Daftar Dokumen Yang Diminta akreditas JCI
-
Upload
ketut-widiyasa-bona -
Category
Documents
-
view
74 -
download
11
description
Transcript of Daftar Dokumen Yang Diminta akreditas JCI
DAFTAR KELENGKAPAN DOKUMEN YANG DISYARATKAN JCI
STANDARD MEASURABLE ELEMENT(S)NOMOR
HALAMANBAHASAINGGRIS
JENIS DOKUMENTASI
IPSG
IPSG.1
5. Kebijakan dan prosedur mendukung praktek yang konsisten dalam semua situasi dan lokasi.(Lihat ME 1 sampai ME 4 untuk yang tercakup dalam kebijakan.)
ME 1 sampai ME 4:Gunakan paling tidak 2 (dua) pengidentifikasi untuk mengidentifikasi seorang pasien ketika: Memberikan obat Memberikan darah atau produk darah Mengambil sampel darah Mengambil sampel lain untuk pemeriksaan klinis Melakukan tindakan atau prosedur
36
X Kebijakan dan prosedur
IPSG.2
4. Kebijakan dan prosedur mendukung praktek yang konsisten dalam verifikasi ketepatan komunikasiverbal dan telepon.(Lihat ME 1 sampai ME 3 untuk yang tercakup dalam kebijakan.)
ME 1 sampai ME 3: Perintah atau hasil test lisan, pertelepon ditulis oleh penerima Perintah atau hasil test lisan, pertelepon dibaca ulang oleh penerima Perintah atau hasil test dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau hasil test
36–37
X Kebijakan dan prosedur
IPSG.31. Kebijakan dan/atau prosedur disusun untuk menentukan identifikasi, lokasi, pelabelan, dan
penyimpanan obat-obatan high alert. 37–38X Kebijakan dan prosedur
IPSG.4
4. Kebijakan dan prosedur disusun dalam rangka mendukung proses yang seragam untukmemastikan benar lokasi, benar prosedur, dan benar pasien, termasuk prosedur medis dan gigiyang dilakukan di lokasi selain kamar operasi.
38–39
X Kebijakan dan prosedur
IPSG.53. Kebijakan dan/atau prosedur disusun yang akan mendukung penurunan yang berkelanjutan dari
infeksi nosokomial. 39X Kebijakan dan prosedur
IPSG.64. Kebijakan dan/atau prosedur mendukung penurunan yang berkelanjutan dari risiko cedera pasien
akibat jatuh di rumah sakit. 40X Kebijakan dan prosedur
ACCACC.1
5. Kebijakan mengidentifikasi skrining dan tes diagnostik seperti apa yang standar sebelum masukRS. 43
Kebijakan
www.lean-indonesia.blogspot.com
ACC.1.1
6. Kebijakan dan prosedur tertulis mendukung proses masuk rawat inap dan pendaftaran rawat jalan,meliputi: Pendaftaran rawat jalan Masuk rawat inap Masuk emergency Menahan pasien untuk observasi
43–44
Kebijakan dan prosedur
ACC.1.1.34. Kebijakan dan/atau prosedur mendukung praktek yang konsisten [saat proses mengelola rawat
inap dan rawat jalan jika ada keterlambatan dalam penatalaksanaan/pengobatan]. 45Kebijakan dan prosedur
ACC.1.4
1. Rumah sakit telah menetapkan kriteria masuk dan/atau transfer untuk pelayanan atau unit intensifdan spesialisasinya, termasuk riset dan program lain untuk memenuhi kebutuhan pasien yangkhusus.
46
X Kriteria
ACC.2 2. Kriteria atau kebijakan yang ditetapkan untuk menentukan kelayakan transfer di dalam rumah sakit. 47 Kriteria atau Kebijakan
ACC.2.15. Transfer pertanggungjawaban dari satu individu ke individu lain dalam perawatan pasien dijelaskan
dalam kebijakan rumah sakit. 48Kebijakan
ACC.3
5. Kebijakan rumah sakit memandu proses bagi pasien yang diijinkan untuk meninggalkan rumahsakit dalam masa rangkaian penatalaksanaan/pengobatan yang terencana dengan persetujuanuntuk jangka waktu tertentu.
