Contoh Makalah · Web view2020/11/15 · Peta bencana yang dibuat memakai peta dasar yang berbeda...
Transcript of Contoh Makalah · Web view2020/11/15 · Peta bencana yang dibuat memakai peta dasar yang berbeda...
Makalah SosiologiMitigasi
Bencana-Bencana ALAM
Disusun olehFebryan, XII IPS II
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas curahan berkat dan
penyertaan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah ini dibuat guna memenuhi Tugas Akhir Sosiologi yang mengangkat tema
mitigasi bencana. Tulisan ini mencakup pengertian mitigasi bencana, tujuan dan metode mitigasi
bencana, jenis-jenis mitigasi bencana, bahaya dan pengaruh bencana, kebijakan dan strategi
mitigasi bencana, manajemen mitigasi bencana, dan mitigasi bencana alam yang terjadi di
Indonesia beserta dengan cara penanggulangannya. Di akhir makalah terdapat kesimpulan dan
saran yang ditulis berdasarkan pendapat saya.
Saya menyadari makalah yang saya buat ini tidaklah sempurna. Oleh karena itu, apabila
ada kritik dan saran yang bersifat membangun terhadap makalah ini, saya sangat berterima kasih.
Demikianlah makalah ini disusun. Besar harapan saya makalah ini dapat dibaca dan dapat
berguna untuk kita semua, terlebih untuk siswa/i Efata. Amin.
Tangerang, 19 Februari 2020
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………………i
Daftar Isi…………………………………………………………………………………...ii
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………………1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………..1
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………2
BAB 2 PEMBAHASAN……………………………………………………………………2
2.1 Pengertian Mitigasi Bencana……………………………………………………………..2
2.2 Tujuan dan Metode Mitigasi Bencana……………………………………………………4
2.3 Jenis-Jenis Mitigasi Bencana……………………………………………………………..5
2.4 Bahaya dan Pengaruh Bencana……………………………………………………………6
2.5 Kebijakan dan Strategi Mitigasi Bencana…………………………………………………7
BAB 3 MITIGASI BENCANA ALAM, DAMPAK, DAN PENANGGULANGAN……9
3.1 Banjir………………………………………………………..…………………………….9
3.2 Tanah Longsor……………………………………………………………………………12
3.3 Gempa Bumi………………………………………………………………………………15
3.4 Tsunami……………………………………………………………………………………17
3.5 Gunung Meletus…………………………………………………………………………..19
BAB 4 PENUTUP……………………………………………………………………………21
4.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………...21
4.2 Saran……………………………………………………………………………………….21
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………..22
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bencana merupakan kejadian yang tiba-tiba atau musibah yang besar yang menganggu
susunan dasar dan fungsi normal dari suatu masyarakat (atau komunitas). Satu kejadian atau
serangkaian kejadian yang menimbulkan korban dan atau kerusakan atau kerugian harta benda,
infrastruktur, pelayanan-pelayanan yang penting atau sarana kehidupan pada satu skala yang
brada diluar kapasitas normal dari komunitas-komunitas yang terlAnda untuk mengatasinya.
Bencana kadang kala juga dapat menggambarkan situasi bencana besar dimana pola-pola
normal khidupan (atau ekosistem) teah terganggu dan intervensi-intervensi darurat dan luar biasa
diperlukan untuk menyelamatkan dan mengamankan kehidupan manusia dan atau lingkungan.
Bencana-bencana sering dikategorikan sesuai dengan penyebab-penyebab yang dirasakan dan
kecepatan dampak.
Bencana alam merupakan peristiwa luar biasa yang dapat menimbulkan penderitaan luar
biasa pula bagi yang mengalaminya. Bencana alam juga tidak hanya menimbulkan luka atau
cedera fisik, tetapi juga menimbulkan dampak psikologis atau kejiwaan. Hilangnya harta benda
dan nyawa dari orang-orang yang dicintainya, membuat sebagian korban bencana alam
mengalami stress atau gangguan kejiwaan. Hal tersebut sangat berbahaya terutama bagi anak-
anak yang dapat terganggu perkembangan jiwanya.
Mengingat dampak yang luar biasa terebut, maka penanggulangan bencana alam harus
dilakukan dengan menggunakan prinsip dan cara yang tepat. Selain itu, penanggulangan bencana
alam juga harus menyeluruh tidak hanya pada saat terjadi bencana tetapi pencegahan sebelum
terjadi bencana dan rehabilitas serta rekonstruksi setelah terjadi bencana.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari mitigasi bencana?
