Contoh RAD Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Di ACEH 2011-2015

266
Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals / MDGs) di Aceh 2011-2015 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Aceh

description

Contoh RAD Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Di ACEH 2011-2015

Transcript of Contoh RAD Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Di ACEH 2011-2015

Rencana Aksi Daerah

Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium

(Millenium Development Goals / MDGs)

di Aceh 2011-2015

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

(BAPPEDA) Aceh

GUBBRNUR ACEH

PERATURAN GUBERNUR ACEHNOMOR 52 TAHLIN 2011

TENTANG

RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUIUAN PEMBANGI''NAN

MILENIUM (MILI,ENNIUM DEVELOPMENT GOALS)

PROVINSI ACEH TAHTIN 2011-2015

DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

Menimbang

Mengingat : 1.

b.

GUBERNUR ACEH,

bahwa untuk melaksanakan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3

tahun 201C tent"n! etogtam Pembangunan yang.Berkeadilan, maka di

p.ouirrri Aceh periu"disuJun Rencana dksi Daerah-(RAD) Tahun 2011-2015

;;il ;;;at' t<euila[an, -strategi, dan program/keg,t"t:1.j"'"Xr,,i::fl:

b"rJ"putur Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (Milleilum

Development Goals),

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf 1 Perlu

rnenetapkan Peraturan Gub6rnur A"ceh tentang Rencana Aksi Daerah

F"r""p"irun Pencapaian Tujuan- -

Pemblngqll Milenium (Millenium

b"r"io1r*enr Gaal, Provinsi Aceh Tahun 20 1 1 -20 1 5 ;

undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang -Pembentukan

Daerah

Oio"of; Propiisi etjeh dan Perubahan Peraturan Pembentukan Propinsi

S,r*ut"r" Utaia (temdaran Negara Repubiik Indonesia Tahun 1956 Nomor 64

Tambahan Lembaran Negara Nomor 1103);

undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang-Penyelenggaraan Negara yang

Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisrne (Lembaran Negara

n"p"Ufif. Indonesia Tahun iggg No-or 75, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 3851);

3. Undang-Undang Nomor 44 - Tahun 1999 tentang P-enyelelgga{a'1}

Keistimewu"r, Froplnsi Daer"h Istimewa Aceh (Lembarin Negara 1"p"Pll5Inrlonesia Tahun 1999 Nom or 172, Tambuhan Lembaran Negara Republik

Inrionesia Nomor 3893);

undang-Llnrlang Nomor 25 Tahun 2004 tentang sistem Perencanaan

f"*U"ig"r"n fr"riorral (Lembaran Negara R"pYllil., Indonesia Tahun 2004

Nomor i04,'fambahan Lembaran Negara Nomor 4421);

undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang sistem Jaminan sosial

N"ri""""f (Lemi'aran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150'

Tambahan L:inbaran Negara Nomor 4436);

undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang- Pemerintahan Daerah

sebaeai*ana teiah beb"t"p" kali diubah terakhir dengan U1d1ng-U-ndang

li;;"; 1t r"rt"" 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor

32 Tahun zoO+ t""i^"j e""i"tintahan Daerah (Lemb,aran Negara Republik

irrdorr"ri" Tahun 2008 filomor 59'fambahan Lembaran Negara Nomor 4844);

Undang-tlndang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh

(Lemba"ran Neg"ara Republik_.Indonesia Tahun 2006 Nomor 62 Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4633);

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan |angka

Panjang Nasional Tahun 20A5-2025;

2.

4.

5.

6.

7.

8.

Menetapkan

-2-

g. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah;

10. Peraturan Pemerintah Nornor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian

dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan

Rencana Pembangunan Nasional;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahurr 2010 tentang Penguatan Peran

Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat di Daerah (Lembaran Negara

Republik Indoriesia Tahun 2010 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara

Refublik Indonesia Nomor 5107) lgbagairnana telah diubah dengan Peraturanpemerintah Nonror 23 Tahun 2011- tentang Perubahan atas Peraturanpemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Peiguatan Peran Gubernur sebagai

Wakil pemerintah Pusat di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2011 Nom or 44, Tambahan Lembaran l,legara Nomor 5209);

13. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;

14. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 26 Tahun 2010 tentang PerubahanRencana

Pembangunan ]angka Menengah Aceh (RPIMA) Tahun 2007-2012 (Berita

Daerah Aceh Tahun 2011 Nomor 25);

MEMUTUSKAN:

: PERATURAN GUBERNUR ACEH TENTANG ;I'ENCANA AKSI DAERAH

PERCEPATAN PENCAPAIAN TUIUAN PEMBANGUNAN MILLENIUM

(MTLLENIUM DEWLOPMENT GOAIS) PRO\TNSI ACEH TAHUN 2011-

2015.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :

1. Pemerintah Aceh adalah unsur penyelenggara pemerintahan Aceh yang

terdiri atas Gubernur dan Perangkat Aceh'

2. Gubernur adalah kepala Pemerintah Aceh yaug dipilih melalui suatu proses

demokratis yang dilakukan berdasarkan asai langsung, umum' bebas, rahasia,

jujur, dan adil'

3. Pemerintah Kabupaten/Kota adalah unsur penyelenggaraan - pemerintahan

Kabupaten/Kota yang terdiri atas Bupati^Valikota dan perangkat

Kabupaten/Kota.

4. Badan Perencanaan Pembangunan Daeratr yang selanjutnya_disebut Bappeda

adalah Satuan Kerja Peraigkat Aceh (SKPA)/Satuan Kerja Perangkat

Kabupaten/Kota (SKPK) yang mempunyai jugas melaksanakan penyusunan

dan pelaksanaan kebijakan Pe"meriniah AceVFemerintah Kabupaten/Kota di

bidang perencanaan pembangunan daerah'

5. Rencana Aksi Daerah yang selanjutnya disingkat RAD adalah rencana aksi

untuk percepatan p"r""p"i-"tr tujuan pembangunan millennium pada tingkat

Provinsi dan KabuPaten /Kota.

6. Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium, Dev'elopment Goals) adalah

komitmen globil unt'k mencapai kesejahteraan masyarakat dengan

menempatki manusia sebagai objek dan subjek pembangunan.

7. Rencana Aksi Daerah Percepatan Pelaksanaan Tujuan Pembangunan

Millenium provinsi Aceh tahun 2011-2015 yang selanjutnya disebut RAD-

MDGs Aceh 2011-2015 adalah rencana aksi untuk PercePatan pencapaian

tujuan pembangunan millennium pada. tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota

dalam wilayah i.ceh sebagai up"yipettingkatan kesejahteraan rakyat.

-3-

BAB IIARAH KEBIJAKAN DAN TUIUAN

Pasal2

RAD-MDGs Aceh 2011-2015, memberikan arah kebijakan pembangunan yangmeliputi program dan kegiatan percepatan kepada Pemerintah Provinsi Acehdan pemerintah kabupaten/kota unruk rnencapai tujuan pembangunanmillenium.

Pasal3

RAD-MDGs Aceh 2011-2015 bertujuan untuk :

a. memberantas kemisl:inart dan kelaparan;

b. mencapai pendidikan dasar untuk semua;

c. mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan peremPuan;

d. menurunkan kematian anak;

e. rneningkatkan kesehatan ibu;f. mengendalikan HIV dan AIDS, malaria, dan pertyakit menular Lainnya;

g. menjamin kelestarian lingkungan hidup; darr

h. mengembangkan kentitraan giobal untuk pembangunan.

Pasal4

RAD-MDGs Aceh 2011-2015 sebagaitnana tercantum dalam Lamfiranmerupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan ini, yang terdiri dari:

BAB I

BAB II

BAB IIIBAB IVLampiran

PENDAHULUAN

ARAH KEBIJAKAN DAhI STRATEGI PERCEPATANPENCAPAIAN TARGET MDGS

PEMANTAUAN DAN EVALUASI

PENUTUP

Matrik RAD MDGS Aceh dan Kabupaten/Kota.

BAB IIIPEI-A"KSANAAN

Pasal5

RAD-MDGs Aceh 2011-2015 dilaksanakan oleh Pemerintah Aceh danPemerintah Kabupaten/Kota melalui :

a. lembaga pemerintah yang terkait sesuai Cengan tugas pokok dan fungsinl'amasing-masing;

b. lembaga swadaya masyarakat;

c. organisasi kemasyarakatan; dan

d. kelompok masyarakat sipil lainnl'a.

BAB TVPENDANAAN

Pasal 6

Pelaksanaan RAD-MDGs Aceh 2011-2015 dapat menggunakan dana yangbersumber dari :

a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh;c. donasi dan/atau kerjasama lembaga internasional;d. kemitraan Pemerintah Aceh dan swasta (Public-Private Partnership);

e. ranggung jawab sosial perusahaan (corporace social responsibility); dan/atau

f. sumber dana lain yang sifatnya sah dan tidak mengikac.DAD\/ lA

-1-

BAB VPEMANTAUAN DAN EVALI,JASI

Pasal T

(1) Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten/Kota melakukan Pemantauandan evaluasi berkala sesuai dengan ketentuan dalam uPaya percepatan

pencapaian target RAD-IVIDGs Aceh 2011-2015.

(2) Pemantauan dan evaiuasi terhadap pencaPaian target RAD-MDGs Aceh

2011-2015 dilaksanakan oleh SKPA dadatau SKPK terkait yang

dikoordinasikan oleh Bappeda Aceh dan/atau Bappeda Kabupaten/Kota.

(3) Untuk melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program/kegiatan percepatan pencapaian target RAD-MDGs Aceh 2011-2015se6agaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh tim tersendiri yangdibentuk dengan Kepurusan Gubernur.

BAB \rIKETENTUAN PENUTUP

Pasal8

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkarr.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan inidengan penempatannya dalam Berita Daerah Aceh.

Ditetapkan di Bar'da Aceh

pada tanggal, 3 Nopember 2011

7 Dzulhijjah 1432

Diundangkan di Banda Acehpadatanggal, 7 Nopember 2011

11 Dzulhijjah 1432

SEKRETARIS DAERAH, C\9,./

T. SETIA BIIDI

BERITA DAERAH ACEH TAHI.]N 2OI1 NOMCR 47

i RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015

KATA PENGANTAR:

Pada bulan September 2010 deklarasi Pembangunan Milenium

ditandatangani oleh 189 kepala Negara di pertemuan Persatuan Bangsa Bangsa

(PBB) .Penandatanganan deklarasi ini merupakan bentuk kepedulian pemimpin

tertinggi negara di dunia untuk mensejahterakan rakyatnya dan menempatkan

manusia sebagai subjek dan fokus pembangunan.

Sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN), Pemerintah Aceh telah mengarusutamakan delapan tujuan

Pembangunan Milenium kedalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Aceh (RPJPA) 2005-2025, Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Aceh (RPJMA) 2007 – 2012 dan Rencana Kerja Pemerintah Aceh (RKPA).

Pemerintah Aceh juga berkomitmen mengalokasikan berbagai sumber daya

untuk mempercepat pencapaian MDGs melalui program program pro rakyat yang

dituangkan dalam Rancangan RPJMA 2013–2017 yang sedang dipersiapkan.

Kebijakan nasional pro rakyat seperti Jaminan Kesehatan Masyarakat

(JAMKESMAS), khususnya di Aceh diperluas jangkauan dan kwalitas

pelayanannya dengan program Jaminan Kesehatan Aceh (JKA). Kebijakan

pengentasan kemiskinan dengan program PNPM Mandiri, di Aceh diperluas

dengan program Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong (BKPG). Bahkan

Propinsi Aceh merupakan salah satu propinsi yang pelaksanaan PNPM Mandirinya

paling baik di Indonesia, sehingga banyak propinsi lain melakukan studi banding

di Aceh. Selanjutnya program beasiswa anak keluarga miskin pada tingkat

nasional, diperluas dengan program beasiswa anak yatim dan beasiswa khusus

(S1/S2/S3) baik didalam maupun diluar negeri.

Upaya untuk mengalokasikan sumber daya pembangunan yang pro

rakyat dengan mempertimbangkan azas keadilan juga sedang dilakukan.

Misalnya telah dikembangkan rumusan alokasi dana Otonomi Khusus (Otsus) dan

TamBahan Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas (TDBH Migas) yang tidak hanya

menggunakan formula dasar tetapi juga menggunakan formula hasil kinerja

pemerintah daerah, seperti IPM (Index Pembangunan Manusia) telah

ii RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015

dimasukkan kedalam formula alokasi anggaran. Buku Induk Pembangunan

Bidang Infrastruktur, bidang kesehatan, bidang ekonomi, bidang keistimewaan

dan sosial budaya, TDBH Migas dan Otsus 2008-2027 untuk mempercepat

tecapainya kesejahteraan rakyat juga sedang dipersiapkan.

Setelah Tsunami melanda Aceh pada tanggal 26 Desember 2004 dan

konflik bersenjata berakhir dengan penadatanganan kesepakatan perdamaian

Helsinki, Pemerintah Aceh mulai melaksanakan pembangunan di berbagai

bidang, untuk membangun Aceh yang lebih baik , dengan cara membangun

kemampuan sumber daya manusia agar dapat memberikan pelayanan prima

kepada masyarakat khususnya masyarakat miskin, masyarakat tertinggal yang

hidup didaerah terisolir , membangun sarana dan prasarana ekonomi untuk

meningkatkan kegiatan ekonomi rakyat, membangun pendidikan yang

mempunyai daya saing tinggi dan bernuansa Islami, meningkatkan derajad

kesehatan dan gizi anak anak, gizi ibu dan rakyat Aceh pada umumnya agar

mampu berkontribusi dalam membangun Aceh menuju kondisi yang lebih baik.

Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas yang mampu menurunkan

angka pengangguran di Aceh adalah tantangan tersendiri yang harus dihadapi.

Ketersediaan tenaga listrik yang dapat dipercaya dan iklim usaha yang nyaman

bagi para investor menginvestasikan modal kerjanya di Aceh adalah dua hal yang

harus diupayakan untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi

dan berkualitas.

Masih banyak perhatian khusus yang harus diberikan terhadap beberapa

sasaran MDGs (Tujuan Pembangunan Milenium ) seperti penurunan angka

kematian ibu melahirkan, penurunan angka prevalensi Balita Gizi buruk,

penurunan angka kemiskinan di beberapa kabupaten yang angka kemiskinannya

melebihi angka kemiskinan rata rata Propinsi Aceh , supaya pada tahun 2015

sasaran-sasaran tersebut dapat dicapai.

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian Tujuan

Pembangunan Milenium (RAD MDGS) Pemerintah Aceh 2011-2015, merupakan

momentum penting bagi Pemerintah Aceh untuk mewujudkan komitmen,

didalam mempercepat pencapaian tujuan Pembangunan Milenium.

iii RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015

Berbagai pikiran untuk mempercepat pencapaian sasaran MDGs disajikan

di RAD MDGS Aceh 2011-2015 ini. Semoga RAD MDGS ini dapat memberikan

kontribusi bagi pemahaman yang lebih baik bagi pemerintah kabupaten dan

kota, mengenai tantangan yang dihadapi dan langkah yang harus dilaksanakan

dalam rangka mencapai semua sasaran MDGs di Aceh. Keberhasilan pencapaian

MDGs sangat tergantung pada komitmen semua pihak dari unsur legislatip,

eksekutip dan masyarakat untuk menjalankan RAD MDGS Aceh 2011-2015 ini

serta tatakelola pelaksanaan program yang transparan, kemitraan produktif

dengan berbagai organisasi masyarakat madani, dan pengembangan kebijakan

dan pendekatan menyeluruh untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang

tinggi agar dapat memberikan kesempatan semua rakyat Aceh mendapatkan

pekerjaan yang layak dalam meningkatkan taraf hidup mereka.

Sebagai penutup, kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang

sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam

penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan

Milenium di Aceh 2011-2015. Mudah mudahan upaya kita bersama ini

bermanfaat bagi rakyat Aceh.

Banda Aceh, 30 September, 2011

GUBERNUR ACEH.

Irwandi Yusuf.

iv RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015

UCAPAN TERIMA KASIH:

Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan

Milenium (RAD MDGS) Aceh 2011-2015, disusun oleh Tim yang terdiri dari Tim

Pengarah, Tim Teknis/Kelompok Kerja seperti tertera didalam SK Gubernur

nomor 050/ 61/2011 tentang pembentukan tim penyusun Dokumen Rencana

Aksi Daerah Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Aceh 2011-

2015 dan didukung oleh tim secretariat.

Kepada seluruh anggota Tim Penyusun kami sampaikan penghargaan dan

ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya atas kerja keras dan kontribusinya

sehingga dokumen RAD MDGS Aceh 2011-2015 dapat disusun dengan baik dan

tepat waktu.

Penghargaan dan ucapan terima kasih secara khusus disampaikan

kepada:

- Tim teknis Pusat Bappenas yang telah memberikan arahan dan masukan

untuk meyakinkan kwalitas dokumen RAD MDGS Aceh 2011-2015 ini baik

dari substansi maupun keselarasannya dengan dokumen Peta Jalan

Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium yang disusun oleh

Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional / Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional (BAPPENAS).

- Semua koordinator dan anggota dari tim kelompok kerja I bidang

penanggulangan kemiskinan, tim kelompok kerja II bidang pendidikan dan

gender, tim kelopok kerja III bidang kesehatan dan gizi dan tim kelompok

kerja IV bidang kelestarian lingkungan hidup ; yang telah mengkaji data dan

merumuskan program prioritas percepatan pencapaian tujuan Pembangunan

Milenium.

- UNICEF Banda Aceh yang memberikan dukungan dana dan dukungan teknis

untuk menyelesaikan RAD MDGS Aceh 2011-2015.

v RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015

- Seluruh anggota tim sekretariat kelompok kerja yang telah membantu untuk

mengorganisir pertemuan teknis kelompok kerja yang telah memberikan

dukungan administratip yang diperlukan.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada mitra pembangunan dari

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan dari Satuan Kerja Perangkat Aceh

(SKPA) terkait yang telah memberikan masukan pada dokumen Rencana Aksi

ini, dan Sdr. Arijanto yang mendampingi dan memfasilitasi proses penyusunan

RAD serta kepada semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Semoga RAD Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium

Aceh 2011-2015 dapat dilaksanakan oleh semua pihak yang berkepentingan baik

di tingkat propinsi maupun tingkat kabupaten/ kota agar sasaran-sasaran MDGs

pada tahun 2015 di Aceh dapat dicapai.

Banda Aceh, 30 September, 2011

Kepala Bappeda Aceh

Ir. Iskandar M.Sc

vi RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR: ...................................................................................................... I

UCAPAN TERIMA KASIH: ......................................................................................... IV

BAB I ................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN: ........................................................................................................... 1

1.1. KONDISI PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM DI ACEH ...........................6

MDG1: MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN ....................................................... 6

RINGKASAN: ............................................................................................................................. 6

STATUS PENCAPAIAN TARGET 1 A : MENURUNKAN HINGGA SETENGAHNYA PROPORSI

PENDUDUK DENGAN TINGKAT PENDAPATAN KURANG DARI USD 1 (PPP) PERHARI DALAM

KURUN WAKTU 1990 – 2015 ................................................................................................. 10

1.1. Pendapatan kurang dari US$ 1,00 (PPP) per kapita perhari: ............................... 10

1.2. Indek Kedalaman Kemiskinan: ............................................................................. 10

1.4 Prosentasi Penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan:.............................. 11

STATUS PENCAPAIAN TARGET 1 B (MEWUJUDKAN KESEMPATAN KERJA PENUH DAN

PEKERJAAN YANG LAYAK UNTUK SEMUA TERMASUK PEREMPUAN & KAUM MUDA) ......... 13

1.5 Laju Pertumbuhan PDB per tenaga Kerja: ............................................................ 13

1.6 Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga

terhadap total kesempatan kerja: ..................................................................................... 15

1.7 Rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas .................... 16

STATUS PENCAPAIAN TARGET 1 C (MENURUNKAN HINGGA SETENGAHNYA PROPORSI

PENDUDUK YANG MENDERITA KELAPARAN DALAM KURUN WAKTU 1990-2015) ............... 17

1.8 Prevalensi balita dengan berat badan rendah ..................................................... 17

1.9 Prevalensi Balita Gizi Buruk .................................................................................. 19

1.10. Prevalensi Balita Gizi Kurang .............................................................................. 20

1.11. Proporsi penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi minimum

........................................................................................................................................... 20

MDG 2: MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA ......................................................... 23

RINGKASAN ............................................................................................................................ 23

STATUS PENCAPAIAN TARGET TARGET 2A : MENJAMIN PADA 2015 SEMUA ANAK LAKI LAKI

MAUPUN PEREMPUAN DIMANAPUN DAPAT MENYELESAIKAN PENDIDIKAN DASAR .......... 25

2.1. Angka Partisipasi Murni SD/MI/ Paket A: .................................................................. 25

2.2. Proporsi murid klas 1 yang berhasil menamatkanSD/MI ........................................... 27

2.3. Angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun, perempuan dan laki laki ................ 27

MDG 3: MENDORONG KESETARAAN GENDER DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN ............... 29

RINGKASAN ............................................................................................................................ 29

vii RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015

STATUS PENCAPAIAN MDG 3 (MENDORONG KESETARAAN GENDER DAN PEMBERDAYAAN

PEREMPUAN) ......................................................................................................................... 31

3.1. Rasio APM perempuan / laki laki di tingkat Sekolah Dasar: ..................................... 32

3.2. Rasio APM perempuan / laki laki di tingkat Sekolah Menengah Pertama ................. 32

3.3. Rasio APM perempuan / laki laki di tingkat Sekolah Menengah Atas: ...................... 33

3.4. Rasio APM perempuan / laki laki di tingkat Perguruan Tinggi. ................................. 33

3.5. . Rasio melek huruf perempuan terhadap laki laki pada kelompok usia 15 - 24 tahun:

........................................................................................................................................... 34

3.6 . Kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non pertanian. : ............. 34

3.7 . Proporsi Kursi yang diduduki perempuan di DPR: ..................................................... 34

MDG 4: MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK .............................................................. 37

RINGKASAN ............................................................................................................................ 37

STATUS PENCAPAIAN MDG 4: MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK ............................. 38

4.1. AKBA (Angka kematian BALITA ) ................................................................................ 38

4.3. Angka Kematian Neonatal ......................................................................................... 41

4.4. Cakupan immunisasi. .................................................................................................. 41

STATUS PENCAPAIAN TUJUAN MDG 5: MENINGKATKAN KESEHATAN IBU ............................... 43

RINGKASAN ............................................................................................................................ 43

STATUS PENCAPAIAN TUJUAN MDG 5: MENINGKATKAN KESEHATAN IBU .......................... 44

5.1. AKI (Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup ): .................................... 45

5.2. Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih ............................... 46

5.3. a. CPR (Angka pemakaian kontrasepsi ) perempuan menikah usia 15-49 tahun:

47

5.3.b. Angka pemakaian kontrasepsi (CPR) pada perempuan menikah usia 15-49

tahun dengan cara modern: .............................................................................................. 48

5.4 Angka kelahiran remaja (perempuan usia 15-19 tahun) per 1.000 perempuan

usia 15-19 tahun. ............................................................................................................... 48

5.5 Cakupan pelayanan Antenatal ............................................................................. 48

5.6 Kebutuhan Keluarga Berencana yang tidak terpenuhi......................................... 49

MDG 6: MEMERANGI HIV/AIDS, MALARIA DAN PENYAKIT MENULAR LAINNYA .................... 50

RINGKASAN ............................................................................................................................ 50

STATUS PENCAPAIAN MDG 6: MEMERANGI HIV/AIDS, MALARIA DAN ................................ 51

PENYAKIT MENULAR LAINNYA ............................................................................................... 51

6.1 Prevalensi HIV/AIDS ............................................................................................. 53

6.2. Penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tinggi terakhir .................... 54

6.3. a. Proporsi jumlah penduduk usia 15-24 tahun yang sudah menikah dan

memiliki penge tahuankomprehensif tentang HIV/AIDS: .................................................. 54

6.3. b. Proporsi jumlah penduduk usia 15-24 tahun yang belum menikah dan memiliki

pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS: ................................................................ 55

6.5. Proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut yang me miliki akses pada obat-obatan

antiretroviral ..................................................................................................................... 55

6.6 Angka kejadian Malaria (per 1.000 penduduk): ................................................... 55

6.8.a. Angka kejadian Tuberkulosis (semua kasus/100,000 penduduk/tahun) ........ 57

6.8.b. Tingkat prevalensi Tuberkulosis (per 100,000 penduduk): .............................. 58

6.8.c. Tingkat Kematian Karena Tuberkulosis ( per 100,000 penduduk): .................. 58

viii RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015

6.9 a. Proporsi jumlah kasus TBC yang terdeteksi dalam program DOTS ( CDR case

detection Rate) .................................................................................................................. 58

6.9. b. Proporsi kasus Tuberkulosis yang diobati dan sembuh dalam program DOTS:

59

MDG 7: MEMASTIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP ................................................ 61

Ringkasan ............................................................................................................................... 61

STATUS PENCAPAIAN MDG 7: MEMASTIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP ............... 63

7.1. Rasio luas kawasan tertutup pepohonan berdasarkan hasil pemotretan citra

satelit dan surveillance photo udara terhadap luas daratan: ........................................... 64

7.2 Jumlah emisi karbon dioksida (CO2) ........................................................................... 65

7.3. Jumlah konsumsi bahan perusak ozon (BPO) dalam metrik ton ................................ 66

7.4. Proporsi tangkapan ikan yang berada dibawah batas biologis yang aman: ............. 66

7.5. Rasio luas kawasan lindung untuk menjaga kelestarian keaneka ragaman hayati

thdp total luas kawasan hutan .......................................................................................... 66

7.6. Rasio kawasan lindung perairan terhadap total luas perairan territorial .................. 67

7.8. Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum yang

layak 67

7.9. Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi layak,

perkotaan dan perdesaan ................................................................................................. 68

1.2. PERMASALAHAN DAN TANTANGAN: ................................................................. 71

MDG 1 : MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN ..................................................... 71

MDG 2: MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA ...................................................... 74

MDG 3: MENDORONG KESETARAAN GENDER DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN .......... 76

MDG 4: MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK .................................................................... 77

MDG 5: MENINGKATKAN KESEHATAN IBU ........................................................................ 79

MDG 6: MEMERANGI HIV/AIDS, MALARIA DAN PENYAKIT MENULAR LAINNYA ...................... 80

MDG 7: MEMASTIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP ................................................... 81

BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN

TARGET MDGS: .......................................................................................................... 83

II.1. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET MDGs: ............ 83

II.1.1 KEBIJAKAN MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN ...................................... 83

II.1.1.A. Kebijakan pertanian dan perikanan .......................................................................... 83

II.1.1.B. Kebijakan ketenagakerjaan: ..................................................................................... 84

II.1.1.C. Kebijakan peningkatan ekonomi keluarga: ............................................................... 84

II.1.1.D. Kebijakan Penanggulangan Kelaparan: .................................................................... 85

II.1.1.E. Kebijakan meningkatkan PDRB dan menciptakan lapangan kerja ........................... 85

II.1.2.. STRATEGI MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN: ..................................... 86

II.1.2.A. Strategi Untuk mencapai target 1A: ......................................................................... 86

II.1.2.B. Strategi Untuk Mencapai - Target 1 B: ..................................................................... 87

Ii.1.2.C. Strategi Untuk Mencapai - Target 1 C: ...................................................................... 88

II.1.3. KEBIJAKAN MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA ......................................... 90

II.1.4 STRATEGI MENCAPAI TARGET 2A .................................................................................. 90

ix RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015

II.1.5. KEBIJAKAN MENDORONG KESETARAAN GENDER DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

................................................................................................................................................... 95

II.1.6. STRATEGI MENCAPAI TARGET 3A: ................................................................................... 96

II.1.7. KEBIJAKAN UNTUK MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK ....................................... 97

II.1.8. STRATEGI UNTUK MENCAPAI TARGET 4A ...................................................................... 99

II.1.9. KEBIJAKAN UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN IBU .................................................. 100

II.1.10. STRATEGI UNTUK MENCAPAI TARGET 5A dan 5B ...................................................... 101

II.1.11. KEBIJAKAN MDG 6 MENANGGULANGI HIV/AIDS, MALARIA, TBC DAN PENYAKIT LAIN

................................................................................................................................................. 102

II.1.12. STRATEGI MENCAPAI TUJUAN MDG 6 MENANGGULANGI HIV/AIDS, MALARIA, TBC

DAN PENYAKIT LAIN ................................................................................................................. 104

Strategi penanggulangan HIV/AIDs: ( TARGET 6 A, 6B) ....................................................... 104

Strategi eliminasi Malaria: Target 6 C .................................................................................. 105

Strategi Pembrantasan penyakit Tuberkulosis: target 6C ................................................... 106

II.1.13 KEBIJAKAN PERCEPATAN MDG 7: MEMASTIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP 106

II.1.14 STRATEGI PERCEPATAN MDG 7: MEMASTIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP . 109

Strategi untuk pencapaian target 7A ................................................................................... 109

Strategi untuk pencapaian target 7C: ................................................................................. 110

II.2. PROGRAM PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM DAN TARGET

KINERJA: ................................................................................................................................. 112

II.2.1 PROGRAM PERCEPATAN – MDG 1 MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN

................................................................................................................................................. 112

II.2.2. TARGET KINERJA PROGRAM PERCEPATAN MDG1- MENANGGULANGI KEMISKINAN

DAN KELAPARAN ..................................................................................................................... 115

II.2.3. PROGRAM PERCEPATAN MDG 2: MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA ..... 117

II.2.4. TARGET KINERJA PROGRAM PERCEPATAN MDG2: SEMUA ANAK MENYELESAIKAN

PENDIDIKAN DASAR ................................................................................................................. 120

II.2.5. PROGRAM PERCEPATAN MDG 3: (MENDORONG KESETARAAN GENDER DAN

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN ................................................................................................ 121

II.2.6. TARGET KINERJA PROGRAM PERCEPATAN MDG 3: MENDORONG KESETARAAN GENDER

DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN ........................................................................................ 121

II.2.7. PROGRAM PERCEPATAN MDG 4: MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK .............. 123

II.2.8. TARGET KINERJA PROGRAM PERCEPATAN MDG 4: MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN

ANAK ........................................................................................................................................ 126

II.2.9. PROGRAM PERCEPATAN MDG 5: MENINGKATKAN KESEHATAN IBU ........................... 128

II.2.10. KINERJA PROGRAM PERCEPATAN MENCAPAI TARGET 5A-MENURUNKAN AKI HINGGA

75% SAMPAI 2015 DAN 5B – MEWUJUDKAN AKSES KESEHATAN REPRODUKSI BAGI SEMUA

PADA TAHUN 2015 ................................................................................................................... 129

III.2.11. PROGRAM MEMERANGI HIV/AIDS, MALARIA , TBC DAN PENYAKIT MENULAR LAINNYA

................................................................................................................................................. 131

II.2.12 KINERJA MEMERANGI HIV/AIDS, MALARIA , TBC DAN PENYAKIT MENULAR LAINNYA

................................................................................................................................................. 134

II.2.13. PROGRAM PERCEPATAN MDG 7: MEMASTIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP 136

x RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015

II.2.15. KINERJA PROGRAM PERCEPATAN MDG 7: MENURUNKAN HINGGA 50% RUMAH

TANGGA TANPA AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM LAYAK DAN SANITASI DASAR

HINGGA TH 2015 ...................................................................................................................... 140

BAB III: SISTEM PEMANTAUAN DAN EVALUASI PENCAPAIAN TARGET

PEMBANGUNAN MILENIUM DI ACEH .................................................................... 0

Kerangka kerja pemantauan dan evaluasi pencapaian target MDGs.....................0

Indikator output TARGET 1A : Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk dengan

tingkat pendapatan kurang dari USD 1 (PPP) perhari dalam kurun waktu 1990-2015 ................ 4

Indikator output Target 1b : : Menciptakan Kesempatan Kerja Penuh Produktip Dan Pekerjaan

Yang Layak Untuk Semua Termasuk Perempuan Dan Kaum Muda ............................................. 9

Indikator output TARGET 1 C : Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang

menderita kelaparan dalam kurun waktu 1990-2015 ............................................................... 10

Indikator output TARGET 2A : Menjamin pada 2015 semua anak, laki laki maupun perempuan

dimanapun dapat menyelesaikan pendidikan dasar ................................................................. 12

Indikator output TARGET 3 A: Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan

dasar dan lanjutan pada tahun 2005, dan di semua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun

2015 ........................................................................................................................................... 14

Indikator output TARGET 4A : Menurunkan Angka Kematian Balita (AKBA) hingga dua per tiga

dalam kurun waktu 1990-2015 .................................................................................................. 15

Indikator output TARGET 5A : Menurunkan Angka Kematian Ibu hingga tiga per empat dalam

kurun waktu 1990-2015 ............................................................................................................. 20

Indikator output TARGET 6A : Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah

kasus baru HIV dan AIDS hingga tahun 2015 ............................................................................. 24

Indikator output Target 6B: Mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV dan AIDS bagi

semua yang membutuhkan sampai dengan tahun 2015 ........................................................... 25

Indikator output Target 6C : Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus

baru Malaria dan penyakit utama lainnya (TB) hingga tahun .................................................... 26

Indikator output TARGET 7A : Memadukan prinsip-prinsip pembangunan yang

berkesinambungan dengan kebijakan dan program nasional serta mengembalikan

sumberdaya lingkungan yang hilang, ......................................................................................... 29

Indikator output TARGET 7B Mengurangi laju kehilangan keragaman hayati, dan mencapai

pengurangan yang signifikan pada 2010, ................................................................................... 31

Indikator output TARGET 7C Menurunkan hingga separuhnya proporsi penduduk tanpa akses

terhadap air minum layak dan sanitasi layak pada 2015 ........................................................... 31

Alur pengumpulan, pengolahan dan analisa Indikator MDGs ................................................... 33

BAB IV: PENUTUP ..................................................................................................... 34

LAMPIRAN 1.1.: MATRIX PROGRAM PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET

PEMBANGUNAN MILENIUM: MDG1 MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN

KELAPARAN ................................................................................................................ 35

xi RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015

LAMPIRAN 1.2.: MATRIX PROGRAM PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET

PEMBANGUNAN MILENIUM: MDG2 MENCAPAI PENDIDIKAN UNTUK

SEMUA ........................................................................................................................... 48

LAMPIRAN 1.3.: MATRIX PROGRAM PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET

PEMBANGUNAN MILENIUM: MDG3 MENDORONG KESETARAN GENDER

DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN .................................................................. 54

LAMPIRAN 1.4.: MATRIX PROGRAM PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET

PEMBANGUNAN MILENIUM: MDG4: MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN

ANAK. ............................................................................................................................ 57

LAMPIRAN 1.5.: MATRIX PROGRAM PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET

PEMBANGUNAN MILENIUM: MDG5: MENINGKATKAN KESEHATAN IBU66

LAMPIRAN 1.6.: MATRIX PROGRAM PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET

PEMBANGUNAN MILENIUM: MDG6: MEMERANGI HIV/AIDS, MALARIA,

TUBERKULOSIS DAN PENYAKIT LAINYA .......................................................... 74

LAMPIRAN 1.7.: MATRIX PROGRAM PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET

PEMBANGUNAN MILENIUM: MDG 7: MEMASTIKAN KELESTARIAN

LINGKUNGAN .............................................................................................................. 83

LAMPIRAN 2: INDIKATOR MDG ................................................................................................. 90

LAMPIRAN 2.1 INDIKATOR MDG 1- TARGET 1 C – PENQANGGULANGAN KELAPARAN ............. 91

LAMPIRAN 2.1 INDIKATOR MDG 1- TARGET 1 A DAN TARGET 1 B ........................................... 92

Lampiran 2.2 INDIKATOR MDG 2 DAN MDG 3 ......................................................................... 94

Lampiran 2.3 : INDIKATOR MDG 4 : MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK ........................ 95

Lampiran 2.4 INDIKATOR MDG 5: ............................................................................................ 96

Lampiran 2.6 : INDIKATOR MDG 6 ............................................................................................. 97

Lampiran 2.6 : INDICATOR MDG 7: ............................................................................................ 99

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................................. 0

xii RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015

DAFTAR KEPUSTAKAAN ............................................................................................ 1

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR.

Gambar 1.1: Proses penyusunan RAD MDGS Aceh 2011-2015 ....................................................... 3

Tabel 1.1. Status pencapaian target Indikator MDG 1 di Aceh,........................................................ 8

Gambar 1.2. Indeks Kedalaman Kemiskina Indeks Keparahan Kemiskinan di Aceh....................... 11

Gambar 1.3. .Prosentasi penduduk hidup dibawah garis kemiskinan di Aceh. .............................. 12

Gambar 1.4 Perbandingan Tingkat kemiskinan Berdasarkan Type Wilayah di Aceh. .................... 12

Tabel 1.2 PDRB Perkapita dan Pendapatan Regional Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku 2005 –

2010 ................................................................................................................................................ 13

Gambar 1.5 Kecenderungan angka pengangguran di Aceh ........................................................... 14

Gambar 1.6: Angka Pengangguran di Aceh:. ................................................................................. 15

Tabel 1.3 Perkembangan Investasi di Aceh sampai dengan Nopember 2010 ............................... 15

Tabel 1.4: Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama 2007

– 2010 ............................................................................................................................................. 16

Tabel. 1.5. TPAK,(Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja) dan TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka)

Menurut Kabupaten/Kota, Agustus 2010....................................................................................... 17

Gambar 1.7. Prevalensi Kurang gizi, wasting dan stunting di Aceh tahun 2007 dan tahun 2010 .. 18

Tabel 1.6. Prevalensi wasting ( kekurusan) dan stunting (pendek/ cebol) pada tahun 2007 di Aceh

........................................................................................................................................................ 19

Tabel 1.6 : Prevalensi Kurang Gizi di Aceh tahun 2007, ................................................................ 19

Tabel : 1.10. .Persentase RT dengan KEP kurang dari Rerata Nasional di Aceh ............................ 22

, ....................................................................................................................................................... 22

Sumber: .......................................................................................................................................... 22

Tabel 2.1. Status pencapaian target Indikator MDG 2 di Aceh,...................................................... 25

Gambar..2. 1.... Angka Partisipasi Murni murid laki laki dan perempuan Sekolah Dasar Sederadjat

........................................................................................................................................................ 26

Gambar..2. 2.... Angka Partisipasi Murni Sekolah Dasar Sederadjat ............................................ 26

Tabel 2.2.- Angka bertahan hingga klas 5 dan klas 6 SD ( Cohort Survival Rate) ........................... 27

Tabel 2.3. Melek huruf menurut karakteristik responden ............................................................ 28

Tabel 3.1. Status pencapaian target Indikator MDG 3 di Aceh,...................................................... 31

Gambar: 3.1..Rasio Perempuan- Laki laki di Sekolah Dasar,.......................................................... 32

Gambar: 3.2..Rasio Perempuan- Laki laki di Sekolah Menengah Pertama .................................... 32

Sumber: Susenas 2007 ................................................................................................................... 32

Gambar 3.3. Rasio APM perempuan terhadap Laki laki di SMA di Aceh, 2007 .......................... 33

Gambar 3.4.. Rasio APM perempuan / laki laki di Perguruan Tinggi ............................................. 33

Gambar 3.5. Rasio melek huruf perempuan terhadap laki laki pada kelompok Usia 15-24 tahun,34

Gambar 3.6 Keterwakilan Perempuan di DPR RI 1955-2009 .......................................................... 35

Gambar 3.7 Keterwakilan Perempuan di Lembaga Eksekutif ........................................................ 36

Tabel 4.1. Status pencapaian target Indikator MDG 4 di Aceh,...................................................... 38

Gambar 4.1. AKBA di Aceh, 1992-2007 ......................................................................................... 38

xiii RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015

Gambar 4.2. Sebaran Balita yang menderita ISPA dan DIare di Aceh , 2007 ................................. 39

Gambar 4.2.…Prosentase BALITA menderita ISPA dan diare, ........................................................ 39

Gambar… : Angka Kematian Bayi dan prediksinya di Aceh 1993- 2015 ....................................... 40

Gambar 4.3. Peta Angka Kematian Bayi di Aceh, ........................................................................... 40

Gambar 4.2. Cakupan Imunisasi Campak di Aceh 2007 ................................................................. 41

Gambar 4.3. Cakupan Imunisasi Lengkap BCG, Polio3, DPT3 dan Campak ................................... 42

Tabel 5.1. Status pencapaian target Indikator MDG 5 di Aceh,...................................................... 44

Tabel 5.1. Status pencapaian target Indikator MDG 4 di Aceh,...................................................... 45

Gambar 5.2. Pertolongan Persalanan oleh Nakes, ......................................................................... 47

Gambar: 5.3. CPR perempuan menikah 15=49 tahun, ................................................................... 47

Tabel 5.6. Akses pelayanan prenatal, K1 Trimester 1 dan K4 ...................................................... 49

Tabel 6.1. Status pencapaian target Indikator MDG 6di Aceh, ...................................................... 51

Gambar 6.1. Estimasi terinfeksi HIV/AIDS dan jumlah Kasus HIV/AID 2011 .................................. 53

Gambar 6.2 Wanita status kawin 15-49 tahun menggunakan kondom ....................................... 54

Gambar 6.3. Proporsi jumlah penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki penge tahuan

komprehensif tentang HIV/AIDS .................................................................................................... 54

Gambar 6.4. Pengetahuan remaja belum menikah tentang penularan HIV/AIDs yang benar di

Aceh ................................................................................................................................................ 55

6.7. Proporsi anak balita yang tidur dengan kelambu berinsektisida: ..................................... 56

Gambar 6.5 AMI 2006 – 2009 di Aceh ............................................................................................ 56

Gambar 6.6 Sebaran Kasus Malaria Klinis tahun2009 di Aceh ....................................................... 56

Gambar 6.7 Persentase Balita tidur menggunakan kelambu tanpa / dengan insektisida di Aceh,

........................................................................................................................................................ 57

Gambar 6.8 Angka konversi BTA + ke BTA –tahun 2003 - 2008 Aceh, ........................................... 57

Tabel 6. 9 Indikator Pokok Pembrantasan Penyakit TBC di Aceh ................................................... 58

Gambar 6.10 Angka konversi BTA + ke BTA –tahun 2003 - 2008 Aceh, ......................................... 59

Gambar 6.11 Case Detection Rate (CDR)) Per Kabupaten/Kota Di Propinsi Aceh, 2006-2008 ...... 59

Gambar 6.12 Angka konversi BTA + ke BTA –tahun 2003 - 2008 Aceh, ......................................... 59

Tabel 7.1. Status pencapaian target Indikator MDG 7 di Aceh,...................................................... 63

Gambar 7.1. prporsi tangkapan ikan dibawah batas biologis aman 2004-2015 ............................ 66

Gambar 7.2 Proporsi Rumah tangga yang memounyai akses terhadap sumber air minum layak . 67

Gambar 7.4. Proporsi Rumah Tangga dengan akses terhadap sanitasi layak ................................ 69

Gambar II.1.13. 1 Alur piker pengelolaan Hutan Lestari menuju Pembangunan Aceh Baru........ 107

Gambar III.1. Tanggung Jawab SKPA untuk pengumpulan dan analisa Indikator MDGs.................. 3

Gambar III.1. Tanggung Jawab SKPA untuk pengumpulan dan analisa Indikator MDGs.................. 3

Tabel III.1. Tanggung jawab SKPA didalam pengumpulan, pengolahan dan analisa indikator

output dari RADPPTPM Aceh ........................................................................................................... 4

Tabel III.1. Jumlah Indikator outputs untukm memantau pelaksanaan RAD MDGS Aceh 2011-

2015 .................................................................................................................................................. 4

Gambar III.2. Alur pengumpulan , pengolahan dan analisa Indikator MDGs ................................. 33

Tabel III.1. Tanggung Jawab SKPA dalam pengumpulan indikator output dan outcome dari matrix

percepatan MDG 1 ......................................................................................................................... 33

1 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN:

Satu dari 6 nilai dan prinsip Deklarasi Pembangunan Milenium, PBB

(Persatuan Bangsa Bangsa) pada tanggal 6 – 8 September 2000 yang di hadiri

oleh 189 kepala negara, adalah bahwa para kepala negara mempunyai

tanggung jawab bersama untuk menjunjung tinggi prinsip prinsip kesamaan dan

kesetaraan serta martabat manusia, oleh karena itu mereka mempunyai tugas

kepada seluruh rakyatnya, terutama mereka yang tergolong rentan, khususnya

anak anak yang akan menjadi penerus masa depan.

“We recognize that, in addition to our separate responsibilities to our individual societies, we have a collective responsibility to uphold the principles of human dignity, equality and equity at the global level. As leaders we have a duty therefore to all the world’s people, especially the most vulnerable and, in particular, the children of the world, to whom the future belongs. 1

INPRES (Instruksi Presiden) Republik Indonesia nomor 1 tahun 2010

tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional tahun 2010

dan INPRES nomor 3, 2010 tentang program pembangunan yang berkeadilan

adalah wujud komitmen Pemerintah Indonesia untuk mencapai target tujuan

Pembangunan Milenium. RADPPTM (Rencana Aksi Daerah Percepatan

Pencapaian Tujuan Milenium) Propinsi Aceh 2011-2015 disusun , sebagaimana

yang diamanatkan dalam Instruksi Presiden Nomor 3, 2010 tersebut diatas yaitu

untuk mempercepat pencapaian tujuan pembangunan yang berkeadilan, sesuai

dengan komitmen deklarasi Pembangunan Milenium.

RADPPTM ini mengacu pada dokumen penyesuaian RPJM (Rencana

Pembangunan Jangka Menengah) Aceh periode 2007 – 2012 yang yang telah

ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Aceh Nomor: 21 tahun 2007 dan Peta

Jalan Percepatan Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia yag disusun oleh

Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional / BAPPENAS (Badan

Perencanaan Pembangunan Nasional), dan dengan mengikuti petunjuk

penyusunan RADPPTM

1 http://www.un.org/millennium/declaration/ares552e.pdf, UN Resolution 55 /2 – 55th session, Agenda item 60 (b)

2 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

RPJM penyesuaian Aceh periode 2007–2012 ini telah selaras dengan

pelaksanaan program rehabilitasi dan rekonstruksi serta kondisi daerah untuk

mengejar pencapaian target pembangunan, sebagaimana yang diamanatkan

dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor: 5 tahun 2010 tentang

RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) 2010-2014. .

Tahap pertama proses penyusunan RADPPTM Aceh 2011-2015

ini adalah pembentukan tim pengarah dan kelompok kerja (Pokja) yang

ditetapkan melalui surat keputusan Gubernur Aceh Nomor 050/61/2011 – 28

Februari 2011. Tahap kedua adalah melakukan analisa kesenjangan hasil

pembangunan diseluruh kabupaten untuk masing masing indikator MDG yang

dikumpulkan dari sumber data yang tersedia. Analisa ini mempelajari perbedaan

pencapaian target MDG. antar kabupaten / kota di Aceh. Dengan demikian hasil

kajian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi Pemerintah Aceh untuk

mengalokasikan sumber sumber pembangunan secara tepat, guna meningkatkan

intensitas dan jangkuan program pembangunan yang telah digariskan didalam

RPJM Aceh periode 2007 – 2012 dan program aksi RAD MDGS Aceh 2011-2015.

Melalui alokasi anggaran yang tepat inilah, target tujuan Pembangunan Milenium

dapat dicapai lebih efektif dan manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat.

Sesuai dengan petunjuk penyusunan dokuman RAD MDGS, tujuan pembangunan

Milenium ke 8 yaiitu mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan

tidak dibahas karena peran terbesar untuk kemitraan global ini ada di tingkat

pemerintah pusat.

Tahapan penyusunan RADPPTM Aceh 2011-2015 secara rinci adalah

sebagai berikut:

1. Mei 2010: Tim dari Bappenas memberikan asistensi dan arahan tentang

penyusunan RAD MDGS kepada Tim pengarah dan Kelompok Kerja

(POKJA) Penyusunan RAD MDGS Aceh 2011-2015 di Banda Aceh

2. 6-11 Juni: pertemuan pertama koordinator Pokja dilaksanakan di Banda

Aceh untuk membahas dan menyepakati kegiatan rencana tindak lanjut

penyusunan draft pertama RAD MDGS Aceh.

3 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

MEI

ASISTENSI TIM PUSAT

RADPPTPM

JUNI 6-11

PERTEMUAN

KOORDINATOR POKJA

JUNI 13-17

PERTEMUAN POKJA I: BAHAS

CAPAIAN MDG & RAD MATRIX

PERCEPATAN

JULY 7-9

PERTEMUAN POKJA II : DI TAKENGON

BAHAS CAPAIAN MDG & RAD MATRIX

JULY 22; PERTEMUAN TIM PENGARAH DAN

TIM POKJA MEMBAHAS

RADPPTPM ACEH 2011-2015

DIKIRIM KE BAPPENAS 1

AGUSTUS UNTUK

DIBERIKAN MASUKAN PERBAIKAN

PERTEMUAN POKJA MDG 1C, 4,5,6,7C-KESEHATAN

09 AGUSTUS 2011

KONSULTASI DENGAN TIM

PUSAT (BAPPENAS)

18 AGUSTUS

PERBAIKAN: PENGUMPULAN

DATA INFFORMASI

TAMBAHAN & PENULISAN

23-31AGUSTUS

PRESENTASI RADPPTM

ACEH 2011-2015

& RANCANGAN PERGUB

SEPTEMBER

PELAKSANA

AN

PERGUB PELAKSANAAN

RADPPTPM ACEH 2011-2015

1SEPTEMBER

3. 13-18 Juni: pertemuan pertama Pokja I (MDG 1), Pokja II ( MDG2 dan

3), Pokja III ( MDG 4,5,6) dan Pokja IV ()MDG 7).

4. 6 – 30 Juni: pengumpulan dan analisa pencapaian target MDGs di Aceh

dan penulisan draft RAD MDGS Aceh.

5. 7-9 Juli: pertemuan Pokja ke dua di Takengon, Aceh Tengah membahas

draft pertama RAD MDGS Aceh 2011-2015 , dan mendiskusikan program

matrik , lampiran 1 RAD MDGS Aceh.

6. 9 – 20 Juli penulisan perbaikan draft pertama RAD MDGS Aceh, menjadi

draft kedua untuk disajikan pada pertemuan tim pengarah dan pokja

penyusunan RAD MDGS Aceh pada tanggal 22 Juli.

7. 23-31 Juli: penulisan perbaikan draft kedua RAD MDGS Aceh 2011-2015

berdasarkan masukan pertemuan tanggal 22 Juli. Menjadi draft ketiga

RAD MDGS Aceh 2011-2015 yang dikirimkan ke Bappenas pada tanggal 1

Agustus 2011 untuk mendapatkan masukan dari tim pengarah pusat.

Gambar 1.1: Proses

penyusunan RAD

MDGS Aceh 2011-

2015

4 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

8. 9 Agustus: pertemuan khusus dengan Dinas Kesehatan Propinsi /POKJA

3 (MDG target 1C, 4,5,6 dan 7C) untuk membahas masukan dari UNICEF

tentang analisa capaian target MDGs di Aceh dan perbaikan matrix

program pembrantasan penyakit malaria.

9. 18 Agustus, pertemuan konsultasi dengan tim pusat penyusunan RAD

MDGS yang dihadiri oleh seluruh Pokja RAD MDGS Pusat

diselenggarakan. Masukan dari tim pusat pada pertemuan konsultasi ini

menjadi masukan akhir untuk menyempurnakan dokumen RADPPTM

Aceh 2011-2015.

10. 19-30 Agustus: Penulisan RAD MDGS Aceh 2011-2015 untuk

dipresentasikan pada pertemuan tim pengarah dan Pokja dalam diskusi

pembuatan Peraturan Gubernur untuk implementasi rencana aksi.

11. Akhir September: Diharapkan RAD MDGS Aceh 2011-2015 dapat

dikirimkan ke semua SKPA dan semua kabupaten/ kota disertai dengan

peraturan Gubernur Aceh tentang pelaksanaan RAD MDGS.

Dokumen RAD MDGS Aceh 2011-2015 ini menjadi acuan bagi para

perencana program dan para pengambil keputusan di Propinsi Aceh dan disemua

kabupaten/ kota, didalam merencanakan dan menganggarkan program program

pembangunan dan kegiatan kegiatannya , guna mempercepat pencapaian

target MDGs. Dokumen ini terdiri dari 4 bab, yaitu:

BAB I Pendahuluan: menyajikan ringkasan status pencapaian MDG di Aceh,

analisa tentang status pencapaian target MDGs di Aceh , dan tantangan

yang dihadapi.

BAB II: mempresentasikan arah kebijakan dan strategi percepatan

pencapaian tujuan MDG.

BAB III: Pemantauan dan Evaluasi yang membahas mekanisme pemantauan

dan evaluasi target capaian MDGs dan tanggung jawab masingmasing

5 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) terkait dalam hal pengumpulan dan

analisa indikator pembangunan millennium dan yang terakhir adalah

Bab IV: Penutup yang memaparkan upaya upaya untuk mempercepat

pencapaian target tujuan pembangunan millennium di Aceh dan lampiran

matrik program percepatan pencapaian MDGs.

6 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

1.1. KONDISI PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM

DI ACEH

MDG1: MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN

RINGKASAN:

Tiga puluh persen keluarga di pedesaan di Aceh hidup dibawah garis

kemiskinan dibandingkan dengan hanya 15% untuk daerah perkotaan. Keluarga

yang hidup dibawah garis kemiskinan sebagaian besar berpendidkan rendah,

Kepala Keluarganya perempuan dan bekerja di sektor perrtanian.2 Permasalahan

kemiskinan di Aceh tidak hanya pada tingginya proporsi penduduk yang hidup

dibawah garis kemiskinan, tetapi juga pada disparitas angka kemiskinan yang

terjadi antar kabupaten. Masih ada 12 Kabupaten/Kota yang angka

kemiskinannya melebihi rata rata angka kemiskinan Aceh ( 20.98%), yaitu

2 Aceh Poverty Assessment: The impact of the conflict, Tsunami and Reconstruction on Aceh

Poverty, Workd Bank 2008.

7 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

Abdya, 8 Aceh

Barat, 6

Aceh Besar, 3

Aceh Tamiang, 2

Aceh Tengah, 7

Aceh Tenggara, 3 Aceh

Timur, 14 Aceh Utara,

27 Bener Meriah, 4

Bireuen, 1

Nagan Raya, 5

Pidie, 22

Pidie Jaya, 6

kabupaten Bener Meriah, Aceh Barat, Pidie Jaya, Subulusalam, Pidie, Nagan

Raya, Aceh Utara, Gayo Lues, Simeleu, kota Sabang, Aceh Timur dan Aceh Jaya.

Angka pengangguran pada tahun 2010 adalah 8.71%, berita BPS Aceh

Februari, 2011 menyatakan ada 171,0003 pencari kerja di Aceh. Namun demikian

dengan angka pertumbuhan yang dicapai, Aceh mampu menekan angka

pengangguran dari 10.26% di tahun 2006 menjadi 8.27 % di tahun 2010

(Gambar 1.4). PDB (Produk Domestik Bruto) tanpa Migas yang tertinggi terjadi

pada periode 1990-1996 dan pada tahun 2006-2007 masing masing sebesar

8.11% dan 7.58%. Pada tahun 2006 – 2007 sangat banyak dana yang mengalir

untuk membangun Aceh dari dampak konflik dan Tsunami 2004. Kegiatan

pembangunan pada tahap rehabilitasi dan rekonstruksi inilay yang menggerakan

kegiatan ekonomi sektor formal dan non formal, yang dapat memberikan

peluang kerja kepada masyarakat. Percepatan penurunan angka pengangguran

ini dapat dilakukan dengan menjamin iklim investasi yang nyaman dan

kersediaan pasokan listrik yang stabil yang merupakan penghambat investasi di

Aceh 4.

52% penduduk di Aceh asupan kalorinya dibawah 2000 Kka/ kapita/

hari, 10% lebih rendah dari rata rata nasional. Hal ini disebabkan karena

ketersediaan bahan makan, kemampuan

membeli dan faktor budaya yang

mempengaruhi pola diet masyarakat.

Hasil pemetaan Food Insecurity Atlas

(FIA) 2010, menunjukkan ada 13

kabupaten yang mempunyai kecamatan

rentan pangan prioritas 1, Kabupaten Aceh Utara adalah kabupaten yang jumlah

kecamatan rentan pangan prioritas 1 paling banyak yaitu sebesar 27 Kecamatan,

disusul dengan kabupaten Pidie dan kabupaten Aceh Utara.

3 http://aceh.bps.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=101:keadaan-

ketenagakerjaan-februari-2011&catid=49:ketenagakerjaan 4 World Bank, Aceh Growth Diagnostic, 2009

8 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

Prevalensi Balita Gizi Buruk (10.7%) masih jauh dari target MDG

yang ditetapkan sebesar 3.36 %. Tingginya prevalensi stunting / pendek

(44.60%) merupakan indikasi seriusnya permasalahan nutrisi kronis di Aceh,

diakibatkan karena kemiskinan, perilaku hidup sehat dan pola asuh/pemberian

makan yang kurang baik yang berlangsung lama dari sejak anak dilahirkan yang

mengakibatkan anak menjadi pendek. Sedangkan tingginya prevalensi wasting /

kurus sebesar 18.30% mengindikasikan adanya peristiwa yang terjadi dalam

waktu yang singkat, misalnya: terjadi wabah penyakit dan kekurangan makan

(kelaparan) karena bencana dan gagal panen, yang mengakibatkan anak

menjadi kurus.

Kebijakan untuk menurunkan kemiskinan dan kelaparan telah

ditetapkan di RPJMA 2007-2012, yaitu dengan memperluas kesempatan kerja,

meningkatkan infrastruktur pendukung, dan memperkuat sektor pertanian dan

perikanan. Perhatian khusus diberikan pada: (i) perluasan akses masyarakat

terhadap fasilitas kredit untuk usaha mikro, kecil, dan menengah; (ii)

pemberdayaan masyarakat miskin dengan meningkatkan akses dan penggunaan

sumber daya untuk meningkatkan kesejahteraannya melalui kebijakan BKPG

(Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong); (iii) peningkatan akses penduduk

miskin terhadap pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial lainnya.

Tabel berikut adalah status pencapaian TARGET 1A, 1B dan 1 C dari MDGs I di

Aceh:

INDIKATOR

Angka

Dasar

Saat ini

Aceh

Target

MDGs 2015

Status Sumber

Target 1 A: Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk dengan tingkat pendapatan kurang dari USD 1 (PPP) perhari dalam kurun waktu 1990 – 2015

1.1 Proporsi penduduk

dengan pendapatan

kurang dari USD 1 (PPP) per kapita per

hari

Data tidak

tersedia

10,30%

Bank

Dunia,

BPS

1.2 Indeks Kedalaman

Kemiskinan (P1)

5.41

(2008)

3.50

(2011)

berkurang ▼ BPS Aceh

Susenas

1.3 Proporsi penduduk paling miskin

10.62 (2007)

10.62% 5% ▼ Susenas 2007

Tabel 1.1. Status

pencapaian

target Indikator

MDG 1 di Aceh,

Sumber: DHS,

SUSENAS

9 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

INDIKATOR

Angka

Dasar

Saat ini

Aceh

Target

MDGs 2015

Status Sumber

1.4. Proporsi penduduk

hidup dibawah garis kemiskinan

28.4%

(2004)

19.57%

(2011) kota :

21.8%, desa:

25.3%

7.6% –

12.1% ▼ AcehInfoV

4.1. BPS Aceh

2011

Target 1 B: Mewujudkan kesempatan kerja penuh dan pekerjaan yang layak untuk semua termasuk perempuan & kaum muda

1.5 Laju pertumbuhan PDB

per tenaga kerja TMG= tanpa minyak

gas

-0.39%

TMG -5.49%

Total (2000)

5.12% -

BPS,

Sakernas

1.6 Proporsi tenaga kerja

yang berusaha sendiri dan pekerja bebas

keluarga terhadap total kesempatan kerja

24.75% Menurun

BPS

Sakernas

1.7 Rasio kesempatan kerja

terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas

57% 57% Meningkat

BPS-

Sakernas

Target 1C: Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita kelaparan dalam kurun waktu 1990-2015

1.8. Prevalensi balita

dengan berat badan

rendah

26.5%

(*)

16.6%

(**)

15% ▼

(*)Riskesda 2007 (**).

Riskesda 2010

1.9 Prevalensi Balita Gizi

Buruk

10.7%

(*)

7.1% (**) 3.36% ▼

1.10 Prevalensi Balita Gizi Kurang

23.8% (*)

15.8% (**)

11.9% ►

Susenas 2009

1.11 Proporsi penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi minimum:

1400 Kkal/kapita/hari 39.6% 12.44% 8.5% ►

Susenas

2009

2000Kkal/kapita/hari 52.43% 52.43% 35.32% ▼

Susenas

2009

● Sudah tercapai ►Akan tercapai ▼Perlu perhatian khusus L: laki

laki P: perempuan D: Desa K: Kota

Tabel 1.1. Status

pencapaian

target Indikator

MDG 1 di Aceh,

Sumber: DHS,

SUSENAS

10 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

STATUS PENCAPAIAN TARGET 1 A : MENURUNKAN HINGGA

SETENGAHNYA PROPORSI PENDUDUK DENGAN TINGKAT

PENDAPATAN KURANG DARI USD 1 (PPP) PERHARI DALAM KURUN

WAKTU 1990 – 2015

1.1. Pendapatan kurang dari US$ 1,00 (PPP) per kapita perhari:

Data tentang indilkator ini tidak tersedia di Propinsi Aceh, oleh karena analisa

capaian penanggulangan kemiskinan digunakan indikator prosentasi penduduk

yang hidup dibawah garis kemiskinan yang berlaku di Indonesia.

1.2. Indek Kedalaman Kemiskinan:

P1 (Indek kedalaman kemiskinan) mengukur kesenjangan pengeluaran rata rata

penduduk terhadap garis kemiskinan nasional. Semakin tinggi nilai indek,

semakin jauh rata rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan.

Oleh karena yang diukur adalah pengeluaran, maka indikator ini sangat

dipengaruhi oleh fluktuasi pengeluaran yang tergantung dari harga komoditas

dasar. Walaupun Indek Kedalaman Kemiskinan di Propinsi Aceh dua kali lebih

besar dari Indek Kedalaman Kemiskinan Nasional, namun dari tahun ke tahun

menunjukkan penurunan dari 5.41 ( 2007) mendaji 4.46 pada tahun 2009.

Seperti halnya angka kemiskinan, daerah pedesaan mempunyai Indek

Kedalaman Kemiskinan dua kali lipat dari daerah perkotaan. Sayangnya tidak

tersedia data tentang indek kedalaman kemiskinan pada tingkat kabupaten,

sehingga tidak dapat diketahui kabupaten mana yang indek kedalaman

kemiskinannya paling tinggi. Gambar 1.2. memberikan gambaran tentang

kecenderungan ketimpangan rata-rata pengeluaran dari garis kemiskinan antar

penduduk miskin yang makin menyempit Tahun 2005 Indek kedalaman

kemiskinan 8.41 dan menurun tajam hingga 4.46 pada tahun 2009 dan menurun

lagi hingga 3.50 di bulan Juli 2011.

11 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

0

2

4

6

2007 2008 2009 2010 2011

5.41 4.92 4.46 4.11 3.5

1.64 1.5 1.34 1.26 0.94

Indek Kedalaman Kemiskinan (P1) Indek Keparahan Kemiskinan (P2)

1.3. P2 (Indek Keparahan Kemiskinan)

Indek Keparahan Kemiskinan memberikan gambaran mengenai penyebaran

pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indek, semakin

tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin. Sama seperti Indek

kedalaman Kemiskinan, Indek Kedalaman Kemiskinan juga menunjukkan

penurunan dari 1.64 ( 2007) ke 1.34 di tahun 2009 dan turun lagi menjadi 0.94

di tahun 2011.

1.4 Prosentasi Penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan:

21% Penduduk di Aceh hidup dibawah garis kemiskinan sehingga Aceh

menduduki peringkat ke tujuh teratas, setelah Papua (36.8%), Papua Barat

(34.9%), Maluku (27.7%), Gorontalo (23.2%), NTT (23%) dan NTB (21.6%).

Permasalahan kemiskinan di Aceh tidak hanya terletak pada tingginya proporsi

penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan, tetapi juga pada disparitas

angka kemiskinan yang terjadi antar kabupaten. Masih ada 12 Kabupaten/Kota

yang angka kemiskinannya melebihi rata rata angka kemiskinan Propinsi Aceh,

yaitu kabupaten Bener Meriah, Aceh Barat, Pidie Jaya, Sublusalam, Pidie, Nagan

Raya, Aceh Utara, Gayo Lues Simeleu, kota Sabang, Aceh Timur dan Aceh Jaya.

Proporsi penduduk hidup dibawah garis kemiskinan di daerah pedesaan lebih

tinggi dari daerah perkotaan, yang diperkirakan mencapai 30% dibandingkan

dengan daerah perkotaan yang hanya 15 % 5.

5 World Bank. Aceh Poverty Assessment 2008 – The Impact of the Conflict, the Tsunami and Reconstruction

on Poverty in Aceh, World Bank, Jakarta, 2008.

Gambar 1.2. Indeks

Kedalaman Kemiskina

Indeks Keparahan

Kemiskinan di Aceh.

Sumber; BPS Aceh

Website, 2011

12 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

Data dari BPS memberikan angka yang lebih rinci tentang kecenderungan

penurunan angka kemiskinan perkotaan dan pedesaan di Aceh. Pada tahun

2007 angka kemiskinan di pedesaan adalah 29.87% dan pada tahun 2010 turun

menjadi 23.54%. Sedangkan angka kemiskinan didaerah perkotaan hampir

mencapai target MDG yang ditetapkan yatu dari angka kemiskinan sebesar

18.68% turun ke angka kemiskinan sebesar 14.65%. Satu hal yang patut

disyukuri bahwa angka kemiskinan di Propinsi Aceh rata rata turun dari 26.65%

ke angka 21% pada tahun 2010. seperti dipresentasikan pada gambar 1.4.

dibawah ini. Bahkan berita staistik bulan Juli 2011 yang diterbitkan oleh BPS,

angka kemiskinan pada Juli 2011 turun menjadi 19.57% untuk Propinsi Aceh

dengan perincian. 13.68% untuk daerah perkotaan dan 21.87% didaerah

pedesaan.

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

T 2005 T 2006 T 2007 T 2008 T 2009 T2010

28.4 28.7 28.3 26.7

23.5 21.8 20.98 19.57

16.7 16 17.8 16.6 15.4 14.2 14.2 14.2

0

5

10

15

20

25

30

35

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Pe

rse

n

Perbandingan Tingkat Kemiskinan Berdasarkan Type WIlayah

Desa

Kota

Aceh

Indonesia

Gambar 1.3.

.Prosentasi

penduduk hidup

dibawah garis

kemiskinan di Aceh.

Sumber; BPS Susenas

berbagai tahun

Gambar 1.4

Perbandingan

Tingkat

kemiskinan

Berdasarkan

Type Wilayah di

Aceh.

Sumber;

BPSSusenas

2009, BPS Aceh

13 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

Kemiskinan membatasi keluarga dalam pengambilan keputusan yang berdampak

kepada kelangsungan hidup seorang anak. Analisa Situasi Ibu dan Anak yang

dilakukan oleh pada tahun 2010 6 menemukan bahwa kemiskinan ini

memempengaruhi pilihan untuk memberikan makanan yang murah dan tidak

bergizi, berternak untuk dijual dan bukan untuk dikonsumsi, putus sekolah

karena alasan ekonomni, khususnya dimasyarakat nelayan, menunda atau tidak

menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada meskipun pelayanan

tersebut gratis.

STATUS PENCAPAIAN TARGET 1 B (MEWUJUDKAN KESEMPATAN

KERJA PENUH DAN PEKERJAAN YANG LAYAK UNTUK SEMUA

TERMASUK PEREMPUAN & KAUM MUDA)

1.5 Laju Pertumbuhan PDB per tenaga Kerja:

Pertumbuhan Produk Domestik Bruto per tenaga kerja data tidak tersedia.

Analisa capaian ini didasarkan atas ”laju pertumbuhan PDRB per kapita yang

datanya diambil dari BPS Aceh tahun 2011 ( periksa table 1.4). Laju

pertumbuhan PDRB per kapita dari tahun 2006 sampai tahun 2010 menunjukkan

kecenderungan negatip. Laju pertumbuhan PDRB tertinggi terjadi pada tahun

2006 pada saat program rehabilitasi dan rekontruksi di Aceh sedang giat giatnya

dilaksanakan. Kemudian merosot tajam dan mulai membaik lagi pada tahun

2010. Kecenderungan peurunan laju pertumbuhan negatip juga terjadi pada

PDRB tanpa Migas yang pada tahun 2006 mencapai 20.55% turun ke angka

7.20% pada tahun 2010.

RINCIAN 2006 2007 2008 2009* 2010**

DENGAN MIGAS

PDRB Per Kapita (ribu rupiah)

16.697,27 16.831,48 17.124,43 16.430,60 17.275,02

Pertumbuhan PDRB Perkapita

19,72 % 0,8 % 1,74 % -4,07 % 5,14 %

TANPA MIGAS

PDRB Per Kapita (ribu

rupiah)

10.464,67 11.770,87 12.620,92 13.433,18 14.400,69

Pertumbuhan PDRB Perkapita

20,55 % 12,48 % 7,22 % 6,40 % 7,20 %

6 Situation Analysis for Women and Children, The Nosal Institute of Global Health, University of

Melbourne, 2010

Tabel 1.2 PDRB

Perkapita dan

Pendapatan Regional

Perkapita Atas Dasar

Harga Berlaku 2005 –

2010

Sumber: BPS Aceh, BRS

2011

14 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

* Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara

Di tahun 2006 – 2007, banyaknya dana yang mengalir dari pemerintah dan dari

bantuan luar negeri untuk membangun Aceh yang lebih baik. Besarnya dana

pembangunan ini mendorong pertumbuhan ekonomi.

Sedangkan penurunan laju pertumbuhan ekonomi setelah periode ini, salah satu

sebab adalah kurangnya investasi untuk membuka usaha usaha baru di

Propinsi Aceh yang dapat menyerap tenaga kerja yang tersedia..

Laporan Asesmen diagnotik pertumbuhan di Aceh oleh Bank Dunia

7menyebutkan bahwa ketersediaan listrik yang stablil adalah faktor penghambat

investasi di Aceh. Dengan kondisi pertumbuhan ekonomi saat sekarang,

pemerintah daerah menghadapi kendala didalam kemampuan memberikan

peluang kerja pada angkatan kerja yang menganggur yang pada tahun 2010

mencapai 177,000 orang. Dengan laju pertumbuhan PRDB yang dicapai, Aceh

masih dapat menekan angka pengangguran dari 10.43% di tahun 2006 menjadi

8.71 % di tahun 2010 dan menurun lagi menjadi 8.27% pada tahun 2011.

Namun demikian angka pengangguran di Aceh selalu lebih tinggi dari angka

pengangguran nasional.

Angka pengangguran antar kabupaten/kota di Aceh berkisar antara 2 – 13 %,

yang terendah terjadi di kabupaten Bener Meriah dan yang tertinggi di Kota

Langsa8. Studi lebih dalam perlu dilakukan untuk mempelajari kabupaten Bener

7 World Bank, Aceh Growth Diagnostic, 2009

8 BPS, Sakernas, Agustus 2010

9.35

12 12.08

10.26 9.19 9.3

8.37 8.27

9.86 10.26 10.45 9.75

8.46 8.14 7.41 6.8

0

2

4

6

8

10

12

14

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Aceh

Nasional

Gambar 1.5

Kecenderungan

angka

pengangguran di

Aceh

Sumber- BPS Aceh

berbagai tahun

15 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

Meriah yang angka kemiskinannya pada papan atas tetapi angka

penganggurannya berada diposisi yang paling rendah.

Perkembangan investasi berskala nasional sampai dengan Nopember 2010,

menunjukkan bahwa daya serap investasi di Aceh terhadap tenaga kerja yang

tersedia hanya kurang lebih 40% dari rencana. Dari 134 Penanaman Modal Asing

(PMA) direncanakan 43, 280 ribu tenaga kerja terserap, kenyataannya hanya

17,307 orang tenaga kerja (40%). Dari 168 Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN) direncanakan sebesar 131,454 tenaga kerja yang dapat diserap,

realisasnya hanya sebesar 53,942 (41%)9.

No

Investasi Rencana

Tenaga Kerja

Realisasi Tenaga

Kerja

Jenis Jumlah

Rencana Dalam

Milyar

Realisasi Dalam

Milyar

Asing Lokal Asing Lokal

1 PMA 134 USD 13,5 USD 2,3 745 42,380 26 17,307

2 PMDN 168 Rp 12,738 Rp 6,306

2,082 13,454 10 53,942

PMA= Penanaman Modal Asing, PMDN= Penanaman Modan Dalam Negeri

1.6 Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga

terhadap total kesempatan kerja:

Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga

terhadap total kesempatan kerja di Aceh adalah 24.75% dibandingkan angka

9 RKPA 2012, BAB II, table 2.8

0.00 2.00 4.00 6.00 8.00

10.00 12.00 14.00

Tingkat Pengangguran Terbuka di Aceh, Agustus 2010 Gambar 1.6: Angka Pengangguran di Aceh:. Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2010

Tabel 1.3 Perkembangan

Investasi di Aceh sampai

dengan Nopember 2010

Sumber: Badan Investasi

dan Promosi Aceh

16 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

nasional sebesar 28.36 %10. Hal ini menunjukan bahwa peluang kerja disektor

formal di Aceh lebih baik. Tabel 1.4 memberikan gambaran proporsi tenaga

kerja yang berusaha sendiri terhadap total kesempatan kerja per Agustus 2010,

sebesar 25.30% (sebanyak 449,375 orang yang berusaha sendiri dan pekerja

bebas dari total pekerja sebesar 1,776,254), yang tidak berbeda jauh dari

Sakernas 2009.

