DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b)...

140
i

Transcript of DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b)...

Page 1: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

i

Page 2: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

ii

Page 3: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I ANALISA SITUASI AWAL TAHUN .......................................................... 1

A. Hambatan Tahun Lalu .......................................................................... 2

B. Kelembagaan ....................................................................................... 4

C. Sumber Daya ....................................................................................... 9

BAB II TUJUAN DAN SASARAN KERJA ............................................................ 24

A. Dasar Hukum ....................................................................................... 24

B. Tujuan, Sasaran dan Indikator ............................................................. 25

BAB III STRATEGI PELAKSANAAN .................................................................... 28

A. Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran ........................................... 28

B. Strategi Promosi Kesehatan…………………………………………………………….. 29

C. Hambatan Dalam Pelaksanaan Strategi .............................................. 34

D. Terobosan Yang di Lakukan ................................................................ 35

BAB IV HASIL KERJA ........................................................................................... 37

A. Pencapaian Tujuan dan Sasaran ......................................................... 37

B. Pencapaian Kinerja ………………………………………………………... 133

C. Realisasi Anggaran ………………………………………………………... 133

D. Upaya Meraih WTP dan Reformasi Birokrasi …………………………... 134

BAB V PENUTUP .................................................................................................. 137

Lampiran

Page 4: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

1

BAB I

ANALISA SITUASI AWAL TAHUN

Kementerian Kesehatan dalam Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019

memiliki tujuan meningkatnya status kesehatan masyarakat dan meningkatnya daya

tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap resiko sosial dan

finansial di bidang kesehatan. Dalam meningkatnya status kesehatan masyarakat,

indikator keberhasilan yang akan dicapai adalah meningkatnya upaya promosi kesehatan

dan pemberdayaan masyarakat serta pembiayaan kegiatan promotif dan prevented

serta meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat. Dalam rangka

pencapaian indikator keberhasilan indikator meningkatnya status kesehatan masyarakat,

ditetapkan Indikator Kinerja Kegiatan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan

Masyarakat sebagai berikut :

Indikator Kinerja Utama

Indikator Kinerja Kegiatan

Target

2015 2016 2018 2018 2019

Jumlah kebijakan publik yang berwawasan kesehatan

Persentase Kabupaten/Kota yang memiliki kebijakan PHBS (%)

40% 50% 60% 70% 80%

Persentase desa yang memanfaatkan alokasi dana desa untuk UKBM

10% 20%

30% 40% 50%

Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR-nya untuk program kesehatan

4 8 12 16 20

Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumberdayanya untuk mendukung kesehatan

3 6 9 12 15

Pada tahun 2018, Tema Rencana Kerja Pemerintah adalah “Memacu Pembangunan

Infrastruktur dan Ekonomi untuk Meningkatkan Kesempatan Kerja serta Mengurangi

Kemiskinan dan Kesenjangan Antarwilayah” dengan arah kebijakan antara lain

pendekatan pembangunan yang holistik, tematik, terintegrasi dan spasial. Prioritas

Page 5: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

2

Nasional dalam rangka Pembangunan Kesehatan yang terintegrasi adalah Peningkatan

Derajat Kesehatan dan Gizi Masyarakat. Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan

Derajat Kesehatan dan Gizi Masyarakat adalah :

1. Penguatan Promotif dan Preventif “Gerakan Masyarakat Hidup Sehat”

2. Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan

3. Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat

4. Peningkatan Pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi

Mengacu kepada Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 dan RKP tahun 2018,

upaya yang dilakukan adalah dengan menjalankan strategi promosi kesehatan

sebagaimana yang tertuang dalam Permenkes 74 tahun 2016 tentang Upaya

Peningkatan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit yaitu Advokasi, Kemitraan,

Pemberdayaan Masyarakat serta didukung dengan metode dan media yang tepat, data

dan informasi yang valid/akurat serta sumber daya manusia yang professional.

Berdasarkan hal tersebut, upaya konkrit dari kegiatan promosi kesehatan dan

pemberdayaan masyarakat adalah:

1. Peningkatan advokasi mendorong regulasi sektoral yang mendukung pembangunan

kesehatan;

2. Peningkatan dan penguatan kemitraan/jejaring kerja dengan sektoral;

3. Penguatan pengorganisasian dan peran serta masyarakat

4. Peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui upaya kesehatan bersumberdaya

masyarakat dan pendidikan kesehatan masyarakat;

5. Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) melalui media informasi;

6. Peningkatan pembiayaan Kesehatan melalui berbagai sumber dana;

7. Peningkatan kualitas SDM promosi kesehatan; dan

8. Pengembangan metode dan teknologi promosi kesehatan.

A. Hambatan Tahun Lalu

Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan Kegiatan Promosi Kesehatan dan

Pemberdayaan Masyarakat dalam pencapaian indikator kinerja kegiatan sebagaimana

yang tercantum dalam Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 adalah:

a. Persentase kabupaten/kota yang memiliki kebijakan PHBS

Faktor penghambat yang mempengaruhi upaya pencapaian kineja adalah :

Page 6: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

3

• Belum semua Sumber Daya Tenaga Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan

Masyarakat telah mengikuti peningkatan kapasitas terkait Pengelolaan

kegiatan Advokasi.

• Efisiensi Anggaran berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun

2016 pada tanggal 12 Mei 2016, tentang Langkah-langkah Penghematan dan

Pemotongan Belanja Kementerian/Lembaga (K/L) dalam Rangka Pelaksanaan

Anggaran dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016. Hal tersebut berakibat

kepada efisiensi kegiatan penggalangan komitmen di beberapa provinsi serta

berkurangnya kegiatan pembinaan teknis dari petugas dinas kesehatan

provinsi ke dinas kesehatan kabupaten.

b. Persentase desa yang memanfaatkan dana desa 10% untuk UKBM

Faktor penghambat yang mempengaruhi upaya pencapaian kineja adalah:

• Kebijakan terkait Prioritas Pemanfaatan Dana Desa yang mendukung

Kesehatan dimana setiap tahun berubah sehingga fungsi koordinasi dan

sosialisasi sangar diperlukan.

• Kebijakan terkait Prioritas Pemanfaatan Dana Desa yang keluar pada akhir

tahun, dimana proses penyusunan RKP Desa yang merupakan pedoman dalam

penyusunan APBDesa telat ditetapkan.

• Kemampuan teknis perencanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang

kesehatan yang dimiliki Kepala dan Aparatur Desa masih terbatas.

• Terbatasnya akses informasi tenaga promosi kesehatan di Puskesmas terkait

perencanaan desa dan kegiatan kesehatan yang dibiayai dana desa.

c. Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR nya untuk program kesehatan.

Faktor penghambat yang mempengaruhi upaya pencapaian kineja adalah:

• Keterbatasan sumber daya untuk membuat komitmen dengan dunia usaha

untuk menggalang kemitraan melalui program CSR

• Tidak semua Dunia Usaha tertarik untuk melakukan kerjasama jangka panjang

dan berkelanjutan.

d. Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya untuk

mendukung kesehatan.

Page 7: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

4

Faktor penghambat yang mempengaruhi upaya pencapaian kineja adalah:

• Tidak semua ormas calon mitra potensial memenuhi persyaratan untuk MoU

dengan Kementerian Kesehatan sesuai Permenkes No 84 Tahun 2015 tentang

Pengembangan Peran Serta Organisasi Kemasyarakatan Bidang Kesehatan.

• Terbatasnya sumber daya yang dimiliki ormas untuk melaksanakan kegiatan-

kegiatan yang mendukung upaya pembangunan kesehatan.

B. Kelembagaan

Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas

melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,

prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis supervisi, serta pemantauan,

evaluasi, dan pelaporan di bidang promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Direktorat Promosi Kesehatan dan

Pemberdayaan Masyarakat Dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan fungsi :

1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang komunikasi, informasi, dan edukasi

kesehatan, advokasi dan kemitraan, potensi sumber daya promosi kesehatan, dan

pemberdayaan masyarakat.

2. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang komunikasi, informasi, dan edukasi

kesehatan, advokasi dan kemitraan, potensi sumber daya promosi kesehatan, dan

pemberdayaan masyarakat.

3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

komunikasi, informasi, dan edukasi kesehatan, advokasi dan kemitraan, potensi

sumber daya promosi kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat.

4. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang komunikasi,

informasi, dan edukasi kesehatan, advokasi dan kemitraan, potensi sumber daya

promosi kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat.

5. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang komunikasi, informasi, dan

edukasi kesehatan, advokasi dan kemitraan, potensi sumber daya promosi

kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat.

6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.

Page 8: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

5

Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat terdiri atas:

1. Subdirektorat Komunikasi, Informasi, dan Edukasi Kesehatan.

Sub-direktorat Komunikasi, Informasi, dan Edukasi Kesehatan mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan

norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan

supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang komunikasi,

informasi, dan edukasi kesehatan.

Sub-direktorat Komunikasi, Informasi, dan Edukasi Kesehatan menyelenggarakan

fungsi sebagaimana telah diatur dalam Permenkes Nomor 64 Tahun 2015 yaitu:

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang strategi komunikasi,

informasi, dan edukasi kesehatan dan penyebarluasan informasi kesehatan.

b. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang strategi komunikasi,

informasi, dan edukasi kesehatan dan penyebarluasan informasi kesehatan.

c. Penyiapan bahan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang strategi

komunikasi, informasi, dan edukasi kesehatan dan penyebarluasan informasi

kesehatan.

d. Penyiapan bahan bimbingan teknis dan supervisi di bidang strategi

komunikasi, informasi, dan edukasi kesehatan dan penyebarluasan informasi

kesehatan.

e. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang strategi komunikasi, informasi,

dan edukasi kesehatan dan penyebarluasan informasi kesehatan.

Sub-direktorat Komunikasi, Informasi, dan Edukasi Kesehatan terdiri atas:

a) Seksi Strategi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi Kesehatan

Seksi Strategi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi Kesehatan mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma, standar prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan

teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, pelaporan di bidang strategi

komunikasi, informasi, dan edukasi kesehatan.

b) Seksi Penyebarluasan Informasi Kesehatan

Seksi Penyebarluasan Informasi Kesehatan mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,

Page 9: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

6

standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi,

serta pemantauan, evaluasi, pelaporan di bidang penyebarluasan Informasi

kesehatan.

2. Subdirektorat Advokasi dan Kemitraan.

Subdirektorat Advokasi dan Kemitraan mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,

prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta

pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang advokasi dan kemitraan.

Subdirektorat Advokasi dan Kemitraan menyelenggarakan fungsi sebagaimana

telah diatur dalam Permenkes Nomor 64 Tahun 2015 yaitu:

a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang advokasi dan kemitraan

kesehatan.

b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang advokasi dan kemitraan

kesehatan.

c) Penyiapan bahan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang advokasi

dan kemitraan kesehatan.

d) Penyiapan bahan bimbingan teknis dan supervisi di bidang advokasi dan

kemitraan kesehatan.

e) Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang advokasi dan kemitraan

kesehatan.

Sub-direktorat Advokasi dan Kemitraan terdiri atas:

a) Seksi Advokasi Kesehatan

Seksi Advokasi Kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar

prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta

pemantauan, evaluasi, pelaporan di bidang advokasi kesehatan.

b) Seksi Kemitraan Kesehatan

Seksi Kemitraan Kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,

prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta

pemantauan, evaluasi, pelaporan di bidang kemitraan kesehatan.

Page 10: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

7

3. Subdirektorat Potensi Sumber Daya Promosi Kesehatan.

Subdirektorat Potensi Sumber Daya Promosi Kesehatan mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan

norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan

supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang potensi sumber

daya promosi kesehatan.

Sub Direktorat Potensi Sumber Daya Promosi Kesehatan

menyelenggarakan fungsi sebagaimana telah diatur dalam Permenkes Nomor 64

Tahun 2015 yaitu:

a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan

prasarana promosi kesehatan.

b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan

prasarana promosi kesehatan.

c) Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

penggerak, sarana, dan prasarana promosi kesehatan.

d) Penyiapan bahan bimbingan teknis dan supervisi di bidang penggerak, sarana,

dan prasarana promosi kesehatan.

e) Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang penggerak, sarana, dan

prasarana promosi kesehatan.

Sub Direktorat Potensi Sumber Daya Promosi Kesehatan terdiri atas:

a) Seksi Penggerak Promosi Kesehatan

Seksi Penggerak Promosi Kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,

prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta

pemantauan, evaluasi, pelaporan di bidang penggerak promosi kesehatan.

b) Seksi Sarana dan Prasarana Promosi Kesehatan

Seksi Sarana dan Prasarana Promosi Kesehatan mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,

standar prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi,

Page 11: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

8

serta pemantauan, evaluasi, pelaporan di bidang sarana dan prasarana

promosi kesehatan.

4. Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat.

Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,

prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta

pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pemberdayaan masyarakat.

Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat menyelenggarakan fungsi sebagaimana

telah diatur dalam Permenkes Nomor 64 Tahun 2015 yaitu:

a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang pengorganisasian dan

peningkatan peran serta masyarakat.

b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang pengorganisasian dan

peningkatan peran serta masyarakat.

c) Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di

bidang pengorganisasian dan peningkatan peran serta masyarakat.

d) Penyiapan bahan bimbingan teknis dan supervisi di bidang

pengorganisasian dan peningkatan peran serta masyarakat.

e) Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengorganisasian dan

peningkatan peran serta masyarakat.

Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat terdiri atas:

a) Seksi Pengorganisasian Masyarakat

Seksi Pengorganisasian Masyarakat mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,

prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta

pemantauan, evaluasi, pelaporan di bidang pengorganisasian masyarakat.

b) Seksi Peningkatan Peran Serta Masyarakat

Seksi Peningkatan Peran Serta Masyarakat mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,

standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan

supervisi, serta pemantauan, evaluasi, pelaporan di bidang peningkatan

peran serta masyarakat.

Page 12: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

9

5. Subbagian Tata Usaha;

Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan koordinasi penyusunan

rencana, program, anggaran, pengelolaan keuangan, dan barang milik negara,

evaluasi dan pelaporan, urusan kepegawaian, tata laksana, kearsipan, tata

persuratan, serta kerumahtanggaan Direktorat.

6. Kelompok Jabatan Fungsional.

Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat di Direktorat Promosi

Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat memiliki garis koordinasi langsung

dengan Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. Berdasarkan

Peta Jabatan, Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat berada di tiap

Subdirektorat. Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat diatur dalam

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

58/KEP/M.PAN/8/2000 Tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan

Masyarakat dan Angka Kreditnya.

C. Sumber Daya

1. Sumber Daya Manusia

Pegawai di lingkungan Direaktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan

Masyarakat pada tahun 2019 berjumlah 60 orang yang terdiri dari berbagai tingkat

golongan, jabatan, dan pendidikan :

a) Jumlah pegawai berdasarkan jenis kelamin

No Uraian Perempuan Laki-Laki Jumlah

1 Eselon II - 1 1

2 Eselon III 2 2 4

3 Eselon IV 8 1 9

4 Fungsional PKM 11 4 15

5 Fungsional Umum 21 10 31

Total 42 18 60

Page 13: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

10

b) Jumlah pegawai berdasarkan pendidikan

c) Jumlah Pegawai berdasarkan golongan

No Uraian Perempuan Laki-Laki Jumlah

1 Golongan II 2 - 2

2 Golongan III 33 16 49

3 Golongan IV 11 5 16

Total 40 20 60

d) Jumlah pegawai honorer Pramubakti.

No Nama Kriteria Tugas dan Bagian

1 Fijayanti Sari, Amd Pramubakti Membersihkan dan merawat

ruang kerja dan ruang rapat

serta membantu

administrasi umum,

persuratan, dan front office

di Subag Tata Usaha

No Uraian Perempuan Laki-Laki Jumlah

1 S3 0 1 1

2 S2 25 9 34

3 S1 13 6 19

4 D3 3 2 5

5 SLTA 1 0 1

6 SLTP 0

7 SD 0

Total 42 18 60

Page 14: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

11

2 Ahmad Pramubakti Membersihkan dan Merawat

ruang kerja dan ruang rapat

serta membantu

administrasi umum

kearsipan di Bagian

Kepegawaian dan umum.

3 Galih Alestya Timur, Amd Pramubakti Membersihkan dan merawat

ruang kerja dan membantu

desain grafis di Subdit KIE

4 Achmad Bakrie, SE Pramubakti Membersihkan dan merawat

ruang kerja dan membantu

administrasi umum

pergundangan di Subag Tata

Usaha

5 Priti Syafira Tantri, S.Sn Pramubakti Membersihkan dan merawat

ruang kerja dan membantu

desain grafis di Subdit KIE

6 Asep Suwanda, Amd Pramubakti Membersihkan dan merawat

ruang kerja dan membantu

pengelola website dan

server di Subdit KIE

7 Fanny Anggraeni Kusuma,

SKM

Pramubakti Membersihkan dan merawat

ruang kerja dan peralatan

KIE serta membantu

administrasi umum di Subdit

KIE

Page 15: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

12

8 Wasri Prayogi Pramubakti Membersihkan dan Merawat

ruang kerja dan ruang rapat

serta membantu

administrasi umum di Bagian

Kepegawaian dan umum.

9 Tony Suprajetno Pramubakti Membersihkan dan Merawat

ruang kerja dan ruang rapat

serta membantu

administrasi umum

pemeliharaan kendaraan di

Subag Tata Usaha.

10 Ibrahim Pramubakti Membersihkan dan Merawat

ruang kerja dan ruang rapat

serta membantu

administrasi umum di Bagian

Kepegawaian dan umum.

11 Nurul Azizah Pramubakti Membersihkan dan Merawat

ruang kerja dan ruang rapat

serta membantu

administrasi umum di Bagian

Kepegawaian dan umum.

12 Samsul Alam Pramubakti Membersihkan dan Merawat

ruang kerja dan ruang rapat

serta membantu

administrasi umum di Bagian

Kepegawaian dan umum.

13 Saidah Pramubakti Membersihkan dan Merawat

ruang kerja dan ruang rapat

Page 16: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

13

serta membantu

administrasi umum di Bagian

Kepegawaian dan umum.

14 Aldi Ahmad Hakiki Pramubakti Membersihkan dan merawat

ruang kerja serta membantu

administrasi keuangan di

Subag Tata Usaha

e) Jumlah pegawai berdasarkan status kepegawaian

No Uraian Perempuan Laki-Laki Jumlah

1 PNS 40 20 60

2 CPNS 0 0 0

3 Honorer 5 9 14

Total 45 29 47

Pada tahun 2019, terdapat 2 orang pegawai yang purnabakti, terdapat 1 orang

mutasi, dan awal tahun 2020 terdapat 1 orang pegawai yang purnabakti di

lingkungan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.

Page 17: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

14

Page 18: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

15

2. Sarana dan Prasarana

Dukungan sarana dan prasarana sangat diperlukan dalam mendukung keberhasilan

pelaksanaan tugas. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Direktorat Promosi

Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat secara keseluruhan sudah cukup

memadai meskipun masih diperlukan penambahan dan peremajaan sarana agar

lebih representatif dan sesuai dengan situasi dan kondisi lapangan yang terus

berkembang.

a. Sumber Daya Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana yang dimiliki oleh Direktorat Promosi Kesehatan &

Pemberdayaan adalah :

1. Ruangan yang terdiri dari ruang kerja dan gudang

2. Peralatan kantor antara lain Personal Unit (komputer), Laptop, LCD,

Meubeulair, jaringan LAN, dan lain sebagainya

3. Perlengkapan Multimedia mencakup peralatan studio mini, peralatan

fotografi, peralatan video, peralatan audio dan peralatan design grafis

4. Media elektronik seperti film dokumenter, spot radio, spot tv, film/sinetron

dan lain sebagainya

5. Media Cetak berupa poster, lembar balik, permainan edukatif, leaflet, buku-

buku

6. Media Online Direktorat Promosi Kesehatan & Pemberdayaan diantaranya

official website, twitter, facebook, instagram

7. Perlengkapan Pameran

8. Kendaraan operasional roda 4, kendaraan operasional roda 2, kendaraan

khusus pameran dan kendaraan khusus promosi kesehat

Ringkasan Barang Milik Negara Per Tahun Anggaran 2019. Mutasi BMN per 31

Desember 2019 adalah sebagai berikut :

1. Saldo Awal Periode TahunanTahun Anggaran 2019

Page 19: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

16

Nilai Saldo Awal Barang Milik Negara pada Laporan Barang Kuasa Pengguna (LBKP)

Gabungan (intrakomptabel dan ekstrakomptabel) yang disajikan pada Laporan

Tahunan ini adalah sebesar Rp. 62.434.181.256,- (enam puluh dua milyar empat

ratus tiga puluh empat juta seratus delapan puluh satu ribu dua ratus lima puluh

enam rupiah), dalam Periode laporan Tahunan Tahun Anggaran 2019 terdapat

mutasi tambah sebesar Rp. 1.339.650.000,- (satu milyar tiga ratus tiga puluh

sembilan juta enam ratus lima puluh ribu rupiah) dan mutasi kurang sebesar Rp.

3.785.828.032,- (tiga milyar tujuh ratus delapan puluh lima juta delapan ratus dua

puluh delapan ribu tiga puluh dua rupiah) jadi nilai BMN gabungan

(intrakomptabel dan ekstrakomptabel) yang disajikan pada Laporan Tahunan

Tahun Anggaran 2019, sebesar Rp. 59.988.003.724,- (lima puluh sembilan milyar

sembilan ratus delapan puluh delapan juta tiga ribu tujuh ratus dua puluh empat

rupiah).

2. Ringkasan Mutasi Barang Milik Negara Tahunan Tahun Anggaran 2019

Mutasi/transaksi yang terjadi pada BMN Periode Tahunan untuk Tahun Anggaran

2019 adalah sebagai berikut :

a. Barang Persediaan

Saldo Persediaan pada Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan

Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian

Kesehatan RI Periode 31 Desember 2019 yaitu sebesar Rp. 11.291.228.298,-

(Sebelas milyar dua ratus Sembilan puluh satu juta dua ratus dua puluh

delapan ribu dua ratus Sembilan puluh delapanrupiah), jumlah tersebut dapat

dirinci sebagai berikut :

Uraian Saldo (Rp)

117111 Barang Konsumsi 11.050.715.498

117128 Barang persediaan lainnya utk di

jual/Diserahkan ke Masyarakat

240.512.800

JUMLAH 11.291.228.298

Page 20: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

17

Barang persediaan lainnya untuk di jual/Diserahkan ke Masyarakat berupa

Dacin dan Sarung yang masih tercatat di Neraca sebanyak 724 unit dengan

nilai sebesar 240.512.800,- (dua ratus empat puluh juta lima ratus dua belas

ribu delapan ratus rupiah) sedangkan menurut Opname Fisik sebanyak 465

Unit dengan nilai sebesar Rp. 154.473.000,- (seratus lima puluh empat juta

empat ratus tujuh puluh tiga ribu rupiah), terdapat selisih sebanyak 259 unit

dengan nilai sebesar Rp. 86.039.800,- (delapan puluh enam juta tiga puluh

sembilan juta delapan ratus rupiah) telah diserahkan ke Masyarakat/Daerah.

