Cs Manajemen Klp 6

34
Laporan Kelompok 6 Clinical Study 2 “ Manajemen Planning dan Angka Keselamatan Pasien“ Di Ruang Kemuning RS Paru Batu Oleh : K3LN Ila Resalita 115070201131016 Nadia Oktiffany Putri 115070201131017 Dita Febriana 115070201131018 Ratna Wirawati Rosyida 115070201131020 Anisah Puspita Sari 115070201131019 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015

description

laporan manajemen kel 6 k3ln

Transcript of Cs Manajemen Klp 6

Page 1: Cs Manajemen Klp 6

Laporan Kelompok 6

Clinical Study 2

“ Manajemen Planning dan Angka Keselamatan Pasien“

Di Ruang Kemuning RS Paru Batu

Oleh :

K3LN

Ila Resalita 115070201131016

Nadia Oktiffany Putri 115070201131017

Dita Febriana 115070201131018

Ratna Wirawati Rosyida 115070201131020

Anisah Puspita Sari 115070201131019

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 2: Cs Manajemen Klp 6

BAB I

PENDAHULUAN

Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setiap

kegiatan organisasinya, baik perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen

karyawan baru, program penjualan produk baru,

maupun perencaan anggarannya. Perencanaan (planning) merupakan

proses dasar bagi organisasi untuk memilihsasaran dan menetapkan bagaimana 

cara mencapainya. Oleh karena itu, perusahaan harus menetapkan tujuan dan

sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan proses-proses perencanaan.

Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen,

terutama dalam menghadapi lingkungan ekternal yang berubah

dinamis. Perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan

sistematis dan bukan hanya padaintuisi dan firasat(dugaan).

Salah satu maksud dibuat perencanaan adalah melihat

program- programyang akan dijalankan untuk meningkatkan kemungkinan

tercapainyatujuan-tujuanorganisasi di waktu yang akan datang. Perencanaan

organisasiharus aktif, dinamis, berkesinambungan dan kreatif, sehingga

manajemen tidak hanya bereaksi terhadap lingkungannya, tapi lebih menjadi

pesertaaktif dalam dunia usaha.

Membuat keputusan biasanya menjadi bagian dari perencanaan karena

setiap pilihan dibuat berdasarkan proses penyelesaian setiap

rencana. Planning penting karena banyak berperan dalam menggerakan fungsi

manajemen yang lain. Contohnya, setiap manajer harus membuat rencana

pekerjaan yang efektif di dalam kepegawaian organisasi.

Selain planning, Keselamatan Pasien (Patient Safety) merupakan isu

global dan nasional bagi rumah sakit, komponen penting dari mutu layanan

kesehatan, prinsip dasar dari pelayanan pasien dan komponen kritis dari

manajemen mutu (WHO, 2004). Keselamatan pasien (patient safety) merupakan

suatu variabel untuk mengukur dan mengevaluasi kualitas pelayanan

keperawatan yang berdampak terhadap pelayanan kesehatan. Program

keselamatan pasien bertujuan menurunkan angka Kejadian Tidak Diharapkan

(KTD) yang sering terjadi pada pasien selama dirawat di rumah sakit sehingga

sangat merugikan baik pasien sendiri dan pihak rumah sakit. KTD bisa

disebabkan oleh berbagai faktor antara lain beban kerja perawat yang tinggi,

Page 3: Cs Manajemen Klp 6

alur komunikasi yang kurang tepat, penggunaan sarana kurang tepat dan lain

sebagainya (Nursalam, 2011).

1.1 Rumusan Masalah

1.1.1 Bagaimana hasil pengkajian planning dan keselamatan pasien, analisis

SWOT, dan penentuan prioritas masalah serta strategi penyelesaian

masalah di Ruang Kemuning Rumah Sakit paru Batu ?

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa memahami tentang analisis SWOT, planning dan angka

keselamatan pasien

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mengetahui hasil pengkajian planning dan keselamatan pasien di ruang kemuning RSP Batu

b. Mahasiswa mampu melakukan analisa SWOT dari hasil pengkajian mengenai planning dan keselamatan pasien

c. Mahasiswa mampu menentukan prioritas masalah berdasarkan pengkajian

d. Mahasiswa mampu menentukan prioritas strategi penyelesaian masalah

BAB II

Page 4: Cs Manajemen Klp 6

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Umum Batu

Keberadaan

Rumah Sakit Paru Batu

didirikan sejak tahun

1912 pada masa

penjajahan Belanda

dengan pelayanan

Rawat Jalan untuk

penyakit paru yang

berlokasi di Kota Batu.

Selanjutnya pada tahun

1934 tepatnya tanggal 20 Maret 1934 dibuka ruang perawatan (Rawat Inap)

yang diresmikan oleh Mas Soemarto (Patih Kabupaten Malang), JA Seven

(Poning Master),de Ruyter de Wild (Voorith Bob) dan dikenal dengan nama

Sanatorium. Pada masa penjajahan Belanda Rumah Sakit Paru Batu dikuasai

oleh Pemerintah Belanda dan dijadikan Rumah Sakit Belanda. Setelah Indonesia

Merdeka Rumah Sakit Paru Batu diserahkan ke Pemerintah Republik Indonesia

khususnya Pemerintah Propinsi Jawa Timur.

Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 37 Tahun

2000 dan Keputusan Gubernur Nomor 26 Tahun 2002 Rumah Sakit Paru

ditetapkan sebagai salah satu Unit Pelaksana Tehnis (UPT) Dinas Kesehatan

Propinsi Jawa Timur yang berlokasi di Kota Batu yang secara geografis terletak

didaerah dataran tinggi dengan ketinggian 700–1.100 m dari permukaan air laut

dengan kemiringain 0–450 C. Rumah Sakit Paru Batu memiliki luas tanah 41.490

m2 dan luas lahan bangunan 12.344 m2 dan masih ada tanah kosong seluas

29.146 m2 yang memungkinkan untuk mengembangkan pelayanan kesehatan.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:

YM.02.04.3.3.3228 Pada tanggal 4 Juli 2007 diberikan Ijin penyelenggaraan

Rumah Sakit Khusus dengan nama “ Rumah Sakit Paru Batu” dan pada

tangaal 29 Desember 2009 Nomor : 118/259/kpps/013/2009 Rumah Sakit Paru

Batu di tetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) berstatus BLUD

penuh serta tahun 2011 penetapan akreditas 5 pelayanan. Lokasi Rumah Sakit

Paru Batu berada di jalur transportasi dan komunikasi yang mudah dijangkau

Page 5: Cs Manajemen Klp 6

masyarakat sehingga dapat mendorong pihak rumah sakit untuk memberikan

pelayanan dengan cepat dan mudah untuk mengembangkan pelayanan serta

meningkatkan mutu pelayanan. Namun untuk CT Scan pasien harus dirujuk ke

RS yang memiliki CT Scan misalnya RS Baptis. Disana juga tersedia komite

keperawatan.

RSP Batu merupakan RS milik pemerintah yang memberikan pelayanan

kesehatan pada 4 bagian besar (bagian Anak, Penyakit Dalam, Bedah,

Kebidanan dan Kandungan) serta beberapa bagian kecil (Syaraf, Radiologi dll).

Jumlah pasien yang berkunjung juga cukup banyak. Dalam pendidikan RSP Batu

telah digunakan sebagai wahana pendidikan bagi perawat. Mengingat RSP Batu

belum terakreditasi sebagai RS Pendidikan. Kepaniteraan Klinik yang dilakukan

FKUB sistemnya terdiri dari; kegiatan tahap pertama adalah orientasi Rumah

Sakit dan pengenalan kasus pasien.

Jumlah tenaga perawat di RSP Batu sebanyak 81 orang, S1 berjumlah

10 orang, D4 berjumlah 2 orang, D3 berjumlah 65 orang, Perawat gigi 2 orang,

dan perawat pembantu 4 orang. Saat ini RS sedang merekrut perawat dan

sedang di tes di berbagai ruangan. Ada juga perawat yang sedang profesi di

RSP batu yaitu institusi dari Stikes Kepanjen dan dari Keperawatan FK

Universitas Brawijaya

.

2. Profil RSP Batu

RS Paru Batu adalah rumah sakit negeri kelas B. Rumah sakit ini

mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis terbatas.

Rumah sakit ini juga menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten.

a. Rumah Sakit ini Lebih Besar

Tempat ini tersedia 104 tempat tidur inap, lebih banyak dibanding setiap

rumah sakit di Jawa Timur yang tersedia rata-rata 53 tempat tidur inap.

b. Jumlah Dokter Tersedia Sedikit

Dengan 27 dokter, rumah sakit ini tersedia lebih sedikit dibanding rata-rata

rumah sakit di Jawa

Timur.

c. Perlayanan Inap

Termasuk Kelas Tinggi

18 dari 104 tempat tidur

di rumah sakit ini

Page 6: Cs Manajemen Klp 6

berkelas VIP keatas.

d. Jumlah Dokter Sedikit

RS Paru Batu tersedia 27 dokter, sama dengan rumah sakit tipikal di Jawa

Timur, tapi 8 lebih sedikit daripada rumah sakit tipikal di Jawa.

e. Sebagian Besar Spesialis

Dari 27 dokter di rumah sakit ini, 13 adalah spesialis. Dibandingkan

dengan rata-rata rumah sakit di wilayah, ini:

4 lebih sedikit daripada rumah sakit tipikal di Jawa Timur

9 lebih sedikit daripada rumah sakit tipikal di Jawa

f. Dokter Tersedia Lumayan Lengkap

Rumah sakit ini tersedia 3 dari 5 categori besar dokter. Yang tidak ada di

rumah sakit ini:

Spesialis Gigi

Dokter Bedah

Tipe Dokter Jumlah Orang

 Dokter Umum

12 orang

+Spesialis

13 orang

 Dokter Gigi

2 orang

g. Perincian Tenaga Dukung

Tipe Tenaga Dukung Jumlah Orang

+Perawat

81 orang

+Pegawai Khusus Terapi

1 orang

+Teknisi Medis

7 orang

+Pegawai Khusus Bidan

9 orang

Page 7: Cs Manajemen Klp 6

Tipe Tenaga Dukung Jumlah Orang

+Pegawai Khusus Gizi

5 orang

+Pegawai Khusus Kefarmasian

10 orang

+Pegawai Non Kesehatan

84 orang

h. Mayoritas Kamar Kelas III

Dari 104 tempat tidur inap di rumah sakit ini, 54 termasuk di kamar kelas III.

