CONTENT SUKENDA KIN.HC.006.pdf

11
Prosiding Seminar Nasional Kopwil4, Vol. 1 ,Juni 2005 ISSN : 0216-968 I, halaman 287 s.d 297 Pengembangan Perangkat Lunak Perencanaan Produksi Terdesentralisasi Dengan Pendekatan Mediator Based O leh: Sukenda l , Yulison Herry Chrisnanto 2 I ]urusan Teknik Informatika Universitas Widyatama 20epartemen Teknik Informatika Institut Teknologi Harapan Bangsa Abstrak - Banyak perusahaan-perusahaan pada dekade terakhir dilaporkan telah mengembangkan proses bisnisnya, terutama sektor industri. Konsep supply chain mejadi fokus utama dalam meningkatkan efesiensi dan efektivitas proses industri. Oengan memanfaatkan perkembangan tekno!ogi informasi yang dewasa ini semakin cepat, maka terjadi perubahan-perubahan pola interaksi di antara para aktor yant terlibat dalam proses bisnis, antara lain: area produksi, area sales, area pelanggan serta area pemasok. Akibat dari perl uasan proses bisnis tersebut, maka pengambilan keputusan setiap area menjadi lebih kompleks, hal ini dapat terjadi oleh karena proses bisnis menjadi tersebar, aspek komunikasi menjadi persoalan. Proses pengambilan keputusan b;::rubah pola dari sentralisasi menjadi desentralisasi, oleh karena setiap area yang berinteraksi memiliki otonomi dalam proses pengambilan keputusan sendiri, sehingga tingkat koordinasi menjadi lebih tinggi.Enterprise Resource Planning (ERP) didefinisikan oleh APIeS sebagai sistem informasi untuk mengidentifikasi dan mercncanakan sumberdaya perusahaan yang dibutuhkan untuk mengelola pesanan-pesanan pelanggan. Implementasi dari ERP telah dilakukan oleh beberapa perusahaan besar dengan beberapa perangkat lunak yang mendukungnya, seperti SAP/R3, BAAN IV. Satu hal yang menarik adalah bagaimana dukungan dapat diberikan pada perusahaan skala menengah yang telah menggunakan pola desentralisasi dalam proses pengambilan keputusan untuk melakukan proses bisnisnya.Penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasikan konsep ERP dalam skala terbatas, khususnya pada komponen perencanaan produksi. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan mengembangkan perangkat lunak yang be rfungsi sebagai mediator, yaitu suatu cara komunikasi diantara sites yang akan saling berinteraksi dalam proses manufacturing. Kata Kunci: Mediator, Perencanaan Produksi Terdesentralisasi. Resource owner. Task O\l'l7er PENDAHULUAN Komunikasi menjadi bag ian penting da larn Oengan perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat, berdampak pad a perubahan pol3 interaksi ini. Untuk sebuah organisasi dengan kehidupan manusia dalarn berorganisas i. seperti konsep pengelolaan pengambilan keputusan secara tersentralisasi saat ini dapat di lakukan dengan baik, yang dapat kita lihat pada sektor industri di narnun dernikian setiap organisasi memiliki berbagai tempal. Sektor industri adalah salah satu kecenderungan untuk selalu melakukan conlOh usaha sebuah organisasi yang memiliki ill/proven/em terhadap proses bisnisnya. salah aliran data yang saling dengan frekllensi cukllp tinggi. Pertllkaran data dapat terjadi baik satunya adalah dengan perluasan usaha, yang akan secara internal maupun dengan Iingkllngan luar. berdarnpak pada pola koordinasi. Hal 1111 dimungkinkan oleh karena konsep yang dibangun Secara khusus lIntuk sektor indllstri. dalam hal ini manllfaktur. lingkungan luar organisasi yang mendefinisikan beberapa aktor yang ikut terlibat dalam proses bisnis, antara lain proses manufaktur sangat mempengaruhi keadaan organisasi adalah dapat disebut sebagai reso/(/"ce owner sedangkan pernasok dan pelanggan. Oengan demikian 'marketing dapat disebut sebagai {ask owner . terbentuk tiga nod e yang saling berinteraksi. yaitu Konsep ini dapat menyebabkan area geografis rnanufaktur. pemasok dan pe langgan dengan sebuah mekanisme komunikasi yang dapat diterirna sebagai pilihan efesiensi dalam pencapaian target bisnis sebuah organisasi. oleh ketiganya 287

Transcript of CONTENT SUKENDA KIN.HC.006.pdf

Prosiding Seminar Nasional Kopwil4, Vol. 1 ,Juni 2005 ISSN : 0216-968 I, halaman 287 s.d 297

Pengembangan Perangkat Lunak Perencanaan Produksi Terdesentralisasi Dengan Pendekatan Mediator Based

Oleh: Sukenda l , Yulison Herry Chrisnanto2

I ]urusan Teknik Informatika Universitas Widyatama 20epartemen Teknik Informatika Institut Teknologi Harapan Bangsa