Status Pekerjaan Utama

2008 2009 2010

Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus

Berusaha Sendiri ,

334,797 384,980 339,216 355,868 353,334 348,359

Berusaha

DibantuBuruh Tidak Tetap/ Tidak Dibayar

367,807 349,612 333,389 331,612 345,737 357,309

Berusaha Dibantu buruh

tetap

89,561 64,100 65,936 71,555 71,020 90,517

Buruh/Karyaw

an/ pegawai

404,702 454,145 516,469 544,717 550,318 546,676

Pekerja Bebas Pertanian

78,970 69,803 62,876 51,804 63,600 58,043

Pekerja Bebas

di Non Pertanian

61,418 46,195 44,322 45,393 37,100 42,973

Pekerja Tidak

Dibayar/ Keluarga

280,367 253,163 329,376 331,612 345,561 332,377

Jumlah 1,617,622 1,621,998 1,691,584 1,732,561 1,766,670 1,776,254

1.7 Rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas

Rasio kesempatan kerja terhadap penduduk 15 tahun keatas menurut Sakernas

2009 di Aceh sebesar 57.05%, lebih rendah dari angka nasional (61.93%).

Hasil SAKERNAS Agustus 2010 menyatakan bahwa TPAK (Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja), di Aceh sebesar 63.,17 % . Hal ini menunjukkan bahwa ada

peningkatan kesempatan kerja di Aceh sebesar 6% di tahun 2010.

10

Sakernas 2009, Pedoman Pencapaian RAD MDGs, -halaman 55

Tabel 1.4: Penduduk

Usia 15 Tahun ke Atas

yang Bekerja

Menurut Status

Pekerjaan Utama

2007 – 2010

Sumber,

http://aceh.bps.go.id/ind

ex.php?option=com_cont

ent&view=article&id=74:

penduduk-usia-15-tahun-

ke-atas-yang-bekerja-

menurut-status-

pekerjaan-utama-2007-

2010&catid=44:statistik-

sosial&Itemid=64

17 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

STATUS PENCAPAIAN TARGET 1 C (MENURUNKAN HINGGA

SETENGAHNYA PROPORSI PENDUDUK YANG MENDERITA

KELAPARAN DALAM KURUN WAKTU 1990-2015)

1.8 Prevalensi balita dengan berat badan rendah

Di Aceh terjadi penurunan prevalensi kurang gizi ( BB/U) sebesar 2.8% dari

tahun 2007 – 2010, yaitu dari 26.50% menurun ke 23.70 %. Penurunan

terbesar terjadi pada gizi buruk sebesar 3.60% ( dari 10.70% di tahun 2007

Kabupaten/ Kota

Penduduk 15 ke Atas TPAK TPT

Bekerja Pengangguran Angkatan Kerja

Simeulue 29.253 4.084 33.337 63,72 12,55

Aceh Singkil 36.816 3.781 40.597 64,15 9,31

Aceh Selatan 73.027 9.337 82.364 58,87 11,34

Aceh Tenggara 66.257 7.277 73.534 63,76 9,90

Aceh Timur 141.694 9.258 150.952 64,20 6,13

Aceh Tengah 90.74 2.374 93.114 79,06 2,55

Aceh Barat 70.259 2.566 72.825 58,98 3,52

Aceh Besar 133.06 17.462 150.522 61,22 11,60

Pidie 157.827 12.915 170.742 64,89 7,56

Bireuen 170.744 13.476 184.22 67,34 7,32

Aceh Utara 187.124 27.417 214.541 59,94 12,78

Aceh Barat Daya 48.989 3.202 52.191 58,90 6,14

Gayo Lues 37.243 1.844 39.087 74,99 4,72

Aceh Tamiang 98.075 8.563 106.638 63,62 8,03

Nagan Raya 57.49 2.356 59.846 61,38 3,94

Aceh Jaya 33.241 2.805 36.046 66,49 7,78

Bener Meriah 62.91 1.447 64.357 78,31 2,25

Pidie Jaya 54.939 3.387 58.326 63,09 5,81

Banda Aceh 80.335 10.505 90.84 53,65 11,56

Sabang 12.891 1.435 14.326 67,81 10,02

Langsa 53.643 7.977 61.62 61,22 12,95

Lhokseumawe 58.478 7.848 66.326 57,73 11,83

Subulussalam 21.219 949 22.168 54,99 4,28

Aceh 1.776.254 162.265 1.938.519 63,17 8,37

Tabel. 1.5.

TPAK,(Tingkat

Partisipasi

Angkatan Kerja)

dan TPT

(Tingkat

Pengangguran

Terbuka)

Menurut Kabupat

en/Kota, Agustus

2010.

Sumber: BPS, Sakernas, Agustus 2010 http://www.bps.go.i

d/tab_sub/view.php

?tabel=1&daftar=1

&id_subyek=06&not

ab=4

Sumber (Hasil

Sakernas) 2010

18 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

menjadi 7.10% di tahun 2010) sedangkan gizi kurang justru naik dari 15.80%

menjadi 16.60%.

Indikator TB/U (Tinggi Badan menurut umur) yang disebut (pendek /

stunting) memberikan indikasi masalah gizi kronis sebagai akibat kemiskinan,

perilaku hidup sehat dan pola asuh/pemberian makan yang kurang baik yang

berlangsung lama dari sejak anak dilahirkan yang mengakibatkan anak menjadi

pendek (cebol) tidak termasuk didalam daftar Indikator MDGs. Prevalensi

stunting ini tinggi di Aceh yaitu sebesar 44.6% pada tahun 2007 dan menurun

ke angka 39% pada tahun 2010. Hasil Survey Kesehatan Demografi Indoneisa

(SKDI) 2007 menunjukkan bahwa ada 14 kabupaten kota yang prevalensi

stunting ( pendek) melebihi 40%.

Indikator BB/TB (Berat Badan menurut Tinggi Badan) dan IMT/U (Indek Masa

Tubuh menurut Usia) yang disebut ( kurus / wasting), memberikan indikasi

masalah gizi akut sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi dalam waktu yang

singkat, misalnya: terjadi wabah penyakit dan kekurangan makan (kelaparan)

yang mengakibatkan anak menjadi kurus. Indikator wasting ini juga tidak

termasuk dalam daftar indicator MDGs

7.10%

16.60%

23.70%

6.30% 7.90%

14.20%

24.20%

14.80%

39.00%

10.70% 15.80%

26.50%

9.20% 9.10%

18.30%

26.90%

17.70%

44.60%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

35.00%

40.00%

45.00%

Gizi Buruk Gizi kurang Total Kurang Gizi

Sangat Kurus

Kurus Total Wasting

Sangat Pendek

Pendek Total Stunting

Aceh 2010 Aceh 2007

Gambar 1.7.

Prevalensi

Kurang gizi,

wasting dan

stunting di Aceh

tahun 2007 dan

tahun 2010

Sumber: Riskesdas

2007 dan 2010

19 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

1.9 Prevalensi Balita Gizi Buruk

Pada petemuan teknisi POKJA penyusunan RAD Percepatan Pencapaian Tujuan

Milenium Aceh 2011-2015, di Takengon tanggal 7 sampai dengan 9 Juli, Dinas

Kesehatan Propinsi Aceh mempresentasi status pencapaian target MDGs 1C yaitu

prosentasi Balita Gizi Buruk, sangat butuk dan gizi kurang dan memprediksi

status pencapaian target MDG 1C pada akhir tahun 2015, berdasarkan data dari

Riskesda 2007. ( Laporan Riskesda 2010 tidak memberikan informasi tentang

prevalensi gizi balita kurang gizi menurut kabupaten / kota).

Prevalensi gizi buruk menurun dari 10.70% ( 2007) ke angka 7.10 % (2010).

Ada 7 kabupaten kota yang prevalensi Balita dengan gizi diatas 10.70%, yaitu

AcehTenggara ( 29.6%), Simeleue (20.5%), Kabupaten Nagan Raya (20.3%),

Aceh Barat Daya ( 15.7%), Aceh Utara (16%), Aceh Barat (14.5%) dan Gayo

Lues ( 11.9%)

No Kabupaten / Kota Kurang gizi Gizi t Buruk Gizi Kurang Konsumsi

% Status % Status % Status % Status

1 Kota Sabang 14.6 Tercapai 3,0 Tercapai 11,6 Tercapai 61,3 Tidak

2 Kota Banda Aceh 15.5 Tercapai 5,5 Hampir 10,0 Tercapai 51,7 Tidak

3 Aceh Tengah 15.1 Tercapai 6,2 Tidak 8,9 Tercapai 58,2 Tidak

4 Kota Langsa 27.1 Tidak 9,4 Tidak 17,7 Tidak 29,1 Tercapai

5 Kota Lhokseumawe

24.0 Tidak 9,8 Tidak 14,2 Tercapai 48,0 Hampir

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Ace

h S

ingk

il

Bir

euen

Ace

h T

enga

h

Ace

h S

elat

an

Ko

ta B

and

a A

ceh

Ben

er M

eria

h

Pid

ie

Ace

h T

amia

ng

Ace

h J

aya

Ace

h B

arat

Day

a

AC

EH

Gay

o L

ues

Ko

ta S

aban

g

Sim

eulu

e

Ko

ta L

angs

a

Ace

h B

arat

Ko

ta L

ho

kseu

maw

e

Ace

h B

esar

Ace

h T

engg

ara

Ace

h T

imu

r

Ace

h U

tara

Nag

an R

aya

Pid

ie J

aya

Sub

ulu

ssal

am

Wasting Stunting

Tabel 1.6 :

Prevalensi

Kurang Gizi di

Aceh tahun

2007,

Sumber data:

Riskesda 2007.

Tabel 1.6.

Prevalensi

wasting (

kekurusan) dan

stunting

(pendek/ cebol)

pada tahun 2007

di Aceh

Sumber SKDI 2007

20 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

No Kabupaten / Kota Kurang gizi Gizi t Buruk Gizi Kurang Konsumsi

% Status % Status % Status % Status

6 Aceh Tamiang 21.4 Tidak 6,6 Tidak 14,8 Tercapai 48,1 Hampir

7 Aceh Besar * 20.0 Tidak 7,6 Tidak 12,5 Tercapai 43,4 Hampir

8 Aceh Barat Daya 39.1 Tidak 15,7 Tidak 23,4 Tidak 73,8 Tidak

9 Bireun 32.8 Tidak 9,0 Tidak 13,8 Tercapai 57,2 Tidak

10 Pidie 23.6 Tidak 6,4 Tidak 17,3 Tidak 54,4 Tidak

11 Bener Meriah 13.7 Tercapai 4,8 Tercapai 8,9 Tercapai 28,0 Tercapai

12 Aceh Singkil 21.0 Tidak 7,9 Tidak 13,1 Tercapai 38,1 Tercapai

13 Simeulue 39.7 Tidak 20,5 Tidak 19,1 Tidak 52,9 Tidak

14 Aceh Timur 21.7 Tidak 10,7 Tidak 11,1 Tercapai 65,6 Tidak

15 Aceh Utara 35.5 Tidak 16,0 Tidak 19,5 Tidak 56,7 Tidak

16 Aceh Tenggara 48.7 Tidak 29,6 Tidak 19,2 Tidak 38,2 Tercapai

17 Aceh Selatan 24.9 Tidak 8,0 Tidak 16,9 Hampir 54,2 Tidak

18 Nagan Raya 36.1 Tidak 20,3 Tidak 15,7 Hampir 48,9 Hampir

19 Aceh Barat 29.9 Tidak 14,5 Tidak 15,4 Hampir 48,4 Hampir

20 Aceh Jaya 29.0 Tidak 9,9 Tidak 19,1 Tidak 39,4 Tercapai

21 Gayo Lues 19.5 Hampir 11,9 Tidak 7,6 Tercapai 41,4 Hampir

22 Pidie Jaya

23 Subulussalam

Aceh, RISKESDA 2007 26,5 Tidak 10,7 Tidak 15,8 Tercapai 51,4 Tidak

Aceh RISKESDA 2010 23.7 Tidak 7.1 Tidak 16.60 Tercapai

Indonesia 17,9 Tercapai 4,96 Tercapai 13 Tercapai 61,86 Tidak

Target Mdg's 15

3,36

11,9

35,32

Untuk prevalensi gizi buruk, Aceh harus berupaya keras untuk dapat mencapai

target prevalensi gizi buruk 3.36% khususnya di kabupaten kota yang

capaiannya masih rendah ( Tabel 1.6).

1.10. Prevalensi Balita Gizi Kurang

16.60% balita di Aceh pada tahun 2010 menderita gizi kurang. Target penurunan

prevalensi gizi kurang sebesar 11.9% akan dicapai dengan upaya keras

khususnya di kabupaten yang di prediksi tidak tercapai yaitu Kota Langsa, Aceh

BaratDaya, Pidie, Simeleu, Aceh Utara, Aceh Tenggara dan Aceh Jaya yang

angka prevalensi balita Gizi kurang masih diatas 17%.

1.11. Proporsi penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi

minimum

Hasil Susenas 2009 menunjukkan bahwa 52.43% penduduk di Aceh asupan

kalorinya dibawah 2000 Kka/kapita/hari), 10 persen lebih rendah dari rata rata

nasional. Faktor yang menentukan asupan kalori ini adalah ketersediaan bahan

makan, kemampuan membeli, serta factor budaya yang mempengaruhi pola

Tabel 1.6 :

Prevalensi

Kurang Gizi di

Aceh tahun

2007,

Sumber data:

Riskesda 2007.

21 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

diet suatu masyarakat. Apabila suatu daerah tidak mampu menyediakan bahan

pangan untuk memenuhi standar kebutuhan fisiologis bagi pertumbuhan dan

kesehatan para individu anggotanya, daerah itu diklasifikasikan sebagai daerah

rawan pangan. Hasil pemetaan FIA (Food Insecurity Atlas) 2009, didapat

beberapa kabupaten yang digolongkan rawan pangan , yaitu kabupaten . Nagan

Raya, Gayo Lues dan Aceh Singkil (kategori 2) dan Aceh Jaya dan Aceh Utara

(Kategori 3). 5 kabupaten rawan pangan ini seharusnya menjadi prioritas untuk

pengurangan kasus kelaparan dan gizi di Aceh. Kerawanan pangan dibedakan

atas kerawanan kronis, yaitu yang terjadi terus menerus karena

ketidakmampuan membeli atau memproduksi pangan sendiri, dan kerawanan

sementara yang terjadi karena kondisi tak terduga seperti bencana alam atau

bencana lainnya. 12.44% penduduk di Aceh asupan kalorinya dibawah 1400

kkal/kapita/ hari dan 50% asupan kalornyai dibawah tingkat konsumsi minimum,

2000Kkal/ kapita perhari. Wawancara mendalam dengan petugas kesehatan

pada saat Analisa Situasi Ibu dan Anak yang dilakukan pada tahun 2010

menemukan bahwa makanan yang dikonsumsi adalah rendah protein dan buah

buahan. Dipedesaan yang terletak didaerah pantai ( Aceh Jaya dan Aceh Timur)

ikan asin adalah makanan yang dikonsumsi sehari hari karena alasan ekonomi.

Buah buahan dan sayur mayur ada sepanjang tahun namun terlalu mahal bagi

keluarga miskin untuk dapat membelinya, demikian juga dengan daging ternak.

RISKESDA 2007 , menunjukkan bahwa 51.4% Rumah Tangga konsumsi energi

kalori berada dibawah standard nasional. Pemanfaatan pekarangan untuk

ditanami sayur mayor dan budidaya peternakan keluarga adalah salah satu solusi

meningkatkan asupan makanan yang bergizi.11

11

Presentasi DInkesProp Aceh pada pertemuan teknis POKJA MDG di Takengon 7 – 9 Juli 2011.

22 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

Kabupaten Energi (%)

Protein (%)

Risiko KEK

(%)

Simeulue 52,9 31,5 12,4

Aceh Singkil 38,1 30,2 8,1

Aceh Selatan 54,2 44,4 12,8

Aceh Tenggara 38,2 24,9 2,0

Aceh Timur 65,6 47,7 23,4

Aceh Tengah 58,2 62,3 6,0

Aceh Barat 48,4 21,9 11,1

Aceh Besar 43,4 39,0 6,9

Pidie 54,5 43,5 10,6

Bireuen 57,2 29,9 18,4

Aceh Utara 56,7 28,7 14,2

Aceh Barat Daya 73,8 49,8 10,8

Gayo Lues 41,4 27,5 10,5

Aceh Tamiang 48,1 38,6 8,1

Nagan Raya 48,9 44,5 14,6

Aceh Jaya 39,4 22,5 12,7

Bener Meriah 28,0 18,3 4,6

Kota Banda Aceh 51,7 28,5 23,0

Kota Sabang 61,3 46,2 8,8

Kota Langsa 29,1 26,5 14,9

Lhokseumawe 48,0 19,2 3,1

Aceh 51,4 35,6 12,3

Tabel : 1.10.

.Persentase RT

dengan KEP

kurang dari Rerata

Nasional di Aceh

,

Sumber: Riskesdas 2007

Sumber: RISKESDA

2008

23 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

MDG 2: MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA

RINGKASAN

Prioritas program pembangunan pendidikan di Aceh yang meliputi

kebijakan, strategi dan kerangka pembiayaan pendidikan telah dituangkan di

dokumen RPJMA 2007–2012 dan telah dijabarkan lebih rinci di dalam Rencana

Strategis (Renstra) Pendidikan Aceh 2007-2012. Renstra Pendidikan Aceh

menargetkan APM untuk wajib belajar 9 tahun sebesar 100% dan APM untuk

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebesar 85%12.

Untuk peningkatan kualitas pendidikan prioritas program adalah pada

peningkatan mutu guru melalui upaya pelatihan dan akreditasi guru yang akan

dilakukan oleh Lembaga Akreditasi Guru di Aceh. Susenas 2007 menemukan

bahwa tidak semua lulusan SD tertampung di SMP, demikian juga tidak semua

anak yang lulus SMP dapat melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan yang

lebih tinggi. Hal ini terlihat dari adanya perbedaan signifikan pada APM dari

berbagai jenjang pendidikan yaitu APM Perguruan Tinggi ( 18.10%), APM SMA

(61.76%), APM SMP (75.63%) dam APM SD (95.73%)].

Pemerintah Propinsi Aceh telah mampu meningkatkan akses Sekolah

Dasar bagi semua anak anak di Aceh, terbukti dengan APM (Angka Partisipasi

Murni) Sekolah Dasar telah mencapai 96% namun masih gagal dalam

pemenuhan Pendidikan Dasar karena angka melanjutkan dan menamatkan di

12

Rencana Strategis Pendidikan Aceh 2007 – 2012, Dinas Pendidikan Propinisi Aceh

24 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

jejang SMP masih rendah

Pemerintah Propinsi Aceh telah mampu meningkatkan akses pendidikan

dasar bagi semua anak anak di Aceh, terbukti dengan APM (Angka Partisipasi

Murni) Sekolah Dasar telah mencapai 96%. Angka Bertahan sampai kelas 6

menunjukkan kemajuan yang signifikan. Pada tahun 2008, angka bertahan

sampai kelas 6 SD adalah 91 % dan hasil analisa data 2010 yang oleh TKPPA

(Tim Kerja Pendidikan Propinsi Aceh) yang didukung oleh SEDIA angka bertahan

sampai kelas 6 Sekolah Dasar mencapai 99%. Rendahnya jumlah murid putus

sekolah adalah hasil dari kebijakan Pemerintah Aceh menghapuskan berbagai

hambatan biaya seperti diamanatkan di dalam Renstra Pendidikan Aceh Tahun

2007-2012.13 Untuk mendukung kebijakan ini telah disalurkan subsidi BOS (

Biaya Operasional Sekolah), beasiswa miskin, dan beasiswa anak yatim/piatu

baik yang bersumber dari APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Nasional)

maupun APBA ( Anggaran Pendapatan Belanja Aceh). Tantangan yang dihadapi

adalah kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

APM SMP baru mencapai 77% dan SMA lebih rendah, yakni 62%. Angka

partisipasi murni ini merosot tajam di Perguruan Tinggi, yaitu 18.10%.

Ketimpangan gender hanya diketemukan di 4 kabupaten yaitu: Bireuen, Bener

Meriah, Aceh Tenggara dan Aceh Timur. Angka melek huruf untuk laki laki dan

perempuan telah mencapai 99%. Diketemukan perbedaan angka melek huruf

antara pedesaan perkotaan dan antara status ekonomi. Kajian terhadap data

arus murid SD (Sekolah Dasar) /MI ( Madarasah Ibtidaiyah), menemukan angka

mengulang kelas tertinggi terjadi di tahun-tahun awal anak memasuki Sekolah

Dasar, yaitu 6.87% di k elas I 4.86% di kelas II dan di Kelas III sebesar 4,23%.

Hal ini adalah indikasi ketidaksiapan anak memasuki pendidikan dasar karena

usia masuk sekolah yang terlalu dini dan terbatasnya layanan PAUD yang dapat

dijangkau oleh masyarakat di pedesaan.

13

Irhamuddin, Disdik Propinsi Aceh, Analisis Indikator Manajemen Pendidikan 2010

25 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

STATUS PENCAPAIAN TARGET TARGET 2A : MENJAMIN PADA 2015 SEMUA ANAK LAKI LAKI MAUPUN PEREMPUAN DIMANAPUN DAPAT

MENYELESAIKAN PENDIDIKAN DASAR

INDIKATOR

Angka Dasar

Saat ini Aceh

Target MDGs 2015

Status Sumber

TARGET 2A : MENJAMIN PADA 2015 SEMUA ANAK LAKI LAKI MAUPUN PEREMPUAN DIMANAPUN DAPAT MENYELESAIKAN PENDIDIKAN DASAR 2.1. Angka Partisipasi

Murni (APM) SD/MI/Paket A)

L:85.81% P:85.41% (2005) 91.91% (2002)

L(*): 95.88% P(*): 95.59% Aceh 97.37%

100%

(*)Susenas 2009 Kemendiknas 2010

2.2 Proporsi murid klas 1 yang berhasil menamatkan SD/MI

AB=92%(2008)

AB 99% (2010)

100%

● Database Pendidikan Aceh

2.3. Angka Melek Huruf Penduduk Usia 15-24 tahun perempuan dan laki laki

L:99.04% P:98.95% Susenas 2007

99% L: 98.92% P: 99.40%

100%

Susenas 2009

● Sudah tercapai ►Akan tercapai▼Perlu perhatian khusus L: laki laki P:

perempuan D: Desa K: Kota AB= Angka Bertahan

2.1. Angka Partisipasi Murni SD/MI/ Paket A:

APM anak laki laki dan perempuan usia 7 – 12 tahun ( SD/MI/ paket A) di Aceh

telah mencapai 96% (Susenas 2009). Hal ini menunjukkan bahwa hampir

semua anak laki laki dan perempuan di Aceh mempunyai akses yang setara

untuk mengikuti pendidikan dasar. Namun demikian, gambar 2.1. menunjukkan

di beberapa kabupaten/kota (Aceh Barat, Aceh Jaya, Aceh Selatan, Kota Banda

Aceh, dan Pidie) masih diketemukan perbedaan APM anak laki laki dan

perempuan, dimana pemerintah Aceh perlu berupaya untuk mengurangi

kesenjangan gender ini.

Tabel 2.1. Status

pencapaian

target Indikator

MDG 2 di Aceh,

Sumber: Susenas,

Kemendik, Disdik,

Database

Pendidikan Aceh

26 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

APM SD/MI dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2010 meningkat dari 91.91%

ke angka 97.37%. Proyeksi capaian APM SD/MI di Aceh yang dibuat oleh

Kemendiknas, pada tahun 2015, APM SD/MI di Aceh diperkirakan mencapai

99.23%. ( Gambar 2.2). Upaya pemerintah propinsi Aceh untuk membangun

Aceh lebih baik dari dampak Tsunami dan konflik pada phase rehabilitasi

rekonstruksi Aceh pada tahun 2005-2010 telah membuahkan hasil yang

gemilang. APM SD/MI pada tahun 2005 sebesar 85.61% ( hasil SPAN 2005)

meningkat tadjam mencapai angka 97.37% di tahun 2010.

0.00

0.50

1.00

APM SD L APM SD P Rasio P/L

91.91

95.36 95.88

85.61

95.48 95.73 96.05 96.95 97.37 97.83 98.29 98.75 99.21 99.23

75

80

85

90

95

100

105

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

APM SD SEDERAJAT DI ACEH 2002-2015

APM SD

Gambar..2. 1.... Angka

Partisipasi Murni

murid laki laki dan

perempuan Sekolah

Dasar Sederadjat

Sumber: Disdik Aceh

2011

Gambar..2. 2.... Angka

Partisipasi Murni

Sekolah Dasar

Sederadjat

Sumber: Susenas

berbagai tahun, data

Kemendiknas, data

Disdik Aceh 2011

27 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

2.2. Proporsi murid klas 1 yang berhasil menamatkanSD/MI

Data tentang indikator proporsi kelas 1 yang berhasilkan menamatkan SD tidak

tersedia baik di Aceh Info maupun di database pendidikan yang dibuat oleh

BAPPEDA Aceh bersama Dinas Pendidikan.

Indikator proxy yang dapat

digunakan adalah” angka

bertahan hingga kelas 5

dan kelas 6 yaitu 92% dari

anak kelas 1 mampu

bertahan sampai kelas 6 SD

dan 96.2% mampu

bertahan sampai kelas 5.

Angka bertahan ini menunjukkan 4-8% anak usia Sekolah Dasar tidak mampu

bertahan sampai di kelas 5 dan kelas 6 atau putus sekolah. Hasil pengumpulan

dan analisa data oleh SEDIA tahun 2011, yang di analisa oleh Tim Koordinasi

Pembangunan Pendidikan Aceh (TKPPA) menunjukkan bahwa dari tahun 2008

sampai tahun 2011 terjadi perbaikan yang signifikan dalam hal “Angka bertahan

di Sekolah”. Angka Bertahan SD/MI Tingkat V (ABS SD/MI), dari kohort diperoleh

angka sebesar 99,49% dengan perincian 99,68% untuk anak perempuan dan

99,26% untuk anak laki-laki. Di SMP/MTs capaian Angka Bertahan rata-rata

sebesar 99,82%, masing-masing untuk anak perempuan adalah sebesar 99,80%

dan anak laki-laki sebesar 99,84%. 14

2.3. Angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun, perempuan dan laki laki

Pada akhir tahun 2006, jumlah penduduk buta aksara latin usia 15 tahun ke atas

sebesar 161.209 orang atau 6,02% dan sampai dengan tahun 2012 angka

14

Analisis Indikator Manajemen Pendidikan 2010, TKPA , oleh Irhammudin, hasil interview Rabu 14 Juli, 2011

Angka Bertahan hingga Kelas 6 (Cohort Survival Rate) =

91.6%

Angka Bertahan hingga Kelas 5 = 96.2%

Angka Bertahan pada tahun ke-enam (Retention Rate)

92.7%

Angka Kelulusan (Cohort Graduation rate) = 91.6%

Jumlah Lulusan = 916

Total tahun siswa pada cohort = 6,126

Rata - rata tahun siswa yang dibutuhkan untuk lulus =

6.7

Jumlah tahun siswa ideal untuk lulus = 6.0

Koefisien efisiensi internal = 89.7%

Tabel 2.2.- Angka bertahan hingga klas 5 dan klas 6 SD ( Cohort Survival Rate) Sumber: Database Pendidikan Aceh, 2008

28 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

tersebut diproyeksikan berkurang menjadi 3%. 15 Hasil Susenas 2007

menunukkan bahwa Angka melek huruf di Aceh mendekati 100%, dengan

rincian 98.92% laki laki dan 99.40% perempuan usia 15 – 24 tahun mampu

membaca dan menulis. Namun demikian hasil dari SKDI (Survey Kesehatan

Demografi Indonesia) atau DHS ( Demographic Health Survey) 2007) di Aceh

menunjukkan angka yang berbeda. Angka Melek Huruf pada DHS (

Demographic Health Survey) 2007 diukur dengan kemampuan membaca dan

menulis responden perempuan dan laki laki yang tidak bersekolah dan mereka

yang tingkat pendidikannya di SD. Angka Melek Huruf untuk perempuan adalah

86% dan 92% untuk laki laki. Ada perbedaan angka melek huruf antara

pedesaan dan perkotaan, antara status ekonomi, dimana ada kecenderungan

mereka yang tergolong kaya angka melek hurufnya lebih tinggi (98%) dari pada

mereka yang miskin. (71.5%)

Daerah

SMP / pendidikan tinggi

Tidak Pernah Sekolah / bersekolajh SH Total

Peosentasi bisa

baca

Tdk dapat membaca sekuruh kalimat

Tidak bisa Membaca

bagian dari kalimat

Sama sekali

tidak bisa Membaca

Missing

Aceh 54.1 78.0 11.8 9.5 0.7 100 89.8

Tempat Tinggal

Perkotaan 71.4 86.2 7.3 6.0 0.5 100 93.4

Pedesaan 44.2 70.2 13.9 15.3 0.6 100 84.0

Status Ekonomi

Sangat Miskin 22.2 51.3 20.2 28.1 0.4 100 71.5

Miskin 36.3 66.0 15.1 18.2 0.7 100 81.1

½ Miskin 42.5 70.8 16.1 12.5 0.7 100 86.9

Kaya 58.6 80.8 9.6 8.8 0.8 100 90.4

Sangat kaya 85.1 95.4 2.8 1.3 0.5 100 98.2

Data terkini dari BPS yang digunakan untuk menganalisa kondisi pendidikan

yang tertulis dalam RKPA 2012 menunjukkan peningkatan presentasi angka

melek huruf dari 94% pada tahun 2005 meningkat menjadi 96% pada tahun

200916’

15

RPJM Aceh 2007-2012 , Bab I halaman 62 16

RKPA 2012, BAB II, table 2.5

Tabel 2.3.

Melek huruf

menurut

karakteristik

responden

Sumner: SKDI

2007

29 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

MDG 3: MENDORONG KESETARAAN GENDER DAN PEMBERDAYAAN

PEREMPUAN

RINGKASAN

Rasio APM perempuan / laki laki di semua jenjang pendidikan SD (Sekolah

Dasar) sampai SMA (Sekolah Menengah Atas) untuk rata rata Propinsi Aceh

tidak menunjukkan adanya ketimpangan gender. Untuk tingkat pendidikan

perguruan tinggi mahasiswa perempuan jauh lebih banyak dari mahasiswa laki

laki dan kondisi ini terjadi di 14 kabupaten di Aceh. Kesenjangan gender

sulit dideteksi hanya dari indikator rasio Angka Partisipasi Murni Perempuan

terhadap laki laki untuk semua jenjang pendidikan. Ketidaksetaraan gender

banyak terjadi pada akses perempuan terhadap fasilitas olah raga, kelas ilmu

pengetahuan dan posisi kepemimpinan di organisasi pelajar17. Studi tentang hak

hak perempuan oleh UNIFEM di Aceh menyatakan bahwa keluarga Aceh lebih

senang menyekolahkan anak laki-lakinya ke sekolah negeri dan anak

perempuannya ke sekolah Islam. Namun kemudian anak perempuan akan

menghadapi kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan, ketika perusahaan atau

kantor pemerintah lebih senang untuk mempekerjakan lulusan dari sekolah

negeri. Kesimpulan ini didukung dengan fakta bahwa pada tahun 2008 angka

pengangguran perempuan 14.6%. Ketidak setaraan dalam memperoleh upah

17 Reed, Sheila. Evaluation of the UNIFEM-CIDA “Strengthening Women’s Legal Rights in Aceh, Indonesia” – Final Report, UNIFEM Regional Office, Bangkok, September 2009)

30 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

yang sama antara pekerja perempuan dan laki laki disebutkan di halaman 97 dari

Laporan Pembangunan Manusia Aceh 2010 bahwa rata rata upah perempuan di

Aceh lebih kecil dari laki laki disemua daerah kecuali empat kabupaten:

Subulussalam, Aceh Tenggara, Aceh Timur dan Bener Meriah.

Dibidang politik, walaupun Negara telah memberikan kesempatan yang

sama bagi perempuan dan laki laki untuk terlibat dalam proses politik dan

penyelenggaraan Negara, serta aksi affirmative ( tindakan khusus sementara)

yang ditujukan untuk mempromosikan kesetaraan gender, seperti mengatur

kuota 30% perempuan bagi partai politik dalam menempatkan calon anggota

legislatifnya pada pemilu 2009, namun hingga saat ini partisipasi dan

keterwakilan perempuan diarena politik belum menunjukkan perubahan yang

berarti. Hanya 4 perempuan menduduki kursi DPRA dari 69 kursi yang tersedia

untuk tingkat propinsi (5.7%). Sedangkan untuk tingkat propinsi dan kabupaten

jumlah perempuan yang duduk di kursi DPR, adalah 45 perempuan dari 645

kursi yang tersedia.(6.7%). Keterwakilan perempuan Aceh di DPR ini masih jauh

dari kondisi pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, dimana 22 orang

perempuan Aceh duduk dilegislatif dari 73 anggota Majelis Mahkamah Rakyat

pada masa itu. Keterlibatan perempuan dilembaga eksekutif di Aceh yang diukur

dengan prosentasi perempuan yang menduduki jabatan eksekutif echelon IV,III,

II dan I, polanya sama dengan di tingkat Nasional. Semakin tinggi echelon,

semakin sedikit proporsi jabatan yang diduduki oleh kaum perempuan. Di Aceh

23% echelon IV diduduki perempuan dan pada echelon II hanya 6%.

Walaupun masih diketemukan ketimpangan Gender, namun demikian

data tentang IPG (Indek Pembangunan Gender untuk Aceh dari Kementrian

Negara Pemberdayaan Perempuan menunjukan adanya peningkatan IPG dari

59.3 (2005) ke angka 64.12 (2008)18. Hal ini menunjukkan bahwa upaya

pemerintah Aceh untuk memperbaiki kesetaraan gender menunjukkan hasil,

walaupun belum maksimal.

18 http://www.menegpp.go.id/aplikasidata/index.php?option=com_docman&task=doc_details&gid=279&Itemid=61

31 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

STATUS PENCAPAIAN MDG 3 (MENDORONG KESETARAAN GENDER

DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN)

INDIKATOR

Angka Dasar

Saat ini Aceh

Target MDGs 2015

Status

Sumber

TUJUAN 3- MDG3: MENDORONG KESETARAAN GENDER TARGET 3 A: MENGHILANGKAN KETIMPANGAN GENDER DI TINGKAT PENDIDIKAN

DASAR DAN LANJUTAN PADA TAHUN 2005, DAN DI SEMUA JENJANG PENDIDIKAN

TIDAK LEBIH DARI TAHUN 2015 3.1. Rasio APM perempuan/ laki

laki di SD / MI paketA 91.07 (2007)

100% 100% ●

Susenas

2009 SKDI 2007

3.2. Rasio APM perempuan/ laki laki di SMP / MT paketB

99.63% 100% ● Susenas

2009 SKDI 2007

3.3. Rasio APM perempuan/ laki

laki di SMA / SMApaketC 103 103.19

% 100%

● Susenas 2009 SKDI 2007

3.4 Rasio APM perempuan

/laki-laki di perguruan tinggi 138.95

% 100%

● Susenas 2009 SKDI 2007

3.5. Rasio melek huruf perempuan terhadap laki laki

pada kelompok usia 15 - 24

tahun

99.91 (2007)

100.3% 100% ● Susenas

2007, 2009

3.6 Kontribusi perempuan

dalam pekerjaan upahan di

sektor non pertanian

34.20% meningkat ► BPS Aceh

website

3.7 Proporsi Kursi yang

diduduki perempuan di DPR

5.7% meningkat ▼ BPS website

● Sudah tercapai ►Akan tercapai▼Perlu perhatian khusus L: laki laki P:

perempuan D: Desa K: Kota Propinsi Aceh telah mampu mencapai target kesetaraan gender di bidang

pendidikan terbukti dengan rasio APM perempuan/laki laki melebihi 100%

Namun untuk kesetaraan gender dibidang politik masih diperlukan upaya yang

ekstra keras untuk mencapainya.

Tabel 3.1. Status

pencapaian

target Indikator

MDG 3 di Aceh,

Sumber:

Susenas, BPS

website

32 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

3.1. Rasio APM perempuan / laki laki di tingkat Sekolah Dasar:

Di tingkat Sekolah Dasar rasio APM penduduk usia 7-12 tahun perempuan/laki

laki untuk Aceh 100%, artinya tidak ada ketimpangan gender pada analisa

tingkat propinsi. Namun demikian analisa per kabupaten menunjukkan bahwa

masih ada 4 kabupaten yang perlu upaya lebih untuk memperbaiki kesenjangan

gender di pendidikan Sekolah Dasar. Ke empat kabupaten tersebiut adalah:

Bireuen, Bener Meriah, Aceh Tenggara dan Aceh Timur.

3.2. Rasio APM perempuan / laki laki di tingkat Sekolah Menengah Pertama

Ditingkat pendidikan Sekolah Menengah Pertama, rata-rata Rasio APM

perempuan/laki laki sudah mencapai target 100%.

Namun demikian seperti halnya di Sekolah Dasar, kesenjangan gender di tingkat

pendidikan sekolah lanjutan ini didapat di 9 kabupaten/kota, yakni di Aceh

Barat, Pidie, Langsa, Pidie Jaya, Aceh Selatan, Subulussalam, Aceh Jaya, Bener

Meriah dan Banda Aceh.

0

20

40

60

80

100

120

140

0

50

100

150

Gambar: 3.1..Rasio

Perempuan- Laki

laki di Sekolah

Dasar,

Sumber SUSENAS

2007

Gambar: 3.2..Rasio

Perempuan- Laki

laki di Sekolah

Menengah

Pertama

Sumber: Susenas

2007

33 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

3.3. Rasio APM perempuan / laki laki di tingkat Sekolah Menengah Atas:

Seperti pada tingkat pendidikan SD dan SMP, pada tingkat pendidikan SMA rasio

APM perempuan / laki laki tingkat SMA tidak menunjukkan adanya ketimpangan

gender. Namun demikian masih ada 11 kabupaten yang harus berupaya keras

untuk mengurangi ketimpangan gender di tingkat pendidikan SMA, yaitu

kabupaten Aceh Jaya, Nagan Raya, Aceh Tamiang, Kota Langsa, KotaBanda

Aceh, Gayo Lues, Pidie Jaya, Kota Lhokseumawe, Aceh Selatan, SUbulusalam

dan Bireuen.

3.4. Rasio APM perempuan / laki laki di tingkat Perguruan Tinggi.

Rasio APM perempuan terhadap laki laki yang mengikuti pendidikan di Perguruan

Tinggi di 14 Kabupaten/kota lebih besar dibandingkan dengan laki laki.

Untuk Kota Banda Aceh proporsi perempuan dan laki laki yang mengikuti

pendidikan di Perguruan Tinggi sama besar. Namun demikian kalau dilihat dari

APM Perguruan Tinggi, dapat disimpulkan bahwa di daerah perkotaan, APM

0 20 40 60 80

100 120 140 160 180 200

0

50

100

150

200

250

Rasio APM perempuan / laki laki di Perguruan Tinggi

Gambar 3.3.

Rasio APM

perempuan

terhadap Laki laki

di SMA di Aceh,

2007

Sumber : Susenas 2007

Gambar 3.4.. Rasio

APM perempuan /

laki laki di

Perguruan Tinggi

Sumber: Susenas 2007

34 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

Perguruan Tinggi relatif cukup baik. Salah satu sebab adalah tersedianya fasilitas

Perguruan Tinggi di kabupaten/kota dan kemampuan ekonomi keluarga untuk

membiayai anak-anak mereka mengikuti pendidikan di perguruan tinggi yang

berada di kota kota besar di Aceh.

3.5. . Rasio melek huruf perempuan terhadap laki laki pada kelompok usia 15 - 24

tahun:

Rasio melek huruf perempuan terhadap laki laki pada kelompok usia 15 – 24

tahun di sebagian besar kabupaten / kota telah mencapai 1 : 1 ( 100%). Hanya

kabupaten Aceh SIngkil, Nagan Raya, Aceh Utara, Aceh Tenggara dan Aceh

Selatan yang rasionya berkisar antara 98-99%.

3.6 . Kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non pertanian. :

Kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non pertanian sebagai

indikator untuk mengetahui kesetaraan mendapatkan pekerjaan yang sama

dengan kaum lelaki, masih sangat kecil. Data yang ada menunjukkan bahwa

hanya 35.48% 19 perempuan yang memiliki kontribusi dalam hal ini.

3.7 . Proporsi Kursi yang diduduki perempuan di DPR:

Walaupun Negara telah memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan

dan laki laki untuk terlibat dalam proses politik dan penyelenggaraan Negara,

19

Wynandin Imawan, Millenium Development Goal, Statistik dan Indikator Pencapaian, BPS, 2010

95 96 97 98 99

100 101 102 103

Ace

h S

ingk

il

Nag

an R

aya

Ace

h U

tara

Sim

eulu

e

Ace

h T

engg

ara

Ace

h S

elat

an

Ace

h T

enga

h

Ace

h B

arat

Ace

h B

arat

Day

a

Gay

o L

ues

Ko

ta B

and

a A

ceh

AC

EH

Ko

ta S

aban

g

Pid

ie

Ace

h B

esar

Ko

ta L

angs

a

Ko

ta L

ho

kseu

maw

e

Pid

ie J

aya

Sub

ulu

ssal

am

Ben

er M

eria

h

Ace

h T

amia

ng

Ace

h T

imu

r

Ace

h J

aya

Bir

euen

Gambar 3.5. Rasio

melek huruf

perempuan

terhadap laki laki

pada kelompok

Usia 15-24 tahun,

Sumber Aceh Info

V4.1.

35 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

namun hingga saat ini partisipasi dan keterwakilan perempuan diarena politik

belum menunjukkan perubahan yang berarti. Aksi affirmative yang ditujukan

untuk mempromosikan kesetaraan gender, seperti mengatur kuota 30%

20perempuan bagi partai politik dalam menempatkan calon anggota legislatifnya

pada pemilu 2009 belum juga tercapai.

Data tentang prosentase keterwakilan perempuan di DPR RI dari tahun 1955

sampai dengan tahun 2009 menunjukkan bahwa kebijakan afirmativ (TKS

=Tindakan Khusus Sementara) dengan menetapkan keterwakilan perempuan

sebesar 30% memberikan dampak walaupun keterwakilan perempuan di arena

politik masih jauh dari yang diharapkan. Di Aceh dari 69 anggota DPR Aceh,

hanya ada empat orang perempuan yang duduk dikursi DPRA. Ketimpangan

gender ini juga ditemukan di komposisi keanggotaan DPR pada tingkat

kabupaten/kota, yakni dari 645 anggota parlemen yang ada diseluruh DPRK di

kabupaten/kota di Aceh, hanya ada 45 orang perempuan (6.9% perempuan

menduduki kursi di DPRA dan di DPRK). Prosentase ini kalau dibandingkan

dengan masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, jumlah perempuan Aceh

yang duduk di lembaga legislatif mencapai 31 persen. Artinya, dari 73 jumlah

anggota Majelis Mahkamah Rakyat pada masa itu, tercatat 22 orang adalah

perempuan. Jadi, dengan minimnya jumlah perempuan di parlemen Aceh

20

Keterwakilan Perempuan 30% di Parlemen, Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia, hal 5, UU nomor 2 tahun 2008 tentang Partai Politik

6.30% 7.80%

6.30%

8.50%

13% 12.50% 10.80%

9%

11.50%

18.04%

6.90% 0.00%

2.00%

4.00%

6.00%

8.00%

10.00%

12.00%

14.00%

16.00%

18.00%

20.00%

1955 1971 1977 1982 1987 1992 1997 1999 2004 2009

Nasiona

Aceh

Gambar 3.6

Keterwakilan

Perempuan di DPR

RI 1955-2009

Sumber: Data KPU

2009, Buku Panduan

Kesadaran

Bernegara,

Kementrian Negara

Pemberdayaan

Perempuan, hal 76

36 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

sekarang ini, akibatnya semangat untuk memperjuangkan hak-hak perempuan

tentu saja tidak terlalu kuat.21

Keterlibatan perempuan dilembaga eksekutif ditiingkat nasional dan di Aceh

masih rendah. Semakin tinggi echelon, semakin sedikit prosentasi perempuan

yang menduduki jabatan eksekutif. Di Aceh 23% echelon IV diduduki perempuan

dan pada echelon II hanya 6%. Kondisi ini sama dengan tingkat nasional.

21 WASPADA on line :

http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=125369:wagub-

perempuan-aceh-alami-degradasi&catid=13:aceh&Itemid=26

0% 9% 6% 7% 13% 14%

24% 23% 23%

100% 91% 94% 93% 87% 86%

76% 77% 77%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

% pegawai echelon I

Aceh

% pegawai echelon I Nasional

% pegawai echelon II

Aceh

% pegawai echelon II Nasional

% pegawai echelon III

Aceh

% pegawai echelon III Nasional

% pegawai echelon IV

aceh

% pegawai echelon IV nasional

% pegawai echelon V

aceh

% pegawai echelon V nasional

Perempuan Laki Laki

Gambar 3.7

Keterwakilan

Perempuan di

Lembaga Eksekutif

Sumber: DEPUTI

Bidang Informasi

Kepegawaian

Negara, Juni 2008,

Badan Kepegawaian

Pendidikan dan

Pelatihan Aceh 2009

37 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

MDG 4: MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK

RINGKASAN

Upaya yang dilakukan dalam rangka menurunkan angka kematian pada anak

telah menunjukkan hasil yang signifikan. Sejak tahun 1993-2009 Pemerintah

Aceh telah mampu menurunkan Angka Kematian Neonatal dari 24 ke 20 per

1000 kelahiran hidup, Kematian Post neonatal dari 20 ke 9 per 1000 kelahiran

hidup, Kematian Bayi dari 44 ke 29 per 1000 kelahiran hidup, dan kematian

Balita dari 61 ke 44 per 1000 kelahiran hidup. Keberhasilan ini membuktikan

bahwa program program kesehatan yang dilaksanakan seperti meningkatkan

kunjungan bidan kepada seluruh ibu yang baru melahirkan dari 0 – 28 hari,

kemitraan dukun dan bidan, imunsasi, dan manajemen terpadu balita sakit telah

membuahkan hasil nyata. Walaupun untuk program imunisasi masing banyak

ruang perbaikan yang harus dilakukan khususnya di kabupaten-kabupaten

dengan kondisi topografi dan geografi yang sulit dengan sebaran penduduk yang

sukar untuk dijangkau. Melihat kondisi capaian target MDG 4 ini, Aceh dalam

jalur yang benar untuk dapat mencapai target MDG di tahun 2015. Kebijakan

dan prioritas program mendatang ditekankan kepada penyediaan pelayanan

kesehatan yang merata, terjangkau dan berkualitas, dengan menyediakan

38 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

1993-1997 1998-2002

2003-2007

61 55

44.00

AKBA Aceh 1992-2007, DHS 07

tenaga kesehatan yang berkualitas, biaya operasional kegiatan, sarana fisik dan

peralatan kesehatan, obat-obatan, perbekalan kesehatan dan kebutuhan lainnya

yang memadai, untuk mendukung kegiatan program kesehatan yang berpihak

kepada masyarakat. Untuk ini Dinas Kesehatan Aceh telah menjabarkan di

RENSTRA (Rencana Strategis) kesehatan 2007-2012 kedalam 14 pokok program.

STATUS PENCAPAIAN MDG 4: MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK

INDIKATOR

Angka Dasar

Saat ini Aceh

Target MDGs 2015

Status

Sumber

TUJUAN 4- MDG 4: MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK: TARGET 4A : MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN BALITA (AKBA) HINGGA DUA PER TIGA

DALAM KURUN WAKTU 1990-2015 4.1. Angka kematian balita (AKBA)per 1.000 kelahiran

hidup 5q0

61 (1993-1997)

45 32

► SKDI 2007

4.2 Angka kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 1q0

40 (1993-1997)

25 23

► SKDI 2007

Profik kesehatan Aceh 2009

4.3 Angka kematian neonatal

per 1.000 kelahiran hidup (NN) 28

(Th 1998) 14 Menurun

● SKDI 2007

Profil Kesehatan Aceh 2009

4.4. Persentase anak usia 1

tahun yang diimunisasi campak 40.9% Meningkat

▼ SKDI 2007

Profil kesehatan Aceh 2009

● Sudah tercapai ►Akan tercapai▼Perlu perhatian khusus L: laki laki P: perempuan D:

Desa K: Kota

4.1. AKBA (Angka kematian BALITA )

Angka kematian balita dari tahun

1997 sampai tahun 2007 turun 61

per 1000 kelahiran hidup ke angka

44 per 1000 kelahiran hidup. Oleh

karena tidak tersedia data

kematian balita menurut

kabupaten, maka analisa disparitas digunakan indicator proksi : yaitu BALITA

Tabel 4.1. Status

pencapaian

target Indikator

MDG 4 di Aceh,

Sumber: SKDI

2007, Profile

kesehatan Aceh

2009

Gambar 4.1.

AKBA di Aceh,

1992-2007

Sumber: SKDI

2007

39 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

yang menderita muntah berak ( diare) dan yang menderita Inspeksi Saluran

Pernapasan Atas (ISPA). Data tentang indicator proksi ini tersedia di SKDI 2007.

Kabupaten Gayo Lues, Aceh Barat Daya, Aceh Barat adalah kabupaten yang

kemungkinan AKBA nya paling tinggi di Aceh.

Demikian AKBA juga terjadi pada tingkat pendidikan dan status ekonomi

keluarga. Semakin tinggi pendidikan ibu dan tingkat ekonomi keluarga semakin

rendah AKBA. Daerah perkotaan AKBA lebih rendah dari pada daerah pedesaan.

Salah satu sebabnya adalah aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan.

0 10 20 30 40 50

Gambar …Prosentase BALITA menderita ISPA dan diare, DHS 2007 di Aceh

ISPA Diare

0

20

40

60

80

Ko

ta

Des

a

Tak

bep

end

idik

an'

Seko

lah

Das

ar

SMP

San

gat

Mis

kin

Mis

kin

Ten

gah

ten

gah

Kay

a

San

gat

Kay

a

Ko

nfl

ik

Bu

kan

Ko

nfl

k

Tsu

nam

i

Bu

kan

Tsu

nam

i

Pan

tai

Bu

kan

Pan

tai

Peg

un

un

gan

Bu

kan

Peg

un

un

gan

30

54 65

36 32

68

50 52 45

35

51 47 48 51 52

45 51 49

Hubungan Kamatian Balita dengan tempat tinggal, status ekonomi dan pendidikan Gambar

4.2.…Prosentase

BALITA menderita

ISPA dan diare,

Sumber , SKDI 2007

di Aceh

Gambar 4.2.

Sebaran Balita

yang menderita

ISPA dan DIare di

Aceh , 2007

Sumber: SKDI

2007

40 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

4.2. Angka kematian bayi (AKB)

Angka Kematian Bayi menurun dari angka 47 / 1000 kelahiran hidup pada

periode 1993-1997 ke 32 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2007 ( SKDI

2007). Di laporan profil kesehatan Aceh 2009, Dinkesprop Aceh memprediksi

bahwa AKB ini pada tahun 2015 akan mencapai 15 per 1000 kelahiran hidup

melebihi target MDG sebesar 23 / 1000 kelahiran hidup. Sebaran AKB pada

tahun 2007 dipresentasikan dalam peta sebaran sebagai berikut

Perbedaan capaian AKB antar kabupaten ini disebabkan seperti terlihat dalam

peta disebabkan karena adanya gangguan pada periode perinatal saat bayi

masih di dalam kandungan mencapai 45,6% (Hasil Audit / Review Maternal

Perinatal tahun 2007) dan distribusi tenaga kesehatan, seperti tenaga dokter

spesialis kandungan dan bidan terlatih.

40 37 37 35

32 30 26 25

20 15

47 49

32

0

10

20

30

40

50

60 Dinkes DHS 07

Gambar 4.3.

Peta Angka

Kematian Bayi

di Aceh, Sumber: SKDI 2007

Gambar… :

Angka

Kematian Bayi

dan

prediksinya di

Aceh 1993-

2015

Sumber : Profil

Kesehatan

Aceh 2009 dan

SKDI 2007

41 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

4.3. Angka Kematian Neonatal

Angka Kematian Neonatal adalah probabilitas kematian yang terjadi dalam

periode sebulan setelah bayi dilahirkan. Angka Kematian Neonatal di Aceh

berdasarkan hasil Susenas 2009 adalah 14 per 1000 kelahiran hidup.

Kecenderungan penurunan Angka Kematian Neonatal ini sangat tajam yaitu 24

(1993-1997) , 28 (1998-2002), 20 (2003-2007) dan 14 per 1000 kelahiran hidup

di tahun 2009. Keberhasilan ini disebabkan karena program kunjungan bidan

minimum 3 kali kepada semua bayi yang berusia 0-28 hari, pertolongan

kelahiran oleh tenaga kesehatan dan program kemitraan dukun bidan.

Melihat kecepatan penurunan Angka kematian anak ini, Aceh memerlukan

upaya yang keras untuk meningkatkan cakupan imunisasi, pencegahan penyakit

menular khusunya ISPA, diare dan gizi balita untuk dapat mencapai target MDG

4A ini pada tahun 2015.

4.4. Cakupan immunisasi.

Prosentasi cakupan vaknsinasi campak anak usia 1 tahun di Aceh adalah 41%

lebih rendah dari rata rata cakupan nasional (67%). Cakupan imunisasi ini

bervariasi antar kabupaten. Kabupaten Gayo Lues adalah kabupaten yang

cakupan imunisasi campaknya paling rendah dan yang paling tinggi adalah kota

Sabang dan Aceh Tengah. Geografi dan topogrfafi kabupaten, densitas

penduduk, sistem distribusi dan penyimpanan vaksin, tersedianya biaya

operasional untuk pengiriman vaksin, jumlah sumber daya manusia yang

tersedia adalah fakor utama yang mempengaruhi cakupan imunisasi di Aceh.

Gambar 4.2. Cakupan Imunisasi Campak di Aceh 2007 Sumber SKDI

2007

42 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

Cakupan Imunisasi lengkap anak usia 0-23 bulan yang vaksinasinya dilakukan

sebelum bayi berusia 12 bulan sangat rendah. Cakupan imunisasi lengkap untuk

anak usia 0-23 bulan yang vaksinasinya dilakukan sebelum usia 2 tahun lebih

besar. Cakupan Imunisasi lengkap sebelum usia 12 bulan yang tertinggi adalah

Kota Sabang (36%) dan yang terendah adalah Subulusalam (3%). Untuk

imunisasi lengkap sebelum usia 2 tahun, cakupan tertinggi adalah di Aceh

Tengah (75%) dan Kota Sabang (70%) dan yang terendah adalah Gayo Lues

(4%) dan Aceh Tenggara ( 5%).

0

50

100

% 12-23 bulan yang menerima imunisasi lengkap (BCG, Polio 3, DPT 3 dan campak) sebelum usia 12 bulan

%e bayi 12-23 bulan yang menerima imunisasi lengkap (BCG, Polio 3, DPT 3 dan campak)

Gambar 4.3.

Cakupan Imunisasi

Lengkap BCG,

Polio3, DPT3 dan

Campak

Sumber : SKDI 2007

43 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

STATUS PENCAPAIAN TUJUAN MDG 5: MENINGKATKAN KESEHATAN

IBU

RINGKASAN

AKI (Angka Kematian Ibu) melahirkan di Aceh masih tergolong tinggi. Saat ini

AKI adalah 238 per 100.000 kelahiran hidup, 10 point lebih tinggi dari angka

kematian ibu melahirkan tingkat nasional. Rendahnya cakupan kunjungan ibu

hamil pertama kali ke pelayanan kesehatan(K1=86%) dan kunjungan ibu hamil

minimal empat kali ke pelayanan kesehatan (K4=70%), bukan satu satunya

penyebab tingginya AKI. Kurang berkualitasnya pelayanan antenatal dan kurang

berfungsinya sistem identifikasi dini ibu hamil beresiko tinggi serta sistem

rujukan persalinan memegang peran penting dalam menyumbang tingginya AKI

pada saat melahirkan. Angka pertolongan persalinan yang dibantu oleh tenaga

kesehatan telah mencapai 86 ( DHS 2007) dan pada tahun 2010 mencapai

91.7%22. Hasil Riskesda 2010 ini menempatkan Aceh di urutan propinsi ke

delapan tertinggi yang pertolongan persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan.

Prosentasi pertolongan persalinan oleh tenaga kerja tertinggi terjadi di kota kota

besar, seperti Banda Aceh, Langsa, kota Sabang. Untuk menjamin kwalitas

pertolongan bagi lebih kurang 8% ibu hamil yang masih mencari pertolongan

persalinan ke dukun, kemitraan Dukun – Bidan telah dilaksanakan di beberapa

kabupaten.

22

RISKESDA 2010

44 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

Pengguna Alat Kontrasepsi oleh Pasangan Usia Subur (PUS) 15-49

tahun hanya mencapai 47% dan sebagaian besar menggunakan metoda suntik

dan pill. Untuk daerah perkotaan, proporsi perempuan 15-49 tahun yang

menggunakan IUD lebih tinggi dari daerah pedesaan demikian juga dengan para

pria yang menggunakan kondom.

STATUS PENCAPAIAN TUJUAN MDG 5: MENINGKATKAN KESEHATAN

IBU

INDIKATOR

Angka Dasar

Saat ini Aceh

Target MDGs 2015

Status Sumber

TUJUAN 5- MENINGKATKAN KESEHATAN IBU TARGET 5A: MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU HINGGA TIGA PER EMPAT DALAM

KURUN WAKTU 1990-2015

5.1. Angka Kematianan Ibu

per 100.000 kelahiran

hidup

354 (PKA 2005)

238 190

(PKA 2005)

102

► Susenas 2009

5.2 Proporsi kelahiran yang

ditolong tenaga kesehatan

terlatih

86% (*) (2007) 73.3%

(PKA 2005)

91.7% (**)

Meningkat

(*)DHS 2007, (**).Riskesda

2010

TARGET 5B: MEWUJUDKAN AKSES KESEHATAN REPRODUKSI BAGI SEMUA PADA TAHUN 2015 5.3. Angka pemakaian kontrasepsi /CPR bagi perempuan menikah usia 15-49, semua cara

47.4%(*) 2007

52.71% (PKA 2005)

43.8% (**)

Meningkat

(*)DHS 2007 (**).Riskesda

2010- Tabel

3.3.21 5.4. Angka pemakaian kontrasepsi (CPR) pada perempuan menikah usia 15-49 tahun saat ini, cara modern

45.4% (*) 43.2% (**)

Meningkat

(*)DHS 2007 (**).Riskesda

2010-Tabel

3.3.28

5.5. Angka kelahiran remaja (perempuan usia 15-19 tahun) per 1.000 perempuan usia 15-19 tahun

Tidak ada data

Tidak Ada data

Menurun

Cakupan pelayanan Antenatal (sedikit nya satu kali kunjungan dan empat kali kunjungan) 1 kali kunjungan 82% (*) 78.4%

(**)

meningkat

► (*)DHS 2007 (**).Riskesda

2010 4 kali kunjungan 70% (*)

78.87% (PKA 2005)

62.1% (**)

Meningkat

▼ (*)DHS 2007

(**).Riskesda 2010

5.6. Kebutuhan Keluarga Berencana yang tidak

8.9% Menurun ► DHS 2007

Tabel 5.1. Status

pencapaian

target Indikator

MDG 5 di Aceh,

Sumber: Susenas

2009, Riskesda

2010, DHS2007

45 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

terpenuhi

● Sudah tercapai ►Akan tercapai▼Perlu perhatian khusus L: laki laki P: perempuan D:

Desa K: Kota, PKA+ Profil Kesehatan Aceh

5.1. AKI (Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup ):

Angka Kematian Ibu Melahirkan di Aceh (238 /100.000 kelahiran hidup) lebih

tinggi dari Angka Kematian Ibu Nasional yaitu 228/100.000 kelahiran hidup.

Tingginya angka kematian ibu melahirkan ini bukan hanya karena terbatasnya

akses pelayanan ante natal yang diukur dengan cakupan kujungan pertama dan

kunjungan ke empat masa kehamilan tetapi kemungkinan besar karena kualitas

pelayanan kesehatan dan kurang berfungsinya sistem deteksi dini ibu hamil yang

beresiko tinggi dan sistrem rujukan persalianan.23 Sebab kematian ibu

melahirkan adalah 33.70% karena perdarahan, 18% karena eklamsia, 11%

karena infeksi dan sebesar 37.20% karena faktor lain. Menurut profil kesehatan

2008, angka kelahiran ibu melahirkan lebih rendah dari hasil susenas 2009. Pada

tahun 2008, diperkirakan angka kematian ibu melahirkan sebesar 190/100.000

kelahiran hidup. Estimasi ini dihitung dari pelaporan tentang jumlah kematian

ibu melahirkan dari Puskesmas, tertera di table 5.1. dibawah ini:

23

Diskusi Pokja III, 15 Juni 2011 di BAPPEDA Aceh,

Tabel 5.1. Status

pencapaian

target Indikator

MDG 4 di Aceh,

Sumber: Profil

Kesehatan Aceh

2009

46 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

5.2. Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih

Oleh karena di Riskesda 2010, tidak tersedia informasi tentang persalinan yang

ditolong oleh tenaga kesehatan untuk masing masing kabupaten di Aceh, maka

digunakan data SKDI 2007 untuk melihat disparitas pertolongan persalinan oleh

tenaga kesehatan di seluruh kabupaten di Aceh. SKDI 2007 menemukan bahwa

86% persalinan di Aceh ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih. Prosentasi

kelahiran yang ditolong oleh tenaga kesehatan bervariasi dari yang terendah

40% (Kabupaten Gayo Lues) dan mendekati 100 % untuk Kota Banda Aceh,

Kota Langsa ,Kota Sabang dan Kabupaten Aceh Besar.

Perbedaan prosentasi kelahiran yang ditolong oleh tenaga kesehatan antar

kabupaten ini disebabkan karena distribusi bidan tidak merata untuk seluruh

kabupaten kota di Aceh.

Program kemitraan bidan dukun telah dilaksanakan di Aceh: dari 1791 dukun,

755 (42%) dukun telah bermitra dengan bidan. Namun demikian

mempertimbangkan bahwa cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan ini meningkat tajam dari 86% pada tahun 2007 ke 92% pada tahun

2010 (gambar 5.2), maka dengan memperkuat system deteksi dini ibu hamil,

pengawasan kinerja bidan dan redistribusi bidan yang adil, pencapaian cakupan

100% persalinan di Aceh dapat dilakukan tanpa harus melaksanakan kemitraan

bidan dan dukun bayi.

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

Gambar

5.1..Persalinan

ditolong oleh

tenaga

kesehatan, DHS

2007 terlatih.,

SUSENAS 2007

47 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

0

10

20

30

40

50

60

70

5.3. a. CPR (Angka pemakaian kontrasepsi ) perempuan menikah usia 15-49 tahun:

47% dari perempuan usia 15- 49 tahun di Aceh menggunakan alat kontrasepsi

segala metode. Data DHS 2007 menunjukkan adanya disparitas pengguna

kontrasepsi diantara 23 kabupaten di Aceh. Phenomena yang menarik dari data

pengguna alat kontrasepsi segala cara di 23 kabupaten ini adalah bahwa

prosentasi perempuan usia 15-49 tahun yang menggunakan alat kontrasepsi

ada di kabupaten yang angka kemiskinannya tinggi seperti Bener Meriah, Aceh

Tengah dan Gayo Lues. Dari berbagai alat kontrasepsi yang ada dan tersedia

sebagaian besar perempuan 15 – 49 tahun banyak menggunakan alat

kontrasepsi suntikan dan pil. Penggunaan alat kontrasepsi kondom

prosentasinya sangat kecil ( 1.4%) dan yang tertinggi adalah di perkotaan yaitu

Banda Aceh dan Kota Langsa yang mencapai sekitar 6%.Penggunaan IUD ( Intra

Uterine Devise) prosentase penggunaan dibawah 3% dengan pengguna terbesar

perempuan usia 15-49 tahun di Banda Aceh ( 19%).

0 20 40 60 80

100 120

Indo

nesi

a

DI Y

ogya

kart

a

Bal

i

Kep

Ria

u

DK

I Jak

arta

Kep

Jaw

a T

imur

Jaw

a T

enga

h

Ace

h

Sum

atra

Uta

ra

Ria

u

Sum

atra

Sel

atan

Sem

atra

Bar

at

Sul

awes

i Uta

ra

Ben

gkul

u

Lam

pung

Kal

iman

tan

Tim

ur

NT

B

Kal

iman

tan

Sel

atan

Jaw

a B

arat

Sel

awes

i Sel

atan

Kal

iman

tan

Bar

at

Ban

ten

NT

T

Sel

awes

i Bar

at

Jam

bi

Gor

onta

lo

Sul

awes

i Ten

ggar

a

Pap

ua

Kal

iman

tan

Ten

gah

Pap

ua B

arat

Sua

wes

i Ten

gah

Mal

uku

Mal

uku

Uta

ra

Pertolongan persalinan oleh Nakes Gambar 5.2. Pertolongan Persalanan oleh Nakes, Sumber:m Riskesdas 2010, halaman 245

Gambar: 5.3. CPR perempuan menikah 15=49 tahun, Sumber DHS 2007

48 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

5.3.b. Angka pemakaian kontrasepsi (CPR) pada perempuan menikah usia 15-49

tahun dengan cara modern:

Penggunaan jenis alat/cara KB pada Riskesda 2010 dikelompokkan menurut 4

katagori: Long-term, Short-term, Tradisional, dan Lainnya. Long-term dan short-

term adalah cara modern menggunakan alat/cara KB (sterilisasi perempuan,

sterilisasi pria, IUD, Susuk, pil, kondom, dan suntik.

43.2% perempuan menikah usia 15-49 tahun pada tahun 2010 menggunakan

cara modern, sedikit lebih rendah dari CPR tahun 2007 sebesar 45.4% ( SKDI

2007)

5.4 Angka kelahiran remaja (perempuan usia 15-19 tahun) per 1.000 perempuan

usia 15-19 tahun. Tidak ada data yang tersedia di Aceh. Data ini akan diupayakan

di kumpulkan melalui database MDG yang sekarang sedang dikerjakan oleh

BAPPEDA Aceh.

5.5 Cakupan pelayanan Antenatal

Pelayanan Antenatal yang layak didefinisikan sebagai kunjungan sedikitnya 1 -

4 kaliselama kurun waktu kehamilan. Cakupan Kunjungan 1 (K1) dan kunjungan

ke 4 (K4) selalu ada perbedaan, dimana cakupan K1 selalu lebih tinggi dari

cakupan K4. Hal ini disebabkan perbedaan tingkat kesadaran ibu dan waktu

pertama kali mengunjungi pelayanan antenatal. Apabila kunjungan pertama

terlambat, dilakukan pada saat kehamilan sudah mendekati usia 9 bulan maka

ibu hamil tidak mungkin untuk melakukan kunjungan yang ke empat. DHS 2007

menunjukkan bahwa rata rata provisi Aceh , cakupan K1 sebesar 82% dan

cakupan K4 sebesar 70%. Riskesda 2010 menunjukkan bahwa cakupan K1

turun dari 82% ke 78.4%, demikian juga dengan cakupan K4, turun dari 70%

menjadi 62.1%. Cakupan K4 Aceh berada diurutan 9 teratas setelah Yogyakarta,

dki Jakarta, Bali, Kepulauan Riau, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kepulauan Bangka

Belitung dan Jawa Barat.

49 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

5.6 Kebutuhan Keluarga Berencana yang tidak terpenuhi.

Menurut hasil DHS 2007 hanya sekitar 9% saja kebutuhan akan keluarga

berencana tidak terpenuhi. Rincian per kabupaten tentang kebutuhan keluarga

berencana yang tidak terpenuhi ini tidak tersedia.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Akses/K1 K1_Nakes K4_Nakes

Tabel 5.6. Akses pelayanan prenatal, K1 Trimester 1 dan K4

Sumber:

Riskesdas 2010,

halaman 223

50 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

MDG 6: MEMERANGI HIV/AIDS, MALARIA DAN PENYAKIT

MENULAR LAINNYA

RINGKASAN

Prevalensi HIV/AID di Aceh mencapai 1.07 per 100,000 penduduk (laporan

Kemkes 2009). Dari Hasil DHS 2007 remaja 15-24 tahun yang mempunyai

pengetahuan tentang pencegahan HIV/AIDs di Aceh dan di 23 kabupaten

mempunyai rentang angka dari terendah 23 % remaja 15-24 tahun

mengetahui cara penularan HIV/AIDs dan yang tertinggi mencapai 59%. Daerah

perkotaan seperti Banda Aceh, Langsa, Lhokseumawe, Sabang remaja 15-24

tahun yang tahu cara penularan HIV AIDs proporsinya lebih besar. Untuk

pencegahan penyakit Malaria, 5-80 % Balita tidur dengan menggunakan

kelambu yang berinsektisida. Daerah perkotaan angka penggunaannya lebih

rendah dari daerah pedesaan. Ditemukan adanya korelasi negatif antara

penggunaan kelambu berinsektisida dengan pendidikan perempuan. Semakin

tinggi pendidikan semakin rendah penggunaan kelambu24

24

Survai Kesehatan Demografi Aceh dan Nias 2007

51 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

Untuk pembrantasan penyakit TBC, Propinsi Aceh telah mampu

mencapai CDR (Case Detection Rate) sebesar 43% pada tahun 2009 dengan

angka kesembuhan sebesar 80.60% pada tahun 2007, sekitar 7% dibawah

target MDGs. Data ini menunjukkan bahwa diperlukan upaya lebih keras dan

perhatian lebih untuk melakukan DOTS.

STATUS PENCAPAIAN MDG 6: MEMERANGI HIV/AIDS, MALARIA DAN

PENYAKIT MENULAR LAINNYA

INDIKATOR Angka Dasar

Saat ini Aceh

Target MDGs 2015

Status

Sumber

MEMERANG HIV/AIDS, MALARIA DAN PENYAKIT MENULAR LAINNYA TARGET 6A: MENGENDALIKAN PENYEBARAN DAN MULAI MENURUNKAN JUMLAH KASUS

BARU HIV/AIDS HINGGA TAHUN 2015 6.1. Prevalensi HIV/AIDS

(persen) dari total Populasi 1.05

(****) <1

(*****)

1.07 per 100.000

menurun ► Kemkes 2010

6.2. Penggunaan kondom

pada hubungan seks berisiko tnggi terakhir

2.7% (2005)

1.48% (*)

5.04% (**)

Meningkat

► SKDI 2007 (**)Profil Kesehatan

2008 6.3 Proporsi jumlah penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS -Menikah L:

6.8% P:4.3% (***)

L: 6.8% P:4.3%

Meningkat

SKDI 2007

-Belum Menikah 38% (***)

38%(**) Meningkat

► SKDI 2007

TARGET 6B: MEWUJUDKAN AKSES TERHADAP PENGOBATAN HIV/AIDS BAGI SEMUA

YANG MEMBUTUHKAN S/D TAHUN 2010 6.5. Proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut yang

me miliki akses ada obat-obatan antiretroviral Proporsi penduduk terinfeksi HIV yang ditangani

100%

50%

100%

75%

Meningkat ●

Profil Kesehatan

Aceh 2009,

Profil P2P-08.Dinkes

Aceh

6.6. Angka kejadian dan tingkat kematian akibat Malaria

-Angka kejadian Malaria

(per 1.000 penduduk): 6.8 6.3 Menurun ► P2PL,

Dinkes Aceh 2010

Tabel 6.1. Status

pencapaian

target Indikator

MDG 6di Aceh,

Sumber: Kemkes

2010 Susenas

2009, Riskesda

2010, DHS2007

52 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

INDIKATOR

Angka Dasar

Saat ini Aceh

Target MDGs 2015

Status

Sumber

-Angka kejadian Malaria di

Jawa & Bali (API) 1.1 0.3 Menurun

6.7 Proporsi anak balita

yang tidur dengan kelambu

berinsektisida (Pada malam sebelummya)

34.72 34.72%

Meningkat

SKDI 2007

6.8 Angka kejadian, prevalensi dan tingkat kematian akibat Tuberkulosis

6.8.a. Angka kejadian Tuberkulosis (semua

kasus/ 100,000 penduduk/tahun)

130

104

Dihentikan / mulai berkuran

g

Profil Kesehatan

Aceh 2009, hal

33

6.8.b. Tingkat prevalensi Tuberkulosis (per 100,000

penduduk)

Tidak diketemukan data

6.8.c. Tingkat Kematian Karena Tuberkulosis ) per 100,000 penduduk)

100 orang/ tahun

Menurun

Kebijakan capaian TB

Aceh-09 LKP, P2PL,

Dinkes Aceh

6.9 Proporsi jumlah kasus Tuberkulosis yang terdeteksi & diobati dalam program DOTS

6.9 a. Proporsi jumlah

kasus Tuberkulosis yang terdeteksi dalam program

DOTS ( CDR case detection Rate)

34.1% 43.9%(*) 70%

(*)KemKes

2010

Kebijakan-

capaian TB

di Aceh 2009,

P2PL, Dinkes

Aceh

6.9.b. Proporsi kasus

Tuberkulosis yang diobati dan sembuh dalam program

DOTS

79.1% 84.7%(*) 85%

● Sudah tercapai ►Akan tercapai▼Perlu perhatian khusus L: laki laki P: perempuan D:

Desa K: Kota, (*) DHS 2007, % wanita 15-24 tahun dengan pasangannya yang menggunakan kondom (**). DHS 2007, Rata rata prosentasi remaja 15-24 tahun yang menjawab 7 pertanyaan mengenai

penyebaran HIV AIDS dengan benar. (***) DHS 2003, Propinsi Aceh tidak termasuk dalam survey, sehingga digunakan hasil DHS 2007

sebagai data dasar. (****) Laporan Triwulan Situasi Perkembangan HIV/AIDs di Indonesia sampai dengan Desember 2009,

Dirjen PP&PL, Kemenkes (*****): Situasi HIV/AIDS di Indonesia tahun 1987-2006, Pusdatin Depkes RI, 2006

Tabel 6.1. Status

pencapaian

target Indikator

MDG 6di Aceh,

Sumber: Kemkes

2010 Susenas

2009, Riskesda

2010, DHS2007

53 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

6.1 Prevalensi HIV/AIDS

Prevalensi HIV/ AIDS di Aceh menurut data dari Kementrian Kesehatan 2010

yang di ada dalam Petunjuk Pembuatan RAD adalah sebesar 1.07 per 100,000

penduduk. Jumlah kasus HIV/AID di Aceh pada tahun 2010 adalah 16 kasus

yang terdiri atas 2 HIV positif dan 14 jasis AIDS. Secara komulatif dari tahun

2004 sampai dengan 2009 ditemukan 46 kasus yang tersebar di 18

kabupaten/kota.25 Prevalensi HIV/ AIDs per Desember 2009 menurut laporan

dari Dirjen PP&PL Depkes RI sebesar 1.05/ 100. 000 penduduk dan pada tahun

2006 prevalensi HIV/AIDs di Aceh kurang dari 1 per 100,000 penduduk (Laporan

situasi HIV/AIDs tahun 1987 – 2006 oleh Pusat Data dan Informasi Departemen

Kesehatan). Sebelum tahun 2005, kabupaten kota yang masuk dalam wilayah

resiko tinggi penyebaran HIV/AIDS adalah kota Banda Aceh, Kota Lhokseumawe,

Kota Sabang, Kota Langsa, Kabupaten Aceh Tamiang dan kabupaten Aceh

Tenggara. Tahun 2011, semua kabupaten/ kota di Aceh menjadi daerah

penyebaran HIV/AIDs

25

RENSTRA Kesehatan Aceh 2011-2015, halaman 12

35 32

44 50 50

36

48 48 46 48 42

33 36

53

31 32 33 35

61 68

54

75

37

4 0 1 2 7 3 2

8 8 4 6 1 2

8 0 1 3 3 4 2 6 4 0

0

10

20

30

40

50

60

70

80

estimasi terinfeksi 2010 Kasus HIV/AIDS 2011

Gambar 6.1.

