Chapter I

17
 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak kembar adalah dua orang anak atau lebih yang lahir dari satu masa kehamilan yang sama. Jenis kelamin dari anak kembar ini bisa sama, tapi bisa  juga berbeda. Secara umum, faktor hereditas memainkan peranan penting dalam proses kelahiran kembar. Keluarga yang memiliki anak kembar, umumnya, mempunyai peluang yang lebih besar untuk memiliki anak kembar  pada generasi berikut, dibanding keluarga yang tidak memilki anak kembar (Suririnah, 2005). Kelahiran kembar dapat dibedakan menjadi dua, bila dilihat dari sifat kelahiran, yaitu kembar identik dan kembar fraternal. Kembar fraternal adalah kembar yang m Secara umum, anak kembar memiliki banyak kesamaan, baik secara fisik maupun sifat psikologis. Kesamaan–kesamaan yang dimiliki oleh anak uncul karena adanya dua atau lebih sel telur (ovum) yang matang bersamaan dan masing-masing dibuahi oleh satu sperma. Masing- masing pasangan (ovum dan sperma) akan bersenyawa membentuk zigot yang  berbeda satu sama lain dan berkembang sendiri-sendiri. Kembar identik adalah kembar yang muncul apabila satu sel telur matang (ovum) dibuahi dua atau lebih sperma. Sel telur akan membelah dua yang masing-masing akan  berkembang menjadi z igot tersendiri dan seterusnya menjadi bakal janin dua anak kembar (Mendatu, 2009). Universitas Sumatera Utara

Transcript of Chapter I

5/14/2018 Chapter I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i-55a9319ec498b 1/17

BAB I

PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG

Anak kembar adalah dua orang anak atau lebih yang lahir dari satu masa

kehamilan yang sama. Jenis kelamin dari anak kembar ini bisa sama, tapi bisa

  juga berbeda. Secara umum, faktor hereditas memainkan peranan penting

dalam proses kelahiran kembar. Keluarga yang memiliki anak kembar,

umumnya, mempunyai peluang yang lebih besar untuk memiliki anak kembar

pada generasi berikut, dibanding keluarga yang tidak memilki anak kembar

(Suririnah, 2005).

Kelahiran kembar dapat dibedakan menjadi dua, bila dilihat dari sifat

kelahiran, yaitu kembar identik dan kembar fraternal. Kembar fraternal adalah

kembar yang m

Secara umum, anak kembar memiliki banyak kesamaan, baik secara fisik 

maupun sifat psikologis. Kesamaan–kesamaan yang dimiliki oleh anak 

uncul karena adanya dua atau lebih sel telur (ovum) yang

matang bersamaan dan masing-masing dibuahi oleh satu sperma. Masing-

masing pasangan (ovum dan sperma) akan bersenyawa membentuk zigot yang

berbeda satu sama lain dan berkembang sendiri-sendiri. Kembar identik 

adalah kembar yang muncul apabila satu sel telur matang (ovum) dibuahi dua

atau lebih sperma. Sel telur akan membelah dua yang masing-masing akan

berkembang menjadi zigot tersendiri dan seterusnya menjadi bakal janin dua

anak kembar (Mendatu, 2009).

Universitas Sumatera Utara

5/14/2018 Chapter I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i-55a9319ec498b 2/17

kembar ini, yang membuat anak kembar terlihat unik dibandingkan dengan

individu lain. Kembar identik mempunyai kemungkinan dua kali lebih besar

untuk serupa secara genetika dibandingkan dengan kembar fraternal yang

kurang lebih sama dengan saudara kandung. Kembar identik lebih

menunjukkan kecenderungan yang lebih besar untuk menunjukkan sifat yang

sama (concordant) dibandingkan dengan kembar fraternal (Papalia, Olds &

Feldman 2009). Kesamaan yang dialami oleh anak kembar cenderung

disebabkan oleh dua hal, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan.

Faktor genetik menyebabkan anak kembar mempunyai kesamaan dalam

segi fisik. Kesamaan secara fisik ini meliputi kesamaan dalam hal tinggi

badan, bentuk muka, bentuk tubuh hingga sampai ke warna kulit (Saufi,

2008). Gen bertindak sebagai cetak biru bagi sel untuk memproduksi gen itu

sendiri dan menghasilkan protein yang mempertahankan kehidupan (Santrock,

2009). Setiap sel dalam tubuh manusia normal memiliki 23 pasang kromosom.

