Critical Review Dinamika Sosial Politik Lokal
-
Upload
haryotetuko19885551 -
Category
Documents
-
view
28 -
download
0
description
Transcript of Critical Review Dinamika Sosial Politik Lokal
![Page 1: Critical Review Dinamika Sosial Politik Lokal](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082815/55cf9d94550346d033ae4016/html5/thumbnails/1.jpg)
Dinamika Sosial Politik Lokal
Critical review
Kemunculan dan Berkembangnya Islam Radikal di Indonesia:
Dilihat dari Perubahan struktur sosial di Masayarakat Indonesia
Penulis:
Haryo Tetuko
122030068
![Page 2: Critical Review Dinamika Sosial Politik Lokal](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082815/55cf9d94550346d033ae4016/html5/thumbnails/2.jpg)
Pendahuluan
Dalam makalah yang berjudul kemunculan dan berkembangnya islam
radikal di Indonesia , memperlihatkan bahwa proses kemunculannya ditandai
dengan adanya perubahan sejarah dan tata pemerintahan serta adanya pengaruh
dari pemikiran-pemikiran tokoh Arab sebagai pemicu munculnya Islam radikal.
Selain itu dalam makalah tersebut terdapat pula penjelasan mengenai konsep
radikalisme itu sendiri secara harafiah dan bagaimana radikalisme itu
digambarkan secara realitas di masyarakat khusunya i Indonesia. Secara garis
besar makalah ini mencoba memperlihatkan benturan antara konsep dan realita
yang diperlihatkan melalui fakta-fakta sejarah serta pola pikir yang terbentuk
didalam masyarakat.
Islam radikal menjadi isu yang terkemuka di Indonesia saat ini
dikarenakan beberapa peristiwa akbar yang terjadi di dunia maupun didalam
negri. Seperti halnya tindakan terorisme yang banyak terjadi, seperti halnya
penabrakan pesawat komersil ke gedung WTC pada 9 september, kemudian
didalam negri terdapat pula kasus-kasus bom bunuh diri di berbagai pusat kota,
seperti bom bunuh diri di Bali, di Jakarta (kuningan) dan lain sebagainya.
Peristiwa-peristiwa ini menjadi pemicu kemarahan di berbagai kalangan, baik dari
luar maupun dalam negri. Selain itu dampak terbesarnya adanya kebencian
terhadap kaum muslim yang “radikal”. Dari peristiwa ini perpecahan ataupun
kebencian tidak hanya tejadi antara masayarakat yang berbeda agama (kesinisan
terhadap islam), akan tetapi juga adanya kebencian terhadap sesama muslim.
![Page 3: Critical Review Dinamika Sosial Politik Lokal](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082815/55cf9d94550346d033ae4016/html5/thumbnails/3.jpg)
Maka dari kejadian tersebut islam khususnya di Indonesia seakan terpecah
menjadi dua bagian, yakni islam moderat dan islam “radikal”.
Islam moderat apabila dilihat secara harafiah, dapat dilihat dari
istilah moderat (moderate) yang berasal dari bahasa Latin moderare yang artinya
mengurangi atau mengontrol. Kamus The American Heritage Dictionary of the
English Language mendefinisikan moderate sebagai: not excessive or
extreme (tidak berlebihan dalam hal tertentu). Kesimpulan awal dari makna
etimologi ini bahwa moderat mengandung makna obyektif dan tidak ekstrim,
sehingga definisi akurat Islam Moderat adalah Nilai-nilai islam yang dibangun
aatas dasar pola pikir yang lurus dan pertengahan (I’tidal dan wasath).1 Fenomena
islam moderat ini muncul karena banyak orang-orang muslim ingin membedakan
diri dengan para pelaku terorisme yang dikatakan sebagai islam radikal yang
dianggap salah dan tidak “islami”. Akhirnya bermunculanlah pemikiran-
pemikiran liberal yang dibawa oleh Amerika sebagai pionir dari pembentukan
dikotomi islam radikal tersebut. Bahwa islam yang benar adalah islam yang
menurut kamus The American Heritage Dictionary of the English
Languagemendefinisikan moderate sebagai: (1) not excessive or extreme (tidak
melampau/ektrim) (2) temperate (sederhana) (3) average; mediocre (purata;
sederhana) (4) opposed to radical views or measures (berlawan dengan radikal
dari segi pendapat-pendapat atau langkah-langkah).2 Dari adanya anggapan atau
penilaian akan adanya bentuk islam moderat merupakan islam yang benar dan
1 Di unduh dari http://fathurrahman-sudan.blogspot.com/2011/04/mengenal-konsep-islam-moderat.html .2 Di unduh dari http://aidctranslate.wordpress.com/2009/02/09/memahami-makna-muslim-moderat/
![Page 4: Critical Review Dinamika Sosial Politik Lokal](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082815/55cf9d94550346d033ae4016/html5/thumbnails/4.jpg)
baik maka, banyak orang muslim di Indonesia yang mengikuti pola islam moderat
tersebut. Salah satu bentuknya adalah dalam hal berpakaian. Ada pendapat yang
mengatakan bahwa pakaian muslim itu adalah baju koko, songkok, bahkan
jas,kemeja, celana bahan, atau sekedar berpakaian rapi dan sopan saja. Ini adalah
pendapat islam moderat. Padahal seperti yang disepakati jumhur ulama -yang
telah dicontohkan langsung oleh para salafussalih, pakaian muslim itu adalah
pakaian sunnah yakni contohnya: gamis, jubah, peci, sorban, ridah, serta dominan
berwarna putih.3 Dari dikotomi yang dikemukakan di atas, maka kelompok-
kelompok islam yang menggunakan atribut ataupun memiliki pola pikir yang
bersebrangan dengan pemaknaan Islam moderat tersebut dianggap sebagai islam
yang radikal, yang telah salah menmpatkan posisi islam yang benar di era saat ini.
