Contoh RKS

22
BAB II SYARAT-SYARAT ADMINISTRASI PASAL - II.01. DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN Pelaksanaan pekerjaan harus didasarkan pada ketentuan- ketentuan dan peraturan-peraturan yang berlaku di bawah ini : a. Keputusan Kepala Sekolah SMK Negeri 7 Semarang. b. Standar Perencanaan Rumah Tinggal Semi Publik. c. Peraturan lain yang terkait dan masih berlaku d. Ketentuan-ketentuan dan lampiran-lampiran yang tercantum dalam RKS e. Penjelasan-penjelasan yang diberikan pada rapat penjelasan (Aanwijzing) f. Instruksi Direksi Pekerjaan yang akan diberikan pada waktu pelaksanaan pekerjaan dan pada rapat-rapat koordinasi. PASAL - II.02. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN Jangka waktu Pelaksanaan pekerjaan ini selama 150 Hari Kalender. PASAL - II.03. PEMBIAYAAN

description

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat BAB II

Transcript of Contoh RKS

Page 1: Contoh RKS

BAB II

SYARAT-SYARAT ADMINISTRASI

PASAL - II.01.

DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pelaksanaan pekerjaan harus didasarkan pada ketentuan-ketentuan dan peraturan-

peraturan yang berlaku di bawah ini :

a. Keputusan Kepala Sekolah SMK Negeri 7 Semarang.

b. Standar Perencanaan Rumah Tinggal Semi Publik.

c. Peraturan lain yang terkait dan masih berlaku

d. Ketentuan-ketentuan dan lampiran-lampiran yang tercantum dalam RKS

e. Penjelasan-penjelasan yang diberikan pada rapat penjelasan (Aanwijzing)

f. Instruksi Direksi Pekerjaan yang akan diberikan pada waktu pelaksanaan

pekerjaan dan pada rapat-rapat koordinasi.

PASAL - II.02.

JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu Pelaksanaan pekerjaan ini selama 150 Hari Kalender.

PASAL - II.03.

PEMBIAYAAN

Pembiayaan Pembangunan ini dibebankan pada Anggaran SMK Negeri 7 Semarang.

PASAL - II.04.

SURAT PERJANJIAN KERJA

Page 2: Contoh RKS

1. Untuk pelaksanaan pekerjaan akan dibuat Surat

Perjanjian Kerja antara Direksi Pekerjaan dengan Kontraktor yang

melaksanakan pekerjaan ini

2. Biaya meterai Surat Perjanjian Kerja menjadi

beban Kontraktor dan masing-masing kontrak diberi meterai Rp.6.000,-

3. Surat Perjanjian Kerja dibuat rangkap 5 (lima )

atas biaya Kontraktor.

PASAL - II.05.

JAMINAN PENAWARAN

1. Jaminan penawaran ( Tender Garansi ) berbentuk

surat jaminan dari Bank Umum atau Perusahaan Asuransi yang mempunyai

program Surety Bond sebesar : 1 - 3 % dari harga penawaran.

2. Jaminan penawaran untuk pengadaan barang / jasa

ini ditujukan kepada SMK Negeri 7 Semarang.

3. Bagi Kontraktor yang mendapatkan pekerjaan,

tender garansi diberikan kembali pada saat jaminan pelaksanaan diterima oleh

Direksi Pekerjaan, sedang jangka waktu Tender Garansi selama 90 (sembilan

puluh) hari kalender.

4. Bagi Kontraktor yang tidak mendapatkan pekerjaan,

tender garansi dapat diambil setelah adanya Penetapan Pemenang, yang

mendapatkan pekerjaan tender garansi dapat diambil setelah ditandatangani

Surat Perjanjian Kerja (kontrak) dan diganti jaminan pelaksanaan.

PASAL - II.06.

