Daftar Dokumen Yang Diminta akreditas JCI

9
DAFTAR KELENGKAPAN DOKUMEN YANG DISYARATKAN JCI STANDARD MEASURABLE ELEMENT(S) NOMOR HALAMAN BAHASA INGGRIS JENIS DOKUMENTASI IPSG IPSG.1 5. Kebijakan dan prosedur mendukung praktek yang konsisten dalam semua situasi dan lokasi. (Lihat ME 1 sampai ME 4 untuk yang tercakup dalam kebijakan.) ME 1 sampai ME 4: Gunakan paling tidak 2 (dua) pengidentifikasi untuk mengidentifikasi seorang pasien ketika: Memberikan obat Memberikan darah atau produk darah Mengambil sampel darah Mengambil sampel lain untuk pemeriksaan klinis Melakukan tindakan atau prosedur 36 X Kebijakan dan prosedur IPSG.2 4. Kebijakan dan prosedur mendukung praktek yang konsisten dalam verifikasi ketepatan komunikasi verbal dan telepon.(Lihat ME 1 sampai ME 3 untuk yang tercakup dalam kebijakan.) ME 1 sampai ME 3: Perintah atau hasil test lisan, pertelepon ditulis oleh penerima Perintah atau hasil test lisan, pertelepon dibaca ulang oleh penerima Perintah atau hasil test dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau hasil test 36–37 X Kebijakan dan prosedur IPSG.3 1. Kebijakan dan/atau prosedur disusun untuk menentukan identifikasi, lokasi, pelabelan, dan penyimpanan obat-obatan high alert. 37–38 X Kebijakan dan prosedur IPSG.4 4. Kebijakan dan prosedur disusun dalam rangka mendukung proses yang seragam untuk memastikan benar lokasi, benar prosedur, dan benar pasien, termasuk prosedur medis dan gigi yang dilakukan di lokasi selain kamar operasi. 38–39 X Kebijakan dan prosedur IPSG.5 3. Kebijakan dan/atau prosedur disusun yang akan mendukung penurunan yang berkelanjutan dari infeksi nosokomial. 39 X Kebijakan dan prosedur IPSG.6 4. Kebijakan dan/atau prosedur mendukung penurunan yang berkelanjutan dari risiko cedera pasien akibat jatuh di rumah sakit. 40 X Kebijakan dan prosedur ACC ACC.1 5. Kebijakan mengidentifikasi skrining dan tes diagnostik seperti apa yang standar sebelum masuk RS. 43 Kebijakan www.lean-indonesia.blogspot.com

description

akreditasi rs

Transcript of Daftar Dokumen Yang Diminta akreditas JCI

Page 1: Daftar Dokumen Yang Diminta akreditas JCI

DAFTAR KELENGKAPAN DOKUMEN YANG DISYARATKAN JCI

STANDARD MEASURABLE ELEMENT(S)NOMOR

HALAMANBAHASAINGGRIS

JENIS DOKUMENTASI

IPSG

IPSG.1

5. Kebijakan dan prosedur mendukung praktek yang konsisten dalam semua situasi dan lokasi.(Lihat ME 1 sampai ME 4 untuk yang tercakup dalam kebijakan.)

ME 1 sampai ME 4:Gunakan paling tidak 2 (dua) pengidentifikasi untuk mengidentifikasi seorang pasien ketika: Memberikan obat Memberikan darah atau produk darah Mengambil sampel darah Mengambil sampel lain untuk pemeriksaan klinis Melakukan tindakan atau prosedur

36

X Kebijakan dan prosedur

IPSG.2

4. Kebijakan dan prosedur mendukung praktek yang konsisten dalam verifikasi ketepatan komunikasiverbal dan telepon.(Lihat ME 1 sampai ME 3 untuk yang tercakup dalam kebijakan.)

