Contoh Kasus Trauma Tumpul Pada Mata

16
CONTOH KASUS TRAUMA TUMPUL PADA MATA Selama kurang lebih 3 hari sebelum masuk rumah sakit, klien merasa nyeri pada kedua matanya, klien juga mengatakan pandangannya kabur atau tidak jelas pada jarak tertentu. Dan klien mengatakan cemas terhadap penyakit yang di deritanya. Kemudian suami klien memberikan obat tetes mata tetapi tidak ada efeknya juga, sehingga suami klien memutuskan untuk membawanya kerumah sakit pada tanggal 06 Mei 2015, jam 11.00 WIB. Melalui IGD. TD. 120/70mmHg, N.80X/menit, R.24X/menit,S.37,5◦C. ASUHAN KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN a. Identitas Pasien / Klien Nama : Ny M Umur : 35 tahun Jenis kelamin : perempuan TB :170 cm BB : 60 kg Alamat : sudiang

description

semoga dapat membantu

Transcript of Contoh Kasus Trauma Tumpul Pada Mata

CONTOH KASUS TRAUMA TUMPUL PADA MATASelama kurang lebih 3 hari sebelum masuk rumah sakit, klien merasa nyeri pada kedua matanya, klien juga mengatakan pandangannya kabur atau tidak jelas pada jarak tertentu. Dan klien mengatakan cemas terhadap penyakit yang di deritanya. Kemudian suami klien memberikan obat tetes mata tetapi tidak ada efeknya juga, sehingga suami klien memutuskan untuk membawanya kerumah sakit pada tanggal 06 Mei 2015, jam 11.00 WIB. Melalui IGD. TD. 120/70mmHg, N.80X/menit, R.24X/menit,S.37,5C.

ASUHAN KEPERAWATAN

A.PENGKAJIAN

a.IdentitasPasien / KlienNama : Ny M Umur : 35 tahun Jenis kelamin : perempuanTB :170 cmBB : 60 kg Alamat : sudiangStatus perkawinan : kawinAgama : IslamSuku : JawaPendidikan : SDPekerjaan : Ibu Rumah Tangga

DATA FOKUSData SubjectifData Objektif

1. Klien mengatakan matanya sakit

2. Klienmengatakan pandangannya kabur atau tidak jelas padajarak tertentu3. klien mengatakan cemas terhadap penyakit yang dideritanya.

1. klien terlihat menahan sakit dan menutupi matanya dengantelapak tangan2. klien terlihat sulit untuk beraktivitas.3. Klien Nampak tegang

ANALISA DATANoDiagnosa KeperawatanEtiologiProblem

1. Nyeri akut berhubungan dengan imflamasi pada kornea atau peningkatan tekanan intraocular.Di tandai: DS. Klien mengatakan matanya sakit

DO. Klien terlihat menahan sakit dan menutupi matanya dengan telapak tangan

Trauma mata

Konjuntiva

Ruptur pembulu darah

Perdarahan

NyeriNyeri

2.G Gangguan sensori perceptual penglihatan b/d gangguan penerimaan sensori / status organ indera. Lingkungan secara terapetik dibatasi.Ditandai;DS: Klien mengatakan pandangannya kabur atau tidak jelas padajarak tertentu

DO. klien terlihat sulit untuk beraktivitas.GTrauma mata

Gangguan pengaturan cahaya

Gangguan penglihatan

Gangguan sensori perceptual penglihatan

3.Ansietas b/d perubahan status kesehatan dan penurunan ketajaman penglihatanDi tandai:

DS. klien mengatakan cemas terhadap penyakit yang dideritanya.

DO. Klien Nampak tegang

Trauma mata

Sklera

Penurunan tekanan bola mata

Prolab jarBola mata

CemasAnsietas

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi pada kornea atau peningkatan tekanan intraocular.2. Gangguan sensori perceptual penglihatan b/d gangguan penerimaan sensori / status organ indera. Lingkungan secara terapetik dibatasi.3. Ansietas b/d perubahan status kesehatan dan penurunan ketajaman penglihatan

III INTERVENSI 1. Diagnosa 1:Nyeri akut berhubungan dengan dengan inflamasi pada kornea atau peningkatan tekanan intraocular. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan, rasa nyeri berkurang.Kriteria Hasil : a. Pasien mendemonstrasikan pengetahuan pengontrolan nyerib. Pasien mengalami dan mendemonstrasikan periode tidur yang tidak tergangguc. Pasien mengatakan nyeri berkurang dengan skala nyeri ringan (1-3)

Intervensi:a) Kaji tipe, intensitas dan lokasi nyeriRasional:Untuk menentukan intervensi yang sesuai dan keefektifan dari terapi yang diberikan.b) Ajarkan tekhnik distraksi dan relaksasiRasional:Relaksasi dapat mengurangi tingkat nyeric) Pertahankan tirah baring dengan posisi tegak atau posisi kepala 60Rasional:Mengurangi tekanan pada TIO sehingga dapat mengurangi rasa nyeri

. Diagnosa 2Gangguan sensori perceptual penglihatan b/d gangguan penerimaan sensori / status organ indera. Lingkungan secara terapetik dibatasi.

Tujuan :setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien mampu beradaptasi dengan perubahan.

Kriteria Hasil :a. Pasien menerima dan mengatasi sesuai dengan keterbatasan penglihatanb. Menggunakan penglihatan yang ada atau indra lainnya secara adekuat

Intervensi:a) Perkenalkan pasien dengan lingkungan sekitarnyaRasional:Dengan memperkenalkan lingkungan disekitar, dapat memudahkan klien dalam beraktifitas dan mengurangi injuri.b) Beritahu pasien untuk mengoptimalkan alat indera yang lainRasinal:Mengurangi kerja indra yang sedang mengalami luka atau perdarahan.c) Libatkan orang terdekat dalam perawatan dan aktivitas.Rasional:Klien merasa diperhatikan oleh keluarga klien sehingga klien jadi merasa aman.

