Critical Thingkingkk

8
Dokter merupakan profesi yang memberikan pelayanaan kesehatan dengan menerapkan prinsip-prinsip ilmiah sesuai dengan jangkauan teknologi terkini kepada pasien. Penerapan prinsip ilmiah dalam memberikan pelayanan kesehatan tentunya memerlukan dasar pengetahuan yang kuat dan pengalaman, sehingga keputusan klinis yang dihasilkan adalah yang terbaik untuk pasien. Pada saat memberikan pelayanan, seorang dokter dihadapkan pada masalah pasien yang harus ditindaklanjuti dengan pengelolaan yang tepat dengan berpikir secara komprehensif dari seluruh pengetahuan yang dimiliki dan melakukan telaah terhadap seluruh data yang diperoleh dari pasien. Clinical reasoning skills sebenarnya merupakan salah satu ketrampilan yang sangat diperlukan untuk dimiliki oleh dokter. Kompetensi ini digunakan dalam mengelola pasien. Setiap keputusan klinis harus didasarkan pada alasan-alasan yang dapat diterima akal dengan didasarkan pada pola pikir evidence-based medicine. Perkembangan teknologi selain memberikan nilai tambah, kadang- kadang juga memberikan dampak yang merugikan. Disini seorang dokter harus mampu berpikir secara kritis dan menggunakan ketrampilan clinical reasoning yang dimiliki untuk memberikan keputusan terbaik untuk pasien. Berbagai penelitian telah dilakukan dan menyatakan betapa pentingnya clinical reasoning skills untuk seorang dokter. Seorang dokter dapat menyelesaikan masalah, membuat suatu keputusan, dan membuat pertimbangan medis dengan menerapkan langkah-langkah berpikir dengan berbagai metode yang telah digunakan selama ini. Berpikir kritis dilakukan setiap orang untuk mendapatkan pemahaman, melakukan evaluasi, serta dalam menyelesaikan masalah. Seorang dokter dalam menghadapi pasien juga melakukan langkah-langkah tersebut. Permasalahannya apakah dengan langkah-langkah yang dilakukan tersebut seorang dokter bisa dikatakan berpikir kritis. Dalam tulisan ini dilakukan telaah terhadap clinical reasoningdan critical

description

kklkml

Transcript of Critical Thingkingkk

Page 1: Critical Thingkingkk

Dokter merupakan profesi yang memberikan pelayanaan kesehatan dengan menerapkan prinsip-prinsip ilmiah sesuai dengan jangkauan teknologi terkini kepada pasien. Penerapan prinsip ilmiah dalam memberikan pelayanan kesehatan tentunya memerlukan dasar pengetahuan yang kuat dan pengalaman, sehingga keputusan klinis yang dihasilkan adalah yang terbaik untuk pasien. Pada saat memberikan pelayanan, seorang dokter dihadapkan pada masalah pasien yang harus ditindaklanjuti dengan pengelolaan yang tepat dengan berpikir secara komprehensif dari seluruh pengetahuan yang dimiliki dan melakukan telaah terhadap seluruh data yang diperoleh dari pasien.

Clinical reasoning skills sebenarnya merupakan salah satu ketrampilan yang

sangat diperlukan untuk dimiliki oleh dokter. Kompetensi ini digunakan dalam mengelola pasien. Setiap keputusan klinis harus didasarkan pada alasan-alasan yang dapat diterima akal dengan didasarkan pada pola pikir evidence-based medicine. Perkembangan teknologi selain memberikan nilai tambah, kadang-kadang juga memberikan dampak yang merugikan. Disini seorang dokter harus mampu berpikir secara kritis dan menggunakan ketrampilan clinical reasoning yang dimiliki untuk memberikan keputusan terbaik untuk pasien.

Berbagai penelitian telah dilakukan dan menyatakan betapa pentingnya clinical reasoning skills untuk seorang dokter. Seorang dokter dapat menyelesaikan

masalah, membuat suatu keputusan, dan membuat pertimbangan medis dengan menerapkan langkah-langkah berpikir dengan berbagai metode yang telah digunakan selama ini. Berpikir kritis dilakukan setiap orang untuk mendapatkan pemahaman, melakukan evaluasi, serta dalam menyelesaikan masalah. Seorang dokter dalam menghadapi pasien juga melakukan langkah-langkah tersebut. Permasalahannya apakah dengan langkah-langkah yang dilakukan tersebut seorang dokter bisa dikatakan berpikir kritis.

Dalam tulisan ini dilakukan telaah terhadap clinical reasoningdan critical thinking, bagaimana hubungan kedua kompetensi tersebut, dan bagaimana kepentingannya bagi seorang dokter. Berpikir Kritis

Berpikir kritis atau critical thinking menurut Cotton (1991) juga dikenal dengan tihnking skills, berpikir kreatif, berpikir tingkat tinggi (high-order thinking). Dalam berpikir kritis terdapat dua dimensi penting, yaitu kerangka berpikir dan pekerjaan mental yang spesifik.