ME 1 sampai ME 3: Perintah atau hasil test lisan, pertelepon ditulis oleh penerima Perintah atau hasil test lisan, pertelepon dibaca ulang oleh penerima Perintah atau hasil test dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau hasil test

36–37

X Kebijakan dan prosedur

IPSG.31. Kebijakan dan/atau prosedur disusun untuk menentukan identifikasi, lokasi, pelabelan, dan

penyimpanan obat-obatan high alert. 37–38X Kebijakan dan prosedur

IPSG.4

4. Kebijakan dan prosedur disusun dalam rangka mendukung proses yang seragam untukmemastikan benar lokasi, benar prosedur, dan benar pasien, termasuk prosedur medis dan gigiyang dilakukan di lokasi selain kamar operasi.

38–39

X Kebijakan dan prosedur

IPSG.53. Kebijakan dan/atau prosedur disusun yang akan mendukung penurunan yang berkelanjutan dari

infeksi nosokomial. 39X Kebijakan dan prosedur

IPSG.64. Kebijakan dan/atau prosedur mendukung penurunan yang berkelanjutan dari risiko cedera pasien

akibat jatuh di rumah sakit. 40X Kebijakan dan prosedur

ACCACC.1

5. Kebijakan mengidentifikasi skrining dan tes diagnostik seperti apa yang standar sebelum masukRS. 43

Kebijakan

www.lean-indonesia.blogspot.com

Page 2: Daftar Dokumen Yang Diminta akreditas JCI

ACC.1.1

6. Kebijakan dan prosedur tertulis mendukung proses masuk rawat inap dan pendaftaran rawat jalan,meliputi: Pendaftaran rawat jalan Masuk rawat inap Masuk emergency Menahan pasien untuk observasi

43–44

Kebijakan dan prosedur

ACC.1.1.34. Kebijakan dan/atau prosedur mendukung praktek yang konsisten [saat proses mengelola rawat

inap dan rawat jalan jika ada keterlambatan dalam penatalaksanaan/pengobatan]. 45Kebijakan dan prosedur

ACC.1.4

1. Rumah sakit telah menetapkan kriteria masuk dan/atau transfer untuk pelayanan atau unit intensifdan spesialisasinya, termasuk riset dan program lain untuk memenuhi kebutuhan pasien yangkhusus.

46

X Kriteria

ACC.2 2. Kriteria atau kebijakan yang ditetapkan untuk menentukan kelayakan transfer di dalam rumah sakit. 47 Kriteria atau Kebijakan

ACC.2.15. Transfer pertanggungjawaban dari satu individu ke individu lain dalam perawatan pasien dijelaskan

dalam kebijakan rumah sakit. 48Kebijakan

ACC.3

5. Kebijakan rumah sakit memandu proses bagi pasien yang diijinkan untuk meninggalkan rumahsakit dalam masa rangkaian penatalaksanaan/pengobatan yang terencana dengan persetujuanuntuk jangka waktu tertentu.

48–49

Kebijakan

ACC.3.26. Kebijakan dan prosedur menentukan kapan discharge summary harus diselesaikan dan di dalam

catatan medis. 50Kebijakan dan prosedur

ACC.3.3 5. Catatan klinis (Medical Record) berisi summary list yang lengkap sesuai kebijakan rumah sakit. 51 Kebijakan

ACC.4.42. Catatan pasien yang ditransfer berisi dokumentasi atau catatan lain sebagaimana disyaratkan oleh

kebijakan transfer rumah sakit. 54Kebijakan dan prosedur

PFRPFR.1 5. Kebijakan dan prosedur memandu dan mendukung hak pasien dan keluarga di rumah sakit. 60 Kebijakan dan prosedur

PFR.2

1. Kebijakan dan prosedur disusun untuk mendukung dan mempromosikan partisipasi pasien dankeluarga dalam proses perawatan.

2. Kebijakan dan prosedur menetapkan hak pasien untuk mencari second opinion tanpa takutberpengaruh terhadap perawatannya didalam atau di luar organisasi.

