Contoh Makalah Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi

23
CONTOH MAKALAH PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA REFORMASI A. PENGERTIAN PARADIGMA Pengertian Paradigma yaitu sumber nilai, kerangka pikir, orientasi dasar, sumber asas serta arah dan tujuan dari suatu perkembangan, perubahan serta proses dalam suatu bidang tertentu termasuk dalam bidang reformasi. B. PENGERTIAN REFORMASI Reformasi berasal dari kata reformation dengan kata dasar reform yang memiliki arti perbaikan, pembaruan, memperbaiki dan menjadi lebih baik (Kamus Inggris-Indonesia, An English- Indonesian Dictionary, oleh John M. Echols dan Hassan Shadily 2003 dalam Setijo, 2009). Secara umum reformasi di Indonesia dapat diartikan sebagai melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dengan cara menata ulang hal-hal yang telah menyimpang dan tidak sesuai lagi dengan kondisi dan struktur ketatanegaraan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. C. TUJUAN REFORMASI Tujuan reformasi dapat disebutkan sebagai berikut: 1. Melakukan perubahan secara serius dan bertahap untuk menemukan nilai-nilai baru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; 2. Menata kembali seluruh struktur kenegaraan, termasuk perundangan dan konstitusi yang menyimpang dari arah perjuangan dan cita-cita seluruh masyarakat bangsa; 3. Melakukan perbaikan di segenap bidang kehidupan baik politik, ekonomi, sosial budaya, maupun pertahanan keamanan;

Transcript of Contoh Makalah Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi

Page 1: Contoh Makalah Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi

CONTOH MAKALAH PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA REFORMASI

A.    PENGERTIAN PARADIGMA

Pengertian Paradigma yaitu sumber nilai, kerangka pikir, orientasi dasar, sumber

asas serta arah dan tujuan dari suatu perkembangan, perubahan serta proses dalam

suatu bidang tertentu termasuk dalam bidang reformasi.

B.     PENGERTIAN REFORMASI

Reformasi berasal dari kata reformation dengan kata dasar reform yang memiliki

arti perbaikan, pembaruan, memperbaiki dan menjadi lebih baik (Kamus Inggris-

Indonesia, An English-Indonesian Dictionary, oleh John M. Echols dan Hassan Shadily

2003 dalam Setijo, 2009). Secara umum reformasi di Indonesia dapat diartikan sebagai

melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dengan cara menata ulang hal-hal yang

telah menyimpang dan tidak sesuai lagi dengan kondisi dan struktur ketatanegaraan

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

C.    TUJUAN REFORMASI

Tujuan reformasi dapat disebutkan sebagai berikut:

1.      Melakukan perubahan secara serius dan bertahap untuk menemukan nilai-nilai baru

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara;

2.      Menata kembali seluruh struktur kenegaraan, termasuk perundangan dan konstitusi

yang menyimpang dari arah perjuangan dan cita-cita seluruh masyarakat bangsa;

3.      Melakukan perbaikan di segenap bidang kehidupan baik politik, ekonomi, sosial

budaya, maupun pertahanan keamanan;

4.      Menghapus dan menghilangkan cara-cara hidup dan kebiasaan dalam masyarakat

bangsa yang tidak sesuai lagi dengan tuntutan reformasi, seperti KKN, kekuasaan

sewenang-wenang atau otoriter, penyimpangan, dan penyelewengan yang lain.

D.    SYARAT-SYARAT REFORMASI

Adapun ketentuan atau syarat-syarat yang bisa menyatakan suatu kondisi reformasi

adalah sebagai berikut.

a.       Telah terjadi penyimpangan dan penyelewengan dalam pelaksanaan kehidupan di

bidang ketatanegaraan, termasuk bidang perundang-undangan dan hukum.

b.      Penyelenggara negara telah menggunakan kewenangannya secara otoriter di luar etika

kenegaraan melaui tindakan yang sangat merugikan dan menekan kehidupan rakyat

keseluruhan.

Page 2: Contoh Makalah Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi

c.       Telah semakin melemahnya kondisi kehidupan ekonomi seluruh warga masyarakat

bangsa sebagai akibat krisis multidimensi yang berkepanjangan dan terus-menerus.

d.      Perlunya langkah-langkah penyelamatan dalam segenap bidang kehidupan, khususnya

yang menyangkut hajat hidup rakyat banyak.

e.       Reformasi harus menggunakan landasan kerohanian berupa falsafah dasar negara

Pancasila.

E.     DAMPAK REFORMASI

1.      Dampak Negatif

Reformasi yang telah terjadi di tengah masyarakat Indonesia sejak 1998

menghendaki perubahan mendasar. Agenda reformasi melalui berbagai ketetapan

MPR dan berbagai perundangan-undangan yang baru, tetapi setelah berlangsung lebih

dari lima tahun lamanya, terasa bahwa reformasi berjalan secara belum terarah.

Bangsa Indonesia pada saat ini justru sedang mengalami ketidakharmonisan ,

tanpa orientasi sehingga sangat mudah mengarah kepada jurang disintergasi. Bila

dinilai kembali kepada kondisi sebelum reformasi maka tampak kekuasaan yang pada

waktu dahulu, bersifat otoriter, sekarang harus bersifat demokratis, pemerintahan

yang terpusat harus menjadi desentralisasi. Pemerintahan yang bersifat tertutup dan

penuh larangan serta pengawasan seharusnya menjadi lebih terbuka dan transparan,

serta kebebasan.