Michael Seriven dan Richard Paul, seperti yang dikutip oleh Jenicekc (2006) mengatakan bahwa berpikir kritis adalah sebuah proses intelektual dengan melakukan pembuatan konsep, penerapan, melakukan sintesis dan atau mengevaluasi informasi yang diperoleh dari observasi, pengalaman, refleksi, pemikiran, atau komunikasi sebagai dasar untuk meyakini dan melakukan suatu tindakan. Digambarkan bahwa berpikir kritis tidak cukup hanya logis, tetapi terdiri

1

Page 2: Critical Thingkingkk

atas proses yang lebih luas dalam bidang kedokteran, antara lain melibatkan persepsi, bahasa, emosi, pertimbangan biostatistik dan epidemiologis, bukti ilmiah terbaik, pengetahuan klinis dan kesehatan masyarakat, sikap, dan ketrampilan. Pendapat ini senada dengan yang disampaikan oleh Abraham (2004) yang menerapkan strategi membangun critical thinking mahasiswa melalui pembelajaran fisiologi.

Schafersman (1991) mengatakan berpikir kritis adalah berpikir berdasarkan pengetahuan yang sesuai dan dapat dipercaya, atau cara berpikir yang beralasan, dapat digambarkan, bertanggung jawab dan mahir. Dalam pengertian ini seorang dikatakan berpikir kritis bila menanyakan suatu hal dan mencari informasi dengan tepat. Kemudian informasi tersebut digunakan untuk menyelesaikan masalah dan mengelolanya secara logis, efisien, dan kreatif, sehingga dapat membuat kesimpulan yang dapat diterima akal. Selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dengan tepat berdasarkan analisis informasi dan pengetahuan yang dimilikinya.

Fisher (2001) mengutip pendapat John Dewey, menjelaskan bahwa critical thinking adalah pertimbangan aktif dan tepat serta berhati-hati atas keyakinan dan keilmuan untuk mendukung kesimpulan. Pendapat lain yang dikutip oleh Fisher adalah menurut Ennis, critical thinking adalah kegiatan berifkir yang beralasan dan reflektif yang menitikberatkan pada apa yang dipercaya dan apa yang akan dikerjakan. Kedua pendapat ini tampaknya menempatkan critical thinking pada satu proses berpikir yang dilakukan secara hati-hati dengan alasan yang dapat diterima dengan akal.

Mendefinisikan higher-order thinking secara pasti memang agak sulit, mskipun tidak sesulit untuk memiliki atau menerapkannya. Resnick (1990) mempertimbangkan beberapa hal tentang hal tersebut dalam beberapa uraian berikut ini.

• Berpikir kritis adalah non-algorithmic yang merupakan bagian dari kegiatan yang sangat spesifik dalam tingkatan lanjut dalam berpikir. • Berpikir kritis cenderung menjadi kompleks. • Berpikir kritis sering berupa pemecahan berbagai solusi, yang masing-masing mempertimbangkan cost-benefit. • Berpikir kritis melibatkan perbedaan pendapat dan interpretasi • Berpikir kritis melibatkan penerapan berbagai macam kriteria yang seringkali menimbulkan konflik dengan yang lain • Berpikir kritis sering melibatkan ketidakpastian. • Berpikir kritis berarti pengaturan sendiri dalam proses berpikir

Tidak semua orang yang mempunyai banyak pengetahuan atau seseorang yang pandai mampu malakukan proses berpikir kritis. Orang yang sangat pandai kadang-kadang berpikir tidak rasional atau malah berpikir tidak logis. Sedangkan berpikir kritis merupakan suatu

Page 3: Critical Thingkingkk

ketrampilan yang menggunakan pengetahuan dan intelgensi untuk mendapatkan obyektivitas dan pandangan yang dapat diterima secara akal. Dengan demikian seseorang akan mampu mengambil keputusan terbaik dalam menyelesaikan suatu masalah.

Facione (1996) berdasarkan The APA Concensus Definition, menyatakan berpikir kritis sebagai keputusan yang disertai tujuan dan dikerjakan sendiri, merupakan hasil dari kegiatan interpretasi, analisis, evaluasi, dan inferensi, serta penjelasan dari pertimbangan yang didasarkan pada bukti, konsep, metodologi, kriteriologi dan kontekstual. Proses tersebut melandasi keputusan yang akan diambil oleh seseorang. Selanjutnya Facione (2004) menjelaskan bahwa berpikir kritis

2 sebagai cognitive skill, didalamnya terdapat kegiatan interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, penjelasan, serta pengelolaan diri. •

Interpretasi adalah kemampuan untuk memahami dan menjelaskan pengertian dari situasi, pengalaman, kejadian, data, keputusa, konvensi, kepercayaan, aturan, prosedur dan kriteria.

Analisis adalah mengidentifikasi hubungan dari beberapa pernyataan pertanyaan, konsep, deskripsi, dan berbagai model yang dipergunakan untuk merefleksikan pemikiran, pandangan, kepercayaan, keputusan, alasan, informasi dan opini. Mengevaluasi ide dan pendapat orang lain, mendeteksi argumen dan menganalisis argumen merupakan bagian dari analisis.

