Contoh bahan penyuluhan pertanian indonesia
-
Upload
nenengpadriah -
Category
Documents
-
view
8.184 -
download
6
Transcript of Contoh bahan penyuluhan pertanian indonesia
MAKALAH
PERTANIAN
Tentang
Bahan Penyuluhan Pertanian
Disusun Oleh:
Neneng Padriah
Semester : II
Kls: C
Dosen Pengampu:
Bayu Kartika, SH.
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
YAYASAN PENDIDIKAN MERANGIN (BANGKO)
T.A 2014
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Program terkait pertanian di Indonesia telah diformulasi oleh Kementrian Pertanian dalam wujud “Empat Sukses Program Pembangunan Pertanian” yaitu: (1) Pencapaian Swasembada dan Swasembada berkelanjutan, (2) Peningkatan Diversifikasi Pangan, (3) Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor serta (4) Peningkatan Kesejahteraan Petani Pertanian.
Pengembangan pertanian berkelanjutan dengan memanfaatkan limbah hasil pertanian seperti jerami padi merupakan aktivitas yang relevan dengan empat sukses program pembangunan pertanian di atas, terutama pada empat sukses yang pertama (swasembada berkelanjutan) dan empat sukses yang ke tiga (peningkatan nilai tambah dan daya saing ekspor) serta empat sukses yang ke empat ( peningkatan kesejahteraan petani)
Undang-undang SP3K nomor 16 tahun 2006 juga mengamanahkan bahwa kegiatan penyuluhan harus memperhatikan kondisi lingkungan, agar lingkungan pertanian tetap terjaga, lestari dan semakin meningkat kualitasnya setelah di hujani pupuk dan bahan kimia laiinnya yang menyebabkan degradasi lahan.
Selanjutnya, mahasiswa Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor, yang merupakan komponen dari sistem pembangunan pertanian secara keseluruhan di Indonesia juga dituntut untuk memberi kontribusi demi tercapainya empat sukses program pertanian tersebut serta berusaha mengembangkan inovasi dalam memanfaatkan limbah hasil pertanian seperti jerami padi dalam mendukung pertanian Indonesia yang berkelanjutan (Sustainable Agriculture of Indonesia).
Berdasarkan pemikiran tersebut, mahasiswa Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, khususnya yang tergabung dalam kelompok I kelas IV A yang saat ini berada di semester VII akan melaksanakan Pelatihan Pertanian Berkelanjutan dengan Tema Optimalisasi Usaha Tani Berbasis Zero Waste Farming. Pelatihan yang di tujukan untuk pengurus kelompok tani, gabungan kelompok tani, dan penyuluh pertanian.
Kegiatan pelatihan tersebut akan dilaksanakan di Desa … Kecamatan … Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Alasan utama dipilihnya lokasi tersebut adalah; petani setempat belum memanfaatkan jerami padi hasil budidaya sebelumnya untuk memperbaiki strukrtur tanah lahan usaha. Selain itu belum tumbuhnya kesadaran petani dalam melaksanakan usaha tani dengan orientasi sadar lingkungan. Alasan lain, adalah kurangnya sosiaslisasi penyuluh kepada petani dan masyarakan terhadap pentingnya menjaga lingkungan pertanian agar tetap lestari.
Tujuan
Tujuan dilaksanakannya pelatihan pertanian berkelanjutan ini adalah sebagai berikut:
1. Petani memiliki kesadaran tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan pertnaian2. Petani diharapkan dapat memanfaatkan jerami padi yang dihasilkan dari usahataninya
menjadi pupuk organik.3. Petani mendapatkan nilai tambah yang lebih baik melalui peningkatan penghasilan
tambahan4. Penyuluh memiliki spirit untuk mengembangkan pertanian berkelanjutan
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Pelatihan
Pelatihan merupakan bagian dari investasi SDM (human investment) untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja, dan dengan demikian meningkatkan kinerja pegawai. Pelatihan biasanya dilakukan dengan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan jabatan, diberikan dalam waktu yang relatif pendek, untuk membekali seseorang dengan keterampilan kerja. (Payaman Simanjuntak, 2005)
Pelatihan (training) adalah “sebuah proses sistematis untuk mengubah perilaku kerja seorang/sekelompok pegawai dalam usaha meningkatkan kinerja organisasi”. Pelatihan terkait dengan keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk pekerjaan yang sekarang dilakukan. Pelatihan berorientasi ke masa sekarang dan membantu pegawai untuk menguasai keterampilan dan kemampuan (kompetensi) yang spesifik untuk berhasil dalam pekerjaannya. (Ivancevich, 2008)
Defiinisi lain menyatakan bahwa pelatihan adalah Proses mengajarkan karyawan baru atau yang ada sekarang, ketrampilan dasar yang mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka”. Pelatihan merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam dunia kerja. Karyawan, baik yang baru ataupun yang sudah bekerja perlu mengikuti pelatihan karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah akibat perubahan lingkungan kerja, strategi, dan lain sebagainya. (Gary Dessler, 2009).