Abstrak - Banyak perusahaan-perusahaan pada dekade terakhir dilaporkan telah mengembangkan proses bisnisnya, terutama sektor industri. Konsep supply chain mejadi fokus utama dalam meningkatkan efesiensi dan efektivitas proses industri. Oengan memanfaatkan perkembangan tekno!ogi informasi yang dewasa ini semakin cepat, maka terjadi perubahan-perubahan pola interaksi di antara para aktor yant terlibat dalam proses bisnis, antara lain: area produksi, area sales, area pelanggan serta area pemasok. Akibat dari perl uasan proses bisnis tersebut, maka pengambilan keputusan setiap area menjadi lebih kompleks, hal ini dapat terjadi oleh karena proses bisnis menjadi tersebar, ~ehingga aspek komunikasi menjadi persoalan. Proses pengambilan keputusan b;::rubah pola dari sentralisasi menjadi desentralisasi, oleh karena setiap area yang berinteraksi memiliki otonomi dalam proses pengambilan keputusan sendiri, sehingga tingkat koordinasi menjadi lebih tinggi.Enterprise Resource Planning (ERP) didefinisikan oleh APIeS sebagai sistem informasi untuk mengidentifikasi dan mercncanakan sumberdaya perusahaan yang dibutuhkan untuk mengelola pesanan-pesanan pelanggan. Implementasi dari ERP telah dilakukan oleh beberapa perusahaan besar dengan beberapa perangkat lunak yang mendukungnya, seperti SAP/R3, BAAN IV. Satu hal yang menarik adalah bagaimana dukungan dapat diberikan pada perusahaan skala menengah yang telah menggunakan pola desentralisasi dalam proses pengambilan keputusan untuk melakukan proses bisnisnya.Penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasikan konsep ERP dalam skala terbatas, khususnya pada komponen perencanaan produksi. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan mengembangkan perangkat lunak yang berfungsi sebagai mediator, yaitu suatu cara komunikasi diantara sites yang akan saling berinteraksi dalam proses manufacturing.

Kata Kunci: Mediator, Perencanaan Produksi Terdesentralisasi. Resource owner. Task O\l'l7er

PENDAHULUAN

Komunikasi menjadi bag ian penting da larn Oengan perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat, berdampak pad a perubahan pol3 interaksi ini. Untuk sebuah organisasi dengan

kehidupan manusia dalarn berorganisasi. seperti konsep pengelolaan pengambilan keputusan secara tersentralisasi saat ini dapat di lakukan dengan baik, yang dapat kita lihat pada sektor industri di narnun dernikian setiap organisasi memilikiberbagai tempal. Sektor industri adalah salah satu kecenderungan untuk selalu melakukanconlOh usaha sebuah organisasi yang memiliki ill/proven/em terhadap proses bisnisnya. salahaliran data yang saling bel1uka~ dengan frekllensi

cukllp tinggi. Pertllkaran data dapat terjadi baik satunya adalah dengan perluasan usaha, yang akan

secara internal maupun dengan I ingkllngan luar. berdarnpak pada pola koordinasi. Hal 1111

dimungkinkan oleh karena konsep yang dibangun Secara khusus lIntuk sektor indllstri. dalam hal ini manllfaktur. lingkungan luar organisasi yang mendefinisikan beberapa aktor yang ikut terlibat

dalam proses bisnis, antara lain proses manufaktur sangat mempengaruhi keadaan organisasi adalah dapat disebut sebagai reso/(/"ce owner sedangkanpernasok dan pelanggan. Oengan demikian

'marketing dapat disebut sebagai {ask owner.terbentuk tiga node yang saling berinteraksi. yaitu Konsep ini dapat menyebabkan area geografisrnanufaktur. pemasok dan pe langgan dengan

sebuah mekanisme komunikasi yang dapat diterirna sebagai pilihan efesiensi dalam pencapaian target bisnis sebuah organisasi. oleh ketiganya

287

Hal ini menjadi lebih komplek lagi apabila pihak pemasok dan pelanggan mas uk dalam lingkungan konsep ini .

Marketing sebagai task owner memiliki otonomi dalam menentukan pencapaian target, demikian pula manufaktur sebagai resource owner memiliki sumberdaya yang dapat dikelola tanpa C31l1pUr tangan pihak marketing. Konsep otonomi yang digunakan menyebabkan terjadinya perubahan pob pengambilan keputusan dari yang tersentralisasi menjadi terdesentralisasi.

Berdasarkan uraian dari latar belakang penelitian ini , dapat diidentifikasi persoalan yang muncul , anlara lain mekanisme komunikasi yang dilakukan sebagai upaya koordinasi dalam proses pengambilan keputusan. Mekanisme komunikasi harus dapal digunakan oJeh area-area yang akan berinteraksi, seperti area produksi, area marketing, area pemasok ataupun area pelanggan.

Pada penelilian ini , akan dikembangkan sebuah model perangkat lunak yang akan bertindak scbagai mediator diantara area-area yang berinleraksi. Fungsi khusus dari perangkat lunak yang akan di kembangkan, antara lain untuk menangani kasus perencanaan produksi manufaktur

PERENCANAAN PRODUKSI YANG TERD ESENTRALISASI

Perencanaan produksi terdesenlralisasi adalah proses perencanaan , penjadualan serta pema ntauan produk yang diJakukan pada industri dc ngan lokasi yang multiple sites. Tujuan dari proses ini unluk mengalokasikan pesanan-pesanan pelanggan sesua i dengan sumber daya produksi ya ng Illemadal, melakukan pemanlauan lerhadap prodllk lersebut, serla jika dibutuhkan untuk menginislali sai ulang alokasi proses.

