Chapter 2 Fix Maju

24
BAB I Identitas Buku Chapter 2 “Profesi Mengajar” Deskripsi Singkat Guru merupakan sebuah profesi yang memiliki tugas melayani masyarakat dalma bidang pendidikan. Secara khusus guru diharapkan mampu memberikan layanan profesional kepada peserta didik agar tujuan pembelajaran tercapai. Tim Penyusun 1. Erika Feronika Br. Simanungkalit (1502581) 2. Sarti Hafsyah Siregar (1502402) Proses Penyusunan 1. Menterjemahkan bahan diskusi 2. Mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan profesi guru 3. Mendiskusikan langkah-langkah penyusunan makalah 4. Membuat kesimpulan

description

CH 2 Foundation of Education

Transcript of Chapter 2 Fix Maju

Page 1: Chapter 2 Fix Maju

BAB I

Identitas Buku

Chapter 2 “Profesi Mengajar”

Deskripsi Singkat

Guru merupakan sebuah profesi yang memiliki tugas melayani masyarakat dalma bidang pendidikan. Secara khusus guru diharapkan mampu memberikan layanan profesional kepada peserta didik agar tujuan pembelajaran tercapai.

Tim Penyusun

1. Erika Feronika Br. Simanungkalit (1502581)2. Sarti Hafsyah Siregar (1502402)

Proses Penyusunan

1. Menterjemahkan bahan diskusi2. Mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan profesi guru3. Mendiskusikan langkah-langkah penyusunan makalah4. Membuat kesimpulan

Page 2: Chapter 2 Fix Maju

BAB II

PROFESI MENGAJAR

Apakah guru adalah sebuah profesi?

Pertanyaan tentang apakah guru merupakan sebuah profesi telah ditelaah secara mendalam oleh para ahli pendidikan dalam beberapa dekade terakhir. Beberapa ahli telah mencoba untuk mengidentifikasi karakteristik ideal dari sebuah profesi kemudian memberi penilaian kepada guru menggunakan item-item di dalamnya, untuk mengetahui apakah guru itu adalah sebuah profesi.

Karakteristik profesi :

1. Memiliki rasa untuk melayani publik, berkomitmen seumur hidup terhadap pekerjaan.2. Menguasai pengetahuan serta keterampilan yang berkaitan dengan pekerjaan melebihi

pencapaian dari orang pada umumnya.3. Telah melewati pelatihan khusus dalam periode yang panjang.4. Pengawasan melalui standar lisensi dan/atau persyaratan tertentu. 5. Otonom dalam membuat keputusan-keputusan mengenai cakupan wilayah pekerjaan.6. Menerima keputusan dan aturan yang telah dibuat secara bertanggung jawab yang

ditampilkan melalui pelayanan terbaik yang diberikan, sekumpulan standar penampilan.7. Mengatur sendiri organisasi profesinya.8. Memiliki asosiasi profesional dan/atau kelompok-kelompok elit yang mengakui

pencapaian individu.9. Memiliki kode etik untuk membantu mengklarifikasi hal-hal yang ambigu dan

membingungkan terkait dengan pelayanan yang diberikan.10. Prestise tinggi dan ekonomi yang mapan.

Kritikus mengklaim bahwa pendidik bukanlah sebuah profesi penuh karena memiliki kekurangan terkait dengan daftar karakteristik profesi penuh di atas, tetapi lebih terlihat sebagai “semi-profesi” atau “berkembang menuju profesi” dalam proses mencapai karakteristik-karakteristik tersebut.

Jika dibandingkan dengan pengacara dan dokter, pendidik tertinggal terutama dalam empat hal berikut: (1) penguasaan pengetahuan serta keterampilan yang berkaitan dengan pekerjaan melebihi pencapaian dari orang pada umumnya, (2) pengawasan melalui standar lisensi dan/atau persyaratan tertentu, (3) otonom dalam membuat keputusan-keputusan mengenai lingkup pekerjaan, (4) tingkat prestise dan pendapatan yang tinggi.

(1) Penguasaan Pengetahuan

Semua profesi memiliki keahlian disiplin ilmu tertentu yang membedakan mereka dari masyarakat umum dan memungkinkan mereka untuk melakukan hal-hal yang berkaitan dengan keahlian mereka tersebut. Anggota dari profesi menjaga keahlian mereka dengan terus belajar dalam bidangnya dan melindungi profesinya dari orang-orang yang tidak pantas untuk mendapatkan profesi tersebut. Di masa lalu, Pendidikan atau mengajar tidak disetujui sebagai sebuah disiplin ilmu . Mengajar juga tidak dipandu

Page 3: Chapter 2 Fix Maju

oleh aturan dan prosedur serta metodologi yang baik seperti profesi dalam bidang obat-obatan atau teknik.