Melalui jenis pembelahan sel yang disebut meiosis, yang dialami oleh sel seks

saat berkembang, setiap sel seks akhirnya terdiri dari 23 kromosom, satu dari

setiap pasang. Maka, saat sperma dan ovum bersatu ketika konsepsi, akan

menghasilkan zigot dengan 46 kromosom, 23 kromosom dari ayah dan 23

kromosom dari ibu (Papalia, Olds & Feldman, 2009)  Dengan cara ini, setiap

orang tua menyumbangkan 50 persen pada keturunanya (Santrock, 2009).

Saat konsepsi, zigot yang bersel tunggal memiliki semua informasi

biologis yang dibutuhkan untuk menunjukkan arah perkembangan menuju

bayi manusia. Melalui mitosis, proses saat sel di luar sel seks akan membelah

Universitas Sumatera Utara

5/14/2018 Chapter I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i-55a9319ec498b 3/17

diri berulang kali, DNA memperbanyak dirinya, sehingga setiap sel baru yang

terbentuk memiliki struktur DNA yang sama dengan semua sel yang lain.

Setiap pembelahan sel akan menciptakan salinan genetika dari sel asli, dengan

informasi bawaan yang sama. Saat perkembangan berjalan normal, setiap sel

(kecuali sel seks) akan memilki 46 kromosom yang identik dengan zigot yang

pertama. Saat sel membelah, mereka menjadi berbeda, memiliki spesialisasi

dalam menjalankan fungsi tubuh yang kompleks untuk membantu anak 

tumbuh dan berkembang (Papalia, Olds & Feldman, 2009). Dari gen ini lah

yang kemudian membuat anak kembar mempunyai kesamaan secara fisik dan

membuat anak kembar menjadi sulit untuk dibedakan satu sama lain, bahkan

para orang tua juga sering salah dalam mengenali anak kembar tersebut

(Mendatu, 2009).

Kesamaan lain yang dimiliki oleh anak kembar, selain kesamaan secara

fisik, adalah mempunyai kecenderungan yang sama dalam sifat psikologis.

Kesamaan sifat psikologis ini meliputi kesamaan dalam karakter, tempramen

maupun kedekatan secara emosional atau disebut juga dengan kontak batin.

Kesamaan karakter maupun kontak batin yang sering dirasakan oleh anak 

kembar disebabkan oleh faktor lingkungan. Orang tua memberikan pola asuh

yang sama pada kedua anak kembar yang dimilki. Pada awalnya, hal ini

dilakukan untuk memudahkan para orang tua dalam mengasuh anak kembar,

tapi yang terjadi kemudian, anak kembar menjadi mempunyai kemiripan

dalam karakter (Borualogo, 2009). Seperti yang diungkapkan oleh N (23

tahun) mengenai persamaan karakter yang ia miliki dengan kembarannya.

Universitas Sumatera Utara

5/14/2018 Chapter I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i-55a9319ec498b 4/17

“ Oh.. kami juga orangnya periang, suka senang-senang malah, hehe..

makanya kadang suka heboh berduaan..

N ( Komunikasi personal, 6 April 2010)

Para kembar juga mempunyai kemampuan untuk merespon dan

mengartikan bahasa tubuh kembarannya dengan tepat dibandingkan dengan

orang lain. Kesamaan seperti ini juga akan lebih sering dijumpai pada kembar

yang identik dibandingkan kembar fraternal (Mendatu, 2009). Kemampuan

anak kembar dalam merespon tingkah laku ataupun bahasa non verbal dari

kembarannya, selain disebabkan oleh faktor genetik, juga disebabkan karena

anak kembar tumbuh dan kembang secara bersamaan. Perilaku pertama yang

dilakukan oleh salah satu kembaran, akan diikuti oleh pasangan kembarnya.

