UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

72
UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN PADI LUCKY ARIANTO 105960127412 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2017

Transcript of UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

Page 1: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAMPENANGGULANGAN ORGANISME PENGGANGGU

TANAMAN PADI

LUCKY ARIANTO105960127412

PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2017

Page 2: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAMPENANGGULANGAN ORGANISME PENGGANGGU

TANAMAN PADI

LUCKY ARIANTO105960127412

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana PertanianStrata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2017

Page 3: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …
Page 4: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, dan

hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis

dapatmenyelesaikan skripsi ini. Dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit

kendala yang dihadapi oleh penulis akan tetapi kendala itu mampu terselesaikan

dengan baik berkat arahan, bimbingan serta motivasi yang sangat besar dalam

menyusun skripsi ini

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dr. Irwan Mado, MP

selaku pembimbing I dan Irma Hakim, STP., M.Si selaku pembimbing II. Semoga

bantuan dan budi baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan

amal saleh yang setimpal dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penyusunan

Skripsi ini masih banyak kekurangan sehingga kritikan yang konstruktif penulis

sangat harapkan demi penyempurnaan skripsi ini.

Makassar, April 2017

Lucky Arianto

Page 5: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

iv

Page 6: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSRFAKULTAS PERTANIAN

Jl. Sultan Alauddin Telp (0411) 860132 Makassar 90227

KARTU KONTROL BIMBINGAN SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Lucky AriantoStambuk : 105960127412Jurusan : AgribisnisKonsentrasi : PenyuluhJudul :Upaya penyuluhan pertanian dalam penanggulangan OPT

terhadap tanaman padi (studi kasus di Desa BontomarannuKecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba)

Pembimbing : 1. Dr. Ir. Irwan Mado, Mp2. Irma Hakim, S.TP.,M.Si

No Hari/Tanggal Uraian Perbaiakan paraf

Makassar, November 2016

Mengetahui,Ketua Jurusan Agribisnis

Amruddin, S.Pt.,M.Pd.,M.Si

Page 7: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

RINGKASAN

LUCKY ARIANTO. 105960127412. Upaya Penyuluhan Pertanian dalamPenanggulangan Organisme Pengganggu Tanaman Padi. Dibimbing oleh Dr. Ir.Irwan Mado, MP. Dan Irma Hakim, STP., M.Si. berdasarkan pengalaman,masih adanya permasalahan OPT yang belum tuntas penanganannya dan perlukerja keras untuk mengatasinya dengan berbagai upaya yang di lakukan. Kerugianyang di sebabkan OPT dapat dihindari dengan melakukan penanggulangan OPTtersebut. Dengan istilah “Penanggulangan”, OPT tidak perlu di berantas habis,karena itu mungkin tidak dapat di lakukan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untukmengetahui tingkat pengetahuan penggunaan pestisida dalam penanggulanganorganisme pengganggu tanaman pada tanaman padi Desa BontomarannuKecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba. Metode penilitian ini di manaterdapat 3 kelompok dengan jumlah masing-masing kelompok tani 10 orangsehingga jumlah keseluruhannya 30 orang dimana akan dijadikan 2 kelompoktani sebagai sample yaitu kelompok tani Tulekko dan Batua-Batua yangberjumlah 20 orang dengan menggunakan simple random sampling (metode acaksederhana) dan jenis data yang di gunakan data primer dan skunder. Dari hasilpenelitian ini, disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan anggota kelompok tanidalam menggunakan pestisida untuk penanggulangan Organisme PenggangguTanaman (OPT) pada tanaman padi di Tulekko dan Batua-Batua di DesaBontomarannu Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba berada pada kategoritinggi (90%).

Kata Kunci : Penyuluhan, Pertanian, OPT, dan Padi

Page 8: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN.. ................................................................... iii

ABSTRAK ................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................ vi

DAFTAR ISI ............................................................................................... vii

DAFTAR TABEL........................................................................................ viii

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah........................................................................... 1

1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................ 2

1.4. Manfaat Penelitian .......................................................................... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyuluhan Pertanian....................................................................... 4

2.2 Upaya Penyuluhan Pertanian ........................................................... 4

2.3 Pertanian........................................................................................... 9

2.4 OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) ........................................ 10

2.5 Kerangka Pikir ................................................................................. 13

Page 9: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................... 14

3.2 Populasi dan Sampel ........................................................................ 14

3.3 Jenis dan Sumber Data .................................................................... 14

3.4 Tehnik Pengumpulan Data .............................................................. 15

3.5 Teknik Analisis Data........................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 10: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam prekonomian

nasional. Oleh karena itu, pembangunan ekonomi nasional abad ke-21 masih akan

tetap berbasis pertanian secara luas. Namun demikian, sejalan dengan tahapan-

tahapan perkembangan ekonomi, maka kegiatan jasa-jasa dan bisnis berbasis

pertanian juga akan semakin meningkat. Dengan kata lain, kegiatan agribisnis

akan menjadi salah satu kegiatan unggulan pembangunan ekonomi nasional.

Pertanian tidak akan pernah terpisahkan dengan Organisme Penggangu

Tanaman (OPT) yang secara ekonomis sangat merugikan petani. Organisme

Pengganggu Tanaman (OPT) dikenal sebagai hama tanaman penyakit dan gulma.

OPT merupakan salah satu penghambat produksi dan penyebab ditolaknya produk

tersebut masuk kesuatu negara, karena dikhawatirkan akan menjadi hama baru di

negara yang ditujunya.

Berdasarkan pengalaman, masih adanya permasalahan OPT yang belum

tuntas penanganannya dan perlu kerja keras untuk mengatasinya dengan berbagai

upaya yang dilakukan. Kerugian yang disebabkan OPT dapat dihindari dengan

melakukan penanggulangan OPT tersebut. Dengan istilah “Penanggulangan”,

OPT tidak perlu diberantas habis, karena itu tidak mungkin dapat dilakukan.

Usaha penanggulangan populasi atau tingkat kerusakan karena OPT

ditekan serendah mungkin sehingga tidak dapat merugikan para petani dalam segi

ekonomis.

Page 11: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

2

Dimasa lalu orang-orang mengartikan dan menganggap penanggulangan

hama adalah mematikan dan memusnahkan hama secara tuntas dari tanaman

khususnya pertanian. Sehinggah pada waktu itu dikenal dengan istilah

“pemberantasan hama”. Menurut Wige Nasanta (2000) dalam penanggulangan

hama mula-mula orang menggunakan secara sederhana. Cara-cara penanggulan

kemudian terus berkembang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan

tekhnologi. Menurut Oka (1998) hingga saat ini pestisida masih dianggap satu-

satunya senjata pamungkas untuk menghadapi serangan OPT.

Pestisida adalah racun. Karena bersifat racun itulah pestisida dibuat, dijual

dan dipakai untuk “meracuni” OPT. Perlu diketahui bahwa setiap penggunaan

racun dapat mengandung resiko. Resiko tersebut tidak dapat dihindari karena

terbawa oleh pestisida itu sendiri. Walaupun pestisida mengandung resiko, kita

diharapkan agar mampu mengurangi resiko tersebut, sehingga tidak terlalu

membahayakan penggunaannya, konsumen dan lingkungan. Olehnya diperlukan

pengetahuan yang cukup matang tentang metode aplikasi pestisida dan

penggunaannyadengan cara penyuluhan dibidang pertanian metode penyuluhan

dalam hal penggunaan pestisida untuk penanggulangan opt pada tanaman padi

belum berjalan dengan baik. Sehingga penulis mengangkat judul “Upaya

Penyuluhan Pertanian terhadap Penanggulangan Organisme Pengganggu

Tanaman di Desa Bontomarannu Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba.”

Page 12: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

3

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana upaya penyuluhan pertanian agar

masyarakat mampu mengetahui penggunaan pestisida dan aplikasinya pada

tanaman padi di Desa Bontomarannu Kecematan Bontotiro Kabupaten

Bulukumba

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat pengetahuan

penggunaan pestisida dalam penanggulangan organisme pengganggu tanaman

pada tanaman padi Desa Bontomarannu Kecamatan Bontotiro Kabupaten

Bulukumba

Penggunaan penelitian yang dilaksanakan sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan metode

penyuluhan pertanian terhadap penanggulangan Organisme Pengganggu

Tanaman (OPT).

2. Bagi pemerintah daerah Kabupaten Bulukumba, hasil penelitian ini di

harapkan dapat menjadi sebagai bahan pertimbangan dalam penetapan

kebijakan oleh pemerintah terutama dalam pengembangan upaya penyuluhan

pertanian terhadap penanggulangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

di Kabupaten Bulukumba.

3. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan

referensi dalam penyusunan penelitian selanjutnya.

Page 13: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penyuluhan Pertanian

Undang-undang nomor 16 tahun 2006 tentang sistem penyuluhan

pertanian, perikanan dan kehutanan menyebutkan bahwa penyuluhan adalah

proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mau dan mampu

menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar,

tekhnologi, permodalan dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk

meningkatkan produktivitas, efisensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya,

serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup

(Setiana. L. 2005)

Sistem penyuluhan pertanian merupakan suatu bentuk/perangkat dari

unsur-unsur penyuluhan pertanian yang menghidupkan pengelolaan pertanian

secara teratur dan terpadu. Dalam sistem penyuluhan pertanian keterpaduan antar

komponennya itu diarahkan atau ditunjukkan untuk mengubah keadaan petani dan

keluarganya agar mampu mengelolah usaha taninya sehingga dapat

meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Komponen-komponen dalam sistem

penyuluhan pertanian menurut Slamet dalam Anonim (2010) terdiri dari:

a. Sasaran penyuluhan, adalah kelompok petani yang merupakan pihak yang

terlibat secara langsung dengan proses produksi.

b. Penyuluh, merupakan jembatan antara petani dengan sumber-sumber

informasi.