Evaluasi adalah kemampuan untuk menguji kebenaran pernyataan yang digunakan untuk menyampaikan pemikiran, persepsi, pandangan, keputusan, alasan, serta opini. Evaluasi juga merupakan kemampuan untuk menguji hubungan berbagai pernyataan, deskripsi, pertanyaan, dan bentuk lain yang dipakai dalam merefleksikan pemikiran.

Inferensi adalah kemampuan untuk mengidentifikasi dan memilih elem yang dibutuhkan untuk menyusun simpulan yang memiliki alasan, untuk menduka dan menegakkan diagnosis, untuk mempertimbangkan informasi apa sajakan yang dibutuhkan dan untuk memutuskan konsekuensi yang harus diambil dari data, informasi, pernyataan, kejadian, prinsip, opini, konsep dan lain sebagainya.

Kemampuan menjelaskan adalah kemampuan menyatakan hasil pemikiran, penjelaskan alasan berdasarkan pertimbangan bukti, konsep metodologi, kriteriologi dan konteks. Termasuk dalam ketrampilan ini adalah kemampuan menyampaikan hasil, menjelaskan prosedur, dan mempresentasikan argumen.

Page 4: Critical Thingkingkk

Self regulation adalah kemampuan seseorang untuk mengatur sendiri dalam berpikir. Dengan kemampuan ini seseorang akan selalu memeriksa ulang hasil berpikirnya untuk kemudian diperbaiki sehingga menghasilkan keputusan yang lebih baik.

Berpikir kritis sebernarnya merupakan proses melibatkan integrasi pengalaman pribadi, pelatihan, dan skill disertai dengan alasan dalam mengambil keputusan untuk menjelaskan kebenaran sebuah informasi. Atau dengan kata lain merupakan aktivitas mengidentifikasi suatu permasalahan dengan menggunakan pengalaman sebelumnya dan mencari hubungan antara permasalahan tersebut dan memecahkannya pada situasi yang berbeda.

Dari sudut pedagogik menurut Philips (2004) secara umum terdapat empat konsep yang berbeda dalam hal berpikir kritis: berpikir kritis sebagai ketrampilan generik, berpikir kritis sebagai ketrampilan yang melekat (embeded), berpikir kritis sebagai komponen dari ketrampilan belajar sepanjang hayat, dan berpikir kritis untuk menjadi kritis.

Ciri-ciri Pemikir Krit is

Seseorang yang berpikiran kritis memiliki karakter khusus yang dapat diidentifikasi dengan melihat bagaimana seseorang tersebut dalam menyikapi sebuah masalah, informasi atau argumen. Nickerson (1987) berpendapat bahwa otoritas pada berpikir kritis, menandai seorang pemikir kritis dalam pengetahuan, kemampuan, sikap, dan kebiasaan dalam bertindak. Seorang pemikir kritis memiliki karakteristik berikut

• Menggunakan bukti ilmiah dengan baik dan berimbang 3 • Mengelola pikiran dan menyampaikannya secara konsiten dan jelas • Membedakan sesuatu secara logis dan inferens • Menangguhkan keputusan bila terdapat kurang bukti yang mendukung • Mengerti perbedaan antara memberi alasan dan mencari alasan • Berusaha mengantisipasi kemungkinan konsekuensi alternatif pilihan • Memahami pendapat berdasarkan derajat kepercayaan • Mencari kemiripan dan analogi pada keadaan yang tidak jelas • Mampu belajar secara mandiri dan tidak mudah putus asa dalam mengerjakan sesuatu • Menerapkan teknik problem-solving

Page 5: Critical Thingkingkk

• Dapat menyampaikan struktur informal dengan jalan pikiran formal • Dapat memberi argumen secara lisan bila terdapat ketidaksesuaian • Membiasakan meragukan pendapat sendiri dan berusaha memahaminya • Peka terhadap perbedaan antara kebenaran dan intensitas • Menyadari bahwa kemampuan memahami sesuatu adalah terbatas • Mengakui kemungkinan pendapatnya sendiri keliru Seorang yang berpikiran kritis menurut Carrol (2004) memiliki karakteristik berikut adalah seseorang yang • Berpikiran terbuka • Skeptis • Rendah hati • Berpikiran bebas • Memiliki motivasi tinggi Sedangkan menurut Ferret (1996) seseorang dapat menjadi pemikir kritis bila memiliki karakteristik berikut: • Menanyakan sesuatu yang berhubungan • Menilai pernyataan dan argumen • Dapat memperbaiki kekeliruan pemahaman atau informasi • Memiliki rasa ingin tahu • Tertarik untuk mencari solusi baru • Dapat menjelaskan sebuah kriteria untuk menganalisis pendapat • Ingin menguji kepercayaan, asumsi, dan pendapat dan membandingkannya dengan bukti yang ada • Mendengarkan orang lain dengan baik dan dapat memberikan umpan balik • Mengetahui bahwa berpikir kritis adalah proses sepanjang hayat dari instrospeksi diri • Mengambil keputusan setelah

Page 6: Critical Thingkingkk

seluruh fakta dikumpulkan dan dipertimbangkan 4