Persiapan guru biasanya terdiri dari 3 komponen utama; (1) pendidikan liberal (umum), (2) materi khusus dalam bidang pendidikan, mayor maupun minor, dan (3) pendidikan profesional.

Dengan kurangnya perhatian terhadap profesi mengajar, anggota-anggota profesi pendidikan mengambil langkah-langkah untuk merubah situasi ini dan mengembangkan wadah untuk mendapatkan pengakuan terhadap disiplin ilmu yang mempunyai standar nasional sehingga membuat para pendidik layak diperhitungkan. NCATE mengatur standar guru sesuai dengan standar nasional yang akan menyaring para pendidik yang baik serta layak masuk kelas. Ditahun 2009, 42% dari 1200 mahasiswa perguruan tinggi terlibat dalam pelatihan guru yang belum mendapatkan sertifikat NCATE. Sebanyak 700 orang akan dipertimbangkan sedangkan 500 lainnya mendapatkan sertifikat serta akan dievaluasi kembali untuk tingkat negara.

(2) Pengawasan melalui standar lisensi dan/atau persyaratan tertentu

Setiap negara menetapkan persyaratan sertifikasi,yang berbeda satu dengan yang lain. Seperti yang ditandai pada bagian motivasi, persiapan dan kondisi calon guru, calon-calon guru pada sebagian besar negaran diharuskan untuk melalui tes kompetensi minimum dalam membaca, menulis, dan matematika. Lebih dari itu beberapa orang seperti dewan pengurus nasional untuk standar guru nasional telah menunjukkan metode untuk mengukur kemampuan dari para guru veteran.

Selain itu banyak guru sekolah menengah yang mengajar tanpa lisensi atau dengan kata lain, di luar bidang keahlian yang diakui.

(3) Otonom dalam membuat keputusan-keputusan mengenai lingkup pekerjaan

Dalam sebuah profesi, setiap anggota dari perkumpulan tersebut dianggap kompeten untuk memberikan penilaian terhadap bidang pekerjaan dimana ia terlibat. Seorang professional biasanya mengikuti aturan dan kebiasaan yang didasarkan pada hukum maupun etika dalam hubungannya dengan klien. Seorang guru biasa hanya mendapatkan sedikit acuan dari kurikulum dan buku-buku ataupun dari topik-topik hangat yang sedang didiskusikan serta kontroversi. Sangat disayangkan, Padahal dengan meningkatkan kemampuannya, guru akan mampu berbuat lebih jauh terhadap aturan-aturan pemerintah, pimpinan perusahaan dan lembaga masyarakat lainnya.

(4) Prestise Yang Tinggi Dan Kemapanan Dalam Ekonomi

Prestise dalam pekerjaan berarti kepuasan masyarakat tertentu terhadap pekerjaan. Sebuah pekerjaan dikatakan mempunyai prestise yang tinggi jika secara umum dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap masyarakat. Pekerjaan yang membutuhkan tingkat pendidikan yang tinggi dan sedikit aktivitas manual juga disebut sebagai pekerjaan yang bergengsi. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh NORC (The National Opinion Research Center) di awal tahun 1947, dari 500 jenis pekerjaan, nilai rata-rata tertinggi dari responden untuk pekerjaan yang bergengsi adalah ahli fisika dan ahli bedah 82%. Dan yang terendah adalah tukang semir sepatu 9%. Sedangkan guru berada pada 52%. Salah satu alasan yang menyebutkan mengapa guru dapat menjadi

Page 4: Chapter 2 Fix Maju

profesi yang bergengsi di masa depan dapat tercapai jika guru selalu meningkatkan tingkat pendidikannya dan mampu mengaplikasikannya dalam berbagai bidang studi secara lengkap. Selain itu, harus dapat memecahkan berbagai masalah dengan solusi yang tepat serta mampu mengaplikasikan ilmunya pada berbagai usia, baik anak-anak, remaja, orang tua, kolega dan orang-orang superior. Meskipun gaji guru sejak 1930 meningkat lebih dari pekerja pabrik, tapi guru dibayar lebih rendah dari lulusan perguruan tinggi seperti arsitek, perawat, akuntan dan terapis.

