Chapter Report SHELDON

18
BAB I PENDAHULUAN A. Rasional Perkembangan kajian tentang manusia memunculkan berbagai macam bidang keilmuan yang sama-sama ingin memahami manusia, salah satunya adalah psikologi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku, aspek-aspek kejiwaan dan kepribadian yang terkait langsung dalam kehidupan manusia. Catatan sejarah menunjukan bahwa kajian mengenai kepribadian manusia telah ada semenjak abad ke-5 SM. Salah satu tokoh yang merintis psikologi konstitusional adalah Hippocrates yang mengelompokan kepribadian manusia berdasarkan bentuk fisik manusia dan temperamen. Perkembangan kajian psikologi konstitusi berjalan cukup lambat dibanding dengan teori psikologi dan kepribadian lainnya. Salah satu tokoh yang dikenal dalam kajian psikologi konstitusi adalah William Herbert Sheldon (1898-1977). Sheldon berupaya untuk menunjukan bahwa kepribadian juga dipengaruhi oleh aspek fisik. Menurut Sheldon, psikologi konstitusi merupakan kajian psikologis yang menela’ah aspek-aspek perilaku manusia 1

Transcript of Chapter Report SHELDON

Page 1: Chapter Report SHELDON

BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasional

Perkembangan kajian tentang manusia memunculkan berbagai macam

bidang keilmuan yang sama-sama ingin memahami manusia, salah satunya adalah

psikologi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku, aspek-aspek kejiwaan dan

kepribadian yang terkait langsung dalam kehidupan manusia.

Catatan sejarah menunjukan bahwa kajian mengenai kepribadian manusia

telah ada semenjak abad ke-5 SM. Salah satu tokoh yang merintis psikologi

konstitusional adalah Hippocrates yang mengelompokan kepribadian manusia

berdasarkan bentuk fisik manusia dan temperamen.

Perkembangan kajian psikologi konstitusi berjalan cukup lambat

dibanding dengan teori psikologi dan kepribadian lainnya. Salah satu tokoh yang

dikenal dalam kajian psikologi konstitusi adalah William Herbert Sheldon (1898-

1977).

Sheldon berupaya untuk menunjukan bahwa kepribadian juga dipengaruhi

oleh aspek fisik. Menurut Sheldon, psikologi konstitusi merupakan kajian

psikologis yang menela’ah aspek-aspek perilaku manusia yang berhubungan

dengan morfologi dan fisiologi manusia.

B. Rumusan masalah

Untuk memberikan arahan dalam pembahasan laporan bab ini perlu

dirumuskan hal-hal yang akan menjadi fokus kajian dalam pembahasan bab ini.

Rumusan permasalahan ini diformulasikan dalam bentuk pertanyaan sebagai

berikut :

1. Apa hakikat kepribadian dalam perspektif teori kepribadian konstitusional ?

2. Apa saja yang menjadi konsep dasar dari teori kepribadian konstitusional ?

3. Bagaimana implikasi teori kepribadian konstitusional dalam praktek layanan

bimbingan dan konseling?

1

Page 2: Chapter Report SHELDON

C. Tujuan penulisan

Tujuan penulisan laporan bab ini adalah :

1. Memahami hakikat kepribadian dalam perspektif teori kepribadian

konstitusional.

2. Mengetahui dan memahami konsep dasar teori kepribadian konstitusional.

3. Memahami implikasi teori kepribadian konstitusional dalam praktek

layanan bimbingan dan konseling.

D. Sistematika Laporan Bab

Laporan bab ini disusun dalam tiga bab pembahasan yang terdiri dari

Bab I membahas rasional, rumusan masalah, tujuan penulisan dan

sistematika penulisan laporan bab.

Bab II membahas mengenai William Herbert Sheldon : Tokoh Psikologi

Konstitusi Modern, dinamika kepribadian, hereditas dan kepribadian, dan evaluasi

terhadap teori Sheldon.

Bab III penutup membasah simpulan dan implikasi teori kepribadian

konsitusional dalam praktek layanan bimbingan dan konseling.