Estimasi

terinfeksi

HIV/AIDS dan

jumlah Kasus

HIV/AID 2011

Sumber: SRAD

Penangguanga

n HIV/AIDS

Aceh 2010-

2014

54 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

6.2. Penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tinggi terakhir

Data mengenai penggunaan kondom pada hubungan seks beresiko tinggi tidak

tersedia di Aceh. DHS 2007 hanya memiliki informasi tentang penggunaan

kondom dalam kontek keluarga berencana yang rata rata untuk Aceh hanya

sebesar 1.48%. Angka tertinggi adalah 5.49% di Kota Banda Aceh dan 4.77% di

Kota Langsa

6.3. a. Proporsi jumlah penduduk usia 15-24 tahun yang sudah menikah dan

memiliki penge tahuankomprehensif tentang HIV/AIDS:

Hanya 4.3% perempuan usia 15-24 tahun di Aceh memiliki pengetahuan

komprehensif tentang HIV/AIDs. Presentasi terbesar perempuan yang memiliki

pengetahuan comprehensive HIV/AID tersebar di tiga kabupaten yaitu di Kota

Lhokseumawe, Aceh Tamiang dan kabupaten Bener Meriah. Ibu Kota Propinsi,

Banda Aceh menduduki urutan ke tujuh dari atas (5.74%). Kabupaten/Kota di

0

2

4

6

Persentase wanita status kawin berusia 15-49 tahun dengan pasangannya yang menggunakan alat/cara kontrasepsi KB kondom

0.00 5.00

10.00 15.00 20.00 25.00

Persentase pria status kawin yang berumur 15-54 tahun yang mempunyai pengetahuan yang komprehensif tentang AIDS Persentase wanita pernah kawin yang berumur 15-24 tahun yang mempunyai pengetahuan yang komprehensif tentang AIDS

Gambar 6.2

Wanita status

kawin 15-49

tahun

menggunakan

kondom

Sumber SKDI

2007

Gambar 6.3. Proporsi jumlah penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki penge tahuan komprehensif tentang HIV/AIDS:

Sumber: SKDI

2007

55 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

Aceh yang jaraknya dekat dengan Medan seperti Aceh Tamiang, Kota

Lhokseumawe, Kota Langsa proporsi jumlah perempuan yang mempunyai

pengetahuan tentang HIV/ AIDS secara komprehensive lebih tinggi dibandingkan

dengan kabupaten lainnya.

6.3. b. Proporsi jumlah penduduk usia 15-24 tahun yang belum menikah dan

memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS:

Rata rata 37.92 % remaja usia 15-24 tahun di Aceh yang belum menikah

mempunyai pengetahuan yang benar tentang berbagai cara penularan HIV/AIDs.

Persentasi terbesar remaja yang mempunyai pengetahuan tentang penyebaran

penyakit HIV/AIDs adalah di Kota Banda Aceh dan di Kota Sabang dan yang

paling rendah pengetahuannya tentang cara penularan HIV/ AIDs adalah di Aceh

Jaya.

6.5. Proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut yang me miliki akses pada obat-

obatan antiretroviral

Profile Kesehatan Aceh 2009, table IV.10 pada halaman 37 menyebutkan bahwa

100% dari ODHA ( orang dengan HIAV/AIDs) menerima obat ART

(Antiretroviral). Namun demikian statistic tentang prosentasi jumlah penderita

HIV/AIDs yang ditangani menunjukkan cakupan yang berbeda. Pada tahun 2007

prosentasi penderita HIV/AIDs yang ditangani adalah 50% dan naik menjadi

75% pada tahun 2008.

6.6 Angka kejadian Malaria (per 1.000 penduduk):

AMI (Annual Malaria Incidence /Angka kejadian malaria ) di Aceh berdasarkan

diagnose klinis) dari tahun 2006 – 2009 berada diatas 6 per 100,000 penduduk,

0 10 20 30 40 50 60 70

Gambar 6.4. Pengetahuan remaja belum menikah tentang penularan HIV/AIDs yang benar di Aceh, Sumber SKDI 2007

56 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

kecuali tahun 2008 AMI turun ke angka 5.2 per 100,000 penduduk. Kabupaten

yang paling tinggi jumlah kasus malaria klinis adalah kabupaten Aceh Timur,

disusul dengan Kota Banda Aceh dan kabupaten Aceh Besar

Sebaran kasus malaria berdasarkan diagnose klinis dan berdasarkan diagnose

laboratories pada tahun 2009 adalah sebagai berikut: Kabupaten Aceh Timur

jumlah kasus malaria klinisnya yang tertinggi diikuti dengan Kota Banda Aceh,

Aceh Besar, Aceh Utara, Simeulue, Aceh Tenggara, Pidie dan yang terendah

adalah Gayo Lues.

6.7. Proporsi anak balita yang tidur dengan kelambu berinsektisida:

Prosentase balita yang tidur dengan menggunakan kelambu yang berinsektisida

bervariasi antar kabupaten. Yang terendah Kota Banda Aceh (6%) dan yang

tertinggi adalah kabupaten Subulusalam (74%). Prosentasi Balita yang tidur

menggunakan kelambu baik berinsektisida maupun yang tidak persentasinya

lebih tinggi.

6.8 6.8

5.2 6.3

1.1 1.1 0.8 0.3

0

2

4

6

8

2006 2007 2008 2009

AMI

API

Gambar 6.5

AMI 2006 –

2009 di Aceh

Sumber:

situasi Malaria

di Aceh sampai

dengan 2009,

presentasi

P2PL, Dinkes

Aceh

Gambar 6.6

Sebaran Kasus

Malaria Klinis

tahun2009 di

Aceh

Sumber:

situasi Malaria

di Aceh sampai

dengan 2009,

presentasi

P2PL, Dinkes

Aceh

57 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

Di Aceh Jaya 84% Balita tidur dengan menggunakan kelambu dan yang terendah

penggunaan kelambu untuk Balita adalah di kota Banda Aceh (25%). Rata rata

Balita yang tidur menggunakan kelambu adalah 34.72%. Tidak tersedia data

untuk cakupan penggunaan kelambu untuk tahun tahun sebelumnya, oleh

karena itu cakupan prnggunaan kelambu tahun 2007 dipakai sebagai data dasar.

6.8.a. Angka kejadian Tuberkulosis (semua kasus/100,000 penduduk/tahun)

Sampai akhir tahun 2008, Aceh mampu menurunkan angka kejadian

Tuberkulosis dari 130 per 100,000 penduduk ke 104 per 100,000 penduduk26.

Penurunan angka kejadian Tuberkulosis ini berkaitan erat dengan kinerja

program pengendalian penyakit Tuberkulosis. Angka konversi dari penderita TBC

dengan BTA positip menjadi BTA negative, yang terus meningkat tajam dari

tahun ke tahun, menunjukkan efektivitas DOTS (Directtly Observed Treatment,

Shortcourse). Tahun 2003 angka konversi 79.3% dan meningkat ke angka 88%

pada tahun 2008.

26

Profil Kesehatan Aceh 2009, halaman 33

0

25

50

75

100

Persentase balitia usia 0-59 bulan yang tidur dengan kelambu pada malam sebelumnya.

Persentase balita usia 0-59 bulan yang tidur dengan kelambu berinsektisida pada malam sebelumnya

79.3 81.1 85 84.2 84

88

70

75

80

85

90

2003 2004 2005 2006 2007 2008

Angka Konversi

Angka Konversi

Gambar 6.7 Persentase Balita tidur menggunakan kelambu tanpa / dengan insektisida di Aceh, Sumber : SKDI 2007

Gambar 6.8 Angka konversi BTA + ke BTA –tahun 2003 - 2008 Aceh, Sumber : Kebijakan- capaian TB di Aceh 2009, P2PL, Dinkes Aceh

58 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

Sembilan indikator kinerja pokok pembrantasan penyakit Tuberkulosis yang

dipresentasikan pada table 6.3 dibawah, memberikan gambaran tentang

kemajuan program:27

NO. INDIKATOR POKOK TARGET PENCAPAIAN

2009 2008 2007 2006 2005 2004 2003

1 Proporsi Suspek per 100,000

780 710 539 908 688 559 348

2 Proporsi BTA + diantara Suspek

5 – 15 % 8.8 9.2 11.3 8.9 11 11.9 11.5

3 Proporsi BTA + dianta Semua TB Paru

Min.65% 77.1 77.2 77 79.4 78.6 75.4 63.3

4 Proporsi TB Anak diantara Semua TB

15 % 1.9 2.1 07 0.7 0.5 1.2 1.1

5 Case Notification Rate (CNR) per 100,000

90 86 80 101 102 90.2 65.4

6 Case Detection Rate > 70 % 42.3 40.0 35.5 51.9 48.1 40.2 34.1

7 Angka Konversi > 80 % 87 88 84 84.2 85 81.1 79.3

8 Angka Kesembuhan > 85 % 81.3 80.6 80.4 80.3 73.9 79.1

9 Angka Kesuksesan > 85 % 90 90.6 89.2 87.5 81.7 91.5

6.8.b. Tingkat prevalensi Tuberkulosis (per 100,000 penduduk):

Data tidak tersdia di Aceh. Indikator ini telah dibahas pada rapat teknis MDG 6

di Jakarta dan diusulkan untuk menggunakan Case Detection Rate

6.8.c. Tingkat Kematian Karena Tuberkulosis ( per 100,000 penduduk):

Data tidak tersedia di Aceh.

6.9 a. Proporsi jumlah kasus TBC yang terdeteksi dalam program DOTS ( CDR case

detection Rate)

Proporsi jumlah kasus Tuberkulosis yang terdeteksi dalam program DOTS dari

tahun 2003 sampai 2006 di Aceh terus meningkat dari 34.1% ke 51.9%.

Sayangnya pada tahun 2007 CDR turun 16.4% di tahun 2007 dan meningkat

kembali menjadi 40% pada tahun 2008. Pada tahun 2009 angka deteksi kasus

TBC mencapai 43.2%, jauh dari target nasional sebesar 70%.

27

Program Pengendalian Penyakit Tuberkulosis, DinkesProp Aceh, 2008

Tabel 6. 9

Indikator Pokok

Pembrantasan

Penyakit TBC di

Aceh

Sumber : Kebijakan-

capaian TB di Aceh

2009, P2PL, Dinkes

Aceh

59 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

Kemampuan untuk melakukan CDR di masing masing kabupaten kota bervariasi

dari yang terendah kabupaten Nagan Raya ( 15.8%) dan yang tertinggi

Kabupaten Aceh Barat Daya (99.5%). Oleh karena itu Dinas Kesehatan Aceh

harys berupaya untuk meningkatkan kemampuan CDR di kabupaten kota yang

kemampuanya masih rendah.

6.9. b. Proporsi kasus Tuberkulosis yang diobati dan sembuh dalam program DOTS:

Dari tahun ke tahun Aceh telah berhasil meningkatkan angka kesembuhan

pengobatan TB Paru. Angka kesembihan mencapai 80.6% dan masih kurang 7%

untuk dapat mencapai target nasional angka kesembuhan sebesar 88%:28 .

28 Strategi Nasional Pengendalian TB di Indonesia 2010-2014, Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2011

34.1 40.2

48.1 51.9

35.5 40

0

10

20

30

40

50

60

2003 2004 2005 2006 2007 2008

Case Detection Rate 2003-2008

CDR

Gambar 6.11 Case Detection Rate (CDR)) Per Kabupaten/Kota Di Propinsi Aceh, 2006-2008 Sumber : Kebijakan- capaian TB di Aceh 2009, P2PL, Dinkes Aceh

Gambar 6.10 Angka konversi BTA + ke BTA –tahun 2003 - 2008 Aceh,

Sumber : Kebijakan- capaian TB di Aceh 2009, P2PL, Dinkes Aceh

Gambar 6.12 Angka konversi BTA + ke BTA –tahun 2003 - 2008 Aceh,

Sumber : Kebijakan- capaian TB di Aceh 2009, P2PL, Dinkes Aceh

60 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

79.1

73.9

80.3 80.4 80.6

70

72

74

76

78

80

82

2003 2004 2005 2006 2007

Angka Kesembuhan pengonatan dengan metoda DOTS di Aceh 2003-2007

Angka Kesembuhan

61 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

MDG 7: MEMASTIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

Ringkasan

Sebagian besar wilayah Aceh merupakan kawasan hutan sebesar

3.862.249,26 ha yang terdiri dari hutan yang dilindungi dan hutan produksi.

Hutan yang dilindungi terdiri dari hutan suaka alam 115.122,15 ha, hutan

pelestarian alam 647.344,82, hutan lindung 2.481.442,86, dan taman buru

84.962,53 ha, selanjutnya hutan produksi terdiri dari hutan produksi terbatas

13.331,54, hutan produksi 122.781,15 ha, dan hutan produksi konversi

37.284,20 ha.29 Walaupun rasio kawasan tertutup pepohonan ini lebih baik

dari rata rata nasional, namun perlu upaya keras untuk mengurangi laju

deforestasi. Informasi dari portal Sumber Daya Alam propinsi , menyatakan

bahwa dari tahun 2002- 2004, 350,000 ha kawasan hutan ditebang dan lebih

kurang 60% terjadi pada hutan konservasi dan hutan lindung, termasuk

dikawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Konversi lahan untuk perkebunan

dan kegiatan budidaya lainnya merupakan salah satu alasan dari penebangan.

Pada tahun 2005 penebangan hutan ini mencapai 1.87 ha dan 75% terjadi pada

kawasn konservasi dan hutan lindung. Data tahun 2009 menunjukkan bahwa

perkiraan luas kerusakan hutan akibat perambahan hutan mencapai 31.294 ha

dari luas kawasan hutan 3.372.819 ha yang ada saat ini. Data tersebut

merupakan data tahun 2006-2009, dan pada kurun waktu yang sama

29

RPJMA 2007-2012, catatan SK Gub nomor 19/1999 tanggal 19 Mei, luas hutan 3.335.613 Ha) 62,74 % dari total luas daratan (5.356.557 Ha)

62 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

deforestasi ( penebangan) hutan mencapai 61.204 ha. Untuk mengatasi

permasalahan/isu lingkungan, pemerintah Aceh mempunyai komitmen untuk

pelestarian lingkungan Hidup dikenal dengan “ACEH GREEN VISION” yaitu

Menjaga, memelihara dan mempertahankan Sumber daya Alam Aceh demi

mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui strategi investasi

hijau untuk Aceh. Salah satu kebijakan yang telah diterapkan dalam rangka

pelestarian hutan adalah kebijakan penghentian sementara penebangan hutan

(moratorium logging) di Aceh melalui instruksi Gubernur Aceh No. 05/Inst /2007.

Kebijakan ini meliputi 3 program utama yakni,

1. Redesign / penataan kembali hutan Aceh ,

2. Reforestasi / penanaman kembali hutan dan

3. reduksi deforestasi –

Kebijakan ini sekaligus menyelamatkan habitat flora dan fauna sehingga akan

menekan laju penurunan keanekaragaman hayati .

Prosentase Rumah Tangga di Aceh yang mempunyai akses berkelanjutan

terhadap air minum yang layak pada tahun 2007 mencapai 63%. (Susenas) /

55% (DHS). Kabupaten/ Kota yang masih harus berupaya keras untuk mencapai

target MDG 2015 dibidang penyediaan air minum ini adalah kabupaten

Subulusalam ( 29.33%), Kota Banda Aceh ( 37.5%), Kabupaten Simeuleu

(43.21%) , Kabupaten Aceh Timur (46.65%) dan Kabupaten Gayo Lues (47.6%)

dan Kota Lhokseumawe ( hasil dari DHS 2007, hanya 20% penduduk mempunyai

akses terhadap air minum yang layak). Sedangkan untuk akses sanitasi yang

layak, rerata Aceh adalah 61%. Aceh Barat Daya, Gayo Lues. Aceh Selatan, Aceh

Tenggara, Simeleue dan Pidie, harus mengejar ketinggalan, oleh karena itu

diperlukan usaha keras untuk meningkatkan akses penduduk terhadap sanitasi

yang layak .

63 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

STATUS PENCAPAIAN MDG 7: MEMASTIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN

HIDUP

INDIKATOR

Angka Dasar

Saat ini Aceh

Target MDGs 2015

Status Sumber

TARGET 7A: MEMADUKAN PRINSIP-PRINSIP PEMBANGUNAN YANG BERKESINAMBUNGAN DENGAN KEBIJAKAN DANPROGRAM NASIONAL SERTA MENGEMBALIKAN SUMBERDAYA

LINGKUNGAN YANG HILANG

7.1. Rasio luas kawasan

tertutup pepohonan

berdasarkan hasil pemotretan citra satelit

dan survei foto udara

terhadap luas daratan

Nasional: 59,97% (1990)

Aceh

60.37%

Nasional: 52,43% (2008)

Aceh:

60.37%

Meningkat ►

RPJM Aceh

2007-2012,

Bab II. 2.1

Catatab: Daratan 5,675,841 ha, hutan 3,523,925 ha,

7.2 Jumlah emisi karbon dioksida (CO2)

Nasional

1.416.074 Gg CO2e

(2000)

ACEH:

Nasional:

1.711.626 Gg CO2e

(2008)

ACEH:

Berkurang

26% (2020)

7.3. Jumlah konsumsi

bahan perusak ozon (BPO) dalam metrik ton

Nasional:

8.332,7 metrik ton

(1992)

Aceh:

Nasional: 0 CFCs (2009)

Aceh:

0 CFCs dengan

mengurangi

HCFCs

7.4. Proporsi tangkapan

ikan yang berada dalam

batasan biologis yang

aman

Nasional: 66,08% (1998)

Aceh:

53.84%

Nasional: 91,83%

(2008)

Aceh

53.84%

tidak

melebihi batas

Sumber Daya Alam Propinsi Aceh, http://www.indonesia.go.id/in/pemerintah-daerah/provinsi-nanggroe-aceh-darussalam/sumber-daya-alam.html?tmpl=component&print=1&page=

7.5. Rasio luas kawasan

lindung untuk menjaga

kelestarian keaneka ragaman hayati thdp total

luas kawasan hutan

Nasional:

26,40%

(1990)

Aceh: 80% (*)

Nasional 26,40% (2008)

Aceh:

84% (**)

Meningkat ●

(*) Sumber/ Source : Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan/ Directorate General of Forestry Planning (**) RPJMA 2007-2012 BAB i

7,6, Rasio kawasan

lindung perairan terhadap

total luas perairan territorial

Nasional 0,14 % (1990)*

Aceh: 4%

Nasional: 4,35 % (2009)**

► Sumber/ Source : Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan Luas perariran

Tabel 7.1. Status

pencapaian

target Indikator

MDG 7 di Aceh,

Sumber: RPJMA

2007-20012,

Susenas, DHS

2007

64 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

INDIKATOR

Angka Dasar

Saat ini Aceh

Target MDGs 2015

Status Sumber

214,000 ha

/ 5,656,300 ha=

Aceh 4%

Meningkat 295.370 km²,

Teritorial: 56.563 km²

Target 7C: Menurunkan hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan

terhadap air minum layak dan sanitasi dasar hingga tahun 2015

7.8. Proporsi rumah

tangga dengan akses

berkelanjutan terhadap air minum layak (kota &desa)

30.60% 62.38%

Susenas 2006

30.60% A: 63.37%(*) A: 54.72 (**)

68,87% ▼ Susenas 09 (*) Susenas 07

(**) DHS 07

Perkotaan 34.19% 34.19% 75,29% ▼ Susenas 09

Pedesaan 29.20% 29.20% 65,81% ▼ Susenas 09

7.9. Proporsi rumah

tangga dengan akses

berkelanjutan terhadap sanitasi dasar,

perkotaan dan perdesaan

43.27% DHS07

63.08% Susenas

2003

42.03 87.64% (*) 43.27%(**)

62,41%

Susenas 09

(*) Susenas 07

(**) DHS 07

Perkotaan 15% 73.03% 76.82% ► Susenas 09

Pedesaan 29.96% 55.55% ▼ Susenas 09

Target 7D:Mencapai peningkatan yang signifi kan dalam kehidupan penduduk miskin di

permukiman kumuh (minimal 100 juta) pada tahun 2020

7.10. Proporsi rumah tangga kumuh perkotaan

9.79% 9.79% menurun ► Susenas 09

● Sudah tercapai ►Akan tercapai▼Perlu perhatian khusus L: laki laki P: perempuan D:

Desa K: Kota,

7.1. Rasio luas kawasan tertutup pepohonan berdasarkan hasil pemotretan citra

satelit dan surveillance photo udara terhadap luas daratan:

Data tentang indikator Rasio luas kawasan tertutup pepohonan berdasarkan hasil

pemotretan citrasatelit dan surveillance photo udara terhadap luas daratan i

tidak tersedia. Oleh karena itu digunakan indikator prosentasi luas kawasan

hutan Aceh terhadap total luas daerah Aceh sebagai indikator proxy dengan

asummsi bahwa prosentase ini menggambarkan proporsi kawasan tertutup

pepohonan. RPJMA 2007 – 2012 pada bab II menyatakan bahwa 60.37% luas

daerah di Aceh adalah hutan. Walaupun rasio kawasan tertutup pepohonan ini

65 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

lebih baik dari rata rata nasional, perlu upaya keras untuk mengurangi laju

deforestasi. Informasi dari portal Sumber Daya Alam propinsi , menyatakan

bahwa dari tahun 2002- 2004, 350,000 ha kawasan hutan ditebang dan lebih

kurang 60% terjadi pada hutan konservasi dan hutan lindung, termasuk

dikawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Konversi lahan untuk perkebunan

dan kegiatan budidaya lainnya merupakan salah satu alasan dari penebangan.

Pada tahun 2005 penebangan hutan ini mencapai 1.87 ha dan 75% terjadi pada

kawasn konservasi dan hutan lindung.30

7.2 Jumlah emisi karbon dioksida (CO2)

Data tentang emisi karbon dioksida ini tidak didapatkan untuk Aceh. Di tingkat

nasional pada tahun 2000 emisi CO2 sebesa2 1.4 ton dan meningkat menjadi 1.7

ton ( naik 0,18%) pada tahun 2008.31 Prosentasi kenaikan di Indonesia ini jauh

lebih kecil dibandingkan dengan prosentase kenaikan emisi CO2 dunia sebesar

kurang lebin 1% setap tahunnya. Di tingkat global, emisi karbon dioksida

sebanyak 21.6 juta metric ton dan meningkat menjadi 23.9 juta metrix ton pada

tahun 2001 dan diproyeksikan meningkat mencapai 27.7 juta metric ton pada

tahun 2010 dan menjadi 37.1 metrix ton pada tahun 2025.32.

Mempertimbangkan tingginya Rasio luas kawasan tertutup pepohonan di Aceh

60.37% emisi CO2 ke atmosfer di Aceh diperkirakan emisi CO2 lebih rendah dari

rata rata nasional. Melakukan aktivitas pengurangan emisi CO2 dengan kegiatan

penghijauan, penanaman hutan, penggantian bahan bakar fosil dengan bahan

bakar yang ramah lingkungan, dan mengembangkan energi surya, panas bumi,

gelombang laut, dan sebagainya akan mnegurangi emisi CO2. Kebijakan harga

kredit karbon sebesar USD 10-13 per ton CO2 dan mekanisme pembayaran serta

30

Sumber Daya Alam Propinsi Aceh, 30

http://www.indonesia.go.id/in/pemerintah-daerah/provinsi-nanggroe-aceh-darussalam/sumber-daya-alam.html?tmpl=component&print=1&page= 31

Pedoman Penyusunan RAD MDGs , halaman 53 32

http://www.ugm.ac.id/new/id/news/pengukuhan-prof-jumina-karbon-dioksida-

area-bisnis-yang-menjanjikan

66 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

klaimnya dikoordinasikan oleh sejumlah badan dunia, seperti Perserikatan

Bangsa-Bangsa (PBB), Bank Dunia, dan European Union (EU)," seharusnya

menjadi pendorong untuk upaya pengurangan emisi karbon dioksida.

7.3. Jumlah konsumsi bahan perusak ozon (BPO) dalam metrik ton

Tidak tersedia data di Aceh

7.4. Proporsi tangkapan ikan yang berada dibawah batas biologis yang aman:

Pada tahun 2011 di Aceh, diperkirakan 54% dari tangkapan ikan berada dalam

batasan biologis yang aman. Difinisi batas biologis yang aman ini mengacu pada potensi

tangkapan ikan sebesar 1.8 juta ton ( RPJMA 2007-2012).

Aceh memiliki 1,660 km pesisir pantai dengan luas perairan laut 295,370 Km² ,

yang terdiri dari 56,563 km² perairan territorial dan kepulauan dan zona

ekonomi eklusif seluas 238,807 km².

Pada tahun 2004 produksi mencapai 140,780.8 ton dan produksi ini pada tahun

2005 menurun ke angka 109.152.2 ton, akibat Tsunami. 800 km dari 1,660 km

pesisir pantai rusak ditrerjang gelombang Tsunami.

7.5. Rasio luas kawasan lindung untuk menjaga kelestarian keaneka ragaman hayati

thdp total luas kawasan hutan

0.14 0.11 0.14 0.31

0.47 0.64

0.80 0.97

1.14 1.30

1.46

1.80

8% 6% 8% 17%

26% 35%

45% 54%

63% 72%

82% 100%

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Tangkapan Ikan dalam ton

% tangkapan ikan pada batasan biologis yang aman / proyeksi

Gambar 7.1.

prporsi

tangkapan

ikan dibawah

batas biologis

aman 2004-

2015

Sumber:

SDA Aceh

67 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

RPJMA 2007-2012, menyebutkan bahwa luas area hutan suaka alam sebesar 115,122.15

ha, hutan pelestarian alam sebesar 644.342.82 ha dan hutan lindung seluas

2,481,442.86 ha. Fakta ini menunjukkan bahwa 84% dari total kawasan hutan adalah

kawasan lindung untuk menjaga kelestarian keanekaragamaan hayati. Sumber informasi

yang lain dari direktorat Jenderal Planologi Kehutanan menyebutkan bahwa rasio luas

kawasan lindung pada tahun 2006 sebesar 80%. Terjadi kenaikan sebesar 4% dari tahun

2006-2010.

7.6. Rasio kawasan lindung perairan terhadap total luas perairan territorial

Luas kawasan lindung perairan di Aceh adalah 214,000 ha dari luas perairan laut

Aceh seluas 295,370 km² yang terdiri dari wilayah perairan territorial dan

kepulauan seluas 56,563 km² dan zona ekonomi eklusif seluas 238.807 km² (

4%). Sama dengan rasio pada tingkat nasional 4.35%.

7.8. Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum yang

layak

Hasil survey Sosial Ekonomi Nasional 2009, menunjukkan bahwa proporsi rumah

tangga dengan akses terhadap sumber airminum yang layak lebih rendah dari

rata rata nasional.

Meskipun hasil Susenas 2007 menunjukkan akses yang lebih tinggi, pada

penyusunan RAD- MDGs ini digunakan hasil Susenas 2009 sebagai benchmark /

30.6 34.19 29.2

47.71 49.82 45.72

0 10 20 30 40 50 60

Akses terhadap

sumber air minum layak

(total)

Akses terhadap

sumber air minum layak (perkotaan)

Akses terhadap

sumber air minum layak (perdesaan)

Aceh Indonesia

Gambar 7.2

Proporsi

Rumah tangga

yang

memounyai

akses terhadap

sumber air

minum layak

Sumber

Susenas 2009

68 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

0

20

40

60

80

100

Proporsi rumah tangga dengan akses ke sumber air minum yang layak, Susenas 2007

Proporsi rumah tangga dengan akses ke sumber air minum yang layak, DHS 2007

data dasar untuk mengukur pencapaian target MDG 7C ini sampai akhir tahun

2015.

Hasil Survey Social Ekonomi Nasional (Susenas 2007), rerata proporsi rumah

tangga yang mempunyai akses terhadap air minum pada tingkat propinsi adalah

63.37%. Angka ini jauh lebih tinggi dari hsil DHS 2007 yang menunjukkan

bahwa hanya 54.72% rumah tangga di Aceh mempunyai akses terhadap air

minum yang layak. Untuk keperluan perencanaan mempercepat capaian target

7C, angka rerata 54.72% Aceh, tampaknya lebih mendekati kenyataan lapangan,

mempertimbangkan capaian rerata nasional sebesar 47.71%.

Hasil capaian target MDG ini mengharuskan 5 kabupaten / kota harus bekerja

lebih keras untuk mempercepat pencapaian target penyediaan air minum yang

layak. 5 kabupaten/ kota tersebut adalah: kabupaten Subulusalam ( 29.33%),

Kota Banda Aceh ( 37.5%), Kabupaten Simeuleu (43.21%) , Kabupaten Aceh

Timur (46.65%) dan Kabupaten Gayo Lues (47.6%) dan Kota Lhokseumawe

(hasil dari DHS 2007, hanya 20% penduduk mempunyai akses terhadap air

minum yang layak).

7.9. Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi layak,

perkotaan dan perdesaan

Hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional 2009 menunjukkan bahwa proporsi rumah

tangga yang mempunyai akses terhadap sanitasi yang layak di Aceh sebesar

Gambar 7.3. Akses penduduk terhadap sanitasi dan air minum yang layak, Susenas dan DHS 2007

69 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

Gambar 7.2. Proporsi Rumah Tangga dengan Akses Sanitasi yang Layak

020406080

100120

Aceh

Bara

t Day

a

Gayo

Lues

Aceh

Sela

tan

Aceh

Ten

ggara

Sime

ulue

Pidie

Pidie

Jaya

Aceh

Sing

kil

Naga

n Ray

a

Aceh

Bara

t

ACEH

Aceh

Tim

ur

Aceh

Ten

gah

Aceh

Bes

ar

Bire

uen

Subu

lussa

lam

Aceh

Jaya

Aceh

Utar

a

Bene

r Meri

ah

Kota

Saba

ng

Aceh

Tam

iang

Kota

Lhok

seum

awe

Kota

Lang

sa

Kota

Band

a Ace

hProporsi rumah tangga dengan akses ke sanitasi yang layak, susenas 2007

42.03%. Akses terhadap sanitasi yanglayak di daerah pedesaan jauh lebih

rendah yaitu 29.96% sedangkan di perkotaan telah mencapai 73.03%.

Akses terhadap sanitasi layak di daerah perkotaan di Aceh lebih baik dari kondisi

perkotaan rata rata di Indonesia. Di Aceh 73.03% rumah tangga di daerah

perkotaan di Aceh mempunyai akses terhadap sanitasi yang layak dibandingkan

dengan 69.51% untuk rata rata Indonesia.

Untuk mempelajari disparitas akses terhadap sanitasi yang layak, oleh karena

Susenas 2009 tidak menyediakan data per kabupaten, maka untuk melihat

disparitas antar kabupaten tentang akses sanitasi layak ini digunakan hasil

Susenas 2007, seperti yang disajikan pada gambar 7.4.

42.03

73.03

29.96

51.19

69.51

33.96

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Akses terhadap

sanitasi layak

Akses terhadap

sanitasi layak (perkotaan)

Akses terhadap

sanitasi layak (perdesaan

Aceh Indonesia

Gambar 7.5 Proporsi Rumah Tangga dengan Akses Sanitasi Yang Layak, SUSENAS 2007

Gambar 7.4.

Proporsi

Rumah

Tangga

dengan akses

terhadap

sanitasi layak

Sumber

SUSENAS 2009

70 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

Proporsi rumah tangga di Aceh, yang memiliki akses terhadap sanitasi yang

layak mencapai 61%. Kota Banda Aceh telah menca[pai target dan akan segera

disusul oleh kota Langsa, Kota Lhokseumawe yang capaiannya pada tahun 2007

telah mencapai 80%. Disisi lain, kabupaten Aceh Barat Daya, Gayo Lues. Aceh

Selatan, Aceh Tenggara, Simeleue dan Pdies, harus mengejar ketinggalan dan

oleh karena itu usaha keras untuk meningkatkan akses penduduk terhadap

sanitasi yang layak harus dikerjakan dalam kurun 20011-2015.

Seperti halnya air minum yang layak, proporsi rumah tangga yang mempunyai

akses terhadap sanitasi layak jauh lebih tinggi dari hasil Susenas 2009 yaitu 61%

pada tahun 2007 dan hanya 42.03% di tahun 2009. Untuk keperluan

perencanaan mempercepat capaian target 7C, angka rerata 42.03% Aceh,

tampaknya lebih mendekati kenyataan lapangan, mempertimbangkan capaian

rerata nasional sebesar 51.19%.

71 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

1.2. PERMASALAHAN DAN TANTANGAN:

MDG 1 : MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN

TARGET 1 DAN 1 B: KEMISKINAN DAN PELUANG KERJA

1. Angka kemiskinan yang terbesar adalah di pedesaan yang besarnya dua

kali lipat dari angka kemiskinan di perkotaan. 12 kabupaten di Aceh angka

kemiskinannya melebihi rata rata Aceh ( 21%). Kabupaten tersebut

sebagaian besar terletak diwilayah pantai barat, sebagaian kecil di wilayah

pantai timur dan di wilayah pegunungan. Kondisi geografii dan sebaran

penduduk di sebagian besar kabupaten tersebut sulit dijangkau dengan

kondisi jalan dan transportasi yang tersedia.

2. Rendahnya tingkat pengetahuan dan keterampilan masyarakat untuk

membuka usaha sendiri ,serta kurangnya sarana dan prasarana

pendukung produksi (irigasi, pupuk, tempat pelelangan ikan), dan

terbatasnya daya dukung pasar bagi hasil produksi pangan , terbatasnya

akses teradap modal usaha,, perubahan fungsi lahan pertanian serta

adanya perubahan iklim dunia yang berdampak terhadap produksi.

merupakan tantangan untuk meningkatkan peluang kerja sektor non

formal dan peningkatan pendapatan keluarga Bagi mereka yang telah

melakukan usaha produksi di sector pertanian, tantangan yang dihadapi

adalah akses pasar pasar untuk memasarkan hasil-hasil produksi dan masih

belum maksimalnya sarana dan prasarana pendukung. (irigasi, pupuk, BBM

untuk nelayan, TPI)

3. Masil lemahnya usaha ekonomi bersama yang bisa meningkatkan posisi

tawar hasil produksi adalah tantangan yang dihadapi. Tantangan lainnya

adalah peningkatan dan perluasan sistem perlindungan sosial yang

membantu penduduk miskin dapat menggunakan pendapatannya untuk

upaya produktip guna meningkatkan penghasilan keluarga masih belum

72 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

menjangkau semua masyarakat, merupakan tantangan dalam pemerataan

perlindungan bagi semua pmasyarakat

4. Laju PDRB lambat dan belum dapat memberikan peluang seluas luasnya

untuk menyediakan pekerjaan yang layak bagi penduduk termasuk

perempuan dan tenaga kerja muda. Lambatnya laju pertumbuhan ekonomi

ini salah satu sebab adalah kondisi daerah yang kurang kondusif untuk

mendorong investors baik dalam dan luar negeri membuka usahanya di

Aceh, sehingga dapat memberikan peluang kerja yang lebih luas.

5. Terbatasnya Kesempatan Kerja dan Berusaha serta Pembinaan dan

Pengawasan Tenaga Kerja. Masalah utama yang dihadapi masyarakat

adalah keterbatasan kesempatan kerja, terbatasnya peluang berusaha dan

perbedaan upah serta lemahnya perlindungan kerja terutama bagi pekerja

anak dan pekerja perempuan seperti buruh migran perempuan dan

pembantu rumah tangga. Perkembangan perekonomian di Aceh masih

belum bisa merubah struktur lapangan kerja yang masih didominasi oleh

pekerjaan di sektor informal. Sementara itu dipasar kerja diwarnai dengan

berkembangnya sistem tenaga kerja kontrak yang dikenal dengan

“outsourcing”. Sistem outsourcing merupakan model pasar kerja yang perlu

dikaji lebih dalam pada kondisi perekonomian yang masih belum stabil dan

ketidakpastian33

33

Renstra Mobduk Aceh 2011

73 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

TARGET 1 C: PENANGGULANGAN KELAPARAN:

Ketersediaan bahan panngan:

Faktor penting dalam penanggulangan kelaparan adalah ketersediaan bahan

pangan yang merupakan tanggung jawab dari beberapa SKPA, salah satunya

adalah dari dinas pertanian. Secara umum kondisi pertanian tanaman pangan di

Aceh saat ini masih memiliki permasalahan berikut ini:34

1. Infrastruktur pertanian yang rusak semasa konflik dan rusak akibat tsunami

belum seluruhnya direhabilitasi kembali.

2. Produktivitas lahan yang masih rendah akibat diterlantarkan selama konflik

dan rusak akibat tsunami

3. Kelembagaan petani yang terlantar selama konflik belum terbina dengan

baik

4. Sistem penyuluhan yang tidak terkoordinasi dengan baik dan masih

berorientasi produksi semata.

5. Sistem agribisnis yang telah dikembangkan dan berhasil sampai dengan

awal tahun 1998, saat ini masaih belum pulih sepenuhnya. Sebahagian

besar sub sistem agribisnis mandek dan sebahagian besar tidak berfungsi.

Asupan makanan:

6. Pola diet masyarakat yang kurang konsumsi makanan bergizi, sayur mayur,

susu, ikan karena ketersediaan bahan makanan dan kemampuan membeli

bahan makanan ang bergizi.

7. Motivasi keluarga untuk memanfaatkan lahan pekarangan yang tersedia

untuk ditanami sayur mayur dan beternak yang dapat membantu

peyediaan asupan makanan yang bergizi.

8. Belum berfungsinya secara maksimal Posyandu didalam melaksanakan

monitoring dan deteksi dini permasalahan gizi balita dan belum efektifnya

upaya peningkatan pengetahuan dan praktek keluarga dalam pengasuhan

dan perawatan anak dan pemberian makanan yang tepat, melalui kegiatan

penyuluhan gizi dan kesehatan

34

Resntra DInas Pertanian Aceh, 2011

74 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

MDG 2: MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA

1. Akses untuk bersekolah di Sekolah Dasar bukan lagi permasalahan di

Aceh, karena Angka Partisipasi Murni Sekolah Dasar hampir mencapai

100%. Yang menjadi tantangan adalah meningkatkan keberlanjutan lulusan

Sekolah Dasar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, khususnya SMP

agar terpenuhinya layanan Wajib Belajar 9 Tahun. Permasalahan

melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi ini salah

satu disebabkan karena jumlah fasilitas SMP yang belum merata tersebar

di seluruh kabupaten kota dan adanya pendapat sebagian besar orang tua

bahwa lulusan pendidikan SMP tidak akan mempengaruhi untuk

mendapatkan kesempatan bekerja dan mendapatkan penghasilan yang

layak mendorong orang tua tidak menyekolahkan anaknya ke jenjang SMP

disamping kemampuan finasial orang tua untuk membiayainya.35

2. Tantangan berikutnya adalah kwalitas guru dan distribusi guru antar

sekolah di tingkat kabupaten dan kecamatan yang tidak adil. Lebih kurang

30-40% guru SD tinggal didaerah perkotaan. Tidak hanya rasio guru –

murid tetapi juga persyaratan minimum 2 guru dengan pendidikan S1

untuk setiap SD belum terpenuhi, walaupun jumlah guru dengan tingkat

pendidikan S1 cukup. Jumlah dan distribusi guru yang tidak merata antar

perkotaan dan perdesaan, antar sekolah dalam kecamatan, antar mata

pelajaran yang satu dengan yang lain (lebih banyak di mata pelajaran

sosial dan kurang di MIPA). Hal ini antara lain disebabkan belum

optimalnya koordinasi antara provinsi dan kab/kota tentang rekruitmen

guru. Selain itu, kompetensi dan kualifikasi guru juga masih rendah yang

disebabkan oleh proses rekruitmen guru yang tidak memiliki standar yang

jelas dan minimnya pelatihan untuk peningkatan kompetensi terutama di

daerah terpencil. Rasio guru siswa di Aceh telah memenuhi target capaian

35

Wawancara dengan Irhamuddin, Disdik Prop Aceh

75 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

rasio guru per siswa. Tahun 2006 rasio guru – siswa di tingkat SD adalah 1

: 16, Namun demikian rasio guru siswa ditingkat SD ini bervariasi dari

terendah 8 murid untuk 1 guru di kota Langsa dan tertinggi 30 murid

untuk 1 guru di kabupaten Aceh Jaya. Dengan demikian tantangan yang

dihadapi adalah redistribusi yang adil dari guru yang ada dan juga

penempatan guru baru ke seolah sekolah yang memang masih memerlukan

tambahan guru.

3. Manajemen dan Tata Kelola Pendidikan yang belum transparan dan

akuntabel. Manajemen pendidikan di Aceh yang melibatkan stakeholder

(pemangku kepentingan) didalam penyelenggaraan pendidikan MBS

(Manajemen Berbasis Sekolah) yang didukung oleh SIM (Sistem Informasi

Management) masih belum optimal. Hal ini antara lain disebabkan masih

kurangnya partisipasi masyarakat dan sarana prasarana pendukung

teknologi informasi.

4. Kinerja sektor pendidikan di daerah pedesaan perlu diperhatikan, faktor

faktor yang mempengaruhi kwalitas proses belajar mengajar ini seperti

kesulitan untuk merekrut guru yang berkwalitas dan meyakinkan mereka

tetap tinggal di pedesaan, minimnya fasilitas dan jarak tempuh ke sekolah

yang jauh adalah tantangan yang harus dihadapi. Penyediakan mess dan

rumah guru terpencil adalah upaya yang sedang dikerjakan dan perlu

mendapat perhatian khusus di Aceh.

5. Tingkat pengertian orang tua terhadap proses belajar mengajar yang

rendah dan kurang terlibatnya orang tua didalam diskusi dan pengambilan

keputusan dalam prose belajar mengajar di sekolah, yang tercermin dari

peran nyata komite sekolah merupakan tantangan pemberdayaan orang

tua dan masyarakat agar lebih efektif dalam memberikan masukan pikiran,

sumbangan dana untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

6. Angka bertahan kelas 5 dan kelas 6 Sekolah Dasar, serta perbedaan Angka

Partisipasi Murni Perguruan Tinggi, SMA, SMPdan SD adalah pertanda

bahwa permasalahan putus sekoah dan kemampuan untuk melanjutkan

sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi merupakan tantangan yang

76 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

harus dipikirkan. Program pendidikan dasar 9 tahun ( kelas 1 sampai

dengan kelas 9) bisa menjadi alternatif kebijakan yang perlu dirumuskan.

Dampak dari kebijakan menghapus halangan pembiayaan (cost barriers)

sekolah melalui beasiswa, pemberian dana BOS (Bantuan Operasional

Sekolah) yang telah dapat menekan angka putus sekolah perlu dilanjutkan

dan ditingkatkan. Angka Bertahan sampai klas 6 dari hasil pengumpulan

data SEDIA tahun 2010, menunjukkan bahwa angka bertahan klas enam

adalah 99.25%

7. Mempertahankan upaya untuk terus menerus menghapus rintangan yang

membatasi akses pendidikan khususnya para keluarga miskin, yang

sekarang dilakukan dengan penyediaan beasiswa bagi anak anak yatim.

MDG 3: MENDORONG KESETARAAN GENDER DAN

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

1. Komitmen Politis dari semua pejabat legislatip dan eksekutip untuk terus

mendorong kesetaraan gender disemua bidang kehidupan dan

memasukkan kesetaraan gender kedalam Rencana Pembangunan Jengka

Menengah ( RPJM) 2007-20012, merupakan tantangan didalam upaya

penyusunan RPJM Aceh periode 2012-2016 yang sekarang sedang

dipersiapkan oleh BAPPEDA Aceh Disamping itu upaya untuk memasukkan

topic pengarus utamaan gender di dokumen perencanaan daerah ( RPJP,

RPJM, Renstra dan RKA department), sehingga setiap program

pembangunan yang dijalankan prinsip prinsip keadilan gender selalu

melekat disetiap program pembangunan di Aceh.

2. Meningkatkan pengetahuan tentang perencanaan dan penganggaran

berbasis gender untuk para perencana dan para pengambil keputusan baik

di eksekutif dan legislative yang dapat meningkatkan komitmen mereka

untuk menghilangkan ketimpangan gender adalah sebuah tantangan yang

77 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

harus dihadapi guna mempercepat pencapaian tujuan pembangunan

Milenium.

3. Upaya meningkatkan proporsi perempuan yang duduk di legislatip yang

porsinya pada pemilu 2009 yang lalu hanya 4 orang dari 69 anggoita DPRA

dan hanya 45 perempuan dari 645 anngota DPRK seluruh kabupaten/ kota.

Bahkan sebanyak 3 kab/kota tidak ada wakil perempuan sama sekali (Aceh

Jaya, Abdya, Aceh Selatan). Hal ini disebabkan karena masih kurangnya

pengetahuan dan pemahaman perempuan di bidang politik.

4. Meningkatkan partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan, dalam

berkomunikasi dan melakukan kajian kajian tentang program program

pembangunan yang menyangkiut hajat orang banyak khususnya

perempuan dan anak anak.

5. Meningkatkan kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non

pertanian untuk mendapatkan pekerjaan yang sama dengan kaum lelaki,

dan mendapatkan upah yang sama.

6. Menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan yang terus meningkat

dari tahun ke tahun dan penanganannya yang belum terkoordinasi dengan

baik. Sosialisasi dari Qanun Perlindungan Anak dan Perempuan belum

dapat dijalankan secara maksimal oleh Badan PP&PA karena terbatasnya

dana.36

MDG 4: MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK

Lima tantangan umum berikut, yang berlaku untuk MDG 4, 5 dan 6:

1. Disparitas status kesehatan ibu dan anak antar kabupaten, perkotaan,

pedesaan, tingkat sosial ekonomi, disebabkan karena kualitas dan

jangkauan pelayanan kesehatan dan tingkat pengetahuan sikap, perilaku

36

Wawancara dengan Sekretaris Badan PP dan PA, Kamis 14 July 2011

78 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

masyarakat dalam hidup sehat dan dalam mencari pertolongan kesehatan

atau menggunakan pelayanan kesehatan yang tersedia.

2. Dari sisi penyedia pelayanan kesehatan, tantangan yang dihadapi adalah

meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan kesehatan, termasuk

PKPR ( Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja )distribusi tenaga

kesehatan yang merata , menambah tenaga kesehatan seperti tenaga gizi

di Puskesmas, meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tenaga

kesehatan, meyakinkan sistem logistik yang mempengaruhi ketersediaan

dan kecukupan obat dan vaksin berjalan sempurna, dan memperbaiki

sistem deteksi dini serta rujukan kesehatan dan sistem informasi,

monitoring evaluasi kinerja.

3. Dari sisi pemerintah: Komitmen pemerintah daerah untuk menjamin

ketersediaan anggaran untuk program kesehatan yang bersifat preventif

dan promotif. Ketimpangan pendistribusian tenaga kesehatan didaerah

terpencil juga merupakan tantangan bagi pemerintah untuk dapat

memberikan dukungan fasilitas yang memadai sehingga dapat

meningkatkan motivasi mereka untuk tinggal didesa.

4. Tata kelola Pusat Kesehatan Masyarakat yang dapat meyakinkan bahwa

SPM (Standard Pelayanan Minimum) yang telah ditetapkan oleh Kementrian

Kesehatan dapat terlaksana adalah sebuah tantangan besar yang harus

dihadapi. Kemampuan tatakelola dari kepala unit pelayanan kesehatan

masyarakat untuk memantau dan mengawasi kinerja petugas kesehatan,

memantau dan mengawasi sistem dukungan pelayanan kesehatan seperti

penyediaan vaksin, penyimpanan vaksin, deteksi dini ibu hamil resiko

tinggi, dsb perlu ditingkatkan melalui program pelatihan dan pendampingan

yang dilakukan oleh Balai Latihan Kerja Kesehatan.

5. Dari sisi pengguna pelayanan kesehatan, tantangan yang dihadapi adalah

meningkatkan pengetahuan sikap dan prilaku masyarakat dalam pola

pencarian pertolongan kesehatan dengan cara meningkatkan efektivitas

penyuluhan dan kampanye penyadaran kesehatan dan pemilihan media

komunikasi yang efektif khususnya untuk penduduk yang tinggal di wilayah

dengan kepadatan penduduk yang rendah dan geografi yang sulit

79 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

dijangkau. Penggunaan pelayanan kesehatan yang tersedia semata mata

bukan karena tingkat pengetahuan kesehatan masyarakat namun juga

karena kemampuan finansial untuk memilih fasilitas kesehatan yang ada.

Tantangan khusus MDG 4 Menurunkan Angka Kematian Anak:

1. Mengurangi angka kematian neonatal, melalui peningkatan kwalitas

pelayanan 28 hari pasca persalinan.

2. Meningkatkan cakupan imunisasi lengkap bayi,pemberian ASI exklusif dan

pemberian makanan padat kepada bayi sesuai dengan usianya

3. Meningkatkan prosentasi persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan

terlatih.

MDG 5: MENINGKATKAN KESEHATAN IBU

Tantangan Umum MDG 5 sama dengan Tantangan umum no 1 – 5 MDG 4.

Tantangan Khusus Meningkatkan Kesehatan Ibu:

1. Meningkatkan K1 pada trimester pertama untuk mendorong tercapainya K4

2. Meyakinkan bidan untuk tinggal di desa yang dapat memberikan kontribusi

untuk pencegahan dan penanganan komplikasi kehamilan dan meningkatkan

hingga 100% persalinan oleh nakes di fasilitas kesehatan yang tersedia.

3. Melakukan pemberdayaan masyarakat dalam kesehatan reproduksi responsif

gender, misalnya pelaksanaan desa siaga untuk menurunkan Angka

Kematian Ibu.

4. Peningkatan kwalitas pelayanan Ante Natal Care terpadu dan peningkatan

fungsi PONED dan PONEK.

80 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

MDG 6: MEMERANGI HIV/AIDS, MALARIA DAN PENYAKIT

MENULAR LAINNYA

Tantangan Umum : sama dengan Tantangan umum MDG 4 no 1 – 5 MDG 4.

Tantangan Khusus Pemberantasan Penyakit Tuberkulosis:

1. Meyakinkan tersedianya petugas TB yang handal pada situasi dimana mutasi

(turn over) petugas TB kabupaten/kota dan UPK sangat tinggi.

2. Meyakinkan tersedianya logistik (reagent) dan OAT ( Obat anti tuberkulosi).

3. Memperluas dan meningkatkan pelayanan DOTS ( direct observation

treatment shortcourse) yang bermutu antara lain meningkatkan jumlah RS

yang terlibat dalam Program P2TB ( Pembrantasan Penyakit Tuberkulosis)

dengan strategi DOTS

4. Melibatkan seluruh penyedia pelayanan pemerintah, LSM, dan swasta melalui

pendekatan Public-Private Mix(PPM) dan menjamin penerapan International

Standards for TB Care37

5. Memberdayakan masyarakat dan pasien TB

Tantangan Khusus: Eliminasi Penyakit Malaria:

1. Meningkatkan kemampuan petugas di bidang konfirmasi laboratorium /

pemeriksaan sediaan darah, tatalaksana kasus malaria termasuk

penggobatan dengan ACT, pengendalian vektor,

2. Meningkatkan sistem pencatatan dan pelapaoran dan sistem kewaspadaan

dini,

Tantangan Khusus Pencegahan HIV/AIDs:

1. Meningkatkan kemampuan petugas untuk melakukan konseling, konfirmasi

laboratorium pemeriksaan darah.

2. Penguatan Institusi Komite Pebanggulangan AIDs Daerah ( KPAD),

3. Koordinasi lintas sektor,

37

RAN TB-HIV, pengendalian Tuberkulosis 2011-2014, Kewmentriak Kesehatan RI, DIrjen P2PL, 2011

81 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

4. Peningkatan pengetahuan kelompok rentan tentang cara penularan dan

pencegahan HIV/AIDs serta advokasi penggunaan kondom

MDG 7: MEMASTIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

1. Mencegah bertambahnya kerusakan hutan:

Kerusakan hutan yang terjadi di Aceh merupakan salah satu penyebab

meluasnya lahan kritis, terutama akibat perambahan hutan berupa

penebangan dan penambangan liar serta pembukaan ladang berpindah. Data

tahun 2009 menunjukkan bahwa perkiraan luas kerusakan hutan akibat

perambahan hutan mencapai 31.294 ha dari luas kawasan hutan 3.372.819

ha yang ada saat ini. Data tersebut merupakan data tahun 2006-2009, dan

pada kurun waktu yang sama deforestasi ( penebangan) hutan pada

kawasan APL mencapai 61.204 ha. Luas hutan yang mengalami deforestasi

baik dalam kawasan hutan maupun di APL, beserta luas lahan kritis di

Provinsi Aceh jauh lebih tinggi daripada kemampuan memulihkan hutan

tersebut. Kondisi ini juga berdampak pada perubahan iklim yang terjadi di

Aceh selama ini yang berakibat juga pada tingkat produktivitas hasil

pertanian di Aceh. Pada sisi lain masih terjadi peningkatan emisi CO2 (karbon

dioksida) yang disebakan oleh kebakaran hutan, peningkatan jumlah

kendaraan serta pertumbuhan industri yang makin meningkat.

2. Meningkatan ketersediaan air minum dan sanitasi lingkungan melalui

program penyehatan lingkungan yang integratif, di kabupaten yang proporsi

penduduk mendapatkan akses sanitasi dan air minum yang layak masih

rendah dan khususnya di daerah pedesaan.

3. Mengubah prilaku hidup sehat dan bersih masyarakat serta meningkatkan

partisipasi mereka didalam peningkatan fasilitas air minum dan sanitasi.

82 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB I - PENDAHULUAN

4. Meningkatkan alokasi dana yang lebih besar untuk upaya pelestarian

lingkungan.

5. Penanganan rumah tangga kumuh di Aceh dilaksanakan melalui program

pengembangan rumah sederhana sehat. Hingga saaat ini pemerintah aceh

telah mendata sekitar 250.000 calon penerima manfaat yang belum

tertangani secara maksimal. Tantangan yang masih dihadapi dalam

pelaksanaannya berkaitan dengan kepemilikan lahan, masih adanya

kesalahan dalam penentuan penerima manfaat, serta kurangnya komitmen

dalam pengalokasian anggaran untuk pelaksanaan program tersebut.

83 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET MDGS:

II.1. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN

PENCAPAIAN TARGET MDGs:

II.1.1 KEBIJAKAN MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN

KELAPARAN

Kebijakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menurunkan tingkat

kemiskinan dan tingkat pengangguran ( MDG1, Target 1A dan 1B) dan

penanggulangan kelaparan ( MDG Target 1C) yang dinyatakan pada dokumen

RPJMA 2007-20012 adalah sebagai berikut:

II.1.1.A. Kebijakan pertanian dan perikanan

1. Peningkatan pengelolaan potensi pertanian dan perikanan seoptimal

mungkin dengan prinsip-prinsip agribisnis sebagai tulang punggung ekonomi

daerah yang berkelanjutan

2. Pengembangan komoditi unggulan daerah melalui pola kluster dengan

memperkuat sistim mata rantai produksi (supply chain)

3. Pembangunan dan peningkatan kapasitas sarana dan prasarana pendukung

produksi termasuk prioritas fungsionalisasi aset, terutama di kawasan-

kawasan sentra produksi pertanian, perikanan, industri, dan perdagangan

4. Percepatan pemanfaatan mekanisasi di sektor industri kerajinan, pertanian

dan perikanan, termasuk motorisasi armada perikanan dalam upaya

meningkatkan daya jelajah dan produktivitas nelayan.

5. Pengembangan dan peningkatan kapasitas unit penyedia sarana produksi

serta peningkatan pengendalian dan pengawasan distribusi sarana produksi

sehingga mudah dapat diakses oleh masyarakat

84 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

6. Peningkatan produktivitas lahan budidaya pertanian dan perikanan melalui

upaya intensifikasi, diversifikasi, optimalisasi termasuk peningkatan Indeks

Penanaman (IP), dan rehabilitasi lahan-lahan yang terlantar

7. Mengupayakan tumbuhnya dan berkembangnya industri pengolahan hasil,

terutama yang berbasis bahan baku lokal di kawasan-kawasan sentra

produksi

8. Percepatan aplikasi teknologi di sektor pertanian dan perikanan melalui

penguatan kelembagaan dan sistem penyuluhan

II.1.1.B. Kebijakan ketenagakerjaan:

9. Peningkatan kompetensi tenaga kerja formal dan informal, serta pelaku

UMKM melalui pengembangan dan peningkatan kapasitas Balai Latihan

Kerja serta pelatihan-pelatihan kejuruan

10. Melakukan pembinaan dan pengawasan penggunaan dan penyaluran tenaga

kerja untuk kebutuhan lokal maupun luar negeri.

II.1.1.C. Kebijakan peningkatan ekonomi keluarga:

11. Penguatan kelembagaan ekonomi masyarakat dengan sasaran utama

usaha-usaha kelompok dan koperasi

12. Memfasilitasi peningkatan jalinan kemitraan usaha yang lebih luas antara

kelompok usaha besar dengan pelaku UMKM dan industri rumah tangga

13. Mengupayakan peningkatan fungsi intermediasi perbankan, terutama

penyaluran kredit bagi pelaku UMKM dan industri rumah tangga

Kebijakan peningkatan ekonomi masyarakat di kawasan hutan

14. Pencegahan penebangan dan perdagangan kayu illegal melalui penguatan

dan pembinaan satuan pengamanan hutan dalam rangka terciptanya hutan

lestari dan pengembangan ekonomi berkelanjutan

15. Pemberdayaan ekonomi masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan

melalui pemanfaatan hasil hutan non kayu dan pengembangan hutan rakyat

85 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

16. Penyediaan fasilitas pemukiman baru pada kawasab-kawasan potensi dan

memberikan bantuan stimulasi untuk pengembangan usaha ekonomi bagi

penduduk yang dimukimkan berbasis potensi lokal.

II.1.1.D. Kebijakan Penanggulangan Kelaparan:

17. Meningkatkan kemandirian pangan bagi masyarakat di kawasan-kawasan

yang teridentifikasi rawan pangan, serta peningkatan penganekaragaman

pangan berbasis sumberdaya, kelembagaan dan budaya lokal

18. Melakukan pengendalian dan pengawasan distribusi bahan pangan, serta

meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap konsumsi pangan beragam,

bergizi seimbang dan aman

II.1.1.E. Kebijakan meningkatkan PDRB dan menciptakan lapangan kerja

19. Pengembangan sistem informasi dan promosi yang dapat menarik investasi

untuk menanamkan modalnya di daerah, baik PMA maupun PMDN.

20. Mengupayakan terjadinya peningkatan aktivitas perdagangan dalam daerah

hingga terjadinya pasar sempurna, termasuk melakukan pengawasan dan

pengendalian distribusi barang serta pengembangan dan peningkatan

sarana dan prasarana pemasaran

21. Melakukan upaya meningkatnya ekspor daerah baik peningkatan volume

maupun nilai, terutama komoditi-komoditi yang memiliki nilai tambah tinggi

bagi daerah

86 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

II.1.2.. STRATEGI MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN

KELAPARAN:

II.1.2.A. Strategi Untuk mencapai target 1A:

Target 1 A: Menurunkan 50% Penduduk Dengan Tingkat Pendapatan Kurang

Dari Usd1 (Ppp) /hari Dalam Kurun Waktu 1990-2015

1. Memperkuat Pelayanan dan Perlindungan Sosial , melalui Jaminan Kesehatan

Aceh (JKA) dan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas),

Program Keluarga Harapan (PKH), dan Beasiswa untuk Anak-anak yatim dan

dari Rumah Tangga Miskin.

2. Pemberdayaan masyarakat untuk mendukung percepatan penurunan

kemiskinan melalui PNPM Mandiri dan kegiatan pembangunan yang didanai

melalui Bantuan Pemakmur Keuangan Gampong ( BPKG).

3. Memperluas fasilitas untuk meningkatkan kapasitas UMKM dan koperasi

melalui kewirausahaan dan penguatan kapasitas manajemen, penyediaan

layanan informasi dan konsultasi bisnis; dan melalui perluasan Program

Kredit Untuk Rakyat (KUR).

4. Koordinasi kebijakan dan program untuk mengurangi kemiskinan. yang

diintensifkan melalui pembentukan Tim Penanggulangan Kemiskinan Aceh.

Upaya terpadu ini juga melibatkan kemitraan dengan swasta melalui CSR

dan jenis-jenis pendanaan lainnya seper� “zakat, infaq dan sodaqoh”.

Keseluruhannya didukung oleh pelaksanaan pemantauan dan evaluasi yang

akurat sehingga program pengentasan kemiskinan lebih efektif.

5. Peningkatan kapasitas lokal untuk merencanakan, melaksanakan, memonitor

dan mengevaluasi program-program pengurangan kemiskinan, perha� an

khusus akan diberikan kepada kabupaten/kota yang memiliki tingkat

kemiskinan tertinggi dan kabupaten rawan pangan.

6. Memperbaiki target program kemiskinan untuk meningkatkan ketepatan

sasaran program bagi kelompok miskin dan hampir miskin. Untuk keperluan

87 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

target yang lebih baik, dengan selalu memuthakirkan data rumah tangga

sasaran program kemiskinan.

II.1.2.B. Strategi Untuk Mencapai - Target 1 B:

Target 1 B: Mewujudkan Kesempatan Kerja Penuh Dan Pekerjaan Yang

Layak Bagi Perempuan Dan Kaum Muda

1. Mingkatkan pertumbuhan ekonomi minimum 6%.

2. Meningkatkan kegiatan ekonomi dengan menciptakan iklim yang

kondusif untuk investasi, dengan cara 38:

a. Mengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur Badan Investasi dan

Promosi Aceh untuk emberikan pelayanan yang prima kepada dunia

usaha dan masyarakat.

b. Melaksanakan penelitian dan pengkajian serta analisa terhadap

potensi yang dapat dikembangkan untuk penanaman modal

c. Menyusun data dasar sebagai pedoman dalam penyusunan rencana

kedepan pengembangan investasi

d. Pengembangan system pelayanan perizinan kepada pihak

PMA/PMDN yang cepat, tepat dan transparan.

e. Pengembangan system promosi yang dapat menarik investasi untuk

menanamkan modalnya baik PMA/PMDN.

f. Peningkatan kerjasama penanaman modal dengan pihak dalam

negeri dan luar negeri

g. Peningkatan kerjasama penanaman modal antara pihak PMA/PMDN

dengan usaha kecil, menengah dan koperasi.

h. Melaksanakan koordinasi dan pengendalian kegiatan penanaman

modal dengan kabupaten/kota.

38

Renstra Investasi dan Promosi

88 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

Ii.1.2.C. Strategi Untuk Mencapai - Target 1 C:

Target 1C: Menurunkan Hingga Setengahnya Proporsi Penduduk Yang Menderita

Kelaparan Dalam Kurun Waktu 1990-2015

Strategi untuk meyakinkan kecukupan panngan khususnya di daerah rawan

pangan: 39

1. Pembangunan dan rehabilitasi sarana dan prasaarana

2. Penguatan kelembagaan pertanian melalui revitalisasi kelompok

3. Optimalisasi lahan pertanian dengan bantuan saprodi dan bimbingan teknis

4. Peningkatan kapasits sumberdaya manusia pertanian TP

5. Pengembangan komoditi pertanian TP unggulan daerah

6. Revitalisasi sistem pembangunan pertanian dan penguataan struktur

kelembagaaan teknis

7. Promosi produk, informasi pasar dan efisiensi pemasaran hasil-hasil pertanian

Strategi untuk meningkatkan status Gizi balita adalah sebagai berikut:40

1. Revitalisasi / pembangkitan kembali Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

sebagai upaya terdepan dalam penjaringan dan pencegahan masalah gizi

pada balita dan ibu hamil

2. Penyelenggaraan dan pengintensifan pelayanan kesehatan ibu termasuk

pelayanan keluarga berencana

3. Penyelenggaraan dan pengintensifan pelayanan kesehatan anak

4. Promosi dan intervensi paket gizi yang terintegrasi sejak remaja (

pencegahan anemia, infeksi cacing, dan kesehatan reproduksi), ibu hamil, ibu

bersalin, ibu menyusui, pemberian ASI eklusif, gizi mikro, serta kesehatan

anak di sekolah dasar.

39

Renstra DInas Pertanian Aceh 2007-2012 40

Renstra Dinas Kesehatan Aceh: 2007- 2012

89 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

5. Meningkatan peran desa siaga dengan program posyandu agar dapat terus

memonitor berat badan tiap bulan tanpa harus dihadiri oleh petugas

kesehatan

6. Pemberian mikronutrien seperti Vit A, besi, folat, dan iodine dan program

fortifikasi makanan.

7. Menyelenggarakan gizi tambahan untuk kelompok hamil dan balita pada

keluarga miskin

90 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

II.1.3. KEBIJAKAN MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA

Kebijakan pembangunan pendidikan di Aceh di arahkan untuk meningkatkan

akses pendidikan berkawalitas yang merata, bagi seluruh anak anak Aceh ,

dengan kwalitas pendidikan yang berdaya saing tinggi. Dari 6 kebijakan umum

tersebut dibawah, kebijakan pertama adalah kebijakan yang berkaitan dengan

percepatan pencapaian MDG 2, target 2A, yaitu menjamin bahwa pada tahun

2015, semua anak laki laki maupun perempuan dimanapun di Aceh dapat

menyelesaikan pendidikan dasar.

1. Menjamin akses pendidikan dasar 12 tahun yang merata dan berkwalitas.

2. Meningkatkan akes Pendidikan Anak Usia Dini (4-6 tahun) melalui

pendekatan formal dan non formal;

3. Memposisikan kembali program sekolah kejuruan, khususnya pada level

pendidikan tinggi, melalui pendekatan yang berbasis permintaan pasar;

4. Memperluas kesempatan untuk pendidikan keterampilan hidup melalui

jaringan pusat pembelajaran masyarakat

5. Kemitraan PTN dan PTS, dalam hal tata kelola dan dalam pembiayaan.

II.1.4 STRATEGI MENCAPAI TARGET 2A

Target 2 A: Menjamin pada 2015 semua anak, laki laki maupun perempuan

dimanapun dapat menyelesaikan pendidikan dasar

Pemerataan dan perluasan akses pendidikan adalah satu dari 5 strategi

pendidikan Aceh yang berkaitan erat dengan upaya untuk mempercepat

tercapainya target 2A, yaitu menjamin bahwa pada tahun 2015 semua anak laki

91 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

laki maupun perempuan dimanapun dapat menyelesaikan pendidikan dasar 41.

Strategi meningkatkan pemerataan dan perluasan akses pendidikan terdiri dari

upaya:

1. Mengurangi hambatan biaya pada tingkat pendidikan usia dini, pendidikan

dasar, menengah, dayah dan luar sekolah.

Mengurangi biaya yang dikenakan atas orang tua murid pada tingkat

pendidikan dasar dan menengah melalui penghapusan sumbangan tidak

resmi di kelas 1-12.

Menyusun peraturan terhadap upaya pungutan biaya yang lebih

transparan dan melakukan pembukuan sumbangan pendidikan yang

diberikan wali murid untuk biaya pendidikan dan pelatihan, pada tingkat

pasca pendidikan menengah dan lembaga pendidikan tinggi serta

penyediaan beasiswa, pembebasan biaya dan cara-cara lainnya..

Penyediaan beasiswa/subsidi tertentu ke daerah-daerah miskin atau

anak-anak yang berasal dari keluarga sangat miskin dikelas 7-12.

Penyediaan tunjangan untuk pemuda/i putus sekolah agar dapat

mendapatkan kesempatan belajar pada program-program di jaringan

Pusat Pendidikan Masyarakat Seumur Hidup.

Memperluas target pemberian subsidi/beasiswa bagi murid-murid pilihan

untuk menjadi guru pada lembaga pelatihan, dengan syarat bersedia

ditempatkan didaerah terpencil dan mendapatkan tempat tinggal.

Memperkenalkan dana block grant kepada dayah salafiyah, termasuk

pemanfaatan sistem /program kembar antara madrasah/dayah salafiyah.

2. Meningkatkan efektivitas internal dan tingkat kelangsungan sekolah di

setiap jenjang pendidikan.

41

Rencana Strategis Pendidikan Aceh 2007-2012

92 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

Meningkatkan tingkat kenaikan kelas dari kelas 1-6 dan angka transisi

dari kelas 6 -7 dengan menetapkan kenaikan otomatis dari kelas 1-6,

serta perluasan sekolah dan penggunaan waktu libur untuk kelas-kelas

remedial.

Meningkatkan angka kenaikan kelas dan transisi di jenjang kelas 7-12

melalui pengabungan sekolah pada tingkat SD/SMP dan SMP/SMA.

Memperbaiki peraturan tentang penerimaan anak usia 6 tahun pada

kelas 1 dan menigkatkan peluang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

untuk anak usia 4 – 6 tahun.

3. Meningkatkan partisipasi yang lebih besar dari masyarakat dan dunia

usaha.

Persiapan kebijakan cross-cutting dan rencana strategis untuk

kemitraan swasta dan negeri dalam berbagai program dan sub-sektor

pendidikan, termasuk Pendidikan Menengah Kejuruan, Pendidikan

Menengah Atas, dan Pendidikan Anak Usia Dini.

Memampukan perluasan penyediaan sarana oleh swasta pada semua

tingkat berdasarkan peraturan yang ditetapkan dengan jelas, beraturan

dan pengaturan mengenai penjaminan mutu.

Meningkatkan transfer siswa dan kelanjutan antara institusi negri dan

melalui pengaturan baru tentang akreditasi dan transfer kredit dari

institusi yang satu ke yang lain.

Pengenalan adanya keterwakilan yang luas di pendidikan menengah

kejuruan, pendidikan tinggi dan badan pengelola (governing body) pusat

pendidikan masyarakat seumur hidup.

93 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

4. Mengembangkan fasilitas pendidikan yang fokus menghapus hambatan

kesempatan belajar dan perluasan akses penyediaan pendidikan dasar dan

menengah di daerah-daerah terpencil, pemukiman terpencar dan daerah

kepulauan.

Adanya pemetaan yang lengkap mengenai permintaan/kebutuhan

infrastruktur terhadap criteria target yang telah disetujui.

Perluasan pengajaran multi-jenjang tertentu di desa-desa dan

masyarakat yang mempunyai tingkat pendaftaran rendah.

Memperkenalkan model sekolah-sekolah satu atap dari kelas 1-9 melalui

penyediaan kelas-kelas baru di masyarakat yang tidak mempunyai

fasilitas sekolah kelas 7-9.

Penyediaan ruang kelas tambahan unttuk kelas 7-9 dan kelas 10-12 di

daerah terpencil ataupun sekolah yang memiliki jumlah siswa terlalu

banyak.