Trend Menuju Profesionalisme

Pemerintah sekarang ini memiliki organisasi standar professional yang mempunyai otoritas untuk memberikan izin, memperbaharui, memberhentikan atau menarik kembali sertifikat untuk guru. The National Board for Professional Teaching Standards (NBPTS) memberikan penghargaan kepada lebih dari 74 guru master. Yang telah menunjukkan kemampuan dan keahliannya dengan mengikuti berbagai tes dalam 26 bidang sertifikat. Meskipun NBPTS tidak dapat dijadikan sertifikat untuk melamar pekerjaan, tapi banyak organisasi pemerintah dan sekolah memberikan dukungan bagi guru agar dapat mengikuti tes sertifikat nasional.

Diperlukan sebuah formula yang dapat mempersiapkan guru sebelum memasuki pekerjaan di kelas yang sesungguhnya. Karena kenyataan di lapangannya, banyak sekali guru-guru yang belajar trial and error di kelas, terlihat frustasi, takut, bahkan trauma terhadap siswanya sehingga 14% guru baru banyak yang berhenti dari profesinya ini. Untuk menanggulangi ini banyak perguruan tinggi dan universitas membuat klinik bagi guru untuk mengajar sebelum terjun ke dunia pendidikan yang sesungguhnya. Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan diawali menjadi asisten guru lain yang sudah berpengalaman. Ini akan membuat guru baru lebih terasah dan siap.

Manajemen Berbasis Sekolah

Dalam manajemen berbasis sekolah ini, guru, TU, dan mungkin orang tua dan masyarakat dapat mengembangkan rencana kedepan bersama-sama untuk diwujudkan dalam misi sekolah. Asumsinya bahwa untuk mencapai tujuan sekolah diperlukan usaha semua pihak dengan peran yang berbeda-beda, saling bersinergi. Walaupun kenyataannya adalah kepala sekolah dan gurulah yang berperan besar dalam membangun sekolah sehingga diperlukan guru-guru yang mau terlibat baik secara moral maupun material untuk memperbaiki pendidikan secara khusus. Walaupun ada juga kritik terhadap pendapat diatas yang mengatakan bahwa guru sudah terlalu sibuk dengan masalah di kelas, administrasi pembelajaran, piket, dan kondisi pekerjaan.

Organisasi Pendidikan Di Amerika

1. National Education Association (NEA). diperuntukkan bagi guru dan TU dalam lingkup nasional. Berbagai keuntungan diperoleh ketika menjadi anggota NEA antara lain mendapat asuransi, pelayanan keuangan, dan diskon keanggotaan pada berbagai bidang.

2. American Federation of Teachers (AFT). Didirikan tahun 1916 merupakan penggabungan dengan Organisasi Tenaga Kerja di Amerika dan ini hanya dikhususkan untuk guru yang mengajar di kelas saja.

Page 5: Chapter 2 Fix Maju

3. Specialized Professional Organizations. Dalam mengajar di kelas, guru-guru berfokus pada bidangnya, yaitu mata pelajaran yang diampunya. Sehingga dibentuklah organisasi yang terdiri dari guru-guru yang memiliki kesamaan bidang.

4. Religious Education Organizations. Merupakan gabungan dari kepala sekolah, pengawas dan penilik pada sekolah dengan latar belakang agama.

5. Parent Teacher Groups. Merupakan forum bagi orang tua dan guru untuk dapat bekerjasama dalam membuat lingkungan pendidikan yang lebih baik.

6. Organizations for Prospective Teachers. Mahasiswa yang menginginkan karir menjadi guru dapat bergabung dalam organisasi professional. Organisasi ini dapat membantu menjawab pertanyaan seputar investigasi profesi, bentuk ideal dari etika profesi, dan melatih; bertemu dengan siswa lain dan pendidik di pertemuan lokal dan nasional; dan menjaga trend terkini di dalam profesi.

Page 6: Chapter 2 Fix Maju

BAB III

PEMBAHASAN

Kebijakan-kebijakan Pemerintah tentang Guru1. UU RI No. 14 Th 2005 tentang Guru dan Dosen

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional dalam bidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur, dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b. bahwa untuk menjamin perluasan dan pemerataan akses, peningkatan mutu dan relevansi, serta tata pemerintahan yang baik dan akuntabilitas pendidikan yang mampu menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global perlu dilakukan pemberdayaan dan peningkatan mutu guru dan dosen secara terencana, terarah, dan berkesinambungan; c. bahwa guru dan dosen mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan nasional dalam bidang pendidikan sebagaimana dimaksud pada huruf a, sehingga perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu dibentuk Undang- Undang tentang Guru dan Dosen; Mengingat : 1. Pasal 20, Pasal 22 d, dan Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); Dengan . . .