RS Paru Batu tidak ada tempat tidur di kelas kamar tersebut:

Kelas VVIP

i. Rumah Sakit ini Umumnya Sepi

Setiap tahun, 47,014 pasien menjenguk RS Paru Batu. Dibanding rata-rata rumah sakit di wilayah, ini:

31,311 lebih

sedikit dari rumah

sakit tipikal di

Jawa.

Page 8: Cs Manajemen Klp 6

a. Jumlah pasien per tahun yang menerima perawatan di mana pasien

diinapkan di rumah sakit sebanyak 4.204 orang/tahun.

b. Jumlah pasien per tahun yang menerima pelayanan medis tanpa

mengharuskan dirawat inap atau rawat jalan sebanyak 35.157

orang/tahun. Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Paru Batu memberikan

Pelayanan Kegawatdaruratan dengan standar tinggi bagi semua

pasien.Pelayanan ini idukung oleh sumber daya manusia yang handal

dan memiliki kompetensi penanganan pasien gawat darurat dan

tersertifikasi.

c. Jumlah pasien per tahun yang meneriwa perawatan Instalasi Gawat

Darurat sebanyak 7.653 orang/tahun.

d. Jumlah tempat tidur di IGD sebanyak 5 tempat tidur

e. Jumlah tempat tidur di ruang operasi sebanyak 2 tempat tidur

f. Jumlah tempat tidur di ruang kamar bersalin sebanyak 3 tempat tidur

g. Jumlah tempat tidur di kamar bayi baru lahir sebanyak 7 tempat tdiru

Rasio tersebut menggambarkan tingkat efektivitas rumah sakit:

a. Bed Occupancy Ratio BOR: Ini adalah angka penggunaan tempat tidur.

Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan

Page 9: Cs Manajemen Klp 6

tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara

60-85%. BOR di RSP Batu sebanyak 36,9%.

b. Turn Over Interval (TOI) : Ini adalah rata-rata hari dimana tempat tidur

tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Idealnya tempat

tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. TOI di RSP Batu sebanyak

5,57/ hari.

c. Gross Death Rate (GDR) Ini adalah angka kematian umum untuk setiap

1000 penderita keluar. GDR di RSP Batu tidak ada atau 0%.

d. Net Death Rate (NDR): Ini adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat

untuk tiap 1000 penderita keluar. NDR di RSP Batu tidak ada atau

sebanyak 0%.

e. Average Length of Stay (ALOS): Ini adalah rata-rata lama rawat

seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat

efisiensi rumah sakit. Nilai ALOS yang ideal di antara 6-9 hari. ALOS di

RSP Batu sebanyak 3/hari..

3. Planning RSP Batu

A. Visi dan Misi Organisasi

Visi

“Menjadi rumah sakit pilihan utama masyarakat”

Misi

a. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang aman , ramah , dan berkualitas.

b. Mewujudkan pelayanan unggulan respirasi paripurna.c. Mengembangkan manajemen dan sumberdaya berbasis teknologi

informasi/ iptek berwawasan wisata (hospital tourism).d. Menyelenggarakan penelitian pengembangan, pendidikan, dan

pelatihan di bidang pelayanan kesehatan.e. Meningkatkan kesejahteraan karyawan berdasarkan prosefionalisme

dan kepuasan pelanggan.

B. Filosofi RSP Batu

Falsafah keperawatan

Page 10: Cs Manajemen Klp 6

a. Manusia adalah individu yang memiliki kebutuhan bio0 psikososial spiritual yang unik. Kebutuhan inin harus selalu dipertimbangkan dalam setiap pemberian asuhan keperawatan.

b. Keperawatan adalah bantuan untuk umat manusia yang bertujuan untuk meningkatkan drajat kesehatan secara optimal kepeda semua yang membutuhkan dengan tidak membedakan bangsa, suku, kepercayaan, dan statusnya, disetiap pelayanan kesehatan.

C. Tujuan RSP Batu

Tujuan pelayanan keperawatan

Memilihara dan meningkatkan pelayanan keperawatan prima dengan sentuhan kasih sayang.

Khusus

a. Terselenggaranya pelayanan keperawatan yang professional untuk kasus paru dan non paru melalui proses keperawatan yang sesui dengn standar asuhan keperawatan.

b. Tersedianya fasilitas keperawatan yang dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

Motto

Dengan salam, sapa, senyum mengupayakan kesembuhan penderita secara optimal, prosedural, dan bertanggung jawab

Nilai dasar

Nilai (value) adalah suatu yang harus dipegang teguh, agar arah organisasi tidak dikacaukan oleh anggota organisasi yang berbeda nilai. Oleh karena dalam rangka mewujudkan visi dan misi rumah sakit paru batu memiliki nilai – nilai dan keyakinan yang merupakan budaya kerja dan pegangan serta pedoman bagi kepala rumah sakit dan seluruh karyawan dalam malaksanakan tugas dan fungsinya.

Nilai – nilai yang diayakinin rumah sakit paru batu sebagai berikut:

“ kami insan rumah sakit, dalam memberikan pelayann selalu mngutamakan nilai – nilai kejujuran, keberanian, profesionalisme dan kkebersamaan”.