Kebebasan yang bertanggung jawab dan secara tegas melalui konsep-konsep yang

terarah dapat membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik. Rasionalitas dan

objektivitas telah tersisihkan sehingga muncul egoisme, perseorangan maupun

kelompok tanpa mengindahkan etika, moral, norma, dan hukum yang ada. Politik

kekerasan banyak bermunculan dan berkembang mewarnai kehidupan baru dalam

masyarakat sehingga sulit mengatasi maupun mengontrolnya. Polusi kepentingan

justru menambah keruwetan dalam kehidupan bermasyarakat bangsa dan bernegara.

Oleh karena itu, hal-hal seperti ini harus segera diatasi dan dihapuskan.

2.      Dampak Positif

Munculnya suasana baru yang bisa kita saksikan di antaranya terdapat kebebasan

pers, kebebasan akademis, kebebasan berorganisasi, dan lain-lain yang selama ini

belum pernah ada, termasuk kebeasan pemikiran dlam memperjuangkan pembebasan

tahanan politik maupun narapidana politik. Hal ini bisa dinilai sebagai lambang dari

suatu era kebeasa berpolitik di Indonesia.

Page 3: Contoh Makalah Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi

Timbulnya kesadaran baru bahwa masyarakat bisa bertindak dan berbuat sesuatu

serta melakukan perubahan-perubahan diantaranya pendobrakan atas rasa ketakutan

politik, pendobrakan terhadap proses pembodohan yang telah berlangsung hampir

lebih adri tiga puluh tahun.

Dengan pengalaman baru bereformasi, masyarakay Indonesia, khususnya para

mahasiswa mulai sadar dan memiliki serta dapat memperjuangkan politik mereka

yang benar-benar dapat membawa ke arah perubahan positif. Kesadaran baru ini

penting sekali artinya dalam rangka perjuangan selanjutnya menuju reformasi yang

total dan menyeluruh.

F.   HASIL REFORMASI

Pendapat dan penilaian terhadap reformasi masih banyak yang bersifat vokal,

terutama dari kalangan bawah yang sangat mendambakan hasil reformasi bagi

perbaikan kondisi kehidupan yang tentunya telah serba pembaharuan, tetapi hasil ini

pun belum banyak menunjukkan kemajuan dan perubahan ke arah yang lebih baik.

Reformasi memang hal yang tidak mudah dalam pencapaiannya, tetapi juga

cukup banyak makan waktu. Selama jangka waktu lebih dari lima tahun masa

reformasi telah terjadi tiga kali pergantian presiden, kemudian dalam rangka

pencalonan presiden berikutnya akan dipilih melalui sistem ketatanegaraan yang baru.

Pemilihan dilakukan secara langsung oleh rakyat berdasarkan hati nurani meskipun

banyak hambatan yang dihadapi. Dengan contoh seperti pemilu, pemilu pilkada pada

jakarta saat ini. Pemilu seharusnya berjalan secara kondusif tetapi tidak untuk pada

jakarta. Banyak yang tidak berjalan secara teratur.

Banyak sorotan tajam dari masyarakat luas dewasa ini, yaitu penegak hukum,

pencegahan maupun penindakan terhadap KKN lama maupun yang muncul semasa

reformasi karena hal tersebut karena hal tersebut menyangkut tentang ketertiban

masyarakat. Seperti di Indonesia, sangat didambakan lahirnya good governance yang

mampu menangani apapun masalah krisis yang belum selesai hal ini juga dibantu

dengan seluruh masyarakat memalui organisasi kemasyarakat maupun nonpemerintah

yang pada saat ini ikut membantu dan membangun kemampuan good governance.

G.      PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA REFORMASI

Pada saat gerakan reformasi terjadi pada Indonesia, banyak politik yang

menjalakan tugasnya secara menyimpang dan tidak bertanggung jawab dengan

menggunakan hasil masyarakat Indonesia atau dengan kata lain melakukan tindakan

korupsi (KKN). Indonesia berusaha dan ingin mengadakan suatu gerakan perubahan,

Page 4: Contoh Makalah Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi

yakni dengan menghayati, meyakini, dan mengamalkan kembali kehidupan berbangsa

dan bernegara agar terwujudnya masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera,

masyarakat bermartabat kemanusiaan dan cinta tanah air yang menghargai hak-hak

asasi manusia, masyarakat yang demokratis bermoral religius dan beradab.

Kenyataan yang terjadi, gerakan reformasi dimanfaatkan oleh para elit

politik demi memperoleh kekuasaannya, sehingga tidak mengherankan bila banyak

terjadi perbenturan kepentingan pribadi politik tersebut. Gerakan reformasi ini

membuat bangsa Indonesia, semakin sengsara dan berdampak pada social, politik,

ekonomi terutama kemanusiaan. Berbagai gerakan muncul disertai dengan akibat

tragedi kemanusiaan yang banyak menelan korban jiwa penerus bangsa sebagai rakyat

kecil yang tidak berdosa dan mendambakan perdamaian, ketentraman, dan

kesejahteraan.