Memperluas fasilitas Watsan (Water and Sanitation) di seluruh SD dan

sekolah menengah.

Menyediakan fasilitas perpustakaan dan laboratorium IPA, termasuk

bahan pengajaran, peraga dan b€ahan tambahan lainnya, serta program

pelatihan guru.

Termasuk penambahan bahan-bahan belajar mandiri dan panduan.

Target: menjangkau 100 % pada tahun 2011.

Pembentukan pusat belajar/manajemen pendidikan di tingkat kabupaten

dan kecamatan untuk mendukung penataran guru, penjaminan mutu,

pengawasan sekolah dan pemantauan kinerja sekolah.

Menstransformasi LPMP menjadi akademi bagi staf pelayanan

pendididkan NAD (Education service Staff College)

94 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

Pembentukan dana pengembangan untuk mendorong permintaan akan

pendidikan tinggi/sekolah kejuruan.

Pembentukan dana akomodasi staf pendidikan NAD, termasuk rencana

pemberian pinjaman perumahan untuk guru dengan kriteria persyaratan

berdasarkan pada kebijakan penugasan/pemindahan tugas staf, transfer

atau tetap.

Pendirian Dayah Tinggi sebagai pusat pendidikan dan kajian Islam.

Memberikan pinjaman bagi perumahan guru dengan kriteria pemilihan

disesuaikan dengan upaya penempatan staf, dan pemindahan serta

dengan kebijakan yang mengikat.

Lima strategi lainnya adalah: (1). strategi meniningkatkan relvansi dan daya

saing, (2). strategi meningkatkan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan

public, (3). strategi untuk mempercepat penerapan system pendidikan yang

bernuansa Islami, dan (4). strategi peningkatan mutu dan efisiensi pendidikan .

95 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

II.1.5. KEBIJAKAN MENDORONG KESETARAAN GENDER DAN

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

Terwujudnya Kesetaraan Gender dan Perlindungan Anak” dan upaya

meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup perempuan dan anak” dengan

mewujudkan kebijakan dan program pembangunan yang responsive gender;

menjamin perlindungan hak perempuan dan anak serta memperkuat

kelembagaan dan jejaring kerja yang akuntabel adalah visi dan misi dari

kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Misi tersebut di tingkat propinsi menjadi tanggung jawab dari Badan PP

dan PA (Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak). Di Aceh, dalam

rangka mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, misi dari

badan PP dan PA adalah:

1. Meningkatkan kualitas hidup perempuan dan anak dalam berbagai bidang;

2. Memajukan tingkat keterlibatan perempuan dalam proses politik dan jabatan

publik;

3. Mengupayakan penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan

dan anak;

4. Mengupayakan keadilan ekonomi bagi perempuan;

5. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan dan

perlindungan perempuan dan anak;

6. Memperkuat Pengarusutamaan Gender.

Untuk menjalankan misi tersebut diatas kebijakan yang ditempuh adalah:

1. Meningkatkan tingkat keterlibatan perempuan dalam proses politik dan

jabatan publik

2. Meningkatkan taraf pendidikan dan layanan kesehatan serta program-

96 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

program lain untuk mempertinggi kualitas hidup dan sumber daya kaum

perempuan.

3. Meningkatkan kampanye anti kekerasan terhadap perempuan dan anak dan

melindungi setiap individu dari kekerasan dalam rumah tangga.

4. Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan Anak .

5. Memperkuat kelembagaan dan jaringan PUG ( Pengarus Utamaan Gender)

dan anak termasuk ketersediaan data dan peningkatan partisipasi

masyarakat.

Kebijakan pertama adalah kebijakan untuk mempercepat kesetaraan gender

dibidang politik, yaitu meningkatkan proporsi perempuan yang duduk di baik di

legislatif maupun di eksekutif.

II.1.6. STRATEGI MENCAPAI TARGET 3A:

Target 3A: Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan

lanjutan pada tahun 2005 dan disemua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun

2015

Strategi untuk menghilangkan ketimpangan gender di bidang pendidikan , adalah

Strategi meningkatkan pemerataan dan perluasan akses pendidikan. Sedangkan

untuk meningkatkan tingkat keterlibatan perempuan dalam proses politik dan

jabatan publik, strateginya adalah pengarusutamaan gender (PUG) yang

meliputi:

Penyerasian hukum dan peraturan perundang-undangan;

Peningkatan koordinasi dan kemitraan;

Penguatan kelembagaan dan jejaring kelembagaan tentang

pengarusutamaan gender di lembaga pemerintah di tingkat propinsi dan

kabupaten / kota dan masyarakat;

Pelaksanaan aksi afirmasi.

97 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

II.1.7. KEBIJAKAN UNTUK MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK

Arah kebijakan Pemerintah Aceh dibidang kesehatan secara

menyeluruh adalah :

1. Mendukung komitmen Pemerintah Indonesia secara nasional terhadap

pencapaian Millenium Development Goals, dan mendukung Sistem

Kesehatan Nasional, dalam rangka membangun sistem kesehatan daerah

yang dapat berfungsi secara efektif dan efisien baik dalam kondisi normal

atapun darurat

2. Meningkatkan peran dan kewajiban pemerintah daerah dalam

penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat Aceh

dengan memperhatikan kelompok miskin, kelompok remaja, kelompok

rentan seperti wanita janda & anak-anak termasuk anak yatim, korban

tsunami, dan konflik;

3. Mendorong peran serta masyarakat dalam setiap program kesehatan

sebagai upaya memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat agar

mampu memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya sendiri

dan lingkungannya;

4. Mendorong kerjasama dengan organisasi swasta, LSM nasional dan

internasional, serta lembaga bantuan luar negeri dalam upaya kesehatan,

yang terkoordinasi dan terarah.

5. Meningkatkan peran Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten (struktur,

tugas pokok dan fungsi) dalam mendukung kebutuhan perencanaan,

pembiayaan, penanganan dan koordinasi kesehatan dalam kondisi normal

dan gawat darurat;

6. Revitalisasi dan peningkatan fasilitas layanan kesehatan dasar dan tertier

pada seluruh fasilitas kesehatan dengan memperhatikan karakteristik tiap

daerah;

98 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

7. Menerapkan jaminan kesehatan Aceh sesuai dengan kebijakan nasional

8. Membentuk Rumah Sakit-Rumah Sakit unggulan sebagai pusat rujukan di

beberapa wilayah Aceh sesuai dengan konsep kewilayahan; dan

menerapan status hukum bagi Rumah Sakit unggulan, Puskesmas

menjadi Rumah sakit, Puskesmas berbentuk Badan Layanan Umum;

9. Mengembangkan fasilitas pendidikan kesehatan dan kedokteran dan

meningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatan melalui pendidikan

dan pelatihan; serta menetapkan kualifikasi dan distribusi tenaga

kesehatan di seluruh Kabupaten/Kota di Aceh sebagai tenaga strategis.

10. Menerapan standarisasi fasilitas kesehatan.

11. Melakukan penelitian dan kajian terhadap pelayanan kesehatan untuk

digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan;

12. Menerapan sistem perencanaan kesehatan yang efektif dan efisien

berdasarkan analisis kebutuhan dan berbasis bukti, dengan

mempertimbangkan penyeimbangan antara pelayanan promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitative;

13. Melakukan kemitraan ruang lingkup daerah, nasional dan internasional

baik antar pemerintah maupun dengan masyarakat, donor, lembaga

swadaya masyarakat, dan swasta.

Kebijakan yang berkaitan dengan penurunan angka kematian anak

adalah sebagai berikut:

1. Revitalisasi / pembangkitan kembali Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

sebagai upaya terdepan dalam penjaringan dan pencegahan masalah gizi

pada balita dan ibu hamil.

2. Penyelenggaraan dan pengintensifan pelayanan kesehatan ibu termasuk

pelayanan kontrasepsi dan keluarga berencana

3. Penyelenggaraan dan pengintensifan pelayanan kesehatan anak

4. Promosi dan intervensi paket gizi yang terintegrasi sejak remaja (pencegahan

anemia, infeksi cacing, kesehatan reproduksi), ibu hamil, ibu bersalin, ibu

99 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

menyusui, pemberian ASI eklusif, gizi mikro untuk balita dan kesehatan anak

sekolah dasar.

II.1.8. STRATEGI UNTUK MENCAPAI TARGET 4A

Target 4 A: Menurunkan angka kematian balita hingga dua per tigadalam kurun

waktu 1990 – 2015

Strategi pembangunan kesehatan Aceh tahun 2011 – 2015, berfokus pada:

1. Sumber daya manusia sejak dini.

2. Kesehatan masyarakat, yakni pelayanan yang bertujuan mengurangi,

memberantas, dan menanggulangi masalah kesehatan yang menjadi beban

masyarakat khususnya penduduk miskin.

3. Reformasi pelayanan kesehatan dengan meningkatkkkan kualitas pelayanan

melalui akreditasi dan standarisasi.

4. Penyediaan sumber daya kesehatan yang distribusinya adil, merata sesuai

dengan kebutuhan dan beban kerja.

5. Penyediaan fasilitas kesehatan, obat dan alat kesehatan tepat guna.

6. Peningkatan mutu dan kapasitas penelitian.

7. Peningkatan Manajemen kesehatan. Pengembangan data dan informasi

manajemen guna mendukung pencapaian tujuan pembangunan dengan

melakukan perencanaan kesehatan yang efektif, efisien dan berbasis bukti.

8. Partisipasi Masyarakat.

Strategi penurunan angka kematian anak:

1. Imunisasi: (i) penyediaan sumber daya dan dana serta ketersediaan

sarana dan prasarana yang memadai; (ii) sentralisasi beberapa program

implementasi; (iii) penguatan peran provinsi pada surveilans penyakit; (iv)

peningkatan kapasitas teknis, kualitas dan efektivitas

100 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

2. Managemen Terpadu Balita Sakit (MTBS): (i) pelatihan manajemen; (ii)

pembentukan struktur manajemen pada semua level; (iii) peningkatan

partisipasi masyarakat

3. Gizi : (i) pemberian ASI, gizi yang cukup saat sakit, mikronutrien yang

memadai; (ii) monitoring pertumbuhan; (iii) BCC (Behaviour Change

Communication); (iv) intervensi micronutrient, (v) suplementasi makanan

4. Pemberdayaan Masyarakat: kampanye perubahan prilaku hidup sehat.

II.1.9. KEBIJAKAN UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN IBU

Kebijakan peningkatan kesehatan ibu diarahkan untuk meningkatkan cakupan

dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan kesehatan reproduksi yang difokuskan

pada:

1. Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih

2. Pelayanan Ante Natal untuk ibu hamil

3. Pelayanan ibu nifas

4. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial

5. Pelayanan Keluarga Berencana untuk pasangan usia subur

6. Rujukan persalinan dengan komplikasi dengan cara: Meningkatkan jumlah

Puskesmas Rawat Inap yang mampu memberikan pelayanan PONED; dan

Program PONEK Rumah Sakit.

7. JKA (Jaminan Kesehatan Aceh) dan JAMPERSAL (Jaminan Persalinan )

101 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

II.1.10. STRATEGI UNTUK MENCAPAI TARGET 5A dan 5B

Target 5 A: menurunkan angka kematian ibu hingga tiga per empat dalam kurun

waktu 1990-2015 dan 5 B: mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua

pada tahun 2015

1. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan kesehatan reproduksi,

dengan:

Meningkatan cakupan pelayanan ibu bersalin oleh tenaga kesehatan

terlatih

Meningkatkan cakupan pelayanan ante natal pada ibu hamil K1

Menurunkan gap antara pelayanan antenatal pada ibu hamil K1 dan K4.

Meningkatkan prosentase kabupaten / kota yang mampu memberikan

pelayanan kejiwaan / depresi pasca persalinan

Meningkatkan cakupan pemberian gizi bagi ibu hamil kurang energy

protein pada keluarga miskin

Meningkatkan pelayanan emergensi obstetric komprehensif di pelayanan

sekunder dan tersier

2. Meningkatkan kwalitas pelayanan kesehatan ibu dan kesehatan reproduksi

melalui:

Meningkatkan prosentase Puskesmas rawat inap yang mampu

melaksanakan PONED.

Meningkatkan prosentase Puskesmas mampu memberikan PKRE

(pelayanan kesehatan reproduksi esensial).

Meningkatkan jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu

memberikan pelayanan keluarga berencana yang memenuhi standard.

3. Meningkatkan prosentasi pengguna keluarga berencana pada pasangan usia

subur

102 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

4. Meningkatkan kemandirian masyarakat dengan melakukukan desa siaga/

Pemberdayaan masyarakat dengan desa siaga termasuk tranportasi rujukan,

pemberdayaan wanita, keterlibatan pria dalam kesehatan reproduksi, Rumah

tunggu atau rumah singgah bagi penduduk yang memiliki kehamilan risiko

tinggi.

5. Penguatan Sumber daya kesehatan (pengadaan tenaga, pelatihan, alat,

obat)

II.1.11. KEBIJAKAN MDG 6 MENANGGULANGI HIV/AIDS, MALARIA,

TBC DAN PENYAKIT LAIN

Kebijakan umum dari Pembrantasan dan penanggulangan penyakit menular

adalah sebagai berikut:

1. Pembrantasan dan Penanggulangan Penyakit menular diselenggarakan

dengan tatalaksana kasus secara cepat dan tepat, imunisasi, perubahan

perilaku dan pengendalian faktor resiko.

2. Mengembangkan dan memperkuat jejaring surveilans-epidemiologi,

kewaspadaan dini sebagai dasar penanggulangan KLB ( Kejadian Luar Biasa)

dan Bencana serta antisipasi penyebaran penyakit.

3. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam pembrantasan dan

penanggulangan penyakit menular.

Kebijakan yang berkaitan dengan Pembrantasan dan Penanggulangan Penyakit

TBC adalah:

1. Penanggulangan penyakit TB dilaksanakan sesuai dengan azas desentralisasi

dengan kabupaten/kota sebagai titik berat manajemen program

2. Penanggulangan TB dilaksanakan dengan menggunakan strategi DOTS

3. Penguatan strategi DOTS dan pengembangannya ditujukan terhadap

peningkatan mutu pelayanan, kemudahan akses untuk penemuan dan

103 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

pengobatan sehingga mampu memutuskan rantai penularan dan mencegah

terjadinya MDR-TB. (Multi Drug Resistant)

4. Penguatan kebijakan untuk meningkatkan komitmen daerah terhadap

program penanggulangan TB.

5. Penanggulangan penyakit TB dilaksanakan oleh seluruh Unit Pelayanan

Kesehatan (UPK): Puskesmas, Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta, BP4

serta Praktek Dokter Swasta (PDS) dengan melibatkan peran serta

masyarakat secara paripurna dan terpadu

6. Penanggulangan TB dilaksanakan melalui promosi, penggalangan kerja sama

dan kemitraan dengan program terkait, sektor pemerintah, non pemerintah

dan swasta dalam wujud Gerakan Terpadu Nasional Penanggulangan TB

(Gerdunas TB)

7. Peningkatan kemampuan laboratorium diberbagai tingkat pelayanan

ditujukan untuk peningkatan mutu pelayanan dan jejaring.

8. Obat Anti Tuberkulosis (OAT) diberikan secara cuma-cuma dan dijamin

ketersediaannya.

9. Ketersediaan sumberdaya manusia yang kompeten dalam jumlah yang

memadai untuk meningkatkan dan mempertahankan kinerja program.

10. Penanggulangan TB lebih diprioritaskan kepada kelompok miskin dan

kelompok rentan terhadap TB.

11. Pasien TB tidak dijauhkan dari keluarga, masyarakat dan pekerjaannya.

Kebijakan yang berkaitan dengan eliminasi penyakit Malaria adalah sebagai

berikut:

1. Eliminasi Malaria dilakukan secara menyeluruh dan terpadu oleh Pemerintah,

Pemerintah Daerah bersama mitra kerja pembangunan termasuk LSM, dunia

usaha, lembaga donor, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan dan

masyarakat.

2. Eliminasi Malaria dilakukan secara bertahap dari kabupaten/kota, provinsi,

dan dari satu pulau atau ke beberapa pulau sampai ke seluruh wilayah

104 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

Indonesia menurut tahapan yang didasarkan pada situasi malaria dan kondisi

sumber daya yang tersedia.

Kebijakan yang berkaitan dengan pembrantasan HIV/AIDS adalah sebagai

berikut42:

1. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan promotif, preventif dan kuratif,

untuk penderita HIV/AIDs untuk mengantisipasi dan menghadapi epidemic.

2. Memperkuat sistem informasi , sistem monitoring dan evaluasi.

3. Meningkatkan mobilisasi masyarakat untuk meningkatkan upaya pencegahan,

4. Mobilisasi sumber dana untuk penanggulangan HIV/AIDS, melalui

pengintegrasian program penanggulangan HIV/AIDS ke dalam program-

program pembangunan

5. Pengembangan lingkungan yang lebih kondusif untuk mengurangi stigma

dan diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS

II.1.12. STRATEGI MENCAPAI TUJUAN MDG 6 MENANGGULANGI

HIV/AIDS, MALARIA, TBC DAN PENYAKIT LAIN

TARGET 6A : Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus

baru HIV dan AIDS hingga tahun 2015

Target 6B : Mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV dan AIDS bagi semua

yang membutuhkan sampai dengan tahun 2015

Target 6C : Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus

baru Malaria dan penyakit utama lainnya (TB) hingga tahun 2015

Strategi penanggulangan HIV/AIDs: ( TARGET 6 A, 6B)

1. Meningkatkan koordinasi lintas sektor dan penguatan kapasitas KPAD/

Komite Penanggulangan HIV/AIDS Daerah.

2. Memperkuat aspek manajemen dan aspek hokum dan perundangan yang

berkaitan dengan upaya penanggulangan HIV/AIDS, termasuk aspek

42

Peta Jalan Percepatan Pencapaian MDGs

105 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

perlindungan kerahasiaan dan aspek pencegahan diskriminasi / stigmatisasi

penyandang HIV/AIDs

3. Perawatan dan pengobatan HIV dan AIDS pada populasi rentan

4. Penyediaan layanan KIE terhadap infeksi HIV dan mencegah penularannya

5. pelaksanaan penjangkauan terhadap masyarakat pada kelompok paling

berisiko yang mencakup tes HIV, konseling dan layanan pengobatan serta

perawatan di pusat rawat jalan dan lokasi-lokasi serupa, termasuk fasilitas

kesehatan keliling dan mendorong peran serta masyarakat;

6. Peningkatan cakupan penggunaan kondom;

Strategi eliminasi Malaria: Target 6 C

1. Melakukan penemuan dini dan pengobatan dengan tepat.

2. Memberdayakan dan menggerakan masyarakat untuk mendukung secara

aktif upaya eliminasi malaria.

3. Menjamin akses pelayanan berkualitas terhadap masyarakat yang berisiko.

4. Melakukan komunikasi, advokasi, motivasi dan sosialisasi kepada Pemerintah

dan Pemerintah Daerah untuk mendukung secara aktif eliminasi malaria.

5. Menggalang kemitraan dan sumber daya baik lokal, nasional maupun

internasional, secara terkoordinasi dengan seluruh sektor terkait termasuk

sektor swasta, organisasi profesi, dan organisasi kemasyarakatan melalui

forum gebrak malaria atau forum kemitraan lainnya.

6. Menyelenggarakan sistem surveilans, monitoring dan evaluasi serta informasi

kesehatan.

7. Melakukan upaya eliminasi malaria melalui forum kemitraan Gebrak Malaria

atau forum kemitraan lain yang sudah terbentuk.

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mengembangkan teknologi

dalam upaya eliminasi malaria

106 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

Strategi Pembrantasan penyakit Tuberkulosis: target 6C

1. Peningkatan komitmen politis yang berkesinambungan untuk menjamin

ketersediaan sumberdaya dan menjadikan penanggulangan TB suatu

prioritas

2. Pelaksanaan dan pengembangan strategi DOTS yang bermutu dilaksanakan

secara bertahap dan sistematis

3. Peningkatan kerjasama dan kemitraan dengan pihak terkait melalui kegiatan

advokasi, komunikasi dan mobilisasi sosial

4. Kerjasama dengan mitra internasional untuk mendapatkan komitmen dan

bantuan sumber daya.

5. Peningkatan kinerja program melalui kegiatan pelatihan dan supervisi,

pemantauan dan evaluasi yang berkesinambungan

II.1.13 KEBIJAKAN PERCEPATAN MDG 7: MEMASTIKAN KELESTARIAN

LINGKUNGAN HIDUP

Untuk mengatasi permasalahan lingkungan, pemerintah Aceh mempunyai

komitmen untuk pelestarian lingkungan Hidup dikenal dengan “ACEH GREEN

VISION” yaitu menjaga, memelihara dan mempertahankan Sumber daya Alam

Aceh demi mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan. Misi untuk

mewujudkan visi tersebut adalah:

1. Mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam terbarukan, dengan

mengembangkan kebijakan kedepan untuk menghabiskan tidak lebih cepat dari

kemampuan alam itu tumbuh kembali.

2. Mewujudkan pengelolaan sumber daya alam tak terbarukan, yakni dengan

mengembangkan kebijakan kedepan untuk menghabiskan tidak lebih cepat dari

kecepatan sumberdaya terbarukan dapat menggantikannya.

107 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

3. Mewujudkan pengelolaan limbah, dengan kebijakan cara untuk tidak boleh lebih

cepat dari kemampuan alam untuk memurnikan kembali limbah tersebut.

Salah satu kebijakan yang telah diterapkan dalam rangka pelestarian hutan

adalah kebijakan penghentian sementara penebangan hutan (moratorium

logging) di Aceh melalui instruksi Gubernur Aceh No. 05/Inst /2007. Kebijakan ini

meliputi 3 program utama yakni, (a).Redesign / penataan kembali hutan Aceh ,

(b).Reforestasi / penanaman kembali hutan dan (c).reduksi deforestasi –seperti

yang dijelaskan dalam alur dibawah ini. Kebijakan ini sekaligus menyelamatkan

habitat flora dan fauna sehingga akan menekan laju penurunan keanekaragaman

hayati .

Untuk meningkatkan proporsi rumah tangga yang mempunyai akses

terhadap air minum dan sanitasi yang layak, kebijakan kedepan diarahkan

kepada:

Gambar

II.1.13. 1 Alur

piker

pengelolaan

Hutan Lestari

menuju

Pembangunan

Aceh Baru

Sumber:

Rencana

Pembangunan

Kehutanan

Aceh 2009,

Dishutbun

108 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

1. Peningkatan cakupan pelayanan dalam upaya memenuhi kebutuhan air

minum masyarakat, melalui pembangunan dan perbaikan sistem air baku,

perbaikan dan pengembangan instalasi serta pengembangan dan perbaikan

jaringan transmisi dan distribusi, terutama di kawasan perkotaan

2. Dalam meningkatkan akses penduduk terhadap sanitasi yang layak,

kebijakan ke depan diarahkan pada peningkatan investasi pengelolaan sistem

air limbah terpusat dan penyediaan sanitasi berbasis masyarakat dengan

fokus pelayanan bagi masyarakat miskin.

3. Menyediakan perangkat peraturan ditingkat Propinsi dan ditingkat kabupaten

untuk mendukung pelayanan air minum dan sanitasi yang layak, melalui

penambahan, revisi, maupun deregulasi peraturan perundang-undangan

4. Memastikan ketersediaan air baku untuk air minum, melalui pengendalian

penggunaan air tanah.

5. Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS)

6. Meningkatkan sistem perencanaan pembangunan air minum dan sanitasi

yang layak, melalui penyusunan rencana induk sistem penyediaan air minum

(RIS-SPAM) sesuai prinsip-prinsip pembangunan air minum dan sanitasi

berbasis masyarakat maupun lembaga; penyusunan Strategi Sanitasi Kota

(SSK) yang selaras dengan RIS-SPAM; serta pemantauan dan evaluasi

pelaksanaannya.

7. Meningkatkan kinerja manajemen penyelenggaraan air minum dan sanitasi

yang layak melalui (a) penyusunan business plan, penerapan korpora� sasi,

pelaksanaan manajemen aset, dan peningkatan kapasitas sumber daya

manusia, baik yang dilakukan oleh ins� tusi maupun masyarakat; (b)

peningkatan kerja sama antarpemerintah, antara pemerintah dan

masyarakat, antara pemerintah dan swasta, ataupun antara pemerintah,

swasta, dan masyarakat; (c) peningkatan keterkaitan antara sistem

109 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

pengelolaan yang dilakukan oleh masyarakat dengan pemerintah; dan (d)

op� malisasi pemanfaatan sumber dana.

8. Meningkatkan belanja investasi daerah untuk perbaikan akses air minum dan

sanitasi yang difokuskan pada pelayanan bagi penduduk perkotaan terutama

masyarakat miskin.

9. Meningkatkan iklim investasi yang mendukung pembangunan guna

merangsang partisipasi aktif sektor swasta dan masyarakat melalui KPS dan

CSR; dan juga untuk pengembangan dan pemasaran pilihan sistem

penyediaan air minum dan sanitasi yang tepat guna.

Sembilan kebijakan tersebut diambil dari kebijakan kedepan pencapaian target

7C dari Peta Jalan Percepatan Pencapaian MDGs, yang akan dikembangkan di

Aceh.

Pada matrik program percepatan MDG 7, kegiatan program disusun atas dasar 4

kebijakan tersebut dibawah ini:

1. Kebijakan mewujudkan pola pembangunan berkelanjutan dan

mengembalikan sumber daya lingkungan yang hilang

2. Kebijakan mempertahankan peran penting hutan dalam menjaga

keseimbangan siklus hidrologi

3. Kebijakan melakukan mitigasi pemanasan global serta melakukan adaptasi

terhadap dampak negatif perubahan iklim

Kkebijakan memperkuat kapasitas untuk beradaptasi dengan dampak

perubahan iklim dan melakukan langkah tanggap bencana alam dengan

cepat dan tepat

II.1.14 STRATEGI PERCEPATAN MDG 7: MEMASTIKAN KELESTARIAN

LINGKUNGAN HIDUP

Strategi untuk pencapaian target 7A

Target 7 A: Memadukan prinsip-prinsip pembangunan yang berkesinambungan

dengan kebijakan dan program nasional serta mengembalikan sumberdaya

lingkungan yang hilang adalah:

110 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

1. Penyelamatan energy melalui pengembangan energi ramah lingkungan.

2. Pengembangan energy panas bumi yang ramah lingkungan

3. Pembangunan dan pengembangan energy air (hydro power)

4. Pengembangan energy sumber lainya(waste to energy, biofuel, dll)

5. Pelestarian lingkungan berlandaskan manajemen hutan yang berkelanjutan/

Pengembangan Manajemen dan Perlindungan Hutan Primer, dengan cara

memperkuat polisi hutan untuk memonitoring kawasan hutan, memperkuat

Badan Pengelolaan Kawasan Ekosisten Leuser dan memperkuat Tim

Terpadu pembrantasan penebangan kayu secara illegal di kawasan hutan

6. Peningkatan kegiatan reboisasi dan pemulihan hutan,

7. Pengembangan hutan agroindustri dan hutan kemasyarakatan.

8. Memelihara dan meningkatkan fungsi konstruksi sungai, muara, dan pantai

yang berfungsi sebagai pengendali daya rusak air.

9. Membangun konstruksi pengendali daya rusak air di sungai, muara, dan

pantai serta fasilitas sarana peringatan dini banjir kiriman sungai.

Strategi untuk pencapaian target 7C:

Target 7C : Menurunkan hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses

berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi dasar hingga tahun 2015

1. Untuk mengejar ketertinggalan dalam penyediaan layanan sanitasi, saat ini

pemerintah melakukan terobosan melalui peluncuran Program Percepatan

Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) 2010-2014 yang menekankan

bahwa sanitasi adalah urusan bersama seluruh pihak baik pemerintah,

swasta, donor, dan masyarakat. Sementara itu, DAK bidang sanitasi

digunakan untuk meningkatkan cakupan layanan sanitasi di daerah padat

perkotaan, melalui pendekatan sanitasi berbasis masyarakat (SANIMAS).43

43 Kebijakan dan Pembangunan Strategi Sanitasi, Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS

beranggotakan perwakilan dari Bappenas, Departemen Dalam Negeri, Kementrian Negara Perumahan Rakyat, Departemen Keuangan, Departemen Perindustrian, Departemen Kesehatan, Departemen Pekerjaan Umum dan Kementrian Lingkungan Hidup)

111 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

2. Pengembangan sistem pengolahan air limbah terpusat skala kota,

pembangunan sistem sanitasi setempat dan juga pengembangan dan

perbaikan Instalasi Pengolah Lumpur Tinja (IPLT)44.

Untuk Aceh, strategi percepatan pencapaian Target MDG 7C adalah sebagai

berikut:

1. Melakukan pelatihan dan pendampingan kepada seluruh tenaga sanitasi di

Puskesmas tentang STBM ( Sanitasi Total Berbasis Masyarakat), agar mereka

mampu untuk menlakukan penyadaran kepada masyarakjat tentang

pentingnya sanitasi, sehingga diharapkan akan bias melakukan pemicuan

terhadap pembangunan sarana sanitasi, jamban keluarga.

2. Menerapkan desa percontohan ODF ( open Defication Free) di 11 Desa

sebagai upaya pengembangan model desa sanitasi yang layak untuk

direplikasikan keseluruh desa di Aceh.

3. Meningkatkan upaya pengawasan dengan melakukan inspeksi

terhadapsarana air bersih dan melakukan upaya upaya peningkatan kwalitas

air bersih.

44

Peta Jalan Percepatan Pencapaian MDGs

112 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

II.2. PROGRAM PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM DAN TARGET KINERJA:

II.2.1 PROGRAM PERCEPATAN – MDG 1 MENANGGULANGI

KEMISKINAN DAN KELAPARAN

RPJMA 2007-2012:

Kemiskinan

1. Penguatan kelembagaan ekonomi masyarakat dengan sasaran utama usaha

kelompok dan koperasi

2. Pemberdayaan kelompok masyarakat miskin dan rentan, serta masyarakat

terluar, terpencil, tertinggal, dan perbatasan

3. Peningkatan jalinan kemitraan usaha yang lebih luas antara kelompok usaha

besar dengan pelaku UMKM dan industri rumah tangga

4. Peningkatan fungsi intermediasi perbankan, terutama penyaluran kredit bagi

UMKM dan industri rumah tangga

5. Penyediaan fasilitas pemukiman baru pada kawasan-kawasan potensi dan

memberikan bantuan stimulasi untuk pengembangan usaha ekonomi bagi

penduduk yang dimukimkan berbasis potensi local\

6. Peningkatan kemandirian pangan dan penganekaragaman pangan berbasis

sumber daya lokal

7. Revitalisasi pertanian dan perikanan dengan pengembangan komoditi

unggulan dan peningkatan nilai tambah

8. Pemberdayaan ekonomi masyrakat didalam dan sekitar kawasan hutan

melalui pemanfaatan hasil hutan dan kayu dan pengembangan hutan rakyat

9. Peningkatan program perlindungan sosial ( Jaminan Kesehatan Aceh, BPKG)

10. Peningkatkan akses terhadap layanan dasar

11. Pemberdayaan kelompok masyarakat miskin

113 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

Peningkatan Gizi Balita: RENSTRA Kesehatan Aceh 2011-2015

1. Penanganan kasus gizi buruk

2. Gerakan Bangkit Posyandu

3. Social marketing ASI Eklusif

4. Social marketing Garam Iodium

5. Pemberian kapsul vitamin A

6. Pemberian tablet Fe 90 tablet pada ibu hamil

7. Penyediaan bufferstock MP-ASI

8. Pemberian makanan tambahan pada anak sekolah (PMT-AS)

9. Pemberian Obat Cacing

10. Survey Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan

MATRIX PROGRAM PERCEPATAN

Kemiskinan

1. Program : Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan

2. Program : Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan

3. Program : Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa

4. Program : Pembinaan Syariat Islam

5. Program : Pelayanan Dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

6. Program : Peningkatan Sarana Perekonomian,Potensi Dan Kerja Sama

Ivestasi Dalam Pengembangan Industri Perdagangan

7. Program : Peningkatan Kesejahteraan Petani

8. Program : Peningkatan Produksi, Produktivitas Dan Mutu Tanaman

Perkebunan Berkelanjutan

9. Program: Peningkatan Produksi Perikanan Dan Pemanfaatan Kelautan

10. Program: Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan.

11. Program : Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian

12. Program : Pengembangan Industri Kecil Menengah

13. Program : Pengembangan Sentra Industri Potensial

114 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

14. Program : Pembinaan Pedagang Kaki Lima Dan Asongan

15. Program : Pengembanagn Kewirausahaan Dan Keunggulan Kompetitif Ukm

16. Program : Peningkatan Ketahanan Pangan

17. Program : Peningkatan Produksi Hasil Ternak

18. Program : Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan

Peningkatan kesempatan kerja:

1. Program : Peningkatan Kwalitas Dan Produktifitas Tenaga Kerja

2. Program : Program Peningkatan Kesempatan Kerja

3. Program : Program Peningkatan Penrapan Teknologi Peternakan

4. Program : Pengembangan Wilayah Transmigrasi

5. Program : Transmigrasi Lokal

Gizi:

1. Pembinaan Gizi Masyarakat

Pelatihan tatalaksana gizi buruk bagi Puskesmas perawatan dan RSUD

Pengadaan sarana prasarana dan obat

Pendampingan gizi buruk

Pelatihan kader posyandu

Penguatan badan koordinasi rnestra gizi

Pengembangan desa siaga

115 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

II.2.2. TARGET KINERJA PROGRAM PERCEPATAN MDG1-

MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN

INDIKATOR

Saat ini

Aceh

2011 2012 2013 2014 2015

Target 1 A: Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk dengan tingkat pendapatan kurang dari USD 1 (PPP) perhari dalam kurun waktu 1990 – 2015

1.2 Indeks Kedalaman

Kemiskinan (P1)

3.50

(2011)

3.5 2 1.5 1.3 1

1.3 Proporsi penduduk

paling miskin

10.62% 10% 9% 8% 7% 6%

1.4. Proporsi penduduk hidup dibawah garis

kemiskinan

19.57% (2011)

k: 21.8%, d: 25.3%

19.57% 18% 17% 16% 15%

Target 1 B: Mewujudkan kesempatan kerja penuh dan pekerjaan yang layak untuk semua termasuk perempuan & kaum muda

1.5 Laju pertumbuhan PDB per tenaga kerja.

5.12% 6% 7% 7% 7% 7%

1.6 Proporsi tenaga kerja

yang berusaha sendiri dan pekerja bebas

keluarga terhadap

total kesempatan kerja

24.75% 25% 23% 22% 21% 20%

1.7 Rasio kesempatan

kerja terhadap penduduk usia 15

tahun ke atas

57% 57% 58% 59% 60% 60%

Target 1C: Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita kelaparan dalam kurun waktu 1990-2015

1.8. Prevalensi balita

dengan berat badan rendah

16.6%

(**)

24% 22% 20% 18% 15%

1.9 Prevalensi Balita Gizi

Buruk

7.1%

(**)

9% 7% 5% 4% 3.36%

1.10 Prevalensi Balita Gizi

Kurang

15.8%

(**)

15% 14% 13% 12% 11.9%

1.11 Proporsi penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi minimum:

1400 Kkal/ kapita/ hari 12.44% 12 11 10 9 8.5%

2000Kkal/kapita/hari 52.43% 47 42 40 37 35.3%

116 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

INDIKATOR PROSES PERBAIKAN GIZI – RESNTRA KESEHATAN 2011-2015 :

A % balita buruk yang mendapat perawatan

95% 95% 100% 100% 100% 100%

B % balita ditimbang

berat badan (D/S)

75% 75% 80% 85% 85% 85%

C % balita usia 0-6

bulan mendapat ASI

exklusif

45% 45% 50% 70% 75% 80%

D Cakupan rumah

tangga yang mengkonsumsi garam

beryodium

60% 60% 65% 70% 80% 90%

E % usia 6-59 bulan dapat kapsul vitamin A

80% 85% 85% 85% 85% 85%

117 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

II.2.3. PROGRAM PERCEPATAN MDG 2: MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR

UNTUK SEMUA

Renstra Pendidikan Aceh 2007-2012

Menjamin Pemerataan dan Perluasan Kesempatan Belajar

1. Mengurangi hambatan biaya pada pendidikan dasar.

Penghapusan sumbangan tidak resmi: Mengurangi biaya yang dikenakan

atas orang tua murid pada tingkat pendidikan dasar dan menengah melalui

penghapusan sumbangan tidak resmi di kelas 1-12.

Penyediaan beasiswa/subsidi tertentu ke daerah-daerah miskin atau anak-

anak yang berasal dari keluarga sangat miskin dikelas 7-12.

Penyediaan tunjangan untuk pemuda/i putus sekolah agar dapat

mendapatkan kesempatan belajar pada program-program di jaringan Pusat

Pendidikan Masyarakat Seumur Hidup.

Pemberian subsidi/beasiswa bagi murid-murid pilihan untuk menjadi guru

pada lembaga pelatihan, dengan syarat bersedia ditempatkan didaerah

terpencil.

Memperkenalkan dana block grant kepada dayah salafiyah, termasuk

pemanfaatan sistem /program kembar antara madrasah/dayah salafiyah.

2. Meningkatkan efisiensi internal dan tingkat kelangsungan sekolah di setiap

jenjang, dengan menekankan prioritas peningkatan dari kelas 1 -6

Meningkatkan tingkat kenaikan kelas dari kelas 1-6 dan angka transisi dari

kelas 6 -7 dengan menetapkan kenaikan otomatis dari kelas 1-6, serta

perluasan sekolah dan penggunaan waktu libur untuk kelas-kelas remedial.

Meningkatkan angka kenaikan kelas dan transisi di jenjang kelas 7-12

melalui pengabungan sekolah pada tingkat SD/SMP dan SMP/SMA.

118 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

Memperbaiki peraturan tentang penerimaan anak usia 6 tahun pada kelas 1

dan meningkatkan peluang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) untuk anak

usia 4 – 6 tahun

3. Pengembangan Fasilitas Pendidikan yang memfokuskan pada upaya

menghapuskan hambatan kesempatan belajar dan memperluas penyediaan

kelas 7-12 di daerah-daerah terpencil.

Perluasan pengajaran multi-jenjang tertentu di desa-desa dan masyarakat

yang mempunyai tingkat pendaftaran rendah.

Memperkenalkan model sekolah satu atap dari kelas 1-9 melalui

penyediaan kelas-kelas baru di masyarakat yang tidak mempunyai fasilitas

sekolah kelas 7-9.

Penyediaan ruang kelas tambahan unttuk kelas 7-9 di daerah terpencil

ataupun sekolah yang memiliki jumlah siswa terlalu banyak.

Menyediakan fasilitas perpustakaan dan laboratorium IPA, termasuk bahan

pengajaran, alat peraga, serta program pelatihan guru.

Pembentukan pusat belajar/manajemen pendidikan di tingkat kabupaten

dan kecamatan untuk mendukung penataran guru, penjaminan mutu,

pengawasan sekolah dan pemantauan kinerja sekolah.

Memberikan pinjaman bagi perumahan guru dengan kriteria pemilihan

disesuaikan dengan upaya penempatan staf, dan pemindahan serta dengan

kebijakan yang mengikat

Matrix program percepatan mencapai pendidikan dasar

Menjamin Pemerataan dan Perluasan Kesempatan Belajar

1. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun

a. Pembangunan gedung sekolah dan ruang sekolah SD SMP.

b. Penyediaan beasiswa transisi untuk anak yatim

c. Penyediaan Bantuan Operasional Sekolah

119 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

d. Pelatihan kompetensi tenaga pendidik

e. Pelatihan calon guru SD /MI se provinsi

2. Program peningkatan mutu tenaga pendidik.

a. Pelatihan bagi pendidik untuk memenuhi standar kompetensi

Pelatihan pengelola lab, calon kep sekolah, pelatihan guru mata.

b. Pembinaan kelompok kerja guru (KKG)

c. Pengembangan sistem pendataan dan pemetaan pendidik dan tenaga

kependidikan- Penilaian angka kredit guru

d. Pengembangan sistem penghargaan dan perlindungan terhadap

profesi pendidik- gur terbaik, berprestasi – UMROH.

3. Manajemen Sekolah:

a. Pembinaan kelembagaan sekolah dan manajemen sekolah dengan

penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS) di satuan pendidikan

dasar.

4. PAUD: Pendidikan Anak Usia Dini: Pembangunan Gedung, pelatihan dan

peningkatan kompetensi tenaga pendidik PAUD, penyediaan Biaya

Operasional Sekolah dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang

pentingnya PAUD bagi perkembangan anak.

5. Pendidikan Luar Biasa: Pembangunan gedung, pelatihan tenaga pendidik.

6. Pendidikan Menengah: Pembangunan Gedung, pelatihan Tenaga Pendidik,

penyediaan BOS

Program program tersebut diatas adalah untuk melaksanakan kebijakan: (a).

mempercepat pengadaan sarana dan prasarana belajar-mengajar yang

memadai, terutama di daerah daerah miskin, terpencil dan tertinggal, termasuk

madrasah dan pesantren (b). memastikan bahwa mekanisme pembiayaan

pendidikan lebih pro-masyarakat miskin untuk lebih enjamin terwujudnya

pembiayaan pendidikan yang adil ©. mempercepat peningkatan kualitas

pendidikan dan pelatihan guru (d). meningkatkan pelatihan manajemen berbasis

120 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

sekolah bagi para kepala sekolah dan pengawas dan (e). memperkuat tatakelola

dan akuntabilitas pendidikan.

II.2.4. TARGET KINERJA PROGRAM PERCEPATAN MDG2: SEMUA

ANAK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN DASAR

INDIKATOR Saat ini 2011 2012 2013 2014 2015

TARGET 2 A: MENJAMIN PADA 2015 SEMUA ANAK LAKI LAKI MAUPUN PEREMPUAN DIMANAPUN DAPAT MENYELESAIKAN PENDIDIKAN DASAR

2.1 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A)

L(*): 95.88%

P(*):95.59%

Aceh 97.37%

97% 98% 99% 100% 100%

2.2 Proporsi murid klas 1 berhasil menamatkan SD/MI

AB=92%

99% 100% 100% 100% 100%

2.3 Angka Melek Huruf Penduduk 15-24 tahun perempuan dan laki laki

L:99.04% P:98.95%

100% 100% 100% 100% 100%

121 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

II.2.5. PROGRAM PERCEPATAN MDG 3: (MENDORONG KESETARAAN

GENDER DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

RENSTRA Badan PP dan PA

1. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak,

2. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan perlindungan Perempuan

3. Program Peningkatan Peran serta dan Kesetaraan Jender dalam

pembangunan

Matrik program percepatan kesetaran gender dan pemberdayaan

perempuan

1. Program Peningkatan Pendidikan dan Partisipasi Politik bagi perempuan

2. Program Penguatan Kelembagaan dan Pengarusutamaan Gender dan Anak

3. Program Peningkatan Kwalitas Hidup dan Perlindungan Perempuan

II.2.6. TARGET KINERJA PROGRAM PERCEPATAN MDG 3:

MENDORONG KESETARAAN GENDER DAN PEMBERDAYAAN

PEREMPUAN

INDIKATOR

Saat ini 2011 2012 2013 2014 2015

TARGET 3 A: MENGHILANGKAN KETIMPANGAN GENDER DI TINGKAT PENDIDIKAN DASAR DAN LANJUTAN PADA TAHUN 2005, DAN DI SEMUA

JENJANG PENDIDIKAN TIDAK LEBIH DARI TAHUN 2015

3.1. Rasio APM perempuan/ laki laki di SD / MI paketA

100% 100% 100% 100% 100% 100%

3.2. Rasio APM perempuan/ laki laki di SMP / MT paketB

99.63% 100% 100% 100% 100% 100%

3.3. Rasio APM perempuan/ laki laki di SMA / SMApaketC

103% 103% 100% 100% 100% 100%

3.4 Rasio APM perempuan /laki-laki di perguruan tinggi

139% 139% 12O%

110% 100% 100%

122 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

INDIKATOR

Saat ini 2011 2012 2013 2014 2015

3.5. Rasio melek huruf perempuan terhadap laki laki pada kelompok usia 15 - 24 tahun

100.3% 100% 100% 100% 100% 100%

3.6 Kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non pertanian

34.20% 34.2%

35% 40% 45% 50%

3.7 Proporsi Kursi yang diduduki perempuan di DPR

5.7% 5.79%

8% 12% 16% 20%

123 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

II.2.7. PROGRAM PERCEPATAN MDG 4: MENURUNKAN ANGKA

KEMATIAN ANAK

RENSTRA KESEHATAN ACEH 2011-2015: Program pembangunan kesehatan Aceh Tahun 2011 – 2015 dibagi kedalam 4

program prioritas45:

1. Kapasitas Manajemen Sistem Kesehatan

2. Sumber Daya Kesehatan

3. Investasi Dini Sumber Daya Manusia

4. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit.

Program percepatan menurunkan angka kematian anak termasuk dalam prioritas

3, yang terdiri dari 9 program sebagai berikut:

1. Kesehatan ibu dan reproduksi yang terdiri dari 9 kegiatan pokok.

2. Kesehatan anak yang terdiri dari 8 kegiatan pokok

3. Kesehatan komunitas dan gender yang terdiri dari 8 kegiatan pokok

4. Perbaikan Gizi yang terdiri dari 10 kegiatan pokok

5. Pembinaan keperawatan dan kebidanan yang terdiri dari 10 kegiatan pokok

6. Upaya kesehatan dasar yang terdiri dari 3 kegiatan pokok

7. Upaya kesehatan rujukan yang terdiri dari 14 kegiatan pokok

8. Pelayanan Kesehatan tradisional / alternative yang terdiri dari 2 kegiatan

pokok

9. Pelayanan kejiwaan yang terdiri dari 4 kegiatan pokok.

Kegiatan program yang mempunyai dampak langsung untuk menurunkan angka kematian anak adalah program 1, 2, 4, dan 7, sebagai berikut:

1. Pelayanan kesehatan bayi dan imunisasi bayi dan balita.

2. Pelayanan neonatal (KN1)

3. Pelayanan kesehatan anak balita.

45

Rencana Strategis Kesehatan 2011 -2015, DInas Kesehatan Aceh, 2011

124 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

4. Pelayanan kesehatan anak sekolah.

5. Penanganan Kasus Gizi Buruk.

6. Gerakan Bangkit Posyandu,

7. Pemasaran ASI eksklusif dan garam iodium

8. Pemberian vitamin A dan obat cacing

Matrik program percepatan Penurunan Angka Kematian Anak.

1. Program Pembinaan Pelayanan Kesehatan neonatal

a. Meningkatkan akses dan kualitas kunjungan neonates

b. Pemberian asuhan bayi baru lahir sesuai standar

c. Pemenuhan kebutuhan perawat dan bidan di desa dan faskes ( PKM

dan RS)

d. Pelatihan Manajemen Asfiksia dan Manajemen BBLR bagi

perawat/bidan di Puskesmas

e. Pelatihan perinatologi bagi perawat/bidan di Puskesmas perawatan

dan RS

f. Penyediaan kecukupan alat resusitasi (tabung dan balon sungkup ) di

Puskesmas

g. Penyediaan kecukupan obat BBL

h. Distribusi Vaksin HB O

i. Penyediaan perinatologi set bagi Puskesmas perawatan dan RS

Kab/kota

j. Pemberdayaan masyarakat tentang perawatan BBL

k. Penyediaan materi KIE (Buku KIA, Poster, Leflet, Lembar Balik, dll)

kepada masyarakat tentang perawatan BBL

l. Pelaksanaan Audit / Review maternal perinatal (AMP) di Kab/Kota

2. Program Pembinaan Pelayanan Kesehatan bayi

a. Pemberdayaan masyarakat tentang perawatan Bayi

b. Penyediaan materi KIE kepada masyarakat tentang perawatan Bayi

c. Sosialisasi pencegahan HIV/AIDS dari ibu terinfeksi HIV/AIDS ke anak

125 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

d. Pemberian pelayanan kesehatan pada bayi sesuai standar

e. Peningkatan jumlah Puskesmas dengan rantai dingin yang efektif

f. Pelatihan Pemberian Imunisasi Sesuai Standar

g. Pemberian imunisasi campak pada bayi

h. Distribusi Vaksinasi Dasar (BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4, Campak)

i. Pemberian imunisasi dasar lengkap

j. Penyediaan dan distribusi vit A 100.000 IU bagi Bayi

k. Pemberian vit A 100.000 IU bagi Bayi (6-11 bulan)

l. Pelayanan SDIDTK bagi bayi, petugas kesehatan

m. Pemberian Screening KIT SDIDTK bagi Puskesmas

n. Imunisasi Hib

o. Penguatan Imunasisi Rutin

p. Pencegahan KLB Titanus

3. Program Pembinaan Pelayanan Kesehatan Anak Balita

a. Pemberdayaan masyarakat tentang perawatan Anak Balita

b. Penyediaan materi KIE (Buku KIA, Poster, Leflet, Lembar Balik, dll)

kepada masyarakat tentang perawatan Anak Balita

c. Penyediaan oralit dan zink di Posyandu

d. Pemberian pelayanan kesehatan pada anak balita sesuai standar

e. Pemberian Vitamin A 200.000 IU bagi Anak Balita

f. Peningkatan jangkauan pemantauan pertumbuhan anak balita

g. Peningkatan jangkauan pemantauan perkembangan (SDIDTK) anak

balita

h. Peningkatan Puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan

balita sakit sesuai standar

i. Pelatihan MTBS bagi perawat dan Bidan

j. Pemenuhan kecukupan obat, alat dan form MTBS/MTBM di

puskesmas

k. Pelayanan Balita sakit di Puskesmas Perawatan dan RS Kab/Kota

sesuai standar

126 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

l. Pemenuhan kecukupan obat dan alat di puskesmas perawatan dan RS

Kab/Kota sesuai dengan Buku Saku

m. Pemenuhan kecukupan tenaga dokter spesialis anak di RS Kab/Kota

n. Tatalaksana Tb pada anak sesuai dengan standar

o. Pemberian ART pada ODHA anak di RS rujukan ART

p. Pengobatan pada bayi yang terinfeksi sifilis di puskesmas

q. Pendistribusian kelambu berinsektisida secara massal/rutin melalui

kegiatan integrasi.

r. Pelaksanaan PWS KIA di puskesmas

s. Pelaksanaan sistem rujukan berjenjang

II.2.8. TARGET KINERJA PROGRAM PERCEPATAN MDG 4:

MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK

INDIKATOR

Angka Dasar

2011 2012 2013 2014 2015

TARGET 4A : MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN BALITA (AKBA) HINGGA DUA PER TIGA DALAM KURUN WAKTU 1990-2015

4.1. Angka kematian balita (AKBA)per 1.000 kelahiran hidup

45 32

4.2 Angka kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup

25% 24% 24% 24% 23% 23%

4.3 Angka kematian neonatal per 1.000 kelahiran hidup (NN)

14 14 14 13 13 12

4.4. Persentase anak usia 1 thn yang diimunisasi campak

40.9% 50% 60% 70% 80% 90%

INDIKATOR PROSES MENURUNKAN AKBA RENSTRA KESEHATAN 2011-2015

1. Cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1)

82% 82% 84% 86% 90% 90%

2. Cakupan pelayanan kesehatan bayi

85% 85% 86% 87% 90% 90%

3. Cakupan pelayanan 80% 80% 81% 83% 85% 90%

127 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

INDIKATOR

Angka Dasar

2011 2012 2013 2014 2015

kesehatan Anak balita

4. % Puskesmas Perawatan dan RS Kab/Kota yang memenuhi kecukupan obat dan alat sesuai dengan " Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di RS Kab/Kota dan Puskesmas Perawatan"

60% 60% 70% 80% 85% 90%

5. Persentase bayi 0 – 11 bulan mendapat imunisasi dasar legkap di tk kab/kota

80% 80% 90% 90% 90% 90%

6. Persentase desa yang mencapai UCI ( Universal Coverage Immunization)

90% 90% 95% 100% 100% 100%

128 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

II.2.9. PROGRAM PERCEPATAN MDG 5: MENINGKATKAN

KESEHATAN IBU

RENSTRA KESEHATAN ACEH 2011-2015:

1. Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih

2. Pelayanan ANC ( Ante Natal Care)

3. Pelayanan Keluarga Berencana

4. Pelayanan ibu nifas (KF)

5. Penanganan komplikasi kebidanan (PK)

6. Pengembangan PONED

7. Pelayanan kesehatan Reproduksi Esensial ( PKRE).

Matrik program percepatan Meningkatkan Kesehatan Ibu

1. Pelatihan APN dan Evaluasi Pasca Latih

2. Pelayanan ibu Nifas (KF) dan kunjungan rumah untuk meningkatkan

cakupan ibu nifas

3. Advokasi pembentukan Rumah Tunggu bagi bumil risti dan seluruh

bumil di daerah geografis sulit tanpa fasilitas kesehatan di Kabupaten

4. Orientasi dan peningkatan pelaksanaan Kemitraan Bidan dan Dukun

5. Penyediaan fasilitas pertolongan persalinan di Puskesmas

6. Fasilitasi Pembuatan SK Bupati Walikota/ Perda Persalinan, rumah

tunggu dan PONED

7. Kampanye KIE persalinan di fasilitas kesehatan dan kesiapan

menghadapi komplikasi persalinan

8. Orientasi Bikor dalam melaksanakan Supervisi Fasilitatif

9. Pembinaan Puskesmas dalam pelaksanaan Pemantauan Wilayah

Setempat (PWS) termasuk layanan swasta

129 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

10. Pembinaan Puskesmas pemanfaatan Buku KIA

11. Pendataan Ibu Hamil

12. Pengadaan Paket Kelas Ibu untuk Puskesmas

13. Orientasi pembentukan kelas Ibu di Puskesmas

14. Orientasi ANC terpadu bagi puskesmas PONED

15. Fasilitasi perencanaan terpadu kab/kota dalam pecepatan penurunan

angka kematian ibu yang responsif gender (DTPS)

16. Pembentukan mobile team untuk memberikan pelayanan kesehatan ibu

di DTPK

17. Penyediaan Kit pelayanan KB di faskes dasar yang memberikan

pelayanan KB.

18. Update (pemutakhiran) keterampilan pelayanan KB bagi Dokter dan

Bidan di tingkat pelayanan dasar

19. Orientasi ABPK bagi Bidan Pustu/Poskesdes

II.2.10. KINERJA PROGRAM PERCEPATAN MENCAPAI TARGET 5A-

MENURUNKAN AKI HINGGA 75% SAMPAI 2015 DAN 5B – MEWUJUDKAN

AKSES KESEHATAN REPRODUKSI BAGI SEMUA PADA TAHUN 2015

INDIKATOR Angka

Dasar

2011 2012 2013 2014 2015

TARGET 5A: MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU HINGGA TIGA PER EMPAT DALAM KURUN WAKTU 1990-2015

5.1. Angka Kematianan Ibu per 100.000 kelahiran hidup

238 238 200 180 160 140

5.2. Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih

86% 95% 95% 97% 99% 100%

TARGET 5B: MEWUJUDKAN AKSES KESEHATAN REPRODUKSI BAGI SEMUA PADA TAHUN 2015

5.3. Angka pemakaian kontrasepsi /CPR ( Contraseptive Prevalnce Rate) bagi perempuan menikah usia 15-49, semua cara

49.7% 70% 70% 70% 76% 80%

130 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

INDIKATOR Angka

Dasar

2011 2012 2013 2014 2015

5.3.a. Angka pemakaian kontrasepsi (CPR) pada perempuan menikah usia 15-49 tahun saat ini, cara modern

47.1% 45.4%

48% 58% 63% 62%

5.4. Angka kelahiran remaja (perempuan usia 15-19 thn) per 1.000 perempuan usia 15-19 thn

67 Tidak Ada data

5.5. Cakupan pelayanan Antenatal

- 1 kali kunjungan 75% 89.2%

90% 92% 94% 95%

- 4 kali kunjungan 56% 88% 90% 93% 95% 95%

5.6. Kebutuhan Keluarga Berencana yang tidak terpenuhi

12.7% 8.9% 8% 7% 6% 5%

INDIKATOR PROSES MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU

Ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan dan persalinan ditolong tenaga kesehatan terlatih

95% 95% 95% 97% 99% 100%

Ibu hamil beresiko tinggi dirujuk dan ditangani oleh dokter specialist obstetri

100% 100% 100% 100% 100% 100%

Presentase Puskesmas rawat inap yang mampu melaksanakan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi dasar (PONED)

60% 60% 80% 100% 100% 100%

Presentase RS kabupaten/ kota yang melaksanakan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK)

80% 80% 85% 90% 95% 100%

Ibu Hamil melakukan

pemeriksaan kehamilan paling

sedikit 4 kali

95% 95% 95% 97% 99% 100%

Persalinan ditolong difasilitas

kesehatan yang memadai

50% 50% 60% 70% 80% 100%

131 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

III.2.11. PROGRAM MEMERANGI HIV/AIDS, MALARIA , TBC DAN PENYAKIT

MENULAR LAINNYA

RENSTRA KESEHATAN ACEH 2011-2015:

HIV/AIDS:

1. Sero surveillance dan pelatihan surveillance HIV/AIDs

2. Kampanye penyadaran HIV/AIDs /Promosi pencegahan HIV/AIDs, dengan

Penyediaan layanan KIE terhadap infeksi HIV dan mencegah penularannya

3. Pelaksanaan penjangkauan terhadap masyarakat pada kelompok paling

berisiko yang mencakup tes HIV, konseling dan layanan pengobatan serta

perawatan di pusat rawat jalan dan lokasi-lokasi serupa, termasuk fasilitas

kesehatan keliling dan mendorong peran serta masyarakat;

4. Penyediaan kondom untuk meningkatan cakupan penggunaan kondom.

Tuberkulosis:

1. Advokasi pembentukan Gerdunas

2. Penyediaan Tuberkulin test diagnosis TB pada anak

3. Pelatihan TB dan DOTS bagi petugas program pembrantasan Tuberkulosis

4. Penyediaan obat anti tuberculosis ( OAT )

5. Promosi kesehatan tentang Tuberkulosis

Malaria;

1. Kampanye tentang pencegahan penyakit malaria: promosi penggunaan

kelambu berinfektisida khusunya untun anak balita.

2. Pengendalian vector Malaria : tempat bersarang dan berkembang biak

nyamuk, penyemprotan.

3. Surveilans , pengambilan sampel darah / tes sediaan darah untuk penentuan

diagnose laboratories Malaria.

132 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

4. Pelatihan bagi petugas medis dan para medis tentang tata kelola elaminasi

penyakit malaria

Matrik program percepatan Penaggulangan HIV/AIDs, Malaria

Tuberkulosis dan penyakit menular lainnya

TARGET 6A : Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru HIV dan AIDS hingga tahun 2015: 1. Sero surveilans, Pelatihan surveilans

2. Promosi pencegahan HIV dan AIDS

3. Pelatihan VCT ( Voluntary Counceling and Testing) bagi TIM di fasilitas

kesehatan, Dukungan sarana dan operasional untuk pembentukan layanan

VCT bagi fasilitas kesehatan

4. Penjangkauan

5. Advokasi dan sosialisasi HIV/AIDS , Promosi pencegahan untuk kelompok risti

6. Pengadaan kondom

7. Pelatihan IMS (Infeksi Menular Sexual) bagi TIM di fasilitas kesehatan, dan

Dukungan sarana dan operasional untuk pembentukan layanan IMS bagi

fasilitas kesehatan

8. Pelatihan pengurangan dampak buruk (harm reduction) bagi petugas di

sarana kesehatan, dan dukungan sarana dan operasional untuk pembenukan

layanan pengurangan HR ( harm Reducation /dampak buruk)

9. Pengadaan metadon

10. Pelatihan PMTCT (Preventing Mothers- to -Child Transmssion) bagi petugas

di sarana kesehatan dan dukungan sarana dan operasional untuk

pembentukan layanan PMTCT

Target 6B : Mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV dan AIDS bagi semua yang membutuhkan sampai dengan tahun 2015

11. Pelatihan CST bagi petugas di sarana kesehatan dan dukungan sarana dan

operasional operasional untuk pembentukan layanan CST

12. Pengadaan mesin CD4 dan pengadaan reagen CD4

133 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

13. Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan

Target 6C : Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru Malaria dan penyakit utama lainnya (TB) hingga tahun 2015

Tuberkulosis

1. Promosi kesehatan tentang TB

2. Advokasi Pembentukan Gerdunas

3. Monitoring dan surveilens penyakit

4. Penyediaan tuberkulin test untuk diagnosis TB pada anak

5. Pelatihan TIM dalam pelayanan TB dengan DOTS / Pelatihan wasor TB

kabupaten/ kota dan Pelatihan Teknis Pelayanan TB di RS dengan Strategi

DOTS / Pelatihan Pengawas Minum Obat (PMO) dalam rangka memantau

Kepatuhan Penderita / Pelatihan Petugas Kesehatan di Lapas/rutan dalam

pelayanan TB DOTS / Pelatihan tenaga laboratorium dalam meningkatkan

kualitas diagnostik TB

6. Sosialisasi Pelayanan TB dengan Strategi DOTS di Rumah Sakit

7. Penyediaan Bio safety Cabinet dalam rangka mencegah infeksi TB di RS

8. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pelayanan TB sesuai standar

9. Penyedian Obat TB dengan Strategi DOTS/ Penyediaan Obat Anti

Tuberkulosis (OAT) sesuai standard

10. Pertemuan Koordinasi dalam Pelayanan TB Dengan Strategi DOTS dgn

stake holder terkait

14. Pengadaan mikroskop dan bahan laboratorium yang sesuai standard (reagen,

pot sputum, slide, box slide) untuk pemeriksaan sputum

15. Ruang Isolasi untuk pasien TB-HIV dan MDR-TB

Malaria:

1. Kampanye Pembagian Kelambu Massal daerah endemis malaria tinggi

134 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

2. Pengadaan Kelambu berinsektisida di kab/kota endemis malaria

3. Pembagian kelambu berinsektisida untuk ibu hamil dan bayi

4. Pengambilan darah massal (sero survey) (MBS, MFS, MSE, TMC, dll)

5. Pengadaan Rapid diagnostic test (RDT) (terutama untuk Daerah Terpencil

Perbatasan dan Kepulauan)

6. Pengobatan (MBS, MFS, MSE, TMC, dll)

7. Pengadaan insektisida,Pengadaan alat semprot (spraycan) dan perlengkapan

alat penyemprot dan Penyemprotan rumah pd desa dengan malaria tinggi

8. Pelatihan tenaga mikroskopist malaria / Pelatihan medis dan paramedis

dalam tatalaksana kasus malaria / Pelatihan pengelola malaria dalam

manajemen program malaria

9. Pengembangan model intervensi lintas sektor (seperti Larvaciding, biological

control/penebaran jentik, source reduction, dll)

II.2.12 KINERJA MEMERANGI HIV/AIDS, MALARIA , TBC DAN PENYAKIT

MENULAR LAINNYA

INDIKATOR

Angka Dasar

2011 2012 2013 2014 2015

TARGET 6A: MENGENDALIKAN PENYEBARAN DAN MULAI MENURUNKAN JUMLAH KASUS BARU HIV/AIDS HINGGA TAHUN 2015

6.1. Prevalensi HIV/AIDS dari total Populasi

1.05 (****)

<1 (****

*)

1.07 per 100.000

pddk

<1 <1 <1 <1

6.2. Penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tnggi terakhir

2.7% (2005)

1.48% 46 5% 10% 15% 20%

6.3. Proporsi jumlah penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS

Menikah L:6.80%

L:6.80% P: 4.3%

10% 15% 20% 25%

46

DHS 2007, Persentase wanita status kawin berusia 15-49 tahun dengan pasangannya yang menggunakan alat/cara

kontrasepsi KB kondom

135 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

INDIKATOR

Angka Dasar

2011 2012 2013 2014 2015

P: 4.3%

Belum Menikah 38% 38% 45% 55% 65% 75%

TARGET 6B: MEWUJUDKAN AKSES TERHADAP PENGOBATAN HIV/AIDS BAGI SEMUA YANG MEMBUTUHKAN SAMPAI

DENGAN TAHUN 2010

6.4. Proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut yang me miliki akses ada obat-obatan antiretroviral

6.5. Proporsi penduduk terinfeksi HIV yang ditangani

100%

50%

100%

75%

100%

80%

100%

85%

100%

90%

100%

95%

6.6. Angka kejadian dan tingkat kematian akibat Malaria

Angka kejadian Malaria (per 1.000 penduduk):

6.8 6.3 6 5.7 5.4 5

Angka kejadian Malaria di Jawa & Bali (API)47

1.1 1 0.9 0.8 0.7 0.5

6.7. Proporsi anak balita yang tidur dengan kelambu berinsektisida

34.72 34.72

40% 45% 50% 60%

6.8. Angka kejadian, prevalensi dan tingkat kematian akibat Tuberkulosis

6.8.a. Angka kejadian Tuberkulosis (semua kasus/100.000 penduduk/tahun)

130 104 100 95 90 85

6.8.b. Tingkat prevalensi tuberkulosis (per 100.000 penduduk)

231 231 228 226 224 222

6.8.c. Proporsi jumlah kasus Tuberkulosis yang terdeteksi dan diobati dalam program DOTS

34.1% 43.9% 45% 50% 55% 60%

Proporsi kasus Tuberkulosis yang diobati dan sembuh dalam program DOTS

79.1% 84.7% 85% 87% 89% 90%

47

Renstra Kesehatan Aceh 2011-2015, halaman 76

136 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

INDIKATOR

Angka Dasar

2011 2012 2013 2014 2015

6.8.c. Tingkat Kematian Karena Tuberkulosis ) per 100,000 penduduk)

II.2.13. PROGRAM PERCEPATAN MDG 7: MEMASTIKAN KELESTARIAN

LINGKUNGAN HIDUP

RENSTRA BAPELDAL:

1. Program Pengembangan Manajemen dan Perlindungan Hutan Primer

2. Program Manajemen Energi Mineral dan Pertambangan.

3. Program Manajemen Pengelolaan Limbah Berkelanjutan melalui Penurunan

Volume, Polutan, dan Meningkatkan nilai tambah.

4. Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup,

kegiatannya:.

5. Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan,

6. Pengelolaan Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem, dan Peningkatan

Peran Serta Masyarakat Dalam Perlindungan dan Konservasi Sumber

Daya Alam.

Program air minum dan sanitasi dari BMCK ( Bina Marga dan Cipta

Karya)48

1. Fasilitasi pembinaan teknik pengolahan air minum

2. Pengembangan distribusi Air minum

3. Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum

4. Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan

Program Air Minum dan Sanitasi Dinas Kesehatan49:

48

RENSTRA BMCK 208-20012 ( perubahan 2011) 49

RENSTRA Kesehatan Aceh 2011-2015

137 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

1. Fasilitasi penyelenggaraan STBM ( Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)

Matrik program percepatan Memastikan Kelestarian Lingkungan:

TARGET 7A : Memadukan prinsip-prinsip pembangunan yang berkesinambungan dengan kebijakan dan program nasional serta mengembalikan sumberdaya lingkungan yang hilang

1. PROGRAM 1: Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

a. Kegiatan 1.1 Koordinasi Penilaian Kota Sehat/Adipura

b. Kegiatan 1.2 Pengkajian Dampak Lingkungan

c. Kegiatan 1.3 Evaluasi lingkungan melalui implementasi

RKL/RPL,UKL/UPL

d. Kegiatan 1.4 Pengukuran Kualitas Lingkungan

2. PROGRAM 2: Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

a. Kegiatan 2.1 Monitoring, evaluasi dan pelaporan

3. PROGRAM 3: Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam

dan Lingkungan Hidup

a. Kegiatan 3.1 Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan

b. Kegiatan 3.2 Pekan Lingkungan Hidup Indonesia dalam Rangka Hari

Lingkungan Hidup

4. Program4: Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan

a. Kegiatan 4.1 Rehabilitasi kawasan konservasi

b. Kegiatan 4.2 Pengembangan Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan

5. PROGRAM 5: Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

138 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

a. Kegiatan 5.1 Penanaman/ Rehabilitasi hutan dan Lahan pada catch

area

b. Kegiatan 5.3 Penanaman/ Rehabilitasi hutan dan Lahan pada catch

area sekitar waduk keliling

c. Kegiatan 5.4 Pembinaan,Pengendalian dan Pengawasan Gerakan

Rehabilitasi Hutan dan Lahan

6. PROGRAM 6: Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan

a. Kegiatan 6.1 Pemantapan dan Pengendalian Kawasan Hutan, 18 kab

b. Kegiatan 6.2 identifikasi Perambahan Kawasan Hutan dan Potensi

Pengembangan Hutan, 18 kabupaten

7. PROGRAM 7: Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

a. Kegiatan 7.1 Pengembangan Desa Model, di BA

b. Kegiatan 7.2 Rehabilitasi Lahan

8. PROGRAM 8 Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

a. Kegiatan 8.1 Pengelolaan B3 dan Limbah B3

b. Kegiatan 8.2 Pengembangan Produksi ramah lingkungan

9. PROGRAM 9 : Peningkatan Pengendalian Polusi

a. Kegiatan 9.1 Pengujian emisi kendaraan bermotor, BA

10. PROGRAM 10: Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

a. Kegiatan 10.1 Pembuatan dan Pengawasan RTH

b. Kegiatan 10.2 Lomba lingkungan sehat Adiwiyata

11. PROGRAM 11: Perlindungan dan konservasi Sumber Daya Alam

a. Kegiatan 11.1 Pengendalian dampak perubahan iklim (antisipasi dan

mitigasi

12. PROGRAM 12 : Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

a. Kegiatan 12.1 Penaatan dan Penegakan Hukum Lingkungan

b. Kegiatan 12.2 Koordinasi Pengelolaan Prokasih/Superkasih

13. PROGRAM 13 : Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

a. Kegiatan 13.1 Kajian Lingkungan Hidup pada penambangan emas

oleh rakyat (Gunong Ujen,Geumpang dan Sawang)

139 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

14. PROGRAM 14 : Perlindungan dan konservasi sumber daya alam

a. Kegiatan 14.1 : Pengendalian terpadu kerusakan sumber-sumber air

kawasan hulu DAS prioritas

Target 7B Mengurangi laju kehilangan keragaman hayati, dan

mencapai pengurangan yang signifikan pada 2010

1. PROGRAM 1: Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

a. Kegiatan 1.1 Pengelolaan keanekaragaman hayati dan ekosistem,

Aceh singkil

b. Kegiatan 1.2 Peningkatan peran serta masyarakat dalam

perlindungan dan konservasi SDA

2. PROGRAM 2: Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Perlindungan Hutan

a. Kegiatan 2.1 Pembinaan Pengawasan dan Pengendalian Konservasi

Keanekaragaman Hayati dan Perlindungan Hutan

b. Kegiatan 2.1 Pengembangan Pengelolaan Konservasi Sumber Daya

Alam

3. PROGRAM 4: Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

a. Kegiatan 4.1 Pengelolaaan Kawasan Ekosistem Leuser

b. Kegiatan 4.2 Bimbingan Teknis Pengendalian Kebakaran Hutan

dan Lahan

c. Kegiatan 4.3. Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan

dan Lahan

4. PROGRAM 7: Konservasi dan Perlindungan sumber Daya Alam

a. Kegiatan 7.1 Pengelolaan dan rehabilitasi terumbu karang,

manggrove, padang lamun, estuaria dan teluk/Natural Early

Warning System (NEWS)

Target 7 C: Menurunkan hingga 50% Rumah Tangga Tanpa Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Layak dan Sanitassi Dasar Hingga Tahun 2015

140 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

1. Program Penyehatan Lingkungan

a. Pembangunan sarana air minum berkualitas

b. Advokasi penyediaan air minum berkualitas

2. Program Penyehatan Lingkungan

a. Pengawasan kualitas air minum perpipaan (PDAM).

b. Penyediaan water test kita untuk setiap puskesmas.

3. Penyehatan Lingkungan

a. Advokasi dan kampanye STOP BABS (buang air besar

sembarangan)

b. Advokasi pelaksanaan STBM (sanitasi total berbasis masyarakat)

II.2.15. KINERJA PROGRAM PERCEPATAN MDG 7: MENURUNKAN

HINGGA 50% RUMAH TANGGA TANPA AKSES BERKELANJUTAN

TERHADAP AIR MINUM LAYAK DAN SANITASI DASAR HINGGA TH 2015

INDIKATOR

Angka Dasar

2011 2012 2013 2014 2015

TARGET 7A: MEMADUKAN PRINSIP-PRINSIP PEMBANGUNAN YANG BERKESINAMBUNGAN DENGAN KEBIJAKAN DANPROGRAM NASIONAL SERTA MENGEMBALIKAN SUMBERDAYA

LINGKUNGAN YANG HILANG

7.1. Rasio luas kawasan tertutup pepohonan berdasarkan hasil pemotretan citra satelit dan survei foto udara terhadap luas daratan

60.37% 60.37% 61 % 62% 63% 65%

7.2 Jumlah emisi karbon dioksida (CO2)

Data tak tersedia

7.3. Jumlah konsumsi bahan perusak ozon (BPO) dalam metrik ton

Data tak tersedia

7.4. Proporsi tangkapan ikan yang berada dalam batasan biologis yang aman

53.84% 54% 63% 72% 82% 90

7.5. Rasio luas kawasan 80% 84%% 88% 90% 92% 95%

141 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB II: ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

INDIKATOR

Angka Dasar

2011 2012 2013 2014 2015

lindung untuk menjaga kelestarian keaneka ragaman hayati thdp total luas kawasan hutan

7,6, Rasio kawasan lindung perairan thdp total luas perairan territorial

4% 6% 8% 10% 12% 14%

Target 7C: Menurunkan hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi dasar hingga tahun 2015

7.8. Proporsi rumah tangga

dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak, perkotaan dan perdesaan

30.60% 30.60% 35% 40% 45% 50%

Perkotaan 34.19% 34.19% 40% 45% 50% 55% Pedesaan 29.20% 29.20% 35% 40% 45% 50% 7.9. Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi dasar, perkotaan dan perdesaan

43.27% 42.03 % 45% 50% 55% 60%

Perkotaan 73% 73% 74% 75% 76% 77% Pedesaan 30% 30%% 35% 40% 45% 50%

Target 7D:Mencapai peningkatan yang signifikan dalam kehidupan penduduk miskin di permukiman kumuh (minimal 100 juta) pada tahun 2020

7.10. Proporsi rumah tangga

kumuh perkotaan

9.79% 9.79% 9% 8% 7% 6%

0 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB IVI – PENUTUP

BAB III: SISTEM PEMANTAUAN DAN EVALUASI

PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN MILENIUM DI ACEH

Kerangka kerja pemantauan dan evaluasi pencapaian target MDGs

Perencanaan Berbasis Hasil (Result Based Planning) dan Logframe (Logical

Framework) tersirat didalam matrik program percepatan pencapaian tujuan

MDGs, yang menjelaskan hubungan sebab akibat antara kegiatan program,

dengan berbagai tingkatan hasil, yaitu hasil langsung yang diukur dengan

indikator output, hasil antara yang diukur dengan indikator outcome dan hasil

akhir yang diukur dengan indikator dampak/ impact.

