Hubungan Logika dengan Bahasa, Psikologi, dan Metafisika · Sheldon Lachman, mengemukakan: Logic is...

17
Hubungan Logika dengan Bahasa, Psikologi, dan Metafisika MAKALAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : LOGIKA Dosen Pengampu :Bpk. Safi’i Disusun Oleh : Ludia nur annisa 1701026062 TAFSIR HADIST UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2016/2017

Transcript of Hubungan Logika dengan Bahasa, Psikologi, dan Metafisika · Sheldon Lachman, mengemukakan: Logic is...

Page 1: Hubungan Logika dengan Bahasa, Psikologi, dan Metafisika · Sheldon Lachman, mengemukakan: Logic is the systematic discipline concerned with the organization and development of the

Hubungan Logika dengan Bahasa, Psikologi, dan Metafisika

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : LOGIKA

Dosen Pengampu :Bpk. Safi’i

Disusun Oleh :

Ludia nur annisa 1701026062

TAFSIR HADIST

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2016/2017

Page 2: Hubungan Logika dengan Bahasa, Psikologi, dan Metafisika · Sheldon Lachman, mengemukakan: Logic is the systematic discipline concerned with the organization and development of the

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Berpikir merupakan aktivitas manusia untuk menemukan pengetahuan yang benar,

sedang kebenaran itu tidaklah persis sama pada setiap individu. Maka setiap jalan pikiran

manusia mempunyai kriteria kebenaran yang berfungsi sebagai landasan proses penemuan

kebenaran tersebut, dan setiap penalaran mempunyai kriteria kebenaranya masing-masing.

Aktivitas berpikir sebagai penalaran manusia mempunyai ciri utama sebagai suatu

pola berpikir yang secara luas disebut logika. Dalam mempelajari pola berpikir yang luas

dalam logika itulah dibutuhkan terlebih dahulu tentang apa itu logika dan ruang lingkupnya

karena hal ini akan membantu dasar pemikiran yang berdasarkan penalaran yang logis dan

kritis. selain berguna bagi sarana ilmu, penalaran yang logis dan kritis ini juga yang nantinya

akan mambantu pemahaman bagi semua ilmu, karena penalaran yang logis, kritis, dan

sistematis inilah ang menjadi salah satu syarat sifat ilmiah.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1 Apa pengertian logika ?

2 Hubungan Logika dengan Bahasa , Psikologi, dan Metafisika ?

3 Bagaimana sejarah logika ?

4 Apa saja kegunaan dan manfaat logika ?

5 Bagaimana pembagian logika ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1 Mampu menjelaskan dan mendeskripsikan pengertian logika.

2 Mampu menggambarkan objek-objek dalam logika.

Page 3: Hubungan Logika dengan Bahasa, Psikologi, dan Metafisika · Sheldon Lachman, mengemukakan: Logic is the systematic discipline concerned with the organization and development of the

3 Mampu menggambarkan sejarah singkat logika.

4 Mampu menjelaskan kegunaan dan manfaat dari logika.

5 Mendeskripsikan pembagian logika.

Page 4: Hubungan Logika dengan Bahasa, Psikologi, dan Metafisika · Sheldon Lachman, mengemukakan: Logic is the systematic discipline concerned with the organization and development of the

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN LOGIKA

Secara etimologi, Logika berasal dari perkataan Yunani yaitu logike (kata sifat) dan1

logos (kata benda), yang berarti “pikiran atau perkataan sebagai pernyataan dari pikiran,

alasan atau uraian”. Dengan demikian, logika merupakan pekerjaan akal pikiran manusia

dalam bernalar untuk menghasilkan kebenaran atau penyimpulan yang benar. Sebagai ilmu,

disebut logica scientia yang berarti ilmu logika, namun sekarang ini hanya lazim disebut

dengan logika saja. Jadi, logika adalah suatu ilmu pengetahuan tentang prinsip-prinsip dan

norma-norma penyimpulan yang dipandang dari aspek yang benar (sahih). Ada yang

berpendapat bahwa logika adalah ilmu dalam lingkungan filsafat yang membahas prinsip-

prinsip dan hukum-hukum penalaran yang tepat. Ada juga yang menandaskan bahwa logika

adalah ilmu pengetahuan (science) tetapi sekaligus merupakan kecakapan atau keterampilan

yang merupakan seni (art) untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur. Dalam hal ini, ilmu

mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui, sedangkan kecakapan atau

keterampilan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke

dalam tindakan. Selain itu, ada juga ahli yang berpendapat bahwa logika adalah teknik atau

metode untuk meneliti ketepatan berpikir. Jadi logika tidak terlihat selaku ilmu, tetapi

hanyalah merupakan metode. Ada pula yang mengatakan bahwa logika adalah ilmu yang

mempersoalkan prinsip-prinsip dan aturan-aturan penalaran yang sahih (valid).