2. Apa tujuan dan metode mitigasi bencana?
3. Apa jenis-jenis mitigasi bencana?
4. Apa bahaya dan pengaruh mitigasi bencana?
1
5. Bagaimana kebijakan dan strategi dalam mitigasi bencana?
6. Bagaimana memanajemen mitigasi bencana?
7. Apa langkah-lagkah yang harus dilakukan bila terjadi suatu bencana?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas akhir sosiologi
2. Mengetahui pengertian, jenis-jenis, dan tujuan mitigasi bencana
3. Mengetahui pengaruh-pengaruh, strategi, dan manajemen mitigasi bencana
4. Mengetahui mitigasi bencana banjir, tanah longsor, gempa bumi, tsunami, gunung meletus,
dan cara penanggulangannya
5. Memahami tentang bagaimana tindakan yang kita lakukan apa bila terjadi suatu bencana
6. Menambah wawasan mengenai arti penting mitigasi bencana
2
BAB 2
PEMBAHASAN
1.1 PENGERTIAN MITIGASI BENCANA
a) Menurut Pemerintah
Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman
bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana). Mitigasi didefinisikan sebagai upaya yang ditujukan untuk mengurangi dampak dari
bencana.
b) Definisi Mitigasi Bencana
Mitigasi didefinisikan sebagai upaya yang ditujukan untuk mengurangi dampak dari bencana,
baik bencana alam, bencana ulah manusia maupun gabungan dari keduanya dalam suatu negara
atau masyarakat.
1. Bencana alam yang merupakan suatu serangkaian peristiwa bencana yang disebabkan oleh
fakto alam, yaitu berupa gempa, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin
topan tanah longsor, dll.
2. Bencana sosial merupakan suatu bencana yang diakibatkan oleh manusia, seperti konflik
social, penyakit masyarakat dan teror.
Ada empat hal penting dalam mitigasi bencana, yaitu:
a. Tersedia informasi dan peta kawasan rawan bencana untuk tiap jenis bencana.
b. Sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam menghadapi
bencana, karena bermukim di daerah rawan bencana.
c. Mengetahui apa yang perlu dilakukan dan dihindari, serta mengetahui cara penyelamatan
diri jika bencana timbul, dan
d. Pengaturan dan penataan kawasan rawan bencana untuk mengurangi ancaman bencana.
3
2.2 TUJUAN DAN METODE MITIGASI BENCANA
Tujuan utama (ultimate goal) dari mitigasi bencana adalah sebagai berikut:
a) Mengurangi resiko/dampak yang ditimbulkan oleh bencana khususnya bagi penduduk,
seperti korban jiwa (kematian), kerugian ekonomi (economy costs) dan kerusakan sumber
daya alam.
b) Sebagai lAndasan (pedoman) untuk perencanaan pembangunan.
c) Meningkatkan pengetahuan masyarakat (public awareness) dalam menghadapi serta
mengurangi dampak/resiko bencana, sehingga masyarakat dapat hidup dan bekerja dengan
aman.
Pertimbangan dalam Menyusun Program Mitigasi (khususnya di Indonesia) :
1) Mitigasi bencana harus diintegrasikan dengan proses pembangunan
2) Fokus bukan hanya dalam mitigasi bencana tapi juga pendidikan, pangan, tenaga kerja,
perumahan dan kebutuhan dasar lainnya.
3) Sinkron terhadap kondisi sosial, budaya serta ekonomi setempat.
4) Dalam sektor informal, ditekankan bagaimana meningkatkan kapasitas masyarakat untuk
membuat keputusan, menolong diri sendiri dan membangun sendiri.
5) Menggunakan sumber daya dan daya lokal (sesuai prinsip desentralisasi).
6) Mempelajari pengembangan konstruksi rumah yang aman bagi golongan masyarakat kurang
mampu, dan pilihan subsidi biaya tambahan membangun rumah.
7) Mempelajari teknik merombak (pola dan struktur) pemukiman.
8) Mempelajari tata guna lahan untuk melindungi masyarakat yang tinggal di daerah yang
rentan bencana dan kerugian, baik secara sosial, ekonomi, maupun implikasi politik.
9) Mudah dimengerti dan diikuti oleh masyarakat.
4
2.3 JENIS-JENIS MITIGASI BENCANA
Mitigasi dibagi menjadi dua macam, yaitu mitigasi struktural dan mitigasi non structural.