Page 14: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

5

c. Kelembagaan petani, sebagai wadah kumpulan petani yang terlibat secara

langsung dalam kegiatan penyuluhan pertanian.

d. Kelembagaan sistem agribisnis, wadah pelaku agribisnis yang tidak hanya

berorentasi pada proses produksi, tetapi juga penanganan pascapanen dan

pemasarannya.

e. Lembaga pendidikan, sebagai lembaga yang mempersiapkan penyuluh agar

memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari segi teknik bertani maupun cara

penyampaian informasi kepada petani.

f. Lembaga penelitian, merupan lembaga yang menyediakan penemuan-

penemuan baru untuk diintoduksikan pada petani.

g. Sumber informasi, berupa pihak-pihak yang memiliki informasi yang

bermanfaat bagi petani sebagai pengguna informasi, atau bagi pihak lain yang

memegang peranan dalam kegiatan penyuluhan pertanian.

Van Den Ban dan Hawkins (1999). Sistem penyuluhan pertanian, tiap-tiap

komponen memiliki fungsi dan peranan sendiri-sendiri, namun dalam

menjalankan fungsi dan peranaannya itu harus tercipta suatu kerja samayang erat

sehingga tujuan penyuluhan dapat dicapai. Sistem penyuluhan pertanian

memerlukan kerja sama antar komponen yang berada dalam sistem itu sendiri.

Kerja sama tersebut ditujukan untuk mencapai optimalisasi sumber daya yang

ada, baik sumber daya ragional maupun nasional. Tujuan kerja sama diarahkan

kedalam sistem penyuluhan yang lebih profesional dengan reorientasi penyuluhan

pertanian sebagai berikut :

Page 15: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

6

a. Dari instansi kekualitas penyuluh,

b. Dari pendekatan top down ke buttom up,

c. Dari hierarki kerja vertikal kehorizontal,

d. Dari pendekatan instruktif ke partisipatif, dan

e. Dari sistem kerja liner kejaringan.

Kegiatan penyuluhan sebenarnya bukanlah sekedar penyampaian

informasi dan menerangkan segala sesuatu yang perlu kita terangkan kepada

masyarakat, akan tetapi penyuluhan bertujuan agar masyarakat benar-benar

memahami, menghayati dan atas kesadarannya sendiri mau menerima,

menerapkan dan melaksanakan sesuatu yang terbaik untuk meningkatkan

kesejahteraan pribadi, keluarga, dan masyarakatnya serta kemajuan bangsa dan

negara. Dapat dikatakan, penyuluhan bukanlah kegiatan pengubahan perilaku

melalui pemaksaan atau ancama-ancaman, tetapi penyuluhan adalah upaya

pengubahan perilaku melalui proses pendidikan, sehingga kegiatan penyuluhan

sungguh tidak gampang, tetapi memerlukan ketekunan, kesabaran, menuntut

banyak waktu, tenaga, biaya, dan merupakan pekerjaan yang sangat melelahkan

(Anonim, 1991).

Unit yang paling kecil didaerah pedesaan, pendekatan berdasarkan

kelembagaan dalam proses adopsi inovasi adalah melalui lembaga yang disebut

dengan BPP (Badai Penyuluhan Pertanian). Pada BPP ini ada sejumlah penyuluh

pertanian, mereka merencanakan dari membuat programa penyuluhan, kemudian

dituangkan dalam praktek, misalnya melalui demonstrasi plot (Demplot),

Page 16: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

7

demonstrasi farm (Demfarm), demonstrasi area (Demarea), atau melalui dengan

cara lain.

Selanjutnya oleh (Penyuluh Pertanian Lapangan) PPL dan pembantu-

pembantunya ditingkat desa, yaitu para kelompok tani, maka informasi tersebut

diteruskan ke para petani, apakah melalui cara kunjungan, rapat atau lainnya

(Soekartawi, 1992).

Kegiatan penyuluhan pertanian di Indonesia, penyuluh pertanian lebih

cenderung menggambarkan seseorang yang bertugas kelapangan mengunjungi

petani untuk menyampaikan program penyuluhan yang dirancang oleh

pemerintah. Pernyataan tersebut tidak seluruhnya benar, tetapi juga tidak salah.

Secara garis besar, penyuluh adalah orang yang bekerja atau berkecimpung dlam

kegiatan penyuluhan yang melakukan komunikasi pada sasaran penyuluhan,

sehingga sasarannya itu mampu melakukan proses npengambilan keputusan

dengan benar. Adapun jenis-jenis penyuluh tidak hanya mereka yang turun secara

langsung kelapangan menemui petani, tetapi juga mereka yang merancang

program penyuluhan berdasarkan kebutuhan umum dari sasaran penyuluhan.

Berdasarkan pengertian tersebut diatas, sesuai dengan kondisi dan harapan

sasaran penyuluhan. Penyuluh dapat memposisikan dirinya sebagai motivator,

edukator, fasilitator, dinamisator, organisator, penasihat, penganalisis, dan lain-

lain, yang perananyaitu akan membawa manfaat trutama bagi petani sebagai

sasaran penyuluhannya sehubungan dengan berbagai peran tersebut, penyuluh

dituntut untuk memiliki berbagai kemampuan antara lain: kemampuan

Page 17: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

8

berkomunikasi, berpengetahuan luas, bersikap serta mampu menempatkan dirinya

sesuai dengan karakteristik sasaran penyuluhan.

Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi kemampuan penyuluh, baik

secara internal maupun eksternal. Faktor internal antara lain: tingkat pendidikan,

motivasi, kepribadian dan harga diri serta keadaan sosial budaya penyuluh.

Adapun faktor eksternalnya antara lain: manajemen organisasi penyuluh,insentif

atau fasilitas yang diperoleh penyuluh dalam menjalankan tugasnya serta tingkat

partisispasisasaran yang berada di bawah koordinasinya. Faktor-faktor tersebut

harus diperhatikan oleh pihak pimpinan organisasi sehingga dapat dijadikan

sebagai acuan untuk mengupayakan peningkatan kompotensi penyuluh (Anonim,

2008).

2.2. Upaya Penyuluhan Pertanian

Menurut Mardikanto (1993), Upaya penyuluhan pertanian merupakan cara

penyampaian materi penyuluhan pertanian kepada pelaku utama dan pelaku usaha

agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam

mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya

sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,pendapatan dan

kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam melestarikan fungsi

lingkungan hidup.

Upaya penyuluhan pertanian erat kaitannya dengan metode belajar oranag

dewasa (andragogy). Penyuluh, yang menjalankan tugas utamanya sebagai

pendidik, pengajar dan pendorong, selalu berhubungan dengan sasaran

penyuluhan yang biasanya adalah para petani, peternak, dan nelayan dewasa.

Page 18: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

9

Menurut Mardikanto (1993), sebagai suatu proses pendidikan, maka keberhasilan

penyuluhan sangat dipengaruhi oleh proses belajar yang dialami dan dilakukan

oleh sasaran penyuluhan. Dalam pelaksanaan penyuluhan, pemahaman proses

belajar pada orang dewasa serta prinsip-prinsip yang harus dipegang oleh seorang

penyuluh dalam menjalankan tugasnya menjadi sangat penting peranannya karena

dapat membantu penyuluh dalam mencapai tujuan penyuluhan yang telah

ditentukannya.

Menurut Mardikanto (1993), pilihan seorang agen penyuluhan terhadap

satu metode atau teknik penyuluhan sangat tergantung kepada tujuan khusus yang

ingin dicapainya dan situasi kerjanya. Karena beragamnya metode penyuluhan

yang dapat digunakan dalam kegiatan penyuluhan, maka perlu diketahui

penggolongan metode penyuluhan menurut jumlah sasaran yang hendak dicapai.

Berdasarkan pendekatan sasaran yang ingin dicapai, penggolongan metode terbagi

menjadi tiga yakni metode berdasarkan pendekatan perorangan, kelompok, dan

massal.

Penggunaan panca indera tidak terlepas dari suatu proses belajar

mengajarseseorang karena panca indera tersebut selalu terlibat di dalamnya. Hal

in dinyatakan oleh Socony Vacum Oil Co. Yang di dalam penelitiannya

memperolehhasil sebagai berikut: 1% melalui indera pengecap, 1,5% melalui

indera peraba,3% melalui indera pencium, 11% melalui indera pendengar dan

83% melalui indera penglihat. Seseorang akan mengalami suatu prosesuntuk

mengambil suatu keputusan yang berlangsung secara bertahap melaluiserangkaian

pengalaman mental fisikologis sebagai berikut:

Page 19: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

10

1. Tahap sadar yaitu sasaran mulai sadar tentang adanya inovasi yang

ditawarkan oleh penyuluh.

2. Tahap minta yaitu tumbuhnya minat yang sering kali ditandai oleh keinginan

untuk bertanya atau untuk mengetahui lebih banyak tentang segala sesuatu

yang berkaitan dengan inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh.

3. Tahap menilai yaitu penilaian terhadap baik/buruk atau manfaat inovasi

yangtelah diketahui informasinya secara lebih lengkap.

4. Tahap mencoba yaitu tahap dimana sasaran mulai mencoba dalam skala kecil

untuk lebih meyakinkan penilaiannya, sebelum menerapkan untuk skala yang

lebih luas.

5. Tahap menerapkan yaitu sasaran dengan penuh keyakinan berdasarkan

penilaian dan uji coba yang telah dilakukan/diamati sendiri.

Jadi tujuan pemilihan metode penyuluhan adalah:

1. agar penyuluh pertanian dapat menetapkan suatu metode atau kombinasi

beberapa metode yangtepat dan berhasil guna.

2. agar kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan untuk menimbulkan

perubahan yang dikehendaki yaitu perubahan perilaku petani dan anggota

keluarganya dapat berdaya guna dan berhasil guna.

