Contoh Kasus Trauma Tumpul Pada Mata
-
Upload
lisu-ardiyanti-polopadang -
Category
Documents
-
view
354 -
download
47
description
Transcript of Contoh Kasus Trauma Tumpul Pada Mata
CONTOH KASUS TRAUMA TUMPUL PADA MATASelama kurang lebih 3 hari sebelum masuk rumah sakit, klien merasa nyeri pada kedua matanya, klien juga mengatakan pandangannya kabur atau tidak jelas pada jarak tertentu. Dan klien mengatakan cemas terhadap penyakit yang di deritanya. Kemudian suami klien memberikan obat tetes mata tetapi tidak ada efeknya juga, sehingga suami klien memutuskan untuk membawanya kerumah sakit pada tanggal 06 Mei 2015, jam 11.00 WIB. Melalui IGD. TD. 120/70mmHg, N.80X/menit, R.24X/menit,S.37,5C.
ASUHAN KEPERAWATAN
A.PENGKAJIAN
a.IdentitasPasien / KlienNama : Ny M Umur : 35 tahun Jenis kelamin : perempuanTB :170 cmBB : 60 kg Alamat : sudiangStatus perkawinan : kawinAgama : IslamSuku : JawaPendidikan : SDPekerjaan : Ibu Rumah Tangga
DATA FOKUSData SubjectifData Objektif
1. Klien mengatakan matanya sakit
2. Klienmengatakan pandangannya kabur atau tidak jelas padajarak tertentu3. klien mengatakan cemas terhadap penyakit yang dideritanya.
1. klien terlihat menahan sakit dan menutupi matanya dengantelapak tangan2. klien terlihat sulit untuk beraktivitas.3. Klien Nampak tegang
ANALISA DATANoDiagnosa KeperawatanEtiologiProblem
1. Nyeri akut berhubungan dengan imflamasi pada kornea atau peningkatan tekanan intraocular.Di tandai: DS. Klien mengatakan matanya sakit
DO. Klien terlihat menahan sakit dan menutupi matanya dengan telapak tangan
Trauma mata
Konjuntiva
Ruptur pembulu darah
Perdarahan
NyeriNyeri
2.G Gangguan sensori perceptual penglihatan b/d gangguan penerimaan sensori / status organ indera. Lingkungan secara terapetik dibatasi.Ditandai;DS: Klien mengatakan pandangannya kabur atau tidak jelas padajarak tertentu
DO. klien terlihat sulit untuk beraktivitas.GTrauma mata
Gangguan pengaturan cahaya
Gangguan penglihatan
Gangguan sensori perceptual penglihatan
3.Ansietas b/d perubahan status kesehatan dan penurunan ketajaman penglihatanDi tandai:
DS. klien mengatakan cemas terhadap penyakit yang dideritanya.
DO. Klien Nampak tegang
Trauma mata
Sklera
Penurunan tekanan bola mata
Prolab jarBola mata
CemasAnsietas
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi pada kornea atau peningkatan tekanan intraocular.2. Gangguan sensori perceptual penglihatan b/d gangguan penerimaan sensori / status organ indera. Lingkungan secara terapetik dibatasi.3. Ansietas b/d perubahan status kesehatan dan penurunan ketajaman penglihatan
III INTERVENSI 1. Diagnosa 1:Nyeri akut berhubungan dengan dengan inflamasi pada kornea atau peningkatan tekanan intraocular. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan, rasa nyeri berkurang.Kriteria Hasil : a. Pasien mendemonstrasikan pengetahuan pengontrolan nyerib. Pasien mengalami dan mendemonstrasikan periode tidur yang tidak tergangguc. Pasien mengatakan nyeri berkurang dengan skala nyeri ringan (1-3)
Intervensi:a) Kaji tipe, intensitas dan lokasi nyeriRasional:Untuk menentukan intervensi yang sesuai dan keefektifan dari terapi yang diberikan.b) Ajarkan tekhnik distraksi dan relaksasiRasional:Relaksasi dapat mengurangi tingkat nyeric) Pertahankan tirah baring dengan posisi tegak atau posisi kepala 60Rasional:Mengurangi tekanan pada TIO sehingga dapat mengurangi rasa nyeri
. Diagnosa 2Gangguan sensori perceptual penglihatan b/d gangguan penerimaan sensori / status organ indera. Lingkungan secara terapetik dibatasi.
Tujuan :setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien mampu beradaptasi dengan perubahan.
Kriteria Hasil :a. Pasien menerima dan mengatasi sesuai dengan keterbatasan penglihatanb. Menggunakan penglihatan yang ada atau indra lainnya secara adekuat
Intervensi:a) Perkenalkan pasien dengan lingkungan sekitarnyaRasional:Dengan memperkenalkan lingkungan disekitar, dapat memudahkan klien dalam beraktifitas dan mengurangi injuri.b) Beritahu pasien untuk mengoptimalkan alat indera yang lainRasinal:Mengurangi kerja indra yang sedang mengalami luka atau perdarahan.c) Libatkan orang terdekat dalam perawatan dan aktivitas.Rasional:Klien merasa diperhatikan oleh keluarga klien sehingga klien jadi merasa aman.
