Christ’s Atonement: The Hope of Creation · PDF file® [email protected] /...

34
® [email protected] / Januari 2013 [1] Christ’s Atonement: The Hope of Creation Mary L. Vanden Berg, Ph. D. Day 1 INTRODUCTION MATTERS Topik: Penebusan Kristus dalam kaitannya dengan ciptaan baru / pemulihan dari segala sesuatu. The problem / question: Apa yang menjadi relasi dan janji dengan ciptaan baru? What does atonement have to do with the promise of a new creation? Atonement: Doktrin penebusan adalah jantung dari iman Kristen, dan hal ini berkaitan dengan karya perdamaian Yesus Kristus. Penebusan bukan hanya soal salib saja, sebab berkaitan juga dengan inkarnasi yang dilakukan semua demi kita. Hal ini seperti dinyatakan di dalam Nicene Creed, “for us and for our salvation.” Di dalam pengakuan itu dinyatakan bahwa dilakukan untuk kita dan demi kita. Seringkali kita memahami penebusan sebatas bahwa Yesus mati untuk menebus kita. Memang pada akhirnya penebusan memang berkaitan dengan dosa. Dosa manusia menciptakan permasalahan yang besar: 1. Dosa telah merusak relasi kita dengan Allah. 2. Dosa merusak hubungan kita dengan lainnya. The problem: Sin 1. Disrupts relationship with God. 2. Disrupts relationship with each other. Human spiritual condition physical condition of creation (including humans) [gen.3:16-17] Alkitab memperlihatkan kepada kita bahwa dosa bukan hanya merusak kerohanian kita tetapi juga berpengaruh kepada fisik kita. Rasa sakit menjadi tanda dari kehadiran dosa di dalam kehidupan manusia. Hal ini hanya merupakan bagian kecil dari konsekuensi dosa. Pengaruh dosa begitu besar kepada seluruh kehidupan manusia di dunia ini. Seluruh manusia dan ciptaan menderita oleh karena kejatuhan manusia. Pernyataan “Seluruh ciptaan jatuh” tidak sepenuhnya benar. Pribadi manusia yang merupakan agen moral dan jatuh di dalam dosa. Ciptaan bersifat netral. Namun oleh karena kejatuhan itu, seluruh ciptaan di kutuk. Jika kita membaca Kejadian 3, kita menemukan bahwa manusia tidak dikutuk namun ciptaan dikutuk. Menarik sekali bagian ini. Jadi ciptaan tidak jatuh karena tidak melakukan apa yang salah tetapi jelas sekali bahwa bumi ini menderita karena kita. Dan bukan saja dosa menyebabkan kita melakukan keputusan-keputusan buruk dalam menanggani bumi. Tanah dikutuk oleh Allah oleh karena itu: 1. Tanah menjadi musuh manusia Tanah sudah tidak berkembang seperti Allah yang harapkan. Calvin menuliskan, “segala kejahatan di dalam kehidupan sekarang yang terbukti begitu besarnya telah keluar dari sumber yang sama [polusi udara, kebukuan, halilintar, curah hujan yang begitu banyak, kekeringan, dll]. Keseluruhan keseimbangan alam terpengaruh oleh dosa manusia.” Mungkin kadang Calvin terlalu membesar-besarkan, lihat saja mengenai halilintar, curah hujan yang banyak. Bukankah hal itu adalah proses alam yang alamiah. Namun ada beberapa

Transcript of Christ’s Atonement: The Hope of Creation · PDF file® [email protected] /...

Page 1: Christ’s Atonement: The Hope of Creation · PDF file® tjudavidgunawan@gmail.com / Januari 2013 [3] Some further issues: - Problem of the corruption of creation - The place of ritual

® [email protected] / Januari 2013

[1]

Christ’s Atonement: The Hope of Creation

Mary L. Vanden Berg, Ph. D.

Day 1 INTRODUCTION MATTERS

Topik: Penebusan Kristus dalam kaitannya dengan ciptaan baru / pemulihan dari segala sesuatu. The problem / question: Apa yang menjadi relasi dan janji dengan ciptaan baru? What does atonement have to do with the promise of a new creation? Atonement: Doktrin penebusan adalah jantung dari iman Kristen, dan hal ini berkaitan dengan karya perdamaian Yesus Kristus. Penebusan bukan hanya soal salib saja, sebab berkaitan juga dengan inkarnasi yang dilakukan semua demi kita. Hal ini seperti dinyatakan di dalam Nicene Creed, “for us and for our salvation.” Di dalam pengakuan itu dinyatakan bahwa dilakukan untuk kita dan demi kita. Seringkali kita memahami penebusan sebatas bahwa Yesus mati untuk menebus kita. Memang pada akhirnya penebusan memang berkaitan dengan dosa. Dosa manusia menciptakan permasalahan yang besar:

1. Dosa telah merusak relasi kita dengan Allah. 2. Dosa merusak hubungan kita dengan lainnya.

The problem: Sin

1. Disrupts relationship with God. 2. Disrupts relationship with each other.

Human spiritual condition physical condition of creation (including humans) [gen.3:16-17] Alkitab memperlihatkan kepada kita bahwa dosa bukan hanya merusak kerohanian kita tetapi juga berpengaruh kepada fisik kita. Rasa sakit menjadi tanda dari kehadiran dosa di dalam kehidupan manusia. Hal ini hanya merupakan bagian kecil dari konsekuensi dosa. Pengaruh dosa begitu besar kepada seluruh kehidupan manusia di dunia ini. Seluruh manusia dan ciptaan menderita oleh karena kejatuhan manusia. Pernyataan “Seluruh ciptaan jatuh” tidak sepenuhnya benar. Pribadi manusia yang merupakan agen moral dan jatuh di dalam dosa. Ciptaan bersifat netral. Namun oleh karena kejatuhan itu, seluruh ciptaan di kutuk. Jika kita membaca Kejadian 3, kita menemukan bahwa manusia tidak dikutuk namun ciptaan dikutuk. Menarik sekali bagian ini. Jadi ciptaan tidak jatuh karena tidak melakukan apa yang salah tetapi jelas sekali bahwa bumi ini menderita karena kita. Dan bukan saja dosa menyebabkan kita melakukan keputusan-keputusan buruk dalam menanggani bumi. Tanah dikutuk oleh Allah oleh karena itu:

1. Tanah menjadi musuh manusia Tanah sudah tidak berkembang seperti Allah yang harapkan. Calvin menuliskan, “segala kejahatan di dalam kehidupan sekarang yang terbukti begitu besarnya telah keluar dari sumber yang sama [polusi udara, kebukuan, halilintar, curah hujan yang begitu banyak, kekeringan, dll]. Keseluruhan keseimbangan alam terpengaruh oleh dosa manusia.” Mungkin kadang Calvin terlalu membesar-besarkan, lihat saja mengenai halilintar, curah hujan yang banyak. Bukankah hal itu adalah proses alam yang alamiah. Namun ada beberapa

Page 2: Christ’s Atonement: The Hope of Creation · PDF file® tjudavidgunawan@gmail.com / Januari 2013 [3] Some further issues: - Problem of the corruption of creation - The place of ritual

® [email protected] / Januari 2013

[2]

ide dapat kita pertahankan dimana proses alam tidak terjadi seperti seharusnya merupakan sebuah aspek dari dosa. Secara sederhana, kita dapat mengatakan bahwa ada kaitan antara kejatuhan dengan kerusakan fisik ciptaan. Sekalipun kita sulit mengatakan secara detail. Apakah gempa bumi adalah sesuatu yang harus terjadi secara normal atau tidak? Hal ini sulit untuk dijelaskan. Namun pasti ada yang salah dengan hal-hal negatif yang terjadi kepada manusia. Intinya seluruh ciptaan tidak bisa berkembang seperti yang Allah inginkan. Kejatuhan juga menyebabkan kesulitan kita dalam berelasi dengan binatang. Jika ditanya soal emosi dari binatang, misalnya apakah singa dari awal penciptaan memang begitu buas? Maka hal tersebut sulit untuk dijelaskan. Yang jelas kita kesulitan berelasi dengan ciptaan (singa, dan lainnya).

Tuhan berjanji akan menyelesaikan semua kerusakan yang telah terjadi akibat dosa tersebut. Pemulihan ciptaan ini akan menyangkut seluruh relasi dari ciptaan. God’s reponse:

Gen.3:15, the so-called proto-evangelicum, or first gospel. Promise of restoration:

Is.65:17-25 God’s promises: - V. 17 new heavens and earth - V. 19 no more weeping / earth - V. 20 no premature death1 - V. 21 live in the house they build / eat what they plant - V. 25 wolf and lamb dwell together. Picture of Shalom - Reversal of the covenant curses in Deuteronomy (esp.28:30) Rev.21, also speaks of cosmic restoration. - New heavens and earth - No sea - be no more death or mourning or crying or pain. - The “old order of things will have passed away.”

So why can we expect this?

- Connection between atonement and new creation - Specially, connection between sacrificial rituals or Leviticus and the restoration of

creation.

Is there a connection between atonement and restoration of all things? I think there is. Jika dosa mempunyai pengaruh besar terhadap perubahan ciptaan, lalu mengapa kita jarang sekali memikirkan tentang pemulihan ciptaan? Hal itu adalah janji saat ini atau bersifat eskatologis? Kita akan temukan semua jawabannya di Alkitab. Imamat 16 mempunyai kaitan yang sangat erat dengan Kejadian 1. Dari bagian itu kita akan menemukan kaitan antara penebusan dan pemulihan ciptaan. Kaitan itu yang akan kita lihat selama 2 minggu ini. 1 Menarik sekali bagian ini sebab tidak dikatakan bahwa tidak ada kematian, namun “premature death.” Hal ini berarti tidak ada yang mati muda, ataupun bayi yang meninggal.

Page 3: Christ’s Atonement: The Hope of Creation · PDF file® tjudavidgunawan@gmail.com / Januari 2013 [3] Some further issues: - Problem of the corruption of creation - The place of ritual

® [email protected] / Januari 2013

[3]

Some further issues: - Problem of the corruption of creation - The place of ritual and sacrifice in Israel - Day of atonement – what is this about? Just forgiveness of sins?

ATONEMENT THEORIES Banyak sekali teori-teori penebusan yang berkembang dan sebagian besar berkaitan dengan relasi manusia. Menurut Gustav Aulen teori-teori tersebut dapat dikategorikan teori penebusan di dalam 3 group, yaitu: A. Subjective Model

Penekanan disini adalah Kristus sebagai contoh dari kasih Allah, berarti kehidupan, kematian, dan kebangkitan Kristus memberikan contoh kepada kita betapa besar kasih Allah kepada kita. Hal ini bersifat subjektif karena “melakukan sesuatu bagi kita”, mempengaruhi kita dan membuat kita merespon terhadap hal itu. Kita merespon dengan mengasihi Allah sehingga kita terlepas dari dosa. Dengan kata lain, apa yang Allah lakukan terhadap kita membuat kita merespon terhadap dirinya.2

- The emphasis here, according to Aulen, is on Christ as an example of God’s love.

B. Latin or Satisfaction Model Ini adalah model yang paling mempengaruhi di kalangan Injili. Ketiga pengakuan iman (Confession of Dort, Katekismus Heidelberg, Belgic Confession) memegang model ini. Model ini merupakan penarikan dari pengajaran teolog abad 12 yaitu Anselm. Anselm tidak hanya berbicara tentang transaksi tersebut tetapi mengenai pemulihan juga. Dia tidak memakai istilah-istilah langit baru dan bumi baru, tetapi apa yang ia katakan adalah Tuhan Yesus Kristus mengembalikan lagi keharmonisan dan keindahan bumi.

- 12th century theologian Anselm - If Abelard’s teaching can be called ‘subjective,’ Anselm’s is often called ‘objective’

o God is object of Christ’s atoning work o God is reconciled to humans through the satisfaction of his justice made by

Christ’s voluntary submission to death.

C. Classic Model Aulen melihat model ini dimulai dari Ireneus. The classic, or Christus Victor model focuses primarily on Christ as the victor over the evils power of the world. Teori ini berbicara mengenai kemenangan Kristus, mengatasi dosa, kematian, pertarungan dengan si jahat dalam seumur hidup-Nya. Teori memang belum ada kaitannya dengan ciptaan namun menarik sekali karena gereja-gereja mula-mula memfokuskan pada bagian tersebut.

Dari teori-teori tersebut, kita melihat bahwa melalui penebusan, Kristus sesungguhnya memulai karya pemulihan ciptaan sekalipun tidak banyak orang yang membicarakan hal ini. MODERN CRITIQUES OF ATONEMENT Perkembangan teori “Kekerasan” membawa perubahan di dalam pemikiran dan teori-teori. Di dalam kematian Kristus, kita melihat banyak kekerasan yang terjadi. Jesus dies a violent death in order to bring about reconciliation between God and humans. - The problem is the violence

o Joanne Carlson – Brown and Rebecca Parker The Christian church with this violent theology is a blame for the victimization of

women. theology glorifies the suffering of innocent victims

2 Perlu dipahami bahwa ketiga teori tersebut ada benarnya.

Page 4: Christ’s Atonement: The Hope of Creation · PDF file® tjudavidgunawan@gmail.com / Januari 2013 [3] Some further issues: - Problem of the corruption of creation - The place of ritual

® [email protected] / Januari 2013

[4]

Teori ini bukan berarti tanpa dasar, sebab mereka melakukan survei. Di Amerika dilakukan beberapa penelitian, dan mereka menemukan bahwa banyak sekali perempuan-perempuan yang mengalami penderitaan, dan datang berkonsultasi kepada para pastor. Banyak para pastor tersebut menyarankan agar mereka bertahan di dalam penderitaan tersebut sebagai salah satu bentuk ketaatan kepada Kristus.

o J. Denny Weaver has suggested a model that the calls “narrative Christus Victor” Weaver, like some others, rejects the violent death of Christ as a necessary part of God’s plan for the salvation of sinful humanity.