1. Bencana Struktural
Mitigasi struktural merupakan upaya untuk meminimalkan bencana yang dilakukan melalui
pembangunan berbagai prasarana fisik dan menggunakan pendekatan teknologi, seperti
pembuatan kanal khusus untuk pencegahan banjir, alat pendeteksi aktivitas gunung berapi,
bangunan yang bersifat tahan gempa, ataupun Early Warning System yang digunakan untuk
memprediksi terjadinya gelombang tsunami. Mitigasi struktural adalah upaya untuk mengurangi
kerentanan (vulnerability) terhadap bencana dengan cara rekayasa teknis bangunan tahan
bencana. Bangunan tahan bencana adalah bangunan dengan struktur yang direncanakan
sedemikian rupa sehingga bangunan tersebut mampu bertahan atau mengalami kerusakan yang
tidak membahayakan apabila bencana yang bersangkutan terjadi. Rekayasa teknis adalah
prosedur perancangan struktur bangunan yang telah memperhitungkan karakteristik aksi dari
bencana.
2. Bencana Non-Strukural
Mitigasi non–struktural adalah upaya mengurangi dampak bencana selain dari upaya diatas. Bisa
dalam lingkup upaya pembuatan kebijakan seperti pembuatan suatu peraturan, pembuatan tata
ruang kota, capacity building masyarakat, bahkan sampai menghidupkan berbagai aktivitas lain
yang berguna bagi penguatan kapasitas masyarakat, juga bagian dari mitigasi ini. Kebijakan non
struktural meliputi legislasi, perencanaan wilayah, dan asuransi. Kebijakan non struktural lebih
berkaitan dengan kebijakan yang bertujuan untuk menghindari risiko yang tidak perlu dan
merusak.
Kebijakan mitigasi baik yang bersifat struktural maupun yang bersifat non struktural harus saling
mendukung antara satu dengan yang lainnya.
5
2.4 BAHAYA DAN PENGARUH BENCANA
Bagian paling kritis dari pelaksanaan mitigasi adalah pemahaman penuh akan sifat bencana.
Dalam setiap negara dan dalam setiap daerah, tipe bahaya-bahaya yang dihadapi berbeda-beda.
Beberapa negara rentan terhadap banjir yang lain mempunyai sejarah-sejarah tentang kerusakan
badai tropis, dan yang lain dikenal sebagai daerah gempa bumi. Kebanyakan negara rentan
terhadap beberapa kombinasi dari berbagai bahaya dan semua menghadapi kemungkinan
bencana-bencana teknologi sebagai akibat kemajuan pembangunan industry. Pengaruh dari
bahaya-bahaya yang mungkin muncl dan kerusakan yang mungkin diakibatkan tergatung pada
apa yang ada di daerah itu.
Pemahaman dari bahaya-bahaya alam dan proses-proses yang menyebabkan bahaya-bahaya itu
adalah tanggung jawab dari para ahli seismologi, vulkanologi, klimatologi, hidrologi dan para
ilmuwan lainnya. Pengaruh dari bahaya alam terhadap bangunan-bangunan dan lingkungan
buatan manusia merupakan bahan kajian dari para insinyur dan para ahli resiko. Kematian dan
luka yang disebabkan oleh bencana-bencana dan konsekuensi-konsekuensi dari kerusakan
sehubungan dengan gangguan masyarakat dan dampak-dampaknya terhadap ekonomi menjadi
bidang penelitian bagi para praktisi medis, ekonomi dan ilmu social, ilmu pengetahuan masih
relative muda, contohnya, sebagian besar catatan dari gempa yang menimbulkan kerusakan
dengan menggunakan instrumen-instrumen pembaca gerakan kuat diperoleh kurang lebih tiga
puluh delapan tahun yang lalu, dan hanya semenjak adanya foto satelit badai-badai ropis sudah
bisa secara rutin melacak.
