Cover Toksikologi

8

Click here to load reader

description

toksik

Transcript of Cover Toksikologi

LAPORAN PRAKTIKUMTOKSIKOLOGI PENANGANAN DAN PENANDAAN HEWAN PERCOBAAN

DANI SURYADIN 311120ENDANG FERAWATI 31112078ERLINDA ASMARANI31112079EVA JAYANTI 31112080FITRI JUERIYAH 31112081

PROGRAM STUDI S1 FARMASISEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI TUNAS HUSADATASIKMALAYA 2015

I. Tujuan :1. Untuk mengetahui karakteristik hewan-hewan yang lazim digunakan dalam percobaan2. Dapat memperlakukan dan menangani hewan percobaan 3. Melakukan penandaan pada hewan percobaan

II. Dasar teori Kendala pengamatan manusia terhadap suatu subjek dalam suatu pengamatan sangatlah terbatas. Sehingga diperlukan suatu objek tertentu untuk untuk dapat membantunya dan dapat pula digunkan sebagai subjek penelitian, antaranya adalah dengan mempergunakn hewan percobaan.Penggunaan hewan percobaan terus menerus berkembang hingga kini. Kegunaan hewan percobaan tersebut sebgai pengganti subjek yang diinginkan, sebgai model, disamping itu dibidang farmasi juga digunakan sebgai alat untuk mengukur besaran kualitas dan kuantitas suatu obat sebelum diberikan kepada manusia.Peranan hewan percobaan dlam kegiatan penelitian ilmiah telah berjalan sejak puluhan tahun yang lalu. Agar mengetahui bagaimana cara kita sebagai mahasiswa maupun seorang peneliti dalam hal mengetahui tentang kemampuan obat pada seluruh aspeknya yang berhubungan dengan efek toksiknya maupun efek sampingnya tentunya kita membutuhkan hewan uji atau hewan percobaan. Hewan coba adalah hewan yang khusus diternakan untuk keperluan penelitian biologis. Hewan laboratorium tersebut digunakan sebgai uji praktek untuk penelitian pengaruh bahan kimia atau obat pada manusia. Beberapa jenis hewan yang sering diapakai dlam penelitian maupun praktek yaitu: kelinci (orvctolagus cuniculus, Marmut (Cavia parcellus), Mencit (mus muscullus), tikus (Rattu noverginus). Pada percobaan kali ini kami melakukan penanganan hewan coba pada mencit (Mus muscullus) dan tikus (Rattu noverginus).

III. Alat dan bahan

B. Bahan : Hewan percobaan mencit dan tikus Alat :Sarung tanganMaskerWadah mencitRam kawat Sonde oral

IV. Prosedur kerja 1. Cara Memegang Hewan Percobaan Sehingga Siap untuk Diberi Sediaan Ujia. MencitUjung ekor mencit diangkat dengan tangan kanan, diletakkan pada suatu tempat yang permukaannya tidak licin (misal ram kawat pada penutup kandang), sehingga ketika ditarik, mencit akan mencengkram. Kulit tengkuk dijepit dengan telunjuk dan ibu jari tangan kiri, ekornya tetap dipegang dengan tangan kanan. Posisi tubuh mencit dibalikkan, sehingga permukaan perut menghadap kita dan ekor dijepitkan antara jari manis dan kelingking tangan kiri.

b. TikusTikus dapat diperlakukan sama seperti mencit, tetapi bagian ekor yang dipegang pada bagian pangkal ekor dan pegangannya pada bagian tengkuk bukan dengan memegang kulitnya.Cara memegang tikus sebagai berikut:Tikus diangkat dengan memegang ekornya dari belakang kemudian diletakkan di atas permukaan kasar. Tangan kiri perlahan-lahan diluncurkan dari belakang tubuhnya menuju kepala. Ibu jari dan telunjuk diselipkan ke depan dan kaki kanan depan dijepit di antara kedua jari tersebut.