Kondisi ekonomi semakin menyedihkan, banyak perusahaan atau perbankan

mengalami kebangkrutan yang tidak lain akan menyebabkan PHK dan pengangguran

secara besar-besaran terjadi. Rakyat benar-benar merintih dan menjerit yang

kehidupan kesehariannya sangat memprihatinkan karena kesulitan untuk memenuhi

kebutuhan makan sehari-hari. Namun dalam hal ini kalangan elit politik serta pelaku

politik seakan menutup kedua telinga mereka tanpa mempedulikan kesengsaraan

mereka.

Namun bangsa Indonesia masih memiliki sebuah keyakinan akan nilai-nilai yang

berakar dari pandangan hidup bangsa Indonesia sendiri, yaitu nilai-nilai pancasila.

Reformasi adalah menata kehidupan bangsa dan negara dalam suatu sistem negara di

bawah nilai-nilai Pancasila, bukan menghancurkan dan membubarkan bangsa dan

negara Indonesia. Reformasi yang dilakukan bangsa Indonesia tidak akan

menghancurkan nilai-nilai Pancasila itu sendiri. Bahkan pada hakikatnya reformasi

adalah mengembalikan tatanan kenegaraan ke arah yang sumber nilai yang

merupakan sebuah panggung kehidupan bersama bangsa Indonesia, yang selama ini

diselewengkan demi kekuasaan sekelompok orang, baik pada masa orde lama maupun

masa orde baru.

Menurut landasan historisnya, sumber nilai serta sumber norma yang fundamental

dari negara Indonesia yaitu Pancasila, yang mempunyai nilai Ketuhanan,

Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan serta ada secara objektif dan

melekat pada bangsa Indonesia sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Maka

dalam kehidupan politik yang sedang melakukan reformasi bukan berarti akan

Page 5: Contoh Makalah Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi

mengubah cita-cita, dasar nilai, serta pandangan hidup bangsa melainkan menata

kembali dalam suatu platform yang bersumber pada nilai-nilai Pancasila dalam

berbagai segala bidang reformasi, antara lain dalam bidang hukum, politik, ekonomi,

serta bidang-bidang lainya. Sebuah reformasi harus memiliki tujuan, dasar, cita-cita

serta platform yang jelas bagi bangsa Indonesia nilai-nilai Pancasila itulah yang

merupakan paradigma Reformasi.

1.   Gerakan Reformasi

Pada pelaksanaan GBHN 1998 pada PJP II Pelita ke tujuh ini, bangsa Indonesia

menghadapi krisis ekonomi yang hebat, sehingga menyebabkan stabilitas ekonomi

makin ambruk dan menyebar luasnya tindakan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme pada

hampir semua instansi pemerintahan serta penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang

para petinggi negara yang membuat rakyat semakin menderita.

Pancasila yang pada dasarnya sebagai sumber nilai, dasar moral etik bagi negara

dan aparat pelaksana negara digunakan sebagai alat legitimasi politik, semua tindakan

dan kebijakan mengatasnamakan Pancasila, kenyataannya tindakan dan kebijakan

tersebut sangat bertentangan dengan Pancasila.

Klimaks dari keadaan tersebut ditandai dengan hancurnya ekonomi nasional,

sehingga muncullah gerakan masyarakat yang dipelopori oleh mahasiswa, cendekiawan

dan masyarakat sebagai gerakan moral politik yang menuntut adanya Reformasi di

segala bidang terutama bidang hukum, politik, ekonomi, dan pembangunan.

Awal dari gerakan Reformasi bangsa Indonesia, yakni dengan mundurnya Presiden

Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998, yang kemudian digantikan oleh Prof. Dr. B.J

Habibie. Kemudian diikuti dengan pembentukan Kabinet Reformasi Pembangunan.

Dalam pemerintahan Habibie, melakukan reformasi secara menyeluruh terutama

pengubahan pada 5 paket UU. Politik tahun 1985, kemudian diikuti dengan reformasi

ekonomi yang menyangkut perlindungan hukum sehingga perlu diwujudkan UU Anti

Monopoli, UU Persaingan Sehat, UU Kepailitan, UU Usaha Kecil, UU Bank Sentral, UU

Perlindungan Konsumen, UU Perlindungan Buruh, dan lain sebagainya (Nopirin dalam

Kaelan, 1998:1). Dan dengan demikian, reformasi harus juga diikuti reformasi hukum

bersama aparat penegaknya serta reformasi pada pemerintahan.

Susunan DPR dan MPR harus mengalami reformasi yang dilakukan melalui

Pemilu. Reformasi terhadap UU Politik harus dapat menjadikan para elit politik dan

pelaku politik bersifat demokratis, yang mau mendengar penderitaan masyarakat dan

mampu menjalankan tugasnya dengan benar.

Page 6: Contoh Makalah Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi

a.      Gerakan Reformasi dan Ideologi Pancasila

Dalam kenyataannya, bangsa Indonesia telah salah mengartikan makna dari

sebuah kata Reformasi, yang saat ini menimbulkan gerakan yang mengatas namakan

Reformasi, padahal gerakan tersebut tidak sesuai dengan pengertian dari Reformasi.

