Critical Review Dinamika Sosial Politik Lokal

13
Dinamika Sosial Politik Lokal Critical review Kemunculan dan Berkembangnya Islam Radikal di Indonesia: Dilihat dari Perubahan struktur sosial di Masayarakat Indonesia

description

critical review islam radikal

Transcript of Critical Review Dinamika Sosial Politik Lokal

Page 1: Critical Review Dinamika Sosial Politik Lokal

Dinamika Sosial Politik Lokal

Critical review

Kemunculan dan Berkembangnya Islam Radikal di Indonesia:

Dilihat dari Perubahan struktur sosial di Masayarakat Indonesia

Penulis:

Haryo Tetuko

122030068

Page 2: Critical Review Dinamika Sosial Politik Lokal

Pendahuluan

Dalam makalah yang berjudul kemunculan dan berkembangnya islam

radikal di Indonesia , memperlihatkan bahwa proses kemunculannya ditandai

dengan adanya perubahan sejarah dan tata pemerintahan serta adanya pengaruh

dari pemikiran-pemikiran tokoh Arab sebagai pemicu munculnya Islam radikal.

Selain itu dalam makalah tersebut terdapat pula penjelasan mengenai konsep

radikalisme itu sendiri secara harafiah dan bagaimana radikalisme itu

digambarkan secara realitas di masyarakat khusunya i Indonesia. Secara garis

besar makalah ini mencoba memperlihatkan benturan antara konsep dan realita

yang diperlihatkan melalui fakta-fakta sejarah serta pola pikir yang terbentuk

didalam masyarakat.

Islam radikal menjadi isu yang terkemuka di Indonesia saat ini

dikarenakan beberapa peristiwa akbar yang terjadi di dunia maupun didalam

negri. Seperti halnya tindakan terorisme yang banyak terjadi, seperti halnya

penabrakan pesawat komersil ke gedung WTC pada 9 september, kemudian

didalam negri terdapat pula kasus-kasus bom bunuh diri di berbagai pusat kota,

seperti bom bunuh diri di Bali, di Jakarta (kuningan) dan lain sebagainya.

Peristiwa-peristiwa ini menjadi pemicu kemarahan di berbagai kalangan, baik dari

luar maupun dalam negri. Selain itu dampak terbesarnya adanya kebencian

terhadap kaum muslim yang “radikal”. Dari peristiwa ini perpecahan ataupun

kebencian tidak hanya tejadi antara masayarakat yang berbeda agama (kesinisan

terhadap islam), akan tetapi juga adanya kebencian terhadap sesama muslim.

Page 3: Critical Review Dinamika Sosial Politik Lokal

Maka dari kejadian tersebut islam khususnya di Indonesia seakan terpecah

menjadi dua bagian, yakni islam moderat dan islam “radikal”.

Islam moderat apabila dilihat secara harafiah, dapat dilihat dari

istilah moderat (moderate) yang berasal dari bahasa Latin moderare yang artinya

mengurangi atau mengontrol. Kamus The American Heritage Dictionary of the

English Language mendefinisikan moderate sebagai: not excessive or

extreme (tidak berlebihan dalam hal tertentu). Kesimpulan awal dari makna

etimologi ini bahwa moderat mengandung makna obyektif dan tidak ekstrim,

sehingga definisi akurat Islam Moderat adalah  Nilai-nilai islam yang dibangun

aatas dasar pola pikir  yang lurus dan pertengahan (I’tidal dan wasath).1 Fenomena

islam moderat ini muncul karena banyak orang-orang muslim ingin membedakan

diri dengan para pelaku terorisme yang dikatakan sebagai islam radikal yang

dianggap salah dan tidak “islami”. Akhirnya bermunculanlah pemikiran-

pemikiran liberal yang dibawa oleh Amerika sebagai pionir dari pembentukan

dikotomi islam radikal tersebut. Bahwa islam yang benar adalah islam yang

menurut kamus The American Heritage Dictionary of the English

Languagemendefinisikan moderate sebagai: (1) not excessive or extreme (tidak

melampau/ektrim) (2) temperate (sederhana) (3) average; mediocre (purata;

sederhana) (4) opposed to radical views or measures (berlawan dengan radikal

dari segi pendapat-pendapat atau langkah-langkah).2 Dari adanya anggapan atau

penilaian akan adanya bentuk islam moderat merupakan islam yang benar dan

1 Di unduh dari http://fathurrahman-sudan.blogspot.com/2011/04/mengenal-konsep-islam-moderat.html .2 Di unduh dari http://aidctranslate.wordpress.com/2009/02/09/memahami-makna-muslim-moderat/

