COASTAL ZONEWILAYAH PESISIR
Secara leksikal, pesisir dapat diartikan sebagai tanah datar
berpasir yang terletak di pantai (di tepi laut) 1. Di sisi lain, pengertian
pesisir tercakup dalam istilah “pantai” yang mempunyai arti yang
luas, yaitu dapat berarti suatu pantai (shore), gisik (beach) atau pesisir
(coast). Dalam hal ini yang dimaksudkan dengan pantai (shore) adalah
suatu daerah yang dibatasi oleh permukaan air laut pasang surut bawah
(low tide water level) ke daratan, dalam keadaan air laut mencapai
maksimal. Disisi lain, istilah gisik (beach) adalah pantai yang tertutup
oleh pasir dan kerikil, sedangkan pengertian pesisir (coast) adalah
wilayah yang dibatasi oleh pantai belakang (back shore) ke arah daratan
sampai sejauh pengaruh air laut masih ada, seperti intrusi air laut
ataupun angin laut 2.
Secara teoritis, batasan pengertian wilayah pesisir dapat
dijelaskan dengan menggunakan 3 pendekatan yaitu pendekatan
ekologis, pendekatan perencanaan dan pendekatan administratif.
Sedangkan secara praktis, batasan pengertian wilayah pesisir juga dapat
1
dijelaskan berdasarkan praktek penentuan wilayah pesisir oleh
berbagai negara, yang satu dengan lainnya dapat saling berbeda
mengenai batasan ruang lingkupnya, yang tergantung dari kepentingan
dan kondisi geografis pesisir masing-masing negara serta pendekatan
yang digunakan.
Pendekatan secara ekologis pada hakekatnya akan
memperlihatkan pengertian kawasan pesisir karena kawasan merupakan
istilah ekologis, sebagai wilayah dengan fungsi utama lindung atau
budi daya.3. Dalam hal ini kawasan pesisir sebagai bagian dari wilayah
pesisir merupakan zona hunian yang luasnya dibatasi oleh batas-batas
adanya pengaruh laut ke arah darat dan batas-batas adanya pengaruh
darat ke arah laut 4. Demikian pula kawasan pesisir merupakan wilayah
pesisir tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah
1CATATAN :
? Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Cetakan kedua, Balai Pustaka, Jakarta, 1992 Hlm. 762. Secara leksikal dibedakan pula antara pesisir basah yaitu daerah antara garis pantai waktu (air) laut surut dan pantai waktu (air) laut pasang, dengan pesisir kering yaitu daerah antara garis pantai waktu (air) laut pasang dan garis pantai tertinggi yang dapat dicapai oleh (air) laut pada waktu topan melanda.2 Tim Peneliti FH UNPAD, Pengertian Tanah Pantai, Seminar Perizinan Penggunaan Tanah Pantai, FH UNPAD, Bandung, l993, Hlm. 4.
2
berdasarkan kreteria tertentu, seperti karakteristik fisik, biologi, sosial,
dan ekonomi, untuk dipertahankan keberadaannya 5
Berdasarkan pendekatan secara ekologis, wilayah pesisir
merupakan kawasan daratan yang masih dipengaruhi oleh proses-proses
kelautan seperti pasang surut dan intrusi air laut dan kawasan laut yang
masih dipengaruhi oleh proses-proses daratan, seperti sedimentasi dan
pencemaran. Berdasarkan pendekatan tersebut, terdapat berbagai konsep
teoritis mengenai batasan pengertian wilayah atau kawasan pesisir,
dengan batas ruang lingkup yang berbeda.
Wilayah pesisir (coastal zone) akan mencakup semua wilayah
yang merupakan kawasan pertemuan antara daratan dan lautan, ke arah
darat meliputi bagian daratan baik kering maupun terendam air yang
masih dipengaruhi oleh proses-proses yang berkaitan dengan laut atau
sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut dan perembesan air asin.
Sedangkan ke arah laut kawasan pesisir mencakup bagian laut yang
masih dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat seperti
3 Pasal 1 butir 6 Undang-Undang N0 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang.4 Etty. R Agoes, “Kebijakan Pengelolaan Kekayaan Alam Laut Secara Berkelanjutan, Suatu Tinjauan Yuridis”, di dalam Beberapa Pemikiran Hukum Memasuki Abad XXI, Mengenang Alm. Prof.Dr. Komar Kantaatmadja, SH.LLM, Penerbit Angkasa, Bandung, 1998.5 Pasal 1 butir 2 RUU Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2004.
