Coastal Zone

19
COASTAL ZONE WILAYAH PESISIR Secara leksikal, pesisir dapat diartikan sebagai tanah datar berpasir yang terletak di pantai (di tepi laut) 1 . Di sisi lain, pengertian pesisir tercakup dalam istilah pantaiyang mempunyai arti yang luas, yaitu dapat berarti suatu pantai (shore), gisik (beach) atau pesisir (coast). Dalam hal ini yang dimaksudkan dengan pantai (shore) adalah suatu daerah yang dibatasi oleh permukaan air laut pasang surut bawah (low tide water level) ke daratan, dalam keadaan air laut mencapai maksimal. Disisi lain, istilah gisik (beach) adalah pantai yang tertutup oleh pasir dan kerikil, sedangkan 1

description

free

Transcript of Coastal Zone

Page 1: Coastal Zone

COASTAL ZONEWILAYAH PESISIR

Secara leksikal, pesisir dapat diartikan sebagai tanah datar

berpasir yang terletak di pantai (di tepi laut) 1. Di sisi lain, pengertian

pesisir tercakup dalam istilah “pantai” yang mempunyai arti yang

luas, yaitu dapat berarti suatu pantai (shore), gisik (beach) atau pesisir

(coast). Dalam hal ini yang dimaksudkan dengan pantai (shore) adalah

suatu daerah yang dibatasi oleh permukaan air laut pasang surut bawah

(low tide water level) ke daratan, dalam keadaan air laut mencapai

maksimal. Disisi lain, istilah gisik (beach) adalah pantai yang tertutup

oleh pasir dan kerikil, sedangkan pengertian pesisir (coast) adalah

wilayah yang dibatasi oleh pantai belakang (back shore) ke arah daratan

sampai sejauh pengaruh air laut masih ada, seperti intrusi air laut

ataupun angin laut 2.

Secara teoritis, batasan pengertian wilayah pesisir dapat

dijelaskan dengan menggunakan 3 pendekatan yaitu pendekatan

ekologis, pendekatan perencanaan dan pendekatan administratif.

Sedangkan secara praktis, batasan pengertian wilayah pesisir juga dapat

1

Page 2: Coastal Zone

dijelaskan berdasarkan praktek penentuan wilayah pesisir oleh

berbagai negara, yang satu dengan lainnya dapat saling berbeda

mengenai batasan ruang lingkupnya, yang tergantung dari kepentingan

dan kondisi geografis pesisir masing-masing negara serta pendekatan

yang digunakan.

Pendekatan secara ekologis pada hakekatnya akan

memperlihatkan pengertian kawasan pesisir karena kawasan merupakan

istilah ekologis, sebagai wilayah dengan fungsi utama lindung atau

budi daya.3. Dalam hal ini kawasan pesisir sebagai bagian dari wilayah

pesisir merupakan zona hunian yang luasnya dibatasi oleh batas-batas

adanya pengaruh laut ke arah darat dan batas-batas adanya pengaruh

darat ke arah laut 4. Demikian pula kawasan pesisir merupakan wilayah

pesisir tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah

1CATATAN :

? Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Cetakan kedua, Balai Pustaka, Jakarta, 1992 Hlm. 762. Secara leksikal dibedakan pula antara pesisir basah yaitu daerah antara garis pantai waktu (air) laut surut dan pantai waktu (air) laut pasang, dengan pesisir kering yaitu daerah antara garis pantai waktu (air) laut pasang dan garis pantai tertinggi yang dapat dicapai oleh (air) laut pada waktu topan melanda.2 Tim Peneliti FH UNPAD, Pengertian Tanah Pantai, Seminar Perizinan Penggunaan Tanah Pantai, FH UNPAD, Bandung, l993, Hlm. 4.

