Cover

7
MAKALAH RISET KEPERAWATAN Oleh : Fandy Herman Setiawan Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan (Transfer) Karya Husada Kediri

description

jk

Transcript of Cover

Page 1: Cover

MAKALAH

RISET KEPERAWATAN

Oleh :

Fandy Herman Setiawan

Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan (Transfer)

Karya Husada Kediri

2014 / 2015

Page 2: Cover

1. JUDUL:

PERAWATAN KAKI ( SENAM KAKI DIABETIK ) PADAMASALAH KEPERAWATAN GANGGUAN SENSORI

2. LATAR BELAKANG:

Diabetes Mellitus (DM) secara luas diartikan sebagai gangguan

metabolisme kronis yang ditandai dengan metabolisme karbohidrat, protein, dan

lemak yang abnormal akibat kegagalan sekresi insulin, kerja insulin, atau

keduanya (Chang, Daly,& Elliot, 2010). Data Diabetes Melitus pada tahun 2008,

sudah ada 230 juta penduduk dunia yang mengidap diabetes. Angka ini naik 3%

atau bertambah 7 juta jiwa setiap tahun. Di Indonesia pada tahun 1995 terdapat

4,5 juta pasien yang menderita Diabetes Melitus. Diperkirakan pada tahun 2025

akan menjadi 12,4 juta orang, dan akan terus meningkat pada tahun 2030 menjadi

21,3 juta (Tandra, 2008).

Data dari WHO menunjukkan bahwa Indonesia menempati urutan

keempat terbesar dalam jumlah penderita DM di dunia ( Fitria, 2009 ). Hampir

10% penduduk kota besar seperti Jakarta dan Surabaya adalah pengidap DM.

Dimana setiap tahun ada 3,2 juta kematian yang disebabkan langsung oleh DM

( Fitria, 2009). Di Kediri ( Harian Surabaya, 2012) tercatat ada 2430 kasus dengan

DM tinggi. Dari hasil pengkajian pada tanggal 26 desember 2013 pukul 08.00

WIB di ruang Sedap Malam kelas 2 RSUD Gambiran terdapat 2 penderita

Diabetes Mellitus yang dirawat inap, salah satunya Tn.S dengan keluhan kaki

terasa panas, mati rasa, kesemutan dan terasa tebal dan dirawat sejak tanggal 23

Desember 2013.

Page 3: Cover

Diabetes melitus dapat menyebabkan komplikasi pada berbagai sistem

tubuh. Komplikasi Diabetes Melitus bersifat jangka pendek dan jangka panjang.

Komplikasi jangka pendek meliputi; hipoglikemia, hiperglikemia dan

ketoasidosis, sedangkan komplikasi jangka panjang dapat berupa kerusakan

makroangiopati dan mikroangiopati. Kerusakan makroangiopati meliputi:

penyakit arteri koroner, kerusakan pembuluh darah serebral dan kerusakan

pembuluh darah perifer. Adapun komplikasi mikroangiopati meliputi: retinopati,

nefropati dan neuropati (Smeltzer & Bare, 2008).

Neuropati dalam Diabetes mengacu kepada sekelompok penyakit yang

menyerang semua tipe saraf, termasuk saraf perifer (sensorimotor), otonom, dan

spinal. Dua tipe neuropati diabetik yang paling sering dijumpai adalah

polineuropati sensorik (perifer) dengan gejala permulaannya adalah parestesia

(rasa tertusuk-tusuk, kesemutan), rasa terbakar, kaki terasa baal (patirasa) dan

neuropati otonom yang mengakibatkan berbagai disfungsi hampir seluruh organ

tubuh seperti kardiovaskuler, gastrointestinal, urinarius, kelenjar adrenal, dan

disfungsi seksual (Smeltzer & Bare, 2008).

Terjadinya neuropati perifer menyebabkan pasien Diabetes Melitus

berisiko mengalami injuri pada daerah perifer khususnya kaki. Ada tiga alasan

mengapa orang dengan diabetes lebih tinggi resikonya mengalami masalah kaki

yaitu: sirkulasi darah dari kaki ke tungkai yang menurun (gangguan pembuluh

darah), berkurangnya perasaan pada kedua kaki (gangguan saraf), berkurangnya

daya tahan tubuh terhadap infeksi (Misnadiarly, 2006). Akibat yang paling sering

terjadi adalah terjadinya ulkus gangren pada kaki akibat trauma karena proses

neuropati perifer. Jika kondisi ini terjadi maka pasien diabetes melitus akan

Page 4: Cover

mengalami perawatan luka dalam jangka waktu yang lama dan dengan biaya yang

relatif menambah beban keuangan pasien. Jika sudah sampai tahapan terjadi

infeksi maka pasien berisiko dilakukan amputasi kaki. Jika hal ini terjadi maka

akan sangat mempengaruhi kualitas hidup pasien, sehingga pengurangan gejala

neuropati perifer sebagai pencegahannya penting dilakukan (Smeltzer & Bare,

2008).

Terapi dan pencegahan terjadinya neuropati diabetik adalah dengan

melakukan pengontrolan kadar gula darah secara teratur dan mencegah terjadinya

luka pada kaki. Karena adanya komplikasi yang disebut neuropati, pasien

Diabetes mengalami penurunan sensitivitas dan intoleransi terhadap dingin di kaki

mereka. Neuropati terjadi ketika suplai darah ke ujung saraf kecil di kaki dan

tangan berhenti atau berkurang (Endriyanto, 2012).

Penatalaksanaan untuk mencegah komplikasi tersebut dapat dilakukan

dengan melakukan terapi Diabetes. Salah satunya adalah melakukan olahraga.

Contoh olahraga yang dianjurkan salah satunya adalah senam kaki Diabetik,.

Senam kaki diabetik dapat menjadi salah satu alternatif bagi pasien diabetes

melitus untuk meningkatkan aliran darah dan memperlancar sirkulasi darah, hal

ini membuat lebih banyak jala-jala kapiler terbuka sehingga lebih banyak reseptor

insulin yang tersedia dan aktif (Soegondo. 2009).

Senam kaki ini sangat dianjurkan untuk penderita diabetes yang

mengalami gangguan sirkulasi darah dan neuropathy di kaki, tetapi disesuaikan

dengan kondisi dan kemampuan tubuh penderita. Latihan senam kaki diabetes

melitus ini dapat dilakukan dengan cara menggerakkan kaki dan sendi-sendi kaki.

Gerakan dalam senam kaki Diabetes Melitus tersebut dapat mengurangi keluhan

Page 5: Cover

dari neuropati sensorik seperti: rasa pegal, kesemutan, gringgingen di kaki.

Manfaat dari senam kaki diabetes melitus yang lain adalah dapat memperkuat

otot-otot kecil, mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki, meningkatkan kekuatan

otot betis dan paha, dan mengatasi keterbatasan gerak sendi (Andarwanti, 2009).

Berdasarkan latar belakang diatas, pengkaji tertarik untuk melakukan studi

kasus tentang Asuhan Keperawatan Diabetes mellitus gangguan sensori dengan

mengajarkan senam diabetes untuk pecegahan neuropati perifer