Chapter 12 Buku The Health care Quality Book

20
1 BAB XII. APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN MUTU Latar Belakang dan Terminologi Industri pelayanan kesehatan kini semakin kompleks,menaikkan tekanan ekonomi, dan meninggikan konsumerisme. Kompleksitas Pelayanan kesehatan melibatkan koordinasi para profesional dari banyak bidang dan spesialisasi klinis, bekerja di bermacam-macam tatanan. Khususnya, pasien dengan penyakit parah dan kronis memerlukan perawatan terkoordinasi seperti ini. Penemuan ilmiah dan teknologi medis terbaru menyebabkan proses klinis yang terus berubah. Pelayanan kesehatan pun menjadi lebih terspesialisasi, semakin memerlukan koordinasi antar bidang. Organisasi pelayanan kesehatan tidak memiliki banyak alat untuk menangani kerumitannya. Meskipun terdapat profesional pelayanan kesehatan yang cakap dan sangat terlatih, catatan riwayat sistem masih rendah akan proses-proses pelayanan kesehatan dasar. Konsekuensi ekonomis pun begitu terasa akibat proses pelayanan kesehatan tidak dapat memenuhi tantangan yang ada. Tekanan Ekonomi Bagi Para Dokter Para pembayar menekan perantara pelayanan kesehatan untuk mengurangi penggunaan dan menerima tingkat pembayaran kembali yang lebih rendah. Tekanan ini semakin meningkat dan akhirnya mencapai titik yang memicu perubahan. Rumah- rumah sakit dan kelompok medis melakukan segala upaya untuk menghemat biaya, beberapa fasilitas ditutup, bantuan pembayaran utnuk pasien bertambah, jangka waktu menginap pasien berkurang hingga menjadi masalah bagi humas. Untuk mempertahankan pemasukan, dokter didesak untuk menemui lebih banyak pasien dengan sumber daya terbatas dan di bawah aturan eksternal tertentu.Di saat yang sama, tingkat pembayaran kembali menjadi anjlok, pembayar dan atasan menuntut bukti peningkatan mutu dan hasil. Para petugas klinis diharuskan membuat data kualitas, hasil, kepuasan, pemanfaatan dan pengeluaran untuk membuktikan bahwa mereka memberikan pemasukan yang berarti bagi pelayanan kesehatan.

Transcript of Chapter 12 Buku The Health care Quality Book

Page 1: Chapter 12 Buku The Health care Quality Book

1

BAB XII. APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN MUTU

Latar Belakang dan Terminologi

Industri pelayanan kesehatan kini semakin kompleks,menaikkan tekanan

ekonomi, dan meninggikan konsumerisme.

Kompleksitas

Pelayanan kesehatan melibatkan koordinasi para profesional dari banyak

bidang dan spesialisasi klinis, bekerja di bermacam-macam tatanan. Khususnya,

pasien dengan penyakit parah dan kronis memerlukan perawatan terkoordinasi

seperti ini. Penemuan ilmiah dan teknologi medis terbaru menyebabkan proses klinis

yang terus berubah. Pelayanan kesehatan pun menjadi lebih terspesialisasi, semakin

memerlukan koordinasi antar bidang.

Organisasi pelayanan kesehatan tidak memiliki banyak alat untuk menangani

kerumitannya. Meskipun terdapat profesional pelayanan kesehatan yang cakap dan

sangat terlatih, catatan riwayat sistem masih rendah akan proses-proses pelayanan

kesehatan dasar. Konsekuensi ekonomis pun begitu terasa akibat proses pelayanan

kesehatan tidak dapat memenuhi tantangan yang ada.

Tekanan Ekonomi Bagi Para Dokter

Para pembayar menekan perantara pelayanan kesehatan untuk mengurangi

penggunaan dan menerima tingkat pembayaran kembali yang lebih rendah. Tekanan

ini semakin meningkat dan akhirnya mencapai titik yang memicu perubahan. Rumah-

rumah sakit dan kelompok medis melakukan segala upaya untuk menghemat biaya,

beberapa fasilitas ditutup, bantuan pembayaran utnuk pasien bertambah, jangka

waktu menginap pasien berkurang hingga menjadi masalah bagi humas. Untuk

mempertahankan pemasukan, dokter didesak untuk menemui lebih banyak pasien

dengan sumber daya terbatas dan di bawah aturan eksternal tertentu.Di saat yang

sama, tingkat pembayaran kembali menjadi anjlok, pembayar dan atasan menuntut

bukti peningkatan mutu dan hasil. Para petugas klinis diharuskan membuat data

kualitas, hasil, kepuasan, pemanfaatan dan pengeluaran untuk membuktikan bahwa

mereka memberikan pemasukan yang berarti bagi pelayanan kesehatan.

Page 2: Chapter 12 Buku The Health care Quality Book

2

Konsumerisme

Beberapa tahun belakangan, konsumen pelayanan kesehatan menjadi

semakin rewel. Para konsumen menuntut informasi, pilihan, kontrol dan pelayanan

yang lebih baik dari industri pelayanan kesehatan. Menurut laporan oleh Kellog

Foundation, satu dari tiga responden menyatakan bahwa sistem pelayanan

kesehatan “dalam kondisi kritis” atau “sangat sakit”. Jarak antara harapan konsumen

dan kenyataan yang ada menjadi lebih lebar ketika konsumen mengalami

peningkatan layanan di industri lain. Para penyedia dan penata laksana pelayanan

kesehatan pun termasuk konsumen dan mulai meremehkan kelambanan dalam

kualitas pelayanan kesehatan.

Organisasi-organisasi pelayanan kesehatan mulai memahami perlunya

perubahan dalam menyampaikan “produk” mereka. Organisasi kesehatan siap

berkomitmen untuk menangani konsep-konsep peningkatan proses dan

menerapkannya sebanyak mungkin dalam praktik.