William Alston, mendefinisikan logika sebagai Logic is the study of inference, more

precisely the attempt to devise criteria for separating valid from invalid inferencesw (logika

adalah studi tentang penyimpulan, secara lebih cermat usaha untuk menetapkan ukuran-

ukuran guna memisahkan penyimpulan yang sah dan yang tidak sah).

1 David Matsumoto, Pengantar Psikologi Lintas Budaya,(Yogyakata:pustaka pelajar.2004). hal,5-12

Page 5: Hubungan Logika dengan Bahasa, Psikologi, dan Metafisika · Sheldon Lachman, mengemukakan: Logic is the systematic discipline concerned with the organization and development of the

Sheldon Lachman, mengemukakan: Logic is the systematic discipline concerned

with the organization and development of the formal rules, the normative prosedures and the

criteria of valid inference (logika adalah cabang ilmu yang sistematis mengenai penyusunan

dan pengemebangan dari aturan formal, prosedur normatif, dan ukuran-ukuran bagi

penyimpulan yang sah).

Jan Hendrik Rapar, (1996:10) “Logika adalah cabang filsafat yang mempelajari,

menyusun, mengembangkan, dan membahas asas-asas, aturan-aturan formal, prosedur-

prosedur serta kriteria yang sahih bagi penalaran dan penyimpulan demi mencapai kebenaran

yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasional”.

Ir. Poedjawijatna, logika adalah filsafat budi (manusia) yang mempelajari teknik

berpikir untuk mengetahui bagaimana manusia berpikir dengan semestinya.

Hasbullah Bakry, logika adalah ilmu pengetahuan yang mengatur penelitian

hokum-hukum akal manusia sehingga menyebabkan pikirannya dapat mencapai kebenaran.

Berdasar dari pengertian logika yang diuraikan di atas, dapat dikatakan bahwa logika

merupakan cabang filsafat yang mempelajari, menyusun, mengembangkan, dan membahas

asas-asas, aturan-aturan formal, prosedur-prosedur, serta kriteria yang sahih bagi penalaran

dan penyimpulan demi pencapaian kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan secara

rasional.

2.2 Hubungan Logika, Bahasa, Psikologi dan Metafisika

Logika dan Psikologi

Page 6: Hubungan Logika dengan Bahasa, Psikologi, dan Metafisika · Sheldon Lachman, mengemukakan: Logic is the systematic discipline concerned with the organization and development of the

Dalam psikologi membicarakan perkembangan pikiran tentang pengalaman melalui proses2

subjektif di dalam jiwa. Dengan demikian, psikologi memberikan keterangan mengenai

sejarah perkembangn berpikir. Logika sebagai cabang filsafat bertujuan membimbing akal

untuk berpikir (bagaimana seharusnya). Untuk dapat berpikir bagaimana seharusnya, kita

terlebih dahulu harus mengetahui tentang bagaimana manusia itu berpikir.

Logika dan Bahasa

Bahasa adalah alat untuk menyampaikan isi hati atau pikiran seseorang sehingga dengan

bahasa, orang lain dapat mengerti tentang isi hati atau pikiran yang disampaikan, misalnya

melalui bahasa isyarat , tertulis atau lisan. Jadi bahasa adalah alat komunikasi. Komunikasi

dapat lancar apabila permasalahannya disusun dalam bentuk kaidah bahasa yang baik dan

benar. Ini dipelajari dalam ilmu bahasa (gramatika). Ilmu bahasa menyajikan kaidah

penyusunan bahasa yang baik dan benar, dan logika meyajikan tata cata kaidah berpikir

secara lurus dan benar. Oleh karena itu, keduanya saling mengisi. Bahasa yang baik dan

benar dalm praktik kehidupan sehari-hari hanya dapat tercipta apabila ada kebiasaan atau

kemampuan dasar setiap orang untuk berpikir logis. Sebaliknya, suatu kemampuan berpikir

logis tanpa memiliki pengetahuan bahasa yang baik maka ia tidak akan dapat menyampaikan

isi pikiran itu kepada orang lain. Oleh sebab itu, logika sangat berhubungan erat dengan

bahasa.