Page 4: Critical Review Dinamika Sosial Politik Lokal

baik maka, banyak orang muslim di Indonesia yang mengikuti pola islam moderat

tersebut. Salah satu bentuknya adalah dalam hal berpakaian. Ada pendapat yang

mengatakan bahwa pakaian muslim itu adalah baju koko, songkok, bahkan

jas,kemeja, celana bahan, atau sekedar berpakaian rapi dan sopan saja. Ini adalah

pendapat islam moderat. Padahal seperti yang disepakati jumhur ulama -yang

telah dicontohkan langsung oleh para salafussalih, pakaian muslim itu adalah

pakaian sunnah yakni contohnya: gamis, jubah, peci, sorban, ridah, serta dominan

berwarna putih.3 Dari dikotomi yang dikemukakan di atas, maka kelompok-

kelompok islam yang menggunakan atribut ataupun memiliki pola pikir yang

bersebrangan dengan pemaknaan Islam moderat tersebut dianggap sebagai islam

yang radikal, yang telah salah menmpatkan posisi islam yang benar di era saat ini.

Setelah adanya pemisahan dengan garis yang tebal antara islam radikal

dan islam yang moderat, hal ini menimbulkan dikotomi-dikotomi baru. Pengaruh

budaya liberal ini menjadikan status sosial dimasyarakat menjadi salah satu

pemicu pembeda antara penganut islam moderat dan islam radikal. Dimana bagi

kaum yang memiliki status sosial berpendidikan, pekerja, atau kaum yang strata

hidupnya tinggi memilih untuk menjadi islam moderat karena dianggap benar

untuk menjadi islam tersebut. Pemahaman yang penuh dengan kemakluman yang

sebenarnya mengurangi atau bahkan meninggalkan hadist dan alquran, yang

dianggap sudah tidak relevan apabila diaplikasikan di era saat ini menjadi

pilihannya. Hal ini merupakan sebuah fenomena yang sedang terjadi, pemahaman

sekuler yang diciptakan oleh bangsa barat seperti sudah membentuk pola pikir

3 Di unduh dari http://azansite.wordpress.com/2009/09/05/islam-moderat-itu-bagaimana/

Page 5: Critical Review Dinamika Sosial Politik Lokal

masyrakat Indonesia yang berstatus sosial yang “tinggi”. Sehingga pemisahan

antara kebutuhan atau interaksi dunia dan pemahaman akan alquran dan hadist

pun dikurangi untuk bersentuhan dengan kehidupan nyata, karna dianggap sudah

tidak sesuai. Sedangkan bagi orang-orang yang mendalami islam fundamentalis

yang dianggap radikal, banyak dikatagorikan sebagai kelompok-kelompok yang

memiliki strata dan status sosial “rendah” yang dimana lebih mendahulukan

tindakan anarkis dibandingkan dengan pola perdamaian ataupun pendekatan

persuasif. Fenomena-fenomena inilah yang sedang berlangsung pada saat ini.

Analisa

Melihat peristiwa-peristiwa yang terjadi di Indonesia mengenai islam

radikal seperti yang terdapat pada makalah kemunculan dan berkembangnya islam

radikal di Indonesia, harus dilihat dari beberapa aspek dan berbagai pola pikir agar

tidak terjebak pada satu sudut pandang saja. Beberapa aspek yang terpenting

adalah mengenai konsep-konsep yang berhubungan dengan kasus ini. Dalam

makalah sudah disampaikan beberapa konsep seperti konsep radikalisme,

perubahan sosial, clash of civilization, dan juga konsep islam moderat sebagai

oposisi dari islam radikal itu sendiri. Adapun pentingnya mengetahui islam

moderat, karena dalam kasus islam radikal permasalahan yang timbul bukan saja

tindakan-tindakan radikal yang dilakukan oleh oknum-oknum yang

mengatasnamakan sebagai islam radikal, melainkan banyak permasalahan sosial

yang terjadi yang bisa berdampak negatif terhadap keharmonisan dalam

kehidupan bernegara di Indonesia, seperti perpecahan sesama muslim di

indonesia, adanya sentimen-sentimen negatif terhadap atribut-atribut islam.

Page 6: Critical Review Dinamika Sosial Politik Lokal

Sebenarnya keberadaan islam radikal di Indonesia ini masih terjadi

perdebatan dan menjadi tema yang kontroversial. Ada kalangan yang menuduh

dan ada juga yang menafikkan keberadaanya.

Kelompok-kelompok yang menyuarakan islam radikal biasanya adalah

kelompok-kelompok yang pemahamannya bertentangan dengan kelompok yang

dianggap sebagai islam radikal. Salah satunya adalah Jaringan Islam Liberal (JIL),

Kelompok ini selalu melontarkan ide-ide yang bertentangan dengan ide kelompok

islam yang dianggap radikal tersebut, sehingga kelompok-kelompok islam yang

ingin menerapkan islam secara menyeluruh dianggap radikal olehnya.