Contohnya, saat masyarakat hanya bisa menuntut dan melakukan aksi-aksi anarkis

yang pada akhirnya terjadilah pengerusakan fasilitas umum, sehingga menimbulkan

korban yang tak bersalah. Oleh karena itu dalam melakukan gerakan reformasi,

masyarakat harus tahu dan paham akan pengertian dari reformasi itu sendiri, agar

proses menjalankan reformasi sesuai dengan tujuan reformasi tersebut.

Secara harfiah reformasi memiliki makna yaitu suatu gerakan untuk memformat

ulang, menata ulang atau menata kembali hal-hal yang menyimpang untuk

dikembalikan pada format atau bentuk semula sesuai dengan nilai-nilai ideal yang

dicita-citakan rakyat (Riswanda dalam Kaelan, 1998).

b.      Pancasila sebagai Dasar Cita-cita Reformasi

Pancasila merupakan dasar filsafat negara Indonesia, sebagai pandangan hidup

bangsa Indonesia, namun ternyata Pancasila tidak diletakkan pada kedudukan dan

fungsinya. Pada masa orde lama pelaksanaan negara mengalami penyimpangan dan

bahkan bertentangan dengan Pancasila. Presiden seumur hidup yang bersifat diktator.

Pada masa orde baru, Pancasila hanya sebagai alat politik oleh penguasa. Setiap warga

yang tidak mendukung kebijakan penguasa dianggap bertentangan dengan Pancasila.

Oleh karena itu, gerakan reformasi harus dimasukkan dalam kerangka Pancasila,

sebagai landasan cita-cita dan ideologi negara Indonesia, agar tidak terjadi anarkisme

yan menyebabkan hancurnya bangsa dan negara Indonesia.

2.   Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Hukum

Dalam era reformasi akhir-akhir ini seruan dan tuntutan rakyat terhadap

pembaharuan hukum sudah merupakan suatu keharusan karena proses reformasi yang

melakukan penataan kembali tidak mungkin dilakukan tanpa melakukan perubahan-

perubahan terhadap peraturan perundang-undangan. Kerusakan subsistem hukum

yang terjadi pada masa orde baru yang sangat menentukan dalam berbagai bidang

misalnya politik, ekonomi, dan bidang lainnya maka bangsa Indonesia ingin melakukan

suatu reformasi, menata kembali kerusakan subsistem yang mengalami kerusakan

tersebut.

a.       Pancasila sebagai Sumber Nilai Perubahan Hukum

Page 7: Contoh Makalah Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi

Pancasila merupakan cita-cita hukum, kerangka berpikir, sumber nilai serta sumber

arah penyusunan dan perubahan hukum positif di Indonesia. Pancasila berfungsi

sebagai paradigma hukum terutama dalam kaitannya berbagai macam upaya

perubahan hukum, atau Pancasila harus merupakan paradigma dalam suatu

pembaharuan hukum. Agar hukum berfungsi sebagai pelayanan kebutuhan

masyarakat maka hukum harus senantiasa diperbaharui agar aktual atau sesuai

dengan keadaan serta kebutuhan masyarakat yang dilayaninya dan dalam

pembaharuan hukum yang terus menerus tersebut Pancasila harus tetap sebagai

kerangka berpikir, sumber norma dan sumber nilai-nilainya.

Pancasila dapat memenuhi fungsi konstitutif maupun fungsi regulatif. Dengan fungsi

regulatifnya Pancasila menentukan dasar suatu tata hukum yang memberi arti dan

makna bagi hukum itu sendiri sehingga tanpa dasar yang diberikan oleh Pancasila

maka hukum akan kehilangan arti dan maknanya itu sendiri.

Sumber hukum meliputi dua macam pengertian. Pertama, sumber formal hukum,

yaitu sumber hukum ditinjau dari bentuk dan tata cara penyusunan hukum. Kedua,

sumber material hukum, yaitu suatu sumber hukum yang menentukan materi atau

suatu isi suatu norma hukum. Pancasila menentukan isi dan bentuk peraturan

perundang-undangan Indonesia yang tersusun secara hierarkis. Selain sumber yang

terkandung dalam Pancasila reformasi dan pembaharuan hukum juga harus

bersumber pada kenyataan empiris yang ada dalam masyarakat terutama dalam

wujud aspirasi-aspirasi yang dikehendakinya. Oleh karena itu, dalam reformasi hukum

dewasa ini selain Pancasila sebagai paradigma pembaharuan hukum yang merupakan

sumber norma dan sumber nilai, terdapat unsur pokook yang justru tidak kalah

pentingnya yaitu kenyataan empiris yang ada dalam masyarakat.

