Contoh Laporan Pemicu Blok 3

17
LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK BLOK 3 PERILAKU DAN KOMUNIKASI PEMICU 2 PENGALAMAN PERTAMA DI KAMPUS Oleh: Kelompok 3 DOSEN PEMBIMBING Sri Supriyantini, MSI, PSI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

description

Contoh laporan

Transcript of Contoh Laporan Pemicu Blok 3

Page 1: Contoh Laporan Pemicu Blok 3

LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK

BLOK 3 PERILAKU DAN KOMUNIKASI

PEMICU 2 PENGALAMAN PERTAMA DI KAMPUS

Oleh:

Kelompok 3

DOSEN PEMBIMBING

Sri Supriyantini, MSI, PSI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2013/2014

Page 2: Contoh Laporan Pemicu Blok 3

Ketua : Bayu Panca Nugraha 130600146

Sekretaris : Iis Rahayu 130600144

Nama Anggota Kelompok :

Riri Harliani Sihotang 130600061

Wulandari Gultom 130600062

Amalia Khoiri Silalahi 130600063

Intan Permata Sari 130600064

Maulida Zhalwa Asfia Br. Sebayang 130600065

Hera Ismayani Sugianto 130600066

Ahmad Idris Harahap 130600067

Alfan Dani Siagian 130600068

Tri Rizki 130600069

Dewi Chaidhita 130600070

Bella Purnama Thea 130600143

M Rizki Fauzi Lubis 130600142

Rizky Azizil Zabar Lubis 130600145

Rintan Permata Sari 130600147

Karina Hypatia Nurcahaya S Pakpahan 130600148

Gilang Dewa Brata 130600149

Chrisnawati Sinaga 130600150

Vivian Nora 130600151

Agnese Putri Pratiwi 130600152

Muhammad Isra Reskitama 130600153

Nurul Amalia Anggraini 130600154

Yudi Setiawan 130600155

Kasturri A/p Chellappah 130600156

Aiyishwariya A/p Sivapalan 130600157

Claire Renuha Pellai Manoharan 130600158

Venosha Rajen 130600159

Harjit Kaur A/p Sarjit Singh 130600160

Page 3: Contoh Laporan Pemicu Blok 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kecemasan merupakan pengalaman manusia yang universal dan suatu rasa yang tidak

terekspresikan. Perasaan ini tidak terarah karena suatu sumber ancaman atau pikiran yang

tidak jelas dan tidak teridentifikasi. Cemas sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan

tidak berdaya (Stuart & Sundeen, 1998, p.175). Kecemasan adalah suatu keadaan yang

ditandai oleh rasa khawatir disertai dengan gejala somatik yang menandakan suatu kegiatan

yang berlebihan. Kecemasan merupakan gejala yang umum tetapi non spesifik yang sering

merupakan suatu fungsi emosi (Kaplan & Sadock, 1998, p.3).

Kecemasan seharusnya sebagai suatu respon yang wajar terhadap tekanan atau peristiwa

yang mengancam kehidupan seseorang karena dianggap sebagai pengalaman emosional yang

berlangsung sangat singkat. Namun demikian pada beberapa orang kecemasan dapat

berkembang menjadi perasaan yang tidak nyaman dan cenderung menakutkan. Kecemasan

ini dapat meningkat apabila seseorang merasa kurang informasi terhadap sesuatu hal yang

dihadapi maupun yang akan dihadapi, sehingga dapat menimbulkan reaksi–reaksi seseorang

diluar kendali kesadarannya. Dalam hal ini, seorang mahasiswa baru sangat rentan terhadap

kecemasan saat menghadapi lingkungan yang baru.

