cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com file · Web viewPendidikan Islam adalah pendidikan yang...
Transcript of cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com file · Web viewPendidikan Islam adalah pendidikan yang...
MAKALAH
KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM
Disusun untuk memenuhi mata kuliah
ILMU PENDIDIKAN ISLAM
Sumber dari :
RUHANILAH RUDINI
Disusun oleh :
ANDRI RAYADI
JURUSAN TARBIYAH S1 PAI
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas
terselesaikannya makalah ini. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah
limpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad
SAW. Besertaseluruh keluarga, para sahabat, dan kita selaku umatnya di akhir
zaman.
Alhamdulillah wa syukurillah atas berkat Rahmat dan Hidayah Allah
SWT, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Ilmu Pendidikan Islam,
yang membahas tentang KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM.
Ucapan terima kasih tak lupa kami sampaikan pula kepada berbagai pihak
yang terkait dalam penyusunan makalah ini. Terutama kepada Bapak Cecep
Hilman S. Pd.I, M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah ILMU
PENDIDIKAN ISLAM yang telah membina dan menuntun kami untuk
bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis menyadari tiada gading yang tak retak,sehingga penulis berharap
adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca budiman demi
adanya peningkatan dalam makalah kami selanjutnya.
Terlepas dari banyaknya kekurangan yang ada, penulis berharap agar isi dari
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu hal yang kompleks, menyangkut semua
komponen yang terkandung di dalamnya. Pendidikan Islam adalah pendidikan
yang berdasarkan AL-QUR’AN dan AS-SUNNAH selain mempunyai tujuan ke
ilmuan Pendidikan Islam juga mempunyai tujuan menjadikan manusia sebagai
Khalifah yang dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Untuk mencapai tujuan
tersebut maka diperlukan adanya suatu program yang terencana yang dapat
mengantar proses pendidikan sampai pada tujuan yang diinginkan. Proses belajar
mengajar, pelaksanaannya, sampai penilaian, dalam pendidikan lebih dikenal
dengan istilah kurikulum pendidikan. Satu hal yang paling penting dalam masalah
pendidikan formal adalah pengaturan kurikulum. Karena kurikulumlah yang
dijadikan sebagai acuan bagi berjalannya proses pendidikan.
Kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya pelari dan
curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia olah
raga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu
jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish.
Barulah pada tahun 1955 istilah kurikulum dipakai dalam bidang pendidikan
dengan arti sejumlah mata pelajaran dalam suatu peguruan. Dalam kamus Webster
tahun 1856 kurikulum diartikan dua macam yaitu :
1. Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari siswa
disekolah atau perguruan tinggi untuk memperoleh ijazah tertentu.
4
2. Sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga
pendidikan atau jurusan.
Kosakata Kurikulum telah masuk kedalam kosakata bahasa Indonesia,
dengan arti susunan rencana pengajaran. Sekian banyak pengertian kosakata
tentang kurikulum dari segi bahasa ini dapat diartikan, bahwa kurikulum ialah
rencana atau bahasan pengajaran, sehingga arah kegiatan pendidikan menjadi jelas
dan terang. Pengertian ini terkait dengan hal yang paling menonjol dari isi
kurikulum, yaitu susunan bahan atau mata pelajaran yang akan digunakan sebagai
acuan dalam kegiatan pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, diambil rumusan
masalah yang akan menjadi pembahasan makalah ini, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum pendidikan Islam ?
2. Apa saja ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam?
3. Apa saja prinsip-prinsip kurikulum pendidikan Islam?
4. Apa isi kurikulum pendidikan Islam?
5. Bagaimana langkah-langkah dalam mendesain kurikulum pendidikan
Islam?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum pendidikan Islam
2. Untuk mengetahui ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip kurikulum pendidikan Islam
4. Untuk mengetahui isi kurikulum pendidikan Islam
5. Untuk memahami langkah-langkah dalam mendesain kurikulum
pendidikan Islam
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum secara etimologis adalah tempat berlari dengan kata yang
berasal dari bahasa latin curir yaitu pelari dan curere yang artinya tempat
berlari. Selain itu, juga berasal dari kata curriculae artinya jarak yang harus
ditempuh oleh seorang pelari. Maka, pada waktu itu pengertian kurikulum ialah
jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk
memperoleh ijazah.
Dalam pandangan tradisional disebutkan bahwa kurikulum memang hanya
rencana pelajaran. Sedangkan dalam pandangan modern kurikulum lebih dari
sekedar rencana pelajaran atau bidang studi. Kurikulum dalam pandangan
modern adalah semua yang secara nyata terjadi dalam proses pendidikan di
sekolah. Dalam kalimat lain disebut sebagai semua pengalaman belajar.
Adanya pandangan bahwa kurikulum hanya berisi rencana pelajaran di
sekolah disebabkan adanya pandangan tradisional yang mengatakan bahwa
kurikulum memang hanya rencana pelajaran. Pandangan tradisional ini
sebenarnya tidak terlalu salah, mereka membedakan kegiatan belajar kulikuler
dan kegiatan belajar ekstrakulikuler dan kokulikuler. Kegiatan kulikuler ialah
kegiatan belajar untuk mempelajari pelajaran wajib, sedangkan kegiatan
kokulikuler dan ekstrakulikuler disebut mereka sebagai kegiatan penyerta.
Praktik kimia, fisika atau biologi, kunjungan ke museum untuk pelajaran
sejarah misalnya, dipandang mereka sebagai kakulikuler (penyerta kegiatan
belajar bidang studi). Apabila kegiatan itu tidak berfungsi sebagai penyerta,
seperti pramuka dan olahraga, maka yang ini disebut kegiatan di luar
kurikulum (kegiatan ekstrakulikuler).
