cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com · Web viewKalau kita menyingkirkan urgensi tersebut,...

23

Click here to load reader

Transcript of cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com · Web viewKalau kita menyingkirkan urgensi tersebut,...

Page 1: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com · Web viewKalau kita menyingkirkan urgensi tersebut, tidak akan ada cara untuk meneliti keaslian kenyataan tersebut. Di dalam bidang-bidang

MAKALAH

EPISTEMOLOGI FILSAFAT PENGETAHUAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Umum

Dosen Pengampu : Cecep Hilman, M.Ag

Disusun oleh kelompok 3

Dandan

Yogi

Sopirawati

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUKABUMI

2018

Page 2: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com · Web viewKalau kita menyingkirkan urgensi tersebut, tidak akan ada cara untuk meneliti keaslian kenyataan tersebut. Di dalam bidang-bidang

KATA PENGATAR

Assalamu’alaikumWr. Wb.

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

banyak memberikan beribu-ribu nikmat kepada kita umatnya. Rahmat beserta

salam semoga tetap tercurahkan kepada jungjunan kita, pemimpin akhir zaman

yang sangat dipanuti oleh pengikutnya yakni Nabi Muhammad

SAW. “Epistimologi Filsafat Pengetahuan” ini sengaja di bahas karena sangat

penting untuk kita khususnya sebagai mahasiswa yang ingin lebih mengenal

mengenai filsafat positivisme.

Selanjutnya, penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak

yang telah memberikan pengarahan-pengarahan sehingga kami dapat

menyelesaikan paper ini dengan tepat waktu. Tidak lupa juga kepada bapak dosen

dan teman-teman yang lain untuk memberikan sarannya kepada kami agar

penyusunan makalah ini lebih baik lagi.

Demikian, semoga paper ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan

umumnya semua yang membaca makalah ini.

Wassallamu’alaikum Wr. Wb.

ii

Sukabumi, 03 Oktober 2018

Penyusun

KELOMPOK 3.E

Page 3: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com · Web viewKalau kita menyingkirkan urgensi tersebut, tidak akan ada cara untuk meneliti keaslian kenyataan tersebut. Di dalam bidang-bidang

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................i

DAFTAR ISI ...................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................2

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................2

B. Rumusan Masalah ................................................................................3

C. Tujuan Penulisan Masalah ...................................................................3

BAB II Pembahasan ........................................................................................4

A. Pengertian Epistemologi ......................................................................3

B. Macam-macam Epistemologi ..............................................................4

C. Mengapa Epistemologi Perlu Dipelajari ..............................................5

D. Dasar-dasar Pengetahuan .....................................................................6

E.  Jenis Jenis Pengetahuan ......................................................................9

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................11

A. KESIMPULAN ....................................................................................11

B. SARAN ................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................12

1

Page 4: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com · Web viewKalau kita menyingkirkan urgensi tersebut, tidak akan ada cara untuk meneliti keaslian kenyataan tersebut. Di dalam bidang-bidang

BAB I PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

        Manusia hidup didunia tidak hanya memerlukan kebutuhan pokok saja.

Akan tetapi manusia juga memerlukan informasi untuk mengetahui keadaan di

lingkungan sekitar mereka. Dalam upaya untuk memperoleh informasi, manusia

seringkali melakukan komunikasi ataupun cara-cara lain yang bisa digunakan.

Salah satu informasi yang didapat dari komunikasi adalah pengetahuan.

Pengetahuan sangat diperlukan bagi kehidupan manusia karena dapat memberikan

manfaat yang sangat besar bagi kehidupan. Dalam mencari pengetahuan, tak

jarang manusia harus mempelajari Epistemologi. Epistemologi disebut juga

sebagai teori pengetahuan karena mengkaji seluruh tolok ukur ilmu-ilmu manusia,

termasuk ilmu logika dan ilmu-ilmu manusia yang bersifat gamblang, merupakan

dasar dan pondasi segala ilmu dan pengetahuan.