b.      Dasar Yuridis Reformasi Hukum

Reformasi hukum harus konsepsional dan konstitusional, sehingga reformasi hukum

memiliki landasan dan tujuan yang jelas. Dalam upaya reformasi hukum dewasa ini

telah banyak dilontarkan beerbagai macam pendapat tentang aspek apa saja yang

dapat dilakukan dalam perubahan hukum di Indonesia, bahkan telah banyak usulan

untuk perlunya amandemen atau kalau perlu perubahan secara menyeluruh terhadap

pasal-pasal UUD 1945. Berdasarkan banyaknya aspirasi yang berkembang cenderung

ke arah adanya amandemen terhadap pasal-pasal UUD 1945 bukannya perubahan

secara menyeluruh namun hendaklah dipahami secara obyektif bahwa bilamana

terjadi perubahan seluruh UUD 1945 maka hal itu tidak menyangkut perubahan

Page 8: Contoh Makalah Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi

terhadap pembukaan UUD 1945, karena pembukaan UUD 1945 berkedudukan sebagai

pokok kaidah negara yang fundamental. Oleh karena itu, apabila merubah pembukaan

dari UUD 1945 maka sama halnya membubarkan negara Indonesia. Seluruh

perubahan maupun produk hukum di Indonesia haruslah didasarkan pada pokok-

pokok pikiran yang yang tertuang dalam Pancasila yang hakikatnya merupakan cita-

cita hukum dan merupakan esensi dari sila-sila Pancasila.

Dasar yuridis Pancasila sebagai reformasi hukum adalah Tap No.XX/MPRS/1966,

yang menyatakan bahwa Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum di

Indonesia, yang berarti sebagai sumber produk serta proses penegakan hukum yang

harus senantiasa bersumber pada nila-nilai Pancasila dan secara eksplisit dirinci tata

urutan Peraturan Perundang-undangan di Indonesia yang bersumber pada nilai-nilai

Pancasila.

c.       Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Pelaksanaan Hukum

Dalam suatu negara apapun baiknya suatu peraturan perundang-undangan namun

tidak disertai dengan jaminan pelaksanaan hukum yang baik, niscahya reformasi

hukum akan menjadi sia-sia. Reformasi pada dasarnya untuk mengembalikan hakikat

dan fungsi negara pada tujuan semula yaitu melindungi seluruh bangsa dan seluruh

tumpah darah.

Pelaksanaan perundang-undangan harus mendasarkan pada terwujudnya atas

jaminan bahwa dalam suatu negara kekuasaan adalah ditangan rakyat. Pelaksanaan

hukum pada masa reformasi ini harus benar-benar dapat mewujudkan negara

demokratis dengan suatu supremasi hukum. Artinya pelaksanaan hukum harus

mampu mewujudkan jaminan atas terwujudnya keadilan. Jaminan atas terwujudnya

keadilan bagi setiap warga negara yang meliputi seluruh unsur keadilan baik keadilan

distributif, keadilan komutatif, serta keadilan legal. Konsekuensinya dalam

pelaksanaan hukum aparat penegak hukum terutama pihak kejaksaan adalah sebagai

ujung tombaknya sehingga harus benar-benar bersih dari praktek KKN.

3.   Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Politik

Nilai demokrasi politik sebagaimana terkandung dalam Pancasila sebagai fondasi

bangunan negara yang dikehendaki oleh para pendiri negara kita dalam kenyataannya

tidak dilaksanakan berdasarkan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila. Nilai demokrasi

tersebut secara normatif terjabarkan dalam pasal-pasal UUD 1945 yaitu pasal 1 ayat

(2) menyatakan:

Page 9: Contoh Makalah Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi

“Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis

Permusyawaratan rakyat”.

Pasal 2 ayat (2)menyatakan:

“Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota-anggota Dewan Perwakilan

Rakyat, ditambah dengan utusan-utusan dari daerah-daerah dan golongan-golongan,

menurut aturan yang telah ditetapkan dengan undang-undang”.

Pasal 5 ayat (1) menyatakan:

“Presiden memegang kekuasaan membentuk undang-undang dengan persetujuan

Dewan Perwakilan Rakyat”.

Pasal 6 ayat (2) menyatakan:

“Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh Majelis Permusyawaratan rakyat dengan

suara terbanyak”.

Prinsip-prinsip demokrasi yang terkandung dalam UUD 1945 bilamana kita

kembalikan pada nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila maka kedaulatan

tertinggi negara adalah ditangan rakyat. Rakyat merupakan asal mula kekuatan

negara. Oleh karena itu paradigma ini harus menjadi dasar pijak dalam reformasi

politik.

Untuk melakukan reformasi atas sistem politik harus melalui pada reformasi

undang-undang yang mengatur sistem politik tersebut, dengan tetap mendasarkan

pada paradigma nilai-nilai kerakyatan sebagaimana terkandung dalam Pancasila.

Susunan keanggotaan MPR sebagaimana termuat dalam undang-undang

politik No.2/1985 tersebut jelas tidak demokratis dan tidak mencerminkan nilai-nilai

Pancasila bahwa kedaulatan adalah ditangan rakyat sebagai tertuang dalam semangat

UUD 1945. Berdasarkan kenyataan susunan keanggotaan MPR, DPR dam DPRD maka

rakyat bertekad menyusun melakukan reformasi dengan mengubah sistem politik

tersebut melalui sidang istimewa MPR tahun 1998 Undang-undang no.4 Tahun 1999

yang mengatur tentang susunan dan Kedudukan MPR, DPR dan DPRD.