63

Kebijakan dan prosedur

Kebijakan dan prosedur

PFR.2.3 5. Kebijakan dan prosedur mendukung praktek yang konsisten [pada praktek resusitasi]. 65 Kebijakan dan prosedur

PFR.3 5. Kebijakan dan prosedur mendukung praktek yang konsisten [dalam proses komplain]. 66–67 Kebijakan dan prosedur

PFR.61. Rumah sakit mempunyai proses informed consent yang ditentukan dengan jelas yang dijelaskan

dalam kebijakan dan prosedur. 68X Kebijakan dan prosedur

PFR.6.4.11. Rumah sakit mempunyai daftar prosedur dan penatalaksanaan yang membutuhkan

persetujuan/consent yang terpisah. 70X Kebijakan dan prosedur

PFR.77. Kebijakan dan prosedur memandu proses pemberian informasi dan pengambilan keputusan [untuk

riset]. 70–71Kebijakan dan prosedur

PFR.111. Kebijakan dan prosedur memandu proses pengadaan dan donasi.2. Kebijakan dan prosedur memandu proses transplantasi. 73

Kebijakan dan prosedurKebijakan dan prosedur

www.lean-indonesia.blogspot.com

Page 3: Daftar Dokumen Yang Diminta akreditas JCI

AOP

AOP.1

1. Kebijakan dan prosedur rumah sakit menjelaskan informasi asesmen yang diperoleh untuk rawatinap.

2. Kebijakan dan prosedur menjelaskan the asesmen yang diperoleh untuk rawat jalan.3. Kebijakan mengidentifikasi informasi yang didokumentasikan untuk asesmen.

78

X

XX

Kebijakan dan prosedur

Kebijakan dan prosedurKebijakan dan prosedur

AOP.1.13. Isi minimal asesmen yang dibuat di rawat inap dijelaskan di kebijakan.4. Isi minimal asesmen yang dibuat di rawat jalan dijelaskan di kebijakan. 78

XX

Kebijakan dan prosedurKebijakan dan prosedur

AOP.1.21. Seluruh pasien rawat inap dan rawat jalan mempunyai initial asesmen yang meliputi riwayat

kesehatan dan pemeriksaan fisik yang konsisten dengan persyaratan yang dijelaskan di kebijakanRS.

79Kebijakan dan prosedur

AOP.1.35. Kebijakan dan prosedur mendukung praktek yang konsisten di seluruh area [terkait dengan

identifikasi kebutuhan medis dan keperawatan]. 79–80Kebijakan dan prosedur

AOP.1.4.1

1. Initial asesmen medis dilakukan dalam 24 jam masuk rawat inap atau lebih awal sesuai kondisipasien atau kebijakan RS.

2. Initial asesmen perawat dilakukan dalam 24 jam masuk rawat inap atau lebih awal sesuai kondisipasien atau kebijakan RS.

81

Kebijakan dan prosedur

Kebijakan dan prosedur

AOP.1.81. RS menjelaskans criteria tertulis, yang mengidentifikasi kapan asesmen tambahan, spesialisasi,

atau asesmen lebih dalam dilakukan. 83–84Kriteria

AOP.2

3. Pasien di ases ulang pada interval sesuai kondisinya dan jika terjadi perubahan bermakna darikondisinya, rencana perawatan, dan kebutuhan individual atau sesuai kebijakan dan prosedur.

5. Untuk pasien yang non acute, kebijakan RS menjelaskan keadaan dimana jenis atau populasipasien yang dapat di ases tidak tiap hari dan menjelaskan interval asesmen minimum untukpasien-pasien tersebut.

85–86

Kebijakan dan prosedur

Kebijakan dan prosedur

AOP.35. Orang yang memiliki kualifikasi melakukan asesmen dan reasesmen pasien, tanggung jawabnya

dijelaskan secara tertulis. 86Kebijakan dan prosedur

AOP.5.13. Kebijakan dan prosedur tertulis menjelaskan penanganan dan pembuangan bahan infeksius dan

berbahaya. 88X Kebijakan dan prosedur

AOP.5.4 1. Ada program manajemen peralatan laboratorium dan dilaksanakan. 90 Program

AOP.5.54. Laboratorium mempunyai dan mengikuti panduan tertulis untuk evaluasi seluruh reagen untuk

memberikan hasil yang akurat dan presisi. 90–91Panduan/guideline

AOP.5.6

1. Prosedur memandu pemesanan tes.2. Prosedur memandu pengumpulan dan identifikasi specimen.3. Prosedur memandu transport, penyimpanan, penyiapan spesimen4. Prosedur memandu penerimaan dan penelusuran specimen.