       Sejak semula, epistemologi merupakan salah satu bagian dari filsafat

sistematik yang paling sulit. Sebab epistemologi menjangkau permasalahan-

permasalahan yang membentang luas, sehingga tidak ada sesuatu pun yang boleh

disingkirkan darinya. Selain itu pengetahuan merupakan hal yang sangat abstrak

dan jarang dijadikan permasalahan ilmiah di dalam kehidupan sehari-hari.

Pengetahuan biasanya diandaikan begitu saja. Oleh sebab itu, perlu diketahui apa

saja yang menjadi dasar-dasar pengetahuan yang dapat digunakan manusia untuk

mengembangkan diri dalam mengikuti perkembangan informasi yang pesat.

B.       Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Epistemologi ?

2. Apa saja macam-macam Epistemologi ?

3. Mengapa Epistemologi perlu dipelajari ?

4. Apa saja yang menjadi dasar-dasar pengetahuan ?

5. Apa saja jenis-jenis pengetahuan ?

2

Page 5: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com · Web viewKalau kita menyingkirkan urgensi tersebut, tidak akan ada cara untuk meneliti keaslian kenyataan tersebut. Di dalam bidang-bidang

C. Tujuan Penulisan Masalah

Tujuan penulisan makalh ini sebagai berikut :

1. Dapat mendapatkan gambaran mengenai apa itu epistemolgi dan macam

macam epistemologi dan kegunaannya.

2. Dapat menjadi media pembalajaran dan menjadi bahan refrensi bahan

ajar

3

Page 6: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com · Web viewKalau kita menyingkirkan urgensi tersebut, tidak akan ada cara untuk meneliti keaslian kenyataan tersebut. Di dalam bidang-bidang

BAB II PEMBAHASAN

A. Apa Itu Epistemologi

     Istilah “Epistemologi” berasal dari bahasa Yunani yaitu “episteme” yang

berarti pengetahuan dan ‘logos” berarti perkataan, pikiran, atau ilmu.

Kata“episteme” dalam bahasa Yunani berasal dari kata kerja epistamai, artinya

menundukkan, menempatkan, atau meletakkan. Maka, secara

harafiah epistemeberarti pengetahuan sebagai upaya intelektual untuk

menempatkan sesuatu dalam kedudukan setepatnya.

Lebih lanjut, epistemologi adalah suatu teori pengetahuan yang membahas

berbagai segi pengetahuan seperti : kemungkinan, asal mula, sifat alami, batas-

batas, asumsi dan landasan, validitas, dan reliabilitas, sampai pada soal kebenaran.

Bagi suatu ilmu pertanyaan yang mengenai definisi ilmu itu, jenis

pengetahuannya, pembagian ruang lingkupnya, dan kebenaran ilmiahnya,

merupakan bahan-bahan pembahasan dari epistemologinya.

Epistemologi sering juga disebut teori pengetahuan (theory of knowledge).

Epistemologi lebih memfokuskan kepada makna pengetahuan yang berhubungan

dengan konsep, sumber, dan kriteria pengetahuan, jenis pengetahuan, dan lain

sebagainya. Harold Titus (1984), (Filsafat Ilmu, Prof.Dr.Dr.W.E.Soetomo

Siswokartono,M.Pd) secara sistematis menjelaskan tiga persoalan dalam bidang

epistemologi, yaitu :

1. Apakah sumber pengetahuan itu, dan dari manakah datangnya

pengetahuan yang benar, serta bagaimana cara mengetahuinya ?

2. Apakah sifat dasarnya, adakah dunia yang benar-benar di luar pikiran

kita, serta kalau ada, apakah kita dapat mengetahui ?

3. Apakah pengetahuan itu valid, dan bagaimana membedakan yang

benar dan salah ?

Lain halnya pendapat Kattsoff (1987), yang menyatakan bahwa pertanyaan

epistemologi hanya ada dua macam :

4

Page 7: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com · Web viewKalau kita menyingkirkan urgensi tersebut, tidak akan ada cara untuk meneliti keaslian kenyataan tersebut. Di dalam bidang-bidang

1. Bahwa epistemologi itu kefilsafatan yang berhubungan dengan

psikologi, dan pertanyaannya semantik yang menyangkut hubungan

antara pengetahuan dan objeknya.