Perubahan yang telah dilakukan antara lain Pasal 2 ayat (2) yang menyatakan

bahwa jumlah anggota MPR sebanyak 700 orang. Anggota DPR hasil pemilu sebanyak

500 orang. Utusan daerah sebanyak 135 orang, yaitu 5 orang dari setiap Daerah

Tingkat 1. Utusan golongan sebanyak 65 orang. Kemudian perubahan yang mendasar

berikutnya adalah pada pasal 2 ayat (3) yaitu utusan daerah dipillih oleh DPR, dan

sebagaimana diketahui bahwa DPR adalah merupakan hasil pemilu jadi bersifat

demokratis.

Page 10: Contoh Makalah Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi

Susunan Keanggotaan DPR:

Perubahan atas isi keanggotaan DPR tertuang dalam Undang-undang No.4 Pasal

11 sebagai berikut:

Pasal 4 ayat (2) menyatakan keanggotaan DPR terdiri atas:

a. Anggota partai politik hasil pemilu

b. Anggota ABRI yang diangkat

Pasal 11 ayat (3) menyatakan keanggotaan DPR terdiri atas:

a. Anggota partai politik hasil pemilu sebanyak 462 orang

b. Anggota ABRI yang diangkat sebanyak 38 orang.

Susunan Keanggotaan DPRD Tingkat I:

Reformasi atas Undang–undang politik yang mengatur Susunan Keanggotaan

DPRD Tingkat I, tertuang dalam undang-undang politik No.4 Tahun 1999, sebagai

berikut:

Pasal 18 ayat (1) bahwa pengisian anggota DPRD dilakukan melalui pemilu dan

pengankatan

Pasal 18 ayat (2) menyatakan bahwa DPRD I terdiri atas:

a. Anggota partai politik hasil pemilihan umum

b. Anggota ABRI yang diangkat

Pasal 18 ayat (3) menyatakan bahwa sejumlah anggota DPRD I ditetapkan

sekurang-kurangnya 45 orang dan sebanyak-banyaknya 100 orang termasuk 10%

anggota ABRI yang diangkat.

Susunan Keanggotaan DPRD II:

Reformasi atas susunan keanggotaan DPRD II tertuang dalam Undang-undang

Poitik No.4 Tahun 1999, sebagai berikut:

Pasal 25 ayat (1) menyatakan pengisian anggota DPRD II dilakukan berdasarkan hasil

Pemilihan Umum dan pengangkatan.

Pasal 25 ayat (2) menyatakan DPRD II terdiri atas:

a. Anggota partai politik hasil pemilihan umum

b. Anggota ABRI yang diangkat

Pasal 25 ayat (3) menyatakan bahwa sejumlah anggota DPRD II ditetapkan

sekurang-kurangnya 20 orang dan sebanyak-banyaknya 45 orang termasuk 10%

anggota ABRI yang diangkat.

Demi terwujudnya supra struktur yang benar-benar demokratis dan spiratif

maka sangat penting untuk dilakukan penataan kembali infra struktur politik,

Page 11: Contoh Makalah Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi

terutama tentang partai politik. Dalam undang-undang ditentukan bahwa partai politik

dan golomgan karya hanya meliputi tiga macam yaitu, Partai Paersatuan Penbangunan

(PPP), Golongan Karya (Golkar), dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Pada masa

orde baru keberadaan infra struktur tersebut masih diseragamkan dengan asa tunggal

Pancasila, sehingga secara politis kehidupan yang demikian ini akan mematikan proses

demokratisasi dalam kehidupan negara.

Adapun ketentuan yang mengatur tentang partai politik diatur dalam Undang-

undang No.2 Tahun 1999 tentang partai politik yang lebih demokratis dan memberikan

kebebasan serta keleluasaan untuk menyalurkan aspirasinya. Berdasarkan ketentuan

UU tersebut warga negara diberi kebebasan untuk membentuk partai politik untuk

menyalurkan aspirasi politiknya. Atas ketentuan UU tersebut maka bermunculanlah

partai politik di era reformasi ini yang mencapai 114 partai politik.

Pelaksanaan pemilu juga dilakukan perubahan dan diatur dalam Undang-

undang No.3 Tahun 1999 tentang pemilihan umum. Ketentuan Undang-undang No.3

Tahun 1999, Bab III Pasal 8, dijelaskan bahwa penyelenggara pemilihan umum

dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang bebas dan mandiri, yang terdiri

atas unsur partai-partai politik pesertapemilihan umum dan unsur pemerintah yang

bertanggung jawab kepada Presiden.

Pancasila dan UUD 1945 beserta pembukaan UUD 1945 ditetapkan kehidupan

demokrasi dan kemakmuran dijadikan sebagai kerangka dasar dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara. Dalam praktek plaksanaannya ternyata berbeda dengan

nilai Pancasila serta semangat dalam UUD 1945. Kondisi yang demikian ini tidak

menumbuhkan kehidupan politik yang demokratis karena penguasa senantiasa

memperkokoh kekuasaaannya dengan berlindung dibalik ideologi Pancasila.

