517 0.43 0.43 7.39 2.53 5.71 4.7016 Blangjruen-Pantonlabu 307+000 - 320+000 0.0045 1.69 0.0295 0.24 0.39 6.83 2.71 6.10 4.3717 Pantonlabu-Peureulak 320+000 - 392+000 0.0111 4.15 0.2069 1.71 0.39 6.83 3.37 7.60 5.6418 Pereulak-Bayeun 392+000 - 420+000 0.0054 2.03 0.1014 0.84 0.47 8.12 2.87 6.46 5.0319 Bayeun-Langsa 420+000 - 440+000 0.0028 1.06 0.0531 0.44 0.44 7.70 3.37 7.60 5.0120 Langsa-Tualangcut 440+000 - 455+000 0.0029 1.07 0.0536 0.44 0.19 3.36 3.38 7.63 3.7921 Tualangcut-Batas Sumut 455+000 - 491+000 0.0049 1.83 0.0915 0.76 0.24 4.09 3.61 8.12 4.3722 Meulaboh-Kualatuha 244+000 - 262+000 0.0073 2.73 0.1065 0.88 0.46 8.07 3.83 8.63 5.8923 Kualatuha-Lamie 262+000 - 305+000 0.0066 2.47 0.2252 1.87 0.38 6.57 3.74 8.43 5.5024 Lamie-Aluebili 305+000 - 320+000 0.0038 1.43 0.1302 1.08 0.37 6.40 3.22 7.26 4.7125 Aluebili-Blangpidie 320+000 - 389+000 0.0257 9.60 0.3754 3.11 0.37 6.40 3.42 7.70 6.95

Page 89: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

263

Peningkatan Layanan Transportasi No Nama Ruas Lokasi (KM) Indeks

Aksesibilitas Skor Indeks Mobilitas Skor VCR Skor IRI Skor Skor

Akhir

26 Blangpidie-Tapaktuan 389+000 - 449+000 0.0221 8.26 0.4181 3.46 0.46 7.95 4.27 9.63 7.8027 Tapaktuan-Bakongan 449+000 - 505+000 0.0131 4.91 0.2483 2.06 0.37 6.38 4.35 9.80 6.4628 Bakongan-Kruengluas 505+000 - 523+000 0.0059 2.21 0.1118 0.93 0.43 7.44 3.06 6.89 5.0329 Bakongan-Kruengluas 523+000 - 551+000 0.0047 1.76 0.0891 0.74 0.43 7.44 3.26 7.36 5.0630 Kruengluas-Penanggalan 551+000 - 601+000 0.0133 4.97 0.3171 2.63 0.37 6.38 3.71 8.36 6.0931 Penanggalan-Batas Sumut 601+000 -619+000 0.0111 4.15 0.2648 2.19 0.52 8.94 3.71 8.37 6.5732 Seulimum-Jantho 41+000 - 57+000 0.0058 2.16 0.0497 0.41 0.11 1.86 4.02 9.07 4.0633 Keumala-Tangse 146+000 - 172+000 0.0061 2.28 0.0521 0.43 0.32 5.48 3.32 7.48 4.6034 Tangse-Geumpang 172+000 - 210+000 0.0084 3.15 0.0718 0.60 0.44 7.64 3.34 7.53 5.4435 Angkop-Takengon 378+000 - 397+000 0.0033 1.22 0.0804 0.67 0.46 7.93 4.44 10.00 5.9436 Takengon-Isak 319+000 - 343+000 0.0049 1.84 0.1215 1.01 0.22 3.89 2.51 5.66 3.5437 Isak-Uwak 343+000 - 379+000 0.0068 2.55 0.1684 1.40 0.24 4.15 3.75 8.45 4.7638 Uwak-Rikitgaib 379+000 - 446+000 0.0076 2.82 0.6097 5.05 0.31 5.31 2.52 5.67 4.8339 Rikitgaib-Blangkejeren 446+000 - 476+000 0.0027 1.00 0.2164 1.79 0.24 4.15 3.84 8.66 4.5640 Blangkejeren-Kutacane 476+000 - 543+000 0.0078 2.91 0.6277 5.20 0.38 6.63 3.03 6.83 5.6341 Blangkejeren-Kutacane 543+000 - 583+000 0.0096 3.57 0.2314 1.92 0.38 6.63 2.74 6.16 5.0142 Kutacane-Batas Sumut 583+000 - 615+000 0.0158 5.92 0.3837 3.18 0.44 7.57 4.24 9.55 7.1143 Bireuen-Blang Kuyu 0+000 - 35+000 0.0187 7.00 0.0985 0.82 0.53 9.21 3.65 8.23 6.9944 Blang Kuyu-Sp Tiga 35+000 - 85+000 0.0241 9.00 0.2881 2.39 0.37 6.34 3.31 7.47 6.6145 Sp. Tiga-Takengon 85+000 - 103+000 0.0027 1.01 0.0667 0.55 0.28 4.88 3.52 7.92 4.3246 Peureulak-lokop 0+000 - 60+000 0.0101 3.76 0.1877 1.56 0.47 8.12 2.07 4.67 4.9247 Lokop-Pinding 60+000 - 109+000 0.0083 3.12 0.6727 5.57 0.47 8.12 3.37 7.59 6.4248 Blangkejeren-Pinding 109+000 - 139+000 0.0053 1.98 0.4284 3.55 0.47 8.12 2.07 4.67 4.8749 Angkop-Simpang Kelaping 0+000 - 14+000 0.0034 1.27 0.0841 0.70 0.46 7.93 2.06 4.64 4.1850 Simpang Kelaping-Beutong 14+000 - 29+000 0.0036 1.35 0.1233 1.02 0.46 7.93 2.06 4.64 4.2651 Beutong-Bungangtalu 29+000 - 45+000 0.0041 1.52 0.1384 1.15 0.44 7.62 2.06 4.64 4.2252 Beutong-Bungangtalu 45+000 - 72+000 0.0070 2.60 0.2365 1.96 0.46 7.95 2.06 4.64 4.68

Page 90: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

264

Peningkatan Layanan Transportasi No Nama Ruas Lokasi (KM) Indeks

Aksesibilitas Skor Indeks Mobilitas Skor VCR Skor IRI Skor Skor

Akhir

53 Bungangtalu-Jeuram 72+000 - 87+000 0.0039 1.46 0.1331 1.10 0.46 7.95 4.42 9.96 6.0654 Jeuram-Kualatuha 87+000 - 104+000 0.0044 1.63 0.1486 1.23 0.50 8.68 2.72 6.14 5.0655 Geumpang-Tutut 210+000 - 247+000 0.0155 5.78 0.2251 1.86 0.37 6.42 4.41 9.95 6.6756 Tutut-Meulaboh 247+000 - 299+000 0.0211 7.90 0.3077 2.55 0.37 6.42 2.50 5.63 5.8157 Beutong-Jagong 29+000 - 59+000 0.0079 2.95 0.2683 2.22 0.02 0.33 2.04 4.60 2.6258 Jagong-Isak 59+000 - 75+000 0.0036 1.35 0.0892 0.74 0.02 0.33 2.04 4.60 2.0359 Tangse-Lhokkruet 99+000 - 198+000 0.0268 10.00 1.2071 10.00 0.01 0.22 3.76 8.47 6.67 SKORING KRITERIA 4: LINGKUNGAN DAN SOSIAL

Lingkungan dan Sosial

No Nama Ruas Lokasi (KM) Dampak Kelestarian Kawasan

Skor Ganti Rugi Lahan(Harga Satuan) Skor Terciptanya

Lap. Kerja Skor Skor Akhir

1 Banda Aceh-Indrapuri 0+000 - 26+000 1 10.00 41836 9.16 121,424 5.42 8.352 Indrapuri-Seulimeun 26+000 - 41+000 1 10.00 41836 9.16 121,424 5.42 8.353 Seulimum-Padangtiji 41+000 - 57+000 1 10.00 41836 9.16 121,424 5.42 8.354 Seulimum-Padangtiji 57+000 - 87+000 3 3.33 41836 9.16 121,424 5.42 5.425 Seulimum-Padangtiji 87+000 - 98+000 2 5.00 41836 9.16 223,922 10.00 7.596 Padangtiji-Sigli 98+000 - 105+000 1 10.00 41836 9.16 223,922 10.00 9.797 Padangtiji-Sigli 105+000 - 112+000 1 10.00 41836 9.16 223,922 10.00 9.798 Sigli-Beureunuen 112+000 - 124+000 1 10.00 41836 9.16 223,922 10.00 9.799 Beureunuen-Uleglee 124+000 - 173+000 1 10.00 41836 9.16 223,922 10.00 9.79