Jumlah 259 unit dacin tersebut telah di distribusikan dan belum dilakukan

proses hibahnya, sehingga belum bisa bisa dikeluarkan dari pencatatan

aplikasi persediaan.Total nilai barang persediaan yang dalam kondisi rusak

dan usang sebesar Rp.0 (nihil).

b. Peralatan dan Mesin

Saldo Peralatan dan Mesin pada Laporan Tahunan Tahun Anggaran 2019

Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat adalah sebesar Rp.

31.869.351.717,- (Tiga puluh satu milyar delapan ratus enam puluh sembilan juta

tiga ratus lima puluh satu ribu tujuh ratus tujuh belas rupiah), dari jumlah tersebut

terdapat mutasi penambahan sebesar Rp. 1.006.910.100,- (satu milyar enam juta

sembilan ratus sepuluh ribu seratus rupiah) dari pembelian dan terdapat mutasi

pengurangan sebesar Rp. 3.599.906.032,- (tiga milyar lima ratus sembilan puluh

sembilan juta sembilan ratus enam ribu tiga puluh dua rupiah) menjadi aset tetap

yang tidak di gunakan karena kondisi rusak berat dari saldo awal per 1 Januari 2019

sebesar Rp. 27.935.353.607,- (dua puluh tujuh milyar Sembilan ratus tiga puluh

lima juta tiga ratus lima puluh tiga ribu enam ratus tujuh rupiah) dengan Rincian

Peralatan dan Mesin per bidang barang adalah sebagai berikut :

1) Alat Angkutan (3.02)

Saldo nilai Alat Angkut pada Laporan Tahunan Tahun Anggaran 2019 pada Satuan

Kerja Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat periode 31

Desember 2019 sebesar Rp 15.923.871.076,- (lima belas milyar sembilan ratus

dua puluh tiga juta delapan ratus tujuh puluh satu ribu tujuh puluh enam rupiah).

Page 21: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

18

Jumlah tersebut terdapat mutasi pengurangan 6 unit dari saldo awal per 1 Januari

2019 dengan semula jumlah barang 68 unit, nilai sebesar Rp 17.877.313.076,-

(tujuh belas milyar delapan ratus tujuh puluh tujuh juta tiga ratus tiga belas ribu

tujuh puluh enam rupiah). Untuk Alat Angkutan terdapat mutasi kurang sebesar

Rp. 1.953.442.000,- (satu milyar sembilan ratus lima puluh tiga juta empat ratus

empat puluh dua ribu rupiah) dan untuk mutasi tambah sebesar Rp. 0 (nol rupiah).

Saldo Alat Angkut :

Uraian Jenis Transaksi Jumlah

(Rp)

Saldo Per 1 Januari 2019 17.877.313.076,-

Uraian Jenis Transaksi Jumlah

(Rp)

Saldo Per 31 Desember 2019 15.923.871.076,-

2). Alat Kantor dan Rumah Tangga (3.05)

Saldo Alat Kantor dan Rumah Tangga pada Laporan Tahunan Tahun Anggaran

2019 Satuan kerja Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan

Masyarakat Per 31 Desember 2019 sejumlah 1.084 unit dengan nilai sebesar

Rp 8.052.046.293,- (Delapan milyar lima puluh dua juta empat puluh enam

ribu dua ratus sembilan puluh tiga rupiah). Jumlah tersebut terdapat mutasi

tambah sejumlah 21 unit dengan nilai Rp. 426.626.300,- (empat ratus dua

puluh enam juta enam ratus dua puluh enam ribu tiga ratus rupiah) dan mutasi

kurang sejumlah 313 unit dengan nilai sebesar Rp. 1.163.637.682,-(satu milyar

seratus enam puluh tiga juta enam ratus dua puluh enam ribu tiga ratus rupiah)

dari saldo awal per 01 Januari 2019 sebesar Rp 8.789.057.675,- (Delapan milyar

Page 22: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

19

tujuh ratus delapan puluh sembilan juta lima puluh tujuh ribu enam ratus tujuh

puluh lima rupiah) sebanyak 1.376 unit.

3). Alat Studio dan Alat Komunikasi (3.06)

Saldo Alat Studio dan Alat Komunikasi pada Laporan Tahunan Tahun Anggaran

2019 Satuan kerja Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan

Masyarakat per 31 Desember 2019 sejumlah 296 unit dengan nilai sebesar Rp

2.373.769.475,- (Dua milyar tiga ratus tujuh puluh tiga juta tujuh ratus enam

puluh sembilan ribu empat ratus tujuh puluh lima rupiah). Sejumlah 314 unit

merupakan dari Saldo awal per 1 Januari 2019 sebesar Rp 2.507.523.275,- (Dua

milyar lima ratus tujuh juta lima ratus dua puluh tiga ribu dua ratus tujuh puluh

lima rupiah), dengan mutasi tambah sejumlah 3 unit dengan nilai sebesar Rp.

60.933.000,- (enam puluh juta sembilan ratus tiga puluh tiga ribu rupiah) dan

terdapat mutasi kurang sebanyak 21 unit dengan nilai sebesar Rp.

194.686.800,- (seratus sembilan puluh empat juta enam ratus delapan puluh

enam ribu delapan ratus rupiah).

4). Alat Kedokteran dan Kesehatan Umum (3.07)

Saldo Alat Kedokteran dan Kesehatan umum pada Laporan Tahunan Tahun

Anggaran 2019 Satuan kerja Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan

Masyarakat per 31 Desember 2019 sejumlah 26 unit dengan nilai sebesar

Rp14.790.000,- (empat belas juta tujuh ratus sembilan puluh ribu rupiah).

Sejumlah 26 Unit merupakan saldo awal per 1 Januari 2019 dengan nilai

sebesar Rp14.790.000,- (empat belas juta tujuh ratus sembilan puluh ribu

rupiah) mutasi tambah sebesar Rp. 0 (nol rupiah) dan mutasi kurang sebesar

Rp. 0 (nol rupiah)

5). Unit Alat Laboratorium (3.08)

Saldo Alat Laboratorium pada Laporan Tahunan Tahun Anggaran 2019 Satuan

kerja Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat per 31

Desember 2019, sejumlah 6 unit dengan nilai sebesar Rp. 26.264.000,- (dua

puluh enam juta dua ratus enam puluh empat ribu rupiah), Sejumlah 6 unit

Page 23: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

20

merupakan saldo awal per 1 Januari 2019, sebesar Rp. 26.264.000,- (dua puluh

enam juta dua ratus enam puluh empat ribu rupiah), terdapat mutasi tambah

sejumlah 0 unit sebesar Rp. 0,- (nol rupiah) dan mutasi kurang sejumlah 0 unit

dengan nilai sebesar Rp. 0,- (nol rupiah).

6). Alat Khusus Lainnya (3.09)

Saldo Alat Khusus Lainnya pada Laporan Tahunan Tahun Anggaran 2019

Satuan kerja Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

per 31 Desember 2019, sejumlah 19 unit dengan nilai sebesar Rp 188.931.500,-

(seratus delapan puluh delapan juta sembilan ratus tiga puluh satu ribu lima

ratus rupiah). Untuk saldo awal per 1 Januari 2019 sebesar Rp 141.762.500,-

(Seratus empat puluh satu juta tujuh ratus enam puluh dua ribu lima ratus

rupiah), mutasi tambah sejunlah 2 unit dengan nilai sebesar Rp. 47.169.000

(empat puluh tujuh juta seratus enam puluh sembilan ribu rupiah) dan mutasi

kurang sebesar Rp. 0 ( nol rupiah).

7). Komputer dan Peralatan (3.10)

Saldo untuk Komputer dan Peralatan pada Laporan Tahunan Tahun Anggaran

2019 Satuan kerja Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan

Masyarakat per 31 Desember 2019 sejumlah 510 unit dengan nilai sebesar Rp

5.205.873.793,- (Lima milyar dua ratus lima juta delapan ratus tujuh puluh tiga

ribu tujuh ratus Sembilan puluh tiga rupiah). Jumlah 484 unit merupakan saldo

awal 1 Januari 2019 dengan nilai sebesar Rp 5.056.563.343,- (lima milyar lima

puluh enam juta lima ratus enam puluh tiga ribu tiga ratus empat puluh tiga

rupiah), dengan mutasi tambah sejumlah 36 unit sebesar Rp. 440.120.000,-

(empat ratus empat puluh juta serratus dua puluh ribu rupiah) dan mutasi

kurang sejumlah 10 unit dengan nilai sebesar Rp. 290.779.550,- (dua ratus

Sembilan puluh juta tujuh ratus tujuh puluh Sembilan ribu lima ratus lima puluh

rupiah).

Page 24: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

21

8). Alat Peraga (3.16)

Saldo Alat Peraga berupa miniatur (contoh NAPZA) pada Laporan Tahunan

Tahun Anggaran 2019 Satuan kerja Direktorat Promosi Kesehatan dan

Pemberdayaan Masyarakat per 31 Desember 2019, sejumlah 2 unit dengan

nilai sebesar Rp 30.953.780,- (Tiga puluh juta sembilan ratus lima puluh tiga

ribu tujuh ratus delapan puluh rupiah). Jumlah tersebut merupakan saldo awal

per 1 Januari 2019 sebesar Rp 30.953.780,- (tiga puluh juta sembilan ratus lima

puluh tiga ribu tujuh ratus delapan puluh rupiah), mutasi tambah sebesar Rp.

0 (nol rupiah) dan mutasi kurang sebesar Rp. 0 (nol rupiah).

9). Peralatan Olah raga (3.19)

Saldo Peralatan Olah raga pada Laporan Tahunan Tahun Anggaran 2019 Satuan

kerja Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat per 31

Desember 2019, sejumlah 1 unit dengan nilai sebesar Rp7.200.000,- (tujuh juta

dua ratus ribu rupiah). Jumlah tersebut merupakan saldo awal per 1 Januari

2019 sebesar Rp 7.200.000,-(tujuh juta dua ratus ribu rupiah), mutasi tambah

sebesar Rp. 0 (nol rupiah) dan mutasi kurang sebesar Rp. 0 (nol rupiah).

c. Aset Tetap Lainnya

Saldo Aset Tetap Lainnya pada Laporan Tahunan Tahun Anggaran 2019 di Satuan

kerja Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat sebesar Rp

10.500.000,- (Sepuluh juta lima ratus ribu rupiah), jumlah tersebut mengalami

perubahan mutasi pengurangan sebesar Rp. 0,- (nol rupiah), dari saldo awal per 1

Januari 2019 sebesar Rp 10. 500.000,- (sepuluh juta lima ratus ribu rupiah), rincian

untuk Aset Tetap Lainnya per bidang barang adalah sebagai berikut :

1). Bahan Perpustakaan (6.01)

Saldo Bahan Perpustakaan pada Laporan Tahunan Tahun Anggaran 2019 pada

Satuan Kerja Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

per 31 Desember 2019, sebesar Rp. 0 (nol rupiah), mutasi pengurangan sebesar

Rp. 0,- (nol rupiah).

Page 25: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

22

2). Barang Bercorak Kesenian/Kebudayaan (6.2)

Saldo Barang Bercorak Kesenian/Kebudayaan pada Laporan Tahunan Tahun

Anggaran 2019 Satuan kerja Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan

Masyarakat per 31 Desember 2019, sejumlah 1 unit dengan nilai sebesar

Rp10.500.000,- (Sepuluh juta lima ratus ribu rupiah). Jumlah tersebut

merupakan saldo awal per 1 Januari 2019 sebesar Rp. 10.500.000,- (Sepuluh

juta lima ratus ribu rupiah), untuk mutasi tambah sebesar Rp. 0 (nol rupiah)

dan mutasi kurang sebesar Rp. 0 (nol rupiah).

d. Aset Tetap Yang Tidak Digunakan

Saldo Aset Tetap Yang Tidak Digunakan pada Laporan Tahuanan Tahun Anggaran

2019 Satuan kerja Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

periode 31 Desember 2019, adalah sebesar Rp 28.080.587.007,- (Dua puluh elapan

milyar delapan puluh juta lima ratus delapan puluh tujuh ribu tujuh rupiah), jumlah

tersebut mengalami mutasi penambahan dari saldo awal per 1 Januari 2019

dengan nilai Rp 27.935.353.607,- (Dua puluh tujuh milyar Sembilan ratus iga puluh

lima juta tiga ratus lima puluh tiga ribu enam ratus tujuh rupiah), untuk mutasi

tambah sebesar Rp. 156.075.000,- (serratus lima puluh enam juta tujuh puluh lima

ribu rupiah) yang berasal dari aset Peralatan dan Mesin dan mutasi kurang sebesar

Rp. 10.841.600,- (sepuluh juta delapan ratus empat puluh satu ribu enam ratus

rupiah).

e. Aset Tak Berwujud

Saldo Aset Tak Berwujud pada Laporan Tahunan Tahun Anggaran 2019 Satuan

kerja Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat per 31

Desember 2019, adalah sebesar Rp. 21.208.381.288,- (dua puluh satu milyar dua

ratus delapan juta tiga ratus delapan puluh satu ribu dua ratus delapan puluh

delapan rupiah), jumlah tersebut mengalami mutasi penambahan dari

Pembelian/Produksi sebesar Rp. 1.768.745.000,- (satu milyar tujuh ratus enam

puluh delapan juta tujuh ratus empat puluh lima ribu rupiah) dari saldo awal per 1

Januari 2019 dengan nilai sebesar Rp. 19.439.636.288,- (Sembilan belas milyar

Page 26: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

23

empat ratus tiga puluh Sembilan juta enam ratus tiga puluh enam ribu dua ratus

delapan puluh delapan rupiah), Aset Tak Berwujud tersebut berupa Hak Cipta,

Software dan Aset Tak Berwujud Lainnya.

3. Alokasi Anggaran

Dalam upaya menjalankan tugas dan fungsinya, Direktorat Promosi Kesehatan dan

Pemberdayaan Masyarakat didukung dengan anggaran sebesar Rp.

182.496.707.000,- yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan promosi

kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Anggaran ini bersumber dari APBN murni

sebesar Rp. 142.842.265.823,- Pendanaan tahun 2019, secara kuantitas mencukupi

untuk mendukung terselenggaranya kegiatan dalam mencapai sasaran kinerja

Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.

Page 27: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

24

BAB II

TUJUAN DAN SASARAN KERJA

A. Dasar hukum:

Dalam pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan

berlandaskan kepada :

1. UU No. 17 tahun 2007 tentang RPJPN tahun 2005-2025

2. UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

3. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

4. UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan tentang

pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan

5. UU No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan

6. Peraturan Pemerintah No. 47 tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan Perseroan Terbatas

7. Peraturan Presiden RI No. 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional

8. Peraturan Presiden RI No. 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional tahun 2015-2019

9. Peraturan Presiden RI No. 45 tahun 2016 tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP)

tahun 2018.

10. Permenkes No. 65 tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan dan Pembinaan

Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan

11. Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas

12. Permenkes nomor 72 tahun 2014 tentang pembinaan jabatan fungsional dilingkungan

kementerian kesehatan

13. Permenkes No 74 tahun 2015 tentang Peningkatan Kesehatan dan Pencegahan

Penyakit

14. Permenkes No. 64 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Kesehatan

Page 28: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

25

15. Permenkes No. 39 tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia

Sehat dengan Pendekatan Keluarga

16. Permenkes No. 43 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan

17. Instruksi Presiden No. 1 tahun 2018 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

18. Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 140.05/292 Tahun 2011 tentang Kelompok Kerja

Operasional (Pokjanal) Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

19. Kepmenkes Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis

Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019.

20. Surat Keputusan Bersama 4 Menteri (Kemenkes, Kemendiknas, Kemenag, dan

Kemendagri) tentang Usaha Kesehatan Sekolah.

B. Tujuan, Sasaran dan Indikator

Tujuan

Tujuan Promosi Kesehatan adalah Meningkatkan Perilaku Sehat dan Peran Serta Individu,

Keluarga, Masyarakat dalam setiap gerakan kesehatan masyarakat melalui upaya promosi

kesehatan yang terintegrasi secara lintas program, sektor, swasta, dan masyarakat.

Sasaran

Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Direktorat Promosi Kesehatan

dan Pemberdayaan Masyarakat dalam rumusan yang spesifik, terukur dalam kurun waktu

satu tahun. Untuk meningkatkan penyelenggaraan pemberdayaan dan promosi kesehatan

kepada masyarakat, Direktorat Promosi Kesehatan dan pemberdayaan Masyarakat

menetapkan sasaran yaitu:

1. Meningkatnya upaya advokasi untuk mendorong regulasi sektoral yang mendukung

pembangunan kesehatan

2. Meningkatnya jumlah mitra/jejaring kerja dengan sektoral

3. Meningkatnya pemberdayaan masyarakat melalui upaya kesehatan bersumberdaya

masyarakat (UKBM)

Page 29: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

26

4. Meningkatnya KIE kesehatan melalui berbagai saluran komunikasi

5. Meningkatnya pembiayaan kesehatan melalui berbagi sumber dana

6. Terpenuhinya dan meningkatnya kualitas SDM Promosi Kesehatan dan

7. Terpenuhinya standar sarana dan prasarana promosi kesehatan di daerah

Indikator

Berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2019 yang ditandatangani oleh Direktur Promosi

Kesehatan dan Pemberdayaan kegiatan (dokumen terlampir) indikator kinerja Promosi

Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat adalah:

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET 2019

1 Meningkatnya pelaksanaan

pemberdayaan dan

promosi kesehatan kepada

masyarakat

1. Persentase Kab/Kota yang memiliki Kebijakan PHBS

80%

2. Persentase desa yang

memanfaatkan dana desa

10% untuk UKBM

50%

3. Jumlah dunia usaha yang

memanfaatkan CSR-nya

untuk program kesehatan

20

4. Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya untuk mendukung kesehatan

15

Definisi operasional Indikator Kinerja Direktorat Promosi Kesehatan & Pemberdayaan

a. Persentase Kab/Kota yang memiliki Kebijakan PHBS

Merupakan Jumlah Kabupaten/Kota yang membuat kebijakan yang mendukung PHBS

minimal 1 kebijakan baru per tahun

b. Persentase desa yang memanfaatkan dana desa 10% untuk UKBM

Page 30: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

27

Merupakan Jumlah Desa yang memanfaatkan dana desa minimal 10 persen untuk

Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

c. Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR-nya untuk program kesehatan

Merupakan Jumlah Dunia Usaha yang melakukan kerja sama (MOU) dengan

Kementerian Kesehatan dalam mendukung program kesehatan

d. Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya untuk

mendukung kesehatan

Merupakan Jumlah organisasi kemasyarakatan yang melakukan kerja sama (MOU)

dengan Kementerian Kesehatan dalam mendukung program kesehatan

Page 31: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

28

BAB III

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

A. Arah Kebijakan

Dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 telah dijelaskan bahwa arah kebijakan

pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat adalah:

1. Akselerasi pemenuhan akses pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja dan lanjut usia yang

berkualitas;

2. Mempercepat perbaikan gizi masyarakat;

3. Meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan;

4. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas;

5. Meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan;

6. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas;

7. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas;

8. Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, dan kualitas farmasi dan alat

kesehatan;

9. Meningkatkan pengawasan obat dan makanan;

10. Meningkatkan ketersediaan, penyebaran dan mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan;

11. Meningkatkan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat;

12. Menguatkan manajemen, penelitian pengembangan dan sistem informasi;

13. Memantapkan pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional Bidang Kesehatan; dan

14. Mengembangkan dan meningkatkan efektifitas pembiayaan kesehatan.

Mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2018 yang merupakan penjabaran tahun

ketiga pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019,

salah satu arah kebijakan Pembangunan Kesehatan adalah meningkatkan Promosi Kesehatan

dan Pemberdayaan Masyarakat. Salah satu Program Prioritas Nasional Bidang Kesehatan

tahun 2018 adalah Penguatan Promotif dan Preventif “Gerakan Masyarakat Hidup Sehat”.

Page 32: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

29

Program Nasional Gerakan Masyarakat Hidup sehat melibatkan seluruh komponen bangsa

seperti pemeritah, swasta, akademisi, LSM dan sektor-sektor lainnya agar dapat berperan

dalam pembangunan kesehatan dengan menekankan pada upaya promotif dan preventif.

Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat bertujuan antara lain 1) Menurunkan beban

penyakit menular dan penyakit tidak menular, baik kematian maupun kecacatan; 2)

Menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas penduduk; 3) Menurunkan beban

pembiayaan pelayanan kesehatan karena menigkatnya penyakit dan pengeluaran kesehatan

serta 4) Penguatan system kesehatan; Pendekatan siklus hidup; Jaminan kesehatan nasional

(JKN) dan berfokus pada pemerataan layanan. Hal ini menunjukkan bahwa arah kebijakan

pembangunan kesehatan lebih mengedepankan upaya promotif dan preventif, tanpa

mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitative.

Dalam rangka mempercepat dan mensinergikan tindakan dari upaya promotif dan preventif

dan untuk mewujudkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, maka Presiden mengeluarkan

Instruksi Presiden No. 1 tahun 2018 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (terlampir),

dengan menginstruksikan para Menteri, Kepala Lembaga Pemerintah non Kementerian,

Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dan Gubernur dan Bupati

Walikota untuk menetapkan kebijakan dan mengambil langkah-langkah tugas, fungsi, dan

kewenangan masing-masing untuk mewujudkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.

B. Strategi Promosi Kesehatan

Berdasarkan arah kebijakan pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat dalam RPJMN

2015-2019 tersebut, salah satu yang menjadi fokus Kementerian Kesehatan dalam kaitannya

dengan tugas promkes adalah Meningkatkan promosi kesehatan dan pemberdayaan

masyarakat. Dalam konteks ini, maka perlu disusun/ditetapkan strategi utama dalam

pencapaian arah kebijakan tersebut. Sesuai dengan Permenkes 74 Tahun 2016 tentang Upaya

Peningkatan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit, strategi Promosi Kesehatan adalah

• Pemberdayaan Masyarakat

Page 33: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

30

Pemberdayaan masyarakat adalah proses untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran

dan kemampuan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya kesehatan yang

dilaksanakan dengan cara fasilitasi proses pemecahan masalah melalui pendekatan

edukatif dan partisipatif serta memperhatikan kebutuhan potensi dan sosial budaya

setempat. Penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui tahapan

pengenalan kondisi wilayah, survey mawas diri, musyawarah masyarakat, perencanaan

partisipatif, pelaksanaan kegiatan dan pembinaan kelestarian.