Tujllan ulama dari proses ini adalall untuK memenllhi kebuluhan order pelanggan dengan waklu pemenuhan yang dapat disesuaikan, serta mengurangi penyimpangan-penyimpangan dalam ketepatan waktu pengiriman, meningkatkan pemanfaatan sumber daya, dan persediaan yang rendah (persediaan lidak tertumpuk)

Penjadualan order dari pelanggan disusun berdasarkan kapasitas mesin yang tersedia, ketersediaan bahan baku serta sumber day a lainnya. Permintaan order dapat berisi informasi tenlang spesifikasi, kuantitas , biaya produk (harga), batasan pengiriman serta prioritas dari order. Semua informasi tersebut dikirimkan ke bagianproduction planning control (PPC), untuk dikalklliasi keseluruhan proses produksi yang diperlukan, meliputi jadual prodlLk;si serta pengemasan prodllk

Pemantauan order adalah bagian penting dalarn proses bisnis, terlebih untuk proses pembuatan keputusanserta diperuntukan bagi dukungan pemakai untuk :

• Mengetahui waktu tunggu selama pemrosesan order

• Infonnasi kemampuan pemasok • Penyesuaian waktu pengiriman . • Menemukan persoalan mutu

selall1a produksi dll .

Dengan memonitor proses-proses yang dilakukan, maka dapat dimungkinkan untuk membllat perbaikan-perbaikai1 sehingga dapat mengoptimalkan proses produksi secara

keseluruhan , perubahan spesifikasi dari pesanan pelanggan dan menanggulangi kemungkinan terjadi gangguan-gan gguan.

Task Owner Plar. Pro Evaluate

..................... _... ..._.... _........ .. ......... ..._._.. .. ....._. -........ '1- ... ..... ....__........._..... _...._............ _....-r ····· Pro ........._ ....... _ . .....

Kebutuhan Pengiriman MO Kebutuhan Tanggapan

Re-planning MO Pengiriman MO

..... ... - ...... . .. , . ......... _...... ..... .. ................ _. .....

Resource Owner PlanMO Evaluat"

MO ]

Generate Schedule

Gambar 1. HublUlgan di antara task owner dan resource owner Dalam penjadualan produksi

MO : Plan Manufacturing Order Pro : Production Order

Gambar di atas adalah diagram yang memperlibatkim hubungan antara task owner, ,.esource owner dan sistem penjadualan pada sistem yang terdesentrali sasi.

KONSEP ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP)

Topik penelitian ini didasarkan oleh gagasan untuk mengatasi persoalan yang berkaitan dengan proses perencanaan , penjadwalan sefta monitoring sebuah produksi pada proses manufaktur yang dilakukan secara terdesentralisasi , di mana saat ini banyak perusahaan berinteraksi dengan pelanggan dan pemasok secara multiple s iles, disamping itu kaJian ini berkaitan dengan metoda yang banyak digunakan pada dunia industri lUltuk melakukan perencanaan dan pengendalian secara efektif semua sumber daya yang dibutuhkan dalam proses manufaktur, metoda ini dikenal dengan ElIle /p,.is e Resource Planlling (ERP).

Berdasarkan uraian yang disampaikan oleb Khalid Sheikh pada bukunya yang beljudul "j\lal1ltjacturing Resource Planning . with i!1lrodllction to ERP, SCM, and CRAl" 'ba hwa

sistem ERP berbeda dari sistem MRP II, di man a secara teknis ERP dalam implementasinya membutuhkan :

• antar muka yang berbentuk Graph ;ca/ User Interface

• Basis Data Relasional (RDBMS ) ~ Menggunakan bahasa Gener'a ::; i

Keempat (4GL ), di mana da lam proses pengembangan menggunakan CASE tools, serta arsitektur C/ien!" Se/ver dan Sistem Terbuka yang portabeL

Pada awal Tahun I 990-an , sistem perangkat lunak teritegrasi telah mulai diperkenalkan, sistem ERr berkembang sebaga i hasil dari perkembangan teknologi perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang mendukung sistem ini . Banyak organisasi mulai membangun visi dari sistem yang terintegrasi, dengan teknol ogi komunikasi yang memungkinkan sharing data dapat dilakukan . Pada saat itu ERr mu lai diterapkan pada bidang industri (material requi,.elllel1ls planl1ing)

Sistem ERP didefini sikan oleh Markus, sebagai paket perangkat lunak yang memungkinkan untuk berbagi intoIIDilsi bi snis yang diletakkan pada bilSis datil umum dian tara unit-unit target pacta organisasi yang bersangkutan, di mana dengan ERP, sebuah

---- ---

290

organisasl dapat membuat proses internai dengan harrnonis. Dengan adanya ERP, maka semua komponen-komponen dalam organisasi saling mendukung dengan saling berbagi data atau informasi, dengan demikian standarisasi dari proses bisnis dan inforrnasi dapat dilakukan. Untuk selanjutnya sistem ERP disediakan untuk perusahaan-perusahaan dengan bahasa yang umum serta pengumpulan data dengan cara yang umum dikenal saat ini [Norris et at. 2000: 12-13; Adam and O'Doherty, 2000: 306][2]