Ini yang menyebabkan anak kembar menjadi sangat sensitif dan lebih tepat

dalam merespon tingkah laku kembarannya. Respon yang diberikan itu

misalnya, bila salah satu anak kembar sakit, maka yang lain juga akan ikut

sakit. Bila salah satu kembar merasakan sedih, maka yang lain juga akan

merasakan kesedihan yang sama tanpa tahu penyebab dari kesedihan tersebut

(Mendatu, 2009). Hal seperti ini juga tampak seperti yang diungkapkan oleh T

(23 tahun), mengenai pengalaman kontak batin dengan kembarannya.

“..Selain itu, pernah juga si..dia kan orangnya suka hilang timbul gak ada

kabar gitu kadang-kadang.. jadi pas kakak lagi kangen kali ma si N, eh gak 

brapa lama dia nelpon.. trus kakak bilang lah, baru aja aku mau telpon, trus

si N bilang, tu lah kau, lama kali pun, jadi aku luan la yang nelpon..”

T (Komunikasi personal, 7 April 2010)

Penuturan yang diberikan oleh T menunjukkan adanya kontak batin yang

terjadi antara T dan N sebagai sepasanga anak kembar. Kontak batin yang

Universitas Sumatera Utara

5/14/2018 Chapter I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i-55a9319ec498b 5/17

terjadi antara T dan N disebabkan karena mereka terbiasa berada dalam

lingkungan yang sama. Lingkungan membawa pengaruh yang besar bagi anak 

kembar. Kesamaan karakter maupun pengalaman kontak batin yang mereka

alami, juga disebabkan karena faktor lingkungan. Pengaruh lingkungan akan

mempengaruhi perkembangan pada anak selain pengaruh genetika (Baumrind,

Maccoby & Jackson, dalam Santrock, 2009). Walaupun begitu pengaruh

lingkungan juga bergantung pada karakteristik yang diturunkan secara genetik.

Genetik atau keturunan dan lingkungan sangat penting bagi seseorang

individu untuk hidup. Genetik dan lingkungan bekerja sama untuk 

menghasilkan inteligensi, perangai, tinggi badan, berat badan, bakat dan lain

lain (Loehlin, dalam Santrock, 2009).

Interaksi yang terjadi antara genetik dan lingkungan juga dapat juga

bekerja sebaliknya. Anak yang secara genetik serupa, sering kali berkembang

secara berbeda bergantung pada lingkungan tempat tinggalnya (Collin et all,

2001, dalam Papalia 2009). Gen dapat mempengaruhi bagaimana anak-anak 

membuat orang tua untuk bereaksi secara berbeda dan memunculkan

perlakuan yang berbeda, dan gen dapat mempengaruhi bagaimana anak-anak 

mengartikan, melakukan respon terhadap perlakuan tersebut dan hasil yang

didapatkan. Anak juga membentuk lingkungannya sendiri dengan pilihan yang

di ambil, dan struktur genetik mempengaruhi pilihan-pilihan ini (Papalia,

Olds, Feldman, 2009).

Lingkungan juga merupakan tempat dimana anak akan tumbuh dan

berkembang. Anak kembar juga tidak akan selamanya menjadi anak-anak.

Universitas Sumatera Utara

5/14/2018 Chapter I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i-55a9319ec498b 6/17

Fisik dan emosi yang dimiliki oleh anak kembar juga akan semakin tumbuh

dan terbentuk seiring pertambahan usia. Pada saat anak kembar tumbuh

menjadi dewasa, secara fisik, anak kembar akan tetap memiliki kesamaan, tapi

secara psikologis perbedaan-perbedaan yang dimiliki juga akan semakin

tampak. Pada saat anak kembar tumbuh memasuki masa dewasa, akan terlihat

kekurangan dan kelebihan yang dimiliki masing–masing pribadi (Borualogo,

2009).

Memasuki masa dewasa awal, para anak kembar akan mendapatkan tugas

perkembangan sesuai dengan tahapan perkembangan masa dewasa awal. Salah

satu tugas perkembangan yang akan dihadapi di masa dewasa awal, adalah

membentuk keluarga. Pada masa dewasa awal, setiap individu dituntut untuk 

membentuk suatu keluarga. Tuntutan–tuntutan ini berasal dari lingkungan

sosial, budaya dan lingkungan historis yang kemudian akan mempengaruhi

pemilihan pasangan, strategi pemilihan pasangan, pilihan dan keadaan

hubungan (Santrock, 2009). Sebelum membentuk suatu keluarga hal yang

harus dilakukan sebelumnya oleh setiap individu adalah memilih pasangan.