• Advokasi

Dilakukan kepada para penentu kebijakan dan pemangku kepentingan guna mendapatkan

dukungan dalam bentu kebijakan dan sumber daya yang diperlukan.

• Kemitraan

Dilakukan untuk mendukung pemberdayaan masyarakat dan advokasi dalam rangka

memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilaksanakan dengan prinsip kesamaan

kepentingan, kejelasan tujuan, kesetaraan kedudukan, dan transparansi di bidang kesehatan.

Serta didukung dengan metode dan media yang tepat, data dan informasi yang valid/akurat

serta sumber daya yang optimal termasuk sumber daya manusia yang professional

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Kesehatan, Kementerian Kesehatan mempunyai tugas menyelenggarakan

urusan pemerinyah bidang kesehatan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan

pemerintahan Negara. Dalam melaksanakan tugasnya, Kementerian Kesehatan

menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan masyarakat,

pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan, dan kefarmasian dan alat

kesehatan;

b. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada

seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Kesehatan;

c. pengelolaan barang milik negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Kesehatan;

d. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan;

Page 34: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

31

e. pelaksanaan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia di bidang

kesehatan serta pengelolaan tenaga kesehatan;

f. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian

Kesehatan di daerah;

g. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Kesehatan; dan

h. pelaksanaan dukungan substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan

Kementerian Kesehatan.

Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat merupakan salah satu unit

kerja yang berada dibawah Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat yang mempunyai

tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,

prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan,

evaluasi, dan pelaporan di bidang promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat terdiri atas:

a. Subdirektorat Komunikasi, Informasi, dan Edukasi Kesehatan

b. Subdirektorat Advokasi dan Kemitraan

c. Subdirektorat Potensi Sumber Daya Promosi Kesehatan

d. Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat

e. Subbagian Tata Usaha dan

f. Kelompok Jabatan Fungsional

Upaya yang dilakukan oleh Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

dalam mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan sebagai berikut:

1. Sub Direktorat Komunikasi, Informasi, dan Edukasi

a) Terkait Strategi Komunikasi, Edukasi, dan Informasi Kesehatan

1) Penyusunan Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis Gerakan Masyarakat Hidup

Sehat

2) Penyusunan Strategi Komunikasi Program Prioritas (stunting)

3) Produksi Media KIE kesehatan

Page 35: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

32

4) Pengembangan Media Promotif dan Preventif

5) Produksi Video Grafis

6) Pemilihan Maskot dan Komik Germas

b) Terkait Penyebarluasan Informasi Kesehatan

1) Penyebarluasan Informasi melalui Media Luar Ruang di tempat umum

2) Penyebarluasan Informasi melalui Media Sosial

3) Penggandaan Media Promotif dan Preventif

4) Penyebarluasan Informasi melalui Media Elektronik

5) Pengelolaan Web, Media Online Promosi Kesehatan

2. Sub Direktorat Advokasi dan Kemitraan

a) Terkait Advokasi

1) Menyiapkan bahan advokasi kesehatan.

2) Melaksanakan advokasi kesehatan.

3) Melakukan pembinaan dan supervisi teknis kegiatan advokasi di daerah.

b) Terkait Kemitraan

1) Menyiapakan bahan, konsep, dan program kemitraan.

2) Melakukan kemitraan dengan mitra dunia usaha potensial.

3) Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap program kemitraan yang sedang

dilaksanakan

4) Melakukan pembinaan dan supervisi teknis kegiatan kemitraan di daerah.

3. Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat

a) Terkait Pengorganisasian Masyarakat

1) Menyiapkan NSPK, bahan, konsep dan program pemberdayaan masyarakat,

posyandu dan UKBM lainnya

2) Melaksanakan pemberdayaan masyarakat

Page 36: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

33

3) Melakukan penguatan posyandu melalui peningkatan kapasitas Pembina dan

pengelola/pelaksana posyandu

4) Pembentukan dan pembinaan terhadap Pokjanal/Forum Perduli Kesehatan

5) Pemantauan dan evaluasi terhadap kegiatan pemberdayaan masyarakat,

posyandu dan UKBM lainnya

6) Melakukan pembinaan dan supervisi teknis kegiatan posyandu dan UKBM lainnya

b) Terkait Peningkatan Peran Serta Masyarakat

1) Melaksanakan penyiapan bahan pembinaan peningkatan peran serta masyarakat

2) Menyiapakan bahan dan program kerjasama dengan organisasi kemasyarakatan.

3) Mendorong kerjasama program kesehatan dengan organisasi kemasyarakatan.

4) Melakukan bimbingan, pemantauan, dan evaluasi terhadap pelaksanaan program

kesehatan yang dilakukan oleh organisasi kemasyarakatan.

4. Subdirektorat Potensi Sumber Daya Promosi Kesehatan

a) Terkait Penggerak Promosi Kesehatan

1) Menyusun NSPK terkait tanaga Promosi Kesehatan

2) Melakukan pembinaan tenaga Promosi Kesehatan di pusat dan daerah

3) Menilai angka kredit Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat

b) Tekait Sarana dan Prasarana

1) Menyusun NSPK terkait PHBS di berbagai tatanan

2) Melakukan pemetaan kondisi dan kebutuhan sarana prasarana dan SDM promosi

kesehatan.

3) Mengevaluasi pelaksanaan pembinaan Rumah Tangga ber-PHBS tingkat nasional.

5. Sub Bagian Tata Usaha :

a) Terkait Kepegawaian dan Rumah Tangga

1) Mengupdate dan mengarsipkan dokumen kepegawaian Direktorat Promosi

Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Page 37: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

34

2) Menyiapkan bahan usulan gaji dan tunjangan kinerja berdasarkan pedoman dan

peraturan yang berlaku.

3) Melakukan penyiapan urusan kerumahtanggan sesuai peraturan dan

perundangan yang berlaku agar terciptanya penyelenggaraan administrasi

pemerintah yang tertib dan berwibawa

4) Melakukan penyiapan bahan tata persuratan dan kerasipan sesuai peraturan dan

perundang-undangan yang berlaku.

b) Terkait Keuangan dan BMN

1) Menyiapkan bahan dan urusan keuangan dan pengelolaan anggaran sesuai

peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

2) Menyiapkan bahan dan urusan pengelolaan aset dan BMN sesuai peraturan dan

perundang-undangan yang berlaku.

c) Terkait Perencanaan dan Evaluasi

1) Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran tahunan Direktorat Promosi

Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.

2) Menyusun menu dan melakukan suvervisi perencanaan kegiatan Dekonsentrasi

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

3) Melakuan pembinanaan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan

dan pemberdayaan masyarakat.

4) Melakukan evaluasi capaian kinerja dan anggaran

C. Hambatan Dalam Pelaksanaan Strategi

Hambatan yang terjadi dalam pencapaian Indikator Kinerja Kegiatan Promosi Kesehatan dan

Pemberdayaan Masyarakat

1. Persentase Kab/Kota yang memiliki Kebijakan PHBS

a. Belum semua pimpinan daerah memiliki komitmen yang sama terkait bidang

kesehatan

b. Kurangnya tenaga daerah yang terlatih di bidang advokasi kesehatan

Page 38: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

35

c.

2. Persentase desa yang memanfaatkan dana desa 10% untuk UKBM

a. Kebijakan terkait Prioritas Pemanfaatan Dana Desa yang mendukung Kesehatan

dimana setiap tahun berubah sehingga fungsi koordinasi dan sosialisasi sangat

diperlukan.

b. Kebijakan terkait Prioritas Pemanfaatan Dana Desa yang merupakan pedoman dalam

penyusunan APBDesa seringkali diterbitkan diakhir masa penyusunan APBDes.

c. Kemampuan teknis yang dimiliki Pendamping Desa, Kepala Desa dan Aparatur Desa

dalam perencanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan masih

terbatas

d. Terbatasnya akses informasi tenaga promosi kesehatan di Puskesmas terkait

perencanaan desa dan kegiatan kesehatan yang dibiayai dana desa.

e. Terbatasnya akses akan data penggunaan dana desa untuk kesehatan

f. Kesehatan belum menjadi prioritas dalam kewenangan local berskala desa

3. Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR-nya untuk program kesehatan

a. Belum semua mitra/dunia usaha mendukung program prioritas bidang kesehatan

b. Mitra/dunia usaha belum dapat melaksanakan program CSR secara mandiri

4. Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya untuk

mendukung kesehatan

Merupakan Jumlah organisasi kemasyarakatan yang melakukan kerja sama (MOU)

dengan Kementerian Kesehatan dalam mendukung program kesehatan

D. Terobosan Yang di Lakukan

1. Persentase Kab/Kota yang memiliki Kebijakan PHBS

a. Melakukan advokasi kepada kepala daerah yang masih kurang komitmennya dalam

mendukung bidang kesehatan

b. Melakukan pendampingan ke daerah

2. Persentase desa yang memanfaatkan dana desa 10% untuk UKBM

Page 39: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

36

a. Melakukan koordinasi secara intensif dengan instansi terkait

b. Dibuatnya buku Pedoman Penggunaan Dana Desa

c.

3. Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR-nya untuk program kesehatan

a. Melakukan pendampingan dalam program csr yang dilakukan oleh mitra/dunia usaha.

b. Perlu koordinasi dengan unit eselon 2 terkait untuk pengembangan program

kemitraan.

4. Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya untuk

mendukung kesehatan

Merupakan Jumlah organisasi kemasyarakatan yang melakukan kerja sama (MOU)

dengan Kementerian Kesehatan dalam mendukung program kesehatan

Page 40: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

37

BAB IV

HASIL KERJA

A. PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN

Dalam pencapaian tujuan dan sasaran Kegiatan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan

Masyarakat dengan tidak terlepas dari tugas pokok dan fungsi dari Direktorat Promosi

Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, upaya yang dilakukan sebagai berikut:

I. Sub Direktorat Pemberdayaan Masyarakat

1. Model Intervensi Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan

• Input

Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat mengembangkan

Model intervensi Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan bekerjasama dengan

Pusat Perilaku dan Promosi Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat

dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada. Model intervensi dikembangkan dengan

tujuan menguatkan sistem organisasi struktural posyandu yang melibatkan perangkat

desa dan menjadikan posyandu sebagai layanan kesehatan yang mudah diakses oleh

masyarakat. Lokus penerapan model intervensi pemberdayaan masyarakat bidang

kesehatan adalah Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta. Waktu

pelaksanaan dari bulan Oktober hingga Desember 2019 dengan anggaran sebesar Rp.

447.982.653,0 Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangkaian pengembangan model

intervensi pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan yaitu:

a) Koodinasi dengan Pemda dalam menyepakati sasaran posyandu, program dan

jadwal pelaksanaan

Page 41: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

38

b) Persiapan awal berupa kunjungan ke puskesmas dan kantor kepala desa sasaran

model untuk menysosialisasikan rencana program, wawancara dan observasi

untuk melihat permasalahan posyandu dan potensi solusi

c) Workshop pengembangan jejaringan dalam upaya penguatan posyandu di

Kabupaten Bantul dan Kulonprogro dilakukan selama 1 hari dengan peserta para

akademisi, LSM dan Dinas Kesehatan.

d) Diskusi kelompok terarah di masing-masing lokus dengan peserta kader

pembangunan manusia, petugas puskesmas, TP PKK serta kader dari masing-

masing posyandu dilaksanakan selama 2 hari

e) Workshop Pengembangan Posyandu dan Evaluasi Pelaksanaan Posyandu peserta

terdiri dari kader posyandu, kader pembangunan manusia, perwakilan

puskesmas, Kepala Desa dan kader pembanguan masyarakat dilakukan selama 1

hari

f) Workshop penguatan sistem pelaporan dan pemantauan posyandu dengan

‘SiCakep” dilaksanakan selama 1 hari dengan peserta kader posyandu, kader

pembangunan manusia, perwakilan puskesmas, Kepala Desa dan kader

pembanguan masyarakat

Page 42: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

39

g) Pendampingan lapangan untuk pengawasan posyandu yang dilakukan antara lain

praktik implementasi pengunaan aplikasi SICAKEP, evaluasi hasil pengukuran,

evaluasi konseling, evaluasi SOP dan diskusi mengenai kendala dan kesulitan

pelayanan posyandu dan implementasi inovasi posyandu. Pendampingan

lapangan untuk pengawasan dilakukan pada saat hari buka posyandu pada

posyandu sasaran.

h) Workshop pengembangan pengembangan SOP dan paket layanan posyandu

dilaksanakan selama 2 hari efektif. Peserta workshop antara lain kader posyandu,

kader pembangunan manusia, petugas puskesmas, kepala desa dan koorindator

kader dari 4 Desa sasaran serta dari Dinas Kesehatan Kabupaten dan Dinas

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di masing-masing kabupaten. Metode yang

digunakan antara lain presentasi, tanya jawab dan praktik (role play) oleh

perwakilan kader

Page 43: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

40

i) Diskusi Kelompok Terarah Evaluasi program membahas penggunakan siCakep dan

penguatan peran desa dalam posyandu melibatkan perangkat desa, kader

pembangunan manusia, petugas puskesmas,TP PKK desa, dan kader posyandu.

j) Diseminasi dan advokasi program penguatan kader posyandu merupakan paparan

hasil model intervensi pemberdayaan masyarakat yang telah dilaksanakan oleh

Universitas Gadjah Mada di Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulonprogo

dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2019 di Hotel Santika. Sasaran diseminasi

antara lain Dinas Kesehatan dan PMD semua kabupaten/ kota di D.I. Yogyakarta,

puskesmas terpilih dalam program penguatan kader posyandu di Kabupaten

Bantul dan Kulonprogo, serta perguruan tinggi dan LSM lokal yang sudah

tergabung dalam pendampingan program penguatan kader posyandu

• Output

Model Intervensi Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan di Kabupaten Bantul

dan Kabupaten Kulonprogro, Provinsi D.I. Yogyakarta

• Outcome

a. Peningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam mengenali dan

mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi;

b. Peningkatan kesadaran masyarakat melalui penggerakkan masyarakat;

c. Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat (community organization -

community development);

d. Peningkatan advokasi kepada pemangku kepentingan untuk mendukung

masyarakat memperjuangkan kepentingannya dibidang kesehatan;

e. Peningkatan kemitraan dan partisipasi lintas sektor dan pemangku kepentingan

terkait, organisasi kemasyarakatan serta swasta peduli kesehatan;

f. Peningkatan pemanfaatan potensi dan sumber daya berbasis kearifan lokal baik

dana, tenaga serta sosial budaya;

Page 44: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

41

g. Pengintegrasian antar program dan/atau kegiatan dan/atau kelembagaan

Pemberdayaan Masyarakat yang sudah ada sesuai dengan kesepakatan dan

kebutuhan masyarakat

• Benefit

a. Masyarakat mampu mengenali dan mengatasi permasalahan kesehatan yang

dihadapi;

b. Pemangku kepentingan mendukung masyarakat mengenali dan mengatasi

permasalahan kesehatan yang dihadapi

c. Adanya kemitraan dan partisipasi lintas sektor dan pemangku kepentingan terkait,

organisasi kemasyarakatan serta swasta peduli kesehatan dalam menanggulangu

permasalahan kesehatan;

d. potensi dan sumber daya berbasis kearifan lokal baik dana, tenaga serta sosial

budaya dimanfaatkan dengan optimal;

e. Integrasi antar program dan/atau kegiatan dan/atau kelembagaan Pemberdayaan

Masyarakat yang sudah ada sesuai dengan kesepakatan dan kebutuhan

masyarakat

• Impact

- Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pemberdayaan

masyarakat bidang kesehatan

- Meningkatkan peran lintas sektor dalam penyelenggaraan pemberdayaan

masyarakat bidang kesehatan.

- Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat

• Hambatan

- Tidak adanya pembagian peran dalam pengelolaan dan pebinaan pemberdayan

masyarakat bidang kesehatan

- Perangkat desa tidak peka terhadap permasalahan kesehatan

• Alternative solusi

- Memperbaiki sistem organisasi dan sistem kerja serta memperkuat peranan kader

di desa dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat

- pembagian peran antara kader, pemerintah desa, dinas terkait seperti Dinas

Kesehatan dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat, dan pihak lain seperti perguruan

tinggi dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang ada di tingkat lokal

- Perguruan tinggi dan LSM lokal di Kabupaten Kulon Progo dan Bantul sepakat dan

berkomitmen untuk dapat mendampingi secara terus menerus, di tingkat

posyandu, desa, maupun kelurahan, dalam mengembangankan pemberdayaan

masyarakat bidang kesehatan

• Dokumentasi

Page 45: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

42

2. Evaluasi Model Intervensi Kegiatan Posyandu

• Input

Page 46: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

43

Saat ini, Kementerian Kesehatan memfokuskan program pada permasalahan stunting yang dianggap perlu penanganan segera. Pencegahan stunting dengan melakukan intervensi gizi spesifik dan sensitif di seribu hari pertama kehidupan. Kegiatan dalam intervensi spesifik antara lain makanan tambahan untuk mengatasi KEK pada ibu hamil, pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil dan remaja putri, konsumsi garam beryodium, ASI eksklusif , imunisasi, CTPS, pemberian obat cacing, pemberian makanan tambahan, pemberian vitamin A, tata laksana gizi, pencegahan dan pengobatan diare. Kegiatan tersebut dilakukan di posyandu. Untuk itu perlu penguatan dan pengaktifan kembali posyandu dalam upaya pencegahan stunting dengan cara melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kegiatan posyandu setiap bulannya.

Terkait hal tersebut, Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat telah mengembangkan perangkat lunak sistem pemantauan kegiatan posyandu (SiCakep) dan diimplementasikan di 5 kabupaten yaitu Kabupaten Garut, Kabupaten Bandung, Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Banjar Baru dan Kabupaten Blora sebagai model percontohan dalam mengamati proses kegiatan posyandu yang sedang berlangsung. Selanjutnya perlu evaluasi untuk melihat efektifitas dan manfaat dari sistem tersebut. Oleh karenanya Evaluasi Model Intervensi Kegiatan Posyandu dilaksanakan sebagai acuan model di daerah. Kegiatan ini berbentuk kontraktual yang dilakukan dalam rangka penguatan dan pengaktifan kembali posyandu dalam upaya pencegahan stunting yang mendukung program prioritas Kementerian Kesehatan yaitu persentase posyandu aktif. Anggaran yang dikeluarkan untuk kegiatan ini adalah Rp.198.250.000,-.

• Output

Laporan Evaluasi Model Intervensi Kegiatan Posyandu.

• Outcome

- Si Cakep berhasil membuka komunikasi lebih baik antara tenaga kesehatan dan

kader

- umpan balik dari pelaporan

- peningkatan mutu layanan di posyandu.

• Benefit

- terjadi penghematan waktu, tenaga dan biaya untuk melakukan pelaporan

kegiatan posyandu

• Impact

- Mengevaluasi penerapan sistem pemantauan kegiatan posyandu dalam rangka

peningkatan jumlah posyandu aktif (posyandu dalam strata purnama dan

mandiri).

- Mengukur efektifitas sistem pemantauan kegiatan posyandu

- Mengukur manfaat sistem pemantauan kegiatan posyandu

Page 47: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

44

- Mengukur keberlangsungan sistem pemantauan kegiatan posyandu

• Hambatan

- Tidak ada studi kuantitatif untuk mengukur berapa banyak Posyandu yang berhasil

naik strata sebagai dampak dari intervensi ini.

- Tidak ada responden dari wilayah non-intervensi sebagai pembanding, khususnya

untuk membandingkan permasalahan pelaporan Posyandu.

• Alternative solusi

- Perlu adanya studi dampak dan studi kualitatif untuk mengukur dampak dari

intervensi

- Di evaluasi selanjutnya, terdapat responden dari wilayah non-intervensi sebagai

pembanding, khususnya untuk membandingkan permasalahan pelaporan

Posyandu

• Dokumentasi

3. Evaluasi Penggunaan Dana Desa untuk Kesehatan

• Input

Dalam meningkatkan koordinasi pembinaan, advokasi, fasilitasi, pemantauan dan

evaluasi yang terkait dengan peningkatan pemberdayaan masyarakat bidang

kesehatan melalui UKBM perlu adanya aktifasi kelembagaan/pokjanal/forum

pemberdayaan masyarakat terkait bidang kesehatan, oleh karena itu perlu

mengkoordinasikan dan melakukan pemantauan pelaksanaan peningkatan

Page 48: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

45

pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan melalui UKBM secara berkelanjutan.

Pencapaian indikator persentase desa yang memanfaatkan dana desa untuk upaya

kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) perlu diupayakan sejak awal. Untuk

itu petugas Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat di provinsi dan

kabupaten/kota serta di Puskemas harus memahami bagaimana upaya yang perlu

dilakukan agar kegiatan UKBM di desa dapat dibiayai dari dana desa. Oleh sebab itu

petugas promosi kesehatan di Dinas Kesehatan provinsi, kabupaten/kota dan

Puskesmas untuk mengawal/mendampingi aparat desa dalam menyusun

perencanaan penggunaan dana desa untuk bidang kesehatan. Direktorat Promosi

Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat menginisiasi kegiatan evaluasi dana desa.

Kegiatan ini berbentuk kontraktual (pengadaan barang/jasa sederhana) dalam rangka

pendampingan penggunaan dana desa untuk kegiatan UKBM yang mendukung

program prioritas Kementerian Kesehatan yaitu persentase posyandu aktif. Anggaran

yang dikeluarkan untuk kegiatan ini adalah Rp198.600.000,-.

• Output

Laporan Evaluasi Penggunaan Dana Desa untuk Kesehatan

• Outcome

a. Mengukur besaran penggunaan dana desa untuk bidang kesehatan

b. Mengukur manfaat dana desa untuk pembiayaan bidang kesehatan

c. Mengukur efektifitas dana desa untuk pembiayaam bidang kesehatan

• Benefit

a. Acuan bagi semua pemangku kepentingan dalam rangka penggunaan dana desa

untuk bidang kesehatan;

b. Acuan bagi pengurus dan kader posyandu dalam manfaat dana desa untuk

pembiayaan bidang kesehatan

• Impact

a. Penguatan pemberdayaan masyarakat dalam perilaku hidup bersih dan sehat.

b. Meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan individu, keluarga dan

masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya kesehatan

c. Sinergitas program pelayanan sosial dasar di posyandu

• Hambatan

a. responden dari wilayah non-intervensi sebagai pembanding, khususnya untuk

membandingkan permasalahan pelaporan Posyandu

b. Besaran Dana Desa di bidang kesehatan mencapai lebih dari 10% pada saat adanya

pembangunan infrastruktur yang berkaitan dengan UKBM seperti pembangunan

Poskesdes, pembangunan dan rehabilitasi jaringan air bersih, dan pembangunan

MCK dalam penunjang program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.