Belajar dari Industri Lain

Banyak industri selain pelayanan kesehatan menghadapi tantangan

kompleksitas, tekanan ekonomi dan kenaikan konsumerisme. Sebagai tanggapan,

perusahaan-perusahaan di bidang industri tersebut menggunakan teknologi

informasi untuk mencapai perubahan pada proses, memperbaiki penyelesaian

pekerjaan mereka dan berinteraksi dengan konsumen. Aplikasi teknologi informasi

meningkatkan kapasitas perusahaan untuk melayani lebih banyak konsumen dan

mengurangi pengeluaran dalam penyampaian layanan mereka.

Internet

Perkembangan teknologi terpenting untuk merancang kembali materi-materi

dan proses manajemen hubungan dengan konsumen adalah internet. Internet

menyediakan akses informasi tak terbatas dan langsung kepada konsumen. Dengan

teknologi internet,aplikasi dapat disediakan sebagai layanan, bukan sebagai produk

perangkat lunak yang memerlukan modal atas.

Page 3: Chapter 12 Buku The Health care Quality Book

3

Aplikasi Proses Bisnis

Aplikasi proses bisnis yang fleksibel dan canggih telah diperoleh dari

perbaikan teknologi dalam manajemen basis data, integrasi aplikasi dan otomatisasi

alur kerja. Menurut Workflow Management Coalition (Hollingsworth, 1995),

otomatisasi alur kerja(workflow automation) adalah “fasilitasi atau otomatisasi

proses bisnis dengan komputer, secara keseluruhan atau sebagian.”Aplikasi untuk

alur kerja menawarkan fleksibilitas untuk menciptakan dan memodifikasi definisi

proses alur kerjayang menjelaskan kelangsungan pekerjaan dalam mengelola

produksi dan menyediakan layanan konsumen.Teknologi alur kerja diintegrasikan

dengan peralatan telepon, server aplikasi jaringan, dan surat elektronik, sehingga

penerapan proses bisnis menjadi lebih menyenangkan.

Konektivitas dan Pengiriman Pesan

Standar-standar konektivitas dan pengiriman pesan menjadi semakin matang

beberapa tahun terakhir, termasuk CORBRA, XML dan standar layanan web. Dengan

standar-standar ini, aplikasi-aplikasi proses bisnisdapat menggabungkan komponen-

komponen luar lainnya, mengurangi biaya pengembangan dan pemeliharaan.

Aplikasi proses bisnis dari industri lain belum menyebar ke bidang pelayanan

kesehatandan inilah saatnya.

Pertumbuhan Informatika Medis

Informatika medis adalah bidang ilmiah yang berhubungan dengan

penyimpanan, pembangkitan dan penggunaan secara optimal untuk informasi

biomedis, data dan ilmu penyelesaian masalah dan penentuan keputusan (Shortliffe

dan Perreault, 1990). Para praktisi di bidang ini meliputi orang-orang yang telah

menjalani pelatihan medis yang memperluas pengetahuannya tentang teknologi

informasi, juga para profesional teknologi informasi yang kemudian mengkhususkan

diri pada aplikasi dalam pelayanan kesehatan.

Dua Rangkai Teknologi Informasi Klinis

Yaitu: (1) akses informasi dan (2) manajemen perawatan

Page 4: Chapter 12 Buku The Health care Quality Book

4

Menggunakan Teknologi Informasi untuk Akses Informasi

Organisasi dengan visi akses informasi bertujuan mengelola rekam medis

tanpa kertas. Organisasi tersebut harus mencoba mengatasi masalah akses,

misalnya:

Diagram kertas yang tidak pada tempatnya

Diagram kertas yang digunakan satu orang saja pada suatu waktu

Diagram kertas dalam jumlah banyak yang masing-masing tidak terselesaikan

Diagram kertas yang tidak terkelola dengan baik

Lembaran-lembaran kertas rangkuman yang tidak diperbarui

Diagram kertas yang terlalu memakan tempat

Referensi klinis, pedoman praktik dan materi pendidikan pasien yang sulit

ditemukan

Terlalu banyak waktu dihabiskan untuk menjamin pemenuhan syarat,

perumusan dan semacamnya

Organisasi yang fokus kepada akses informasi mencoba meraih manfaat

tambahan dengan perolehan yang mencukupi untuk investasi mereka. Di sisi lain, visi

akses informasi tidak dapat diarahkan pada keperluan transformasi pokok proses

bisnis yang mencirikan kesuksesan penggunaan teknologi informasi di industri lain.

Menggunakan Teknologi Informasi untuk Manajemen Perawatan

Pemahaman atas visi teknologi informasi untuk manajemen perawatan

memerlukan kejelasan tentang manajemen perawatan itu sendiri. Pelayanan

kesehatan dapat dikonsepkan sebagai suatu sistem yang melibatkan dua proses inti:

proses pengambilan keputusan dan proses penyampaian perawatan.

Proses-proses pengambilan keputusan meliputi pekerjaan dokter bersama

pasien dalam menentukan tindakan pelayanan kesehatan yang akan dikenakan

sehubungan dengan perawatan pasien tersebut. Tindakan pelayanan kesehatan,

dalam hal ini berarti secara luas, mencakup semua komponen pemeriksaan fisik

untuk memenuhi uji diagnosis atau pengobatan maupun pelaksanaan operasi. Hasil

dari proses ini berupa rencana perawatan pasien. Sebaliknya, proses penyampaian

Page 5: Chapter 12 Buku The Health care Quality Book

5

perawatan adalah pelaksanaan rencana perawatan tersebut, yang hasilnya dapat

mempengaruhi keputusan selanjutnya.

Kualitas dalam proses pengambilan keputusan berarti “melakukan hal yang

benar”, sedangkan untuk proses penyampaian perawatan adalah “melakukannya

dengan benar”. Proses-proses pengambilan keputusan dan penyampaian perawatan

berinteraksi dengan empat subproses peningkatan pelayanan kesehatan dalam

membentuk kerangka sistem manajemen pelayanan kesehatan.

