contoh LKTI
-
Upload
kanata-cerowlyzhie -
Category
Documents
-
view
73 -
download
2
description
Transcript of contoh LKTI
Karya Tulis Ilmiah
Analisis Tingkat Sistem Keamanan Kendaraan di
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Di susun oleh:
Asy Syifa Labibah
K2313010
Jurusan Pendidikan Fisika 2013 A
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
1
Abstrak
Karya Tulis Ilmiah ini membahas mengenai analisis tingkat
keamanan kendaraan di lingkungan Universitas Sebelas Maret. Analisis ini
dimulai dari pembahasan mengenai keadaan sistem keamanan (parkir) yang
sudah ada, kemudian dilanjut mengenai kekurangan sistem, perbandingan
dengan sistem keamanan di universitas lain seperti Universitas Indonesia
dan Universitas Gajah Mada. Metode yang dilakukan dalam membuat karya
tulis ini adalah metode studi pustaka serta pengamatan langsung oleh
penulis.
Sistem perpakiran yang hendak digunakan dalam Universitas
Sebelas Maret adalah menggunakan Radio Frequency Identification (RFID)
dengan signal Ultra High Frequency (UHF) yang perannya sebagai sistem
parkir otomatis.
Kata Kunci: Sistem Keamanan, Universitas, RFID
2
Daftar Isi
Halaman Judul ....................................................................................... 1
Abstrak .................................................................................................. 2
Daftar Isi ................................................................................................ 3
Bab I Pendahuluan ................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang .................................................................4
1.2 Tujuan ..............................................................................4
1.3 Pembatasan Masalah ........................................................4
1.4 Metode .............................................................................4
1.5 Sistematika .......................................................................5
Bab II Pembahasan ................................................................................ 6
Bab III Penutup .................................................................................... 14
Daftar Pustaka ....................................................................................... 15
3
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, di lingkungan kampus atau daerah pendidikan sering
terjadi peristiwa pencurian kendaraan bermotor. Peristiwa yang terjadi
tidak sekali atau dua kali dalam setahun, akan tetapi bisa mencapai
puluhan peristiwa yang sama di lingkungan suatu universitas.
Korban yang paling sering adalah mahasiswa yang memarkirkan
kendaraan di tempat yang ramai. Daerah kampus memang sangat
mudah untuk melakukan pencurian, ditambah di daerah ini berisi para
pendatang sehingga tidak atau belum begitu paham keadaan lingkungan
di sini.
Untuk daerah Universitas Sebelas Maret termasuk daerah yang
sering terjadi peristiwa pencurian kendaraan bermotor. Mulai dari di
dalam kampus maupun di sekitar lingkungan kos-kosan mahasiswa. Hal
ini sangat membuat resah mahasiswa, sehingga perlu adanya evaluasi
dan perbaikan di dalam sistem keamanan yang ada.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk bisa
menganalisis permasalahan sistem keamanan kendaraan di Universitas
Sebelas Maret sehingga bisa memunculkan sebuah solusi yang bisa
diterapkan sebagai pengembangan sistem keamanan yang sudah ada.
1.3 Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam karya tulis ilmiah ini adalah membahas
sistem keamanan di lingkungan sebuah kampus, yaitu Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
1.4 Metode
a. Metode Penulisan
4
Metode penulisan merupakan suatu pendekatan yang digunakan
untuk mengumpulkan data, mengolah data, dan menganalisa data
dengan teknik tertentu.
b. Metode Penelitian
Dalam pengumpulan data untuk penulisan karya ilmiah ini penulis
menggunakan beberapa metode sebagai berikut :
a. Studi Kepustakaan
Suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mencari kasus yang serupa di berbagai media cetak yang
valid, menggunakan dan mempelajari buku-buku, internet, atau
media lain yang ada hubungannya dengan masalah karya tulis ini.
a. Penelitian Lapangan
Suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
meninjau dan mengamati secara langsung.
2. Literature
Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan memanfaatkan
buku - buku referensi sebagai penunjang dalam pengambilan teori
dasar.
