Chapter I

6

Click here to load reader

Transcript of Chapter I

Page 1: Chapter I

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang

perlu mendapat perhatian serius1. Hal ini dapat dilihat dari tingginya prevalensi

penyakit gigi dan mulut yang diderita oleh masyarakat Indonesia sebesar 72%,

termasuk anak-anak.2 Karies gigi dan penyakit periodontal adalah penyakit gigi dan

mulut yang banyak diderita masyarakat Indonesia.1

Berdasarkan teori Blum, status kesehatan gigi dan mulut seseorang atau

masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor, salah satu di antaranya adalah lingkungan,

baik itu lingkungan fisik (sarana layanan kesehatan dan fasilitas/sumber air bersih)

maupun sosial budaya (tingkat pendidikan, mata pencaharian, dan pendapatan).

1

Penelitian yang dilakukan Fan, et al. pada anak usia 3, 5, 6, 12, dan 15 tahun di

Deyang, Sichuan, Provinsi China menunjukkan anak usia 12 tahun yang tinggal di

daerah urban (kota) memiliki rata-rata DMF-T yang lebih tinggi sebesar 0,90

dibandingkan di daerah sub urban sebesar 0,54 dan di daerah rural (desa) 0,57.

Walaupun demikian, rata-rata OHI-S pada anak usia 12 dan 15 tahun tertinggi

dijumpai di daerah rural yaitu 2,62 dan 2,38, diikuti daerah sub urban 1,95 dan 2,09.3

Perilaku juga memegang peranan penting dalam mempengaruhi status

kesehatan gigi dan mulut. Oleh karena pentingnya perilaku dalam mempengaruhi

status kesehatan gigi, maka frekuensi membersihkan gigi dan mulut sebagai bentuk

perilaku dapat mempengaruhi baik buruknya kebersihan gigi dan mulut termasuk

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Chapter I

mempengaruhi skor karies dan penyakit periodontal.1 Hofsteadt dan Stillerman dalam

penelitiannya menemukan adanya perbedaan perilaku kesehatan gigi antara anak

yang tinggal di daerah rural dan urban. Persentase anak di daerah rural dan urban

yang menyikat gigi dua kali sehari 10% dan 24%, sekali dalam sehari 10% dan 30%,

dan yang menyikat gigi hanya sekali dalam seminggu/sesekali 40% dan 20%.

Perilaku yang berbeda antara anak-anak yang tinggal di daerah rural dan

urban dijumpai oleh Kosovic, Nilsson, dan Anderson dalam hal mengonsumsi

permen/makanan manis dan minuman ringan. Persentase anak usia 12 tahun yang

tinggal di daerah urban dengan sosial ekonomi tinggi dan anak-anak di daerah rural

dengan sosial ekonomi rendah yang tinggi mengonsumsi permen atau makanan manis

adalah 40% dan 26%. Tingkat mengonsumsi permen/makanan manis lebih tinggi

ditunjukkan pada anak-anak yang tinggal di daerah urban dibandingkan anak-anak di

daerah rural. Walaupun demikian, frekuensi menyikat gigi lebih baik pada anak-anak

yang tinggal di daerah urban dengan sosial ekonomi tinggi dibandingkan anak-anak

di daerah rural dengan sosial ekonomi rendah. Tujuh puluh lima persen anak yang

tinggal di daerah urban dengan sosial ekonomi tinggi memiliki frekuensi menyikat

gigi yang baik, sedangkan pada anak yang tinggal di daerah rural dengan sosial

ekonomi rendah hanya 37% yang memiliki frekuensi menyikat gigi yang baik.

4

Perilaku mempunyai peranan yang sangat besar terhadap status kesehatan

individu, kelompok, maupun masyarakat. Selain itu, perilaku juga dipengaruhi oleh

lingkungan yang dihadapi.

5

6 Manusia bertingkah laku tertentu karena didorong oleh

keinginan untuk mencapai tujuan yang berguna baginya atau adanya motivasi.

Motivasi manusia untuk berperilaku tertentu dipengaruhi oleh faktor internal (dari

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Chapter I

dalam diri) dan faktor eksternal (dari luar diri/lingkungan). Orang tua merupakan

salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi anak untuk berperilaku. Orang

tua terutama ibu merupakan kunci dalam keluarga karena berperan penting dalam

pendidikan dan perilaku kesehatan keluarga yang sangat mempengaruhi kesehatan

dirinya dan seluruh keluarga. Pendidikan merupakan faktor kedua terbesar dari faktor

sosial ekonomi yang mempengaruhi status kesehatan. Tingkat pendidikan sangat

berpengaruh terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku hidup sehat. Seseorang

dengan tingkat pendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan dan sikap yang lebih

baik tentang kesehatan yang akan mempengaruhi perilakunya untuk hidup sehat. Oleh

karena besarnya pengaruh pendidikan terhadap status kesehatan manusia, maka

pendidikan ibu sebagai orang yang sangat menentukan kesehatan keluarga, tentunya

dapat menjadi faktor penting dalam mempengaruhi perilaku hidup sehat dalam

keluarga.8

Sehubungan dengan besarnya peranan perilaku dan lingkungan dalam

mempengaruhi status kesehatan gigi dan mulut, serta perlunya mengatasi masalah

kesehatan gigi dan mulut yang terjadi pada anak, maka perlu diberikan pendidikan

kesehatan gigi dan mulut secara dini pada anak baik di lingkungan keluarga, sekolah,

masyarakat, maupun profesional (praktik dokter gigi).