Logika dan Metafisika

Metafisika adalah cabang filsafat yang mempelajari hakikat realitas. Hakikat realitas dapat

dicari dan ditemukan di balik sesuatu yang tampak atau nyata. Oleh sebab itu, metafisika

selalu mencari kebenaran/hakikat realitas di balik yang tampak dan nyata. Sikap seperti itu

adalah kritis, yaitu sikap yang selalu ingin tahu dan membuktikan segala sesuatu yang sudah

2 Dr. W. POESPOPRODJO, L.ph.,S.S., LOGIKA SCIENTIFIKA,(Bandung:pt remaja rosdakarya.1991). Hal 67

Page 7: Hubungan Logika dengan Bahasa, Psikologi, dan Metafisika · Sheldon Lachman, mengemukakan: Logic is the systematic discipline concerned with the organization and development of the

atau selalu dianggap benar.Teori dalm metafisika bahwa kenyataan kebenaran/hakikat realitas

bukanlah apa yang tampak, tetapi apa yang berada di balik yang tampak.

Dalil-dalil, hukum dalam logika bagi metafisika buka apa yang telah dirumuskan yang

menjadi hakikat kebenaran, tetapi apa yang ada di balik rumusan tersebut. Dengan demikian

bagi logika, metafisika merupakan kritik terhadap dalil dan hukum-hukumnya. Semakin erat

hubungan metafisika dengan logika, kebanran logis semakin dapat dipertanggungjawabkan.

Oleh karena itu, kebenaran lois mendekati pada hakikat realitas, semakin mampu berpikir

logis, orang tidak mudah tertipu oleh kebenaran yang tampak (Iriyanto Widisuseno, 1995).

Objek adalah sesuatu yang merupakan bahan dari penelitian atau pembentukan

pengetahuan. Setiap ilmu pengetahuan pasti mempunyai objek yang dibedakan menjadi dua,

yaitu objek material dan objek formal. Objek material dari sesuatu adalah hal yang diselidiki

dari sesuatu itu, mencakup yang konkret dan yang abstrak. Objek formal adalah sudut

pandang dari objek itu disorot sebagai pembeda dengan objek lainnya.

Objek material sesuatu ilmu pengetahuan mungkin saja dapat sama untuk beberapa

ilmu pengetahuan, namun ilmu-ilmu itu berbeda karena objek formalnya. Sebagai contoh:

psikologi, sosiologi, dan pedagogik memiliki objek material yang sama, yaitu manusia. Akan

tetapi, ketiga ilmu itu berbeda karena objek formalnya yang berbeda. Objek forma psikologi

ialah aktivitas jiwa dan kepribadian manusia secara individual yang dipelajari lewat tingkah

laku, objek formal sosiologi ialah hubungan antar manusia dalam kelompok dan antar

Page 8: Hubungan Logika dengan Bahasa, Psikologi, dan Metafisika · Sheldon Lachman, mengemukakan: Logic is the systematic discipline concerned with the organization and development of the

kelompok dalam masyarakat, sedangkan objek formal pedagogik ialah keegiatan manusia

untuk menuntun perkembangan manusia lainnya ke tujuan tertentu.

Perlu dicatat di sini bahwa yang pantas menjadi objek material suatu ilmu ialah

suatu lapangan, bidang, atau materi yang benar-benar konkret dan dan dapat diamati. Hal itu

perlu ditegaskan karena kebenaran ilmiah adalah kesesuaian antara apa yang diketahui

dengan objek materialnya. Jika objek material itu abstrak dan tidak dapat diamati, tentu saja

apa yang diketahui (pengetahuan) tidak mungkin dapat dicocokkan dengan objeknya.

Dengan demikian, tidak mungkin dapat dicapai kebenaran yang merupakan kesesuaian

pengetahuan dengan objeknya itu.

Surajiyo, dkk. (2009:11) mengatakan lapangan dalam logika adalah asas-asas yang

menentukan pemikiran yang lurus, tepat, dan sehat. Agar dapat berpikir lurus, tepat dan

teratur, logika menyelidiki, merumuskan serta menerapkan hukum-hukum yang harus

ditepati.