Beberapa ahli mencoba menjawab teori “Kekerasan” tersebut, misalnya: - Hans Boersma has suggested that violence should not always be understood as negative.

It may be that hospitality demands violence, as with certain forms or just war theory. Beberapa ahli berikutnya tidak terlalu mempermasalahkan mengenai teori “kekerasan.” - John Stott3 uses careful exegesis to explain that Christ’s death was central to Christ’s mission. - Robert Sherman

Sherman presents a picture of atonement that takes full account of the Trinitarian nature of the work. Sherman writes, ‘one can understand adequately neither Christ’s multifaceted reconciliation of a complex humanity to God, nor that reconciliation’s fundamental unity as God’s gracious act, apart from the Trinity.”

- Pannenberg and Moltmann. o Pannenberg and Moltmann do take account of and even emphasize the importance of

understanding the future as involving the renewal or restoration of all things. o Moltmann suggests that the hope of restoration lies in the resurrection and the work of

the Spirit. Mereka tidak mengkaitkan penebusan dengan pemulihan segala sesuatu, sebab mereka mengkaitkan pemulihan segala sesuatu tersebut di dalam kacamata eskatologis.

- Christ’s sacrifice should be understood not only as the breaking down of the dividing wall between Jew and Gentile thus broadening the scope of God’s redemption to all people, it should also be seen as the key event that broadens the promise of physical restoration from the nation Israel and their land, to the entire cosmos.

Day 2

THE ORDERLY CREATION

Is Genesis 1 a science text of sorts, a text that intends to communicate to us exactly how and in what time span the earth as we know it came to be? 1. The Text – Genesis 1

Ada banyak pengulangan di dalam text Kejadian: - God saw that it was good (7x) - And it was so (5x) - Key verb – to separate (4x)

3 Seorang ahli Injili yang terkenal. Bukunya tentang Salib Kristus menuliskan pemikiran yang luar biasa. Ia menjelaskan kematian Kristus sebagai sesuatu yang sangat penting di dalam misi Kristus.

Page 5: Christ’s Atonement: The Hope of Creation · PDF file® tjudavidgunawan@gmail.com / Januari 2013 [3] Some further issues: - Problem of the corruption of creation - The place of ritual

® [email protected] / Januari 2013

[5]

- According to their kind (9x) Apa arti dari semuanya itu? Hal ini untuk memperlihatkan kepada kita tentang keteraturan. Allah memisahkan banyak hal berbagai jenisnya. Semuanya itu menunjukkan pengaturan. Apa yang akan kamu lakukan jika engkau masuk ke dalam kamar mainan anakmu yang berantakan? Pasti kamu akan memisahkan mainan dan barang-barang berdasarkan jenisnya lalu memasukkan ke dalam kotaknya masing-masing. Itulah yang Allah lakukan terhadap bum ini. Kisah ini dimulai dengan ‘bumi belum berbentuk dan kosong’. Dalam arti bahwa belum ada keteraturan. Lalu disitu banyak tercantum Allah memisahkan ini dan itu supaya manusia mendapatkan tempat yang nyaman untuk ditempati oleh manusia. Di dalam kisah penciptaan kita lihat juga ada ritme waktu di dalam penciptaan. Keteraturan merupakan keinginan Allah terhadap ciptaan-Nya.

2. Order and Goodness Kata yang terus diulang di dalam kisah penciptaan ini adalah “itu baik.” Apa artinya? Setidaknya ‘good’ bisa dimengerti sebagai tepat atau layak untuk tujuan Allah. Tujuan Allah adalah untuk memberikan tempat hunian yang tepat untuk manusia dan ciptaan lainnya. Kata ‘baik’ seringkali juga untuk mengindikasikan nilai moral. Bandingkan perkataan Yesus “tidak ada yang baik selain Allah” dimana Yesus sedang menekankan nilai moral bukan fisik seseorang. Mungkin gambaran yang sama yaitu: kita mengatakan anak itu ‘anak baik’ ketika dia mengikuti apa yang kita perintahkan. Good appropriate for God’s intended purposes but also moral conotations.

3. Goodness, Wisdom, and Law Prov. 3:19-20, “By wisdom the LORD laid the earth’s foundations, by understanding he set the heavens in place; by his knowledge the deeps were divided and the clouds let drop the dew.” Psalm 104:24, “How manys are your works, O Lord! In wisdom you made them all; the earth is full of your creatures.” Pointnya adalah keteraturan yang Allah ciptakan merefleksikan hikmat Allah (order reflects the wisdom of God). Allah meletakkan keterbatasan di dalam ciptaan, yaitu hukum. Orang-orang yang bodoh adalah orang-orang yang mengabaikan hukum Allah dan menjadi tidak ada apa-apa. Sedangkan orang berhikmat adalah orang yang merenungkan firman Tuhan siang dan malam (Mzm.1) Dalam hal itu memperlihatkan kepada kita ada kaitan yang erat antara tindakan dan konsekuensi (act and consequence). Walter Brueggemann:

“responsible acts – those that cohere with Yahweh’s ordering of creation – will result in good for self and community.”

One important caveat:

- Actions are generally (but not always) in accordance with actions) o There are expectations: Job

Ayub adalah literatur hikmat, ia adalah orang yang tak bercacat dan berhikmat. Perspektif hikmat Israel, orang seperti Ayub seharusnya diberkati, hidupnya

Page 6: Christ’s Atonement: The Hope of Creation · PDF file® tjudavidgunawan@gmail.com / Januari 2013 [3] Some further issues: - Problem of the corruption of creation - The place of ritual

® [email protected] / Januari 2013

[6]

makmur. Namun di dalam kisah Ayub, kita menemukan bahwa Ayub sangat menderita atas segala permasalahan yang ia alami. Dari perspektif hikmat Israel, apa yang dikatakan oleh teman-teman Ayub adalah benar, yaitu apa yang dialami oleh Ayub disebabkan oleh dosa. Namun dalam awal kisah ini, ada prolog antara Allah dan iblis, dan dibagian akhir di dalam kisah itu dinyatakan bahwa Ayub tidak salah. Teman-teman Ayub hanya melihat apa yang tampak oleh mata lalu mengkaitkan dengan hikmat yang mereka pahami. Segala bentuk pengajaran tentang kemakmuran, dapat dipatahkan dengan kisah Ayub ini.

Hukum adalah hikmat yang dituliskan. Jadi hukum Allah adalah suatu pemahaman terhadap hikmat. Hukum adalah edisi kedua dari penciptaan Allah yang penuh anugerah. Hukum menolong kita untuk mengerti hikmat tetapi hidup dengan harmonis dengan ciptaan. To summarize then, the order of creation is the way God intended creation to operate

- God established the world with certain boundaries that characterize this order. - Wisdom recognizes this order and reflects it though a body of proverbs that suggest

reward and punishment for behavior that corresponds to or deviates from this observed order.

- The law moves a step beyond that, offering explicit instructions to prevent violating these boundaries there by allowing one to live in accordance with the order of creation.

o Law is God’s gracious means for helping humanity live in harmony with creation. o Bruggemann: “Law is given with creation, is seen to be integral to proper human

life in the world, and enables law to be understood in basically positive terms as that which promotes life. Law is a gracious gift for the best possible life.”4

- Law is the means God has given for maintaining the boundaries he established when he created the world and recognized by wisdom; boundaries which allow for life.

4. Righteousness, Blessing and Presence ‘Righteousness’ : a pattern of behavior that is characterized by adherence to the laws and statures YHWH has given to Israel. Ketidak-benaran akan membawa kepada kematian. Banyak sekali ayat-ayat di Amsal menegaskan akan hal ini. Mazmur 1 merupakan sinopsis hikmat Perjanjian Lama yang diberikan dengan singkat dan jelas. Hidup dalam terminologi Israel yang luas, akhirnya dikaitkan dengan Allah. ‘life’ not mere existence

- Relation with God - God’s presence blessing

Ide mengenai berkat mencakup soal tanah maupun manusianya. Dan hal itu disimpulkan dalam 1 kata yaitu shalom. Kata yang mempunyai arti yang luas daripada kata itu sendiri. Shalom menyimpulkan seluruh apa yang Alkitab gambarkan tentang sukacita, harmoni, kemakmuran, berkat Allah dan perkembangan dari semua ciptaan. Shalom adalah akibat dan konsekuensi dari hidup yang benar. Shalom adalah bagaimana seharusnya sesuatu itu terjadi. Gambaran sebelum kejatuhan adalah gambaran tentang shalom. Berada di hadirat Allah adalah shalom. Keberadaan Allah dan shalom mengikutinya merupakan keinginan Allah atas seluruh ciptaan.

4 Birch, et al., a Theological Introduction to the Old Testament (Nashville: Abingdon, 1999), 52.

Page 7: Christ’s Atonement: The Hope of Creation · PDF file® tjudavidgunawan@gmail.com / Januari 2013 [3] Some further issues: - Problem of the corruption of creation - The place of ritual

® [email protected] / Januari 2013

[7]

Di Alkitab tertulis hidup yang diawali bersama dengan Allah, dan diakhiri dengan hidup bersama dengan Allah. Shalom: life in full color and capital letters

- This word summarizes the blibical vision of joy, well-being, harmony, and prosperity that is reflected in a number of terms throughout the OT.

- Shalom is result or consequence or righteousness - Dr. Neil Plantinga: shalom is the ‘way things ought to be’

The threat of Chaos

Allah menciptakan ciptaan dengan keteraturan. Namun setelah kejatuhan, muncul tema yang besar yaitu keteraturan melawan ketidakteraturan. Ketidakteraturan bisa dilihat juga salah satu hukuman Allah atas pelanggaran manusia. Genesis 3 Result of disobedience - v.14-15 - v. 17-19 All of this, because a boundry was broken. What is this first or original sin?

Kesombongan, ingin sama seperti Allah

- pasa = transgression o to transgress = crossing a boundry o Commentator John Barton;

Is.1:3 says “The ox knows its master, the donkey its owner’s manger, but Israel does not know, my people do not understand.

This verse “lays its primary emphasis on the unnaturalness of Israel’s rebellion, which is seen as standing in sharp contrast with the purely instinctive ‘natural’ reaction of animals.”5

Sin as ‘cosmic nonsense’

Blibical Potrayal of the Effects of Sin on Creation

Gen.1-11 - Proliferation of disorder

Kelihatannya inti dari Kejadian 1-11 adalah menekankan pelipat gandaan ketidakteraturan. - Example: Genesis 6-9

o Flood as “uncreation” o Kejahatan manusia semakin meningkat dan membuat Allah menghancurkan semuanya

itu. Dari bagian itu kita pun melihat binatang dan ciptaan lain menderita karena keberdosaan manusia.

- Dosa manusia membawa ketidakteraturan ciptaan, maka sebagai konsekuensinya adalah pelipatgandaan ketidakteraturan dan penderitaan.

Prophetic texts: Isaiah 24 5 John Barton, “Natural Law and Poetic Justice in the Old Testament,” Journal of Theological Studies 30 (April 1979): 6.

Page 8: Christ’s Atonement: The Hope of Creation · PDF file® tjudavidgunawan@gmail.com / Januari 2013 [3] Some further issues: - Problem of the corruption of creation - The place of ritual

® [email protected] / Januari 2013

[8]

v.4-6 bumi akan dihancurkan karena penduduknya melanggar undang-undang perjanjian abadi

Yeremia 4:22-28

- Judment falls not only on humans, but on the non-human creation. Hosea 4:1-3

- The result of this law – breaking: o The land dries up, the inhabitans languish, the beasts, birds, and fish die.

- Act / consequence depicted, not a direct judgment Akibat dari semua tindakan mereka, mereka tidak mampu berelasi dengan Allah.

Roma 8:19-22 - Creation – wide consequences of human sin and creation – wide redemption expected.

Paulus ingin memberitahu kita betapa luasnya pengaruh penebusan Kristus.