Pemahaman bahaya-bahaya mencakup tentang:
1. Bagaimana bahaya itu muncul.
2. Kemungkinan terjadi dan besarnya.
3. Mekanisme fisik kerusakan.
4. Elemen-elemen dan aktivitas-aktivitas yang paling rentan terhadap pengaruh-pengaruhnya.
5. Konsekuensi-konsekuensi kerusakan.
6
2.5 KEBIJAKAN DAN STRATEGI MITIGASI BENCANA
1) Kebijakan
Berbagai kebijakan yang perlu ditempuh dalam mitigasi bencana, antara lain:
a. Membangun persepsi yang sama bagi semua pihak baik jajaran aparat pemerintah maupun
segenap unsur masyarakat yang ketentuan langkahnya diatur dalam pedoman umum,
petunjuk pelaksanaan dan prosedur tetap yang dikeluarkan oleh instansi yang bersangkutan
sesuai dengan bidang tugas unit masing-masing.
b. Pelaksanaan mitigasi bencana dilaksanakan secara terpadu terkoordinir yang melibatkan
seluruh potensi pemerintah dan masyarakat.
c. Upaya preventif harus diutamakan agar kerusakan dan korban jiwa dapat diminimalkan.
d. Penggalangan kekuatan melalui kerjasama dengan semua pihak, melalui pemberdayaan
masyarakat serta kampanye.
2) Strategi
Untuk melaksanakan kebijakan dikembangkan beberapa strategi sebagai berikut:
a. Pemetaan
Langkah pertama dalam strategi mitigasi ialah melakukan pemetaan daerah rawan bencana. Pada
saat ini berbagai sektor telah mengembangkan peta rawan bencana. Peta rawan bencana tersebut
sangat berguna bagi pengambil keputusan terutama dalam antisipasi kejadian bencana alam.
Meskipun demikian sampai saat ini penggunaan peta ini belum dioptimalkan. Hal ini disebabkan
karena beberapa hal, diantaranya adalah:
1) Belum seluruh wilayah di Indonesia telah dipetakan.
2) Peta yang dihasilkan belum tersosialisasi dengan baik.
3) Peta bencana belum terintegrasi.
4) Peta bencana yang dibuat memakai peta dasar yang berbeda beda sehingga menyulitkan
dalam proses integrasinya.
b. Pemantauan
Dengan mengetahui tingkat kerawanan secara dini, maka dapat dilakukan antisipasi jika
sewaktu-waktu terjadi bencana, sehingga akan dengan mudah melakukan penyelamatan.
7
c. Penyebaran informasi
Penyebaran informasi dilakukan antara lain dengan cara: memberikan poster dan leaflet kepada
Pemerintah Kabupaten/Kota dan Propinsi seluruh Indonesia yang rawan bencana, tentang tata
cara mengenali, mencegah dan penanganan bencana. Memberikan informasi ke media cetak dan
elektronik tentang kebencanaan adalah salah satu cara penyebaran informasi dengan tujuan
meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana geologi di suatu kawasan tertentu.
d. Sosialisasi dan Penyuluhan
Sosialisasi dan penyuluhan tentang segala aspek kebencanaan kepada SATKOR-LAK PB,
SATLAK PB, dan masyarakat bertujuan meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan menghadapi
bencana jika sewaktu-waktu terjadi. Hal penting yang perlu diketahui masyarakat dan
pemerintah daerah ialah mengenai hidup harmonis dengan alam di daerah bencana, apa yang
perlu ditakukan dan dihindarkan di daerah rawan bencana, dan mengetahui cara menyelamatkan
diri jika terjadi bencana.
e. Pelatihan/Pendidikan
Pelatihan difokuskan kepada tata cara pengungsian dan penyelamatan jika terjadi bencana.
Tujuan latihan lebih ditekankan pada alur informasi dari petugas lapangan, pejabat teknis,
SATKORLAK PB, SATLAK PB dan masyarakat sampai ke tingkat pengungsian dan
penyelamatan korban bencana. Dengan pelatihan ini terbentuk kesiagaan tinggi menghadapi
bencana akan terbentuk.
f. Peringatan Dini
Peringatan dini dimaksudkan untuk memberitahukan tingkat kegiatan hasil pengamatan secara
kontinyu di suatu daerah rawan dengan tujuan agar persiapan secara dini dapat dilakukan guna
mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana. Peringatan dini tersebut disosialisasikan
kepada masyarakat melalui pemerintah daerah dengan tujuan memberikan kesadaran masyarakat
dalam menghindarkan diri dari bencana. Peringatan dini dan hasil pemantauan daerah rawan
bencana berupa saran teknis dapat berupa antana lain pengalihan jalur jalan (sementara atau
seterusnya), pengungsian dan atau relokasi, dan saran penanganan.