91

Prosedur

AOP.5.9 1. Ada program quality Control untuk laboratorium klinik. 92–93 Program

www.lean-indonesia.blogspot.com

Page 4: Daftar Dokumen Yang Diminta akreditas JCI

AOP.6.2

1. Ada program keselamatan radiasi yang menjelaskan risiko keselamatan potensial dan bahayayang dihadapi di dalam atau diluar departemen.

3. Kebijakan dan prosedur tertulis menjelaskan kepatuhan terhadap standard, peraturan, dan UUyang berlaku.

4. Kebijakan dan prosedur tertulis menjelaskan penanganan dan pembuangan bahan infeksius danberbahaya.

95

X Program

Kebijakan dan prosedur

Kebijakan dan prosedur

AOP.6.5 1. Ada program manajemen peralatan radiology dan diagnostic imaging, dan dilaksanakan. 97 Program

AOP.6.8 1. Ada program quality control untuk pelayanan radiology dan diagnostic imaging, dan dilaksanakan. 98–99 Program

COP

COP.12. Kebijakan dan prosedur memandu perawatan yang seragam dan merefleksikan peraturan dan UU

yang sesuai. 103Kebijakan dan prosedur

COP.2.2 1. Permintaan pemeriksaan dilakukan tertulis jika disyaratkan dan mengikuti kebijakan RS. 105 Kebijakan

COP.3.1 1. Perawatan pasien emergency dipandu oleh kebijakan dan prosedur yang sesuai. 107–108 Kebijakan dan prosedur

COP.3.21. Penggunaan pelayanan resusitasi yang seragam di seluruh RS dipandu oleh kebijakan dan

prosedur yang sesuai. 107–108X Kebijakan dan prosedur

COP.3.31. Penanganan, penggunaan, dan pemberian darah dan produk darah dipandu oleh kebijakan dan

prosedur yang sesuai. 107–108X Kebijakan dan prosedur

COP.3.41. Perawatan pasien koma dipandu oleh kebijakan dan prosedur yang sesuai.2. Perawatan pasien dengan bantuan hidup dipandu oleh kebijakan dan prosedur. 107–108

Kebijakan dan prosedurKebijakan dan prosedur

COP.3.51. Perawatan pasien dengan penyakit menular dipandu oleh kebijakan dan prosedur.2. Perawatan pasien dengan daya tahan tubuh rendah dipandu oleh kebijakan dan prosedur 107–108

Kebijakan dan prosedurKebijakan dan prosedur

COP.3.6 1. Perawatan pasien dengan dialisis dipandu oleh kebijakan dan prosedur. 107–108 Kebijakan dan prosedur

COP.3.7 1. Penggunaan restrain dipandu oleh kebijakan dan prosedur. 107–108 Kebijakan dan prosedur

COP.3.8

1. Perawatan pasien yang lemah, ketergantungan, dan tua dipandu oleh kebijakan dan prosedur.3. Perawatan anak kecil dan ketergantungan dipandu oleh kebijakan dan prosedur.5. Populasi pasien yang berisiko tindak kekerasan diidentifikasi, dan perawatan mereka dipandu oleh

kebijakan dan prosedur.

107–108

Kebijakan dan prosedurKebijakan dan prosedurKebijakan dan prosedur

COP.3.91. Perawatan pasien yang menerima kemoterapi atau obat-obat risiko tinggi dipandu oleh kebijakan

dan prosedur. 107–108Kebijakan dan prosedur

COP.6 2. Pasien dengan nyeri menerima perawatan sesuai dengan panduan manajemen nyeri. 110 Panduan/guideline

ASC

www.lean-indonesia.blogspot.com

Page 5: Daftar Dokumen Yang Diminta akreditas JCI

ASC.3

1. Kebijakan dan prosedur yang sesuai, menjelaskan sekurang-kurangnya elemen a) sampai f) yangditemukan di intent statement, memandu perawatan pasien dengan sedasi sedang dan dalam.