JAMINAN PELAKSANAAN

Page 3: Contoh RKS

1. Untuk nilai kontrak diatas Rp.50 juta, Kontraktor

yang ditunjuk sebelum menandatangani kontrak diwajibkan menyerahkan

jaminan pelaksanaan berupa surat jaminan Bank dari Bank Umum atau

perusahaan Asuransi Kerugian yang mempunyai program mengeluarkan

jaminan pelaksanaan sebesar 5% dari nilai kontrak.

2. Jaminan pelaksanaan harus sudah disampaikan

paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal Surat Perintah Kerja

diterbitkan, apabila sampai dengan batas waktu yang ditentukan jaminan

pelaksanaan belum diterima Pemberi Tugas, Surat Perintah Kerja (SPK) dapat

dibatalkan serta jaminan penawaran menjadi milik negara.

3. Jaminan pelaksanaan menjadi milik negara dalam

hal :

a. Kontraktor / rekanan dalam waktu yang telah ditetapkan tidak

melaksanakan pekerjaan.

b. Kontraktor / rekanan mengundurkan diri setelah menandatangani

kontrak.

c. Bila terjadi pembatalan / pemutusan pekerjaan oleh pihak pertama

(Pemberi Pekerjaan) karena dinilai Kontraktor tidak mampu

menyelesaikan pekerjaan.

4. Jaminan pelaksanaan harus diperpanjang masa

berlakunya atau diganti baru bila:

a. Ada perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan yang dinyatakan

dalam Addendum Kontrak..

b. Sampai dengan batas waktu penyelesaian seperti ditentukan dalam

kontrak, Kontraktor belum dapat menyelesaikan pekerjaan dan dikenakan

denda. Perpanjangan jaminan pelaksanaan yang baru harus sudah

diterima Pemberi Pekerjaan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum

masa klaim berakhir.

Page 4: Contoh RKS

5. Jaminan pelaksanaan dapat dikembalikan bilamana

pekerjaan sudah diserahkan yang pertama kalinya (ST.I) dan diterima dengan

baik oleh Direksi Pekerjaan (disertai Berita Acara penyerahan pertama).

PASAL - II.07.

PEMBAYARAN

1. Pembayaran akan dilakukan dengan cara Bayar

Tunda / Voorvinanceering.

2. Pembayaran lebih rinci akan dilaksanakan dan atau

diatur kemudian dalam Surat Perjanjian (kontrak).

3. Dalam pekerjaan ini tidak ada uang muka.

PASAL - II.08.

PERMULAAN PEKERJAAN

1. Selambat-lambatnya dalam jangka waktu 1 (satu) minggu terhitung sejak SPK

dikeluarkan Kontraktor harus nyata sudah dimulai pekerjaan.

2. Bilamana ketentuan-ketentuan seperti tersebut diatas tidak dipenuhi, maka

Jaminan Pelaksanaan dinyatakan hilang dan menjadi milik Pemerintah.

3. Kontraktor wajib memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan, bilamana akan

memulai pekerjaan dengan disertai struktur organisasi personil yang

ditugaskan.

4. Pengambilan dokumentasi / foto-foto.

Kontraktor wajib mengambil gambar (foto) dari 0% dan secara berkala sesuai

dengan progres pekerjaan.

PASAL - II.09.

SERAH TERIMA PEKERJAAN

1. Pekerjaan dapat diserahkan untuk yang pertama kalinya, bilamana pekerjaan

sudah selesai 100% dan dapat diterima dengan baik oleh Direksi Pekerjaan,

dengan disertai Berita Acara dan dilampiri daftar kemajuan pekerjaan, pada

Page 5: Contoh RKS

penyerahan pertama untuk pekerjaan ini keadaan halaman serta bangunan

harus dalam keadaan bersih seluruhnya.