Proses pemilihan pasangan, merupakan suatu langkah awal yang harus

dilewati oleh setiap individu, sebelum akhirnya memasuki lembaga

pernikahan yang sesungguhnya. Memilih pasangan merupakan salah satu

keputusan terpenting yang akan dibuat oleh setiap individu sepanjang hidup

(Degenova, 2008). Melalui proses pemilihan pasangan, diharapkan perjalanan

selanjutnya menjadi lebih mudah untuk dilalui. Proses pemilihan pasangan ini

ditandai dengan adanya usaha seseorang untuk memaksimalkan keuntungan

Universitas Sumatera Utara

5/14/2018 Chapter I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i-55a9319ec498b 7/17

dan membuat interaksi sosial dengan pasangan sebagai sesuatu yang

menguntungkan. Duval menyatakan bahwa interaksi sosial dilakukan dengan

cara menukar hal–hal yang dimiliki oleh setiap individu, seperti, kecantikan,

tingkah laku ataupun inteligensi, dengan atribut-atribut yang diharapkan dari

pasangan indvidu masing-masing (dalam pemilihan pasangan, 2007). Hal ini

  juga tampak seperti yang diungkapkan oleh N (23 tahun), mengenai

pentingnya proses memilih pasangan.

“ Penting lah, memilih-milih pasangan sebelum kita mau nikah, Apalagikakak juga termasuk orang yang pemilih, sebenarnya bukan karena apa,

tapi kan kita juga pengen lah dapat yang terbaik. Kakak ini termasuk orangyang terlalu pegang komitmen, jadi kalo emang dianya serius, ya kakak 

 juga serius...”N (Komunikasi personal, 6 April 2010)

Pada kembar, proses pemilihan pasangan yang dilakukannya mempunyai

keunikan tersendiri. Hal ini dapat dilihat dari berbagai penelitian yang

menyatakan bahwa proses pemilihan pasangan pada kembar identik cenderung

mempunyai kesamaan dalam proses pemilihan pasangan bila dibandingkan

dengan kembar fraternal atau saudara kandung biasa. Kesamaan yang dimiliki

pada proses pemilihan pasangan ini, dapat dilihat dari faktor-faktor seperti

kepribadian, usia, ketertarikan secara fisik, dan sikap (Lykken & Tellegen,

1998).

Individu menemui banyak permasalahan, saat akan menentukan pasangan

hidup. Secara umum, permasalahan yang terjadi dalam pemilihan pasangan,

 juga berkaitan dengan proses pemilihan pasangan secara keseluruhan. Selain

itu, faktor-faktor dalam pemilihan pasangan juga turut memicu terjadi

Universitas Sumatera Utara

5/14/2018 Chapter I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i-55a9319ec498b 8/17

permasalahan dalam proses pemilihan pasangan. Faktor-faktor yang ada dalam

pemilihan pasangan, merupakan faktor yang umum dipertimbangkan oleh

setiap individu dalam memilih pasangan, tapi pada kenyataannya faktor-faktor

tersebut juga sering menjadi permasalahan dari setiap individu dalam

melakukan proses pemilihan pasangan. Hal ini menjadi suatu permasalahan,

karena proses pemilihan pasangan adalah hal yang harus dilakukan sebelum

individu tersebut akhirnya memutuskan untuk menikah (Degenova, 2008).

Permasalahan seperti ini juga yang membuat banyak individu yang

berhati-hati dalam memilih pasangan. Alasan ini menyebabkan banyak 

individu yang terlebih dulu menetapkan kriteria pasangan hidup, sebelum

akhirnya memilih pasangan hidupnya kelak. Tujuan dibuatnya kriteria ini

adalah untuk mencari pasangan hidup yang sesuai dengan dirinya. Saat

individu tersebut telah menemukan pasangan yang sesuai dengan kriterianya,

maka akan mempermudah individu tersebut untuk melihat kecocokan di dalam

hubungannya (Degenova. 2008). Seperti apa yang dituturkan oleh T (23

tahun) mengenai kriteria pasangan hidup.