48–49
Kebijakan
ACC.3.26. Kebijakan dan prosedur menentukan kapan discharge summary harus diselesaikan dan di dalam
catatan medis. 50Kebijakan dan prosedur
ACC.3.3 5. Catatan klinis (Medical Record) berisi summary list yang lengkap sesuai kebijakan rumah sakit. 51 Kebijakan
ACC.4.42. Catatan pasien yang ditransfer berisi dokumentasi atau catatan lain sebagaimana disyaratkan oleh
kebijakan transfer rumah sakit. 54Kebijakan dan prosedur
PFRPFR.1 5. Kebijakan dan prosedur memandu dan mendukung hak pasien dan keluarga di rumah sakit. 60 Kebijakan dan prosedur
PFR.2
1. Kebijakan dan prosedur disusun untuk mendukung dan mempromosikan partisipasi pasien dankeluarga dalam proses perawatan.
2. Kebijakan dan prosedur menetapkan hak pasien untuk mencari second opinion tanpa takutberpengaruh terhadap perawatannya didalam atau di luar organisasi.
63
Kebijakan dan prosedur
Kebijakan dan prosedur
PFR.2.3 5. Kebijakan dan prosedur mendukung praktek yang konsisten [pada praktek resusitasi]. 65 Kebijakan dan prosedur
PFR.3 5. Kebijakan dan prosedur mendukung praktek yang konsisten [dalam proses komplain]. 66–67 Kebijakan dan prosedur
PFR.61. Rumah sakit mempunyai proses informed consent yang ditentukan dengan jelas yang dijelaskan
dalam kebijakan dan prosedur. 68X Kebijakan dan prosedur
PFR.6.4.11. Rumah sakit mempunyai daftar prosedur dan penatalaksanaan yang membutuhkan
persetujuan/consent yang terpisah. 70X Kebijakan dan prosedur
PFR.77. Kebijakan dan prosedur memandu proses pemberian informasi dan pengambilan keputusan [untuk
riset]. 70–71Kebijakan dan prosedur
PFR.111. Kebijakan dan prosedur memandu proses pengadaan dan donasi.2. Kebijakan dan prosedur memandu proses transplantasi. 73
Kebijakan dan prosedurKebijakan dan prosedur
www.lean-indonesia.blogspot.com
AOP
AOP.1
1. Kebijakan dan prosedur rumah sakit menjelaskan informasi asesmen yang diperoleh untuk rawatinap.
2. Kebijakan dan prosedur menjelaskan the asesmen yang diperoleh untuk rawat jalan.3. Kebijakan mengidentifikasi informasi yang didokumentasikan untuk asesmen.
78
X
XX
Kebijakan dan prosedur
Kebijakan dan prosedurKebijakan dan prosedur
AOP.1.13. Isi minimal asesmen yang dibuat di rawat inap dijelaskan di kebijakan.4. Isi minimal asesmen yang dibuat di rawat jalan dijelaskan di kebijakan. 78
XX
Kebijakan dan prosedurKebijakan dan prosedur
AOP.1.21. Seluruh pasien rawat inap dan rawat jalan mempunyai initial asesmen yang meliputi riwayat
kesehatan dan pemeriksaan fisik yang konsisten dengan persyaratan yang dijelaskan di kebijakanRS.
79Kebijakan dan prosedur
AOP.1.35. Kebijakan dan prosedur mendukung praktek yang konsisten di seluruh area [terkait dengan
identifikasi kebutuhan medis dan keperawatan]. 79–80Kebijakan dan prosedur
AOP.1.4.1
1. Initial asesmen medis dilakukan dalam 24 jam masuk rawat inap atau lebih awal sesuai kondisipasien atau kebijakan RS.
2. Initial asesmen perawat dilakukan dalam 24 jam masuk rawat inap atau lebih awal sesuai kondisipasien atau kebijakan RS.
81
Kebijakan dan prosedur
Kebijakan dan prosedur
AOP.1.81. RS menjelaskans criteria tertulis, yang mengidentifikasi kapan asesmen tambahan, spesialisasi,
atau asesmen lebih dalam dilakukan. 83–84Kriteria
AOP.2
3. Pasien di ases ulang pada interval sesuai kondisinya dan jika terjadi perubahan bermakna darikondisinya, rencana perawatan, dan kebutuhan individual atau sesuai kebijakan dan prosedur.