Oleh karena itu reformasi kehidupan politik agar benar-benar demokratis

dilakukan dengan jalan revitalisasi ideologi Pancasila, yaitu dengan mengembalikan

pancasila pada kedudukan serta fungsi yang sebenarnya sebagaimana dikehendaki oleh

para pendiri negara yang tertuang dalam UUD 1945. Reformasi kehidupan pilitik juga

dilakukan dengan meletakkan cita-cita kehidupan kenegaraan dan kebangsaan dalam

satu kesatuan waktu yaitu nilai masa lalu, masa kini dan kehidupan masa yang akan

datang.

4.   Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Ekonomi

Kebijaksanaan yang selama ini diterapkan hanya mendasarkan pada

pertumbuhan dan mengabaikan prinsip nilai kesejahteraan bersama seluruh bangsa,

Page 12: Contoh Makalah Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi

dalam kenyataannya hanya menyentuh kesejahteraan sekelompok kecil orang bahkan

penguasa. Tidak terwujudnya pelembagaan proses politik yang demokratis,

mengakibatkan hubungan pribadi merupakan mekanisme utama dalam hubungan

sosial, politik, dan ekonomi dalam suatu negara. Kelemahan atas sistem hubungan

kelembagaan demokratis tersebut memberikan peluang bagi tumbuh berkembangnya

hubungan antara penguasa politik dengan pengusaha, bahkan antara birokrat dengan

pengusaha (Sanit, 1999: 85). Terlebih lagi karena lemahnya sistem kontrol

kelembagaan berkembang pula penguasa sekaligus sebagai pengusaha, yang

didasarkan atas birokrasi dan wibawa keluarga pengusaha.

Kondisi yang demikian ini jelas tidak mendasarkan atas nilai-nilai pancasila yang

meletakkan kemakmuran pada paradigma demi kesejahteraan seluruh bangsa. Bangsa

sebagai unsur pokok serta subyek dalam Negara yang merupakan penjelmaan sifat

kodrat manusia individu makhluk sosial, adalah adalah sebagai satu keluarga bangsa.

Oleh karena itu perubahan dan pengembangan ekonomi harus diletakkan pada

peningkatan harkat martabat serta kesejahteraan seluruh bangsa sebagai satu

keluarga. Sistem ekonomi yang berbasis pada kesejahteraan rakyat menurut Moh.

Hatta, adalah merupakan pilar (soko guru) ekonomi Indonesia.

Sistem ekonomi Indonesia pada masa orde baru bersifat “birokratik otoritarian”

yang ditandai dengan pemusatan kekuasaan dan partisipasi dalam membuat

keputusan-keputusan nasional hampir sepenuhnya berada ditangan penguasa bekerja

sama dengan kelompok militer dan kaum teknokrat. Adapun kelompok pengusaha

oligopostik didukung oleh pemerintah bekerja sama dengan masyarakat bisnis

internasional, dan terlebih lagi kuatnya pengaruh otoritas kekuasaan keluarga pejabat

Negara termasuk presiden (William Liddle, 1995: 74).

Kebijaksanaan ekonomi yang selama ini diterapkan yanga hanya mendasarkan

pada pertumbuhan dan mengabaikan prinsip nilai kesejahteraan barsama seluruh

bangsa, dalam kenyataannya hanya menyentuh kesejahteraan sekelompok kecil orang

bahkan pengusaha. Pada era ekonomi global dewasa ini dalam kenyataannya tidak

mampu bertahan. krisis ekomoni yang terjadi di dunia dan melanda Indonesia

mengakibatkan ekonomi Indonesia terpuruk, sehingga kepailitan yang diderita oleh

para pengusaha harus ditanggung oleh rakyat.

Dalam kenyataannya sektor ekonomi yang justru mampu bertahan pada masa

krisis dewasa ini adalah ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi yang berbasis pada usaha

Page 13: Contoh Makalah Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi

rakyat. Oleh karena itu, rekapitalisasi pengusaha pada masa krisi dewasa ini sama

halnya dengan rakyat banyak membantu pengusaha yang sedang terpuruk.

Langkah yang strategis dalam upaya melakukan reformasi ekonomi yang

berbasis pada ekonomi rakyat yang berdasarkan nilai-nilai pancasila yang

mengutamakan kesejahteraan seluruh bangsa adalah sebagai berikut:

a.       Keamanan pangan dan mengembalikan kepercayaan, yaitu dilakukan dengan “social

safety net” yang dipopulerkan dengan program jaringan pengaman sosial (JPS).

Sementara untuk mengembalikan kepercayaan rakyat terhadap pemerintah, maka

pemerintah harus secara konsisten menghapuskan KKN, serta mengadili bagi oknum

pemerintah masa orde baru yang melakukan pelanggaran. Hal ini akan memberikan

kepercayaan dan usaha.

b.      Program rehabilitasi dan pemulihan ekonomi. Upaya ini dilakukan dengan

menciptakan kondisi kepastian usaha, yaitu dengan diwujudkannya perlindungan

hukum serta undang-undang persaingan yang sehat. Untuk itu pembenahan dan

penyehatan dalam sektor perbankan menjadi prioritas utama, karena perbankan

merupakan jantung perekonomian.

c.       Transformasi struktur, yaitu guna memperkuat ekonomi rakyat maka perlu

diciptakan sistem untuk mendorong percepatan perubahan struktural (structural

transformation). Transformasi struktural ini meliputi proses perubahan dari ekonomi

tradisional ke ekonomi modern, dari ekonomi lemah ke ekonomi yang tangguh, dari

ekonomi sistem ke ekonomi pasar, dari ketergantungan kepada kemandirian, dari

orientasi dalam negeri ke orientasi ekspor (Nopirin, 1999:4) dengan sendirinya

interviensi birokrat pemerintahan yang ikut dalam proses ekonomi melalui monopoli

demi kepentingan pribadi harus segera diakhiri. Dengan sistem ekonomi yang

mendasarkan nilai pada upaya terwujudnya kesejahteraan seluruh bangsa maka

peningkatan kesejahteraan akan dirasakan oleh sebagian besar rakyat, sehingga dapat

mengurangi kesenjangan ekonomi.