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa pelatihan merupakan upaya yang dilakukan oleh organisasi tertentu (pemerintah, swasta, NGO dan organisasi lainnya) dalam rangkan meningkatkan mutu sumberdaya manusia terutama meninkgatnya keterampilan dan kinerja.
Tujuan Pelatihan
Tujuan umum pelatihan sebagai berikut : (1) untuk mengembangkan keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efektif, (2) untuk mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional, (3) untuk mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan kemauan kerjasama dengan teman-teman sesama dan dengan manajemen (pimpinan).
Komponen
Sedangkan komponen-komponen pelatihan sebagaimana dijelaskan oleh Mangkunegara (2005) terdiri dari : 1) Tujuan dan sasaran pelatihan dan pengembangan harus jelas dan dapat di ukur, 2) Para pelatih (trainer) harus ahlinya yang berkualitas memadai (profesional), 3) Materi pelatihan dan pengembangan harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak di capai, 4) Peserta pelatihan dan pengembangan (trainers) harus memenuhi persyaratan yang ditentukan.
Tahapan
Mangkunegara (2005) menjelaskan bahwa tahapan-tahapan dalam pelatihan dan pengembangan meliputi:
1. Identifikasi Kebutuhan Pelatihan
Kegiatan identifikasi pelatihan diperlukan untuk menyiapkan rencana/program pelatihan. Hasil identifikasi kebutuhan pelatihan diperlukan sebagai dasar untuk merencanakan anggaran untuk pelatihan. Pelatihan yang baik adalah pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Tidak ada manfaatnya jika pelatihan yang dilaksanakan tidak atau kurang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Untuk itu, sebagai langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi kebutuhan pelatihan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Menggali informasi langsung dari masyarakat sasaran melalui diskusi kelompok yang terfokus. Dalam hal ini perlu diadakan suatu pertemuan/diskusi khusus antara kelompok masyarakat sasaran dengan fasilitator/penyuluh. Dalam diskusi ini ditanyakan, apa masalah yang dihadapi oleh kelompok masyarakat tersebut, pengetahuan atau keterampilan apa yang dibutuhkan oleh mereka dan apakah perlu ada pelatihan bagi mereka. Perlunya pelatihan biasanya terkait dengan permasalahan yang dihadapi oleh kelompok dalam melaksanakan kegiatannya. Usul perlunya pelatihan datang dari kelompok masyarakat itu sendiri, demikian pula jenis pelatihannya.
2. Menggali informasi melaui kegiatan Pengkajian Desa Secara Partisipatif/Participatory Rural Appraisal (PRA). Melalui pelaksanaan PRA yang dilanjutkan dengan pembuatan rencana-rencana peningkatan kegiatan di tingkat kelompok dapat diperoleh informasi kebutuhan pelatihan yang berasal dari masyarakat sendiri.
3. Menggali informasi melalui wawancara dengan beberapa tokoh masyarakat/anggota kelompok tani/masyarakat, disertai dengan pengamatan langsung terhadap kondisi masyarakat/kelompok tersebut.
4. Penelitian konvensional yang dilakukan oleh ahli. Melalui penelitian terhadap masyarakat yang bersangkutan yang mencakup tingkat pengetahuan dan tingkat keterampilan masyarakat dalam melakukan usahanya yang berkaitan dengan kehutanan dapat diperoleh informasi mengenai kebutuhan pelatihan. Informasi dari hasil penelitian ini masih perlu dikonsultasikan lagi dengan pemuka/kelompok masyarakat tersebut untuk memperoleh kepastian pelatihan yang diperlukan.