DAY 3

INTRODUCTION TO LEVITICUS Presence of God Introduction Lecture 1: The Grand Narrative

Alkitab dimulai dengan menyatakan kehadiran Allah di taman Eden, dan seluruh bagian Alkitab hendak menyatakan tentang kehadiran Allah. Dengan penempatan orang-orang pertama di taman Eden maka deskripsi yang kita dengar adalah “itu baik” (ayat 31). Walaupun Kej.1 dan 2 tidak menyatakan kehadiran Allah secara eksplisit tetapi jelas bahwa Allah ada disana, bukan hanya pada waktu penciptaan Kejadian 1 bahkan pada saat selesai penciptaan. Instruksi Allah kepada pasangan itu tentu saja menyatakan kehadiran Allah, bahkan terlihat ada koneksi yang kuat antara Allah dan manusia pertama itu. Kita tidak tahu berapa lama berlangsung sampai munculnya ular. Di Kejadian 3 dikatakan bahwa Allah berjalan-jalan di taman, dan pasangan itu menyembunyikan diri dari Allah. Teks menunjukkan manusia bersembunyi merupakan sesuatu yang aneh, sedangkan teks tidak menunjukkan Allah berjalan-jalan di taman tidak menunjukkan sesuatu yang aneh. Memang ada perbedebatan teologis disini apakah maksudnya. Namun yang jelas, bagian itu hendak mengatakan kepada kita bahwa Allah bersama-sama dengan pasangan itu. Konsekuensi dosa manusia adalah mereka diusir dari taman. Sejak awal Allah melarang mereka memakan buah pengetahuan yang baik dan jahat sebab pada hari mereka memakannya, mereka pasti mati (2:17). Lalu bagaimana dengan Kej. 3? Apakah mereka mati? Tidak! Mereka diusir dari taman itu. Apa artinya? Apa signifikansinya? Taman eden itu adalah tempat shalom. Berkat dan shalom di dalam Alkitab selalu digambarkan tentang kehadiran Allah. Hal ini berarti pasangan itu diusir dari hadirat Allah. Apa artinya bagi mereka? Dan apa korelasinya bagi kita? Untuk orang Israel, hadirat Allah berarti hidup. Terminologi Israel, hidup berarti hidup seperti apa yang Allah mau. Berada di hadirat Allah berarti mengenal segala berkat yang ingin Allah berikan kepada manusia. Kehadiran Allah adalah suatu kepastian bahwa kita menikmati hidup dalam shalom. Dan kita berhasil berkembang. Jadi ide hidup yang berkembang secara keseluruhan itu semuanya berkaitan dengan kehadiran Allah. Di usir dari hadirat Allah berarti mati. Mereka masuk ke dalam dunia orang mati. Kematian bisa merupakan putusnya keberadaan (kematian fisik), tetapi setidaknya bagi Israel kuno, kematian dimengerti juga sebagai pemisahan dari Allah. Kita masih bernafas namun tidak hidup.

Page 9: Christ’s Atonement: The Hope of Creation · PDF file® tjudavidgunawan@gmail.com / Januari 2013 [3] Some further issues: - Problem of the corruption of creation - The place of ritual

® [email protected] / Januari 2013

[9]

Another consequence of the fall: loss of presence Jadi ketika lihat dari lensa ini, maka seluruh kita Alkitab berbicara tentang kehadiran Allah. Dimulai dengan kehadiran Allah, terpisah dari kehadiran, dan pelan-pelan mendapatkan kehadiran Allah itu. Semuanya itu dikerjakan oleh Allah sendiri, dan berdasarkan inisiatif Allah.6 The story: presence – loss of presence – regaining presence Lalu pertanyaannya adalah jika kita terpisah dari Allah, lalu bagaimana kita memahami tentang Allah Maha Hadir? Sekalipun di dalam keberdosaan kita saat ini, Allah masih hadir di dalam dunia ini? Ada suatu pengertian yang disebut dengan continuum presence. Allah hadir dalam level yang lebih rendah; tidak sama seperti kehadiran-Nya di taman Eden. The question of omnipresence:

- Continuum of presence The role of presence in the story / narrative Tanda kehadiran Allah dinyatakan dalam Tabernacle / temple and presence. Dalam budaya Timur, seringkali dimengerti sebagai mikrocosmic yaitu tempat dimana langit dan bumi bertemu, bait adalah pusat dari segala sesuatu, dan semua tempat memiliki arti. Jika bait itu dikaitkan dengan Allah, dan manusia datang beribadah kepada-Nya maka hal itu cukup masuk akal untuk menyatakan kehadiran Allah. Tabut perjanjian merupakan simbol yang unik mengenai kehadiran Allah atas umat-Nya. Janji mengenai tanah merupakan suatu janji mengenai kehidupan bersama antara umat dan Allah dimana mereka bisa tinggal dan membangun bait Allah. Di dalam konsep Israel Kuno, padang gurun adalah simbol kematian (selain laut). Jadi ketika Abraham mengusir Hagar dan Ismael ke padang gurun, maka mereka sesungguhnya menuju kepada kematian mereka. Lalu bagaimana mereka dapat hidup? Karena Allah menemui mereka dan mereka bisa hidup. Manusia selalu berusaha mencari Allah dengan usahanya sendiri dan bahkan berusaha meraih-Nya (Kej. 11) namun lihatlah di Kejadian 12 dimana Allah sendiri yang turun tangan memanggil Abraham dan memberkatinya. Kunci untuk mengerti Imamat yaitu, bagaimana manusia yang berdosa dapat tahan hidup di hadapan Allah yang Maha Suci dan Kudus. Agar Israel dapat menikmati berkat Allah, maka kehadiran Allah itu sangat penting. Kepentingan hal ini dapat kita temukan di dalam berkat Harun yaitu di Bilangan 6. Akibat dari ketidaktaatan itu mirip dengan apa yang terjadi dengan Adam dan Hawa, diusir dari Taman Eden dan hadirat Allah. Israel juga mengalami hal yang sama yaitu kehilangan tanah (diusir dari tanah yang mereka tempati) dan hadirat Allah.

Lecture 2: Pollution and Sin Quick review

6 Pertanyaanku adalah Jika Allah yang berinisiatif menyatakan kehadiran-Nya, lalu mengapa kita harus mengusahakan diri kita tetap tahir dalam mengusahakan kehadiran Allah di dalam kehidupan kita? Misalnya di Keluaran 40, Musa membangun kemah Suci, dalam konteks hari ini kita beribadah kepada-Nya? Karena Allah menuntut hal yang sama seperti apa yang Ia lakukan terhadap kita, dan hal itu seperti tanggung jawab kita dalam memuliakan Allah. Allah yang bekerja di dalam hati kita sehingga kita bisa datang kepada-Nya.

Page 10: Christ’s Atonement: The Hope of Creation · PDF file® tjudavidgunawan@gmail.com / Januari 2013 [3] Some further issues: - Problem of the corruption of creation - The place of ritual

® [email protected] / Januari 2013

[10]

Tanpa kehadiran Allah, kita tidak mampu hidup di dalam nuansa seperti yang Allah inginkan. Ketika kita membaca Perjanjian Lama, kita jelas menemukan bahwa Israel mempunyai masalah dengan ketaatan. Dalam terminologi Imamat, masalah tersebut adalah kotoran atau polusi. Melanggar batasan telah ditetap oleh Allah berarti mendistruksi keteraturan. Untuk dapat mengerti pentingnya ‘ketahiran’ (kebersihan) di kitab Imamat, kita harus mengerti konsep kekotoran. 1. Pollution

Transgression – boundry breaking The presence of God

2. Dirt and Order What is dirt? “matter out of place” Kekotoran adalah sesuatu tidak seharusnya pada tempatnya. Kita berbicara tentang apa yang tidak seharusnya di tempat yang sebenarnya, misalnya laut tidak seharusnya di laut, air bersih seharusnya tidak disungai. Dirt and order in Israel

3. Israelite Order Kata ‘Keteraturan’ dalam imamat yaitu kekudusan. There are three basic categories that order the Israelite camp: Holy, clean (tahir), and unclean (tidak tahir). Tahir dan tidak tahir bisa diam bersama-sama, misalnya kita menyentuh mayat dimana salah satu anggota keluarga meninggal. Mereka dianggap tidak tahir, dan tentu saja di dalam keadaan itu kita tidak langsung menyuruh mereka mentahirkan diri setelah menyentuh jemaat. Yang biasanya dilakukan adalah setelah mayat itu dikuburkan, maka seluruh anggota itu harus mentahirkan diri. Masalah kekudusan di Israel sangat penting, karena Allah tinggal di perkemahan itu. Jika ada seorang yang tidak tahir, maka ia akan mencemarkan seluruh perkemahannya. Mereka yang tidak tahir akan tinggal di luar perkemahan. Orang yang tidak tahir harus melakukan beberapa ritual agar kembali menjadi tahir. Dalam Imamat 12, ada kasus unclean yang normal dimana dalam kasus perempuan yang melahirkan. Kenapa seseorang yang melahirkan dianggap najis dan harus ditebus? Clean: the normal state to affairs for people and objects.

Clean can dwell with clean Clean can dwel with holy Clean can dwell (temporarily) with unclean

Unclean CANNOT indefinitely dwell with holy.

- The holy God dwells with Israel in the camp thus, the camp, and all who are in it, must be clean

Page 11: Christ’s Atonement: The Hope of Creation · PDF file® tjudavidgunawan@gmail.com / Januari 2013 [3] Some further issues: - Problem of the corruption of creation - The place of ritual

® [email protected] / Januari 2013

[11]

Bagaimana manusia yang berdosa bisa tahan di hadapan Allah yang Maha Kudus? Dengan menjaga dirinya di dalam batasan-batasan yang sudah diberikan.

4. Purity and Presence Allah menciptakan perkemahan dan menciptakan batasan-batasan, ketika manusia tidak menjaga batasan-batasan tersebut maka timbul ketidakteraturan. Dan semuanya itu selalu berkaitan dengan komunitas / perkemahan.

Presence of God necessitates purity of the camp. Wisdom and boundaries or law Similarity between Leviticus and Gen. 1 Israel as God’s ‘new creation’ Ritual impurity and moral impurity.

Di dalam kitab Imamat, banyak sekali binatang-binatang yang di larang untuk dimakan. Kemungkinan besar semuanya itu berkaitan dengan keteraturan. Di dalam Kejadian 1, Allah memisahkan beberapa binatang di laut dan sebagainya, jadi kemungkinan Allah belajar seperti-Nya di dalam memisahkan binatang-binatang yang harus dimakan dan tidak. Mungkin saja hal tersebut ada kaitannya dengan kesehatan, karena hal itu possible sekali. Namun kita tidak tahu secara pasti. Allah memang melarang orang Israel memakan babi, tetapi makanan tersebut sangat umum sekali bagi bangsa-bangsa lain. Kelihatannya Allah ingin agar bangsa Israel memiliki perbedaan dengan bangsa yang lain.

DAY 4 SACRIFICE

Session 1: Israel’s Sacrificial System

Mengapa kita perlu memahami sistem pengorbanan di dalam PL? padahal kita saat ini sudah tidak melakukan hal-hal tersebut? Seringkali penulis PB mengacu kepada pengorbanan di PL untuk memahami karya penebusan Kristus. Persembahan korban masuk ke dalam kategori umum ritual. Para ahli juga mempelajari bagaimana ritual itu berfungsi di dalam masyarakat, tetapi juga ritual-ritual yang ada kaitannya dengan ritual Israel kuno.

Introduction:

Review the danger of impurity Introduction to the importance of sacrifice

1. Ritual

A. Definition of Ritual Frank Gorman memberikan definisi ritual sebagai berikut: “a complex performance of symbolic acts, characterized by its formality, order, and sequence, which tends to take place in specific situation, and has as one of its central goals the regulation of the social order.” Jadi ritual-ritual mencakup: - Symbolic acts

Page 12: Christ’s Atonement: The Hope of Creation · PDF file® tjudavidgunawan@gmail.com / Januari 2013 [3] Some further issues: - Problem of the corruption of creation - The place of ritual

® [email protected] / Januari 2013

[12]

Simbol-simbol tersebut dikaitkan dengan formality, order, and sequence. Contohnya misalnya cara makan. Kebanyakan masyarakat memiliki budaya dan formalitas di dalam menyantap makanan. Di Amerika dalam perjamuan malam formal, walaupun piring sudah ada di hadapanmu, kamu tidak akan mulai makan sampai semua orang dilayani. Dalam praktek penyembahan, banyak yang jatuh dalam golongan ritual. Misalnya dalam sebuah gereja yang memiliki ritual formal, tetapi di dalam gereja-gereja dengan model ibadah yang spontan, pasti ada ritualnya.

- Take place in specific situations Ritual terjadi pada situasi tertentu, misalnya makan malam tadi. Menurut Gorman, ritual mengatur keteraturan di dalam masyarakat.

- Regulate social order in some way

B. Rites of Passage - Rites of passage function to move a person or community from one social or conceptual

status to another. - Biasanya ketika seorang anak menjadi dewasa maka ada ritual yang dilakukan; ada yang

formal, ada yang tidak formal

C. Founding rituals - Founding rituals bring into being a certain state, institution, or situation. - Dari ritual-ritual itu membawa seseorang masuk ke dalam suatu institusi tertentu. - Misalnya saja ibadah ‘peletakkan batu pertama’

D. Maintenance rituals

- Ritual that maintain the already established order. - Biasanya untuk melindungi ritual-ritual yang telah ditetapkan. Coba lihat di Bilangan 28-

29.

E. Restoration rituals - These rituals “restore the order or creation where it has been broken, ruptured, or

damaged” - Ini adalah ritual yang paling banyak ditemukan di dalam Imamat. - Ritual ini adalah ritual pemulihan kembali ciptaan ketika ciptaan tersebut dirusak. Dalam

hal ini berarti pemulihan batasan-batasan ciptaan.

2. Five Primary Sacrifice Ada 5 persembahan korban yang harus dilakukan oleh orang Israel secara teratur A. Burnt Offering

This was an animal sacrifice and a particular procedure had to be followed for the sacrifice. Ini adalah persembahan korban utama dan dilakukan setiap pagi dan petang. Hal ini harus dilakukan oleh setiap orang. Pada waktu perayaan, persembahan korban bakaran akan dilakukan lebih dari satu kali sehari. Tidak seperti persembahan korban yang lain, ini sebenarnya kategori ritual pemeliharaan, yaitu persembahan korban ini untuk memelihara keteraturan yang sudah ada di kemah tersebut. Persembahan ini adalah persembahan binatang, jantan, dan tidak boleh cacat. Yang menarik adalah boleh domba, kambing, maupun burung. Jadi orang yang termiskin di Israel pun dapat memberikan persembahan kepada Tuhan. Dan hal ini selalu dilakukan oleh laki-laki. Si Imam kemudian akan memercikkan darah diatas mezbah lalu mengatur potongan-potongan itu lalu membakarnya. Setiap bagian dari binatang itu dipersembahan kepada Tuhan.