10 Uleglee-Bireuen 173+000 - 218+000 1 10.00 41836 9.16 158,881 7.10 8.8811 Bireuen-Geurugok 218+000 - 252+000 1 10.00 41836 9.16 158,881 7.10 8.8812 Geurugok-Kruenggeukuh 252+000 - 270+000 1 10.00 43140 9.45 210,158 9.39 9.67

Page 91: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

265

Lingkungan dan Sosial

No Nama Ruas Lokasi (KM) Dampak Kelestarian Kawasan

Skor Ganti Rugi Lahan(Harga Satuan) Skor Terciptanya

Lap. Kerja Skor Skor Akhir

13 Kruenggeukuh-Lhokseumawe 270+000 - 274+000 1 10.00 43140 9.45 210,158 9.39 9.6714 Lhokseumawe-Bayu 274+000 - 287+000 1 10.00 43140 9.45 210,158 9.39 9.6715 Bayu-Blangjuron 287+000 - 307+000 1 10.00 43140 9.45 210,158 9.39 9.6716 Blangjruen-Pantonlabu 307+000 - 320+000 1 10.00 43140 9.45 210,158 9.39 9.6717 Pantonlabu-Peureulak 320+000 - 392+000 1 10.00 43140 9.45 127,784 5.71 8.5118 Pereulak-Bayeun 392+000 - 420+000 1 10.00 43140 9.45 127,784 5.71 8.5119 Bayeun-Langsa 420+000 - 440+000 1 10.00 43140 9.45 127,784 5.71 8.5120 Langsa-Tualangcut 440+000 - 455+000 1 10.00 43140 9.45 127,784 5.71 8.5121 Tualangcut-Batas Sumut 455+000 - 491+000 1 10.00 43140 9.45 127,784 5.71 8.5122 Meulaboh-Kualatuha 244+000 - 262+000 1 10.00 44590 9.77 74,214 3.31 7.8423 Kualatuha-Lamie 262+000 - 305+000 1 10.00 44590 9.77 65,126 2.91 7.7124 Lamie-Aluebili 305+000 - 320+000 1 10.00 44590 9.77 65,126 2.91 7.7125 Aluebili-Blangpidie 320+000 - 389+000 1 10.00 44590 9.77 54,496 2.43 7.5626 Blangpidie-Tapaktuan 389+000 - 449+000 1 10.00 44590 9.77 85,266 3.81 7.9927 Tapaktuan-Bakongan 449+000 - 505+000 1 10.00 44590 9.77 85,266 3.81 7.9928 Bakongan-Kruengluas 505+000 - 523+000 4 2.50 44590 9.77 85,266 3.81 4.6929 Bakongan-Kruengluas 523+000 - 551+000 3 3.33 44590 9.77 85,266 3.81 5.0630 Kruengluas-Penanggalan 551+000 - 601+000 1 10.00 45657 10.00 57,934 2.59 7.6631 Penanggalan-Batas Sumut 601+000 -619+000 1 10.00 45657 10.00 57,934 2.59 7.6632 Seulimum-Jantho 41+000 - 57+000 1 10.00 41836 9.16 121,424 5.42 8.3533 Keumala-Tangse 146+000 - 172+000 1 10.00 41836 9.16 223,922 10.00 9.7934 Tangse-Geumpang 172+000 - 210+000 2 5.00 41836 9.16 223,922 10.00 7.5935 Angkop-Takengon 378+000 - 397+000 3 3.33 43140 9.45 53,077 2.37 4.5336 Takengon-Isak 319+000 - 343+000 3 3.33 43140 9.45 53,077 2.37 4.5337 Isak-Uwak 343+000 - 379+000 1 10.00 43140 9.45 53,077 2.37 7.4638 Uwak-Rikitgaib 379+000 - 446+000 3 3.33 45657 10.00 36,119 1.61 4.42

Page 92: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

266

Lingkungan dan Sosial

No Nama Ruas Lokasi (KM) Dampak Kelestarian Kawasan

Skor Ganti Rugi Lahan(Harga Satuan) Skor Terciptanya

Lap. Kerja Skor Skor Akhir

39 Rikitgaib-Blangkejeren 446+000 - 476+000 1 10.00 45657 10.00 36,119 1.61 7.3640 Blangkejeren-Kutacane 476+000 - 543+000 4 2.50 45657 10.00 36,119 1.61 4.0641 Blangkejeren-Kutacane 543+000 - 583+000 3 3.33 45657 10.00 82,770 3.70 5.0842 Kutacane-Batas Sumut 583+000 - 615+000 1 10.00 45657 10.00 82,770 3.70 8.0143 Bireuen-Blang Kuyu 0+000 - 35+000 1 10.00 41836 9.16 158,881 7.10 8.8844 Blang Kuyu-Sp Tiga 35+000 - 85+000 1 10.00 43140 9.45 32,531 1.45 7.1745 Sp. Tiga-Takengon 85+000 - 103+000 1 10.00 43140 9.45 53,077 2.37 7.4646 Peureulak-lokop 0+000 - 60+000 1 10.00 43140 9.45 127,784 5.71 8.5147 Lokop-Pinding 60+000 - 109+000 2 5.00 45657 10.00 36,119 1.61 5.1648 Blangkejeren-Pinding 109+000 - 139+000 1 10.00 45657 10.00 36,119 1.61 7.3649 Angkop-Simpang Kelaping 0+000 - 14+000 1 10.00 43140 9.45 53,077 2.37 7.4650 Simpang Kelaping-Beutong 14+000 - 29+000 3 3.33 44590 9.77 65,126 2.91 4.7851 Beutong-Bungangtalu 29+000 - 45+000 3 3.33 44590 9.77 65,126 2.91 4.7852 Beutong-Bungangtalu 45+000 - 72+000 2 5.00 44590 9.77 65,126 2.91 5.5153 Bungangtalu-Jeuram 72+000 - 87+000 1 10.00 44590 9.77 65,126 2.91 7.7154 Jeuram-Kualatuha 87+000 - 104+000 1 10.00 44590 9.77 65,126 2.91 7.7155 Geumpang-Tutut 210+000 - 247+000 2 5.00 44590 9.77 74,214 3.31 5.6456 Tutut-Meulaboh 247+000 - 299+000 1 10.00 44590 9.77 74,214 3.31 7.8457 Beutong-Jagong 29+000 - 59+000 3 3.33 44590 9.77 65,126 2.91 4.7858 Jagong-Isak 59+000 - 75+000 3 3.33 43140 9.45 53,077 2.37 4.5359 Tangse-Lhokkruet 99+000 - 198+000 2 5.00 44590 9.77 31,349 1.40 5.03

Page 93: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

LAMPIRAN I Analisis Prioritas Penanganan

Page 94: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

267

LAMPIRAN – I : ANALISIS PRIORITAS PENANGANAN Penentuan prioritas atau rangking penanganan jalan berdasarkan total skor akhir masing-masing ruas jalan. Skor akhir ini merupakan perkalian skor dengan bobot tiap kriteria. Bobot kriteria diperoleh dari hasil wawancara dengan responden para pengambil keputusan untuk metoda Top-Down serta hasil wawancara dengan responden para pengambil keputusan dan stakeholders untuk metoda Top-Down dan Bottom-Up. I-1 ANALISIS PRIORITAS METODA TOP-DOWN TAHUN 2007

Aksesibilitas Mobilitas VCR IRI 0.193 0.155 0.344 0.309 No Nama Ruas Lokasi (KM)

Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor

Total Skor

Akhir Rangking

1 Banda Aceh-Indrapuri 0+000 - 26+000 0.0088 3.27 0.0752 0.62 0.46 7.90 2.73 6.15 5.35 292 Indrapuri-Seulimeun 26+000 - 41+000 0.0057 2.13 0.0489 0.40 0.46 7.90 2.86 6.44 5.18 363 Seulimum-Padangtiji 41+000 - 57+000 0.0040 1.51 0.0347 0.29 0.42 7.30 2.83 6.39 4.82 444 Seulimum-Padangtiji 57+000 - 87+000 0.0082 3.05 0.0701 0.58 0.49 8.51 3.48 7.84 6.03 155 Seulimum-Padangtiji 87+000 - 98+000 0.0027 1.02 0.0234 0.19 0.49 8.51 4.09 9.21 6.00 166 Padangtiji-Sigli 98+000 - 105+000 0.0024 0.90 0.0205 0.17 0.50 8.63 3.98 8.98 5.94 187 Padangtiji-Sigli 105+000 - 112+000 0.0013 0.50 0.0114 0.09 0.49 8.57 3.06 6.89 5.19 358 Sigli-Beureunuen 112+000 - 124+000 0.0029 1.07 0.0245 0.20 0.58 10.00 3.07 6.91 5.81 219 Beureunuen-Uleglee 124+000 - 173+000 0.0119 4.43 0.1011 0.84 0.39 6.75 3.30 7.44 5.61 27