Setelah adanya pemisahan dengan garis yang tebal antara islam radikal
dan islam yang moderat, hal ini menimbulkan dikotomi-dikotomi baru. Pengaruh
budaya liberal ini menjadikan status sosial dimasyarakat menjadi salah satu
pemicu pembeda antara penganut islam moderat dan islam radikal. Dimana bagi
kaum yang memiliki status sosial berpendidikan, pekerja, atau kaum yang strata
hidupnya tinggi memilih untuk menjadi islam moderat karena dianggap benar
untuk menjadi islam tersebut. Pemahaman yang penuh dengan kemakluman yang
sebenarnya mengurangi atau bahkan meninggalkan hadist dan alquran, yang
dianggap sudah tidak relevan apabila diaplikasikan di era saat ini menjadi
pilihannya. Hal ini merupakan sebuah fenomena yang sedang terjadi, pemahaman
sekuler yang diciptakan oleh bangsa barat seperti sudah membentuk pola pikir
3 Di unduh dari http://azansite.wordpress.com/2009/09/05/islam-moderat-itu-bagaimana/
![Page 5: Critical Review Dinamika Sosial Politik Lokal](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082815/55cf9d94550346d033ae4016/html5/thumbnails/5.jpg)
masyrakat Indonesia yang berstatus sosial yang “tinggi”. Sehingga pemisahan
antara kebutuhan atau interaksi dunia dan pemahaman akan alquran dan hadist
pun dikurangi untuk bersentuhan dengan kehidupan nyata, karna dianggap sudah
tidak sesuai. Sedangkan bagi orang-orang yang mendalami islam fundamentalis
yang dianggap radikal, banyak dikatagorikan sebagai kelompok-kelompok yang
memiliki strata dan status sosial “rendah” yang dimana lebih mendahulukan
tindakan anarkis dibandingkan dengan pola perdamaian ataupun pendekatan
persuasif. Fenomena-fenomena inilah yang sedang berlangsung pada saat ini.
Analisa
Melihat peristiwa-peristiwa yang terjadi di Indonesia mengenai islam
radikal seperti yang terdapat pada makalah kemunculan dan berkembangnya islam
radikal di Indonesia, harus dilihat dari beberapa aspek dan berbagai pola pikir agar
tidak terjebak pada satu sudut pandang saja. Beberapa aspek yang terpenting
adalah mengenai konsep-konsep yang berhubungan dengan kasus ini. Dalam
makalah sudah disampaikan beberapa konsep seperti konsep radikalisme,
perubahan sosial, clash of civilization, dan juga konsep islam moderat sebagai
oposisi dari islam radikal itu sendiri. Adapun pentingnya mengetahui islam
moderat, karena dalam kasus islam radikal permasalahan yang timbul bukan saja
tindakan-tindakan radikal yang dilakukan oleh oknum-oknum yang
mengatasnamakan sebagai islam radikal, melainkan banyak permasalahan sosial
yang terjadi yang bisa berdampak negatif terhadap keharmonisan dalam
kehidupan bernegara di Indonesia, seperti perpecahan sesama muslim di
indonesia, adanya sentimen-sentimen negatif terhadap atribut-atribut islam.
![Page 6: Critical Review Dinamika Sosial Politik Lokal](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082815/55cf9d94550346d033ae4016/html5/thumbnails/6.jpg)
Sebenarnya keberadaan islam radikal di Indonesia ini masih terjadi
perdebatan dan menjadi tema yang kontroversial. Ada kalangan yang menuduh
dan ada juga yang menafikkan keberadaanya.
Kelompok-kelompok yang menyuarakan islam radikal biasanya adalah
kelompok-kelompok yang pemahamannya bertentangan dengan kelompok yang
dianggap sebagai islam radikal. Salah satunya adalah Jaringan Islam Liberal (JIL),
Kelompok ini selalu melontarkan ide-ide yang bertentangan dengan ide kelompok
islam yang dianggap radikal tersebut, sehingga kelompok-kelompok islam yang
ingin menerapkan islam secara menyeluruh dianggap radikal olehnya.