Dengan makna sebagai berikut

a. Kejujuran : proses administrasi dan keuangan dilaksanakan secara tertib dan transparan

b. Keberanian : berani dalam mengambil keputusan/ tindakan dengan selalu mengikuti peratuaran – leraturan dan ketentuan yang berlaku.

c. Professional : keyakinan terhadap tetanan dalam memberikan pelayanan yang berlandaskan pada kaidah ilmiah dan profesi serta tidak bertentangan dengan norma – norma yang berlaku di masayarakat

Page 11: Cs Manajemen Klp 6

d. Kebersamaan : ikatan komite seluruh insan rumah sakit paru batu dalam rangka mewujudkan visi dan misi organisasi.

D. Kebijakan & Prosedur RSP Batu

Kebijakan dan program-Program Ruang Kemuning:

1. Peningkatan sumber daya manusia dengan mengadakan pelatihan berhubungan dengan kompetensi paru secara rutin setiap tahun

2. Diadakan program refreshing (outbond) setiap tahun bagi tenaga kerja

3. Setiap satu bulan sekali mengadakan rapat ruangan secara rutin dan bias situasional

4. Dilaksanakan program evaluasi dengan berkoordinasi dengan komite sub mutu setiap 3 bulan

5. Dalam kedinasan, menerapkan fleksibilitas (tidak kaku dengan jadwal)

6. Bagi tenaga kerja yang bertukar jam dinas wajib melapor7. Sedang dilakukan pengembangan metode tim untuk penugasan

HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN

HAK PASIEN

Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien.

1. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib, dan peraturan yang berlaku d rumah sakit.

2. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil, dan jujur.3. Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai

dengan standar profesi kedokteran/kedokteran gigi dan tanpa diskriminasi.

4. Pasien berhak memperoleh asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesi keperawatan sesuai dengan standar profesi keperawatan.

5. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.

6. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat klinis dan pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar.

7. Pasien berhak meminta konsultasi berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah sakit tersebut (second opinion) terhadap penyakit yang dideritanya , sepengetahuan dokter yang merawat.

8. Pasien berhak atas “privacy” dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya.

9. Pasien berhak mendapat informasi meliputi :a. Penyakit yang diderita

Page 12: Cs Manajemen Klp 6

b. Tindakan medik apa yang hendak dilakukanc. Kemungkinan penyulit sebagai akibat tindakan tersebut dan

tindakan untuk mengatasinyad. Alternatif terapi lainnyae. Prognosanya\f. Perkiraan biaya pengobatan

10. Pasien berhak menyetujui memberikan izin atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.

11. Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya.

12. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.13. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai dengan

agama/kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.

14. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit.

15. Pasien berhak mengajukan usul-saran, perbaikanatas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya.

16. Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual.

KEWAJIBAN PASIEN

1. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata tertib rumah sakit.

2. Pasien berkewajiban untuk memenuhi segala instruksi dokter dan perawat dalam pengobatannya.

3. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit yang diderita kepada dokter yang merawat.

4. Pasien dan atau penanggung berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas jasa pelayanan rumah sakit/dokter.

5. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang telah disepakati perjanjian yang telah dibuatnya.

E. Peraturan RSP Batu

Tata Tertib Pengunjung Pasien

1. Jam berkunjung : Pagi : 10.00 – 12.00 WIB Sore : 16.00 – 18.00 WIB

2. Setelah jam berkunjung habis, semua keluarga pasien/pengunjung segera meninggalkan ruangan

Page 13: Cs Manajemen Klp 6

3. Untuk pasien yang dirawat di ruang observasi, keluarga tidak boleh masuk ruang perawatan (melihat melalui jendela) kecuali dalam keadaan khusus ditunggu oleh 1 orang atas ijin perawat atau dokter

4. Untuk pasien yang dirawat di ruang menular, anak kecil dilarang masuk dan pengunjung diwajibkan menggunakan masker

5. Tidak boleh memberikan makanan dan minuman apapun kepada pasien kecuali atas ijin perawat atau dokter

6. Tidak boleh duduk atau tidur di tempat pasien7. Harus menjaga ketertiban, ketenangan, kebersihan dan membuang

sampah di tempat sampah yang disediakan8. Dilarang merokok di area Rumah Sakit Paru9. Dilarang membawa peralatan secara berlebihan

Tata Tertib Pasien Rawat Inap di RS Paru1. Pasien/keluarga pasien menandatangani surat pernyataan masuk

rumah sakit atau opname setelah mendapatkan penjelasan petugas2. Pasien dirawat di ruangan rawat inap sesuai dengan kelas perawatan

yang diminta pasien/keluarga3. Pasien/keluarga pasien bersedia mentaati peraturan yang telah

ditetapkan pihak rumah sakit4. Pasien tidak diperkenankan membawa peralatan apapun yang dapat

mengganggu keindahan /tatanan rumah sakit5. Selama dalam perawatan, pasien tidak boleh ditunggu oleh keluarga

kecuali dalam keadaan khusus6. Pasien yang dirawat di ruang intensif tidak boleh ditunggu dan

dibesuk oleh keluarga, kecuali dalam keadaan khusus7. Pasien tidak diperkenankan memakai perhiasan dan tidak boleh

menyimpan uang berlebihan selama dalam perawatan8. Pasien atau keluarga pasien yang menghendaki konsultasi diberi

waktu : Pagi : 08.00 – 14.00 WIB Sore : disesuakian kondisi Malam : disesuaikan kondisi Konsultasi pagi hari diberikan oleh dokter yang merawat atau

dokter jaga ruangan dan atau perawat jaga Konsultasi sore dan malam disesuaikan dengan kondisi yang

diberikan oleh dokter jaga UGD dan perawat jaga

Tata Tertib di Ruang Kemuning

1. Dilarang menggelar tikar atau sejenisnya pada siang hari2. Jaga ketertiban & kebersihan ruang ruangan3. Anak kecil dilarang masuk4. Jam kunjung pasien jam 16.00 – 18.00 WIB