Pertama, pengukuran. Data yang diperlukan untuk pengukuran meliputi

karakteristik pasien, faktor-faktor risiko, tindakan medis yang ditawarkan, dan hasil

kesehatan dan ekonomis jangka pendek maupun panjang yang dialami populasi,

termasuk status fungsional, kualitas hidup, kepuasan, dan pengeluaran. Kemudian,

pengukuran berkaitan dengandua subproses, yakni: menyelenggarakan praktik ideal

dan melaporkan kinerja. Proses penyelenggaraan praktik ideal bersangkutan dengan

analisis kebijakan, didukung oleh pustaka ilmiah dan informasi hasil yang tersedia.

Jika kedua sumber informasi tersebut tidak ada, maka digunakan pendapat ahli.

Subproses peningkatan pelayanan kesehatan adalah implementasi, mencakup

penggunaan berbagai metode, seperti pendidikan petugas klinis dan pasien, bantuan

pengambilan keputusan dan rekayasa ulang proses penyampaian perawatan.

Metode yang cukup penting untuk membantu implementasi adalah pemanfaatan

umpan balik, dengan atau tanpa insentif.

Visi manajemen perawatan berhubungan dengan penggunaan teknologi

informasi untuk menyelesaikan masalah, misalnya:

Tidak ada cara terjangkau untuk mengumpulkan data rinci secara klinis yang

diperlukan untuk ukuran-ukuran mutu dan hasil serta penelitiannya

Tidak ada cara untuk menggabungkan bukti-bukti ilmiah terbaru dengan

praktik sehari-hari secara konsisten

Tidak ada cara yang mungkin untuk menjalankan banyak proyek peningkatan

praktik klinis dalam satu waktu tertentu.

Peralatan tidak memenuhi untuk memajukan kerja tim dan pendekatan

“lakukan sekali saja” dalam tugas-tugas klinis dan administratif.

Page 6: Chapter 12 Buku The Health care Quality Book

6

Terlalu banyak pihak dan langkah yang diperlukan dalam proses

penyampaian perawatan.

Organisasi pelayanan kesehatan yang realistis mengenai teknologi informasi

manajemen perawatan menyadari bahwa tujuan teknologi ini bukan untuk

meningkatkan proses secara langsung, melainkan untuk mengenali masalah-masalah

terkait proses, mengimplementasikan perubahan proses dan menilai peningkatan

yang ditampilkan oleh perubahan proses. Organisasi dengan visi manajemen

perawatan fokus pada proses peningkatan, bukan pada insentifnya. Mereka tidak

hanya fokus kepada perawatan kepada pasien perorangan tetapi juga pencegahan

dan pencegahan penyakit pada level populasi.

Berbagai Teknologi untuk Bermacam-Macam Inisiatif Manajemen Perawatan Klinis

Inisiatif manajemen perawatan dapat difokuskan pada proses-proses klinis

yang sederhana menyangkut penyampaian atau menghindarkan tindakan medis

tertentu kepada suatu kelompok pasien, atau fokus pada proses-proses kompleks

yang melibatkan koordinasi dokter-dokter dari berbagai bidang dalam menyediakan

serangkaian tindakan selama waktu tertentu. Untuk proses-proses sederhana,

metode peningkatan yang efektif meliputi panduan berbasis fakta, pengingat,

peringatan, dan umpan balik terhadap ukuran-ukuran performa menurut variabel

proses. Teknologi informasi yang mendukung adalah alat pengingat yang

dihubungkan dengan rekam medis dan aplikasi daftar resep dokter, dan akses

menuju gudang data anilitis dengan ukuran-ukuran mutu komparatif.

Untuk proses-proses rumit, metodenya meliputi kebijakan praktik dalam

bentuk algoritma, protokol dan peta perawatan berbasis konsensus. Metode lainnya

adalah menambah dasar pengetahuan dokter melalui pendidikan medis lanjut,

melibatkan pasien dalam perawatan mereka sendiri melalui pendidikan pasien, dan

menggunakan manajer perawatan. Teknologi yang cocok untuk ini adalah teknologi

otomatisasi alur kerja untuk mendukung perawatan oleh tim sesuai protokol. Sistem

koleksi data yang mengelola survei perkembangan pasien dan perangkat

dokumentasi terstruktur yang mendukung data dari para dokter juga penting untuk

memberikan umpan balik yang dibutuhkan untuk menggerakkan peningkatan

berkesinambungan.

Page 7: Chapter 12 Buku The Health care Quality Book

7

Persyaratan dan Kerangka Arsitektur untuk Teknologi Informasi Klinis

Rekaman elektronik harus mendukung fungsi-fungsi berikut (IOM, 2003):

Akses dokter kepada informasi pasien

Akses kepada hasil-hasil uji baru dan lama di antara provider di berbagai

tatanan perawatan

Entri data komputer

Komputerisasi sistem pendukung keputusan untuk mencegah interaksi obat

dan meningkatkan pemenuhan dengan praktik ideal

Komunikasi elektronik yang aman di antara penyedia dan pasien

Akses pasien kepada rekaman kesehatan, perangkat manajemen penyakit

dan sumber-sumber informasi kesehatan

Komputerisasi proses-proses administrasi seperti sistem penjadwalan

Penyimpanan data elektronik berstandar dan melaporkan keselamatan

pasien dan upaya-upaya pengawasan terhadap penyakit.

Sebagian besar penyedia pelayanan kesehatan memiliki sistem administrasi

dan informasi klinis. Sistem administratif meliputi praktik manajemen rawat jalan

dan sistem pendaftaran/pelepasan/perpindahan pasien rawat inap dan sistem-

sistem yang berkaitan dengan penjadwalan, registrasi, manajemen klaim, dan lain-

lain. Sistem klinis meliputi berbagai aplikasi yang digunakan oleh departemen

pendukung seperti laboratorium, radiologi dan kardiologi.