Page 13: Christ’s Atonement: The Hope of Creation · PDF file® tjudavidgunawan@gmail.com / Januari 2013 [3] Some further issues: - Problem of the corruption of creation - The place of ritual

® [email protected] / Januari 2013

[13]

Untuk korban pagi dan petang dilakukan oleh imam untuk seluruh komunitas secara teratur. Menurut imamat, persembahan korban bakaran ini adalah untuk penebusan. Masalahnya adalah tidak jelas apa yang ditebus? Tidak jelas pelanggaran-pelanggaran yang muncul itu akibat dosa atau ketidak tahiran. Jadi ritual ini lebih kelihatan seperti ritual pemeliharaan. Jadi ini adalah untuk menebus ketidaktahiran yang muncul di dalam perkemahan tersebut. Salah satu doa di dalam tradisi gereja, yaitu meminta pengampunan dosa terhadap hal-hal yang kita secara sadar dilakukan, maupun tidak sadar dilakukan.

B. The Grain Offering (Korban sajian) This is the only sacrifice that is not an animal. Ini adalah satu-satunya korban yang bukan binatang. Persembahan ini menggunakan gandum yang dicampur dengan minyak dan wangi-wangian lalu ditaruh di dalam mangkok di atas mezbah. Kebanyakan setuju persembahan ini bukan untuk penebusan. Persembahan ini biasanya dilakukan berbarengan dengan persembahan lainnya.

C. Fellowship of Peace Offering (korban keselamatan) Ini adalah persembahan korban binatang. Hanya saja ini adalah persembahan sukarela. Ada 2 hal persembahan ini dilakukan: 1. Pentahbisan imam 2. Perayaan 7 minggu Mereka dapat memberikannya karena memenuhi nazar mereka atau hanya sekadar ingin melakukannya. Kurbannya bisa jantan maupun betina. Yang dilakukan oleh persembahan ini adalah merayakan perjanjian antara Allah dan Israel. Namun menarik untuk kita cari tahu apakah ada kaitan antara korban ucapan syukur ini dengan perjamuan kudus.

D. Sin Offering (korban penghapus dosa) Ini bisa dilakukan untuk individu atau komunitas. Ada 3 praktek yang berbeda di dalam persembahan yang membedakannya dengan yang lain 1. This offering could atone for the inadvertent sin of a priest or the community as a whole.

Dapat menebus dosa yang tidak sengaja dari para imam atau komunitas. Misalnya gagal dalam melakukan suatu hukum, baru sadar setelah melakukan suatu pelanggaran. Jadi berkaitan juga dengan motivasi dan sikap. Di dalam pemikiran Israel, ketika kita melakukan sesuatu dengan sengaja dimana membuat Allah marah, maka sebenarnya tidak ada orang waras yang sengaja menyakiti hati Allah, dan pastilah dia tidak berada di dalam komunitas.

2. Could atone for a leader or member of the community who sinned unintentionally. Praktek kedua ini adalah untuk pemimpin atau individu yang berdosa. Lebih ke arah yang siapa yang melakukannya. Jadi mereka harus membawa kambing sebagai kurban.

3. Atoning for four specific offenses. Yang ketiga ini berkaitan dengan 4 pelanggaran tertentu. Binatang yang dikurbankan lebih fleksibel.

Banyak komentator menyebut persembahan korban ini sebagai persembahan korban pemurnian karena dampak dari persembahan ini adalah mentahirkan seluruh komunitas dimana mentahirkan mereka dari ketidakmurnian.

E. Guilt Offering (Korban penebus salah)

Offered for inadvertent sins

Page 14: Christ’s Atonement: The Hope of Creation · PDF file® tjudavidgunawan@gmail.com / Januari 2013 [3] Some further issues: - Problem of the corruption of creation - The place of ritual

® [email protected] / Januari 2013

[14]

Korban penebus salah juga berfungsi untuk menebus dosa. Perbedaan utama dengan penghapus dosa adalah korban penebus dosa hanya untuk individu; tidak pernah untuk komunitas secara keseluruhan. Untuk 3 dosa tertentu (dimana semuanya terhadap tetangga Cuma dengan dosa yang berbeda), yaitu:7

dosa terhadap tetangga (dosa yang disengaja) – dilihat juga dosa terhadap Tuhan. Contoh Mazmur 51. Mazmur ini ditulis setelah Daud berdosa terhadap Batsyeba dan Uria, dan Daud menulis hanya terhadap Tuhan saja aku berdosa. Hal ini berarti bahwa dosa apapun yang kita lakukan adalah dosa terhadap Tuhan. Yang menjadi penebusannya adalah domba jantan tanpa cela. Jadi hanya domba jantan saja, tidak ada binatang lain. Apapun status sosialnya, orang tersebut harus membawa domba jantan tanpa cacat. Kemudian orang tersebut harus membayar ganti terhadap tetangganya. Tujuannya adalah membayar harga dari perbuatannya.

Tiga korban penebusan merupakan korban penebusan yang penting, dan akhirnya membawa kita kepada apa itu penebusan? Apa yang hendak ditekankan oleh Imamat dengan istilah itu.

3. The Day of Atonement But what is atonement?

Kita akan memahami apa itu penebusan dalam konteks Ibrani sehingga memahami makna aslinya. Dalam bahasa Inggris (at – one – ment), banyak penafsiran akan hal itu. Dalam Ibrani berarti meredakan, membuat tidak murka.

4. Atonement A. Kipper

The primary emphasis of kipper: “cleansing,” “removing,” or “purging.” Ide utamanya adalah membersihkan. Ekspesiasi removing atau mengambil (Yesus mengambil dosa kita) Provisiasi meredakan murka seseorang; membayar sesuatu agar membuatnya senang kembali.

B. Blood Why blood?

Penebusan merupakan bisnis yang penuh darah. Darah adalah salah satu simbol kunci mengenai hidup dan kematian. Darah simbol utama antara batasan hidup dan mati. Dan menarik bahwa banyak ketidaktahiran di Israel adalah keadaan yang berkaitan dengan darah maupun cairan tubuh misalnya kelahiran. Membawa ketidakmurnian dalam kemah berarti mengaburkan batasan antara hidup dan mati. Darah diasumsikan mempunyai kuasa untuk membersihkan atau menghisap kematian. Darah itu membersihkan perkemahan. Ada nyayian hymne kuno yang menceritakan darah Yesus membersihkan kita. Itu adalah sesuatu yang aneh bukan? Sejak kapan darah membersihkan sesuatu? Semua hal ini berguna untuk membawa kembali keteraturan. Coba lihat Imamat 17:11, dimana memperlihatkan kaitan antara darah dan hidup. Oleh karena itu, darah mewakili kematian jadi mempunyai kuasa untuk menghisap kematian dan menghilangkan polusi yang telah menginfeksi perkemahan. Jadi hal ini berarti menegakkan kembali batasan-batasan di dalam perkemahan.

7 Imamat 5:15, 17; 6:2.

Page 15: Christ’s Atonement: The Hope of Creation · PDF file® tjudavidgunawan@gmail.com / Januari 2013 [3] Some further issues: - Problem of the corruption of creation - The place of ritual

® [email protected] / Januari 2013

[15]

5. Day of Atonement A. Introduction

Hari pendamaian adalah hari paling penting di dalam kalendar Israel, hari tersebut disebut Yom Kippur. Bahkan orang yang tidak percaya Allah pun merayakannya. Pada hari itu berbagai jenis ritual yang kemudian dijelaskan dalam Imamat 16, Israel dimurnikan dari dosa selama setahun yang telah mereka lakukan.8

B. Purpose of this day - Membersihkan orang-orang dari dosa (Imamat 16:30) - Memberikan pembasuhan fisik terhadap barang-barang di kemah

C. Day of Atonement Offerings Beberapa binatang yang dipersembahkan yaitu: Several animals required: the bull, two rams, and two goats.

Pada hari itu dilakukan purification of the priest and his household. Setelah dia memakai jubah imam, dia harus mengurbankan 2 lembu (Two goats)untuk dirinya, lalu ia masuk ke dalam ruang Maha Kudus. Hari pendamaian adalah satu-satunya hari dimana Imam boleh masuk ke Ruang Maha Kudus. Bahayanya jika sembarang masuk (tidak dalam keadaan tahir) maka ia harus masuk dengan ada ikatan tali di kakinya. Tujuannya adalah jika imam itu dihukum mati oleh Tuhan, orang lain dapat menarik mayatnya keluar. Imamat 16:16, seolah-olah menunjukkan kepada kita dosa umat juga mempengaruhi tempat yang Maha Kudus sebab dikatakan Imam harus mengoleskan darah pada mezbah dan altar. Kenapa dilakukan penebusan bagi benda? Hal ini setidaknya memberikan ide kepada kita bahwa ide penebusan itu sangat penting, jadi bukan hanya soal dosa, tetapi juga pemulihan ciptaan. 9

Hari pendamaian ini menegaskan kepada kita betapa Allah begitu serius menganggap / memperhatikan ketidaktahiran.

DAY 5 RITUAL AND ORDER

Session 1: Ritual and symbol

Simbol menunjukkan sebuah realita yang terjadi. Simbol menunjuk pada suatu realita yang melakukan sesuatu. Ketika Israel melakukan berbagai macam ritual, hal tersebut merupakan suatu tanda ketaatan dan kasih bangsa Israel terhadap Allah. Kita seringkali memikirkan penebusan di dalam nuansa pengampunan dosa. Hal itu memang tidak salah, namun Imamat memperlihatkan kepada kita polusi dosa terhadap perkemahan juga dihilangkan.

Introduction: Review of Israelite Structure

8 Mirip dengan pembersihan musim semi. Dimana orang-orang membersihkan rumah dan hal lainnya. Apakah hal ini sama dengan perayaan imlek orang Chinese atau puasanya orang Islam? 9 Jika dikatakan bahwa dosa umat mempengaruhi ruang Maha Kudus, apakah hal ini berarti bahwa dosa tersebut juga mempengaruhi pribadi Allah atau pun kehadiran Allah? Tentu saja tidak mempengaruhi pribadi Allah, hanya saja dosa umat mempengaruhi kerelaan Allah hadir ditengah-tengah umat yang berdosa.

Page 16: Christ’s Atonement: The Hope of Creation · PDF file® tjudavidgunawan@gmail.com / Januari 2013 [3] Some further issues: - Problem of the corruption of creation - The place of ritual

® [email protected] / Januari 2013

[16]

Jeremiah 31:34 dan diulangi oleh penulis Ibrani 8. Ayat-ayat seperti itu bukan soal Allah ingat atau tidak ingat terhadap dosa, namun dosa-dosa itu diambil dan akibat dosa itu sudah diatasi.

1. Modern perspective on ritual

a. Dead? - Thoughtless, repetitive actions that have little or no meaning ‘going through the

motions’ - Di dunia Barat, isitilah ritual biasanya dikaitkan dengan kematian. Dan orang-orang

mempunyai konotasi yang negatif terhadap kata ritual. Selain itu ritual diasosiasikan dengan gereja-gereja tradisional. Banyak orang menilai bahwa gereja-gereja seperti itu sudah mati karena hanya secara ritual namun tidak mengerti kenapa mereka melakukannya.

- Di dunia barat banyak pemikiran skeptis terhadap ritual.

b. Superstitious? Ritual as superstitious expressions with little meaning. Pemahaman terhadap ritual Cuma bersifat tahayul tentu saja salah. Para sosiolog menemukan bahwa cara beribadah (ritual) yang berulang-ulang sangat penting membentuk seseorang berpikir dan relasinya dengan masyarakat.

c. Modern Ritual Contoh sederhana mengenai ritual / tindakan yang diulang: menganti ban mobil dan pernikahan. Ada urutan dan hal-hal yang kita lakukan. Kedua tindakan itu juga mencakup emosi. Jadi di dalam pernikahan adalah sesuatu yang sengaja dilakukan / direncanakan sehingga menimbulkan emosi dan arti. Pernikahan itu dirancang sedemikian rupa supaya kelihatan maknanya dan kita senang, dan untuk menegaskan bahwa persetujuan sudah didapatkan. Bagaimana dengan mengganti ban? Kita tentu saja tidak merencanakannya bukan. Hal itu adalah sesuatu penting namun tidak mempunyai arti simbolik. Kita seringkali melakukan suatu tindakan yang berulang-ulang (ritual) namun tidak memiliki arti simbolik. - What identifies qualifies as ‘ritual’? - Ritual, therefore, is a set of symbolic acts

2. Ritual and Symbol

a. What is a symbol? Simbol adalah sesuatu yang menunjuk lebih dari dirinya sendiri. Dan simbol membawa kita melampaui sesuatu. Contohnya saja Salib di dalam setiap gereja yang menyimbolkan tentang Tuhan Yesus Kristus. Ketika kita melihat salib itu, kita tidak hanya sekedar melihat 2 batang kayu dibentangkan namun membawa kita mengingat karya Kristus. Simbol seringkali memiliki banyak arti. Pada jaman Romawi, salib merupakan simbol kematian yang mengerikan. Jadi simbol mempunyai arti namun arti-nya harus dilihat berdasarkan konteks masyarakatnya.

b. Is all ritual symbolic?

Page 17: Christ’s Atonement: The Hope of Creation · PDF file® tjudavidgunawan@gmail.com / Januari 2013 [3] Some further issues: - Problem of the corruption of creation - The place of ritual

® [email protected] / Januari 2013

[17]

Ritual “a complex performance of symbolic acts, characterized by its formaly, order, and sequence, which tends to take place in specific situations, and has as one if its central goals the regulation of the social order.”