F. Perencanaan Strategis RSP Batu

1. Menjadikan pelayanan RS Paru Batu lebih ke pelayanan umum

Page 14: Cs Manajemen Klp 6

2. Pemenuhan sarana dan prasarana yang ada di Rumah sakit

3. Pemenuhan akreditasi yang baru

4. Akan dilanjutkan tim untuk menilai dan mengawasi pastient safety pada pasien yang baru masuk Rumah sakit

4. Angka Keselamatan Pasien

Angka kejadian dekubitus bulan januari di ruang kemuning

Jumlah kejadian dekubitus X 100 %

Jumlah pasien beresiko terjadi dekubitus

= 4/12 x 100%

= 0,3 %

BAB III

HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA PERMASALAHAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

1. Analisa Visi Misi RS

Page 15: Cs Manajemen Klp 6

Visi dari Rumah Sakit Paru Batu adalah “ menjadi rumah sakit pilihan

utama masyarakat”. Karakteristik dari visi Rumah Sakit Paru Batu sudah

memenuhi karakteristik visi yaitu singkat, mudah diingat, inspiratif, menantang,

menarik bagi organisasi, pelanggang dan pihak – pihak yang terkait, sesuatu

yang ideal, serta sesuatu yang ingin dicapai di masa datang. Dari segi kriteria visi

Rumah Sakit Paru Batu sudah memenuhi syarat yaitu dapat dibanyangkan oleh

seluruh anggota organisasi, memiliki nilai yang diinginkan oleh anggota

organisasi, memungkinkan untuk dicapai, terfokus pada permasalahan utama

instansi agar dapat beroprasi secara 3E (efesien, efektif, dan ekonomis),

berwawasan jangka panjang dan tidak mengabaikan perkembangan aman,

dapat dikomunikasikan & dimengerti oleh seluruh anggota organisi. Dari segi

makna visi dari Rumah Sakit Paru Batu dapat membri nilai tambah bagi

kehidupan organisasi, baik secara individu, kelompok, maupun keseluruhan

organisasi, visi mendorong anggota organisi untuk bergerak mau menuju masa

depan yang baik, mengatasi ketakutan akan kegagalan serta menantang setiang

kemapanana dan status quo yang merugukan bagi kelangsungan hidup

oragnisasi. Rumah Sakit Paru Batu memiliki visi yang baik karena dapat

menjalankan berbagai aspek yaitu menjembatani masa kini dan masa depan,

mengklasifikasi tujuan dan arah organisasi, memuat isu – isu kritik bagi

perubahan, dapat mengartikulasi dengan baik sehingga mudah dipahami, perlu

ambisius dalam arti menumbuhkan insirasi dan tantangan, menggerakkan

kegiatan sepanjang usia organsasi, berperan untuk menarik minat, meningkat

komitmen dan membentuk prilaku SDM.

Misi Rumah Sakit Paru Batu dapat diemban dan dilaksanakan oleh

organisasi sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Misi dari Rumah Sakit

Paru Batu sudah spesifik dalam menjabarkan dari visi yang ada, serta dapat

terukur karena dilihat dari waktu yang akan dilaksanakan, orang yang terlibat

serta keberhasilan dari misi yang akan dijalankan. Misi dari Rumah Sakit Paru

Batu dapat dicapai dilihat dari pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan

yang aman, ramah, dan berkualitas, serta adanya penerimaan tenaga kesehatan

untuk memenuhi kebutuahan rumah sakit. Rumah Sakit Paru Batu memiliki misi

yang berorientasi pada hasil yang dingin dicapai dari rumah sakit. Misinya juga

terikat pada waktu sehingga organisasi mampu melaksanakan misi sesui

standart waktu.

Page 16: Cs Manajemen Klp 6

2. Analisa Tujuan

Tuuan dari Rumah Sakit Paru Batu memiliki penjabaran atau

implementasi dari misi yang telah ditentukan. Serta dapat mengarahkan

perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka

merealisasikan misi. Tujuan yang spesifik yang mengarah pada pelayanan prima

dengan sentuhan kasih sayang. Dapat diukur karena tujuan dari Rumah Sakit

Paru Batu memiliki keterlibatan banyak orang, namun waktu yang belum bisa

ditentukan, tujuan dari rumah sakit ini berorientasi pada hasil yang ingin memiliki

pelayanan keperatan yang maksimal.