1. Pemilihan Bentuk Dan Jenis Pelatihan
Berdasarkan hasil diskusi atau penggalian informasi melalui pelaksanaan PRA atau wawancara dapat diketahui adanya kebutuhan pelatihan atau pelatihan yang diinginkan oleh kelompok masyarakat tadi. Jika ada beberapa usulan jenis pelatihan sedangkan dana untuk itu terbatas, maka perlu dilakukan pemilihan jenis pelatihan yang menjadi prioritas untuk dilaksanakan. Pemilihan jenis pelatihan dilakukan melalui suatu diskusi dengan masyakat yang bersangkutan dalam suatu pertemuan khusus. Juga disesuaikan dengan ketersediaan dana.
1. Penyusunan Kurikulum Dan Silabus Pelatihan
Pada pelatihan formal jangka pendek maupun jangka panjang, perlu dibuat kurikulum dan silabusnya. Dalam kurikulum mata ajaran yang akan diberikan pada pelatihan biasanya terdiri dari dua kelompok yakni :
1. Kelompok Inti
Mata ajaran yang termasuk dalam kelompok ini adalah mata ajaran utama dan sangat penting yang harus dikuasai oleh peserta untuk meningkatan pengetahuan dan keterampilan di bidang kegiatan yang dilatihkan atau untuk melakukan kegiatan dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi.
1. Kelompok Penunjang
Mata ajaran yang termasuk dalam kelompok ini adalah mata ajaran yang sebaiknya dikuasai peserta pelatihan yang berguna untuk menunjang pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan kegiatan ya ng dilatihkan. Bagi mata pelajaran yang diperlukan silabusnya terdiri dari teori dan praktek.
1. Modul Pelatihan
Pada pelatihan formal diperlukan perencanaan yang detail, selain perlu disiapkannya kurikulum dan silabus, juga diperlukan modul pelatihan. Untuk itu perlu disusun modul dari tiap mata ajaran yang diberikan.
1. Metodologi Pembelajaran
Pelatihan masyarakat merupakan pendidikan non formal, dengan demikian sifatnya berbeda dengan pendidikan formal yang dilaksanakan di sekolah-sekolah. Dalam pelatihan non formal bagi orang dewasa, ada karakteristik peserta yang harus diperhatikan yakni :
1. Orang dewasa mempunyai pengalaman dan pengalaman masing-masing orang berbeda satu sama lain.
2. Lebih suka menerima saran-saran daripada digurui.3. Biasanya menilai dirinya lebih rendah daripada kemampuan sebenarnya yang ada pada
dirinya.4. Biasanya lebih menyenangi hal-hal yang bersifat praktis.
5. Biasanya membutuhkan waktu belajar yang relatif lama, membutuhkan suasana akrab dan menjalin hubungan yang erat.
6. Lebih suka dihargai daripada disalahkan.7. Hanya mau belajar dengan baik jika mereka menganggapnya perlu bagi mereka.8. Lebih memperhatikan hal-hal yang menarik bagi dia dan menjadi kebutuhannya.9. Menyukai cara belajar yang melibatkan peran mereka.
RENCANA KEGIATAN
Tema Kegiatan
Tema dari kegiatan ini adalah Pelatihan Pertanian Berkelanjutan, dalam Optimalisasi Usaha Tani Berbasis Zero Waste Farming System
Waktu dan Tempat
Kegiatan pelatihan ini akan dilaksanakn pada tangal 30 November 2013, di Kelompok tani …. Desa …. Kecamatan … Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. (Jadwal pelaksanaan kegiatan terlampir pada lampiran.1)
Sasaran Kegiatan
Sasaran dari kegiatan pelatihan ini adalah; Pengurus kelompok tani, Penyuluh petanian dan pejabat desa dan tokoh masyarakat setempat.