2. Bahwa epitemologi adalah sumber, sarana, dan tata cara, menggunakan

itu untuk mencapai pengetahuan.

B. Macam-macam Epistemologi

Berdasarkan cara kerja atau metode pendekatan yang diambil terhadap

gejala pengetahuan, epistemologi dibedakan menjadi tiga yaitu :

Pertama, epistemologi metafisis. Yaitu epistemologi yang mendekati gejala

pengetahuan dengan bertitik tolak dari pengandaian metafisika tertentu.

Epistemologi macam ini berangkat dari suatu paham tertentu tentang kenyataan,

lalu membahas tentang bagaimana manusia mengetahui kenyataan tersebut.

Kedua, epistemologi skeptis. Dalam epistemologi ini, kita perlu membuktikan

dulu apa yang dapat kita ketahui sebagai sungguh nyata atau benar-benar tak

dapat diragukan lagi dengan menganggap sebagai tidak nyata atau keliru segala

sesuatu yang kebenarannya masih dapat diragukan. Kesulitan dengan metode

pendekatan ini adalah apabila orang sudah masuk sarang skeptisme dan konsisten

dengan sikapnya, tak gampang menemukan jalan keluar.

Ketiga, epistemologi kritis. Epistemologi ini tidak memprioritaskan metafisika

atau epistemologi tertentu, melainkan berangkat dari asumsi, prosedur dan

kesimpulan pemikiran akal sehat ataupun asumsi, prosedur, dan kesimpulan

pemikiran ilmiah sebagaimana kita temukan dalam kehidupan, lalu kita coba

tanggapi secara kritis asumsi, prosedur, dan kesimpulan tersebut.

Selain tiga macam epistemologi berdasarkan titik tolak pendekatannya, secara

umum berdasarkan objek yang dikaji, epistemologi juga dapat dibagi menjadi dua

bagian, yakni :

Pertama, epistemologi individual. Dalam epistemologi individual, kajian tentang

bagaimana struktur pikiran manusia sebagai individu bekerja dalam proses

5

Page 8: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com · Web viewKalau kita menyingkirkan urgensi tersebut, tidak akan ada cara untuk meneliti keaslian kenyataan tersebut. Di dalam bidang-bidang

mengetahui, misalnya dianggap cukup mewakili untuk menjelaskan bagaimana

semua pengetahuan manusia pada umumnya diperoleh. Kajian tentang

pengetahuan, baik tentang status kognitifnya maupun proses pemerolehannya,

dianggap sebagai dapat didasarkan atas kegiatan manusia individual sebagai

subjek penahu terlepas dari konteks sosialnya.

Kedua, epistemologi sosial. Adalah kajian filosofis terhadap pengetahuan sebagai

data sosiologis. Bagi epistemologi sosial, hubungan sosial, kepentingan sosial,

dan lembaga sosial dipandang sebagai faktor-faktor yang amat menentukan dalam

proses, cara, maupun pemerolehan pengetahuan.

C. Mengapa Epistemologi Perlu Dipelajari

Sekurang-kurangnya ada tiga alasan yang dapat dikemukakan mengapa

epistemologi perlu dipelajari (A.M.W. Pranarka, ibid., hlm. 19-31).

Alasan pertama berangkat dari pertimbangan strategis, kajian epistemologi perlu

karena pengetahuan sendiri merupakan hal yang secara strategis penting bagi

kehidupan manusia. Stratego berkenaan dengan bagaimana mengelola kekuasaan

atau daya kekuatan yang ada sehingga tujuan dapat tercapai.

Alasan kedua dari pertimbangan kebudayaan, penjelasan yang pokok adalah

kenyataan bahwa pengetahuan merupakan salah satu unsur dasar kebudayaan.