Namun, ada juga yang menyangkal keberadaan islam radikal tersebut.
Salah satunya adalah Ketua Komisi Fatwa MUI Pusat dan tokoh NU, KH Ma’ruf
Amin berpendapat bahwa islam radikal itu tidak ada dan hanya buatan orang yang
tidak suka dengan islam. Beliau juga mengatakan “Saya kira misi terbesar
pencitraan dan penamaan itu adalah agar umat Islam tidak utuh, terpecah-pecah
dan dengan begitu kekuatannya menjadi lemah. Karena lemah, maka akan mudah
diadu domba, dipermainkan, dan dijadikan kambing hitam berbagai tindakan.
Untuk itulah, kita sudah sepakat dengan berbagai ormas Islam beberapa waktu
lalu, membuat kesepakatan untuk menyatukan persepsi dan sikap”.4
Salah satu yang banyak menjadi pedebatan antara aliran-aliran
islam di Indonesia, dan juga akhirnya banyak tafsiran yang menyatakan bahwa
ajaran-ajaran yang dianut oleh islam “radikal” adalah salah. Terlebih mengenai
4 Diunduh dari http://www.eramuslim.com/berita/info-umat/tasyakur-dan-peluncuran-buku-biografi-70-tahun-kh-maruf-amin.htm#.UbRkQ_mmgSQ
![Page 7: Critical Review Dinamika Sosial Politik Lokal](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082815/55cf9d94550346d033ae4016/html5/thumbnails/7.jpg)
permasalahan makna jihad yang sselalu menjadi pembicaraan diantara kaum islam
yang bersebrangan ini. Sebenaranya konsep jihad, berarti usaha sungguh-sungguh
dijalan Allah, atau dalam definisi hukumnya, menyerahkan atau menyediakan
sesuatu yang dimiliki untuk kepentingan agama, termasuk harta, ilmu, jiwa, waktu
dan lainnya. Defenisi tersebut dilukiskan oleh Fakhruddin al-Turayhi, salah
seorang Ulama Islam abad ke 11. Konsep Jihad dalam Islam ini sering difahami
keliru oleh sebagian kelompok umat Islam dan kemudian didukung oleh para
orientalis, bahwa konsep jihad yang dikembangkan adalah dengan hanya
mengidentikkannya dengan angkat senjata. Pada hakekatnya, menurut Sufyan Al-
Thauri, Ulama besar abad kedua Hijri, jihad mencakup aneka ragam aktifitas; ia
terdiri dari 10 bagian, hanya satu diantaranya dalam bentuk mengangkat senjata.
Bentuk inipun tidak dibenarkan apabila lawan menghendaki perdamaian. (Q.
8:61). Adapun 9 bagian lainnya, lanjut al-Thauri, termasuk diantaranya jihad
dengan membelanjakan harta. Allah, bahkan mendahulukan orang-orang yang
membelanjakan hartanya di jalan Allah ketimbang mereka yang berjihad
mengorbankan nyawanya. (Q. 49:15).5 Paham inilah yang dipahami oleh sebagian
besar islam moderat di Indonesia. Sekilas pernyataan dan pemahaman ini memang
benar, akan tetapi apabila dilihat lebih lanjut, ada beberapa keterangan yang
dihapus yang disesuaikan dengan kondisi saat ini. Hal ini yang sebenarnya
menjadi pertentangan, karna mengurangi atau menghapus dari ajaran yang sudah
memang diajarkan merupakan kesalahannyang fatal dan bisa menjadi
menyesatkan.
Kesimpulan
5 Diunduh dari http://www.jihad.hexat.com/artikel/definisi_jihad
![Page 8: Critical Review Dinamika Sosial Politik Lokal](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082815/55cf9d94550346d033ae4016/html5/thumbnails/8.jpg)
Dapat disimpulkan dalam critical review ini, secara singkat bahwa
terbentuknya islam radikal merupakan perang pola pikir dan pemahaman antara
islam yang sebenar-benarnya (kaffah) dengan pola pikir barat yang menekankan
sekulerisme. Berbeda dengan makalah sebelumnya yang berjudul kemunculan dan
berkembangnya islam radikal di Indonesia, review ini lebih melebarkan
penjelasan bahwa timbulnya kesan adanya islam radikal adalah salah satu
penetrasi pemahaman liberal, yang dimana dimunculkannya konspirasi-konspirasi
yang menyudutkan bangsa Islam. Hal ini dilakukan untuk memecah kekuatan
islam untuk melanggengkan hegemoni negara-negara sekuler agar ajaran tauhid
(islam) pun semakin melemah. Adapun sikap yang harus dilakukan adalah
mengembalikan keharmonisan islam seperti dulu kala dengan tidak membentuk
golongan-golongan yang menjelekan atau menyalahkan golongan lain akan tetapi
lebih saling menguatkan dan menghargai pendapat sesama islam.