KONSEP PENDEKATAN MEDIATOR BASED

Beberapa pendekatan untuk distributed and inte//egent production systems sudah diperkenalkan dengan didasarkan pada agent technology. Menurut survey yang dilakukan pada Tahun 1999 oleh Shen dan Norrie bahwa sumber daya - sumber daya dan orders dari pelanggan di representasikan sebagai agents dengan dukungan sebuah mekanisme dalam berkomunikasi serta korporasi. Sistem bcrbasis agents mengharuskan pencapaian derajat fl eksibilitas yang tinggi, scalability, serta dukungan yang terintegrasi untuk aktor-aktor yang beragam terrnasuk perangkat lunak sistem dan manusia Pendekatan untuk mengkoordinasikan setiap aksi diantara production sites yang berbeda, pemasok dan para pelanggan disebut dengan mediator based. Pendeketan Mediator Based dapat di definisikan sebagai berikut :

"Mediator Based adalah sebuah mekanisme dalam mendukung proses pembuatan keputusan diantara para pembuat keputusan yang independen untuk telap mempertahankan otonomi masing-m asing area" [5]

Peranan dari Mediator adalah untuk membantu para pembuat keputusan dalam sebuah sistem yang sebenamya memiliki saling ketergantungan di antara keputusan yang dibuat. Mediator menyediakan sebuah mekanisme yang dapat membagi komunikasi dan dukungan keputusan. Mediator tidak berrnaksud menggantikan proses pernbuatan keputusan user­user itu sendiri. Secara teknis Mediator adalah sebuah server yang spesifik yang berperan untuk menyediakan mekanisme untuk mendukung pembuatan keputusan diatara task owner dan resource owner.

Pada kajian ini, Mediator based akan menangani dukungan mekanisme pengambilan keputusan pada proses perencanaan produksi manufaktur yang didasarkan oleh solusi komunikasi antara area-area produksi , sales, pemasok dan pelanggan. Pada Gambar 2, nampak gambaran dari mekanisme Mediator based.

Implementasi dari Mediator based dalam bentuk arsitektur perangkat lunak dengan kemampuan yang disesuaikan dengan kebutuhan (scalability dan modifiability). Aritektur perangkat lunak i!1i disebut dengan Mediator' Decentralised So/tware Architecture atau disingkat dengan MDSA Seperti pada Gambar 2 , bahwa MDSA terdiri dari Root Module (RM) dan sejumJ::1h Local Module (LM). RM adalah pusat dari Mediator (regristry 0/ mediator), sedangkan LM berisi mekanisme dukungan keputusan.

P.ngllmb!f Keputusan

/

//

/' --", /1 "" ( Modvl't \ , "

',--- LOKII i //' ~ , / ./

~~ ----'-­

1 Pa ngall\bit I Keputu u n I

Gambar 2. Ars,itektur Terdesen tralisasi dari Mediator, sebagai media ko'mun ikasi di antara area-area pengambil kcputusan

--------------------------------------------------------------------------------

291

Arsitektur dari perangkat lunak mediator terdiri dari tiga lapislln, yaitu komponen umum dari mediator yang berfW1gsi sebagai mekanisme W1tuk kebutuhan umum, misalnya pendaftaran pemakai. Pada lapisan diatasnya terdiri dari modul-modul aplikasi spesifik yang digW1akan W1tuk negosiasi, penjadwalan dan monitoring. Terakhir adalah lapisan kastemisasi kasus spesifik, yaitu terdiri dari aturan-aturan yang dapat dibuat oleh pemakai untuk diaplikasikan dalam proses llegosiasi, penjadwalan maupun monitoring.

MEDIATOR SEBAGAI MEKANIS ME PENDUKUNG DALAM PROSES NEGOSIASI DAN PENDJADWALAN PRODUKSI YANG TERDESENTRALISASI

Dalam mendukW1g proses perencanaaIi order, mediator menyediakan contract-net­based negosiation mechanism , yaitu sebuah protokol negosiasi, di mana dengan pendekatan ini task owner memberitahukan task-nya, dan resource owner menjawab dengan sebuah tawaran, dan akhimya task owner membuat pilihan dari beberapa tawaran yang diberikan oleh resource owner.

Peranan mediator sebagai penghubung dari negosiasi yang dilakukan oleh task dan resource owner. Mediator dapat menangani struktur data dan menjalanklln proses negosiasi diantara keduanya. Di sarnping itu, sebuah mediator juga dapat memilih dian tara resource owner untuk melakUkan negosiasi, di mana untuk melakukan hal ini , mediator harus memiliki hak akses untuk beberapa data yang diperlukan yang berkaitan dengan karak1eri stik resource owner serta beberapa aturan ya ng menggambarkan secara lojik W1tuk memilihnya Dengan demikian seba ga i konsekuensi

mediator dapat melakukan negosiasi yang transparan dengan task owner.

Peranan negosiasi dari mediator akan lebih berdaya j ika di padukan dengan dengan mekanisme pendukung keputusan lainnya Mekanisme pendukung keputusan berbasis pada aturan serta penjadwalan dapat digunakan untuk beberapa keputusan selama negosiasi , dengan kata lain mediator dapat dikatakan sebagai monitoring broker.

Mediator berada diantara kedua area yang saling berinteraksi Masing-ma si ng area , baik task owner maupW1 r::source owner memillki otonomi dalam pengambilan keputusan, sedangkan mediator bertu gas untuk mengeloll' proses bisnis melalui mekanisme komunikasi diatara . keduanya. Di samping itu aktor lain, seperti pemasok dan pelanggan dapat berinteraksi sesuai dengan kehutuhannya mela!ui mediator lill. Konsep lill memungkinkan terjadinya proses bisnis yang transparan di an tara area yang berinte,aksi , sehingga dengan kon sep mediator, area geografis seperti yang telah diutarakan sebelumnya menjadi pili han efesiensi guna tercapainya proses bisnis yang luas.