Berkat pengetahuan, manusia dapat mengolah dan mendayagunakan alam

lingkungannya. Selain itu, manusia mampu membudayakan alam, membudayakan

masyarakat, dan demikian membudayakan dirinya sendiri.

Alasan ketiga berangkat dari pertimbangan pendidikan, epistemologi perlu

dipelajari karena manfaatnya untuk bidang pendidikan. Pendidikan sebagai usaha

dasar untuk membantu peserta didik mengembangkan pandangan hidup, sikap

hidup dan keterampilan hidup, tidak lepas dari penguasaan pengetahuan.

6

Page 9: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com · Web viewKalau kita menyingkirkan urgensi tersebut, tidak akan ada cara untuk meneliti keaslian kenyataan tersebut. Di dalam bidang-bidang

D.  Dasar-dasar Pengetahuan

1. Pengalaman

     Hal utama yang mendasarkan pengetahuan adalah pengalaman.

Pengalaman adalah keseluruhan peristiwa yang terjadi dalam diri manusia dalam

interaksinya dengan alam, lingkungan, dan kenyataan. Pengalaman terbagi

menjadi dua antara lain pengalaman primer, yaitu pengalaman langsung akan

persentuhan indrawi dengan benda-benda konkret di luar manusia dan peristiwa

yang disaksikan sendiri. Yang kedua pengalaman sekunder, yaitu pengalaman tak

langsung atau reflektif mengenai pengalaman primer.

Ada tiga ciri pokok pengalaman manusia, ciri pokok yang pertama adalah

pengalaman manusia sangat beraneka ragam. Manusia bisa melihat, mendengar,

merasakan, menyentuh, dan membau sesuatu. Manusia dapat merasa sedih,

senang, marah, bahagia, dan sebagainya. Itu menandakan bahwa pengalaman

manusia itu beraneka ragam. Ciri pokok yang kedua adalah pengalaman manusia

selalu berkaitan dengan objek tertentu di luar diri manusia sebagai objek. Objek

tersebut dapat berupa benda, orang, peristiwa, hal, ataupun gagasan. Dan ciri

pokok yang ketiga adalah pengalaman manusia terus bertambah seiring

bertambahnya umur, kesempatan, dan tingkat kedewasaan manusia. Seiring

dengan bertambahnya umur dan tersedianya kesempatan manusia dapat

mengalami banyak hal baru yang menambahkan pada apa yang sampai saat ini

belum pernah dialami.

2. Ingatan

Selain pengalaman, pengetahuan juga didasarkan atas ingatan. Tanpa

ingatan, pengalaman tidak akan berkembang menjadi pengetahuan. Manusia dapat

mengetahui suatu informasi yang dapat menjadi pengetahuan baru karena manusia

mampu mengingat apa yang telah dipelajari sebelumnya. Agar ingatan dapat

menjadi dasar yang dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya bagi pengetahuan,

ada dua syarat yang harus dipenuhi yaitu : 1. Ingatan tersebut merupakan suatu

peristiwa yang benar-benar pernah dialami dan disaksikan pada masa lalu. 2.

7

Page 10: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com · Web viewKalau kita menyingkirkan urgensi tersebut, tidak akan ada cara untuk meneliti keaslian kenyataan tersebut. Di dalam bidang-bidang

Ingatan tersebut bersifat konsisten dan dapat berhasil menjadi dasar pemecahan

persoalan yang sekarang sedang dihadapi.

3. Kesaksian

Kesaksian menjadi penegasan akan sesuatu sebagai ssesuatu yang benar

oleh seorang saksi kejadian atau peristiwa, dan diajukan kepada orang lain untuk

dipercaya. Apabila kesaksian tersebut dipercaya oleh orang lain, maka berarti

kesaksian tersebut dapat dianggap sebagai pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-

hari ditengah masyarakat, hanya sebagian kecil dari pengetahuan dan kepercayaan

yang diperoleh dari pengalaman pribadi manusia. Manusia banyak

mempercayakan diri pada kesaksian orang lain.