Penyimpanan Data

Penyimpanan data analitis dan analisis data terkait dan pelaporan aplikasi

mengambil data terutama dari sistem administratif dan menyediakannya untuk

pelaporan dan penelitian rutin maupun khusus. Sistem ini memuat ketetapan untuk

analisis statistika, termasuk penyesuaian risiko dan kepelikan, analisis grafis, dan

pemodelan statistika. Penyimpanan data analitis lebih bermanfaat jika

memperhatikan data yang dikumpulkan ke dalam tempat penyimpanan, termasuk

konsistensi pengkodean prosedur dan diagnosis dan kecocokan data dari satu pasien

berdasarkan algoritma kecocokan probabilitas.

Page 8: Chapter 12 Buku The Health care Quality Book

8

Pemetaan Pola

Pemetaan pola adalah penerimaan data terstruktur dan tak terstruktur

sebagai satu proses tunggal yang dilaksanakan oleh petugas klinis selama atau

setelah pertemuan dengan pasien untuk menyediakan dokumentasi rekam medis

sambil terus menyokong kebutuhan data lainnya, seperti tagihan, penelitian, dan

pengukuran kualitas dan hasil. Aplikasi-aplikasi pemetaan pola membantu petugas

klinis dalam membuat catatan klinis secara efisien dengan menggabungkan bahan-

bahan dari pola-pola yang sudah disiapkan sebelumnyadan memodifikasinya sesuai

kebutuhan pasien. Dokumentasi yang lebih lengkap akan membantu menaikkan

pembayaran kembali untuk kunjungan klinis. Dokumentasi terstruktur yang lebih

lengkap akan menyediakan input data untuk peringatan klinis, pengingat dan resep

unsur-unsur kritik. Catatan berdasarkan data terstruktur jika lebih lengkap akan

dapat digunakan untuk mendukung penelitian klinis, penjaminan mutu dan

pengukuran hasil, meningkatkan proses klinis berbasis fakta.

Aplikasi pemetaan pola juga dapat menjadi alat bantu keputusan. Dengan

menyusun pola perintah yang mewakili serangkaian perintah umum, organisasi

pelayanan kesehatan dapat meningkatkan standardisasi pemeriksaan dan

pengobatan. Selain itu, “pola pintar” menggunakan logika dalam memasukkan atau

menyisihkan item-item dalam pola untuk keadaan tertentu. Aplikasi pemetaan pola

akan sangat berguna jika dihubungkan dengan alat pengingat, tanda peringatan dan

aturan-aturan perintah yang segera diproses. Dengan demikian, pemetaan pola

dapat mengurangi kesalahan medis.

Teknologi Otomatisasi Alur Kerja pada Proses-Proses Klinis

Secara umum, sistem alur kerja memberikan jalan untuk memasukkan data

spesifikasi alur kerja yang menjelaskan lanjutan tugas atau aktivitas dalam proses

pekerjaan, sumber-sumber yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas, dan data

yang diperlukan untuk mengelola aliran aktivitas dan melaksanakan setiap tugas.

Sistem ini juga secara umum mencakup komponen yang mengatur pelaksanaan kerja

perorangan.

Page 9: Chapter 12 Buku The Health care Quality Book

9

Peningkatan dalam Proses Perawatan

Sistem alur kerja meningkatkan efisiensi penyampaian layanan,

meningkatkan konsistensi dan kualitas pelayanan, dan meningkatkan keandalan

layanan. Beberapa sistem alur kerja menyediakan kerangka generik yang dapat

dipakai dalam berbagai proses penyampaian layanan. Dalam konteks pelayanan

kesehatan, otomatisasi alur kerja membantu memadatkan teknologi informasi dan

layanan dan menyediakannya untuk proses perawatan.

Peningkatan dalam Manajemen Perubahan

Teknologi otomatisasi alur kerja menjanjikan peningkatan kerja tim

dankoordinasi di dalam kesinambungan perawatan, termasuk petugas-petugas klinis

dari lokasi klinik yang berbeda, fasilitas-fasilitas rawat inap, dan tatanan lainnya.

Teknologi tersebut akan mengkoordinasikan perawatan, memastikan tindakan

pelayanan kesehatan berlangsung secara berkesinambungan, dan memastikan

tindak lanjut pada setiap pemeriksaan atau pengobatan yang diperlukan.

Komponen Teknologi Informasi Klinis Lainnya

Telemedicine

Kemampuan telemedicineyang dimiliki petugas klinis meliputi berbagai

teknologi, seperti telekomunikasi multimedia untuk berinteraksi dengan pasien atau

petugas klinis lain, dan sensor jarak jauk untuk mengamati pasien.

Server Aturan

Komponen server aturan berfungsi meningkatkan kinerja dan mengurangi

biaya pemeliharaan dalam menerapkan logika klinis sebagai bagian dari sistem

informasi klinis. Peningkatan kinerja terjadi dengan menempatkan pemrosesan

logika mendekati basis data klinis dan menggunakan prosesor berkekuatan tinggi

untuk melakukan kalkulasi matematis. Server aturan mengurangi biaya dengan

menghindari “kode-kode rumit” menggunakan banyak aplikasi dan menyediakan

satu alat dan syntax untuk membangun, memelihara dan melindungi logika klinis.

Dengan demikian, prosesor dapat membantu organisasi pelayanan kesehatan

memperlakukan logika klinisnya seperti hak milik intelektual yang patut dilindungi.

Page 10: Chapter 12 Buku The Health care Quality Book

10

Server Kosakata Klinis

Komponen ini bertugas menerjemahkan kode, kata-kata, dan konsep agar

proses pengaturan dapat berjalan. Server kosakata adalah semacam server aturan

khusus untuk kode-kode yang tidak standar dan menentukan keterkaitannya dengan

konsep-konsep berstandar. Server kosakata harus menyediakan hierarki klasifikasi

untuk membantu pencarian kata-kata dan harus diperbarui secara tepat waktu agar

sesuai dengan perubahan kosakata yang terus muncul.