1.5 Sistematika
Untuk memberikan gambaran penulisan karya tulis ilmiah ini, maka
penulis memberikan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bagian pendahuluan ini memberikan gambaran tentang isi karya
tulis secara keseluruhan sehingga pembaca dapat memperoleh informasi
singkat dan tertarik untuk membaca lebih lanjut. Di dalam bagian
pendahuluan memaparkan tentang latar belakang masalah, tujuan
penulisan, batasan masalah, metode penulisan, dan sistematika
penulisan.
5
BAB II PEMBAHASAN ALAT
Dalam hal ini penulis mengemukakan tentang pembahasan mengenai
analisis tingkat keamanan sistem keamanan kendaraan di lingkungan
kampus. Dimulai dari penjelasan mengenai alasan banyak mahasiswa
yang menggunakan kendaraan bermotor hingga perbandingan sistem
keamanan di universitas lain dan juga inovasi pengembangan sistem
keamanan yang akan digunakan.
BAB III PENUTUP
Isinya merupakan kesimpulan dari pembahasan yang merupakan
jawaban terhadap masalah serta berisi tentang saran-saran penulis yang
didasarkan pada hasil pembahasan sehingga dapat dikembangkan
dengan lebih baik.
6
Bab II
Pembahasan
Perguruan tinggi (PT) merupakan tingkatan pendidikan yang
tertinggi. Seperti yang sudah kita ketahui juga bahwa di Perguruan tinggi
umur rata-rata mahasiswanya berkisar 18 tahun ke atas. Dimana secara
psikologis kisaran umur 18 tahun ke atas termasuk pada rentang remaja
akhir hingga dewasa. Dalam aturan kependudukan di Indonesia kisaran
umur tersebut sudah dikatakan sebagai orang dewasa. Dengan kata lain
hukum di Indonesia sudah bisa berlaku pada kisara umur mereka.
Di dalam aturan berkendara motor sesuai pada pasal 81 UU no. 22
tahun 2009, yang berisi tentang syarat sebagai pengemudi kendaraan
bermotor, salah satu syaratnya adalah mengenai usia. Usia yang
diperbolehkan untuk mengendarai kendaraan dimulai dari usia 17 tahun.
Penduduk Indonesia mulai mendapat Kartu Tanda Penduduk (KTP) sejak
umur 17 tahun. Secara otomatis usia rata-rata mahasiswa sudah memenuhi
untuk bisa berkendara sendiri disamping syarat-syarat yang lainnya. Syarat-
syarat yang lain antara lain adalah syarat kelengkapan administrasi (KTP,
formulir, dan lain-lain), syarat lulus tes (tertulis dan praktik), serta syarat
kesehatan (surat keterangan sehat).
Di zaman sekarang, kendaraan yang banyak digunakan oleh
masyarakat Indonesia, termasuk mahasiswa, adalah sepeda motor. Hal ini
dilihat dari harganya yang mudah dijangkau oleh banyak kalangan, serta
penggunaan dan cara perawatannya yang cukup mudah. Sepeda motor
merupakan kendaraan yang efisien jika digunakan di jalan-jalan kecil,
mudah untuk terhindar dari kemacetan dan lain sebagainya.
Untuk kalangan mahasiswa, sepeda motor merupakan alat kendaraan
yang sangat membantu untuk kegiatan mahasiswa yang banyak. Mahasiswa
yang aktif banyak memiliki mobilitas tinggi di luar waktu kuliahnya, contoh
untuk kerja sambilan, praktik lapangan, magang, organisasi, jalan-jalan, dan
7
lain sebagainya. Untuk jenis kendaraan bermotor disesuaikan dengan
ekonomi dan juga keinginan mereka, rata-rata mahasiswa lebih banyak
memanfaatkan alat transportasi sepeda motor dibanding dengan mobil.
Di atas sudah dijelaskan mengapa mahasiswa banyak memilih
menggunakan sepeda motor, sekarang muncul masalah yang lain yaitu
tempat parkir. Perguruan Tinggi biasanya memiliki luas lahan yang cukup
luas dibanding dengan tingkat pendidikan yang lain. Sudah seharusnya
karyawan Perguruan Tinggi menyediakan lahan parkir untuk mahasiswa
dengan baik. Dalam praktiknya, beberapa universitas lahan parkirnya bisa
dikatakan kurang memadai. Banyak faktor yang menyebabkan ini antara
lain adalah jumlah kendaraan yang sangat banyak dan tidak sebanding
dengan lahan yang disediakan, sistem parkir yang kurang baik, penjagaan
yang kurang ketat, dan lainnya.