Page 49: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

46

c. program pemberdayaan masyarakat dalam kaitannya dengan UKBM yang didanai

dana desa paling besar adalah insentif kader posyandu dan pemberian makanan

tambahan. Kedua kegiatan tersebut menyerap rata-rata 68% Dana Desa di bidang

kesehatan diluar pembangunan infrastruktur.

d. Rendahnya pengalokasian Dana Desa untuk UKBM disebabkan oleh kurangnya

upaya advokasi dari tenaga kesehatan dalam pengajuan program dalam

musyawarah desa.

e. Manfaat terbesar dari dana desa di bidang kesehatan adalah semakin mudahnya

dicapai akses pelayanan kesehatan oleh masyarakat desa.

• Alternatif solusi

a. Meningkatkan peran aktif dari tenaga kesehatan di wilayah baik dari puskesmas

maupun bidan desa untuk terlibat aktif dalam perencanaan pembangunan desa

dan musyawarah desa

b. Melakukan sinergi dengan Pemerintah Desa untuk peningkatan upaya-upaya

pemberdayaan masyarakat terutama berkaitan dengan bidang kesehatan

c. Mengingat bahwa untuk pemenuhan kebutuhan desa tidak dapat dilakukan dalam

waktu singkat, terutama di bidang kesehatan, maka perlu adanya pembuatan

roadmap kesehatan desa di tiap desa yang berisikan perencanaan pembangunan

kualitas kesehatan masyarakat di desa yang dalam pelaksanaan kegiatannya

dilakukan secara bertahap per tahun dan dimasukan dalam perencanaan

pembangunan desa.

d. Mendorong kebijakan di tingkat nasional untuk menentukan minimal persentase

penganggaran Dana Desa untuk upaya peningkatan kualitas kesehatan di

masyarakat.

• Dokumentasi

Page 50: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

47

4. Pengembangan Media Kit Posyandu

• Input

Kegiatan ini berbentuk kontraktual yang dilakukan dalam rangka pengembangan media

kit posyandu yang mendukung program prioritas Kementerian Kesehatan yaitu

persentase posyandu aktif. Media Kit Posyandu terdiri dari 2 paket pengadaan. Paket I

terdiri dari buku saku pegangan kader, poster edukasi tinggi badan, pin, lembar

balik/flipchart, flyer, dan CD Prototype Media siap cetak serta tas. Sedangkan Paket II

merupakan pengembangan permainan ular tangga beserta dadunya. Masing-masing

paket digandakan sebanyak 1000 buah diperuntukan bagi posyandu terutama

posyandu di Kabupaten/Kota lokus stunting dan posyandu diluar lokus stunting serta

dibagikan kepada Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota sebagai prototipe untuk

diperbanyak. Anggaran yang dikeluarkan untuk kegiatan ini adalah Rp.398.118.750,-.

• Output

Media Kit Posyandu yang terdiri dari buku saku pegangan kader, poster edukasi tinggi

badan, pin, lembar balik/flipchart, flyer, permainan ular tangga dan CD Prototype Media

siap cetak, serta tas media.

• Outcome

- angka stunting menurun, demikian pula dengan angka kesakitan TBC serta cakupan

imunisasi meningkat

- meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat

• Benefit

- Meningkatkan pengetahuan kader terkait program yang ada di posyandu

- Tersedianya alat bantu untuk penyuluhan kesehatan bagi kader

Page 51: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

48

• Impact

- Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengaktifan Posyandu.

- Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat

- Meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan di posyandu.

• Hambatan

-

• Alternatif solusi

-

• Dokumentasi

Page 52: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

49

5. Penyusunan NSPK Rapermenkes Upaya Kesehatan di Posyandu

Page 53: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

50

• Input

Sehubungan dengan Permendagri Nomor 18 Tahun 2018 tentang Lembaga

Kemasyarakatan Desa (LKD) dan Lembaga Adat Desa (LAD) Pasal 6 yang menyebutkan

bahwa Posyandu merupakan LKD yang bertugas membantu Kepala Desa dalam

meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat desa, sampai saat ini belum ada

peraturan yang mengatur tentang upaya/pelayanan kesehatan di posyandu. Untuk itu,

Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat menginisiasi

penyusunan rancangan Permenkes tentang Upaya Kesehatan di Posyandu. Kegiatan ini

berbentuk swakelola dan dilaksanakan di Jakarta Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal

2 Agustus 2019, 9 September 2019, 8 November 2019 dan 2-3 Desember 2019.

Anggaran yang dikeluarkan untuk kegiatan ini adalah Rp.229.696.000,-.

• Output

Rancangan Rapermenkes Upaya Kesehatan di Posyandu

• Outcome

a. Meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan terutama KIA,

imunisasi, Gizi dan kesehatan lingkungan di tingkat desa/kelurahan

b. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan Posyandu.

c. Meningkatkan peran lintas sektor dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan di

Posyandu.

d. Meningkatkan dukungan kebijakan dan anggaran dalam penyelenggaraan dan

pembinaan posyandu

• Benefit

a. Acuan bagi semua pemangku kepentingan dalam rangka pembinaan teknis

kesehatan di Posyandu;

b. Acuan bagi pengurus dan kader posyandu dalam penyelenggaraan posyandu

• Impact

a. Penguatan pemberdayaan masyarakat dalam perilaku hidup bersih dan sehat.

b. Meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan individu, keluarga dan

masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya kesehatan

c. Sinergitas program pelayanan sosial dasar di posyandu

• Hambatan

a. Pengintegrasikan layanan sosial dasar di posyandu melibatkan berbagai sektor

hingga perlu adanya peraturan yang mengikat semua sektor. Namun sampai dengan

berakhirnya tahun 2019 belum ada kesepakatan bentuk peraturan yang memayungi

kebutuhan sektor.

b. Adanya kebijakan Presiden tentang simplifikasi peraturan yaitu peraturan yang biru

diarahkan agar mencabut beberapa peraturan yang lama (min. 3)

Page 54: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

51

• Alternatif solusi

a. Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat tetap akan

menyusun rapermenkes tentang upaya kesehatan di posyandu, jika nantinya akan

dibentuk peraturan yang lebih tinggi maka rapermenkes yang sudag disusun akan

menjadi lampiran

b. upaya kesehatan di posyandu belum diatur dalam regulasi manapun hingga tetap

dapat disusun tanpa harus menghapus regulasi lain

• Dokumentasi

6. Penyusunan Materi Orientasi Penguatan Posyandu dengan Pemberdayaan Masyarakat

dalam Pencegahan Stunting

• Input

Capaian posyandu aktif di tahun 2018 mencapai 61,12% dari 291,872. Cakupan yang

masih kurang baik dikarenakan pula karena kurangnya kapasitas kader dalam

pengelolaan Posyandu serta pembinaan posyandu oleh pokja/pokjanal. Kader

posyandu yang terlatih hanya 2—3 orang per posyandu. Berdasarkan temuan tim

akreditasi Puskesmas kemampuan/ketrampilan Petugas Puskesmas masih kurang,

selain itu Pembinaan Posyandu masih dirasa kurang pula disebabkan oleh tebatasnya

Page 55: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

52

petugas puskesmas dan tidak aktifnya pokja/pokjanal. Kenyataan dilapangan Survey

Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa (SMD) tidak berjalan semestinya.

Karena hal tersebut, Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

melaksanakan peningkatan kapasitas berupa lokakarya dan orientasi penguatan

posyandu dalam pemberdayaan masyarakat untuk pencegahan stunting bagi kader,

petugas puskesmas, aparat desa dan pembina posyandu. Untuk bahan ajar maka

disusun materi untuk Lokakarya dan Orientasi tersebut. Kegiatan Penyusunan Materi

bahan ajar Lokakarya dan Orientasi Penguatan posyandu dalam pemberdayaan

masyarakat untuk pencegahan stunting dilaksanakan di Jakarta pada bulan Maret

sampai dengan bulan Mei 2019 dan dengan metode berbentuk swakelola dengan nilai

realisasi sebesar Rp.124.235.000,-

• Output

Panduan Lokakarya kader posyandu dan panduan Orientasi kader posyandu

• Outcome

Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan kader, aparat desa/kelurahan dan

petugas kesehatan dalam melaksanakan SMD dan MMD terutama dalam pencegahan

dan penanggulangan stunting di desa

• Benefit

- Memperoleh bahan ajar untuk Lokakarya dan Orientasi penguatan posyandu

dalam pencegahan stunting

- Memperoleh referensi penguatan posyandu dengan pemberdayaan masyarakat

dalam pencegahan stunting

• Impact

- Memperoleh 349 Fasilitator penguatan posyandu dalam pencegahan stunting dari

unsur dinas kesehatan, dinas pemberdayaan masyarakat dan TP PKK

- Meningkatkan peran lintas sektor terutama dinas pemberdayaan masyarakat dan TP

PKK dalam penguatan posyandu

• Hambatan

- Materi yang akan diberikan terbatasi oleh jumlah jam pelajaran hingga tidak semua

dapat disampaikan

- Waktu penyusunan terbatas

- Beberapa materi membutuhkan input dari lintas program hingga membutuhkan

waktu dalam merangkai dalam satu panduan

- Proses editing dan tata letak memerlukan waktu yang cukup lama

• Alternativ solusi

- Memperbanyak jam pelajaran sesuai materi

- Memberi batas waktu dalam pengumpulan masukan

Page 56: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

53

- Menunjuk editor dan designer grafis yang berpengalaman untuk melakukan proses

editing dan tata letak

• Dokumentasi

7. Orientasi/Workshop Penguatan Posyandu dengan Pemberdayaan Masyarakat dalam

Pencegahan Stunting

• Input

Penguatan Posyandu dengan Pemberdayaan Masyarakat dalam Pencegahan Stunting berbentuk lokakarya dan orientasi dilaksanakan dengan metode swakelola type 2 (G to G) dengan nilai realisasi sebesar Rp. 13.707.657.073,-. Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dalam pelaksanaannya bekerjasama dengan Perguruan Tinggi terpilih yang telah melakukan MOU dengan Kementerian Kesehatan, yaitu Universitas Lampung di Regional Barat, Universitas Padjadjaran di Regional Tengah, dan Universitas Hassanudin di Regional Timur. Tahapan kegiatan yang dilakukan; 1) Lokakarya pesertanya dari provinsi dan Kab/Kota yang tediri dari Staf promkes, staf BPMD dan anggota TP PKK, 2) Orientasi Kader di masing-masing Kabupaten yang pesertanya dari 10 desa @ petugas promkes puskesmas, bidan, kades dan 2 orang kader posyadu, 3) Penggerakan masyarakat di masing-masing desa dengan melakukan SMD dan MMD.

Page 57: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

54

Kegiatan Lokakarya sudah dilaksanakan di masing-masing regional dengan hasil sebagai berikut; 1) Regional Barat dilaksanakan pada tanggal 9 – 12 Juli 2019 di Jakarta. Peserta yang

hadir 165 orang dari 177 orang yang diharapkan. Ada satu kabupaten yang tidak

mengirimkan perwakilan yaitu Kabupaten Padang Lawas Provinsi Sumatera Utara dan

ada 9 Kabupaten pesertanya tidak lengkap dengan alasan ada kegiatan yang

bersamaan.

2) Regional Tengah dilaksanakan dalam 2 tahap, tahap 1 dilaksanakan pada tanggal 10—

13 Juli 2019 di Bandung dan tahap ke 2 dilaksanakan pada tanggal 17—20 Juli 2019

di Surabaya. Peserta yang hadir 214 orang dari 216 yang di harapkan, yang tidak

lengkap hadir adalah provinsi NTT dan kabupaten Sabu Raijua.

3) Regional Timur dilaksanakan di 2 lokasi yaitu Makassar dan Papua. Pelaksanaan di

Makassar pada tanggal 29—31 Juli 2019, peserta semua hadir dan ada peserta

tambahan 3 orang Ketua TP PKK Kabupaten. Pelaksanaan di Papua peserta berasal

dari dari 22 Kab/kota di Papua dan 5 kab/kota di Papua Barat, dilaksanakan tanggal

20-23 Agustus 2019. Dikarenakan adanya kerusuhan di daerah Papua pada tanggal

19 Agustus 2019 maka banyak peserta yang membatalkan dan tidak bisa hadir dalam

lokakarya, dari 27 Kab/Kota hanya 21 kab/kota perwakilannya hadir/mengikuti

lokakarya, 6 kabupaten/kota yang tidak hadir antara lain Kab. Nduga, Kab. Dogyai,

Kab. Puncak Jaya, Kab. Puncak, Kab. Yalimo, dan Kabupaten Sorong Selatan.

Page 58: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

55

4) Orientasi dilaksanakan setelah dilakukan Lokakarya berdasarkan kesepakatan

Peserta dari Kabupaten/Kota dengan pihak Perguruan tinggi. Masa waktu orientasi

mulai bulan Juli sampai dengan Bulan Oktober 2019. Dalam pelaksanaan orientasi

hanya 11 Kabupaten/Kota yang tidak melaksanakan yaitu kabupaten/kota di daerah

Papua dan Papua Barat dikarenakan faktor keamanan.

• Output

• Pelaksanaan Lokakarya Penguatan Posyandu dengan Pemberdayaan Masyarakat

dalam pencegahan stunting di 3 Regional bekerjasama dengan 3 Perguruan Tinggi

• Pelaksanaan Orientasi Penguatan Posyandu dengan Pemberdayaan Masyarakat

dalam pencegahan stunting di 149 Kabupaten/Kota Lokus Stunting

• Peningkatan kapasitas bagi 349 Fasilitator dari unsur Dinas kesehatan, Dinas

Pemberdayaan Masyarakat dan TP PKK tingkat provinsi dan kabupaten/kota

• Outcome

Kegiatan Penguatan Posyandu dengan Pemberdayaan Masyarakat dalam Pencegahan

Stunting diharapkan dapat meningkatkan jumlah dan kualitas serta pendanaan

Posyandu Aktif sebagai wadah screening awal upaya pencegahan stunting.

• Benefit

a. Bagi kader

- Meningkatnya pengetahuan kader tentang pencegahan dan penanggulangan

stunting

- Meningkatnya kemampuan kader dalam melaksanakan SMD dan MMD serta

melakukan pemberdayaan masyarakat

b. Bagi Aparat Desa/Kelurahan

- Meningkatnya pengetahuan aparat desa/kelurahan tentang pencegahan dan

penanggulangan stunting

- Meningkatnya kemampuan aparat desa/kelurahan dalam melaksanakan SMD dan

MMD serta melakukan pemberdayaan masyarakat

- Meningkatkan kesadaran aparat desa/kelurahan untuk merencanakan dan

menganggarkan kegiatan terkait kesehatan dalam APB Desa

c. Bagi Puskesmas

- Meningkatnya kemampuan petugas puskesmas dalam melakukan pendampingan

SMD dan MMD serta pemberdayaan masyarakat

- Meningkatkan komitmen petugas puskemas dalam membina posyandu

d. Bagi Kementerian dan Dinas Kesehatan

• Memperoleh 349 Fasilitator penguatan posyandu dalam pencegahan stunting dari

unsur Dinas kesehatan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan TP PKK tingkat

provinsi dan kabupaten/kota

Page 59: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

56

- Memperoleh dukungan dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan TP PKK di 149

Kab/Kota dan 34 Provinsi untuk penguatan posyandu dalam pencegahan stunting

- Pendanaan upaya kesehatan di Posyandu dari pemerintah desa/kelurahan dan

swadaya masyarakat

• Impact

- Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan

kesehatan dan gizi di Posyandu.

- Meningkatkan peran lintas sektor dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan

dan gizi di Posyandu.

- Meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dan gizi terutama

yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.

• Dokumentasi

Page 60: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

57

8. Supervisi dan Evaluasi Penguatan Posyandu dengan Pemberdayaan Masyarakat dalam

Pencegahan Stunting

• Input

Kegiatan supervisi dan evaluasi penguatan posyandu dengan pemberdayaan

masyarakat dalam pencegahan stunting berbentuk swakelola. Dilaksanakan dalam

rangka standarisasi, pendampingan dan evaluasi penguatan posyandu dengan

pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan stunting.

Kegiatan Supervisi dilaksanakan mulai bulan Juni—Desember 2019. Lokasi Supervisi

antara lain Kota Bandung, Kabupaten Bogor, Sumatera Barat, Banten, Nusa Tenggara

Barat, Kalimantan Barat, Kota Makassar, Kota Surabaya, Kota Jayapura, Kalimantan

Selatan, Kab Cirebon, Bengkulu, Kabupaten Brebes, Kabupaten Pati, Lampung.

Adapaun kegiatan evaluasi penguatan posyandu dengan pemberdayaan masyarakat

dalam pencegahan stunting merupakan pertemuan membahas hasil supervisi.

Pertemuan dilaksanakan pada tanggal 23 Desember 2019 di Jakarta. Anggaran yang

dikeluarkan untuk kegiatan supervisi dan evaluasi penguatan posyandu dengan

pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan stunting adalah Rp.461.259.042,-.

• Output

Hasil Evaluasi penguatan posyandu dengan pemberdayaan masyarakat dalam

pencegahan stunting

Page 61: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

58

• Outcome

Meningkatkan peran serta kader, toma, pemerintah dan masyarakat dalam

pemberdayaan masyarakat dalam upaya penguatan posyandu dan pencegahan stunting

• Benefit

- Memperoleh gambaran kegiatan dan permasalahan posyandu dan stunting di

Lokus stunting

- Mengetahui kebutuhan dalam pengembangan posyandu aktif

- Meningkatkan peran lintas sektor dalam pengembangan Posyandu aktif dan

pencegahan stunting.

• Impact

- Meningkatkan kualitas posyandu aktif

- Meningkatkan pendanaan APB Desa/kelurahan untuk posyandu aktif

• Dokumentasi

9. Workshop Penguatan Promkes dan Posyandu untuk Surveyor

• Input

Page 62: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

59

Kegiatan Wokshop Penguatan Promkes dan Posyandu untuk Surveyor dilaksanakan di

Jakarta pada tanggal 16—17 Desember 2019 dengan sasaran peserta adalah para

surveyor fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pratama khususnya surveyor upaya

kesehatan masyarakat (UKM) khususnya yang berada di Jabodetabek dan lintas

program terkait. Kegiatan ini bertujuan untuk menyosialisasikan program promosi

kesehatan dan mendiskusikan permasalahan yang ada dilapangan terkait upaya

kesehatan masyarakat. Anggaran yang digunakan dalam kegiatan ini sebesar Rp.

271.285.000,-.

• Output

100 Surveyor Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama terpapar program promosi

kesehatan

• Outcome

- Para Surveyor dapat melakukan pembinaan promosi kesehatan kepada tenaga

kesehatan di Puskesmas

- Para Surveyor dapat menekankan pentingnya promosi kesehatan dan

pengembangan UKBM dilakukan oleh puskesmas

• Benefit

- Memperoleh gambaran kegiatan dan permasalahan promosi kesehatan dan

UKBM/Posyandu

- Merencanakan kebijakan dan program promosi kesehatan dan posyandu/UKBM

sesuai dengan kondisi di lapangan

- Memperoleh mitra dalam melakukan pembinaan promosi kesehatan di

Puskesmas

• Impact

- Meningkatkan peran serta surveyor dalam pembinaan promosi kesehatan di

puskesmas.

- Semua Puskesmas mengutamakan kegiatan UKM

- Pembinaan terhadap posyandu/UKBM meningkat.

• Permasalahan:

- Tempat pertemuan kurang kondusif untuk menampung peserta dan melakukan

rangkaian kegiatan

- Tidak semua surveyor dapat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan

• Alternatif solusi

- Ketika memilih tempat pertemuan mempertimbangkan kapasitas dan mobilisasi

peserta

- Waktu akan disesuaikan dengan kegiatan para surveyor

• Dokumentasi

Page 63: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

60

10. Penilaian PHBS RT

• Input

Kegiatan Penilaian PHBS merupakan kegiatan rutin yang dilakukan 1 tahun sekali untuk

menilai keaktifan Posyandu dan penilaian PHBS Rumah Tangga. Penilaian terbagi

menjadi 2 kategori yaitu kategori kabupaten dan kota. Anggaran yang dikeluarkan untuk

kegiatan ini adalah Rp.6.831.092.819,-.

• Output

a. 12 Kabupaten dan Kota Nominasi pemenang Lomba PHBS dan Posyandu

b. Pemenang Lomba PHBS dan Posyandu berdasarkan katagori Kabupaten dan Kota

• Outcome

c. Menigkatnya pengetahuan masyarakat (sasaran Ormas) dalam Germas dan

program prioritas

d. Meningkatnya jumlah fasilitator/kader Ormas yang mampu

menggerakkan/mobilisasai masyarakat.

• Benefit

a. Meningkatnya produktivitas masyarakat

• Impact

a. Masyarakat menjadi lebih sehat

b. Mengurangi angka kesakitan

c. Mengurangi angka stunting

• Dokumentasi

Page 64: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

61

11. Fasilitasi MoU Kementerian Kesehatan dengan Organisasi Kemasyarakatan

• Input

Kegiatan dalam rangka mendukung program prioritas Kementerian Kesehatan yang

berbentuk swakelola dan dilakukan dengan bekerjsama dengan 17 Organisasi

Kemasyarakatan yang telah melakukan MoU dengan Kementerian Kesehatan yaitu

PBNU, Muslimat NU, Fatayat NU, Alhidayah, PP Muhamadiyah, Aisyah, Persis, DMI,

Kowani, APPI, PGI, PHDI, Pelkesi, DWP, Jannur, Perwanas, Perdhaki. Daerah sasaran

kegiatan berada di 20 provinsi dan 92 Kabupaten/Kota dan merupakan wilayah binaan

Ormas. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan ormas antara lain lomba, deteksi dini,

orientasi, penyuluhan, penyebarluasan informasi dan lainnya. Jumlah sasaran yang

telah dibina 1962 kader, 137 kelompok binaan, dan sasaran lainnya salah satunya santri

berjumlah 16.860. Anggaran yang dikeluarkan untuk kegiatan ini adalah

Rp.8.000.000.000,-.

• Output

a. Rancangan Indikator Kinerja Kegiatan yang dilakukan oleh Organisasi

Kemasyarakatan

b. Rancangan menu kegiatan prioritas

c. Rancangan proposal dan waktu pelaksanaan

Page 65: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

62

d. Pelaksanaan Kegiatan

• Outcome

e. Menigkatnya pengetahuan masyarakat (sasaran Ormas) dalam Germas dan

program prioritas

f. Meningkatnya jumlah fasilitator/kader Ormas yang mampu

menggerakkan/mobilisasai masyarakat.