2. Untuk kemudahan dalam suatu penelitian sewaktu diadakan pemeriksaan

teknis dalam rangka penyerahan ke I, maka surat permohonan pemeriksaan

teknis yang diajukan Direksi Pekerjaan supaya dilampiri :

a. Daftar kemajuan pekerjaan 100% ditanda tangani

Pengawas Pekerjaan / Konsultan Pengawas dan diketahui oleh

Kontraktor.

b. 1 (satu) album berisi foto berwarna yang menyatakan

prestasi kerja 100%.

c. Khusus untuk ukuran foto yang 10 R supaya diambil

yang baik dengan obyek sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.

3. Surat permohonan pemeriksaan teknis yang dikirim kepada Direksi Pekerjaan

maupun tembusannya yang diajukan kepada Direksi Pekerjaan harus sudah

dikirim selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sebelum batas waktu

penyerahan pertama kalinya berakhir.

PASAL - II.10.

MASA PEMELIHARAAN (ONDERHOUD TERMIJN)

1. Jangka waktu pemeliharaan adalah selama 120 (seratus lima puluh) hari kalender

setelah penyerahan yang pertama (ST. I)

2. Bilamana dalam masa pemeliharaan (Onderhoud Termijn) terjadi

kerusakan-kerusakan akibat kurang sempurnanya didalam pelaksanaan atau

karena kurang baik mutu bahan yang dipergunakan kembali, maka Kontraktor

harus segera memperbaiki dan menyempurnakan kembali setelah pihak

Kontraktor diperingatkan atau diberitahukan yang pertama kalinya secara

tertulis oleh Direksi Pekerjaan.

Page 6: Contoh RKS

PASAL II.11.

PERPANJANGAN WAKTU PENYERAHAN

1. Surat permohonan perpanjangan waktu penyerahan

pertama yang diajukan kepada Direksi Pekerjaan harus sudah diterima

selambat - lambatnya 15 hari sebelum batas waktu penyerahan pertama kalinya

berakhir dan surat tersebut dilampiri :

a. Data-data yang lengkap

b. Time Schedule baru yang cermat

2. Surat permohonan perpanjangan waktu penyerahan

pekerjaan tanpa data-data yang lengkap tidak dipertimbangkan.

3. Permintaan perpanjangan waktu penyerahan

pekerjaan yang pertama kalinya dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan

bilamana :

a. Adanya pekerjaan tambahan atau pengurangan (meer or minder werk)

yang tidak dapat dielakkan lagi setelah kontrak ditanda tangani oleh

kedua belah pihak.

b. Adanya surat perintah tertulis dari Direksi Pekerjaan tentang

pekerjaan tambahan.

Page 7: Contoh RKS

c. Adanya perintah tertulis dari Direksi Pekerjaan tentang pekerjaan

untuk sementara waktu dihentikan.

d. Adanya force majeure (bencana alam, gangguan keamanan,

pemogokan) kejadian mana harus diteguhkan oleh Kepala Daerah

setempat dengan surat pernyataan.

e. Adanya gangguan curah hujan yang turun terus menerus ditempat

pekerjaan yang secara langsung mengganggu kelancaran pekerjaan harus

diketahui oleh Pengawas Pekerjaan / Konsultan Pengawas dan didukung

dengan data curah hujan dari Badan Meteorologi

f. Pekerjaan tidak dapat dimulai tepat pada waktu yang telah

ditentukan, karena lahan / tanah yang akan dipakai untuk bangunan

belum siap bangun dan lain-lain.

PASAL II.12.

SANKSI/DENDA (PASAL 49 AV)

1. Bilamana batas waktu penyerahan pekerjaan yang

pertama kalinya dilampaui (tidak dipenuhi), maka Kontraktor dikenakan denda

/ sanksi diwajibkan membayar denda sebesar 1%o (satu permil) tiap hari

kelambatan sampai sebanyak-banyaknya 5% (lima prosen) dari harga kontrak.

2. Uang denda tersebut harus dilunaskan pada waktu

pembayaran angsuran (termijn) penyerahan kesatu (I).