Dengan banyaknya faktor tersebut, dampaknya adalah mahasiswa
banyak yang parkir sembarang dan imbasnya nanti bisa terjadi pencurian
sepeda motor. Peristiwa pencurian kendaraan motor (curanmor) sudah
sering terjadi entah itu di kawasan pendidikan, umum, kantor, dan lain-lain.
Untuk artikel ini, penulis hanya akan membahas kasus pencurian sepeda
motor di kawasan pendidikan khususnya yang terjadi di daerah kampus.
Peristiwa curanmor ini memang sering terjadi di kampus-kampus di
Indonesia. Contohnya saja kasus curanmor di Universitas Sebelas Maret
(UNS). Beberapa minggu yang lalu di kampus Universitas Sebelas Maret
telah terjadi pecurian 2 sepeda motor di tempat yang sama dan waktu yang
berdekatan. Dua hari kemudian ada kabar pencurian lagi di tempat yang
berbeda, begitu pula beberapa hari kemudian dalam minggu yang sama.
Pada minggu ini sudah ada kurang lebih 5 kasus pencurian sepeda motor.
Mahasiswa mencurigai adanya oknum atau kelompok yang mengorganisir
pencurian tersebut. Sampai saat ini pihak keamanan Universitas maupun
polisi daerah Jebres belum menangkap pelaku pencurian tersebut.
8
Tidak hanya di UNS saja, peristiwa pencurian ini juga kerap kali ada
di kampus-kampus lain di Indonesia seperti UNY, UNNES, UNDIP, UGM,
dan lain-lain. Pelaku pencurian ini biasanya melakukan pencurian dengan
cara berpura-pura menjadi mahasiswa. Kemudian membobol kunci motor
dengan alat mereka berupa kunci T dan atau benda yang lainnya. Dengan
hanya bermodal kunci T saja pencuri motor itu bisa membobol kunci dalam
waktu dua menit saja, hal ini dikatakan salah satu pencuri, Mustaqim, yang
beroperasi di sekitar kampus UNS, dipublikasikan dalam Solopos.
Akan tetapi, kasus curanmor yang terjadi di UNS termasuk yang
paling sering terjadi diantara kampus yang lain. Seperti yang diberitakan
melalui solopos 28 Mei 2014, bahwa peristiwa pencurian sepeda motor di
kawasan UNS bisa mancapai 15 kasus setiap bulannya. Saking maraknya
kasus pencurian sepeda motor di dalam kampus sendiri menimbulkan
keresahan mahasiswa. Terlebih kejadian ini lebih sering terjadi di daerah
yang ramai seperti masjid kampus, dan gedung UKM. Kedua tempat ini
merupakan tempat yang banyak dikunjungi oleh mahasiswa selepas
kegiatan kuliah mereka.
Perlu menjadi catatan tersendiri untuk warga kampus UNS, karena
jika kita melihat dari luas lahan yang ada hal ini sangat memprihatinkan.
Dengan luas yang tidak begitu luas, seharusnya kita bisa menjaganya
dengan baik pula. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
lemahnya tingkat keamanan di kampus UNS digunakan metode literatur,
yaitu dengan mencari informasi melalui sumber-sumber bacaan terpercaya.
Dari beberapa kasus pencurian yang diberitakan melalui media surat
kabar, bisa dianalisis faktor-faktor yang mempengaruhi lemahnya tingkat
keamanan di kampus UNS.
Salah satu faktor utamanya adalah masalah lahan parkir. Lahan
parkir yang memang tidak cukup luas dibanding dengan jumlah motor yang
parkir. Apalagi dilihat dari tahun ke tahun jumlah sepeda motor yang ada di
kampus jumlahnya bertambah. Dengan lahan yang sempit itu
9
mengakibatkan mahasiswa parkir sembarangan, alias tidak rapi. Ini
memudahkan pencuri untuk mencuri sepeda motor dan akan lebih mudah
lagi jika tempatnya tidak dijaga oleh tukang parkir. Terkadang mahasiswa
juga perlu dipahamkan lagi mengenai cara berparkir yang baik. Mereka rata-
rata sudah paham tetapi terkadang mereka malas untuk melakukannya.