1.2. Deskripsi Topik

Heru adalah seorang mahasiswa baru FKG USU angkatan 2013. Ia tergolong mahasiswa

yang cukup cerdas. Selama ini ia tinggal dan bersekolah di desa. Saat akan menjalani

kegiatan perkuliahannya di FKG USU, Heru merasa cemas karena akan memasuki

kampus yang merupakan lingkungan yang benar-benar baru baginya. Beberapa hari

sebelum hari pertamanya datang ke kampus, Heru berusaha mencari tahu mengenai

perkuliahan di USU, lingkungannya, gaya mahasiswanya, dosennya, dan lain-lainnya dari

Dodi saudaranya yang kuliah di fakultas lain di Universitas yang sama. Heru berpikir bahwa

walaupun berada di fakultas yang berbeda, tetapi suasana lingkungannya pasti hampir

sama. Saudaranya menceritakan pengalamannya bahwa sulit sekali untuk bergaul

dengan teman-teman kuliahnya. Pengalaman saudaranya tersebut membuat Heru

semakin cemas, yang membuatnya sulit untuk tidur selama 3 hari, bingung, dan tidak tahu

harus berbuat apa. Ia menjadi tidak bersemangat untuk mengikuti perkuliahan. Setelah

berjalan 1(satu) minggu, Heru berpikir bahwa ia tidak bisa terus-menerus seperti ini. Heru

Page 4: Contoh Laporan Pemicu Blok 3

kemudian menceritakan masalahnya (curhat) ke Dodi saudaranya. Dodi dapat

memahami kondisi Heru, dan berusaha membantunya dengan memberikan saran-saran

positif, dukungan dan motivasi bagi Heru. Herupun merasa lebih tenang dan ia mulai

mempersiapkan diri untuk berangkat kuliah. Ia mulai membuka diri, melibatkan diri dalam

tugas kelompok, dan memberanikan diri untuk mengajak bicara rekanrekannya.

Sebenarnya Heru tergolong mahasiswa yang rajin, sehingga ia dapat aktif dalam belajar

kelompok dan menyiapkan tugas-tugas tepat waktu. Namun sebagian teman

kelompoknya senang menunda-nunda dalam penyelesaian tugas. Teman-temannya

menceritakan bahwa selama ini mereka memiliki kebiasaan belajar dengan sistem borongan.

Kakak merekapun juga memiliki kebiasaan belajar yang sama. Sebenarnya mereka

sering diingatkan oleh ibunya. Namun karena harus selalu diingatkan, maka si ibu

lama-lama menjadi bosan mengingatkan terus. Herupun berusaha untuk mengingatkannya

agar tugas kelompok mereka dapat segera diselesaikan. Namun teman-temannya banyak

beralasan dengan menyatakan kalau sedang sibuk, meskipun sebenarnya alasan tersebut

tidak benar. Sebagian temannya juga menjadi kesal dan marah dengan Heru, karena merasa

banyak diatur oleh Heru.

1.3. Learning Issue

1. Proses pembentukan persepsi

2. Emosi dan kecerdasan emosi

3. Manajemen stress

4. Proses belajar

5. Jenis-jenis kepribadian

6. Pembentukan motivasi

1.4. Pertanyaan

1. Mengapa Heru merasa cemas untuk menghadiri kuliah di kampus barunya?

Bagaimana prosesnya sehingga hal tersebut terjadi?

2. Fenomena psikologis apakah yang dialami oleh Heru saat dua minggu pertama ia

akan menjalani kuliahnya? Jelaskan alasan anda!

3. Bentuk strategi apa yang dilakukan oleh Heru dalam mengatasi masalahnya?

4. Jelaskan bentuk kecerdasan emosi apa yang diperlihatkan oleh Dodi saudaranya!

5. Ditinjau dari teori belajar, bagaimanakah terbentuknya kebiasaan malas belajar

pada mahasiswa teman Heru?

6. Reaksi emosional apa yang diperlihatkan oleh teman-teman Heru saat diingatkan

oleh Heru agar segera menyelesaikan tugas-tugas kelompoknya? Rasional atau

Page 5: Contoh Laporan Pemicu Blok 3

tidakkah perilaku yang ditunjukkan? Bagaimanakah proses reaksi emosi tersebut

muncul?