5. Untuk pasien yang non acute, kebijakan RS menjelaskan keadaan dimana jenis atau populasipasien yang dapat di ases tidak tiap hari dan menjelaskan interval asesmen minimum untukpasien-pasien tersebut.
85–86
Kebijakan dan prosedur
Kebijakan dan prosedur
AOP.35. Orang yang memiliki kualifikasi melakukan asesmen dan reasesmen pasien, tanggung jawabnya
dijelaskan secara tertulis. 86Kebijakan dan prosedur
AOP.5.13. Kebijakan dan prosedur tertulis menjelaskan penanganan dan pembuangan bahan infeksius dan
berbahaya. 88X Kebijakan dan prosedur
AOP.5.4 1. Ada program manajemen peralatan laboratorium dan dilaksanakan. 90 Program
AOP.5.54. Laboratorium mempunyai dan mengikuti panduan tertulis untuk evaluasi seluruh reagen untuk
memberikan hasil yang akurat dan presisi. 90–91Panduan/guideline
AOP.5.6
1. Prosedur memandu pemesanan tes.2. Prosedur memandu pengumpulan dan identifikasi specimen.3. Prosedur memandu transport, penyimpanan, penyiapan spesimen4. Prosedur memandu penerimaan dan penelusuran specimen.
91
Prosedur
AOP.5.9 1. Ada program quality Control untuk laboratorium klinik. 92–93 Program
www.lean-indonesia.blogspot.com
AOP.6.2
1. Ada program keselamatan radiasi yang menjelaskan risiko keselamatan potensial dan bahayayang dihadapi di dalam atau diluar departemen.
3. Kebijakan dan prosedur tertulis menjelaskan kepatuhan terhadap standard, peraturan, dan UUyang berlaku.
4. Kebijakan dan prosedur tertulis menjelaskan penanganan dan pembuangan bahan infeksius danberbahaya.
95
X Program
Kebijakan dan prosedur
Kebijakan dan prosedur
AOP.6.5 1. Ada program manajemen peralatan radiology dan diagnostic imaging, dan dilaksanakan. 97 Program
AOP.6.8 1. Ada program quality control untuk pelayanan radiology dan diagnostic imaging, dan dilaksanakan. 98–99 Program
COP
COP.12. Kebijakan dan prosedur memandu perawatan yang seragam dan merefleksikan peraturan dan UU
yang sesuai. 103Kebijakan dan prosedur
COP.2.2 1. Permintaan pemeriksaan dilakukan tertulis jika disyaratkan dan mengikuti kebijakan RS. 105 Kebijakan
COP.3.1 1. Perawatan pasien emergency dipandu oleh kebijakan dan prosedur yang sesuai. 107–108 Kebijakan dan prosedur
COP.3.21. Penggunaan pelayanan resusitasi yang seragam di seluruh RS dipandu oleh kebijakan dan
prosedur yang sesuai. 107–108X Kebijakan dan prosedur
COP.3.31. Penanganan, penggunaan, dan pemberian darah dan produk darah dipandu oleh kebijakan dan
prosedur yang sesuai. 107–108X Kebijakan dan prosedur
COP.3.41. Perawatan pasien koma dipandu oleh kebijakan dan prosedur yang sesuai.2. Perawatan pasien dengan bantuan hidup dipandu oleh kebijakan dan prosedur. 107–108
Kebijakan dan prosedurKebijakan dan prosedur
COP.3.51. Perawatan pasien dengan penyakit menular dipandu oleh kebijakan dan prosedur.2. Perawatan pasien dengan daya tahan tubuh rendah dipandu oleh kebijakan dan prosedur 107–108
Kebijakan dan prosedurKebijakan dan prosedur
COP.3.6 1. Perawatan pasien dengan dialisis dipandu oleh kebijakan dan prosedur. 107–108 Kebijakan dan prosedur
COP.3.7 1. Penggunaan restrain dipandu oleh kebijakan dan prosedur. 107–108 Kebijakan dan prosedur
COP.3.8
1. Perawatan pasien yang lemah, ketergantungan, dan tua dipandu oleh kebijakan dan prosedur.3. Perawatan anak kecil dan ketergantungan dipandu oleh kebijakan dan prosedur.5. Populasi pasien yang berisiko tindak kekerasan diidentifikasi, dan perawatan mereka dipandu oleh
kebijakan dan prosedur.