2

Page 3: Chapter Report SHELDON

BAB II

Constitutional And Genetic Views :

Teori Kepribadian William Herbert Sheldon

A. William Herbert Sheldon : Ide-ide Pokok Teori Konstitusi

1. Psikologi Konstitusi

William Herbert Sheldon lahir di Warwick, Rhode Island pada bulan 19

November 1898 dan meninggal pada 17 September 1977 di Cambridge,

Massachusetts.

Ide-ide Sheldon mengenai psikologi konstitusional didasari dari keyakinan

dan pemahaman Sheldon yang menyatakan bahwa struktur tubuh seseorang

merupakan faktor utama yang menentukan perilaku manusia.

Sheldon berkeyakinan bahwa kajian psikologi memerlukan pemahaman

mengenai antropologi fisik untuk memahami pengaruh struktur fisik terhadap

perilaku dan kepribadian individu.

Kata kunci dalam teori Sheldon yang harus dipahami terlebih dahulu

adalah istiliah konstitusional (constitutional). Istilah konstitusional dalam konteks

kajian psikologis merupakan istilah yang digunakan untuk faktor-faktor yang

terkait dengan dibawa sejak lahir atau dikenal dengan faktor genetik, dan

pengaruhnya terhadap kondisi saat ini.

Secara umum istilah konstitusional dalam terminologi psikologi hampir

sama dengan apa yang digunakan oleh Sheldon, namun Sheldon lebih

memfokuskan pada fungsi dari faktor-faktor genetik tersebut yang dapat dilihat

dan ukur dalam rentang perkembangan individu.

Psikologi konstitusi menurut Sheldon merupakan sebuah kajian mengenai

aspek-aspek psikologis dari perilaku manusia yang terkait dengan morfologi dan

fisiologis tubuh manusia.

Konstitusi merupakan aspek yang secara relatif tidak berubah dalam diri

individu. Seperti halnya morfologi tubuh (bentuk dan struktur tubuh), fungsi

kelenjar endoktrin. Sheldon menunjukan bahwa fungsi-fungsi tubuh manusia akan

berdampak pada perilaku manusia.

3

Page 4: Chapter Report SHELDON

Studi yang dilakukan oleh Sheldon mengenai ukuran dan bentuk tubuh

manusia memberikan satu pemahaman bahwa ketika kita memahami keberadaan

manusia (dalam hal ini ketika manusia terbentuk ), maka kita akan bisa

memahami dinamika manusia, bagaimana manusia merasa, berpikir dan

berperilaku.

2. Somatotypes : Analisis Kepribadian Berdasar Tipe Tubuh

Istilah somatotype berasal dari kata Yunani kuno yaitu somato yang berarti

tubuh. Istilah ini diadopsi oleh Sheldon untuk hasil penelitiannya mengenai

bentuk tubuh manusia.

Istilah somatotype terkait dengan istilah morphogenotype atau struktur

biologis manusia. Terdapat dua konsep utama dalam morphogenotype yaitu

genotype yaitu konstitusi genetik, dan phenotype merupakan apa yang dapat

terlihat dari raga manusia, dalam arti struktur tubuh terluar yang dapat dilihat dan

diamati.

Sheldon berpendapat bahwa terdapat struktur biologis hipotetis

(morfogenetipe) yang mendasari jasmani luar yang teramati (fenotipe) yang

memainkan peran penting tidak hanya dalam perkembangan jasmani, tetapi dalam

membentuk tingkah laku.

Somatotype merupakan cara untuk mengukur morfogenotipe, meskipun

untuk mendapatkan hasilnya harus didapatkan dengan mengamati fenotipe.

Somatotype merupakan pernyataan yang menunjukan kondisi seseorang terkait

dengan komponen primer jasmani yaitu endomorfi, mesomorfi, dan ektomorfi.

Somatotype biasanya ditampilkan dalam tiga seri angka satu sampai tujuh (1-7)

yang menunjukan formasi struktur tubuh, misalkan 7-2-1, seri angka ini

menunjukan bahwa seseorang memiliki struktur tubuh yang ekstrim pada

endomorfinya, atau dengan kata lain, perkembangan tubuhnya lebih dipengaruhi

embrionik-endodernal.