Alasan yang dikemukakan mereka beragam, dari yang memang malas
hingga terburu-buru untuk kegiatan yang lain. Lucunya mereka yang
melakukan hal itu biasanya akan berdalih bahwa mereka sudah titipkan pada
Allah. Padahal kita dianjurkan untuk berikhtiar terlebih dahulu sebelum
menyerahkan semuanya kepada Allah.
Faktor yang selanjutnya adalah sistem keamanan dan parkir itu
sendiri. Sistem keamanan dan parkir di masing-masing universitas berbeda.
Hal ini disesuaikan dengan peraturan dan lahan universitas masing-masing.
Secara umum, di setiap fakultas ada penjaga parkirnya sendiri, sedang di
tingkat universitas biasanya ada satpam yang bertanggung jawab. Sistem
parkir yang digunakan bermacam-macam, ada yang menggunakan karcis
kertas yang ditulis secara manual, ada juga yang langsung menggunakan
kartu parkir. Konsekuensi jika tidak dapat memperlihatkan keduanya sama,
yaitu menunjukkan STNK sepeda motor masing-masing.
Di UNS sendiri menerapkan sistem parkir yang sedikit berbeda di
tiap fakultasnya. Untuk di beberapa fakultas, seperti Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan menggunakan sistem karcis kertas yang plat nomor
kendaraannya ditulis manual. Sedangkan beberapa fakultas lain, seperti
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik menggunakan sistem kartu parkir.
Kedua sistem ini akan bisa efektif jika pelaksanaannya dikerjakan
sesuai prosedur. Masih banyak pencuri yang bisa beraksi dikarenakan
kurang ketatnya penjagaan parkirnya. Prosedur parkir yang sering tidak
ditepati dan dilaksanakan oleh kedua pihak yaitu penjaga parkir dan
mahasiswa menjadi faktor utama. Perlu adanya ketegasan dari semua pihak
supaya prosedurnya berjalan dengan sebagaimana mestinya.
10
Sistem parkir di kampus seluruh Indonesia relatif belum cukup baik.
Yang sudah memiliki sistem parkir kendaraan yang sukup baik antara lain
kampus-kampus besar seperti UGM, UI, dan ITB. Kita ambil contoh saja di
UI dan UGM. Kedua kampus ini relatif sangat luas jika dibandingkan
dengan kampus kecil seperti UNS. Dengan daerah penjagaan yang luas
mereka sudah mempunyai sistem yang cukup bagus.
Tercatat sepanjang tahun 2014 di Kampus UI Depok, terjadi 117
kasus terkait keamanan dan ketertiban. Kasus keamanan dan ketertiban yang
paling banyak terjadi sepanjang tahun 2014 adalah pencurian kendaraan
bermotor dengan total 27 kasus. Di urutan kedua adalah kasus perampasan
dengan total 18 kasus. Data ini diambil dari halaman resmi Himpunan
Mahasiswa Kriminologi UI.
Data dari Satuan Keamanan dan Keselamatan Kampus (SKKK)
menyatakan bahwa pada tahun 2014 terjadi 15 kasus pencurian sepeda.
Jumlah tersebut menurun dari tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 23 kasus
pencurian sepeda. Data tersebut menyatakan bahwa seluruh kasus pencurian
sepeda terjadi pada sepeda pribadi mahasiswa. Sebanyak 7 dari 15 kasus
pada tahun 2014 dan 8 dari 23 kasus pada tahun 2013 terjadi di Gelanggang
Mahasiswa.
Dari 117 kasus, hanya ada 27 kasus pencurian sepeda motor. Jika
kita lihat luasnya kampus UI di Depok sana, jumlah ini terhitung kecil. Hal
ini juga sama dengan yang ada di UGM. Terdapat 15 kasus pencurian pada
tahun 2014. Walaupun yang dicuri memang sepeda kampus UGM bukannya
sepeda motor pribadi milik mahasiswa, ini sudah mempresentasikan
keamanan yang ada di kampus tersebut. Terlebih memang inilah sistem di
UGM, tidak diperkenankan menggunakan sepeda motor di dalam
kampusnya sendiri, maka dari itu pihak kampus menyediakan fasilitas
sepeda-sepeda polygon untuk mahasiswa.