3. Ada asesmen pra sedasi yang konsisten dengan kebijakan RS untuk mengevaluasi risiko dankesesuaiaan sedasi bagi pasien.

6. Kriteria baku disusun dan didokumentasikan untuk pemulihan dan pengeluaran dari sedasi.

Elemen a) sampai f):a) bagaimana perencanaan dilaksanakan, termasuk menetapkan perbedaan penerapan sedasi

antara populasi dewasa dan pediatrik atau pertimbangan-pertimbangan khusus lainnya;b) dokumentasi yang diperlukan tim perawatan untuk bekerja dan berkomunikasi secara efektif;c) pertimbangan persetujuan khusus, jika sesuai;d) frekuensi dan jenis persyaratan pemantauan pasien;e) kualifikasi atau keterampilan khusus staf yang terlibat dalam proses sedasi;f) ketersediaan dan penggunaan peralatan khusus.

116–117

X

X

X

Kebijakan dan prosedur

Kebijakan

Kriteria

ASC.5.3

1. Kebijakan dan prosedur menjelaskan frekuensi minimal dan jenis pemantauan selama anestesidan seragam untuk pasien sejenis yang menerima anesthesia sejenis dimanapun anesthesiadiberikan.

2. Status fisiologi dipantau sesuai kebijakan dan prosedur selama pemberian anesthesia.

119

Kebijakan

Kebijakan dan prosedur

ASC.6 1. Pasien dipantau sesuai kebijakan selama periode pemulihan pasca anesthesia. 119–120 Kebijakan

MMU

MMU.11. Ada plan/rencana atau kebijakan atau dokumen lain yang mengidentifikasi bagaimana

penggunaan obat di susun dan dikelola di seluruh area RS. 125X Plan atau Kebijakan

MMU.2 1. Ada daftar obat-obatan yang disediakan di RS atau siap tersedia dari sumber luar. 126 List

MMU.35. Kebijakan RS menjelaskan bagaimana obat yang dibawa masuk pasien diidentifikasi dan

disimpan. 128Kebijakan

MMU.3.1

1. Kebijakan RS menjelaskan bagaimana produk nutrisi yang sesuai disimpan.2. Kebijakan RS menjelaskan bagaimana obat-obatan radioaktif, investigational, dan sejenisnya

disimpan.3. Kebijakan RS menjelaskan bagaimana obat-obatan sampel disimpan dan dikendalikan.

128–129

KebijakanKebijakan

Kebijakan

MMU.3.3

2. Kebijakan dan prosedur menjelaskan penggunaan obat-obatan yang diketahui kadaluarsa atauusang.

3. Kebijakan dan prosedur menjelaskan pemusnahan obat-obatan yang diketahui kadaluarsa atauusang.

129

Kebijakan dan prosedur

Kebijakan dan prosedur

MMU.4

1. Kebijakan dan prosedur memandu peresepan, pemesanan, dan penulisan obat-obatan yang amandi RS.

2. Kebijakan dan prosedur menjelaskan tindakan terkait dengan peresepan dan pemesanan yangtidak dapat dibaca.

130

X

X

Kebijakan dan prosedur

Kebijakan dan prosedur

MMU.73. RS mempunyai kebijakan yang mengidentifikasi efek yang tidak diharapkan, dicatat di catatan

pasien dan harus dilaporkan ke RS. 135Kebijakan

MMU.7.1 1. Medication error dan near miss dijelaskan melalui proses kolaboratif. 136 X Dokumen

www.lean-indonesia.blogspot.com

Page 6: Daftar Dokumen Yang Diminta akreditas JCI

QPS

QPS.11. Kepemimpinan RS berpartisipasi dalam menyusun plan/rencana untuk program quality

improvement and patient safety. 148X Plan/Program

QPS.2.11. Setahun sekali, pemimpin klinis menentukan paling sedikit lima area prioritas untuk menggunakan

guidelines, clinical pathways dan atau protocols. 151–152Priority Areas

QPS.5

2. RS mempunyai proses validasi data internal yang meliputi a) sampai f) di intent statement.

Elemen a) sampai f):a) Ada penerapan pengukuran barub) Data akan dipublikasikanc) Telah ada perubahan pada pengukurand) Data yang dihasilkan dari pengukuran berubah dari sebelumnya tanpa dapat dijelaskane) Sumber data berubahf) Subyek pengumpulan data berubah