2.2. Pertanian

Pertanian adalah suatu jenis produksi yang berlandaskan pada

pertumbuhan tanaman, hewan, dan ikan. Dalam arti luas pertanian adalah

pengelolaan tanaman, hewan dan ikan serta lingkungannya agar memberikan

Page 20: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

11

suatu produk. Sedangkan dalam arti sempit pertanian adalah pengelolaan tanaman

dan lingkungannya agar memberikan suatu produk Menurut Mosher (1966).

Ilmu pertanian adalah ilmu yang mempelajari bagtaimana mengelola tanaman,

hewan, dan ikan serta lingkungannya agar memberikan hasil secara maksimal.

Berdasrkan spesifikasinya ilmu pertanian dapat dikelompokkan menjadi tiga

kelompok besar yaitu ilmu tanaman yang mempelajari khusus tanaman, ilmu

peternakan yang mempelajari khusus ternak, dan ilmu perikanan yang

mempelajari khusus ikan dan hewan air.

2.3. Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

Natawigena, H. (1990) Masalah kerusakan tanaman akibat serangan hama

telah merupakan bagian budidaya pertanian sejak manusia mengusahakan

pertanaian ribuan tahun yang lalu. Manusia dengan sengaja menanam tanaman

untuk di pungut hasilnya bagi pemenuhan keperluan sandang dan makanan.

Kualitas dan kuantitas hasil makanan terus meninggkat sesuai dengan

perkembangan kehidupan dan kebudayaan manusia. Namun, pada saat usaha

pertanian manusia selalu mengalami gangguan oleh pesaing-pesaing yang berupa

binatang yang ikut memakan tanaman yang di usahakanya. Karena itu binatang-

bintang pesaing dan pemakan tanaman tersebut kemudian dianggap sebagai

musuh manusia atau hama. Oleh karena keberdaanya di pertanaman yang

merugikan dan tidak diinginkan, sejak semula manusia selalu berusaha

memunaskan hama dengan cara apapun yang diciptakan manusia. Organisme

yang sering berpotensi sebagai penggagu tanaman adalah hama.

Page 21: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

12

Novizan. (2003) Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang terdiri dari

hama, penyakit dan gulma, merupakan kendala utama dalam budidaya tanaman.

Oleh karena itu pencarian teknologi pengendalian OPT terus berkembang sejalan

dengan perkembangan teknologi dan tuntutan sosial, ekonomi dan ekologi.

Hama adalah hewan penggangu tanaman yang secara fisik masih dapat dilihat

secara kasat mata tanpa bantuan alat. Hama pada aglaonema bermacam-macam

dan gejalanya berbeda-beda. Setiap hama memiliki cara penanggulangan

tersendiri.

2.4. Padi

Padi merupakan salah satu komoditi yang mempunyai prospek cerah guna

menambah pendapatan para petani. Hal tersebut dapat memberi motivasi

tersendiri bagi petani untuk lebih mengembangkan dan meningkatkan

produksinya dengan harapan agar pada saat panen usaha memperoleh hasil

penjualan tinggi guna memenuhi kebutuhannya. Namun kadang kala dalam

kenyataannya berbicara lain. Ketika saat panen tiba, hasil melimpah tetapi harga

mendadak turun, dan lebih parah lagi jika hasil produksi yang telah diprediksikan

jauh melenceng dari jumlah produksi yang dihasilkan, produksi minim, harga

rendah dan tidak menentu membuat petani padi kadang merasa kecewa bahkan

patah semengat untuk tetap megembangkan usaha pertaniannya. Hal ini

disebabkan karena setiap kegiatan pengolahan sawah mutlak petani mengeluarkan

biaya untuk kegiatan produksi, mulai dari pengadaan bibit, pupuk, pengolahan,

pestisida dan biaya lainnya yang tidak terduga menurut Hasanah. (2007).

Page 22: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

13

.Memperoleh pendapatan yang memuaskan petani, maka petani dituntut

kecermatannya dalam mempelajari perkembangan harga sebagai solusi dalam

menentukan pilihan, apakah ia memutuskan untuk menjual atau menahan hasil

produksinya. Namun bagi petani yang secara umumnya menggantungkan

hidupnya dari bertani, maka mereka senantiasa tidak memiliki kemampuan untuk

menahan hasil panen kecuali sekedar untuk konsumsi sehari-hari dan membayar

biaya produksi yan telah dikeluarkan.

Desa Bontobulaeng adalah salah satu desa yang berpotensi tani padi yang

berada di wilayah kepulauan selayar propinsi Sulawesi selatan, sehingga

masayarakat disana dapat memanfaatkan dan mampu memproduksi ke tetangga

pulau.

2.5. Kerangka Pikir

Penyelenggaraan penyuluhan pertanian di masa lalu masih menggunakan

pendekatan dari atas kebawah (top down) sehingga belum dapat mengakomodasi

aspirasi dan peran aktif yang sebenarnya dari petani dan pelaku usahatani lainnya.

Pembangunan pertanian di masa mendatang perlu memberikan perhatian yang

khusus terhadap penyuluhan pertanian, karena penyuluhan pertanian merupakan

salah satu kegiatan yang strategis dalam upaya pencapaian tujuan pembangunan

pertanian. Melalui kegiatan penyuluhan, petani ditingkatkan kemampuannya agar

dapat mengelola usahataninya dengan produktif, efisien dan menguntungkan,

sehingga petani dan keluarganya dapat meningkatkan kesejahteraan.

Meningkatnya kesejahteraan petani dan keluarganya adalah tujuan utama dari

pembangunan pertanian. Pertanian sebagai sektor penting dalam perekonomian

Page 23: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

14

nasional memerlukan sumberdaya manusia yang berkualitas dan berdaya saing

untuk dapat menghadapi berbagai tantangan global, pada saat ini dan di masa

yang akan datang.

Salah satu upaya untuk menciptakan sumber daya manusia yang

berkualiatas dilakukan melalui penyuluhan pertanian. Oleh karena itu penyuluhan

pertanian merupakan salah satu hal yang strategis dalam mencapai tujuan

pembangunan pertanian. Penyuluhan pertanian merupakan upaya pemberdayaan

petani dan pelaku usaha pertanian lain sebagai sumberdaya pelaku pembangunan

pertanian. Kegiatan usahatani membutuhkan transfer ilmu dan teknologi dari PPL

guna meningkatkan produktivitas dan pendapatan mereka, transfer ilmu dan

teknologi tersebut dapat berupa tata cara penerapan panca usahatani. Penerapan

teknologi panca usahatani itu sendiri terdiri dari salah satunya seperti:

pengendalian organisme pengganggu tanaman..

Kinerja PPL adalah akumulasi dari seluruh aktivitas penyuluh dalam

melaksanakan tugasnya (Rozi, 2005), sehingga kinerja PPL dapat dinilai dari

pelaksanaan tugas pokok, dan fungsi penyuluhan pertanian lapang dalam

melakukan pengembangan usahatani padi di Desa Bontomarannu Kecamatan

Bontitiro Kabupaten Bulukumba. Sehubungan yang telah dikemukakan oleh

penulis maka kerangka pikir dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut.

Page 24: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

15

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Upaya Penyuluhan Pertanian dalamPenanggulangan OPT Tanaman Padi di Desa Bontomarannukecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba.

Penyuluhan Pertanian

Manfaat Pestisida

Anggota Kelompok Tani

(Tulekko dan Batua-Batua)

Cara PenggunaanPestisida

Peningkatan Produksi

Pengatahuan

Page 25: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

16

III. METODE PENELITIAN

3.1.Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bontomarannu Kecamatan Bontotiro

Kabupaten Bulukumba karna masih kurangnya upaya penyuluhan dalam

penanggulangan OPT. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai

Oktober 2016.

3.2.Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah semua petani padi yang terdapat di Desa

Bontomarannu Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba. Dimana terdapat 3

kelompok dengan jumlah masing-masing kelompok tani 10 orang sehingga

jumlah keseluruhannya 30 orang. Upaya pengambilan sampel menggunakan

simple random sampling (metode acak sederhana) dimana yang akan dijadikan

sampel 2 kelompok tani yang berjumlah 20 orang. Peneliti mengambil sampel

dengan cara acak. Adapun sampelnya yaitu Kelompok Tani Dusun Tulekko (10

rang) dan Dusun Batua-Batua (10 orang).

3.3.Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah

1. Data primer yaitu data yang dikumpulkan melalui observasi dan wawancara

kepada responden. Data yang dimaksud adalah pemahaman petani terhadap

penggunaan pestisida nabati terhadap pertanian.

Page 26: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

17

2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen, tulisan-

tulisan atau data dari instansi setempat yang berkaitan dengan penelitian ini,

seperti Kantor Desa dan Kantor Kecamatan. Data yang dikumpulkan meliputi:

jumlah penduduk, mata pencaharian, sarana dan prasarana.

3.4.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah

dengan cara :

1. Observasi yaitu pengambilan data yang dilakukan melalui pengamatan

langsung di Desa Bontomarannu Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba

2. Wawancara yaitu pengambilan data yang di lakukan melalui interview

langsung dengan petani di Desa Bontomarannu Kecamatan Bontotiro

Kabupaten Bulukumba.

3. Dokumentasi yaitu dengan mengambil gambar atau foto yang adadi Desa

Bontomarannu Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba.

3.5. Analisis Data

Analisis data yang akan digunakan penelitian ini yaitu dengan

menggunakan metode skoring ( 1, 2, dan 3 ). Dengan rumus penentuan tingkat

pengetahuan skala likert sebagai berikut.

