CR Retensio Plasenta
-
Upload
mike-fandri -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Transcript of CR Retensio Plasenta
-
7/28/2019 CR Retensio Plasenta
1/19
Presentasi Kasus
P1A0 Post Partum Spontan 8 Jam (diluar) dengan
HPP Dini e.c Retensio Plasenta + Anemia Sedang
Oleh
MEILLYSSA CH
Preceptor
dr. Is Yulianto, Sp.OG
SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RSUD dr. H. ABDUL MOELOEK
BANDAR LAMPUNG
JULI 2012
-
7/28/2019 CR Retensio Plasenta
2/19
STATUS OBSTETRI
Tgl masuk RSAM : 6 Juni 2012
Jam : 03.35 WIB
A. ANAMNESA
I. Identifikasi
Nama : Ny.I
Umur : 22 thn
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Alamat : Sukaratu Lampung Selatan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pekerjaan suami : Buruh
II. Keluhan
Utama : Tembuni tidak lahir-lahir
III. Riwayat Haid
Menarche : 15 tahun
Siklus haid : 30 hari, teratur
Jumlahnya : 2 x ganti pembalut
Lamanya : 5 hari
HPHT : 13 September 2011
IV. Riwayat Perkawinan
Pernikahan pertama dan sudah berlangsung 2 tahun.
V. Riwayat Kehamilan Sekarang
Pasien rujukan dari bidan dengan tembuni tidak lahir-lahir. 8 jam SMRS, os
melahirkan anak pertama ditolong oleh bidan. Bayi lahir secara spontan,
-
7/28/2019 CR Retensio Plasenta
3/19
perempuan, BB 2800 gr, PB 46 cm, menangis, tetapi tanpa disertai lahirnya
plasenta. Setelah dicoba untuk melahirkan plasenta selama 30 menit, plasenta
belum juga keluar dan perdarahan terus berlangsung. Kemudian pasien dirujuk
ke RSAM.
VI. Riwayat Kehamilan Persalinan Nifas Terdahulu
Anak 1 : kelahiran ini
VII. Riwayat Penyakit Terdahulu
Pasien tidak menderita penyakit darah tinggi, penyakit jantung, penyakit
ginjal, asma dan kencing manis.
VIII. Riwayat Penyakit Keluarga
Di dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit darah tinggi, penyakit
jantung, penyakit ginjal, asma dan kencing manis.
IX. Riwayat Kontrasepsi
Pasien mengaku tidak mempunyai riwayat menggunakan KB.
B. PEMERIKSAAN FISIK
I. Status Present
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 90/70 mmHg
Nadi : 110 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,60 C
Tinggi badan : Tidak diukur
Berat badan : Tidak diukur
II. Status Generalis
Kulit : Chloasma gravidarum (-)
Mata : Konjungtiva anemis, sklera anikterik
-
7/28/2019 CR Retensio Plasenta
4/19
Gigi / mulut : Gigi geligi lengkap, Karies (-)
Thorax : Dalam batas normal
Mamme : Mamae tegang dan membesar
Jantung : Ictus cordis tidak terlihat dan tidak teraba
Bunyi jantung I II reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru : Pergerakan hemithoraks kanan dan kiri sama,
Fremitus taktil hemithoraks kanan dan kiri sama
Sonor, suara vesikuler pada seluruh lapang paru,
ronchi, wheezing tidak ada
Abdomen : Membuncit, striae gravidarum (+), hepar dan lien
sulit dinilai
Extremitas : Edema pretibial -/-
III. Status Obstetri
Pemeriksaan luar
Abdomen datar,lemas, simetris, tinggi fundus uteri sepusat, kontraksi jelek,
nyeri tekan (-), tanda cairan bebas (-), tampak tali pusat keluar dari introitus
vagina, pulsasi (-), tanda-tanda lepas plasenta (-)
Inspekulo
Portio livide, OUE terbuka, tampak tali pusat keluar dari OUE, fluor (-),
fluksus (+) darah aktif, erosi (-), laserasi (-), polip (-)
Pemeriksaan Dalam
Portio lunak, OUE terbuka, teraba tali pusat yang keluar dari OUE, cavum
douglas tidak menonjol
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
HB : 6 gr %
LED : 20 mm/jam
-
7/28/2019 CR Retensio Plasenta
5/19
Leukosit : 10.400 / ul
D. DIAGNOSIS
P4A0 post partum spontan 8 jam (diluar) dengan HPP dini e.c retensioplasenta + anemia sedang
E. PROGNOSIS
Quo ad vitam : Dubia
Quo ad functionam : Dubia
F. PENATALAKSANAAN
Rencana manual plasenta
Observasi tanda vital ibu dan perdarahan
Perbaiki keadaan umum ibu
- IVFD RL : NaCl 0,9 % 2 : 1 gtt XXX/menit + Oksitosin 20 IU
- Transfusi darah sampai Hb 10 gr %
- Ampicilin 3 x 1 gr Iv
Lab Hb
6 Juni 2012
Pukul 04.00 WIB
Dilakukan IVFD NaCl 0,9 % + Oksitosin 20 IU, dengan jumlah tetesan 30
tetes/menit. Kemudian dilakukan manual plasenta.