“..kalo kakak Din, yang paling kakak liat itu umunya dulu.. minimal itu

harus 6 tahun lebih tua daripada kakak. Karena emang kakak nyarinya

yang lebih tua kan, biar bisa ngemong kakak juga.. karena kan biasanyakalo yang lebih dewasa umurnya daripada kita, pemikirannya juga udah

lebih matang lah.. nanti dari situ baru kakak liat lagi gimana orangnya,

keluarga kakak setuju atau gak.. kalo semua udah sesuai ya lanjut..”

T (Komunikasi Personal, 7 April 2010)

Seperti halnya yang dituturkan oleh T (23 tahun), salah satu pasangan

kembar, bahwa T (23 tahun) lebih melihat individu dari kepribadian yang

dimilikinya, dibanding dari fisik yang dimiliki. Degenova (2008)

Universitas Sumatera Utara

5/14/2018 Chapter I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i-55a9319ec498b 9/17

mengatakkan bahwa kebanyakan wanita memang lebih melihat kualitas dari

pasangannya. Bagi para wanita, kekurangan yang terjadi dalam pernikahan

bukan dikarenakan pernikahannya, akan tetapi lebih karena kualitas dari

pasangan hidupnya. Oleh sebab itu tidak heran, apabila banyak individu yang

akhirnya menentukan kriteria pasangan yang sesuai dengan kebutuhan dirinya

agar kualitas pernikahannya juga berjalan dengan lebih baik.

Ada banyak hal yang dapat membuat seorang individu tertarik dengan

individu lainnya. Salah satu hal yang dapat membuat tertarik adalah saat

berada di suatu tempat yang sama. Degenova (2008) menyatakan bahwa

wilayah geografi dapat mempengaruhi dua orang individu untuk saling tertarik 

dan menjalin hubungan. Kedekatan di antara keduanya juga akan menentukan

hubungan yang telah terjalin, berlanjut ke tahap yang lebih serius atau tidak.

Sepakat dengan hal ini, N (23 tahun), mengaku bahwa awal ketertarikannya

dengan pasangannya sekarang ini disebabkan karena berada dalam lingkungan

kerja yang sama.

“..kakak pertama kali jumpa sama pacar kakak ini di tempat kerja Din..

kakak kan orang baru, abang itu udah lama lah.. trus ya gitu, lama-lama

biasa aja kan, trus deket. Ya..orangnya juga lumayan si kali menurut

kakak..trus ngobrol-ngobrol, kok cocok gitu sama kakak kan.. ya udah

habis itu deket, ya trus lanjut sampe sekarang..”N (Komunikasi Personal, 6 April 2010)

Sejalan dengan yang telah dituturkan oleh N, bahwa awal ketertarikan N

dengan pasanganya disebabkan karena penampilan fisik yang dimiliki

pasangannya. Setelah N dan pasangannya sudah saling mengenal, kepribadian

yang dimiliki pasangan mulai membuat N tertarik. Hal ini seperti apa yang

Universitas Sumatera Utara

5/14/2018 Chapter I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i-55a9319ec498b 10/17

diungkapkan oleh Degenova (2008) bahwa ketertarikan seorang individu

dengan individu lainnya biasanya disebabkan karena penampilan fisik dan

kepribadian yang dimiliki oleh pasangannya.

Setelah keduanya merasa saling tertarik satu sama lain, dua individu ini

akan mulai mencari kecocokan di antara pribadinya masing-masing.

Kecocokan yang dialami oleh setiap pasangan akan memicu terciptanya

keluarga yang harmonis saat keduanya sudah menikah. Saat sudah merasa

cocok setiap pasangan akan mulai mengevaluasi karakter, tempramen, nilai,

kebiasaan dan sikap yang dimiliki oleh pasangannya untuk lebih mencari

kecocokan didalam hubungannya. Dalam hal ini, N (23 tahun) dan T (23

tahun) menuturkan pengalamannya dalam mencari kecocokan didalam

hubungan dengan pasangannya masing-masing.

“..cocok itu bagi kakak, kalo dia itu bisa buat kakak nyaman sama dia,

sama perlakuan dia.. trus keluarga kakak juga sreg ma dia kan, ya udah..itu yang buat kakak berani ngelanjut sama dia..”