107–108
Kebijakan dan prosedurKebijakan dan prosedurKebijakan dan prosedur
COP.3.91. Perawatan pasien yang menerima kemoterapi atau obat-obat risiko tinggi dipandu oleh kebijakan
dan prosedur. 107–108Kebijakan dan prosedur
COP.6 2. Pasien dengan nyeri menerima perawatan sesuai dengan panduan manajemen nyeri. 110 Panduan/guideline
ASC
www.lean-indonesia.blogspot.com
ASC.3
1. Kebijakan dan prosedur yang sesuai, menjelaskan sekurang-kurangnya elemen a) sampai f) yangditemukan di intent statement, memandu perawatan pasien dengan sedasi sedang dan dalam.
3. Ada asesmen pra sedasi yang konsisten dengan kebijakan RS untuk mengevaluasi risiko dankesesuaiaan sedasi bagi pasien.
6. Kriteria baku disusun dan didokumentasikan untuk pemulihan dan pengeluaran dari sedasi.
Elemen a) sampai f):a) bagaimana perencanaan dilaksanakan, termasuk menetapkan perbedaan penerapan sedasi
antara populasi dewasa dan pediatrik atau pertimbangan-pertimbangan khusus lainnya;b) dokumentasi yang diperlukan tim perawatan untuk bekerja dan berkomunikasi secara efektif;c) pertimbangan persetujuan khusus, jika sesuai;d) frekuensi dan jenis persyaratan pemantauan pasien;e) kualifikasi atau keterampilan khusus staf yang terlibat dalam proses sedasi;f) ketersediaan dan penggunaan peralatan khusus.
116–117
X
X
X
Kebijakan dan prosedur
Kebijakan
Kriteria
ASC.5.3
1. Kebijakan dan prosedur menjelaskan frekuensi minimal dan jenis pemantauan selama anestesidan seragam untuk pasien sejenis yang menerima anesthesia sejenis dimanapun anesthesiadiberikan.
2. Status fisiologi dipantau sesuai kebijakan dan prosedur selama pemberian anesthesia.
119
Kebijakan
Kebijakan dan prosedur
ASC.6 1. Pasien dipantau sesuai kebijakan selama periode pemulihan pasca anesthesia. 119–120 Kebijakan
MMU
MMU.11. Ada plan/rencana atau kebijakan atau dokumen lain yang mengidentifikasi bagaimana
penggunaan obat di susun dan dikelola di seluruh area RS. 125X Plan atau Kebijakan
MMU.2 1. Ada daftar obat-obatan yang disediakan di RS atau siap tersedia dari sumber luar. 126 List
MMU.35. Kebijakan RS menjelaskan bagaimana obat yang dibawa masuk pasien diidentifikasi dan
disimpan. 128Kebijakan
MMU.3.1
1. Kebijakan RS menjelaskan bagaimana produk nutrisi yang sesuai disimpan.2. Kebijakan RS menjelaskan bagaimana obat-obatan radioaktif, investigational, dan sejenisnya
disimpan.3. Kebijakan RS menjelaskan bagaimana obat-obatan sampel disimpan dan dikendalikan.