Indikator MDGs yang berupa indikator outcome dan indikator dampak serta

target pencapaiannya diletakkan pada baris yang teratas dari matrik, dimulai

dengan indikator MDGs dan target capaian MDGs pada tingkat nasional diikuti

dengan indikator MDGs dan target capaian MDGs pada tingkat propinsi.

Indikator dampak dikumpulkan melalui system pengumpulan data nasional

misalnya, Survey Kesehatan dan Demografi Indonesia ( SKDI), Survey Ekonomi

Nasional (Susenas), Survey Tenaga Kerja, Riset Kesehatan Daerah, yang

pengolahan dan analisa datanya dilakukan oleh Biro Pusat Statistik, kecuali

Rsikesda. Sedangkan indikator outcome dan indikator output akan dikumpulkan

dari system pencatatan dan pelaporan SKPA / SKPK yang terlibat dalam rencana

aksi percepata MDGs dan di analisa oleh bagian pusat data dan informasi SKPA

dan SKPK terkait. Frekwensi pengumpulan dan analisa data indikator output dan

indikator outcome, dilakukan paling sedikit dua kali setahun oleh SKPA dan SKPK

dan hasilnya diskusikan di rapat teknis pemantauan capaian target MDGs dan

atau dibahas didalam pertemuan perencanaan MUSRENBANG baik di tingkat

kabupaten maupun di tingkat propinsi. Sedangkan untuk indikator dampak

pengumpulan dan analisa data indikator MDGs dilakukan sesuai dengan jadwal

pelaksanaan survey dan riset nasional.

1 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB IVI – PENUTUP

Hasil dari pengumpulan data dan analisa indikator output, outcome dan impact

yang dilakukan oleh SKPA / SKPK terkait, akan disimpan di pusat data BAPPEDA

( bagian Pusat data dan Informasi) dengan menggunakan perangkat lunak

DevInfo. Data yang dikumpulkan melalui pencatatan dan pelaporan SKPA ini

akan diintegrasikan dengan data lain yang dikumpulkan oleh sub Bidang Data,

Pemantauan & evaluasi Pembangunan, BAPPEDA Aceh.

Sistem informasi yang telah ada yaitu Aceh Geo Spatial Database , Aceh Info ,

RAN Database akan di integrasikan dalam satu system manajemen informasi,

dimana seluruh indicator MDGs dan indicator keluaran dan indicator outcome

dari Rencana Aksi Percepatan Pencapaian Target Pembangunan Milenium akan

dimasukkan kedalam database yang terintegrasi.

Untuk memantau kemajuan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian target

pembangunan Milenium, pertemuan teknis setiap 3 bulan sekali akan

diselenggarakan oleh Kelompok Kerja Percepatan Pencapaian Target

Pembangunan Milenium yang struktur dan keanggotaanya akan ditentukan

melalui Surat Keputusan Gubernur.

Pertemuan akhir tahun akan diselenggarakan untuk mempelajari capaian target

Pembangunan Milenium dengan mengumpulkan dan menganalisa Indikator

Dampak MDG. Untuk itu hasil dan analisa survey nasional yang diselenggarakan

oleh BPS akan disajikan oleh BPS Aceh pada rapat teknis evaluasi pencapaian

target MDG akhir tahun, dan BPS Aceh akan memberikan pemuthakiran

indikator MDG yang diperoleh dari survey nasional seperti SKDI, SUSENAS,

Survey tenqaga kerja dsb. Untuk pertanggung jawaban publik BPS akan

memberitahukan kemajuan Pembangunan Milenium melalui media: Berita

statistik” yang dapat diakses lewat internet. CSO (Civil Society Organization

/organisasi masyarakat madani) akan dilibatkan dalam melakukan MONEV

(Monitoring dan evaluasi) dan akan berfungsi sebagai kontrol sosial untuk

meyakinkan bahwa kebijakan kebijakan program pro rakyat dijalankan dengan

transparan dan efektif.

2 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB IVI – PENUTUP

Tanggung jawab dari masing masing SKPA terkait dalam pengumpulan data dan

analisa Indikator MDGs ( gambar III.1) untuk mempelajari capaian target MDGs

adalah sebagai berikut:

1. Biro Pusat Statistik bertanggung jawab atas pengumpulan dan

pengolahan dan analisa indikator target 1A dan 1 B (6 indikator) dan Target

2A ( 1 indikatorr).

2. Dinas Pendidikan bertanggung jawab atas pengumpulan dan pengolahan

dan analisa indikator target 2A ( 2 indikator), Target 3 A ( 2 indikator)

3. Badan PP dan PA bertanggung jawab atas pengumpulan, pengolahan dan

analisa indikatyor target 3A ( 1 indikator)

4. Dinas Kesehatan bertanggung jawab atas pengumpulan dan pengolahan

dan analisa Indikator target 4A (3 indikator), target 5 A (2 indikator), 5 B (4

Indikator), target 6 A dan 6 B ( 8 indikator) dan target 7 C ( 2 indikator)

5. BAPPEDAL bertanggung jawab atas pengumpulan dan pengolahan dan

analisa indikator target 7 A dan 7B ( 4 indikator)

6. BMCK bertanggung jawab atas pengumpulan dan pengolahan dan analisa

indikator target 7 D ( 1 indikator)

7. BKKBN bertanggung jawab atas pengumpulan dan pengolahan dan analisa

indikator target 5B (2 indikator).

8. KPAD bertanggung jawab atas pengumpulan dan pengolahan dan analisa

indikator target 6A (3 indikator).

3 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB IVI – PENUTUP

Pemantauan dan Evaluasi Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Aceh

Ind

ikat

or d

an S

KP

A y

ang

ber

tan

gg

un

g j

awab

dal

am

pen

gu

mp

ula

n d

an a

nal

isa

dat

a in

dik

ator

Targ

et

Target 1A: Menurunkan hingga setengahnyaproporsi penduduk dengan tingkat pendapatankurang dari US$ 1 (PPP) per hari dalam kurunwaktu 1990-2015

1.1 Proporsi penduduk dengan pendapatankurang dari US$ 1,00 (PPP) per kapita perHari

1.2 Rasio kesenjangan kemiskinan1.3 Proporsi kuintil termiskin dalam konsumsinasional

Target 1B: Mewujudkan kesempatan kerjapenuh dan produktif dan pekerjaan yang layakuntuk semua, termasuk perempuan dan kaummuda

1.4. Laju pertumbuhan PDB per tenaga kerja

1.5 Rasio kesempatan kerja terhadap pendudukusia 15 tahun ke atas

1.7 Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga terhadap totalkesempatan kerja

Target 1C: Menurunkan hingga setengahnyaproporsi penduduk yang menderita kelaparandalam kurun waktu 1990-2015

1.8 Prevalensi balita dengan berat badan rendah/ kekurangan gizi

1.9 Proporsi penduduk dengan asupan kalori dibawah tingkat konsumsi minimum

Target 2A: Menjamin pada 2015 semua anak laki-laki maupun perempuan dimanapundapat menyelesaikan pendidikan dasar

2.1 Angka Partisipasi Murni (APM) sekolah dasar

2.2 Proporsi murid kelas 1 yang berhasilmenamatkan sekolah dasar

2.3 Angka melek huruf penduduk usia 15-24tahun, perempuan dan laki-laki

DinkesDisdik 2.1, 2.1

BPS 2.3

Target 3A: Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan pada tahun 2005, dan di semua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun 2015

3.1 Rasio perempuan terhadap laki-laki di tingkatpendidikan dasar, menengah dan tinggi

3.2 Kontribusi perempuan dalam pekerjaanupahan di sektor non-pertanian

3.3 Proporsi kursi yang diduduki perempuan diDPR

Disdik: 3.1 PP&PA: 3.2,3.3

Target 4A: Menurunkan Angka Kematian Balita(AKBA) hingga dua per tiga dalam kurun waktu1990-2015

4.1 Angka Kematian Balita per 1000 kelahiranHidup

4.2 Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000kelahiran hidup

4.3 Persentase anak usia 1 tahun yangdiimunisasi campak

DinkesBiro Pusat Statistik

Pemantauan dan Evaluasi Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Aceh

Ind

ika

tor

da

n S

KP

A y

an

g b

ert

an

gg

un

g j

aw

ab

da

lam

p

en

gu

mp

ula

n d

an

an

ali

sa d

ata

in

dik

ato

rT

arg

et

Target 5B:

Mewujudkan

akses kesehatan

reproduksi bagi

semua pada

tahun 2015

Target 7B:

Menanggulangi

kerusakan

keanekaragama

n hayati dan

mencapai

penurunan

tingkat

kerusakan yang

signifikan pada

tahun 2010

6.6 Angka

kejadian dan

tingkat kematian

Malaria

6.7 Proporsi

anak balita yang

tidur dengan

kelambu

berinsektisida

6.9 Angka

kejadian,

prevalensi dan

tingkat kematian

akibat

Tuberkulosis

6.10 Proporsi

jumlah kasus

Tuberkulosis

yang terdeteksi

dan diobati

dalam program

DOTS

Target 5A:

Menurunkan

Angka

Kematian Ibu

hingga tiga per

empat dalam

kurun waktu

1990-2015

7.1 Rasio luas

kawasan

tertutup

pepohonan

berdasarkan

hasil pemotretan

citra satelit dan

survei foto udara

terhadap luas

daratan

7.2 Jumlah

emisi karbon

dioksida (CO2)

7.3 Jumlah

konsumsi bahan

perusak ozon

(BPO)

6.5 Proporsi

penduduk

terinfeksi HIV

lanjut yang

memiliki akses

pada obat-

obatan

antiretroviral

5.3 CPR /Angka

pemakaian

kontrasepsi bagi

perempuan menikah

usia 15-49 (semua

cara dan cara

modern)

5.4 Angka kelahiran

remaja (perempuan

usia 15-19 tahun) per

1000 perempuan

usia 15-19 Tahun

5.5 Cakupan

pelayanan Antenatal

(sedikitnya 1 dan 4

kali kunjungan)

5.6 Unmet Need

(kebutuhan keluarga

berencana/ KB yang

tidak terpenuhi)

6.1 Prevalensi

HIV/AIDS

(persen) dari total

populasi usia 15-

24 tahun

6.2 Penggunaan

kondom pada

hubungan seks

berisiko tinggi

terakhir

6.3 Proporsi

jumlah penduduk

usia 15-24 tahun

yang memiliki

pengetahuan

komprehensif

tentang HIV/AIDS

7.6 Proporsi

kawasan

lindung dan

kawasan

lindung perairan

7.8 Proporsi

rumah tangga

dengan akses

berkelanjutan

terhadap air

minum layak

7.9 Proporsi

rumah tangga

dengan akses

berkelanjutan

terhadap

sanitasi dasar

yang

layak

Target 6B:

Mewujudkan

akses terhadap

pengobatan HIV/

AIDS bagi

semua yang

membutuhkan

sampai dengan

tahun 2010

Target 7C:

Menurunkan

50% RT

akses

berkelanjuta

n terhadap

air minum

layak dan

sanitasi

dasar hingga

tahun 2015

Target 6C:

Mengendalikan

penyebaran dan

mulai

menurunkan

jumlah kasus

baru Malaria

dan penyakit

utama lainnya

hingga tahun

2015

BAPPELDA, Dinkes,

BMCK

Target 6A:

Mengendalikan

penyebaran dan

mulai

menurunkan

jumlah kasus

baru HIV/AIDS

hingga tahun

2015

Dinkes, BKKBN

KPAD

7.10

Proporsi

rumah

tangga

kumuh

perkotaan

Dinkes

5.1 Angka

Kematian Ibu

per 100,000

kelahiran Hidup

5.2 Proporsi

kelahiran yang

ditolong tenaga

kesehatan

terlatih

Target 7A:

Memadukan

prinsip-prinsip

Pembangunan

yang

berkesinambun

gan dalam

kebijakan dan

program

nasional serta

mengurangi

kerusakan pada

sumber daya

lingkungan

Dinkes

BKKBN 5.3, 5.6

Target 7D:Mencapai peningkatan

yang signifikan

dalam kehidupan penduduk miskin di

permukiman kumuh

(minimal 100 juta) pada

tahun 2020

Disamping Indikator MDGs tersebut diatas pada gambar III.1. untuk memantau

pelaksanaan kegiatan program percepatan yang direncanakan di matrik program

RAD MDGS Aceh 2011-2015, indikator output ( hasil langsung dari kegiatan

program) dan indikator outcome ( hasil antara dari kegiatan program) perlu

Gambar III.1.

Tanggung

Jawab SKPA

untuk

pengumpulan

dan analisa

Indikator

MDGs

4 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB IVI – PENUTUP

dikumpulkan, diolah, dianalisa dan didiskusikan pada setiap pertemuan teknis

tim kelompok kerja MDGs Aceh setiap kwartal ( tiga bulan) sebagai upaya

untuk memantau kemajuan dan hasil semua kegiatan program percepatan

pencapaian MDGs dan sebagai masukan untuk pengambilan tindakan perbaikan

pelaksanaan program RAD MDGS Aceh.

Berikut adalah ringkasan tentang jumlah indikator output dan outcome yang

harus dikumpulkan, diolah dan dianalisa oleh masing masing SKPA terkait:

SKPA Target dan jumlah indikator outputs yang dikumpulkan diolah & dianalisa

Total 1A 1B 1 C 2A 3A 4 A 5 A 6 A 6 B 6 C 7 A 7 B 7 C 7 D

BPM 11 1 12

DISNAKERMOBDUK

7 7

DINSOS 5 5

BIRO PEREKONOMIAN

9 9

BKP LUH 6 6 12

HUTBUN 11 11

DKP 4 4

KESWANANK

6 2 8

DISTAN 12 12

INDAKOP 6 6

DINKES 18 61 50 21 6 35 10 201

DISDIK 25 25

BADAN PP & PA

6 6

BAPPEDAL 26 8 34

BMCK 5 1 6

Total 70 10 24 25 6 61 50 21 6 35 26 8 15 1 358

Secara rinci, berikut adalah indikator output dan indikator outcome RAD MDGS

Aceh yang diambil dari matrikm program percepatan pencapaian tujuan MDGs:

Indikator output TARGET 1A : Menurunkan hingga setengahnya proporsi

penduduk dengan tingkat pendapatan kurang dari USD 1 (PPP) perhari

dalam kurun waktu 1990-2015 KEGIATAN PROGRAM INDIKATOR METADATA SKPA TERKAIT

Indikator MDG : 1.1 Proporsi penduduk dengan pendapatan kurang dari US$ 1,00 (PPP) per kapita per Hari

1.2 Rasio kesenjangan kemiskinan

1.3 Proporsi kuintil termiskin dalam konsumsi nasional

PROGRAM : Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan

Tabel III.1.

Jumlah

Indikator

outputs

untukm

memantau

pelaksanaan

RAD MDGS

Aceh 2011-

2015

5 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB IVI – PENUTUP

KEGIATAN PROGRAM INDIKATOR METADATA SKPA TERKAIT

1 Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Perdesaan

% desa dengan Lembaga / Organisasi Masyarakat mandiri di 23 kab

(Jumlah desa dengan Lembaga / Organisasi Masyarakat mandiri / jumlah desa) x 100%

BPM

2 Koordinasi Pengembangan dan Pemanfaatan TTG

% desa yang mempunyai pusat informasi TTG dan atau internet di 23 kab

(Jumlah desa yang mempunyai pusat informasi TTG dan atau internet / jumlah desa) x 100%

BPM

3 Pembinaan dan Perencanaan Program Pemberdayaan Masyarakat

Jumlah kabupaten yang menyelenggarakan pertemuan koordinasi program pemberdayaan masyarakat dilaksanakan

Jumlah kabupaten yang menyelenggarakan pertemuan koordinasi program pemberdayaan masyarakat dilaksanakan

BPM

4 Pembinaan Sosial Budaya Masyarakat dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga

% keluarga miskin yang mempunyai pengetahuan dan ketrampilan meningkatkan kesejahteraan keluarga di 23 kab

(Jumlah keluarga miskin yang mempunyai pengetahuan dan ketrampilan meningkatkan kesejahteraan keluarga / jumlah keluarga miskin x 100%)

BPM

5

Alokasi Dana Pemakmue Gampong, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Program Mandiri Terpadu

% keluarga miskin yang mendapatkan dana untuk kegiatan usaha

(Jumlah keluarga miskin yang mendapatkan dana untuk kegiatan usaha / jumlah keluarga miskin )x 100%

BPM

PROGRAM : Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan

6

Pembinaan Pengembangan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat- Mandiri Pedesaan (PNPM-MP)

% dari 244 kecamatan yang melaksanakanprogram PNPM

(Jumlah dari 244 kecamatan yang melaksanakanprogram PNPM / 224 ) x 100%

BPM

7 Pemberdayaan Ekonomi Keluarga dan Masyarakat Miskin

%penduduk miskin di 23 kab

(Jumlah penduduk miskin / jumlah seluruh penduduk)x 100%

BPM

8 Pengembangan Ekonomi Masyarakat Kemukiman (PEMK)

Kemandirian masyarakat di 18 Kabupaten

(Jumlah PEMK mandiri dari 18 kabupaten / 18 Kabupaten) x 100%

BPM

9 Pembinaan Unit Pengaduan Masyarakat dan Pemantauan PKBS BBM

Kelancaran distribusi BBM di 23 kabupaten

(Jumlah Kabupaten yang distribusi BBM Lancar / jumlah kabyupaten) x 100% BPM

PROGRAM : Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa

10 Peningkatan Partisipasi Masyarakat, % Kab melaksanakan perencanaan partisipatiff

(Jumlah kabupaten melaksanakan perencanaan partisipatif / jumlah kabupaten) x 100%

BPM

11

Pengembangan Kelembagaan dan SDM Gampong/Kelurahan Peningkatan Kapasitas Pemerintah Mukim dan Gampong/Kelurahan

% gampong yang dilatih penyelenggaraan Pemerintahan

(Jumlah gampong dilatih penyelenggaraan pemerintah / jumlah gampong ) x 100%

BPM

PROGRAM : Pembinaan Syariat Islam

12 Penyaluran Zakat Infak Shadaqah % keluarga miskin menrerima Zakat Infak

(% keluarga miskin menrerima Zakat Infak /jumlah KK miskin) x 100%

Baital Mal

PROGRAM : Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

13 Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kesenjangan- 1 KUBE =6 KK

Jumlah KK dalam KUBE yang mendapatkan pelatihan dan bantuan modal

Jumlah KK dalam KUBE yang mendapatkan pelatihan dan bantuan modal

Dinsos

14 Usaha Ekonomi Produktip (UEP) Jml penyandang masalah sosial yang menerima pelatihan dan modal usaha

Jml penyandang masalah sosial yang menerima pelatihan dan modal usaha

Dinsos

15 Subsidi pemakanan anak pantil Jumlah anakpanti yang mendapatkan subsidi makanan

Jumlah anakpanti yang mendapatkan subsidi makanan

Dinsos

16 Pemberdayaan Remaja putus Sekolah ( kurang mempu)

Jumlah remaja keluarga kurang mampu yangmenerima pelatihan

Jumlah remaja keluarga kurang mampu yangmenerima pelatihan

Dinsos

17 Pemberdayaan Masyarakat Konunitas Adat Terpencil

Jumlah KK Masyarakat komunitas Adat terpenci yang mendapatkanj manfaatl

Jumlah KK Masyarakat komunitas Adat terpenci yang mendapatkanj manfaatl

Dinsos

PROGRAM : Peningkatan Sarana Perekonomian,Potensi dan Kerja

Sama Ivestasi dalam Pengembangan Industri Perdagangan

6 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB IVI – PENUTUP

KEGIATAN PROGRAM INDIKATOR METADATA SKPA TERKAIT

18 -Peningkatan pengembangan sarana perekonomian daerah

% Jumlah desa yang mendapatkan sarana perekonomian

(Jumlah desa yang mendapatkan sarana perekonomian / Jumlah desa ) x

100% Biro Perekonomian

19 Pembinaan peningkatan kinerja BUMD

% Penyerapan tenaga kerja

(Jumlah pencari kerja yang

mendapatkan pekerjaan / jumlah pencariu kerja ) x 100%

Biro Perekonomian

20 Peningkatan fasilitas pengembangan potensi dan hasil produksi daerah

% kenaikan PAD k Propindi dam kab/ kota

(PAD propinsi / kabupaten / kota tahun berjalan / PAD propinsi / kabupaten /

kota tahun lalu) x 100% Biro Perekonomian

21 Peningkatan efektifitas kerjasama industry, pariwisata dan lingkungan hidup

% Meningkatnya investor di bidang industry dan pariwisata serta meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan hidup

Jumlah Investor industry dan pariwaisata tahun berjalan / Jumlah

Investor industry dan pariwaisata tahun sebelumnya ) x 100%

Biro Perekonomian

22 Peningkatan fasilitasi kerjasama luar negeri bidang ekonomi

% Peningkatan pendapatan masy. Dan PAD

(Jumlah pendapatan masyarakat tahun berjalan / jumlah pendapatan

masyarakat tahun sebelumnya) x 100% Biro Perekonomian

23 -Pembinaan kawasan perdagangan bebas

% Peningkatan PAD & kesejahteraan Masyarakat

(PAD propinsi / kabupaten / kota tahun berjalan / PAD propinsi / kabupaten /

kota tahun lalu) x 100% Biro Perekonomian

24 Koordinasi penggunaan dana pemerintah bagi usaha mikro,kecil dan menengah

Peningkatan kesejahteraan masy. (Jumlah pendapatan masyarakat tahun

berjalan / jumlah pendapatan masyarakat tahun sebelumnya) x 100%

Biro Perekonomian

25 Pembinaan kawasan ekonomi terpadu

Peningkatan PAD 4 kabupaten/kota

(PAD propinsi / kabupaten / kota tahun berjalan / PAD propinsi / kabupaten /

kota tahun lalu) x 100% Biro Perekonomian

26 Rapat Koordinasi pengembangan perekonomian daerah

% Rapat Koordinasi pengembangan perekonomian daerah yang terlaksana

(Jumlah Rapat Koordinasi pengembangan perekonomian daerah

yang terlaksana/ jumlah Rapat Koordinasi pengembangan perekonomian daerah yang

direncanakan) x 100%

Biro Perekonomian

PROGRAM : Peningkatan Kesejahteraan Petani

27 Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis

% Meningkatnya kemampuan dan keterampilan petani pelaku agribisnis

(Jumlah Petani Pelaku agribusiness yang kemampuan dan ketrampilannya

meningkat / jumlah Petani Pelaku agribusiness) 100%

BKP-Luh

28 Peningkatan kemampuan lembaga petani

% Meningkatnya kualitas kelembagaan petani

(Jumlah kelompok petani yang kualitas kelembagaannya meningkat / jumlah kelompok petani) 100%

BKP-Luh

29

Penyuluhan dan Bimbingan Pemanfaatan dan Produktifitas Lahan Tidur

Meningkatnya pemanfaatan lahan tidur untuk penyediaan pangan bagi masyarakat

(Luas Lahan Tidur yang dimanfaatkan

pada tahun berjalan / jumlah lahan tidur yag digunakan pada tahun sebelumnya)

x 100%

BKP-Luh

30 Pemeliharaan Tanaman Perkebunan Rakyat

Terpeliharanya 51.000 ha tanaman perkebunan rakyat miskin

Luas areal ( ha) tanaman perkebunan untuk rakyat miskin

Hutbun

PROGRAM : Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman

Perkebunan Berkelanjutan

31 Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar

Tersedianya 23.750 ha lahan peremajaan kakao, intensifikasi kako dan rehabilitasi cengkeh

Luas areas( ha) lahan peremajaan kakao, intensifikasi kako dan rehabilitasi

cengkeh Hutbun

32 Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim

Tersedianya 12.400 ha tanaman tebu

Luas areas( ha) lahan tanaman tebu Hutbun

33 Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan

Tersedianya lahan 2.610 ha untuk peremajaan kelapa, kebun induk kakao den kelapa serta pemurnian benih tanaman karet

Luas areal (ha) untuk peremajaan kelapa, kebun induk kakao den kelapa serta pemurnian benih tanaman karet

Hutbun

PROGRAM: Peningkatan Produksi Perikanan dan Pemanfaatan

Kelautan

7 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB IVI – PENUTUP

KEGIATAN PROGRAM INDIKATOR METADATA SKPA TERKAIT

34

Pengembangan bibit ikan unggul : Petani kerapu mendapatkan bibit 2000 ekor/orang; . Operator hatchery mendapatkan bibit unggul ikan lele sangkuriang; . Petani ikan membudidayakan ikan spesies lokal

Jumlah petani ikan yang mendapatkan manfaat bibit ikan unggul kerapu dan lele .

Jumlah petani ikan yang mendapatkan manfaat bibit ikan unggul kerapu dan lele .

DKP

35

Pembinaan dan pengembangan perikanan : 1. Petani budidaya laut mendapatkan agroinput untuk budidaya ikan kerapu, 2. Petani budidaya payau mendapatkan agroinput untuk budidaya udang dan bandeng, 3. Petani budidaya air tawar mendapatkan agroinput untuk budidaya ikan air

Jumlah petani ikan yang mendapatkan lele, mas, nila, gurami

Jumlah petani ikan yang mendapatkan lele, mas, nila, gurami

DKP

36

Motorisasi armada penangkapan dalam upaya daya jelajar dan produktivitas nelayan: 1. Nelayan mendapatkan bantuan perahu motor dan alat tangkap 2. Membuka peluang kerja bagi 100 orang di kapal perikanan

Jumlah nelayan yang menerima dukungan pengadaan perahu bermotor penangkapan ikan

Jumlah nelayan yang menerima dukungan pengadaan perahu bermotor penangkapan ikan

DKP

37

Pengadaan alat bantu operasional penangkapan ikan 1. Nelayan tradisional mendapat bantuan alat tangkap ikan2. Nelayan meningkat jumlah tangkapan dengan adanya sarana rumpon di laut

Jumlah nelayan yang menerima dukungan pengadaan sarana

rumpon

Jumlah nelayan yang menerima dukungan pengadaan sarana rumpon

DKP

PROGRAM : Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan

38 Pengembangan Usaha Perbenihan, Penyediaan Bibit dan Pengawasan Peredaran Benih Perkebunan

Jumlah kawasan memikliki usaha perbenihanm perkebunan

Jumlah kawasan memikliki usaha

perbenihanm perkebunan Hutbun

39 Pembangunan Kebun Kelapa Sawit Tersedianya 11.700 ha kebun kelapa sawit rakyat miskin

Luas areal (ha) kebun kelapa sawit rakyat miskin yang dikembangkan

Hutbun

40 Rehabilitasi dan Pengembangan Tanaman Perkebunan Rakyat

Terehabnya 12,500 Ha Tanaman Kebun Rakyat ( kebun kakao, kopi dan pala rakyat)

Luas areal (ha) tanaman kebun rakyat yang direhabilitasi dan dikembangkan Hutbun

41 Pembangunan Kebun Karet Rakyat Terbangunnya 11.840 ha kebun karet Rakyat

Luas areal (ha) kebun karet rakyat yang dikembangkan Hutbun

42 Pembangunan Kebun Kakao Rakyat Tersedianya kebun kakao Rakyat Luas areal (ha) kebun kakao rakyat

yang dikembangkan Hutbun

43

Penyediaan sarana produksi pertanian/perkebunan di 19 kabupaten kota

Berkembangnya Kawasaan Sentra Produksi Padi (Ha) :

Luas kawasan (ha) sentra produksi padi yang dikembangkan Distan

Berkembangnya Kawasaan Sentra Produksi Jagung (Ha) : a.tenggara, gayo lues, a.tamiang, a.tengah

Luas kawasan (ha) sentra produksi

jagung yang dikembangkan Distan

Berkembangnya Kawasaan Sentra Produksi Kedele) (Ha) bireuen, pijay, a.tengah, a.utara

Luas kawasan (ha) sentra produksi kedele yang dikembangkan Distan

Berkembangnya Kawasaan Sentra Produksi Kacang Tanah (Ha) nagan raya, a.jaya, a.selatan, a.barat, abdya

Luas kawasan (ha) sentra produksi jkcang tanah yang dikembangkan

Distan

Berkembangnya kawasan tanaman buah (ha) a.taengah, bireuen, bener meriah

Luas kawasan (ha) sentra produksi tanaman buah yang dikembangkan Distan

Berkembangnya kawasan tanaman sayuran dan obat obatan (ha) Sayur: bener nmeriah, a.tengah, gayo lues, pidie dan Obat : pidie, tamiang, a.besar, bireun, a.tim

Luas kawasan (ha) tanaman sayuran dan obat obatan yang dikembangkan

Distan

PROGRAM : Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian

indikator dampak : produktivitas padi 4,5 ton per ha, naik 3% prediksi, sistem padat karya, rata2 luas kepemilikan lahan : 0,25 ha

8 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB IVI – PENUTUP

KEGIATAN PROGRAM INDIKATOR METADATA SKPA TERKAIT

44

Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian Tepat Guna (18 kab plus 1 kota)

Tersediaan Alat pengolah Tanah Bagi Tanam Serentak (unit) mis: handtraktor 1 unit utk 10 ha (kepada kelompok tani)

Prosentase Traktor tangan dengan luas kawasan= ( jumlkah hand traktor / luas

kawasan dalam ha ) x 100% Distan

Panjang Linning Saluran Untuk Distribusi Air Ke Areal Sawah (meter)

Panjang Linning Saluran Untuk Distribusi Air Ke Areal Sawah (meter)

Distan

Tersedianya Alat Pasca Panen (unit)

Jumlah alat pasca panen yang disediakan

Distan

Tersedianya Pompa Air untuk Memenuhi kekurangan air pada areaal sawah (unit)

Jumlah pompa air untuk irigasi sawah yang disediakan Distan

Termanfaatnya lahan terlantar (Ha) Luas areal (ha) lahan terlantar yang

dimanfaatkan Distan

Terbangunanya Jalan Usaha Tani bagi pengangkutan Saprodi dan hasil panen (meter)

Panjang jalan yang dibangun Untuk pengangangkutan saprodi dan hasil

panen. Distan

PROGRAM : Pengembangan Industri Kecil Menengah

45 Fasilitasi Pengembangan Usaha Industri Kecil dan Menengah

Jumlah Industri kecil yang difasilitasi

Jumlah Industri kecil yang difasilitasi Indagkop

PROGRAM : Pengembangan Sentra Industri Potensial

46

Fasilitasi pembinaan industri kecil dan Menengah

Jumlah pengembangan sentra2 industri potencial yang terbentuk

Jumlah pengembangan sentra2 industri potencial yang terbentuk

Indagkop

PROGRAM : Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan

47 Penataan Tempat Berusaha Bagi Pedagang Kaki Lima dan Asongan

Jumlah pedagang kaki lima dan asongan yang dibina

Jumlah pedagang kaki lima dan asongan yang dibina

Indagkop

PROGRAM : Pengembanagn Kewirausahaan dan Keunggulan

Kompetitif UKM

48 Penyelenggaran /pelatihan kewirausahaan

% individu yang dilatih kewirausahaan

(Jumlah individu yang dilatih kewirausahaan / jumlah individu yang

potensial menjalankan usaha kewirausahaan ) x 100%

Indagkop

49 Pelatihan manajemen pengelola Koperasi

% pengelola koperasi yang dilatih manajemen koperasi

( jumlah pengelola koperasi yang dilatih manajemen koperasi / jumlah pengelola

koperasi) x 100% Indagkop

PROGRAM : Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi UMKM

50 Pengembangan kebijakan dan program peningkatan lokal

% UMKM yang mempunyai sarana/prasarana

( jumlah UMKM yang mempunyai sarana/prasarana / jumlah UMKM) x

100% Indagkop

PROGRAM : Peningkatan Ketahanan Pangan

51 Pengembangan Desa Mandiri Pangan

Berkurangnya daerah rawan pangan

Jumlah desa rawan pangan yang diubah menjadi jumlah desa yang tidak

rawan pangan BKP-Luh

52 Pengembangan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM)

Jumlah LDPM yang berdiri Jumlah LDPM yang berdiri BKP-Luh

53 Pemberdayaan Lembaga Mandiri dan Mengakar di Masyarakat (LM3)

Jumlah LM3 ( Lembaga Mandiri dan Mengakar di Masyarakat) yang berdiri

Jumlah LM3 ( Lembaga Mandiri dan Mengakar di Masyarakat) yang berdiri

BKP-Luh

PROGRAM : Peningkatan Produksi Hasil Ternak

54 1.1 Pendistribusian Bibit Ternak Kepada Masyarakat) petani : 7 ekor)

Jumlah petani yang menerima bibit ternak

Jumlah petani yang menerima bibit ternak

Keswanak

55 1.2 Pengembangan Agribisnis Peternakan

Jumlah kelompok usaha agribisnis berkembang yang produksinya meningkat

Jumlah kelompok usaha agribisnis berkembang yang produksinya meningkat

Keswanak

9 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB IVI – PENUTUP

KEGIATAN PROGRAM INDIKATOR METADATA SKPA TERKAIT

56 1.3 Pengembangan Kawasan Ayam Ras Petelur

Jumlah pulet ayam ras petelur untuk pengembangan kawasan ternak ayam ras petelur

Jumlah pulet ayam ras petelur untuk pengembangan kawasan ternak ayam ras petelur

Keswanak

57 1.4 Pembangunan Kebun Rumput HMT dan Padang Pengembalaan

Luas AreaL kebun rumput, (HA) HMT dan padang pengembalaan dibangun

Luas AreaL kebun rumput, (HA) HMT dan padang pengembalaan dibangun

Keswanak

58 1.5 Pembangunan Kawasan Peternakan Terpadu

Jumlah kawasan berkembang Jumlah kawasan berkembang Keswanak

59 1.6 Pengembangan Inseminasi Buatan

Jumlah straw tersedia (dosis) Jumlah straw tersedia (dosis) Keswanak

PROGRAM : Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan

60 1.1 Pengembangan Hutan Tanaman Tersedianya 2,750 Ha hutan tanaman

Luas areal hutan tanaman yang dikembangkan Hutbun

61 1.2. Pengembangan Hasil Hutan

Non Kayu Tersedianya 2,346 Ha

Luas areal hutan tnon kayu yang dikembangkan

Hutbun

Indikator output Target 1b : : Menciptakan Kesempatan Kerja Penuh

Produktip Dan Pekerjaan Yang Layak Untuk Semua Termasuk Perempuan

Dan Kaum Muda KEGIATAN PROGRAM INDIKATOR METADATA SKPA TERKAIT

Indikator MDGs: 1.4. Laju pertumbuhan PDB per tenaga kerja

1.5 Rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas

1.7 Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga terhadap total kesempatan kerja

PROGRAM : Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan

1 Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Perdesaan

% desa dengan Lembaga / Organisasi Masyarakat mandiri di 23 kab

(Jumlah desa dengan Lembaga / Organisasi Masyarakat mandiri / jumlah desa) x 100%

BPM

PROGRAM : Peningkatan Kwalitas dan Produktifitas Tenaga Kerja

2 1.1 Pendidikan & pelatihan Ketrampilan Bagi Pencari Kerja

Tersedianya Pencari Kerja Terampil

Jumlah pencari kerja yang dilatih ketrampilan

Disnakermobduk

PROGRAM : Program Peningkatan Kesempatan Kerja

3 1.1 Pemberian Fasilitas & mendorong Sistem Pendanaan Pelatihan Berbasis Masyarakat

Terciptanya lapangan pekerjaan dan memberikan pendapatan masyarakat di pedesaan

Jumlah pencari kerja yang diberikan fasilitas pendanaan Disnakermobduk

4 1.2 Pengembangan Kelembagaan Produktivitas dan Pelatihan Kewirausahaan

Terciptanya calon wirausahawan baru dalam rangka perluasan kesempatan kerja

Jumlah wirausahawan baru yang siap melakukan kegiatan ekonomi wirausaha

Disnakermobduk

PROGRAM : Program Peningkatan Penrapan Teknologi Peternakan

5 1.1 Penyuluhan penerapan teknologi peternakan tepat guna

Terbukanya kesempatan kerja dan berusaha dibidang peternakan

Jumlah orang yang diberikan penyuluhan penerapan Teknologi tepat Guna

Keswanak

6 1.2 Pelatihan&bimbingan pengoperasian teknologi peternakan tepat guna

Terciptanya kader pengusaha agribisnis peternakan

Juymlah pengusaha agrobusines peternakan yang di latih dan di bim,bing

Keswanak

PROGRAM : Pengembangan Wilayah Transmigrasi

7

1.1 Peningkatan kerjasama antar wilayah, antar pelaku & sektor dalam rangka Pengembangan Kawasan transmigrasi

Tersedianya sarana prasarana bangunan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat

Jumlah KK peserta transmigrasi yang mendapatkan sarana dan prasarana peningkatan kesejahteraan masyarakat

Disnakermobduk

10 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB IVI – PENUTUP

KEGIATAN PROGRAM INDIKATOR METADATA SKPA TERKAIT

8 1.2 Penyediaan dan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Sosial Ekonomi di Kawasan Transmigrasi

Ketersediaan sarana produksi pertanian dan terbentuknya kelembagaan ekonomi serta terpenuhinya paket sarana produksi sesuai potensi lahan yang dikembangkan

Jumlah KK yang menerima sarana produksi pertanian. Disnakermobduk

PROGRAM : Transmigrasi Lokal

9 1.1 Penyuluhan Transmigrasi Jumlah kawasan transmigrasi yang disuluh

Jumlah kawasan transmigrasi yang disuluh

Disnakermobduk

10 1.2 Pelatihan Transmigrasi Lokal

Jumlah gelombang pelatiha Tersedianya SDM yang trampil sebagai motivator di lokasi pemukiman

Jumlah Motivator di daerah transmigrasi yangf dilatih Disnakermobduk

Indikator output TARGET 1 C : Menurunkan hingga setengahnya proporsi

penduduk yang menderita kelaparan dalam kurun waktu 1990-2015

No PROGRAM/KEGIATAN/

TINDAKAN INDIKATOR METADATA

SKPA TERKAIT

Indikator MDGs

Prevalensi balita dengan berat badan rendah

(Jumlah Balita BBR / Jumlah Balita ) x 100%

Dinkes

Prevalensi Balita Gizi Buruk (Jumlah Balita Gizi Buruk / Jumlah Balita) x 100%

Dinkes

Prevalensi Balita Gizi Kurang

(Jumlah Balita gizi kurang/ Jumlah Balita) x 100%

Dinkes

Proporsi penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi minimum:

1400 Kkal/ kapita/ hari (Jumlah penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi minimum < 1400 KKal:/ Jumlah penduduk) x 100%

Dinkes

2000Kkal/kapita/hari (Jumlah penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi minimum < 2000 Kkal:/ Jumlah penduduk) x 100%

Dinkes

Kegiatan 1 : Pembinaan Gizi Masyarakat

1. Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan

( Jumlah balita gizi buruk yang mendapat perawatan / Jumlah Balita ) x 100%

Dinkes

1 2

2. Persentase balita ditimbang berat badannya (D/S)

(Jumlah balita ditimbang berat badannya (/ jumlah Balita ) x 100% = D/S)

Dinkes

3 Kegiatan 1 : Pembinaan Gizi Masyarakat

1. Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan

( Jumlah balita gizi buruk yang mendapat perawatan / jumlah Balita) x 100%

Dinkes

4

Sub kegiatan 1.a: Pelatihan tatalaksana gizi buruk bagi Puskesmas perawatan dan RSUD

1.a. Jumlah puskesmas perawatan dan RSUD memiliki tenaga yang telah dilatih tata laksana gizi buruk.

1.a. Jumlah puskesmas perawatan dan RSUD memiliki tenaga yang telah dilatih tata laksana gizi buruk.

Dinkes

5

Sub kegiatan 1.b: Pelatihan tatalaksana gizi buruk bagi Puskesmas non perawatan

1.b. Jumlah puskesmas non perawatan memiliki tenaga yang telah dilatih tata laksana gizi buruk.

1.b. Jumlah puskesmas non perawatan memiliki tenaga yang telah dilatih tata laksana gizi buruk.

Dinkes

6 Sub kegiatan 1.b.1: Pelatihan tatalaksana gizi buruk bagi Puskesmas

1.b.1. Jumlah puskesmas memiliki tenaga yang telah dilatih tata laksana gizi buruk.

1.b.1. Jumlah puskesmas memiliki tenaga yang telah dilatih tata laksana gizi buruk.

Dinkes

11 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB IVI – PENUTUP

No PROGRAM/KEGIATAN/

TINDAKAN INDIKATOR METADATA

SKPA TERKAIT

7 Sub kegiatan 1.c: Pengadaan alat dapur dan sarana

1. c. Jumlah puskesmas perawatan yang memiliki alat dapur dan sarana melaksanakan tatalaksana gizi buruk

1. c. Jumlah puskesmas perawatan yang memiliki alat dapur dan sarana melaksanakan tatalaksana gizi buruk

Dinkes

8 Sub kegiatan 1.d: Penyediaan obat gizi buruk

1.d. Jumlah kasus gizi buruk yang memperoleh obat gizi buruk

1.d. Jumlah kasus gizi buruk yang memperoleh obat gizi buruk

Dinkes

9 Sub kegiatan 1.e: Pendampingan gizi buruk oleh kader

1.e. Persentase kasus gizi buruk paska perawatan yang didampingi oleh kader

( Jumlah kasus gizi buruk paska perawatan yang didampingi oleh kader / Jumlah kasus gizi buruk) x 100%

Dinkes

10 Penguatan Badan Koodinasi Renstra Gizi

Jumlah Kabupaten/kota yang melakukan koodinasi Renstra Gizi

Jumlah Kabupaten/kota yang melakukan koodinasi Renstra Gizi

Dinkes

11 Penyusunan Kebijakan Penaggulangan Gizi

Jumlah Kabupaten/kota yang memiliki kebijakan penanggulangan gizi

Jumlah Kabupaten/kota yang memiliki kebijakan penanggulangan gizi

Dinkes

12 Kegiatan 1 : Pembinaan Gizi Masyarakat

2. Persentase balita ditimbang berat badannya (D/S)

(jumlah balita ditimbang berat badannya / jumlah Balita) x 100%= (D/S)

Dinkes

13

Sub kegiatan 2.a: Pelatihan pemantauan pertumbuhan bagi petugas puskesmas dan kabupaten kota

2.a. Jumlah puskesmas, kabupaten/kota yang telah dilatih dengan pemantauan pertumbuhan baru.

Jumlah puskesmas, kabupaten/kota yang telah dilatih dengan pemantauan pertumbuhan baru.

Dinkes

14 Sub kegiatan 2.b: Pelatihan ulang kader posyandu

2.b. Persentase posyandu dengan pelatihan ulang kader.

(jumlah posyandu dengan pelatihan ulang kader/ jumlah Posyandu) x 100%

Dinkes

15 Sub kegiatan 2.c: Pembinaan kader posyandu

2.c. Persentase posyandu yang dilakukan pembinaan kader.

Jumlah posyandu yang dilakukan pembinaan kader/ jumlah posyandu) x 100%

Dinkes

16 Sub kegiatan 2.d: Penyediaan sarana dan prasarana kader posyandu

2.d. Jumlah posyandu yang memiliki sarana dan prasarana pemantauan pertumbuhan

2.d. Jumlah posyandu yang memiliki sarana dan prasarana pemantauan pertumbuhan

Dinkes

17 Sub kegiatan 2.e: Penyediaan dana operasional posyandu

2.e. Jumlah posyandu yang memperoleh dana operasional

2.e. Jumlah posyandu yang memperoleh dana operasional

Dinkes

18 Sub kegiatan 2.f: Pengembangan Desa Siaga Aktif

2.f. Jumlah desa siaga yang aktif

2.f. Jumlah desa siaga yang aktif

Dinkes

PROGRAM: Peningkatan Ketahanan Pangan

19

1.1 Penanganan Daerah Rawan Pangan

Tumbuhnya kemampuan klp rawan pangan tertanganinya kelompok rawan pangan transien dan kronis

Jumlah kelompok rawan pangan yang di bantu

BKP-Luh

20 1.2 Pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi

Terdeteksinya secara dini daerah-daerah rawan pangan

(Jumlah kecamatan rawan pangan / jumlah kecamatan ) x 100%

BKP-Luh

21

1.3 Penyusunan Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA) / Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan

Tersedianya informasi/peta ketahanan dan kerentanan pangan di 251 kecamatan

Tersedianya informasi/peta ketahanan dan kerentanan pangan di 251 kecamatan

BKP-Luh

12 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB IVI – PENUTUP

No PROGRAM/KEGIATAN/

TINDAKAN INDIKATOR METADATA

SKPA TERKAIT

22 1.4 Pengembangan Lumbung Pangan Desa

Terpenuhinya Bahan Pangan Pokok Bagi Masyarakat sepanjang waktu

Jumlah lumbung pangan desa yang terbentuk BKP-Luh

23 Pemanfaatan Pekarangan Untuk Pengembangan Pangan

Terpenuhinya Kebutuhan Karbohidrat, Protein, Mineral dan Vitamin Bagi Keluarga

Jumlah Kabupaten yang melaksanakan program pemanfaatan pengembangan opangan

BKP-Luh

24 Penganekaragaman Konsumsi Pangan

Meningkatnya Keanekaragaman Konsumsi Pangan Masyarakat

Jumlah Kabupaten yang melaksanakan program keanekaragaman konsumsi pangan

BKP-Luh

Indikator output TARGET 2A : Menjamin pada 2015 semua anak, laki laki

maupun perempuan dimanapun dapat menyelesaikan pendidikan dasar

No PROGRAM/KEGIATAN/

TINDAKAN INDIKATOR METADATA

SKPA TERKAIT

Indikator MDGs :

2.1. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A

DIsdik

2.2. Proporsi murid klas 1 yang berhasil menamatkan SD/MI

DIsdik

2.3. Angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun,

perempuan dan laki laki

DIsdik

KEBIJAKAN MENINGKATKAN PEMERATAAN AKSES

Merumuskan dan melaksanakan kebijakan untuk mempercepat pengadaan sarana dan prasarana belajar-mengajar yang memadai, terutama di daerah daerah iskin, terpencil dan tertinggal, termasuk madrasah dan pesantren

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

A. 1 B. Pembangunan gedung

sekolah SD-SMP Jml Gedung SD dan SMP yang dibangun

Jml Gedung SD dan SMP yang dibangun

DIsdik

C. 2 D. Penambahan ruang kelas

sekolah Jml Ruang Kelas yang dibangun

Jml Ruang Kelas yang dibangun DIsdik

Memastikan bahwa mekanisme pembiayaan pendidikan lebih pro-masyarakat miskin untuk lebih enjamin terwujudnya pembiayaan pendidikan yang adil

DIsdik

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

A. 3 B. Penyediaan beasiswa

transisi / YATIM ( 150,000 jml aanak yatim menerima beasiswa

jml aanak yatim menerima beasiswa DIsdik

C. 4 D. Penyediaan bantuan

operasional sekolah (BOS) Jml RSBI dan SSN mendapatkan BOS bersumber dari APBA

Jml RSBI dan SSN mendapatkan BOS bersumber dari APBA

DIsdik

Meningkatkan program kesetaraan yang bermutu

Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

A. 5 B. Pendidikan lanjutan bagi

pendidik untuk memenuhi standar kualifikasi

Jml guru SD/SMP/SMA yang kwalifikasinya meningkat

Jml guru SD/SMP/SMA yang kwalifikasinya meningkat

DIsdik

II. KEBIJAKAN MENINGKATKAN KUALITAS DAN RELEVANS

6 Mempercepat peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan guru

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

13 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB IVI – PENUTUP

No PROGRAM/KEGIATAN/ TINDAKAN

INDIKATOR METADATA SKPA

TERKAIT

A. 7 B. Pelatihan kompetensi tenaga

pendidik jml guru yang dilatih jml guru yang dilatih

DIsdik

C. 8 D. Pelatihan guru bahasa

Inggris bagi calon guru SD/MI se-Provinsi

jml guru yang dilatih jml guru yang dilatih DIsdik

Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

A. 9

B. Pelaksanaan uji kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan ( guru SMK) - lomba karya tulis……….

Jumlah karya tulis, % karya tulis yang menang

Jumlah karya tulis, % karya tulis yang menang

DIsdik

C. 10

D. Pelatihan bagi pendidik untuk memenuhi standar kompetensi Pelatihan pengelola lab, calon kep sekolah, pelatihan guru mata plajaran)

jml guru yang dilatih jml guru yang dilatih

DIsdik

E. 11 F. Pembinaan kelompok kerja

guru (KKG) jml pertemuan KKG jml pertemuan KKG

DIsdik

G. 12

H. Pengembangan sistem pendataan dan pemetaan pendidik dan tenaga kependidikan- Penilaian angka kredit guru

laporan individu guru oleh tim penilai angka kredit guru

laporan individu guru oleh tim penilai angka kredit guru

DIsdik

I. 13

J. Pengembangan sistem penghargaan dan perlindungan terhadap profesi pendidik- gur terbaik, berprestasi - UMROH dari PA ( Gub)

jumlah guru / kepala sekolah pengawas penerima penghargaan

jumlah guru / kepala sekolah pengawas penerima penghargaan

DIsdik

Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

A. 14 B. Pengembangan kurikulum

dan pembinaan kesiswaan SD/MI - update kurikulum

jumlah PESERTA revisI / perbaikan i kurikulum yang dihasilkan

jumlah PESERTA revisI / perbaikan i kurikulum yang dihasilkan

DIsdik

C. 15

D. Pengembangan materi belajar mengajar dan metode pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi – IPTEK

jml guru mampu menggunakan akses internet untuk proses belajar mengajar.

jml guru mampu menggunakan akses internet untuk proses belajar mengajar.

DIsdik

E. 16 F. Pelatihan penyusunan

kurikulum Jml guru yang mengikuti pelatihan kurikulum

Jml guru yang mengikuti pelatihan kurikulum

DIsdik

G. 17

H. Pengembangan materi belajar mengajar dan metode pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi

DIsdik

18 Meningkatkan pelatihan manajemen berbasis sekolah (MBS) bagi para kepala sekolah dan pengawas

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun

A. 19

B. Pembinaan kelembagaan sekolah dan manajemen sekolah dengan penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS) di satuan pendidikan dasar

% sekolah yang menerapkan MBS, jml peserta mengikuti pelatihan MBS.

(jumlah sekolah yangmenerapkan MBS / jumlah Sekolah) x 100%

DIsdik

III. KEBIJAKAN MEMPERKUAT TATAKELOLA DAN AKUNTABILITAS

14 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB IVI – PENUTUP

No PROGRAM/KEGIATAN/ TINDAKAN

INDIKATOR METADATA SKPA

TERKAIT

Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam mengelola program pendidikan

Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

A. 20 B. Penerapan sistem dan

informasi manajemen pendidikan

Tersedianya database pendidikan yang termutakhirkan, profile pendidikan Aceh

Jumlah kabupaten yang mempunyai system informasi manajemen pendidikan

DIsdik

C. 21

D. Penyelenggaraan pelatihan, seminar dan lokakarya serta diskusi ilmiah tentang berbagai isu pendidikan

terselenggaranya rakor pendidilkn

Jumlah Rakor pendidikan yang diselenggarakan

DIsdik

E. 22 F. Monitoring, evaluasi dan

pelaporan hasil laporan

Jumlah laporan dan evaluasi DIsdik

Meningkatkan akuntabilitas manajemen sumber daya pendidikan

Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

23 Pendidikan dan pelatihan formal

Jumlah orang yang dilatih Jumlah orang yang dilatih DIsdik

A. 24 B. Pembinaan mental dan fisik

aparatur Jumlah orang yang dibina

Jumlah orang yang dibina

DIsdik

C. 25 D. Peningkatan kualitas

pelayanan public % sekolah mengikuti SPM

(Jumlah sekolah yang melaksanakan SPM / jumlah sekolah) x 100%

DIsdik

Indikator output TARGET 3 A: Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat

pendidikan dasar dan lanjutan pada tahun 2005, dan di semua jenjang

pendidikan tidak lebih dari tahun 2015

NO PROGRAM/KEGIATAN/ TINDAKAN INDIKATOR METADATA SKPA

Indikator MDGs

3.1. Rasio APM perempuan/ laki laki di SD / MI/paketA Disadik

3.2. Rasio APM perempuan/ laki laki di SMP / MTs/paketB Disadik

3.3. Rasio APM perempuan/ laki laki di SMA / MA/paket C Disadik

3.4.Rasio APM perempuan /laki-laki di perguruan tinggi Disadik

3.5 Rasio melek huruf perempuan terhadap laki laki pada kelompok usia 15 - 24 tahun

Disadik

3.6. Kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non pertanian

Badan PP&PA

3.7. Proporsi Kursi yang diduduki perempuan di DPR Badan PP&PA

Peningkatan pendidikan dan partisipasi politik untuk perempuan

1. Program Peningkatan Pendidikan dan Partisipasi Politik bagi perempuan

1 Sosialisasi UU No. 2 tahun 2011 ttg Perubahan atas UU NO.2 thn 2008 dan pendidikan politik.

jumlah peserta ( tokoh masyarakat- Organisasi perempuan, LSM perempuan, parti politik sosialisasi

jumlah peserta ( tokoh masyarakat- Organisasi perempuan, LSM perempuan, parti politik sosialisasi

Badan PP&PA

Melaksanakan pengarusutamaan gender pada penyelenggaraan pemerintah daerah

Program Penguatan Kelembagaan dan Pengarusutamaan Gender dan Anak

2 1.1 Penguatan kelembagaan pengarusutamaan Gender dan Anak

jumlah SKPA yang bisa melaksanakan pengarus utamaan gender

jumlah SKPA yang bisa melaksanakan pengarus utamaan gender

Badan PP&PA

3 1.2 Pengembangan Sistem Informasi Gender dan Anak

% SKPA yang memiliki sistim informasi gender dan m anak

Badan PP&PA

15 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB IVI – PENUTUP

NO PROGRAM/KEGIATAN/ TINDAKAN INDIKATOR METADATA SKPA

4 1.3 Sosialisasi Gender dan Pembekalan PUG ( KUA, kepala Sekolah

jumlah peserta ( tokoh masyarakat- agama, adat, kepala sekolah)

Badan PP&PA

Kekerasan terhadap perempuan dan anak

Peningkatan Kwalitas Hidup dan Perlindungan Perempuan

5

1.1 Fasilitasi Pengembangan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan (P2TP2) ( Pelatihan Budget 2 M untuk operasional Prop, Bireuen, A. Utara, B. Meriah, Langsa)

Jumlah Kab yang memiliki P2TP2, Jumlah P2TP2 berfungsi

Jumlah Kab yang memiliki P2TP2, Jumlah P2TP2 berfungsi

Badan PP&PA

6 1.2 Perlindungan perempuan terhadap berbagai tindak kekerasan melalui PPT

Jumlah PPT berdiri Jumlah PPT berdiri Badan PP&PA

Indikator output TARGET 4A : Menurunkan Angka Kematian Balita (AKBA)

hingga dua per tiga dalam kurun waktu 1990-2015

NO PROGRAM/KEGIATAN/ TINDAKAN INDIKATOR METADATA SKPA TERKAIT

Indikator MDGs :

1. Angka kematian balita per 1.000 kelahiran hidup , 2. Angka kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup

3. Persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak

Dinkes

Nasional

Program 1 : Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kegiatan 1: Pembinaan Pelayanan Kesehatan Anak

1.Cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) 2.Cakupan pelayanan kesehatan bayi

3.Cakupan pelayanan kesehatan anak balita

Dinkes

Aceh

1 Kegiatan 1: Pembinaan Pelayanan Kesehatan neonatal

1.Cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1)

(Jumlah ibu hamil memeriksakan kandungan pertama / jumlah ibu hamil) x 100%

Dinkes

2 Sub Kegiatan 1a. Meningkatkan akses dan kualitas kunjungan neonates

Jumlah bayi baru lahir yang memperoleh pelayanan kesehatan dengan menggunakan algoritme MTBM

Jumlah bayi baru lahir yang memperoleh pelayanan kesehatan dengan menggunakan algoritme MTBM

Dinkes

3 Pemberian asuhan bayi baru lahir sesuai standar

Jumlah bayi baru lahir yang mendapatkan Inisiasi Menyusu Dini

Jumlah bayi baru lahir yang mendapatkan Inisiasi Menyusu Dini

Dinkes

4 Jumlah bayi baru lahir yang mendapatkan suntikan vitamin K1

Jumlah bayi baru lahir yang mendapatkan suntikan vitamin K1

Dinkes

5

Sub kegiatan 1b. Pemenuhan kebutuhan perawat dan bidan di desa dan faskes ( PKM dan RS)

Jumlah desa yg mempunyai tenaga bidan /perawat

Jumlah desa yg mempunyai tenaga bidan /perawat

Dinkes

6

Jumlah Puskesmas Perawatan yg mempunyai minimal 2 orang tenaga bidan /perawat yang menangani neonatus.

Jumlah Puskesmas Perawatan yg mempunyai minimal 2 orang tenaga bidan /perawat yang menangani neonatus.

Dinkes

7

Jumlah RS Kab/kota yg mempunyai minimal 6 orang tenaga bidan /perawat yang menangani neonatus

Jumlah RS Kab/kota yg mempunyai minimal 6 orang tenaga bidan /perawat yang menangani neonatus

Dinkes

16 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB IVI – PENUTUP

NO PROGRAM/KEGIATAN/ TINDAKAN INDIKATOR METADATA SKPA TERKAIT

8

Sub Kegiatan 1c. Pelatihan Manajemen Asfiksia dan Manajemen BBLR bagi perawat/bidan di Puskesmas

Jumlah Puskesmas yang memiliki minimal 3 perawat/bidan yang terlatih manajemen Asfiksia dan manajemen BBLR (kondisi Aceh rata 2 bidan/perawat/puskesmas)

Jumlah Puskesmas yang memiliki minimal 3 perawat/bidan yang terlatih manajemen Asfiksia dan manajemen BBLR (kondisi Aceh rata 2 bidan/perawat/puskesmas)

Dinkes

9

Sub Kegaiatan 1d. Pelatihan perinatologi bagi perawat/bidan di Puskesmas perawatan dan RS

Jumlah Puskesmas Perawatan yang memiliki minimal 2 perawat/bidan yang terlatih perinatologi

Jumlah Puskesmas Perawatan yang memiliki minimal 2 perawat/bidan yang terlatih perinatologi

Dinkes

10

Jumlah RS Kabupaten/Kota yang memiliki minimal 4 perawat/bidan yang terlatih perinatologi

Jumlah RS Kabupaten/Kota yang memiliki minimal 4 perawat/bidan yang terlatih perinatologi

Dinkes

11 Sub kegiatan 1e. Penyediaan kecukupan alat resusitasi (tabung dan balon sungkup ) di Puskesmas

Jumlah Puskesmas yang memiliki minimal 3 set alat resusitasi Bayi Baru Lahir yang siap pakai (KHUSUS Puskesmas Rawat Inap)

Jumlah Puskesmas yang memiliki minimal 3 set alat resusitasi Bayi Baru Lahir yang siap pakai (KHUSUS Puskesmas Rawat Inap)

Dinkes

12 Sub kegiatan 1f. Penyediaan kecukupan obat BBL

Jumlah puskesmas yang mempunyai ketersediaan obat neonatal esensial (Vitamin K1, oxytetrasiklin Salep mata, ampicilin injeksi, gentamisin injeksi, fenobarbital injeksi, diazepam injeksi, dll) sesuai dengan jumlah sasaran bayi baru lahir

Jumlah puskesmas yang mempunyai ketersediaan obat neonatal esensial (Vitamin K1, oxytetrasiklin Salep mata, ampicilin injeksi, gentamisin injeksi, fenobarbital injeksi, diazepam injeksi, dll) sesuai dengan jumlah sasaran bayi baru lahir

Dinkes

13 Sub kegiatan 1g. Distribusi Vaksin HB O

Jumlah Poskesdes/bidan desa yang mempunyai vaksin HB 0

Jumlah Poskesdes/bidan desa yang mempunyai vaksin HB 0

Dinkes

14 Pengadaan Vaksin HB 0 Jumlah Puskesmas yang mempunyai Vaksin HB 0

Dinkes

15

Sub kegiatan 1h. Penyediaan perinatologi set bagi Puskesmas perawatan dan RS Kab/kota

Jumlah Puskesmas Perawatan yg mempunyai minimal 1 perinatologi set (inkubator, alat resusitasi, KMC set) yang siap pakai.

Jumlah Puskesmas Perawatan yg mempunyai minimal 1 perinatologi set (inkubator, alat resusitasi, KMC set) yang siap pakai

Dinkes

16

Jumlah RS Kab/kota yg mempunyai minimal 3 (tiga) perinatologi set (Infant incubator, Baby puff, Bubble CPAP, transport incubator, alat resusitasi, KMC set, Infant warmer, Ventilator Neonatus) yang siap pakai

Jumlah RS Kab/kota yg mempunyai minimal 3 (tiga) perinatologi set (Infant incubator, Baby puff, Bubble CPAP, transport incubator, alat resusitasi, KMC set, Infant warmer, Ventilator Neonatus) yang siap pakai

Dinkes

17 Sub kegiatan 1i. Pemberdayaan masyarakat tentang perawatan BBL

Jumlah Desa yang memiliki Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak (KP-KIA) / Kelas Ibu

Jumlah Desa yang memiliki Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak (KP-KIA) / Kelas Ibu

Dinkes

18

Sub kegiatan 1j. Penyediaan materi KIE (Buku KIA, Poster, Leflet, Lembar Balik, dll) kepada masyarakat tentang perawatan BBL

Jumlah Desa yang memiliki materi KIE (Buku KIA, Poster, Leflet, Lembar Balik, dll) kepada masyarakat tentang perawatan BBL

Jumlah Desa yang memiliki materi KIE (Buku KIA, Poster, Leflet, Lembar Balik, dll) kepada masyarakat tentang perawatan BBL

Dinkes

19 Sub Kegiatan 1k. Pelaksanaan Audit maternal perinatal (AMP) di Kab/Kota

Jumlah Kab/Kota yang melaksanakan AMP 4x setahun

Jumlah Kab/Kota yang melaksanakan AMP 4x setahun

Dinkes

17 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB IVI – PENUTUP

NO PROGRAM/KEGIATAN/ TINDAKAN INDIKATOR METADATA SKPA TERKAIT

20 Kegiatan 2: Pembinaan Pelayanan Kesehatan bayi

2.Cakupan pelayanan kesehatan bayi

(Jumlah bayi yang mendapatkan pelayanan kesehatan/ jumlah bayi) x 100%

Dinkes

21 Sub kegiatan 2a. Pemberdayaan masyarakat tentang perawatan Bayi

Jumlah Desa yang memiliki Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak (KP-KIA) / Kelas Ibu Balita, PAUD, BKB

Jumlah Desa yang memiliki Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak (KP-KIA) / Kelas Ibu Balita, PAUD, BKB

Dinkes

22

Sub kegiatan 2b. Penyediaan materi KIE (Buku KIA, Poster, Leflet, Lembar Balik, dll) kepada masyarakat tentang perawatan Bayi

Jumlah Desa yang memiliki materi KIE (Buku KIA, Poster, Leflet, Lembar Balik, dll) kepada masyarakat tentang perawatan Bayi

Jumlah Desa yang memiliki materi KIE (Buku KIA, Poster, Leflet, Lembar Balik, dll) kepada masyarakat tentang perawatan Bayi

Dinkes

23 Sub Kegiatan 2c. Sosialisasi pencegahan HIV/AIDS dari ibu terinfeksi HIV/AIDS ke anak

Jumlah kab/kota yang melakukan sosialisasi mengenai pencegahan HIV/AIDS dari ibu terinfeksi HIV/AIDS ke anak

Jumlah kab/kota yang melakukan sosialisasi mengenai pencegahan HIV/AIDS dari ibu terinfeksi HIV/AIDS ke anak

Dinkes

24 Sub kegiatan 2d. Pemberian pelayanan kesehatan pada bayi sesuai standar

Jumlah bayi yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai dengan standar (Imunisasi dasar lengkap, Vit. A, SDIDTK 4 x/tahun, dan perawatan serta penyuluhan pada ibu)

Jumlah bayi yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai dengan standar (Imunisasi dasar lengkap, Vit. A, SDIDTK 4 x/tahun, dan perawatan serta penyuluhan pada ibu)

Dinkes

25 Sub kegiatan 2e. Peningkatan jumlah Puskesmas dengan rantai dingin yang efektif

Jumlah Puskesmas dengan rantai dingin efektif

Jumlah Puskesmas dengan rantai dingin efektif

Dinkes

26 Sub kegiatan 2f. Pelatihan Pemberian Imunisasi Sesuai Standar

Jumlah Puskesmas yang memiliki minimal 2 -3 tenaga kesehatan yang terlatih memberikan imunisasi sesuai standar

Jumlah Puskesmas yang memiliki minimal 2 -3 tenaga kesehatan yang terlatih memberikan imunisasi sesuai standar

Dinkes

27 Sub kegiatan 2g. Pemberian imunisasi campak pada bayi

Jumlah bayi yang diimunisasi campak

Jumlah bayi yang diimunisasi campak

Dinkes

28 Sub kegiatan 2h. Distribusi Vaksinasi Dasar (BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4, Campak)

Jumlah puskesmas yang mempunyai semua jenis vaksinasi dasar (BCG, DPT/ HB1-3, Polio 1-4, Campak)

Jumlah puskesmas yang mempunyai semua jenis vaksinasi dasar (BCG, DPT/ HB1-3, Polio 1-4, Campak)

Dinkes

29 Sub kegiatan 2g. Pemberian imunisasi dasar lengkap

Jumlah bayi yang mendapat imunisasi dasar lengkap (BCG, DPT/ HB1-3, Polio 1-4, Campak) dalam setahun

Jumlah bayi yang mendapat imunisasi dasar lengkap (BCG, DPT/ HB1-3, Polio 1-4, Campak) dalam setahun

Dinkes

30 Sub kegiatan 2g. Penyediaan dan distribusi vit A 100.000 IU bagi Bayi

Jumlah puskesmas yang mempunyai ketersediaan Vit A 100.000 UI sesuai jumlah sasaran bayi

Jumlah puskesmas yang mempunyai ketersediaan Vit A 100.000 UI sesuai jumlah sasaran bayi

Dinkes

31 Sub kegiatan 2h. Pemberian vit A 100.000 IU bagi Bayi (6-11 bulan)

Jumlah bayi (6-11 bulan) yang mendapat Vit A 100.000 UI

Jumlah bayi (6-11 bulan) yang mendapat Vit A 100.000 UI

Dinkes

32 Sub kegiatan 2i. Pelayanan SDIDTK bagi bayi

Jumlah bayi yang mendapatkan pelayanan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang minimal 4 kali/tahun

Jumlah bayi yang mendapatkan pelayanan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang minimal 4 kali/tahun

Dinkes

33 Sub kegiatan 2j. Pelatihan SDIDTK bagi petugas kesehatan

Jumlah Puskesmas yang memiliki minimal 3 tenaga kesehatan terlatih SDIDTK

Jumlah Puskesmas yang memiliki minimal 3 tenaga kesehatan terlatih SDIDTK

Dinkes

34 Sub kegiatan 2k. Pemberian Screening KIT SDIDTK bagi Puskesmas

Jumlah Puskesmas yang memiliki minimal 3 Screening Kit SDIDTK

Jumlah Puskesmas yang memiliki minimal 3 Screening Kit SDIDTK

Dinkes

18 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB IVI – PENUTUP

NO PROGRAM/KEGIATAN/ TINDAKAN INDIKATOR METADATA SKPA TERKAIT

35 Imunisasi Hib Pengadaan Sosialisasi dan pelatihan (3 kab/kota pilot project)

Jumlah sosialisasi dan pelatihan imunisasi Hib di 3 kabupaten/kota

Dinkes

36 Penguatan Imunasisi Rutin Jumlah tenaga kesehatan yang mendapat pelatihan 23 kab/kota

Jumlah tenaga kesehatan yang mendapat pelatihan 23 kab/kota

Dinkes

37 Pencegahan KLB Titanus Jumlah tenaga kesehatan yang mendapat pelatihan 3 kab/kota

Jumlah tenaga kesehatan yang mendapat pelatihan 3 kab/kota

Dinkes

38 Kegiatan 3: Pembinaan Pelayanan Kesehatan Anak Balita

3.Cakupan pelayanan kesehatan Anak balita

(Jumlah anak Balita yang mendapatkan pelayanan kesehatan/ jumlah anak balita) x 100%

Dinkes

39 Sub kegiatan 3a. Pemberdayaan masyarakat tentang perawatan Anak Balita

Jumlah Desa yang memiliki Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak (KP-KIA) / Kelas Ibu Balita, PAUD, BKB

Jumlah Desa yang memiliki Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak (KP-KIA) / Kelas Ibu Balita, PAUD, BKB

Dinkes

40

Sub kegiatan 3b. Penyediaan materi KIE (Buku KIA, Poster, Leflet, Lembar Balik, dll) kepada masyarakat tentang perawatan Anak Balita

Jumlah Desa yang memiliki materi KIE (Buku KIA, Poster, Leflet, Lembar Balik, dll) kepada masyarakat tentang perawatan Anak Balita

Jumlah Desa yang memiliki materi KIE (Buku KIA, Poster, Leflet, Lembar Balik, dll) kepada masyarakat tentang perawatan Anak Balita

Dinkes

41 Sub kegiatan 3c. Penyediaan oralit dan zink di Posyandu

Jumlah Posyandu yang menyediakan oralit dan zink bagi balita penderita diare

Jumlah Posyandu yang menyediakan oralit dan zink bagi balita penderita diare

Dinkes

42 Sub kegiatan 3 d. Pemberian pelayanan kesehatan pada anak balita sesuai standar

Jumlah anak balita (12-59 bulan) yang mendapatkan pelayanan pertumbuhan minimal 8 kali/tahun, pemantauan pemantauan perkembangan (SDIDTK) minimal 2 kali/tahun dan vitamin A minimal 2 kali tahun

Jumlah anak balita (12-59 bulan) yang mendapatkan pelayanan pertumbuhan minimal 8 kali/tahun, pemantauan pemantauan perkembangan (SDIDTK) minimal 2 kali/tahun dan vitamin A minimal 2 kali tahun

Dinkes

43 Sub kegiatan 3e. Pemberian Vitamin A 200.000 IU bagi Anak Balita

Jumlah anak balita yang mendapat Vitamin A 200.000 IU pada bulan Februari dan Agustus

Jumlah anak balita yang mendapat Vitamin A 200.000 IU pada bulan Februari dan Agustus

Dinkes

44 Sub kegiatan 3f. Peningkatan jangkauan pemantauan pertumbuhan anak balita

Jumlah anak balita yang mendapatkan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali/tahun

Jumlah anak balita yang mendapatkan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali/tahun

Dinkes

45 Sub kegiatan 3g. Peningkatan jangkauan pemantauan perkembangan (SDIDTK) anak balita

Jumlah anak balita yang mendapatkan pemantauan perkembangan (SDIDTK) minimal 2 kali/tahun

Jumlah anak balita yang mendapatkan pemantauan perkembangan (SDIDTK) minimal 2 kali/tahun

Dinkes

46

Sub kegiatan 3h. Peningkatan Puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan balita sakit sesuai standar

Jumlah Puskesmas yang melayani balita sakit dengan pendekatan MTBS

Jumlah Puskesmas yang melayani balita sakit dengan pendekatan MTBS

Dinkes

47 Sub kegiatan 3i. Pelatihan MTBS bagi perawat dan Bidan

Jumlah Puskesmas yang memiliki minimal 3 perawat atau bidan terlatih MTBS

Jumlah Puskesmas yang memiliki minimal 3 perawat atau bidan terlatih MTBS

Dinkes

48 Sub Kegiatan 3j. Pelatihan On the Job Training MTBS bagi perawat/bidan di desa

Jumlah puskesmas yang melakukan pelatihan On the Job Training MTBS bagi perawat/bidan di desa

Jumlah puskesmas yang melakukan pelatihan On the Job Training MTBS bagi perawat/bidan di desa

Dinkes

19 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB IVI – PENUTUP

NO PROGRAM/KEGIATAN/ TINDAKAN INDIKATOR METADATA SKPA TERKAIT

49

Jumlah perawat/bidan di desa yang memperoleh pelatihan MTBS melalui On the Job Training

Jumlah perawat/bidan di desa yang memperoleh pelatihan MTBS melalui On the Job Training

Dinkes

50 Sub kegiatan 3k. Pemenuhan kecukupan obat, alat dan form MTBS/MTBM di puskesmas

Jumlah Puskesmas yang memiliki kecukupan obat, alat dan form MTBS/MTBM

Jumlah Puskesmas yang memiliki kecukupan obat, alat dan form MTBS/MTBM

Dinkes

51 Sub kegiatan 3l. Pelayanan Balita sakit di Puskesmas Perawatan dan RS Kab/Kota sesuai standar

Jumlah Puskesmas Perawatan atau RS Kab/Kota yang menerapkan " Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di RS Kab/Kotadan Puskesmas Perawatan"

Jumlah Puskesmas Perawatan atau RS Kab/Kota yang menerapkan " Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di RS Kab/Kotadan Puskesmas Perawatan"

Dinkes

52

Sub kegiatan 3m. Pemenuhan kecukupan obat dan alat di puskesmas perawatan dan RS Kab/Kota sesuai dengan Buku Saku

% Puskesmas Perawatan dan RS Kab/Kota yang memenuhi kecukupan obat dan alat sesuai dengan " Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di RS Kab/Kota dan Puskesmas Perawatan"

( jumlah Puskesmas Perawatan dan RS Kab/Kota yang memenuhi kecukupan obat dan alat sesuai dengan " Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di RS Kab/Kota dan Puskesmas Perawatan"/ jumlah Puskesmas Perawatan dan RS Kab/Kota) x 100%

Dinkes

53 Sub kegiatan 3n. Pemenuhan kecukupan tenaga dokter spesialis anak di RS Kab/Kota

Jumlah RS Kab/Kota yang memiliki dokter spesialis anak minimal 1 orang

Jumlah RS Kab/Kota yang memiliki dokter spesialis anak minimal 1 orang

Dinkes

54

Sub kegiatan 3o. Tatalaksana Tb pada anak sesuai dengan standar

Jumlah Puskemas yang mempunyai ketersediaan OAT sesuai sasaran

Jumlah Puskemas yang mempunyai ketersediaan OAT sesuai sasaran

Dinkes

Jumlah anak yang berisiko menderita Tb yang memperoleh pengobatan profilaksis

Jumlah anak yang berisiko menderita Tb yang memperoleh pengobatan profilaksis

Dinkes

55

Jumlah RS pemerintah & swasta yg sudah mengikuti DOTS

Jumlah RS pemerintah & swasta yg sudah mengikuti DOTS

Dinkes

56 sub kegiatan 3p. Pemberian ART pada ODHA anak di RS rujukan ART

Jumlah ODHA anak yang mendapat ART

Jumlah ODHA anak yang mendapat ART

Dinkes

57 Sub kegiatan 3q. Pengobatan pada bayi yang terinfeksi sifilis di puskesmas

Jumlah Bayi yang terinfeksi sifilis yang memperoleh pengobatan di puskesmas

Jumlah Bayi yang terinfeksi sifilis yang memperoleh pengobatan di puskesmas

Dinkes

58

Sub Kegiatan 3r Pendistribusian kelambu berinsektisida secara massal/rutin melalui kegiatan integrasi.