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: 1. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. 2. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. 3. Guru besar atau profesor yang selanjutnya disebut profesor adalah jabatan fungsional tertinggi bagi dosen yang masih mengajar di lingkungan satuan pendidikan tinggi. 4. Profesional adalah

Page 7: Chapter 2 Fix Maju

pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. 5. Penyelenggara pendidikan adalah Pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur pendidikan formal.

2. PP No. 74 Th 2008 tentang Guru3. PP No. 37 Th 2009 tentang Dosen4. PP No. 48 Th 2008 tentang Pedoman Pendidikan5. PP No. 4 Th 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan

PerguruanTinggi6. Permen No. 62 Th 2013 tentang Sertifikasi guru

Menurut UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, bahwa :1) Pekerjaan Guru menjadi sebuah profesi2) Pada pasal 8 : pengakuan terhadap guru sebagai tenaga profesional akan diberikan jika

memiliki sejumlah syarat.Syarat guru profesional , yaitu memiliki :

Kualifikasi akademik (S1 atau D4) Memiliki kompetensi ( pedagogik, profesional, kepribadian, sosial) Sertifikat Pendidik ( melalui Pendidikan Profesi)

Profesi merupakan pekerjaan yang mensyaratkan pendidikan tinggi dalam bidang keahlian tertentu, minimal 4 tahun setelah SMA, yang ditekankan pada pekerjaan mental.

Menurut Saondi dan Aris (2012 : 15), ciri-ciri guru yang efektif adalah :1. Guru yang baik adalah guru guru yang waspada secara professional2. Mereka yakin akan nilai atau manfaat pekerjaannya3. Mereka tidak lekas tersinggung oleh larangan-larangan dalam hubungannya dengan

kebebasan pribadi yang dikemukakan oleh beberapa orang untuk menggambarkan profesi keguruan

4. Mereka memiliki seni dalam hubungan-hubungan manusiawi yang diperolehnya dari pengamatannya tentang bekerjanya psikologi, biologi dan antropologi cultural di dalam kelas

5. Mereka berkeinginan untuk terus tumbuh

Fenomena tentang Profesi Guru di IndonesiaGuru merupakan sebuah profesi yang memiliki tugas melayani masyarakat dalam bidang

pendidikan. Secara khusus guru diharapkan mampu memberikan layanan profesional kepada peserta didik agar tujuan pembelajaran tercapai.

Dilansir dari Kompas.com (15 September 2015), Ketua Umum Pengurus Besar PGRI, Sulistiyo mengatakan bahwa di Indonesia saat ini setidaknya ada empat masalah mengenai profesi guru yang tak kunjung selesai, yaitu :

1. Pendidikan guru yang jauh dari memadai tersebut berdampak pada kualitas dan kompetensi guru yang ada saat ini. Hal ini tentu sangat disayangkan mengingat masa depan anak Indonesia juga bertumpu pada guru-guru yang memberikan pendidikan. hanya 37 persen dari seluruh 3,5 juta guru yang memiliki kualifikasi minimum

Page 8: Chapter 2 Fix Maju

Sarjana atau Diploma-IV sebagaimana disyaratkan UU Guru dan Dosen 14/2005, sementara 25 persen lainnya, hanya memiliki ijasah SMA dan bahkan di bawahnya.

2. Sistem pengangkatan guru yang tidak berdasar kebutuhan dan masih ada nuansa KKN. Sementara untuk distribusi guru sendiri, masih terjadi banyak masalah yang berakibat pada tidak meratanya jumlah guru di tiap wilayah terutama daerah yang terpencil. Imbasnya, daerah tersebut kekurangan guru dan pendidikan untuk anak-anak menjadi terhambat.

3. Pengembangan kompetensi dan karir yang tidak berjalan sesuai tujuan. Banyak guru yang telah lulus dari Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan justru malah menurun kompetensinya. Untuk itu, standard kompetensi perlu disiapkan, dijaga dan dibina.

4. Hak guru yang tidak diterima sesuai waktu yang ditentukan. Salah satu masalah tunjangan profesi guru yang nyaris selalu terlambat di tiap daerah. Padahal dalam UU guru dan dosen Pasal 14 ayat (1) huruf a, tertera jelas guru berhak memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan kesejahteraan sosial.

Selain empat masalah diatas, terdapat masalah lain seperti :1. Turunnya nilai nilai moral sebagai seorang pendidik, munculnya berbagai kasus

pelecehan seksual dan tindak penganiayaan terhadap siswa. Contoh Penutupan Jakarta Internasional School terkait kasus kekerasan seksual yang dialami beberapa siswa di sekolah tersebut. Berdasarkan hasil investigasi tim dari Kemendikbud, dalam pertemuan dengan para orang tua siswa, diduga kekerasan seksual itu sudah terjadi bertahun-tahun.