Jumlah skor tertinggi = skoring tertinggi x jumlah pertanyaan

= 3 x 10

= 30

Jumlah skor terendah = skoring terendah x jumlah pertanyaan

Page 27: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

18

= 1 x 10

= 10

10/30 x 100% = 33,33%

Range Kategori = Skor tertinggi – interval

= 100 – 33,33

= 66, 67 %

Page 28: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

19

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak Geografis

Letak geografis di Desa Bontomarannu Kecamatan Bontotiro Kabupaten

Bulukumba

1. Kabupaten Bulukumba

Kabupaten Bulukumba terletak dibagian selatan dari jazirah Sulawesi

Selatan dan berjaak 153 km dai Makassar (ibu kota Provinsi). Luas wilayah

kabupaten Bulukumba 1.154,67 km2 atau 1,85% dari luas wilayah Provinsi

Sulawesi Selatan. Secara geografis Kabupaten Bulukumba terletak pada koordinat

antara 5º20” sampai 5º40” Lintang Selatan dan 119º50” sampai 120º28” Bujur

Timur dan mempunyai batas-batas sebagai beikut :

a. Sebelah Utara : Kabupaten Sinjai

b. Sebelah Selatan : Laut Flores

c. Sebelah Timur : Teluk Bone

d. Sebelah Barat : Kabupaten Bantaeng

2. Kecamatan Bontotiro

Kecamatan Bontotiro terletak kurang lebih 30 kilometer dari kota

Bulukumba, dapat ditempuh dengan waktu kurang 60 menit.

a. Sebelah Utara : Kecamatan Herlang

b. Sebelah Selatan : Kecamatan Bontobahari

c. Sebelah Barat : Kecamatan Ujungloe

d. Sebelah Timur : Teluk Bone

Page 29: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

20

3. Desa Bontomarannu

Desa Bontomarannu merupakan desa yang terletak di Kecamatan

Bontotiro Kabupaten Bulukumba, dimana sebagian besar masyarakatnya hidup

sebagai petani. Desa ini mempunyai luas wilayah sekitar 5,8 M2, yang terbagi atas

tiga dusun yaitu Dusun Tulekko, Dusun Tunumbeng dan Dusun Samakore. Secara

fisik desa ini terletak 30 km dari ibukota kabupaten dan mempunyai batas-batas

wilayah administratif sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Bontobarua

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan KeluahanBenjala

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Manyampa

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bontotangga

4.2. Kondisi Demografis

Iklim di Desa Bontomarannu dibagi atas dua musim yaitu musim hujan

yang jatuh pada periode Oktober-Maret dan musim kemarau jatuh pada periode

April-September. Suhu udara rata-rata 25o- 40oC.Dari data curah hujan diperoleh

curah hujan 2500-4000 mm/tahun, dengan rata-rata 4 (empat) bulan kering tiap

tahunnya. Desa Bontomarannu mempunyai topografi perbukitan dengan

ketinggian 250-300 m dari permukaan laut.

Page 30: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

21

4.3. Pola Penggunaan Lahan

Lahan merupakan komponen dari lingkungan sebagai tempat berpijak dan

melaksanakan berbagai aktivitas hidup dari manusia dan mahluk hidup

lainnya.Lahan yang ada di Desa Bontomarannu digunakan untuk berbagai jenis

pola penggunaan. Adapun pola penggunaan lahan di Desa Bontomarannu dapat

dilihat pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Penggunaan lahan di Desa Bontomarannu, Kecamatan Bontotiro,Kabupaten Bulukumba 2015

No Pola Penggunaan Lahan Luas (Ha)1 Tanah Pemukiman 2,502 Tanah Sawah 48,003 Tanah Perkebunan 509,155 Tanah Pekarangan 1,506 Tanah Perkantoran 0,147 Fasilitas Umum 1,158 Tanah Tanaman 241,00

Total 803,44Sumber : Data Profil Desa Bontomarannu 2015.

Penggunaan lahan terbesar adalah Perkebunan yakni 509,15 Ha, kemudian

tanah tanaman seluas 241 Ha, persawahan seluas 48 Ha, pemukiman 2,5 Ha, tanah

fasilitas umum seluas 1,15 Ha, tanah pekarangan seluas 1,5 Ha dan yang paling

kecil adalah Perkantoran 0,14 Ha. Berdasarkan hasil Tabel 4 penggunaan lahan

lebih dominan digunakan untuk tanah perkebunan.

Page 31: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

22

4.4. Keadaaan Penduduk

1. Keadaan Penduduk Berdasarkan Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk di Desa Bontomarannu tersebar dalam beberapa

kelompok umur. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai jumlah penduduk

berdasarkan umur dan jenis kelamin di Desa Bontomarannu dapat dilihat pada

Tabel 2

Tabel 2. Jumlah Penduduk Jenis Kelamin di Desa Bontomarannu, KecamatanBontotiro, Kabupaten Bulukumba 2015

No Jenis Kelamin Jumlah (jiwa)12

Laki-lakiPerempuan

917911

Total 1828Sumber : Data Profil Desa Bontomarannu 2015.

Desa Bontomarannu mempunyai jumlah penduduk sebesar 1828 jiwa yang

terdiri dari 917 jiwa laki-laki dan 911 jiwa perempuan. Tidak jauh berbeda jumlah

penduduk laki-laki dan perempuan.

2. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur yang dapat digunakan untuk

menilai tingkat kemajuan suatu daerah. Makin tinggi pendidikan penduduk, makin

muda menerima informasi dan menyerap inovasi.

Tingkat pendidikan juga merupakan gambaran tentang pengetahuan dan

wawasang dimiliki, dengan semakin tinggi pendidikan seseorang maka dianggap

lebih tahu dan lebih benar dalam pemikiran, hal-hal ini juga akan menentukan

tingkat social ekonomi seseorang dalam masyarakat. Adapun tingkat pendidikan

penduduk di Desa Bontomarannu dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

Page 32: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

23

Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Bontomarannu,Kecamatan Bontotiro, Kabupaten Bulukumba2015

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang)1234567

Belum SekolahTidak Tamat SDSD/ SederajatSMP/ SederajatSMA/ SederajatDiplomaSarjana

140 Orang318 Orang141 Orang139 Orang236 Orang13 Orang89 Orang

Total 1,076 OrangSumber: Data Profil Desa Bontomarannu 2015

Tingkat pendidikan tertinggi di Desa Bontomarannu yakni tidak tamat SD

sebanyak 318 orang, kemudian SMA/Sederajat 236 orang, SD/Sederajat sebanyak

141 orang, 140 orang yang belum sekolah, SMP/Sederajat sebanyak 139 orang,

sarjana sebanyak 89 orang dan yang terendah Diploma sebanyak 13 orang.

Tingkat pendidikan didominasi oleh tidak tamat SD dikarenakan keterbatasan

ekonomi sehingga masyarakat lebih memilih bertani demi menunjang

kesejahteraan hidupnya. Hal ini terbukti dengan tingginya angka petani sebanyak

747 jiwa dari Data Profil Desa Bontomarannu 2015.

Page 33: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

25

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Responden

1. Umur Responden

Umur merupakan suatu aspek yang berpengaruh terhadap kemampuan

fisik, psikologis dan biologis seseorang. Umur petani akan mempengaruhi

produktivitas kerja atau peranannya dalam pengambilan keputusan dari berbagai

alternatif pekerjaan yang dilakukan. Umur petani memiliki hubungan dengan

kemampuan petani dalam bekerja. Jika ditinjau dari segi fisik, semakin tua umur

seseorang setelah melewati batas umur tertentu, maka semakin berkurang

kemampuan untuk bekerja.

Umur petani juga mempengaruhi pengetahuan petani terhadap

pengembangan kegiatan usaha yang sedang dan akan dilaksanakan. Petani yang

lebih tua menganggap pengalaman berusahatani lebih penting dari pada informasi

baru yang disampaikan oleh penyuluh lapangan atau teori-teori dalam literatur,

sehingga mereka sulit mengadopsi suatu inovasi teknologi. Berbeda dengan petani

yang berusia muda, mereka lebih mudah menerima inovasi baru sesuai dengan

perkembangan teknologi pertanian dan berani mengambil risiko karena

pengalaman berusahataninya masih kurang. Jika dilihat dari segi persepsi

mengenai pengembangan pertanian, petani yang lebih muda lebih baik dibanding

dengan petani yang berumur tua.

Daerah penelitian, petani responden yang melakukan kegiatan usahatani

padi di Tulekko I mempunyai umur terendah 43 tahun dan umur tertinggi 65

Page 34: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

26

tahun dan di Batu-batua II umur terendah 45 dan umur tertinggi 67 tahun.

Sebagian besar petani responden telah melewati usia poduktif dengan persentase

90 %.

a. Kelompok Tani Tulekko I

Tabel 1. Jumlah responden Berdasarkan Umur di Talekko I Desa BontomarannuKecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba 2016

NoUmur

(tahun)Jumlah

Responden(orang)

Persentase(%)

1 43-53 1 102 54-64 7 703 >64 2 20

Total 10 100Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa kelompok umur 54-64 tahun memiliki

jumlah tertinggi yaitu sebanyak 7 (70%) orang sedangkan yang terendah pada

kelompok umur 43-53 yaitu sebanyak 1 (10%) orang. Hal ini menunjukkan bahwa

sebagian besar responden telah melewati usia poduktif.

b. Kelompok Tani Batu-Batua II

Tabel 2. Jumlah Responden Berdasarkan Umur di Batu-Batua II DesaBontomarannu Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba 2016

NoUmur

(Tahun)Jumlah Responden

(Orang)Persentase

(%)1 45-55 3 302 56-66 6 603 >66 1 10

Total 10 100Sumber : Data Primer 2016

Tabel 2 terlihat bahwa pada kelompok tani Batu-Batua II pada umur 56-

66 tahun memiliki jumlah tertinggi yaitu sebanyak 6 orang (60%) sedangkan yang

Page 35: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

27

terendah pada kelompok umur >66 tahun yaitu sebanyak 1 orang (10%). Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar responden telah melewati usia poduktif.