3. Menyimpang dari pasal 49 AV terhadap segala

kelalaian mengenai peraturan atau tugas yang tercantum dalam ketetapan ini,

maka sepanjang tidak ada dalam bestek ini ketetapan denda lainnya Kontraktor

dapat dikenakan denda sebesar 1%o (satu permil) tiap kali terjadi kelalaian

dengan tidak diperlukan suatu pengecualian.

4. Bilamana ada perintah untuk mengerjakan

pekerjaan tambah dan tidak disebutkan waktu pelaksanaannya maka jangka

waktu pelaksanaan tidak dapat diperpanjang.

Page 8: Contoh RKS

PASAL II.13.

PEKERJAAN TAMBAHAN DAN PENGURANGAN

1. Untuk pekerjaan tambahan yang diperintahkan

secara tertulis oleh direksi pekerjaan, Kontraktor dapat mengajukan

pembayaran tambahan.

2. Sebelum pekerjaan tambahan dikerjakan, Kontraktor

supaya mengajukan kepada Direksi Pekerjaan daftar RAB agar Direksi

Pekerjaan dapat memperhitungkan apakah pekerjaan tambahan tersebut dapat

dibayar atau tidak.

3. Untuk perhitungan pekerjaan tambahan dan

pengurangan menggunakan harga satuan yang telah dimasukkan dalam

penawaran/kontrak.

4. Bilamana harga satuan pekerjaan belum tercantum

dalam surat penawaran yang diajukan, maka akan diselesaikan secara

musyawarah.

PASAL II.14.

PEMBATALAN PEKERJAAN

1. Direksi Pekerjaan berhak membatalkan pekerjaan

dari tangan Kontraktor, apabila ternyata pihak Kontraktor telah menyerahkan

seluruh atau sebagian pekerjaan kepada Kontraktor lain, semata-mata hanya

mencari keuntungan saja dari pekerjaan tersebut.

2. Pada pembatalan pekerjaan, Kontraktor hanya

dapat dibayar :

3. Hanya pekerjaan yang telah diselesaikan dan telah

diperiksa serta disetujui oleh Direksi Pekerjaan sedangkan harga-harga bahan

bangunan yang berada ditempat pekerjaan menjadi resiko Kontraktor sendiri.

4. Penyerahan bagian-bagian pekerjaan kepada atau

seluruh pekerjaan kepada Kontraktor lain (Onderaanemer) tanpa seijin tertulis

dari Direksi Pekerjaan tidak diijinkan.

Page 9: Contoh RKS

PASAL II.15.

PAJAK DAN PUNGUTAN

1. Berdasarkan hal tersebut maka setiap surat

perjanjian yang bernilai diatas Rp.500.000 (lima ratus ribu rupiah), SMK

Negeri 7 Semarang dan Pemerintah kota Semarang akan memungut Pajak

Pertambahan Nilai (PPN).

2. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan ini oleh

Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah dipungut pajak dan atau

pungutan lainnya, maka semua pajak dan atau pungutan dimaksud menjadi

beban dan tanggung jawab Kontraktor / Rekanan.

PASAL II.16.

RENCANA KERJA ( TIME SCHEDULE )

1. Kontraktor harus membuat rencana kerja pelaksanaan pekerjaan yang disetujui

oleh Direksi Pekerjaan selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah SPK

diterbitkan serta daftar nama pelaksana yang ditugaskan untuk menyelesaikan

pekerjaan ini.

2. Membuat Net Work Planning (NWP) dan atau Time Schedule yang disetujui

Direksi Pekerjaan.

3. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan menurut rencana kerja

tersebut.

4. Kontraktor tetap bertanggung jawab atas penyelesaian pekerjaan tepat pada

waktunya.

PASAL II.17.

LAPORAN HARIAN DAN MINGGUAN

Page 10: Contoh RKS

1. Kontraktor tiap minggu supaya mengirimkan

laporan kepada Direksi Pekerjaan dan tindasan kepada Pengawas Pekerjaan /

Konsultan Pengawas mengenai kemajuan pekerjaan disertai laporan banyaknya

orang-orang yang bekerja setiap harinya.