Survei Pasien

Beberapa cara untuk melaksanakan survei pasien adalah:

Survei tertulis atau tercetak pada saat perawatan

Sistem survei melalui faks

Sistem yang memperbolehkan pasien memberikan informasi secara langsung

dalam fasilitas klinis dengan layar sentuh atau peralatan genggam

Aplikasi survei berbasis web agar pasien dapat mengisi formulir di rumah

Sistem interaktif dengan telepon

Sistem Evaluasi

Hal-hal yang patut dipertimbangkan dalam mengevaluasi sistem seperti ini

antara lain kemampuan menyebarkan survei kepada pasien di rumah, ruang tunggu

klinik atau di atas tempat tidur di rumah sakit. Sistem survei seharusnya sesuai

dengan kemampuan pasien. Sistem survei pasien harus memenuhi kebutuhan sesuai

dengan kebutuhan organisasi pelayanan kesehatan yang berubah-ubah. Aliran

informasi dalam sistem survei pasien yang baik harus dapat menggabungkan

pendidikan pasien dengan data yang diperoleh.

Kemampuan Pengelolaan Penelitian

Kemampuan dalam mengelola penelitian juga harus diikutkan sebagai

pendukung pemeriksaan hasil dan penelitian klinis dalam penerapan visi manajemen

perawatan dalam sistem informasi klinis. Sistem manajemen penelitian yang baik

seharusnya mampu menangani berbagai protokol penelitian sebagai satu proses dan

melacak status pengumpulan data secara keseluruhan. Kemampuan pengelolaan

Page 11: Chapter 12 Buku The Health care Quality Book

11

penelitian dapat berupa aplikasi terpisah yang dapat menimbulkan efisiensi dalam

mengelola pemeriksaan hasil dan studi klinis.

Analisis Data dan Kemampuan Membuat Laporan

Sistem informasi klinis yang lengkap harus mencakup analisis data dan

kemampuan membuat laporan. Perangkat analisis data sepantasnya tidak hanya

memenuhi kebutuhan ahli statistika dan petugas analisis data, tetapi juga

menyajikan analisis hasil berbentuk grafik dan tabel dari populasi pasien. Perangkat

ini juga dapat memberikan prediksi dan laporan terformat bagi setiap pasien untuk

mendukung pengambilan keputusan medis berasaskan informasi.

Informasi yang Dibutuhkan untuk Kemajuan Praktik pada Tingkat Nasional

Meskipun kemampuan analisis data dan pembuatan laporan sangat berguna

dalam organisasi pelayanan kesehatan, jumlah sampel yang tersedia dalam satu

organisasi mungkin tidak cukup mendukung analisis efektivitas pengobatan, pola-

pola praktik, kesalahan medis, perkembangan penyakit dan topik-topik lainnya. Lagi

pula, umpan balik terhadap ukuran-ukuran kinerja dan mutu lebihefektif jika institusi

dan tatanan lainnya menyediakan data komparatif. Untuk memperoleh

perbandingan ini, diperlukan akses menuju data yang diambil dari organisasi

pelayanan kesehatan pada tingkat regional, nasional dan internasional.

Sumber data lainnya adalah gudang datakolaboratif, diciptakan sebagai

bagian pengelompokan organisasi-organisasi pelayanan kesehatan yang serupa yang

mengambil data untuk memenuhi kebutuhan bersama mengenai data komparatif

dan jumlah sampel yang besar. Gudang data tersebut mungkin sulit dibangun

bahkan bagi organisasi yang memusatkan sistemnya pada satu fasilitas dan di bawah

satu struktur kepemimpinan, karena banyaknya kekhawatiran dari para

kolaboratornya. Kesepakatan yang jelas dengan batasan-batasan penggunaan data

serta struktur dan kebijakan organisasional yang mengizinkan masukan dan kontrol

dari kolaborator dapat mengurangi kekhawatiran ini.

Contoh-Contoh Kasus

Surat Pemberitahuan Imunisasi Flu

Page 12: Chapter 12 Buku The Health care Quality Book

12

Proyek ini berlangsung di Midwest. Tim menggunakan teknologi informasi

bersama pendekatan lainnya sebagai pedoman pelaksanaan. Untuk memajukan

pendidikan petugas medis, tim membuat dan menyebarkan sebuah memorandum

yang menjelaskan tentang flu dan memasukkan panduan tersebut ke dalam buku

pedoman pelayanan pencegahan, dengan tampilan yang menarik dan mudah

dibawa. Tim juga memberikan panduan mengenai flu dalam layanan pencegahan

melalui program “sekolah perawatan kesehatan”. Tim menambah pengetahuan para

pasien dengan memuat artikel tentang imunisasi flu dalam majalah yang

didistribusikan oleh HMO organsasi dan dengan menampilkan poster-poster dan

kartu-kartu bergambar karakter kartun yang menjelaskan manfaat imunisasi flu. Tim

mengembangkan pengukuran kinerja level institusi dan dokter berdasarkan analisis

data penagihan yang muncul dalam penyimpanan data analitis.

Tim mengadakan studi kecil-kecilan untuk memvalidasi ukuran-ukuran

dengan mengambil sampel acak dari pasien dan menanyai mereka tentang imunisasi

flu yang diterima di klinik atau di lokasi komunitas lain. Ternyata, 15-20% dari

seluruh imunisasi dilakukan di lokasi-lokasi di luar cakupan data penagihan

organisasi. Oleh karena itu, tim memutuskan untuk menggunakan ukuran kinerja

institusional sebagai cara mengukur peningkatan setelah beberapa waktu dan

membandingkan kinerja intervensi untuk meningkatkan performa. Walaupun

demikian, tim memutuskan untuk menghentikan diseminasi pengukuran kinerja

pada level dokter untuk menghindari penunjukan program pengukuran kinerja

secara keseluruhan pada kritik sebagai hasil pencantuman suatu ukuran yang

diketahui menyimpang. Menurut tim, program ini mencapai keuntungan non

ekonomis tambahan bagi organisasi berupa kepuasan pasien atas kesopanan

penyedia perawatan dasar dan bagi organisasi secara umum atas kebutuhan

kesehatan pribadi mereka.