2. Luas Lahan

Luas lahan berpengaruh pada aktivitas petani dan produksi usahataninya.

Besarnya produksi yang diperoleh dari usahatani padi ini akan mempengaruhi

pendapatan yang akan diterima petani. Luas lahan petani responden bervariasi

antara 0,50 hektar sampai dengan 1,50 hektar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel berikut.

a. Kelompok Tani Tulekko I

Tabel 3. Jumlah Responden Berdasarkan Luas Lahan di Talekko I DesaBontomarannu Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba 2016

No Luas Lahan (Ha) Jumlah Responden(Orang)

Persentase(%)

12

1,00-1,371,37-1,75

82

8020

Jumlah 10 100Sumber : Data Primer 2006

Tabel 3 pada kelompok tani Talekko I diperoleh dari 10 responden

terdapat 8 responden (80%) mempunyai luas lahan antara 1,00-1,37 ha dan 2

responden (20%) memiliki lahan dengan luas lebih besar 1,37-1,75 ha. Luas lahan

mempengaruhi produksi padi yang menunjang kesejahteraan para petani

Page 36: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

28

b. Kelompok Tani Batu-Batua II

Tabel 4. Jumlah Responden Berdasarkan Luas Lahan di Batu-Batua II DesaBontomarannu Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba 2016

NoLuas Lahan (Ha) Jumlah Responden

(Orang)Persentase

(%)

12

0,50-1,00>1,00

82

8020

Jumlah 10 100Sumber : Data Primer 2006

Tabel 4 pada kelompok tani Batu-Batua II diperoleh dari 10 responden

terdapat 8 responden (80%) mempunyai luas lahan antara 0,50-1,00 ha dan 2

responden (20%) memiliki lahan dengan luas lebih besar 1,00 Ha. Dimana luas

lahan mempengaruhi produksi padi yang menunjang kesejahteraan para petani.

3. Luas Lahan Terserang Hama

Tabel 5 Jumlah Luas Lahan Yang Terserang Hama di Tulekko dan Batu-BatuaDesa Bontomarannu Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba 2016

No Kelompok TaniJumlah Luas Lahan Yang

Terserang Hama (Ha)

12

TulekkoBatu-Batua

1,000,50

Jumlah 1,50Sumber : Data Primer 2015

Pada tabel 5 jumlah luas lahan yang terserang hama pada kelompok tani

Tulekko berjumlah 1,00 Ha dan kelompok tani Batu-Batua berjumlah 0,50 Ha,

dengan total keseluruhan luas lahan yang terserang hama di Desa Bontomarannu

Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba adalah 1,50 Ha.

5.2 Pengetahuan Petani Padi tentang Pestisida

Pengetahuan adalah mengenal suatu objek baru selanjutnya menjadi sikap

terhadap objek tersebut apabila pengetahuan disertai oleh kesiapan untuk

Page 37: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

29

bertindak sesuai pengetahuan tentang objek tersebut. Pengetahuan tentang

usahatani sangat diharapkan untuk berubah dan melakukan proses pembelajaran

kepada petani dalam rangka perubahan perilaku dalam hal ini adalah pengetahuan,

sikap, dan keterampilan yang ditujukan kepada petani agar dapat berusaha tani

lebih baik. Oleh karena itu, tingkat pengetahuan petani padi untuk membantu dan

menolong para petani dengan penggunaan pestisida, dengan melibatkan

masyarakat setempat sebagai pelaku dan atau mitra utama dalam rangka untuk

meningkatkan hasil produksi petani padi. Pada umumnya pengetahuan diperoleh

dari pengalaman berusaha tani secara bertahun-tahun. Untuk mengetauhi atau

respon petani terhadap tingkat pengetahuan petani padi dapat dilihat di bawah.

5.2.1 Pengetahuan Responden tentang Arti Pestisida

Pestisida merupakan bahan racun yang digunakan untuk membunuh

organisme hidup yang mengganggu tumbuhan dan sebagainya yang

dibudidayakan manusia untuk kesejahteraan hidupnya.

a. Kelompok Tani Tulekko I

Tabel 6. Jumlah Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Arti Pestisida diTulekko I Desa Bontomarannu Kecamatan Bontotiro KabupatenBulukumba 2016

Kategori Frekuensi Persentase(%)

Ya 10 100Kurang Tau 0 0Tidak Tau 0 0Total 10 100

Sumber : Data Primer 2016

Tabel 6 pada kelompok tani Tulekko I menunjukkan bahwa semua

responden (100%) mengetahui tentang arti pestisida. Hal ini menunjukkan bahwa

Page 38: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

30

pengetahuan para petani telah memadai, disebabkan karena para petani telah

banyak memiliki pengalaman dalam bertani.

b. Kelompok Tani Batu-Batua II

Tabel 7. Jumlah Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Arti Pestisida diBatu-Batua II Desa Bontomarannu Kecamatan Bontotiro KabupatenBulukumba 2016

Kategori Frekuensi Persentase(%)

Ya 10 100Kurang Tau 0 0Tidak Tau 0 0Total 10 100

Sumber : Data Primer 2016

Tabel 7 pada kelompok tani Batu-Batua II menunjukkan bahwa semua

responden (100%) mengetahui tentang arti pestisida. Sama halnya dengan

kelompok tani Tulekko I menunjukkan pengetahuan para petani telah memadai,

disebabkan karena para petani telah banyak memiliki pengalaman dalam bertani.

5.2.2 Pengetahuan Responden tentang Manfaat Pestisida

Pestisida sangat bemanfaat dalam bidang pertanian atau dibidang-bidang

lainnya. Para petani lebih memilih pestisida karena dapat diaplikasikan dengan

mudah, hasilnya dapat dirasakan dalam waktu singkat, mudah dipeoleh dan

memberikan keuntungan ekonomi terutama jangka pendek. Selain itu, para petani

juga merasakan dampak negatif yang timbul akibat dari pestisida mulai pada saat

mempersiapkan, atau sesudah melakukan penyemprotan.

Page 39: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

31

a. Kelompok Tani Tulekko I

Tabel 8 Jumlah Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Manfaat Pestisidadi Tulekko I Desa Bontomarannu Kecamatan Bontotiro KabupatenBulukumba 2016

Kategori Frekuensi Persentase(%)

Ya 9 90Kurang Tau 1 10Tidak Tau 0 0Total 10 100

Sumber : Data Primer 2016

Tabel 8 pada kelompok tani Tulekko I diperolehdari 10 responden

terdapat 9 orang (90%) yang mengetahui tentang manfaat pestisida dan terdapat 1

orang (10%) yang kurang mengerti manfaat dari pestisida.

b. Kelompok Tani Batu-Batua II

Tabel 9 Jumlah Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Manfaat Pestisidadi Batu-Batua II Desa Bontomarannu Kecamatan Bontotiro KabupatenBulukumba 2016

Kategori Frekuensi Persentase(%)

Ya 10 100Kurang Tau 0 0Tidak Tau 0 0Total 10 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan Tabel 9 pada kelompok tani Batu-Batua II menunjukkan

bahwa semua responden (100%) mengetahui tentang manfaat pestisida. Hal ini

disebabkan karena para petani sudah cukup lama menggunakan pestisida dalam

bertani.

Page 40: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

32

5.2.3 Penggunaan Pestisida

Penggunaan pestisida dalam pengendalian Organisme Pengganggu

Tanaman (OPT) merupakan alternative terakhir. Untuk memperkecil dampak

negatif pestisida yaitu dengan menggunakan pestisida yang efektif, pestisida yang

mudah terurai, waktu aplikasi yang tepat, dosis dan kosentrasi efektif terhadap

OPT sasaran dan menggunakan alat aplikasi yang tepat. Penggunaan pestisida

ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh hama, namun dititik

beratkan untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada di bawah

ambang batas.

a. Kelompok Tani Tulekko I

Tabel 10 Jumlah Responden Berdasarkan Penggunaan Pestisida di Tulekko IDesa Bontomarannu Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba2016

Kategori Frekuensi Persentase(%)

Ya 9 90Kadang-kadang 1 10Tidak Pernah 0 0Total 10 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan Tabel 10 pada kelompok tani Tulekko I menunjukkan

bahwa ada 9 responden (90%) yang menggunakan pestisida dan 1 (10%)

responden yang kadang-kadang menggunakan pestisida. Para petani lebih memilih

menggunakan pestisida karena dianggap efektif dalam menanggulangi organisme

pengganggu tanaman (OPT).

Page 41: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

33

b. Kelompok Tani Batu-Batua II

Tabel 11 Jumlah Responden Berdasarkan Penggunaan Pestisida di Batu-Batua IIDesa Bontomarannu Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba 2016

Kategori Frekuensi Persentase

(%)Ya 10 100Kadang-kadang 0 0Tidak Pernah 0 0Total 10 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan Tabel 11 pada kelompok tani Batu-Batua II menunjukkan

bahwa semua responden (100%) menggunakan pestisida. Para petani lebih

memilih menggunakan pestisida karena dianggap lebih efektif menanggulangi

organisme pengganggu tanaman dibandingkan menggunakan cara lain.

5.2.4 Mengikuti Penyuluhan Penanggulangan Organisme PenggangguTanaman (OPT)

Salah faktor pembatas dalam upaya meningatkan produksi pertanian

adalah adanya gangguan (OPT) organisme pengganggu tanaman, karena OPT

dapat menyerang tanaman mulai dari persemaian/pembibitan sampai panen

bahkan sampai hasil disimpan. Perlindungan tanaman sangat penting, untuk

menjamin kepastian hasil dan memperkecil risiko berproduksi suatu tanaman.

Penyuluhan atau pendampingan merupakan proses pembelajaran bagi petani agar

mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam

mengakses teknologi, permodalan dan sumber daya dan harga pasar sebagai upaya

meningkatkan produktivitas, efesiensi usaha, pendapatan dan kesejateraannya.