8
BAB 3
MITIGASI BENCANA ALAM SERTA PENANGGULANGAN
3.1 BANJIR
1. Banjir Air
Penyebab dari banjir ini adalah kondisi air yang meluap di
beberapa tempat, seperti sungai, danau, dan selokan.
Meluapnya air dari tempat-tempat tersebut yang biasanya
menjadi tempat penampungan dan sirkulasinya membuat
daratan yang ada di sekitarnya akan tergenang air.
2. Banjir Rob (Laut Pasang)
Disebabkan oleh pasangnya air laut sehingga menuju ke daratan
sekitarnya. Air pasang ini di laut akan menahan aliran air sungai
yang seharusnya menuju ke laut hingga menyebabkan tanggul jebol.
3. Banjir BAndang
Banjir bAndang tidak hanya membawa air saja tapi material-
material lainnya seperti sampah dan lumpur. Biasanya disebabkan karena bendungan air yang
jebol. Sehingga banjir ini memiliki tingkat bahaya yang lebih tinggi daripada banjir air dan arus
air yang sangat deras.
4. Banjir Lahar
Disebabkan oleh lahar gunung berapi yang masih aktif saat mengalami erupsi
atau meletus.
5 . Banjir Lumpur
Banjir lumpur hampir menyerupai banjir bAndang, tetapi
lebih disebabkan karena keluarnya lumpur dari dalam bumi
yang kemudian menggenangi daratan. Lumpur yang keluar
memiliki kandungan gas-gas kimia berbahaya.
9
3.1.1 MITIGASI SEBELUM, SAAT, SETELAH BANJIR dan DAMPAK, SERTA
PENANGGULANGAN
SAAT TERJADI BANJIR
Hindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret arus banjir.
Matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk mematikan aliran listrik di
wilayah yang terkena bencana.
Segera amankan barang-barang berharga ke tempat yang lebih tinggi.
Jika air terus meninggi, hubungi instansi yang terkait dengan penanggulangan bencana
seperti Kantor Kepala Desa, Lurah ataupun Camat.
Mengungsi ke daerah aman atau posko banjir sedini mungkin saat genangan air masih
memungkinkan untuk dilewati.
SETELAH TERJADI BANJIR
Secepatnya membersihkan rumah. Gunakan antiseptik untuk membunuh kuman penyakit.
Cari dan siapkan air bersih untuk menghindari terjangkitnya penyakit diare.
Waspada terhadap kemungkinan binatang berbisa, seperti ular dan lipan, atau binatang
penyebab penyakit, seperti kecoa, lalat, dan nyamuk.
Usahakan selalu waspada apabila kemungkinan terjadi banjir susulan.
10
MITIGASI DAN UPAYA PENGURANGAN RESIKO BENCANA
Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan.
Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta di daerah banjir.
Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari pemukiman laut.
Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan serta mengurangi
aktifitas di bagian sungai rawan banjir.
DAMPAK BANJIR
Merusak sarana dan prasarana termasuk perumahan, gedung, jalur transportasi putus,
peralatan rumah tangga rusak/hilang.
Menimbulkan penyakit diare, infeksi saluran pernafasan.
Dapat menimbulkan erosi bahkan longsor.
Pencemaran lingkungan.
11
3.2 MITIGASI SEBELUM, SAAT, SETELAH TANAH LONGSOR SERTA
PENCEGAHAN
SEBELUM TERJADI TANAH LONGSOR
Waspada terhadap curah hujan yang tinggi
Persiapkan dukungan logistik
• Makanan siap saji dan minuman
• Lampu senter dan baterai cadangan
• Uang tunai secukupnya
• Obat-obatan khusus sesuai pemakai
Simak informasi dari radio mengenai informasi hujan dan kemungkinan tanah longsor
Apabila pihak berwenang menginstruksikan untuk evakuasi, segera lakukan hal tsb.
SAAT TERJADI TANAH LONGSOR
Apabila Anda di dalam rumah dan terdengar suara gemuruh, segera keluar cari tempat
lapang dan tanpa penghalang
Apabila Anda di luar, cari tempat yang lapang dan perhatikan sisi tebih atau tanah
yang mengalami longsor
SESUDAH TERJADI TANAH LONGSOR
Jangan segera kembali kerumah, perhatikan apakah longsor susulan masih akan terjadi
12
Apabila Anda diminta untuk membantu proses evakuasi, gunakan sepatu khusus dan
peralatan yang menjamin keselamatan
Perhatikan kondisi tanah sebagai pijakan yang kokoh bagi langkah
Apabila harus menghadapi reruntuhan bangunan untuk menyelamatkan korban, pastikan
tidak menimbulkan dampak yang lebih buruk
PENCEGAHAN TANAH LONGSOR
Jangan mencetak sawah dan membuat kolam pada lereng bagian atas di dekat pemukiman.