156–157

Process

QPS.6

1. Pemimpin rumah sakit telah menetapkan definisi sentinel event yang meliputi a) sampai d) diintent statement.

Elemen a) sampai d):a) Kematian tidak terduga yang tidak disebabkan oleh penyakit atau kondisi pasienb) Hilangnya fungsi utama secara permanen yang tidak disebabkan oleh penyakit atau kondisi pasienc) pembedahan dengan lokasi, prosedur atau pada pasien yang salahd) penculikan bayi atau bayi yang tertukar

157–158

X Definisi Kebijakan

QPS.8 1. RS menetapkan definisi near miss. 159 X Definisi Kebijakan

QPS.11

1. Pemimpin RS mengadopsi risk management framework yang meliputi a) sampai f) di intentstatement.

Elemen a) sampai f):a) Identifikasi risiko;b) Membuat prioritas risiko;c) Pelaporan risiko;d) Pengelolaan risiko;e) Investigasi Kejadian Tak Diharapkan (KTD) danf) Pengelolaan klaim yang terkait.

160–161

Framework

PCIPCI.5

5. Program dipandu oleh kebijakan dan prosedur yang sesuai [untuk menurunkan risiko infeksinosokomial]. 168

X Kebijakan dan prosedur

PCI.64. RS mengases risiko-risiko tersebut [program pencegahan dan penurunan infeksi] paling sedikit

setahun sekali, dan asesmen didokumentasikan. 169Risk Asesmen

www.lean-indonesia.blogspot.com

Page 7: Daftar Dokumen Yang Diminta akreditas JCI

PCI.71. RS telah mengidentifikasi proses-proses yang berhubungan dengan risiko infeksi.3. RS mengidentifikasi risiko mana yang membutuhkan kebijakan dan/atau prosedur, pendidikan staf,

perubahan praktek, dan dan aktifitas lain untuk mendukung penurunan risiko.169–170

ProsesKebijakan dan prosedur

PCI.7.1.1

1. Ada kebijakan dan prosedur yang konsisten dengan peraturan dan UU, dan standard professionalyang mengidentifikasi proses untuk mengelola persediaan yang kadaluarsa.

2. Jika alat dan bahan sekali pakai dipakai ulang, diberlakukan kebijakan yang meliputi a) sampai e)di intent statement.

Elemen a) sampai e):a) Peralatan dan bahan yang tidak boleh dipakai ulangb) Jumlah pemakaian ulang maksimumc) Jenis kerusakan yang menyebabkan alat tersebut tidak boleh dipakai lagid) proses pembersihan untuk tiap peralatan yang dimulai segera setelah pemakaian dan mengikuti

protokol yang jelase) proses untuk pengumpulan, analisis, dan pemakaian data PPI yang berkaitan dengan peralatan

dan bahan yang dipakai ulang

170–171

X

Kebijakan dan prosedur

Kebijakan

PCI.7.33. Pembuangan benda tajam dan jarum konsisten dengan kebijakan pencegahan dan pengendalian

infeksi RS. 171Kebijakan

PCI.8

1. Pasien yang diketahui atau diduga menderita penyakit menular diisolasi sesuai kebijakan RS danpanduan yang direkomendasikan.

2. Kebijakan dan prosedur menjelaskan pemisahan pasien dengan penyakit menular dari pasien danstaf yang berisiko lebih besar karena penurunan daya tahan tubuh atau alasan lainnya.

3. Kebijakan dan prosedur menjelaskan bagaimana mengelola pasien dengan infeksi lewat udarauntuk sementara waktu jika ruangan tekanan negative tidak tersedia.

172–173

Kebijakan

Kebijakan dan prosedur

Kebijakan dan prosedur

PCI.9 5. RS telah mengadopsi panduan kebersihan tangan dari sumber yang dipercaya. 173 Panduan/guideline

PCI.111. RS menyusun program pencegahan dan pengendalian infeksi yang meliputi seluruh staf,

professional lain, pasien, dan keluarganya. 175–176X Program

GLD

GLD.1

1. Struktur governance RS dijelaskan pada dokumen tertulis, dan orang yang bertanggung jawabuntuk governance dan mengelola diidentifikasi dengan gelar atau nama.