Tidak hanya itu, agar terwujudnya kesejahteraan seluruh bangsa maka pemerintah

juga memberikan kebijakan ekonomi seperti:

a.       Kebijakan ekonomi makro

Kebijaksanaan ekonomi makro yang telah dilaksanakan pemerintah dalam upaya

menekan laju inflasi dan memperkuat nilai tukar rupiah terhadap valuta asing adalah

melalui kebijaksanaan moneter yang ketat disertai anggaran berimbang, dengan

membatasi devisa anggaran sampai pada tingkat yang dapat diimbangi dengan

Page 14: Contoh Makalah Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi

tambahan dana dari luar negeri. Kebijaksanaan moneter yang ketat dengan tingkat

bunga yang tinggi selain dimaksudkan untuk menekan laju inflasi dan memperkuat

nilai tukar rupiah terhadap valuta asing, dengan menahan naiknya permintaan

anggaran, juga untuk mendorong masyarakat meningkatkan tabungan di sektor

perbankan. Meskipun demikian pemerintah menyadari sepenuhnya bahwa tingkat

bunga tinggi dapat menjadi salah satu faktor terpenting yang akan berdampak negatif

terhadap kegiatan ekonomi atau bersifat kontraktif terhadap perkembangan PDB.

Oleh karena itu tingkat bunga yang tinggi tidak akan selamanya dipertahankan, tetapi

secara bertahap akan diturunkan pada tingkat yang wajar seiring dengan menurunnya

laju inflasi.

b.      Kebijakan ekonomi mikro

Kebijaksanaan ekonomi mikro yang ditempuh pemerintah, ditujukan, antara lain:

1.      Untuk mengurangi dampak negatif dari krisis ekonomi terhadap kelompok penduduk

berpendapatan rendah dikembangkannya jaring pengaman sosial yang meliputi

program penyediaan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau, mempertahankan

tingkat pelayanan pendidikan dan kesehatan pada tingkat sebelum krisis serta

penanganan pengangguran dalam upaya mempertahankan daya beli kelompok

masyarakat berpendapatan rendah.

2.      Menyehatkan sistem perbankan dan memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap

keberadaan lembaga perbankan.

3.      Merestrukturisasi hutang luar negeri. mereformasi struktural di sektor riil, agar

perekonomian, terutama sektor riil dapat berkembang lebih efisien, pemerintah

melancarkan berbagai program reformasi struktural. Reformasi struktural di sektor

riil mencakup:

a.       Penghapusan berbagai praktek monopoli,

b.      Deregulasi dan debirokratisasi di berbagai bidang, termasuk bidang perdagangan

dalam dan luar negeri dan bidang investasi,

c.       Privatisasi BUMN. Meskipun perekonomian nasional sebelum krisis ekonomi

mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, tetapi ternyata terdapat kelemahan-

kelemahan, antara lain, adanya praktek-praktek monopoli di berbagai bidang usaha.

Dengan praktek-praktek monopoli telah terjadi konsentrasi kekuatan pasar hanya

pada satu atau beberapa pelaku usaha, sehingga kegiatan produksi, distribusi menjadi

tidak efisien dan secara lebih luas daya saing perekonomian nasional menjadi lemah.

Page 15: Contoh Makalah Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi

d.      Mendorong ekspor. permintaan dalam negeri yang menurun, maka wahana untuk

memulihkan kembali perekonomian Indonesia adalah melalui promosi ekspor.

Tambahan pula dengan nilai tukar rupiah yang terdepresiasi tinggi dewasa ini,

Indonesia makin memiliki daya saing dalam barang ekspor yang padat karya dan

padat kekayaan alam. Namun peningkatan ekspor dewasa ini dihadapkan kepada

beberapa kendala, yakni keengganan pihak luar negeri membeli barang Indonesia,

ketiadaan bahan baku, serta hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan ekspor,

seperti misalnya operasi pelabuhan, kecepatan kerja, bea dan cukai, dan administrasi

perpajakan.

Page 16: Contoh Makalah Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi

DAFTAR PUSTAKA

Kaelan. 2004. Pendidikan Pancasila. Jogyakarta: Paradigma, Edisi Reformasi.

Komalasari, Kokom. 2007. Pendidikan Pancasila. Jakarta: Lentera Cendekia.

“Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi”

http://exalute.wordpress.com/2008/07/24/pancasila-sebagai-paradigma-pembangunan/.

20 Maret 2012. 07:08.

Syarbani, Syahrial. 2004. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi. Jakarta: Ghalia

Indonesia.