Pada Gambar 3 nampak di agram yang menggarnbarkan konsep mediator dalam mengelola proses bisnis yang melibatkan pihak site produksi , marketing, pemasok dan pelanggan s? 1, sP2 , sPr. adalah area produksi dengan lokasi berbeda, sedangkan Mkt I, .Mkt2, Mkt-n adalah area marketing (pcnjualan) dengan lokasi geografis tersebar di beberapa tempat den gan memiliki otonomi dalam proses pengambilan keputusan Pms I, Pms2, Pms-n adalah area pemasok yang bertan ggun g .Iawab dalarn suplai bahan baku pI:oduksi sesuai dengan kebutuhan (I ihat konsep 5upp/ai chain management) serta PI g1, P!g2 Pl g-n adalah para pel anggan yang mem inta produk

skedul

G0 task negoSlaSl

-----------------~~

-----~~ --------------------~ :::::J ...f----..~~ . . _

----- - --,-----------------~

"----~ .

---------------------~

Gambar 3. lnteraksi aotara aktor dengan Mediator

292

Gambar 4. Penggunaan Penjadwal Terdesentralisasi Kerjasama dari unit-unit pembuat

keputusan pada sistem penjadualan yang terdistribusi disarnpaikan oleh mediator dalam interaksi dengan sistem loka!' Penjadual menyediakan suatu mekanisme untuk penjadualan kapasitas yang terbatas. Skenario­skenario yang berbeda dapat disimulasikan dan dievaluasi melalui sekumpulan aturan-aturan. Setiap aktor dalam proses perencanaan order dapat menggunakan modul penjadualan untuk berbagai tujuan.

Pada task owner, order-order pabrik dari order produksi dapat direncanakan secara berurut an , jika order pabrik saling ketergantungan., atau dengan cara paralel untuk melakukan forward at au backward planning, jika tidak saling ketergantungan. Disini mekanisme evaluasi dari penjaduaJ digunakan, untuk membandingkan serta mengkombinasikan perbedaan tanggapan order.

Resource owner dapat menggunakan modul lokal untuk melakukan penjadualan order baru dan melakukan evaluasi sebelum merespon kebutuhan dari task owner.

Task owner dapat menggunakan anlar muka sales untuk merencanakan order baru, meliputi waktu dan biaya maksimum yang akan dikirim ke mediator. Mediator akan memilih dua sites ( X dan Y) yang sesuai dengan kebutuhan order. Jadual kasar dari site di-Ioad ke mediator, modul lokal penjadual (site A dan B) mengkalkulasi jadual awal yang akan dikirimkan kembali ke sales site sebagai jawaban at as pennintaan . Mediator disini tidak menggantikan fungsi dari perencanaan produksi untuk setiap area produksi , akan tetapi sebagai media untuk mengintegrasikan jadual yang diperlukan dan diterima oleh pihak-pihak yang berintaksi (scdes site dan productioll site). -'

,Pada Gambar 4. dapat dilihat model dengan mekanisme pendukung untuk penjadual produksi yang terdesentralisasi yang melibatkan task owner dan resource owner, di mana setiap area memiliki sistem lokal dengan pengelolaan secara otonomi. Komunikasi transaksi dapat dilakukan dengan sebuah mediator sebagai medianya.

Mekanisme lailillya yang mendukung pembuatan keputusan yang terdesentralisasi adalah menggunakan aturan-aturan yang dapat dilihat sebagai automatic logic part dari fungsi mediator. Proses yang dilakukan meliputi : pemilihan sumber daya di mana order dapat diproses. Infonnasi tersebut di simpan d<!lam basis data mediator, sehingga mudah untuk memouat, perbaikan, penghapusan yang dilakukan oleh unit pembuat keputusan atau oleh mediator itu sendiri dalam proses pembelajaran Mediator memiliki rule engine , yaitu sebuah mekanisme untuk menangani kapanpun aturan diperlukan, dan mekanisme pengaksesan basis data aluran-aturan ser1a menerapkannya pada situasi saat ini

PENGEMBANGAN MODEL BISNIS INDUSTRI MANUFAKTURING

Pemodelan bisnis diperlukan untuk memodelkan bisnis yang sedang diamati , dengan membangun model ini, maka akan direroleh pemahaman yang lebih baik terhadap daerah masalah (problem domain), sehingga

. memudahkan untuk memperoleh requirements sistern perangkat lunak yang akan dibangun Perangkat Lunak Sistem Mediator diberi nama SMPPT. Berikut ini akan di identifikasi proses dan aktor yang terlibat dalam keseluruhall proses bisnis, serta dengan menggunakan tools UML , Rational

293

Rose 2000, maka dibuat pemcxlelan Business digambarkan diagram Business use case W1tuk Use Case dan Business Actor menggambarkan interaksi setiap aktor dengan

Pada Gambar 6. digambarkan business s!stem media/or. actor yang saling berinteraksi melalui sistem StyfpPT, sedangkan pada Gambar 7.,