2

Page 3: Coastal Zone

berdasarkan kreteria tertentu, seperti karakteristik fisik, biologi, sosial,

dan ekonomi, untuk dipertahankan keberadaannya 5

Berdasarkan pendekatan secara ekologis, wilayah pesisir

merupakan kawasan daratan yang masih dipengaruhi oleh proses-proses

kelautan seperti pasang surut dan intrusi air laut dan kawasan laut yang

masih dipengaruhi oleh proses-proses daratan, seperti sedimentasi dan

pencemaran. Berdasarkan pendekatan tersebut, terdapat berbagai konsep

teoritis mengenai batasan pengertian wilayah atau kawasan pesisir,

dengan batas ruang lingkup yang berbeda.

Wilayah pesisir (coastal zone) akan mencakup semua wilayah

yang merupakan kawasan pertemuan antara daratan dan lautan, ke arah

darat meliputi bagian daratan baik kering maupun terendam air yang

masih dipengaruhi oleh proses-proses yang berkaitan dengan laut atau

sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut dan perembesan air asin.

Sedangkan ke arah laut kawasan pesisir mencakup bagian laut yang

masih dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat seperti

3 Pasal 1 butir 6 Undang-Undang N0 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang.4 Etty. R Agoes, “Kebijakan Pengelolaan Kekayaan Alam Laut Secara Berkelanjutan, Suatu Tinjauan Yuridis”, di dalam Beberapa Pemikiran Hukum Memasuki Abad XXI, Mengenang Alm. Prof.Dr. Komar Kantaatmadja, SH.LLM, Penerbit Angkasa, Bandung, 1998.5 Pasal 1 butir 2 RUU Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2004.

3

Page 4: Coastal Zone

sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan karena

kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran,

sebagaimana yang terdapat dalam Pedoman Umum Pengelolaan

Wilayah Pesisir 6.

Tidak ada garis batas yang nyata untuk kawasan pesisir

berdasarkan batasan pengertian di atas, sehingga hanya merupakan garis

batas yang semu yang letaknya ditentukan oleh kondisi dan situasi

setempat. Di daerah yang landai dengan sungai yang besar, garis batas

tersebut dapat jauh dari garis pantai. Sebaliknya di tempat yang

berpantai curam dan langsung berbatasan dengan laut dalam, kawasan

pesisirnya akan mempunyai lingkup yang sempit 7 .

Definisi yang dikemukakan oleh IUCN (International Union

Conservation Nature) juga menggunakan pendekatan secara ekologis

dengan menekankan adanya interaksi antara daratan dan lautan yang

batas-batasnya tidak dapat ditentukan secara pasti yaitu bahwa :8

6 Soegiarto, Pedoman Umum Pengelolaan Wilayah Pesisir, Lembaga Oseanologi Nasional (LON-LIPI), Jakarta, 1976, Hlm 2. Lihat juga di dalam Aca Sugandhy, Penataan Kawasan Pesisir Yang Berkelanjutan, Makalah Seminar Nasional Pengembangan Wilayah dan Pengelolaan Sumber Daya Alam di Kawasan Pesisir dalam rangka Penataan Ruang yang Berkelanjutan, FH UNPAD, Bandung, 2000. Hlm, 2. 7 Aca Sugandhy, Ibid, Hal. 2.8 Kelly Rigg, European Code of Conduct for Coastal Zone, Committee for the Activities of the Council of Europe in the Field of Biological and Landscape Diversity, 3 nd meeting, Secretariat General Direction of Environment and Local Authoritie, Geneva 19 April 1999, Hlm 12.