Diagnosa 3Ansietas b/d perubahan status kesehatan dan penurunan ketajaman penglihatan

Tujuan :setelah dilakukan tindakan keperawatan, ansietas dapat teratasi.Kriteria Hasil:a. Pasien mendemonstrasikan penilaian penanganan adaptif untuk mengurangi ansietasb. Pasien mendemonstrasikan pemahaman proses penyakit

Intervensi:a) Dorong mengungkapkan ansietasRasional:Dengan mengungkapkan ansietas perawat dapat menyebabkan ansietas.b) Pertahankan limgkungan yang tenangRasional:Lingkungan yang tenang dapat mengurangi stres.c) Berikan dukungan emosionalRasional:Dengan dukungan dari keluarga perasaan klie bisa jadi lebih tenang.d) Bantu atau ajarkan teknik relaksasi, nafas dalam, meditasiRasional:Teknik relaksasi dapat mengurangi rasa sakit dan ansietas dapat berkurang.

IMPLEMENTASlNOHARI/TANGGALJAMIMPLEMENTASIEVALUASI

1.

2.

3.

1.

2.

3.

Sabtu,09-05-2015

Sabtu,09-05-2015

Sabtu,09-04-2015

Minggu,10-09-2015

Minggu,10-09-2015

Minggu,10-09-201508.00

08.15

09.25

09.50

10.25

10.35

11.00

11.15

11.30

12.00

08.00

08.25

08.40

09.00

09.10

09.30

10.001. .Mengkaji tipe, intensitas dan lokasi nyeriH: nyeri masih terasa ketika klien melakukan aktifitas2. Mengajarkan tekhnik distraksi dan relaksasi.H: klien mengikuti peritah.3. Mempertahankan tirah baring dengan posisi tegak atau posisi kepala 60H: klien sudah melakukan apa yang dianjurkan untuk mengurangi rasa nyeri.

1. Memperkenalkan pasien dengan lingkungan sekitarnyaH: Klien masih kesulitan beraktifitas.2. Memberitahuka pasien untuk mengoptimalkan alat indera yang lain.H: Klien mengikuti perintah.3. Melibatkan orang terdekat dalam perawatan dan aktivitas.H: Klian merasa di perhatikan oleh keluarga.

1. Mendorong klien mengungkapkan ansietas.H: Klien nampak tegang.

2. Mempertahankan limgkungan yang tenangH: klien mengikuti perintah.3. Memberikan dukungan emosional.H: klien merasa tenang.4. Membantu atau mengajarkan teknik relaksasi, nafas dalam, meditasiH: Klien mengikuti perintah.1. Mengkaji tipe, intensitas dan lokasi nyeriH: nyeri masih terasa ketika klien melakukan aktifitas2. Mengajarkan tekhnik distraksi dan relaksasi.H: klien mengikuti peritah.3. Mempertahankan tirah baring dengan posisi tegak atau posisi kepala 60H: klien sudah melakukan apa yang dianjurkan untuk mengurangi rasa nyeri.

1. Memperkenalkan pasien dengan lingkungan sekitarnyaH: Klien masih kesulitan beraktifitas.2. Memberitahuka pasien untuk mengoptimalkan alat indera yang lain.H: Klien mengikuti perintah.3. Melibatkan orang terdekat dalam perawatan dan aktivitas.H: Klian merasa di perhatikan oleh keluarga

1. Mendorong klien mengungkapkan ansietas.H: Klien nampak tegang.

2. Mempertahankan limgkungan yang tenangH: klien mengikuti perintah.3. Memberikan dukungan emosional.H: klien merasa tenang.4. Membantu atau mengajarkan teknik relaksasi, nafas dalam, meditasi H: Klien mengikuti perintah.

S: Klien mengatakan masih merasa nyeri.O: Klien nampak meringis.A: Masalah belum teratasi.P: Lanjutkan intervensi 1 2 dan 3

S: Klien Mengatakan penglihatannya masih kabur.O: klien nampak kesulitan beraktifitasA: Malalah belum teratasi.P: Lanjutkan intervensi 1 dan 2.

S: Klien mengatakan cemas terhadap penyakit yang di deritanya.O: Klien nampak tegangA:Masalah belum teratasiP: Lanjutkan intervensi 1 2 dan 4.

S: Klien mengatakan masih merasa nyeri.O: Klien nampak meringis.A: Masalah belum teratasi.P: Lanjutkan intervensi 1 2 dan 3

S: Klien Mengatakan penglihatannya masih kabur.O: klien nampak kesulitan beraktifitasA: Malalah belum teratasi.P: Lanjutkan intervensi 1 dan 2.

S: Klien mengatakan cemas terhadap penyakit yang di deritanya.O: Klien nampak tegangA:Masalah belum teratasiP: Lanjutkan intervensi 1 2 dan 4.

DAFTAR PUSTAKA

Asbury T, Sanitato JJ. 2000. Trauma dalam Oftalmologi Umum edisi 14. Editor Vaughan Carpenito, L.J. 2007. Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Ed. 10. Jakarta : EGCDG, Asbury T, Riordan-Eva P. Alih Bahasa: Tambajong J, Pendit BU. Jakarta: Widya MedikaIlyas, Sidarta. 2005. Kedaruratan Dalam Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : FKUI JakartaTucker, Susan Martin et al. 2003. Standar Perawatan Pasien : proses keperawatan, diagnosis dan evaluasi. Alih bahasa Yasmin Asih dkk. Ed. 6. Jakarta : Egc