4

Page 5: Chapter Report SHELDON

Gambar 2.1

Tipe Endormfi

Komponen pertama endormofi, individu dengan komponen endomorfinya

tinggi dan kedua komponen lainnya rendah kelihatan lembek dan bulat. Sesuai

dengan sifat lembek dan bulat ini, tulang dan ototnya kurang berkembang, serta

perbandingan antara tinggi dan berat badan relatif rendah. Alat-alat penernaan

berkembang baik dalam jenis tubuh ini, dan unsur-unsur fungsional dari struktur-

struktur tubuh lainnya berkembang pertama dari lapisan embrionik-endodernal,

oleh karena itulah Sheldon menggunakan istilah endomorfi.

Gambar 2.2

Tipe Mesomorfi

Komponen kedua adalah mesomorfi. Tipe ini perkembangan fisiknya

berpusat pada perkembangan otot dam tulang. Ciri-ciri dari tipe tubuh seperti ini

adalah kokoh, keras, tahan sakit, dan umumnya tahan melakukan pekerjaan yang

berat dan membutuhkan energi lebih, seperti olahragawan dan tentara. Bagian

yang dominan pada tipe ini adalah berasal dari lapisan embrionik mesodernal,

karena itu disebut dengan mesomorfik.

5

Page 6: Chapter Report SHELDON

Gambar 2.3

Tipe Ektomorfi

Tipe ketiga adalah tipe adalah tipe ektomorfi. Tipe tubuh seperti ini

memiliki ciri kurus, kurang berotot, bertubuh halus, namun tipe ini memiliki

kelebihan dalam sistem syaraf dan otak yang lebih pesat, menurut Sheldon

perkembangannya dipengaruhi oleh lapisan embrionik ektodermal, oleh karena itu

digunakan istilah ektomorfi.

Selain tiga komponen utama yang terangkum dalam somatotype, terdapat

komponen fisik sekunder dalam teori Sheldon. Pertama adalah komponen

displasia, yaitu ukuran ketidakseimbangan antara tiga komponen primer.

Komponen sekunder lainnya adalah ginandromorfi. Komponen ini menunjukan

sejauh manakah jasmani memiliki sifat-sifat yang biasanya terdapat pada lawan

jenis, dan disebut dengan istilah “indeks g”. Selain itu ada satu lagi komponen

sekunder dari somatotype, yaitu textural aspect, komponen ini merupakan untuk

menggambarkan kesesuaian bentuk tubuh dilihat secara estetis, dari mulai

proporsi, bentuk dan kualitas fisik seseorang.

B. Dinamika Kepribadian

Dinamika kepribadian dalam konteks teori konstitusi Sheldon dapat dilihat

ketika individu mengekspresikan keinginan dan motivasi dan berinteraksi dengan

sesamanya. Perilaku yang ditunjukan oleh individu tersebut merefleksikan apa

yang disebut oleh Sheldon sebagai temperamen, atau tingkat dalam kepribadian

yang berada diantara fungsi fisiologis dan fungsi sikap dan kepercayaan.

6

Page 7: Chapter Report SHELDON

Fisik dan temperamen memiliki keterkaitan dalam dinamika kepribadian

individu. Sheldon mengatakan “ the dynamics of an individual should be related

to the static picture he presents”. Dinamika kepribadian seseorang harus

merupakan keterkaiatan antara faktor statis (fisik) dan keberadaan individu pada

saat ini.

Temperamen dalam konteks pemikirian Sheldon merupakan "the level of

personality just above physiological function and below acquired attitudes and

beliefs." (The Varieties of Temperament, p. 4). Pada faktannya manusia

berperilaku lebih sering berhubungan dengan struktur fisik.

Pada awal riset mengenai temperamen, Sheldon mengidenitifikasi

sejumlah sifat-sifat manusia dari beberapa gagasan dan hasil penelitian ahli lain

seperti Jung dan Krechmer, dan tokoh-tokoh lainnya.