8 usiness Use Case Model S M P P T

Bus i.ri e s s Use-Case

men 9 9 a mba (ka". p e (a n ya n 9 dlm ·ainkan ol, eh pihak pih''akyang saling berinteraksi m e'lalui s i ste:-n m edi2tor , antara lain

pelanggan . ma r keting, P PC. p e mas 0 k d ·a n a -d . m j n i 5 t (a tor

m e (, 9 gam bar \( a: n u rut it n · k" e 9 i a tan 'y a n Q d ' j' a k u k an '0 I e h seb u ah · blsnls ,' sehing : ga m e'lghas1lkan nilal y"ang dapat dihasilkan oleh tlisnis a.klor ter t entu

Gambar 5. Model Bisnis Aktor dan Bisnis Use Case

Business ActorSMPPT

UscrSMPPT

p p c

PIQ a " .. ~ , b t fa~. ~,r... n

~ t 'fT\ ,r. 1 • • n1""""' ­ " , h ,j ~ '( III " ~ -;"I t n iii e 1 0:. I ~

." n I" m b e' oj, y 1 n" , ;) n .. . , ~ I ~, , f.' p p ~

Gambar 6. Business AClor Sistem StyfpPT

Diagram Use Case SMPPT

u,.c ~ Lay.nan Pro o ul!.tl

U t fi C IIle Us e Ca se

l l 'f 4".(1 Order layan~n K. o n fJQurasi

~ Gambar 7. Diagram Use Case SMPPT

294

FUNGSI UMUM YANG TERDAPAT PADA SISTEM MEDIATOR (SMPPT)

Perangkat lunak yang akan dikembangkan harus memiliki tugas-tugas sebagai berikut :

• Area sales dapat melakukan transaksi produksi berdasarkan order pelanggan dengan area production, yaitu dengan cara mengisi data order secara lengkap

• Production planing control (ppe) pada area produksi, dapat merespon permintaan area sales dengan menyarnpaikan rencana produksi berdasarkan spesiftkasi order marketing.

• Semua ak/or yang menggunakan sistem mediator ini, dapat melihat informasi spesifik sesuai dengan otorita.::; masing­masmg.

• Sistem mediator harus mampu memberikan saran, jika ada area produksi yang tidak memiliki kapasitas sumber daya produksi sesuai dengan order.

• Perangkat lunak mediator yang dibangun adalah berbasis Web dynamic contents yang dapat diakses menggunakan semua browser.

ARSITEKTUR PERANGKAT LUNAK SMPPT

Berikut ini akan dijelaskan arsitektur dari perangkat lunak SJv1PPT, di mana perangkat lunak tersebut akan berjalan melalui teknologi mternet. Teknologi ini telah menjadi persyaratan bagi sebuah sistem mediator. Para aktor akan berinteraksi satu dengan yang lainnya melalui suatu mekanisme sistem mediator.

Arsi tektur SJv1PPT terdiri dari proses­proses, sebagai berik.llt : client melakukan permintaan terhadap halarnan Java Server Page (JSP) ke server menggunakan Hyper Text Markup Language (HTNfL) Server menginterprestasikan halaman JSP termasuk class JavaBean yang digunakan oleh halaman JSP, kemudian halaman JSP menterjemahkan ke dalarn class servlet, untuk selanjutnya server melakukan tanggapan terhadap permintaan yang dilakukan oleh client dengan mengirimkan kembah ke client dalam bentuk r-ITNfL baru.

Untllk sisi server menggunakan Web Server Jakarta-Tomcat 3.3.1, dengan basis data yang digunakan Microsoft SQL Server 2000

~

dengan bahasa pemrograrnan Java. Sedangkan pada sisi client aplikasi yang dikembangkan dapat dijalankan pada semua browser-browser yang mendukung Java baik pada lingkungan sistem operasi Windows mnupun Linux Perangkat lunak SJv1PPT direncanakan dibangun menggunakan bahasa Java, dengan pertimbangan bahwa byte-code Java dapat dieksekusi pada lingkungan sistem operasi Windows maupun Linux

Berikut ini berlaku batasan -batasan bagi perangkat lunak yang akan dikembangkan berdasarkan spesifikasi pnangkat lunak Slv1PPT, sebagai berikut :

• Pertukaran data di antara area yang berinteraksi melalui sistem mediator, hanya di lakukful. melalui sistem mediator ini dengan sistem basi s data yang telah disediakan oleh media!or.

• Sistem media/or hanya akan mengeloJa transaksi pencatatan order untuk nrea sires, pencatatan rencana produksi oleh area produksi serta menampilkan informasi-infomasi yang berkaitan dengan penanganan order dan keberadaan sumber daya prodllksi yang bersesuaian.

• Sistem mediator dibangun dalam bent uk halarnan web dinamis, yang dapat diakses melalui alamat (uniform resource [oca!or) URL yang tela h ditentukan

• Tools pemrograman untuk mengiplementasi sistem mediator menggunakan bahasu dan teknologi yang sesuai dengnn arah pengembangan perangkat lunak SMPPT

Tahapan perancangan global dari perangkat lunak Slv1PPT, didasarkan pada kebutuhan perangkat lunak, seperti yang telah didefmi sikan pada bab sebelumnya. Aktivitas dari perancangan global , anl.ara lain·

a. Merancang kelas, sebagai aspek statis dari perangkat lllnak Slv1PPT, meliputi pendefinisian kelas, hllbllIlgan antnr kelas. Untuk menggambarkan rancangan 101 menggunakan Class Diagram.

b. Merancang Sequence Diagram, sebagm gambaran dinamis dan slstem perangkat lunak SMPPT, dl mann sebuah objec! dapat dikonstruksi, menggunakan layanan yang disediakan okh obc/el, memllsnahkan objecr

295

c. Merancang Human-computer perancangan antar muka pemakai serta interaction, yang terdiri dari merancang masukan den keluaran .

