Powerpoin Maju

28
ADITYA NUGRAHA H2A011003 PERBANDINGAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA KEJANG DEMAM SEDERHANA DAN KOMPLEKS DI RSUD DR. ADHIYATMA MPH SEMARANG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2014

description

jkljj

Transcript of Powerpoin Maju

Page 1: Powerpoin Maju

A D ITYA N U G R A H A H2 A 0 11 00 3

PERBANDINGAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA KEJANG DEMAM SEDERHANA DAN KOMPLEKS DI RSUD DR. ADHIYATMA MPH SEMARANG

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

SEMARANG 2014

Page 2: Powerpoin Maju

LATAR BELAKANGKejang Demam

Kejang Demam

Sederhana

Kejang Demam

Kompleks

Diagnosis Diagnosis

Prognosis Prognosis

• singkat (<15 menit)• kejang tonik umum.• Sekali dalam 24 jam, tanpa

tanda fokal dan berhenti spontan

• Lebih lama (>15 menit)• Bersifat fokal• multipel

• penurunan IQ, • peningkatan resiko epilepsi• Risiko kejang demam

berulang• kematian.

• epilepsi parsial kompleks• morbiditas neurologis • kematian

Page 3: Powerpoin Maju

Epidemiologi

Eropa 2-5%

Guam 14% Kumulatif kejadian di AsiaJepang : 8,3%-9,9% India 5,1-10,1%Cina 0,5-1,5%Taiwan 2,4%

Page 4: Powerpoin Maju

Perumusanmasalah

Tujuanpenelitian

Orisinalitas

Membandingkan faktor-faktor risiko kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks.

1. Lokasi penelitian 2. Populasi dan sampel 3. Variabel pada faktor-faktor risiko kejang demam4. Membandingkan faktor-faktor risiko tipe kejang demam

Bagaimana perbandingan faktor-faktor risiko pada kejang demam sederhana dan kompleks?

TUJUAN, MANFAAT, DAN ORISINALITAS

Page 5: Powerpoin Maju

TINJAUAN PUSTAKA

Usia

Suhu Demam

Faktor Predisposisi

Riwayat Keluarga

Jenis kelamin

Kehamilan dan

persalinan

Infeksi yang menyertai

Kadar elektrolit zinc, besi darah

Gangguan perkembanga

n otak

Riwayat merokok

primigravida, laki-laki, dan kecil

Developmental window

Threshold rendah

Hormon sex

Kejang demam

Kejang demam

Sederhana

Kejang demam

kompleks

Kadar leukosit

Kadar LED

Demam

Page 6: Powerpoin Maju

Kerangka Konsep

Usia

Suhu Demam

Riwayat Keluarga

Kejang demam Sederhana

Kejang demam kompleks

Jenis Kelamin

Kadar leukosit

 

Page 7: Powerpoin Maju

Hipotesis

Terdapat perbedaan yang bermakna dari faktor risiko usia pada kejang demam sederhana dan kompleks.

Terdapat perbedaan yang bermakna dari faktor risiko suhu demam pada kejang demam sederhana dan kompleks.

Terdapat perbedaan yang bermakna dari riwayat keluarga pada kejang demam sederhana dan kompleks.

Terdapat perbedaan yang bermakna dari jenis kelamin pada kejang demam sederhana dan kompleks.

Terdapat perbedaan yang bermakna dari kadar leukosit pada kejang demam sederhana dan kompleks.

Page 8: Powerpoin Maju

METODE PENELITIAN

• Disiplin Ilmu Terkait : Ilmu Kesehatan Anak.• Tempat Penelitian : Bangsal Anak RSUD Dr.

Adhyatma, MPH Semarang• Waktu Penelitian : September 2014.

Ruang Lingkup Penelitian

• Cross sectional.

Jenis Penelitian

• Semua penderita kejang demam di RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang pada periode Januari 2013 sampai dengan Agustus 2014 yang sesuai kriteria inklusi dan eksklusi.

Populasi dan Sampel

Page 9: Powerpoin Maju

METODE PENELITIAN

Sampel

Inklusi Eksklusi

• Bayi dan anak usia 6 bulan – 5 tahun.

• Pasien baru atau lama.