3
sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan karena
kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran,
sebagaimana yang terdapat dalam Pedoman Umum Pengelolaan
Wilayah Pesisir 6.
Tidak ada garis batas yang nyata untuk kawasan pesisir
berdasarkan batasan pengertian di atas, sehingga hanya merupakan garis
batas yang semu yang letaknya ditentukan oleh kondisi dan situasi
setempat. Di daerah yang landai dengan sungai yang besar, garis batas
tersebut dapat jauh dari garis pantai. Sebaliknya di tempat yang
berpantai curam dan langsung berbatasan dengan laut dalam, kawasan
pesisirnya akan mempunyai lingkup yang sempit 7 .
Definisi yang dikemukakan oleh IUCN (International Union
Conservation Nature) juga menggunakan pendekatan secara ekologis
dengan menekankan adanya interaksi antara daratan dan lautan yang
batas-batasnya tidak dapat ditentukan secara pasti yaitu bahwa :8
6 Soegiarto, Pedoman Umum Pengelolaan Wilayah Pesisir, Lembaga Oseanologi Nasional (LON-LIPI), Jakarta, 1976, Hlm 2. Lihat juga di dalam Aca Sugandhy, Penataan Kawasan Pesisir Yang Berkelanjutan, Makalah Seminar Nasional Pengembangan Wilayah dan Pengelolaan Sumber Daya Alam di Kawasan Pesisir dalam rangka Penataan Ruang yang Berkelanjutan, FH UNPAD, Bandung, 2000. Hlm, 2. 7 Aca Sugandhy, Ibid, Hal. 2.8 Kelly Rigg, European Code of Conduct for Coastal Zone, Committee for the Activities of the Council of Europe in the Field of Biological and Landscape Diversity, 3 nd meeting, Secretariat General Direction of Environment and Local Authoritie, Geneva 19 April 1999, Hlm 12.
4
“The coastal zone may be defined as the area where land and sea interact with itslandward boundary defined by the limits of ocean influence on the land and the seaward limit being the limit of influence of land and freshwater on the coastal ocean, or put another way that part of the land affected by its proximity to the sea and that part of the ocean affected by its proximity to the land’ (US Commission on Marine Science, Engineering and Resources, 1986). The inland and ocean boundaries are not however spatially fixed…”
Secara ekologis pula dari segi pengelolaan secara umum, wilayah
pesisir telah disepakati untuk didefinisikan sebagai suatu wilayah
peralihan antara daratan dan lautan, yang memiliki dua macam batas,
yaitu batas yang sejajar dengan pantai (long shore) dan batas yang
tegak lurus terhadap garis pantai (cross- shore), apabila ditinjau dari
garis pantainya (coast line) 9. Wilayah pesisir tersebut akan mencakup
semua wilayah yang ke arah daratan masih dipengaruhi oleh proses-
proses yang berkaitan dengan laut dan ke arah laut masih dipengaruhi
oleh proses-proses yang terjadi di daratan 10.
Dalam lingkup yang lebih luas telah dicapai suatu kesepakatan
secara internasional bahwa wilayah pesisir didefinisikan sebagai
wilayah peralihan antara laut dan daratan, ke arah darat mencakup
daerah yang masih terkena pengaruh percikan air laut atau pasang
9 Rohmin Dahuri, Jacub Rais, Sapta Putra Ginting, dan M.J Sitepu, Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, l996, Hal. 9.10 A. Samik Wahab, Perobahan Pantai dan Kajian Pembangunan Pantai Utara Jawa Tengah, Laporan Penelitian, LPM, Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta, l998. Hal. 37.
5
surut, dan ke arah laut meliputi daerah paparan benua (continental
shelf) 11. Dalam hal ini wilayah pesisir dapat menjadi sedemikian
luasnya sampai batas landas kontinen, atau dapat juga meliputi suatu
kawasan yang relatif luas mulai dari batas lautan (terluar) zona
ekonomi eksklusif, sampai daratan yang masih dipengaruhi oleh iklim
laut. Sebaliknya wilayah pesisir hanya terbatas lingkupnya, yang hanya
meliputi kawasan peralihan antara ekosistem laut dan daratan yang
sempit, yaitu dari garis rata-rata pasang tertinggi sampai 200 meter ke
arah darat dan ke arah laut meliputi garis pantai pada saat rata-rata
pasang terendah 12 .