1) Ritual is complex performance of symbolic acts 2) Ritual is characterized by formality, order, and sequence 3) Ritual tends to take place in specific situations

Ritual cenderung terjadi di dalam situasi tertentu, misalnya ibadah yang formal terjadi pada jam dan tempat yang sama.

4) Ritual has one if its central goals the regulation of the social order. Tujuan utama dari ritual adalah pengaturan peraturan dari komunitas sosial.

c. Symbolic nature of Israelite ritual - The rituals of Leveticus point to is order. Hal yang ingin ditunjukkan Imamat melalui setiap ritual yaitu keteraturan ciptaan.

d. Israel as God’s ‘new creation’ The Levitical rituals which God commands Israel to enact are symbolic of the restoration of the orginal boundaries established by God, the created order of the camp. Allah memisahkan Israel dari bangsa-bangsa lain agar menjadi bangsa / ciptaan yang kudus. Menjadi kudus artinya dipisahkan. Di dalam ciptaan baru yang kudus ini adalah bait Allah tempat Allah berdiam. Perkemahan Israel dengan kemah suci di tengahnya, ingin menunjukkan kepada kita mengenai Allah sebagai pusat. Supaya Allah dapat tinggal di tengah-tengah umat-Nya, maka batasan-batasan tersebut harus dipulihkan. Pentahiran menengakkan kembali batasan-batasan yang telah ditetapkan oleh Allah.

Session 2: Meaning of Sacrifice for Israel Introduction Ketika Israel melakukan simbol-simbol tersebut, Allah di dalam realita melakukan semua tindakan itu untuk masa yang lalu, saat ini, dan akan datang. Persembahan-persembahan tersebut mewakili apa yang Allah lakukan dan semuanya itu akhirnya menunjuk kepada Kristus. Substitutionary atonement? Why substitution? Ide mengenai substitusi diserang selama 25 tahun terakhir ini, mengapa ide substitusi ini menjadi masalah? Apa masalahnya? Karena dianggap tidak adil. Bagaimana mungkin Allah menghukum seseorang yang tidak bersalah. Bagaimana bisa dikatakan keadilan, binatang dibunuh untuk mengantikan orang yang sesungguhnya berdosa? Mengapa Allah tidak mengampuni begitu saja? Kenapa hukuman itu perlu diberikan? Perlu kita pahami bahwa dosa menuntut hukuman. Mengapa Allah harus menghukum? Anselm dan keseluruhan tradisi telah menjawab bahwa Allah adalah sempurna dan adil, jika Ia tidak melakukan keadilan-Nya maka Ia telah membengkokkan keindahan ciptaan. Pertanyaannya adalah apakah ini benar memang substitusi? Beberapa ahli menyarankan bahwa hal itu bukan substitusi, mungkin ada pemahaman lain. I. Sacrificial Ritual

A. Substitution

Page 18: Christ’s Atonement: The Hope of Creation · PDF file® tjudavidgunawan@gmail.com / Januari 2013 [3] Some further issues: - Problem of the corruption of creation - The place of ritual

® [email protected] / Januari 2013

[18]

Sin demands punishment

B. The Text Lev. 1:3-9 (NRSV)

Let’s go to Lev. 4:3-12 (sin offering) Lev. 4:13ff (sin offering) Lev. 4:22ff (sin offering) Lev. 4:27ff (sin offering) Lev. 4:32ff So what pharses are repeated with each of these rituals?

And what is similar in the pratices of these rituals? - Peletakan tangan di kepala binatang - Darah dipercikkan - Di hadapan Tuhan - Penatua mewakili masyarakat Jadi walaupun setiap kasus Imam yang menyembelih korban, dan hal lainnya, tetapi orang berdosa (siapapun dia) merekalah yang menumpangkan tangan ke atas ke kepala bintang. Yang menumpangkan tangan adalah pendosa itu sendiri atau perwakilannya. Apa arti dari penumpangan tangan ini?

C. Laying on of hands

Penumpangan tangan adalah simbol akan sesuatu. Apa yang disimbolkan? Ada beberapa kemungkinan! - Identification

Yaitu si pendosa mengidentifikasikan dirinya sama seperti binatang yang akan dikorbankan.

- Representative (perwakilan) Jadi sama seperti imam mewakili umat di hadapan Allah, dan idenya adalah binatang tersebut mewakili di pendosa. Jadi bintang disini menjadi simbol ketidakmurnian dari komunitas. Namun, apakah ada perbedaan esensi dengan substitusi? Jika seorang pengacara mewakili seseorang di pengadilan, hal ini berarti si pengacara secara efektif menggantikan terdakwa. Dengan kata lain, segala yang dibicarakan oleh pengacara mewakili si terdakwa. Pemahaman ini menjadi kurang pas ketika kita kaitkan dengan hukuman, dimana si pengacara itu tidak akan menanggung hukuman yang saya terima.

- Substitute Hal ini sulit dibedakan dengan representative. Apakah kita mau mengatakan binatang itu mewakili saya atau mensubstitusi saya, tetap intinya binatang tersebut disembelih dan menggantikan saya.

Ketika menyatukan semua pemahaman di atas, maka dengan penumpangan tangan tersebut untuk menyatakan bahwa “pada hari ini binatang tersebut adalah saya, dan apa yang didapatkannya seharusnya merupakan hukuman yang harus saya dapatkan. Dia membayar harga terhadap apa yang saya lakukan. Hal ini menyebabkan saya tidak perlu dihukum lagi karena sudah diwakili oleh binatang tersebut.” Jadi mereka yang beragumentasi bahwa binatang ini hanya mewakili; tidak mensubstitusi, berarti mereka tidak memahami tentang penghukuman tersebut.

Page 19: Christ’s Atonement: The Hope of Creation · PDF file® tjudavidgunawan@gmail.com / Januari 2013 [3] Some further issues: - Problem of the corruption of creation - The place of ritual

® [email protected] / Januari 2013

[19]

What is the point of the sacrifice? [apakah tujuan dari pengorbanan ini] The various sacrifices demonstrate that the central concern of atonement is purification.

semua korban itu menunjukkan pemulihan batasan antara hidup dan mati. Semuanya itu bertujuan untuk memulihkan ciptaan YHWH. Jadi semuanya ini menolong kita akan memahami bahwa pengorbanan Kristus berfungsi untuk memulihkan keadaan kita dan dunia ciptaan. Addnotes: Ketika kita berbicara tentang Allah, maka kita berbicara mengenai Dia melalui analogical.

Univocal : kata dengan 1 arti saja. Contoh: air Equivocal: kata yang memiliki 2 arti yang sangat berbeda. Contoh: bat (bisa berarti kelelawar

atau tongkat baseball) Analogical: kita bisa saja berbicara kasih Allah lebih besar dari kasih kita atau kasih Allah

tidak sama seperti kasih kita. Semua nya itu adalah analogical.

DAY 6

IS JESUS A SACRIFICE? Session 1: Modern Issues with Sacrificial Language Rencana kelas minggu ini adala menyelesaikan mengenai pengorbanan, ciptaan baru, dan ide-ide ahli PB. Introduction: The Story of Jesus PB memberikan kisah tentang Tuhan Yesus dan setiap penulis Injil mempunyai pendengar sendiri dengan segala ketertarikan mereka. Namun kita tidak melihat ada perbedaan inti dasarnya yaitu:

Yesus anak orang Yahudi, lahir secara ajaib melalui Maria. Suami Maria adalah Yusuf. Ada orang suka kepada-Nya, dan ada yang tidak. Dia seringkali bertentangan dengan para ahli-ahli Taurat. Dia mati, disalibkan, dan pada hari ketiga dibangkitkan kembali.

Kisah tersebut sangat penting bagi iman Kristen. Pertanyaannya adalah: apa yang menjadi tujuan kematian-Nya? Apakah ini menjadi bagian rencana kekal Allah? Apakah kematian ini persembahan korban? Apakah penulis PB membicarakan dalam terminologi seperti itu? Jika ada, apa artinya? Apakah penulis PB melihat kematian Yesus sebagai sebuah persembahan korban? 1. What is sacrifice?

Page 20: Christ’s Atonement: The Hope of Creation · PDF file® tjudavidgunawan@gmail.com / Januari 2013 [3] Some further issues: - Problem of the corruption of creation - The place of ritual

® [email protected] / Januari 2013

[20]

Arti yang seringkali muncul berkaitan dengan sacrifice yaitu giving something up. Di Amerika, para orang tua mempunyai kebiasaan mereka harus mengorbankan sesuatu sehingga anaknya dapat memperoleh kehidupan lebih baik. Jadi mereka harus bekerja lebih keras dan rela tidak memakai uang yang mereka peroleh itu demi anaknya. The problem: The violant sacrifices of the OT were commanded by God Bagaimana Allah mengijinkan dan memerintahkan kekerasan yang sedemikian rupa?? Bagaimana gereja mengkaitkan pengorbanan Kristus dengan persembahan korban yang penuh kekerasan?

2. Critique of Sacrifice! A. Feminists

Kelompok feminis yang menolak paling keras mengenai pengorbanan. Joanne Carlson-Brown dan Rebecca Parker, mengatakan bahwa “The Image of God the father demanding and carrying out the suffering and death of his own son has sustained a culture of abuse and led to the abandonment of victims of abuse and oppression.” Dengan kata lain, mereka berpikir bahwa penganiyaan terhadap wanita dan anak-anak yang sudah baik didokumentasikan itu secara langsung berkaitan dengan gambaran yang diberikan oleh gereja dari Allah Bapa yang menuntut kematian yang mengerikan dari Bapa sendiri sebagai pembayaran dosa. Sayangnya, apa yang mereka tuduhkan itu memang terjadi beberapa kasus dimana ada pendeta yang menasihati wanita agar tetap tinggal di dalam situasi dimana mereka sangat menderita.

B. Pacific and Anabaptist thought Kelompok ini adalah kelompok yang cinta damai. Anabaptis bukannya tidak menaruh perhatian terhadap mereka yang dianiaya, hanya saja mereka mengkritik tentang gambaran Allah yang tidak terlalu baik di dalam ‘pengorbanan’ ini. Mereka mengatakan ‘the idea that Jesus’ death is a sacrifice offered to a holy God has the result of depicting God as requiring violence. The answer of some:

The OT sacrifice represent a ‘self-dedication’ to God rahter than a penalty of sin.

C. Rene Girard Salah satu tokoh yang sangat berpengaruh di dalam diskusi ini adalah Rene Girard. Girard thinks that the violence attributed to the work of God in Christ reveals a misinterpretation of how a loving God relates to human persons. Girard’s simple observation about violence:

Suatu kekerasan terjadi, pasti karena ada alasannya. Dia mengatakan bahwa persaigan adalah jantung dari kekerasan manusia. Human rivalry lies at the hearts of violence.

Pengorbanan (kekerasan) yang dilakukan justru untuk mencegah kekerasan di dalam komunitas (perang, dll), jadi lebih baik hal itu dilampiaskan kepada kambing hitam. For Girard, Jesus is the arch-scapegoat who liberates humankind.

Page 21: Christ’s Atonement: The Hope of Creation · PDF file® tjudavidgunawan@gmail.com / Januari 2013 [3] Some further issues: - Problem of the corruption of creation - The place of ritual

® [email protected] / Januari 2013

[21]

3. General NT Response Introduction: A. The Language of The Gospels

Do the gospels refer to Jesus as a “sacrifice”? What do you think? Penulis Injil tidak secara langsung mengacu Yesus sebagai persembahan korban atau Dia adalah persembahan korban. Reference langsung seperti itu tidak ditemukan. Tapi ide Yesus sebagai persembahan korban tersirat dalam beberapa texts, termasuk di dalam teks perkataan Yesus tentang diri-Nya sendiri. Pendengar Injil adalah orang-orang Yahudi pada abad I, dan Yesus adalah orang yang mempraktekkan keyahudian pada abad I. Mereka berpartisipasi dalam perayaan-perayaan Israel atau di dalam sistem persembahan korban. Jika Yesus meninggal umur 33 tahun maka Dia pasti sudah menjalankan persembahan korban perdamaian, dan ritual-ritual lainnya. Kenyataannya Yesus sendiri tidak pernah mengatakan bahwa “Aku adalah Korban”, jadi apa yang akan kita temukan di dalam teks PB?

B. Ransom Language Matius 20:28 dan Markus 10:45

Ayat itu mempunyai konotasi persembahan korban. Kata yang dipakai adalah lutron dan kata ini berkaitan dengan kata Ibrani kopher dimana kata itu berkaitan dengan kipper yaitu pengorbanan. Kata ini mempunyai pengertian tebusan; merelakan nyawanya untuk orang lain. Dengan pengertian itu, sebenarnya hal ini sama dengan istilah persembahan korban. Tanpa pembuktian kata seperti ini, secara teks sederhana saja kita dapat mengerti ayat tersebut merupakan suatu ayat yang berkaitan dengan membayar / memberikan nyawanya untuk menebus orang lain. Misalnya dalam kasus penculikan anak, agar anak tersebut tidak disakiti maka ada seseorang datang membawakan tebusan agar anak tersebut dilepaskan.