10 Uleglee-Bireuen 173+000 - 218+000 0.0209 7.80 0.1098 0.91 0.35 6.02 3.23 7.27 5.96 1711 Bireuen-Geurugok 218+000 - 252+000 0.0111 4.16 0.0586 0.49 0.49 8.54 2.98 6.70 5.89 1912 Geurugok-Kruenggeukuh 252+000 - 270+000 0.0065 2.41 0.0421 0.35 0.49 8.54 3.28 7.40 5.75 2413 Kruenggeukuh-Lhokseumawe 270+000 - 274+000 0.0041 1.53 0.0266 0.22 0.41 7.08 3.15 7.10 4.96 4014 Lhokseumawe-Bayu 274+000 - 287+000 0.0028 1.05 0.0182 0.15 0.24 4.24 4.18 9.42 4.60 4815 Bayu-Blangjuron 287+000 - 307+000 0.0079 2.97 0.0517 0.43 0.43 7.39 2.53 5.71 4.94 4116 Blangjruen-Pantonlabu 307+000 - 320+000 0.0045 1.69 0.0295 0.24 0.39 6.83 2.71 6.10 4.60 4717 Pantonlabu-Peureulak 320+000 - 392+000 0.0111 4.15 0.2069 1.71 0.39 6.83 3.37 7.60 5.76 22

Page 95: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

268

Aksesibilitas Mobilitas VCR IRI 0.193 0.155 0.344 0.309 No Nama Ruas Lokasi (KM)

Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor

Total Skor

Akhir Rangking

18 Pereulak-Bayeun 392+000 - 420+000 0.0054 2.03 0.1014 0.84 0.47 8.12 2.87 6.46 5.31 3019 Bayeun-Langsa 420+000 - 440+000 0.0028 1.06 0.0531 0.44 0.44 7.70 3.37 7.60 5.27 3220 Langsa-Tualangcut 440+000 - 455+000 0.0029 1.07 0.0536 0.44 0.19 3.36 3.38 7.63 3.79 5621 Tualangcut-Batas Sumut 455+000 - 491+000 0.0049 1.83 0.0915 0.76 0.24 4.09 3.61 8.12 4.39 5422 Meulaboh-Kualatuha 244+000 - 262+000 0.0073 2.73 0.1065 0.88 0.46 8.07 3.83 8.63 6.10 1423 Kualatuha-Lamie 262+000 - 305+000 0.0066 2.47 0.2252 1.87 0.38 6.57 3.74 8.43 5.63 2624 Lamie-Aluebili 305+000 - 320+000 0.0038 1.43 0.1302 1.08 0.37 6.40 3.22 7.26 4.89 4325 Aluebili-Blangpidie 320+000 - 389+000 0.0257 9.60 0.3754 3.11 0.37 6.40 3.42 7.70 6.92 426 Blangpidie-Tapaktuan 389+000 - 449+000 0.0221 8.26 0.4181 3.46 0.46 7.95 4.27 9.63 7.84 127 Tapaktuan-Bakongan 449+000 - 505+000 0.0131 4.91 0.2483 2.06 0.37 6.38 4.35 9.80 6.49 928 Bakongan-Kruengluas 505+000 - 523+000 0.0059 2.21 0.1118 0.93 0.43 7.44 3.06 6.89 5.26 3329 Bakongan-Kruengluas 523+000 - 551+000 0.0047 1.76 0.0891 0.74 0.43 7.44 3.26 7.36 5.29 3130 Kruengluas-Penanggalan 551+000 - 601+000 0.0133 4.97 0.3171 2.63 0.37 6.38 3.71 8.36 6.14 1331 Penanggalan-Batas Sumut 601+000 -619+000 0.0111 4.15 0.2648 2.19 0.52 8.94 3.71 8.37 6.80 532 Seulimum-Jantho 41+000 - 57+000 0.0058 2.16 0.0497 0.41 0.11 1.86 4.02 9.07 3.92 5533 Keumala-Tangse 146+000 - 172+000 0.0061 2.28 0.0521 0.43 0.32 5.48 3.32 7.48 4.70 4634 Tangse-Geumpang 172+000 - 210+000 0.0084 3.15 0.0718 0.60 0.44 7.64 3.34 7.53 5.65 2535 Angkop-Takengon 378+000 - 397+000 0.0033 1.22 0.0804 0.67 0.46 7.93 4.44 10.00 6.16 1236 Takengon-Isak 319+000 - 343+000 0.0049 1.84 0.1215 1.01 0.22 3.89 2.51 5.66 3.60 5737 Isak-Uwak 343+000 - 379+000 0.0068 2.55 0.1684 1.40 0.24 4.15 3.75 8.45 4.75 4538 Uwak-Rikitgaib 379+000 - 446+000 0.0076 2.82 0.6097 5.05 0.31 5.31 2.52 5.67 4.91 4239 Rikitgaib-Blangkejeren 446+000 - 476+000 0.0027 1.00 0.2164 1.79 0.24 4.15 3.84 8.66 4.57 5040 Blangkejeren-Kutacane 476+000 - 543+000 0.0078 2.91 0.6277 5.20 0.38 6.63 3.03 6.83 5.76 2341 Blangkejeren-Kutacane 543+000 - 583+000 0.0096 3.57 0.2314 1.92 0.38 6.63 2.74 6.16 5.17 3742 Kutacane-Batas Sumut 583+000 - 615+000 0.0158 5.92 0.3837 3.18 0.44 7.57 4.24 9.55 7.19 243 Bireuen-Blang Kuyu 0+000 - 35+000 0.0187 7.00 0.0985 0.82 0.53 9.21 3.65 8.23 7.19 344 Blang Kuyu-Sp Tiga 35+000 - 85+000 0.0241 9.00 0.2881 2.39 0.37 6.34 3.31 7.47 6.59 845 Sp. Tiga-Takengon 85+000 - 103+000 0.0027 1.01 0.0667 0.55 0.28 4.88 3.52 7.92 4.41 5346 Peureulak-lokop 0+000 - 60+000 0.0101 3.76 0.1877 1.56 0.47 8.12 2.07 4.67 5.20 3447 Lokop-Pinding 60+000 - 109+000 0.0083 3.12 0.6727 5.57 0.47 8.12 3.37 7.59 6.60 7

Page 96: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

269

Aksesibilitas Mobilitas VCR IRI 0.193 0.155 0.344 0.309 No Nama Ruas Lokasi (KM)

Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor

Total Skor

Akhir Rangking

48 Blangkejeren-Pinding 109+000 - 139+000 0.0053 1.98 0.4284 3.55 0.47 8.12 2.07 4.67 5.17 3849 Angkop-Simpang Kelaping 0+000 - 14+000 0.0034 1.27 0.0841 0.70 0.46 7.93 2.06 4.64 4.52 5250 Simpang Kelaping-Beutong 14+000 - 29+000 0.0036 1.35 0.1233 1.02 0.46 7.93 2.06 4.64 4.58 4951 Beutong-Bungangtalu 29+000 - 45+000 0.0041 1.52 0.1384 1.15 0.44 7.62 2.06 4.64 4.52 5152 Beutong-Bungangtalu 45+000 - 72+000 0.0070 2.60 0.2365 1.96 0.46 7.95 2.06 4.64 4.97 3953 Bungangtalu-Jeuram 72+000 - 87+000 0.0039 1.46 0.1331 1.10 0.46 7.95 4.42 9.96 6.27 1054 Jeuram-Kualatuha 87+000 - 104+000 0.0044 1.63 0.1486 1.23 0.50 8.68 2.72 6.14 5.39 2855 Geumpang-Tutut 210+000 - 247+000 0.0155 5.78 0.2251 1.86 0.37 6.42 4.41 9.95 6.69 656 Tutut-Meulaboh 247+000 - 299+000 0.0211 7.90 0.3077 2.55 0.37 6.42 2.50 5.63 5.87 2057 Beutong-Jagong 29+000 - 59+000 0.0079 2.95 0.2683 2.22 0.02 0.33 2.04 4.60 2.45 5858 Jagong-Isak 59+000 - 75+000 0.0036 1.35 0.0892 0.74 0.02 0.33 2.04 4.60 1.91 5959 Tangse-Lhokkruet 99+000 - 198+000 0.0268 10.00 1.2071 10.00 0.01 0.22 3.76 8.47 6.17 11