Namun, ada juga yang menyangkal keberadaan islam radikal tersebut.

Salah satunya adalah Ketua Komisi Fatwa MUI Pusat dan tokoh NU, KH Ma’ruf

Amin berpendapat bahwa islam radikal itu tidak ada dan hanya buatan orang yang

tidak suka dengan islam. Beliau juga mengatakan “Saya kira misi terbesar

pencitraan dan penamaan itu adalah agar umat Islam tidak utuh, terpecah-pecah

dan dengan begitu kekuatannya menjadi lemah. Karena lemah, maka akan mudah

diadu domba, dipermainkan, dan dijadikan kambing hitam berbagai tindakan.

Untuk itulah, kita sudah sepakat dengan berbagai ormas Islam beberapa waktu

lalu, membuat kesepakatan untuk menyatukan persepsi dan sikap”.4

Salah satu yang banyak menjadi pedebatan antara aliran-aliran

islam di Indonesia, dan juga akhirnya banyak tafsiran yang menyatakan bahwa

ajaran-ajaran yang dianut oleh islam “radikal” adalah salah. Terlebih mengenai

4 Diunduh dari http://www.eramuslim.com/berita/info-umat/tasyakur-dan-peluncuran-buku-biografi-70-tahun-kh-maruf-amin.htm#.UbRkQ_mmgSQ

Page 7: Critical Review Dinamika Sosial Politik Lokal

permasalahan makna jihad yang sselalu menjadi pembicaraan diantara kaum islam

yang bersebrangan ini. Sebenaranya konsep jihad, berarti usaha sungguh-sungguh

dijalan Allah, atau dalam definisi hukumnya, menyerahkan atau menyediakan

sesuatu yang dimiliki untuk kepentingan agama, termasuk harta, ilmu, jiwa, waktu

dan lainnya. Defenisi tersebut dilukiskan oleh Fakhruddin al-Turayhi, salah

seorang Ulama Islam abad ke 11. Konsep Jihad dalam Islam ini sering difahami

keliru oleh sebagian kelompok umat Islam dan kemudian didukung oleh para

orientalis, bahwa konsep jihad yang dikembangkan adalah dengan hanya

mengidentikkannya dengan angkat senjata. Pada hakekatnya, menurut Sufyan Al-

Thauri, Ulama besar abad kedua Hijri, jihad mencakup aneka ragam aktifitas; ia

terdiri dari 10 bagian, hanya satu diantaranya dalam bentuk mengangkat senjata.

Bentuk inipun tidak dibenarkan apabila lawan menghendaki perdamaian. (Q.

8:61). Adapun 9 bagian lainnya, lanjut al-Thauri, termasuk diantaranya jihad

dengan membelanjakan harta. Allah, bahkan mendahulukan orang-orang yang

membelanjakan hartanya di jalan Allah ketimbang mereka yang berjihad

mengorbankan nyawanya. (Q. 49:15).5 Paham inilah yang dipahami oleh sebagian

besar islam moderat di Indonesia. Sekilas pernyataan dan pemahaman ini memang

benar, akan tetapi apabila dilihat lebih lanjut, ada beberapa keterangan yang

dihapus yang disesuaikan dengan kondisi saat ini. Hal ini yang sebenarnya

menjadi pertentangan, karna mengurangi atau menghapus dari ajaran yang sudah

memang diajarkan merupakan kesalahannyang fatal dan bisa menjadi

menyesatkan.

Kesimpulan

5 Diunduh dari http://www.jihad.hexat.com/artikel/definisi_jihad

Page 8: Critical Review Dinamika Sosial Politik Lokal

Dapat disimpulkan dalam critical review ini, secara singkat bahwa

terbentuknya islam radikal merupakan perang pola pikir dan pemahaman antara

islam yang sebenar-benarnya (kaffah) dengan pola pikir barat yang menekankan

sekulerisme. Berbeda dengan makalah sebelumnya yang berjudul kemunculan dan

berkembangnya islam radikal di Indonesia, review ini lebih melebarkan

penjelasan bahwa timbulnya kesan adanya islam radikal adalah salah satu

penetrasi pemahaman liberal, yang dimana dimunculkannya konspirasi-konspirasi

yang menyudutkan bangsa Islam. Hal ini dilakukan untuk memecah kekuatan

islam untuk melanggengkan hegemoni negara-negara sekuler agar ajaran tauhid

(islam) pun semakin melemah. Adapun sikap yang harus dilakukan adalah

mengembalikan keharmonisan islam seperti dulu kala dengan tidak membentuk

golongan-golongan yang menjelekan atau menyalahkan golongan lain akan tetapi

lebih saling menguatkan dan menghargai pendapat sesama islam.