Buatlah terasering (sengkedan) ada lereng yang terjal bila membangun permukiman.
Segera menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk kedalam tanah
melalui retakan. Jangan melakukan penggalian di bawah lereng terjal.
Jangan menebang pohon di lereng. Jangan membangun rumah di bawah tebing.
Jangan mendirikan permukiman di tepi lereng yang terjal. Pembangunan rumah yang
benar di lereng bukit.
13
Jangan mendirikan bangunan di bawah tebing yang terjal. Pembangunan rumah yang
salah di lereng bukit.
Jangan memotong tebing jalan menjadi tegak. Jangan mendirikan rumah di tepi sungai
yang rawan erosi.
14
3.3 MITIGASI SEBELUM, SAAT, SETELAH GEMPA BUMI
SEBELUM TERJADI GEMPA BUMI
Bangun rumah tahan gempa atau RTG. Tidak harus mahal, namun rumah dengan
konstruksi bagus dan kuat dapat terhindar dari roboh saat gempa terjadi.
Pastikan perabotan Anda disimpan dalam kondisi aman
Siapkan kotak P3K dan senter dilengkapi baterai di rumah Anda. Itu sangat berfungsi
ketika terluka saat gempa atau jika membutuhkan penerangan saat gempa di malam hari
Pelajari jalur evakuasi pada tempat tinggal Anda. Terutama yang berada di pesisir pantai
Jangan lupa selalu sediakan uang kas untuk kebutuhan saat bencana terjadi. Karena tidak
jarang, gempa membuat mesin ATM rusak
Hindari membangun rumah di zona rawan likuifaksi atau di wilayah rawan longsor
Pastikan Anda membeli tenda atau kemah untuk menyiapkan diri saat di pengungsian
Melakukan latihan yang dapat bermanfaat dalam menghadapi reruntuhan saat gempa bumi
seperti menunduk, perlindungan terhadap kepala, berpegangan, ataupun dengan
bersembunyi di bawah meja
Menyiapkan alat pemadam kebakaran, alat keselamatan, dan persediaan obat-obatan.
Memperhatikan daerah rawan gempa bumi dan aturan seputar penggunaan lahan yang
dikeluarkan oleh pemerintah.
15
SAAT TERJADI GEMPA
Jangan panik dan selalu optimis bahwa Anda dan keluarga dapat selamat. Tidak lupa
berdoa
Saat gempa terjadi dan posisi Anda di dalam ruangan, berlindung pada tempat yang kuat.
Di bawah meja atau tempat yang aman untuk berlindung, atau segera keluar ruangan jika
memungkinkan
Jangan gunakan lift jika gempa terjadi
Jika di luar ruangan, hindari tiang listrik, pohon atau bangunan yang mudah roboh
Pastikan tanah yang Anda pijak tidak mengalami erosi
Jika berada di kendaraan, segera menepi dan turun
Prinsip 20:20:20 Saat terjadi gempa dengan lama 20 detik, Anda harus mengungsi dalam
waktu 20 menit pada ketinggian 20 meter
SETELAH TERJADI GEMPA BUMI
Keluar dari dalam ruangan setelah terjadi gempa. Pastikan lihat ke atas dan waspada benda
yang jatuh
Segera cari informasi pusat gempa untuk mendapatkan informasi apakah gempa
berpotensi tsunami
Jangan kembali ke ruangan usai gempa, karena memungkinkan gempa susulan
Jika potensi tsunami tidak ada, namun gempa susulan masih ada dan cukup besar, bangun
tenda darurat
Hindari merokok di tenda darurat, terutama tenda tersebut ada anak-anak dan perempuan
Jaga psikologi anak. Hibur dia, jangan membuat dia panik. Bawakan permainan
kesukaannya
Jangan mudah percaya isu yang belum pasti kebenarannya seperti isu gempa susulan,
tsunami, dan lainnya.