4

Page 5: Coastal Zone

“The coastal zone may be defined as the area where land and sea interact with itslandward boundary defined by the limits of ocean influence on the land and the seaward limit being the limit of influence of land and freshwater on the coastal ocean, or put another way that part of the land affected by its proximity to the sea and that part of the ocean affected by its proximity to the land’ (US Commission on Marine Science, Engineering and Resources, 1986). The inland and ocean boundaries are not however spatially fixed…”

Secara ekologis pula dari segi pengelolaan secara umum, wilayah

pesisir telah disepakati untuk didefinisikan sebagai suatu wilayah

peralihan antara daratan dan lautan, yang memiliki dua macam batas,

yaitu batas yang sejajar dengan pantai (long shore) dan batas yang

tegak lurus terhadap garis pantai (cross- shore), apabila ditinjau dari

garis pantainya (coast line) 9. Wilayah pesisir tersebut akan mencakup

semua wilayah yang ke arah daratan masih dipengaruhi oleh proses-

proses yang berkaitan dengan laut dan ke arah laut masih dipengaruhi

oleh proses-proses yang terjadi di daratan 10.

Dalam lingkup yang lebih luas telah dicapai suatu kesepakatan

secara internasional bahwa wilayah pesisir didefinisikan sebagai

wilayah peralihan antara laut dan daratan, ke arah darat mencakup

daerah yang masih terkena pengaruh percikan air laut atau pasang

9 Rohmin Dahuri, Jacub Rais, Sapta Putra Ginting, dan M.J Sitepu, Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, l996, Hal. 9.10 A. Samik Wahab, Perobahan Pantai dan Kajian Pembangunan Pantai Utara Jawa Tengah, Laporan Penelitian, LPM, Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta, l998. Hal. 37.

5

Page 6: Coastal Zone

surut, dan ke arah laut meliputi daerah paparan benua (continental

shelf) 11. Dalam hal ini wilayah pesisir dapat menjadi sedemikian

luasnya sampai batas landas kontinen, atau dapat juga meliputi suatu

kawasan yang relatif luas mulai dari batas lautan (terluar) zona

ekonomi eksklusif, sampai daratan yang masih dipengaruhi oleh iklim

laut. Sebaliknya wilayah pesisir hanya terbatas lingkupnya, yang hanya

meliputi kawasan peralihan antara ekosistem laut dan daratan yang

sempit, yaitu dari garis rata-rata pasang tertinggi sampai 200 meter ke

arah darat dan ke arah laut meliputi garis pantai pada saat rata-rata

pasang terendah 12 .

11 Beatley. T. D.J. Bower and A.K. Schwab, An Introduntion to Coastal Zones Management, Islands Press, Washington D.C, l994, dalam tulisan Rokhmin Dahuri, Jacub Rais, Sapta Putra Ginting dan M.J. Sitepu, Ibid, Hal. 9.12 Kasru Susilo, Pengembangan Wilayah di Kawasan Pesisir, Makalah Dalam Seminar Nasional Pengembangan Wilayah dan Pengelolaan Sumber Daya Alam di Kawasan Pesisir Dalam Rangka Penataan Ruang Daerah Berkelanjutan, FH. UNPAD, Bandung, 13 Mei 2000. Hlm. 4

6

Page 7: Coastal Zone

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, terdapat dua aspek

pokok yang menentukan pengertian wilayah pesisir yaitu sebagai

wilayah pertemuan atau peralihan dan adanya faktor saling

mempengaruhi antara wilayah daratan dan lautan. Sebagai suatu wilayah

pertemuan atau peralihan antara wilayah daratan dan wilayah laut,

wilayah pesisir dapat mencakup lingkungan garis pantai dan juga

berbatasan dengan laut pantai, sebagaimana yang dinyatakan oleh

World Bank bahwa :13

“The coastal zone is the interface where the land meet the ocean , encompassing shoreline environment as well as adjacent coastal waters”.

13 Jan. C Post. and Carl. G Lundin (Ed) , Guidelines For Integrated Coastal Zone Management, Environmentally Sustainable Development Studies and Monographs Series N0 9, The World Bank, Washington DC, 1996. Hlm 3

7

Page 8: Coastal Zone

Sedangkan adanya faktor saling mempengaruhi antara wilayah

daratan dan wilayah laut tersebut dimulai dari satu titik di darat sampai

pada batas tertentu di wilayah laut, yang masih dipengaruhi oleh

kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Hal itu adalah sesuai

dengan pendapat yang dinyatakan oleh PEMSEA bahwa wilayah pesisir

merupakan : 14

“The area and resources starting from the point on land where it interacts with the sea and the sea interacts with the land, up to the point at sea where human activities affect it”.