7 Pendidikan kesehatan adalah

upaya untuk mempengaruhi dan mengajak orang lain, baik individu, kelompok, atau

masyarakat, agar melaksanakan perilaku hidup sehat, karena tingkat kesehatan

merupakan salah satu faktor yang menentukan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Tingkah laku yang diharapkan dalam pendidikan kesehatan ini adalah yang

menunjang cara hidup sehat, baik manusia sebagai perorangan maupun sebagai

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Chapter I

kelompok masyarakat. Oleh kerena itu, pendidikan kesehatan sangat penting dalam

menunjang program kesehatan yang direncanakan.

Riyanti, dkk. menemukan adanya hubungan antara pemberian penyuluhan

penyikatan gigi dengan peningkatan tingkat kebersihan gigi dan mulut murid sekolah

dasar.

7

9 Berdasarkan hasil penelitian Zhu, et al. pada anak usia 12 dan 18 tahun di

China, 60% anak usia 12 tahun yang tinggal di daerah urban menyatakan pernah

mendapatkan informasi kesehatan gigi dan mulut. Hal ini lebih baik jika

dibandingkan anak yang tinggal di daerah rural, hanya 36,8% yang pernah

mendapatkan informasi kesehatan gigi. Berdasarkan perilaku menyikat giginya, anak

dan remaja yang tinggal di daerah urban ternyata memiliki perilaku membersihkan

rongga mulut yang lebih teratur dibandingkan anak dan remaja yang tinggal di daerah

rural.

Penelitian tentang status oral higiene dan perilaku kebersihan gigi dan mulut

ini dilakukan pada siswa-siswi kelas V SD di daerah rural dan urban. Pada tingkat ini,

usia anak berkisar 10–12 tahun, usia yang dianjurkan WHO untuk dilakukan

penelitian kesehatan gigi dan mulut.

10

11 Pada kelompok usia ini minat belajar anak

tinggi didukung oleh ingatan anak yang kuat sekali serta kemampuan dalam

menangkap dan memahami materi yang diberikan.9,12 Selain itu, pada tingkat ini anak

mudah dididik dan senang berada di sekitar orang-orang yang memberi perhatian

padanya.12,13 Secara umum, perilaku kesehatan gigi pada usia ini lebih kooperatif

daripada kelompok umur yang lebih muda dan ini juga dianggap sudah mandiri

dalam kegiatan menyikat gigi.9

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Chapter I

Umur 10-12 tahun juga merupakan periode kritis dalam pengadopsian,

pemeliharaan, dan peningkatan gaya hidup anak. Pada tahap ini terjadi peningkatan

proses metabolisme yang mengakibatkan kebutuhan energi meningkat. Meningkatnya

kebutuhan energi menyebabkan perilaku mengonsumsi makanan/mengemil pada anak

juga meningkat dan pola makan yang tidak teratur dibandingkan tingkatan usia anak

lainnya. Perilaku kebiasaan menyikat gigi yang baik dan perilaku mengonsumsi

makanan yang baik tentunya sangat tepat diajarkan pada usia tersebut mengingat

terjadinya peningkatan frekuensi makan dan pola makan yang tidak teratur.

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Medan Barat mewakili daerah urban

dan Desa Ujung Rambung dan Desa Kuala Lama, Kecamatan Pantai Cermin

mewakili daerah rural. Kecamatan Medan Barat adalah salah satu kecamatan di

lingkar dalam di Kota Medan dengan tingkat kemudahan dalam memperoleh

pelayanan kesehatan, sedangkan Desa Ujung Rambung dan Desa Kuala Lama adalah

desa di Kecamatan Pantai Cermin dengan jarak tempuh 5,1 Km untuk mencapai

fasilitas kesehatan.

14

2,15,25

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah penelititan adalah:

1. Bagaimana gambaran oral higiene dan perilaku kebersihan gigi pada murid

kelas V SD di daerah rural dan urban?

2. Apakah ada perbedaan rata-rata oral higiene pada murid kelas V SD di

daerah rural dan urban?

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Chapter I

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui rata-rata oral higiene murid kelas V SD di daerah rural

dan urban.

2. Untuk mengetahui perilaku kebersihan gigi dan mulut murid kelas V SD di

daerah rural dan urban.

3. Untuk mengetahui perbedaan status oral higiene murid kelas V SD di

daerah rural dan urban.

1.4 Manfaat Penelitian

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pelaksanaan

pendidikan kesehatan gigi di sekolah, baik oleh tenaga kesehatan/dokter gigi, tenaga

pendidik, maupun pemerintah daerah setempat yaitu Pemerintah Kecamatan Medan

Barat, Kota Medan dan Pemerintah Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang

Bedagai, Sumatera Utara dan menunjukkan pentingnya pendidikan kesehatan gigi

bagi murid sekolah dasar khususnya guna menumbuhkan perilaku kesehatan yang

lebih baik untuk anak di daerah urban maupun rural.

Universitas Sumatera Utara