128–129
KebijakanKebijakan
Kebijakan
MMU.3.3
2. Kebijakan dan prosedur menjelaskan penggunaan obat-obatan yang diketahui kadaluarsa atauusang.
3. Kebijakan dan prosedur menjelaskan pemusnahan obat-obatan yang diketahui kadaluarsa atauusang.
129
Kebijakan dan prosedur
Kebijakan dan prosedur
MMU.4
1. Kebijakan dan prosedur memandu peresepan, pemesanan, dan penulisan obat-obatan yang amandi RS.
2. Kebijakan dan prosedur menjelaskan tindakan terkait dengan peresepan dan pemesanan yangtidak dapat dibaca.
130
X
X
Kebijakan dan prosedur
Kebijakan dan prosedur
MMU.73. RS mempunyai kebijakan yang mengidentifikasi efek yang tidak diharapkan, dicatat di catatan
pasien dan harus dilaporkan ke RS. 135Kebijakan
MMU.7.1 1. Medication error dan near miss dijelaskan melalui proses kolaboratif. 136 X Dokumen
www.lean-indonesia.blogspot.com
QPS
QPS.11. Kepemimpinan RS berpartisipasi dalam menyusun plan/rencana untuk program quality
improvement and patient safety. 148X Plan/Program
QPS.2.11. Setahun sekali, pemimpin klinis menentukan paling sedikit lima area prioritas untuk menggunakan
guidelines, clinical pathways dan atau protocols. 151–152Priority Areas
QPS.5
2. RS mempunyai proses validasi data internal yang meliputi a) sampai f) di intent statement.
Elemen a) sampai f):a) Ada penerapan pengukuran barub) Data akan dipublikasikanc) Telah ada perubahan pada pengukurand) Data yang dihasilkan dari pengukuran berubah dari sebelumnya tanpa dapat dijelaskane) Sumber data berubahf) Subyek pengumpulan data berubah
156–157
Process
QPS.6
1. Pemimpin rumah sakit telah menetapkan definisi sentinel event yang meliputi a) sampai d) diintent statement.
Elemen a) sampai d):a) Kematian tidak terduga yang tidak disebabkan oleh penyakit atau kondisi pasienb) Hilangnya fungsi utama secara permanen yang tidak disebabkan oleh penyakit atau kondisi pasienc) pembedahan dengan lokasi, prosedur atau pada pasien yang salahd) penculikan bayi atau bayi yang tertukar
157–158
X Definisi Kebijakan
QPS.8 1. RS menetapkan definisi near miss. 159 X Definisi Kebijakan
QPS.11
1. Pemimpin RS mengadopsi risk management framework yang meliputi a) sampai f) di intentstatement.
Elemen a) sampai f):a) Identifikasi risiko;b) Membuat prioritas risiko;c) Pelaporan risiko;d) Pengelolaan risiko;e) Investigasi Kejadian Tak Diharapkan (KTD) danf) Pengelolaan klaim yang terkait.
160–161
Framework
PCIPCI.5
5. Program dipandu oleh kebijakan dan prosedur yang sesuai [untuk menurunkan risiko infeksinosokomial]. 168
X Kebijakan dan prosedur
PCI.64. RS mengases risiko-risiko tersebut [program pencegahan dan penurunan infeksi] paling sedikit
setahun sekali, dan asesmen didokumentasikan. 169Risk Asesmen
www.lean-indonesia.blogspot.com
PCI.71. RS telah mengidentifikasi proses-proses yang berhubungan dengan risiko infeksi.3. RS mengidentifikasi risiko mana yang membutuhkan kebijakan dan/atau prosedur, pendidikan staf,
perubahan praktek, dan dan aktifitas lain untuk mendukung penurunan risiko.169–170
ProsesKebijakan dan prosedur
PCI.7.1.1
1. Ada kebijakan dan prosedur yang konsisten dengan peraturan dan UU, dan standard professionalyang mengidentifikasi proses untuk mengelola persediaan yang kadaluarsa.
2. Jika alat dan bahan sekali pakai dipakai ulang, diberlakukan kebijakan yang meliputi a) sampai e)di intent statement.
Elemen a) sampai e):a) Peralatan dan bahan yang tidak boleh dipakai ulangb) Jumlah pemakaian ulang maksimumc) Jenis kerusakan yang menyebabkan alat tersebut tidak boleh dipakai lagid) proses pembersihan untuk tiap peralatan yang dimulai segera setelah pemakaian dan mengikuti
protokol yang jelase) proses untuk pengumpulan, analisis, dan pemakaian data PPI yang berkaitan dengan peralatan
dan bahan yang dipakai ulang
170–171
X
Kebijakan dan prosedur
Kebijakan
PCI.7.33. Pembuangan benda tajam dan jarum konsisten dengan kebijakan pencegahan dan pengendalian
infeksi RS. 171Kebijakan
PCI.8
1. Pasien yang diketahui atau diduga menderita penyakit menular diisolasi sesuai kebijakan RS danpanduan yang direkomendasikan.
2. Kebijakan dan prosedur menjelaskan pemisahan pasien dengan penyakit menular dari pasien danstaf yang berisiko lebih besar karena penurunan daya tahan tubuh atau alasan lainnya.