Manajemen Perawatan Diabetes

Tim manajemen perawatan diabetes menggunakan pendekatan multimodal

untuk meningkatkan perawatan terhadap penderita diabetes. Tim membuat

pedoman praktik untuk berbagai pengobatan terkait diabetes dan menyediakannya

dalam bentuk kertas serta melalui link dari aplikasi intranet manajemen perawatan

Page 13: Chapter 12 Buku The Health care Quality Book

13

diabates. Aplikasi ini dapat diakses melalui web browser di mana pun di dalam

organisasi dan mudah dicapai. Aplikasi manajemen ini juga menyediakan statistika

yang menggambarkan karakteristik populasi pasien diabetes untuk satu penyedia

perawatan, satu tatanan klinis lokal, atau cakupan yang lebih besar. Aplikasi

manajemen perawatan juga menawarkan register bagi pasien diabetes untuk

mendaftar pasien diabetes. Saat ini, sistem pengingat yang digunakan dalam

manajemen perawatan diabetes menyediakan laporan pemeliharaan kesehatan

kepada para petugas klinis, sehingga mereka dapat melacak tindakan terhadap

diabetes yang dikenakan serta mengingatkan mereka akan tanggal-tanggal yang

dijadwalkan.

Keuntungan Investasi secara Keseluruhan dari Sistem Informasi Klinis

Model keuntungan investasi (return on investment/ROI) dapat digunakan

untuk memperkirakan efek dari berbagai investasi teknologi informasi klinis

terhadap penghematan biaya dan penambahan pendapatan. Model tersebut

menyangkut asumsi berdasarkan tinjauan penelitian yang membuktikan

penghematan biaya dan penambahan pendapatan. Masing-masing keuntungan yang

terlihat digolongkan dan disatukan dengan wilayah fungsional yang cocok untuk jenis

investasi teknologi informasi tertentu. Asumsi dibuat berdasarkan input dari institusi

tertentu menyangkut variabel-variabel seperti biaya pribadi, biaya peranti lunak dan

implementasi terkait, volume aktivitas, dan keragaman pembayar. Perkiraan terbaik

ditentukan untuk masing-masing asumsi, bersama dengan serangkaian

ketidakpastian yang terikat dengan perkiraan pesimis maupun optimis.

Hasil dari model ini tergantung pada variabel-variabel berdasarkan institusi

tersebut. Pada Figure 12.10, model untuk organisasi pelayanan kesehatan hipotetis

mengasumsikan periode penerapan enam tahun, dimulai dengan implementasi

gudang data klinis, kemudian implementasi resep dokter, dokumentasi klinis, serta

otomatisasi alur kerja dan manajemen penyakit.

Figure 12.11 memperlihatkan bahwa “penangkapan” mengenai komponen-

komponen sistem informasi klinis oleh para petugas klinis dan personel lainnya

diasumsikan memerlukan waktu setelah implementasi komponen awal.

Page 14: Chapter 12 Buku The Health care Quality Book

14

Pemanfaatan secara penuh dari semua komponen diperkirakan memakan waktu

sepuluh tahun.

Figure 12.12 menunjukkan bahwa sistem informasi klinis dapat memberikan

akibat berbeda pada pemasukan organisasi pelayanan kesehatan. Efek terbesar

berdasarkan asumsi untuk organisasi hipotesis ini adalah (1) kenaikan perolehan dari

pertambahan kunjungan pasien rawat jalan dan dari penggunaan dokumentasi

bermutu tinggi sehingga mendukung kode E&M (2) penghematan biaya dalam

populasi pasien terkena pajak, dihasilkan dari pelaksanaan manajemen penyakit dan

upaya-upaya untuk mengurangi pemanfaatan tak perlu dari obat-obatan pasien

rawat inao dan uji laboratiorium.

Pada Figure 12.13, keseluruhan efek tahunan pada pendapatan bersih

organisasi pelayanan kesehatan berkisar dari $20 juta ke atas hingga mendekati $70

juta, tergantung fakta yang muncul. Fakta timbul untuk beberapa kategori

keuntungan tertentu, khususnya yang berhubungan dengan daftar resep dan

dokumentasi klinis. Kualitas bukti secara langsung tersedia untuk beberapa kategori

keuntungan tertentu, khususnya yang berhubungan dengan penggunaan gudang

data klinis. Literatur mencakup penelitian-penelitian yang mendokumentasikan

keuntungan yang melonjak dari tindakan manajemen penyakit. Hampir semua

penelitian tersebut fokus pada kondisi yang serupa, seperti asma, kegagalan jantung,

dan diabetes. Namun, hanya sedikit bukti untuk pengaruh penerapan manajemen

penyakit terhadap kondisi klinis. Lebih lagi, sedikit penelitian yang secara langsung

menilai kontribusi sistem informasi klinis pada efektivitas manajemen penyakit.

Studi-studi tersebut memperbandingkan pendekatan manajemen penyakit yang

sama dalam tatanan, dan melacak efeknya setelah selang waktu yang cukup lama,

untuk menentukan saat proses-proses manual mulai menurun ketika antusiasme

terhadap manajemen penyakit menurun dan staf memprioritaskan hal lainnya.

Besarnya keuntungan dari kemampuan manajemen penyakit bergantung pada

asumsi proporsi pasien yang pembayaran kembalinya berdasarkan pajak atau

pengaturan pemungutan menurut penyakit tertentu.

Figure 12.14 menunjukkan bahwa ROI terhitung setelah lebih dari 10 tahun

berkisar dari sangat layak (2372%) hingga negatif (-107%). Hasil-hasil ini

menggarisbawahi kebutuhan akan percobaan-percobaan klinisdengan lebih tepat

Page 15: Chapter 12 Buku The Health care Quality Book

15

dan efektivitas studi komponen-komponen sistem informasi klinis, dan pengumpulan

data spesifik institusi yang lebih teliti untuk membantu penghitungan ROI guna

perencanaan dan penentuan keputusan investasi.