16
3.4 MITIGASI SEBELUM, SAAT, SETELAH TSUNAMI dan DAMPAK, SERTA
PENANGGULANGAN
SEBELUM TERJADI TSUNAMI
Kenalilah tAnda-tAnda terjadinya tsunami. Tsunami biasanya didahului oleh gempa
besar yang paling tidak berkekuatan 6,5 skala richter. Sebelum gelombang tsunami
datang, air laut akan surut melewati garis pantai normal dan biasanya akan tercium juga
aroma garam yang menyengat.
Jika Anda tinggal di tepi pantai, ketahuilah jalur evakuasi ke tempat yang aman jika
tsunami terjadi. Seperti jalur tercepat ke tempat tinggi yang tidak terjangkau oleh
gelombang tsunami atau pilihlah gedung tinggi (minimal 3 lantai) dengan kontruksi yang
kuat.
Waspadalah selalu karena bencana tsunami akan datang secara tiba-tiba.
SAAT TERJADI TSUNAMI
anganlah panik. Anda harus bertindak cepat saat tsunami datang. Kepanikan akan
menghambat Anda untuk berpikir dengan jernih dalam mencari jalan keluar.
Bergeraklah sesuai dengan jalur evakuasi tsunami. Jika Anda tidak mengetahui jalur
evakuasi, bergeraklah ke tempat yang lebih tinggi (ingat ketinggian genangan air akibat
gelombang tsunami bisa mencapai 24 meter).
17
Jika Anda yakin bahwa tAnda-tAnda yang Anda temui adalah tAnda-tAnda terjadinya
gelombang tsunami, peringatkan semua orang. Ajaklah keluarga dan orang-orang
sekitarmu ikut menyelamatkan diri.
Jika tidak menemukan dataran tinggi, carilah gedung yang konstruksinya kuat. Paling
tidak terdiri atas tiga lantai. Jangan pilih gedung yang kelihatan rapuh dan tua.
Berlindunglah di lantai yang aman, dan tunggu hingga keadaan membaik.
Jika gelombang tsunami menghanyutkan Anda, carilah benda-benda terapung yang dapat
dijadikan rakit, misalnya batang pohon. Usahakan tidak meminum air laut dan tetep di
permukaan air untuk bernapas.
Jika gelombang membawa Anda ke tempat yang tinggi, misalnya atap rumah, cobalah
bertahan di situ dan tunggu hingga air surut dan keadaan tenang.
SESUDAH TERJADI TSUNAMI
Usahakan untuk tetap tenang dan kuatkan hati Anda untuk menghadapi kenyataan
Setelah air surut, Anda mungkin berniat untuk kembali ke rumah, namun ikuti imbauan
regu penyelamat dan jangan melewati jalan-jalan yang rusak
Jika Anda telah sampai di rumah, jangan langsung masuk. Waspadai jika ada bagian
rumah yang roboh atau lantai yang licin. Jangan lupa mengecek anggota keluarga Anda
satu per satu
Hindari instalasi dan kabel listrik untuk menghindari sengatan listrik
Sesudah bencana tsunami banyak orang yang mengalami tekanan fisik maupun mental.
Berikanlah dukungan pada keluarga dan teman-teman Anda, terutama yang melangami
banyak penderitaan, pengalaman mengerikan dan kehilangan
Jagalah kesehatan Anda sendiri dengan pola makan yang baik dan istirahat yang cukup,
sehingga Anda dapat membantu orang lain.
18
3.5 MITIGASI SEBELUM, SAAT, SETELAH GUNUNG MELETUS
SEBELUM TERJADI GUNUNG MELETUS
Sadar jarak dan level kerawanan lokasi rumahmu dengan gunung berapi
Tetap memantau berita tentang status gunung berapi yang berada di dekat tempat tinggal
Mempelajari tahapan proses gunung berapi ketika akan meletus sehingga kamu lebih
siaga dan tahu kapan harus mengevakuasi diri
Simak dan ikuti arahan dari petugas berwenang tentang status dan radius aman dari
puncak gunung berapi
Hapalkan jalur-jalur evakuasi dan tempat perlindungan yang biasanya sudah ditentukan
oleh pihak berwenang, jika sewaktu-waktu gunung meletus kamu tidak panik dan
kebingungan karena sudah tahu kemana harus menyelamatkan diri
Jika status gunung berapi meningkat, ajak keluargamu untuk menyiapkan segala
keperluan penting sebelum terjadi letusan. Makanan, minuman, uang tunai, obat-obatan
P3K, senter dan radio yang menggunakan baterai, baterai ekstra, pakaian hangat/selimut,
masker, kantung tidur, dan kemas dalam satu tas ransel agar bisa langsung dibawa saat
proses evakuasi
Gunakan masker sekali pakai, pilih yang kerapatannya tinggi seperti N95 yang mampu
menghalangi 95% partikel yang masuk ke hidung. Siapkan juga kacamata pelindung.