Berpikir adalah objek material logika. Yang dimaksudkan berpikir di sini adalah

kegiatan pikiran, akal budi manusia. Dengan berpikir manusia mengolah dan mengerjakannya

ini terjadi dengan mempertimbangkan, menguraikan, membandingkan serta menghubungkan

pengertian yang satu dengan pengertian yang lainnya. Dalam logika berpikir dipandang dari

sudut kelurusan dan ketepatannya. Oleh karena itu, berpikir lurus dan tepat merupakan objek

formal logika.

2.3 SEJARAH SINGKAT LOGIKA

Apabila ditelusuri dari awal keberadaan logika, tidak terlepas dari ahli pikir

3sebelumnya seperti Thales (624-548 SM), filsuf Yunani pertama, meninggalkan segala

dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol dan berpaling kepada akal budi untuk

3 Prof. Dr. Bimo Walgito, Psikologi sosial,(Yogyakarta:C.V andi offset). Hal 78

Page 9: Hubungan Logika dengan Bahasa, Psikologi, dan Metafisika · Sheldon Lachman, mengemukakan: Logic is the systematic discipline concerned with the organization and development of the

memecahkan rahasia alam semesta, sejak saat itulah ia meletakkan dasar-dasar berfikir logis.

Bahkan ketika Thales mengatakan air adalah arkhe (prinsip atau asas pertama) alam semesta,

ia telah memperkenalkan logika induktif. Bukankah perkataan Thales ini merupakan

kesimpulan yang dimaknai bahwa air adalah jiwa segala sesuatu, misalnya air jiwa tumbuh-

tumbuhan (karena tanpa air tumbuhan mati), darah jiwa hewan dan manusia, sedangkan uap

dan es adalah air, maka penalaran induktif (logika) yang dilakukan Thales adalah sebagai

berikut:

Air adalah jiwa tumbuh-tumbuhan,

air adalah jiwa hewan,

air adalah jiwa manusia,

air jugalah uap, dan

air jugalah es.

Jadi, air adalah jiwa dari segala sesuatu, yang berarti, air adalah alam semesta

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sejak Thales, sang filsuf pertama itu,

logika telah mulai dikembangkan. Semua filsuf sesudah Thales pun telah berperan serta

dalam pengembangan logika kendatipun istilah logika itu sendiri belum dikenal.

Aristoteles (384 – 322 SM) yang juga belum menggunakan kata logika, tetapi

menggunakan kata analitika dan dialektika. Analitika untuk penyelidikan mengenai berbagai

argumentasi yang bertitik tolak dari putusan-putusan yang benar. Sedangkan dialektika untuk

penyelidikan mengenai argumentasi-argumentasi yang bertitik tolak dari hipotesis atau

putusan yang tidak pasti kebenarannya. Aristoteles mewariskan kepada murid-muridnya

enam buku yang oleh murid-muridnya dinamai Organon, yang berarti alat. Enam buku itu,

ialah (1) Categoriae, menguraikan sesuatu objek dalam jenis-jenis pengertian umum; (2) De

interpretatione, membahas mengenai komposisi keputusan; (3) Analytica priora, membahas

Page 10: Hubungan Logika dengan Bahasa, Psikologi, dan Metafisika · Sheldon Lachman, mengemukakan: Logic is the systematic discipline concerned with the organization and development of the

pembuktian; (4) Analytica posteriora, membahas pembuktian; (5) Topica, berisi cara

berargumentasi atau cara berdebat; (6) De sophhisticis elenchis, membicarakan kesesatan dan

kekeliruan berpikir. Rapar (1996:13) mengemukakan inti logika Aristoteles ialah silogisme.

Dan silogisme itulah yang sesungguhnya merupakan penemuan murni Aristoteles dan yang

terbesar dalam logika.

Perkembangan logika pada pasca Aristoteles banyak dilanjutkan oleh para murid-

muridnya, dan Abad ke 1 sebelum masehi merupakan abad pertama munculnya logika oleh

filsuf Cicero di mana logika masih diartikan sebagai seni berdebad. Pada permulaan abad ke

3 sesudah masehi oleh Alexander Aphrodisias adalah orang yang pertama kali menggunakan

kata logika dalam arti ilmu yang menyelidiki lurus tidaknya pemikiran kita

Rapar (1996:14) mengemukakan bahwa sampai abad kedua belas atau ketiga belas,

karya-karya tulis di bidang logika yang masih digunakan ialah Categoriae dan De

interpretatione Aristoteles serta Eisagoge Porphyrius Pada abad ke sampai abad kelimabelas,

tampillah logika modern dengan tokoh-tokohnya, antara lain, Petrus Hispanus (1210 – 1278),

roger Bacon (1214 – 1292), RYMUNDUS Lullus (1232 – 1315), dan William Ockham

(1285 – 1349)