Pukul 04.15 WIB
Didapatkan darah dan jaringan 450 cc
-
7/28/2019 CR Retensio Plasenta
6/19
Follow Up
TANGGAL 7 Juni 2012
Keluhan -
Keadaan umum Tampak sakit sedang
Kesadaran Compos mentis
Vital sign :
- TD
- Nadi
- Pernafasan
- Suhu
120/70 mmHg
80 x/mnt
22 x/mnt
36,80 C
Pemeriksaan fisik :- Konjungtiva
- Mammae
- ASI
- Tinggi fundus uteri
Ananemis
Membesar, kenyal
+
2 jari di atas simfisis pubis
BAB -
BAK +
Therapi :
- IVFD RL gtt XX/menit
- Inj. Ampicillin 3x1 gr
+
+
Keterangan Pasien pulang atas permintaan sendiri
-
7/28/2019 CR Retensio Plasenta
7/19
II. PERMASALAHAN
1. Apakah Diagnosis Pada Kasus Ini Sudah Tepat ?
Haemorrhagic post partum (Hpp) adalah : Perdarahan setelah melahirkan > 500
ml.
Bentuk Klinis
1. Early post partum haemorrage (HPP dini) yaitu perdarahan yang terjadi
dalam 24 jam sesudah anak lahir (primer).
2. Late post partum haemorrhage (HPP lanjut/perdarahan masa nifas)
perdarahan yang terjadi dalam masa nifas (puepureum) tidak termasuk 24 jam
setelah bayi lahir (sekunder).
Etiologi :
1. ATONIA UTERI
Definisi
Kegagalan miometrium untuk berkontraksi sebagai uterus dalam keadaan
relaksasi penuh, melebar, lembek, tidak mampu menjalankan fungsi oklusi
pemb. Darah.
2. RETENSIO PLASENTA
Definisi
Tertahannya atau belum lahirnya plasenta 30 menit setelah bayi lahir.
Jenis
1. Plasenta adhesiva
-
7/28/2019 CR Retensio Plasenta
8/19
Istilah umum adanya perlekatan yang erat dari plasenta pada tempat
implantasinya.
2. Plasenta akreta
Tertanamnya jonjot korion plasenta pada dinding uterus seperti permukaan
lapisan miometrium (18 %).
3. Plasenta Inkreta
Tertanamnya jonjot korion seperti menembus / memasuki miometrium.
4. Plasenta Perkreta
Tertanamnya jonjot korion seperti lapisan serosa.
5. Plasenta Inkarserata
Terperangkapnya plasenta yang sudah lepas di dalam kavum uteri akibat
jepitan lingkaran kontraksi pada OUI.
Pada pasien ini di diagnosa P1A0 post partum spontan 8 jam (di luar) dengan
HPP dini ec retensio plasenta, suspek plasenta adhesiva + anemia sedang.