19
Diskusikan dengan orang-orang di rumahmu rencana untuk tetap berkomunikasi selama
evakuasi saat erupsi terjadi
SAAT TERJADI GUNUNG MELETUS
Patuhi perintah evakuasi dari pihak berwenang, tinggalkan tempat yang tak aman, segera
menuju ke titik kumpul, jangan bandel untuk tidak mengikuti petunjuk yang justru dapat
merugikan diri sendiri
Hindari arah angin yang searah dengan abu vulkanik agar tidak terkena hujan abu
Hindari daerah lereng gunung, sungai, aliran lahar dan lembah yang dapat berisiko
terkena material dari gunung berapi
Pakailah masker, pakaian tertutup, topi, kacamata pelindung. Jika kondisi mendesak tak
ada masker, pakai kain (basah) untuk menutupi mulut dan hidung agar terhindar dari
menghirup debu vulkanik
Hindari menggunakan lensa kontak
Tetap berlindung di tempat aman, jangan beraktivitas di luar dalam waktu lama
Tetap dan pantau keluarga untuk tetap bersama saat evakuasi.
SETELAH TERJADI GUNUNG MELETUS
Pantau perkembangan kondisi terkini lewat radio.
Hindari tempat yang terkena hujan abu karena partikel-partikel dari abu tersebut dapat
merusak paru-paru
Hindari aliran sungai saat baru selesai erupsi gunung berapi
Saat kondisi telah aman, mulailah membersihkan atap rumah dari abu vulkanik karena
jika tertimbun di atap, dapat menjadi beban tambahan yang berisiko merubuhkan rumah.
Lakukan dengan hati-hati
Hindari menyalakan AC jika ruangan rumah belum bersih dari abu vulkanik.
Mesin mobil dapat rusak jika terkena paparan abu vulkanik, sebisa mungkin
menggunakan kendaraan lain saat keluar rumah.
20
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas saya dapat menarik kesimpulan bahwa mitigasi bencana adalah sebuah
upaya untuk memperingan suatu dampak dari terjadinya bencana. mitigasi bencana harus benar-
benar dilakukan ketika terjadi suatu bencana baik banjir, tanah longsor, gempa bumi, tsunami,
dan gunung meletus. Mitigasi bencana juga harus benar-benar direncanakan sematang mungkin
agar dalam pelaksanaan dilapangan dapat berjalan dengan baik.
4.2 Saran
Dalam mitigasi bencana sebaiknya dilakukan dengan kerja sama yang baik antara pihak
pemerintah dan pihak masyarakat agar semua pihak tidak kesulitan/menderita pada saat terjadi
bencana.
Untuk kesempurnaan dari makalah ini saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari teman-
teman terlebih oleh Ibu Anike selaku guru sosiologi saya.
21
DAFTAR PUSTAKA
https://moondoggiesmusic.com/arti-mitigasi-tujuan-dan-manfaat/
https://geotimes.co.id/opini/menajamkan-mitigasi-bahaya-alam/
https://ditjenbinaadwil.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/06/Kebijakan-dan-Strategi-
Mitigasi Bencana.pdf
https://republika.co.id/berita/pydjht282/mengenal-jenis-dan-karakteristik-bencana-di-indonesia
https://bpbd.purbalinggakab.go.id/?page_id=228
http://gunungapikoe.blogspot.com/2014/04/langkah-langkah-mitigasi-bencana-gunung.html
http://geo-grafiku.blogspot.com/2014/04/mitigasi-bencana-gunung-berapi.html
https://www.brilio.net/creator/tindakan-yang-dilakukan-sebelum-saat-setelah-gunung-berapi-
meletus-0a2570.html#
https://www.tribunnews.com/sains/2019/11/15/apa-yang-harus-dilakukan-sebelum-sesaat-dan-
sesudah-gempa-bumi
http://syafiraistyani.blogspot.com/2012/11/mitigasi-tsunami.html
https://www.its.ac.id/news/2020/01/07/mitigasi-komperehensif-bencana-banjir/
http://kami-pelongsor-tanah.blogspot.com/2014/04/tindakan-mitigasi-bencana-alam-tanah.html
22