3. Analisa Kebijakan Dan Prosedur

Kebijakan dan prosedur organisasi di rumah sakit paru batu sudah

spesifik dapat dilihat dari adanya kebijakan dan prosedur di tiap-tiap ruangan

rumah sakit paru batu.Kebijakan dan prosedur organisasi di rumah sakit paru

batu dapat diukur dilihat dari pelatihan yang diadakan dapat dilaksanakan dan

seluruh staff tenaga medis terlibat di dalam penerapan kebijakan dan prosedur

rumah sakit. Kebijakan dan prosuder tersebut berlaku lama dilihat dari tiap

kebijakan yang diselenggarakan tiap waktu tertentu.

Kebijakan dan prosedur organisasi di rumah sakit dapat dicapai dilihat

dari salah satunya pengembangan metode tim untuk penugasan bisa dilakukan

dilihat dari diadakannya penerimaan calon tenaga kerja jenjang S1 di rs paru

batu. Kebijakan dan prosedur rumah sakit paru batu dilaksanakan dengan baik

dilihat dari kebijakan dan prosedur yag ditetapkan dapat mengembangkan

profesionalisme tenaga kesehatan di rumah sakit paru batu. Kebijakan dan

prosedur rumah sakit paru batu dapat diterapkan dalam waktu pendek karena

setiap kebijakan dan prosedur bisa berubah sesuai persetujuan tiap tenaga kerja

kesehatan.

4. Analisa Tata Tertib Peraturan

Tata tertib peraturan organisasi di Rumah Sakit Paru Batu sudah spesifik,

dilihat dari adanya klasifikasi tata tertib bagi pengunjung pasien secara umum,

tata tertib pasien di ruang inap dan tata tertib di ruang kemuning. Dapat dilihat

Page 17: Cs Manajemen Klp 6

juga dari klasifikasi yang spesifik jam berkunjung pasien atau jam untuk

konsultasi dengan dokter, perawat, atau kepala ruang.

Tata tertib peraturan organisasi di Rumah Sakit Paru Batu belum begitu

ditegakkan secara maksimal. Dilihat dari jam berkunjung pasien yang belum

ditegakkan secara maksimal, dapat dilihat dari jam berkunjung habis pengunjung

masih berada di rumah sakit. Serta banyak pengunjung yang sering membawa

makanan dari luar dan memberikan makanan ke pasien tanpa ijin tenaga medis.

Tata tertib peraturan di rumah sakit paru batu sudah melibatkan semua orang

yang berada di rumah sakit baik itu pasien, tenaga medis tiap ruangan maupun

pengunjung rumah sakit. Tata tertib di rumah sakit secara umum berlaku lama

dilihat dari rumah sakit lainnya yang menerapkan pedoman tata tertib tersebut.

Tata tertib peraturan organisasi di rumah sakit paru batu dapat dicapai,

dilihat dari peraturan yang mudah ditaati oleh semua pasien dan pengunjung,

tetapi masih banyak yang melanggar peraturan contohnya: saat jam berkunjung

sudah habis banyak yang tetap berada di rumah sakit, terlalu bnyak yang

menunggu pasien, keluarga memberi makanan ke pasien tanpa ijin petugas

kesehatan.

Tata tertib peraturan organisasi di rumah sakit paru sudah ditentukan

dengan baik namun pada kenyatanyaannya tidak sesuai harapan, masih ada

yang melanggar. Tata tertib peraturan organisasi di rumah sakit paru dapat

diterapkan dalam jangka waktu yang panjang agar para pelanggan tidak

kebingungan dengan peraturan yang berubah-ubah.

5. Analisa Perencanaan Strategis

Proses perencanaan strategis atau manajemen strategis merupakan

proses pengarahan usaha perencanaan strategis dan menjamin strategi tersebut

dilaksanakan dengan baik sehingga menjamin kesuksesan organisasi dalam

jangka panjang. Di rumah sakit paru batu, perencanaan strategis belum

sepenuhnya diimplementasikan karena rumah sakit tersebut masih dalam status

peralihan dari rumah sakit khusus penyakit paru menjadi rumah sakit umum.

Perencanaan strategis belum dibentuk secara lengkap dan masih dalam proses

pembuatan perencanaan. Dimana perencanaan strategis seharusnya mencakup

unsur-unsur berikut:

1. Misi

Page 18: Cs Manajemen Klp 6

Sebuah misi merupakan suatu alasan keberadaan rumah sakit

tersebut. Misi sering diungkapkan dalam pernyataan misi, yang

menyampaikan rasa tujuan proyek kepada karyawan dan citra

perusahaan kepada pelanggan. Dalam perumusan proses strategi,

pernyataan misi merupakan suasana hati instansi rumah sakit kemana

harus pergi.Di rumah sakit paru batu tersebut, sudah dibentuk visi dan

misi yang jelas.

2. Tujuan

Tujuan adalah tujuan konkret organisasi berusaha untuk

mencapainya, misalnya, sebuah target pertumbuhan pendapatan. Tujuan

harus menantang tapi dapat dicap dan dirumah sakit paru batu juga

sudah ditentukan tujuan yang jelas.

3. Analisis Situasi

Perubahan dalam lingkungan eksternal sering muncul peluang-

peluang baru dan cara-cara baru untuk mencapai tujuan. Scan

lingkungan dilakukan untuk mengidentifikasi peluang-peluang yang

tersedia. Instansi rumah sakit juga harus mengetahui kemampuan dan

keterbatasan untuk memilih peluang yang mengejar dengan probabilitas

keberhasilan yang lebih tinggi. Di RSP Batu belum terdapat dokumentasi

analisa situasi yang jelas dan masih dalam tahap penyusunan analisa

situasi untuk perencanaan strategis untuk status rumah sakit yang baru

yaitu rumah sakit umum.