Perdebatan Strategi Kunci

Waktu tunggu vs Rangkaian 1 vs Rangkaian 2

Dalam organisasi pelayanan kesehatan, pihak-pihak yang ingin

meminimalisasi investasi teknologi informasi klinis berpendapat bahwa penelitian

mendalam belum membuktikan efektivitas investasi tersebut, dan bahwa rendahnya

proporsi organisasi pelayanan kesehatan yang menerapkan teknologi informasi klinis

secara luas membuktikan bahwa investasi tersebut belum banyak dilakukan.

Argumen untuk mengejar visi akses informasi rangkaian 1 menggunakan dasar

persiapan dan kesadaran bahwa komponen-komponen penyimpanan data

merupakan syarat bagi strategi manajemen rangkaian 2. Akses informasi

memerlukan jumlah yang paling sedikit untuk perubahan proses klinis yang

brepotensi kontroversial dan dapat diimplementasikan oleh staf teknologi informasi

yang tidak begitu memahami rincian proses klinis serta metode peningkatan praktik

klinis.

Argumen untuk mengejar visi manajemen perawatan rangkaian 2 adalah

bahwa potensi untuk mendapatkan manfaat kompetitif yang tahan lama bagi

organisasi paling besar dalam wilayah ini. Penyokong visi rangkaian 2 ini paling

banyak berhasil dalam pasar kompetitif, khususnya yang memiliki pembeli dan

konsumen yang aktif, vokal dan terorganisasi. Dalam pasar seperti itu, kebutuhan

untuk membuat perubahan demi menciptakan pengalaman yang benar-benar

berbeda bagi pasien,serta mengurangi kesia-siaan dan biaya menjadi hal utama dan

darurat yang dipikirkan pimpinan.

Menyeimbangkan Kebutuhan Petugas Klinisdan Organisasi

Saat menentukan antara investasi sistem informasi rangkaian 1 dan 2, para

pimpinan seharusnya menyeimbangkan tujuan organisasi pelayanan kesehatan

melakukan investasi finansial dan tujuan pribadi petugas klinis membuat investasi

dalam perubahan proses dan belajar menggunakan sistem-sistem baru.

Page 16: Chapter 12 Buku The Health care Quality Book

16

Organisasi menyeimbangkan biaya dan keuntungan bagi organisasi,

sementara petugas klinis menyeimbangkan keuntungan bagi pengguna dan beban

penggunaan (Figure 12.15). Biaya organisasi meliputi biaya perangkat lunak,

perangkat keras dan biaya lain-lain. Keuntungan organisasional meliputi manajemen

yang lebih baik terkait pemanfaatan, biaya, risiko dan mutu. Dari sisi petugas klinis,

keuntungan pengguna mencakup penghematan waktu dan peningkatan koordinasi

dan efektivitas perawatan. Beban penggunaan meliputi kebingungan, kebosanan,

dan penurunan produktivitas pada saat proses pembelajaran, juga pertimbangan

bahwa penggunaan sistem yang menyusun struktur dokumentasi dan

menggabungkan protokol dan pedoman praktik dapat mengikis kemampuan

otonomi dan profesionalisme petugas klinis. Penentuan keputusan organisasional

dan petugas klinis sangat berkaitan, karena potensi untuk mebuat petugas klinis

puas atau marah merupakan bagian dari kalkulus organisasi, dan efek proses

perawatan yang telah meningkat terhadap kesehatan finansial organisasi dan

manfaat kompetitif juga menjadi perhatian petugas klinis.

Jalur-Jalur Investasi dalam Wilayah Geografis

Pada tingkat komunitas, terdapat perdebatan yang melibatkan organisasi,

pendanaan, dan prioritisasi investasi teknologi informasi klinis yang dimaksudkan

untuk memenuhi kebutuhan berbagai konstituensi dalam wilayah geografis. Hal ini

disebut organisasi informasi kesehatan regional, pertukaran informasi kesehatan,

jaringan informasi kesehatan komunitas, dan gudang data kolaboratif.

Jalur-Jalur Investasi dalam Tatanan Terintegrasi

Perdebatan lainnya berkaitan dengan penentuan jalur optimal dan

lanjutannya untuk berinvestasi dalam teknologi informasi klinis. Tatanan dengan

fasilitas pasien rawat inap dan rawat jalan harus menentukan akan mengambil data

klinis rawat inap secara terpisah dari rawat jalan atau menggunakan sistem klinis

gabungan yang mencakup baik rawat inap maupun rawat jalan. Sebagian besar

teknologi informasi dinyatakan dapat diterapkan pada aturan rawat jalan maupun

inap, tetapi setiap produk memiliki kelebihan tersendiri bagi satu tatanan tertentu,

sehingga mempersulit pemilihan strategi.

Page 17: Chapter 12 Buku The Health care Quality Book

17

Peran Sistem Manajemen Perawatan Departemental

Perdebatan lainnya berkaitan dengan peran solusi departemental melawan

solusi tingkat perusahaan. Para pengelola teknologi informasi yang bertanggung

jawab pada tingkat perusahaan biasanya menempatkan prioritas tertinggi pada

pengembangan aplikasi yang menawarkan keuntungan kepada banyak pengguna.

Mereka fokus dalam mengembangkan teknologi yang dapat digunakan seluruh

perusahaan karena keterbatasan sumber dana dan tenaga kerja. Para pengelola itu

berinvestasi dalam konteks strategi jangka panjang agar menawarkan kemampuan

yang lebih mendalam dan kaya. Mereka fokus pada hal-hal praktis dan cenderung

menurunkan fungsi-fungsi yang lebih dalam dari siklus pendanaan yang ada.