Page 42: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

34

a. Kelompok Tani Tulekko I

Tabel 12 Jumlah Responden Berdasarkan Penggunaan Pestisida di Tulekko IDesa Bontomarannu Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba2016

Kategori Frekuensi Persentase(%)

Ya 7 70Kadang-kadang 3 30Tidak Pernah 0 0Total 10 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan Tabel 12 menunjukkan bahwa dari 10 responden pada

kelompok tani Tulekko I terdapat 7 responden (70%) yang selalu mengikuti

penyuluhan penanggulangan organisme pengganggu tanaman (OPT) dan terdapat

3 responden yang kadang-kadang mengikuti penyuluhan. Responden yang

kadang-kadang mengikuti penyuluhan disebabkan karena kurangnya kesadaran

dan sarana dalam mengakses kegiatan penyuluhan.

b. Kelompok Tani Batu-Batua II

Tabel 13 Jumlah Responden Berdasarkan Penggunaan Pestisida di Batu-Batua IIDesa Bontomarannu Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba 2016

Kategori Frekuensi Persentase(%)

Ya 4 40Kadang-kadang 6 60Tidak Pernah 0 0Total 10 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan Tabel 13 di bawah menunjukkan bahwa dari 10 responden

pada kelompok tani Batu-Batua II terdapat 4 responden (40%) yang selalu

Page 43: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

35

mengikuti penyuluhan penanggulangan organisme pengganggu tanaman (OPT)

dan terdapat 6 (60%) responden yang kadang-kadang mengikuti penyuluhan.

Responden yang kadang-kadang mengikuti penyuluhan disebabkan karena

kurangnya kesadaran dan sarana dalam mengakses kegiatan penyuluhan.

5.2.5 Pendapat Responden terhadap Penggunaan Pestisida

Bidang pertanian, penggunaan pestisida telah dirasakan manfaatnya untuk

meningkatkan produksi. Adanya pestisida memberi manfaatdan keuntungan.

Diantaranya, cepat menurunkan populasi jasad pengganggu tanaman dengan

periode pengendalian yang lebih panjang, mudah dan praktis cara penggunaanya,

mudah diproduksi secara besar-besaran serta mudah diangkut dan simpan.

Manfaat yang lain, secara ekonomi penggunaan pestisida relatif menguntungkan.

Namun, bukan berarti penggunaan pestisida tidak menimbulkan dampak buruk.

bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh hama-

hama tanaman. Persepsi merupakan proses kognitif (pemahaman) yang komplek

yang dapat memberikan gambaran tentang obyek yang sangat berbeda dengan

realitanya, sehingga sering timbul anggapan tidak sesuai dengan obyek ang

dilihat. Persepsi seseorang dapat berbeda satu dengan yang lainnya, meskipun

dihadapkan pada suatu obyek situasi dan kondisi yang sama.

Page 44: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

36

a. Kelompok Tani Tulekko I

Tabel 14 Jumlah Responden Berdasarkan Pendapat setelah MenggunakanPestisida di Tulekko I Desa Bontomarannu Kecamatan BontotiroKabupaten Bulukumba 2016

Kategori Frekuensi Persentase(%)

Baik 10 100Kurang Baik 0 0Tidak Baik 0 0Total 10 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan Tabel 14 menunjukkan bahwa dari 10 responden pada

kelompok tani Tulekko I terdapat 10 atau semua responden (100%) yang

memiliki pendapat baik setelah menggunakan pestisida. Hal ini disebabkan

karena pestisida dapat menanggulangi Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

sehingga hasil produksi dapat meningkat.

b. Kelompok Tani Batu-Batua II

Tabel 15 Jumlah Responden Berdasarkan Pendapat setelah MenggunakanPestisida di Batu-Batua II Desa Bontomarannu Kecamatan BontotiroKabupaten Bulukumba 2016

Kategori Frekuensi Persentase

(%)Baik 10 100Kurang Baik 0 0Tidak Baik 0 0Total 10 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan Tabel 15 menunjukkan bahwa dari 10 responden pada

kelompok tani Batu-Batua II terdapat 10 atau semua responden (100%) yang

memiliki pendapat baik setelah menggunakan pestisida. Hal ini disebabkan

Page 45: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

37

karena pestisida dapat menanggulangi Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

sehingga hasil produksi dapat meningkat.

5.2.6 Penanggulangan OPT Menggunakan Pestisida

Pengendalian hama dapat membantu petani dalam mengendalikan

serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) dengan tepat sasaran untuk

mendapatkan hasil dan kualitas panen optimal secara aman dan bijaksana.

Penggunaan pestisida merupakan alternatif terakhir apabila cara-cara lain dinilai

tidak memadai. Penggunaan sarana pengendalian organisme pengganggu tanaman

(OPT) dilaksanakan sesuai dengan anjuran dalam penerapannya dan telah

mendapat bimbingan atau penyulahan dari penyuluh atau para ahli di bidangnya.

a. Kelompok Tani Tulekko I

Tabel 16 Jumlah Responden Berdasarkan Penanggulangan OPT MenggunakanPestisida di Tulekko I Desa Bontomarannu Kecamatan BontotiroKabupaten Bulukumba 2016

Kategori Frekuensi Persentase(%)

Ya 8 90Kurang 2 10Tidak 0 0Total 10 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan Tabel 16 menunjukkan bahwa dari 10 responden pada

kelompok tani Tulekko I terdapat 8 responden (80%) yang menggunakan

pestisida dapat menanggulangi Oganisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan 2

responden (20%) yang menngunakan pestisida tapi kurang menanggulangi OPT.

Hal ini disebabkan karena responden telah mendapat penyuluhan tentang

Page 46: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

38

penggunaan pestisida yang baik dan benar sehingga dapat mengurangi OPT pada

tanaman padi.

b. Kelompok Tani Batu-Batua II

Tabel 17 Jumlah Responden Berdasarkan Penanggulangan OPT MenggunakanPestisida di Batu-Batua II Desa Bontomarannu Kecamatan BontotiroKabupaten Bulukumba 2016

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Ya 9 90Kurang 1 10Tidak 0 0Total 10 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan Tabel 17 menunjukkan bahwa dari 10 responden pada

kelompok tani Batu-Batua II terdapat 9 responden (90%) yang menggunakan

pestisida dapat menanggulangi Oganisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan 1

responden (10%) yang menngunakan pestisida tapi kurang menanggulangi

OPT. Hal ini disebabkan karena responden telah mendapat penyuluhan tentang

penggunaan pestisida yang baik dan benar sehingga dapat mengurangi OPT pada

tanaman padi.

5.2.7 Peningkatan Hasil Poduksi Menggunakan Pestisida

Peningkatan hasil produksi bisa ditempuh dengan berbagai cara yakni dengan

memperluas areal penanaman padi dan intensifikasi. Intensifikasi bisa ditempuh

dengan penerapan PPT (Pengeloaan Tanaman Terpadu). Perawatan dan

pemeliharan tanaman sangat penting dalam pelaksanaan budidaya padi sawah

yang akan meningkatkan hasil produksi. Hal-hal yang sering dilakukan oleh para

petani adalah meracuni hama salah satunya dengan menggunakan pestisida

Page 47: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

39

a. Kelompok Tani Tulekko I

Tabel 18 Jumlah Responden Berdasarkan Peningkatan Hasil ProduksiMenggunakan Pestisida di Tulekko I Desa BontomarannuKecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba 2016

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Meningkat 8 80Kadang-kadang 2 20Tidak Meningkat 0 0Total 10 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan Tabel 18 menunjukkan bahwa dari 10 responden pada

kelompok tani Tulekko I terdapat 8 responden (80%) yang mengalami

peningkatan hasil produksi setalah menggunakan pestisida dan terdapat 2

responden (20%) hasil poduksinya kadang-kadang meningkat setelah

menggunakan pestisida. Hal ini disebabkan karena penggunaan pestisida dapat

menanggulangi oganisme yang dapat menyebabkan produksi tanaman padi

terhambat dan meningkatkan hasil produksi.

b. Kelompok Tani Batua-Batua II

Tabel 19 Jumlah Responden Berdasarkan Peningkatan Hasil ProduksiMenggunakan Pestisida di Batu-Batua II Desa BontomarannuKecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba 2016

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Meningkat 8 80Kadang-kadang 2 20Tidak Meningkat 0 0Total 10 100

Sumber : Data Primer 2016

Page 48: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

40

Berdasarkan Tabel 19 menunjukkan bahwa dari 10 responden pada

kelompok tani Batu-Batua II terdapat 8 responden (80%) yang mengalami

peningkatan hasil produksi setalah menggunakan pestisida dan terdapat 2

responden (20%) hasil poduksinya kadang-kadang meningkat setelah

menggunakan pestisida. Hal ini disebabkan karena penggunaan pestisida dapat

menanggulangi oganisme yang dapat menyebabkan produksi tanaman padi

terhambat dan meningkatkan hasil produksi.

Tabel 20 Rata-rata Manfaat pestisida, Penggunaan Pestisida dan PeningkatanProduksi pada kelompok tani Tulekko dan Batua-Batua

PengetahuanKelompok Tani

Tulekko (%) Batu-batua (%)Rata-rata (%)

Manfaat pestisida

Penggunaanpestisida

Peningkatanproduksi

90 100

90 100

80 80

95

95

90

Rata-rata 86,67 93,33 90

Hasil Tabel 20 penelitian ini, disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan

anggota kelompok tani dalam menggunakan pestisida untuk penanggulangan

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada tanaman padi di Tulekko dan

Batua-Batua di Desa Bontomarannu Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba

berada pada kategori tinggi (90%).