4. Minat dan Rasa Ingin Tahu

Tidak semua pengalaman berkembang menjadi pengetahuan. Untuk dapat

berkembang menjadi pengetahuan, subjek yang mengalami sesuatu perlu memiliki

minat dan rasa ingin tahu tentang apa yang dialami. Minat mengarahkan perhatian

terhadap hal-hal yang dialami dan dianggap penting untuk diperhatikan.

Sedangkan rasa ingin tahu mendorong manusia untuk bertanya dan melakukan

penyelidikan atas apa yang dialami dan menarik minatnya. Rasa ingin tahu erat

kaitannya dengan pengalaman kekaguman atau keheranan akan apa yang dialami.

5. Pikiran dan Penalaran

Untuk memahami dan menjelaskan segala pengalaman yang dialami,

manusia perlu melakukan kegiatan berpikir. Kegiatan berpikir menandakan bahwa

manusia memiliki pikiran. Sedangkan penalaran merupakan proses bagaimana

pikiran menarik kesimpulan dari hal-hal yang sebelumnya dialami. Meskipun

kegiatan berpikir memang lebih dari sekedar bernalar, tetapi kegiatan pokok

pikiran dalam mencari pengetahuan adalah penalaran. Tanpa pikiran dan

penalaran tidak mungkin ada pengetahuan. Penalaran manusia dapat berbentuk

induksi, deduksi, juga abduksi.

8

Page 11: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com · Web viewKalau kita menyingkirkan urgensi tersebut, tidak akan ada cara untuk meneliti keaslian kenyataan tersebut. Di dalam bidang-bidang

Induksi adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai

kejadian atau kasus khusus. Deduksi adalah bentuk penalaran yang berangkat dari

suatu pernyataan atau hukum umum ke kejadian khusus yang dapat diturunkan

dari pernyataan atau hukum umum tersebut. Sedangkan abduksi adalah penalaran

untuk merumuskan sebuah hipotesis berupa pernyataan umum yang kemungkinan

kebenarannya masih perlu diuji coba. Berkat kemampuan menalar, manusia dapat

mengembangkan pengetahuannya.

6. Logika

Logika adalah ilmu pengetahuan atau kecakapan bagaimana manusia

berpikir lurus atau benar. Logika juga sering disebut sebagai keterampilan

berpikir dalam menerapkan hukum-hukum pemikiran yang lurus, benar, tepat, dan

sehat. Dalam perkembangan berpikir, logika ada dua macam yaitu logika kodrati

dan logika ilmiah. Logika kodrati adalah cara seseorang mengolah budinya,

bekerja secara spontan karena manusia menyadari bahwa dalam mengolah dan

mengerjakan pemikirannya cenderung subjektif. Sementara itu logika ilmiah

secara faktual berusaha membantu dan menyempurnakan pemikiran logika yang

kodrati. Caranya dengan memperhalus pemikiran dengan akal budi lahir

kebenaran dan mempertajam pemikiran agar kerja logika ilmiah menjadi lebih

tepat, lebih teliti, lebih mudah, dan lebih aman sehingga kesesatan berpikir dapat

dihindarkan.

7. Bahasa

Selain logika, dalam penalaran juga membutuhkan penggunaan bahasa.

Maka, bahasa juga merupakan salah satu hal yang mendasari dan memungkinkan

pengetahuan pada manusia. Bahasa manusia tidak hanya berupa bahasa lisan,

tetapi juga bahasa tertulis. Bahasa tertulis adalah bahasa yang dituangkan dalam

bentuk tulisan, misalnya dalam buku, majalah, koran, dan sebagainya. Bahasa

tertulis memiliki peran dalam kehiatan manusia menemukan pengetahuan. Karena

banyak sekali pengetahuan yang terkandung di dalam bahasa tertulis. Dengan

9

Page 12: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com · Web viewKalau kita menyingkirkan urgensi tersebut, tidak akan ada cara untuk meneliti keaslian kenyataan tersebut. Di dalam bidang-bidang

berkembangnya bahasa tulisan, ingatan manusia dilipatgandakan dan pemikiran

serta kegiatan kreatif lain dari manusia semakin ditingkatkan.