T (Komunikasi Personal, 7 April 2010)

“..gimana ya Din, kalo kakak sih.. lebih liat cocok itu kalo kakak itungerasa nyaman sama dia, bisa jadi diri kakak sendiri lah, gak dibuat-buat..

kan ada kan yang kadang  jaim-jaim gitu di depan pasangannya, nah kalo

kayak gitu malah kakak rasa gak cocok ya..”

N (Komunikasi Personal, 6 April 2010)

Degenova (2008) juga menyatakan bahwa memilih pasangan adalah

keputusan yang paling penting sebelum seorang individu memutuskan untuk 

menikah. Dalam memilih pasangan ada berbagai macam faktor yang dapat

mempengaruhi pemilihan pasangan pada setiap individu. Diantaranya adalah

latar belakang keluarga dan karakteristik personal dari setiap individu. Latar

Universitas Sumatera Utara

5/14/2018 Chapter I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i-55a9319ec498b 11/17

belakang dari keluarga akan sangat mempengaruhi kehidupan individu.

Dengan melihat aspek positif dan aspek negatif dari latar belakang keluarga,

individu dapat bertanggung jawab terhadap pilihan masing–masing.

Mengetahui sesuatu tentang keluarga dari calon pasangan hidup, akan

membantu individu tersebut untuk mengetahui sifat dari calon pasangan hidup

yang dipilih (Degenova, 2008). Seperti yang dikemukakan oleh N (23 tahun)

dan T (23 tahun), mengenai faktor latar belakang keluarga.

“ Keluarga itu faktor yang paling penting, karena kita kan gak cuma

berhubungan dengan dianya aja, tapi juga sama keluarganya. Apalagi kalodia juga care sama keluarga kita, itu udah jadi nilai tambah sendiri bagi

kakak. Dan  Alhamdulillah, calon kakak ini kayak gitu sama keluargakakak dan keluarganya pun care sama kakak. Kakak juga suka tanya –

tanya dulu sama adek, mama ato keluarga lainnya, kalo emang katamereka, ‘boleh la kak’, lanjut.. tapi kalo misalnya ‘ihh kak, gak usah lah

gak cocok pun..’ ya kakak juga pertimbangan lagi kata – kata mereka..”T (Komunikasi personal, 7 April 2010)

“ Keluarga iya hal yang penting juga, karena kakak juga gak enak lah kalo

misalnya keluarga pacar kakak  cuek sama kakak, ato keluarga kakak cuek ma pacar kakak. Kalo kayak gitu kan brarti ada apa-apa, jadi ya kalo

pacaran, kakak juga suka liat dulu ni keluarganya gimana.. Yah, secara gak langsung, status ekonomi dari pasangan kakak juga kakak perhatikan..

N (Komunikasi personal, 6 April 2010)

Degenova (2008) menyatakan bahwa selain dari latar belakang keluarga

seorang individu, ada hal lain yang juga harus diperhatikan, yaitu masalah

status sosioekonomi. Dengan mempertimbangkan faktor latar belakang

sosiekonomi yang ada pada calon pasangan, hal ini memungkinkan terjadinya

kepuasan pernikahan yang lebih baik ke depannya. Degenova (2008) juga

menyatakan adanya faktor lain yang dapat mempengaruhi pemilihan pasangan

Universitas Sumatera Utara

5/14/2018 Chapter I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i-55a9319ec498b 12/17

yaitu faktor agama. Seperti yang dikemukakan oleh T (23 tahun) mengenai

faktor agama.

“Kalo masalah agama, emang udah pasti harus seiman. Kalo pun dia

cakep, baik, tapi kalo gak seiman, ya sama aja. Orang tua kakak juga udah

pasti gak setuju.. “

T (Komunikasi personal, 7 April 2010)

Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi pemilihan pasangan yang

dilakukan oleh seorang individu adalah faktor ras atau suku (Degenova, 2008).

Permasalahan mengenai pemilihan pasangan berdasarkan faktor suku atau ras

masih tetap ada dalam masyarakat. Banyak penghalang yang terjadi ketika

seorang individu memiliki hubungan dengan individu yang mempunyai

perbedaan suku atau ras (Degenova, 2008). Hal ini seperti yang dituturkan

oleh N (23 tahun), mengenai faktor suku atau ras.