2. Guru sebagai alat politik untuk memenangkan pemilu, adanya guru yang dipaksa menjadi tim sukses dalam pemilihan kepala daerah.

Fenomena tentang Profesi Guru di Luar Negeri

A. Pengembangan Profesi Guru di Finlandia

Finlandia merupakan Negara yang menduduki peringkat pertama dalam kualitas pendidikan. Peringkat I dunia ini diperoleh Finlandia berdasarkan hasil survei internasional yang komprehensif pada tahun 2003 oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). Finlandia bukan hanya unggul secara akademis tapi juga menunjukkan unggul dalam pendidikan anak-anak lemah mental. Dalam masalah anggaran pendidikan Finlandia memang sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata negara di Eropa tapi masih kalah dengan beberapa negara lainnya. Finlandia tidaklah mengenjot siswanya dengan menambah jam-jam belajar, memberi beban PR tambahan, menerapkan disiplin tentara, atau memborbardir siswa dengan berbagai tes. Sebaliknya, siswa di Finlandia mulai sekolah pada usia yang agak lambat dibandingkan dengan negara-negara lain, yaitu pada usia 7 tahun, dan jam sekolah mereka justru lebih sedikit, yaitu hanya 30 jam perminggu. Kunci kesuksesan pendidikan di Finlandia, yaitu :

1. Kualitas guru. Guru-guru Finlandia adalah guru-guru dengan kualitas terbaik dengan pelatihan terbaik. Profesi guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji mereka tidaklah fantastis. Lulusan sekolah menengah terbaik biasanya justru

Page 9: Chapter 2 Fix Maju

mendaftar untuk dapat masuk di sekolah-sekolah pendidikan dan hanya 1 dari 7 pelamar yang bisa diterima, lebih ketat persaingainnya ketimbang masuk ke fakultas bergengsi lainnya seperti fakultas hukum dan kedokteran. Bandingkan dengan Indonesia yang guru-gurunya dipasok oleh siswa dengan kualitas seadanya dan dididik oleh perguruan tinggi dengan kualitas seadanya pula. Ini memberi gambaran bahwa di finlandia profesi guru merupakan profesi yang paling terhormat dan begengsi . Dengan kompetensi tersebut mereka bebas untuk menggunakan metode kelas apapun yang mereka suka, dengan kurikulum yang mereka rancang sendiri, dan buku teks yang mereka pilih sendiri. Jika negara-negara lain percaya bahwa ujian dan evaluasi bagi siswa merupakan bagian yang sangat penting bagi kualitas pendidikan, Finlandia justru percaya bahwa ujian dan testing itulah yang menghancurkan tujuan belajar siswa.

2. Siswa didorong untuk bekerja secara independen dengan berusaha mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Siswa belajar lebih banyak jika mereka mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Disini guru tidak mengajar dengan metode ceramah. Suasana sekolah sangat santai dan fleksibel. Terlalu banyak komando hanya akan menghasilkan rasa tertekan dan belajar menjadi tidak menyenangkan. Siswa yang lambat mendapat dukungan yang intensif.Hal ini juga yang membuat Finlandia sukses. Remedial tidaklah dianggap sebagai tanda kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk memperbaiki.

3. Para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaan siswa yang akan membuat siswa malu, karena ini akan menghambat mereka dalam belajar. Setiap siswa diperbolehkan melakukan kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya. Jadi tidak ada sistem ranking. Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya masing-masing. Ranking hanya membuat guru memfokuskan diri pada segelintir siswa tertentu yang dianggap terbaik di kelasnya. Kehebatan sistem pendidikan di Finlandia adalah gabungan antara kompetensi guru yang tinggi, kesabaran, toleransi dan komitmen pada keberhasilan melalui tanggung jawab pribadi.

B. Pengembangan Profesi Guru Di Singapura

Di Singapura, guru dituntut produktif, kreatif dan berkembang. Setiap sekolah mempunyai teacher’s assessment (penilaian guru). Jika kepala sekolah sudah menyatakan seorang guru tidak mampu bekerja dan diberhentikan, maka selesai sudah profesi guru bagi orang tersebut. Karena orang tersebut tidak akan pernah di terima kerja sebagai guru di sekolah manapun di Singapura. Ada hal yang luar biasa yang berkaitan dengan profesi guru di sana, yaitu gaji guru.