Diagnosa 3Ansietas b/d perubahan status kesehatan dan penurunan ketajaman penglihatan
Tujuan :setelah dilakukan tindakan keperawatan, ansietas dapat teratasi.Kriteria Hasil:a. Pasien mendemonstrasikan penilaian penanganan adaptif untuk mengurangi ansietasb. Pasien mendemonstrasikan pemahaman proses penyakit
Intervensi:a) Dorong mengungkapkan ansietasRasional:Dengan mengungkapkan ansietas perawat dapat menyebabkan ansietas.b) Pertahankan limgkungan yang tenangRasional:Lingkungan yang tenang dapat mengurangi stres.c) Berikan dukungan emosionalRasional:Dengan dukungan dari keluarga perasaan klie bisa jadi lebih tenang.d) Bantu atau ajarkan teknik relaksasi, nafas dalam, meditasiRasional:Teknik relaksasi dapat mengurangi rasa sakit dan ansietas dapat berkurang.
IMPLEMENTASlNOHARI/TANGGALJAMIMPLEMENTASIEVALUASI
1.
2.
3.
1.
2.
3.
Sabtu,09-05-2015
Sabtu,09-05-2015
Sabtu,09-04-2015
Minggu,10-09-2015
Minggu,10-09-2015
Minggu,10-09-201508.00
08.15
09.25
09.50
10.25
10.35
11.00
11.15
11.30
12.00
08.00
08.25
08.40
09.00
09.10
09.30
10.001. .Mengkaji tipe, intensitas dan lokasi nyeriH: nyeri masih terasa ketika klien melakukan aktifitas2. Mengajarkan tekhnik distraksi dan relaksasi.H: klien mengikuti peritah.3. Mempertahankan tirah baring dengan posisi tegak atau posisi kepala 60H: klien sudah melakukan apa yang dianjurkan untuk mengurangi rasa nyeri.
1. Memperkenalkan pasien dengan lingkungan sekitarnyaH: Klien masih kesulitan beraktifitas.2. Memberitahuka pasien untuk mengoptimalkan alat indera yang lain.H: Klien mengikuti perintah.3. Melibatkan orang terdekat dalam perawatan dan aktivitas.H: Klian merasa di perhatikan oleh keluarga.
1. Mendorong klien mengungkapkan ansietas.H: Klien nampak tegang.
2. Mempertahankan limgkungan yang tenangH: klien mengikuti perintah.3. Memberikan dukungan emosional.H: klien merasa tenang.4. Membantu atau mengajarkan teknik relaksasi, nafas dalam, meditasiH: Klien mengikuti perintah.1. Mengkaji tipe, intensitas dan lokasi nyeriH: nyeri masih terasa ketika klien melakukan aktifitas2. Mengajarkan tekhnik distraksi dan relaksasi.H: klien mengikuti peritah.3. Mempertahankan tirah baring dengan posisi tegak atau posisi kepala 60H: klien sudah melakukan apa yang dianjurkan untuk mengurangi rasa nyeri.
1. Memperkenalkan pasien dengan lingkungan sekitarnyaH: Klien masih kesulitan beraktifitas.2. Memberitahuka pasien untuk mengoptimalkan alat indera yang lain.H: Klien mengikuti perintah.3. Melibatkan orang terdekat dalam perawatan dan aktivitas.H: Klian merasa di perhatikan oleh keluarga
1. Mendorong klien mengungkapkan ansietas.H: Klien nampak tegang.
2. Mempertahankan limgkungan yang tenangH: klien mengikuti perintah.3. Memberikan dukungan emosional.H: klien merasa tenang.4. Membantu atau mengajarkan teknik relaksasi, nafas dalam, meditasi H: Klien mengikuti perintah.
S: Klien mengatakan masih merasa nyeri.O: Klien nampak meringis.A: Masalah belum teratasi.P: Lanjutkan intervensi 1 2 dan 3
S: Klien Mengatakan penglihatannya masih kabur.O: klien nampak kesulitan beraktifitasA: Malalah belum teratasi.P: Lanjutkan intervensi 1 dan 2.
S: Klien mengatakan cemas terhadap penyakit yang di deritanya.O: Klien nampak tegangA:Masalah belum teratasiP: Lanjutkan intervensi 1 2 dan 4.
S: Klien mengatakan masih merasa nyeri.O: Klien nampak meringis.A: Masalah belum teratasi.P: Lanjutkan intervensi 1 2 dan 3
S: Klien Mengatakan penglihatannya masih kabur.O: klien nampak kesulitan beraktifitasA: Malalah belum teratasi.P: Lanjutkan intervensi 1 dan 2.
S: Klien mengatakan cemas terhadap penyakit yang di deritanya.O: Klien nampak tegangA:Masalah belum teratasiP: Lanjutkan intervensi 1 2 dan 4.
DAFTAR PUSTAKA
Asbury T, Sanitato JJ. 2000. Trauma dalam Oftalmologi Umum edisi 14. Editor Vaughan Carpenito, L.J. 2007. Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Ed. 10. Jakarta : EGCDG, Asbury T, Riordan-Eva P. Alih Bahasa: Tambajong J, Pendit BU. Jakarta: Widya MedikaIlyas, Sidarta. 2005. Kedaruratan Dalam Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : FKUI JakartaTucker, Susan Martin et al. 2003. Standar Perawatan Pasien : proses keperawatan, diagnosis dan evaluasi. Alih bahasa Yasmin Asih dkk. Ed. 6. Jakarta : Egc