C. Lord’s Supper

Jesus’ words at the instituation of the Supper have sacrificial overtones. - His body is given and his blood is “poured out”

o Giving and pourign is ‘for his people’ Yesus memang tidak pernah mengatakan bahwa Ia adalah korban, namun ketika kita mempelajari PL dimana ketika darah kurban di percikkan di mezbah lalu kita kaitkan dengan kisah perjamuan kudus “tubuh diberikan dan darah dicurahkan untuk umat-Nya” maka seorang Yahudi abad I akan langsung memikirkan tentang hari pendamaian. Jadi ide tersebut akan membuat bayangan yang sangat familiar yang berkaitan dengan persembahan korban PL. Orang-orang pasti akan berpikir kenapa Yesus berbicara tentang diri sendiri dalam terminologi perngurbanan? Pendengar-Nya pasti bingung. Hal ini disebabkan ide persembahan korban yang merupakan suatu tradisi yang sangat mereka kenal tidak pernah berkaitan dengan “kurban manusia”; selalu binatang. Bukan saja kata ‘mencurahkan atau memberi’ tetapi ‘memberikan kepada umat-Nya’. Coba kaitkan dengan kata-kata persembahan korban di dalam PL.

D. The Gospel of John John 1:29 – “the lamb of God who takes away the sin of the world.”

Istilah “anak domba Allah” bukankah akan membingungkan pendengar-Nya? Tentu saja hal ini ingin menunjuk langsung pengorbanan.

Page 22: Christ’s Atonement: The Hope of Creation · PDF file® tjudavidgunawan@gmail.com / Januari 2013 [3] Some further issues: - Problem of the corruption of creation - The place of ritual

® [email protected] / Januari 2013

[22]

John 3:16 – “for God so loved the world that he gave his one and only Son that whoever belives on him should not perish but have everlasting life.”

Dalam teks tersebut tidak ada bahasa pengorbanan disana, namun alusinya jelas dimana teks itu menggambarkan suatu tindakan pengorbanan.

Jika kita melihat pada struktur Yohanes, kita dapat menemukan bahwa kematian Yesus adalah suatu persembahan korban. Injil Yohanes tidak seperti ketiga Injil lainnya, dimana kematian Kristus terjadi pada saat domba paskah dikorbankan. Jadi anak domba paskah adalah korban, dan di dalam struktur Injil Yohanes distrukturkan sedemikian rupa sehingga anak domba Paskah dan Yesus disejajarkan sedemikian rupa. Jadi Yesus adalah anak domba paskah yang menyelamatkan umat manusia. Di dalam peristiwa paskah yang pertama bukan soal pengorbanan namun kematian. Darah anak domba dioleskan di pintu dan anak sulung di dalam rumah akan diselamatkan. Di dalam 1 Yohanes 1:2, suratnya yang pertama membuat jelas bahwa Yesus adalah persembahan korban bagi kita.

E. Other non-Pauline texts

Acts 8:26-40 Filipus diarahkan oleh Roh Kudus ke jalan dimana sida-sida tersebut berjalan. Filipus membaca teks mengenai “hamba yang menderita.” Bahasa pengorbanan di Yesaya tidak bisa kita abaikan sebab semuanya berkaitan dengan penghukuman. Dan Filipus langsung mengacu bagian tersebut kepada Yesus. Di dalam Yesaya 53:8, dikatan “Ia terputus dari dunia orang-orang hidup”

1 Peter - 1 Peter 1:9 refers to Christ as a “lamb without blemish or defect”

Abad 1 Yahudi tidak mungkin membacanya tanpa mengaitkannya dengan persembahan korban. Petrus menyatakan bahwa dengan pengorbanan Yesus, orang disembuhkan. Dan Dia mengatakan bahwa Yesus menanggung dosa-dosa manusia di dalam tubuhNya sendiri. Alusi-alusi tersebut memang tidak terlalu jelas bagi kita namun harus kita ingat bahwa Petrus menuliskan suratnya kepada orang-orang Yahudi, jadi mereka tidak memerlukan penjelasan yang lebih detail lagi sebab ini langsung berkaitan dengan kehidupan orang Israel.

4. The Pauline Corpus Paulus tidak ragu-ragu memakai perkataan persembahan korban yang langsung berkaitan dengan Yesus. Rom 3:25, “God presented him [Jesus] as a sacrifice of atonement, through faith in his blood.” Rom 8:3, “for what the law was powerless to do in that it was weakened by the sinful nature, God did by sending his own Son in the likeness of sinful man to be a sin offering.”

Ada perbedaan terjemahan dengan Alkitab bahasa Indonesia. Semua ahli sepakat bahwa kematian Yesus adalah kematian terhadap dosa yang hanya dimungkinkan lewat persembahan korban.

Eph.5:2, “and live a life of love, just as Christ loved us and gave humself up for us as a fragrant offering and sacrifice to God.”

Page 23: Christ’s Atonement: The Hope of Creation · PDF file® tjudavidgunawan@gmail.com / Januari 2013 [3] Some further issues: - Problem of the corruption of creation - The place of ritual

® [email protected] / Januari 2013

[23]

Ide keseluruhan di Imamat, persembahan korban menjadi bau-bauan yang menyenangkan Tuhan. Teks di dalam Efesus tersebut langsung mengacu kepada konsep di dalam Imamat. 10

DAY 7 IS JESUS A SACRIFICE? (continued)

Lecture 1: Hebrew: Scapegoat or Sacrifice? Bagian ini merupakan pembahasan tentang pengorbanan Yesus berdasarkan kitab Ibrani. Kitab ini sangat kaya dengan bahasa PL yaitu mengenai persembahan korban. I. General overview of Hebrews

Hebrew is full of sacrifice language, the language of the cult. - Cult practices are re-imaged in terms of Christ

Ibrani merepresentasikan kitab Imamat di dalam gambaran tentang Yesus. Jadi kata-kata tentang pengorbanan, dan hal lainnya muncul begitu kental di Ibrani. Ibrani penuh dengan bahasa yang menyamakan Kristus dengan korban, sehingga hampir tidak mungkin menolak konsep itu. What about scholars who reject sacrificial language?

Banyak ahli menolak surat Ibrani oleh karena memang sejak awal, surat Ibrani ini banyak diperdebatkan. Namun banyak yang mengakui akan keabsahan surat Ibrani dan banyak gereja-gereja awal menerima dan mengkanonisasikannya.

II. Rene Girard – review from Yesterday Istilah ‘kambing hitam’ Rene Girard mempunyai pemahaman yang berbeda dengan lainnya. Inti dari segala yang Girard katakan adalah persaingan manusia, yaitu persaingan keinginan. Hal itu bukan impuls yang netral. Persaingan tersebut pada akhirnya berkaitan soal kuasa dan status. Untuk Girard, hal tersebut adalah inti permasalahan sehingga ketika kuasa suatu kelompok terancam, maka kekerasan akan muncul. A. The function of scapegoats

Release for the violent impulses of society.

B. Application of Christ Girard: Jesus is not a sacrifice

Dia menganggap bahwa tradisi yang menganggap Yesus sebagai persembahan korban adalah salah. Jadi, Yesus bukanlah persembahan korban yang Allah tuntut untuk menyelesaikan masalah manusia. Yesus adalah kambing hitam yang akan melenyapkan kambing hitam lainnya.

10 Pertanyaanku: Apakah orang Yahudi mempercayai Yesus sebagai Allah yang menjadi manusia? Sebab konsep Yesus sebagai anak domba Allah menempatkan Yesus sebagai korban bukan pelaku (subject)! Jawaban: Mereka kesulitan memahami hal tersebut baik jaman dulu maupun jaman sekarang. Mereka tidak bisa mempercayai Tuhan Yesus. Gereja saja membutuhkan 400-an tahun untuk menyelesaikan perdebatan tersebut.

Page 24: Christ’s Atonement: The Hope of Creation · PDF file® tjudavidgunawan@gmail.com / Januari 2013 [3] Some further issues: - Problem of the corruption of creation - The place of ritual

® [email protected] / Januari 2013

[24]

C. More specifically….

Kepingan-kepingan pemikiran Girard ini bisa diterima, namun akan jadi masalah di dalam gambaran besarnya sebab kita pada akhirnya akan melihat Yesus sebagai korban kekerasan. Sehingga apa yang Yesus lakukan itu terlihat sebagai mimetic dari persembahan korban. Jesus is the scapegoat to end all scapegoats. Jesus unmask the mimetic nature of ritual sacrifice. What do we mean by “mimetic nature of sacrifice” and “scapegoat”?

D. Mimesis Apa itu mimetic persembahan korban? Mimetic mencakup ide mencontohi seseorang, dan perwakilan. Mimesis: imitation, mimicry, and representation - Girard expalins, “The sacrifice serves to protect the entire community from its own

violence; it prompts the entire community to choose victims outside itself.”11 Girard thinks that the role of sacrifice in a community “is to stem this rising tide” of indiscriminate violence What are these ‘proper channels?’ - The scapegoat

Kambing hitam adalah orang diluar dari 2 kelompok yang bertikai. Jika ia salah satu dari mereka maka kekerasan pasti berlanjut. Kambing hitam tersebut berfungsi untuk memurnikan kekerasan.12

So what does all of this have to do with the sacrificial system in Israel, or Christ’s sacrifice for the matter? - Isarel’s sacrificial system in not unlike other sacrificial systems, according to Girard.

Menurut Girard, jadi persembahan korban di Israel merupakan pelampiasan terhadap kambing hitam yang berfungsi untuk mencegah kekerasan di dalam kelompok-kelompok yang saling bertikai. Yesus tidak berfungsi seperti persembahan korban, Yesus berfungsi untuk menunjukkan kelemahan persembahan korban. Jesus merupakan pelampiasan kekerasan manusia dengan mengambil korban yang tidak bersalah. Jadi kematian Yesus merupakan kritikan terhadap sistem tersebut. Yang Yesus lakukan membukakan dan menunjukkan betapa jahatnya sistem ini. Dan menunjukkan kasih Allah kepada kita yang menuntut respon kita. Respon tersebut seharusnya berupa kehidupan yang tidak ada kekerasan. Jadi ini adalah penafsiran ulang Girard terhadap persembahan korban, dimana ia ingin mengkritisi kematian Kristus sebagai persembahan korban.

For Girard, Jesus does not function in continuity with this system but functions to reveal the system for what it is.

III. Critique of Girard

11 Girard, Violence and the Sacred, 8. 12 Jika kita berpikir seperti apa Girard katakan, maka sebenarnya kita tidak memahami betapa besar efeknya dosa.

Page 25: Christ’s Atonement: The Hope of Creation · PDF file® tjudavidgunawan@gmail.com / Januari 2013 [3] Some further issues: - Problem of the corruption of creation - The place of ritual

® [email protected] / Januari 2013

[25]

Primary problem: lack of understanding of the relationship between sin and sacrifice in the covenant between God and Israel. 1. Masalah terbesar di dalam pemikiran Girard [dan apa yang disebut dengan kambing hitam]

yaitu tidak mengerti akan efek dosa dan murka Allah. Girard berusaha seperti apapun maka dia akan kesulitan memahami tentang pergorbanan di Israel.

2. Tidak bisa melihat adanya konflik internal sehingga diperlukan korban. Allah memberikan perintah yang sangat detail di dalam persembahan korban, bukan hanya cara pelaksanaannya, tetapi juga alasannya. Tujuan utama dari persembahan Israel adalah mentahirkan dan memulihkan perkemahan sehingga umat bisa hidup di hadapan Allah, bukan soal pelampiasan kekerasan. Tidak ada petunjuk sama sekali bahwa persembahan korban menunjuk kepada pelampiasan korban.

Mereka yang bergantung kepada Girard benar-benar tidak ada kesinambungan antara persembahan korban PL dengan kematian Kristus dan mereka kesulitan juga di dalam memahami Ibrani.

Session 2: What says Hebrews? Introduction Cara penyelesaiannya adalah melihat apa yang ditulis oleh Alkitab. Apakah Ibrani meneguhkan Kristus sebagai persembahan korban? Apakah penulis Ibrani melihat kesinambungan kematian Kristus dengan kematian di PL? Apakah penulis mengatakan persembahan korban di PL tidak ada kaitannya dengan kematian Kristus? Apakah hal tersebut berbeda? I. The Audience

Jewish Christians. Primary message: the supremacy of Jesus Christ

With regard to sacrifices: Jesus is both like and unlike the Jewish sacrifice Penulis Ibrani menuliskan suratnya kepada orang Kristen Yahudi. Hal ini berarti mereka sangat kenal dengan praktek-praktek dengan persembahan korban di PL. Sebelum menjadi Kristen, mereka mempraktekkan apa yang dilakukan di dalam PL. Tema dari Ibrani adalah supremasi Kristus yang absolut. Ahli-ahli tidak memperdebatkan tema ini. Surat ini menunjukkan Yesus hebat dalam banyak hal, dan salah satunya adalah kita melihat dalam nuansa persembahan korban.

II. Jesus, the ‘more perfect’ sacrifice A. Hebrew 1:3

Jesus is the one making purification, making the offering. Hal ini mengingatkan kita akan ritual penghapus dosa di dalam Imamat / persembahan korban pemurnian. Hasilnya adalah pentahiran. Disini Yesus disebut sebagai orang yang mengadakan penyucian dosa. Yang belum kita lihat dari ayat ini adalah ide pengorbanan diri. Tetapi yang jelas apa pun dipersembahan itu untuk penyucian dosa. Jadi apa yang Yesus lakukan mekanisme kambing hitam, tetapi penyucian dosa.

B. Hebrew 2:17 Christ is called the “sacrifice of atonement” or the “expiation”

Page 26: Christ’s Atonement: The Hope of Creation · PDF file® tjudavidgunawan@gmail.com / Januari 2013 [3] Some further issues: - Problem of the corruption of creation - The place of ritual

® [email protected] / Januari 2013

[26]

Kita masih belum melihat konsep pengorbanan diri disini, namun apa yang Ia lakukan adalah pelayanan terhadap Allah. Bukankah hal ini menyatakan, dalam suatu nuansa, Allah menuntut hal ini? Sebab ada teolog yang mengatakan bahwa Allah tidak menuntutnya.