1. Berdasarkan anamnesa didapatkan :
- Pasien melahirkan 8 jam yang lalu, ditolong bidan. Bayi lahir
spontan, hidup, langsung menangis, perempuan, BB = 2800 gr, PB = 46
cm, tetapi tidak disertai dengan lahirnya tembuni.
- Bidan sudah memasukkan tangannya ke jalan lahir, tetapi tembuni tidak
mau lahir. Ini menunjukkan bahwa tembuni melekat erat pada tempat
implantasinya.
2. Pada status obstetri didapatkan :
-
7/28/2019 CR Retensio Plasenta
9/19
Pemeriksaan luar : Abdomen datar, lemas, massa (-), nyeri tekan (-), tanda
cairan bebas (-), fundus uteri sepusat, nampak tali pusat yang di klem
sepanjang 15 cm keluar dari vagina.
Inspekulo : Portio livide, intak, OUE terbuka, tampak tali pusat yang di
klem keluar dari OUE sepanjang 15 cm, fluksus (+), darah aktif, erosi /
laserasi / polip (-), tanda tanda lepas plasenta (-).
Vaginal taucher : Portio lunak, OUE terbuka, teraba tali pusat yang keluar
dari OUE, adneksa kanan kiri lemas, cavum douglas tidak menonjol, cut
20 minggu, kontraksi kurang
3. Anemia sedang berdasarkan pemeriksaan hasil laboratorium Hb = 6 gr
Pada pasien ini diagnosis sudah tepat berdasarkan hasil dari anamnesa,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium sudah memenuhi kriteria
diagnosis P1A0 haemorrhagic post partum dini e.c. retensio plasenta suspect
plasenta adhesiva.
2. Apakah Penatalaksanaan Pada Kasus Ini Sudah Tepat ?
Pada kasus ini retensio plasenta suspek plasenta adhesiva, maka
dilakukan manual plasenta dengan cara :
- Penderita posisi uthotomi dan narkose.
- Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada daerah vulva dan
sekitarnya.
- Kandung kencing dikosongkan dengan kateter.
- Tali pusat diregangkan dengan tangan kiri.
- Sementara tangan kanan menyusuri tali pusat, bagaikan mengurut
tali pusat bagian bawah.
-
7/28/2019 CR Retensio Plasenta
10/19
- Pada pembukaan serviks, tangan kiri dipindahkan ke fundus,
tangan yang obstetri masuk ke dalan cavum uteri.
- Dalam cavum uteri, tangan yang obstetrik berubah, membukabagaikan memberi salam, yang mana ibu jari merapat ke jari jari
lainnya.
- Cari implantasi dari plasenta dengan menyelusuri tali pusat, setelah
menemukan implantasi dari plasenta, tarik tangan ke arah serviks.
- Cari pelepasan dari plasenta dengan menyelusuri pinggir dari
plasenta.
- Setelah menemukan pelepasan dari plasenta, selipkan jari jari di
antara plasenta yang terlepas dari dinging rahim.
- Karena plasenta berimplantasi di bagian bawah, maka pelepasan
dari plasenta berada di sebelah kanan penolong, posisi tangan tetap,
yang mana tali pusat berada di atas telapak tangan, punggung
tangan menghadap dinding rahim bagian bawah plasenta yangterlepas berada di atas telapak tangan.
- Lakukan pengikisan dengan menggunakan sisi sisi jari kiri ke
kanan, hingga seluruhnya.
- Bawa plasenta ke arah septik.
- Lakukan eksplorasi untuk meyakinkan plasenta telah terlepas
secara keseluruhan.
- Tangan kiri pindah ke supra simfisis untuk mencegah prolapsus
uteri, bawa plasenta keluar, disambut dengan tangan kiri putar
searah jarum jam.
-
7/28/2019 CR Retensio Plasenta
11/19
Diberi RL : NaCl 0,9 % 2 : 1, XXX gtt /mnt + oksitosin 20
international unit, diberikan oksitosin karena kontraksi uterusnya
kurang.