3. Kebijakan dan prosedur menjelaskan bagaimana mengelola pasien dengan infeksi lewat udarauntuk sementara waktu jika ruangan tekanan negative tidak tersedia.
172–173
Kebijakan
Kebijakan dan prosedur
Kebijakan dan prosedur
PCI.9 5. RS telah mengadopsi panduan kebersihan tangan dari sumber yang dipercaya. 173 Panduan/guideline
PCI.111. RS menyusun program pencegahan dan pengendalian infeksi yang meliputi seluruh staf,
professional lain, pasien, dan keluarganya. 175–176X Program
GLD
GLD.1
1. Struktur governance RS dijelaskan pada dokumen tertulis, dan orang yang bertanggung jawabuntuk governance dan mengelola diidentifikasi dengan gelar atau nama.
2. Tanggung jawab Governance dijelaskan di dokumen.3. Dokumen menjelaskan bagaimana kinerja governing entity dan manager akan dievaluasi dan
criteria yang berhubungan.
180
X Dokumen
DokumenDokumen
GLD.1.22. Jika kewenangan persetujuan didelegasikan, hal itu dijelaskan di kebijakan dan prosedur
governance. 180–181Kebijakan dan prosedur
GLD.3.2 1. Plan/perencanaan RS menjelaskan perawatan dan pelayanan yang disediakan. 184 Plans
GLD.3.32. RS memiliki penjelasan tertulis dasar dan ruang lingkup pelayanan yang diberikan melalui
perjanjian kontraktual. 185X Dokumen
www.lean-indonesia.blogspot.com
GLD.5.1
2. Dokumen departemen atau layanan menjelaskan pelayanan yang tersedia dan direncanakan yangdiberikan oleh tiap departemen atau layanan.
3. Tiap kebijakan dan prosedur departemen atau layanan memandu pemberian pelayanan yangteridentifikasi.
4. Tiap kebijakan dan prosedur departemen atau layanan menjelaskan pengetahuan danketerampilan staf yang dibutuhkan untuk mengases dan memenuhi kebutuhan pasien.
188–189
Dokumen
Kebijakan dan prosedur
Kebijakan dan prosedur
GLD.5.31. Direktur menyusun kriteria yang berkaitan dengan edukasi, keterampilan, pengetahuan, dan
pengalaman yang dibutuhkan oleh staf professional departemen. 189–190Kriteria
GLD.5.4 1. Direktur telah menetapkan program orientasi yang terdokumentasi untuk staf departemen. 190 Program
GLD.6 2. Pemimpin menetapkan framework untuk manajemen etika organisasi. 191–192 Framework
GLD.6.1 3. RS memberikan kebijakan admission, transfer, dan pemulangan yang jelas. 191–192 Kebijakan
FMS
FMS.2
1. Ada plan/perencanaan tertulis yang menjelaskan area risiko a) sampai f) di intent statement.a) Safety dan security (Lihat juga FMS.4 ME 1 sampai ME 4)b) Hazardous materials (Lihat juga FMS.5 ME 2 sampai ME 7)c) Emergencies (Lihat juga FMS.6, ME 1)d) Fire Safety (Lihat juga FMS.7.1 ME 1 sampai ME 5)e) Medical equipment (Lihat juga FMS.8 MEs 1 sampai ME 3 dan FMS.8.1 ME 1 dan ME 2)f) Utility systems (Lihat juga FMS.9.1, ME 3)
196–197
X Plans
FMS.4.11. RS mempunyai inspeksi yang terdokumentasi, terkini, akurat atas fasilitas fisiknya.2. RS mempunyai plan/perencanaan untuk menurunkan risiko yang nyata berdasarkan pada inspeksi. 198–199
Dokumen Plan
FMS.51. RS mengidentifikasi bahan dan limbah berbahaya dan mempunyai daftar terkini atas
seluruh bahan tersebut di RS. 199–200List
FMS.7.2 5. Inspeksi, testing, dan pemeliharaan peralatan dan sistim didokumentasikan. 201–202 Inspeksi yang terdokumentasi
FMS.7.3 1. RS telah menyusun kebijakan dan/atau prosedur untuk menghilangkan atau membatasi merokok. 202–203 Kebijakan dan prosedur
FMS.8.2 2. Kebijakan atau prosedur menjelaskan penggunaan produk atau peralatan yang ditarik (recall). 204 Kebijakan
SQESQE.6 1. Ada plan/perencanaan tertulis untuk staffing RS. 215–216 Plans
SQE.8.44. Ada kebijakan pemberian vaksinasi dan imunisasi staf.5. Ada kebijakan evaluasi, konseling, dan tindak lanjut terhadap staf yang terpapar penyakit menular
yang dikoordinasikan dengan program pencegahan dan pengendalian infeksi.219
KebijakanKebijakan
SQE.9.11. Ada proses yang dijelaskan di kebijakan untuk meninjau file kredensial setiap anggota staf medis
pada interval yang seragam sekurang-kurangnya sekali dalam tiga tahun. 220–222X Kebijakan
SQE.101. RS menggunakan proses terstandar yang terdokumentasi di kebijakan resmi RS untuk
memberikan privileges kepada tiap anggota staf medis untuk memberikan pelayanan padapenunjukan awal dan penunjukan ulang.