C. Hebrew 7:27 - Clear comparison between Jesus and the OT priests - Continuity and discontinuity. Maksunya kita tidak harus melakukan persembahan

korban itu berulang-ulang, cukup sekali saja. Selain ada ketidaksinambungan di dalam keimaman. Jadi Yesus meneguhkan keimaman yang baru. Penulis Ibrani menyamakannya dengan imam Melkisedek.

ada beberapa hal yang menarik dengan ayat ini. Dalam PL, sang Imam harus menyucikan dirinya sendiri sedangkan dalam teks ini Yesus tidak perlu melakukannya. Dalam PL sang Imam melakukannya untuk umat, sedangkan dalam bagian ini Yesus hanya perlu melakukan sekali saja. Penulis Ibrani mengatakan bahwa Yesus bukanlah dari keturunan Harun, namun ada perbandingan yang menarik yaitu Yesus dan Melkisedek.13 Bukannya keimaman dari Harun sudah usang namun pada kenyataannya keimaman Yesus dan Harun berbeda. Tidak perlu ada lagi persembahan korban karena Yesus telah menyucikan kita dengan pengorbanan diri-Nya satu kali untuk selamanya. Penyucian terjadi satu untuk selama-lamanya; setiap orang di dalam Kristus dianggap tahir. Ibrani tidak mengatakan bahwa kita tidak membutuhkan persembahan korban! Kita membutuhkan persembahan korban yaitu persembahan korban Kristus sendiri; satu kali untuk selamanya. Apakah kematian Kristus merupakan suatu bentuk pembalasan di dalam mekanisme yang rusak? Apakah kematian Kristus merupakan kambing hitam? Sama sekali tidak ada!

D. Hebrew 9:1-10:18 1. Structure and divisions of the earthly tabernacle and the work of the priests and the

High Priest in the tabernacle. 2. How Jesus’ work is comparable to the work of the Aaronic priesthood. Emphasis: christ did not come to overturn a system of violent sacrifices, but to fulfill is through his own sacrifice. Penulis Ibrani memberitahukan sebuah kenyataan bahwa persembahan korban yang berulang-ulang menunjukkan inferior dari persembahan tersebut, disisi lain ia menunjukkan superior dari pengorbanan Kristus. Hal ini bukan berarti penulis menunjukkan sesuatu yang berbeda, namun tetap ada kesinambungannya. Penulis menunjukkan bahwa 1) pentahiran perkemahan, dan 2) pengambilan dosa, dilakukan oleh Yesus sendiri dan dengan darah-Nya. Satu-satunya kritik penulis Ibrani terhadap persembahan korban PL yaitu, persembahan korban di PL kurang sempurna (inferior)

13 Melkisedek adalah raja kebenaran. Walaupun Melkisedek bukan keturunan Harun, penulis Ibrani menganggapnya sebagai imam. Ketika pembaca Ibrani mendengar bahwa Yesus adalah Imam Besar. Mereka tentu saja tidak setuju dengan ide tersebut. Oleh karena itu, penulis Ibrani menunjukkan bahwa Melkisedek juga bukan keturunan Harun, sebab ia ada sebelum Harun. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam konteks PL seorang imam harus muncul dari keturunan Harun. Boleh dikatakan Melkisedek adalah orang yang tiba-tiba datang dan tidak tahu darimana. Ia figure yang aneh di dalam PL. Itulah point kenapa penulis memakai Melkisedek dikaitkan dengan Tuhan Yesus.

Page 27: Christ’s Atonement: The Hope of Creation · PDF file® tjudavidgunawan@gmail.com / Januari 2013 [3] Some further issues: - Problem of the corruption of creation - The place of ritual

® [email protected] / Januari 2013

[27]

Jelas bagi kita bahwa tujuan dari persembahan korban adalah pengampunan dosa. Persembahan korban Kristus merupakan pengampunan sekali untuk selamanya (Ibrani 9:26). Melalui Ibrani 9:26 kita pun diberitahu untuk apa dan mengapa Dia melakukannya.

E. Hebrew 10 (especially the ref. to Ps. 40) Does this mean that God does not need, nor did he ever want sacrifices? Di dalam Ibrani 10, penulis mengutip beberapa kali Mazmur 40 dan mengacu kepada Kristus. Ada beberapa level penafsiran dalam ayat-ayat yang bersifat yang agak aneh, yaitu: 1. Kitab Imamat. Kitab Imamat adalah kitab paling lengkap dalam mendeskripsikan tentang

persembahan korban. Dan ungkapkan itu adalah Allah memanggil Musa untuk memberitahukan kepada umat Israel.

2. Jika kita memakai beberapa ayat Alkitab saja untuk mengatakan bahwa “Allah tidak menginginkan persembahan korban” hal itu bersifat eisegesis, bukan eksegesis.

3. Kita membutuhkan 1 persembahan korban yaitu persembahan korban Kristus satu untuk selamanya.

The Conclusion of the author of Hebrews: not that sacrifices are or were unnecessary.

- Rather, as with the overarching theme of Hebrews, Jesus is superior in every way, including as a sacrifice of atonement.

- His sacrifice has rendered the sacrificial system obsolete, no longer necessary.

DAY 8 JESUS’S SACRIFICE AND NEW CREATION

Session 1: Prophetic Anticipation of Physical Restoration Introduction Kemarin kita sudah melihat tujuan pengorbanan Israel yaitu mentahirkan perkemahan, menegakkan kembali antara tahir dan tidak tahir sehingga melaluinya memungkinkan Allah tetap tinggal di dalam perkemahan tersebut. Persembahan korban berfungsi untuk menyucikan tanah perjanjian [di luar perkemahan]. I. Disobedience and Pollution

A. The Big Three Bangsa Israel melakukan banyak pelanggaran, namun ada 3 kategori besar:14 1. Idolatry 2. Child-Molech service 3. Necromancy (magic, especially use of mediums to interact with the dead)

Kenapa para nabi menyebut ketiga hal tersebut sebagai dosa yang besar? Karena ketiga pelanggaran tersebut merupakan gambaran identitas / jantung dari Israel. Israel haruslah seseorang yang bergantung dan bersandar kepada Allah. Hukuman paling berat diberikan kepada pelanggaran-pelanggaran ini. Hukuman tersebut disebut karet.

B. Karet

14 Apakah ketiga orang Israel melakukan ketiga pelanggaran ini, mereka langsung dirajam batu atau dapat diampuni melalui proses persembahan korban? Ketika mereka kedapatan melakukan pelanggaran tersebut, mereka akan langsung dihukum, jadi tidak ada kesempatan kedua untuk pertobatan.

Page 28: Christ’s Atonement: The Hope of Creation · PDF file® tjudavidgunawan@gmail.com / Januari 2013 [3] Some further issues: - Problem of the corruption of creation - The place of ritual

® [email protected] / Januari 2013

[28]

Hukuman ini adalah hukuman dirajam batu. - Carried out by the community, often in the form of corporate stoning Why a community response to these sins? - Potential pollution of the community.

Dosa ini berpotensi mempengaruhi yang lain, misalnya A pergi ke tukang sihir, maka dia pasti akan mengajak yang lain untuk datang.

C. Pollution Dosa-dosa yang dilakukan oleh orang Israel menjadi polusi bagi sesamanya, bahkan komunitasnya dimana seluruh perkemahan ikut berpartisipasi di dalam dosa ini. Oleh karena itu hukuman terhadap dosa ini begitu beratnya. - People - Land

D. Result of Pollution

- If Israel follows the legacy of the previous inhabitants of Canaan, they too will defile the land and the land will “vomit you out as it vomited out the nations that were before you.” (Lev.18:27-28).

Orang-orang yang melakukan polusi, maka komunitas harus ‘menyingkirkan’ mereka, jika komunitas tidak melakukannya maka tanah akan ‘memuntahkan’ mereka. Idenya adalah jika seseorang dengan sengaja menantang Tuhan maka mereka akan mendapatkan penghukuman tersebut. But judgment is not the last word. There is hope.

Sejalan dengan kata penghakiman terhadap Israel diberikan juga antisipasi nubuat terhadap pemulihan. Apa yang diantisipasikan oleh para nabi?

II. Restoration of Israel What does restoration involve? What was anticipated by the prophets? A. Spiritual Restoration

Is. 29:22-24 Menunjukkan ada perubahan di dalam Israel

Is. 35:8ff Walaupun kebanyak teks ini berbicara mengenai pemulihan secara fisik, namun pemulihan secara rohani juga ada disini. Akan ada jalan yang disebut dengan jalan kudus. Tidak akan ada orang tahir yang tidak berjalan disitu. Jadi pemulihan secara rohani juga dibicarakan disini.

Jer.31:31-34 John Calvin: This is deep essential change. Calvin mengatakan bagian ini sebagai perubahan mendalam yang sangat esensi. Mengenal Allah dan melakukan apa yang menjadi standardnya merupakan suatu perubahan yang esensi.

B. Physical Restoration General - Promise of fruitfulness, security, and peace

To the Land - Restoration of the people of Israel to the promised land (Jer.32:37)

Page 29: Christ’s Atonement: The Hope of Creation · PDF file® tjudavidgunawan@gmail.com / Januari 2013 [3] Some further issues: - Problem of the corruption of creation - The place of ritual

® [email protected] / Januari 2013

[29]

Of the Land - Spiritual restoration will have effects on the land itself

o Is.58:12 o Joel 2:22-27

Jadi kehancuran tanah karena dosa, akan dikembalikan dimana tanah akan menjadi subur dan berbuah bagi Israel. Apakah saudara melihat bagian itu bahwa Allah langsung berbicara kepada binatang-binatang? Apa artinya bagi kita? Tuhan menaruh perhatian kepada binatang-binatang. Binatang-binatang tersebut pun akan dipulihkan.

o Ez.36:1 Bukankah hal yang menarik dimana Yehezkiel diperintahkan bernubuat kepada gunung-gunung? Di dalam nubuatnya terhadap gunung-gunung, dia berkata tetnang masa yang akan datang dimana tanah tersebut akan kembali bertunas dan berbuah. Jadi para nabi meihat ada waktunya pemulihan rohani dan pemulian dari bumi. Sehingga kita melihat baik secara rohani dan fisik merupakan bagian integral dari karya penyelamatan-Nya.

The prophets foresee a time a both spiritual restoration and restoration of the earth – land, plants, and animals.

Is. 34: universal effect of God’s judgment Tuhan memberikan penghukuman terhadap bangsa-bangsa disekitar Israel dan akhirnya kepada Israel. v. 9 kita melihat dengan jelas bahwa tanah juga menderita.

Is. 35: turn from judgment to promise - Physical restoration for humans, and the whole earth.

Session 2: Connection of Restoration to Cult Ritual Introduction Kehidupan yang dihidupkan di hadapan Allah adalah kehidupan di dalam keharmonisan yang diinginkan Allah di dalam ciptaan-Nya. Seperti yang kita ketahui bahwa ada banyak cara Israel menjadi najis. Kenajisan mereka itu juga membuat kenajisan terhadap tanah-tanah yang mereka tempati. I. Importance of presence

What does this defilement mean for Israel? A. Defilement and loss B. Departure of God

Ez.10-11: merupakan teks yang menyedihkan dimana Yehezkiel mengambarkan the departure of God’s glory (kabod) from the temple in Jerusalem. Beberapa kali di dalam pasal ini, Allah berkata kepada Yehezkiel, “apakah kamu melihat apa yang dilakukan oleh orang Israel di dalam kegelapan?” Segala perbuatan kekejian Israel sudah mencemari akan bait Allah. Orang-orang Israel benar-benar tidak peduli dengan pelanggaran yang mereka lakukan. Perginya Tuhan menandakan berarkhirnya sebuah relasi, dimana Raja yang Ilahi tidak akan tinggal bersama-sama umat-Nya sebab tanah itu telah dinajiskan. Jadi kita melihat hasil akhir dari penajisan ini yaitu 1) umat dimuntah oleh tanah tersebut; 2) Allah meninggalkan mereka. Cara menyelesaikan permasalahan tersebut adalah pentahiran kembali.

C. Need for cleansing

Page 30: Christ’s Atonement: The Hope of Creation · PDF file® tjudavidgunawan@gmail.com / Januari 2013 [3] Some further issues: - Problem of the corruption of creation - The place of ritual

® [email protected] / Januari 2013

[30]

Dalam proses pentahiran, orang-orang Israel tidak mampu lagi memberikan persembahan korban dengan tulus. Praktek ritual mereka tidak lagi lahir dari iman dan ketaatan. Mereka tidak mampu lagi memberikan persembahan kepada YHWH. Lihat teks Yesaya 4:4; Yeremia 33:8; Yeh.36:25. Hal ini berarti bahwa persembahan korban yang mereka lakukan tidak ada gunanya; mereka melakukan persembahan korban atau tidak, tidak ada artinya. Pembuangan dapat dimengerti sebagai suatu bagian dari penghukuman tetapi juga merupakan bagian dari pentahiran. Ada 2 kambing di dalam pentahiran. Yang satu diburu dan dipersembahan di mezbah, dan satunya lagi [imam akan menaruh tangannya ke kepala kambing ini] lalu dibawa keluar dari perkemahan menuju padang gurun. Dengan pengertian kambing tersebut membawa semua ketidaktahiran /dosa keluar dari perkemahan. Jadi tanah perjanjian akan menjadi tahir ketika seluruh orang yang tidak tahir tersebut keluar dari tanah perjanjian [menuju padang gurun]. Dan hal ini mengingatkan kita kenapa orang-orang Israel harus berada di padang gurun begitu lama yaitu dengan tujuan untuk dimurnikan kembali. - The problem: pollution - The solution: anticipated be the prophets: cleansing, atonement

II. How will Israel be cleansed?15

A. Failure of Sacrifice B. The exile and the scapegoat C. Cleansing in Ezekiel and Isaiah

In addition to this “sprinkling,” Ezekiel also spends time describing the renewed temple with an emphasis on clean and unclean. This is a comprehensive vision of restoration Further description in Ezekiel’s vision of the valley of the dry bones - Zion will have the name, “The LORD is there” (Ez.48:35) Hints that this cleansing will involve more than Israel - End of chapter 47

Gambaran Sion di pasal 47 ini melampaui gambaran tentang Eden karena pasangan yang pertama mewakili umat manusia dan Eden mewakili seluruh bumi. Jika kita membaca dimensi bait Allah yang digambarkan oleh Yehezkiel maka hal itu sangat besar, dan pemulihannya lebih besar dari apa yang kita bayangkan.