Dilihat dari sistem parkir yang digunakan, di kampus UI cukup rumit
sistemnya. Karena mereka menggunakan stiker izin masuk kampus dan juga
11
kartu pas mobil, untuk pengguna mobil. Stiker ini harus ditempelkan pada
kendaraan yang kita gunakan, dan untuk kartu pas mobil ini akan diambil
saat memasuki gerbang UI dan harus dikembalikan saat pulangnya. Untuk
stikernya itu berbayar, seperti yang dijelaskan di web resmi PLK UI, bahwa
harga stiker untuk dosen/pegawai adalah Rp 75.000 dan untuk mahasiswa
Rp 175.000 yang mereka bayar di tiap semesternya.
Sangat berbeda sistemnya dengan sistem yang dipakai di UNS.
Sistem parkir menggunakan kartu memang lebih aman dibandingkan
dengan karcis dari kertas. Hal ini dikarenakan karcis kertas itu sangat
mudah hilang, dan sering disepelekan oleh mahasiswa. Selain dari
mahasiswanya sendiri, ketidak ketatan penjaga parkir saat memperbolehkan
keluar masuk kendaraan juga faktor penting dalam kelemahan sistem parkir
ini.
Akan tetapi sebenarnya untuk masalah apakah menggunakan kartu
parkir atau karcis kertas itu tidak masalah. Yang paling penting disini adalah
kesungguhan dari kedua pihak yaitu penjaga parkir dan juga mahasiswa.
Mereka harus melakukan sesuai dengan SOP (standard operational
procedure) parkir. Karena kenyataan yang terjadi di UNS adalah penjaga
parkir yang kurang tegas dalam memperbolehkan keluar-masuk nya
kendaraan. Jadi seolah-olah fungsi dari karcis kertas ataupun kartu menjadi
tidak ada.
Untuk memecahkan masalah keamanan dan parkir di UNS, Tim ICT
(Information and Communication Technology) Center FT UNS
mengabarkan temuan yang cukup menggembirakan khususnya untuk sistem
perparkiran. Teknologi Radio Frequency Identification (RFID) dengan
signal Ultra High Frequency (UHF) merupakan temuan baru yang
digunakan dalam sistem perparkiran. Mekanisme teknologi ini, setiap
pengendara yang masuk akan mendekatkan kartu member miliknya ke
mesin pembaca, setelah itu pintu gerbang terbuka. Rencananya teknologi ini
akan diimplementasikan ke seluruh UNS.
12
Sistem parkir baru ini mendukung UNS menjadi green
campus karena mereduksi pemakain kertas parkir. Selain itu sistem ini
diharapkan dapat meningkatkan keamanan kampus karena hanya orang yang
memiliki kartu member saja yang bisa masuk. Sedang tamu akan diberi
kartu di gerbang masuk dan mengembalikan kartu saat hendak keluar.
Sistem ini memungkinkan pihak kampus mengetahui berapa jumlah
kendaraan yang masuk lingkungan UNS. Kedepannya, dengan
penghitungan volume kendaraan yang masuk, kampus bisa memprediksi
luas lahan parkir yang dibutuhkan UNS di masa yang akan datang.
Selain dari sistem keamanan dan parkir yang disediakan oleh pihak
kampus, keamanan dari mahasiswa sendiri itu juga penting. Setiap
mahasiswa yang membawa kendaraan juga memiliki tanggung jawab untuk
menjaga kendaraannya sendiri. Cara yang bisa dilakukan oleh mahasiswa
untuk menjaga kendaraanya aman adalah
1. Kendaraan dipastikan diparkir di tempat yang aman dan benar.
Kendaraan diparkir di tempat parkir, jangan parkir di sembarang
tempat karena tidak aman, pencuri akan mudah mengambil
kendaraan yang dalam keadaan terparkir sembarangan.
2. Menggunakan kunci ganda setiap parkir. Untuk berjaga-jaga,
memang lebih baik menggunakan kunci ganda untuk kendaraan
anda.