• Benefit

a. Masyarakat binaan, pengurus dan mitra kerja Ormas meningkat pengetahuan dan

perilaku sehat dalam germas dan 3 program kesehatan prioritas nasional (TBC,

Imunisasi dan PTM)

b. Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan penyakit

tidak menular di lingkungan masyarakat binaan Ormas dan keluarganya

c. Meningkatnya produktivitas masyarakat

• Impact

a. Meningkatnya peranserta dan optimalisasi sumberdaya Ormas dalam pembagunan

kesehatan

b. Meningkatnya keterampilan Ormas dalam menggerakkan masyarakat/ mobilisasi

social akan pentingnya hidup sehat yang berkorelasi pada penurunan pembiayaan

kesehatan

• Dokumentasi

12. Fasilitasi SBH dalam Mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

• Input

Dalam mewujudkan peningkatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat maka diperlukan

serangkaian kegiatan peran serta Satuan Karya Bakti Husada (SBH) Tingkat Nasional

dengan kerjasama antara Kementrian Kesehatan dan Universitas Indonesia. Anggaran

yang dikeluarkan untuk kegiatan ini adalah Rp. 3.000.000.000,-. Adapun rangkaian

kegiatan Fasilitasi SBH dalam mendukung Gerakan Masyarakat hidup sehat antara lain:

1. Orientasi Pinsaka SBH Tingkat Nasional

Page 66: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

63

2. Penyusunan Panduan Orientasi Pergerakan Masyarakat SBH dalam GERMAS

3. Kursus Pamong Saka

4. Penyusunan Panduan Orientasi bagi Pamong & Pembina

5. Orientasi Pamong & Pembina di Daerah

6. Penyusunan Pedoman Umum SBH

7. Penyusunan Profil & Roadmap SBH

8. Latgab Jabodetabek

9. Pertemuan Koordinasi Pinsaka SBH Nasional

10. Monitoring Penyelenggaraan SBH

11. Pengadaan Media Krida

12. Pembinaan dan Pengembangan Pangkalan

13. Fasilitasi Teknis Pembina Pinsaka di Daerah, Musyawarah Nasional

14. Penyusunan Laporan

• Output

a. Dilaksanakannya Orientasi Pinsaka SBH Tingkat Nasional

b. Panduan Orientasi Pergerakan Masyarakat SBH dalam GERMAS

c. Dilaksanakannya Kursus Pamong Saka

d. Panduan Orientasi bagi Pamong & Pembina

e. Dilaksanakannya Orientasi Pamong & Pembina di Daerah

f. Pedoman Umum SBH

g. Profil & Roadmap SBH

h. Dilaksankannya Latgab Jabodetabek

i. Hasil Monitoring Penyelenggaraan SBH

j. Media Krida

k. Laporan Kegiatan dan video dokumentasi

• Outcome

a. Adanya dukungan pemangku kepentingan terhadap Saka Bakti Husada (SBH) dalam

peningkatan perilaku sehat dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

b. Penguatan kelembagaan SBH di Pusat dan Daerah

c. Peran aktif anggota SBH dalam peningkatan perilaku sehat dan Gerakan

Masyarakat Hidup Sehat

d. Kegiatan SBH dalam peningkatan perilaku sehat dan gerakan masyarakat hidup

sehat terselenggara secara terstruktur dan sistematis

• Benefit

Page 67: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

64

a. Meningkatkan kapasitas majelis pembimbing, pimpinan, pengurus, pembina,

pamong dan bagi anggota SBH di Pusat, Daerah tentang gerakan Pramuka

b. Adanya pedoman dan acuan bagi majelis pembimbing, pimpinan, pengurus,

pembina, pamong dan bagi anggota SBH dalam pelaksanaan gerakan pramuka saka

Bakti Husada

• Impact

a. Implementasi Hidup sehat oleh majelis pembimbing, pimpinan, pengurus,

pembina, pamong dan bagi anggota SBH

b. SBH menjadi teladan dalam gerakan masyarakat hidup sehat

• Dokumentasi

(foto kegiatan atau produk )

II. Sub Direktorat Komunikasi Edukasi dan informasi Kesehatan

1. Penyebarluasan Informasi melalui Media Elektronik

• Input

Kegiatan ini berbentuk kontraktual yang dilakukan dalam rangka mendukung program

prioritas Kementerian Kesehatan. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat

umum.Total anggaran yang dikeluarkan untuk kegiatan ini adalah Rp. 31.565.303.000.

Kegiatan dilakukan di Jakarta.

• Output

Adanya penyebarluasan informasi melalui media elektronik terkait program prioritas

Kementerian Kesehatan dengan tema:

a. Sehat Saat Berhaji

Anggaran yang dikeluarkan sebesar Rp. 6.668.717.000.

Penayangan Televisi

Total TV Spot yang ditayangkan sebanyak 1.200 kali tayang selama 20 hari (Juli),

dengan rincian sebagai berikut:

- TVRI menayangkan spot sebanyak 220 spot

- RCTI menayangkan spot sebanyak 160 spot

Page 68: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

65

- MNC TV menayangkan sebanyak 180 spot

- Trans TV menayangkan sebanyak 160 spot

- Trans7 menayangkan sebanyak 160 spot

- Global TV menayangkan sebanyak 160 spot

- TV One menayangkan sebanyak 160 spot

b. Pencegahan Stunting

Anggaran yang dikeluarkan sebesar Rp. 6.409.612.000.

Total TV Spot yang ditayangkan sebanyak 1.200 kali tayang selama 25 hari (5-29

Agustus 2019), dengan rincian sebagai berikut:

- TVRI menayangkan spot sebanyak 175 spot

- RCTI menayangkan spot sebanyak 175 spot

- Indosiar menayangkan sebanyak 175 spot

- Trans TV menayangkan sebanyak 175 spot

- Trans7 menayangkan sebanyak 175 spot

- Global TV menayangkan sebanyak 175 spot

- TV One menayangkan sebanyak 150 spot

c. Remaja Putri Minum Tablet Tambah Darah

Anggaran yang dikeluarkan sebesar Rp. 6.112.524.000.

Penayangan Televisi

Total TV Spot yang ditayangkan selama 24 hari (2-25 September 2019) sebanyak

1.272 kali tayang, dengan rincian sebagai berikut:

- TVRI menayangkan sebanyak 264 spot

- RCTI menayangkan sebanyak 168 spot

- MNC TV menayangkan sebanyak 168 spot

- Trans TV menayangkan sebanyak 168 spot

- Trans7 menayangkan sebanyak 168 spot

- Global TV menayangkan sebanyak 168 spot

- Metro TV menayangkan sebanyak 168 spot

Page 69: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

66

d. Isi Piringku

Anggaran yang dikeluarkan sebesar Rp. 6.198.720.000

Penayangan Televisi

Total TV Spot yang ditayangkan selama 24 hari (1-24 September 2019) sebanyak

1.272 kali tayang, dengan rincian sebagai berikut:

- TVRI menayangkan sebanyak 264 spot

- RCTI menayangkan sebanyak 168 spot

- MNC TV menayangkan sebanyak 168 spot

- Trans TV menayangkan sebanyak 168 spot

- Trans7 menayangkan sebanyak 168 spot

- Global TV menayangkan sebanyak 168 spot

- Metro TV menayangkan sebanyak 168 spot

e. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

Anggaran yang dikeluarkan sebesar Rp. 6.175.730.000.

Penayangan Televisi

Total TV Spot yang ditayangkan sebanyak 1.242 kali tayang selama 23 hari

(November 2019), dengan rincian sebagai berikut:

- TVRI menayangkan spot sebanyak 230 spot

- RCTI menayangkan spot sebanyak 184 spot

- MNC TV menayangkan sebanyak 184 spot

- Trans TV menayangkan sebanyak 161 spot

- Trans7 menayangkan sebanyak 161 spot

- Global TV menayangkan sebanyak 161 spot

- Metro TV menayangkan sebanyak 161 spot

• Outcome

Tersebarluasnya informasi kepada masyarakat tentang Program Prioritas Kementerian

Kesehatan melalui media elektronik (TV).

• Benefit

Page 70: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

67

Diharapkan penyebarluasan informasi melalui media elektronik dapat mendukung

keberhasilan Kampanye Germas kepada masyarakat umum.

• Impact

Terwujudnya masyarakat yang dapat berperilaku hidup sehat, mengatasi masalah

kesehatan secara mandiri berperan aktif dalam setiap pembangunan kesehatan, serta

dapat menjadi penggerak dalam mewujudkan pembangunan berwawasan kesehatan.

• Hambatan

Lelang sampai diulang sebanyak 3 kali karena:

- Adanya permintaan Itjen untuk penambahan PPN 10%

- Adanya kenaikan harga yang signifikan di awal tahun 2019, sehingga penawaran tidak

sesuai spesifikasi yang diminta

- Para peserta gagal teknis

• Solusi

- Revisi harga dengan menambahkan PPN 10%

- Merevisi spesifikasi merujuk pada daftar kenaikan harga

• Dokumentasi

2. Penyebarluasan Informasi melalui Berbagai Media

• Input

Kegiatan ini merupakan penyebarluasan informasi kesehatan yang merupakan bagian

dari kampanye hidup sehat. Kampanye ini dilakukan secara kontraktual dengan

sasaran masyarakat umum. Total anggaran yang dikeluarkan untuk kegiatan ini sebesar

Rp 5.696.515.000. Kegiatan ini dilakukan di Jakarta.

• Output

Adanya penyebarluasan informasi kesehatan melalui berbagai media, yaitu:

- Train branding di kereta jarak jauh dan commuter line

Page 71: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

68

- Penayangan pesan di LED di wilayah TMII, Pakubuwono, Sisingamangaraja, Plaza

Atrium

- Penerbitan artikel di Koran Kompas

- Penayangan top banner di Kompas.id

• Outcome

Tersebarluasnya informasi kepada masyarakat tentang Program Prioritas Kementerian

Kesehatan melalui berbagai media.

• Benefit

Penyebarluasan informasi kesehatan melalui berbagai media diharapkan dapat

mendukung keberhasilan kampanye tema prioritas nasional, dengan adanya

peningkatan pengetahuan dan awareness masyarakat mengenai hidup sehat dan

program prioritas nasional.

• Impact

Terwujudnya perubahan perilaku masyarakat yang sehat yang akhirnya dapat

mengatasi masalah kesehatan secara mandiri dan berperan aktif dalam setiap

pembangunan kesehatan, serta dapat menjadi penggerak dalam mewujudkan

pembangunan berwawasan kesehatan.

• Hambatan

Lelang agak terhambat karena kegiatan ini merupakan permintaan baru untuk

menambahkan kampanye melalui berbagai media.

• Solusi

Revisi POK.

• Dokumentasi

Train branding di kereta jarak jauh dan commuter line

Page 72: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

69

3. Penyebarluasan Informasi melalui Pameran Kesehatan (Skala Besar dan Sedang)

• Input

Kegiatan ini berbentuk kontraktual yang dilakukan dalam rangka mendukung program

prioritas nasional Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Sasaran dari kegiatan ini adalah

masyarakat umum, adapun sebagian besar lokasinya di Jakarta, kecuali Pameran

Rakerkesnas dan HKN di ICE BSD Tangerang Banten, Pameran Harganas di Kota Baru

Kalimantan Selatan, serta Pameran Sail Nias di Nias Selatan Sumatera Utara. Realisasi

anggaran dalam pameran tersebut sebesar Rp. 1.853.755.000,-.

• Output

Adanya penyebarluasan informasi melalui pameran kesehatan sebagai berikut:

a. Pameran Rakerkesnas

b. Pameran Harganas

c. Pameran Hari Kesehatan Nasional

d. Pameran Mudik Sehat Natal dan Tahun Baru

e. Pameran Ngabuburit Sehat

f. Pameran Hari Raya Idul Fitri 1440 H

g. Pameran Edu Health Fair

h. Pameran Sail Nias

i. Pameran Zona Ceria “Germas Goes To School”

Page 73: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

70

j. Pameran HUT Lalu Lintas, Kemnaskes dan Ormas-Dunia Usaha-Poltekkes

k. Pameran Acara Puncak HKN

• Outcome

Diharapkan tersebarluasnya informasi kepada masyarakat tentang Program Prioritas

Kementerian Kesehatan melalui pameran kesehatan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.

• Benefit

Diharapkan penyebarluasan informasi melalui pameran kesehatan ini dapat

mendukung keberhasilan Kampanye Germas kepada masyarakat umum.

• Impact

Terwujudnya masyarakat yang dapat berperilaku hidup sehat, mengatasi masalah

kesehatan secara mandiri berperan aktif dalam setiap pembangunan kesehatan, serta

dapat menjadi penggerak dalam mewujudkan pembangunan berwawasan kesehatan.

• Hambatan

• Solusi

• Dokumentasi

PAMERAN RAPAT KERJA NASIONAL (RAKERKESNAS)

Page 74: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

71

Permainan Pohon Germas dengan memberikan

pertanyaan tentang kesehatan

Permainan Puzzle Isi Piringku di Kampung Germas

PAMERAN HARI KELUARGA NASIONAL (HARGANAS)

Antusias Ibu-ibu TP PKK pada pesan-pesan

kesehatan di Stand Kemenkes

Permainan Puzzle

PAMERAN HARI KESEHATAN NASIONAL (HKN)

dr. Tan Shot Yen memberikan edukasi tentang Isi

Piringku kepada pengunjung pameran

Bu Dirjen Kesmas (Kiramencoba permainan Virtual

Games

PAMERAN MUDIK SEHAT NATAL DAN TAHUN BARU (NATARU)

Page 75: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

72

Acara Mudik Sehat Natal dan Tahun Baru (Nataru) Petugas Dishub memberikan pesan kepada pemudik

untuk tetap berhati-hati selama perjalanan

NGABUBURIT SEHAT

Ngabuburit Sehat Bersama Menkes dan Menhub

dengan tema “ Mudik Aman, Selamat, Sehat Sampai

Tujuan”

Membagikan Takjil kepada para pengguna

transportasi kereta api di Stasiun Gambir

PAMERAN EDU HEALTH

Kunjungan Menkes di Stand Pameran Kementerian

Kesehatan

Page 76: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

73

PAMERAN SAIL NIAS

Edukasi tentang nyamuk Games tanya jawab tentang kesehatan

PAMERAN ZONA CERIA “GERMAS GOES TO SCHOOL”

Pentas Seni di SDN Pademangan Timur 05 Seminar Parenting di SDN Rawa Barat 03

PAMERAN ACARA PUNCAK HKN

Lomba Karnaval Pesta Kostum Berbentuk Makanan

Sehat

Main Angklung Massal berjumlah 2.000 orang

Page 77: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

74

4. Penyebarluasan Informasi melalui Pameran Kesehatan (Skala Kecil)

• Input

Kegiatan ini berbentuk swakelola yang dilakukan dalam rangka mendukung program

prioritas nasional Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Sasaran dari kegiatan ini adalah

masyarakat umum, adapun sebagian besar lokasinya di Jakarta, kecuali Pameran

Malaria Sedunia dan Hepatitis Sedunia di Sanur Bali, Pameran Rakerkesnas di ICE BSD

Tangerang Banten serta Pameran TB Sedunia di Tasikmalaya Jawa Barat. Realisasi

anggaran dalam pameran tersebut sebesar Rp. 596.490.000,-.

• Output

Adanya penyebarluasan informasi melalui pameran kesehatan sebagai berikut:

a. Pameran Hari Gizi Nasional

b. Pameran Rakerkesnas

c. Pameran GOIFEX

d. Pameran Pencegahan Stunting

e. Pameran Youth Town Hall

f. Pameran Hari TB Sedunia

g. Pameran Hari Malaria Sedunia

h. Pameran Hari Tanpa Tembakau Sedunia

i. Pameran Hari Hepatitis Sedunia

j. Pameran Pekan ASI Sedunia

k. Pameran Himpaudi

l. Pameran Hari Anak Nasional

• Outcome

Diharapkan tersebarluasnya informasi kepada masyarakat tentang Program Prioritas

Kementerian Kesehatan melalui pameran kesehatan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.

Page 78: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

75

• Benefit

Diharapkan penyebarluasan informasi melalui pameran kesehatan ini dapat

mendukung keberhasilan Kampanye Germas kepada masyarakat umum.

• Impact

Terwujudnya masyarakat yang dapat berperilaku hidup sehat, mengatasi masalah

kesehatan secara mandiri berperan aktif dalam setiap pembangunan kesehatan, serta

dapat menjadi penggerak dalam mewujudkan pembangunan berwawasan kesehatan.

• Hambatan

• Solusi

• Dokumentasi

PAMERAN HARI GIZI NASIONAL

PAMERAN GOIFEX

Page 79: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

76

Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular

Pemberian Informasi Kesehatan Kepada Pengunjung

PAMERAN YOUTH TOWN HALL

HARI TB SEDUNIA

Antusias para santri bermain puzzle Isi Piringku di

Stand Pameran

Pemberian Informasi tentang Isi Piringku

PAMERAN HARI MALARIA SEDUNIA

PAMERAN HARI TANPA TEMBAKAU SEDUNIA

Page 80: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

77

PAMERAN HARI HEPATITIS SEDUNIA

PAMERAN PEKAN ASI SEDUNIA

PAMERAN HIMPAUDI

PAMERAN HARI ANAK NASIONAL

5. Penyebaran Informasi Kesehatan melalui Media Luar Ruang di Tempat Umum

• Input

Kegiatan merupakan penyebarluasan informasi kesehatan yang merupakan bagian

dari kampanye hidup sehat. Anggaran yang dikeluarkan untuk kegiatan ini sebesar Rp

2.505.250.000,- . Kegiatan ini dilakukan di Jakarta.

• Output

Adanya penyebarluasan informasi kesehatan melalui media luar ruang berupa:

a. LED Billboard

Page 81: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

78

Penayangan dilakukan di 3 titik, yaitu: a) Sudirman Central selama 1 bulan (minimal

400 spot per hari), b) Plaza Semanggi selama 5 bulan (minimal 400 spot per hari),

dan c) Bandara Soekarno-Hatta selama 5 bulan (minimal 235 spot per hari).

b. Statis Broadcasting

Penayangan dilakukan di Stasiun Tanah Abang selama 5 bulan dengan tema yang

berbeda setiap bulannya.

• Outcome

Tersebarluasnya informasi kepada masyarakat tentang Program Prioritas Kementerian

Kesehatan melalui media luar ruang.

• Benefit

Penyebarluasan informasi kesehatan melalui media luar ruang diharapkan dapat

mendukung keberhasilan kampanye tema prioritas nasional, dengan adanya

peningkatan pengetahuan dan awareness masyarakat mengenai hidup sehat dan

program prioritas nasional.

• Impact

Terwujudnya perubahan perilaku masyarakat yang sehat yang akhirnya dapat

mengatasi masalah kesehatan secara mandiri dan berperan aktif dalam setiap

pembangunan kesehatan, serta dapat menjadi penggerak dalam mewujudkan

pembangunan berwawasan kesehatan.

• Hambatan

Tidak ada.

• Solusi

Tidak ada.

• Dokumentasi

Penayangan melalui LED Billboard

Page 82: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

79

Penayangan melalui TVC Commuterline

6. Penyebaran Informasi Kesehatan melalui Media Luar Ruang di Lingkungan Kementerian

Kesehatan

• Input

Kegiatan ini merupakan penyebarluasan informasi kesehatan yang merupakan bagian

dari kampanye hidup sehat. Total anggaran yang dikeluarkan untuk kegiatan ini

sebesar Rp 90.000.000. (tanya bela)

Page 83: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

80

• Output

Adanya penyebarluasan informasi kesehatan melalui media luar ruang di lingkungan

Kementerian Kesehatan berupa spanduk, umbul-umbul, backdrop, neon box dalam

rangka mendukung hari-hari kesehatan serta kegiatan prioritas Kementerian

Kesehatan lainnya. Tema yang diangkat yaitu:

- Hari Gizi Nasional

- Hari Kesehatan Kerja

- Hari Kesehatan Jiwa

- Pekan ASI Sedunia

- Hari Hepatitis Sedunia

- HUT RI

- Tema-tema terkait stunting

- Aktivitas fisik

- Hari Olahraga Nasional

- Tema-tema terkait Germas

• Outcome

Tersebarluasnya informasi kepada masyarakat, utamanya di lingkungan Kementerian

Kesehatan, tentang hari-hari kesehatan serta Program Prioritas Kementerian

Kesehatan melalui media luar ruang.

• Benefit

Penyebarluasan informasi kesehatan melalui media luar ruang diharapkan dapat

mendukung keberhasilan kampanye tema prioritas nasional, dengan adanya

peningkatan pengetahuan dan awareness masyarakat mengenai hidup sehat dan

program prioritas nasional. Selain itu juga untuk mendukung hari-hari kesehatan di

tahun 2019.

• Impact

Terwujudnya perubahan perilaku masyarakat yang sehat yang akhirnya dapat

mengatasi masalah kesehatan secara mandiri dan berperan aktif dalam setiap

Page 84: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

81

pembangunan kesehatan, serta dapat menjadi penggerak dalam mewujudkan

pembangunan berwawasan kesehatan.

• Hambatan

Tidak ada.

• Solusi

Tidak ada.

• Dokumentasi

7. Penyebaran Informasi Kesehatan melalui Media Lainnya

• Input

Page 85: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

82

Kegiatan ini merupakan penyebarluasan informasi kesehatan yang merupakan bagian

dari kampanye hidup sehat. Total anggaran yang dikeluarkan untuk kegiatan ini

sebesar Rp 1.000.000.000.

• Output

Adanya penyebarluasan informasi kesehatan melalui berbagai media, yaitu melalui:

- Koran Kompas

- Radio untuk pesan mudik

- TVC Alfamart

- Body branding kereta

- LED billboard

• Outcome

Tersebarluasnya informasi kepada masyarakat tentang Program Prioritas Kementerian

Kesehatan melalui berbagai media.

• Benefit

Penyebarluasan informasi kesehatan melalui media lainnya diharapkan dapat

mendukung keberhasilan kampanye tema prioritas nasional, dengan adanya

peningkatan pengetahuan dan awareness masyarakat mengenai hidup sehat dan

program prioritas nasional.

• Impact

Terwujudnya perubahan perilaku masyarakat yang sehat yang akhirnya dapat

mengatasi masalah kesehatan secara mandiri dan berperan aktif dalam setiap

pembangunan kesehatan, serta dapat menjadi penggerak dalam mewujudkan

pembangunan berwawasan kesehatan.

• Hambatan

Penyiapan materi, terutama untuk artikel di Kompas yang agak lama dikarenakan

kesibukan.

• Solusi

Mengatur jadwal supaya terbit/tayang tepat waktu.

Page 86: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

83

• Dokumentasi

8. Penyusunan Materi Perubahan Perilaku Terkait Stunting

9.