DaiaOrdMst.. ,

~.o. otea n, ~~. om o. rQr~~.r() '~S"ing Am· blHqIO"j.~). .~Slring Ambil.~.eia~: g. !f~(j ~String ' Am.b1.1AfeaO .

DataOrdDet

f-=-,----,-=cLc:.-0ginSMP p'r

~ . odeuse,r:. string

"Sandi ': string " ~n": conneclion

~onMan : KonekDB ~"'strin·g ~~ml :·slatement ~::ResuIISet

~oid Putus() .'~Slrin!il nama'UserO

. .:e.StrinQ Akl:ivitas-KeO .' ~trin9 idP'4t1 ang ganO '~S:lri~g .areaUse~) ~Slring ·~ekUser() ..

"y~ln~g ,..mu.I.~"'~S roU,\) ~o'at AmbHJum lahO .~siri;'g Ambf.IT:glK"irim'6

/ ~ ~oolean t~omorO(del(}

. ~Sb"jr:'g . AmbiILokasiPabrikO

I

~Slrin 9 Ambi!Spe~r.Qdulo() ~ode~compan)": string :~String.AmbiISeleS3i() '\/ ~oolean 13<.oileProdul() l:" aina..:~or;'lI)an)' : Sodng

" Jamal_pusa, : Sl1log "ota_pusat ; string

~Slrln 9 A m~ IINam aCo m 0 ~oolean I S(ode<:orr, 0

Gambar 8. HubW1gan antar class yang akan mengendalikan perangkat lunak SMPPT

IMPLEMENT ASI PROTOTYPE PERANGKA T LUNAK SI\-1PPT

Tahapan implementasi adalah suatu tahapan di mana proses konstruksi mulai dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan lingkungan operasl perangkal lW1aknya. Perangkat lW1ak SMPPT adalah perangkat lunak yang didesain sebagai mediator dalam sebuah interaksi di an tara aktor-aktor yang memiliki kepentingan sarna, oleh karena itu W1tuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka perangkat lunak SMPPT dibangun dengan lingkungan operasi yang sesuai dengan kebutuhan tersebut. Karakteristik sistem mediator mengharuskan perangkal lunak yang dibangun dapal diakses oleb area yang berbeda, oleh karena itu SMPPT dibangun dengan menggW1akan bahasa Java.

Kode Java memiliki sifat portabilitas yang tinggi sehingga dapat dieksekusi oleh lingkW1gin slstem operaSl yang berbeda yang dapat mendukung Java.

Perangkat lW1ak S~APPT dikembang~an dengan menggW1akan bahasa pemrograman

Java, di mana versi Java yang digunakan adalah Java 2 platform versi 1.3 untuk sisi server, sedangkan web server yang digunakan adalah Jakarta-Tomcat verSl 3.3.1. Sedangkan Database Server yang digunakan adalab Microsoft SQL server 2000 Developer. Dan sisi client menggW1akan Internet Explorer versi 50 yang merupakan prod uk buill-in dalam sistem operasi yang digunakan yaitu Microsoft Windows 2000 professional.

Dengan menggunakan UMl dalam melakukan pemodelan pada tahap analisis, maka paket UMl yang dibuat akan merepresentasikan file-file code yang diperlukan , meliputi JSP files, Javafiles serta Class. JSP adalah teknologi web yang memiliki basis pemrogramar. Java ~erta berjalan pada platform Java. Teknologi ini bagian dari Java 2 Enterprise Edition Pemilihan Java lebih dikarenakan tingkat portabilitas yang tinggi serta memberikan sarana dalam membuat suatu aplikasi lengkap yang memi sahkan antara business logic, presen tasi dan data . Untuk menjalankan JSP files membutuhkan Java Virtual Machine dan web container. Dengan

--~-----------------.-- . ----------------------------------------------

296

JSP, maka adanya kemudahan untuk membuat content secara dinamik. halaman-halaman web yang akan menampilkan

Berdasarkan Jenis Produk :

I. .............. 121

Gambar 9. Contoh Tampilan SWPT untuk pencatatan rencana produksi

KESIMPULAN

Pada penelitian im telah dilal.rukan pengembangan perangkat lunak prototype yang bertindak sebagai mediator di antara aktor-aktor yang akan saling berinteraksi. Perangkat lunak yang telah dikembangkan ini diberi nama SMPPT, kependekan dari Sistem Mediator Perencanaan Produksi Tcrdcsentralisasi. Upaya penelitian telah dilakukan dengan mencoba mengkaji beberapa karakteristik dari sistem pengambilan keputusan yang dilakukan secara otonomi pada area yang bersifat desentralisasi. Di samping itu sistem mediator menjadi perhatian utama pada penelitian ini, hal Inl dikarenakan SWPT yang telah dikembangkan didasarkan pada karakteristik sistem mediator tersebut.

SWPT menjadi pusat koordinasi di antara aktor-aktor yang akan saling berinteraksi, sehingga mekanisme transaksi dapat dilakukan tanpa dibatasi oleh area geografis, hal ini akan meningkalkan efesiensi orgamsaSl serta pencapaian cfektifitas dengan kinerja tinggi.