3. Menempelkan tanda unik pada kendaraan. Tujuan dari menempelkan
ini adalah sebagai tanda kendaraan anda, sehingga mudah untuk
mencari kendaraan anda saat di tempat parkir yang ramai.
4. Tidak menyimpan barang berharga dalam kendaraan.
5. Berikhtiar kepada Allah SWT, karena semua milik Allah, dan
serahkan semuanya pada Allah. Tetapi sebelum berikhtiar kita harus
melakukan usaha penjagaan dulu.
13
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Peristiwa pencurian kendaraan memang sudah terdengar biasa di
telinga. Namun hal ini seharusnya bukan menjadikan kita menjadi tidak
peduli dengan mereka yang mendapat musibah kehilangan kendaraan,
akan tetapi sudah tugas kita juga untuk bisa meminimalisir terulangnya
kejadian tersebut.
Kita bisa menganalisis peristiwa pencurian motor itu. Bisa kita
analisis untuk membuat inovasi baru supaya ke depannya sistem
keamanan dan parkir menjadi lebih baik lagi. Karena kita mempunyai
ilmu dan akal, kita harus memaksimalkan kemampuan kita untuk bisa
memecahkan masalah yang ada supaya tidak terjadi kasus yang sama.
Selain menganalisis sistem maupun pelaku nya, jangan melupakan
analisis juga diri kita. Kuncinya selalu melakukan evaluasi, pecahkan
dan perbaiki masalah yang ada.
3.2 Saran
Penulis memahami masih banyak kekurangan dalam analisis
pada karya tulis ini, yang bisa penulis sarankan kepada pembaca adalah:
1. Banyak mencari data yang valid mengenai kasus pencurian
kendaraan bermotor.
2. Mencari tahu lebih banyak mengenai sistem keamanan.
3. Berusaha mencari inovasi terbaru mengenai kunci kendaraan
bermotor
14
Daftar Pustaka
Skripsi. Adytiawan Arga Dwitama. Perancangan dan Implementasi Sistem
Parkir Berbasis RFID dengan Menggunakan Antar Muka Java dan Basis
MYSQL Untuk Diimplementasikan Pada Lingkungan Parkir FTUI
Undang Undang No. 22 Tahun 2009
http://www.solopos.com/2014/09/05/pencurian-solo-sasaran-kos-kosan-uns-
komplotan-ini-hanya-butuh-waktu-2-menit-curi-motor-533530 Diakses
pada Minggu 11 Oktober pukul 05:30 WIB
http://m.solopos.com/2014/05/28/pencurian-solo-ada-15-pencurian-di-
kawasan-kampus-uns-tiap-bulan-510102 Diakses pada Minggu 11 Oktober
pukul 05:35 WIB
http://plk.ui.ac.id/izin_masuk_kampus Diakses pada Minggu 11 Oktober
pukul 09:00 WIB
http://www.balairungpress.com/2014/11/meninjau-ulang-keamanan-prakir-
ugm/ Diakses pada Minggu 11 Oktober pukul 08:59 WIB
http://joglosemar.co/2013/11/tempat-parkir-kampus-amankah.html Diakses
pada Minggu 11 Oktober pukul 06:03 WIB
https://wepreventcrime.wordpress.com/2015/03/26/laporan-data-upt-plk-
terkait-kasus-keamanan-dan-ketertiban-di-universitas-indonesia-kampus-
depok-tahun-2014/ Diakses pada Minggu 11 Oktober pukul 08:52 WIB
http://www.kompasiana.com/aimmatul.ch/maraknya-kasus-pencurian-di-
wilayah-kampus-disebabkan-kurangnya-perhatian-khusus-dari-pihak-
universitas_5517cd7781331172689de5c0 Diakses pada Minggu 11 Oktober
pukul 05:21 WIB
https://uns.ac.id/id/uns-update/uhf-rfid-teknologi-perparkiran-baru-temuan-
ft-uns.html Diakses pada Minggu 11 Oktober pukul 08:55 WIB
15
http://joglosemar.co/2013/11/tempat-parkir-kampus-amankah.html Diakses
pada Minggu 11 Oktober pukul 08:47 WIB
16