Jumlah balita daerah endemis malaria memperoleh kelambu berinsektisida.

Jumlah balita daerah endemis malaria memperoleh kelambu berinsektisida.

Dinkes

59

Sub kegiatan 3s. Pelaksanaan PWS KIA di puskesmas

Jumlah Puskesmas yang menindaklanjuti hasil analisa PWS KIA

Jumlah Puskesmas yang menindaklanjuti hasil analisa PWS KIA

Dinkes

60

Jumlah Puskesmas yang memiliki kecukupan kohort bayi dan kohort anak balita & pra sekolah

Jumlah Puskesmas yang memiliki kecukupan kohort bayi dan kohort anak balita & pra sekolah

Dinkes

61 Sub kegiatan 3t. Pelaksanaan sistem rujukan secara berjenjang

Jumlah puskesmas atau RS kab/kota yang melaksanakan sistim rujukan sesuai dengan standar/pedoman/SOP

Jumlah puskesmas atau RS kab/kota yang melaksanakan sistim rujukan sesuai dengan standar/pedoman/SOP

Dinkes

20 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB IVI – PENUTUP

Indikator output TARGET 5A : Menurunkan Angka Kematian Ibu hingga tiga

per empat dalam kurun waktu 1990-2015

NO PROGRAM/KEGIATAN/ TINDAKAN INDIKATOR METADATA SKPA

Indikator MDGs : 1. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup 2. Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih

Dinkes

Nasional

Program 1 : Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

Kegiatan 1 : Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Reproduksi 1. Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih (cakupan PN) 2. Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal (cakupan kunjungan kehamilan ke empat (K4)) 3. Persentase fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan KB sesuai standar 4. Presentase Puskesmas rawat inap yang mampu melaksanakan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi dasar (PONED) 5. Presentase RS kabupaten/ kota yang melaksanakan Pelayanan

Obstetrik Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK)

Dinkes

Daerah : Aceh

Kegiatan 1 : Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Reproduksi

Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh nakes terlatih (cakupan PN)

( Jumlah Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh nakes terlatih / jumlah ibu hamil) x 100%

Dinkes

1 Sub kegiatan 1.a ; Pelatihan APN dan Evaluasi Pasca Latih

Jumlah Bidan yang dilatih APN CATATAN YANG SUDAH DILATIH 765 BIDAN

Jumlah Bidan yang dilatih APN CATATAN YANG SUDAH DILATIH 765 BIDAN

Dinkes

2

Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal (cakupan kunjungan kehamilan ke empat (K4))

( jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal/ jumlah ibu hamil ) x 100%

Dinkes

3

Sub kegiatan 1.b ; Kunjungan rumah untuk meningkatkan cakupan ibu nifas

Jumlah ibu nifas yang dikunjungi Jumlah ibu nifas yang dikunjungi Dinkes

4

Sub kegiatan 1.c ;Advokasi pembentukan Rumah Tunggu bagi bumil risti dan seluruh bumil di daerah geografis sulit tanpa fasilitas kesehatan di Kabupaten

Jumlah pertemuan advokasi pembentukan Rumah Tunggu bagi Bumil Risti dan seluruh bumil di daerah geografis sulit tanpa fasilitas kesehatan di kabupaten

Jumlah pertemuan advokasi pembentukan Rumah Tunggu bagi Bumil Risti dan seluruh bumil di daerah geografis sulit tanpa fasilitas kesehatan di kabupaten

Dinkes

5

Sub kegiatan 1.d ; Orientasi dan peningkatan pelaksanaan Kemitraan Bidan dan Dukun

Jumlah Dukun yang bermitra dengan Bidan

Jumlah Dukun yang bermitra dengan Bidan

Dinkes

6

Sub kegiatan 1.e. Penyediaan fasilitas pertolongan persalinan di Puskesmas

Jumlah Puskesmas yang mempunyai ruang bersalin dan peralatan.

Jumlah Puskesmas yang mempunyai ruang bersalin dan peralatan.

Dinkes

7

Sub kegiatan 1f. Fasilitasi Pembuatan SK Bupati Walikota/ Perda Persalinan, rumah tunggu dan PONED

Jumlah SK Bupati Walikota/Perda tentang Persalinan, Rumah tunggu dan PONED

Jumlah SK Bupati Walikota/Perda tentang Persalinan, Rumah tunggu dan PONED

Dinkes

21 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB IVI – PENUTUP

NO PROGRAM/KEGIATAN/ TINDAKAN INDIKATOR METADATA SKPA

8

Sub kegiatan 1.g. Kampanye KIE persalinan di fasilitas kesehatan dan kesiapan menghadapi komplikasi persalinan

Jumlah kampanye KIE persalinan di fasilitas yang dilakukan

Jumlah kampanye KIE persalinan di fasilitas yang dilakukan

Dinkes

9

Sub kegiatan 1.h. Orientasi Bikor dalam melaksanakan Supervisi Fasilitatif

Jumlah Bidan koordinator yang melaksanakan Supervisi Fasilitatif

Jumlah Bidan koordinator yang melaksanakan Supervisi Fasilitatif

Dinkes

10

Sub kegiatan 1.i. Pembinaan Puskesmas dalam pelaksanaan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) termasuk layanan swasta

Jumlah Puskesmas yang melaksanakan PWS

Jumlah Puskesmas yang melaksanakan PWS

Dinkes

11

Kegiatan 2 : Pembinaan Pelayanan

Kesehatan Ibu dan Reproduksi

2. Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal (cakupan kunjungan kehamilan ke empat (K4))

(jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal / jumlah ibu hamil) x 100%

Dinkes

12

Sub kegiatan 2.a; Pembinaan Puskesmas dalam pemanfaatan Buku KIA

Jumlah Puskesmas yang dibina dalam pemanfaatan buku KIA

Jumlah Puskesmas yang dibina dalam pemanfaatan buku KIA

Dinkes

13 Sub kegiatan 2.b ; Pendataan Ibu Hamil

Jumlah desa yang melaksanakan pendataan Ibu Hamil

Jumlah desa yang melaksanakan pendataan Ibu Hamil

Dinkes

14

Sub kegiatan 2.c. Pengadaan Paket Kelas Ibu untuk Puskesmas

Jumlah Paket kelas ibu yang diadakan

Jumlah Paket kelas ibu yang diadakan

Dinkes

15

Sub kegiatan 2.d. Orientasi pembentukan kelas Ibu di Puskesmas

Jumlah Puskesmas yang melaksanakan kelas ibu

Jumlah Puskesmas yang melaksanakan kelas ibu

Dinkes

16

Sub kegiatan 2.e. Orientasi ANC terpadu bagi puskesmas PONED

Jumlah Puskesmas PONED yang melaksanakan ANC terpadu

Jumlah Puskesmas PONED yang melaksanakan ANC terpadu

Dinkes

17

Sub kegiatan 2.f.Fasilitasi perencanaan terpadu kab/kota dalam pecepatan penurunan angka kematian ibu yang responsif gender (DTPS)

Provinsi : Jumlah kab/kota yang melaksanakan DTPS

Provinsi : Jumlah kab/kota yang melaksanakan DTPS

Dinkes

18

Sub kegiatan 2.g; Pembentukan mobile team untuk memberikan pelayanan kesehatan ibu di DTPK

Provinsi : Jumlah kabupaten DTPK yang mempunyai mobile tim

Provinsi : Jumlah kabupaten DTPK yang mempunyai mobile tim

Dinkes

19

Kegiatan 3 : Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Reproduksi

3. Persentase cakupan peserta KB aktif (Contraceptive prevalence Rate = CPR)

(jumlah peserta KB aktif / jumlah PUS) x 100%

Dinkes

20

Sub kegiatan 3.a ; Penyediaan Kit pelayanan KB di faskes dasar yang memberikan pelayanan KB

Jumlah Faskes dasar yang mendapat Kit Pelayanan KB

Jumlah Faskes dasar yang mendapat Kit Pelayanan KB

Dinkes

21

Sub kegiatan 3.b ; Update (pemutakhiran) keterampilan pelayanan KB bagi Dokter dan Bidan di tingkat pelayanan dasar

Jumlah dokter dan bidan yang telah mengikuti update ketrampilan pelayanan KB

Jumlah dokter dan bidan yang telah mengikuti update ketrampilan pelayanan KB

Dinkes

22 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB IVI – PENUTUP

NO PROGRAM/KEGIATAN/ TINDAKAN INDIKATOR METADATA SKPA

22

Sub kegiatan 3.c ; Orientasi ABPK bagi Bidan Pustu/Poskesdes

Jumlah bidan Pustu/Poskesdes yang telah mengikuti orientasi ABPK

Jumlah bidan Pustu/Poskesdes yang telah mengikuti orientasi ABPK

Dinkes

23

Kegiatan 1 : Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Reproduksi

4. Persentase yang tidak terpenuhi kebutuhan alokon (Unmet need)

(jumlah PUS yang tidak terpenuhi kebutuhan alokon/ jumlah PUS) x 100%

Dinkes

24

Sub kegiatan 4.a. Orientasi Pelayanan KB pasca persalinan

Jumlah Puskesmas yang mengikuti orientasi pelayanan KB pasca persalinan

Jumlah Puskesmas yang mengikuti orientasi pelayanan KB pasca persalinan

Dinkes

25

Sub kegiatan 4.b. Pengadaan buffer stock alokon di tingkat Provinsi

Jumlah alokon buffer stock yang diadakan di Propinsi

Jumlah alokon buffer stock yang diadakan di Propinsi

Dinkes

26

Sub kegiatan 4.c. Sweeping pelayanan KB bagi kab/kota dengan unmet need tinggi.

Jumlah sweeping pelayanan KB yang dilaksanakan di Kab/Kota

Jumlah sweeping pelayanan KB yang dilaksanakan di Kab/Kota

Dinkes

27

Kegiatan 1 : Pembinaan Pelayanan

Kesehatan Ibu dan Reproduksi

5. Persentase persalinan pada anak remaja

(jumlah persalinan pada anak remaja/ jumlah remaja perempuan) x 100%

Dinkes

28

Sub Kegiatan 5.a Orientasi/pelatihan fasilitas pelayanan yang ramah remaja bagi Puskesmas di Kab/Kota

Jumlah Puskesmas yang melaksanakan PKPR

Jumlah Puskesmas yang melaksanakan PKPR

Dinkes

29

Sub kegiatan 5.b Pengadaan buku pedoman panduan kesehatan remaja , termasuk pelatihan bagi petugas Puskesmas untuk konseling remaja

Jumlah buku pedoman panduan kesehatan remaja yang diadakan dan didistribusikan ke Puskesmas

Jumlah buku pedoman panduan kesehatan remaja yang diadakan dan didistribusikan ke Puskesmas

Dinkes

30

Sub kegiatan 5.c Sosialisasi buku panduan kesehatan remaja

Jumlah Puskesmas yang telah mengikuti sosialisasi buku panduan kesehatan remaja

Jumlah Puskesmas yang telah mengikuti sosialisasi buku panduan kesehatan remaja

Dinkes

31

sub kegiatan 5.d. Pelatihan Konselor sebaya (Peer konselor)

Jumlah remaja di sekolah dan luar sekolah menjadi konselor sebaya yang mampu berbagi informasi tentang kesehatan reproduksi dan seksual

Jumlah remaja di sekolah dan luar sekolah menjadi konselor sebaya yang mampu berbagi informasi tentang kesehatan reproduksi dan seksual

Dinkes

32

Sub Kegiatan 5.e. Insersi ARH dalam kurikulum

Jumlah sekolah yang melakukan insersi ARH ke dalam kurikulum sekolah

Jumlah sekolah yang melakukan insersi ARH ke dalam kurikulum sekolah

Dinkes

33 Kegiatan 1 : Pembinaan Pelayanan

Kesehatan Ibu dan Reproduksi

6. Presentase Puskesmas rawat inap yang mampu melaksanakan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi dasar (PONED)

(jumlah Puskesmas rawat inap yang mampu melaksanakan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi dasar (PONED)/ jumlah Puskesmas rawat inap) x 100%

Dinkes

34

Sub kegiatan 6.a; Pelatihan PONED termasuk evaluasi pasca latih bagi tim PONED di puskesmas

Jumlah Puskesmas Rawat Inap yang dilatih PONED

Jumlah Puskesmas Rawat Inap yang dilatih PONED

Dinkes

35

Sub kegiatan 6.b. Pelatihan pelayanan pasca keguguran untuk tim PONED

Jumlah Puskesmas PONED yang dilatih Pelayanan Pasca Keguguran (Post Abortion Care)

Jumlah Puskesmas PONED yang dilatih Pelayanan Pasca Keguguran (Post Abortion Care)

Dinkes

23 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB IVI – PENUTUP

NO PROGRAM/KEGIATAN/ TINDAKAN INDIKATOR METADATA SKPA

36

Sub kegiatan 6.c ; Penyediaan sarana & prasarana untuk PONED , KB, Pelayanan pasca keguguran

Jumlah Puskesmas PONED yang memiliki sarana dan prasarana untuk PONED, KB dan pelayanan pasca keguguran

Jumlah Puskesmas PONED yang memiliki sarana dan prasarana untuk PONED, KB dan pelayanan pasca keguguran

Dinkes

37

Sub kegiatan 6.d. Penyediaan Ambulans PONED untuk mendukung rujukan PONED

Jumlah Puskesmas PONED yang memiliki ambulans PONED

Jumlah Puskesmas PONED yang memiliki ambulans PONED

Dinkes

38

Sub kegiatan 1f; Orientasi PKRE terpadu di Puskesmas PONED

Jumlah Puskesmas PONED yang mampu memberikan PKRE terpadu

Jumlah Puskesmas PONED yang mampu memberikan PKRE terpadu

Dinkes

39

Sub kegiatan 1g; Orientasi PP-KtP terpadu di Puskesmas PONED Jumlah Puskesmas PONED yang

mampu tatalaksana PP-KtP Jumlah Puskesmas PONED yang mampu tatalaksana PP-KtP

Dinkes

40

Sub kegiatan 1h. Orientasi Surveilans kematian ibu dan AMP bagi tim AMP di kab/kota

Jumlah AMP termasuk surveilans kematian ibu yang dilaksanakan

Jumlah AMP termasuk surveilans kematian ibu yang dilaksanakan

Dinkes

41

Sub kegiatan 1i. Pengolahan data kematian ibu di kab/kota

Jumlah rekapitulasi data kematian ibu

Jumlah rekapitulasi data kematian ibu

Dinkes

42 Kegiatan 1 : Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Reproduksi

7. Presentase RS kabupaten/ kota yang melaksanakan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK)

7. Presentase RS kabupaten/ kota yang melaksanakan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK)

Dinkes

43 Sub kegiatan 7.a; Bintek Tim PONEK RS di Kab/Kota

Jumlah RS yang melaksanakan PONEK sesuai standar

Jumlah RS yang melaksanakan PONEK sesuai standar

Dinkes

44

Sub kegiatan 7.b. Evaluasi pasca pelatihan tim PONEK RS (On the Job Training)

Jumlah RS yang melaksanakan PONEK sesuai standar

Jumlah RS yang melaksanakan PONEK sesuai standar Dinkes

45

Sub kegiatan 7.c ; Pembinaan 4 Puskesmas oleh Tim PONEK RS (minimal 4 kali setahun per PKM)

Jumlah kunjungan pembinaan Tim PONEK RS ke Pkm PONED

Jumlah kunjungan pembinaan Tim PONEK RS ke Pkm PONED Dinkes

46

Sub kegiatan 7.d. Pelatihan klinis pelayanan KB di RS kab/kota

Jumlah RS yang dilatih klinis pelayanan KB sesuai standar.

Jumlah RS yang dilatih klinis pelayanan KB sesuai standar. Dinkes

47

Sub kegiatan 7.e. Pembinaan RS dan klinik swasta oleh RS PONEK (RS dan klinik yang ada di sekitar PONEK)

Jumlah kunjungan pembinaan tim PONEK

Jumlah kunjungan pembinaan tim PONEK

Dinkes

48

Sub kegiatan 7.f; Pemenuhan standar sarana dan peralatan RS PONEK di kab/kota

Jumlah RS PONEK di kab/kota yang memiliki sarana dan peralatan sesuai standar.

Jumlah RS PONEK di kab/kota yang memiliki sarana dan peralatan sesuai standar.

Dinkes

49

Sub kegiatan 7.g; Pembuatan SK Tim PONEK Kab/kota

Jumlah RS yang sudah memiliki SK Tim PONEK RS

Jumlah RS yang sudah memiliki SK Tim PONEK RS Dinkes

50

Sub kegiatan 7.h. Regional sistem rujukan maternal neonatal di kab/kota

Jumlah kab/kota yang melaksanakan regionalisasi sistem rujukan maternal neonatal

Jumlah kab/kota yang melaksanakan regionalisasi sistem rujukan maternal neonatal

Dinkes

24 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB IVI – PENUTUP

Indikator output TARGET 6A : Mengendalikan penyebaran dan mulai

menurunkan jumlah kasus baru HIV dan AIDS hingga tahun 2015

NO PROGRAM/KEGIATAN/ TINDAKAN INDIKATOR METADATA SKPA

Indikator MDGs 1. Prevalensi HIV pada penduduk usia 15-24 tahun

2. Penggunaan kondom pada hubungan seks terakhir 3. Proporsi penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan

komprehensif tentang HIV dan AIDS 4. Rasio kehadiran anak yatim piatu di sekolah terhadap anak bukan

yatim piatu (usia 10-14 tahun)

Dinkes

Nasional

Program 1 : Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Kegiatan 1 : Pengendalian Penyakit Menular Langsung 1. Prevalensi kasus HIV 2. Persentase penduduk 15 tahun ke atas menurut pengetahuan tentang HIV dan AIDS 3. Jumlah orang yang berumur 15 tahun atau lebih yang menerima konseling dan testing HIV 4. Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan pencegahan penularan HIV sesuai pedoman 5. Penggunaan kondom pada kelompok hubungan seks berisiko tinggi (berdasarkan pengakuan pemakai)

Dinkes

Aceh

Kegiatan 1 Prevalensi kasus HIV

1 Sero surveilans Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan sero surveilans

Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan sero surveilans

Dinkes

2 Pelatihan surveilans Jumlah orang yang dilatih surveilans

Jumlah orang yang dilatih surveilans

Dinkes

3

Persentase penduduk 15 tahun ke atas menurut pengetahuan tentang HIV dan AIDS

(Jumlah penduduk 15 tahun keatas tahu tentang HIV/AIDs/ jumlah penduduk 15 tahun keatas) x 100%

Dinkes

4 Promosi pencegahan HIV dan AIDS Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan promosi kesehatan HIV dan AIDS

Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan promosi kesehatan HIV dan AIDS

Dinkes

5

Jumlah orang yang berumur 15 tahun atau lebih yang menerima konseling dan testing HIV

Jumlah orang yang berumur 15 tahun atau lebih yang menerima konseling dan testing HIV

Dinkes

6 Pelatihan VCT bagi TIM di fasilitas kesehatan

Jumlah TIM yang dilatih VCT Jumlah TIM yang dilatih VCT

Dinkes

7 Dukungan sarana dan operasional untuk pembentukan layanan VCT bagi fasilitas kesehatan

Jumlah Fasilitas kesehatan layanan VCT yang diberi sarana dan operasional

Jumlah Fasilitas kesehatan layanan VCT yang diberi sarana dan operasional

Dinkes

8 Penjangkauan Jumlah populasi risti yang dijangkau

Jumlah populasi risti yang dijangkau

Dinkes

9

Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan pencegahan penularan HIV sesuai pedoman

(jumlah kab/kota yang melaksanakan pencegahan penularan HIV sesuai pedoman/ jumlah kab) x 100%

Dinkes

10 Advokasi dan sosialisasi

Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan advokasi dan sosialisasi pencegahan penularan

Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan advokasi dan sosialisasi pencegahan penularan

Dinkes

11 Pengadaan kondom Jumlah kondom yang diadakan Jumlah kondom yang diadakan Dinkes

25 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB IVI – PENUTUP

NO PROGRAM/KEGIATAN/ TINDAKAN INDIKATOR METADATA SKPA

12 Pelatihan IMS bagi TIM di fasilitas kesehatan

Jumlah Tim yang dilatih IMS Jumlah Tim yang dilatih IMS Dinkes

13 Dukungan sarana dan operasional untuk pembentukan layanan IMS bagi fasilitas kesehatan

Jumlah Fasilitas kesehatan layanan IMS yang diberi sarana dan operasional

Jumlah Fasilitas kesehatan layanan IMS yang diberi sarana

dan operasional

Dinkes

14 Pelatihan pengurangan dampak buruk (harm reduction) bagi petugas di sarana kesehatan

Jumlah Tim yang dilatih pengurangan dampak buruk (HR) 4 Regional

Jumlah Tim yang dilatih pengurangan dampak buruk

(HR) 4 Regional

Dinkes

15 Dukungan sarana dan operasional untuk pembentukan layanan pengurangan dampak buruk (HR)

Jumlah fasilitas kesehatan layanan pengurangan dampak buruk (HR) yang diberi sarana dan operasional

Jumlah fasilitas kesehatan layanan pengurangan dampak buruk (HR) yang diberi sarana

dan operasional

Dinkes

16 Pengadaan metadon Jumlah metadon yang diadakan Jumlah metadon yang diadakan Dinkes

17 Pelatihan PMTCT bagi petugas di sarana kesehatan

Jumlah Tim yang dilatih PMTCT Jumlah Tim yang dilatih PMTCT Dinkes

18 Dukungan sarana dan operasional untuk pembentukan layanan PMTCT

Jumlah fasilitas kesehatan layanan PMTCT yang diberi sarana dan operasional

Jumlah fasilitas kesehatan layanan PMTCT yang diberi

sarana dan operasional

Dinkes

19 Pelatihan Manajemen program Jumlah orang yang dilatih manajemen program

Dinkes

20

Penggunaan kondom pada kelompok hubungan seks berisiko tinggi (berdasarkan pengakuan pemakai)

(Jumlah penduduk resiko tinggi yang menggunakan kondom /

jumlah penduduk beresiko tinggi) x 100%

Dinkes

21 Sub kegiatan 1a. Promosi pencegahan untuk kelompok risti

Jumlah sarana pelayanan kesehatan yang melaksanakan promosi pencegahan pada kelompok risti

Jumlah sarana pelayanan kesehatan yang melaksanakan promosi pencegahan pada kelompok risti

Dinkes

Indikator output Target 6B: Mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV dan

AIDS bagi semua yang membutuhkan sampai dengan tahun 2015

No PROGRAM / KEGIATAN /

TINDAKAN INDIKATOR METADATA SKPA

Indikator MDGs 1. Proporsi penduduk yang terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses

pada obat antiretroviral

Dinkes

Nasional

Program 1 : Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Kegiatan 1 : Pengendalian Penyakit Menular Langsung Persentase ODHA yang mendapatkan Anti Retroviral Treatment (ART)

Daerah- Aceh

1 Pengendalian Penyakit Menular Langsung

Persentase ODHA yang mendapatkan Anti Retroviral Treatment (ART)

(jumlah ODHA yang mendapatkan Anti Retroviral Treatment (ART) / jumlah ODHA) x 100%

Dinkes

2 Pelatihan CST bagi petugas di sarana kesehatan

Jumlah sarana kesehatan yang dilatih CST

Jumlah sarana kesehatan yang dilatih CST

Dinkes

3 Dukungan sarana dan operasional operasional untuk pembentukan layanan CST

Jumlah fasilitas kesehatan layanan CST yang diberi sarana dan operasional (Rumah Sakit)

Jumlah fasilitas kesehatan layanan CST yang diberi sarana dan operasional (Rumah Sakit)

Dinkes

26 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB IVI – PENUTUP

No PROGRAM / KEGIATAN /

TINDAKAN INDIKATOR METADATA SKPA

4 Pengadaan mesin CD4 Jumlah CD4 yang diadakan Jumlah CD4 yang diadakan Dinkes

5 Pengadaan Reagen CD4 Jumla reagen CD4 yang diadakan

Jumla reagen CD4 yang diadakan

Dinkes

6 Program 2 : Pembinaan Upaya Kesehatan

Persentase RS Pemerintah menyelenggarakan pelayanan rujukan bagi Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA)

(Jumlah RS Pemerintah menyelenggarakan pelayanan rujukan bagi Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA)/ Jumlah RS) x 100%

Dinkes

Indikator output Target 6C : Mengendalikan penyebaran dan mulai

menurunkan jumlah kasus baru Malaria dan penyakit utama lainnya (TB)

hingga tahun NO PROGRAM/ KEGIATAN/ TINDAKAN INDIKATOR METADATA SKPA

Indikator MDGs 1. Angka kejadian tuberkulosis (insiden semua kasus/ 100.000 penduduk/ tahun) 2. Tingkat prevalensi tuberkulosis (per 100.000 penduduk) 3. Tingkat kematian karena tuberkulosis (per 100.000 penduduk) 4. Proporsi jumlah kasus Tuberkulosis yang terdeteksi dalam program DOTS (CDR) 5. Proporsi kasus Tuberkulosis yang berhasil diobati dalam program DOTS (success rate)

Dinkes

Nasional

Program 1 : Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Kegiatan 1 : Pengendalian Penyakit Menular Langsung 1. Jumlah kasus TB per 100.000 penduduk 2. Persentase kasus baru TB Paru (BTA positif) yang ditemukan 3. Persentase kasus baru TB Paru (BTA positif) yang disembuhkan

Daerah

1 Kegiatan 1 :

Jumlah kasus TB per 100.000 penduduk

Jumlah kasus TB per 100.000 penduduk

Dinkes

2 Sub kegiatan 1a. Advokasi Pembentukan Gerdunas

Jumlah kabupaten/kota endemis TB yang memiliki Gerdunas TB

Jumlah kabupaten/kota endemis TB yang memiliki Gerdunas TB

Dinkes

3 Monitoring dan surveilens penyakit

Jumlah kabupaten/kota yang endemis TB yang melaksanakan pertemuan monev dan validasi data setiap 6 bulan

Jumlah kabupaten/kota yang endemis TB yang melaksanakan pertemuan monev dan validasi data setiap 6 bulan

Dinkes

4 Penyediaan tuberkulin test untuk diagnosis TB pada anak

Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyediakan tuberkulin tes

Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyediakan tuberkulin tes

Dinkes

5 Kegiatan 2 : Persentase kasus baru TB Paru (BTA positif) yang ditemukan

Persentase kasus baru TB Paru (BTA positif) yang ditemukan

Dinkes

6 Pelatihan TIM dalam pelayanan TB dengan DOTS

Jumlah TIM yang dilatih DOTS TB (dokter, perawat dan tenaga laboratorium) di puskesmas

Jumlah TIM yang dilatih DOTS TB (dokter, perawat dan tenaga laboratorium) di puskesmas

Dinkes

7 Pelatihan wasor TB kabupaten/ kota

Jumlah Wasor TB kab/kota endemis TB yg dilatih( 24 wasor yg dilatih)

Jumlah Wasor TB kab/kota endemis TB yg dilatih( 24 wasor yg dilatih)

Dinkes

8 Pelatihan Teknis Pelayanan TB di RS dengan Strategi DOTS

Jumlah TIM DOTS TB (dokter, perawat dan petugas lab) Rumah Sakit Pemerintah

Jumlah TIM DOTS TB (dokter, perawat dan petugas lab) Rumah Sakit Pemerintah

Dinkes

27 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB IVI – PENUTUP

NO PROGRAM/ KEGIATAN/ TINDAKAN INDIKATOR METADATA SKPA

Kab/Kota endemis TB yang dilatih

Kab/Kota endemis TB yang dilatih

9 Penyediaan Bio safety Cabinet dalam rangka mencegah infeksi TB di RS

Jumlah Rumah Sakit yang memiliki Bio Safety Cabinet

Jumlah Rumah Sakit yang memiliki Bio Safety Cabinet

Dinkes

10 Sosialisasi Pelayanan TB dengan Strategi DOTS di Rumah Sakit

:Jumlah RS Pemerintah Kab / Kota yang telah memiliki SK Direktur RS tentang pembentukan Tim DOTS

:Jumlah RS Pemerintah Kab / Kota yang telah memiliki SK Direktur RS tentang pembentukan Tim DOTS

Dinkes

11 Pengadaan Sarana dan Prasarana Pelayanan TB sesuai standar

Jumlah RS Pemerintah Kab / Kota yang memiliki sarana (ruang poli DOTS, rawat inap, rawat jalan khusus TB, Lab dengan sarana pemeriksaan mikroskopik sputum penderita)

Jumlah RS Pemerintah Kab / Kota yang memiliki sarana (ruang poli DOTS, rawat inap, rawat jalan khusus TB, Lab dengan sarana pemeriksaan mikroskopik sputum penderita)

Dinkes

12 Penyedian Obat TB dengan Strategi DOTS

Jumlah RS Pemerintah Kab / Kota yang telah memasukan obat TB dalam formularium RS

Jumlah RS Pemerintah Kab / Kota yang telah memasukan obat TB dalam formularium RS

Dinkes

13 Pertemuan Koordinasi dalam Pelayanan TB Dengan Strategi DOTS dgn stake holder terkait

Jumlah RS Pemerintah Kab / Kota yang telah menjalin kerjasama jejaring internal dengan SMF RS dan eksternal dengan Dinkes setempat dan Profesi

Jumlah RS Pemerintah Kab / Kota yang telah menjalin kerjasama jejaring internal dengan SMF RS dan eksternal dengan Dinkes setempat dan Profesi

Dinkes

14 Pelatihan Pengawas Minum Obat (PMO) dalam rangka memantau Kepatuhan Penderita

Jumlah PMO yang terlatih dan melaksanakan pelacakan kasus mangkir

Jumlah PMO yang terlatih dan melaksanakan pelacakan kasus mangkir

Dinkes

15

Pelatihan Petugas Kesehatan di Lapas/rutan dalam pelayanan TB DOTS

Jumlah Petugas Kesehatan di Lapas/Rutan kab/ kota endemis TB yang dilatih strategi DOTS

Jumlah Petugas Kesehatan di Lapas/Rutan kab/ kota endemis TB yang dilatih strategi DOTS

Dinkes

16

Pelatihan tenaga laboratorium dalam meningkatkan kualitas diagnostik TB

Jumlah Tenaga Lab yang dilatih dan melaksanakan cross cek secara teratur setiap triwulan(317PKM/100pkm dgn fungsi lan TB)turn over

Jumlah Tenaga Lab yang dilatih dan melaksanakan cross cek secara teratur setiap triwulan(317PKM/100pkm dgn fungsi lan TB)turn over

Dinkes

17

Pengadaan mikroskop dan bahan laboratorium yang sesuai standard (reagen, pot sputum, slide, box slide) untuk pemeriksaan sputum

Jumlah Fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki ketersediaan mikroskop dan bahan laboratorium (reagen, pot sputum, slide, box slide) untuk pemeriksaan TB

Jumlah Fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki ketersediaan mikroskop dan bahan laboratorium (reagen, pot sputum, slide, box slide) untuk pemeriksaan TB

Dinkes

18 Ruang Isolasi untuk pasien TB-HIV dan MDR-TB

Jumlah RS yang mempunyai ruang isolasi pasien TB-HIV dan MDR-TB (RS=23/1)

Jumlah RS yang mempunyai ruang isolasi pasien TB-HIV dan MDR-TB (RS=23/1)

Dinkes

19 Kegiatan 3 : Persentase kasus baru TB Paru (BTA positif) yang disembuhkan

(jumlah TB Paru, BTA + yang sembuh/ Jumlah penderita TB Paru BTA +) x 100%

Dinkes

20 Penyediaan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) sesuai standard

Jumlah PKM yang menyediakan OAT

Jumlah PKM yang menyediakan OAT

Dinkes

21 Promosi kesehatan tentang TB Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang memiliki media KIE (poster, leaflet, brosur,

Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang memiliki media KIE (poster, leaflet, brosur,

Dinkes

28 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB IVI – PENUTUP

NO PROGRAM/ KEGIATAN/ TINDAKAN INDIKATOR METADATA SKPA

lembar balik) lembar balik)

22 Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang

Angka penemuan kasus Malaria per 1.000 penduduk

Dinkes

23 Kampanye Pembagian Kelambu Massal daerah endemis malaria tinggi

Jumlah Kab yg melaksanakan Kampanye Pembagian Kelambu Massal daerah endemis malaria tinggi

Jumlah Kab yg melaksanakan Kampanye Pembagian Kelambu Massal daerah endemis malaria tinggi

Dinkes

24 Pengadaan Kelambu berinsektisida di kab/kota endemis malaria

Jumlah Kelambu berinsektisida yang diadakan

Jumlah Kelambu berinsektisida yang diadakan

Dinkes

25 Pembagian kelambu berinsektisida ibu hamil dan bayi

Jml Kelambu yang dibagikan kepada Ibu Hamil dan Bayi

Jml Kelambu yang dibagikan kepada Ibu Hamil dan Bayi

Dinkes

26 Pengambilan darah massal (sero survey) (MBS, MFS, MSE, TMC, dll)

Jml sediaan darah yang diperiksa

Jml sediaan darah yang diperiksa

Dinkes

27

Pengadaan Rapid diagnostic test (RDT) (terutama untuk Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan)

Jml RDT dibeli Jml RDT dibeli Dinkes

28 Pengobatan (MBS, MFS, MSE, TMC, dll)

Jml kasus terkonfirmasi laboratorium yang diobati

Jml kasus terkonfirmasi laboratorium yang diobati

Dinkes

29 Penyemprotan rumah pd desa dengan malaria tinggi

Jumlah rumah yang disemprot

Jumlah rumah yang disemprot

Dinkes

30 Sub kegiatan 1h. Pengadaan insektisida

Jumlah insektisida yang dibeli Jumlah insektisida yang dibeli Dinkes

31

Sub kegiatan 1i. Pengadaan alat semprot (spraycan) dan perlengkapan alat penyemprot

Jumlah alat semprot yg dibeli Jumlah alat semprot yg dibeli Dinkes

32 Sub kegiatan 1j. Pelatihan tenaga mikroskopist malaria

jumlah mikroskopist dilatih jumlah mikroskopist dilatih Dinkes

33 Sub kegiatan 1k. Pelatihan medis dan paramedis dalam tatalaksana kasus malaria

Jumlah tenaga dokter dan paramedis yg dilatih

Jumlah tenaga dokter dan paramedis yg dilatih

Dinkes

34 Sub kegiatan 1l. Pelatihan pengelola malaria dalam manajemen program malaria

Jumlah tenaga pengelola malaria yg dilatih

Jumlah tenaga pengelola malaria yg dilatih

Dinkes

35

Sub kegiatan 1m. Pengembangan model intervensi lintas sektor (seperti Larvaciding, biological control/penebaran jentik, source reduction, dll)

Jumlah kab/kota yang melakukan intervensi vector control

Jumlah kab/kota yang melakukan intervensi vector control

Dinkes

29 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB IVI – PENUTUP

Indikator output TARGET 7A : Memadukan prinsip-prinsip pembangunan

yang berkesinambungan dengan kebijakan dan program nasional serta

mengembalikan sumberdaya lingkungan yang hilang,

NO PROGRAM/KEGIATAN/

TINDAKAN INDIKATOR METADATA SKPA

Indikator MDGs : 7.1. Rasio luas kawasan tertutup pepohonan berdasarkan hasil pemotretan citra satelit dan survei foto udara terhadap luas daratan 7.2. Jumlah emisi karbon dioksida (CO2e) 7.3. Jumlah konsumsi bahan perusak ozon (BPO) dalam metrik ton 7.4. Proporsi tangkapan ikan yang berada dalam batasan biologis yang aman 7.5. Rasio luas kawasan lindung untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati terhadap total luas kawasan hutan 7.6. Rasio kawasan konservasi perairan terhadap total luas perairan territorial

BAPPEDAL

KEBIJAKAN MEWUJUDKAN POLA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DAN MENGEMBALIKAN SUMBER DAYA LINGKUNGAN YANG HILANG

PROGRAM 1: Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

1 Kegiatan 1.1 Koordinasi Penilaian Kota Sehat/Adipura

Jumlah Kabupaten yang memperoleh piala adipura

Jumlah Kabupaten yang memperoleh piala adipura

BAPPEDAL

2 Kegiatan 1.2 Pengkajian Dampak Lingkungan

Jumlah kabupaten yang melakukan kajian dampak Lingkungan

Jumlah kabupaten yang melakukan kajian dampak Lingkungan

BAPPEDAL

3 Kegiatan 1.3 Evaluasi lingkungan melalui implementasi RKL/RPL,UKL/UPL

Jumlah Kab / kota yang melakukan evaluasi lingkungan

Jumlah Kab / kota yang melakukan evaluasi lingkungan

BAPPEDAL

4 Kegiatan 1.4 Pengukuran Kualitas Lingkungan

Jumlah kab/ kota yang melakukan pengukuran kualitas lingkungan

umlah kab/ kota yang melakukan pengukuran kualitas lingkungan

BAPPEDAL

PROGRAM 2: Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

5 Kegiatan 2.1 Monitoring, evaluasi dan pelaporan

Jumlah kabupaten yang melakukan mengirimkan laporan rehabilitasi cadangan sumber daya alam

Jumlah kabupaten yang melakukan mengirimkan laporan rehabilitasi cadangan sumber daya alam

BAPPEDAL

PROGRAM 3: Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

6 Kegiatan 3.1 Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan

Pemuthakiran database indikator MDG 7

Pemuthakiran database indikator MDG 7

BAPPEDAL

7 Kegiatan 3.2 Pekan Lingkungan Hidup Indonesia dalam Rangka Hari Lingkungan Hidup

Jumlah Kabu/ kota menyelenggarakan pekan

lingkungan hidup

Jumlah Kabu/ kota menyelenggarakan pekan

lingkungan hidup

BAPPEDAL

KEBIJAKAN MEMPERTAHANKAN PERAN PENTING HUTAN DALAM MENJAGA KESEIMBANGAN SIKLUS HIDROLOGI

Program4: Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan

Kegiatan 4.1 Rehabilitasi kawasan konservasi

8 Kegiatan 4.2 Pengembangan Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan

Terehabilitasinya Lahan 745 Ha Terehabilitasinya Lahan 745 Ha BAPPEDAL

PROGRAM 5: Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

9 Kegiatan 5.1 Penanaman/ Rehabilitasi hutan dan Lahan pada catch area

BAPPEDAL

10 Kegiatan 5.3 Penanaman/ Rehabilitasi hutan dan Lahan pada catch area sekitar waduk keliling

BAPPEDAL

30 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB IVI – PENUTUP

NO PROGRAM/KEGIATAN/

TINDAKAN INDIKATOR METADATA SKPA

11 Kegiatan 5.4 Pembinaan,Pengendalian dan Pengawasan Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Terehabilitasinya Hutan dan Lahan 140 Ha di Wilayah DAS

BAPPEDAL

PROGRAM 6: Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan

12 Kegiatan 6.1 Pemantapan dan Pengendalian Kawasan Hutan, 18 kab

Terpasangnya 1.500 Bh PAL Batas Kawasan Hutan

BAPPEDAL

13 Kegiatan 6.2 identifikasi Perambahan Kawasan Hutan dan Potensi Pengembangan Hutan, 18 kabupaten

Teridentifikasinya 100 Lokasi Perambahan Kawasan Hutan

BAPPEDAL

KEBIJAKAN MELAKUKAN MITIGASI PEMANASAN GLOBAL SERTA MELAKUKAN ADAPTASI TERHADAP DAMPAK NEGATIF PERUBAHAN IKLIM

PROGRAM 7: Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

14 Kegiatan 7.1 Pengembangan Desa Model, di BA

Model Desa di Banda Aceh dilaksanakan

BAPPEDAL

15 Kegiatan 7.2 Rehabilitasi Lahan

Jumlah kab/ kota melakukan rehabilitasi lahan

BAPPEDAL

PROGRAM 8 Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

16 Kegiatan 8.1 Pengelolaan B3 dan Limbah B3

Jumlah perusahan yang melaksanakan pengolahan

limbah B3

Jumlah perusahan yang melaksanakan pengolahan

limbah B3

BAPPEDAL

17 Kegiatan 8.2 Pengembangan Produksi ramah lingkungan

Jumlah kabupaten yang melakukan pengembangan produksi ramah lingkungan

Jumlah kabupaten yang melakukan pengembangan produksi ramah lingkungan

BAPPEDAL

PROGRAM 9 : Peningkatan Pengendalian Polusi

18 Kegiatan 9.1 Pengujian emisi kendaraan bermotor, BA

Jumlah kendaraan yang diuji emisi di Banda Aceh

Jumlah kendaraan yang diuji emisi di Banda Aceh

BAPPEDAL

PROGRAM 10: Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

20 Kegiatan 10.1 Pembuatan dan Pengawasan RTH

Jumlah kab/ kota yang mempunyak RTH

Jumlah kab/ kota yang mempunyak RTH

BAPPEDAL

21 Kegiatan 10.2 Lomba lingkungan sehat Adiwiyata

Jumlah Desa melakukan lomba lingkungan sehat Adiwiyata

Jumlah Desa melakukan lomba lingkungan sehat Adiwiyata

BAPPEDAL

PROGRAM 11: Perlindungan dan konservasi Sumber Daya Alam

22 Kegiatan 11.1 Pengendalian dampak perubahan iklim (antisipasi dan mitigasi)

Jumlah Kab / kota yang melakukan pengendalian dampak perubahan iklim

Jumlah Kab / kota yang melakukan pengendalian dampak perubahan iklim

BAPPEDAL

KEBIJAKAN MEMPERKUAT KAPASITAS UNTUK BERADAPTASI DENGAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DAN MELAKUKAN LANGKAH TANGGAP BENCANA ALAM DENGAN CEPAT DAN TEPAT

PROGRAM 12 : Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

23 Kegiatan 12.1 Penaatan dan Penegakan Hukum Lingkungan

Jumlah lokasi menjalankan penataan dan penegakan hokum lingkungan

Jumlah lokasi menjalankan penataan dan penegakan hokum lingkungan

BAPPEDAL

24 Kegiatan 12.2 Koordinasi Pengelolaan Prokasih/Superkasih

BAPPEDAL

PROGRAM 13 : Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

25 Kegiatan 13.1 Kajian Lingkungan Hidup pada penambangan emas oleh rakyat (Gunong Ujen,Geumpang dan Sawang)

Jumlah Kajian Lingkungan Hidup pada area penambangan emas oleh rakyat.

Jumlah Kajian Lingkungan Hidup pada area penambangan emas

oleh rakyat.

BAPPEDAL

PROGRAM 14 : Perlindungan dan konservasi sumber daya alam

26 Kegiatan 14.1 : Pengendalian terpadu kerusakan sumber-sumber air kawasan hulu DAS prioritas

Jumlah kawasan yang melaksanakan pengendalian terpadu kerusakan sumber sumber air kawasan hulu DAS prioritas

Jumlah kawasan yang melaksanakan pengendalian terpadu kerusakan sumber

sumber air kawasan hulu DAS priori

BAPPEDAL

31 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB IVI – PENUTUP

Indikator output TARGET 7B Mengurangi laju kehilangan keragaman hayati,

dan mencapai pengurangan yang signifikan pada 2010,

NO PROGRAM/KEGIATAN/

TINDAKAN INDIKATOR METADATA SKPA

KEBIJAKAN Peningkatan pelestarian keanekaragaman hayati

PROGRAM 1: Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

1 Kegiatan 1.1 Pengelolaan keanekaragaman hayati dan ekosistem, Aceh singkil

Jumlah taman dengan pengelolaan keanekaragaman hayati dan ekosistem

Jumlah taman dengan pengelolaan keanekaragaman hayati dan ekosistem

BAPPEDAL

2

Kegiatan 1.2 Peningkatan peran serta masyarakat dalam perlindungan dan konservasi SDA

Jumlah kawasan yang masyarakatnya berperan serta dalam perlindungan dan koservasi sumber daya alam

Jumlah kawasan yang masyarakatnya berperan serta dalam perlindungan dan koservasi sumber daya alam

BAPPEDAL

3

Kegiatan 2.1 Pembinaan Pengawasan dan Pengendalian Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Perlindungan Hutan

BAPPEDAL

4 Kegiatan 2.1 Pengembangan Pengelolaan Konservasi Sumber Daya Alam

BAPPEDAL

5 Kegiatan 4.1 Pengelolaaan Kawasan Ekosistem Leuser

BAPPEDAL

6 Kegiatan 7.1 Bimbingan Teknis Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan

BAPPEDAL

7 Kegiatan 7.2 Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan

BAPPEDAL

8

Kegiatan 7.1 Pengelolaan dan rehabilitasi terumbu karang,manggrove,padang lamun,estuaria dan teluk/Natural Early Warning System (NEWS)

BAPPEDAL

Indikator output TARGET 7C Menurunkan hingga separuhnya proporsi

penduduk tanpa akses terhadap air minum layak dan sanitasi layak pada

2015

No Program/Kegiatan/ Tindakan Indikator Metadata SKPA

TARGET 7C : Menurunkan hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi

dasar hingga tahun 2015

Indikator MDGs 1. Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air

minum layak (perkotaan dan perdesaan) 2. Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap

sanitasi dasar (perkotaan dan perdesaan)

Nasional

Program 1 : Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

32 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB IVI – PENUTUP

No Program/Kegiatan/ Tindakan Indikator Metadata SKPA

Kegiatan 1 : Penyehatan Lingkungan 1. Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum

berkualitas 2. Persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat

3. Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat 4. Jumlah desa yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

(STBM)

Aceh

1 Kegiatan 1 : Penyehatan Lingkungan

Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas

(jumlah penduduk memiliki akses terhadap air minum berkwalitas/ jumlah pendudk) x 100%

Dinkes / BMCK

2 Pembangunan sarana air minum berkualitas

Jumlah sarana air minum berkualitas yang dibangun

Jumlah sarana air minum berkualitas yang dibangun

Dinkes / BMCK

3 Advokasi penyediaan air minum berkualitas

Jumlah desa yang di advokasi Jumlah desa yang di advokasi Dinkes / BMCK

4 Kegiatan 1 : Penyehatan Lingkungan

2. Persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat

(jumlah sumber air minum yang berkalitas/ jumlah sumber air m9inum) x 100%

Dinkes / BMCK

5 Pengawasan kualitas air minum perpipaan (PDAM).

Jumlah titik sampel yang diawasi kualitas air minum.

Jumlah titik sampel yang diawasi kualitas air minum.

Dinkes / BMCK

6 Penyediaan water test kita untuk setiap puskesmas.

Jumlah puskesmas yang memiliki water test kit

Jumlah puskesmas yang memiliki water test kit

Dinkes

7 Kegiatan 1 : Penyehatan Lingkungan

3. Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat

(Jumlah penduduk menggunakan jamban sehat / jumlah penduduk) x 100%

Dinkes

8 Advokasi dan kampanye STOP BABS (buang air besar sembarangan)

jumlah desa yang mendeklarasi STOP BABS

jumlah desa yang mendeklarasi STOP BABS

Dinkes

9 Kegiatan 1 : Penyehatan Lingkungan

4. Jumlah desa yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

4. Jumlah desa yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

Dinkes

10 Sub kegiatan 1a. Advokasi pelaksanaan STBM (sanitasi total berbasis masyarakat)

Jumlah desa yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

Jumlah desa yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

Dinkes

33 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB IVI – PENUTUP

Alur pengumpulan, pengolahan dan analisa Indikator MDGs

Alur pengumpulan, pengolahan dan analisa Indikator MDGs serta

penggunaannya untuk memantau dan mengevaluasi capaian target MDGs

adalah sebagai berikut:

Dinas

Kesehatan

Dinas

Pendidikan

BappedalBadan

PP&PA

BKKBN

KPAD

BPS

PUSDATIN

BAPPEDA ACEH

DEVINFO è ACEH INFO:

MDG_ACEH.MDB

SKDI

SUSENAS

RISKESDA

SUKERNAS

SENSUS

PENDUDUK

SURVEY

LAIN

PROFIL

SEKOLAH

BAPPEDA:

GIS, AGDC

LAPORAN

KEMAJUAN

MDGs

BERITA

STATISTIK

KWARTALAN

KEMAJUAN

MDGs

PERTEMUAN

TEKNIS POKJA

MDGS

FORUM SKPA

Kemajuan pencapaian target MDGs akan diberitakan lewat berita statistik yang

dapat di akses lewat situs internet BPS Aceh setiap kwartal. Hasil pengumpulan,

pengolahan serta analisa data indikator output ( hasil langsung) dan indikator

outcome ( hasil antara) kegiatan program MDGs akan dikompilasi oleh Pusat

Data dan Informasi BAPPEDA Aceh sebagai masukan untuk membuat laporan

kemajuan MDGs setiap kwartal. Laporan kemajuan MDGs kwartalan ini yang

diperisapkan oleh Pusat Data dan Indoemasi BAPPEDA dan oleh BPS, menjadi

masukan untuk Pokja MDGs memantau hasil hasil kegiatan program dan

mengambil keputusan tentang langkah langkah tindak lanjut untuk meyakinkan

bahwa target MDGs yang ditetapkan didalam RAD MDGS Aceh 2011-2015 dapat

dicapai.

Gambar III.2.

Alur

pengumpulan ,

pengolahan

dan analisa

Indikator

MDGs

34 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- BAB IVI – PENUTUP

BAB IV: PENUTUP

Untuk mempercepat pencapai target MDG khusunya pada kabupaten kabupaten

yang tertinggal, hasil evaluasi pencapaian target pembangunan Milemnium yang

dibahas setiap aklhir tahun akan ditindak lanjuti dengan melakukan alokasi

anggaran yang adil. RI OTSUS MIGAS (Rencana Induk penggunaan dana

otonomi kusus dan dana Minyak dan Gas) yang sekarang sedang dipersiapkan

adalah upaya pemerintah Aceh untuk menggunakan dana tersebut lebih effektip

dan efisien untuk mendanai program pembangunan yang mempunyai daya

ungkit tnggi dalam mensejahteraan penduduk, khusunya penduduk miskin

didaerah daerah tertinggal.

35 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Lampiran 1.1.: Matrix Program Percepatan Pencapaian Target Pembangunan Milenium: MDG1

Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan

36 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

LAMPIRAN 1.1: MATRIX RAD PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET MDG 1: PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN KELAPARAN

Program/Kegiatan/ Tindakan Indikator Kondisi saat ini

Target Pencapaian Alokasi

Anggaran ( Dalam Miliar Rupiah))

Sumber Pendana

an Pelaksana

MDG1

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

TARGET 1A : Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk dengan tingkat pendapatan kurang dari USD 1 (PPP) perhari dalam kurun waktu 1990-2015

Indikator MDGs :Aceh

1. Tingkat kemiskinan bedasarkan garis kemiskinan Nasional

19.57% 19.575 18% 17% 16% 15%

2. Indeks Kedalaman Kemiskinan 3.5 3 2 1.5 1.3 1

PROGRAM : Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan

Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Perdesaan

% desa yang Lembaga / Organisasi Masyarakat mandiri di 23 kab

20% 40% 60% 80% 100% 2,2 3,4 3,7

APBA BPM

Koordinasi Pengembangan dan Pemanfaatan TTG

% desa yang mempunyai pusat informasi TTG dan atau internet di 23 kab

20% 40% 60% 80% 100% 1,5 2 2,2

APBA BPM

Pembinaan dan Perencanaan Program Pemberdayaan Masyarakat

% kabupaten yang menyelenggarakan pertemuan koordinasi program pemberdayaan masyarakat dilaksanakan

4 4 4 4 4 1,9 1,8 2

APBA BPM

Pembinaan Sosial Budaya Masyarakat dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga

% keluarga miskin yang mempunyai pengetahuan dan ketrampilan meningkatkan kesejahteraan keluarga di 23 kab

20% 40% 60% 80% 100% 2,4 2, 2,

APBA BPM

Alokasi Dana Pemakmue Gampong, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Program Mandiri Terpadu

% keluarga miskin yang mendapatkan dana untuk kegiatan usaha

100%

100%

100%

0.99,

4,.7

5,.2

APBA

BPM

PROGRAM : Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan

Pembinaan Pengembangan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat- Mandiri Perdesaan (PNPM-MP)

% dari 244 kecxmatan yang melaksanakanprogram PNPM

50%

75%

100%

0.4,

2,

2,.2

APBA

BPM

Pemberdayaan Ekonomi Keluarga dan Masyarakat Miskin

%penduduk miskin di 23 kab

19.57% 18% 17% 16% 15% 6

7.4

8,2

APBA

BPM

Pengembangan Ekonomi Masyarakat Kemukiman (PEMK)

Kemandirian masyarakat di 18 Kabupaten

100%

100%

100%

0.5,

0.20

0.2

APBA

BPM

Pembinaan Unit Pengaduan Masyarakat dan Pemantauan PKBS BBM

Kelancaran distribusi BBM di 23 kabupaten

100%

100%

100%

0.05 0.99 0.11

APBA

BPM

PROGRAM : Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa

Peningkatan Partisipasi Masyarakat, % Kab melaksanakan perencanaan partisipatiff

100% 100% 100%

0.1 0.2 0.26

APBA BPM

37 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Program/Kegiatan/ Tindakan Indikator Kondisi saat ini

Target Pencapaian Alokasi

Anggaran ( Dalam Miliar Rupiah))

Sumber Pendana

an Pelaksana

MDG1

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Pengembangan Kelembagaan dan SDM Gampong/Kelurahan Peningkatan Kapasitas Pemerintah Mukim dan Gampong/Kelurahan

% gampong yang dilatih penyelenggaraan Pemerintahan

20% 40%, 60% 80% 100% 29 6 7

APBA BPM

PROGRAM : Pembinaan Syariat Islam

Penyaluran Zakat Infak Shadaqah Tersalurnya Zakar Infak masyarakat miskin

100% 100% 100%

5.7 6,6

APBA Baital Mal

PROGRAM : Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kesenjangan- 1 KUBE =6 KK

Jumlah KK dalam KUBE yang mendapatkan pelatihan dan bantuan modal

264 2472

300 2500

400 2500

500 2500

600 2500

14 1.27 8.21

1.5 10

2 10

2

10.2

APBA APBN

Dinsos

Usaha Ekonomi Produktip (UEP) Jml penyandang masalah sosial yang menerima pelatihan dan modal usaha

130 355

463 41

550 100

600 125

850 150

1.87 0.18

2 0.4

2.2 0.4

2.4 0.5

2.6 0.6

APBA APBN

Dinsos

Subsidi pemakanan anak pantil Jumlah anakpanti yang mendapatkan subsidi makanan

6243 6510

6525 6520

6525 6520

6540 6536

6540 6536

7.8 7.8

7.5 7.8

7.8 7.8

7.8 7.8

11.9 11.9

APBA Dinsos

Pemberdayaan Remaja putus Sekolah ( kurang mempu)

Jumlah remaja keluarga kurang mampu yangmenerima pelatihan

30 60 60 90 90 0.27 0.27 0.55 0.5 0.83 APBA Dinsos

Pemberdayaan Masyarakat Konunitas Adat Terpencil

Jumlah KK Masyarakat komunitas Adat terpenci yang mendapatkanj manfaatl

39 80

60 100

70 100

80 100

90 100

2.56 2.34

APBA Dinsos

PROGRAM : Peningkatan Sarana Perekonomian,Potensi dan Kerja Sama Ivestasi dalam Pengembangan Industri Perdagangan

- Peningkatan pengembangan sarana perekonomian daerah

Meningkatnya perekonomian masyarakat

100% 100% 100%

115 127

APBA Biro Perekonomian

Pembinaan peningkatan kinerja BUMD

Penyerapan tenaga kerja

100% 100% 100%

0.45 0.42 0.46

APBA Biro Perekonomian

Peningkatan fasilitas pengembangan potensi dan hasil produksi daerah

Terjadi peningkatan PAD ke Prov. Dan kab/ kota

1,50 1,65

APBA Biro Perekonomian

Peningkatan efektifitas kerjasama industry, pariwisata dan lingkungan hidup

Meningkatnya investor di bidang industry dan pariwisata serta meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan hidup

100% 100% 100%

0.30, 0.33

APBA

Biro Perekonomian

Peningkatan fasilitasi kerjasama luar negeri bidang ekonomi

Peningkatan pendapatan masy. Dan PAD

100% 100% 100%

0.45 2,5 2,7

APBA Biro Perekonomian

-Pembinaan kawasan perdagangan bebas

Peningkatan PAD & kesejahteraan Masyarakat

100% 100% 100%

0.58 0.700 0.77

APBA Biro Perekonomian

Koordinasi penggunaan dana pemerintah bagi usaha mikro,kecil dan menengah

Peningkatan kesejahteraan masy.

100% 100% 100%

0.,20 0.34 0.37

APBA Biro Perekonomian

38 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Program/Kegiatan/ Tindakan Indikator Kondisi saat ini

Target Pencapaian Alokasi

Anggaran ( Dalam Miliar Rupiah))

Sumber Pendana

an Pelaksana

MDG1

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Pembinaan kawasan ekonomi terpadu Peningkatan PAD 4 kabupaten/kota

100% 100% 100%

0.66 2 2,.2

APBA Biro Perekonomian

Rapat Koordinasi pengembangan perekonomian daerah

Pembangunan bidang ekonomi yang merata

100% 100% 100%

0.27 0.30 0.33

APBA Biro Perekonomian

PROGRAM : Peningkatan Kesejahteraan Petani

Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis

Meningkatnya kemampuan dan keterampilan petani pelaku agribisnis

30 Angkt

157 Angkt

160 Angkt

2,381,750,000

3,354,000,000

3,689,400,000

APBA BKP-Luh

Peningkatan kemampuan lembaga petani

Meningkatnya kualitas kelembagaan petani

- 170 klp 175 klp

- 0.85 0.94

APBA BKP-Luh

Penyuluhan dan Bimbingan Pemanfaatan dan Produktifitas Lahan Tidur

Meningkatnya pemanfaatan lahan tidur untuk penyediaan pangan bagi masyarakat

21BPP 21 BPP 27 BPP 34 BPP

0.79 0.3

0.3

APBA BKP-Luh

Pemeliharaan Tanaman Perkebunan Rakyat

Terpeliharanya 51.000 ha tanaman perkebunan rakyat miskin

2.720 Ha 15.000 30,000 37,500 44,000 51000 10.4 16,3 8,1 8,1 8, APBA Hutbun

PROGRAM : Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan

Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar

Tersedianya 23.750 ha lahan peremajaan kakao, intensifikasi kako dan rehabilitasi cengkeh

3700 3.700 4.200 4.600 5.300 5.900 16,4 18,8 20,7 23,8 26,5 APBN Hutbun

Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim

Tersedianya 12.400 ha tanaman tebu 1850 1.850 2.200 2.450 2.800 3.100 2,3 2,8 3,1 3,5 3,9 APBN Hutbun

Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan

Tersedianya lahan 2.610 ha untuk peremajaan kelapa, kebun induk kakao den kelapa serta pemurnian benih tanaman karet

400 460 500 600 650 1,3 1,5 1,7 1,9 2,1 APBN

Hutbun

PROGRAM: Peningkatan Produksi Perikanan dan Pemanfaatan Kelautan

A. Pengembangan bibit ikan unggul : Petani kerapu mendapatkan bibit 2000 ekor/orang; . Operator hatchery mendapatkan bibit unggul ikan lele sangkuriang; . Petani ikan membudidayakan ikan spesies lokal

Jumlah petani ikan yang mendapatkan manfaat bibit ikan unggul kerapu dan lele .

300 500 700 900 1200 62 68 75 83 91 APBA DKP

39 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Program/Kegiatan/ Tindakan Indikator Kondisi saat ini

Target Pencapaian Alokasi

Anggaran ( Dalam Miliar Rupiah))

Sumber Pendana

an Pelaksana

MDG1

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

B. Pembinaan dan pengembangan perikanan : 1. Petani budidaya laut mendapatkan agroinput untuk budidaya ikan kerapu, 2. Petani budidaya payau mendapatkan agroinput untuk budidaya udang dan bandeng, 3. Petani budidaya air tawar mendapatkan agroinput untuk budidaya ikan air

Jumlah petani ikan yang mendapatkan lele, mas, nila, gurami

1500 1700 1900 2200 2400 8,1 9 9,9 10,8 11. APBA DKP

C. Motorisasi armada penangkapan dalam upaya daya jelajar dan produktivitas nelayan: 1. Nelayan mendapatkan bantuan perahu motor dan alat tangkap 2. Membuka peluang kerja bagi 100 orang di kapal perikanan

Jumlah nelayan yang menerima dukungan pengadaan perahu bermotor penangkapan ikan

350

500

700 900 1200

5,5

6,1

6,7

7,4

8,1

APBA DKP

D. Pengadaan alat bantu operasional penangkapan ikan 1. Nelayan tradisional mendapat bantuan alat tangkap ikan2. Nelayan meningkat jumlah tangkapan dengan adanya sarana rumpon di laut

Jumlah nelayan yang menerima dukungan pengadaan sarana rumpon

600 800 1000 1200 1500 4,8 5,3 5,9 6,5 7,1 APBA DKP

PROGRAM : Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan

A. Pengembangan Usaha Perbenihan, Penyediaan Bibit dan Pengawasan Peredaran Benih Perkebunan

Jumlah kawasan memikliki usaha perbenihanm perkebunan

3 6 11

5,1 3,5 3,92

APBA Hutbun

B. Pembangunan Kebun Kelapa Sawit

Tersedianya 11.700 ha kebun kelapa sawit rakyat miskin

2.500 4500 6700 9.100 11.700

51 44 48 57 68 APBA Hutbun

C. Rehabilitasi dan Pengembangan

Tanaman Perkebunan Rakyat

Terehabnya 12,500 Ha Tanaman Kebun Rakyat ( kebun kakao, kopi dan pala rakyat)

1 1,500 3,000 5500 8000 12500 11

25 28 33 34, APBA Hutbun

D. Pembangunan Kebun Karet Rakyat

Terbangunnya 11.840 ha kebun karet Rakyat

1.910 ha 2.000 4000 6200 8840 11840 23 22 25 30 36 APBA Hutbun

E. Pembangunan Kebun Kakao Rakyat

Tersedianya kebun kakao Rakyat 2.043 ha 4.000 9000 14500 19500 6.600 23.2 44,5 48,9 48,9 58,7 APBA Hutbun

F. Penyediaan sarana produksi pertanian/perkebunan di 19 kabupaten kota

Berkembangnya Kawasaan Sentra Produksi Padi (Ha) :

10000 ha

5000 10000 15000 20000 25000

15

APBA Distan

40 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Program/Kegiatan/ Tindakan Indikator Kondisi saat ini

Target Pencapaian Alokasi

Anggaran ( Dalam Miliar Rupiah))

Sumber Pendana

an Pelaksana

MDG1

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Berkembangnya Kawasaan Sentra Produksi Jagung (Ha) : a.tenggara, gayo lues, a.tamiang, a.tengah

5000 ha 2500 2500 5000 7500 10000

10 10 10 10 10

APBA Distan

Berkembangnya Kawasaan Sentra Produksi Kedele) (Ha) bireuen, pijay, a.tengah, a.utara

5000 ha 2000 4000 6000 8000 10000 5 5 5 5 5 APBA Distan

Berkembangnya Kawasaan Sentra Produksi Kacang Tanah (Ha) nagan raya, a.jaya, a.selatan, a.barat, abdya

1000 ha 500 1000 1000 1000 1000 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 APBA Distan

Berkembangnya kawasan tanaman buah (ha) a.taengah, bireuen, bener meriah

1000 ha 200 400 600 800 1000 1 1 1 1 1 APBA Distan

Berkembangnya kawasan tanaman sayuran dan obat obatan (ha) Sayur: bener nmeriah, a.tengah, gayo lues, pidie dan Obat : pidie, tamiang, a.besar, bireun, a.tim

100 ha 50 50 50 50 50 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 APBA Distan

PROGRAM : Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian indikator dampak : produktivitas padi 4,5 ton per ha, naik 3% prediksi, sistem padat

karya, rata2 luas kepemilikan lahan : 0,25 ha

A. Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi

Pertanian Tepat Guna (18 kab plus 1 kota)

Tersediaan Alat pengolah Tanah Bagi Tanam Serentak (unit) mis: handtraktor 1 unit utk 10 ha (kepada kelompok tani)

3000 unit 250 250 500 750 1000

50 50 50 50 50 APBA Distan

Terbangunan Linning Saluran Untuk Distribusi Air Ke Areal Sawah (meter)

50000 meter

40000 80000 120000 160000 200000 10 10 10 10 10 APBA Distan

Tersedianya Alat Pasca Panen (unit) 200 unit 250 250 250 250 250 12.5 12.5 12.5 12.5 12.5 APBA Distan

Tersedianya Pompa Air untuk Memenuhi kekurangan air pada areaal sawah (unit)

125 unit 100 100 100 100 100 6 6 6 6 6 APBA Distan

Termanfaatnya lahan terlantar (Ha) 500 ha 300 ha 300 ha 300 ha 300 ha 300 ha 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 APBA Distan

Terbangunanya Jalan Usaha Tani bagi pengangkutan Saprodi dan hasil panen (meter)

15000 meter

25000 meter

25000 meter

25000 meter

25000 meter

25000 meter

8.8

8.8 8.8 8.8 8.8 APBA Distan

PROGRAM : Pengembangan Industri Kecil Menengah

A. Fasilitasi Pengembangan Usaha Industri Kecil dan Menengah

Jumlah Industri kecil yang difasilitasi 1,4 1,5 2,7 2.5 2. APBA Indagkop

PROGRAM : Pengembangan Sentra Industri Potensial

41 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Program/Kegiatan/ Tindakan Indikator Kondisi saat ini

Target Pencapaian Alokasi

Anggaran ( Dalam Miliar Rupiah))

Sumber Pendana

an Pelaksana

MDG1

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

A. Fasilitasi pembinaan industri kecil dan Menengah

Jumlah pengembangan sentra2 industri potencial yang terbentuk

13 25 23 25. 25. APBA Indagkop

PROGRAM : Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan

A. Penataan Tempat Berusaha Bagi Pedagang Kaki Lima dan Asongan

Jumlah pedagang kaki lima dan asongan yang divina

60 unit 60 unit 70 unit 50 unit 50 unit 55 55 65 55 55 APBA Indagkop

PROGRAM : Pengembanagn Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif UKM

A. Penyelenggaran /pelatihan kewirausahaan

Terwujudya peningkatan SDM KUKM Jumlah Peserta Pelatihan

2 Akt 5 Akt 6 Akt 5 akt 6 akt 0.26 0.45 0.75 0.60 0.65 APBA Indagkop

B. Pelatihan manajemen pengelola Koperasi

Terwujudya peningkatan SDM KUKM Jumlah pengelola koperasi yang dilatih

4 Akt 4 Akt 5 Akt 5 akt 5 akt 0.35 0.45 0.55 0.55 0.55 APBA Indagkop

PROGRAM : Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi UMKM

A. Pengembangan kebijakan dan program peningkatan lokal

Tersedianya sarana/prasarana bagi UMKM Jumlah UKM

400 UKM

400 UKM

600 UKM

400 UKM

400 UKM

6 6,5 10

6.5

6.5 APBA Indagkop

PROGRAM : Peningkatan Ketahanan Pangan

A. Pengembangan Desa Mandiri

Pangan Berkurangnya daerah rawan pangan

17 desa

30 desa

50 desa

75 desa

100 desa

2,4 2,6 4, 6.2 6.25 APBA BKP-Luh

B. Pengembangan Lembaga

Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM)

Berkembangan gapoktan dalam usaha distribusi pangan masyarakat Jumlah LDPM yang berdiri

2

LDPM 10

LDPM 12

LDPM 0.39 2,5 2,7 APBA BKP-Luh

C. Pemberdayaan Lembaga Mandiri dan Mengakar di Masyarakat (LM3)

Terbentuknya santri dan Termanfaatnya Lahan di Lingkungan Pesantren Jumlah LM3 yang berdiri

8 LM3 8 LM3 8 LM3

0.25 0.25 0.25

APBA BKP-Luh

PROGRAM : Peningkatan Produksi Hasil Ternak

1.1 Pendistribusian Bibit Ternak Kepada Masyarakat) petani : 7 ekor)

Jumlah petani bibit ternak terdistribusi

850 500 500 500 19,7 9,4 10,3 APBA Keswanak

1.2 Pengembangan Agribisnis Peternakan

Jumlah usaha agribisnis berkembang (jumlah kelompok usaha yg sdh berjalan yg produksinya meningkat)

3 Klpk 3

Klpk 20 Klpk

21 Klpk

26 Klpk 20 10 11 12. 13 APBA Keswanak

1.3 Pengembangan Kawasan Ayam Ras Petelur

Jumlah pulet ayam ras petelur untuk pengembangan kawasan ternak ayam ras petelur

3 kwsn 45000 ekor

50000 ekor

52500 ekor

55125 ekor

8,8 14 15 16 17 APBA Keswanak

42 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Program/Kegiatan/ Tindakan Indikator Kondisi saat ini

Target Pencapaian Alokasi

Anggaran ( Dalam Miliar Rupiah))

Sumber Pendana

an Pelaksana

MDG1

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

1.4 Pembangunan Kebun Rumput HMT dan Padang Pengembalaan

Jumlah kebun rumput, HMT dan padang pengembalaan dibangun

1 pkt 40 Ha

150 Ha

158 Ha

166 Ha 1 0.7 0.8 0.85 0.89 APBA Keswanak

1.5 Pembangunan Kawasan Peternakan Terpadu

Jumlah kawasan berkembang 5 Kwsn 3

Kwsn 3 Kwsn

5 Kwsn

6 Kwsn 26,7 10,3 11,3 11.9 12.9 APBA Keswanak

1.6 Pengembangan Inseminasi Buatan

Jumlah straw tersedia (dosis) 1.800 1.890 1.985 2.084 2.188 1.7 1.8 1.9 2. 2.1 APBA Keswanak

PROGRAM : Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan

1.1 Pengembangan Hutan Tanaman Tersedianya 2,750 Ha hutan tanaman 600 400 400 650 700 6,7 3 3,3 8, 9,7 APBA Hutbun

1.2. Pengembangan Hasil Hutan Non Kayu

Tersedianya 2,346 Ha 250 350 480 576 690 0.55 0.92 1 1,2 1,4 APBA Hutbun

TARGET 1B : : MENCIPTAKAN KESEMPATAN KERJA PENUH DAN PRODUKTIP DAN PEKERJAAN YANG LAYAK UNTUK SEMUA TERMASUK PEREMPUAN DAN KAUM MUDA

MDG Indikator

1. Laju Pertumbuhan PDB per tenaga kerja 5.12% 6 7 7 7 7

2. Rasio kesempatan kerja terhadap penduduk >15 tahun

24.75% 25 27 30 40 50

3. Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga terhadap total kesempatan kerja

57% 40 30 20 15 10

PROGRAM : Peningkatan Kwalitas dan Produktifitas Tenaga Kerja

1.1 Pendidikan & pelatihan Ketrampilan Bagi Pencari Kerja

Tersedianya Pencari Kerja Terampil 800 Org

900 Org

2,1 1,6 1,8 Disnakermo

bduk

PROGRAM : Program Peningkatan Kesempatan Kerja

1.1 Pemberian Fasilitas & mendorong Sistem Pendanaan Pelatihan Berbasis Masyarakat

Terciptanya lapangan pekerjaan dan memberikan pendapatan masyarakat di pedesaan

7 Lokasi

1.020 Org

3,5 2,1 2,2 Disnakermobduk

1.2 Pengembangan Kelembagaan Produktivitas dan Pelatihan Kewirausahaan

Terciptanya calon wirausahawan baru dalam rangka perluasan kesempatan kerja

3 Pkt 4 Akt 1,4 0.5 0.55 Disnakermo

bduk

PROGRAM : Program Peningkatan Penrapan Teknologi Peternakan

1.1 Penyuluhan penerapan teknologi peternakan tepat guna

Terbukanya kesempatan kerja dan berusaha dibidang peternakan

16 Org 17 Org 18 Org 19 Org 0.99 0.1 0.1 0.14 0.12 APBA Keswanak

43 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Program/Kegiatan/ Tindakan Indikator Kondisi saat ini

Target Pencapaian Alokasi

Anggaran ( Dalam Miliar Rupiah))

Sumber Pendana

an Pelaksana

MDG1

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

1.2 Pelatihan&bimbingan pengoperasian teknologi peternakan tepat guna

Terciptanya kader pengusaha agribisnis peternakan

63 Org 66 Org 69 Org 72 Org 0.84 0.88 0.92 0.97 1 APBA Keswanak

PROGRAM : Pengembangan Wilayah Transmigrasi

1.1 Peningkatan kerjasama antar wilayah, antar pelaku & sektor dalam rangka Pengembangan Kawasan transmigrasi

Tersedianya sarana prasarana bangunan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat

650 KK 650 KK 36 27 30 Disnakermobduk

1.2 Penyediaan dan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Sosial Ekonomi di Kawasan Transmigrasi

Ketersediaan sarana produksi pertanian dan terbentuknya kelembagaan ekonomi serta terpenuhinya paket sarana produksi sesuai potensi lahan yang dikembangkan

1.550 KK

2.250 KK

8 8, 9 Disnakermobduk

PROGRAM : Transmigrasi Lokal

1.1 Penyuluhan Transmigrasi Jumlah kawasan transmigrasi yang disuluh

8 Akt 8 Akt 0.42

0.46

Disnakermobduk

1.2 Pelatihan Transmigrasi Lokal Jumlah gelombang pelatiha Tersedianya SDM yang trampil sebagai motivator di lokasi pemukiman

8 Akt 8 Akt 1 0.42 0.46 Disnakermo

bduk

TARGETt 1 C : Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita kelaparan dalam kurun waktu 1990-2015

Indikator

Prevalensi balita dengan berat badan rendah / kekurangan

26.5% 24 22 20 18 15%

Prevalensi Balita Gizi Buruk 10.7% 9 7 5 4 3.36%

Prevalensi Balita Gizi Kurang 15.8% 15 14 13 12 11.9%

Proporsi penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi minimum:

1400 Kkal/kapita/hari 12.44% 12 11 10 9 8.5%

2000Kkal/kapita/hari 52.43% 47 42 40 37 35.32%

PROGRAM: Peningkatan Ketahanan Pangan

1.1 Penanganan Daerah Rawan

Pangan

Tumbuhnya kemampuan klp rawan pangan tertanganinya kelompok rawan pangan transien dan kronis

60 klp 60 klp 60 klp 60 klp 0.17 1.8 1.8 1.8 1.8 APBA BKP-Luh

1.2 Pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi

Terdeteksinya secara dini daerah-daerah rawan pangan

18 kab 18 kab 18 kab 18 kab 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 APBA BKP-Luh

1.3 Penyusunan Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA) / Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan

Tersedianya informasi/peta ketahanan dan kerentanan pangan di 251 kecamatan

18 kab 18 kab 18 kab 18 kab 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 APBA BKP-Luh

44 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Program/Kegiatan/ Tindakan Indikator Kondisi saat ini

Target Pencapaian Alokasi

Anggaran ( Dalam Miliar Rupiah))

Sumber Pendana

an Pelaksana

MDG1

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

1.4 Pengembangan Lumbung Pangan Desa

Terpenuhinya Bahan Pangan Pokok Bagi Masyarakat sepanjang waktu

10 unit 10 unit 10 unit

10 unit 0.46 1.5 1.5 1.5 1.5 APBA BKP-Luh

Pemanfaatan Pekarangan Untuk Pengembangan Pangan

Terpenuhinya Kebutuhan Karbohidrat, Protein, Mineral dan Vitamin Bagi Keluarga

1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt 0.18 0.75 0.75 APBA BKP-Luh

Penganekaragaman Konsumsi Pangan

Meningkatnya Keanekaragaman Konsumsi Pangan Masyarakat

1 keg 1 keg 1 keg 1 keg 5 5 5 5 5 APBA BKP-Luh

45 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Matrix RAD Percepatan Pencapaian Target 1 C; Menanggulangi kelaparan

Program/Kegiatan/ Tindakan

Indikator Target Pencapaian Alokasi Anggaran ( dalam Milyar ) Sumber

Pendanaan Pelaksana Keterangan

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Indikator MDGs

Prevalensi balita dengan berat badan rendah

16.6% 24% 22% 20% 18%

Prevalensi Balita Gizi Buruk 7.1%

9% 7% 5% 4%

Prevalensi Balita Gizi Kurang 15.8% 15% 14% 13% 12%

Proporsi penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi minimum:

1400 Kkal/ kapita/ hari 12.44%

12 11 10 9

2000Kkal/kapita/hari 52.43%

47 42 40 37

Indikator MDGs : 1. Prevalensi balita kekurangan gizi , 2. Proporsi penduduk dengan asupan kalori dibawah tingkat konsumsi minimum

Nasional

Program 1 : Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

Kegiatan 1 : Pembinaan Gizi Masyarakat

1. Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan

100 100 100 100 -

536.0 564.0 643.0 668.0 - APBN Kementeri

an Kesehatan

Gizi Buruk 6,7 % Gizi

Kurang 18,6%

2. Persentase balita ditimbang berat badannya (D/S)

70 75 80 85 -

Daerah- Aceh

Kegiatan 1 : Pembinaan Gizi Masyarakat

1. Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan

100 100 100 100 - 2.891 0.615 0.755 0.755 - APBN Kementeri

an Kesehatan

ACEH

Sub kegiatan 1.a: Pelatihan tatalaksana gizi buruk bagi Puskesmas perawatan dan RSUD

1.a. Jumlah puskesmas perawatan dan RSUD memiliki tenaga yang telah dilatih tata laksana gizi buruk.