Kendatipun logika modern telah dikembangkan, logika Aristoteles diteruskan oleh

Thomas Hobbews (1588 – 1679) dan John Loek (1632 – 1704). Francis Bacon (1561 –

1626) mengembangkan logika induktif, sedangkan Gottfried Wilhelm Leibniz (1646 – 1716,

George Boole (1815 – 1864), John Venn (1834 – 1923), Dan Gottlob Frege (1848 – 1925)

dikenal sebagai para pelopor logika simbolik. Kemudia, filsuf besar Amerika Serikat, Charles

Sanders Peirce (1839 – 1914) yang pernah mengajar logika di John Hopking University,

melengkapi logika simbolik lewat karya tulisnya yang sangat banyak. Ia menafsirkan logika

selaku teori umum mengenai tanda (general theory of signs) dan melahirkan dalil yang

disebut dalil Peirce (Peirce’s law) Logika simbolik simbolik mencapai puncaknya lewat

Page 11: Hubungan Logika dengan Bahasa, Psikologi, dan Metafisika · Sheldon Lachman, mengemukakan: Logic is the systematic discipline concerned with the organization and development of the

karya bersama Alfred North Whitehead (1861 1947) dan Bertrand Arthur William Dussel

(1872-1970) berjudul Principia Mathematica, berjumlah tiga jilid dan ditulis pada tahun

1910 – 1913. Logika simbolik diteruskan oleh Ludwing Wittgenstein 911889 – 1951),

Ruddolf Carnap (1891 – 1970), Kurt Godel (1906 – 1978, dan lain-lain.

2.4 MANFAAT LOGIKA

Setidaknya ada empat kegunaan dengan belajar logika, yaitu:4

1. membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus,

tertib, metodis, dan koheren;

2. meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif

3. menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri

4. meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kekeliruan serta kesesatan.

Selanjutnya dikatakan bahwa bagi ilmu pengetahuan, logika merupakan suatu

keharusan. Tidak ada ilmu pengetahuan yang tidak didasarkan pada logika. Ilmu pengetahuan

tanpa logika tidak akan pernah mencapai kebenaran ilmiah. Sebagaimana dikemukakan oleh

Aristoteles, bapak logika, yaitu logika benar-benar merupakan alat bagi seluruh ilmu

pengetahuan. Oleh karena itu pula, barang siapa mempelajari logika, sesungguhnya ia telah

menggenggam master key untuk membuka semua pintu masuk ke berbagai disiplin ilmu

pengetahuan.

Di samping kegunaan di atas, Surajiyo, dkk. (2009:15) mengemukakan bahwa

logika juga dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis. Dari segi kemanfaatan teoritis,

logika mengajarkan tentang berpikir sebagaimana yang seharusnya (normatif) bukan berpikir

sebagaimana adanya seperti dalam ilmu-ilmu positif (fisika, psikologi, dsb.). Dari segi

4 Poedjawijatna, Logika Filsafat Berpikir,(Jakarta:Bina Aksara.1984) hal 25

Page 12: Hubungan Logika dengan Bahasa, Psikologi, dan Metafisika · Sheldon Lachman, mengemukakan: Logic is the systematic discipline concerned with the organization and development of the

kemanfaatan praktis, akal semakin tajam/kritis dalam mengambil putusan yang benar dan

runtut (consisten).

2.5 PEMBAGIAN LOGIKA

1. Logika makna luas dan logika makna sempit

Menurut John C Cooley, The Liang Gie membagi logika dalam arti yang luas dan

5dalam arti yang sempit. Dalam arti yang sempit, istilah dimaksud dipakai searti dengan

logika deduktif atau logika formal, sedangkan arti yang lebih luas, pemakaiannya mencakup

kesimpulan dari berbagai bukti dan bagaimana system-sistem penjelasan disusun dalam ilmu

alam serta meliputi pula pembahasan mengenai logika itu sendiri.