Saat ini besarnya gaji guru negeri Singapura per bulannya sekitar 6.000 dollar Singapura sedangkan untuk guru sekolah swasta bervariatif, namun yang paling rendah sekitar 1.800 dollar Singapura. Setiap guru baru maupun guru lama berhak mendapatkan jatah 100 jam pelatihan yang diadakan oleh pemerintah. Kepala sekolahlah yang diminta

Page 10: Chapter 2 Fix Maju

merancang topik atau materi pelatihan untuk guru-gurunya. Usulan materi itu disetor ke dinas pendidikannya dan dari situlah dirancang pelatihan secara nasional. Kepala sekolah mempunyai semacam mapping kompetensi gurunya, data materi pelatihan apa saja yang pernah diikuti oleh setiap orang guru, dan juga evaluasi pemahaman setiap guru terhadap materi pelatihan. Setelah evaluasi seorang guru masih lemah terhadap satu atau dua materi pelatihan maka akan diikutkan lagi pelatihan dengan topik tersebut dan meminta masukan dari guru sebagai self asessment, materi atau topik apa saja yang mereka ingin perdalam atau yang ingin mereka ketahui sebagai sesuatu yang baru.

C. Pengembangan Profesi Guru di China

Sistem Pendidikan China

Di negeri Cina pendidikan mendapat tempat yang penting sekali dalam penghidupan, dengan mendapatkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat, membuat sistem pendidikan di Cina meningkat. Melalui pendidikan suatu bangsa dapat mengembangkan masyarakatnya menjadi masyarakat dan bangsa yang maju. Karena melalui pendidikan akan dapat dikembangkan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang ingin dikembangkanya. Semua keberhasilan itu, tidak terlepas dari upaya yang dilakukan oleh para pemimpin Cina dalam melakukan reformasi dalam berbagai aspek kehidupan di Cina, terutama dalam dunia pendidikan. Di Cina, dalam beberapa tahun terakhir berhasil membuat prestasi yang sangat mengagumkan, yaitu merubah kondisi sosial ekonomi masyarakatnya, yang tadinya hanya sebagai negara berkembang, yang hanya mampu menyediakan kebutuhan dasar masyarakatnya, kemudian berubah dan masuk ke tahap awal menjadi masyarakat yang makmur. Perubahan yang dialami Cina merupakan perubahan yang sangat berarti. Perkembangan ekonomi dan kemajuan yang dialami Cina sangat dikagumi dunia dan dihormati oleh banyak kalangan. Keyakinan mereka membangun bangsa melalui sektor pendidikan terlihat dari upaya ekspansi yang berkelanjutan yang dilakukan sejak tahun 1980 sampai awal tahun 1990. Selama periode ini, pendidikan terus mengalami kemajuan secara cepat, dan banyak inovasi yang historis selama dekade tersebut. Kemajuan dunia pendidikan yang terjadi di akhir 90-an dan awal 2000 di Cina tidak lepas dari peran dari seorang birokrat yang memiliki visi dan komitmen yang kuat terhadap dunia pendidikan. Pada tahun 1993, tercatat, guru memiliki gaji yang rendah dan disadari, kondisi ini akan berpengaruh terhadap kinerja dan profesionalitas guru dalam melaksanakan tugasnya. Bagaimana dapat menuntut guru melaksanakan tugas dengan optimal, kalau dirinya menghadapi masalah dengan kesejahteraan diri dan keluarganya. Pada tahun 1989, dana dari negara untuk pendidikan hanya 9,4 milyar yuan. Dengan dana sebesar itu, tidak banyak yang bisa dilakukan untuk mengembangkan dunia pendidikan, yang harus melayani masyarakat lebih dari satu milyar orang. Li Lanqing memandang bahwa yang bertanggung jawab menyediakan pendidikan yang layak adalah pemerintah. Pendidikan dasar, khususnya untuk wajib belajar, sangat tergantung pada alokasi dana dari pemerintah. Demikian juga dengan pembiayaan pengembangan infrastruktur untuk pendidikan keterampilan dan pendidikan tinggi, sangat bergantung pada dukungan dana dari pemerintah. Hanya permasalahannya adalah semua itu harus diatur dengan undang-undang.

Page 11: Chapter 2 Fix Maju

Beberapa inovasi lain telah digulirkan Cina adalah:

1. Diberlakukannya wajib pendidikan dasar 9 tahun dan penghapusan buta huruf bagi anak muda dan setengah baya. Inovasi ini berhasil meningkatkan tingkat pendidikan nasional secara berarti. Pendidikan tinggi dikembangkan secara cepat dengan beberapa perubahan awal, diantaranya pembelajaran dikembangkan dengan menekankan pada peningkatan kualitas siswa, seperti mengembangkan karakter siswa sebagaimana penguasaan pengetahuan (kognisi).