222–223X Kebijakan
SQE.112. Evaluasi praktek professional berkelanjutan dan tinjauan tahunan bagi setiap anggota staf medis
dilakukan dengan proses yang seragam yang dijelaskan oleh kebijakan RS. 223–224X Kebijakan
www.lean-indonesia.blogspot.com
SQE.121. RS mempunyai prosedur terstandar untuk memperoleh kredensial bagi setiap anggota staf
keperawatan. 224–225Prosedur
SQE.151. RS mempunyai prosedur terstandar untuk memperoleh kredensial bagi setiap anggota staff
professional kesehatan. 226–227Prosedur
MCIMCI.7 1. Kebijakan menetapkan praktisi yang mempunyai akses ke catatan pasien. 235 Kebijakan
MCI.10
1. Ada kebijakan tertulis untuk menjelaskan privacy dan confidentiality informasi yang berdasarkanpada dan konsisten dengan peraturan dan UU.
2. Kebijakan menjelaskan tingkat dimana pasien memiliki akses kepada informasi kesehatannya danproses untuk mendapatkan akses jika diijinkan.
236–237
Kebijakan
Kebijakan
MCI.11
1. RS mempunyai kebijakan tertulis untuk menjelaskan keamanan informasi, termasuk integritasdata, yang berdasarkan pada atau konsisten dengan peraturan dan UU.
2. Kebijakan mencakup tingkat keamanan untuk tiap kategori data dan informasi yang diidentifikasi.237
Kebijakan
Kebijakan
MCI.12 1. RS mempunyai kebijakan penyimpanan catatan pasien dan data serta informasi lain. 237 Kebijakan
MCI.18
1. Ada kebijakan tertulis atau protocol yang menjelaskan persyaratan untuk menyusun danmemelihara kebijakan dan prosedur termasuk setidaknya item a) sampai h) di intent, dandilaksanakan.
2. Ada protocol tertulis yang menjelaskan bagaimana kebijakan dan prosedur dari luar RS akandikendalikan, dan hal tersebut dilaksanakan.
3. Adakebijakan atau protocol tertulis yang menjelaskan penyimpanan kebijakan dan prosedur usangsekurang-kurangnya sesuai waktu yang disyaratkan peraturan dan UU, dengan memastikanmereka tidak digunakan dengan salah, dan hal itu dilaksanakan.
4. Ada kebijakan atau protocol tertulis yang menjelaskan bagaimana seluruh kebijakan dan proseduryang beredar akan diidentifikasi dan dilacak, dan hal itu dilaksanakan.
240
X
X
X
X
Kebijakan
Protocol
Kebijakan atau Protocol
Kebijakan atau Protocol
MCI.19.2
1. Yang berwenang menulis di catatan pasien diidentifikasi di kebijakan RS.2. Format dan lokasi entri ditentukan oleh kebijakan RS.5. Yang berwenang mempunyai akses ke catatan pasien diidentifikasi dalam kebijakan RS.6. Ada proses untuk memastikan hanya individu yang berwenang memiliki akses ke catatan klinis
pasien.
242
KebijakanKebijakanKebijakanKebijakan
Keterangan:
Tulisan warna ungu : harus ada terjemahan dalam bahasa Inggris Tulisan warna biru : penjelasan sesuai intent statement
www.lean-indonesia.blogspot.com