2. Penilaian prestasi kerja atas dasar pekerjaan yang

sudah diselesaikan tidak termasuk adanya bahan-bahan ditempat pekerjaan dan

tidak atas dasar besarnya pengeluaran uang.

PASAL II.18.

DOKUMENTASI

1. Sebelum pekerjaan dimulai keadaan lapangan atau

tempat pekerjaan masih 0% supaya diadakan pemotretan ditempat-tempat yang

dianggap penting menurut pertimbangan Direksi Lapangan , dengan ukuran 10

R sebanyak minimal 8 (delapan) unit berwarna dan diberi pigura.

2. Setiap progres pekerjaan dan penyerahan pertama

harus diadakan pemotretan yang menunjukkan prestasi pekerjaan (minimum

dari 5 jurusan) masing-masing menurut prestasi kerja dengan kartu pos ukuran

jumbo sebanyak 3 (tiga) set berwarna. (pembidikan dari titik-titik tetap), pada

penyerahan pertama Kontraktor harus mengadakan foto ukuran minimal 10 R

atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan sejumlah 8 buah dan sudah dipigura

dengan obyek ditentukan oleh Direksi Lapangan.

PASAL II.19.

ADMINISTRASI LAINNYA

1. Kontraktor bertanggung jawab atas bangunan

tersebut selama 10 (sepuluh) tahun sesuai dengan pasal 1609 KUH Perdata UU

Jasa Konstruksi.

Page 11: Contoh RKS

2. Surat IMB biaya dari Kontraktor sedang Direksi

Pekerjaan membantu dalam penyiapan kelengkapan dokumen yang diperlukan.

3. Jenis Kontrak untuk pekerjaan ini berdasarkan

bentuk imbalan “Lumpsum”

PASAL II.20.

SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

Pekerjaan harus dilaksanakan menurut :

1. RKS dan Gambar Kerja / gambar detail secara menyeluruh untuk pekerjaan

ini.

2. RKS dengan segala perubahan-perubahan dalam aanwijzing (Berita Acara

aanwijzing).

3. Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis dari Direksi Pekerjaan.

4. Hasil rapat evaluasi di lapangan.

PASAL II.21.

PENJAGAAN DAN PENERANGAN

Page 12: Contoh RKS

1. Kontraktor harus mengurus penjagaan diluar jam-jam kerja (siang malam)

dalam kompleks pekerjaan, termasuk bangunan yang sedang dikerjakan,

gudang, ruang rapat lapangan, kamar kecil dan lain-lain.

2. Untuk kepentingan keamananan dan penjagaan perlu diadakan penerangan

lampu-lampu pada tempat-tempat tertentu sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.

3. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas bahan dan alat-alat lain yang

disimpan dalam gudang dan halaman pekerjaan, apabila terjadi kebakaran

kerusakan dan kehilangan.

4. Kontraktor harus segera mendatangkan gantinya untuk kelancaran pelaksanaan

pekerjaan.

5. Kontraktor harus menjaga jangan sampai terjadi kebakaran atau sabotase

ditempat pekerjaan, alat-alat pemadam kebakaran atau alat-alat lainnya untuk

keperluan yang sama harus selalu berada ditempat pekerjaan.

6. Segala resiko dan kemungkinan kebakaran yang menimbulkan kerugian dalam

pelaksanaan pekerjaan dan bahan material juga gudang dan lain-lain

sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor (disarankan supaya

Kontraktor mengasuransikan pekerjaannya).

PASAL II.22.

KESEJAHTERAAN DAN KESEHATAN KERJA

1. Bilamana terjadi kecelakaan, Kontraktor harus segera mengambil tindakan dan

segera memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan.

Kontraktor harus memenuhi / mentaati peraturan-peraturan ketenagakerjaan

tentang perawatan kesehatan korban dan keluarganya.