2. Penggunaan teknologi informasi dalam pendidikan juga telah berhasil mendorong mempercepat moderinisasi.

3. Kompensasi, kesejahteraan dan status sosial guru telah banyak dikembangkan, dan membuat profesi tersebut mendapat respek dan penghormatan dari masyarakat. Pendidikan swasta berkembang dengan cepat. Hal ini ditandai dengan banyak jenis sekolah dibangun.

4. Pertukaran pendidikan dan kerja sama dengan negara lain secara aktif dan luas telah memperkuat daya saing/kompetisi di dunia. Pada dekade terakhir, sejumlah permasalahan besar telah terpecahkan. Berdasarkan statistik UNESCO terakhir skala pendidikan tinggi Cina adalah terbesar di dunia. Selama sepuluh tahun perubahan dan pengembangan secara keseluruhan telah menciptakan suatu pemandangan pendidikan baru di Cina.

5. Mengembangkan pendidikan karakter tersebut dengan melakukan reformasi pada kurikulum, buku teks, dan sistem evaluasi dan testing. Kurikulum sekolah dikembangkan sesuai dengan potensi yang dimiliki anak; kurikulum diarahkan untuk memfasilitasi semua potensi yang dimiliki anak agar berkembang secara optimal, melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada siswa melalui diskusi, mendorong pada pengembangan berfikir inovatif, dan pembelajaran yang berkualitas.

6. Mengembangkan kompetensi guru. Guru di Cina dituntut harus mempunyai beberapa kemampuan yakni:

1. Kemampuan menguasai bahan.2. Kemampuan mengelola program belajar mengajar.3. Kemampuan mengelola kelas.4. Kemampuan menggunakan media.5. Kemampuan menguasai landasan-landasan pendidikan.6. Kemampuan menilai prestasi siswa untuk pendidikan dan pengajaran.7. Kemampuan mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan

penyuluhan.8. Kemampuan menyelenggarakan administrasi sekolah.9. Kemampuan memahami prinsip-prinsip guna keperluan pengajaran.

Page 12: Chapter 2 Fix Maju

D. Pengembangan Profesi Guru di Jepang

Salah satu agenda reformasi pendidikan di jepang adalah peningkatan kualitas tenaga pendidik di tingkat pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Tenaga guru yang profesional dihasilkan melalui beberapa cara, diantaranya dengan pemberlakuan evaluasi guru, pemberian penghargaan dan bonus kepada guru yang berprestasi, juga suasana kerja yang kondusif untuk meningkatkan etos kerja guru, dan pelatihan bagi guru yang kurag cakap dibidangnya. Untuk menjamin bahwa guru-guru memiliki kemampuan dasar yang standar sebagai tenaga pengajar, dan sebagai bentuk pertanggungjawaban akan kualitas pendidikan yang terjamin kepada pihak konsumen, maka sertifikasi guru di berlakukan di berbagai negara sejak bebrapa dekade yang lalu. Berbeda dengan diIndonesia, sertifikasi guru di jepang melalui sistem perkuliahan dengan kurikulum baku dan tes sedangkan di Indonesia, Pemerintah dengan maksud menekan anggaran dan memudahkan para guru untuk memperoleh sertifikat menerapkan sistem portofolio.

Organisasi Guru Di Indonesia

1. Organisasi Lokal

Forum Interaksi Guru Banyumas (Figurmas)

Asosiasi Guru Nangroe Aceh Darrusalam (Asgu-NAD)

Ikatan Guru Honorer Indonesia (IGHI) Padang-Sumbar

Forum Martabat Guru Indonesia (FMGI) Lampung

Jakarta Teachers Club (JTC)-Jakarta

Forum Aspirasi guru Independen (FAGI) Kota Bandung

Forum Aspirasi guru Independen (FAGI) Kabupaten Bandung

Forum Aspirasi guru Independen (FAGI) Subang

Forum Aspirasi guru Independen (FAGI) Purwakarta

Forum Aspirasi guru Independen (FAGI) Sumedang

Forum Komunikasi Guru Tangerang (FKG)

Forum Guru-Guru Garut (FOGGAR)

Forum Guru Tasikmalaya (FGT)

Solidaritas Guru Semarang (Sogus)

Forum Komunikasi Guru Kota Malang (Fokus Guru)

Perhimpunan Guru Tidak Tetap (PGTTI) Kediri

Aliansi Guru Nasional Indonesia (AGNI) Jawa Timur

Page 13: Chapter 2 Fix Maju

Perhimpunan Guru Mahardika Indonesia (PGMI)-Lombok

Forum Guru Honorer Indonesia (FGHI) Jakarta

2. Organisasi Nasional

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)