Wilayah tersebut merupakan satu kesatuan wilayah darat dan laut yang

dipengaruhi oleh proses-proses secara biologis dan fisik di darat dan

laut, dan pada umumnya ditetapkan dengan maksud untuk mengelola

pemanfaatan sumber daya alam 15.

Dengan demikian secara minimal dapat ditentukan bahwa

wilayah pesisir mencakup keseluruhan wilayah di tepi laut yang

14 PEMSEA, Sustainable Development Strategy for the Seas of East Asia, ,GEF/UNDP/IMO Regional Programme on Partnerships in Environmental Management for the Seas of East Asia , 2nd Revision, Quezon City, Philippines, 19 April 2002, Hlm. 97.15 GESAMP (IMO/FAO/UNESCO-IOC/WMO/WHO/IAEA/UN/UNEP Joint Group of Experts on the Scientific Aspects of Marine Environmental Protection) and Advisory Committee on Protection of the Sea. 2001. Protecting the oceans from land-based activities - Land- based sources and activities affecting the quality and uses of the marine, coastal and associated freshwater environment. Rep. Stud. GESAMP No. 71, 2001, Hlm 127.

8

Page 9: Coastal Zone

terletak diantara dan melampaui batas-batas air pasang surut, khususnya

dataran pantai yang tergenang, hutan bakau, rawa-rawa atau payau,

pantai dan bukit pasir serta sekitar terumbu karang. Wilayah tersebut

merupakan wilayah peralihan dengan kewenangan dari instansi

pemerintah yang sewaktu-waktu dapat berubah, sebagai tempat

terjadinya badai, merupakan tempat terjadinya pasang-surut permukaan

air laut, sebagai tempat untuk perahu mendarat dan ditemukannya

beberapa kekayaan habitat laut, yang merupakan intisari dari wilayah

pesisir. Demikian pula merupakan wilayah yang masih memperlihatkan

adanya kelemahan dalam program-program perencanaan dan

pengelolaannya 16.

Pengertian yang lain dari Interregional Programme tahun 1977-

1980 yang disponsori oleh The Agricultural Development Council,

yang telah menentukan bahwa wilayah pesisir terdiri dari tiga daerah

pesisir yang berkaitan dengan sumber dayanya yaitu :17

16 J.R Clark, Coastal Zone Management Handbook, Lewis Publishers, Boca Raton, Florida 1996, Hlm 195 .17 Universitas Diponegoro, Pengembangan Lingkungan Wilayah Pantai (Coastal Region Eco- Developmen), Semarang, l979, Hlm. 11. Lihat juga dalam Boedi Darmojo et.al, Pengembangan Wilayah Pantai, Pola Ilmiah Pokok Universitas Diponegoro, Bunga Rampai Kumpulan Makalah dan Kegiatan, Lemlit UNDIP, 1985, Hlm 15.

9

Page 10: Coastal Zone

a. Daerah pantai (pesisir), tempat terdapat delta dan tanah pantai yang datar sebagai tempat penduduk mendapatkan cukup air dan memungkinkan pelaksanaan budi daya ikan serta bercocok tanam sepanjang tahun.

b. Daerah pantai (pesisir) dan pulau-pulau kecil dari gugusan kepulauan, tempat terdapat ikan, karang dan pohon kelapa.

c. Daerah pantai (pesisir) berawa-rawa serta perairan muara yang pada umumnya padat penduduknya, serta kaya akan sumber ikan.