118 Pusk

RRI ; 21 RSUD

118 Pusk RRI ; 21

RSUD

118 Pusk RRI ; 21 RSUD

118 Pusk RRI ; 21

RSUD

0.191 0.200 0.250 0.250

APBN APBD

Dinkes

catatan : ada 118

Pusk perawatan

dan 21 RSUD

kab/kota

Sub kegiatan 1.b: Pelatihan tatalaksana gizi buruk bagi Puskesmas non perawatan

1.b. Jumlah puskesmas non perawatan memiliki tenaga yang telah dilatih tata laksana gizi buruk.

32 unit 32

unit 32 unit

32 unit

0 0.090 0.180 0.180

APBA Dinkes catatan: Jml Pusk. Non

RRI 192

46 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Program/Kegiatan/ Tindakan

Indikator Target Pencapaian Alokasi Anggaran ( dalam Milyar ) Sumber

Pendanaan Pelaksana Keterangan

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Sub kegiatan 1.b.1: Pelatihan tatalaksana gizi buruk bagi Puskesmas

1.b.1. Jumlah puskesmas memiliki tenaga yang telah dilatih tata laksana gizi buruk.

260 0 0 0

2.000 0.00 0.00 0.00

UNICEF Dinkes

Sub kegiatan 1.c: Pengadaan alat dapur dan sarana

1. c. Jumlah puskesmas perawatan yang memiliki alat dapur dan sarana melaksanakan tatalaksana gizi buruk

13 unit 13

unit 13 unit

13 unit

0 0.100 0.100 0.100

APBN APBA-K

Dinkes

Catatan: Jml pusk

RRI yg sdh punya 66 unit dari

118 Pusk. RRI

Sub kegiatan 1.d: Penyediaan obat gizi buruk

1.d. Jumlah kasus gizi buruk yang memperoleh obat gizi buruk

30,000 30,00

0 20,000

15,000

0 0 0 0

APBA-K Dinkes Gibur 6,24%

Sub kegiatan 1.e: Pendampingan gizi buruk oleh kader

1.e. Persentase kasus gizi buruk paska perawatan yang didampingi oleh kader

2.50% 2% 2% 1.50%

0 0.125 0.125 0.125

APBA-K Dinkes

Pendampingan oleh

kader (translok; frekuensi)

1.425 kader

Penguatan Badan Koodinasi Renstra Gizi

Jumlah Kabupaten/kota yang melakukan koodinasi Renstra Gizi

60 70 80 80

0.350 0 0 0

UNICEF Dinkes

0.05 0.05 0.05

APBN /

APBD Dinkes

Penyusunan Kebijakan Penaggulangan Gizi

Jumlah Kabupaten/kota yang memiliki kebijakan penanggulangan gizi

60 70 80 80

0.350 0 0 0

UNICEF Dinkes

0.05 0.05 0.05

APBN /

APBD Dinkes

Kegiatan 1 : Pembinaan Gizi Masyarakat

2. Persentase balita ditimbang berat badannya (D/S)

70 75 80 85 - 1.771 1.670 1.690 1.560

Dinkes

2009 D/S : 62,37% Target

2010; 70%

Sub kegiatan 2.a: Pelatihan pemantauan pertumbuhan bagi petugas puskesmas dan kabupaten kota

2.a. Jumlah puskesmas, kabupaten/kota yang telah dilatih dengan pemantauan pertumbuhan baru.

70 77 87 90

0.236 0.240 0.240 0.120

APBN APBA-K

Dinkes unit cost

pelatihan di kecamatan

47 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Program/Kegiatan/ Tindakan

Indikator Target Pencapaian Alokasi Anggaran ( dalam Milyar ) Sumber

Pendanaan Pelaksana Keterangan

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Sub kegiatan 2.b: Pelatihan ulang kader posyandu

2.b. Persentase posyandu dengan pelatihan ulang kader.

30 20 25 25

0 0 0 0

APBA-K Bantuan Donor

Dinkes

jml posy. 6.874 rata2

kader 5-8 org

Sub kegiatan 2.c: Pembinaan kader posyandu

2.c. Persentase posyandu yang dilakukan pembinaan kader.

30 20 25 25

0 0 0 0

APBA-K Dinkes

Sub kegiatan 2.d: Penyediaan sarana dan prasarana kader posyandu

2.d. Jumlah posyandu yang memiliki sarana dan prasarana pemantauan pertumbuhan

687 687 687 687

0.235 0.080 0.100 0.090

APBA-K (OTSUS)

Dinkes

yang sdh meiliki 60% posy (4.124

posy)

Sub kegiatan 2.e: Penyediaan dana operasional posyandu

2.e. Jumlah posyandu yang memperoleh dana operasional

6,692 6,700 6,800 6,874

- 0.250 0.250 0.250

APBN (Bansos)

Dinkes

thn 2009; bansos

2,040 M utk 6.692 posy

Sub kegiatan 2.f: Pengembangan Desa Siaga Aktif

2.f. Jumlah desa siaga yang aktif 40 50 60 70

1.300 1.100 1.100 1.100

APBN Donor

Dinkes

48 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Lampiran 1.2.: Matrix Program Percepatan Pencapaian Target Pembangunan Milenium: MDG2

Mencapai Pendidikan Untuk Semua

49 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

LAMPIRAN 1.2 MATRIX RAD PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET MDG 2 : PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA

Program/Kegiatan/ Tindakan Indikator Kondisi Saat ini

Target Pencapaian Alokasi Anggaran Sumber Pendana

an

Pelaksana 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

TARGET 2A : Menjamin pada 2015 semua anak, laki laki maupun perempuan dimanapun dapat menyelesaikan pendidikan dasar

Indikator MDGs :

2.1. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A

96% 97% 98% 99% 100% 100%

2.2. Proporsi murid klas 1 yang berhasil menamatkan

SD/MI 91% 99% 100% 100% 100% 100%

2.3. Angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun,

perempuan dan laki laki 99.90%

100%

100% 100% 100% 100%

ACEH

I. KEBIJAKAN MENINGKATKAN PEMERATAAN AKSES

Merumuskan dan melaksanakan kebijakan untuk mempercepat pengadaan sarana dan prasarana belajar-mengajar yang memadai, terutama di daerah daerah iskin, terpencil dan tertinggal, termasuk madrasah dan pesantren

Program Pendidikan Anak Usia Dini Mempercepat dan memperluas layanan PAUDNI yang holistik dan terintegrasi terutama di daerah perdesaan atau di daerah tertinggal

A. Pembangunan gedung sekolah PAUDNI Jml gedung dibangun

85 93 101.00 110 120 19.10 21.0

1 23.11

25.42

27.96

APBA Disdik

B. Penambahan ruang kelas sekolah PAUDNI jumlah sekolah/ ruang yang dibangun

44 48 52.00 57 62 9.70 10.6

7 11.74

12.91

14.20

APBA Disdik

C. Pengembangan pendidikan anak usia dini: memberikan BOS terhadap Lembaga baru diawal (1 tn) / 25Jt/thn

jml lembaga yang menerima / jumlah siswa

208 /152

9

235 /2000

266 /2600

300 /3380

340 /4394

2.10 2.42 2.78 3.19 3.67 APBA Disdik

D. Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini ( pelatihan guru)

jml guru PAUDNI yang dilatih

3 4 5 6 7 0.40 0.46 0.53 0.61 0.70 APBA Disdik

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

E. Pembangunan gedung sekolah SD-SMP Jml Gedung SD dan SMP yang dibangun

41 45 49.00 53 53 17.10 18.8

1 20.69

22.76

25.04

APBA Disdik

F. Penambahan ruang kelas sekolah Jml Ruang Kelas yang dibangun

166 181 197 216 235 67.00 73.7

0 81.07

89.18

98.09

APBA Disdik

Program Pendidikan Menengah

50 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Program/Kegiatan/ Tindakan Indikator Kondisi Saat ini

Target Pencapaian Alokasi Anggaran Sumber Pendana

an

Pelaksana 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

A. Pembangunan gedung sekolah Jml gedung dibangun 9 10 12 14 17 12.40 14.8

8 17.86

21.43

25.71

APBA Disdik

B. Penambahan ruang kelas sekolah Jumlah ruang kelas yang dibangun

66 72 79 86 93 37.00 40.7

0 44.77

49.25

54.17

APBA Disdik

Program Pendidikan Luar Biasa

Kegiatan 4.1 Pembangunan gedung sekolah Jumlah Pendidikan Luar BIasaI yang dibangun

7 8.00 9 10 11 1.30 1.50 1.72 1.98 2.27 APBA Disdik

Memastikan bahwa mekanisme pembiayaan pendidikan lebih pro-masyarakat miskin untuk lebih enjamin terwujudnya pembiayaan pendidikan yang adil

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

E. Penyediaan beasiswa transisi / YATIM ( 150,000

jml aanak yatim menerima beasiswa

116 116 120 130 140 150 208.30 214.55

220.99 227.62

234.44

APBA Disdik

F. Penyediaan bantuan operasional sekolah (BOS)

Jml RSBI dan SSN mendapatkan BOS bersumber dari APBA

PIDIE, A.

UTARA, 15 30 45 50 55 1.40 1.61 1.85 2.13 2.45 APBA Disdik

Program Pendidikan Menengah

A. Bantuan operasional sekolah SMA/SMK dan MAS (DPKKA)

sekolah SMA/SMK dan MAS 531

600.00

678.00 770

867

87.00 100.05

115.06 132.32

152.16

APBA DPKKA

. Meningkatkan program kesetaraan yang bermutu

Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

C. Pendidikan lanjutan bagi pendidik untuk memenuhi standar kualifikasi

Jml guru SD/SMP/SMA yang kwalifikasinya meningkat

933 1,088 1,269 1,450 1,730 4.10 4.92 5.90 7.08 8.50 APBA Disdik

II. KEBIJAKAN MENINGKATKAN KUALITAS DAN RELEVANSI

Mempercepat peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan guru

Program Pendidikan Anak Usia Dini

A. Pelatihan kompetensi tenaga pendidik (PAUDNI)

jml guru yang dilatih 300

369.00

454.00 560

688.00

0.14 0.18 0.24 0.31 0.40 APBA Disdik

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Disdik

E. Pelatihan kompetensi tenaga pendidik jml guru yang dilatih 864 1070 1,309 1,600

1,990 1.20 1.56 2.03 2.64 3.43 APBA Disdik

F. Pelatihan guru bahasa Inggris bagi calon guru SD/MI se-Provinsi

jml guru yang dilatih 90

120.00

136.00 170

207.00

0.23 0.30 0.39 0.51 0.66 APBA Disdik

51 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Program/Kegiatan/ Tindakan Indikator Kondisi Saat ini

Target Pencapaian Alokasi Anggaran Sumber Pendana

an

Pelaksana 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Program Pendidikan Menengah Disdik

A. Pelatihan kompetensi tenaga pendidik jml guru yang dilatih 2065 / 16

2600 /20

3280 / 23

4100 /26

5100 /30

1.90 2.57 3.46 4.67 6.31 APBA Disdik

Program Pendidikan Luar Biasa Disdik

A. Pengembangan Kreatifitas guru TK/SLB jml pameran ajang krativitas guru TK

1 2 3 4 5 0.34 0.39 0.45 0.51 0.59 APBA Disdik

Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Disdik

K. Pelaksanaan uji kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan ( guru SMK) - lomba karya tulis……….

Jumlah karya tulis, % karya tulis yang menang

234 /4

280 /5 320 /6 380 / 7 440 /8 0.56 0.67 0.81 0.97 1.16 APBA Disdik

L. Pelatihan bagi pendidik untuk memenuhi standar kompetensi Pelatihan pengelola lab, calon kep sekolah, pelatihan guru mata plajaran)

jml guru yang dilatih 2549 2,881 3,257. 3,700 4,162. 7.00 8.05 9.26 10.6

5 12.2

4 APBA Disdik

M. Pembinaan kelompok kerja guru (KKG) jml pertemuan KKG 46/2 52/3 59/4 66/5 75/6 0.26 0.30 0.35 0.40 0.46 APBA Disdik

N. Pengembangan sistem pendataan dan pemetaan pendidik dan tenaga kependidikan- Penilaian angka kredit guru

laporan individu guru oleh tim penilai angka kredit guru

Propinsi 1 1 1 1 1 0.03 0.04 0.04 0.05 0.06 APBA Disdik

O. Pengembangan sistem penghargaan dan perlindungan terhadap profesi pendidik- gur terbaik, berprestasi - UMROH dari PA ( Gub)

jumlah guru / kepala sekolah pengawas penerima penghargaan

propinsi 17 guru

pergi UMROH

383

433

489 560

625

1.58 1.82 2.09 2.40 2.76 APBA Disdik

Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Disdik

A. Bimbingan profesional guru dan siswa kelas III SLTP/SLTA khusus mata pelajaran UNAS

jml siswa mendapatkan bimbingan remedial

841

960

1,080

1,200

1,373 1.63 1.87 2.16 2.48 2.85 APBA Disdik

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

I. Pengembangan kurikulum dan pembinaan kesiswaan SD/MI - update kurikulum

jumlah PESERTA revisI / perbaikan i kurikulum yang dihasilkan

600

678.00

767.00 870

980.00

1.79 2.06 2.37 2.72 3.13 APBA Disdik

52 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Program/Kegiatan/ Tindakan Indikator Kondisi Saat ini

Target Pencapaian Alokasi Anggaran Sumber Pendana

an

Pelaksana 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

J. Pengembangan materi belajar mengajar dan metode pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi – IPTEK

jml guru mampu menggunakan akses internet untuk proses belajar mengajar.

15% 350

396

447 502

572

0.63 0.72 0.83 0.96 1.10 APBA Disdik

K. Pelatihan penyusunan kurikulum Jml guru yang mengikuti pelatihan kurikulum

350

396

447 502

572

1.32 1.52 1.75 2.01 2.31 APBA Disdik

L. Pengembangan materi belajar mengajar dan metode pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi

350

396

447 502

572

4.06 4.67 5.37 6.17 7.10 APBA Disdik

Meningkatkan pelatihan manajemen berbasis sekolah (MBS) bagi para kepala sekolah dan pengawas

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Disdik

C. Pembinaan kelembagaan sekolah dan manajemen sekolah dengan penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS) di satuan pendidikan dasar

% sekolah yang menerapkan MBS, jml peserta mengikuti pelatihan MBS.

129/ 20%

175/ 40%

237 / 60%

300/ 80%

435/ 100%

1.07 1.66 2.57 3.98 6.18 APBA Disdik

Program Pendidikan Menengah

E. Pembinaan kelembagaan sekolah dan manajem n sekolah dengan penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS)

129/ 20%

175/ 40%

237 / 60%

300/ 80%

435/ 100%

0.27 0.54 1.08 2.16 4.32 APBA Disdik

III. KEBIJAKAN MEMPERKUAT TATAKELOLA DAN AKUNTABILITAS

Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam mengelola program pendidikan

Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

G. Penerapan sistem dan informasi manajemen pendidikan

Tersedianya database pendidikan yang termutakhirkan, profile pendidikan Aceh

1 1 1 1 1 1.32 1.52 1.75 2.01 2.31 APBA Disdik

H. Penyelenggaraan pelatihan, seminar dan lokakarya serta diskusi ilmiah tentang berbagai isu pendidikan

terselenggaranya rakor pendidilkn

402 454.00 514 602 656 1.41 1.62 1.86 2.14 2.46 APBA Disdik

I. Monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil laporan 1 1 1 1 1 1.37 1.44 1.51 1.59 1.67 APBA Disdik

Meningkatkan akuntabilitas manajemen sumber daya pendidikan

53 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Program/Kegiatan/ Tindakan Indikator Kondisi Saat ini

Target Pencapaian Alokasi Anggaran Sumber Pendana

an

Pelaksana 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

a.Pendidikan dan pelatihan formal Jumlah orang yang dilatih 100 100 100 100 100 0.45 0.52 0.60 0.68 0.79 APBA Disdik

F. Pembinaan mental dan fisik aparatur Jumlah orang yang dibina

100 100 100 100 100 0.04 0.04 0.05 0.06 0.07 APBA Disdik

G. Peningkatan kualitas pelayanan public % sekolah mengikuti SPM 20% 40% 50% 60% 70% 1.88 1.97 2.07 2.18 2.29 APBA Disdik

54 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Lampiran 1.3.: Matrix Program Percepatan Pencapaian Target Pembangunan Milenium: MDG3

Mendorong Kesetaran Gender dan Pemberdayaan Perempuan

55 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

LAMPIRAN 1.3. MATRIX RAD PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET MDG 3

Program/Kegiatan/ Tindakan

Indikator Kondisi Saat ini

Target Pencapaian Alokasi Anggaran ( M) Sumber Pendanaan

Pelaksana 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

TARGET 3 A: Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan pada tahun 2005, dan di semua jenjang pendidikan tidak > dari tahun 2015

Indikator MDGs 3.1. Rasio APM perempuan/ laki laki di SD / MI/paketA

100% 100% 100% 100% 100% 100%

3.2. Rasio APM perempuan/ laki laki di SMP / MTs/paketB

99.63%

100% 100% 100% 100% 100%

3.3. Rasio APM perempuan/ laki laki di SMA / MA/paket C

103.19%

103% 100% 100% 100% 100%

3.4.Rasio APM perempuan /laki-laki di perguruan tinggi

138.95%

139% 12O% 110% 100% 100%

3.5 Rasio melek huruf perempuan terhadap laki laki pada kelompok usia 15 - 24 tahun

100.3%

100% 100% 100% 100% 100%

3.6. Kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non pertanian

34.20%

34.2% 35% 40% 45% 50%

3.7. Proporsi Kursi yang diduduki perempuan di DPR 5.7% 5.79% 8% 12% 16% 20%

Peningkatan pendidikan dan partisipasi politik untuk perempuan

1. Program Peningkatan Pendidikan dan Partisipasi Politik bagi perempuan 0.33 0.20 0.2 0.2 0.2

Sosialisasi UU No. 2 tahun 2011 ttg Perubahan atas UU NO.2 thn 2008 dan pendidikan politik.

jumlah peserta ( tokoh masyarakat- Organisasi perempuan, LSM perempuan, parti politik sosialisasi

150 1,000 2,000 3,000 4000 0.33 0.20 0.2 0.2 0.2 APBA

BPP dan PA Aceh

Melaksanakan pengarusutamaan gender pada penyelenggaraan pemerintah daerah

Program Penguatan Kelembagaan dan Pengarusutamaan Gender dan Anak 0.25 0.25 0.25 0.3

1.1 Penguatan kelembagaan pengarusutamaan Gender dan Anak

jumlah SKPA yang bisa melaksanakan pengarus utamaan gender

NA 0 10 20 30 46 - 0.05 0.05 0.05 0.1

1.2 Pengembangan Sistem Informasi Gender dan Anak

% SKPA yang memiliki sistim informasi gender dan m anak

NA 0 40% 60% 80% 100%

1.3 Sosialisasi Gender dan Pembekalan PUG ( KUA, kepala Sekolah

jumlah peserta ( tokoh masyarakat- agama, adat, kepala sekolah)

NA 150 1,000 2,000 3,000 4000 0.20

0.2 0.2 0.2 APBA BPP dan PA Aceh

Kekerasan terhadap perempuan dan anak

1. Peningkatan Kwalitas Hidup dan Perlindungan Perempuan

56 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Program/Kegiatan/ Tindakan

Indikator Kondisi Saat ini

Target Pencapaian Alokasi Anggaran ( M) Sumber Pendanaan

Pelaksana 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

1.1 Fasilitasi Pengembangan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan (P2TP2) ( Pelatihan Budget 2 M untuk operasional Prop, Bireuen, A. Utara, B. Meriah, Langsa)

Jumlah Kab yang memiliki P2TP2, Jumlah P2TP2 berfungsi

16 kab/ko

ta 16 / 6 18/7 20/8 23/10 23/15 2 2.80 3.2 3.6 4 APBA PPPA

1.2 Perlindungan perempuan terhadap berbagai tindak kekerasan melalui PPT

Jumlah PPT berdiri 1 1 2 3 4

0.4 0.4 0.4 0.4

APBA PPPA

57 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Lampiran 1.4.: Matrix Program Percepatan Pencapaian Target Pembangunan Milenium: MDG4:

Menurunkan Angka Kematian Anak.

58 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

LAMPIRAN 1.4., MATRIX RAD PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET MDG 4: MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK

Program/Kegiatan/ Tindakan

Indikator Target Pencapaian Alokasi Anggaran ( dalam Milyar ) Sumber

Pendanaan Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

TARGET 4A : Menurunkan Angka Kematian Balita (AKBA) hingga dua per tiga dalam kurun waktu 1990-2015

Indikator MDGs :

1. Angka kematian balita per 1.000 kelahiran hidup ,

2. Angka kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup

3. Persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak

Nasional

Program 1 : Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

Kegiatan 1: Pembinaan Pelayanan Kesehatan Anak

1.Cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1)

86 88 89 90 -

370.0

402.0 418.0 433.0 - APBN

Kementerian Kesehatan

2.Cakupan pelayanan kesehatan bayi 85 86 87 90 -

3.Cakupan pelayanan kesehatan anak balita

80 81 83 85 -

Daerah

Kegiatan 1: Pembinaan Pelayanan Kesehatan neonatal

1.Cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1)

82 84 86 90 - 3.570 3.155 3.155 3.155

catatan

Sub Kegiatan 1a. Meningkatkan akses dan kualitas kunjungan neonates

Jumlah bayi baru lahir yang memperoleh pelayanan kesehatan dengan menggunakan algoritme MTBM

10,260 12,000 12,00

0 52,000 - 0.160 0.300 0.300 0.300

APBN

jml bayi 100.462 sd 104.260

MTBM;10%

Pemberian asuhan bayi baru lahir sesuai standar

Jumlah bayi baru lahir yang mendapatkan Inisiasi Menyusu Dini

1,300 1,600 2,600 2,600

- 0.100 0.100 0.100

APBN IMD : 13-40%

Jumlah bayi baru lahir yang mendapatkan suntikan vitamin K1

####### ####### 104,2

60 104,26

0 - 0.200 0.200 0.200

APBN

suntikan Vit K untuk semua BBL (bayi

baru lahir)

Sub kegiatan 1b. Pemenuhan kebutuhan perawat dan bidan di desa dan faskes ( PKM dan RS)

Jumlah desa yg mempunyai tenaga bidan /perawat

Jumlah Puskesmas Perawatan yg mempunyai minimal 2 orang tenaga bidan /perawat yang menangani neonatus.

56 62 62 118

0.955 0.180 0.180 0.180

APBN Jml Pusk RRI : 118

unit

59 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

LAMPIRAN 1.4., MATRIX RAD PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET MDG 4: MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK

Program/Kegiatan/ Tindakan

Indikator Target Pencapaian Alokasi Anggaran ( dalam Milyar ) Sumber

Pendanaan Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah RS Kab/kota yg mempunyai minimal 6 orang tenaga bidan /perawat yang menangani neonatus

6 6 6 6 -

0.175 0.175 0.175 Dinkes

Sub Kegiatan 1c. Pelatihan Manajemen Asfiksia dan Manajemen BBLR bagi perawat/bidan di Puskesmas

Jumlah Puskesmas yang memiliki minimal 3 perawat/bidan yang terlatih manajemen Asfiksia dan manajemen BBLR (kondisi Aceh rata 2 bidan/perawat/puskesmas)

60 60 60 60 0.955 - - - APBN Dinkes

Sub Kegaiatan 1d. Pelatihan perinatologi bagi perawat/bidan di Puskesmas perawatan dan RS

Jumlah Puskesmas Perawatan yang memiliki minimal 2 perawat/bidan yang terlatih perinatologi

25 25 25 25 -

0.200 0.200 0.200 APBK Dinkes

Jumlah RS Kabupaten/Kota yang memiliki minimal 4 perawat/bidan yang terlatih perinatologi

6 6 6 6 -

0.200 0.200 0.200 APBK Dinkes

Sub kegiatan 1e. Penyediaan kecukupan alat resusitasi (tabung dan balon sungkup ) di Puskesmas

Jumlah Puskesmas yang memiliki minimal 3 set alat resusitasi Bayi Baru Lahir yang siap pakai (KHUSUS Puskesmas Rawat Inap)

25 25 25 25 -

0.300 0.300 0.300 APBK

Dinkes

Sub kegiatan 1f. Penyediaan kecukupan obat BBL

Jumlah puskesmas yang mempunyai ketersediaan obat neonatal esensial (Vitamin K1, oxytetrasiklin Salep mata, ampicilin injeksi, gentamisin injeksi, fenobarbital injeksi, diazepam injeksi, dll) sesuai dengan jumlah sasaran bayi baru lahir

310 310 310 310 0.500

0.500 0.500 0.500 APBA

Dinkes

Sub kegiatan 1g. Distribusi Vaksin HB O

Jumlah Poskesdes/bidan desa yang mempunyai vaksin HB 0

Dinkes

Pengadaan Vaksin HB 0 Jumlah Puskesmas yang mempunyai Vaksin HB 0

310 310 310 310 1.000

1.000 1.000 1.000 UNICEF/ APBN

Dinkes

60 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

LAMPIRAN 1.4., MATRIX RAD PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET MDG 4: MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK

Program/Kegiatan/ Tindakan

Indikator Target Pencapaian Alokasi Anggaran ( dalam Milyar ) Sumber

Pendanaan Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Sub kegiatan 1h. Penyediaan perinatologi set bagi Puskesmas perawatan dan RS Kab/kota

Jumlah Puskesmas Perawatan yg mempunyai minimal 1 perinatologi set (inkubator, alat resusitasi, KMC set) yang siap pakai.

25 25 25 25

Dinkes

Jumlah RS Kab/kota yg mempunyai minimal 3 (tiga) perinatologi set (Infant incubator, Baby puff, Bubble CPAP, transport incubator, alat resusitasi, KMC set, Infant warmer, Ventilator Neonatus) yang siap pakai

6 6 6 6

Dinkes

Sub kegiatan 1i. Pemberdayaan masyarakat tentang perawatan BBL

Jumlah Desa yang memiliki Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak (KP-KIA) / Kelas Ibu

10% dari jumlah desa

10% dari

jumlah desa

10% dari

jumlah

desa

10% dari

jumlah desa

Dinkes

Sub kegiatan 1j. Penyediaan materi KIE (Buku KIA, Poster, Leflet, Lembar Balik, dll) kepada masyarakat tentang perawatan BBL

Jumlah Desa yang memiliki materi KIE (Buku KIA, Poster, Leflet, Lembar Balik, dll) kepada masyarakat tentang perawatan BBL

100 100 100 100

Dinkes

Sub Kegiatan 1k. Pelaksanaan Audit maternal perinatal (AMP) di Kab/Kota

Jumlah Kab/Kota yang melaksanakan AMP 4x setahun

10 10 20 23

Dinkes

Kegiatan 2: Pembinaan Pelayanan Kesehatan bayi

2.Cakupan pelayanan kesehatan bayi 85 86 87 90 - 4.344 4.833 5.131 5.399

APBN Dinkes

Sub kegiatan 2a. Pemberdayaan masyarakat tentang perawatan Bayi

Jumlah Desa yang memiliki Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak (KP-KIA) / Kelas Ibu Balita, PAUD, BKB

Dinkes

Sub kegiatan 2b. Penyediaan materi KIE (Buku KIA, Poster, Leflet, Lembar Balik, dll) kepada masyarakat tentang perawatan Bayi

Jumlah Desa yang memiliki materi KIE (Buku KIA, Poster, Leflet, Lembar Balik, dll) kepada masyarakat tentang perawatan Bayi

100 100 100 100

0.121 0.133 0.146 0.160

APBN

Dinkes

61 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

LAMPIRAN 1.4., MATRIX RAD PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET MDG 4: MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK

Program/Kegiatan/ Tindakan

Indikator Target Pencapaian Alokasi Anggaran ( dalam Milyar ) Sumber

Pendanaan Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Sub Kegiatan 2c. Sosialisasi pencegahan HIV/AIDS dari ibu terinfeksi HIV/AIDS ke anak

Jumlah kab/kota yang melakukan sosialisasi mengenai pencegahan HIV/AIDS dari ibu terinfeksi HIV/AIDS ke anak

10 10 20 23

- 0.250 0.250 0.200

APBN

Dinkes

Sub kegiatan 2d. Pemberian pelayanan kesehatan pada bayi sesuai standar

Jumlah bayi yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai dengan standar (Imunisasi dasar lengkap, Vit. A, SDIDTK 4 x/tahun, dan perawatan serta penyuluhan pada ibu)

80,500 85,480 90,00

0 95,058

0.195 0.200 0.200 0.200

APBA

Dinkes

Sub kegiatan 2e. Peningkatan jumlah Puskesmas dengan rantai dingin yang efektif

Jumlah Puskesmas dengan rantai dingin efektif

248 250 300 310

Dinkes

Sub kegiatan 2f. Pelatihan Pemberian Imunisasi Sesuai Standar

Jumlah Puskesmas yang memiliki minimal 2 -3 tenaga kesehatan yang terlatih memberikan imunisasi sesuai standar

248 250 300 310 0.040

0.040 0.040 0.040

Dinkes

Sub kegiatan 2g. Pemberian imunisasi campak pada bayi

Jumlah bayi yang diimunisasi campak 84,496 95,058 100,3

20 105,62

0 0.166

0.183 0.201 0.221

Dinkes

Sub kegiatan 2h. Distribusi Vaksinasi Dasar (BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4, Campak)

Jumlah puskesmas yang mempunyai semua jenis vaksinasi dasar (BCG, DPT/ HB1-3, Polio 1-4, Campak)

310 310 310 310 0.115

0.115 0.115 0.115

Dinkes

Sub kegiatan 2g. Pemberian imunisasi dasar lengkap

Jumlah bayi yang mendapat imunisasi dasar lengkap (BCG, DPT/ HB1-3, Polio 1-4, Campak) dalam setahun

80,500 85,480 90,00

0 95,058 1.512

1.663 1.830 2.012

Dinkes

Sub kegiatan 2g. Penyediaan dan distribusi vit A 100.000 IU bagi Bayi

Jumlah puskesmas yang mempunyai ketersediaan Vit A 100.000 UI sesuai jumlah sasaran bayi

310 310 310 310 -

0.100 0.100 0.100 APBN

Dinkes

Sub kegiatan 2h. Pemberian vit A 100.000 IU bagi Bayi (6-11 bulan)

Jumlah bayi (6-11 bulan) yang mendapat Vit A 100.000 UI

95,058 95,058 100,3

20 100,32

0

0.100 0.100 0.100 APBN

Dinkes

62 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

LAMPIRAN 1.4., MATRIX RAD PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET MDG 4: MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK

Program/Kegiatan/ Tindakan

Indikator Target Pencapaian Alokasi Anggaran ( dalam Milyar ) Sumber

Pendanaan Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Sub kegiatan 2i. Pelayanan SDIDTK bagi bayi

Jumlah bayi yang mendapatkan pelayanan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang minimal 4 kali/tahun

9,500 9,500 10,30

0 10,300

0.300 0.300 0.300 APBN

Dinkes

Sub kegiatan 2j. Pelatihan SDIDTK bagi petugas kesehatan

Jumlah Puskesmas yang memiliki minimal 3 tenaga kesehatan terlatih SDIDTK

50 50 100 150 0.195 APBA

Dinkes

Sub kegiatan 2k. Pemberian Screening KIT SDIDTK bagi Puskesmas

Jumlah Puskesmas yang memiliki minimal 3 Screening Kit SDIDTK

50 50 100 150

Dinkes

Imunisasi Hib Pengadaan Sosialisasi dan pelatihan (3 kab/kota pilot project)

80 80 90 100 0.500

0.500 0.500 0.500

UNICEF / APBN / APBD

Dinkes

Penguatan Imunasisi Rutin Jumlah tenaga kesehatan yang mendapat pelatihan 23 kab/kota

75 80 98 98 1.000

1.200 1.300 1.400

UNICEF / APBN / APBD

Dinkes

Pencegahan KLB Titanus Jumlah tenaga kesehatan yang mendapat pelatihan 3 kab/kota

75 80 90 100 0.500

0.050 0.050 0.050

UNICEF / APBN / APBD

Dinkes

Kegiatan 3: Pembinaan Pelayanan Kesehatan Anak Balita

3.Cakupan pelayanan kesehatan Anak balita

80 81 83 85 - 0.780

2.310 1.890 1.890 APBN

Dinkes

Sub kegiatan 3a. Pemberdayaan masyarakat tentang perawatan Anak Balita

Jumlah Desa yang memiliki Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak (KP-KIA) / Kelas Ibu Balita, PAUD, BKB

- 0.180 0.360 0.360

APBN

Dinkes

Sub kegiatan 3b. Penyediaan materi KIE (Buku KIA, Poster, Leflet, Lembar Balik, dll) kepada masyarakat tentang perawatan Anak Balita

Jumlah Desa yang memiliki materi KIE (Buku KIA, Poster, Leflet, Lembar Balik, dll) kepada masyarakat tentang perawatan Anak Balita

100 100 100 100

- 0.200 0.200 0.200

APBN

Dinkes

Sub kegiatan 3c. Penyediaan oralit dan zink di Posyandu

Jumlah Posyandu yang menyediakan oralit dan zink bagi balita penderita diare

80 85 90 100

Dinkes

63 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

LAMPIRAN 1.4., MATRIX RAD PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET MDG 4: MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK

Program/Kegiatan/ Tindakan

Indikator Target Pencapaian Alokasi Anggaran ( dalam Milyar ) Sumber

Pendanaan Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Sub kegiatan 3 d. Pemberian pelayanan kesehatan pada anak balita sesuai standar

Jumlah anak balita (12-59 bulan) yang mendapatkan pelayanan pertumbuhan minimal 8 kali/tahun, pemantauan pemantauan perkembangan (SDIDTK) minimal 2 kali/tahun dan vitamin A minimal 2 kali tahun

0.200 0.200 0.200

APBN

Dinkes

Sub kegiatan 3e. Pemberian Vitamin A 200.000 IU bagi Anak Balita

Jumlah anak balita yang mendapat Vitamin A 200.000 IU pada bulan Februari dan Agustus

90 95 97 100

0.250 0.250 0.250

APBN

Dinkes

Sub kegiatan 3f. Peningkatan jangkauan pemantauan pertumbuhan anak balita

Jumlah anak balita yang mendapatkan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali/tahun

90 95 97 100

0.200 0.200 0.200

APBN

Dinkes

Sub kegiatan 3g. Peningkatan jangkauan pemantauan perkembangan (SDIDTK) anak balita

Jumlah anak balita yang mendapatkan pemantauan perkembangan (SDIDTK) minimal 2 kali/tahun

0.150 0.150 0.150

APBN

Dinkes

Sub kegiatan 3h. Peningkatan Puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan balita sakit sesuai standar

Jumlah Puskesmas yang melayani balita sakit dengan pendekatan MTBS

75 80 85 90

Dinkes

Sub kegiatan 3i. Pelatihan MTBS bagi perawat dan Bidan

Jumlah Puskesmas yang memiliki minimal 3 perawat atau bidan terlatih MTBS

75 80 85 90

Dinkes

Sub Kegiatan 3j. Pelatihan On the Job Training MTBS bagi perawat/bidan di desa

Jumlah puskesmas yang melakukan pelatihan On the Job Training MTBS bagi perawat/bidan di desa

80 85 90 95

Dinkes

Jumlah perawat/bidan di desa yang memperoleh pelatihan MTBS melalui On the Job Training

80 85 90 95

Dinkes

64 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

LAMPIRAN 1.4., MATRIX RAD PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET MDG 4: MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK

Program/Kegiatan/ Tindakan

Indikator Target Pencapaian Alokasi Anggaran ( dalam Milyar ) Sumber

Pendanaan Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Sub kegiatan 3k. Pemenuhan kecukupan obat, alat dan form MTBS/MTBM di puskesmas

Jumlah Puskesmas yang memiliki kecukupan obat, alat dan form MTBS/MTBM

233 248 264 280

Dinkes

Sub kegiatan 3l. Pelayanan Balita sakit di Puskesmas Perawatan dan RS Kab/Kota sesuai standar

Jumlah Puskesmas Perawatan atau RS Kab/Kota yang menerapkan " Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di RS Kab/Kotadan Puskesmas Perawatan"

70 PUSK dan 14 RSUD

82 Pusk dan 16 RSUD

94 Pusk dan 19

RSUD

100 Pusk

dan 20 RSUD

Dinkes

Sub kegiatan 3m. Pemenuhan kecukupan obat dan alat di puskesmas perawatan dan RS Kab/Kota sesuai dengan Buku Saku

% Puskesmas Perawatan dan RS Kab/Kota yang memenuhi kecukupan obat dan alat sesuai dengan " Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di RS Kab/Kota dan Puskesmas Perawatan"

60 70 80 85

Dinkes

Sub kegiatan 3n. Pemenuhan kecukupan tenaga dokter spesialis anak di RS Kab/Kota

Jumlah RS Kab/Kota yang memiliki dokter spesialis anak minimal 1 orang

24 24 24 24

0.175 0.050 0.050 0.050

APBK

Dinkes

Sub kegiatan 3o. Tatalaksana Tb pada anak sesuai dengan standar

Jumlah Puskemas yang mempunyai ketersediaan OAT sesuai sasaran

310 310 310 310

Dinkes

Jumlah anak yang berisiko menderita Tb yang memperoleh pengobatan profilaksis

Dinkes

Jumlah RS pemerintah & swasta yg sudah mengikuti DOTS

20 20 42 42

Dinkes

sub kegiatan 3p. Pemberian ART pada ODHA anak di RS rujukan ART

Jumlah ODHA anak yang mendapat ART

Dinkes

Sub kegiatan 3q. Pengobatan pada bayi yang terinfeksi sifilis di puskesmas

Jumlah Bayi yang terinfeksi sifilis yang memperoleh pengobatan di puskesmas

Dinkes

65 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

LAMPIRAN 1.4., MATRIX RAD PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET MDG 4: MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK

Program/Kegiatan/ Tindakan

Indikator Target Pencapaian Alokasi Anggaran ( dalam Milyar ) Sumber

Pendanaan Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Sub Kegiatan 3r Pendistribusian kelambu berinsektisida secara massal/rutin melalui kegiatan integrasi.

Jumlah balita daerah endemis malaria memperoleh kelambu berinsektisida.

Dinkes

Sub kegiatan 3s. Pelaksanaan PWS KIA di puskesmas

Jumlah Puskesmas yang menindaklanjuti hasil analisa PWS KIA

248 250 310 310

0.105 0.500 0.100 0.100

APBN Dinkes

0.500 0.200 - -

UNICEF Dinkes

Jumlah Puskesmas yang memiliki kecukupan kohort bayi dan kohort anak balita & pra sekolah

310 310 310 310

0.200 0.200 0.200

APBN APBA

Dinkes

Sub kegiatan 3t. Pelaksanaan sistem rujukan secara berjenjang

Jumlah puskesmas atau RS kab/kota yang melaksanakan sistim rujukan sesuai dengan standar/pedoman/SOP

310 Pusk dan 24 RSUD

310 Pusk

dan 24 RSUD

310 Pusk dan 24

RSUD

310 Pusk

dan 24 RSUD

0.180 0.180 0.180

APBN APBA

Dinkes

66 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Lampiran 1.5.: Matrix Program Percepatan Pencapaian Target Pembangunan Milenium: MDG5:

Meningkatkan Kesehatan Ibu

67 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

LAMPIRAN 1.5. MATRIX RAD PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET MDG 5:

Program/Kegiatan/ Tindakan Indikator Target Pencapaian Alokasi Anggaran (Dalam Milyar)

Sumber Pendanaan Pelaksana 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

TARGET 5A : Menurunkan Angka Kematian Ibu hingga tiga per empat dalam kurun waktu 1990-2015

Indikator MDGs : 1. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup

2. Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih

Nasional

Program 1 : Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

Kegiatan 1 : Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Reproduksi

1. Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih (cakupan PN)

86 88 89 90 -

490.0 520.0 537.0 547.0 - APBN Kementerian

Kesehatan

2. Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal (cakupan kunjungan kehamilan ke empat (K4))

88 90 93 95 -

3. Persentase fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan KB sesuai standar

40 75 90 100 -

4. Presentase Puskesmas rawat inap yang mampu melaksanakan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi dasar (PONED)

70

6. Presentase RS kabupaten/ kota yang melaksanakan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK)

85

Daerah

Kegiatan 1 : Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Reproduksi

1. Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih (cakupan PN)

85% 87 89.5 90

12.61

1

13.77

0 13.970 15.370

Sub kegiatan 1.a ; Pelatihan APN dan Evaluasi Pasca Latih

Jumlah Bidan yang dilatih APN CATATAN YANG SUDAH DILATIH 765 BIDAN

60 80 100 120

- 0.24 0.24 0.24

APBN

Dinkes

68 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

LAMPIRAN 1.5. MATRIX RAD PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET MDG 5:

Program/Kegiatan/ Tindakan Indikator Target Pencapaian Alokasi Anggaran (Dalam Milyar)

Sumber Pendanaan Pelaksana 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal (cakupan kunjungan kehamilan ke empat (K4))

62,000

64,000

65,000

72,000

6.200 6.400 6.500 7.200

APBD

Dinkes

Sub kegiatan 1.b ; Kunjungan rumah untuk meningkatkan cakupan ibu nifas

Jumlah ibu nifas yang dikunjungi 62,00

0 64,00

0 65,000

72,000

6.200 6.400 6.500 7.200

APBD Dinkes

Sub kegiatan 1.c ;Advokasi pembentukan Rumah Tunggu bagi bumil risti dan seluruh bumil di daerah geografis sulit tanpa fasilitas kesehatan di Kabupaten

Jumlah pertemuan advokasi pembentukan Rumah Tunggu bagi Bumil Risti dan seluruh bumil di daerah geografis sulit tanpa fasilitas kesehatan di kabupaten

- - - -

Dinkes

Sub kegiatan 1.d ; Orientasi dan peningkatan pelaksanaan Kemitraan Bidan dan Dukun

Jumlah Dukun yang bermitra dengan Bidan

50 70 90 100

- 0.180 0.180 0.180

APBN Dinkes

Sub kegiatan 1.e. Penyediaan fasilitas pertolongan persalinan di Puskesmas

Jumlah Puskesmas yang mempunyai ruang bersalin dan peralatan. 118 128 130 150

- - - -

Dinkes

Sub kegiatan 1f. Fasilitasi Pembuatan SK Bupati Walikota/ Perda Persalinan, rumah tunggu dan PONED

Jumlah SK Bupati Walikota/Perda tentang Persalinan, Rumah tunggu dan PONED

- - - -

Dinkes

Sub kegiatan 1.g. Kampanye KIE persalinan di fasilitas kesehatan dan kesiapan menghadapi komplikasi persalinan

Jumlah kampanye KIE persalinan di fasilitas yang dilakukan

- 0.250 0.250 0.250

APBN Dinkes

Sub kegiatan 1.h. Orientasi Bikor dalam melaksanakan Supervisi Fasilitatif

Jumlah Bidan koordinator yang melaksanakan Supervisi Fasilitatif

100 125 130 150

0.106 0.150 0.150 0.150

APBN Dinkes

69 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

LAMPIRAN 1.5. MATRIX RAD PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET MDG 5:

Program/Kegiatan/ Tindakan Indikator Target Pencapaian Alokasi Anggaran (Dalam Milyar)

Sumber Pendanaan Pelaksana 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Sub kegiatan 1.i. Pembinaan Puskesmas dalam pelaksanaan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) termasuk layanan swasta

Jumlah Puskesmas yang melaksanakan PWS

310 310 310 310

0.106 0.150 0.150 0.150

APBN Dinkes

Kegiatan 2 : Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Reproduksi

2. Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal (cakupan kunjungan kehamilan ke empat (K4))

88 90 93 95 - 0.123 1.150 1.500 1.300

Dinkes

Sub kegiatan 2.a; Pembinaan Puskesmas dalam pemanfaatan Buku KIA

Jumlah Puskesmas yang dibina dalam pemanfaatan buku KIA 284 300 310 310

0 0.150 0.150 0.150

APBN Dinkes

Sub kegiatan 2.b ; Pendataan Ibu Hamil

Jumlah desa yang melaksanakan pendataan Ibu Hamil 3,650 4,000

5,600

6,400

0 0 0 0

Dinkes

Sub kegiatan 2.c. Pengadaan Paket Kelas Ibu untuk Puskesmas

Jumlah Paket kelas ibu yang diadakan

0 0.300 0.500 0.300

APBN Dinkes

Sub kegiatan 2.d. Orientasi pembentukan kelas Ibu di Puskesmas

Jumlah Puskesmas yang melaksanakan kelas ibu

0 0.200 0.200 0.200

APBN Dinkes

Sub kegiatan 2.e. Orientasi ANC terpadu bagi puskesmas PONED

Jumlah Puskesmas PONED yang melaksanakan ANC terpadu 24 32 32 48

0.123 0.15 0.3 0.3

APBN Dinkes

Sub kegiatan 2.f.Fasilitasi perencanaan terpadu kab/kota dalam pecepatan penurunan angka kematian ibu yang responsif gender (DTPS)

Provinsi : Jumlah kab/kota yang melaksanakan DTPS

10 10 23 23

0 0.35 0.35 0.35

APBN Dinkes

Sub kegiatan 2.g; Pembentukan mobile team untuk memberikan pelayanan kesehatan ibu di DTPK

Provinsi : Jumlah kabupaten DTPK yang mempunyai mobile tim

7 7 10 14

Dinkes

70 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

LAMPIRAN 1.5. MATRIX RAD PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET MDG 5:

Program/Kegiatan/ Tindakan Indikator Target Pencapaian Alokasi Anggaran (Dalam Milyar)

Sumber Pendanaan Pelaksana 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Kegiatan 3 : Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Reproduksi

3. Persentase cakupan peserta KB aktif (Contraceptive prevalence Rate = CPR)

70 70 70 76

0 0.560 0.740 0.740

Dinkes

Sub kegiatan 3.a ; Penyediaan Kit pelayanan KB di faskes dasar yang memberikan pelayanan KB

Jumlah Faskes dasar yang mendapat Kit Pelayanan KB

240 268 270 310

0 0.180 0.360 0.360

APBN Dinkes

Sub kegiatan 3.b ; Update (pemutakhiran) keterampilan pelayanan KB bagi Dokter dan Bidan di tingkat pelayanan dasar

Jumlah dokter dan bidan yang telah mengikuti update ketrampilan pelayanan KB 125 140 250 270

0 0.200 0.200 0.200

APBN Dinkes

Sub kegiatan 3.c ; Orientasi ABPK bagi Bidan Pustu/Poskesdes

Jumlah bidan Pustu/Poskesdes yang telah mengikuti orientasi ABPK

5,609 5,876 6,14

3 6,411

0 0.180 0.180 0.180

APBN Dinkes

Kegiatan 1 : Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Reproduksi

4. Persentase yang tidak terpenuhi kebutuhan alokon (Unmet need)

9% 8% 7% 6% 5% 0 0.160 0.160 0.160

APBN Dinkes

Sub kegiatan 4.a. Orientasi Pelayanan KB pasca persalinan

Jumlah Puskesmas yang mengikuti orientasi pelayanan KB pasca persalinan

50 60 80 90

0 0.080 0.080 0.080

APBN Dinkes

Sub kegiatan 4.b. Pengadaan buffer stock alokon di tingkat Provinsi

Jumlah alokon buffer stock yang diadakan di Propinsi ?

0 0 0 0

APBN Dinkes

Sub kegiatan 4.c. Sweeping pelayanan KB bagi kab/kota dengan unmet need tinggi.

Jumlah sweeping pelayanan KB yang dilaksanakan di Kab/Kota

?

0 0.08 0.08 0.08

APBN Dinkes

Kegiatan 1 : Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu

dan Reproduksi

5. Persentase persalinan pada anak remaja

7,5% 0.241 0.600 0.600 0.490

APBN Dinkes

71 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

LAMPIRAN 1.5. MATRIX RAD PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET MDG 5:

Program/Kegiatan/ Tindakan Indikator Target Pencapaian Alokasi Anggaran (Dalam Milyar)

Sumber Pendanaan Pelaksana 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Sub Kegiatan 5.a Orientasi/pelatihan fasilitas pelayanan yang ramah remaja bagi Puskesmas di Kab/Kota

Jumlah Puskesmas yang melaksanakan PKPR

20 30 40 50

0.120 0.260 0.260 0.150

APBN Dinkes

Sub kegiatan 5.b Pengadaan buku pedoman panduan kesehatan remaja

Jumlah buku pedoman panduan kesehatan remaja yang diadakan dan didistribusikan ke Puskesmas

- 0.090 0.090 0.090

APBN Dinkes

Sub kegiatan 5.c Sosialisasi buku panduan kesehatan remaja

Jumlah Puskesmas yang telah mengikuti sosialisasi buku panduan kesehatan remaja

20 30 40 50

- 0.10 0.10 0.10

APBN Dinkes

sub kegiatan 5.d. Pelatihan Konselor sebaya (Peer konselor)

Jumlah remaja di sekolah dan luar sekolah menjadi konselor sebaya yang mampu berbagi informasi tentang kesehatan reproduksi dan seksual

0.121 0.150 0.150 0.150

APBN Dinkes

Sub Kegiatan 5.e. Insersi ARH dalam kurikulum

Jumlah sekolah yang melakukan insersi ARH ke dalam kurikulum sekolah

?

APBN Dinkes

Kegiatan 1 : Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu

dan Reproduksi

6. Presentase Puskesmas rawat inap yang mampu melaksanakan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi dasar (PONED)

60% 80% 100%

100% 100% 1.043 1.560 1.560 1.530

APBN Dinkes

Sub kegiatan 6.a; Pelatihan PONED termasuk evaluasi pasca latih bagi tim PONED di puskesmas

Jumlah Puskesmas Rawat Inap yang dilatih PONED

18 20 30 50

- 0.180 0.180 0.180

APBN Dinkes

Sub kegiatan 6.b. Pelatihan pelayanan pasca keguguran untuk tim PONED

Jumlah Puskesmas PONED yang dilatih Pelayanan Pasca Keguguran (Post Abortion Care)

18 20 30 50

- 0.150 0.150 0.150

APBN Dinkes

72 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

LAMPIRAN 1.5. MATRIX RAD PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET MDG 5:

Program/Kegiatan/ Tindakan Indikator Target Pencapaian Alokasi Anggaran (Dalam Milyar)

Sumber Pendanaan Pelaksana 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Sub kegiatan 6.c ; Penyediaan sarana & prasarana untuk PONED , KB, Pelayanan pasca keguguran

Jumlah Puskesmas PONED yang memiliki sarana dan prasarana untuk PONED, KB dan pelayanan pasca keguguran

10 10 20 32

- 0.400 0.400 0.400

APBN Dinkes

Sub kegiatan 6.d. Penyediaan Ambulans PONED untuk mendukung rujukan PONED

Jumlah Puskesmas PONED yang memiliki ambulans PONED

10 10 20 32

- 0 0 0

APBN Dinkes

Sub kegiatan 1f; Orientasi PKRE terpadu di Puskesmas PONED

Jumlah Puskesmas PONED yang mampu memberikan PKRE terpadu 10 10 20 32

- 0.180 0.180 0.200

APBN Dinkes

Sub kegiatan 1g; Orientasi PP-KtP terpadu di Puskesmas PONED

Jumlah Puskesmas PONED yang mampu tatalaksana PP-KtP 5 5 5 5

0.124 0.250 0.250 0.250

APBN Dinkes

Sub kegiatan 1h. Orientasi Surveilans kematian ibu dan AMP bagi tim AMP di kab/kota

Jumlah AMP termasuk surveilans kematian ibu yang dilaksanakan

25 25 25 25

0.749 0.150 0.200 0.150

APBN Dinkes

Sub kegiatan 1i. Pengolahan data kematian ibu di kab/kota

Jumlah rekapitulasi data kematian ibu <158 <158 <158 <158

0.170 0.250 0.200 0.200

APBN Dinkes

Kegiatan 1 : Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Reproduksi

7. Presentase RS kabupaten/ kota yang melaksanakan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK)

80% 85% 90% 95% 100% 18.58

0 20.56

0 25.060 30.060

APBN/DAK Dinkes

Sub kegiatan 7.a; Bintek Tim PONEK RS di Kab/Kota

Jumlah RS yang melaksanakan PONEK sesuai standar 7 10 10 24

0.040 0.040 0.040

APBN Dinkes

0.500 0.000 0.000

UNICEF

Sub kegiatan 7.b. Evaluasi pasca pelatihan tim PONEK RS (On the Job Training)

Jumlah RS yang melaksanakan PONEK sesuai standar 7 10 24 24

Dinkes

73 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

LAMPIRAN 1.5. MATRIX RAD PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET MDG 5:

Program/Kegiatan/ Tindakan Indikator Target Pencapaian Alokasi Anggaran (Dalam Milyar)

Sumber Pendanaan Pelaksana 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Sub kegiatan 7.c ; Pembinaan 4 Puskesmas oleh Tim PONEK RS (minimal 4 kali setahun per PKM)

Jumlah kunjungan pembinaan Tim PONEK RS ke Pkm PONED

2 kali setah

un

4 kali setah

un

6 kali setahu

6 kali setah

u

0.020 0.020 0.020

APBN Dinkes

Sub kegiatan 7.d. Pelatihan klinis pelayanan KB di RS kab/kota

Jumlah RS yang dilatih klinis pelayanan KB sesuai standar. 7 10 10 24

Dinkes

Sub kegiatan 7.e. Pembinaan RS dan klinik swasta oleh RS PONEK (RS dan klinik yang ada di sekitar PONEK)

Jumlah kunjungan pembinaan tim PONEK 2 kali

setahun

4 kali setah

un

6 kali setahu

6 kali setah

u

Dinkes

Sub kegiatan 7.f; Pemenuhan standar sarana dan peralatan RS PONEK di kab/kota

Jumlah RS PONEK di kab/kota yang memiliki sarana dan peralatan sesuai standar.

10 10 20 24

18.580

20.000

25.000 30.000

DAK Dinkes

Sub kegiatan 7.g; Pembuatan SK Tim PONEK Kab/kota

Jumlah RS yang sudah memiliki SK Tim PONEK RS 10 10 20 24

Dinkes

Sub kegiatan 7.h. Regional sistem rujukan maternal neonatal di kab/kota

Jumlah kab/kota yang melaksanakan regionalisasi sistem rujukan maternal neonatal 3 3 3 4

Dinkes

74 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Lampiran 1.6.: Matrix Program Percepatan Pencapaian Target Pembangunan Milenium: MDG6:

Memerangi HIV/AIDS, Malaria, Tuberkulosis dan Penyakit Lainya

75 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

LAMPIRAN 1 6 ; MATRIX RAD PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET MDG 6

Program/Kegiatan/ Tindakan

Indikator Target Pencapaian Alokasi Anggaran (Milyar) Sumber

Pendanaan Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

TARGET 6A : Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru HIV dan AIDS hingga tahun 2015

Indikator MDGs

1. Prevalensi HIV pada penduduk usia 15-24 tahun

2. Penggunaan kondom pada hubungan seks terakhir

3. Proporsi penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV dan AIDS

4. Rasio kehadiran anak yatim piatu di sekolah terhadap anak bukan yatim piatu (usia 10-14 tahun)

Nasional

Program 1 : Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Kegiatan 1 : Pengendalian Penyakit

Menular Langsung

1. Prevalensi kasus HIV <0,5 <0,5 <0,5 <0,5 -

265 293.0 298.0 307.0 - APBN Kementerian

Kesehatan

2. Persentase penduduk 15 tahun ke atas menurut pengetahuan tentang HIV dan AIDS

75 85 90 95 -

3. Jumlah orang yang berumur 15 tahun atau lebih yang menerima konseling dan testing HIV

400,000 500,000 600,000 700,000 -

4. Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan pencegahan penularan HIV sesuai pedoman

60 70 80 100 -

5. Penggunaan kondom pada kelompok hubungan seks berisiko tinggi (berdasarkan pengakuan pemakai)

35 (Perempuan) 20 (Laki-laki)

45 (Perempu

an) 30 (Laki-laki)

55 (Perempuan) 40 (Laki-

laki)

65 (Perempuan) 50 (Laki-laki)

-

Daerah

Kegiatan 1 1. Prevalensi kasus HIV <0,5 <0,5 <0,5 <0,5 - - 0.330 0.335 0.440 -

Sub kegiatan 1a . Sero surveilans

Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan sero surveilans

20 30 30 40

0.300 0.300 0.400

APBN Dinkes

Sub kegiatan 1b. Pelatihan surveilans

Jumlah orang yang dilatih surveilans

85 90 95 100

0.030 0.035 0.040

APBA Dinkes

Kegiatan 1

2. Persentase penduduk 15 tahun ke atas menurut pengetahuan tentang HIV dan AIDS

75 85 90 95 - - 0.050 0.050 0.050 -

Dinkes

76 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Program/Kegiatan/ Tindakan

Indikator Target Pencapaian Alokasi Anggaran (Milyar) Sumber

Pendanaan Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Sub kegiatan 1a. Promosi pencegahan HIV dan AIDS

Propinsi : Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan promosi kesehatan HIV dan AIDS

100 100 100 100

0.050 0.050 0.050

Dinkes

Kegiatan 1.

3. Jumlah orang yang berumur 15 tahun atau lebih yang menerima konseling dan testing HIV

400,000 500,000 600,000 700,000 -

0.050 0.065 0.080

Dinkes

Sub kegiatan 1a. Pelatihan VCT bagi TIM di fasilitas kesehatan

Jumlah TIM yang dilatih VCT 10 12 15 17

0.010 0.015 0.020

Dinkes

Sub kegiatan 1b. Dukungan sarana dan operasional untuk pembentukan layanan VCT bagi fasilitas kesehatan

Jumlah Fasilitas kesehatan layanan VCT yang diberi sarana dan operasional

8 10 12 15

0.020 0.025 0.030

Dinkes

Sub kegiatan 1c. Penjangkauan

Jumlah populasi risti yang dijangkau

1500 2000 2100 2400

0.020 0.025 0.030

Dinkes

Kegiatan 1.

4. Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan pencegahan penularan HIV sesuai pedoman

60 70 80 100 -

0.670 0.710 0.740

Dinkes

Sub kegiatan 1a. Advokasi dan sosialisasi

Propinsi : Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan advokasi dan sosialisasi pencegahan penularan

100 100 100 100

0.200 0.200 0.200

Dinkes

Sub kegiatan 1b. Pengadaan kondom

Jumlah kondom yang diadakan

- - -

Dinkes

Sub kegiatan 1c. Pelatihan IMS bagi

TIM di fasilitas kesehatan

Jumlah Tim yang dilatih IMS 5 6 6 6

0.100 0.120 0.120

Dinkes

Sub kegiatan 1d. Dukungan sarana dan

operasional untuk pembentukan layanan

IMS bagi fasilitas kesehatan

Jumlah Fasilitas kesehatan layanan IMS yang diberi sarana

dan operasional 5 6 6 6

- - -

Dinkes

77 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Program/Kegiatan/ Tindakan

Indikator Target Pencapaian Alokasi Anggaran (Milyar) Sumber

Pendanaan Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Sub kegiatan 1e. Pelatihan

pengurangan dampak buruk (harm

reduction) bagi petugas di sarana

kesehatan

Jumlah Tim yang dilatih pengurangan dampak buruk

(HR) 4 Regional 1 1 1 1

0.110 0.110 0.125

Dinkes

Dukungan sarana dan operasional untuk

pembenukan layanan pengurangan dampak

buruk (HR)

Jumlah fasilitas kesehatan layanan pengurangan dampak buruk (HR) yang diberi sarana

dan operasional

1 2 3 4

0.050 0.060 0.065

Dinkes

Pengadaan metadon Jumlah metadon yang diadakan

0.045 0.050 0.050

Pusat

Pelatihan PMTCT bagi petugas di sarana

kesehatan Jumlah Tim yang dilatih PMTCT 2 3 3 3

0.045 0.050 0.050

Dinkes

Dukungan sarana dan operasional untuk

pembentukan layanan PMTCT

Jumlah fasilitas kesehatan layanan PMTCT yang diberi

sarana dan operasional 2 3 3 3

0.060 0.060 0.065

Dinkes

Pelatihan Manajemen program

Jumlah orang yang dilatih manajemen program

3 Kab 0 10 10

0.060 0.060 0.065

Dinkes

Kegiatan 1 .