4. Penyusunan Strategi

Begitu gambaran yang jelas tentang instansi RS dan

lingkungannya telah diketahui, alternatif strategis tertentu dapat

dikembangkan. Di RSP Batu sudah disusun strategi seperti program-

program untuk peningkatan SDM, pengimplementasian kebijakan,

peraturan-peraturan, hak dan kewajiban pasien, serta peraturan atau

kebijakan untuk keluarga atau pengunjung rumah sakit.

5. Pelaksanaan

Implementasi yang efektif, perlu diterjemahkan ke dalam kebijakan

yang lebih rinci dapat dipahami di tingkat fungsional organisasi. Ekspresi

strategi dalam hal kebijakan fungsional juga berfungsi untuk menyoroti

isu-isu praktis yang mungkin tidak terlihat pada tingkat yang lebih tinggi.

Page 19: Cs Manajemen Klp 6

Sebagian besar strategi di ruang kemuning sudah dilaksanakan namun

masih dalam tahap proses penyempurnaan.

6. Kontrol

Setelah diimplementasikan, hasil dari strategi perlu diukur dan

dievaluasi, dengan perubahan yang dibuat seperti yang diperlukan untuk

tetap pada jalur rencana. Sistem kontrol harus dikembangkan dan

dilaksanakan untuk memfasilitasi pemantauan ini. Standar kinerja yang

ditetapkan, performa yang sebenarnya diukur, dan tindakan yang tepat

diambil untuk memastikan keberhasilan. Di ruang kemuning

menggunakan system control dengan melakukan evaluasi setiap 3 bulan

sekali dengan berkerjasama dengan tim mutu RS.

Analisa SWOT Planning

Faktor Internal Ranking Konsta

nta R x K Bobot Rating

BxR

S:- Fasilitas untuk pasien 3 4 12 0,12 2 0,24

Page 20: Cs Manajemen Klp 6

seperti bed, EKG, dan beberapa sarana prasarana lain dalam keadaan baru

- Lokasi RSP yang strategis ditengah kota dan terjangkau transportasinya

- Suasana sekitar rumah sakit tenang dan tidak bising

- Memiliki tenaga kesehatan yang terampil dan ramah

- Tenaga kesehatan di ruang kemuning datang kerja tepat waktu

5

4

2

1

4

4

4

4

20

16

8

4

0,2

0,16

0,08

0,04

3

2

1

2

0,6

0,32

0,08

0,08

Total 1,32

W:- Visi misi yang baru belum

disosilaisasikan- Tidak ada metode pre

dan post conference yang jelas, biasanya digabung dengan operan

- Metode penugasan di ruang kemuning masih menggunakan metode fungsional

- Operan yang dilakukan hanya sebatas memberikan informasi tentang obat-obatan yang diberikan, sementara asuhan keperawatan tidak ada yang disampaikan

2

4

3

1

4

4

4

4

8

16

12

4

0,08

0,16

0,12

0,04

4

4

4

3

0,32

0,64

0,48

0,12

Total 1,56

S-W = 1,32 – 1,56 = -0,24

Faktor Eksternal

O1. Satu-satunya rumah sakit

pemerintah di Batu2. Rumah Sakit Paru sudah

dikenal oleh kebanyakan masyarakat baik di dalam kota Batu maupun luar

1

2

4

4

4

8

0,17

0,33

3

3

0,51

0,99

Page 21: Cs Manajemen Klp 6

Kota BatuTotal 1,5

T- RSP belum terakreditasi

paripurna- Tepat di sebelah RSP

terdapat RS swasta lainnya yang dapat menjadi saingan

1

2

4

4

4

8

0,17

0,33

3

4

0,51

1,32

Total 1,83

O-T = 1,5 – 1,83 = - 0,33

Analisa BxR SWOT patient safety

Faktor InternalRankin

g Konstant

a R x K Bobot Rating

BxR

S:- tidak terjadi insiden

pasien jatuh, ISK dan KTD/KNC pada bulan januari-maret

1 4 4 0,1 4 0,36

Total 0,36

W:- terjadi insiden phlebitis,

decubitus, ILO pada bulan januari-maret

- belum ada tim untuk mengontrol dan mengawasi tentang keselamatan pasien di ruang kemuning

- petugas kesehatan di ruang kemuning tidak mencatat kejadian kasus infeksi atau yang berhubungan dengan keselamatan pasien setiap hari di formulir pencatatan

- ada beberapa lantai yang rusak dan beresiko menyebabkan jatuh

2

4

3

1

4

4

4

4

8

16

12

4

0,18

0,36

0,27

0,1

3

4

3

2

0,54

1,44

0,81

0,18

Total 2,97

Page 22: Cs Manajemen Klp 6

S-W = 0,36 – 2,97 = -2,61

Faktor Eksternal

O3. Ruang kemuning sudah

mempunyai standard dan mengikuti indikator indikator keselamatan pasien sesuai standar