Page 97: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

270

I-2 ANALISIS PRIORITAS METODA TOP-DOWN DAN BOTTOM-UP TAHUN 2007

Pengembangan Wilayah

Efisiensi Ekonomi

Peningkatan Layanan

Transportasi

Lingkungan dan Sosial

0.263 0.210 0.362 0.166 No Nama Ruas Lokasi (KM)

Skor Skor Akhir Skor Skor

Akhir Skor Skor Akhir Skor Skor

Akhir

Total Skor

Akhir Rangking

1 Banda Aceh-Indrapuri 0+000 - 26+000 8.09 2.13 5.22 1.10 5.10 1.84 8.35 1.39 6.46 152 Indrapuri-Seulimeun 26+000 - 41+000 6.79 1.78 5.89 1.24 4.91 1.78 8.35 1.39 6.18 203 Seulimum-Padangtiji 41+000 - 57+000 6.77 1.78 5.93 1.25 4.57 1.65 8.35 1.39 6.07 244 Seulimum-Padangtiji 57+000 - 87+000 6.80 1.79 5.90 1.24 5.77 2.09 5.42 0.90 6.02 265 Seulimum-Padangtiji 87+000 - 98+000 6.77 1.78 7.52 1.58 5.72 2.07 7.59 1.26 6.69 96 Padangtiji-Sigli 98+000 - 105+000 6.46 1.70 7.82 1.64 5.65 2.05 9.79 1.63 7.01 27 Padangtiji-Sigli 105+000 - 112+000 6.45 1.70 8.83 1.86 4.84 1.75 9.79 1.63 6.93 58 Sigli-Beureunuen 112+000 - 124+000 5.75 1.51 7.87 1.65 5.40 1.96 9.79 1.63 6.75 89 Beureunuen-Uleglee 124+000 - 173+000 5.17 1.36 5.63 1.18 5.48 1.98 9.79 1.63 6.15 22

10 Uleglee-Bireuen 173+000 - 218+000 5.21 1.37 5.03 1.06 5.95 2.15 8.88 1.47 6.05 2511 Bireuen-Geurugok 218+000 - 252+000 6.82 1.79 6.15 1.29 5.63 2.04 8.88 1.47 6.60 1212 Geurugok-Kruenggeukuh 252+000 - 270+000 6.83 1.80 7.72 1.62 5.46 1.98 9.67 1.61 7.00 313 Kruenggeukuh-Lhokseumawe 270+000 - 274+000 8.09 2.13 7.60 1.60 4.73 1.71 9.67 1.61 7.04 114 Lhokseumawe-Bayu 274+000 - 287+000 8.43 2.22 6.95 1.46 4.58 1.66 9.67 1.61 6.94 415 Bayu-Blangjuron 287+000 - 307+000 7.21 1.90 6.76 1.42 4.70 1.70 9.67 1.61 6.62 1116 Blangjruen-Pantonlabu 307+000 - 320+000 7.81 2.05 7.49 1.57 4.37 1.58 9.67 1.61 6.81 617 Pantonlabu-Peureulak 320+000 - 392+000 7.97 2.10 5.26 1.11 5.64 2.04 8.51 1.41 6.66 1018 Pereulak-Bayeun 392+000 - 420+000 7.22 1.90 5.87 1.23 5.03 1.82 8.51 1.41 6.36 1619 Bayeun-Langsa 420+000 - 440+000 7.81 2.05 6.12 1.29 5.01 1.81 8.51 1.41 6.57 1320 Langsa-Tualangcut 440+000 - 455+000 7.09 1.87 4.53 0.95 3.79 1.37 8.51 1.41 5.60 3521 Tualangcut-Batas Sumut 455+000 - 491+000 6.49 1.71 4.42 0.93 4.37 1.58 8.51 1.41 5.63 3422 Meulaboh-Kualatuha 244+000 - 262+000 7.38 1.94 4.66 0.98 5.89 2.13 7.84 1.30 6.35 1723 Kualatuha-Lamie 262+000 - 305+000 6.11 1.61 4.43 0.93 5.50 1.99 7.71 1.28 5.81 30

Page 98: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

271

Pengembangan Wilayah

Efisiensi Ekonomi

Peningkatan Layanan

Transportasi

Lingkungan dan Sosial

0.263 0.210 0.362 0.166 No Nama Ruas Lokasi (KM)

Skor Skor Akhir Skor Skor

Akhir Skor Skor Akhir Skor Skor

Akhir

Total Skor

Akhir Rangking

24 Lamie-Aluebili 305+000 - 320+000 6.08 1.60 4.68 0.98 4.71 1.71 7.71 1.28 5.57 3725 Aluebili-Blangpidie 320+000 - 389+000 7.13 1.87 3.32 0.70 6.95 2.52 7.56 1.25 6.34 1826 Blangpidie-Tapaktuan 389+000 - 449+000 6.83 1.80 4.13 0.87 7.80 2.82 7.99 1.33 6.81 727 Tapaktuan-Bakongan 449+000 - 505+000 6.38 1.68 3.82 0.80 6.46 2.34 7.99 1.33 6.14 2328 Bakongan-Kruengluas 505+000 - 523+000 5.26 1.38 3.69 0.78 5.03 1.82 4.69 0.78 4.76 4829 Bakongan-Kruengluas 523+000 - 551+000 5.25 1.38 4.02 0.84 5.06 1.83 5.06 0.84 4.89 4530 Kruengluas-Penanggalan 551+000 - 601+000 5.74 1.51 4.04 0.85 6.09 2.20 7.66 1.27 5.83 2931 Penanggalan-Batas Sumut 601+000 -619+000 5.72 1.50 4.89 1.03 6.57 2.38 7.66 1.27 6.18 2132 Seulimum-Jantho 41+000 - 57+000 5.96 1.57 3.87 0.81 4.06 1.47 8.35 1.39 5.24 4033 Keumala-Tangse 146+000 - 172+000 4.54 1.19 5.67 1.19 4.60 1.66 9.79 1.63 5.67 3234 Tangse-Geumpang 172+000 - 210+000 4.55 1.20 6.06 1.27 5.44 1.97 7.59 1.26 5.70 3135 Angkop-Takengon 378+000 - 397+000 4.60 1.21 4.96 1.04 5.94 2.15 4.53 0.75 5.15 4236 Takengon-Isak 319+000 - 343+000 4.98 1.31 2.49 0.52 3.54 1.28 4.53 0.75 3.87 5737 Isak-Uwak 343+000 - 379+000 4.37 1.15 2.25 0.47 4.76 1.72 7.46 1.24 4.58 5238 Uwak-Rikitgaib 379+000 - 446+000 4.80 1.26 1.77 0.37 4.83 1.75 4.42 0.73 4.12 5639 Rikitgaib-Blangkejeren 446+000 - 476+000 4.72 1.24 1.81 0.38 4.56 1.65 7.36 1.22 4.49 5440 Blangkejeren-Kutacane 476+000 - 543+000 5.92 1.56 2.40 0.50 5.63 2.04 4.06 0.67 4.78 4741 Blangkejeren-Kutacane 543+000 - 583+000 5.46 1.44 3.48 0.73 5.01 1.82 5.08 0.84 4.83 4642 Kutacane-Batas Sumut 583+000 - 615+000 5.52 1.45 3.94 0.83 7.11 2.58 8.01 1.33 6.19 1943 Bireuen-Blang Kuyu 0+000 - 35+000 4.85 1.28 5.71 1.20 6.99 2.53 8.88 1.47 6.48 1444 Blang Kuyu-Sp Tiga 35+000 - 85+000 5.71 1.50 2.78 0.58 6.61 2.39 7.17 1.19 5.67 3345 Sp. Tiga-Takengon 85+000 - 103+000 5.42 1.43 3.66 0.77 4.32 1.56 7.46 1.24 5.00 4446 Peureulak-lokop 0+000 - 60+000 6.07 1.60 5.18 1.09 4.92 1.78 8.51 1.41 5.88 2847 Lokop-Pinding 60+000 - 109+000 5.53 1.45 2.78 0.58 6.42 2.32 5.16 0.86 5.22 41