V. Pembahasan Pada percobaan kali ini yaitu penanganan terhadap hewan percobaan. Hewan percobaan atau hewan laboratorium adalah hean yang sengaja dipelihara dan diternakan untuk dipakai sebagai model, dan juga untuk mempelajari dan mengembangkan berbgaimacam bidang ilmu dalam skala penelitian atau pengamatan laboratorik. Animal model atau hewan model adalah objek hewan sebagai imitasi (peniruan) manusia (atau spesies lain), yang digunakan untuk menyelidiki fenomena biologis atau patobiologis (Hau & Hoosier Jr., 2003). Berbagai hewan kecil memiliki karakteristik tertentu yang relatif serupa dengan manusia, sementara hewan lainya mempunyai kesamaan dengan aspek fisiologis metabolisme manusia.Hewan percobaan diperlukan untuk penelitian karena1. Keseragaman dari subjek penelitian dapat diminimalisir,2. Variabel penelitian mudah dikontrol3. Daur hidup relatif pendek sehingga dapat dilakukan penelitian yang bersifat multi generasi4. Pemilihan jenis hewan dapat disesuaikan terhadap penelitian yang dilakukan5. Biaya relatif murah6. Dapat dilakukan pana penelitian yang beresiko tinggi7. Mendapatkan informasi lebih mendalam dari peneliti yang diakukan karena kita dapat membuat sediaan biologis dari organ hewan yang digunakan8. Memperoleh data maksimum untuk keperluan penelitian dan simulasi9. Dapat digunakan untuk uji keaman, diagnosis, dan toksisitasHewan percobaan kali ini yang digunakan adalah Mencit (Mus muscullus) dan tikus (Rattu noverginus).Sebelum melakukan penanganan terhadap hewan percobaan, kita terleih dahulu harus tahu karakteristik dari masing masing hewan percobaan tersebut. karena apabila kita tidak mengetahui karakteristik dari hewan tersebut kemungkinan besar dalam penanganannya akan salah dan dapat menyakiti hewan tersebut sehingga pada akhirnya percobaan yang kita lakukan tidak akan menghasilkan data yang sesuai disebabkan adanya penyimpangan-penyimpanagan atas kesalahan penanganan hewan percobaan tersebut.Pada dasarnya semua hewan haruslah di perlakukan dengan kasih syang dan sigap sehingga aktivitas metabolisme hewan tersebut tidak terganggu. Pada saat penganganan mencit, harulah ditempatkan diatas permukaan yang kasar dan di penga ujung ekornya agar mudah pada saat penanganan. Kemudan kulit lehernya ditekung dari belakang oleh ibu jari dan ekornya dijepit diantara jari manis dan kelingking sehingga kakinya tidak bergerak pada saat akan diberi sediaan obat. Sama halnya dengan tikus harus diperlakukan dengan sigap dan halus. Pengambilanya pun harus dengan memegang tubuhnya atau pangkal ekornya. Penanganannya dilakukan dengan tangan kiri meluncur dari belakang ke kepala dan ibu jari diselipkan kedepan dan kaki kanan dijepit diantarakedua jari. Hal ini supaya kaki dan ekornya tidak bergerak dan mengganggu pada saat pemberian sediaan. Hal yang harus diperhatikan dari tikus yaitu jangan memperlakukan nya dengan kasar karena tikus akan mengalami difisiensi nutrisi, ikus akan menjadi galak bahkan akan menyerang si pemegang.

VI. Kesimpulan Sebelum melakukan penanganan terhadap hewan percobaan, terlebih dahulu harus mengetahui karakteristik dari hewan tersebut. agar data hasil percobaan yang didapat tidak penyimpang dari data yang sebenarnya.Semua hewan haruslah diperlakukan dengan sigap, halus dan penuh kasih sayang karena hewan percobaan tersebut dapat mengalami difisiensi nutrisi dan akan balik menyerang pemegang.

VII. Daftar pustakaRustiawan A, Vanda J. 1990.Pengujian Pangan secara Biologis. Bogor : Pusat antar Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian.Hau, J., & HoosierJr., G. L. 2003. Hanbook ofLaboratory Animal Science Second Edition. Boca Raton : CRC PressRidwan Endi. Artikel: Etika Pemanfaatan Hewan Percobaan dalam penelitian Kesehatan