Page 49: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

41

5.2.8 Penggunaan Pestisida Bermanfaat terhadap OPT

Gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang sangat

kompleks dapat dicegah, diminimalisir dengan pestisida. Tentu hal ini dapat

membantu para petani dalam meningkatkan hasil produksi tanamannya. Dimana

pestisida juga memiliki beberapa manfaat seperti mengatur atau merangsang

pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman dan memberantas atau

mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada tanaman.

a. Kelompok Tani Tulekko I

Tabel 21 Jumlah Responden Berdasarkan Penggunaan Pestisida Bemanfaatterhadap OPT di Tulekko I Desa Bontomarannu Kecamatan BontotiroKabupaten Bulukumba 2016

Kategori Frekuensi Persentase(%)

Ya 10 100Kurang 0 0Tidak 0 0Total 10 100

Sumber : Data Primer 2016

Tabel 21 menunjukkan bahwa pada kelompok tani Tulekko I semua

responden (100%) menyatakn bahwa penggunaan pestisida sangat bermanfaat

tehadap penanggulangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Hal ini sangat

berdampak dengan hasil produksi yang dihasilkan setelah menggunakan pestisida

.

Page 50: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

42

b. Kelompok Tani Batu-BatuaII

Tabel 22 Jumlah Responden Berdasarkan Penggunaan Pestisida Bermanfaatterhadap OPT di Batu-Batua II Desa Bontomarannu KecamatanBontotiro Kabupaten Bulukumba 2016

Kategori Frekuensi Persentase(%)

Ya 10 100Kurang 0 0Tidak 0 0Total 10 100

Sumber : Data Primer 2016

Tabel 22 menunjukkan bahwa pada kelompok tani Batu-Batua II semua

responden (100%) menyatakn bahwa penggunaan pestisida sangat bermanfaat

tehadap penanggulangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Hal ini sangat

berdampak dengan hasil produksi yang dihasilkan setelah menggunakan pestisida.

5.2.9 Penanggulangan OPT Sepenuhnya Menggunakan Pestisida

Penggunaan pestisida ditujukan bukan untuk memberantas atau

membunuh hama, namun dititik beratkan untuk mengendalikan hama sedemikian

rupa hingga berada di bawah ambang batas. Penggunaan pestisida untuk

mengendalikan hama-hama tanaman selalu mempunyai dua sisibila ia efektif dan

diaplikasikan menurut petunjuk, dapat menurunkan populasi hama tanaman tetapi

selalu mengandung resiko kecelakaan pada manusia dalam bentuk keracunan

kronik/akut dan atau kematian dan pencemaran lingkungan.

Page 51: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

43

a. Kelompok Tani Tulekko I

Tabel 23 Jumlah Responden Berdasarkan Penanggulangan OPT SepenuhnyaMenggunakan Pestisida di Tulekko I Desa Bontomarannu KecamatanBontotiro Kabupaten Bulukumba 2016

Kategori Frekuensi Persentase(%)

Ya 6 60Kurang 4 40Tidak 0 0Total 10 100Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan Tabel 23 menunjukkan bahwa dari 10 responden pada

kelompok tani Tulekko I terdapat 6 responden (60%) yang menggunakan

pestisida dapat menanggulangi organisme pengganggu tanaman (OPT)

sepenuhnya dan terdapat 4 responden (40%) yang menggunakan pestisida tidak

dapat menanggulangi organisme pengganggu tanaman (OPT) sepenuhnya.

b. Kelompok Tani Batu-Batua II

Tabel 24 Jumlah Responden Berdasarkan Penanggulangan OPT SepenuhnyaMenggunakan Pestisida di Tulekko I Desa Bontomarannu KecamatanBontotiro Kabupaten Bulukumba 2016

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Ya 9 90Kurang 1 10Tidak 0 0Total 10 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan Tabel 24 menunjukkan bahwa dari 10 responden pada

kelompok tani Tulekko I terdapat 9 responden (90%) yang menggunakan

pestisida dapat menanggulangi organisme pengganggu tanaman (OPT)

Page 52: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

44

sepenuhnya dan terdapat 1 responden (10%) yang menggunakan pestisida tidak

dapat menanggulangi organisme pengganggu tanaman (OPT) sepenuhnya. Hal

ini disebabkan karena pestisida bukan merupakan cara satu-satunya dalam

menanggulangi organisme pengganggu tanaman.

5.2.10 Cara Lain Penanggulangan OPT Selain Pestisida

Dalam budidaya tanaman padi, tidak akan terlepas dari ancaman

organisme pengganggu tanaman yang sering menyerang tanaman padi. Dalam

mengatasi organisme pengganggu maka perlu dilakukan penanggulangan agar

tujuan budidaya biar tercapai. Dengan menggunakan pestisida biar mengurangi

OPT pada tanaman, akan tetapi tidak dapat memberantas secarah menyeluruh.

a. Kelompok Tani Tulekko I

Tabel 25 Jumlah Responden Berdasarkan Penanggulangan OPT Selain Pestisidadi Tulekko I Desa Bontomarannu Kecamatan Bontotiro KabupatenBulukumba 2016

Kategori Frekuensi Persentase(%)

Iya 7 70Kadang-kadang 3 30Tidak 0 0Total 10 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan Tabel 25 menunjukkan bahwa dari 10 responden pada

kelompok tani Tulekko I terdapat 7 responden (70%) yang mengetahui cara lain

menanggulangi organisme pengganggu tanaman selain menggunakan pestisida

dan terdapat 3 responden (30%) yang tidak mengetahui cara lain selain

menggunakan pestisida. Hal ini dikarenakan responden telah mendapat

Page 53: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

45

penyuluhan tentang bagaimana menanggulangi OPT selain menggunakan

pestisida.

b. Kelompok Tani Batu-Batua II

Tabel 26 Jumlah Responden Berdasarkan Penanggulangan OPT Selain Pestisidadi Batu-Batua II Desa Bontomarannu Kecamatan Bontotiro KabupatenBulukumba 2016

Kategori Frekuensi Persentase(%)

Iya 6 60Kadang-kadang 4 40Tidak 0 0Total 10 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan Tabel 26 menunjukkan bahwa dari 10 responden pada

kelompok tani Tulekko I terdapat 6 responden (60%) yang mengetahui cara lain

menanggulangi organisme pengganggu tanaman selain menggunakan pestisida

dan terdapat 4 responden (40%) yang tidak mengetahui cara lain selain

menggunakan pestisida. Hal ini dikarenakan responden telah mendapat

penyuluhan tentang bagaimana menanggulangi OPT selain menggunakan

pestisida.

5.3 Tingkat Pengetahuan Petani Tentang Penyuluhan Pertanian dalamPenanggulangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) terhadapTanaman Padi

Pengetahuan adalah suatu bentuk tahuyang diperoleh seseorang dari

pengalaman, perasaan, akal pikiran dan intuisinya setelah melakukan

penginderaan terhadap objek tertentu. Tingkat pengetahuan dapat diukur melalui

wawancara kepada informan terhadap materi yang akan diteliti. Pengetahuan

Page 54: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

46

petani dalam penanggulangan organisme pengganggu tanaman menjadi suatu

keharusan dalam meningkatkan produksi untuk menjadi pemenuhan kebutuhan

dalam rumah tangga sendiri ataupun dalam negeri yang tinggi dan terus menerus

meningkat, juga untuk mengisi peluang pasaran dunia karena permintaan padi

secara global dan ragional juga besar dan terus meningkat, untuk mencapai

keberhasilan dalam mengelolah usahatani padi maka yang mesti diperhatikan

ialah mulai dari pengolahan/penggemburan tanah sampai pada panen kemudian

pembinaan pendampingan secara continew, kompotensi petani dalam mengelolah

usahatani padi terletak pada budidaya dan memperhatikan pemeliharaan secara

serius, petani padi yang ada di Desa Bontomarannu sangat penting

mengembangkan pengetahuan, sehingga dapat mengembangkan manfaat dari

setiap kesempatan yang terbaik dan terbuka hasilnya, berusaha membuat

usahataninya seproduktif mungkin dengan mendapat keuntungan yang terus

bertambah, pengembangan padi akan memberikan hasil yang cukup tinggi secara

ekonomi apabila petani mampu dalam mengambil sikap atau tindakan dan lebih

terampil untuk menerapkan teknologi.

Pengetahuan petani dalam usahatani padi Kecamatan Bontotiro Kabupaten

Bulukumba memiliki pengetahuan yang tergolong tinggi dari unsur pengetahuan,

pengetahuan kesadaran dan kemauan petani untuk menanggulangi (OPT)

organisme pengganggu tanaman padi sangat tinggi namun bergantung pada

kondisi iklim, permodalan, dan pemanfaatan teknologi yang masih menjadi

kendala petani hingga saat ini yang menjadikan pengetahuannya dalam

mengambil tindakan dan lebih terampil kurang optimal meskipun dalam

Page 55: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

47

pengetahuannya tinggi. Adapun nilai rata-rata unsur pengetahuan yang dimiliki

petani padi di Desa Bontomarannu Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba

dilihat pada Tabel 26 dan Tabel 27

a. Kelompok Tani Tulekko I

Tabel 27 Pengetahuan Petani Padi terhadap Upaya Penyuluhan OganismePengganggu Tanaman (OPT) di Tulekko I Desa BontomarannuKecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba 2016

No Kategori Jumlah (Orang) Presentase (%)123

Rendah (0,00 - 33,33)Sedang (33,34 - 66,67)Tinggi (66,68 – 100,00)

0010

00

100

Jumlah 10 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan Tabel 27 menunjukkan bahwa pada kelompok tani Tulekko

I semua responden (100%) yang berada pada kategori pengetahuan tinggi

(66,68-100,00) terhadap upaya penanggulangan Organisme Pengganggu

Tanaman (OPT). Hal ini disebabkan karena peran penyuluh yang memberikan

informasi yang dapat diterima dan juga motivasi yang dimiliki oleh para petani

untuk meningkatkan kesejahteaan hidupnya.