8. Kebutuhan Hidup Manusia

Dalam interaksinya dengan dunia dan lingkungan sosial sekitarnya

manusia membutuhkan pengetahuan. Maka, kebutuhan hidup manusia dapat

dikatakan juga merupakan suatu faktor yang mendasari dan mendorong

berkembangnya pengetahuan manusia. Sebagai sarana yang dibutuhkan untuk

hidup, bagi manusia, pengetahuan juga merupakan suatu alat, strategi, dan

kebijaksanaan manusia dalam berinteraksi dengan dunia dan lingkungan sosial

sekitarnya. Pengetahuan yang benar pada dasarnya dicari manusia untuk dapat

berinteraksi secara tepat.

E.  Jenis Jenis Pengetahuan

1. Pengetahuan Ilmiah

       Pengetahuan ilmiah adalah jenis pengetahuan yang diperoleh dan

dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah atau dengan menerapkan cara

kerja atau metode ilmiah. Sedangkan yang dimaksud dengan metode ilmiah

adalah prosedur atau langkah-langkah sistematis yang perlu diambil guna

memperoleh pengetahuan yang didasarkan atas persepsi indrawi dan melibatkan

uji coba hipotesis serta teori secara terkendali. Kumpulan hukum yang serumpun

dan tertata secara sistematis membentuk suatu teori ilmiah. Dalam upaya

memahami alam, fokus perhatian seorang ilmuwan adalah mengejar pengetahuan

yang berlaku umum.  Pengetahuan ilmiah pertama-tama memperoleh pendasaran

induktif dan bukan deduktif.

2. Pengetahuan Moral

       Cukup banyak orang yang menganggap bahwa dalam hal moral tidak ada

kebenaran yang bersifat objektif dan universal. Penilaian dan putusan moral

adalah soal perasaan pribadi atau paling-paling produk budaya tempat orang lahir

dan dibesarkan. Dalam hal moral tidak ada pengakuan kebenaran yang sah. Nilai-

nilai moral dinyatakan hanya kepada orang yang mengalami urgensi atau

10

Page 13: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com · Web viewKalau kita menyingkirkan urgensi tersebut, tidak akan ada cara untuk meneliti keaslian kenyataan tersebut. Di dalam bidang-bidang

keharusannya. Kalau kita menyingkirkan urgensi tersebut, tidak akan ada cara

untuk meneliti keaslian kenyataan tersebut. Di dalam bidang-bidang moral, kutub

objektif pengalaman tidak ditandai oleh sesuatu yang memaksa, digolongkan di

bawah hukuman, dan terbuka secara umum sebagaimana pengetahuan alamiah.

3. Pengetahuan Religius

       Persoalan tentang kemungkinan adanya pengetahuan religius sedikit

berbeda dari persoalan tentang kemungkinan adanya pengetahuan moral.

Meskipun begitu, beberapa konsep dan prinsip yang berlaku dalam membahas

kemungkinan adanya pengetahuan moral dapat dipakai untuk memberi terang

pada persoalan tentang pengetahuan religius. Persoalan ini muncul berkaitan

dengan adanya pengakuan bahwa pengetahuan religius, termasuk di dalamnya

adalah pengetahuan kita tentang Tuhan, sesungguhnya berada di luar lingkup

pengetahuan manusia. Pernyataaan bahwa Tuhan itu ada dan memiliki sifat-sifat

tertentu seperti Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan sebagainya

merupakan pokok iman dan bukan materi pengetahuan manusia. Hidup beriman

yang memuat kepercayaan akan adanya Tuhan memang merupakan suatu

tindakan yang tidak bertentangan dengan dengan nalar, tetapi juga tidak selalu

didasarkan atas pertimbangan nalar belaka. Apalagi kalau hanya dibatasi pada

nalar logis saja.