III. Sub Direktorat Potensi dan Sumber Daya Promosi Kesehatan

1. Intervensi Promosi Kesehatan dalam PIS-PK)

• Input

Kegiatan dilakukan dengan metode swakelola dan kontraktual, yang terdiri atas:

- Penyusunan Pedoman Intervensi Promosi Kesehatan dalam PIS-PK

Penyusunan pedoman dilakukan dengan melibatkan lintas program dan lintas

sektor terkait. Pedoman bertujuan sebagai acuan petugas Puskesmas, khususnya

tenaga promosi kesehatan, dalam merencanakan, melaksanakan, memantau dan

menilai kegiatan promosi kesehatan dalam meningkatkan Indeks Individu Sehat

dan Indeks Keluarga Sehat.

Sasaran pengguna pedoman teknis ini adalah petugas puskesmas, terutama

Pembina wilayah PIS-PK Desa/Kelurahan, petugas puskesmas pembantu, bidan di

Poskesdes/Desa serta Tim Pendamping Pemberdayaan Masyarakat di

Desa/Kelurahan

- Pengembangan Model Intervensi Promosi Kesehatan dalam PIS-PK

Kegiatan tersebut bertujuan memandirikan keluarga untuk mengenai dan

menyelesaikan permasalahan kesehatannya serta meningkatkan peran

masyarakat dalam pembangunan kesehatan di wilayahnya.

Pengembangan model dilakukan di Kota Tangerang Selatan, dengan sasaran 50 KK

yang berada di RT 01, Kecamatan Pondok Benda

• Output

- Adanya Pedoman Intervensi Promosi Kesehatan dalam PIS-PK

- Adanya lokasi percontohan/model intervensi promosi kesehatan dalam PIS-PK

• Outcome

Meningkatkan Indeks Individu Sehat, Indeks Keluarga Sehat, dan Indeks Tatanan Sehat

• Benefit

Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat

Page 87: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

84

• Impact

Terwujudnya desa/kelurahan sehat, kecamatan sehat, menuju Indonesia Sehat

• Hambatan

PIS-PK merupakan program besar Kementerian Kesehatan yang melibatkan banyak

lintas program baik di tingkat pusat maupun daerah, sehingga penyusunan pedoman

dan pengembangan model intervensi membutuhkan koordinasi serta integrasi lintas

program terkait. Karena banyaknya lintas program yang harus terlibat memberikan

masukan dan tanggapan, proses penyusunan pedoman membutuhkan waktu cukup

lama.

• Alternatif Solusi

Pembahasan pedoman diawali dengan memberikan draft/bahan terlebih dahulu

kepada lintas program terkait agar dapat dipelajari terlebih dahulu sebelum pertemuan

pembahasan dilakukan. Mekanisme perolehan tanggapan dan masukan dari lintas

program terkait pasca pertemuan pembahasan dilakukan dengan menghubungi secara

berkala masing-masing peserta yang hadir pada pertemuan sebelumnya.

• Dokumentasi

MODEL INTERVENSI PROMOSI KESEHATAN DALAM PIS-PK

PENYUSUNAN PEDOMAN PROMKES DALAM PIS-PK

Page 88: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

85

2. Promosi Kesehatan di Sekolah

• Input

Kegiatan dilakukan dengan metode swakelola dan kontraktual, dengan rincian kegiatan

sebagai berikut

- Penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan promosi kesehatan di sekolah

Kegiatan dilaksanakan dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor terkait.

- Lokakarya Promosi Kesehatan di Sekolah

Sasaran lokakarya adalah kepala sekolah/guru, peserta didik, TP UKS tingkat

Kecamatan, petugas Puskesmas (Promkes/UKS) dan Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota (Promkes/Penanggungjawab UKS).

Lokakarya diarahkan untuk meningkatkan kapasitas penyelenggara promosi

kesehatan di sekolah agar dapat memahami konsep promosi kesehatan di sekolah

serta memiliki kemampuan untuk melakukan pengembangan, pelaksanaan dan

pemantauan/penilaian.

- Pengembangan Model Intervensi Promosi Kesehatan di Sekolah

Kegiatan dilaksanakan di Kabupaten Bogor, dengan sasaran SMAN 1 Babakan

Madang dan SMPN 1 Bojong Gede.

Kegiatan bertujuan untuk mendapatkan suatu model sekolah yang menerapkan

promosi kesehatan di sekolah yang berdampak pada meningkatnya PHBS di

sekolah

- Sistem Informasi Promosi Kesehatan di Sekolah

Sistem bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi penyelenggaraan

promosi kesehatan di sekolah/madrasah serta penilaian PHBS di

sekolah/madrasah, serta strata promosi kesehatan di sekolah

• Output

- Adanya pedoman teknis promosi kesehatan di sekolah

- Terselenggaranya lokakarya promosi kesehatan di sekolah

- Adanya sekolah model intervensi promosi kesehatan di sekolah

- Adanya sistem informasi promosi kesehatan di sekolah

• Outcome

Meningkatnya kapasitas penyelenggara promosi kesehatan di sekolah

Page 89: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

86

• Benefit

Meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah/madrasah

• Impact

Terwujudnya masyarakat sekolah yang sehat, mandiri, dan berperan aktif dalam

menjaga dan meningkatkan kesehatan masyarakat sekolah

• Hambatan

Sekolah sebagai satuan pendidikan telah memiliki sistem pendidikan dan kurikulum

pembelajaran yang harus dijalankan

• Alternatif Solusi

Promosi kesehatan di sekolah dikembangkan berdasarkan kondisi dan kebutuhan

sekolah, serta diintegrasikan dengan mempertimbangkan sistem dan kurikulum yang

ada sehingga penyelenggaraan promosi kesehatan di sekolah dapat diimplementasikan

secara efektif dan tepat sasaran.

• Dokumentasi

3. Pesantren Sehat

• Input

Kegiatan dilakukan dengan metode kontraktual dan swakelola, yang terdiri atas

- Lokakarya Pesantren Sehat di 15 Kabupaten/Kota, yaitu Bener Meriah, Padang

Pariaman, Pasaman Barat, Payakumbuh, Kota Metro, Lampung Tengah,

LOKAKARYA PROMOSI KESEHATAN DI SEKOLAH

MODEL INTERVENSI PROMOSI KESEHATAN DI SEKOLAH

Page 90: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

87

Pandeglang, Garut, Kendal, Pati, Malang, Ponorogo, Ngawi, Sleman, dan Gunung

Kidul.

Lokakarya bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pengelola pesantren sehat

terkait konsep Pesantren Sehat dan kemampuan pesantren untuk

menyelenggarakan pesantren sehat.

Sasaran lokakarya adalah pimpinan pesantren, ustad/ustadzah, santri, Kepala

Desa/Lurah, petugas puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

- Pengembangan Sistem Informasi Promosi Kesehatan di Pesantren (Simkestren)

yang bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi penyelenggaraan

pesantren sehat serta penilaian PHBS di pesantren

• Output

Terselenggaranya lokakarya pesantren sehat bagi 45 pesantren yang tersebar di 15

kabupaten/kota

• Outcome

Meningkatnya kapasitas pengelola pesantren sehat

• Benefit

Meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat pesantren

• Impact

Terwujudnya masyarakat pesantren yang sehat secara mandiri serta berperan aktif

dalam menjaga dan meningkatkan kesehatan masyarakat pesantren

• Hambatan

Penyelenggaraan pesantren sehat tidak hanya menjadi tanggung jawab pesantren dan

sektor kesehatan tetapi juga memerlukan dukungan dan bantuan dari sektor terkait

lainnya

• Alternatif Solusi

Pelibatan lintas sektor terkait seperti Kemenag baik di tingkat pusat hingga daerah,

puskesmas setempat, kepala desa/lurah setempat dalam pelaksanaan lokakarya

pesantren sehat sehingga lintas sektor terkait dapat terlibat langsung dan

menindaklanjuti penyelenggaraan pesantren sehat pasca kegiatan lokakarya.

• Dokumentasi

MATERI PENYELENGGARAAN PESANTREN SEHAT

Page 91: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

88

4. Pertemuan Nasional Penguatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

• Input

Kegiatan dilakukan dengan metode swakelola menggunakan DIPA APBN Direktorat

Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Tahun Anggaran 2019. Pelaksana

kegiatan ditetapkan melalui SK Panitia Penyelenggara Pertemuan Nomor

PR.02.02/5/8179/2019 tanggal 8 November 2019.

Kegiatan dilakukan di Hotel Harris Bandung pada tanggal 25-28 November 2019

dengan peserta berjumlah 619 orang yang terdiri atas peserta pusat, peserta provinsi,

dan peserta dari 155 kabupaten/kota terpilih.

Page 92: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

89

Peserta pusat berasal dari lintas program. Peserta provinsi terdiri atas Kepala Bidang

Kesehatan Masyarakat (1 orang), Kepala Seksi Promosi Kesehatan (1 orang) dan

jabfung Penyuluh Kesehatan Masyarakat / pengelola promkes masing-masing 1

orang.

Peserta Kabupaten/Kota terdiri dari dari Kepala Bappeda, Kepala Bidang Kesehatan

Masyarakat dan Kepala Seksi Promosi Kesehatan masing-masing 1 orang.

• Output

Terlaksananya pertemuan sinergisme pusat dan daerah, baik provinsi maupun

kabupaten/kota dalam rangka menjaga konsistensi dan kontinuitas pencapaian

indikator kinerja promosi kesehatan tahun 2020-2024

• Outcome

- Adanya usulan lokasi fokus binaan Germas dari provinsi. Masing-masing dua

kabupaten/kota per provinsi untuk tahun 2020

- Adanya pedoman/regulasi/rekomendasi GERMAS bagi Kementerian Lembaga

• Benefit

Meningkatkan komitmen dan peran kepala daerah dan pimpinan OPD dalam

menerapkan kebijakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

• Impact

Penerapan kebijakan Germas yang didukung oleh pemerintah daerah dapat

mendorong masyarakat untuk berperilaku hidup sehat

• Hambatan

Karena waktu persiapan pelaksanaan kegiatan yang minim dengan penentuan waktu

pelaksanaan yang mepet, tidak semua Kepala Bappeda dapat hadir

• Alternatif Solusi

Mendorong komitmen peserta Dinkes yang hadir untuk dapat menyampaikan dan

menindaklanjuti penerapan kebijakan Germas bersama dengan Bappeda setempat

• Dokumentasi

Page 93: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

90

Page 94: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

91

Page 95: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

92

5. Intervensi Promosi Kesehatan Dalam Pencegahan Stunting Melalui Pendidikan Gizi Bagi

Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Ibu Balita

• Input

Kegiatan dilakukan dengan metode swakelola kontraktual menggunakan DIPA APBN

Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Tahun Anggaran 2019.

Intervensi Promosi Kesehatan melalui Pendidikan Gizi Bagi Ibu Hamil, Ibu Menyusui,

dan Ibu Balita dilakukan dengan kerjasama dengan 10 Perguruan Tinggi di 17

Kabupaten dengan 93 desa.

Kegiatan dilakukan atas dasar Surat Keputusan Penetapan Perjanjian Kerja Sama

Swakelola Antara Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

dengan Perguruan Tinggi Negeri dalam Peningkatan Pencapaian Sustainable

Development Goals 2,3,5 dan 6 dengan Nomor HK.03.01/3/7863/2019 tanggal 28

Oktober 2019.

Daftar Nama Perguruan Tinggi, Lokasi dan Jumlah Desa pelaksanaan Pendidikan Gizi

Tahun 2019

No Perguruan Tinggi Nama Kabupaten Jumlah Desa

1 Universitas Gadjah Mada 1. Lombok Barat 5

2. Lombok Tengah 5

2 Universitas Airlangga 3. Jember 5

3 Universitas Padjajaran 4. Majalengka 10

4 Universitas Diponegoro 5. Blora 6

6. Grobogan 6

5 Institut Pertanian Bogor 7. Cianjur 5

8. Bandung Barat 5

6 Universitas Andalas 9. Pasaman 5

10. Pasaman Barat 5

7 Universitas Lampung 11. Tanggamus 5

12. Lampung Tengah 5

8 Universitas Lambung

Mangkurat

13. Hulu Sungai Utara 5

14. Tanah Bumbu 5

9 Universitas Sriwijaya 15. Ogan Komering Ilir 5

16. Muara Enim 5

10 Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah

17. Gianyar 6

Jumlah desa 93

Page 96: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

93

Pada awal kegiatan, dilakukan pertemuan Orientasi Kader di Tingkat Kabupaten yang

bertujuan untuk koordinasi lintas sektor, persiapan pelaksanaan di tingkat desa,

penyiapan materi dan media yang diperlukan, serta bimbingan teknis pelaksanaan

kegiatan di tingkat desa, penyamaan persepsi dan pembagian tugas dalam

pelaksanaan kegiatan di desa. Adapun rangkaian kegiatan di masing-masing desa

terdiri dari:

a. Pertemuan lintas sektor tingkat desa, yang bertujuan untuk meminta komitmen

kepala desa dan lintas sektor dalam penanggulangan stunting di desa.

b. Pemberian informasi dan edukasi kesehatan kepada kelompok sasaran dengan

materi perilaku pencegahan stunting, seperti pemberian ASI eksklusif,

pemberian MP-ASI, cuci tangan pakai sabun di air mengalir, penggunaan

jamban sehat, penggunaan air bersih, konsumsi makan dengan porsi Isi

Piringku, pengolahan makanan sehat, pemenuhan kebutuhan bahan pangan

lokal dengan pemanfaatan lahan pekarangan dan kolam ikan, serta

penggunaan buku KIA dan pola asuh anak.

c. Praktik menyusun menu dan menyiapkan makanan untuk ibu hamil, ibu

menyusui, dan balita

d. Lomba memasak menu untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan balita

e. Pertemuan evaluasi dan tindak lanjut pasca pelaksanaan kegiatan pendidikan

gizi bersama dengan lintas sektor terkait di tingkat desa

• Output

Terlaksananya intervensi promosi kesehatan dalam pencegahan stunting melalui

pendidikan gizi bagi ibu hamil, ibu menyusui dan ibu balita di 97 Desa lokus stunting

• Outcome

- Meningkatnya pengetahuan ibu hamil, ibu menyusui dan ibu balita dalam perilaku

hidup sehat dan perilaku pencegahan stunting

- Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan dalam mempersiapkan dan

menyediakan menu gizi seimbang makanan lokal untuk ibu hamil, ibu menyusui

dan balita.

- Meningkatnya asupan gizi ibu hamil, ibu menyusui dan balita melalui penyediaan

konsumsi pangan sesuai prinsip gizi seimbang melalui pemanfaatan bahan pangan

lokal.

- Meningkatnya komitmen perangkat desa dalam peningkatan asupan gizi ibu

hamil, ibu menyusui dan balita melalui pengorganisasian sesuai rencana tindak

lanjut pelaksanaan intervensi promkes dalam pendidikan gizi

Page 97: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

94

• Benefit

Mendorong terwujudnya masyarakat yang sadar gizi dalam rangka penurunan

stunting

• Impact

Menurunkan angka stunting di Indonesia

• Hambatan

Diperlukan waktu yang cukup lama dalam mendesain konsep dan metode

pelaksanaan kegiatan sehingga waktu pelaksanaan kegiatan menjadi cukup singkat

• Alternatif Solusi

- Pelibatan perguruan tinggi dalam pelaksanaan kegiatan

- Penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan sebagai acuan pelaksanaan

kegiatan

• Dokumentasi

Page 98: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

95

Page 99: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

96

6. Orientasi Komunikasi Antar Pribadi (KAP) dalam Percepatan Pencegahan Stunting

• Input

Kegiatan dilakukan dengan metode swakelola yang bersumber dari DIPA Direktorat

Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Tahun Anggaran 2019. Kegiatan

dilaksanakan di 30 kabupaten/kota lokus stunting di 19 provinsi, yaitu:

Page 100: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

97

1) Kab. Aceh Timur, Prov. Aceh

2) Kab. Langkat, Prov. Sumatera Utara

3) Kota Gunung Sitoli, Prov. Sumatera Utara

4) Kab. Solok, Prov. Sumatera Barat

5) Kab. Tanjung Jabung Timur, Prov. Jambi

6) Kab. Lampung Tengah, Prov. Lampung

7) Kab. Pandeglang, Prov. Banten

8) Kab. Tasikmalaya, Prov. Jawa Barat

9) Kab. Sumedang, Prov. Jawa Barat

10) Kab. Brebes, Prov. Jawa Tengah

11) Kab. Grobogan, Prov. Jawa Tengah

12) Kab. Banyumas, Prov. Jawa Tengah

13) Kab. Malang, Prov. Jawa Timur

14) Kab. Pamekasan, Prov. Jawa Timur

15) Kab. Trenggalek, Prov. Jawa Timur

16) Kab. Sintang, Prov. Kalimantan Barat

17) Kab. Kapuas, Prov. Kalimantan Tengah

18) Kab. Lombok Barat, Prov. NTB

19) Kab. Lombok Tengah, Prov. NTB

20) Kab. Rote Ndao, Prov. NTT

21) Kab. Sumba Timur, Prov. NTT

22) Kab. Sumba Barat, Prov. NTT

23) Kab. Majene, Prov. Sulawesi Barat

24) Kab. Enrekang, Prov. Sulawesi Selatan

25) Kab. Bone, Prov. Sulawesi Selatan

26) Kab. Mamuju, Prov. Sulawesi Selatan

27) Kab. Gorontalo, Prov. Gorontalo

28) Kab. Halmahera Selatan, Prov. Maluku Utara

29) Kab. Yapen, Prov. Papua

30) Kab. Sorong Selatan, Prov. Papua Barat

Sasaran kegiatan di masing-masing kabupaten/kota adalah 50 orang peserta yang

terdiri atas petugas promosi kesehatan, gizi, kesehatan lingkungan, bidan

koordinator/KIA dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Puskesmas setempat.

• Output

Terlaksananya orientasi Komunikasi Antar Pribadi (KAP) dalam percepatan

pencegahan stunting bagi 50 tenaga Puskesmas di 30 Kabupaten/Kota lokus stunting

Page 101: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

98

• Outcome

- Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan tenaga kesehatan untuk

melakukan KAP bagi masyarakat

- Meningkatnya kapasitas tenaga Puskesmas dalam melakukan fasilitasi KAP

bagi kader kesehatan

• Benefit

Mendorong perilaku pencegahan stunting di masyarakat

• Impact

Mendorong percepatan pencegahan stunting di 30 kabupaten/kota lokus stunting

• Hambatan

- Waktu pelaksanaan orientasi yang singkat selama 2 hari efektif (pagi hingga

malam) dengan materi yang cukup banyak dan praktik kerja lapangan (PKL)

dirasa kurang efektif dan cukup melelahkan

- Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan di Puskesmas

mengharuskan peserta berpindah dari tempat pertemuan menuju Puskesmas

dirasa kurang efektif

• Alternatif Solusi

- Meninjau ulang dan memodifikasi jadwal pelaksanaan orientasi KAP sesuai

dengan kondisi dan situasi di lokasi kegiatan, termasuk mempertimbangkan

jarak antara lokasi PKL dan tempat pertemuan.

- Memodifikasi orientasi KAP yang semula berbentuk pertemuan menjadi

pelatihan untuk perencanaan kegiatan pada tahun anggaran berikutnya

• Dokumentasi

Page 102: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

99

7. Pertemuan Workshop Kampus Sehat

• Input

Kegiatan dilakukan dengan metode swakelola menggunakan DIPA APBN Direktorat

Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Tahun Anggaran 2019.

Kegiatan dilakukan di Hotel Margo Depok pada tanggal 10-12 Desember 2019 dengan

target peserta yang terdiri atas peserta lintas program di tingkat pusat, 28 perguruan

tinggi negeri dan 31 politeknik kesehatan.

• Output

Terlaksananya pertemuan workshop penyelenggaraan kampus sehat

• Outcome

Adanya rencana implementasi kampus sehat di tiap perguruan tinggi negeri dan

politeknik kesehatan yang hadir

Page 103: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

100

• Benefit

Mendorong perilaku kesehatan warga kampus

• Impact

Mendorong penerapan kebijakan Germas melalui penyelenggaraan kampus sehat

• Hambatan

Kampus sehat merupakan kegiatan yang baru dikembangkan oleh Direktorat Promosi

Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat sehingga diperlukan penyusunan konsep

dan strategi pengembangan yang jelas dengan melibatkan perguruan tinggi serta

lintas program dan lintas sektor terkait.

• Alternatif Solusi

Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat sedang dan masih

melakukan penyusunan konsep dan strategi pengembangan kampus sehat bekerja

sama dengan perguruan tinggi serta lintas program dan lintas sektor terkait

• Dokumentasi

Page 104: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

101

IV. Sub Direktorat Advokasi dan Kemitraan Kesehatan

1. Advokasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Kerjasama dengan Fakultas

Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Provinsi Kalimantan Selatan

• Input

Kegiatan ini berbentuk kontraktual dengan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung

Mangkurat Provinsi Kalimantan Selatan. Dalam mendukung RPJMN 2020-2024 GERMAS

menjadi salah satu strategi dan indikator dalam meningkatkan komitmen pemerintah

daerah dalam pembagunan kesehatan. Tujuannya untuk memperoleh komitmen

daerah dalam pelaksanaan GERMAS. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan berupa

Audiensi dan pertemuan Forum GERMAS. Kegiatan dilaksanakan pada bulan Oktober-

Desember. Anggaran yang dikeluarkan untuk kegiatan ini adalah Rp. 170.136.141,-

(kontraktual). Kegiatan dilakukan di Kabupaten Tabalong, Kabupaten Tanah Laut dan

Kabupaten Bajar.

• Output

Ouput dari Kegiatan Audiensi dan Forum GERMAS yaitu :

1. Terbentuknya Forum Germas di Kabupaten Tabalong dalam rangka percepatan

implementasi Germas di Kabupaten Tabalong.

2. Adanya Peraturan tentang Germas di Kabupaten Tabalong (Terlampir).

3. Adanya draft Rencana Tindak Laut terkait Implementasi Germas di Kabupaten Tanah

Laut dan Kabupaten Banjar (Terlampir).

• Outcome

Outcome dari Kegiatan Audiensi dan Forum GERMAS adalah meningkatnya dukungan

lintas sektor dalam pelaksanaan GERMAS, dimana semua pihak menjalankan tugas dan

fungsinya sesuai dengan SK Forkom GERMAS dan adanya komitmen untuk

melaksanakan rencana tindak lanjut yang telah sepakati.

• Benefit

Masyarakat dapat merasakan dampak dari adanya komitmen atau regulasi yang

dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah, yaitu berupa lingkungan yang mendukung untuk

hidup sehat.