11 Beatley. T. D.J. Bower and A.K. Schwab, An Introduntion to Coastal Zones Management, Islands Press, Washington D.C, l994, dalam tulisan Rokhmin Dahuri, Jacub Rais, Sapta Putra Ginting dan M.J. Sitepu, Ibid, Hal. 9.12 Kasru Susilo, Pengembangan Wilayah di Kawasan Pesisir, Makalah Dalam Seminar Nasional Pengembangan Wilayah dan Pengelolaan Sumber Daya Alam di Kawasan Pesisir Dalam Rangka Penataan Ruang Daerah Berkelanjutan, FH. UNPAD, Bandung, 13 Mei 2000. Hlm. 4
6
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, terdapat dua aspek
pokok yang menentukan pengertian wilayah pesisir yaitu sebagai
wilayah pertemuan atau peralihan dan adanya faktor saling
mempengaruhi antara wilayah daratan dan lautan. Sebagai suatu wilayah
pertemuan atau peralihan antara wilayah daratan dan wilayah laut,
wilayah pesisir dapat mencakup lingkungan garis pantai dan juga
berbatasan dengan laut pantai, sebagaimana yang dinyatakan oleh
World Bank bahwa :13
“The coastal zone is the interface where the land meet the ocean , encompassing shoreline environment as well as adjacent coastal waters”.
13 Jan. C Post. and Carl. G Lundin (Ed) , Guidelines For Integrated Coastal Zone Management, Environmentally Sustainable Development Studies and Monographs Series N0 9, The World Bank, Washington DC, 1996. Hlm 3
7
Sedangkan adanya faktor saling mempengaruhi antara wilayah
daratan dan wilayah laut tersebut dimulai dari satu titik di darat sampai
pada batas tertentu di wilayah laut, yang masih dipengaruhi oleh
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Hal itu adalah sesuai
dengan pendapat yang dinyatakan oleh PEMSEA bahwa wilayah pesisir
merupakan : 14
“The area and resources starting from the point on land where it interacts with the sea and the sea interacts with the land, up to the point at sea where human activities affect it”.
Wilayah tersebut merupakan satu kesatuan wilayah darat dan laut yang
dipengaruhi oleh proses-proses secara biologis dan fisik di darat dan
laut, dan pada umumnya ditetapkan dengan maksud untuk mengelola
pemanfaatan sumber daya alam 15.
Dengan demikian secara minimal dapat ditentukan bahwa
wilayah pesisir mencakup keseluruhan wilayah di tepi laut yang
14 PEMSEA, Sustainable Development Strategy for the Seas of East Asia, ,GEF/UNDP/IMO Regional Programme on Partnerships in Environmental Management for the Seas of East Asia , 2nd Revision, Quezon City, Philippines, 19 April 2002, Hlm. 97.15 GESAMP (IMO/FAO/UNESCO-IOC/WMO/WHO/IAEA/UN/UNEP Joint Group of Experts on the Scientific Aspects of Marine Environmental Protection) and Advisory Committee on Protection of the Sea. 2001. Protecting the oceans from land-based activities - Land- based sources and activities affecting the quality and uses of the marine, coastal and associated freshwater environment. Rep. Stud. GESAMP No. 71, 2001, Hlm 127.
8
terletak diantara dan melampaui batas-batas air pasang surut, khususnya
dataran pantai yang tergenang, hutan bakau, rawa-rawa atau payau,
pantai dan bukit pasir serta sekitar terumbu karang. Wilayah tersebut
merupakan wilayah peralihan dengan kewenangan dari instansi
pemerintah yang sewaktu-waktu dapat berubah, sebagai tempat
terjadinya badai, merupakan tempat terjadinya pasang-surut permukaan
air laut, sebagai tempat untuk perahu mendarat dan ditemukannya
beberapa kekayaan habitat laut, yang merupakan intisari dari wilayah
pesisir. Demikian pula merupakan wilayah yang masih memperlihatkan
adanya kelemahan dalam program-program perencanaan dan
pengelolaannya 16.
Pengertian yang lain dari Interregional Programme tahun 1977-
1980 yang disponsori oleh The Agricultural Development Council,
yang telah menentukan bahwa wilayah pesisir terdiri dari tiga daerah
pesisir yang berkaitan dengan sumber dayanya yaitu :17
16 J.R Clark, Coastal Zone Management Handbook, Lewis Publishers, Boca Raton, Florida 1996, Hlm 195 .17 Universitas Diponegoro, Pengembangan Lingkungan Wilayah Pantai (Coastal Region Eco- Developmen), Semarang, l979, Hlm. 11. Lihat juga dalam Boedi Darmojo et.al, Pengembangan Wilayah Pantai, Pola Ilmiah Pokok Universitas Diponegoro, Bunga Rampai Kumpulan Makalah dan Kegiatan, Lemlit UNDIP, 1985, Hlm 15.