7. Untuk bisa mengatasi permasalahan ini, Heru haruslah memiliki kepribadian yang

sehat atau matang. Karakteristik kepribadian yang bagaimanakah yang harus

dimiliki Heru agar ia dapat dikatakan sebagai mahasiswa yang berkepribadian

sehat?

8. Jelaskan strategi apa yang dapat dilakukan oleh Heru untuk memotivasi teman-

temannya agar mau segera menyelesaikan tugas-tugasnya!

BAB II

Pembahasan

2.1. Proses pembentukan persepsi

Persepsi seseorang tidaklah timbul begitu saja, ada tahapan-tahapan atau proses

tertentu yang harus dilalui oleh seseorang untuk bisa berpersepsi. Menurut Sunaryo

(2004), persepsi melewati tiga proses, yaitu :1

a. Proses fisik : Obyek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera atau

reseptor

b. Proses fisiologis : Stimulus yang diterima oleh indera dilanjutkan oleh saraf sensoris

ke otak

c. Proses psikologis : Proses di dalam otak sehingga individu dapat menyadari stimulus

yang diterima.

Heru mengalami perasaan cemas dan stress dikarenakan persepsinya yang salah

karena mengira mahasiswanya bersifat individual serta dosen-dosennya memiliki standart

yang tinggi dari apa yang ia dengar dari Dodi, saudaranya yang berada di fakultas yang

berbeda dengan Heru. Dalam dua minggu pertama, Heru mengalami stress negative yang

disebut distress dimana distress ini terjadi ketika tingkatan stress terlalu tinggi atau terlalu

rendah dan tubuh serta pikiran mulai menanggapi stressor dengan negative. Kemudian,

setelah dua minggu pertama Heru mengalami stress positif yang disebut dengan eustress

dimana terjadi peningkatan stress yang cukup tinggi untuk memotivasi agar bertindak

untuk mencapai sesuatu.

Page 6: Contoh Laporan Pemicu Blok 3

2.2. Emosi dan kecerdasan emosi

Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh.

Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam

emosi. Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan

pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan

untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Emosi berkaitan

dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu

aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator

perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional

manusia. (Prawitasari,1995).

Steiner (1997) menjelaskan pengertian kecerdasan emosional adalah suatu

kemampuan yang dapat mengerti emosi diri sendiri dan orang lain, serta mengetahui

bagaimana emosi diri sendiri terekspresikan untuk meningkatkan maksimal etis sebagai

kekuatan pribadi. Goleman mengutip Salovey (2002:58-59) menempatkan menempatkan

kecerdasan pribadi Gardner dalam definisi dasar tentang kecerdasan emosional yang

dicetuskannya dan memperluas kemampuan tersebut menjadi lima kemampuan utama,

yaitu :2

a) Mengenali Emosi Diri

b) Mengelola Emosi

c) Memotivasi Diri Sendiri

d) Mengenali Emosi Orang Lain

e) Membina Hubungan

Dilihat dari scenario pemicu, Dodi terbilang memiliki kecerdasan emosi yang mampu

memahami emosi-emosi yang dirasakan oleh saudaranya, Heru. Dodi juga mampu

memberikan solusi-solusi positif yang membangun agar Heru mampu merubah dan

mengatasi kecemasannya.

2.3. Manajemen Stres

Manajemen stres adalah kemampuan penggunaan sumber daya (manusia) secara

efektif untuk mengatasi gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang muncul

karena tanggapan (respon). Tujuan dari manajemen stres itu sendiri adalah untuk

memperbaiki kualitas hidup individu itu agar menjadi lebih baik. Berikut tahapan-

tahapan yang dapat dilakukan untuk mengelola stress, yaitu :3

Page 7: Contoh Laporan Pemicu Blok 3

1. Beritahu orang yang ingin Anda ajak bicara tentang masalah Anda. Katakanlah apa

masalahnya dan bertanya apakah sekarang waktu yang baik untuk berbicara. Ini

mempersiapkan orang untuk menangani masalah bukannya mengejutkan dia dengan

itu.