Dalam arti luas, logika juga dapat dipakai untuk menyebut tiga cabang filsafat

sekaligus, seperti yang pernah dilakukan oleh piper dan ward berikut ini.

a. Asas paling umum mengenai pembentukan pengertian, inferensi, dan tatanan (logika formal

atau logika simbolis)

b. Sifat dasar dan syarat pengetahuan, terutama hubungan antara budi dengan objek yang

diketahui, ukuran kebenaran, dan kaidah-kaidah pembuktian (epistemology).

c. Metode-metode untuk mendapatkan pengetahuan dalam penyelidikan ilmiah (metodologi)

2. Logika deduktif dan logika induktif

Logika deduktif adalah ragam logika yang mempelajari asas-asas penalaran yang

bersifat deduktif, yakni suatu penalaran yang menurunkan kesimpulan sebagai keharusan dari

pangkal pikirnya sehiingga bersifat betul menurut bentuknya saja. Dari logika jenis ini yang

terutama ditelaah yaitu bentuk dari bekerjanya akal, keruntutannya, serta kesesuaiannya

5 Drs. Surajiyo,Dasar-Dasar logika,(Jakarta:bumi aksara.2005) hal 17

Page 13: Hubungan Logika dengan Bahasa, Psikologi, dan Metafisika · Sheldon Lachman, mengemukakan: Logic is the systematic discipline concerned with the organization and development of the

dengan langkah-langkah san aturan yang berlaku sehingga penalaran yang terjadi adalah tepat

dan sah.

Logika induktif merpakan suagam atu ragam logika yang mempelajari asas penalaran

yang betul dari sejumlah sesuatu yang khusus sampai pada suatu kesimpulan umum yang

bersifat boleh jadi.penalaran yang demikian ini digolongkan sebagai induksi. Induksi adalah

bentuk penalaran atau enyimpulan yang berdasarkan pengamatan terhadap sejumlah hal kecil,

atau anggota suatu himpunan, untuk tiba pada suatu kesimpulan yang diharapkan berlaku

umum untuk semua hal, atau seluruh anggota himpunan itu, tetapi yang kesimpulan

sesungguhnya hanya bersifat boleh jadi saja.

3. Logika formal dan logika material

Mellone menyatakan bahwa logika deduktif disebut juga logika formal, sedangkan

logika induktif kadang-kadang disebut logika material. Pernyataan ini tidak sepenuhnya tepat

karena menurut Fisk, logika formal hanyalah suatu bagian dari logika deduktif, yakni bagian

yang bertalian dengan perbincangan-perbincangan yang sah menurut bentuknya bukan

menurut isinya. (The Liang Gie, 1980).

Logika formal mempelajari asas, aturan atau hokum-hukum yang berpikir yang harus

ditaati, agar orang dapat berpikir dengan benar dan mencapai kebenaran. Logika material

mempelajari langsung pekerjaan akal, serta menilai hasil-hasil logika formal dan mengujinya

dengan kenyataan praktis yang sesungguhnya. Logika material mempelajari sumber-sumber

dan asalnya pengetahuan, alat-alat pengetahuan, proses terjadinya pengetahuan, dan akhirnya

merumuskan metode ilmu pengetahua itu.

Logika formal dinamakan orang dengan logika minor, sedangkan logika material

dinamakan orang logika mayor. Apa yang sekarang disebut logika formal adalah ilmu yang

mengandung kumpulan kaidah-kaidah cara berpikir untuk mencapai kebenaran.

Page 14: Hubungan Logika dengan Bahasa, Psikologi, dan Metafisika · Sheldon Lachman, mengemukakan: Logic is the systematic discipline concerned with the organization and development of the

4. Logika murni dan logika terapan

Menurut Leonard, logika murni (pure logic) adalah ilmu tentang efek terhadap arti

dari pernyataan dan sebagai akibatnya terhadap kesahan dari pembuktian tentang semua

bagian dan segi dari pernyataan dan pembuktian kecuali arti-arti tertentu dari istilah yang

termuat di dalamnya. (The Liang Gie,1980)

Logika murni merupakan suatu pengetahuan mengenai asas dan aturan logika yan

berlaku umum pada semua segi dan bagian dari pernyataan tanpa mempersoalkan arti khusus

dalam sesuatu cabang ilmu dari istilah yang dipakai dalam pernyataan dimaksud.

Logika terpaan adalah pengetahuan logika yang diterpkan dalam setiap cabang ilmu,

bidang filsafat, dan juga dalam pembicaraan yang mempergunakan bahasa sehari-hari.