Page 99: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

272

Pengembangan Wilayah

Efisiensi Ekonomi

Peningkatan Layanan

Transportasi

Lingkungan dan Sosial

0.263 0.210 0.362 0.166 No Nama Ruas Lokasi (KM)

Skor Skor Akhir Skor Skor

Akhir Skor Skor Akhir Skor Skor

Akhir

Total Skor

Akhir Rangking

48 Blangkejeren-Pinding 109+000 - 139+000 5.48 1.44 3.21 0.67 4.87 1.76 7.36 1.22 5.10 4349 Angkop-Simpang Kelaping 0+000 - 14+000 3.90 1.03 4.66 0.98 4.18 1.51 7.46 1.24 4.76 4950 Simpang Kelaping-Beutong 14+000 - 29+000 3.88 1.02 5.29 1.11 4.26 1.54 4.78 0.79 4.47 5551 Beutong-Bungangtalu 29+000 - 45+000 4.37 1.15 5.17 1.09 4.22 1.53 4.78 0.79 4.55 5352 Beutong-Bungangtalu 45+000 - 72+000 4.40 1.16 4.71 0.99 4.68 1.70 5.51 0.91 4.76 5053 Bungangtalu-Jeuram 72+000 - 87+000 3.95 1.04 5.14 1.08 6.06 2.19 7.71 1.28 5.59 3654 Jeuram-Kualatuha 87+000 - 104+000 5.14 1.35 4.31 0.91 5.06 1.83 7.71 1.28 5.37 3955 Geumpang-Tutut 210+000 - 247+000 4.61 1.21 3.98 0.84 6.67 2.41 5.64 0.94 5.40 3856 Tutut-Meulaboh 247+000 - 299+000 6.89 1.81 3.39 0.71 5.81 2.10 7.84 1.30 5.93 2757 Beutong-Jagong 29+000 - 59+000 3.99 1.05 2.44 0.51 2.62 0.95 4.78 0.79 3.30 5858 Jagong-Isak 59+000 - 75+000 3.49 0.92 2.38 0.50 2.03 0.73 4.53 0.75 2.90 5959 Tangse-Lhokkruet 99+000 - 198+000 4.62 1.21 0.82 0.17 6.67 2.41 5.03 0.84 4.64 51

Page 100: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

LAMPIRAN J Analisis Jenis Penanganan

Page 101: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

273

LAMPIRAN – J: ANALISIS JENIS PENANGANAN Penentuan jenis penanganan jalan berdasarkan nilai kekasaran permukaan jalan (IRI). Jika nilai IRI berada antara 0 – 4,5 maka jenis penanganan jalan merupakan pemeliharaan rutin, untuk nilai IRI antara 4,5 – 8 jenis penanganan jalan merupakan pemeliharaan rutin, untuk nilai IRI antara 8 – 12 jenis penanganan jalan merupakan peningkatan jalan serta untuk nilai IRI > 12 maka jenis penanganan jalan merupakan peningkatan jalan. J-1 ANALISIS JENIS PENANGANAN BERDASARKAN KRITERIA TOP DOWN TAHUN 2007

No Nama Ruas Lokasi (KM) Kapasitas (smp/jam)

Panjang (m)

Lebar (m)

Kec (Km/jam) VCR ESAL IRI

Awal SNC IRI Prediksi Jenis Penanganan Biaya Penanganan

(Rp) IRI

Akhir

1 Banda Aceh-Indrapuri 0+000 - 26+000 3575 23547 7.0 31.80 0.46 573,824 2.62 4.7 2.73 Pemeliharaan Rutin 1,578,896,991 2.73 2 Indrapuri-Seulimeun 26+000 - 41+000 3575 15307 7.0 22.89 0.46 676,078 2.73 4.7 2.86 Pemeliharaan Rutin 1,026,380,271 2.86

3 Seulimum-Padangtiji 41+000 - 57+000 3575 10854 7.0 23.60 0.42 624,884 2.72 4.7 2.83 Pemeliharaan Rutin 727,793,262 2.83

4 Seulimum-Padangtiji 57+000 - 87+000 3575 21944 7.0 22.84 0.49 727,749 3.34 4.7 3.48 Pemeliharaan Rutin 1,471,411,032 3.48 5 Seulimum-Padangtiji 87+000 - 98+000 3575 11411 6.8 22.84 0.49 727,749 3.94 4.8 4.09 Pemeliharaan Rutin 743,280,589 4.09

6 Padangtiji-Sigli 98+000 - 105+000 3523 9987 6.0 22.79 0.50 727,749 3.84 4.8 3.98 Pemeliharaan Rutin 573,992,838 3.98

7 Padangtiji-Sigli 105+000 - 112+000 3550 5576 6.0 22.81 0.49 727,749 2.93 4.8 3.06 Pemeliharaan Rutin 320,475,024 3.06 8 Sigli-Beureunuen 112+000 - 124+000 3254 11963 6.0 22.12 0.58 772,466 2.94 4.8 3.07 Pemeliharaan Rutin 687,561,462 3.07

9 Beureunuen-Uleglee 124+000 - 173+000 2901 49345 6.8 23.77 0.39 228,349 3.21 4.4 3.30 Pemeliharaan Rutin 3,214,195,134 3.30

10 Uleglee-Bireuen 173+000 - 218+000 3254 39691 6.8 23.26 0.35 423,578 3.13 4.7 3.23 Pemeliharaan Rutin 2,585,360,605 3.23 11 Bireuen-Geurugok 218+000 - 252+000 3254 21170 6.0 23.83 0.49 717,998 2.85 4.8 2.98 Pemeliharaan Rutin 1,216,724,580 2.98

12 Geurugok-Kruenggeukuh 252+000 - 270+000 3254 21306 6.0 23.83 0.49 717,998 3.16 4.8 3.28 Pemeliharaan Rutin 1,224,541,044 3.28

13 Kruenggeukuh-Lhokseumawe 270+000 - 274+000 3523 13481 7.0 24.87 0.41 644,326 3.03 4.8 3.15 Pemeliharaan Rutin 903,941,493 3.15 14 Lhokseumawe-Bayu 274+000 - 287+000 3254 9227 6.5 26.04 0.24 214,347 4.09 4.6 4.18 Pemeliharaan Rutin 574,505,315 4.18

Page 102: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

274

No Nama Ruas Lokasi (KM) Kapasitas (smp/jam)

Panjang (m)

Lebar (m)

Kec (Km/jam) VCR ESAL IRI

Awal SNC IRI Prediksi Jenis Penanganan Biaya Penanganan

(Rp) IRI

Akhir

15 Bayu-Blangjuron 287+000 - 307+000 3254 26187 6.5 24.40 0.43 373,278 4.41 4.6 4.53 Pemeliharaan Berkala 18,535,787,088 2.53 16 Blangjruen-Pantonlabu 307+000 - 320+000 3523 14924 6.8 24.15 0.39 373,278 2.62 4.6 2.71 Pemeliharaan Rutin 972,107,573 2.71

17 Pantonlabu-Peureulak 320+000 - 392+000 3523 67040 6.8 24.15 0.39 609,892 3.25 4.7 3.37 Pemeliharaan Rutin 4,366,797,888 3.37

18 Pereulak-Bayeun 392+000 - 420+000 3523 32867 7.0 24.35 0.47 752,071 2.75 4.9 2.87 Pemeliharaan Rutin 2,203,830,951 2.87

19 Bayeun-Langsa 420+000 - 440+000 3523 17200 7.0 22.53 0.44 713,070 3.25 4.9 3.37 Pemeliharaan Rutin 1,153,311,600 3.37

20 Langsa-Tualangcut 440+000 - 455+000 3292 17376 6.0 24.65 0.19 183,819 3.30 4.4 3.38 Pemeliharaan Rutin 998,668,224 3.38 21 Tualangcut-Batas Sumut 455+000 - 491+000 3292 29642 6.0 26.21 0.24 223,473 3.52 4.4 3.61 Pemeliharaan Rutin 1,703,644,308 3.61 22 Meulaboh-Kualatuha 244+000 - 262+000 3254 17751 6.0 23.78 0.46 309,099 3.73 4.6 3.83 Pemeliharaan Rutin 1,020,220,974 3.83