2. Tanggung jawab Governance dijelaskan di dokumen.3. Dokumen menjelaskan bagaimana kinerja governing entity dan manager akan dievaluasi dan

criteria yang berhubungan.

180

X Dokumen

DokumenDokumen

GLD.1.22. Jika kewenangan persetujuan didelegasikan, hal itu dijelaskan di kebijakan dan prosedur

governance. 180–181Kebijakan dan prosedur

GLD.3.2 1. Plan/perencanaan RS menjelaskan perawatan dan pelayanan yang disediakan. 184 Plans

GLD.3.32. RS memiliki penjelasan tertulis dasar dan ruang lingkup pelayanan yang diberikan melalui

perjanjian kontraktual. 185X Dokumen

www.lean-indonesia.blogspot.com

Page 8: Daftar Dokumen Yang Diminta akreditas JCI

GLD.5.1

2. Dokumen departemen atau layanan menjelaskan pelayanan yang tersedia dan direncanakan yangdiberikan oleh tiap departemen atau layanan.

3. Tiap kebijakan dan prosedur departemen atau layanan memandu pemberian pelayanan yangteridentifikasi.

4. Tiap kebijakan dan prosedur departemen atau layanan menjelaskan pengetahuan danketerampilan staf yang dibutuhkan untuk mengases dan memenuhi kebutuhan pasien.

188–189

Dokumen

Kebijakan dan prosedur

Kebijakan dan prosedur

GLD.5.31. Direktur menyusun kriteria yang berkaitan dengan edukasi, keterampilan, pengetahuan, dan

pengalaman yang dibutuhkan oleh staf professional departemen. 189–190Kriteria

GLD.5.4 1. Direktur telah menetapkan program orientasi yang terdokumentasi untuk staf departemen. 190 Program

GLD.6 2. Pemimpin menetapkan framework untuk manajemen etika organisasi. 191–192 Framework

GLD.6.1 3. RS memberikan kebijakan admission, transfer, dan pemulangan yang jelas. 191–192 Kebijakan

FMS

FMS.2

1. Ada plan/perencanaan tertulis yang menjelaskan area risiko a) sampai f) di intent statement.a) Safety dan security (Lihat juga FMS.4 ME 1 sampai ME 4)b) Hazardous materials (Lihat juga FMS.5 ME 2 sampai ME 7)c) Emergencies (Lihat juga FMS.6, ME 1)d) Fire Safety (Lihat juga FMS.7.1 ME 1 sampai ME 5)e) Medical equipment (Lihat juga FMS.8 MEs 1 sampai ME 3 dan FMS.8.1 ME 1 dan ME 2)f) Utility systems (Lihat juga FMS.9.1, ME 3)

196–197

X Plans

FMS.4.11. RS mempunyai inspeksi yang terdokumentasi, terkini, akurat atas fasilitas fisiknya.2. RS mempunyai plan/perencanaan untuk menurunkan risiko yang nyata berdasarkan pada inspeksi. 198–199

Dokumen Plan

FMS.51. RS mengidentifikasi bahan dan limbah berbahaya dan mempunyai daftar terkini atas

seluruh bahan tersebut di RS. 199–200List

FMS.7.2 5. Inspeksi, testing, dan pemeliharaan peralatan dan sistim didokumentasikan. 201–202 Inspeksi yang terdokumentasi

FMS.7.3 1. RS telah menyusun kebijakan dan/atau prosedur untuk menghilangkan atau membatasi merokok. 202–203 Kebijakan dan prosedur

FMS.8.2 2. Kebijakan atau prosedur menjelaskan penggunaan produk atau peralatan yang ditarik (recall). 204 Kebijakan