Sebaliknya, para pimpinan klinis pada tingkat departemen spesialisasi

meyakini bahwa mereka memiliki mandat untuk mengubah proses-proses klinis

untuk meningkatkan proses-proses perawatan secara mencolok. Mereka menyadari

bahwa mencapai kesuksesan besar yang tahan lama dalam upaya-upaya ini

memerlukan penguasaan teknologi informasi klinis yang lebih mendalam. Posisi

kepemimpinan klinis yang dipegang membantu mereka mengendalikan perubahan

budaya dan mengetahui detail perubahan-perubahan proses dalam meraih

kesuksesan. Para pimpinan dari pihak perusahaan berpendapat bahwa hal ini

menganggu proses pemenuhan tujuan tingkat perusahaan, sehinggaterus menolak

pengajuan dari pihak departemen ini. Di sisi lain, pimpinan departemen berpendapat

bahwa transformasi proses klinis harus segera diwujudkan dan pelajaran yang

diperoleh dalam departemen mereka merupakan sesuatu yang penting dan dapat

diaplikasikan pula di departemen lainnya. Menurut mereka, investasi teknologi

untuk perubahan seperi itu menjadi kecil jika dibandingkan dengan investasi pada

perubahan budaya dan proses, dan organisasi sebaiknya menghindari perubahan

proses dan budaya yang memerlukan waktu lama dalam pencapaiannya.

Tantangan yang Dihadapi

Implementasi peningkatan praktik harus kritis, menjadi bagian integral dari

praktik petugas klinis secara keseluruhan. Tiga perubahan mendasar dalam

lingkungan pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk mendukung peningkatan

Page 18: Chapter 12 Buku The Health care Quality Book

18

proses klinis dalam skala besar: (1) insentif; (2) Pendidikan petugas klinis; (3)

Teknologi informasi

Insentif

Organisasi pelayanan kesehatan dan para petugas klinis memerlukan

penambahan insentif demi peningkatan. Bagaimanapun, seluruh peningkatan mutu

memerlukan struktur pasar, yang didalamnya organisasi pelayanan kesehatan

menghadapi persaingan yang lebih cenderung pada kualitas daripada harga, dan di

dalamnya kompensasi petugas klinistidak dikendalikan oleh upaya kerja semata,

tetapi lebih ke ukuran-ukuran kualitasnya. Meski demikian, pengukuran mutu tingkat

petugas klinis bukan hal yang mudah. Variasi pasien menyulitkan pembandingan

antar petugas klinis , bahkan untuk praktik-praktik klinis yang paling umum. Selain

itu, ada yang memperingatkan bahwa penggunaan pengukuran kualitas untuk

menyetir insentif petugas klinis atau sebagai dasar untuk mengenali “benih buruk”

dalam perbaikan berlawanan dengan pengukuran pembelajaran dan peningkatan.

Pendidikan untuk Petugas Klinis

Perubahan fundamental kedua adalah pendidikan untuk petugas klinis dalam

hal metode dan perangkat peningkatan mutu dan informatika medis. Perubahan

dalam substansi yang lebih besar diperlukan dalam kurikulum sekolah medis,

pelatihan warga, ujian dewan, dan kriteria yang digunakan untuk pendaftaran

sekolah medis.

Teknologi Informasi

Perubahan penting ketiga adalah investasi dalam teknologi informasi untuk

mendukung praktik klinis. Walaupun organisasi pelayanan kesehatan telah

menerapkan sistem informasi untuk proses-proses administratifnya, pembaruan

sistem untuk menolong perawatan pasien dan peningkatan mutunya belumlah

cukup. Dalam industri pelayanan kesehatan, terdapat beberapa halangan dalam

penggunaan teknologi informasi klinis yang dijelaskan dalam Figure 12.19.

Figure 12.19 – Halangan-halangan terhadap penggunaan teknologi informasi

Page 19: Chapter 12 Buku The Health care Quality Book

19

Pengetahuan dan budaya yang dianut konsumen

- Konsumen berpikir mereka menginginkan pilihan dan biaya yang

terjangkau

- Konsumen tidak pernah benar-benar mengalamai perawatan gabungan

- Pengukuran konsumen dipaksakan oleh data yang tersedia secara luas

Terlalu banyak campur tangan pemerintah

- Kekhawatiran terhadappenipuan dan penyimpangan lebih kuat daripada

keinginan untuk mengubah sistem

- Hukum yang kaku membatasi integrasi perawatan

Terlalu sedikit campur tangan dari pemerintah

- Token dana tingkat ‘demonstrasi’ atau ‘evaluasi’ untuk Agency for

Healthcare Research and Quality dan agen-agen lainnya

- Anggaran negara terlalu ketat untuk menyelenggarakan investasi

teknologi informasi pelayanan kesehatan

Investasi oleh pembayar non pemerintah terlalu sedikit

- Hubungan banyak pihak-dengan-banyak pihak antara pembayar dan

penyedia menambah kompleksitas untuk menilai proposisi.

Peningkatan mutu yang dapat diukur dan tahan lama memerlukan sistem

dengan tiga kemampuan penting. Pertama, sistem informasi harus memperbolehkan

akuisisi data yang terstruktur mengenai pasien, tindakan pelayanan kesehatan dan

hasil, sebagai bagian dari rutinitas proses penyampaian pelayanan kesehatan. Kedua,

sistem informasi harus membantu keputusan yang telah ditetapkan. Ketiga, sistem

informasi hasi memfasilitasi logistik-logistik koordinasi perawatan yang kompleks,

melibatkan banyak bidang dalam berbagai tatanan, menurut pada protokol dan

panduan.

Sebagai tambahan dalam menyediakan perawatan kepada seseorang dan

meningkatkan praktik klinis berbasis fakta, para petugas klinis dan pimpinan

pelayanan kesehatan bertanggung jawab membela dan mengendalikan perubahan

dalam lingkungan mereka untuk mewujudkan kemajuan berskala besar yang tahan

lama. Jika terdapat insentif, pendidikan dan teknologi untuk mendukung

Page 20: Chapter 12 Buku The Health care Quality Book

20

peningkatan mutu, masyarakat dapat mengharapkan kemajuan yang terukur dan

nyata dalam efektivitas sistem pelayanan kesehatan secara menyeluruh.

Sumber : Chapter 12 Buku The Health care Quality Book