2. Jelaskan masalah dengan jelas dan tenang. Katakan bagaimana masalah

mempengaruhi Anda. Misalnya, "Ketika saya membayar untuk makanan Anda

sepanjang waktu, saya merasa dimanfaatkan."

3. Setelah Anda menjelaskan masalah, dengarkan tanggapan orang lain.

4. Cobalah untuk mengevaluasi solusi untuk masalah ini bersama-sama.

5. Kadang-kadang orang tidak setuju pada solusi untuk masalah. Bersiaplah jika diskusi

tidak berubah seperti yang Anda harapkan. Anda selalu dapat mencoba berbicara di

lain waktu.

2.4. Proses belajar

Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku

sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat

adanya interaksi antara stimulus dan respon. Teman-teman Heru memiliki perilaku malas

belajar karena kurangnya determinasi diri dalam diri mereka untuk belajar, serta mereka

juga meniru perilaku dari kakak kelasnya yang cara belajarnya menggunakan system

borongan.

2.5. Jenis-jenis kepribadian

Menurut Sorafino, Kepribadian mengacu pada kognitif, afektif atau perilaku

kecenderungan seseorang yang cukup stabil sepanjang waktu dan situasi. Allport (1961)

mengatakan Kepribadian adalah organisasi dinamis dari sistem psiko-fisik dlm diri

individu yg menentukan penyesuaian diri yang unik terhadap lingkungan.4

Big Five Personality merupakan pendekatan dalam psikologi kepribadian yang

mengelompokan trait kepribadian dengan analisis faktor. Tokoh pelopornya adalah

Allport dan Cattell. Big Five Personality adalah suatu pendekatan yang digunakan dalam

psikologi untuk melihat kepribadian manusia melalui trait yang tersusun dalam lima buah

domain kepribadian yang telah dibentuk dengan menggunakan analisis faktor. Lima traits

kepribadian tersebut adalah extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuoriticism,

Page 8: Contoh Laporan Pemicu Blok 3

openness to experiences. Jenis-jenis dalam domain-domain dari Big Five Personality

Costa & McCrae (1997) adalah sebagai berikut.

1. Extraversion (E)

Faktor pertama adalah extraversion, atau bisa juga disebut faktor dominan-patuh

(dominance-submissiveness). Faktor ini merupakan dimensi yang penting dalam

kepribadian, dimana extraversion ini dapat memprediksi banyak tingkah laku sosial.

2. Agreeableness (A)

Agreebleness dapat disebut juga social adaptibility atau likability yang

mengindikasikan seseorang yang ramah, memiliki kepribadian yang selalu mengalah,

menghindari konflik dan memiliki kecenderungan untuk mengikuti orang lain.

3. Neuroticism (N)

Neuroticism menggambarkan seseorang yang memiliki masalah dengan emosi yang

negatif seperti rasa khawatir dan rasa tidak aman. Secara emosional mereka labil,

seperti juga teman-temannya yang lain, mereka juga mengubah perhatian menjadi

sesuatu yang berlawanan.

4. Openness (O)

Faktor openness terhadap pengalaman merupakan faktor yang paling sulit untuk

dideskripsikan, karena faktor ini tidak sejalan dengan bahasa yang digunakan tidak

seperti halnya faktor-faktor yang lain. Openness mengacu pada bagaimana seseorang

bersedia melakukan penyesuaian pada suatu ide atau situasi yang baru.

5. Conscientiousness (C)

Conscientiousness dapat disebut juga dependability, impulse control, dan will to

achieve, yang menggambarkan perbedaan keteraturan dan self discipline seseorang.

Seseorang yang conscientious memiliki nilai kebersihan dan ambisi. Orang-orang

tersebut biasanya digambarkan oleh teman-teman mereka sebagai seseorang yang

well-organize, tepat waktu, dan ambisius.