11

Page 14: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com · Web viewKalau kita menyingkirkan urgensi tersebut, tidak akan ada cara untuk meneliti keaslian kenyataan tersebut. Di dalam bidang-bidang

BAB III SIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

          Istilah “Epistemologi” berasal dari bahasa Yunani yaitu “episteme” yang

berarti pengetahuan dan ‘logos” berarti perkataan, pikiran, atau ilmu. Lebih lanjut,

epistemologi adalah suatu teori pengetahuan yang membahas berbagai segi

pengetahuan seperti : kemungkinan, asal mula, sifat alami, batas-batas, asumsi

dan landasan, validitas, dan reliabilitas, sampai pada soal kebenaran. Epistemologi

sering juga disebut teori pengetahuan (theory of knowledge). Epistemologi lebih

memfokuskan kepada makna pengetahuan yang berhubungan dengan konsep,

sumber, dan kriteria pengetahuan, jenis pengetahuan, dan lain sebagainya.

Berdasarkan cara kerja atau metode pendekatan yang diambil terhadap gejala

pengetahuan, epistemologi dibedakan menjadi tiga yaitu : epistemologi

metafisis, epistemologi skeptis, dan epistemologi kritis. Sedangkan berdasarkan

objek yang dikaji, epistemologi juga dapat dibagi menjadi dua bagian, yakni :

epistemologi individual dan epistemologi sosial.

Sekurang-kurangnya ada tiga alasan yang dapat dikemukakan mengapa

epistemologi perlu dipelajari, yaitu alasan pertama berangkat dari pertimbangan

strategis, alasan kedua dari pertimbangan kebudayaan, dan alasan ketiga

berangkat dari pertimbangan pendidikan.

Dalam pengetahuan, ada beberapa hal yang mendasari terbentuknya pengetahuan

antara lain pengalaman, ingatan, kesaksian, minat dan rasa ingin tahu, pikiran dan

penalaran, logika, bahasa, dan kebutuhan hidup manusia. Secara umum,

pengetahuan dibedakan menjadi tiga yaitu pengetahuan ilmiah, pengetahuan

moral, dan pengetahuan religius. Pengetahuan ilmiah adalah jenis pengetahuan

yang diperoleh dan dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah atau

dengan menerapkan cara kerja atau metode ilmiah. Dalam pengetahuan moral,

nilai-nilai moral dinyatakan hanya kepada orang yang mengalami urgensi atau

keharusannya. Kalau kita menyingkirkan urgensi tersebut, tidak akan ada cara

untuk meneliti keaslian kenyataan tersebut. Sedangkan dalam pengetahuan

12

Page 15: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com · Web viewKalau kita menyingkirkan urgensi tersebut, tidak akan ada cara untuk meneliti keaslian kenyataan tersebut. Di dalam bidang-bidang

religius, persoalan tentang kemungkinan adanya pengetahuan religius sedikit

berbeda dari persoalan tentang kemungkinan adanya pengetahuan moral.

Meskipun begitu, beberapa konsep dan prinsip yang berlaku dalam membahas

kemungkinan adanya pengetahuan moral dapat dipakai untuk memberi terang

pada persoalan tentang pengetahuan religius.

B. SARAN

1. Manusia dalam berbuat tentunya terdapat kesalahan yang sifatnya tersilap dari

yang telah ditetapkan atau seharusnya.

2. Semoga ini dapat mengetahui arti dari makna Epistemologi itu sendiri.

3. Saran dan masukkan sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan

makalah ini.

13

Page 16: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com · Web viewKalau kita menyingkirkan urgensi tersebut, tidak akan ada cara untuk meneliti keaslian kenyataan tersebut. Di dalam bidang-bidang

DAFTAR PUSTAKA

Sudarminta, J, Epistemologi Dasar Pengantar Filsafat Pengetahuan, Yogyakarta:

KANISIUS, 2002

Siswokartono, Soetomo, Filsafat Ilmu, Semarang:Yayasan Kanthil, 2012

14