9
a. Daerah pantai (pesisir), tempat terdapat delta dan tanah pantai yang datar sebagai tempat penduduk mendapatkan cukup air dan memungkinkan pelaksanaan budi daya ikan serta bercocok tanam sepanjang tahun.
b. Daerah pantai (pesisir) dan pulau-pulau kecil dari gugusan kepulauan, tempat terdapat ikan, karang dan pohon kelapa.
c. Daerah pantai (pesisir) berawa-rawa serta perairan muara yang pada umumnya padat penduduknya, serta kaya akan sumber ikan.
Di sisi yang lain, ditinjau berdasarkan pendekatan dari segi
perencanaan, wilayah pesisir merupakan wilayah perencanaan
pengelolaan sumber daya yang difokuskan pada penanganan suatu
masalah yang akan dikelola secara bertanggung jawab 18. Demikian
pula untuk maksud perencanaan secara praktis, wilayah pesisir
merupakan suatu wilayah dengan didukung oleh suatu karakteristik
yang khusus, yang batas-batasnya seringkali ditentukan oleh masalah-
masalah tertentu yang akan ditangani 19. Hal itu disebabkan batas-
batas wilayah pesisir sering kali ditentukan secara berubah-ubah yang
berbeda luasnya di antara negara-negara dan seringkali didasarkan
pada batas-batas jurisdiksi atau terbatas untuk alasan demi kelancaran
dari segi administratif.
18 Ditjen Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Naskah Akademik Pengelolaan Wilayah Pesisir, ,Departemen Kelautan Dan Perikanan, Jakarta, 2001, Bab I, Hlm. 5.19 Kelly Rigg, Loc.Cit.
10
Sebagai suatu wilayah yang didukung oleh suatu karakteristik
yang khusus tersebut, maka dapat dikatakan bahwa wilayah pesisir
merupakan : 20
“The coastal zone is viewed in its entirety as a special geographical area wherein its productive and natural defense functions are intimately linked with the physical and socioeconomic conditions far beyond its physical boundary".
Berdasarkan pengertian tersebut wilayah pesisir dapat dipandang secara
keseluruhan sebagai suatu wilayah geografis khusus, yang di dalamnya
fungsi-fungsi untuk produktivitas dan untuk perlindungan alam
merupakan suatu mata rantai yang berkaitan erat dengan kondisi secara
phisik dan secara sosial ekonomi, jauh diluar batas-batasnya secara
phisik. Sedangkan karakteristik khusus dari wilayah pesisir tersebut
terdiri dari : 21
1) Suatu wilayah yang dinamis, dengan sering kalinya terjadi perobahan sifat biologi, kimiawi dan geologis.
2) Mencakup suatu ekosistem dengan produktivitas yang tinggi dan keanekaragamanan hayatinya, yang memberikan tempat hidup yang penting untuk beberapa jenis spesies laut.
3) Ciri-ciri khusus wilayah pesisir seperti adanya terumbu karang, hutan bakau, pantai dan bukit pasir, sebagai suatu sistem yang akan sangat berguna secara alami untuk menahan atau menangkal badai, banjir dan erosi.
20 Chua Thia-Eng, Essential Elements of Integrated Coastal Zone Management, Ocean and Coastal Management, 1993, 21: 91.21 Jan. C Post and Carl. G Lundin, Op.Cit., Hlm. 3.
11
4) Ekosistem pesisir dapat digunakan untuk mengatasi akibat-akibat dari pencemaran, khususnya yang berasal dari darat (sebagai contoh tanah basah dapat menyerap kelebihan bahan-bahan makanan, endapan dan limbah buangan)
5) Pesisir yang pada umumnya lebih menarik dan cenderung untuk digunakan sebagai permukiman, maka di sekitarnya seharusnya dimanfaatkan pula sebagai sumber daya laut hayati dan non hayati, dan sebagai media untuk transportasi laut serta rekreasiBatasan pengertian wilayah pesisir secara teoritis dengan
menggunakan pendekatan secara ekologis dan pendekatan dari segi
perencanaan tersebut dalam kenyataannya memang belum dapat
memberikan batas-batas fisik yang nyata secara pasti. Meskipun
demikian telah terdapat indikator-indikator yang dapat dijadikan sebagai
kreteria untuk menentukan batas-batas wilayah pesisir sebagai satu
kesatuan wilayah daratan dan laut, yang dapat dikatakan sebagai suatu
wilayah yang khusus, untuk kepentingan pengelolaan
12
Top Related