b. Kelompok Tani Batu-Batua II

Tabel 28 Pengetahuan Petani Padi terhadap Upaya Penyuluhan OrganismePengganggu Tanaman (OPT) di Batu-Batua Desa BontomarannuKecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba 2016

No Kategori Jumlah (Orang) Presentase (%)

123

Rendah (0,00 - 33,33)Sedang (33,34 - 66,67)Tinggi (66,68 – 100,00)

0010

00100

Jumlah 10 100

Sumber : Data Primer 2016

Page 56: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

48

Berdasarkan Tabel 28 menunjukkan bahwa pada kelompok tani Batu-

Batua II semua responden (100%) yang berada pada kategori pengetahuan

tinggi (66,68-100,00) terhadap upaya penanggulangan Organisme Pengganggu

Tanaman (OPT). Hal ini disebabkan karena peran penyuluh yang memberikan

informasi yang dapat diterima dan juga motivasi yang dimiliki oleh para petani

untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa pengetahuan petani padi terhadap

penyuluhan pertanian dalam penanggulangan organisme pengganggu tanaman di

Desa Bontomarannu Kecamatan Bantotiro Kabupaten Bulukumba dari unsur

pengetahuan memiliki nilai rata-rata termasuk dalam kategori tinggi,

menggambarkan bahwa pengetahuan petani padi dalam usahatani padi dikatakan

tahu dalam mengelolah usahatani padi. Karena pengetahuan atau adalah mengerti

sesuatu, melakukan penginderaan, melihat, menyaksikan, mendengar, mengalami

atau merasakan.

5.4 Jenis OPT pada Tanaman Padi

Jenis OPT pada tanaman padi di lokasi antara lain :

1. Walang Sangit adalah anggota ordo hemiptera (bangsa kepik sejati).

Walang Sangit menghisap cairan tanaman pada tangkai bunga dan juga

cairan buah padi yang masih pada tahap masak susu sehingga

menyebabkan tanaman kekurangan hara dan mengunin dan perlahan-lahn

melemah.

Page 57: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

49

2. Keong Mas adalah salah satu hama yang mengakibatkan tingginya resiko

gagal panen pada tanaman padi, hama ini memakan batang padi pada umur

15 hari.

3. Tikus adalah hama menyerang pada fase pembentukan anakan dan pada

saat berbuah padi.

5.5 Jenis Pestisida Yang digunakan

Jenis pestisida yang digunakan petani di lokasi penelitian ada 3 yaitu

1. Herbisida merupakan pestisida untuk mencegah dan mematikan gulma

atau tumbuhan pengganggu, seperti eceng gondok rumput teki dan

walang sangit.

2. Insektisida merupakan pestisida untuk memberantas serangga, seperti

nyamuk, kutu busuk, rayap, semut, belalang dan ulat.

3. Rodentisida adalah racun untuk membasmi hama tikus, baik tikus

sawah atau kebun maupun di permukaan.

Page 58: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

50

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan anggota

kelompok tani dalam menggunakan pestisida untuk penanggulangan Organisme

Pengganggu Tanaman (OPT) pada tanaman padi di Tulekko dan Batua-Batua di

Desa Bontomarannu Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba berada pada

kategori tinggi (90%).

6.2 Saran

Saran yang penulis mengemukakan yaitu diperlukan dukungan serta

bantuan pemerintah tentang penanggulangan Organisme Pengganggu Tanaman

(OPT) serta diharapkan kepada petani mau menerima inovasi-inovasi yang

diberikan agar mampu mengembangkan usaha dalam bertani dan dapat

meningkatkan hasil produksinya.

Page 59: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

RIWAYAT HIDUP

LUCKY ARIANTO lahir di Tanete 31 januari 1992. Anak pertama dari 3bersaudara dari pasangan Ayahanda Suharto Hs dan Ibunda Hj. AsniIskandar. Penulis menempuh pendidikan dasar di SDN 58 TaneteKecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba pada tahun 1999 dan tamat2004. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan menengahpertama di SMPN 1 Tanete tamat pada tahun 2007, pada tahun yang samapenulis melanjutkan pendidikan menengah atas SMAN 1 Tanete Kecamata

Bulukumpa Kabupaten Bulukumba dan tamat pada tahun 2010. Pada tahun 2012 penulismelanjutkan pendidikan di Jurusan Agribisnis Fakultas pertanian UniversitasMuhammadiyah Makassar.

Pada tahun 2016 penulis mengikuti kegiatan KKP (Kuliah Kerja Profesi) yang dilaksanakan oleh Fakultas Pertanian Di desa Bontomarannu Kecamatan BontotiroKabupaten Bulukumba.

Page 60: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

DAFTAR PUSTAKA

AT. Mosher, Menggerakkan dan Membangun Pertanian, terjemahan Ir. Krisnandhi. CV.Yasa Guna ,Jakarta 1966

Dapartemen Pertanian, 2006. UU Republic Indonesia Tahun 2006 Tentang SystemPenyuluhan Pertanian, Perikanan Dan Kehutanan, Jakarta.

Hasanah, Ina. (2007). Bercocok Tanam Padi. Jakarta : Azka Mulia MediaIqbal, 2004. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Jakarta. Bumi Aksara.Mardikanto. T. 1993, Penyuluh Pembangunan Pertanian . Sebelah Maret. UniversityPress. Surakarta.

Meleong, Lexy.J. 2004. Metode Penelitian Kuantitatif Remaja Rosdakarya. Bandung

Natawigena, H. 1990. Pengendalian Hama Terpadu (Integrated Pest Control).Armico, Bandung. Hal. 40-41.

Novizan. 2003. Petunjuk Penggunaan Pupuk yang Efektif. Agromedia Pustaka.Jakarta.

Nasution, 1988. Metode Penelitian Naturalistic Dan Kuantitatif , Bandung.

Soekartawi, 1992. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Ulpress. Jakarta.Setiana. L. 2005. Teknik Penyuluhan Dan Pemberdayaan Masyarakat. Bogor : Ghalia

Indonesia.Wige nasanta, 2000. Cara Tentang penanggulan Hama. OPT. Jakarta.Van Den Ban. A.W. dan H.S Hawkins., 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius.

Yogyakarta.Anonim. 1991. Kesuburan Tanah. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan

1

Page 61: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

A. Identitas Responden

Nama :

Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

Usia : Tahun

Luas Lahan : Ha

B. Pertanyaan

1. Apakah bapak mengetahui arti dari pestisida ?

a. Iya

b. Kurang tahu

c. Tidak tahu

2. Apakah bapak mengetahui manfaat dari pestisida ?

a. Iya

b. Kurang tahu

c. Tidak tahu

3. Apakah bapak mengaplikasikan atau menggunakan pestisida untuk

tanaman padi ?

a. Iya

b. Kadang-kadang

c. Tidak

4. Apakah bapak mendapat atau mengikuti penyuluhan tentang

penanggulangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) ?

a. Iya

b. Kadang-kadang

Page 62: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

c. Tidak

5. Bagaimana pendapat bapak setelah menggunakan pestisida ?

a. Baik

b. Kurang baik

c. Tidak baik

6. Apakah dengan menggunakan pestisida dapat menanggulangi Organisme

Pengganggu Tanaman (OPT) ?

a. Ya

b. Kurang

c. Tidak

7. Apakah produksi padi dapat meningkat setelah menggunakan pestisida ?

a. Meningkat

b. Kadang-kadang

c. Tidak meningkat

8. Menurut bapak, apakah penggunaan pestisida sangat bermanfaat tehadap

penanggulanagan opt bagi tanaman padi ?

a. Iya

b. Kurang

c. Tidak

9. Menurut bapak, apakah Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dapat

ditanggulangi sepenuhnya dengan menggunakan pestisida terhadap

tanaman padi ?

a. Iya

b. Kurang

Page 63: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

c. Tidak

10. Menurut bapak, apakah ada cara lain dalam penanggulangan Organisme

Pengganggu Tanaman (OPT) selain penggunaan pestisida ?

a. Iya

b. Kadang-kadang

c. Tidak

Page 64: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

LAMPIRAN 2

Page 65: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

LAMPIRAN 3

Identitas Responden di Tulekko I Desa Bontomarannu Kecamatan BontotiroKabupaten Bulukumba 2016

No Nama Responden Umur (Tahun)Luas Lahan

(Hektar)1 Muh. Nasir 50 1,752 Basse. N 55 1,003 Tangkasa 55 1,004 Massiara 65 1,005 Baddu L 65 1,006 Zain Sia 58 1,007 Baharuddin 63 1,508 Manroso 57 1,259 Epong 56 1,00

10 Syahrir 43 1,00

Jumlah 567 11,5Rata-rata 57 1,15Maximum 65 1,75Minimum 43 1,00

Page 66: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

Identitas Responden di Batu-Batua II Desa Bontomarannu Kecamatan BontotiroKabupaten Bulukumba 2016

No Nama Responden Umur (Tahun) Luas Lahan(Hektar)

1 Rasido 60 1,502 Abd. Rasak 65 1,003 Saraddin 60 1,004 Ruma 57 1,005 Hakin 65 0,506 Syamsia 46 1,007 Tahir 50 1,508 Yusuf 60 1,009 Baso 45 1,00

10 Jaring 67 1,00Jumlah 575 10,5

Rata-rata 57.5 1,05Maximum 67 1,50Minimum 45 0,50

Page 67: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

LAMPIRAN 4

Dokumentasi Penelitian

Page 68: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …
Page 69: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

Sumber: Asus Zenfon C

Page 70: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

Sumber: Asus Zenfon C

Page 71: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

Sumber: Asus Zenfon C

Page 72: UPAYA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN …

LAMPIRAN 5

PRODUKSI PADI