SQESQE.6 1. Ada plan/perencanaan tertulis untuk staffing RS. 215–216 Plans

SQE.8.44. Ada kebijakan pemberian vaksinasi dan imunisasi staf.5. Ada kebijakan evaluasi, konseling, dan tindak lanjut terhadap staf yang terpapar penyakit menular

yang dikoordinasikan dengan program pencegahan dan pengendalian infeksi.219

KebijakanKebijakan

SQE.9.11. Ada proses yang dijelaskan di kebijakan untuk meninjau file kredensial setiap anggota staf medis

pada interval yang seragam sekurang-kurangnya sekali dalam tiga tahun. 220–222X Kebijakan

SQE.101. RS menggunakan proses terstandar yang terdokumentasi di kebijakan resmi RS untuk

memberikan privileges kepada tiap anggota staf medis untuk memberikan pelayanan padapenunjukan awal dan penunjukan ulang.

222–223X Kebijakan

SQE.112. Evaluasi praktek professional berkelanjutan dan tinjauan tahunan bagi setiap anggota staf medis

dilakukan dengan proses yang seragam yang dijelaskan oleh kebijakan RS. 223–224X Kebijakan

www.lean-indonesia.blogspot.com

Page 9: Daftar Dokumen Yang Diminta akreditas JCI

SQE.121. RS mempunyai prosedur terstandar untuk memperoleh kredensial bagi setiap anggota staf

keperawatan. 224–225Prosedur

SQE.151. RS mempunyai prosedur terstandar untuk memperoleh kredensial bagi setiap anggota staff

professional kesehatan. 226–227Prosedur

MCIMCI.7 1. Kebijakan menetapkan praktisi yang mempunyai akses ke catatan pasien. 235 Kebijakan

MCI.10

1. Ada kebijakan tertulis untuk menjelaskan privacy dan confidentiality informasi yang berdasarkanpada dan konsisten dengan peraturan dan UU.

2. Kebijakan menjelaskan tingkat dimana pasien memiliki akses kepada informasi kesehatannya danproses untuk mendapatkan akses jika diijinkan.

236–237

Kebijakan

Kebijakan

MCI.11

1. RS mempunyai kebijakan tertulis untuk menjelaskan keamanan informasi, termasuk integritasdata, yang berdasarkan pada atau konsisten dengan peraturan dan UU.

2. Kebijakan mencakup tingkat keamanan untuk tiap kategori data dan informasi yang diidentifikasi.237

Kebijakan

Kebijakan

MCI.12 1. RS mempunyai kebijakan penyimpanan catatan pasien dan data serta informasi lain. 237 Kebijakan

MCI.18

1. Ada kebijakan tertulis atau protocol yang menjelaskan persyaratan untuk menyusun danmemelihara kebijakan dan prosedur termasuk setidaknya item a) sampai h) di intent, dandilaksanakan.

2. Ada protocol tertulis yang menjelaskan bagaimana kebijakan dan prosedur dari luar RS akandikendalikan, dan hal tersebut dilaksanakan.

3. Adakebijakan atau protocol tertulis yang menjelaskan penyimpanan kebijakan dan prosedur usangsekurang-kurangnya sesuai waktu yang disyaratkan peraturan dan UU, dengan memastikanmereka tidak digunakan dengan salah, dan hal itu dilaksanakan.

4. Ada kebijakan atau protocol tertulis yang menjelaskan bagaimana seluruh kebijakan dan proseduryang beredar akan diidentifikasi dan dilacak, dan hal itu dilaksanakan.

240

X

X

X

X

Kebijakan

Protocol

Kebijakan atau Protocol

Kebijakan atau Protocol

MCI.19.2

1. Yang berwenang menulis di catatan pasien diidentifikasi di kebijakan RS.2. Format dan lokasi entri ditentukan oleh kebijakan RS.5. Yang berwenang mempunyai akses ke catatan pasien diidentifikasi dalam kebijakan RS.6. Ada proses untuk memastikan hanya individu yang berwenang memiliki akses ke catatan klinis

pasien.

242

KebijakanKebijakanKebijakanKebijakan

Keterangan:

Tulisan warna ungu : harus ada terjemahan dalam bahasa Inggris Tulisan warna biru : penjelasan sesuai intent statement

www.lean-indonesia.blogspot.com