• Gangguan metabolik dan elektrolit

• Infeksi sistem saraf pusat• Cerebral palsy• Riwayat epilepsi• Data yang tidak lengkap

Berdasarkan hal tersebut diperoleh sampel sebesar 163 responden

Page 10: Powerpoin Maju

METODE PENELITIAN

Variabel Penelitian

Variabel Bebas Variabel Terikat Variabel Perancu

• Umur• Suhu demam• Riwayat keluarga• Jenis kelamin• kadar leukosit

• Kejang demam sederhana• Kejang demam kompleks.

• Cerebral palsy.• Riwayat epilepsi.• Infeksi sistem saraf pusat.• Gangguan metabolik dan

elektrolit.

Page 11: Powerpoin Maju

LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN

Populasi

Catatan Medis

Kejang demam

sederhana dan kompleks

Sampel penelitian

1. Umur2. Suhu3. Riwayat

keluarga4. Jenis kelamin5. Kadar leukosit

Analisis data Penyusunan laporan

Kriteria inklusi

Kriteria eksklusi

Page 12: Powerpoin Maju

METODE PENELITIAN

• Diskriptif

Analisis Univariat

• Uji Mann Whitney• Uji Chi-Square

Analisis bivariat

Analisis Data

Page 13: Powerpoin Maju

GAMBARAN UMUM DAN DATA UMUM PENELITIAN

Usia (bulan)

Jumlah penderita

Presentase(%)

1 - 66 - 1212 - 2424 - 3636 - 4848 – 60

287451982

1,253,427,611,74,91,2

Jumlah 163 100

1. Usia pada waktu kejang demam

Page 14: Powerpoin Maju

GAMBARAN UMUM DAN DATA UMUM PENELITIAN

Suhu (oC)

Jumlah penderit

a

Presentase

(%)37,6 - 38,038,1 - 38,538,6 - 39,039,1 - 39,539,6 - 40,040,1 - 40,540,6 - 41,0

231744403162

14,110,427

24,519,03,71,2

Jumlah 163 100

2. Tinggi suhu pada kejang demam

Page 15: Powerpoin Maju

GAMBARAN UMUM DAN DATA UMUM PENELITIAN

Data KeteranganJenis kelamin Laki – laki = 90

Perempuan = 73Riwayat keluarga Ya = 117

Tidak = 46

Penyebab demam Jumlah penderita

Demam ThypoidDengue Syok SindromeBronkopneumoni (radang paru dan saluran nafas)Enteritis / Gastroenteritis (radang saluran cerna)Enteritis / Gastroenteritis disertai dehidrasiOMAMorbili Tidak diketahui

4310121591109

3. Riwayat keluarga dan jenis kelamin

4. Penyebab demam pada 163 penderita kejang demam

Page 16: Powerpoin Maju

HASIL PENELITIAN

perbedaan rata-rata usia penderita kejang demam

17.5

18.5

19.5

20.5

21.5

18.9

21.39

KDSKDK

P value 1,758 (>0,05)

Page 17: Powerpoin Maju

PEMBAHASAN

1. sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pada umumnya kejang demam biasanya terjadi pada anak-anak antara usia 6 bulan dan 5 tahun.

2. Berg AT Mekanisme homeostatis ion yang selalu berubah selama perkembangan otak mengakibatkan mekanisme eksitabilitas neuron lebih tinggi dibandingkan otak yang sudah matang.

3. Tallie Z Baram selama masa perkembangan terdapat kerentanan untuk terjadi hipertermia.

Page 18: Powerpoin Maju

HASIL PENELITIAN

Perbedaan rata-rata suhu penderita kejang demam

38.85

38.9

38.95

39

39.05

39.1

39.1539.111

38.957KDSKDK

P value 1,605 (>0,05)

Page 19: Powerpoin Maju

PEMBAHASAN

1. El-Radhi AS, yang menyatakan bahwa anak dengan suhu < 39oC memiliki resiko 3 kali lebih besar untuk terjadi kejang demam multipel dalam satu penyakit kejang demam

2. Perbedaan hasil yang didapatkan pada penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dimungkinkan karena terdapatnya perbedaan jumlah sampel yang diambil, lokasi penelitian dan metode penelitian yang digunakan

3. Shinnar S et all, kesulitan untuk mengambil dan merekam suhu anak ketika kejang demam terjadi.

Page 20: Powerpoin Maju

HASIL PENELITIAN

P value = 0,001 (<0,05)Odd Ratio = 4,667

78%

22%

Kejang Demam Sederhana

Tidak adaAda

43%57%

Kejang Demam Kompleks

Tidak adaAda

Perbedaan riwayat keluarga penderita kejang demam

Page 21: Powerpoin Maju

PEMBAHASAN

1. Verity dkk, Wadhwa dkk, dan Birca dkk , anak dengan riwayat kejang pada keluarga lebih berisiko untuk terjadi kejang demam kompleks dibandingkan dengan anak tanpa riwayat kejang pada keluarga.