Input (Masukan)
Input atau masukan sumberdaya yang mendukung pelaksanaan kegiatan pelatihan ini antara lain:
1. Kurikulum dan buku panduan pelatihan pertanian berkelanjutan (pembuatan pupuk organik)
2. Sumberdaya Manusia, yang terdiri dari: 1. Mahasiswa STPP Bogor yang telah terlatih menyelenggarakan pelatihan bidang
pertanian2. b. Mahasiswa STPP Bogor yang telah terlatih menjadi panitia dalam
melaksanakan penyuluhan pertanian berkelanjutan terutama dalam pembuatan pupuk organik jerami (Susunan panitia terlampir pada lampiran. 2)
3. Dosen Pengampu Manajemen Pelatihan, yang juga telah memiliki pengalaman luas dalam melaksanakan training bagi penyuluh pertanian.
4. Sarana dan prasarana pelatihan.5. 4. Anggaran Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor untuk
praktikummdengan jumlah anggaran sebesar Rp. 700.000,00 dan bantuan ATK
dari Jurusan Penyuluhan Pertanian sebaesar Rp. (Rincian biaya terlampir pada lampiran.3)
Output (Hasil Keluaran)
Output yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah terlaksananya kegiatan pelatihan pertanian berkelanjutan di Desa … Kecamatan … Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat
Outcome (Hasil Kegiatan)
Outcome atau hasil daro pelaksanaan kegiatan pelatihan ini adalah sebagai berikut:
1. Menghasilkan Petani inovator sebanyak 1 orang yang bergerak dalam pengembangan pertanian berkelanjutan terutama dalam memanfaatkan jerami padi menjadi komoditas bernilai tambah.
2. Menghasilkan 5 orang petani yang terampil dalam pemanfaatan limbah jerami padi menjadi pupuk organik
3. Menghasilan 1 orang penyuluh yang aktif dalam pengembangan sistem pertanian berkelanjutan
4. Mendapat dukungan dari 2 tokoh masyarakat utama desa dalam pengembangan usaha tani berbasis pertanian berkelanjutan.
Impact (Dampak)
Dampak yang nanti diharapkan setelah pelaksanaan kegiatan pelatihan ini antara lain;
1. Beralihnya petani di Desa setempat dari pelaksanaan usaha tani konvensional menuju usaha tani yang ramah lingkungan.
2. Meningkatnya pendapatan petani melalui produksi pupu organik dan3. Berkurangnya ketergantungan petani terhadap pupuk kimia
Pelaksanaan Kegiatan
Tahapan pelaksanaan kegiatan pelatihan meliputi; persiapan administratif dan edukatif, pelaksanaan dan pelaporan pelatihan, tahapan tersebut telah dirinci seperti dibawah ini:
1. Persiapan administratif dan edukatif, terdiri dari: 1. Menyiapkan surat edaran tentang adanya program pelatihan2. Membuat surat keputusan (SK) penyelenggaraan pelatihan3. Menyiapkan buku pedoman/petunjuk4. Undangan peserta pelatihan5. Menentukan Pelatih (Tutor)6. Menyiapkan banko daftar hadir dan identitas peserta7. Menyiapkan perlengkapan diklat (alat tulis, peta singkap, laptot dll)8. Mempersiapkan perlengkapan penunjang (sound system dll )9. Menyusun kebutuhan biaya
1. Pelaksanaan Kegiatan, tahapannya adalah sebagai berikut: 1. Pembukaan dan perkenalan2. Dinamika kelompok3. Penyampaian materi4. Praktikum5. Penutupan
1. Evaluasi, pekerjaan dalam evaluasi antara lain: 1. Membuat laporan hasil kegiatan2. Membuat rencana tindak lanjut (RTL)
Materi
Materi yang akan sampaikan dalam pelatihan ini adalah dinamika kelompok, pertanaian berkelanjutan (urgensi, dan manfaat), tahapan pembuatan pupuk organik dan praktikum cara membuat pupuk organik dari EM 4 dan Promi.
Instuktur atau Tutor Pelatihan
Instruktur atau tutor diharapkan dapat memaparkan lebih jelas pokok-pokok materi yang akan disajikan dan juga mampu menjadi motivator, katalisator dan dinamisator, para instruktur dalam pelatihan ini adalah sebagai berikut:
1. Ajat Juhaedi, materi yang akan disampaikan adalah Konsep Pertanian Berkelanjutan2. Matriman dan Idrus Mustofa, pembawa materi Macam-macam Teori Pembuatan Pupuk
Organik.3. Sebastianus Kaki dan Edi Supraptomo, pembawa materi langkah pembuatan Pupuk
Organik (Praktikum)4. Salmon Lokden, pembawa materi Dinamika Kelompok5. Acara ini dipimpin dan diarahkan oleh ketua kelompok, yaitu Daseng Ahmad Syamsudin.