Berdasarkan hasil laboratorium, yaitu : Hb = 6 gr%, diberikan
transfusi, sampai Hb 10 gr%.
Untuk mencegah terjadi infeksi diberi ampicilin 3 x 1 gr.
Kesimpulan
Penatalaksanaan pada kasus ini sudah sesuai dengan protap.
-
7/28/2019 CR Retensio Plasenta
12/19
III. TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Perdarahan setelah melahirkan > 500 ml.
Insiden
5 % persalinan, merupakan 24 % kematian dalam kasus obstetri.
Etilogi
1. Atonio uteri
2. Sisa plasenta
3. Retensio plasenta
4. Laserasi jalan lahir
5. Kelainan pembuluh darah
Bentuk Klinis
1. Early post partum haemorrage (HPP dini) yaitu perdarahan yang terjadi
dalam 24 jam sesudah anak lahir (primer).
2. Late post partum haemorrhage (HPP lanjut/perdarahan masa nifas)perdarahan yang terjadi dalam masa nifas (puepureum) tidak termasuk 24
jam setelah bayi lahir (sekunder).
Patogenesis
1. Masalah dengan kontraksi uterus :
Hal hal yang menyebabkan kontraksi uterus jelek :
-
7/28/2019 CR Retensio Plasenta
13/19
a. Overdistensi : janin besar, hidramnion, kembar
b. Partus lama
c. Kondisi uterus memang jelek : grande multipara, anemia, hipovolemi,toxemia
d. Miometrium diinfiltrasi oleh darah (uterus Couvelaire).
e. Penggunaan tokolitik
f. Anestesi yang dalam atau anestesi lumbal
g. R/HPP
2. Masalah dengan integritas uterus dan jalan lahira. Laserasi vagina
b. Laserasi serviks
c. Laserasi / ruptur uteri
Diagnosis
Gejala klinik baru tampak setelah kehilangan darah > 20 %
Gejala & Tanda Penyulit D/
Uterus tidak berkontraksi dan
lembek perdarahan segera
setelah anak lahir (perdarahan
Pasca Persalinan Primer P3)
Syok
Bekuan darah pada
serviks adalah
posisi telentang
akan menghambat
aliran darah ke luar
Atonia uteri
Darah segar yang mengalir
segera setelah bayi lahir (P3)Uterus berkontraksi dan keras
Plasenta lengkap
Pucat
Lemah
Menggigil
Robekan jalan lahir
Plasenta belum lahir setelah
30 perdarahan segera (P3)
Uterus berkontraksi dan keras
TP putus akibat
traksi berlebihan
Inversio uteri
akibat tarikan
lanjutan
Retensio plasenta
Plasenta / sebagian selaput
(mengandung pemb darah)
Uterus berkontraksi
tapi tinggi fundus
Sisa plasenta
-
7/28/2019 CR Retensio Plasenta
14/19
tidak lengkap
Perdarahan segera (P3)
tidak berkurang
Uterus tidak teraba
Lumen vagina terisi massa
Tampak TP (bila plasenta
belum lahir)
Neurogenik syok
Pucat dan limbung
Inversio uteri
Subinvolusi uterus
Nyeri tekan perut bawah &
uterus
Perdarahan (Sekunder / P2S)
Lokhia mukoporulen dan
berbau bila disertai infeksi
Anemia
Demam
Endometritis atau sisa
plasenta
Komplikasi
1. Syok hipovolemik
2. Anemia
3. Sheehans sindrom
4. Reaksi transfusi
PenatalaksanaanPrinsip :
1. Hentikan perdarahan
2. Cegah / atasi syok
3. Ganti darah hilang (transfusi) atau infusi RL / NaCl, plasma
ekspander, C Dextran L.
ATONIA UTERI
Definisi
Kegagalan miometrium untuk berkontraksi sebagai uterus dalam keadaan
relaksasi penuh, melebar, lembek, tidak mampu menjalankan fungsi oklusi pemb.
Darah.