Dari 650 sifat asli, Sheldon menganalisis dan mengklasifikasikan 60 sifat

kedalam tiga kelompok temperamen, lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 2.1.

Tabel 2.1Skala temperamen

I. Viscerotonia II. Somatotonia III. Cerebrotonia

1. Relaxation in Posture and Movement

1. Assertiveness of Posture and Movement

1. Restraint in Posture and Movement, Tightness

2. Love of Physical Comfort

2. Love of Physical Adventure

2. Physiological Over-response

3. Slow Reaction 3. The Energetic Characterisitic

3. Overly Fast Reactions

4. Love of Eating 4. Need and Enjoyment of Exercise

4. Love of Privacy

5. Socialization of Eating 5. Love of Dominating, Lust for Power

5. Mental Overintensity, Hyperattentionality, Apprehensiveness

6. Pleasure in Digestion 6. Love of Risk and Chance

6. Secretiveness of Feeling, Emotional Restraint

7. Love of Polite Ceremony

7. Bold Directness of Manner

7. Self-Conscious Motility of the Eyes and Face

8. Sociophilia 8. Physical Courage for Combat

8. Sociophobia

9. Indiscriminate Aniability

9. Competitive Aggressiveness

9. Inhibited Social Address

10. Greed for Affection and Approval

10. Psychological Callousness

10. Resistance to Habit, and Poor Routinizing

7

Page 8: Chapter Report SHELDON

I. Viscerotonia II. Somatotonia III. Cerebrotonia

11. Orientation to People 11. Claustrophobia 11. Agoraphobia12. Evenness of Emotional Flow

12. Ruthlessness, Freedom from Squeamishness

12. Unpredictability of Attitude

13. Tolerance 13. The Unrestrained Voice

13. Vocal Restraint, and General Restraint of Noise

14. Complacency 14. Spartan Indifference to Pain

14. Hypersensitivity to Pain

15. Deep Sleep 15. General Noisiness 15. Poor Sleep Habits, Chronic Fatigue

16. The Untempered Characteristic

16. Overmaturity of Appearance

16. Youthful Intentness of Manner and Appearance

17. Smooth, Easy Communication of Feeling, Extraversion of Viscerotonia

17. Horizontal Mental Cleavage, Extraversion of Somatotonia

17. Vertical Mental Cleavage, Introversion

18. Relaxation and Sociophilia under Alcohol

18. Assertiveness and Aggression under Alcohol

18. Resistance to Alcohol, and to Other Depressant Drugs

19. Need of People When Troubled

19. Need of Action When Troubled

19. Need of Solitude When Troubled

20. Orientation Toward Childhood and Family Relationships

20. Orientation Toward Goals and Activities of Youth

20. Orientation Toward the Later Periods of Life

Komponen tempermen yang pertama adalah viskerotenia. Individu yang

tinggi dalam komponen ini memiliki ciri-ciri cinta atau suka akan kenyamanan,

pergaulan, makanan, orang-orang dan kasih sayang.

Individu yang tinggi dalam komponen ini memiliki ciri-ciri, cinta atau

suka pada kenyamanan, pergaulan, makanan, orang-orang dan kasih sayang. Sikap

tubuhnya santai, bereaksi pelan, berwatak tenang, bersikap terbuka dalam

pergaulan dengan orang lain dan umumnya seorang yang mudah diajak bergaul.

Sheldon mengemukakan bahwa kepribadian jenis ini berpusay di sekitar

viskera atau organ-organ dalam rongga perut. Sistem pencernaan makanan adalah

rajanya, dan kemaslahatan sistem itu tampaknya merupakan tujuan hidup utama.

Komponen kedua dinamakan somatotonia. Skor yang tinggi dalam

komponen ini biasanya disertai dengan sifat-sifat seperti, suka petualangan fisik,

suka mengambil resiko, sangat membutuhkan kegiatan otot dan fisik yang berat.

8

Page 9: Chapter Report SHELDON

Orang ini bersifat agresif, tidak peka terhadap perasaan orang lain, berpenampilan

lebih matang dari sebenarnya, suka ribut, pembeani dan mudah takut bila berada

dalam ruangan semit atau tertutup (klaustrofobia). Tindakan, kekuatan dan

kekuasaan sangat penting bagi orang semacam ini.