Di sisi yang lain, ditinjau berdasarkan pendekatan dari segi

perencanaan, wilayah pesisir merupakan wilayah perencanaan

pengelolaan sumber daya yang difokuskan pada penanganan suatu

masalah yang akan dikelola secara bertanggung jawab 18. Demikian

pula untuk maksud perencanaan secara praktis, wilayah pesisir

merupakan suatu wilayah dengan didukung oleh suatu karakteristik

yang khusus, yang batas-batasnya seringkali ditentukan oleh masalah-

masalah tertentu yang akan ditangani 19. Hal itu disebabkan batas-

batas wilayah pesisir sering kali ditentukan secara berubah-ubah yang

berbeda luasnya di antara negara-negara dan seringkali didasarkan

pada batas-batas jurisdiksi atau terbatas untuk alasan demi kelancaran

dari segi administratif.

18 Ditjen Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Naskah Akademik Pengelolaan Wilayah Pesisir, ,Departemen Kelautan Dan Perikanan, Jakarta, 2001, Bab I, Hlm. 5.19 Kelly Rigg, Loc.Cit.

10

Page 11: Coastal Zone

Sebagai suatu wilayah yang didukung oleh suatu karakteristik

yang khusus tersebut, maka dapat dikatakan bahwa wilayah pesisir

merupakan : 20

“The coastal zone is viewed in its entirety as a special geographical area wherein its productive and natural defense functions are intimately linked with the physical and socioeconomic conditions far beyond its physical boundary".

Berdasarkan pengertian tersebut wilayah pesisir dapat dipandang secara

keseluruhan sebagai suatu wilayah geografis khusus, yang di dalamnya

fungsi-fungsi untuk produktivitas dan untuk perlindungan alam

merupakan suatu mata rantai yang berkaitan erat dengan kondisi secara

phisik dan secara sosial ekonomi, jauh diluar batas-batasnya secara

phisik. Sedangkan karakteristik khusus dari wilayah pesisir tersebut

terdiri dari : 21

1) Suatu wilayah yang dinamis, dengan sering kalinya terjadi perobahan sifat biologi, kimiawi dan geologis.

2) Mencakup suatu ekosistem dengan produktivitas yang tinggi dan keanekaragamanan hayatinya, yang memberikan tempat hidup yang penting untuk beberapa jenis spesies laut.

3) Ciri-ciri khusus wilayah pesisir seperti adanya terumbu karang, hutan bakau, pantai dan bukit pasir, sebagai suatu sistem yang akan sangat berguna secara alami untuk menahan atau menangkal badai, banjir dan erosi.

20 Chua Thia-Eng, Essential Elements of Integrated Coastal Zone Management, Ocean and Coastal Management, 1993, 21: 91.21 Jan. C Post and Carl. G Lundin, Op.Cit., Hlm. 3.

11

Page 12: Coastal Zone

4) Ekosistem pesisir dapat digunakan untuk mengatasi akibat-akibat dari pencemaran, khususnya yang berasal dari darat (sebagai contoh tanah basah dapat menyerap kelebihan bahan-bahan makanan, endapan dan limbah buangan)

5) Pesisir yang pada umumnya lebih menarik dan cenderung untuk digunakan sebagai permukiman, maka di sekitarnya seharusnya dimanfaatkan pula sebagai sumber daya laut hayati dan non hayati, dan sebagai media untuk transportasi laut serta rekreasiBatasan pengertian wilayah pesisir secara teoritis dengan

menggunakan pendekatan secara ekologis dan pendekatan dari segi

perencanaan tersebut dalam kenyataannya memang belum dapat

memberikan batas-batas fisik yang nyata secara pasti. Meskipun

demikian telah terdapat indikator-indikator yang dapat dijadikan sebagai

kreteria untuk menentukan batas-batas wilayah pesisir sebagai satu

kesatuan wilayah daratan dan laut, yang dapat dikatakan sebagai suatu

wilayah yang khusus, untuk kepentingan pengelolaan

12