Apabila sesuatu ilmu menggunakan asas dan aturan logika bagi istilahdan ungkapannya yang

mempunyai pengertian khusus dalam bidangnaya sendiri, ilmu tersebut sebenarnya telah

mempergunakan sesuatu logika terapan dan ilmu yang bersangkutan, seperti logika ilmu

hayat bagi biologi, dan logika sosiologi bagi sosiologi.

5. Logika filsafati dan logika matematik

Logika filsafati dapat digolongkan sebagai suatu ragam atau bagian logika yang masih

berhubungan erat dengan pembahasan dalam bidang filsafat, misalnya logika kewajiban

dengan etika atau logika arti dengan metafisika. Adapun logika matematik merupakan suatu

ragam logika yang menelaah penalaran yang benar dengan menggunakan metode matematik

serta bentuk lambing yang khusus dan cermat untuk menghindarkan makna ganda atau

kekaburan yang terdapat dalam bahasa biasa. (The Liang Gie dan Suhartoyo Hardjosatoto,

dan Endang Daruni Asdi, 1980, hlm. 35-46)

Page 15: Hubungan Logika dengan Bahasa, Psikologi, dan Metafisika · Sheldon Lachman, mengemukakan: Logic is the systematic discipline concerned with the organization and development of the

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan dari pembahasan materi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa logika

adalah landasan utama utk menguasai filsafat & ilmu pengetahuan serta sarana penghubung

antara filsafat & ilmu. Logika menyelidiki, menyeleksi, dan menilai pemikiran dengan cara

seriusdan terpelajar serta bertujuan untuk mendapatkan kebenaran, terlepas dari

segalakepentingan dan keinginan perorangan. Logika merumuskan serta menerapkanhukum -

hukum dan patokan - patokan yang harus ditaati agar seseorang dapatberpikir benar, efisien,

sistematis, dan teratur. Dengan demikian ada dua obyekpenyelidikan Ilmu Logika (Ilmu

Mantiq), Pertama, Pemikiran sebagai obyekmaterial juga dikenal dengan nama Logika

Material dan yang kedua, patokan-patokan atau hukum - hukum berpikir benar sebagai obyek

formalnya, yangdisebut logika formal. Pemikiran yang benar dapat dibedakan menjadi dua

bentuk berbeda secararadikal yakni dari cara berpikir umum ke khusus (deduktif) yaitu cara

berpikiryang dipergunakan dalam logika formal yang mempelajari dasar – dasarpersesuaian

(tidak adanya pertentangan) dalam pemikiran dengan menggunakanhukum - hukum, rumus -

rumus, patokan - patokan berpikir benar, dan dari caraberpikir khusus ke umum (induktif)

yaitu cara berpikir yang dipergunakan dalamlogika material yang mempelajari dasar – dasar

persesuaian pikiran dengankenyataan (penyesuaian idealita dengan realita).

3.2 SARAN

Dengan membaca makalah ini penulis berharap semoga pembaca dapatberfikir tepat

dan benar sehingga terhindar dari kesimpulan yang salah dan kabur.Setidaknya dengan

makalah ini, ada semacam pencerahan intelektual dalam menyuguhkan motivasi yang

intrinsik untuk segera mempelajari ilmu logikasehingga kita dapat meminimalisasi kesalahan

dalam berfikir.

Page 16: Hubungan Logika dengan Bahasa, Psikologi, dan Metafisika · Sheldon Lachman, mengemukakan: Logic is the systematic discipline concerned with the organization and development of the

Tentunya, dalam makalah ini akan ditemukan kelemahan-kelemahan ataubahkan

kekeliruan. Dengan itu, penulis sangat berharap adanya masukan dari pembaca dan kritik

sebagai upaya pembangunan mental guna penyelesaian

Page 17: Hubungan Logika dengan Bahasa, Psikologi, dan Metafisika · Sheldon Lachman, mengemukakan: Logic is the systematic discipline concerned with the organization and development of the

DAFTAR PUSTAKA

Poedjawijatna. 1984. Logika Filsafat Berpikir. Jakarta: Bina Akasara.

Drs. Surajiyo,. 2005. Dasar-Dasar Logika. Jakarta: Bumi Aksara.

Prof. Dr. Bimo Walgito.2003. Psikologi Sosial, Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Dr. W. Poespoprodjo,1991.Logika Scientifika,Bandung:Remaja Rosdakarya.

David Matsumoto,2004. Pengantar Psikologi Lintas Budaya, Yogyakarta:pustaka pelajar

offset