Komponen ketiga dinamakan sarebrotonia. Skor yang tinggi pada

komponen ini menunjukkan sifat pengendalian diri, menahan diri, suka

menyembunyikan diri. Orang ini bersifat tertutup, pemalu, terlihat muda, takut

pada orang lain, dan paling suka berada di tempat sempit dan tertutup. Ia bereaksi

luar biasa cepat, sukar tidur, dan senang menyendiri, khususnya kalau menghadapi

suatu masalah. Orang yang demikian selalu berusahan untuk tidak menarik

perhatian.

TABEL 2-2Korelasi antara Komponcn-komponen Jasmani

dan komponen Temperamen

Viskerotonia( R )

Somatotonia( r )

Serebrotonia( R )

Somatotipe (n=200) <n=200) (n=200)Endomorfi +0,79 - 0,29 - 0,32Mesomorfi - 0/23 + 0,82 - 0,58Ektomorfl -0,40 - 0,53 + 0,83

Jika memperhatikan data-data diatas, hasil tersebut menunjukan bahwa

korelasi antara struktur fisik dan temperamen memilki korelasi yang kuat. Artinya

tipe dalam aspek bentuk tubuh tertentu berkorelasi dengan komponen tertentu.

Table di atas menunjukan bahwa tipe endorfi cenderung berkorelasi positif

dengan viskorotonia, artinya individu dengan tipe fisik pendek, bulat cenderung

memiliki temperamen yang periang, lambat dalam bergerak, dan hal ini

menunjukan dinamika kepribadian seseorang.

Sheldon memiliki keyakinan bahwa faktor genetik berperan signifikan

dalam perilaku dan kepribadian. Temuan Sheldon memang bukan yang pertama

mengenai hal ini, Freud dan Murray menggagas mengenai hakikat psikobiologis

dalam perilaku manusia, selain itu Cattel dan Eysenck mempelajari tentang

perilaku yang duturunkan genetic behavior.

9

Page 10: Chapter Report SHELDON

Akan tetapi Sheldon lebih memfokuskan langsung pada pengukuran

karakteristik fisik-biologis yang menggambarkan kepribadian seseorang. Sheldon

memiliki keyakinan bahwa faktor biologis menentukan perilaku, hal inilah yang

membuat Sheldon merumuskan teori konstitusi.

10

Page 11: Chapter Report SHELDON

BAB III

KESIMPULAN

Dari paparan di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Teori konstitusi merupakan pendekatan dalam pengkajian kepribadian

yang menghubungkan antara struktur tubuh yang dikenal dengan

somatotype dengan temperamen yang mempengaruhi perilaku dan

kepribadian seseorang.

2. Kepribadian merupakan perpaduan antara kognitif, afektif, konatif,

fisiologis (morfologi dan struktur tubuh manusia).

3. Faktor genetik berperan penting dalam pembentukan perilaku dan

kepribadian individu.

4. Implikasi dalam praktek pendidikan dan bimbingan konseling adalah

praktek layanan harus memahami dan memperhatikan karakteristik fisik

dan temperamen individu, dengan ini proses pembelajaran dan aktivitas

lain yang menunjang akan lebih tepat sasaran, terutama dalam penyaluran

dan penempatan siswa, baik dalam pembelajaran, karir, maupun aktivitas

sosial.

11

Page 12: Chapter Report SHELDON

Daftar Pustaka

Agus, Sujanto dkk. (1982). Psikologi kepribadian. Jakarta : Aksara baru.

Alwisol. (2004). Psikologi kepribadian. Malang : UMM Press

Feist, Jess & Gregory J. Feist. (2006). Theories Of Personality (Six ed.). New

York: McGraw Hill

Hall, Calvin S. & Garder Lindey. (1985). Introduction to Theories of Personality.

Canada: John Wiley & Son, Inc.

Suryadi, Sumabrata. (1996). Pikologi kepribadian. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada.

12