Kebutuhan Sarana Pelatihan
Saran yang dibutuhkan untuk tercapainya tujuan dari pelatiahan pertanian berkelanjutan ini adalah sebagaia berikut:
1. Kebutuhan sarana pendukung dalam proses penyelenggaraan diklat 1. Undangan2. Spanduk tema3. Peta singkap4. Kertas koran5. Spidol6. Pena + buku catatan (untuk peserta)
2. Kebutuhan Teknologi dalam Pelatihan 1. satu buah Infokus2. satu buah laptop3. satu buah mic4. Satu unit soundsystem sederhana5. Alat dan bahan praktikum (Jerami, EM 4, dan Promi serta bahan lain yang
diperlukan)
Lampiran 3. Rincian Kebutuhan Biaya.
RINCIAN KEBUTUHAN BIAYA
No. Rincian Kebutuhan Satuan Harga (Rp) Jumlah (Rp)1. Bagian Perlengkapan
1. Spanduk tema 1 buah - -2. ATK administrasi panitia 1 paket - -3. Dokumentasi 1 paket - -4. ATK Peserta 10 paket 7000,000 70.000,005. Kertas koran (Blank) 25 lembar 1000,00 25.0006. Spidol permanen 3 buah 10.000,00 30.000,00 Jumlah a 125.000,00
2. Bagian Konsumsi
Snack 20 dus 5.000,00 100.000,00Makan 20 dus 15.000,00 300.000,00
Jumlah b 400.000,003. Bagian Acara
1. Honor Narasumber 4 orang - -2. Honor Panitia 7 Orang - -3. STTPL 10 lembar - - Jumlah c -
4. Akomodasi
1. Sewa Tempat 1 paket - -2. Biaya Transportasi Peserta 10 orang - -3. Biaya Transportasi Pejabat 3 orang 50.000,00 150.000,004. Uang saku peserta 10 orang - -5. Biaya Transportasi Panitia 7 orang - -
Jumlah d 150.000,00 Jumlah a+b+c+d 675.000,00
Lampiran 1. Jadwal Kegiatna Pelatihan
JADWAL KEGITAN PELATIHAN
MANAJEMEN ADMINISTRASI KELOMPOKTANI
Hari/ Tanggal Jenis Kegiatan Waktu (WIB) KeteranganSabtu/30 Nov 2013 Persiapan
Mempersiapkan seluruh perlengkapan yang dibutuhkan termasuk tempat, dsb
07.30-08.00 Panitia
Pelaksanaan
Pengisian absensi
Pembukaan
Istirahat
Dinamika Kelompok
Penyampaian Materi
Membuat pembukuan
Kelompok
Penutupan
08.00-08.30
08.30 – 09.00
09.00 – 09.15
09.15 – 09.45
09.45 – 10.30
10.30 – 11.30
11.30 – 12.00
Panitia
Pejabat
Snack
Bermain peran
Teoritis
Praktikum
Pejabat
Lampiran 2
SUSUNAN KEPANITIAAN
PELATIHAN MANAJEMEN ADMINISTRASI KELOMPOKTANI
Penanggung Jawab:
Ir. Achmad Suwandi
Ait Maryani, SP., M.Pd.
Panitia Inti:
Ketua Pelaksana : Daseng Ahmad Syamsudin
Sekretaris : Ajat Juhaedi
Bendahara : Idrus Mustafa
Panitia Acara :
Sie Acara : Sebastianus Kaki
Sie Perlengkapan : Salmon Lokden
Sie Akomodasi : Edi Supraptomo
Sie Dokumentasi : Matriman
DAFTAR PUSTAKA
H. Malayu S.P. Hasibuan, 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara. Jakarta
http://hastagfire.wordpress.com/2011/12/04/metode-latihan-dan-pengembangan-karyawan/
http://liliramli.blogspot.com/2010/06/makalah-pengembangan-karyawan-melalui.html
Suandi Achmad dan Ida. 2005. Modul Manajemen Pelatihan, STPP Bogor
Tjutju Yuniarsi dan Suwanto, 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia, Alfabeta. Bandung