” Gak tau juga si, sebenarnya kakak juga gak terlalu peduli kali sama suku

dari pacar kakak, Emang si kakak orang aceh, dan kebetulan pacar kakak  juga orang aceh. Trus, si T pacarnya orang aceh juga.. Orang tua kami juga

sebenarnya gak ada maksain harus punya pacar orang aceh si.. eh, tapipernah juga si, kakak punya pacar yang bukan aceh, mama kakak agak 

gimana gitu.. jadi ya kakak juga terakhir agak gak nyaman ma dia..”

N (Komunikasi personal, 6 April 2010)

Degenova (2008) menyatakan bahwa selain dari faktor-faktor seperti

status sosioekonomi, ras dan agama, ada hal lain yang harus diperhatikan, dan

itu adalah masalah pendidikan. Ada kecenderungan dari seorang individu

untuk memilih pasangan yang memiliki latar belakang pendidikan yang sama

(Shehan, Berardo, Bera & Carley dalam Degenova, 2008). Dalam hal ini, N

sepakat bila masalah pendidikan menjadi hal yang penting dalam pemilihan

Universitas Sumatera Utara

5/14/2018 Chapter I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i-55a9319ec498b 13/17

pasangan, tapi T tidak sepakat dengan N. Menurut T, pendidikan tidak 

merupakan hal yang paling utama dalam memilih pasangan, seperti yang

dikemukakan oleh T dan N.

“Pendidikan itu penting bagi kakak. Soalna, emm, gimana ya, kayakna

kalo misalnya kita dapat pasangan yang dibawah kita, agak kurang aja

bagi kakak. Ya, kalo bisa minimal setara lah sama kakak.. Tapi kakak juga

kurang suka si, kalo yang pendidikannya kayak militer-militer gitu, kakak 

lebih suka yang biasa-biasa aja..”

N (Komunikasi personal, 6 April 2010)

“ Pendidikan emang penting juga si, tapi itu gak jadi fokus utama kakak dalam memilih pasangan. Bagi kakak, yang kakak perhatikan pertama itu

usia dari calon pasangan kakak. Kebetulan kakak nyari calon yang usianyaitu minimal beda 6 tahun sama kakak. Jadi biar lebih bisa ngemong kakak 

nantinya.. “T (Komunikasi Personal, 7 April 2010)

Karakteristik lain yang juga mempengaruhi proses pemilihan pasangan,

selain faktor latar belakang keluarga adalah karakteristik personal (Degenova,

2008). Karakteristik personal juga mempunyai kontribusi dalam faktor

kecocokan pemilihan pasangan. Salah satunya seperti yang dikemukakan oeh

T (23 tahun), yaitu faktor usia. Selain usia, ada faktor lain yang akan

mempengaruhi seseorang dalam memilih pasangan, yaitu kesamaan sikap dan

nilai. Kesamaan sikap dan nilai dikatakan dalam Degenova (2008), merupakan

hal yang penting. Memiliki kesamaan sikap dan nilai, dapat membuat seorang

individu untuk saling berbagi kesamaan, sehingga mereka merasa nyaman satu

sama lain. Dalam hal ini, N sependapat dengan apa yang dinyatakan dalam

Degenova (2008), tapi tidak dengan apa yang dirasakan oleh T, kembarannya.

“ Kakak lebih suka cari pasangan yang punya banyak kesamaan sama

kakak, lebih enak aja, jadi kan bisa bareng – bareng trus. Kebetulan sama

Universitas Sumatera Utara

5/14/2018 Chapter I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i-55a9319ec498b 14/17

pacar kakak sekarang juga punya banyak kesamaan. Sama – sama suka

traveling, hobi makan, ya klop la.. “

N (Komunikasi Personal, 6 April 2010)

“ Emang enak si, kalo bisa punya banyak kesamaan dengan calon

pasangan kita. Tapi kakak sama pasangan kakak, malah lebih banyak 

bedanya dari pada samanya. Haha.. Kalo pasangan kakak lebih agak keras,

kalo kakak ya santai aja. Masih banyak juga si bedanya sama pasangan

kakak, tapi kakak nyaman–nyaman aja si sampe skarang, gak terlalu

mengganggu.. “

T (Komunikasi Personal, 7 April 2010)