Untuk bisa menjadi mahasiswa yang memiliki kepribadian yang sehat, Heru haruslah

memiliki kepribadian yang Agreebleness, Openness dan Conscientiousness.

Page 9: Contoh Laporan Pemicu Blok 3

2.6. Pembentukan motivasi

Menurut Sardiman (2006:73) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang

yang ditandai dengan munculnya “felling” dan didahului dengan tanggapan terhadap

adanya tujuan.5 Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang

tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melaksanakan aktivitas

belajar. Motivasi diperlukan dalam menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.

Terbentuknya motivasi berasal dari dua jenis, yaitu berasal dari diri sendiri (internal)

dan juga berasal dari lingkungan.6 Motivasi internal adalah motivasi yang muncul dari

dalam diri sendiri tanpa ada faktor luar yang mempengaruhi. Motivasi ini lebih

menekankan nilai dari kegiatan itu sendiri dari pada penghargaan dari luar. Motivasi

internal terbagi lagi menjadi dua yaitu, determinasi diri dan pilihan personal. Determinasi

disini maksudnya adalah kita melakukan sesuatu karena kita mau melakukannya bukan

karena paksaan atau imbalan. Sedangkan pilihan personal adalah kita melakukan sesuatu

karena kita merasakan perasaan bahagia dan menyenangkan, kita merasakan kepuasan

tersendiri ketika selesai melakukan sesuatu. Motivasi yang muncul dari dalam diri

misalnya, kita melakukan suatu pekerjaan karena kita ingin mengembangkan diri dalam

bidang pekerjaan tersebut bukan karena faktor luar seperti hukuman dan imbalan.

Berbeda dengan motivasi ekternal yaitu motivasi yang muncul karena dorongan dari

luar baik itu berupa hal yang positif seperti imbalan, reward, hadiah, penghargaan dan

lain-lain maupun hal yang negatif seperti, hukuman, paksaan dll. Contohnya kita bekerja

karena gaji yang akan kita dapatkan setiap bulannya.6

Page 10: Contoh Laporan Pemicu Blok 3

BAB III

Penutup

Kesimpulan

Rasa cemas bisa saja disebabkan oleh persepsi dari sudut pandang seseorang. Selain

dari sudut pandang orang pertama, rasa cemas timbul dari pengalaman orang ketiga yang

pernah mengalaminya. Akibatnya, bila rasa cemas tidak segera diatasi akan menimbulkan

stress negative yang disebut dengan distress.

Dalam scenario ini penting sekali tidak langsung percaya dengan apa yang orang lain

katakan mengenai pengalamannya di tempat kuliah karena ini akan mengubah persepsi kita,

hasilnya bisa saja positif maupun negative. Untuk heru yang cemas, motivasi adalah hal yang

ia butuhkan untuk mendorong dirinya mengatasi rasa cemasnya, dengan begitu Heru akan

mampu untuk membuka diri dan tidak lagi merasa cemas terhadap lingkungannya.

Daftar Pustaka

1. Sumardi Deddy. (2012). Memahami Proses Terjadinya Persepsi.

http://deddysumardi.wordpress.com/2012/04/09/memahami-proses-terjadinya-persepsi/ ( 05

Desember 2013)

2. Yunita Riny. (2009). Kecerdasan Emosi.

http://rinyyunita.wordpress.com/2009/01/25/kecerdasan-emosi/ (06 Desember 2013)

3. Gregson, Susan R.. Management Stress. United States of America: Capstone Press, 2000: 49

4. Carducci, Bernardo J. The Psychology of Personality. 2nd ed. United States of America:

Blackwell, 2009: 260

5. Sardiman, A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta:Grafindo, 2006.

6. Putra Yuwono. (2013). Proses Terbentuknya Motivasi.

http://yuwonoputra.blogspot.com/2013/07/proses-terbentuknya-motivasi.html (06 Desember

2013)