• Impact

Dampak yang diharapkan dengan adanya Kegiatan Audiensi dan Forum GERMAS yaitu:

Page 105: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

102

1) Menurunkan beban penyakit menular dan penyakit tidak menular (baik kematian

maupun kecacatan) serta menurunkan angka prevalensi Stunting dan meningkatkan

cakupan imunisasi;

2) Menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena meningkatnya

penyakit;

3) Menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas penduduk; dan

4) Menghindarkan peningkatan beban finansial penduduk untuk pengeluaran

kesehatan

• Hambatan

Sulitnya mendapatkan jadwal dari para pembuat kebijakan di daerah terkait dengan

pelaksanaan advokasi yang dilakukan.

• Alternative Solusi 1) Meningkatkan koordinasi untuk penyesuaian waktu pelaksanaan advokasi 2) Memperpanjang waktu (jadwal) pelaksanaan advokasi

• Dokumentasi

Pelaksanaan Forum Komunikasi germas di Kabupaten Tabalon Pelaksanaan audiensi germas di Kabupaten Tabalong

Pelaksanaan forum komunikasi germas di Kabupaten Tanah

Laut

Pelaksanaan audiensi germas di Kabupaten Tanah Laut

Page 106: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

103

Pelaksanaan audiensi germas di Kabupaten Banjar

Peraturan Bupati Kabupaten Tabalong tentang Pedoman

Pelaksanaan Germas

Page 107: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

104

2. Model Intervensi Perokok Pemula “GenSTAR: GENERASI SEHAT TANPA ROKOK”

• Input

Kegiatan ini berbentuk kontraktual yang dilakukan dalam upaya pengendalian konsumsi

produk tembakau serta dalam rangka menurunkan prevalensi perokok pemula pada

anak dan remaja usia 10-18 tahun. Bentuk kegiatannya yaitu pengembangan model

intervensi peer group educator pada anak Sekolah Menengah Pertama (SMP) melalui

Pelatihan Pendidik Sebaya Generasi Sehat Tanpa Rokok. Anggaran yang dikeluarkan

untuk kegiatan ini adalah Rp. 200.000.000,-. Lokus kegiatan tahun 2019 yaitu difokuskan

di 5 SMP (SMPN 1 Manggar, SMP 1 Simpang Pesak, SMP 4 Manggar, SMP 1 Dendang,

dan SMP 1 Gantung) Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepualuan Bangka dan

Belitung atau merupakan perluasan dari kegiatan yang sudah dilaksanakan pada tahun

2018. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2019.

• Output

Adanya trainer dan peer educator GenSTAR serta pelaksanaan edukasi pengendalian

merokok kepada teman sebaya tentang bahaya dan dampak merokok di Kabupaten

Bangka Belitung yang berasal dari 5 SMP di Kab, Belitung Timur.

• Outcome

Model ini mampu meningkatkan pengetahuan siswa mengenai bahaya dan ancaman

rokok dan membentuk sikap negatif siswa terhadap rokok serta meingkatkan

kemampuan menyuluh siswa kepada teman sebayanya.

• Benefit

Diharapkan adanya gerakan-gerakan di institusi pendidikan serta masyarakat serta

kerjasama adekuat antara sektor kesehatan dengan pendidikan untuk terlibat langsung

dalam pengendalian rokok di Indonesia, terutama penurunan angka perokok pemula.

Adanya model percontohan tentang intervensi penurunan angka perokok pemula

melalui pendidikan kelompok sebaya di sekolah.

• Impact

Adanya penurunan prevalensi perokok, terutama perokok pemula. Terwujudnya SDM

generasi penerus bangsa yang unggul dan berperilaku sehat tanpa rokok, serta

masyarakat yang berperan aktif dalam setiap pembangunan kesehatan, serta dapat

menjadi penggerak dalam mewujudkan pembangunan berwawasan kesehatan.

Page 108: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

105

• Hambatan

Kegiatan ini belum tersosialisasikan dan belum direplikasi di provinsi/ kabupaten/ kota

lain.

• Alternative Solusi

Menyosialisasikan Kegiatan ini sehingga dapat direplikasi di provinsi/ kabupaten/ kota

lain.

• Dokumentasi

Page 109: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

106

3. Pengembangan Model Pengendalian Rokok di Kalangan Anak dan Remaja Melalui

Retail/Warung di Kota Bogor dan Kota Depok Tahun 2019

• Input

Kegiatan ini berbentuk kontraktual yang dilakukan dalam rangka salah satu upaya

pemerintah untuk mencegah penjualan rokok pada remaja melalui retil/warung yaitu

dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah nomor 109 tahun 2012 tentang

Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau bagi

Kesehatan. Anggaran yang dikeluarkan untuk kegiatan ini adalah Rp. 200.000.000,-.

Kegiatan dilakukan di Kota Bogor dan Kota Depok pada bulan November-Desember

tahun 2019.

• Output

Adanya suatu lesson learned berbentuk video contoh retail/warung penjualan rokok

yang tidak mudah diakses oleh anak dan remaja

• Outcome

Terbentuknya suatu model pengendalian perokok pemula melalui retail/warung di Kota

Bogor dan Kota Depok

• Benefit

Diharapkan kegiatan ini menjadi terobosan dan dapat dijadikan suatu model

percontohan yang dapat diperluas ke daerah lainnya di Indonesia

• Impact

Diharapkan dapat mencegah perokok pemula yang berdampak dapat menurunkan

prevalensi perokok remaja usia 10-18 tahun di Indonesia, dan kepatuhan retil/warung

dalam pengendalian perokok pemula demi terwujudnya masyarakat yang dapat

berperilaku hidup sehat.

• Hambatan

Jadwal kegiatan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang padat pada akhir tahun

• Alternative Solusi

Meningkatkan koordinasi untuk penyesuaian waktu

Page 110: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

107

• Dokumentasi Kegiatan

➢ Workshop dengan Management Point of Sales Kota Bogor dan Depok

➢ Shooting Video Kios Model Percontohan

Page 111: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

108

4. Model Intervensi Pelarangan Iklan, Promosi dan Sponsorsip Produk Tembakau Pada

Sekitar Kawasan Tanpa Rokok

• Input

Kegiatan ini berbentuk kontraktual yang dilakukan dalam rangka salah satu upaya

pengendalian iklan promosi dan sponsor rokok di Kawasan Tanpa Rokok yaitu di Sekolah

dan Puskesmas sesuai Peraturan Pemerintah nomor 109 tahun 2012 tentang

Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau bagi

Kesehatan. Anggaran yang dikeluarkan untuk kegiatan ini adalah Rp. 169.015.277,-.

Kegiatan dilakukan di Kabupaten Sleman Provinsi DIY tahun 2019.

• Output

Adanya pemahaman stackholder di Sekolah dan Puskesmas bahwa iklan, promosi dan

sponsor rokok merupakan upaya industri rokok untuk meningkatkan penjualan rokok

• Outcome

Terbentuknya suatu model intervensi pengendalian perokok pemula melalui

pelarangan iklan, promosi dan sponsor rokok di Kawasan Tanpa Rokok khususnya

Sekolah dan Puskesmas

• Benefit

Page 112: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

109

Diharapkan kegiatan ini menjadi terobosan dan dapat dijadikan suatu model

percontohan yang dapat diperluas ke daerah lainnya di Indonesia

• Impact

Diharapkan dapat mencegah perokok pemula yang berdampak dapat menurunkan

prevalensi perokok remaja usia 10-18 tahun di Indonesia, dan kepatuhan retil/warung

dalam pengendalian iklan, promosi dan sponsor rokok demi terwujudnya masyarakat

yang dapat berperilaku hidup sehat.

• Hambatan

Ketua MTCC berada di Jakarta sedangkan lokasi kegiatannya dan Tim administrasi MTCC

berada di Yogjakarta, sehingga terhambat koordinasi untuk penyelesaian administrasi

dan laporan.

• Alternative Solusi

Adanya Komitmen Tim Administrasi dari Yogjakarta ke Jakarta untuk menyelesaikan

administrasi dan laporan.

• Dokumentasi Kegiatan

Page 113: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

110

5. Sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)

• Input

Kegiatan ini berbentuk swakelola dan kontraktual yang dilakukan dalam rangka

mendukung program prioritas nasional Gerakan Masyarakat Hidup Sehat serta Instuksi

Presiden Nomor 1 Tahun 2017 dan indikator capaian Rencana Strategis Kementerian

Kesehatan Tahun 2015 – 2019 yaitu Persentase Kabupaten/Kota yang Memiliki

Kebijakan PHBS. Anggaran yang dikeluarkan untuk kegiatan ini adalah Rp.

18.651.215.641,- (swakelola) dan Rp. 4.701.147.000,- (kontraktual).

• Output

Ouput dari Kegiatan Sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yaitu:

Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang Gerakan Masyarakat Sehat

a. Komitmen tertulis yang ditandatangani oleh pemangku kepentingan dari pusat

hingga di daerah serta perwakilan masyarakat

b. Kebijakan terkait Germas berupa Instruksi, Surat Edaran Bupati/Walikota, dsb.

Page 114: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

111

c. Hingga tanggal 24 November 2019 Kebijakan Germas yang sudah diterbitkan oleh

Pemerintah Daerah sejumlah 366 kebijakan yang tersebar di 31 Provinsi dan 241

Kabupaten/Kota.

• Outcome

Outcome dari Kegiatan Sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yaitu adalah

meningkatnya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi masyarakat

tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.

• Benefit

Manfaat dari Kegiatan Sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat adalah

Bagi Masyarakat: Sebagai sarana untuk mendapatkan akses informasi terkait

kesehatan, khususnya Germas

Bagi Pemerintah:

1) Sebagai sarana untuk memberikan akses informasi terkait kesehatan, khususnya

Germas

2) Sebagai sarana komunikasi terkait kesehatan khusus Germas antara masyarakat,

kader, toma, toga, kepala desa/lurah, petugas puskesmas, dinas kesehatan

kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi dan pusat.

3) Memperoleh gambaran terkait kegiatan Germas di daerah

4) Merencanakan kebijakan dan program kesehatan terkait dengan Germas sesuai

dengan kondisi di lapangan

• Impact

Dampak yang diharapkan dengan adanya Kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

yaitu :

1) Menurunkan AKI, AKB;

2) Menurunkan beban penyakit menular dan penyakit tidak menular (baik kematian

maupun kecacatan) serta menurunkan angka prevalensi Stunting dan

meningkatkan cakupan imunisasi;

3) Menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena meningkatnya

penyakit;

5) Menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas penduduk; dan

6) Menghindarkan peningkatan beban finansial penduduk untuk pengeluaran

kesehatan.

• Hambatan

Hambatan dalam pelaksanaan GERMAS antara lain:

Page 115: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

112

1) Jadwal mitra dan kepala Daerah yang berubah dari jadwal yang disepakati

2) Peserta yang hadir pada saat proses audiensi bukan pengambil keputusan

• Alternative Solusi

1) Lebih meningkatkan koordinasi terkait jadwal dan teknis

2) Memberikan penegasan terkait peserta undangan bahwa peserta yang hadir

sebaiknya yang dapat memberikan keputusan

• Dokumentasi

Sosialisasi Germas di Kota Halmahera Utara

Page 116: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

113

Sosialisasi Germas di Kota Gorontalo

Sosialisasi Germas di Kota Tarakan

6. Penyusunan Buku Tiga Tahun Germas Lessons Learned

• Input

Kegiatan ini berbentuk kontraktual yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan Gerakan

Masyarakat Hidup Sehat (Germas) yang sudah berjalan selama 3 (tiga) tahun sejak

tahun 2016, dimana inovasi dan kendala dalam pelaksanaan Germas di daerah dapat

menjadi pembelajaran untuk pelaksanaan Germas tahun 2020 - 2024. Anggaran yang

dikeluarkan untuk kegiatan ini adalah Rp. 196.124.320,-. Kegiatan dilakukan di Jakarta.

• Output

Tersusunnya Buku Tiga Tahun Germas Lessons Learned.

• Outcome

Diharapkan inovasi dan kendala dalam implementasi Germas di daerah dapat menjadi

pembelajaran untuk pelaksanaan Germas tahun 2020 – 2024.

• Benefit

Diharapkan dari adanya pembelajaran daritahun-tahun sebelumnya dalam pelaksanaan

Germas, kedepan implementasi Germas di daerah dapat lebih inovatif dan semakin

banyak gerakan masyarakat yang muncul untuk hidup sehat.

• Impact

Page 117: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

114

Terwujudnya masyarakat yang dapat berperilaku hidup sehat, mengatasi masalah

kesehatan secara mandiri berperan aktif dalam setiap pembangunan kesehatan, serta

dapat menjadi penggerak dalam mewujudkan pembangunan berwawasan kesehatan.

• Hambatan

Waktu yang disediakan untuk kegiatan ini sangat sempit karena dilaksanakan

dipenghujung akhir tahun.

• Alternative Solusi

Sebaiknya dilakukan dipertengah tahun.

• Dokumentasi

7. Kegiatan Pengendalian Merokok

• Input

Kegiatan ini berbentuk pertemuan koordinasi dengan mitra potensial terkait antara lain

lintas program, lintas sektor, organisasi profesi dan LSM pengendalian tembakau,

Identifikasi dan survei gambar peringatan kesehatan bergambar dan Focus Group

Diskusi membahas pelarangan iklan rokok di internet serta pembahasan rokok isu

elektronik. Kegiatan ini dilakukan pada bulan Januari sd bulan Desember 2019.

• Output

Page 118: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

115

1. Adanya rancangan gambar peringatan kesehatan bergambar pada bungkus rokok

rotasi ketiga

2. Adanya rekomendasi pelarangan iklan rokok di internet dan kriteria pelarangan iklan

rokok di internet.

3. Adanya koordinasi dengan jejaring pengendalian tembakau.

• Outcome

Diharapkan adanya kebijakan nasional dan daerah untuk pengendalian tembakau.

• Benefit

Dengan adanya kebijakan yang mendukung pengendalian tembakau diharapkan

Diharapkan adanya gerakan-gerakan masyarakat di tingkat nasional dan daerah untuk

untuk terlibat langsung dalam pengendalian tembakau di Indonesia.

• Impact

Menurunnya angka perokok pemula, prevalensi merokok pada dewasa dan angka

penyakit tidak menular.

• Hambatan

Kurang dukungan dari Lintas Sektor

• Alternative Solusi

Meningkatkan koordinasi dengan LS dan LP

• Dokumentasi

Page 119: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

116

8. Kegiatan Evaluasi Program Prioritas Kesehatan di Sulawesi Utara

• Input Kegiatan ini berbentuk swakelola dan kontraktual dalam sebagai upaya penguatan dan

mengoptimalkan capaian program kesehatan. Untuk itu. Evalusi pelaksanaan program

kesehatan di tingkat provinsi Sulawesi Utara, untuk mengetahui capaian, evaluasi,

tantangan dan kendala serta untuk mengeksplorasi inovasi-inovasi atau praktik baik

pelaksanaan program kesehatan untuk kemudian dihasilkan rekomendasi untuk

penguatan pelaksanaan program. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal. 28

November- 1 Desember 2019.Anggaran yang dikeluarkan untuk kegiatan ini adalah

571.978.000 (Kontraktual) dan 414.307.697 (Swakelola), kegiatan ini dilaksanakan di

di Hotel Four Point Manado.

• Output 1. Terlaksananya evaluasi pelaksanaan program kesehatan di tingkat provinsi

Sulawesi Utara dan tingkat Kabupaten/Kota

2. Adanya data capaian pelaksanaan program kesehatan (kesehatan masyarakat,

P2P, pelayanan kesehatan) di tingkat provinsi Sulawesi Utara dan tingkat

Kabupaten/Kota

3. Teridentifikasi inovasi-inovasi praktik baik dan program unggulan program

kesehatan di tingkat provinsi Sulawesi Utara dan tingkat Kabupaten/Kota

4. Pendalaman saran dan masukan penguatan pelaksanaan program kesehatan di

tingkat provinsi Sulawesi Utara dan tingkat Kabupaten/Kota

5. Penilaian

Page 120: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

117

• Outcome Outcome dari Kegiatan Evaluasi Program Kesehatan Sulawesi Utara yaitu untuk

mengetahui capaian, evaluasi, tantangan dan kendala serta untuk mengeksplorasi

inovasi-inovasi atau praktik baik pelaksanaan program kesehatan untuk kemudian

dihasilkan rekomendasi

• Benefit Manfaat dari Evaluasi Program Kesehatan Sulawesi Utara adalah

1. Pendalaman informasi mekanisme dan capaian pelaksanaan Program Kesehatan di

Sulawesi Utara;

2. Identifikasi inovasi-inovasi praktik baik dan program unggulan Program Kesehatan

di Sulawesi Utara;

3. Pendalaman informasi tentang tantangan dan hambatan dalam pelaksanaan

Program Kesehatan di Sulawesi Utara;

4. Identifikasi permasalahan dan kendala dalam koordinasi lintas sektor pelaksanaan

Program Kesehatan di Sulawesi Utara;

5. Pemetaan tingkat pelaksanaan Program Kesehatan di Sulawesi Utara dan hasil

evaluasinya; dan

6. Pendalaman saran dan masukan penguatan pelaksanaan Program Kesehatan di

Sulawesi Utara ke depan.

• Impact Dampak yang diharapkan dengan adanya Kegiatan Evaluasi Program Kesehatan

Sulawesi Utara yaitu :

Adanya rekomendasi yang dapat dijadikan acuan untuk program kesehatan, sehingga

penangulangan masalah kesehatan dapat lebih komprehensif baik promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif, melalui pendekatan keluarga maupun pendekatan

multi sektor.

• Hambatan Ada beberapa Panelis yang tidak hadir.

• Alternative Solusi Panelis yang tidak hadir digantikan oleh Panelis dari Direktorat Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat.

Page 121: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

118

• Dokumentasi

1.

2. Apresiasi Peran Mitra Kemenkes Dalam Mendukung Program Kesehatan Tahun 2019

(CSR Award)

• Input

Untuk memberikan apresiasi kepada Dunia Usaha yang telah menjalankan program

CSR Bidang Kesehatan maka sejak tahun 2015 setiap dua tahun sekali, Kementerian

Kesehatan menyelenggarakan penghargaan CSR Award kepada dunia usaha yang

telah melaksanakan dengan baik program CSR yang berkaitan dengan bidang

kesehatan. Perusahaan yang mengikuti kegiatan ini mendaftar dan mengisi formulir

di kemenkescsraward.com untuk selanjutnya melengkapi seluruh dokumen terkait

sesuai panduan keikutsertaan yang dapat didownload oleh peserta melalui website

tersebut. Pada penyelenggaraan kali ini perusahaan yang mendaftar harus sudah

melaksanakan CSR bidang kesehatan dengan penekanan pada program-program

yang berkaitan antara lain dengan: GERMAS, Stunting atau Kesehatan Ibu dan Anak.

Anggaran yang dikeluarkan untuk kegiatan ini adalah Rp. 200.000.000,-. Kegiatan ini

dilakukan oleh pihak ketiga di Jakarta.

Page 122: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

119

• Output

Setelah melalui rangkaian tahapan kegiatan, dari pembuatan website, pendaftaran

dan penerimaan data, penyelenggaraan penjurian, maka diperoleh lima perusahaan

terpilih yang menjadi finalis. Selanjutnya dilakukan field visit terhadap lima

perusahaan tersebut dan dilakukan seleksi penilaian akhir. Selanjutnya dilakukan

penetapan terhadap 4 perusahaan penerima penghargaan dengan tiga kategori

yaitu PT.Putera Manunggal Perkasa (ANJ Group) pemenang kategori Kesehatan Ibu

dan Anak, PT.Bhimasena Power Indonesia dan PT. TIrta Investama sebagai

pemenang kategori GERMAS, PT.Pertamina EP Asset 5 Sangasanga Field sebagai

pemenang kategori stunting.

• Outcome

Dengan demikian mitra dunia usaha dapat meningkatkan jumlah kebijakan

bewawasan kesehatan baik di tingkat pusat maupun kabupaten/kota sehingga

mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar

peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.

• Benefit

Dengan adanya kegiatan CSR Award diharapkan dapat memotivasi para mitra dunia

usaha yang peduli kesehatan melalui pelaksanaan kegiatan CSR dalam melakukan

upaya pembangunan kesehatan dan memberikan kontribusi positif berbagai sektor

pembangunan lainnya.

• Impact

Dampak yang diharapkan dengan adanya Kegiatan Apresiasi Peran Mitra Kemenkes

Dalam Mendukung Program Kesehatan (CSR Award) yaitu meningkatkan kegiatan

CSR Bidang Kesehatan melalui terwujudnya program kesehatan bersama mitra

dunia usaha melalui kegiatan CSR yang menjadi salah satu program prioritas dalam

agenda pembangunan masyarakat di wilayah provinsi, kabupaten/kota, kecamatan

bahkan di tingkat desa/kelurahan.

• Hambatan

− Pemahaman peserta mitra dunia usaha dalam memenuhi persyaratan CSR

Award belum sesuai yang diinformasikan.

• Solusi Alternatif

Page 123: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

120

− Perlu penyebarluasan informasi yang lebih intens

• Dokumentasi

3. Penyusunan Nota Kesepahaman (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara

Kementerian Kesehatan dan Mitra Potensial

• Input

Untuk mengatasi masalah kesehatan di Indonesia tentunya tidak bisa diselesaikan

oleh Kementerian Kesehatan saja, tetapi perlu melibatkan seluruh komponen

masyarakat, salah satunya adalah Dunia Usaha dan mitra potensial lainnya. Oleh

karena itu diperlukan kerjasama dengan berbagai multi sektor termasuk dengan

pihak swasta seperti Dunia Usaha melalui program CSR dan mitra potensial dengan

melakukan kemitraan di bidang Kesehatan. Hal ini diwujudkan dengan adanya

Memorandum of Understanding (MoU) dan sebagai tindaklanjut melalui Perjanjian

Kerja Sama (PKS). Oleh karena itu penyusunan MoU dan PKS dilakukan dengan

pertemuan pembahasan dengan mitra dunia usaha/mitra potensial dan unit teknis

terkait. Anggaran yang dibutuhkan untuk pertemuan tersebut sebesar Rp.

300.000.000,-

• Output

1. Tersusunnya Nota Kesepahaman antara Kementerian Kesehatan dan 9 Dunia

Usaha, 3 mitra potensial lainnya seperti organisasi kemasyarakatan, yayasan,

lembaga lainnya

2. Tersusunnya Perjajian Kerja Sama antara Kementerian Kesehatan dan 9 Dunia

Usaha, 3 mitra potensial lainnya seperti organisasi kemasyarakatan, yayasan,

lembaga lainnya

• Outcome

Page 124: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

121

1. Meningkatnya kepedulian dan peran pihak swasta (dunia usaha dan mitra

potensial lainnya) dalam membantu pemerintah dalam mengatasi masalah

kesehatan dengan melakukan upaya promotif dan preventif di bidang

kesehatan.