Asosiasi Guru Sains Indonesia (AGSI)

Asosiasi Guru Ekonomi Indonesia (AGEI)

Asosiasi Guru Otomotif Indonesia (AGTOI)

Asosiasi Guru Matematika Indonesia (AGMI)

Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGMI)

Asosiasi Guru PENULIS Indonesia (AGUPENA)

Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAI)

Asosiasi Pendidik Seni Indonesia (APSI) (APSI)

Asosiasi Pendidik Matematika Indonesia (APMI)

Asosiasi Pendidikan Bethel (APB)

Persaudaraan Guru Sejahtera Indonesia (PGSI)

Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU)

Persatuan Guru Honor Indonesia (PGHI)

Federasi Guru Independen Indonesia (FGII)

Persatuan Guru Swasta Indonesia (PGSI)

Persatuan Guru Madrasah Indonesia (PGMI)

Ikatan Guru Indonesia (IGI)

Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI)

Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI)

3. Organisasi Dosen

Asosiasi Dosen Indonesia (ADI)

Asosiasi Dosen PGSD Indonesia (ADPGSDI)

Asosiasi Dosen Syari'ah Indonesia (ADSI)

Asosiasi Pengembang Perguruan Tinggi dan Dosen Indonesia) (AP2DI)

Page 14: Chapter 2 Fix Maju

Forum Dosen Indonesia (FDI)

Ikatan Dosen Budaya Daerah Indonesia (IKADBUDI)

4. Himpunan Sarjana Pendidikan

Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)

Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN)

Asosiasi Profesi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (AP3KNI)

Asosiasi Sarjana Pendidikan Sejarah Indonesia (Aspensi)

Asosiasi Profesi Pendidikan Khusus Indonesia (APPKhI )

Himpunan Sarjana pendidikan Agama Islam (HSPAI)

Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial Indonesia (HISPISI)

Himpunan Sarjana Bimbingan dan Konseling Indonesia (HSBKI)

Himpunan Sarjana Pendidikan Luar Biasa Indonesia (HISPELBI)

Himpunan Serjana Administrasi Pendidikan Indonesia (HSPBI)

Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (Hipkin)

Ikatan Akademisi Pendidikan Non Formal Indonesia (IKAPENFI)

Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU)

Ikatan Sarjana Nahdlatul Wathan (ISNW)

5. Asosiasi Lembaga Pendidikan

Asosiasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Indonesia (ALPTKI)

Asosiasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Swasta Indonesia (ALPTKSI)

Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama (LP Ma'arif NU)

Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi)

Asosiasi Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (Aptinu)

Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK)

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Page 15: Chapter 2 Fix Maju

1. Profesi guru di Indonesia masih dikategorikan kurang baik jika dibandingkan dengan Negara Finlandia, Singapura, Cina dan Jepang.

2. Tingkat pendidikan dab kompetensi guru di Indonesia masih tergolong rendah.

3. Kebijakan pemerintah dalam pengembangan profesi guru belum maksimal.

Saran

1. Guru diharapkan lebih profesional dalam melaksanakan tugas.

2. Diharapkan pemerintah lebih memaksimalkan usaha dalam mensejahterakan kehidupan guru.

DAFTAR PUSTAKA

Afifah, Riana. “4 Masalah Guru Yang Tak Kunjung Selesai”. 15 September 2015. http://edukasi.kompas.com/read/2012/11/26/1337430/4.Masalah.Utama.Guru.yang.Tak.Kunjung.Selesai

Page 16: Chapter 2 Fix Maju

Aji, Wahyu. “Profesionalisme dan Kesejahteraan Guru Jauh dari Harapan”. 15 September 2015. http://www.tribunnews.com/nasional/2014/11/26/profesionalisme-dan-kesejahteraan-guru-jauh-dari-harapan

Mahmud, Herdiyanto. “Pengembangan Profesi Guru Di Beberapa Negara”. 18 September 2015. http://herdiyantomahmudbokings.blogspot.co.id/2011/04/pengembangan-profesi-guru-di-beberapa_02.html

Ornstein, Allan, Daniel U. Levine, Gerry Gutek. 2010. Foundations of Education. USA: Wadsworth

Saondi, Ondi dan Aris Suherman. 2010. Etika Profesi Keguruan. Bandung: PT Refika Aditama

Sudarma, Momon. 2013. Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen

PROFESI MENGAJAR(Review Chapter 2)

Page 17: Chapter 2 Fix Maju

Oleh

Erika Feronika Br. Simanungkalit (1502581)Sarti Hafsyah Siregar (1502402)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015