2. Atut Vebriasa dkk, anak dengan riwayat kejang pada keluarga lebih dominan pada kejang demam sederhana dibandingkan kejang demam kompleks.

3. Stuijvenberg dkk, tipe kejang demam yang bervariasi dari adanya riwayat keluarga pada penderita kejang demam karena, pengaruh genetik terhadap kejang demam sangat luas, terus berkembang , dan rumit mengingat kompleksitas dari penyakit kejang demam.

Page 22: Powerpoin Maju

HASIL PENELITIAN

P value 0,520 (>0,05)

54%46%

Kejang Demam Sederhana

Laki-lakiPerempuan

61%39%

Kejang Demam Kompleks

Laki-lakiperempuan

Perbedaan jenis kelamin penderita kejang demam

Page 23: Powerpoin Maju

PEMBAHASAN

1. Jaesung Yu MD, et all beberapa episode kejang yang terjadi tiga kali atau lebih pada jenis kelamin laki-laki dibanding perempuan.

2. National Collaborative Perinatal Project (NCPP) kejang demam lebih sering terjadi pada anak laki-laki hanya di kalangan kulit hitam dan kejadian kejang demam kompleks tidak berkaitan dengan gender

3. lokasi penelitian dan perbedaan ras mengakibatkan tidak terdapatnya perbedaan pada gender pada penelitian ini.

Page 24: Powerpoin Maju

HASIL PENELITIAN

Perbedaan rata-rata kadar leukosit penderita kejang demam

11.4

11.8

12.2

12.6

13

13.4

12.08

13.23

KDSKDK

P value 1736 (>0,05)

Page 25: Powerpoin Maju

PEMBAHASAN

1. Stuijvenberg dkk , Kejang mengubah hitung leukosit perifer yaitu mekanisme stres yang timbul dari kejang, dapat meningkatkan jumlah leukosit.

2. National Institutes of Health (NIH) Hitung jumlah leukosit digunakan menilai penyebab yang mendasari demam, jumlah leukosit jarang berguna sebagai alat diagnostik pada anak dengan kejang yang berhubungan dengan demam.

3. Indikasi utama untuk melakukan jumlah leukosit adalah kecurigaan klinis infeksi bakteri yang memerlukan pengobatan.

Page 26: Powerpoin Maju

KESIMPULAN

1. Kejadian kejang demam di RSUD DR. Adhiyatma MPH Semarang periode januari 2013 sampai dengan agustus 2014 diperoleh 82,8 % kejang demam sederhana dan 17,2 % kejang demam kompleks.

2. Terdapat perbedaan bermakna pada riwayat keluarga antara kedua kelompok.

3. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada usia, suhu, jenis kelamin, dan kadar leukosit penderita kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks

4. Faktor yang paling berpengaruh adalah riwayat keluarga yang mempunyai peluang 4,667 kali untuk terjadinya kejang demam kompleks.

Page 27: Powerpoin Maju

SARAN

Riwayat keluarga merupakan faktor yang paling berisiko untuk terjadinya kejang demam kompleks, sehingga setelah tata laksana awal terlaksanakan perlu digali adanya riwayat keluarga terjadinya kejang pada orang tua atau krabat terdekat.

Perlu dilakukan penelitian selanjutnya dengan metode penelitian lain pada jumlah leukosit, agar mengeksklusi penderita kejang demam dengan infeksi untuk mengetahui hubungan lama kejang dengan kadar leukosit, serta mengikutsertakan variabel-variabel lain yang belum diteliti untuk memperoleh hasil yang lebih akurat.

Page 28: Powerpoin Maju

SEKIAN DAN

TERIMA KASIH