23 Kualatuha-Lamie 262+000 - 305+000 3172 25840 5.8 21.13 0.38 332,887 3.63 4.5 3.74 Pemeliharaan Rutin 1,435,623,888 3.74

24 Lamie-Aluebili 305+000 - 320+000 3254 14938 6.0 23.52 0.37 332,887 3.13 4.5 3.22 Pemeliharaan Rutin 858,546,612 3.22

25 Aluebili-Blangpidie 320+000 - 389+000 3254 43306 6.0 23.52 0.37 348,979 3.32 4.7 3.42 Pemeliharaan Rutin 2,488,969,044 3.42 26 Blangpidie-Tapaktuan 389+000 - 449+000 3254 80626 6.0 25.71 0.46 466,427 4.15 4.7 4.27 Pemeliharaan Rutin 4,633,898,724 4.27

27 Tapaktuan-Bakongan 449+000 - 505+000 3254 47882 6.0 23.57 0.37 360,612 4.24 4.7 4.35 Pemeliharaan Rutin 2,751,970,068 4.35 28 Bakongan-Kruengluas 505+000 - 523+000 2789 21560 5.0 21.62 0.43 259,764 4.94 4.5 5.06 Pemeliharaan Berkala 11,738,988,800 3.06 29 Bakongan-Kruengluas 523+000 - 551+000 2789 17182 5.0 14.91 0.43 259,764 5.15 4.5 5.26 Pemeliharaan Berkala 9,355,255,360 3.26

30 Kruengluas-Penanggalan 551+000 - 601+000 3254 47616 6.0 23.37 0.37 232,213 3.62 4.5 3.71 Pemeliharaan Rutin 2,736,681,984 3.71

31 Penanggalan-Batas Sumut 601+000 -619+000 3254 39761 6.0 24.16 0.52 325,442 3.61 4.5 3.71 Pemeliharaan Rutin 2,285,223,714 3.71 32 Seulimum-Jantho 41+000 - 57+000 2588 15557 4.5 24.80 0.11 200,531 3.93 4.3 4.02 Pemeliharaan Rutin 670,592,264 4.02

33 Keumala-Tangse 146+000 - 172+000 2789 25412 4.5 22.77 0.32 426,092 3.20 4.4 3.32 Pemeliharaan Rutin 1,095,396,966 3.32 34 Tangse-Geumpang 172+000 - 210+000 2789 35052 4.5 23.79 0.44 593,990 3.20 4.4 3.34 Pemeliharaan Rutin 1,510,933,986 3.34 35 Angkop-Takengon 378+000 - 397+000 2679 14069 4.8 10.47 0.46 226,134 4.33 4.4 4.44 Pemeliharaan Rutin 646,881,365 4.44

36 Takengon-Isak 319+000 - 343+000 2789 21264 7.0 11.59 0.22 144,561 4.42 4.4 4.51 Pemeliharaan Berkala 16,208,951,808 2.51

37 Isak-Uwak 343+000 - 379+000 2789 29475 7.0 23.74 0.24 154,151 5.64 4.4 5.75 Pemeliharaan Berkala 22,467,967,200 3.75 38 Uwak-Rikitgaib 379+000 - 446+000 2181 43246 4.7 22.63 0.31 144,663 4.42 4.3 4.52 Pemeliharaan Berkala 22,133,787,155 2.52

39 Rikitgaib-Blangkejeren 446+000 - 476+000 2789 15347 5.0 23.20 0.24 101,215 5.73 4.3 5.84 Pemeliharaan Berkala 8,356,134,560 3.84

Page 103: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

275

No Nama Ruas Lokasi (KM) Kapasitas (smp/jam)

Panjang (m)

Lebar (m)

Kec (Km/jam) VCR ESAL IRI

Awal SNC IRI Prediksi Jenis Penanganan Biaya Penanganan

(Rp) IRI

Akhir

40 Blangkejeren-Kutacane 476+000 - 543+000 2503 44525 4.5 19.01 0.38 130,397 4.93 4.2 5.03 Pemeliharaan Berkala 21,818,674,800 3.03 41 Blangkejeren-Kutacane 543+000 - 583+000 2503 40440 4.5 19.88 0.38 237,108 4.63 4.6 4.74 Pemeliharaan Berkala 19,816,894,080 2.74

42 Kutacane-Batas Sumut 583+000 - 615+000 2503 67051 5.0 19.30 0.44 339,576 4.13 4.7 4.24 Pemeliharaan Rutin 3,211,407,645 4.24

43 Bireuen-Blang Kuyu 0+000 - 35+000 2789 35611 7.0 22.36 0.53 427,289 3.54 4.6 3.65 Pemeliharaan Rutin 2,387,824,383 3.65

44 Blang Kuyu-Sp Tiga 35+000 - 85+000 2789 35034 6.5 23.44 0.37 344,631 3.22 4.7 3.31 Pemeliharaan Rutin 2,181,339,459 3.31

45 Sp. Tiga-Takengon 85+000 - 103+000 3432 11678 7.0 24.27 0.28 326,352 3.42 4.7 3.52 Pemeliharaan Rutin 783,044,934 3.52 46 Peureulak-lokop 0+000 - 60+000 2503 60822 4.5 19.67 0.47 271,881 2.00 4.5 2.07 Pemeliharaan Rutin 2,621,762,721 2.07 47 Lokop-Pinding 60+000 - 109+000 2503 47719 4.5 19.67 0.47 271,881 5.25 4.5 5.37 Pemeliharaan Berkala 23,383,837,008 3.37

48 Blangkejeren-Pinding 109+000 - 139+000 2503 30386 4.5 22.24 0.47 280,896 2.00 4.5 2.07 Pemeliharaan Rutin 1,309,803,723 2.07

49 Angkop-Simpang Kelaping 0+000 - 14+000 2679 14712 4.8 15.27 0.46 170,629 2.00 4.4 2.06 Pemeliharaan Rutin 676,445,990 2.06

50 Simpang Kelaping-Beutong 14+000 - 29+000 2679 14150 5.0 15.82 0.46 170,629 2.00 4.4 2.06 Pemeliharaan Rutin 677,714,250 2.06 51 Beutong-Bungangtalu 29+000 - 45+000 2789 15885 5.0 15.93 0.44 152,647 2.00 4.3 2.06 Pemeliharaan Rutin 760,812,075 2.06

52 Beutong-Bungangtalu 45+000 - 72+000 2789 27139 5.0 19.25 0.46 159,330 2.00 4.3 2.06 Pemeliharaan Rutin 1,299,822,405 2.06 53 Bungangtalu-Jeuram 72+000 - 87+000 2789 15272 5.0 19.55 0.46 159,369 4.33 4.3 4.42 Pemeliharaan Rutin 731,452,440 4.42 54 Jeuram-Kualatuha 87+000 - 104+000 2789 17054 5.0 21.94 0.50 150,088 4.63 4.3 4.72 Pemeliharaan Berkala 9,285,561,920 2.72

55 Geumpang-Tutut 210+000 - 247+000 2789 37517 4.5 12.96 0.37 949,619 4.20 4.4 4.41 Pemeliharaan Rutin 1,617,189,044 4.41

56 Tutut-Meulaboh 247+000 - 299+000 2789 51279 4.6 24.89 0.37 128,106 2.44 4.4 2.50 Pemeliharaan Rutin 2,259,527,089 2.50 57 Beutong-Jagong 29+000 - 59+000 2181 30786 4.0 14.95 0.02 55,370 2.00 4.3 2.04 Pemeliharaan Rutin 1,179,596,376 2.04

58 Jagong-Isak 59+000 - 75+000 2181 15611 4.0 14.95 0.02 55,370 2.00 4.3 2.04 Pemeliharaan Rutin 598,151,076 2.04 59 Tangse-Lhokkruet 99+000 - 198+000 2181 99134 4.0 14.98 0.01 28,254 3.70 4.3 3.76 Pemeliharaan Rutin 3,798,418,344 3.76

Page 104: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

276

J-2 ANALISIS JENIS PENANGANAN BERDASARKAN KRITERIA TOP DOWN – BOTTOM UP TAHUN

2007

No Nama Ruas Lokasi (KM) Kapasitas (smp/jam)

Panjang (m)

Lebar (m)