2. Meningkatnya pengetahuan masyarakat dan pihak terkait tentang kesehatan

masyarakat yang akan merubah sikap dan perilaku masyarakat terkait

kesehatan.

Benefit

1. Perusahaan akan lebih dikenal oleh masyarakat, sehingga perusahaan akan

mendapat citra yang positif dan memudahkan akses perusahaan ke masyarakat.

2. Masyarakat merasakan mendapatkan informasi terkait kesehatan bukan hanya

dari pemerintah saja, tetapi pihak lain yang turut peduli dengan kesehatan.

• Impact

Meningkatkan peran dan kepedulian seluruh komponen yang ada di masyarakat

dalam pembangunan kesehatan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang

sehat dan mandiri.

• Hambatan

− Ketidakhadiran lintas program terkait dalam memberikan masukan program

teknis yang mempengaruhi penentuan ruang lingkup kerjasama (program dan

kegiatan)

• Solusi alternative

− Pertemuan secara berkala dengan lintas program terkait dalam pengembangan

kemitraan

• Dokumentasi

Pertemuan pembasan draft MoU

Pertemuan pembahasan draft PKS

Page 125: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

122

Penandatangan MoU

Penandatangan PKS

4. Fasilitasi Akademisi/Perguruan Tinggi Dalam Pengembangan Kemitraan Untuk

Mendukung Penggerakan GERMAS

• Input

Salah satu konsep yang dapat digunakan dalam pelaksanaan program aksi GERMAS

ini adalah konsep kemitraan PentaHelix Model, dimana dalam pelaksanaan program

tidak saja melibatkan melibatkan tiga komponen (Triple Helix) yaitu akademisi,

pelaku bisnis dan pemerintah yang saling berkaloborasi dan bersinergis secara

seimbang tetapi juga melibatkan masyarakat sipil secara utuh dalam sistem yang

mana dalam konteks kegiatan ini masyarakat sipil yang dilibatkan adalah tokoh

agama, tokoh adat dan insan cendekiawan. Peran media juga dibutuhkan dalam

pelaksanaan program aksi GERMAS. Anggaran yang dikeluarkan untuk kegiatan ini

adalah Rp. 500.000.000,- (Lima ratus juta rupiah). Kegiatan ini dilakukan oleh

Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat dan di Kabupaten Banjar

Kalimantan Selatan. .

• Output

Secara keseluruhan output program kegiatan ini adalah terbentuknya Model

Pendekatan Implementasi Aksi GERMAS yang melibatkan masyarakat langsung,

pemerintah daerah, perusahaan mitra CSR melalui pelaksanaan penggerakan

GERMAS di khalayak sasaran yang dilakukan oleh tokoh sumber daya budaya

didampingi Tim pelaksana pemberdayaan masyarakat dari Perguruan Tinggi.

Disamping itu melalui kegiatan ini juga diperoleh media promosi kesehatan yang

efisien dan efektif digunakan untuk meningkatkan pengetahuan para pelaku aksi

GERMAS dan juga digunakan untuk promosi aksi GERMAS pada masyarakat luas di

daerah intervensi, secara terintegrasi dan berkelanjutan.

• Outcome

Page 126: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

123

Dengan adanya kegiatan ini maka akan membentuk kerjasama yang saling

bersinergis diantara akademisi, pemerintah daerah setempat, masyarakat serta

mitra CSR terkait untuk menjamin keberlanjutan (sustainability) program aksi

GERMAS di Lingkungan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat dan Indeks Keluarga Sehat. Hal ini ditandai dengan adanya wadah forum

GERMAS yang disahkan oleh pemerintah desa setempat.

• Benefit

Pelaksanaan kegiatan ini memberikan outcome berupa peningkatan pengetahuan

para sumber daya budaya (tokoh adat, tokoh agama dan insan cendekia) sebagai

pelaku pembentuk opini dan tindakan sosial masyarakat desa tehadap aksi GERMAS.

• Impact

Dampak yang diharapkan dengan adanya pelaksanaan kegiatan ini maka diharapkan

dapat meningkatkan potensi keberlanjutan dengan diterbitkannya Surat Keputusan

Pembentukan Wadah GERMAS berbasis budaya/adat lokal di setiap Desa sasaran

dan diharapkan dapat berkembang ke wilayah sasaran lain dengan terbentuknya

replika desa GERMAS yang mengimplementasi aksi GERMAS yang melibatkan

masyarakat langsung, pemerintah daerah, dan perguruan tinggi local

• Hambatan

− Keterbatasan Perguruan Tinggi dalam penyelesaian administrasi kegiatan

• Solusi Alternatif

− Perlu pendampingan lebih intensif terkait administrasi dan teknis kegiatan

• Dokumentasi

Page 127: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

124

5. Penguatan Pengembangan Kemitraan Program CSR Mendukung Stunting

Bekerjasama Dengan Perguruan Tinggi

• Input

Stunting adalah problem gizi yang kompleks, dan oleh sebab itu upaya

pengentasannya harus melibatkan beragam sektor. Pemecahan problem stunting

dengan kegiatan atau program yang bersifat sensitif gizi sesuai dengan

permasalahan setempat menjadi acuan utama. Menyadari bahwa

perusahaan/industri memiliki sumberdaya berupa CSR yang dapat dimanfaatkan

untuk membantu pemerintah dalam pengentasan stunting, maka diharapkan sinergi

kerjasama antara perguruan tinggi-pemda-dan perusahaan/industri ini dapat

memberikan kontribusi penting untuk perbaikan gizi masyarakat. Anggaran yang

dikeluarkan untuk kegiatan ini adalah Rp. 600.000.000,- (Enam ratus juta rupiah).

Kegiatan ini dilakukan oleh Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian

Bogor di Kabupaten Lombok Utara Nusa Tenggara Barat dan di Kabupaten Barito

Timur, Kalimantan Tengah.

• Output

Secara keseluruhan output program kegiatan ini adalah Model kemitraan triple helix

yang melibatkan akademisi, pemerintah dan mitra dunia usaha melalui kegiatan CSR

Page 128: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

125

yang diterapkan di Kabupaten Barito Timur dan Kabupaten Lombok Utara.

Implementasi di lapangan disesuaikan dengan keadaan daerah dan perusahaan CSR

yang berada di wilayah tersebut.

• Outcome

Keberhasilan kerjasama antara pemerintah, industri, dan perguruan tinggi tersebut

dalam bentuk model kerjasama yang dapat diterapkan di berbagai wilayah di

Indonesia. Mengingat bahwa Indonesia memiliki karakteristik pemerintahan dan

CSR yang beragam di berbagai wilayah maka diperlukan upaya untuk

mengembangkan model kerjasama yang tepat. Dengan adanya kegiatan ini maka

peran akademisi dalam hal ini IPB dapat menjembatani mitra CSR agar dapat

melaksanakan kegiatan sesuai kebutuhan di lapangan. Melalu kegiatan ini akan

membentuk kerjasama yang saling bersinergis diantara akademisi, pemerintah

daerah setempat, masyarakat serta mitra CSR terkait untuk menjamin keberlanjutan

(sustainability) program penanggulangan stunting di wilayah setempat.

• Benefit

Pelaksanaan kegiatan ini memberikan outcome berupa peningkatan pengetahuan

para kader dan tim pendamping gizi dalam melakukan upaya penanggulangan

stunting di wilayahnya sehingga meningkatkan kapasitas para kader dan petugas

kesehatan dalam upaya penurunan stunting.

• Impact

Dampak yang diharapkan dengan adanya pelaksanaan kegiatan ini maka diharapkan

dapat menjadi salah satu daya ungkit untuk menurunkan angka stunting di wilayah

sasaran melalui meningkatnya peran Puskesmas dalam merangkul pihak-pihak

terkait dengan menjalin kerjasama lintas sektor di wilayah kerjanya.

• Hambatan

− Keterbatasan Perguruan Tinggi dalam penyelesaian administrasi kegiatan

• Solusi Alternatif

− Perlu pendampingan lebih intensif terkait administrasi dan teknis kegiatan

Page 129: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

126

• Dokumentasi

6. Model Intervensi Kegiatan CSR Bidang Kesehatan

• Input

Guna mendorong dunia usaha melaksanakan program CSR yang merupakan

investasi terkait pertumbuhan dan keberlanjutan usaha serta sekaligus turut

berkontribusi pada perubahan perilaku masyarakat untuk hidup sehat, maka perlu

disusun Model Intervensi Kegiatan CSR di bidang kesehatan. Dari model intervensi

ini diharapkan terjadi kolaborasi dan kerjasama dengan berbagai stakeholders,

termasuk organisasi kemasyarakatan dalam mengembangkan tantanan sehat di

suatu wilayah atau komunitas. Anggaran yang dikeluarkan untuk kegiatan ini

sejumlah sejumlah Rp 199.280.000,-. Kegiatan ini dilakukan melalui pengadaan

langsung melalui penyedia barang/jasa.

• Output

Tersedianya Model Intervensi Kegiatan CSR Bidang Kesehatan berupa penguatan

kapasitas pengelola dan pelaksana Gerai Kesehatan Ibu dan Anak melalui

pemanfaatan teknologi informasi di komunitas pasar Kabupaten Tangerang Provinsi

Page 130: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

127

Banten hasil kerjasama antara Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten

Tangerang dan USAID Jalin serta stake holder lainnya di lingkungan setempat.

• Outcome

Model intervensi dapat digunakan sebagai contoh dan pembelajaran program serta

kegiatan CSR bagi mitra potensial Kemenkes dan Pemerintah Daerah untuk

mendukung bidang kesehatan

• Benefit

Dengan adanya kegiatan ini para mitra potensial kemenkes dapat mengembangkan

dan mereplikasi model intervensi CSR bidang kesehatan diwilayah kerjanya,

komunitas dan daerah lokus priorias kesehatan.

• Impact

Adanya peningkatan peranserta mitra potensial melaksanakan kegiatan CSR Bidang

Kesehatan yang mewujudkan tatanan sehat di tingkat komunitas dengan adanya

forum masyarakat yang aktif, adanya kader pemberdayaan masyarakat, kemudahan

akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar, UKBM yang aktif, dukungan

dana desa, peran aktif mitra dunia usaha LSM dan organisasi kemasyarakatan dan

diterapkannya PBHS di masyarakat.

• Hambatan

Model intervensi masih terbatas di satu lokasi dengan karakteristik yang unik

dilokasi tersebut

• Alternatif Solusi

Perlu pengembangan konten dan lokasi yang berbeda

• Dokumentasi

Koordinasi dan persiapan

Pelatihan penggunaan aplikasi kepada

peserta

Page 131: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

128

Registrasi online peserta orientasi

Pre Test dan Post Test

Pemaparan oleh narasumber dalam

orientasi

Sesi tanya jawab kepada narasumber

7. Penyusunan Panduan Menggalang Kemitraan di Bidang Kesehatan

• Input

Kemitraan merupakan salah satu strategi dalam promosi kesehatan untuk

mengatasi masalah kesehatan, karena dalam mengatasi masalah tersebut perlu

kontribusi dari berbagai pihak termasuk pihak swasta seperti dunia usaha dan mitra

potensial lainnya. Sebagai acuan dalam menggalang kemitraan maka disusunlah

buku panduan menggalang kemitraan dibidang kesehatan dengan anggaran

sejumlah Rp. 100.000.000,-

• Output

Tersedianya buku panduan menggalang kemitraan dibidang kesehatan

• Outcome

1. Proses penggalangan kemitraan mengacu pada panduan yang tersedia sehingga

kerjasama ini akan lebih efektif, terencana dan sejalan dengan program di

Kementerian Kesehatan

Page 132: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

129

2. Meningkatnya jumlah mitra yang bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan

dalam mengatasi masalah kesehatan

• Benefit

Sebagai panduan bagi pihak swasta maupun pemerintah dalam menggalang

kemitraan dibidang kesehatan

• Impact

Penyelenggaraan penggalangan kemitraan bidang kesehatan lebih efektif, dan

pembangunan kesehatan dapat dilaksanakan secara optimal.

• Hambatan

− Membutuhkan waktu untuk mengumpulkan sumber referensi

• Solusi Alternatif

− Perlu adanya kerjasama dengan lembaga/instansi/LSM terkait pengembangan

kemitraan

• Dokumentasi

8. Pemetaan Mitra Potensial/Swasta Yang Telah Mendukung Bidang Kesehatan

• Input

Guna memenuhi kebutuhan pelayanan informasi terkait pelaksanaan kegiatan, pemetaan dan dokumentasi kegiatan CSR bidang kesehatan mitra dunia usaha dan stakeholders lainnya. Maka perlu disusun dilaksanakan Pemetaan Mitra Potensi/Swasta yang telah Mendukung Bidang Kesehatan tahun 2019. Anggaran yang dikeluarkan untuk kegiatan ini sejumlah sejumlah Rp 199.500.000,-. Kegiatan ini dilakukan melalui pengadaan langsung melalui penyedia barang/jasa.

• Output

Page 133: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

130

Tersedianya online aplikasi web Pemetaan Mitra Potensi/Swasta yang telah

Mendukung Bidang Kesehatan.

• Outcome

Aplikasi web Pemetaan Mitra Potensi/Swasta menyediakan layanan informasi

kegiatan, peta dan dokumentasi kegiatan CSR bidang kesehatan yang dapat diakses

oleh Kemenkes, mitra dunia usaha dan masyarakat.

• Benefit

1. Terpenuhinya kebutuhan pelayanan informasi, peta dan dokumentasi kegiatan

CSR bidang kesehatan yang dilaksanakan oleh mitra dunia usaha

2. Meningkatnya kinerja dan efektifitas pelaporan kegiatan CSR bidang

kesehatan oleh mitra dunia usaha

3. Memudahkan pemantauan dan evaluasi kegiatan CSR bidang kesehatan oleh

mitra dunia usaha

• Impact

Menunjang kinerja mitra dunia usaha dalam melaksanakan kegiatan CSR Bidang

Kesehatan dan meningkatan peranserta mitra dunia usaha dalam pembangunan

bidang kesehatan.

• Hambatan

− Sosialisasi kepada mitra dirasa masih kurang

− Kemampuan setiap mitra dunia usaha dalam memanfaatkan sistem aplikasi

masih terbatas dan berbeda-beda.

• Alternative solusi

− Perlu ada solusi dan pemantauan secara berkala kepada mitra dunia usaha

− Pendampingan secara berkala melalui sistem maupun tatap muka.

• Dokumentasi

Page 134: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

131

9. Pendampingan teknis melalui kegiatan kunjungan lapangan dan Webinar

• Input

Untuk memantau pelaksanaan program/kegiatan CSR yang dilakukan oleh mitra

dunia usaha yang bertujuan untuk melihat perkembangan serta capaian dari setiap

program yang dilaksanakan sesuai dengan rencana kerja yang disepakati, serta

sebagai masukan untuk pelaksanaan kegiatan berikutnya. Maka perlu dilakukan

Page 135: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

132

pemantauan melalui kegiatan pendampingan dengam kunjungan ke lapangan dan

atau webinar, dengan anggaran sejumlah Rp. 11.400.000,-

• Output

Tersedianya laporan dan perkembangan pelaksanaan kegiatan CSR

• Outcome

Kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan Nota Kesepahaman, Perjanjian Kerja

Sama dan Rencana Kerja yang disepakati

• Benefit

Berjalannya pendampingan kegiatan CSR yang dilaksanakan oleh mitra.

• Impact

Penyelenggaraan penggalangan kemitraan bidang kesehatan lebih efektif, dan

pembangunan kesehatan dapat dilaksanakan secara optimal.

• Hambatan

− Koordinasi waktu pelaksanaan dengan program teknis terkait dan dunia usaha

• Solusi Alternatif

− Mengagendakan kegiatan dan menginformasikan lebih awal waktu pelaksanaan

kepada program teknis dan dunia usaha terkait.

• Dokumentasi

Page 136: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

133

B. PENCAPAIAN KINERJA

Besarnya target dan realisasi masing-masing indikator kinerja kegiatan Promosi Kesehatan

dan Pemberdayaan Masyarakat sebagai berikut:

No Sasaran Startegis IKU Target

2019

Realisasi

2019

%

Capaian

1 Meningkatnya pelaksanaan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

Persentase Kab/Kota yang memiliki Kebijakan PHBS

80% 82,30% 103%

Persentase desa

yang memanfaatkan

dana desa 10%

untuk UKBM

50% 60,96% 126%

Jumlah dunia usaha

yang memanfaatkan

CSR-nya untuk

program kesehatan

20 21 105%

Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya untuk mendukung kesehatan

15 17 113%

Ket *) : Laporan Provinsi per Januari 2020

C. REALISASI ANGGARAN

Realisasi/penyerapan anggaran tahun 2019 Direktorat Promosi Kesehatan dan

Pemberdayaan Masyarakat mencapai sebesar 78,27% atau dapat direalisasikan sebesar

Rp. 142.842.265.823,- dari pagu sebesar Rp. 182.496.707.000,-

Page 137: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

134

D. UPAYA UNTUK MERAIH WTP DAN REFORMASI BIROKRASI

Dalam rangka tranparansi dan akuntabilitas kepemerintahan, perlu dilakukan upaya-

upaya pencegahan terjadinya praktek-praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Dengan

pengelolaan anggaran dan kegiatan sesuai ketentuan diharapkan tidak adanya LHP

(laporan hasil pemeriksaan) BPK pada Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan

Masyarakat.

Pada tahun 2019, kegiatan yang dilakukan di lingkup Direktorat Promosi Kesehatan dan

Pemberdayaan Masyarakat dalam rangka mendukung Opini WTP (Wajar Tanpa

Pengecualian) dan Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan adalah:

1. Membangun Komitmen dan Integritas

Setiap pegawai Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan

Masyarakat menandatangani Pakta Integritas untuk berperan aktif dalam

pencegahan dan pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Sosialisasi WBK kepada seluruh pegawai Direktorat Promosi Kesehatan dan

Pemberdayaan Masyarakat.

Melakukan pembinaan WBK dan WTP dalam rakorstaf Direktorat Promosi

Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.

Menerapkan SOP dalam melaksanakan pekerjaan.

Meningkatkan komitmen pelaksanaan perjalanan dinas sesuai ketentuan,

melalui berbagai pertemuan, rapat koordinasi dll.

Pelaksanaan proses pengadaan barang dan jasa yang akuntable dan sesuai

dengan peraturan perundangan yang berlaku.

2. Penguatan Perencanaan dan Penganggaran

Penyusunan perencanaan berbasis bukti (evidence planning).

Penyusunan Anggaran yang mengacu kepada Bagan Akun Standar.

Konsolidasi penyusunan TOR, RAB dan data pendukung.

3. Perbaikan Pengelolaan Hibah Langsung

Rekening Hibah Langsung Pusat Promosi Kesehatan telah disetujui dan

dilaporkan kepada Kementerian Keuangan RI

Page 138: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

135

Dana Hibah Langsung Pusat Promosi Kesehatan telah dimasukkan dalam DIPA

Pusat Promosi Kesehatan

Rekonsiliasi dengan Unit Utama secara berkala

Pengesahan pendapatan, belanja dan setoran sisa ke KPPN

4. Penataan Rekening

Melaporkan pembukaan rekening ke Kementerian Keuangan melalui Biro

Keuangan Kementerian Kesehatan.

5. Pembenahan Penatausahaan BMN

Inventarisasi BMN baik di tingkat pusat maupun di daerah

Mengikuti koordinasi penyusunan BMN

Pemberian label telah dilakukan pada semua Aset di Direktorat Promosi

Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Mentuntaskan konversi Aset.

6. Penguatan Monitoring dan Evaluasi

Melaksanakan monitoring realisasi anggaran bulanan

Melakukan pemantauan dan evaluasi pencapaian Strategi Raih WTP

Rekon SAI (SAK dan SIMAK) setiap bulan

Rekon SAI dengan Unit Eselon I setiap bulan

Rekon SAI dengan KPPN setiap bulan

Rekon SIMAK dengan KPKNL setiap semester

7. Perbaikan Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan

Menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan sesuai dengan ketentuan

(akurat, lengkap, teratur, tepat waktu dan berjenjang)

Konsultasi secara berkala kepada Pembina (Itjen) dalam penyusunan Laporan

Keuangan bila ada masalah

Pertemuan rekonsiliasi SAI dalam rangka penyusuan Laporan Keuangan

Triwulan III dan Tahunan.

8. Peningkatan Kualitas Pengawasan

Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan

dan anggaran

Page 139: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

136

Melakukan monitoring secara ketat Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Reviu

Laporan Keuangan oleh Itjen ataupun BPKP

Penyampaian LHKPN pegawai.

9. Percepatan Penyelesaian Tindak Lanjut LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan)

Penyelesaian temuan yang terkait dengan LHP

Pemantauan terhadap penyelesaian Tindak Lanjut LHP

Melakukan pemutakhiran data penyelesaian Tindak Lanjut secara berkala

Page 140: DAFTAR ISIpromkes.kemkes.go.id/pub/files/files188193_LAPTAH PROMKES... · 2020. 4. 7. · b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang penggerak, sarana, dan prasarana promosi

137

BAB V

PENUTUP

Laporan tahunan ini memberikan gambaran tentang seluruh kegiatan bersumber APBN yang

dilakukan di lingkup Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat pada

tahun 2019. Seluruh kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dalam

rangka pencapaian indikator kinerja Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan

Masyarakat.

Secara umum, pencapaianan target kinerja Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi

Kesehatan pada Tahun 2019 telah tercapai hal ini dapat dilihat dari capain tiap indikator yang

melebih target. Capaian indikator Persentase Kab/Kota yang memiliki Kebijakan PHBS

mencapai 103%, Persentase desa yang memanfaatkan dana desa 10% untuk UKBM

mencapai 126%, Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR-nya untuk program kesehatan

mencapai 105% dan Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya

untuk mendukung kesehatan mencapai 113%. pencapaian ini harus ditingkatkan untuk terus

menjaga ritme capaian yang selaras dengan apa yang telah ditetapkan dalam Renstra

Kementerian Kesehatan 2015-2019.

Demikian Buku Kinerja Direktorat Promosi Kesehatan Tahun 2018 ini disusun sebagai

instrumen monitoring kinerja dan menjadi bahan acuan peningkatan kinerja dan refleksi

capaian Pusat Promnosi Kesehatn di tahun-tahun yang akan datang. Semoga laporan tahunan

ini dapat menjadi bahan refleksi bagi para pelaksana di lingkup Direktorat Promosi Kesehatan

dan Pemberdayaan Masyarakat, untuk melaksanakan kegiatan lebih baik lagi sesuai dengan

rencana yang telah ditetapkan.