Berdasarkan penuturan yang disampaikan di atas, mengungkapkan bahwa

secara umum, kembar mempunyai beberapa persamaan dan perbedaan dalam

melakukan pemilihan pasangan. Proses pemilihan pasangan yang dilakukan

setiap pasangan kembar cenderung mempunyai keunikan dibanding dengan

individu biasa. Keunikannya dapat terlihat dari kesamaan dalam setiap proses

pemilihan pasangan yang dilakukan dengan kembarannya. Ini disebabkan oleh

faktor lingkungan dimana anak-anak kembar tumbuh bersama dan adanya

lingkungan kembar yang unik. Hal inilah yang kemudian membuat peneliti

ingin mengetahui lebih dalam mengenai bagaimana gambaran proses

pemilihan pasangan pada dewasa awal yang kembar, yang secara umum

memiliki kedekatan secara emosional atau disebut juga dengan kontak batin.

B.  PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diajukan perumusan masalah

sebagai berikut ”Bagaimana proses pemilihan pasangan pada dewasa awal

yang kembar?”

Universitas Sumatera Utara

5/14/2018 Chapter I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i-55a9319ec498b 15/17

C.  TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk :

1.  Mengetahui faktor-faktor pemilihan pasangan yang mempengaruhi proses

pemilihan pasangan pada dewasa awal yang kembar

2.  Mengetahui gambaran proses pemilihan pasangan yang dilakukan oleh

dewasa awal yang kembar

D.  MANFAAT PENELITIAN

1.  Manfaat Teoritis 

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah konsep atau

teori yang bisa menopang perkembangan ilmu pengetahuan di bidang

psikologi, khususnya yang berkaitan dengan pemilihan pasangan pada

dewasa awal yang kembar.

2.  Manfaat Praktis

a.  Memberikan informasi pada masyarakat dan orang tua yang mempunyai

anak kembar, bahwa anak kembar tetap dua individu yang berbeda,

sehingga dapat mengurangi stereotype tentang anak kembar.

b.  Memberikan informasi pada pasangan kembar yang belum menikah,

tentang gambaran proses pemilihan pasangan yang terjadi pada anak 

kembar, yang tanpa disadari mempunyai perbedaan dan persamaan dalam

setiap prosesnya.

c.  Memberikan informasi pada masyarakat yang belum menikah, mengenai

gambaran proses pemilihan pasangan, dan faktor–faktor yang dapat

Universitas Sumatera Utara

5/14/2018 Chapter I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i-55a9319ec498b 16/17

mempengaruhi pemilihan pasangan, sehingga dapat menjadi pertimbangan

untuk proses pemilihan pasangan yang akan dilakukan.

E.  SISTEMATIKA PENULISAN 

Sistematika penulisan proposal penelitian ini adalah:

Bab I  : Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

penulisan.

Bab II  : Landasan teori

Bab ini menguraikan tentang tinjauan teoritis dan teori-teori yang

menjelaskan dan mendukung data penelitian. Diantaranya adalah

teori mengenai pemilihan pasangan, dewasa awal dan teori

mengenai kembar (twins). 

Bab III

BAB IV

:

:

Metode penelitian

Bab ini berisi penjelasan mengenai alasan dipergunakannya

pendekatan kualitatif, responden penelitian, metode pengambilan

data, alat bantu pengumpulan data, kredibilitas penelitian, serta

prosedur penelitian.

Analisa Data dan Interpretasi

Bab ini menguraikan mengenai data dan pembahasan hasil

analisa data penelitian dengan teori yang relevan untuk 

menjawab pertanyaan penelitian yang telah ditentukan

Universitas Sumatera Utara

5/14/2018 Chapter I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i-55a9319ec498b 17/17

 

BAB V  :

sebelumnya.

Kesimpulan, diskusi dan saran

Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan dari apa yang

diperoleh di lapangan, diskusi yang merupakan pembahasan, dan

pembanding hasil penelitian dengan teori-teori atau hasil

penelitian sebelumnya serta saran-saran untuk penyempurnaan

penelitian berikutnya

Universitas Sumatera Utara