Kec (Km/jam) VCR ESAL IRI

Awal SNC IRI Prediksi Jenis Penanganan Biaya Penanganan

(Rp) IRI

Akhir

1 Banda Aceh-Indrapuri 0+000 - 26+000 3575 23547 7.0 31.80 0.46 573,824 2.62 4.7 2.73 Pemeliharaan Rutin 1,578,896,991 2.73 2 Indrapuri-Seulimeun 26+000 - 41+000 3575 15307 7.0 22.89 0.46 676,078 2.73 4.7 2.86 Pemeliharaan Rutin 1,026,380,271 2.86 3 Seulimum-Padangtiji 41+000 - 57+000 3575 10854 7.0 23.60 0.42 624,884 2.72 4.7 2.83 Pemeliharaan Rutin 727,793,262 2.83 4 Seulimum-Padangtiji 57+000 - 87+000 3575 21944 7.0 22.84 0.49 727,749 3.34 4.7 3.48 Pemeliharaan Rutin 1,471,411,032 3.48 5 Seulimum-Padangtiji 87+000 - 98+000 3575 11411 6.8 22.84 0.49 727,749 3.94 4.8 4.09 Pemeliharaan Rutin 743,280,589 4.09 6 Padangtiji-Sigli 98+000 - 105+000 3523 9987 6.0 22.79 0.50 727,749 3.84 4.8 3.98 Pemeliharaan Rutin 573,992,838 3.98 7 Padangtiji-Sigli 105+000 - 112+000 3550 5576 6.0 22.81 0.49 727,749 2.93 4.8 3.06 Pemeliharaan Rutin 320,475,024 3.06 8 Sigli-Beureunuen 112+000 - 124+000 3254 11963 6.0 22.12 0.58 772,466 2.94 4.8 3.07 Pemeliharaan Rutin 687,561,462 3.07 9 Beureunuen-Uleglee 124+000 - 173+000 2901 49345 6.8 23.77 0.39 228,349 3.21 4.4 3.30 Pemeliharaan Rutin 3,214,195,134 3.30 10 Uleglee-Bireuen 173+000 - 218+000 3254 39691 6.8 23.26 0.35 423,578 3.13 4.7 3.23 Pemeliharaan Rutin 2,585,360,605 3.23 11 Bireuen-Geurugok 218+000 - 252+000 3254 21170 6.0 23.83 0.49 717,998 2.85 4.8 2.98 Pemeliharaan Rutin 1,216,724,580 2.98 12 Geurugok-Kruenggeukuh 252+000 - 270+000 3254 21306 6.0 23.83 0.49 717,998 3.16 4.8 3.28 Pemeliharaan Rutin 1,224,541,044 3.28 13 Kruenggeukuh-Lhokseumawe 270+000 - 274+000 3523 13481 7.0 24.87 0.41 644,326 3.03 4.8 3.15 Pemeliharaan Rutin 903,941,493 3.15 14 Lhokseumawe-Bayu 274+000 - 287+000 3254 9227 6.5 26.04 0.24 214,347 4.09 4.6 4.18 Pemeliharaan Rutin 574,505,315 4.18 15 Bayu-Blangjuron 287+000 - 307+000 3254 26187 6.5 24.40 0.43 373,278 4.41 4.6 4.53 Pemeliharaan Berkala 18,535,787,088 2.53 16 Blangjruen-Pantonlabu 307+000 - 320+000 3523 14924 6.8 24.15 0.39 373,278 2.62 4.6 2.71 Pemeliharaan Rutin 972,107,573 2.71 17 Pantonlabu-Peureulak 320+000 - 392+000 3523 67040 6.8 24.15 0.39 609,892 3.25 4.7 3.37 Pemeliharaan Rutin 4,366,797,888 3.37 18 Pereulak-Bayeun 392+000 - 420+000 3523 32867 7.0 24.35 0.47 752,071 2.75 4.9 2.87 Pemeliharaan Rutin 2,203,830,951 2.87 19 Bayeun-Langsa 420+000 - 440+000 3523 17200 7.0 22.53 0.44 713,070 3.25 4.9 3.37 Pemeliharaan Rutin 1,153,311,600 3.37 20 Langsa-Tualangcut 440+000 - 455+000 3292 17376 6.0 24.65 0.19 183,819 3.30 4.4 3.38 Pemeliharaan Rutin 998,668,224 3.38 21 Tualangcut-Batas Sumut 455+000 - 491+000 3292 29642 6.0 26.21 0.24 223,473 3.52 4.4 3.61 Pemeliharaan Rutin 1,703,644,308 3.61 22 Meulaboh-Kualatuha 244+000 - 262+000 3254 17751 6.0 23.78 0.46 309,099 3.73 4.6 3.83 Pemeliharaan Rutin 1,020,220,974 3.83 23 Kualatuha-Lamie 262+000 - 305+000 3172 25840 5.8 21.13 0.38 332,887 3.63 4.5 3.74 Pemeliharaan Rutin 1,435,623,888 3.74

Page 105: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

277

No Nama Ruas Lokasi (KM) Kapasitas (smp/jam)

Panjang (m)

Lebar (m)

Kec (Km/jam) VCR ESAL IRI

Awal SNC IRI Prediksi Jenis Penanganan Biaya Penanganan

(Rp) IRI

Akhir

24 Lamie-Aluebili 305+000 - 320+000 3254 14938 6.0 23.52 0.37 332,887 3.13 4.5 3.22 Pemeliharaan Rutin 858,546,612 3.22 25 Aluebili-Blangpidie 320+000 - 389+000 3254 43306 6.0 23.52 0.37 348,979 3.32 4.7 3.42 Pemeliharaan Rutin 2,488,969,044 3.42 26 Blangpidie-Tapaktuan 389+000 - 449+000 3254 80626 6.0 25.71 0.46 466,427 4.15 4.7 4.27 Pemeliharaan Rutin 4,633,898,724 4.27 27 Tapaktuan-Bakongan 449+000 - 505+000 3254 47882 6.0 23.57 0.37 360,612 4.24 4.7 4.35 Pemeliharaan Rutin 2,751,970,068 4.35 28 Bakongan-Kruengluas 505+000 - 523+000 2789 21560 5.0 21.62 0.43 259,764 4.94 4.5 5.06 Pemeliharaan Berkala 11,738,988,800 3.06 29 Bakongan-Kruengluas 523+000 - 551+000 2789 17182 5.0 14.91 0.43 259,764 5.15 4.5 5.26 Pemeliharaan Berkala 9,355,255,360 3.26 30 Kruengluas-Penanggalan 551+000 - 601+000 3254 47616 6.0 23.37 0.37 232,213 3.62 4.5 3.71 Pemeliharaan Rutin 2,736,681,984 3.71 31 Penanggalan-Batas Sumut 601+000 -619+000 3254 39761 6.0 24.16 0.52 325,442 3.61 4.5 3.71 Pemeliharaan Rutin 2,285,223,714 3.71 32 Seulimum-Jantho 41+000 - 57+000 2588 15557 4.5 24.80 0.11 200,531 3.93 4.3 4.02 Pemeliharaan Rutin 670,592,264 4.02 33 Keumala-Tangse 146+000 - 172+000 2789 25412 4.5 22.77 0.32 426,092 3.20 4.4 3.32 Pemeliharaan Rutin 1,095,396,966 3.32 34 Tangse-Geumpang 172+000 - 210+000 2789 35052 4.5 23.79 0.44 593,990 3.20 4.4 3.34 Pemeliharaan Rutin 1,510,933,986 3.34 35 Angkop-Takengon 378+000 - 397+000 2679 14069 4.8 10.47 0.46 226,134 4.33 4.4 4.44 Pemeliharaan Rutin 646,881,365 4.44 36 Takengon-Isak 319+000 - 343+000 2789 21264 7.0 11.59 0.22 144,561 4.42 4.4 4.51 Pemeliharaan Berkala 16,208,951,808 2.51 37 Isak-Uwak 343+000 - 379+000 2789 29475 7.0 23.74 0.24 154,151 5.64 4.4 5.75 Pemeliharaan Berkala 22,467,967,200 3.75 38 Uwak-Rikitgaib 379+000 - 446+000 2181 43246 4.7 22.63 0.31 144,663 4.42 4.3 4.52 Pemeliharaan Berkala 22,133,787,155 2.52 39 Rikitgaib-Blangkejeren 446+000 - 476+000 2789 15347 5.0 23.20 0.24 101,215 5.73 4.3 5.84 Pemeliharaan Berkala 8,356,134,560 3.84 40 Blangkejeren-Kutacane 476+000 - 543+000 2503 44525 4.5 19.01 0.38 130,397 4.93 4.2 5.03 Pemeliharaan Berkala 21,818,674,800 3.03 41 Blangkejeren-Kutacane 543+000 - 583+000 2503 40440 4.5 19.88 0.38 237,108 4.63 4.6 4.74 Pemeliharaan Berkala 19,816,894,080 2.74 42 Kutacane-Batas Sumut 583+000 - 615+000 2503 67051 5.0 19.30 0.44 339,576 4.13 4.7 4.24 Pemeliharaan Rutin 3,211,407,645 4.24 43 Bireuen-Blang Kuyu 0+000 - 35+000 2789 35611 7.0 22.36 0.53 427,289 3.54 4.6 3.65 Pemeliharaan Rutin 2,387,824,383 3.65 44 Blang Kuyu-Sp Tiga 35+000 - 85+000 2789 35034 6.5 23.44 0.37 344,631 3.22 4.7 3.31 Pemeliharaan Rutin 2,181,339,459 3.31 45 Sp. Tiga-Takengon 85+000 - 103+000 3432 11678 7.0 24.27 0.28 326,352 3.42 4.7 3.52 Pemeliharaan Rutin 783,044,934 3.52 46 Peureulak-lokop 0+000 - 60+000 2503 60822 4.5 19.67 0.47 271,881 2.00 4.5 2.07 Pemeliharaan Rutin 2,621,762,721 2.07 47 Lokop-Pinding 60+000 - 109+000 2503 47719 4.5 19.67 0.47 271,881 5.25 4.5 5.37 Pemeliharaan Berkala 23,383,837,008 3.37 48 Blangkejeren-Pinding 109+000 - 139+000 2503 30386 4.5 22.24 0.47 280,896 2.00 4.5 2.07 Pemeliharaan Rutin 1,309,803,723 2.07 49 Angkop-Simpang Kelaping 0+000 - 14+000 2679 14712 4.8 15.27 0.46 170,629 2.00 4.4 2.06 Pemeliharaan Rutin 676,445,990 2.06 50 Simpang Kelaping-Beutong 14+000 - 29+000 2679 14150 5.0 15.82 0.46 170,629 2.00 4.4 2.06 Pemeliharaan Rutin 677,714,250 2.06