Page 13: Contoh RKS

2. Kontraktor harus menyediakan obat-obatan yang tersusun menurut

syarat-syarat Palang Merah dan setiap kali sehabis digunakan harus dilengkapi

lagi.

3. Kontraktor selain memberikan pertolongan kepada pekerja juga selalu

memberikan pertolongan kepada pihak ketiga dan juga menyediakan air

minum untuk para pekerja yang memenuhi syarat kesehatan untuk para pekerja

yang melaksanakan pekerjaan tersebut.

4. Kontraktor harus mengasuransikan tenaga kerjanya yang bekerja di proyek ini

ke PT. JAMSOSTEK.

PASAL II.23.

KENAIKAN HARGA DAN FORCE MAJURE

1. Semua kenaikan harga yang diakibatkan dan bersifat biasa Kontraktor tidak

dapat mengajukan claim.

2. Semua kenaikan harga akibat keputusan resmi dari Pemerintah Republik

Indonesia dibidang moneter yang bersifat nasional dapat mengajukan claim

sesuai dengan keputusan dan pedoman resmi dari Pemerintah Republik

Indonesia.

3. Semua kerugian akibat force majeure berupa bencana alam (gempa bumi,

topan, hujan lebat, pemberontakan, perang dan lain-lain kejadian) yang mana

dapat dibenarkan oleh Pemerintah bukan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

4. Apabila terjadi force majeure, Pihak Kontraktor harus memberitahukan

kepada Direksi Pekerjaan secara tertulis paling lambat 24 jam demikian pula

bila force majeure berakhir.

PASAL II.24.

ASURANSI

Kontraktor harus mengasuransikan semua tenaga kerja yang bekerja di Proyek ini ke

PT. Jamsostek, termasuk tenaga dari Team Teknis, Konsultan Perencana dan

Konsultan Pengawas yang namanya tercantum dalam Struktur Organisasi Proyek ini.

Page 14: Contoh RKS

PASAL II.25.

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Perselisihan akan diselesaikan menurut aturan/ketentuan yang lazim berlaku,

sedangkan tata caranya diatur kemudian dalam kontrak.

PASAL II.26.

LAIN-LAIN

Hal-hal yang belum tercantum dalam RKS akan dijelaskan didalam aanwijzing.

1. Bilamana jenis pekerjaan yang telah tercantum didalam contoh daftar Volume

(BQ) ternyata kurang, maka kekurangan tersebut dapat ditambahkan menurut

posnya masing-masing dengan cara menambah huruf alpabet pada nomor

terakhir dari pos yang bersangkutan, misalnya pos persiapan nomor terakhir 4.

maka penambahannya tidak nomor 5, tetapi nomor 4a. 4b. 4c. 4d dan

seterusnya.

2. Surat permintaan Ijin Membangun (IMB) dari Direksi Pekerjaan, sedangkan

pengurusan dan pembiayaan hingga keluarnya IMB tersebut menjadi tanggung

jawab / diserahkan kepada pihak Kontraktor.

3. Segala kerusakan yang timbul akibat pelaksanaan pekerjaan ini menjadi tanggung

jawab Kontraktor.

4. Contoh Volume (BQ) tidak mengikat dalam pelaksanaan tetapi mengikat dalam

penawaran, Kontraktor diwajibkan menghitung ulang.

Page 15: Contoh RKS

5. Apabila pada saat pengajuan penawaran ada ketidak benaran data / informasi,

sejak dimulainya proses pelelangan ini maka, Direksi Pekerjaan akan

menjatuhkan sanksi.

6. Bentuk dan jenis sanksi akan ditentukan oleh Panitia Lelang / Direksi Pekerjaan.

7. Ketentuan / ketetapan lain di dalam pelaksanaan proses pelelangan ini merupakan

hak dan wewenang Panitia Lelang / Direksi Pekerjaan.