- Temple and city in chapters 40-48 Bagian tersebut menunjukkan pemulihan yang lebih besar dari Israel.

D. The Suffering Servant Like Ezekiel, Isaiah describes restoration involving all of creation and that this restoration will be the work of God. - Is. 1: defilement

Gambaran tentang berbagai penajisan yang terjadi, namun di dalam konteks gambaran yang akan datang, dikatakan bahwa Allah akan memulihkan segala sesuatu.

- Is. 4: future time when god will clean Israel of her impurities; she will be holy, no longer impure

15 Di dalam Imamat 21:16-23, ada satu banyak bagian yang sulit dimengerti. Salah satunya adalah Imamat 21:16-23. Pertanyaanya: Mengapa kelihatannya Tuhan berlaku kejam terhadap orang cacat?

Page 31: Christ’s Atonement: The Hope of Creation · PDF file® tjudavidgunawan@gmail.com / Januari 2013 [3] Some further issues: - Problem of the corruption of creation - The place of ritual

® [email protected] / Januari 2013

[31]

Mereka akan menjadi kudus. Hal ini mengingatkan kita Imamat…. ‘jadilah kudus, sebab Aku kudus’

- Is. 52 also suggests that Israel will once again be pure. Dinyatakan lagi bahwa Israel akan dimurnikan.

- So what or who will bring about this cleansing? o The work of the servant (Is.52:13-53:12)

- The overall picture presented by Isaiah of the suffering servant: the servant performs the work of purification by his own sacrifice.

Untuk korban penebus salah, biasanya individu melakukan untuk komunitas dan secara cooperate. Kenyataan bahwa sang Hamba itu adalah korban, dan menyatakan bahwa Ia adalah tak bercacat dan murni, dan di dalam ayat-ayat sebelumnya dikatakan bahwa korban ini adalah untuk kita. Sang Hamba melakukan karya penyucian dengan dirinya sendiri sebagai korban. Dan ini menunjuk kepada system persembahan korban. Jadi dapat dikatakan bahwa system persembahan korban berkaitan dengan sang Hamba ini sendiri.

- Is.58:8b Tema pemulihan ada diseluruh kitab Yesaya.

- Is.65:20-21 Bagian ini kelihatannya ada kaitannya dengan Kejadian 3.

So what is the work of this servant? In a word: atonement

The result of the work of the servant: The restoration of the order of creation that allows for fullness of life in the presence of God.

DAY 9 THE SERVANT, CHRIST, and NEW CREATION

Introdcution I. Isaiah’s Suffering Servant

A. Who is He? 1. Isaiah

Banyak yang berargumen bahwa sang Hamba adalah Yesaya sebab pada jaman itu kehidupan seorang nabi memang sangat menderita. Namun ada banyak hal yang

Page 32: Christ’s Atonement: The Hope of Creation · PDF file® tjudavidgunawan@gmail.com / Januari 2013 [3] Some further issues: - Problem of the corruption of creation - The place of ritual

® [email protected] / Januari 2013

[32]

membuktikan bahwa sang Hamba tersebut bukan Yesaya. Pada pasal 53 kelihatannya sangat bertentangan dengan akhir kehidupan Yesaya. Walaupun Yesaya tidak dibunuh seperti yang dikatakan oleh tradisi, namun ia pasti akan dibuang seperti orang Israel lainnya. Bagaimana ia sebagai seorang manusia dapat menanggung dosa yang begitu banyak?

2. Israel Kemungkinan lain yang disarankana adalah sang Hamba tersebut adalah Israel. Israel memang sangat menderita oleh karena dosa mereka terhadap YHWH. Tetapi satu pertanyaan dapat kita pertanyakan, “apakah Israel menderita karena menggantikan orang lain seperti yang dinyatakan dalam janjian ini / apakah Israel menderita untuk orang lain? Apakah Israel tidak bersalah seperti sang Hamba ini?” Sang Hamba adalah orang yang benar dan menderita karena orang lain. Apakah Israel menderita karena ia benar? Tentu saja tidak. Pembuangan Israel karena dosanya sendiri.

B. NT References

Ada yang berargumentasi bahwa paling tidak ada remnant yang tidak bersalah pada saat pembuangan. Mungkin itu adalah salah satu cara dapat melihatnya. Sekalipun demikian, tafsiran tersebut masih tidak cocok dengan keseluruhan text ini, tidak cocok juga dengan PB yang kita tambahkan di dalamnya. Coba perhatikan beberapa tanggapan dan ekgese modern yang melihat apa yang ditulis oleh Yesaya mereferensi kepada Yesus. Luke 22:37

Teks ini adalah gambaran perjamuan kudus Yesus dengan murid-Nya. Hal tersebut adalah perkataan Yesus sendiri. Gambaran tentang hamba yang menderita adalah gambaran diri-Nya sendiri. Ia sendri mengidentifikasi diri-Nya dnegan teks tersebut.

Acts 8:26-35 Bagian ini mengatributkan hamba yang menderita itu sebagai Yesus

So why is this identity of Jesus with Isaiah’s suffering servant so important? - Karena apa yang telah dilakukannya adalah penebusan - Ada kaitannya dengan pemulihan - Yesaya memiliki banyak referensi terhadap hamba yang menderita ini di dalam

pengorbanannya - Ada 2 tempat di PB yang mengidentifikasikan hal ini, salah satunya adalah Yesus sendiri - Ibrani juga menggambarkan kematian Yesus secara khusus di dalam persembahan

korban - Teks Alkitab di berbagai tempat mengkaitkan korban hari pendamaian dengan Yesus

sendiri

II. Jesus’ sacrifice as Beginning of Restoration (182ff) A. Blibical Connections of Jesus of atonement

What can we conclude from this? - Persembahan korban untuk memulihkan batasan antara tahir dan tidak tahir. - Batasan-batasan tersebut, seperti yang dipahami oleh Imamat, adalah batasan

penciptaan. Jadi hal ini merupakan pengorganisasian kemah Israel, sama seperti Allah mengorganisasikan penciptaan. Ada nuansa pemisahan disana.

Is there any evidence that Jesus’ life, death, and resurrection bring about the renewal of creation?

Page 33: Christ’s Atonement: The Hope of Creation · PDF file® tjudavidgunawan@gmail.com / Januari 2013 [3] Some further issues: - Problem of the corruption of creation - The place of ritual

® [email protected] / Januari 2013

[33]

Penebusan / persembahan korban memulihkan keteraturan penciptaan, dan kemudian meluas sampai batasan tanah. Tetapi persembahan-persembahan korban tersebut terbatas dalam suatu nuansa karena persembahan korban tersebut tidak sempurna, maka kita melihat pengorbanan Yesus merupakan persembahan korban yang sempurna. Disitu kita dapat melihat bahwa ada kesinambungan persembahan korban dari Perjanjian Lama. Disitu kita bisa melihat pemulihan akan seluruh ciptaan.

B. Gospel Evidence of Restoration Apakah ada bukti di dalam PB bahwa kematian Yesus melakukan hal ini? Saya mengatakan bahwa kita dapat mengasumsikan hal ini ketika kita melihat kelanjutannya, dan asumsi ini masuk akal. Tetapi apakah ada bukti ayat-ayat Alkitab yang menunjukkan bahwa asumsi tersebut benar? Yesaya 35. Disitu kita melihat semua bertumbuh dengan baik; tidak ada yang tidak tahir. Teks itu mengatakan sesuatu lebih dari itu. Teks ini merupakan gambaran tentang pembalikan dari akibat dosa. Misalnya ayat 5-6. Bandingkan dengan Injil yang menggambarkan Yesus menyembuhkan orang buta. Is.35 and Jesus’ healing miracles - Mat.9:27-31, Mt.20:29-34 (cf. Mark. 10:46-52; Luke 35-43), and John 9:1-11. - Luke 7:21-23 (cf. Mt.11:2-6)

Bagian ini adalah bagian yang mencolok tentang apa yang Yesus lakukan. Murid-murid Yohanes pembaptis datang kepada Yesus berdasarkan permintaan Yohanes. Teks ini merupakan jawaban Yesus terhadap pertanyaan murid-murid itu. Sepertinya bagian ini adalah bagian yang sangat jelas mengacu kepada Yesaya. Tentu saja pendengar Yahudinya mengetahui gambaran di dalam Yesaya dan jawaban-Nya. Gambaran yang sangat jelas mengenai ciptaan baru dan di dalam terminology tersebut. Seolah-olah Yesus berkata, “apa yang kamu ketahui di dalam Yesaya 35 di dalam pemulihan ciptaan baru, sekarang semuanya ada disini.”

C. Pauline evidence of renewal in Christ

Col.1:15-20 Ta panta – pemenuhan dari segala sesuatu Seperti dikatakan di dalam Yohanes, ciptaan tersebut berkataan dengan Yesus. Paulus mengkaitkan pemulihan ciptaan dengan kebangkitan Kristus, dimana segala sesuatu tersebut didamaikan (ta panta) – menjadi seharunya.

2 Cor.5:17 dan Gal.6:15 Terjemahan yang lebih baik, “….siapa yang ada di dalam Kristus –ciptaan baru….” Paulus ingin mengatakan bahwa inilah ciptaan baru. 2 teks tersebut menyarankan bahwa apa yang terjadi melalui penebusan Kristus adalah ciptaan baru. Walaupun di dalam pemenuhan ciptaan tersebut menantikan sampai kedatangan-Nya yang kedua. Paulus selalu memakai konsep “already but not yet”

Rev. 21:1-22:5 Rev.5: hymn of victory to the Lamb who is “looking as if it had been slain” Bagian ini adalah literature apokaliptik dan sulit diterjemahkan. Wahyu adalah puncak karya Allah. Wahyu sepertinya menunjukkan restorasi pada ciptaan. Dan di dalam kitab ini adalah pola Kristologi yang melingkupi semuanya. Allah bekerja melalui sang Hamba mengalahkan si jahat untuk melaksanakan tujuan-Nya.

Page 34: Christ’s Atonement: The Hope of Creation · PDF file® tjudavidgunawan@gmail.com / Januari 2013 [3] Some further issues: - Problem of the corruption of creation - The place of ritual

® [email protected] / Januari 2013

[34]

Kekalahan musuh Allah sudah terjadi pada saat kematian dan kebangkitan Kristus, namun kemenangkan akhir akan datang. Kata ‘baru’ di dalam Wahyu 5 adalah nyayian yang baru, dan hal itu berkaitan dengan karya penebusan Kristus – permulaan ciptaan baru. Artinya permulaan ciptaan baru langsung berkaitan dengan kematian Kristus. Hal yang mencolok di dalam kitab Wahyu adalah hancurnya kematian. Ingat akan gambaran PL tentang kematian, dimana mencakup kematian fisik, kekacauan, jauh hadirat Allah, diusir dari perkemahan. Kematian bukanlah mula-mula ciptaan Allah. Kematian adalah musuh yang harus dihancurkan – walaupun kita tidak melihat kaitan langsung dengan kematian Kristus – namun gambaran ini merupakan gambaran yang cukup jelas di dalam tulisan Yohanes dimana penghancuran kematian merupakan akibat dari kemenangan sang Domba atas maut. Kematian – yang membuat polusi – sudah tidak ada lagi, hal ini berarti bahwa kematian Kristus menghilangkan ‘batasan’ dan kematian. Lilhatlah bagaimana Yohanes menyebut kota ini KUDUS (holy); yaitu satu tahap diatas tahir [lihat catatan di hari sebelumnya menyenai holy – clean – unclean]. Wahyu 21:1-4, 9, 10

Session 2 Question for discussion, thought: 1. Does this depiction of atonement offer anything at all tho those who suggest that atonement

glorifies violence? (Apakah disini yang membuat kita berpikir implikasi tentang kekerasan?)

2. Is this work at all helpful for thinking about issues related to creation stewardship, a hot topic of late?

3. Are the implications for atonement theology, Aulen’s model perhaps? (apakah yang kita bicarakan itu ada kaitannya dengan teologi penebusan khususnya dalam model Aulen?)

4. What implications are there for you? (Apakah ada implikasinya dengan kasih Kristus?) Pendapatku Pribadi: Kuliah ini memberikan wawasan baru dan cara berpikir secara teologis yang mantap dalam kaitannya dengan ekologi. Ini adalah penemuan yang hebat. Saya belum pernah membaca buku mengenai kaitan antara karya Penebusan dengan pemulihan ciptaan.