Gejala- Nyeri suprasimfisis & regio lumbal (-)
- Plasenta belum lepas perdarahan (-), lepas
perdarahan banyak
-
7/28/2019 CR Retensio Plasenta
15/19
- Separasi plasenta makin luas perdarahan makin banyak syok : pusing,
lemas, pandangan gelap, mual / muntah, keringat banyak, menggigil,
meracau, mengantung / menguap.
Tanda
- Flaby uterine : uterus lembek, melebar, tidak bereaksi terhadap
rangsangan.
- Bila uterus diangkat jatuh kembali secara bebas.
- Bila plasenta belum lepas, jangan lepaskan dalam keadaan ini.
Penatalaksanaan1. Masase uterus
2. Uterotonika (infus pitosin 10 100 IU dalam 500 ml RL, methergin
IV, dapat diulang 4 jam kemudian, Pg
3. Kompresi bimanual
4. Tampon uterovaginal (24 jam)
5. Metode Henkel (menjepit cabang a. uteri kiri dan kanan melalui
vagina).
6. Operatif : - Ligasi a. uterine atau a. hipogastrika
- Histerektomi
RETENSIO PLASENTA
Definisi
Tertahannya atau belum lahirnya plasenta 30 menit setelah bayi
lahir.
Etiologi
78 % akibat gangguan kontraksi uterus
Insiden
Perdarahan pasca persalinan akibat retensio plasenta dilaporkan berkisar 16-17
%. Di RSU H. Damanhur Barabai, selama 3 tahun ( 1997-1999) didapatkan 146
kasus rujukan perdarahan pasca persalinan akibat retensio plasenta.
-
7/28/2019 CR Retensio Plasenta
16/19
Faktor predisposisi
Kehamilan ganda Over distensi uterus
Atonia rahim
Persalinan yang tidak baik
Defek anatomi, seperti : fibroid, anomali rahim, atau jaringan parut akibat
pembedahan rahim sebelumnya.
Plasenta yang abnormal, seperti pada plasenta akreta atau implantasi
plasenta pada septum uterus atau jaringan parut.
Jenis
1. Plasenta adhesiva
Istilah umum adanya perlekatan yang erat dari plasenta pada
tempat implantasinya.
2. Plasenta akreta
Tertanamnya jonjot korion plasenta pada dinding uterus sepertipermukaan lapisan miometrium (18 %).
3. Plasenta Inkreta
Tertanamnya jonjot korion seperti menembus / memasuki
miometrium.
4. Plasenta Perkreta
Tertanamnya jonjot korion seperti lapisan serosa.
5. Plasenta Inkarserata
Terperangkapnya plasenta yang sudah lepas di dalam kavum uteri
akibat jepitan lingkaran kontraksi pada OUI.
Penatalaksanaan
1. Perasat Crede
-
7/28/2019 CR Retensio Plasenta
17/19
Tindakan ini sekarang tidak banyak dianjurkan karena
memungkinkan terjadinya inversio uteri, tekanan yang keras pada
uterus dapat pula menyebabkan perlukaan pada otot uterus dan
rasa nyeri yang hebat dengan kemungkinan syok.
2. Manuver Brandit Andrew
Teknik : Dengan salah satu tangan, penolong memegang tali pusat
dekat vulva. Tangan yang lain diletakkan pada dinding perut diatas
simpisis sehingga permukaan palmar jari-jari tangan terletak di
permukaan rahim, kira-kira pada perbatasan segmen bawah dan
badan rahim. Dengan melakukan tekanan ke arah atas belakang,maka badan rahim akan terangkat.
Apabila plasenta telah lepas, maka tali pusat tidak tertarik ke
atas. Kemudian tekanan di atas simpisis diarahkan ke bawah
belakang, ke arah vulva. Pada saat ini dilakukan tarikan ringan pada
tali pusat untuk membantu mengeluarkan plasenta.
3. Manual plasenta
Teknik : Sebelumnya penderita disiapkan pada posisi litotomi.
Keadaan penderita diperbaiki atau diinfus dengan Ringer Laktat.
Anestesi diperlukan kalau ada lingkaran konstriksi dengan
memberikan suntikan diazepam 10 mg IM.