5. Penggunaan kondom pada kelompok hubungan seks

berisiko tinggi (berdasarkan pengakuan pemakai)

35 (Perempuan) 20 (Laki-laki)

45 (Perempu

an) 30 (Laki-laki)

55 (Perempuan) 40 (Laki-

laki)

65 (Perempuan) 50 (Laki-laki)

-

0.110 0.110 0.120

Dinkes

Sub kegiatan 1a. Promosi pencegahan untuk kelompok risti

Jumlah sarana pelayanan kesehatan yang melaksanakan promosi pencegahan pada kelompok risti

3 3 10 7

0.110 0.110 0.120

Dinkes

Target 6B : Mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV dan AIDS bagi semua yang membutuhkan sampai dengan tahun 2015

Indikator MDGs 1. Proporsi penduduk yang terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat antiretroviral

Nasional

Program 1 : Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Kegiatan 1 : Pengendalian Penyakit Menular Langsung

1. Persentase ODHA yang mendapatkan Anti Retroviral Treatment (ART)

75 80 85 90 - 265.0 293.0 298.0 307.0 - APBN Kementerian

Kesehatan

Daerah

78 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Program/Kegiatan/ Tindakan

Indikator Target Pencapaian Alokasi Anggaran (Milyar) Sumber

Pendanaan Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Kegiatan 1 : Pengendalian Penyakit Menular Langsung

1. Persentase ODHA yang mendapatkan Anti Retroviral Treatment (ART)

75 80 85 90 -

- APBN Kementerian

Kesehatan

Sub kegiatan 1a. Pelatihan CST bagi petugas di sarana kesehatan

Jumlah sarana kesehatan yang dilatih CST

3 4 8 8

Dinkes

Sub kegiatan 1b. Dukungan sarana dan operasional operasional untuk pembentukan layanan CST

Jumlah fasilitas kesehatan layanan CST yang diberi sarana dan operasional (Rumah Sakit)

3 7 15 23

Dinkes

Sub kegiatan 1c. Pengadaan mesin CD4

Jumlah CD4 yang diadakan 1

Dinkes

Sub kegiatan 1d. Pengadaan Reagen CD4

Jumla reagen CD4 yang diadakan

1 1 1 1

Dinkes

Nasional

Program 2 : Pembinaan Upaya Kesehatan

Kegiatan 1 : Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan

1. Persentase RS Pemerintah menyelenggarakan pelayanan rujukan bagi Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA)

70 80 90 100 - 79 80.0 94.0 106.0 - APBN Kementerian

Kesehatan

Daerah

Target 6C : Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru Malaria dan penyakit utama lainnya (TB) hingga tahun 2015

Indikator MDGs 1. Angka kejadian tuberkulosis (insiden semua kasus/ 100.000 penduduk/ tahun)

2. Tingkat prevalensi tuberkulosis (per 100.000 penduduk)

3. Tingkat kematian karena tuberkulosis (per 100.000 penduduk)

4. Proporsi jumlah kasus Tuberkulosis yang terdeteksi dalam program DOTS (CDR)

5. Proporsi kasus Tuberkulosis yang berhasil diobati dalam program DOTS (success rate)

Nasional

Program 1 : Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Kegiatan 1 : Pengendalian Penyakit Menular Langsung

1. Jumlah kasus TB per 100.000 penduduk

231 228 226 224 -

265.0 293.0 298.0 307.0 - APBN Kementerian

Kesehatan 2. Persentase kasus baru TB Paru (BTA positif) yang ditemukan

75 80 85 90 -

79 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Program/Kegiatan/ Tindakan

Indikator Target Pencapaian Alokasi Anggaran (Milyar) Sumber

Pendanaan Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

3. Persentase kasus baru TB Paru (BTA positif) yang disembuhkan

86 87 87 88 -

Daerah

Kegiatan 1 : 1. Jumlah kasus TB per 100.000 penduduk

231 228 226 224 -

0.080 0.080 0.080

Dinkes

Sub kegiatan 1a. Advokasi Pembentukan Gerdunas

Prov : Jumlah kabupaten/kota endemis TB yang memiliki Gerdunas TB

0 0 0 0

Dinkes

Sub kegiatan1b. Monitoring dan surveilens penyakit

Prov: Jumlah kabupaten/kota yang endemis TB yang melaksanakan pertemuan monev dan validasi data setiap 6 bulan

23 23 23 23

0.080 0.080 0.080

Dinkes

Sub kegiatan 1c. Penyediaan tuberkulin test untuk diagnosis TB pada anak

Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyediakan tuberkulin tes

0 0 0 0

Dinkes

Kegiatan 2 : 2. Persentase kasus baru TB

Paru (BTA positif) yang ditemukan

75 80 85 90 -

0.560 0.580 0.620

Dinkes

Sub kegiatan 1a. Pelatihan TIM dalam pelayanan TB dengan

DOTS

Jumlah TIM yang dilatih DOTS TB (dokter, perawat dan tenaga

laboratorium) di puskesmas 10 10 10 10

0.100 0.100 0.100

Dinkes

Sub kegiatan 1 b. Pelatihan wasor TB

kabupaten/ kota

Propinsi : Jumlah Wasor TB kab/kota endemis TB yg

dilatih( 24 wasor yg dilatih) 22 24 0 0

0.080 0.085 0.085

Dinkes

Sub kegiatan 1c. Pelatihan Teknis

Pelayanan TB di RS dengan Strategi DOTS

Jumlah TIM DOTS TB (dokter, perawat dan petugas lab) Rumah Sakit Pemerintah

Kab/Kota endemis TB yang dilatih

0 0 0 0

0.060 0.060 0.065

Dinkes

Sub kegiatan 1d. Penyediaan Bio safety Cabinet dalam rangka mencegah infeksi TB di

RS

Propinsi : Jumlah Rumah Sakit yang memiliki Bio Safety

Cabinet 0 0 0 0

0.0 0.0 0.0

Dinkes

80 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Program/Kegiatan/ Tindakan

Indikator Target Pencapaian Alokasi Anggaran (Milyar) Sumber

Pendanaan Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Sub kegiatan 1e. Sosialisasi Pelayanan TB dengan Strategi

DOTS di Rumah Sakit

Propinsi :Jumlah Rumah Sakit Pemerintah Kab / Kota yang

telah memiliki SK Direktur RS tentang pembentukan Tim

DOTS

5/23RS 11 18 23

0.040 0.040 0.045

Dinkes

Sub kegiatan 1f. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pelayanan

TB sesuai standar

Propinsi : Jumlah Rumah Sakit Pemerintah Kab / Kota yang memiliki sarana (ruang poli

DOTS, rawat inap, rawat jalan khusus TB, Lab dengan sarana

pemeriksaan mikroskopik sputum penderita)

5/23RS 11 18 23

0.050 0.050 0.055

Dinkes

Sub kegiatan 1g. Penyedian Obat TB

dengan Strategi DOTS

Propinsi : Jumlah Rumah Sakit Pemerintah Kab / Kota yang telah memasukan obat TB

dalam formularium RS

5/23RS 11 18 23

0.050 0.050 0.055

Dinkes

Sub kegiatan 1h. Pertemuan Koordinasi dalam Pelayanan TB

Dengan Strategi DOTS dgn stake holder

terkait

Propinsi : Jumlah Rumah Sakit Pemerintah Kab / Kota yang

telah menjalin kerjasama jejaring internal dengan SMF RS

dan eksternal dengan Dinkes setempat dan Profesi

5/23RS 11 18 23

0.030 0.040 0.040

Dinkes

Sub kegiatan 1i. Pelatihan Pengawas Minum Obat (PMO)

dalam rangka memantau Kepatuhan

Penderita

Jumlah PMO yang terlatih dan melaksanakan pelacakan kasus

mangkir 0 0 0 0

0.040 0.040 0.050

Dinkes

Sub kegiatan 1j. Pelatihan Petugas

Kesehatan di Lapas/rutan dalam

pelayanan TB DOTS

Propinsi : Jumlah Petugas Kesehatan di Lapas/Rutan kab/

kota endemis TB yang dilatih strategi DOTS

0

4 org/ lapas(dokter,perawa

t,ptgs lap,pelapo

ran

4 org/ lapas(dokter,perawat,p

tgs lap,pelapor

an

4 org/ lapas(dokter,perawat,ptgs lap,pelapora

n

0.050 0.050 0.060

Dinkes

Sub kegiatan 1k. Pelatihan tenaga

laboratorium dalam meningkatkan kualitas

diagnostik TB

Propinsi : Jumlah Tenaga Lab yang dilatih dan melaksanakan cross cek secara teratur setiap triwulan(317PKM/100pkm dgn

fungsi lan TB)turn over

15 15 15 15

0.060 0.065 0.065

Dinkes

81 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Program/Kegiatan/ Tindakan

Indikator Target Pencapaian Alokasi Anggaran (Milyar) Sumber

Pendanaan Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Sub kegiatan 1l. Pengadaan mikroskop

dan bahan laboratorium yang

sesuai standard (reagen, pot sputum,

slide, box slide) untuk pemeriksaan sputum

Jumlah Fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki

ketersediaan mikroskop dan bahan laboratorium (reagen, pot sputum, slide, box slide)

untuk pemeriksaan TB

100 100 100 100

0.0 0.0 0.0

Dinkes

Sub kegiatan 1m. Ruang Isolasi untuk pasien TB-HIV dan

MDR-TB

Jumlah RS yang mempunyai ruang isolasi pasien TB-HIV dan

MDR-TB (RS=23/1) 1 1 1 1

0.0 0.0 0.0

Dinkes

Kegiatan 3 : 3. Persentase kasus baru TB

Paru (BTA positif) yang disembuhkan

86 87 87 88 -

0.050 0.050 0.050

Dinkes

Sub kegiatan 1a. Penyediaan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) sesuai standard

Jumlah PKM yang menyediakan OAT

317 317 317 317

0.0 0.0 0.0

Dinkes

Sub kegiatan 1b. Promosi kesehatan tentang TB

Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang memiliki media KIE (poster, leaflet, brosur, lembar balik)

317 317 317 317

0.050 0.050 0.050

Dinkes

Nasional

Kegiatan 2 : Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang

Angka penemuan kasus Malaria per 1.000 penduduk

1,75 1,5 1,25 <1 <1 177,4 3,625

297 3,625

303 3,625

311 0

- APBN GF Kementerian

Kesehatan

Daerah

Kegiatan 2 : Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang

Angka penemuan kasus Malaria per 1.000 penduduk

1,75 1,5 1,25 1 - ####### 0.735 0.734 0.096 - GF/APBA Kementerian

Kesehatan

Sub kegiatan 1a. Kampanye Pembagian Kelambu Massal daerah endemis malaria tinggi

Prov : Jml Kab yg melaksanakan Kampanye Pembagian Kelambu Massal daerah endemis malaria tinggi

100 100 100 100 100 0.270 0.270 0.270 - - GF Dinkes

Sub kegiatan 1b. Pengadaan Kelambu berinsektisida di kab/kota endemis

Jumlah Kelambu berinsektisida yang diadakan

- - - - -

GF Dinkes

82 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Program/Kegiatan/ Tindakan

Indikator Target Pencapaian Alokasi Anggaran (Milyar) Sumber

Pendanaan Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

malaria

Sub kegiatan 1c. Pembagian kelambu berinsektisida ibu hamil dan bayi

Jml Kelambu yang dibagikan kepada Ibu Hamil dan Bayi

36000 36000 36000 - -

GF/Unicef Dinkes

Sub kegiatan 1d. Pengambilan darah massal (sero survey) (MBS, MFS, MSE, TMC, dll)

Jml sediaan darah yang diperiksa

0 0 0 0 0.000 0.030 0.033 0.035 0.036 0 APBA

Dinkes

Sub kegiatan 1e. Pengadaan Rapid diagnostic test (RDT) (terutama untuk Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan)

Jml RDT dibeli 35,733 35,733 35,733 35,733 35,733 0.357 0.357 0.357 -

GF

Dinkes

Sub kegiatan 1f. Pengobatan (MBS, MFS, MSE, TMC, dll)

Jml kasus terkonfirmasi laboratorium yang diobati

2800 2500 2,400 2,000 0 0.084 0.075 0.072 0.060

GF Dinkes

Sub kegiatan 1j. Pelatihan tenaga mikroskopist malaria

jumlah mikroskopist dilatih 20 - - - - 0.0454 - - - - GF Dinkes

83 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Lampiran 1.7.: Matrix Program Percepatan Pencapaian Target Pembangunan Milenium: MDG 7:

Memastikan Kelestarian Lingkungan

84 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

LAMPIRAN 1.7: MATRIX RAD PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET MGD 7 A DAN B: MEMASTIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

Program/Kegiatan/ Tindakan Indikator Kondisi Saat

ini

Target Pencapaian Alokasi Anggaran dalam jutaan rupiah Sumber Pendana

an Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

TARGET 7A : Memadukan prinsip-prinsip pembangunan yang berkesinambungan dengan kebijakan dan program nasional serta mengembalikan sumberdaya lingkungan yang hilang, TARGET 7B Mengurangi laju kehilangan keragaman hayati, dan mencapai pengurangan yang signifikan pada 2010, TARGET 7C Menurunkan hingga separuhnya proporsi penduduk tanpa akses

terhadap air minum layak dan sanitasi layak pada 2015 DAN TARGET 7D Mencapai peningkatan yang signifikan dalam kehidupan pPenduduk miskin di permukiman kumuh pada tahun 2020

Indikator MDGs : Target 7 A Memadukan prinsip-prinsip pembangunan yang berkesinambungan dengan kebijakan dan program nasional serta mengembalikan sumberdaya lingkungan yang hilang

7.1. Rasio luas kawasan tertutup pepohonan berdasarkan hasil pemotretan citra satelit dan survei foto udara terhadap luas daratan

55.6 58.38 61.30 64.36 61.15 64.20

7.2. Jumlah emisi karbon dioksida (CO2e)

1,8 mg/l

7.3. Jumlah konsumsi bahan perusak ozon (BPO) dalam metrik ton ( dalam jutaan)

7,3 6.5 6.2 5.9 5.6 5.3

7.4. Proporsi tangkapan ikan yang berada dalam batasan biologis yang aman ( dalam ribuan ton)

140. - 260Ton

140. - 260Ton

140. - 260Ton

140. - 260Ton

140. - 260Ton

140. - 260Ton

7.5. Rasio luas kawasan lindung untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati terhadap total luas kawasan hutan

95.51% 95.51% 95.51% 95.51% 95.51% 95.51%

7.6. Rasio kawasan konservasi perairan terhadap total luas perairan teritorial

2.35%

KEBIJAKAN MEWUJUDKAN POLA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DAN MENGEMBALIKAN SUMBER DAYA LINGKUNGAN YANG HILANG

PROGRAM 1: Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

Kegiatan 1.1 Koordinasi Penilaian Kota Sehat/Adipura

Jumlah Kabupaten yang memperoleh piala adipura

6 kab/kota 15

kab/kota 103 92 100 80 100 DAU Bapedal

Kegiatan 1.2 Pengkajian Dampak Lingkungan

Jumlah kabupaten yang melakukan kajian dampak

Lingkungan

23 Kab./Kota

6 kab/kota

121 127 130 120 100 DAU,OTS

US Bapedal

Kegiatan 1.3 Evaluasi lingkungan melalui implementasi

Jumlah Kab / kota yang melakukan evaluasi lingkungan

11 kab/kota 11 lokasi

425 489 500 500 400 DAU,OTS

US Bapedal

85 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Program/Kegiatan/ Tindakan Indikator Kondisi Saat

ini

Target Pencapaian Alokasi Anggaran dalam jutaan rupiah Sumber Pendana

an Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

RKL/RPL,UKL/UPL

Kegiatan 1.4 Pengukuran Kualitas Lingkungan

Jumlah kab/ kota yang melakukan pengukuran

kualitas lingkungan

13 kab/kota 18

Kab/Kota

23 Kab/Kot

a

23 Kab/Kot

a

23 Kab/Kota

150 1,500 1,500 1,500 700 APBA Bapedal

PROGRAM 2: Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

Kegiatan 2.1 Monitoring, evaluasi dan pelaporan

Jumlah kabupaten yang melakukan mengirimkan

laporan rehabilitasi cadangan sumber daya alam

23

Kab./Kota

23 Kab./Kot

a

23 Kab./Kot

a

23 Kab./Kot

a

23 Kab./Kota

339 182 200 150 200 DAU Bapedal

PROGRAM 3: Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

Kegiatan 3.1 Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan

Pemuthakiran database indikator MDG 7

1 tahun 1 tahun 1 tahun 1 tahun 1 tahun 1,402 1,474 300 300 350 DAU,OTS

US Bapedal

Kegiatan 3.2 Pekan Lingkungan Hidup Indonesia dalam Rangka Hari Lingkungan Hidup

Jumlah Kabu/ kota menyelenggarakan pekan

lingkungan hidup

23 Kab./Kota

23 Kab./Kot

a

23 Kab./Kot

a

23 Kab./Kot

a

23 Kab./Kota

1,926 230 300 350 350 DAU Bapedal

KEBIJAKAN MEMPERTAHANKAN PERAN PENTING HUTAN DALAM MENJAGA KESEIMBANGAN SIKLUS HIDROLOGI

Program4: Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan

Kegiatan 4.1 Rehabilitasi kawasan konservasi

3 kab/kota

3 kab/kota

3 kab/kota

3 kab/kota

1,500 1,500 1,500 1,500 DAU Bapedal

Kegiatan 4.2 Pengembangan Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan

Terehabilitasinya Lahan 745 Ha

100 Ha 120 Ha 144 Ha 173 Ha 208 Ha 1,177 2,000 2,400 2,880 3,456 DAU/DA

K Dishutbun

PROGRAM 5: Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Kegiatan 5.1 Penanaman/ Rehabilitasi hutan dan Lahan pada catch area

500 500 500 500 500 DAU Bapedal

Kegiatan 5.4 Pembinaan,Pengendalian dan Pengawasan Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Terehabilitasinya Hutan dan Lahan 140 Ha di Wilayah DAS

18 Ha 22 Ha 27 Ha 33 Ha 40 Ha 3,797 3,000 3,600 4,320 5,184 DAU Dishutbun

PROGRAM 6: Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan

Kegiatan 6.1 Pemantapan dan Pengendalian Kawasan Hutan, 18 kab

Terpasangnya 1.500 Bh PAL Batas Kawasan Hutan

300 Bh/5 Kab.

300 Bh/5 Kab.

300 Bh/5 Kab.

300 Bh/5 Kab.

300 Bh/5 Kab.

1,800 2,160 2,592 3,110 3,732 DAU Dishutbun

86 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Program/Kegiatan/ Tindakan Indikator Kondisi Saat

ini

Target Pencapaian Alokasi Anggaran dalam jutaan rupiah Sumber Pendana

an Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Kegiatan 6.2 identifikasi Perambahan Kawasan Hutan dan Potensi Pengembangan Hutan, 18 kabupaten

Teridentifikasinya 100 Lokasi Perambahan Kawasan Hutan

20 Lokasi/10

Kab.

20 Lokasi/10 Kab.

20 Lokasi/10 Kab.

20 Lokasi/10 Kab.

20 Lokasi/10

Kab. 1,850 2,220 2,664 3,197 3,836 DAU Dishutbun

KEBIJAKAN MELAKUKAN MITIGASI PEMANASAN GLOBAL SERTA MELAKUKAN ADAPTASI TERHADAP DAMPAK NEGATIF PERUBAHAN IKLIM

PROGRAM 7: Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

Kegiatan 7.1 Pengembangan Desa Model, di BA

Model Desa di Banda Aceh dilaksanakan

1 kota 1

kab/kota 1

kab/kota 115 15 20 - - DAU Bapedal

Kegiatan 7.2 Rehabilitasi Lahan

Jumlah kab/ kota melakukan rehabilitasi lahan

5 kab/kota

8 kab/kota

500 800 - -

Bapedal

PROGRAM 8 Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

Kegiatan 8.1 Pengelolaan B3 dan Limbah B3

Jumlah perusahan yang melaksanakan pengolahan

limbah B3

14 perusahaan

14 perusah

aan

20 perusah

aan

23 perusah

aan

25 perusahaa

n 80 92 300 400 500 DAU Bapedal

Kegiatan 8.2 Pengembangan Produksi ramah lingkungan

Jumlah kabupaten yang melakukan pengembangan produksi ramah lingkungan

3 kab 3 kab 3 kab

200 200 200

Bapedal

PROGRAM 9 : Peningkatan Pengendalian Polusi

Kegiatan 9.1 Pengujian emisi kendaraan bermotor, BA

Jumlah kendaraan yang diuji emisi di Banda Aceh

150 kendaraan

150 kendara

an

150 kendara

an

150 kendara

an

150 kendaraa

n 80 92 80 80 80 DAU Bapedal

PROGRAM 10: Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Kegiatan 10.1 Pembuatan dan Pengawasan RTH

Jumlah kab/ kota yang mempunyak RTH

16 kab/kota 16

kab/kota 16

kab/kota 16

kab/kota 16

kab/kota 1,595 1,817 1,817 1,817 1,817

DAU,OTSUS

Bapedal

Kegiatan 10.2 Lomba lingkungan sehat Adiwiyata

Jyumlah Desa melakukan lomba lingkungan sehat

Adiwiyata

23 kab/kota 23

kab/kota 23

kab/kota 23

kab/kota 23

kab/kota 176 115 150 150 150

DAU,OTSUS

Bapedal

PROGRAM 11: Perlindungan dan konservasi Sumber Daya Alam

Kegiatan 11.1 Pengendalian dampak perubahan iklim (antisipasi dan mitigasi)

Jumlah Kab / kota yang melakukan pengendalian dampak perubahan iklim

23

kab/kota 23

kab/kota 23

kab/kota 1,500 1,500 1,500

DAU,OTS

US Bapedal

KEBIJAKAN MEMPERKUAT KAPASITAS UNTUK BERADAPTASI DENGAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DAN MELAKUKAN LANGKAH TANGGAP BENCANA ALAM DENGAN CEPAT DAN TEPAT

PROGRAM 12 : Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Kegiatan 12.1 Penaatan dan Penegakan Hukum

Lingkungan

Jumlah lokasi menjalankan penataan dan penegakan

hukum lingkungan

10 lokasi 10 lokasi 10 lokasi 10 lokasi

593 593 593 593 DAU Bapedal

Kegiatan 12.2 Koordinasi Pengelolaan

Jumlah sungai yang dikelola

2 sungai 3 sungai 3 sungai 3 sungai

150 150 150 150 DAU Bapedal

87 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Program/Kegiatan/ Tindakan Indikator Kondisi Saat

ini

Target Pencapaian Alokasi Anggaran dalam jutaan rupiah Sumber Pendana

an Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Prokasih/Superkasih

PROGRAM 13 : Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

Kegiatan 13.1 Kajian Lingkungan Hidup pada

penambangan emas oleh rakyat (Gunong

Ujen,Geumpang dan Sawang)

Jumlah Kajian Lingkungan Hidup pada area

penambangan emas oleh rakyat.

3 kab 3 kab

1,500 1,500

DAU Dishutbun

PROGRAM 14 : Perlindungan dan konservasi sumber daya alam

Kegiatan 14.1 : Pengendalian terpadu

kerusakan sumber-sumber air kawasan hulu DAS

prioritas

Jumlah kawasan yang melaksanakan pengendalian terpadu kerusakan sumber

sumber air kawasan hulu DAS prioritas

5

kawasan 5

kawasan 1,700 1,700

DAU Dishutbun

Indikator MDGs : Target 7B Mengurangi laju kehilangan keragaman hayati, dan mencapai pengurangan yang signifikan pada 2010

KEBIJAKAN Peningkatan pelestarian keanekaragaman hayati

PROGRAM 1: Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

Kegiatan 1.1 Pengelolaan keanekaragaman hayati dan ekosistem, Aceh singkil

Jumlah taman dengan pengelolaan keanekaragaman

hayati dan ekosistem

1 Taman 3 taman 2 taman 2 taman 2 taman 177 500 350 350 350 DAU Bapedal

Kegiatan 1.2 Peningkatan peran serta masyarakat dalam perlindungan dan konservasi SDA

Jumlah kawasan yang masyarakatnya berperan serta

dalam perlindungan dan koservasi sumber daya alam

1 kawasan

1 kawasan

2 kawasan

2 kawasan

2 kawasan 95 235 200 200 200 DAU Bapedal

KEBIJAKAN Pembangunan kawasan konservasi dan ekosistem esensial

PROGRAM 4: Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

Kegiatan 4.1 Pengelolaaan Kawasan Ekosistem Leuser

Jumlah kabupaten yang mengelola kawasan ekosistem

Leuser

4kab 4kab 4kab 4kab 4kab 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000

Bapedal

PROGRAM 7: Konservasi dan Perlindungan sumber Daya Alam

Kegiatan 7.1 Pengelolaan dan rehabilitasi terumbu karang,manggrove,padang lamun,estuaria dan teluk/Natural Early Warning System (NEWS)

5

kab/kota 1,000

Dishutbun

88 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Program/Kegiatan/ Tindakan

Indikator Target Pencapaian Alokasi Anggaran (Dalam Miliyar) Sumber

Pendanaan

Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

TARGET 7C : Menurunkan hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi dasar hingga tahun 2015

Indikator MDGs 1. Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak (perkotaan dan perdesaan),

2. Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi dasar (perkotaan dan perdesaan)

Program 1 : Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Kegiatan 1 : Penyehatan Lingkungan

Nasional

1. Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas

62,5 63 63,5 67 -

373.0 379.0 447.0 499.0 - APBN Kementeria

n Kesehatan

2. Persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat

90 95 100 100 -

3. Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat

67 69 72 75 -

4. Jumlah desa yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

5,500 11,000 16,000 20,000 -

Daerah

Kegiatan 1 : Penyehatan Lingkungan

1. Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas

62,5 63 63,5 67 - 0.4219

9 5.872

6.70199

7.53199

8.36199

Dinkes

Sub kegiatan 1a. Pembangunan sarana air minum berkualitas

Jumlah sarana air minum berkualitas yang dibangun

- 1.500 1.600 1.700 1.800 APBA Dinkes

- 3.450 3.680 3.910 4.140 APBK Dinkes

Sub kegiatan 1b. Advokasi penyediaan air minum berkualitas

Jumlah desa yang di advokasi

0.296 0.546 0.796 1.046 1.296 APBN Dinkes

0.126 0.376 0.626 0.876 1.126 APBA Dinkes

0.138 0.413 0.688 0.963 1.238 APBK Dinkes

Kegiatan 1 : Penyehatan Lingkungan

2. Persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat

90 95 100 100 - 0.690 1.604 2.014 2.424 2.834

Sub kegiatan 1a. Pengawasan kualitas air minum perpipaan (PDAM).

Jumlah titik sampel yang diawasi kualitas air minum.

0.240 0.340 0.440 0.540 0.640 UNICEF Dinkes

89 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Program/Kegiatan/ Tindakan

Indikator Target Pencapaian Alokasi Anggaran (Dalam Miliyar) Sumber

Pendanaan

Pelaksana

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

- 0.340 0.440 0.540 0.640 APBA Dinkes

0.000 0.374 0.484 0.594 0.704 APBK Dinkes

Sub kegiatan 1b. Penyediaan water test kita untuk setiap puskesmas.

Jumlah puskesmas yang memiliki water test kit

0.450 0.550 0.650 0.750 0.850 UNICEF Dinkes

0.495 0.605 0.715 0.825 0.935 APBK Dinkes

Kegiatan 1 : Penyehatan Lingkungan

3. Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat

67 69 72 75 - 0.350 0.900 1.100 1.300 1.500

Dinkes

Sub kegiatan 1a. Advokasi dan kampanye STOP BABS (buang air besar sembarangan)

jumlah desa yang mendeklarasi STOP BABS

0.350 0.450 0.550 0.650 0.750 UNICEF

0.450 0.550 0.650 0.750 APBN Dinkes

Kegiatan 1 : Penyehatan Lingkungan

4. Jumlah desa yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

5,500 11,000 16,00

0 20,000 - 0.442 0.642 0.842 1.042 1.242

Dinkes

Sub kegiatan 1a. Advokasi pelaksanaan STBM (sanitasi total berbasis masyarakat)

Jumlah desa yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

0.284 0.384 0.484 0.584 0.684 APBN Dinkes

0.158 0.258 0.358 0.458 0.558 APBA Dinkes

Target 7D:Mencapai peningkatan yang signifi kan dalam kehidupan penduduk miskin di permukiman kumuh (minimal 100 juta) pada tahun 2020

Pengembangan Perumahan 9.79% 9% 8% 7% 6%

BMCK

Pengembangan perumahan Duafa

Jumlah rumah yang dibangun termasuk dipemukiman kumuh

121 rumah 144

rumah 358

rumah 200

rumah 200

rumah BMCK

Pengembangan Perumahan Sederhana

Jumlah rumah sederhana yang dibangun

3,392 rumah

3392 ruma

h

96.8 116.2

90 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

LAMPIRAN 2: INDIKATOR MDG

91 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

LAMPIRAN 2.1 INDIKATOR MDG 1- TARGET 1 C – PENQANGGULANGAN KELAPARAN

NAMA DAERAH

PREVALENSI BALITA GUZU BURUK ( BB/U)

PREVALENSI BALITA GIZI KURANG (BB/U)

PREVLENSI BALITA DENGAN GIZI BAIK ( BB/U)

PREVALENSI BALITA DENGAN GIZI LEBIH (bb/u)

GIZI BURUK GIZI SANGAT BURUK

GIZI KURANG KONSUMSI < 2000

% BALITA BB DI BAWAH NORMAL (GI GIZI KURANG)

KECUKUPAN KONSUMSI KALORI < 1400 KKAL

KECUKUPAN KONSUMSI KALORI < 2000 KKAL

% BALITA STUNTING

%E BALITA KURUS WASTED ,

RISKESDA 2010 RISKESDA 2010

RISKESDA 2010

RISKESDA 2010 DINKES PROPINISI 2007- DIPRESENTASIKAN DI PERTEMUAN POKJA RAD MDG 7-10 JULI 2011

DINKES07 AI V4.1

SUSENAS 2OO9

SUSENAS 2009 DINKES07 AI V4.1

DINKES07 AI V4.1

INDONESIA 4.6 13.0 76.2 6.8 17.9 4.96 13 61.86

14.47 61.86

ACEH 7.1 16.6 72.1 4.2 26.5 10.7 15.8 51.4% 26.50 12.44 52.48 44.60 18.30

Aceh Barat 29.9 14,5 15,4 48,4 29.90 37.10 20.60

Aceh Barat Daya 39.1 15,7 23,4 73,8 39.10 60.90 15.90

Aceh Besar 20 7,6 12,5 43,4 20.10 39.40 23.20

Aceh Jaya 29 9,9 19,1 39,4 29.00 47.20 15.40

Aceh Selatan 24.9 8,0 16,9 54,2 24.90 46.50 9.90

Aceh Singkil 21 7,9 13,1 38,1 21.00 48.90 8.80

Aceh Tamiang 21.4 6,6 14,8 48,1 21.40 41.00 15.00

Aceh Tengah 15.1 6,2 8,9 58,2 15.10 47.70 9.50

Aceh Tenggara 48.7 29,6 19,2 38,2 48.80 66.90 28.40

Aceh Timur 21.7 10,7 11,1 65,6 21.80 40.80 29.30

Aceh Utara 35.5 16,0 19,5 56,7 35.50 35.70 30.00

Bener Meriah 13.7 4,8 8,9 28,0 13.70 55.60 10.80

Bireuen 32.8 9,0 13,8 57,2 32.80 51.90 9.40

Gayo Lues 19.5 11,9 7,6 41,4 19.50 59.50 18.70

Kota Banda Aceh 15.5 5,5 10,0 51,7 15.50 38.80 10.30

Kota Langsa 27.1 9,4 17,7 29,1 27.10 47.00 20.30

Kota Lhokseumawe 24 9,8 14,2 48,0 24.00 44.30 21.20

Kota Sabang 14.6 3,0 11,6 61,3 14.60 30.20 19.60

Nagan Raya 36.1 20,3 15,7 48,9 36.00 43.60 30.10

Pidie 23.6 6,4 17,3 54,4 23.70 38.30 14.70

Pidie Jaya

Simeulue 39.7 20,5 19,1 52,9 39.60 63.90 20.00

Subulussalam

92 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

LAMPIRAN 2.1 INDIKATOR MDG 1- TARGET 1 A DAN TARGET 1 B

NAMA DAERAH

% PENDUDUK DIBAWAH GARIS KEMIISKINAN ,

% PENDUDUK DIBAWAH GARIS KEMIISKINAN ,

% PENDUDUK DIBAWAH GARIS KEMIISKINAN

% PENDUDUK DIBAWAH GARIS KEMIISKINAN

Susenas 2005 Susenas 2006

BPS_Data Pokok Provinsi Aceh 2009

Susenas 2010

INDONESIA 13.33

ACEH 28.70 28.30 23.72% 20.98

Aceh Barat 35.50 34.50 31.73

Aceh Barat Daya 28.30 28.30 23.42

Aceh Besar 29.40 28.70 21.52

Aceh Jaya 31.30 30.40 23.86

Aceh Selatan 27.00 24.60 19.40

Aceh Singkil 23.27

Aceh Tamiang 24.50 23.90 22.29

Aceh Tengah 27.70 26.70 23.36

Aceh Tenggara 24.60 23.60 18.51

Aceh Timur 30.00 29.90 24.05

Aceh Utara 35.90 35.00 27.56

Bener Meriah 28.80 28.00 33.18

Bireuen 29.70 28.30 23.27

Gayo Lues 34.00 33.50 26.57

Kota Banda Aceh 8.40 8.30 9.56

Kota Langsa 15.00 14.00 17.97

Kota Lhokseumawe 15.90 14.30 15.87

Kota Sabang 29.80 28.60 25.72

Nagan Raya 36.20 35.30 28.11

Pidie 28.11

Pidie Jaya 30.26

Simeulue 34.10 33.80 26.45

Subulussalam 28.99

PDRB Perkapita dan Pendapatan Regional Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku 2005 – 2010

Rincian 2006 2007 2008 2009* 2010**

DENGAN MIGAS

PDRB Per Kapita (ribu rupiah) 16.697,27 16.831,48 17.124,43 16.430,60 17.275,02

Pendapatan Regional Per Kapita (ribu rupiah)

16.291,95 16.422,90 16.708,74 15.436,79 16.214,55

Pertumbuhan PDRB Perkapita (persen)

19,72 0,8 1,74 -4,07 5,14

Pertumbuhan Pendapatan Regional Perkapita (persen)

19,65 0,8 1,74 -3,99 5,04

TANPA MIGAS

PDRB Per Kapita (ribu rupiah) 10.464,67 11.770,87 12.620,92 13.433,18 14.400,69

Pendapatan Regional Per Kapita (ribu rupiah)

10.218,41 11.493,87 12.323,92 12.439,62 13.321,07

Pertumbuhan PDRB Perkapita (persen)

20,55 12,48 7,22 6,40 7,20

Pertumbuhan Pendapatan Regional Perkapita (persen)

20,46 12,48 7,22 6,48 7,09

* Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Sumber: BPS Aceh

93 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Nilai dan Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2000 - 2010 (Tanpa Minyak dan Gas)

Nilai dan Pertumbuhan PDRB Aceh Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2000 - 2010 (Dengan Minyak dan Gas)

Tahun

Nilai (Triliun rupiah)

Pertumbuha

n Tahun

Nilai (juta

rupiah) Pertumbuhan

ADHB

ADHK

(persen) ADHB

ADHK

(persen)

2000 19,63 19,63 - 2000 39,50 39,50 -

2001 21,23 19, 54 -0,44 2001 37,65 35,26 -10,73

2002 24,49 21,10 7,96 2002 43,71 42,34 20,07

2003 27,01 21,88 3,70 2003 48,62 44,68 5,52

2004 30,15 22,26 1,76 2004 50,36 40,37 -9,63

2005 35,45 22,53 1,22 2005 56,95 36,29 -10,12

2006 43,47 24,27 7,70 2006 69,35 36,85 1,56

2007 49,72 26,02 7,23 2007 71,09 35,98 -2,36

2008 54,19 26,51 1,88 2008 73,53 34,09 -5,27

2009* 58,62 27,22 3,97 2009* 71,69 32,22 -5,51

2010** 64,61 29,04 5,32 2010** 77,51 33,07 2,64

SUMBER DATA WEBSITE BPS PUSAT

Provinsi

P1 (%) P2 (%)

K+D Kota Desa K+D Kota Desa K+D

Aceh 2007

26.65 3.86 6.04 5.41 1.23 1.81 1.64

Aceh 2008

23.53 3.55 5.47 4.92 1.07 1.67 1.50

Aceh 2009

21.80 3.45 4.87 4.46 1.04 1.46 1.34

Aceh 2010

20.98 2.83 4.63 4.11 0.79 1.45 1.26

SUMBER DATA : WEBSITE BPS PUSAT

Provinsi Jumlah Penduduk Miskin (000) % Penduduk Miskin

Garis Kemiskinan (Rp)

Tahun Kota Desa Kota Desa K+D

Aceh 2007 218.8 864.9 246 375 206 724 218 143

Aceh 2008 195.8 763.9 266 168 229 237 239 873

Aceh 2009 182.2 710.7 292 428 249 546 261 898

Aceh 2010 173.4 688.5 308,306 266,285 278,389

94 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Lampiran 2.2 INDIKATOR MDG 2 DAN MDG 3

KABUPATEN

APM PT

APM SMA

APM SMP

APM SD

APM SMA

APM SMP

APM PT (L)

APM PT (P)

APM SMA (P)

APM SD

SMP (L)

APM SD

SMP (P)

APM SD (L)

APM SD (P)

LITERACY 15-24 TH,

(L)

LITERACY 15-24 TH,

(P)

LITERACY15-24 TH, TOTAL

% MURID KLAS

1TAMAT SD/MI

% KURSI DPR

DUDUKI (P)

SUSENAS DHS DHS SUSENAS WEBSITE

ACEH 18.10 61.76 75.63 95.73 51.35 60.60 15.29 20.55 60.56 94.30 94.60 95.59 95.88 99.04 98.95 99 92%

DPRK 45PEREMPUAN/645 LAKI LAKI

(7%) DPRA

4 PEREMPU

AN /69 LAKI LAKI

(6%)

Aceh Barat 13.31 66.78 73.56 96.34 43.74 74.49 14.63 11.95 54.41 97.19 92.82 98.27 93.87 98.69 98.10 98.41

Aceh Barat Daya 15.38 58.71 73.35 94.34 56.77 60.96 19.70 12.50 64.32 93.47 95.19 93.76 95.04 97.51 96.94 97.19

Aceh Besar 27.35 58.58 72.17 93.91 54.48 59.55 21.94 31.25 65.82 91.11 98.30 94.48 93.40 99.48 99.56 99.52

Aceh Jaya 3.57 45.71 65.25 93.79 45.89 63.51 3.69 3.42 42.10 94.34 91.56 92.05 95.78 97.48 98.82 98.12

Aceh Selatan 11.84 68.98 84.92 94.59 65 58.93 8.58 14.41 64.61 95.99 93.80 95.62 93.33 98.98 98.15 98.55

Aceh Singkil 9.67 65.15 75.55 96.77 49.09 63.23 11.49 8.16 48.61 96.96 96.70 97 96.56 98.69 96.56 97.56

Aceh Tamiang 8.09 58.33 80 97.53 53.75 58.87 4.41 11.76 56.31 96.30 95.75 97.30 97.78 99.21 100 99.62

Aceh Tengah 11.36 60.19 73.54 95.53 38.66 63 7.67 14.79 56.98 94.43 96.26 96.05 95.10 100 99.16 99.57

Aceh Tenggara 13.77 59.72 84.82 97.75 59.46 64.56 10.82 16.18 67.95 95.96 95.88 97.52 98.01 99.06 97.88 98.44

Aceh Timur 9.30 50.18 66.70 95.46 38.32 50.90 8.58 10.05 45.91 92.51 93.98 93.33 97.50 98.68 99.62 99.11

Aceh Utara 10.60 55.56 71.59 98.44 52.58 69.56 11.04 10.24 67.61 94.55 90.63 98.62 98.20 100 98.40 99.09

Bener Meriah 15.99 70.11 84.78 97.93 47.32 61.12 9.62 23.19 60.87 96.60 97.33 98.02 97.83 99.29 100 99.61

Bireuen 31.38 57.64 78.97 95.87 57.39 62.89 17.68 41.18 72.22 95.28 95.36 94.99 97.04 97.66 100 98.89

Gayo Lues 9.43 56.15 70.81 95.04 45.96 63.61 8.63 10.05 45.09 92.31 92.44 94.60 95.54 94.67 94.22 94.43

Kota Banda Aceh 43.59 79.41 73.68 91.11 67.96 68.24 42.45 44.51 68.29 90.67 95.42 92.47 89.66 100 99.57 99.78

Kota Langsa 24.17 66.70 78.63 93.70 53.72 46.45 21.78 26.26 67.38 92.75 94.30 93.71 93.68 99.63 100 99.82

Kota Lhokseumawe 23.36 63.10 71.10 93.51 51.87 62.11 25.44 21.47 64.42 92.08 94.97 93.86 93.16 99.28 99.65 99.47

Kota Sabang 9.47 63.89 64.71 92.55 47.29 54.05 12.50 6.17 65.91 94.62 91.11 93.75 91.30 100 100 100

Nagan Raya 11.46 66.93 69.34 97.12 58.65 58.48 16.37 6.77 69.55 94.99 95.20 97.16 97.06 98.57 96.90 97.70

Pidie 19.66 62.41 81.39 94.90 42.94 50.83 17.43 21.83 61.58 94.87 95.02 93.16 97.01 99.50 99.51 99.51

Pidie Jaya 12.60 53.59 74.56 94.91 55.17 72.11 8.58 16.91 74.34 94.38 97.61 95.18 94.66 99.02 99.42 99.20

Simeulue 6.64 63.63 70.80 94.16 39.04 67.79 8.84 4.87 74.38 92.66 92.45 94.43 93.83 100 98.63 99.28

Subulussalam 9.76 53.97 75.21 95.93 49.32 63.59 8.56 10.89 65.30 93.16 93.29 95.05 96.91 97.87 98.51 98.19

95 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Lampiran 2.3 : INDIKATOR MDG 4 : MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK

Persentase balita

dengan gejala (ISPA)

Persentase balita usia 0-

59 bulan mengalami

diare

Angka Kematian bayi PER 1000 KH

%e bayi 12-23 bulan yang menerima imunisasi lengkap

% 12-23 bl yang

menerima imunisasi lengkap < usia 12 bl

% 12-23 bl yang

menerima imunisasi

BCG < usia 12 bl

% bayi 12-23 bl yang menerima

imunisasi campak < usia

12 bl

% bayi usia 12-23 bulan menerima imunisasi DPT 1

< usia 12 bl

% bayi usia 12-23 bulan menerima

imunisasi DPT 2 < usia 12 bl

%e bayi usia 12-23 bulan menerima

imunisasi DPT 3 < usia 12 bl

% bayi usia 12-23 bulan menerima

imunisasi Polio 1 < usia 12 bl

% 12-23 bl menerima

imunisasi Polio 2 < usia 12 bl

Persentase 12-23 bl yang menerima

imunisasi Polio 3 <usia 12 bulan

Dinkes Aceh

BPS_DHS BPS_DHS BPS_DHS BPS_DHS BPS_DHS BPS_DHS BPS_DHS BPS_DHS BPS_DHS BPS_DHS

Nama Daerah DHS BPS_DHS 2006.- 12 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007

ACEH 16.40 17.30 16 31.80 6.73 14.56 9.16 14.09 12.24 10.40 14.86 13.27 11.73

Aceh Barat 28.64 24.58 26 11.04 4.42 8.02 4.42 6.98 4.42 4.42 9.85 4.42 4.42

Aceh Barat Daya 32.44 31.69 48 50.01 14.30 31.17 19.66 33.04 27.75 23.89 28.89 23.60 21.61

Aceh Besar 8.38 9.07 12 47.45 3.97 19.52 8.93 12.20 11.16 10.05 19.52 16 8.43

Aceh Jaya 6.71 14.70 14 24.59 4.69 11.76 4.69 11.76 11.76 11.76 11.76 11.76 11.76

Aceh Selatan 12.68 14.63 20 28.06 4.09 13.27 6.15 15.09 13.02 9.73 15.09 9.73 9.73

Aceh Singkil 12.60 26.79

38.52 7.50 12.60 11.63 14.70 13.70 12.70 12.76 12.78 12.78

Aceh Tamiang 13.60 18.24 13 26.46 9.84 16.43 12.69 14.99 14.99 12.14 13.59 13.59 13.59

Aceh Tengah 22.66 18.60 32 75.10 19.65 28.12 24.60 29.98 27.15 24.56 28.78 28.78 28.08

Aceh Tenggara 6.74 18.32 33 4.60 0 3.76 0 3.76 3.76 3.76 3.76 3.76 3.76

Aceh Timur 12.76 13.29 14 16.97 4.11 7.07 4.11 7.07 6.10 6.10 7.07 7.07 6.10

Aceh Utara 13.13 18.21 10 26.46 3.73 9.46 7.32 7.77 6.04 4.14 9.46 7.73 7.73

Bener Meriah 20 16.55 10 61.50 16.64 31.28 21.68 30.32 27.55 24.50 31.28 28.50 27.55

Bireuen 8.24 16.26 12 32.71 10.41 27.16 12.59 27.16 18.74 16.56 28.31 26.33 22.17

Gayo Lues 30.19 39.09 18 4.21 0 4.24 1.29 4.24 4.24 3.59 4.24 4.24 4.24

Kota Banda Aceh 9.61 12.60 5 46.99 10.34 12.47 12.90 15.03 14.37 12.90 15.03 15.03 15.03

Kota Langsa 5.14 6.38 31 41.75 11.72 14.60 13.10 15.98 14.25 14.25 15.98 14.25 15.53

Kota Lhokseumawe 5.08 11.81 6 21.50 1.62 7.47 3.70 6.12 4.37 4.37 7.19 7.19 5.44

Kota Sabang 4.39 12.73 6 69.73 35.82 37.74 38.35 40.28 39.01 37.08 40.28 40.28 39.62

Nagan Raya 5.45 9.87 13 13.10 5.56 5.56 5.56 5.56 5.56 5.56 5.56 5.56 5.56

Pidie 20.75 23.66

19.02 0 10.88 0 10.88 10.88 4.66 10.88 7.77 4.66

Pidie Jaya 15.15 15.96

29.56 4.55 8.85 4.55 8.85 6.70 4.55 8.85 8.85 8.85

Simeulue 7.87 12.76 39 40.08 10.09 21.24 15.78 23.91 19.43 16.71 23.62 21.83 19.41

Subulussalam 20.82 24.07

12.81 2.57 3.87 5.34 8.23 6.64 6.64 8.23 6.64 6.64

96 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Lampiran 2.4 INDIKATOR MDG 5: Kabupaten

% wanita kawin 15-49 tahun atau

pasangannya pengguna diafragma

% wanita kawin 15-49 tahun atau

pasangannya pengguna Metode

menyusui alami

% wanita kawin 15-

49 thn atau pasangann

ya pengguna

Metode pantang berkala/

% wanita kawin 15-49 tahun atau

pasangannya pengguna

pengobatan herbal

% wanita kawin 15-49 tahun atau

pasangannya pengguna

pijat/urut

% wanita kawin 15-49 tahun atau

pasangannya pengguna

Pil

% wanita kawin 15-49 tahun atau

pasangannya pengguna senggama terputus

% wanita kawin 15-49 tahun atau

pasangannya pengguna spiral/IUD

(Intra Uterine Device)

% wanita kawin 15-49 tahun atau

pasangannya pengguna

suntik

% wanita kawin 15-49 tahun atau

pasangannya pengguna

susuk / Implants

% wanita kawin 15-49 tahun atau

pasangannya pengguna

Alat Kontrasepsi

% wanita kawin 15-49 tahun atau

pasangannya pengguna kondom

% wanita kawin 15-49 tahun atau

pasangannya pengguna tubektomi (Sterilisasi

wanita)

% wanita kawin 15-49 tahun

atau pasangannya pengguna KB

vasektomi (Sterilisasi pria)

ACEH 0.03 0.18 0.97 1.23 0.05 23.59 1.17 3.13 64.60 1.11 44.27 1.48 2.07 0.03

Aceh Barat 0 0 0 6.46 0 9.56 0 0.73 81.86 0.55 38.58 0 0.84 0

Aceh Barat Daya 0 0 0 5.51 0 15.61 1.08 0.40 73.03 1.17 39.47 0 1.94 0.54

Aceh Besar 0 0.42 0.54 1.87 0 20.43 2.56 3.44 62.60 1.73 52.76 1.20 4.07 0

Aceh Jaya 0 0 0 7.77 0 5.04 0 0.90 85.77 0.51 39.94 0 0 0

Aceh Selatan 0 0 0.31 1.33 0 18.43 0.82 1.34 75.60 1.51 46.30 0.32 0.35 0

Aceh Singkil 0 0 1.15 0.92 0.80 16.42 3.99 0.44 69.65 1.09 49.83 1.96 2 0.43

Aceh Tamiang 0 0 2.69 0 0 50.70 0.77 2.96 40.55 0.80 56.61 1.33 0.21 0

Aceh Tengah 0 0 0.36 0.16 0 31.56 0 6.36 55.62 1.13 63.87 3.38 1.43 0

Aceh Tenggara 0 0 1.50 1.03 0 23.42 4.14 1.86 61.16 1.36 51.26 1.70 3.36 0

Aceh Timur 0 0 1.13 0.80 0 36.67 0 0 55.31 1.54 44.50 0 4.54 0

Aceh Utara 0 1.34 0.55 0 0 19.91 0.55 2.13 73.09 0 38.02 1.76 0.67 0

Bener Meriah 0 0 0.86 0.64 0 31.70 0.37 3.50 59.01 2.73 62.18 0.65 0.56 0

Bireuen 0 0 0 0 0 17.14 0 1.48 75.39 0.52 36.53 1.83 3.31 0

Gayo Lues 0 0 0 0 0 20.06 0.78 0.66 72.12 3.67 63.99 1.29 1.44 0

Kota Banda Aceh 0 0 2.67 0.65 0 14.75 3.97 18.94 48.76 0 49.90 5.49 4.76 0

Kota Langsa 0 0 4.59 1.33 0 34.23 0.31 7.20 43.02 0.90 56.34 4.77 2.69 0

Kota Lhokseumawe 0.65 0 1.50 1.94 0 26.33 0 5.58 58.60 0.39 42.94 0.82 4.20 0

Kota Sabang 0 0.84 2.32 0.38 0 35.02 1.47 2.41 51.25 0.73 50.22 1.62 3.96 0

Nagan Raya 0 0 0 3.34 0 13.26 0.31 0 74.60 3.70 52.10 0 0.92 0

Pidie 0 0 0 2.12 0 16.55 3.59 0 77.24 0.50 25.44 0 0 0

Pidie Jaya 0 0 0 0 0 10.48 0 2.66 82.85 0 30.21 3.26 0.76 0

Simeulue 0 0 0.99 0.40 1.47 5.41 0.59 2.84 82.01 3.36 44.92 0.40 2.25 0

Subulussalam 0 0 1.10 0 0 27.41 0 1.47 67.77 0.61 48.12 0.82 0.82 0

97 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Lampiran 2.6 : INDIKATOR MDG 6 Area Name Persentase Laki

laki pernah kawin 15-24 tahun yang mempunyai

pengetahuan komprehensif tentang AIDS

Persentase wanita pernah kawin yang berumur 15-24 tahun

yang mempunyai pengetahuan yang

komprehensif tentang AIDS

Persentase wanita pernah kawin yang

berumur 15-49 tahun yang mempunyai

pengetahuan yang komprehensif tentang

AIDS

Persentase wanita status kawin berusia 15-49 tahun dengan pasangannya yang

menggunakan alat/cara kontrasepsi

KB kondom

Persentase remaja belum

menikah berusia 15-24 tahun yang

menyatakan bahwa orang tidak

dapat terkena AIDS karena supranatural

Persentase remaja yang belum menikah berusia 15-24 tahun yang menyatakan

cara untuk menekan penularan AIDS

melalui penggunaan kondom setiap kali berhubungan intim

Persentase remaja yang belum

menikah berusia 15-24 tahun yang

menyatakan orang tidak dapat terkena AIDS melalui gigitan

nyamuk

Persentase remaja belum

menikah 15-24 tahun yang

menyatakan orang tidak dapat

terkena AIDS melalui makanan

Persentase remaja belum menikah

berusia 15-24 tahun yang menyatakan pencegahan AIDS

dengan hanya memiliki satu

pasangan sex yang tidak terinfeksi.

Persentase remaja yang belum menikah berusia 15-24 tahun yang menyatakan upaya mencegah

resiko AIDS dengan tidak melakukan

hubungan seksual

Persentase remaja yang

belum menikah berusia 15-24

tahun yang menyatakan

virus AIDS dapat tertular antara

ibu ke anaknya.

ACEH 6.80 4.30 4.30 1.48 50.17 34.53 34.54 31.61 35.27 35.65 43.72

Aceh Barat 1.04 2.52 2.72 0 44.29 37.20 39.33 37.18 35.48 31.37 39.85

Aceh Barat Daya 1.88 2.34 2.92 0 45.04 24.52 28.36 26.41 30.61 23.26 33.89

Aceh Besar 5.53 7.99 6.99 1.20 55.28 38.49 41.18 41.26 47.95 49.69 42.05

Aceh Jaya 4.87 . 0.62 0 47.73 10.36 21.11 21.39 14.11 8.87 38.89

Aceh Selatan 9.50 2.93 3.88 0.32 43.20 37.82 23.27 26.64 43.01 39.21 38.99

Aceh Singkil 9.89 . 2.36 1.96 57.54 46.71 29.76 39.06 45.92 46.93 56.02

Aceh Tamiang 0.84 17.86 14.43 1.33 63.42 50.88 47.67 42.99 47.88 48.82 40.50

Aceh Tengah 6.82 1.67 2.62 3.38 46 36.57 23.49 26.37 32.29 31.39 37.62

Aceh Tenggara 8.49 1.43 2.81 1.70 57.72 43.65 36.70 26.01 38.24 51.28 46.91

Aceh Timur 2.27 . 0.62 0 44.03 29.71 39.19 23.38 28.11 32.98 42.18

Aceh Utara 0.97 2.13 2.59 1.76 40.16 27.36 28.04 22.74 31.28 25.43 46.52

Bener Meriah 7.86 12.85 6.64 0.65 48.75 39.25 27.15 25.66 38.92 39.88 45.07

Bireuen 5.29 6.61 3.94 1.83 51 33.10 33.69 34.95 31.99 36.97 51.61

Gayo Lues . 1.94 1.35 1.29 46.76 33.78 43.18 39.90 43.57 37.23 49.85

Kota Banda Aceh 3.59 5.74 9.08 5.49 70.89 58.46 39.39 51.13 60.03 66.79 64.74

Kota Langsa 18.55 6.10 9.60 4.77 83.06 28.31 60.65 60.98 44.34 23.20 55.93

Kota Lhokseumawe 4.40 20.86 11.55 0.82 51.21 26.77 33.58 27.30 29.61 24.06 38.58

Kota Sabang 9.41 4.85 5.30 1.62 68.79 60.99 36.32 42.55 66.13 64 70

Nagan Raya 5.70 2.35 3.59 0 60.08 53.12 58.49 56.44 46.84 46.98 38.11

Pidie 9.55 2.60 1.67 0 40.14 26.37 23.53 17.53 19.41 27.44 32.86

Pidie Jaya 0.75 1.94 1.50 3.26 41.56 17.62 37.80 27.17 10.52 13.06 29.23

Simeulue 2.24 5.52 6.39 0.40 48.53 39.14 43.87 36.56 43.69 39.09 49.49

Subulussalam 6.90 3.40 4 0.82 37.91 25.29 25.69 22.03 33.41 26.78 32.42

98 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Area Name

Persentase anak balita yang

mengalami demam yang minum obat

anti malaria (Chloroquine)

Persentase anak balita yang

mengalami demam yang minum obat

anti malaria (SP/Fansidar)

Persentase balita usia 0-59 bulan

yang tidur dengan kelambu

berinsektisida pada malam sebelumnya

Persentase balitia usia 0-59 bulan yang tidur

dengan kelambu pada

malam sebelumnya.

Persentase rumah tangga yang memiliki

setidaknya satu kelambu anti

nyamuk.

Persentase wanita hamil yang

berumur 15-49 tahun yang tidur dengan kelambu

Persentase wanita hamil yang

berumur 15-49 tahun yang tidur dengan kelambu

yang berinsektisida

Persentase wanita pernah

kawin yang berumur 15-49

tahun yang tidur dengan kelambu

Persentase wanita pernah kawin yang

berumur 15-49 tahun yang tidur dengan kelambu

yang berinsektisida

Proporsi rumah tangga dengan

akses ke sanitasi yang

layak

ACEH 0.50 0.60 34.72 55.96 71.15 51.60 29.40 51.50 27.20 62.69

Aceh Barat . 0.77 34.72 78.79 84.36 75.88 35.01 77.73 29.35 44.69

Aceh Barat Daya . . 62.52 76.19 91.18 65.90 60.84 74.30 57.30 22.40

Aceh Besar 0.93 . 32.90 58.60 69.66 77.71 59.48 58.18 32.39 65.51

Aceh Jaya 1.48 . 73.72 83.96 90.58 83.72 70.24 84.92 73.22 34.38

Aceh Selatan . . 26.80 56.42 69.84 47.97 31.61 58.20 24.27 28.53

Aceh Singkil 0.54 2.04 48.83 63.89 92.74 58.53 44.02 63.44 48.44

Aceh Tamiang 2.21 . 49.25 63.28 81.20 71.97 60.20 64.92 51.12 83.37

Aceh Tengah . . 57.09 70.26 88.41 70.64 52.81 67.09 51.58 58.22

Aceh Tenggara 2.01 . 20.62 63.01 72.32 67.65 10.93 62.43 20.33 27.94

Aceh Timur 1.20 . 36.79 49.76 63.38 39.66 35.45 45.78 34.85 69.94

Aceh Utara . 0.57 27.30 56.92 75.90 63.28 33.75 64.90 27.89 78.75

Bener Meriah . . 14.23 33.55 39.29 22.55 13.56 32.81 16.26 61.94

Bireuen 3.13 . 39.04 64.84 77.47 66.75 39.53 66.21 38.91 81.51

Gayo Lues . . 48.28 61.92 81.61 55.82 50.84 71.56 56.93 18.75

Kota Banda Aceh . 6.46 5.86 25.86 42.36 18.59 5.49 25.33 5.60 99.17

Kota Langsa . . 39.75 42.61 70.15 42.95 42.95 46.02 42.85 91.94

Kota Lhokseumawe . . 11.84 22.44 27.99 9.54 3.96 20.75 9.89 82.14

Kota Sabang . 0.79 21.87 36.10 42.52 32.63 12.03 34.78 19.84 78.13

Nagan Raya . . 32.41 72.01 75.62 73.04 30.18 73.99 32.57 52.29

Pidie . . 31.67 46.03 68.56 56.32 44.78 50.80 37.13

Pidie Jaya 1.81 0.66 24.98 51.29 68.10 68.19 22.82 55.57 26.72

Simeulue . . 54.89 80.94 91.65 67.64 40.29 84.67 60.28 23.35

Subulussalam . . 58.71 68.09 95.03 66.35 55.92 64.41 51.74

99 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Lampiran 2.6 : INDICATOR MDG 7: Area Name Persentase

RT dengan sumber utama

air minum

Persentase RT dengan

sumber utama air minum

Persentase RT dengan

sumber utama air minum

Persentase RT tangga

dengan sumber utama

air minum

PersentaseRT dengan sumber

utama air minum

Persentase RT dengan

sumber utama air minum

Persentase RT dengan

sumber utama air minum

Persentase RT dengan

sumber utama air minum

Persentase RT dengan

sumber utama air minum

Persentase RT dengan

sumber utama air minum

Persentase RT dengan sumber utama air minum

% RT DG Sumber air minum berjarak

ke penampung kotoran terdekat

Air Dalam Kemasan

Air Dalam Kemasan

Leding Leding Mata Air Terlindung

Mata Air Terlindung

Pompa Sumur Sumur Sumur Tak Terlindung

Sumur Terlindung >= 10m

BPS_Aceh 09 BPS_Susenas BPS_Aceh09 Susenas BPS_Aceh 09 BPS_Susenas BPS_Aceh 09 BPS_Aceh 09 BPS_Susenas BPS_Aceh 09 BPS_Aceh 09 BPS_Susenas

2008 2007 2008 2007 2008 2007 2008 2008 2007 2008 2008 2007

ACEH 14.44 6.73 8.89 12.18 4.15 6.71 5.25 14.44 67.91 17.99 41.19 39.38

Aceh Barat 20.27 9.59 5.16 7.72 1.06 6.57 2.82 20.27 70.60 26.07 36.28 31.85

Aceh Barat Daya 3.05 0.89 1.44 6.32 2.93 9.78 14.31 3.05 81.49 18.23 48.13 39.49

Aceh Besar 27.28 9.55 8.30 11.56 0.75 7.26 0.53 27.28 71 14.50 47.72 41.39

Aceh Jaya 30.20 3.66 0.74 0 6.65 0.87 0.71 30.20 88.16 8.80 43.44 29.61

Aceh Selatan 4.65 0.51 7.07 8.82 8.22 17.16 3.81 4.65 62.71 13.24 57.08 30.15

Aceh Singkil 1.41 0.21 5.17 6.72 1.41 2.73 6.88 1.41 71.26 29.32 44.27 59.42

Aceh Tamiang 10 1.20 13.82 17.22 1.51 0.86 15.65 10 72.65 23.03 32.21 72.00

Aceh Tengah 0.34 0.67 24.49 32.02 22.62 36.97 1.96 0.34 16.06 11.20 11.84 70.00

Aceh Tenggara 1.31 1.41 8.96 13.43 9.12 26.77 12.81 1.31 50.21 14.64 39.10 32.18

Aceh Timur 2.84 1.31 5.30 9.82 7.12 5.78 8.64 2.84 75.08 34.53 34.51 47.66

Aceh Utara 6.13 2.17 10.02 7.75 1.34 0.66 2.47 6.13 87.29 29.05 46.83 50.08

Bener Meriah 2.82 0 28.61 35.47 17.23 18.20 0.74 2.82 24.19 8.20 12.44 34.61

Bireuen 8.58 3.75 5.65 6.75 0.84 0 1.30 8.58 87.25 13.05 67.65 38.76

Gayo Lues 0.60 0.05 14.11 16.27 18.14 39.44 1.41 0.60 22.32 5.07 14.91 24.45

Kota Banda Aceh 80.23 62.29 12.83 24.38 0.21 0 0.63 80.23 13.34 0.84 5.04 65.63

Kota Langsa 28.15 13.48 16.08 19.10 1.14 2.05 25.92 28.15 63.34 4.49 22.48 34.84

Kota Lhokseumawe 63.38 26.54 6.41 22.40 0.67 0.50 1.02 63.38 49.40 2.13 25.40 25.84

Kota Sabang 43.43 9.38 37.98 6.78 6.03 0.23 0.27 43.43 9.63 0.51 8.89 26.47

Nagan Raya 0.34 0.70 0.17 0.70 2.37 0.35 0.68 0.34 97.23 30.55 64.03 29.90

Pidie 6.95 2.45 3.61 5.63 1.31 0 9.39 6.95 87.40 23.28 60.85 19.58

Pidie Jaya 10.44 0.70 10.87 58.59 0.69 5.21 0.23 10.44 79.45 21.65 53.79 22.87

Simeulue 4.67 0.57 0.48 0.24 3 1.44 2.12 4.67 59.18 30.13 14.43 20.81

Subulussalam 1.66 0.65 0.78 1.70 1.79 4.24 1.54 1.66 0 36.58 41.39 40.60

100 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Nama Daerah

Proporsi rumah tangga dengan akses ke sanitasi yang layak

Proporsi rumah tangga dengan

akses ke sanitasi yang layak

Proporsi rumah tangga dengan

akses ke sumber air minum yang layak

Proporsi rumah tangga dengan

akses ke sumber air minum yang

layak,

Proporsi rumah tangga dengan

akses ke sumber air minum yang

layak

Proporsi rumah tangga dengan

akses ke sumber air minum yang

layak

Proporsi area hutan

Proporsi penduduk yang

menggunakan bahat (Kayu

Bakar)

BPS_SUSENAS BPS_SUSENAS BPS_DHS BPS_Susenas BPS_SUSENAS_

E BPS_SUSENAS_

E Total Total

2006.07 2007 2007 2007 2006.01 2006.07 DiSHUTBUN BPS_Susenas

ACEH 62.69 60.65 54.72 63.37 62.38 63.63 2007.05 2007

Aceh Barat 44.69 58.05 41.62 55.74 57.20 56.70 58.15 49.76

Aceh Barat Daya 22.40 23.34 55.59 67.89 67.16 53.65 46.23 60.96

Aceh Besar 65.51 65.95 51.34 70.94 70.30 74.01 76.08 71.21

Aceh Jaya 34.38 69.68 53.47 68.80 29.76 42.59 61.05 34.23

Aceh Selatan 28.53 30.16 59.72 61.38 50.88 44.02 64.87 40.91

Aceh Singkil 53.58 46.37 52.69 85.52 70.55

Aceh Tamiang 83.37 82.34 44.61 64.20 64.75 66.17 25.92 64.83

Aceh Tengah 58.22 64.85 76.85 58.85 64.90 58.96 43.97 42.10

Aceh Tenggara 27.94 33.60 60.79 75.46 61.52 57.65 78.51 50.13

Aceh Timur 69.94 64.74 36.93 46.65 47.47 55.21 88.81 50.28

Aceh Utara 78.75 71.61 60.45 58.17 58.14 59.66 45.11 64.41

Bener Meriah 61.94 74.33 65.49 79.60 58.26 69.67 12.12 56.65

Bireuen 81.51 66.68 63.08 81.31 65.88 76.47 65.40 49.41

Gayo Lues 18.75 24.21 79.60 47.60 54.06 67.06 34.16 54.77

Kota Banda Aceh 99.17 99.38 26.88 37.50 75.63 61.04 82.98 69.19

Kota Langsa 91.94 86.68 45.51 77.84 78.71 73.27 0.00 0.21

Kota Lhokseumawe 82.14 84.81 21.14 64.16 72.99 65.82 36.45 10.11

Kota Sabang 78.13 77.60 79.55 85.42 78.39 71.35 0.00 16.51

Nagan Raya 52.29 53.99 57.21 58.23 64.54 69.83 33.74 8.59

Pidie 34.64 71.11 79.44 41.02 64.02

Pidie Jaya 46.03 57.85 55.55 67.83 53.24

Simeulue 23.35 34.29 56.81 43.21 55.58 41.40 60.84

Subulussalam 67.05 35.13 29.33 43.34 68.25

101 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- LAMPRAN 2 :INDIKATOR MDGS DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER DATA

Tabel/Table I.1.1 : LUAS KAWASAN HUTAN DAN PERAIRAN BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN TENTANG PENUNJUKAN KAWASAN HUTAN DAN PERAIRAN SERTA TATA GUNA HUTAN KESEPAKATAN ( TGHK) Sumber/ Source : Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan/ Directorate General of Forestry Planning

Kwas Suaka ALamam Perairan

Kws Suaka ALam Daratan

Total Hutan Lindung Hutan Produksi terbatas

Hutan Produksi Tetap

Hutan Produksi dpt di konversi

Taman Buru Jml Luas daratan kawasan

Jumlah luas kawasan hutan

LUAS DARATAN

LUAS HUTAN

%

Aceh 214,100.00

772,633.00

986,733.00

1,844,500.00 37,300.00 601,280.00

- 80,000.00 3,335,713.00

3,549,813.00

5,675,841

3,862,249 68.05%

% 80% 59% 63% 3,335,713 58.77%

Nasional 3,429,847 19,876,870 23,306,717 31,551,088 22,427,298 36,748,092 22,682,385 167,632 133,453,366 136,883,213

% 40%

Aceh 115,122.15 647,344.82 2,481,442.86 13,331.54 122.781.15 37284,20 84,962.53 3,342,203.90 LUAS DARATAN

LUAS HUTAN %

% 84% 3,862,249.26

5,675,841

3,862,249. 68.05%

INDIKATOR POKOK PEMBRANTASAN TBC TARGET PENCAPAIAN

2008 2007 2006 2005 2004 2003

1 Proporsi Suspek per 100,000

710 539 908 688 559 348

2 Proporsi BTA + diantara Suspek 5 – 15 % 9.2 11.3 8.9 11 11.9 11.5

3 Proporsi BTA + dianta Semua TB Paru Min.65% 77.2 77 79.4 78.6 75.4 63.3

4 Proporsi TB Anak diantara Semua TB 15 % 2.1 07 0.7 0.5 1.2 1.1

5 Case Notification Rate (CNR) per 100,000

86 80 101 102 90.2 65.4

6 Case Detection Rate > 70 % 40.0 35.5 51.9 48.1 40.2 34.1

7 Angka Konversi > 80 % 88 84 84.2 85 81.1 79.3

8 Angka Kesembuhan > 85 %

80.6 80.4 80.3 73.9 79.1

9 Angka Kesuksesan > 85 %

90.6 89.2 87.5 81.7 91.5

Target penurunan angka kesakitan dan kematian akibat TB RPJMN 2010-2014

0 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- DAFTAR SINGKATAN DAN DAFTAR KEPUSTAKAAN

DAFTAR SINGKATAN

A

AI (AcehInfo) V4.1. .............................................. 9

AKBA (Angka kematian BALITA ) ........................... 38

AKI (Angka Kematian Ibu ) ............................... 43

AKI (Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran

hidup ) .............................................................. 45

AMI (Angka kejadian malaria di Aceh

berdasarkan diagnose klinis)........................ 55

APBA ( Anggaran Pendapatan Belanja Aceh). 24

APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Nasional)

......................................................................... 24

APM (Angka Partisipasi Murni) .......................... 24

B

Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong

(BKPG) ................................................................ i

BAPPENAS (Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional) ........................................................... 1

BB/TB (Berat Badan menurut Tinggi Badan) .. 18

BCC (Behaviour Change Communication) ....... 99

BKPG (Bantuan Keuangan Peumakmue

Gampong) ......................................................... 8

BOS ( Biaya Operasional Sekolah) ................... 24

BOS (Bantuan Operasional Sekolah) ............... 75

C

CDR ( Case detection Rate) .............................. 58

CO2 (karbon dioksida) ....................................... 80

CPR (Angka pemakaian kontrasepsi ) .................. 47

CSO ( Civil Society Organization /organisasi

masyarakat madani) .................................... 142

D

deforestasi ( penebangan) ......................... 61, 80

DHS ( Demographic Health Survey) ................ 28

F

FIA (Food Insecurity Atlas) ................................. 7

H

HR ( harm Reducation /dampak buruk) ........ 131

I

IMS (Infeksi Menular Sexual).......................... 131

IMT/U (Indek Masa Tubuh menurut Usia) ..... 18

INPRES (Instruksi Presiden) ............................... 1

IPG (Indek Pembangunan Gender ................... 30

IPM (Index Pembangunan Manusia)................... i

IUD ( Intra Uterine Devise) ............................... 48

J

Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) ........................... i

Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) . i

L

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ............... v

M

MBS ( Manajemen Berbasis Sekolah) .............. 74

MDGs (Tujuan Pembangunan Milenium ) ......... ii

MI ( Madarasah Ibtidaiyah)............................... 24

MIGAS ................................................................ 175

MONEV ( Monitoring dan evaluasi) ................ 142

O

Otonomi Khusus (Otsus) ...................................... i

OTSUS ( otonomi kusus) ................................. 175

P

P1 (Indek kedalaman kemiskinan) ................... 10

P2 (Indek Keparahan Kemiskinan) ........................ 11

PBB (Persatuan Bangsa Bangsa) ........................ 1

PDB (Produk Domestik Bruto) ............................ 7

1 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- DAFTAR SINGKATAN DAN DAFTAR KEPUSTAKAAN

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan

Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium

(RADPPTPM) ................................................. ii, iii

Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) ......................... i

PKPR ( Program Pelayanan Kesehatan Peduli

Remaja ) ......................................................... 77

PMA ( Penanaman Modal Asing) ...................... 15

PMTCT (Preventing Mothers- to -Child

Transmssion) ................................................ 131

PUS (Pasangan Usia Subur 15-49 tahun) ...... 44

R

Rencana Kerja Pemerintah Aceh (RKPA)............ i

Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Aceh (RPJMA) .................................................... i

Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) ............................................. i

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Aceh

(RPJPA) \2005-2025 ......................................... i

RENSTRA (Rencana Strategis) .......................... 38

RI OTSUS MIGAS (Rencana Induk penggunaan

dana otonomi kusus dan dana ................... 175

RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional) ........................................ 2

S

Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) ................ v

SD (Sekolah Dasar) ............................................ 24

SIM (Sistem Informasi Management) .............. 74

SKDI (Survey Kesehatan Demografi Indonesia)

......................................................................... 28

SMA (Sekolah Menengah Atas) ........................ 29

SPM ( Standard Pelayanan Minimum) ............. 77

stakeholder ( pemangku kepentingan)............ 74

T

Tamahan Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas

(TDBH Migas) .................................................... i

TB/U (Tinggi Badan menurut umur) ................ 18

TKPA ( team kerja pendidikan Aceh) ............... 27

TKPPA (Tim Kerja Pendidikan Propinsi Aceh) . 24

TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja) ..... 16

TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) .................. 17

V

VCT ( Voluntary Counceling and Testing) ..... 131

1 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- DAFTAR SINGKATAN DAN DAFTAR KEPUSTAKAAN

DAFTAR KEPUSTAKAAN

The Nosal Institute of Global Health, University of Melbourne. " Situation Analysis for

Women and Children,." 2010.

Aceh, DInas Kesehatan. Rencana Kerja Kesehatan Aceh tahun 2012. Banda Aceh, 2011.

Badan Investasi dan Promosi Aceh. Rencana STrategis Badan Investasi dan Promosi Aceh

2007-2012. Banda Aceh, 2011.

BAPPEDA Aceh. Draft Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Aceh ( RKPA) tahun 2012.

Banda Aceh: Bappeda Aceh, 2011.

—. Peraturan Gubernur Aceh nomor 27 tentang Rencana Kerja Pemerintah Aceh ( RKPA)

tahun 2011. Banda Aceh: Bappeda Aceh, 2010.

—. Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Aceh

2011-2015. Banda Aceh, 2011.

Bappedal Aceh. Rencana Strategis BAPPEDAL Aceh 2007-2018. Banda Aceh, n.d.

Bappenas. Gender Analysis Pathway (GAP): alat Analisis Gender Untuk Perencanan

Pembangunan. Jakarta, September, 2007.

BAPPENAS. Pedoman Penyusunan RAD MDGs. Jakarta, 2010.

BKKBN, DEPKES, BPS, UNICEF. Aceh Province and Nias Island Demographic and Health Survey

Data 2007. Jakarta, 2010.

BPS Propinsi Aceh. "Berita Statistik BPS Aceh, ." July 2011.

Dinas Bina Marga Cipta Karya. Rencna Strategis DInas Bina Marga Cipta Karya 2008-2011 (

Perubahan 2011). Jln Jendral SUdirman ni 1, Banda Aceh, 2011.

DInas Kehutanan dan Perkebunan Aceh. RENCANA PEMBANGUNAN KEHUTANAN PROVINSI

NANGGROE ACEH DARUSSALAM TAHUN 2009. 2009.

Dinas Kesehatan Propinsi Aceh. "Revisi RENSTA Dinas Kesehatan Acehg Tahun 2007-2012."

Januari, 2011.

Dinas Pertanian Aceh. Rencana Strategis Dinas Pertanian Aceh 2007-2012. Banda Aceh,

Februari 2011.

2 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- DAFTAR SINGKATAN DAN DAFTAR KEPUSTAKAAN

Dirjen P2PL, Kementrian Keseharan RI. Rencana Aksi Nasional TB-HIV, Pengendalian

Tuberkulosis 2011-2014. Jakarta: Kementriak Kesehatan RI, 2011.

Harian Waspada on line.

http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=125369:wagub-

perempuan-aceh-alami-degradasi&catid=13:aceh&Itemid=26. 2010.

Imawan, Wynandin. Millenium Development Goal, STatistik dan Indikator Pencapaian,.

Jakarta: Biro Pusat Statistik, April, 2010.

Irhammudin, Dinas Pendidikan Popinsi Aceh. Analysis Indikator Manajemen Pendidikan

2011.

Iskandar. "Presentasi Ka BAPPEDA Aceh pada pertemuan MDGs di Banda Aceh." Banda Aceh,

May 2011.

Islahuddin. "Challenges in Utilizing the HDI in Planning and Budgetting in Aceh." 2010.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan

Penyehatan Lingkungan . "Strategi Nasional Pengendalian TB di Indonesia 2010-2014." 2011.

Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia. Buku Panduan

Kesadaran Bernegara. 2009.

—. Keterwakilan Perempuan 30% di Parlemen. n.d.

Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional / Bappenas. Laporan Pencapaian Tujuan

Pembangunan Milemnium Indonesia 2010. Jakarta: Bappenas, 2010.

Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas. Peta Jalan Percepatan

Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di INdonesia. Jakarta: Bappenas, 2010.

KPAP Aceh. Strategi dan Rencana Aksi Daerah Penanggulangan HIV dan AIDS tahun 2010-

2014. Banda Aceh, 2010.

MOBDUK Aceh. Rencana Strategi Mobduk Propinsi Aceh 207-2012. 2011.

Nursiti, Nurdin El Jodas, Suraiya Kamaruzzaman. Analisi Kerangka Logis ( Logical Framework

Analysis) tahun kerja 2011 - 2015, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Banda Aceh, 2010.

Nursiti, Nurdin El Jodas, SUraiya Kamaruzzaman. "Analisis Kerangka Logis Tahun Kerja 2011-

2015 Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Propinsi Aceh." 2010.

P2KSDM, BAPPEDA Aceh. PPAS 2012. Banda Aceh, 2011.

—. "Rencana Kerja Pembangunan Aceh ( RKPA) 2012." 2011.

3 RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM ACEH 2011- 2015- DAFTAR SINGKATAN DAN DAFTAR KEPUSTAKAAN

P2PL DINKESPROP ACEH. Laporan Pelaksanaan Kegiatan Program Pengendalian HIV/AIDs &

IMS Dinas Kesehatan Aceh tahun 2009 s/d 2010 dan rencana kegiatan tahun 2011. Banda

Aceh: DInkesprop Aced, 5 Januari 2011.

P2PL, Dinkesprop Aceh. Laporan penemuan dan pengobatan Malaria Januari - Desember

2010. Banda Aceh: Dinkesprop Aceh, 2010.

Pemerintah {Propinsi Aceh. "Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2007 - 2012." n.d.

Pemerintah Aceh. "Lampiran Peraturan Gubernur Aceh Nomor26 tahun 2010 tentang

Perubahan Rencana Jangka Menengah Aceh (RPJMA) Tahun 2007-2012." 2010.

Reed, Sheila. Evaluation of the UNIFEM-CIDA “Strengthening Women’s Legal Rights in Aceh,

Indonesia” – Final Report, UNIFEM Regional Office,. Bangkok, September 2009.

Sekretariat Aceh Info, BAPPEDA Aceh. Aceh Info version 4.1 . Banda Aceh, 2010.

Statistik, Biro Pusat. Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial Ekonomi Indonesia.

Jakarta, Mei, 2011.

Tim Koordinasi Pembangunan Pendidikan Aceh. "Strategi Kesetaraan Gender Sektor

Pendidikan Aceh." Juni, 2011.

Tim Rencana Induk OTSSU MIGAS, BAPPEDA Aceh. Rencana Induk Otsus MIGAS, buku

1,2,3,4,5,. Banda Aceh: Bappeda, 2011.

UNDP. Laporan Pembangunan Manusia Aceh 2010. Jakarta, 2010.

World Bank. "Aceh Growth Diagnostic." 2009.

—. "Aceh Poverty Assessment: The impact of the conflict, Tsunami and Reconstruction on

Aceh Poverty." 2008.