1 4 4 1 3 3

Total 3

T 0 0 0 0 0 0

Total

O-T = 3 – 0 = 3

BAB IV

PRIORITAS MASALAH, ALTERNATIF DAN PENYELESAIAN MASALAH

A. Prioritas masalah

Page 23: Cs Manajemen Klp 6

No Masalah Mg Sv Mn NC Af Total

Planning

1 Visi rumah sakit belum disosialisasikan

3 3 4 3 5 540

2 Rumah sakit masih menggunakan metode fungsional

3 3 4 3 3 324

3 Operan yang disampaikan hanya terkait obat-obatan saja, kurang mencakup askep dan tindakan apa saja yang dilakukan saat shift tersebut

3 1 5 5 5 375

4 Tidak ada metode pre dan post conference yang jelas, biasanya digabung dengan operan

3 1 5 3 5 225

Patient safety

1 Infeksi Luka Operasi 2 3 5 4 4 480

2 Pasien beresiko jatuh karena lantai berlubang

4 4 4 3 5 360

3 Phlebitis 4 3 5 5 5 1500

4 Belum ada tim untuk mengawasi infeksi

3 4 5 4 5 960

5 Tidak selalu dicatat adanya kejadian infeksi

3 4 4 4 4 768

6 Decubitus 4 4 5 4 4 1280

Prioritas Planning

1. Visi Rumah sakit belum disosialisasikan

2. Operan yang disampaikan hanya terkait obat-obatan saja, kurang mencakup askep dan tindakan apa saja yang dilakukan saat shift tersebut

3. Rumah sakit masih menggunakan metode fungsional

Proritas keselamatan pasien:

1. Phlebitis

2. Dekubitus

3. Belum ada tim untuk mengawasi infeksi

B. Alternatif dan Pemecahan Masalah

1. Planning

No priori

Alternatif pemecahan Efektifitas Efisien

Total

Page 24: Cs Manajemen Klp 6

tas M I V C (MIV/C)

1 a. Mensosialisasikan kepada karyawan RS dengan cara pemasangan banner

3 4 4 4 12

b. Mengadakan pertemuan kepala ruangan untuk disosialisasiakn ke staf yang ada di ruangan

2 4 1 1 8

2 a. Sosialisasi kepada perawat bagaimana operan yang seharusnya dilakukan (menyampaikan diagnosa intervensi yang sudah dan belum dilakukan)

3 3 3 1 27

b. Melakukan role play operan yang sudah di sosialisasikan

3 3 2 1 18

3 a. Melakukan recuitmen agar bisa menjalankan metode tim sehingga dapat melakukan pelayanan yang paripurna.

4 3 4 2 24

b. Memberikan kesempatan kepada perawat d3 untuk melanjutkan sekolah.

3 3 3 3 9

2. Keselamatan pasien

No prioritas

Alternatif pemecahan Efektifitas Efisien

Total

M I V C (MIV/C)

1 a. Melakukan pendampingan dan

3 4 4 1 48

Page 25: Cs Manajemen Klp 6

bimbingan saat melalukan tindakan infasif

2 a. Melakukan pemindahan posisi pasien yang berisiko dekubitus setiap 2 jam.

4 3 3 1 36

b. Memberikan bantal bentuk donat untuk menahan tubuh yang sering mengalami tekanan. Jika tidak ada batal dapat menggunakan kain yang dibentuk donat.

4 3 3 3 12

3 a. Membentuk tim kontrol dari pihak rumah sakit untuk mengawasi keselamatan pasien

4 3 4 2 24

b. Menetapkan standart indikator untuk keselamatan pasien.

4 3 4 1 48

Kesimpulan berdasarkan analisa prioritas strategi penyelesaian masalah adalah sebagai berikut:

Planning

1. Untuk menyelesaikan masalah visi misi yang belum tersosilaisasikan, strategi yang dapat dilakukan adalah Mensosialisasikan kepada karyawan RS dengan cara pemasangan banner

2. Untuk menyelesaikan masalah operan yang disampaikan hanya terkait obat-obatan saja, kurang mencakup askep dan tindakan apa saja yang dilakukan saat shift tersebut, strategi yang belum diselesaikan adalah Sosialisasi kepada perawat bagaimana operan yang seharusnya dilakukan (menyampaikan diagnosa intervensi yang sudah dan belum dilakukan)

3. Untuk menyelesaikan masalah Rumah sakit masih menggunakan metode fungsional strategi yang dilakukan adalah melakukan recuitmen agar bisa menjalankan metode tim sehingga dapat melakukan pelayanan yang paripurna.

Angka keselamatan Pasien

1. Untuk menyelesaikan masalah Phlebitis strategi yang dapat dilakukan adalah melakukan pendampingan dan bimbingan saat melalukan tindakan infasif

Page 26: Cs Manajemen Klp 6

2. Untuk menyelesaikan masalah dekubitus strategi yang dapat dilakukan adalah Melakukan pemindahan posisi pasien yang berisiko dekubitus setiap 2 jam.

4. Untuk menyelesaikan masalah belum ada tim untuk mengawasi infeksi strategi yang dapat dilakukan adalah Menetapkan standart indikator untuk keselamatan pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Indonesia. 2014: http://www.buk.depkes.go.id

RSP Batu. Sejarah RSP Batu. http://rsubatuprovjatim.com/?page_id=6. Diakses Sabtu, 28 Maret, 2015.