Operator berdiri atau duduk didepan vulva dengan salah
satu tangannya (tangan kiri) merenggangkan tali pusat, tangan
yang lain (tangan kanan) dengan jari-jari dikuncupkan membentuk
kerucut. Dengan ujung jari menyelusuri tali pusat sampai plasenta.
Sementara itu, tangan kiri diletakkan di atas fundus uteri dari luar
dinding perut ibu sambil menahan atau mendorong fundus ke
bawah. Setelah tangan yang didalam sampai ke plasenta, telusurilah
permukaan fetalnya ke arah pinggir plasenta. Pada perdarahan kala
tiga biasanya telah ada bagian pinggir plasenta yang terlepas.
Melalui celah tersebut, selipkan bagian ulnar dari tangan yang
berada didalam antara dinding uterus dengan bagian plasenta yang
telah terlepas itu. Dengan gerakan tangan seperti mengikis air,
-
7/28/2019 CR Retensio Plasenta
18/19
plasenta dapat dilepaskan seluruhnya (kalau mungkin), sementara
tangan yang diluar tetap menahan fundus supaya jangan ikut
terdorong ke atas. Dengan demikian, kejadian robekan uterus
(perforasi) dapat dihindarkan.
Setelah plasenta berhasil dikeluarkan, lakukan eksplorasi
untuk mengetahui kalau ada bagian plasenta yang tertinggal. Selain
itu dilakukan inspeksi untuk menilai apakah ada laserasi jalan lahir.
Setelah itu segera berikan uterotonika (oksitosin) 1 ampul IM, dan
lakukan masase uterus.
Indikasi manual plasenta :
1. Retensio plasenta
2. TP putus
3. Perdarahan > 500 ml
4. Dalam narkose
5. R / HPP
LASERASI JALAN LAHIR
Definisi
Diskontinuitas jaringan tubuh (dengan segala akibatnya) yang disebabkan oleh
trauma proses persalinan atau tindakan yang diterapkan, yang terjadi pada serviks,
vagina, vulva, dan perineum.
Kolporeksis
Robekan pada dinding atas vagina sehingga mengenai atau terpisah dari serviks
atau sebagian uterus. Robekan tersebut dapat berbentuk lingkaran atau memajang.
Robekan Porsio
Robekan yang terjadi pada serviks uteri, mulai ujung serviks hingga ke OUI. Bila
robekan melebihi bagian tersebut (ujung luar / ronekan tidak dapat dilihat),
digolongkan sebagai robekan pada dinding uterus. Bila robekan melingkar, dapat
terjadi pelepasan sebagian porsio (vulnus sirkularis amputatum).
-
7/28/2019 CR Retensio Plasenta
19/19
DAFTAR PUSTAKA
1. Sumapraja, S; Rachimhadhi, T. 1999. Infertilitas. Dalam Wiknjosastro H, Ilmu
Kebidanan. Edisi Ketiga Cetakan Keenam. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta. Pp : 365-76
2. Pernoll ML. Benson & Pernoll handbook of obstetric and gynaecology. 10th
ed. Boston : McGraw-Hill companies, 2001.
3. Syamsuddin, A, Komar, H. Panduan Partograf. Bagian Obstetri dan
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya; Palembang. 2001.
4. Standar Pelayanan Profesi Obgin. Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi
RSMH Palembang;Palembang. 2000.
5. Cunningham, F.G et al. 2005. Breech Presentation and Delivery In: Williams
Obstetrics.22st edition. New York: Mc Graw Hill Medical Publising
Division, 509-536.
6. Giuliani A, Scholl WMJ, Basver A, Tamussino KF. Mode of delivery andoutcome of 699 term singleton breeech deliveries at a single center. Am J
Obstet Gynecol 2002;187:1694-8.
7. Jeremy Oats and Suzanne Abraham. 2005. Llewellyn-Jones Fundamentals of Obstetrics
and Gynaecology 8th Edition. Elsevier Mosby, Edinburgh: 168-171