Dengan melakukan pengujian mutu dari perangkat lunak SWPT, maka didapalkan hasil yang berindikasl berhasd, sehingga pencapaian fungsionalitas dari SWPT telah memenuhi requirements dari sebuah sislem mediator bagi perencanaan produksi yang terdesentralisasi

Berdasarkan paparan diatas, hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Dengan menggunakan perangkat lunak SWPT sebagai mcndiator, maka mtkanisme komunikasi di antara aktor­aktor yang saling berinteraksi pada sebuah transaksi dapat dilakukan dengan baik.

2. Perangkat lunak SWPT dapat dipakai sebagai sarana pendukung keputusan bagi area Marketing dalam bernegosiasi dengan pihak PPC berkaitan dengan penggunaan resource organisasi. Demikian pula sebaliknya, area PPC dapal mengelola perencanaan produksi sesual dengan kapasitas masing-masing site. Area pemasok dapat memonitor perencanaan produksi yang dilakukan sebuah site produksi guna meningkatkan supply bahan baku . Sedangkan area Pelanggan dapat memonitor keberadaan ordernya

3. Perangkat lunak SWPT, mencoba memberikan satu altematif solusi bagi persoalan organlsasi khususnya industri manufaktur yang terdesentralisasi untuk skala terbatas dalam mengimplementasikan Enterprise Resource Planning (ERP) .

, . 1

297

TINDAK LANJUT PENELITIAN KesimpuJan di atas dapat digunakan

sebagai batasan untuk penelitian selanjutnya dibidang ini. Upaya yang telah dilakukan dalam mengembangkan perangkat lunak perencanaan produksi yang terdesentralisasi telah dilakukan, namun demikian penelitian-penelitian lain dapat dilakukan khususnya bagi persoalan-persoalan berikut ini :

1. Komunikasi dapat dilakukan oleh pihak-pihak yang saling berinteraksi dengan menggunakan standar komunikasi yan g dapat di!erima oleh semua pihak, yaitu dengan format data )(ML (eXtensible Markup Language).

2. Setiap area memiliki sistem lokal, oleh karena itu perangkat lunak yang akan dikembangkan dapat menjadi media komunikasi di antara area yang saling berinteraksi, tanpa mengubah atau mengganggu sistem lokal yang telah ada.

Peluang untuk mela.k:ukan perbaikan pada sistem yang telah dikembangkan ini masih sangat terbuka, dengan teknologi perangkat lunak berbasis web diharapkan gagasan-gagasan yang telah dimunculkan dapat menjadi insplrasi bagi pengembangan perangkat lunak sejenis yang Iebih baik.

RIWAYAT SINGKAT PENULIS

Sukenda, menyelesaikan pendidikan magister informatika pada Departemen T eknik Informatika Institut Teknologi Bandung (ITB) pada Tahun 2004, saat ini sebagai tenaga edukasi tetap pada Fakultas Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Widyatama .

Yulison Hcrry Chrisnanto, menyelesaikan pendidikan magister informatika pada Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung OTB) pada Tahun 2004, saat !TIl sebagai tenaga edukasi tctap pada Departemen Teknik Informatika ITHE Bandung

DAFTAR PUSTAKA [I] Tonshoff, H, Seilonen, I, Teunis, G,

Leitao, P., a Mediator-Based Approach for Decentralised Production Planning, Scheduling, and MoO! torin g, 2001.

[2] Shen, W., Norrie, D, An Agent-Based Approach for Manufacturing Enterpnse Integration and Supply Chain

Management, paper from Div. of Manufacturing Engineering, The University of Calgary 2500 University Dr. NW, Calgary, AB, Canada T2N lN4, 2000.

[3] Sheikh, Khalid, Manufaturing Resource Planning (MPR II) with introduction to ERP, SCM, and CRM, McGraw-Hill Iternational Edition, 2002.

[4] Fogarty, D., Blackstone, J, Hoffmann, T., Production & Inventory Management, South-Western Publishing Co., 2d Edition, 1991.

[6] Bahrami, Ali, Object Oriented Systems Development, McGraw-Hill Companies, 1999.

[7] Bennett, S., McRobb, S., Farmer, R, Object-Oriented System Analysis and Design Using UML, McGraw-I-Iill Companies, 2002.

[8] Linthicum, D., Enterprise Application Integration, Addison-Wesley, 2000/1 900-1

[9] Davis, A, Software Requirements, Object, Functions and States, Prentice Hall International Editions, 1993

[10] Pressman, R, Software Engineering: A Practitioner's Approach, McGraw-Hill, 5d Edition, 2002

[11] Tunastexindo, Himalaya, Pengendalian Proses Spinning, Prosedur Mutu IS09002, 1999.

[12] Suhendar, A, Gunadi, H, Visual Modeling menggunakan UML dan Rational Rose., Penerbit Informatika Bandung, 2002.

[13] Perry, W, Effective Methods for Software Testing, A Wiley-QED Publication John Wiley & Sons, Inc, 2000.

[14] Jacobsen, I, Booch, G, Rumbaugh, J, The Unified Soft "vare Development Process, Addison-Wesley, 1999

[15] Oestereich, B, Developing Software With UML, Object Oriented Analysis and Design in Practice, 2nd Edition, Addison-Wesley, 2001