Page 106: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

278

No Nama Ruas Lokasi (KM) Kapasitas (smp/jam)

Panjang (m)

Lebar (m)

Kec (Km/jam) VCR ESAL IRI

Awal SNC IRI Prediksi Jenis Penanganan Biaya Penanganan

(Rp) IRI

Akhir

51 Beutong-Bungangtalu 29+000 - 45+000 2789 15885 5.0 15.93 0.44 152,647 2.00 4.3 2.06 Pemeliharaan Rutin 760,812,075 2.06 52 Beutong-Bungangtalu 45+000 - 72+000 2789 27139 5.0 19.25 0.46 159,330 2.00 4.3 2.06 Pemeliharaan Rutin 1,299,822,405 2.06 53 Bungangtalu-Jeuram 72+000 - 87+000 2789 15272 5.0 19.55 0.46 159,369 4.33 4.3 4.42 Pemeliharaan Rutin 731,452,440 4.42 54 Jeuram-Kualatuha 87+000 - 104+000 2789 17054 5.0 21.94 0.50 150,088 4.63 4.3 4.72 Pemeliharaan Berkala 9,285,561,920 2.72 55 Geumpang-Tutut 210+000 - 247+000 2789 37517 4.5 12.96 0.37 949,619 4.20 4.4 4.41 Pemeliharaan Rutin 1,617,189,044 4.41 56 Tutut-Meulaboh 247+000 - 299+000 2789 51279 4.6 24.89 0.37 128,106 2.44 4.4 2.50 Pemeliharaan Rutin 2,259,527,089 2.50 57 Beutong-Jagong 29+000 - 59+000 2181 30786 4.0 14.95 0.02 55,370 2.00 4.3 2.04 Pemeliharaan Rutin 1,179,596,376 2.04 58 Jagong-Isak 59+000 - 75+000 2181 15611 4.0 14.95 0.02 55,370 2.00 4.3 2.04 Pemeliharaan Rutin 598,151,076 2.04 59 Tangse-Lhokkruet 99+000 - 198+000 2181 99134 4.0 14.98 0.01 28,254 3.70 4.3 3.76 Pemeliharaan Rutin 3,798,418,344 3.76

Page 107: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

279

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 11 April 1962 di Rikit Gaib, Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Lulus dari SMA Negeri I Banda Aceh pada tahun 1982. Penulis memperoleh gelar Sarjana Teknik pada tahun 1988 di Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Selanjutnya ia melanjutkan pendidikan Pascasarjana dan memperoleh gelar Magister Teknik (MT.) pada tahun 1994 di Rekayasa Transportasi Departemen Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung. Pada Tahun 1995 berkesempatan mengikuti individual training dalam bidang rekayasa transportasi di Nagaoka University of Technology, Jepang selama enam bulan. Sejak tahun 1989 menjadi staf pengajar dan peneliti pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala sampai sekarang. Selain itu ia juga bekerja sebagai staf teknik di perusahaan jasa konsultasi teknik dan telah berpartisipasi untuk beberapa pekerjaan perencanaan dan pengawasan. Penulis menikah dengan Renggalis Maulina tahun 1991, dan telah dikaruniai tiga orang anak: Muhammad Ridha Galis (16 tahun), Nami Zahara Putri (10 tahun) dan Ihza Azizul Hakim (9 tahun). Daftar Publikasi:

a. Jurnal Internasional:

-

b. Jurnal Nasional:

1. Isya, M., dan Ofyar Z. Tamin (2007), Estimasi Kebutuhan Pergerakan dan Penyusunan Prioritas Program Penanganan Jaringan Jalan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Jurnal Media Teknik Sipil, Edisi Khusus Tahun Ke-7, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Akreditasi berdasarkan SK DIRJEN DIKTI No. 56/DIKTI/KEP/2005

2. Isya, M., (2005), Model Bangkitan/Tarikan dan Distribusi Pergerakan di

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Jurnal Teknik Sipil, Vol.3 No. 2, Januari 2005, Jurusan T. Sipil Fakultas Teknik Unsyiah. Akreditasi berdasarkan SK DIRJEN DIKTI No. 23A/DIKTI/KEP/2003.

c. Prosiding Seminar Internasional:

1. Isya, M., Tamin, O.Z., Tamin, R.Z., Purboyo, H., (2008), Integrasi Pendekatan Bottom Up dan Top Down Dalam Perencanaan Tataran Transportasi Wilayah Provinsi Di Era Otonomi Daerah, Proceeding of: Asia Pacific Conference on Art, Science, Engineering & Technology, Solo, May 19-22 2008, ISBN: 979 3688 88 2.

Page 108: DAFTAR PUSTAKA -  · PDF fileJurnal Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung. Tamin, O.Z., (1996), Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

280

d. Prosiding Seminar Nasional: 1. Isya, M., Tamin, O.Z., Tamin, R.Z., Purboyo, H., (2006), Analisis Fungsi

Hambatan Perjalanan dalam Model Distribusi Pergerakan Menggunakan Model Gravity, Prosiding SIMPOSIUM IX Forum Studi Transportasi Antar Perguruan Tinggi, Universitas Brawijaya Malang, November 2006. ISBN: 979-95721-2-8.

2. Isya, M., Tamin, O.Z., Tamin, R.Z., Purboyo, H., (2005), Perencanaan

Jaringan Jalan Kabupaten Menggunakan Metoda Pendekatan Partisipatif, Prosiding Simposium VIII Forum Studi Transportasi Antar Pergurian Tinggi, Universitas Sriwijaya Palembang, 5-6 Desember 2005. ISBN: 979-95721-2-8

3. Isya, M., (2005), Pendekatan Partisipatif dan Penggunaan Metoda

Pengambilan Keputusan Analisis Multi Kriteria dalam Perencanaan Transportasi, Prosiding Simposium Profesionalisme Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh 7 Desember 2005. ISBN: 979-98659-0-10.

4. Isya, M., Tamin, O.Z., Tamin, R.Z., Purboyo, H., (2004), Estimasi Matriks

Asal – Tujuan Pergerakan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Prosiding Simposium VII Forum Studi Transportasi Antar Pergurian Tinggi, Universitas Katolik Parahyangan Bandung, 11 Sptember 2004. ISBN: 979-95721-2-8.