6
Menurut pandangan modern, kurikulum lebih dari sekedar rencana
pelajaran atau bidang studi. Kurikulum dalam pandangan modern ialah, semua
yang secara nyata terjadi dalam proses pendidikan di sekolah. Pandangan ini
bertolak dari sesuatu yang actual dan nyata, yaitu yang aktual terjadi disekolah
dalam proses belajar. Dalam pendidikan, kegiatan yang dilakukan siswa dapat
memberikan pengalaman belajar, seperti berkebun, olahraga, pramuka dan
pergaulan serta beberapa kegiatan lainnya di luar bidang studi yang dipelajari.
Semuanya merupakan pengalaman belajar yang bermanfaat. Pandangan
modern berpendapat bahwa semua pengalaman belar itulah kurikulum.
Atas dasar ini, maka inti kurikulum adalah pengalaman belajar. Ternyata
pengalaman belajar yang banyak berpengaruh dalam pendewasaan anak, tidak
hanya mempelajari mata pelajaran interaksi sosial di lingkungan sekolah, kerja
sama dalam kelompok, interaksi dalam lingkungan fisik, dan lain-lain, juga
merupakan pengalaman belajar.
Berikut ini beberapa pengertian singkat tentang kurikulum menurut para
pakar, yaitu sebagai berikut
1. Saylor dan Alexander merumuskan kurikulum sebagai the total effort of
the school situations, artinya bahwa kurikulum merupakan keseluruhan
usaha yang dilakukan oleh lembaga pendidikan atau sekolah untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Smith memandang kurikulum sebagai seperangkat dan upaya pendidikan
yang bertujuan agar peerta didik memiliki kemampuan hidup
bermasyrakat. Anak didik dibina agar memiliki kemampuan menyesuaikan
diri untuk menjadi bagian dari masyarakat.
3. Harold Rugg mengartikan kurikulum sebagai program sekolah yang
didalamnya terdapat semua peserta didik dan pekerjaan guru-guru mereka.
4. Menururt Hilda Taba, kurikulum adalah suatu kegiatan dan pengalaman
peerta didik di sekolah yang sudah direncanakan.
7
Adapun pengertian kurikulum sebagaimana yang terdapat dalam Pasal 1
ayat 19 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yaitu seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Dari pengertian kurikulum tersebut dapat dipahami bahwa kurikulum
bukan hanya bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik,
melainkan juga terdapat seperangkat aturan lain dan kegiatan lain yang ikut
membentuk dan membangun kedewasaan peserta didik di sekolah. Adapun
semua perangkat yang dimaksud bertujuan satu, yaitu mencapai tujuan
pendidikan. Dalam pendidikan Islam juga memiliki kurikulum yang menjadi
bahan untuk mencapai tujuan pendidikannya
Berdasarkan pengertian di atas yang sudah di ketahui bahwa kurikulum
merupakan landasan yang di gunakan pendidikan untuk membimbing peserta
didiknya ke arah tujuan pendidikan yang di inginkan melalui akumulasi
sejumlah pengetahuan, keterampilan dan sikap mental. Ini berarti bahwa
Pendidikan Islam bukanlah proses yang dilakukan dengan serampangan atau
secara sia-sia. Tetapi hendaknya mengacu pada konseptualisasi manusia, dan
transformasi sejumlah pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang telah
tersusun.
Dari penjelasan tersebut maksud kurikulum pendidikan Islam adalah
kurikulum pendidikan yang berasaskan ajaran Islam, yang bersumber dari Al-
Qur’an, Al-Hadits, Ijma` dan lainnya.
Adapun fungsi Kurikulum sebagai Pendidikan Islam ini sebagai berikut:
1. Alat untuk mencapai tujuan untuk menempuh harapan manusia sesuai
dengan tujuan yang dicita-citakan.
2. Pedoman dan program yang harus dilakukan oleh subjek dan objek
pendidikan.
8
3. Fungsi kesinambungan untuk mempersiapkan pada jenjang sekolah
berikutnya dan penyiapan tenaga kerja bagi yang tidak melanjutkan
skolah pada jenjang berikutnya.
4. Standar penilaian keberhasilan suatu proses pendidikan atau sebagai
batasan dari program kegiatan bulan selanjutnya, semester atau pada
jenjang tertentu.
B. Ciri-ciri Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum Pendidikan Islam tidak akan terlepas dari asas Islam itu sendiri
yakni Al-Qur’an dan Al-Hadist, maka ciri utama yang bisa diketahui adalah
mencantumkan Al-Qur’an dan Al-Hadist sebagai sumber utama. Ciri-cirinya
adalah sebagai berikut :
1. Kurikulum pendidikan Islam harus menonjolkan mata pelajaran agama
dan akhlak. Agama dan akhlak itu harus diambil dari Al-Qur`an dan Al-
Hadist serta contoh-contoh dari tokoh terdahulu yang saleh.
2. Kurikulum pendidikan Islam harus memperhatikan pengembangan
menyeluruh aspek pribadi siswa, yaitu aspek jasmani, akal dan rohani.
Untuk pengembangan menyeluruh ini kurikulum harus berisi mata
pelajaran yang banyak, sesuai dengan tujuan pembinaan setiap aspek itu.
Oleh karena itu, di perguruan tinggi diajarkan mata pelajaran seperti
ilmu-ilmu Al-Qur`an termasuk tafsir dan Qiro`ah serta mata pelajaran
lainnya.
3. Kurikulum Pendidikan Islam harus memperhatikan keseimbangan antara
pribadi dan masyarakat, dunia dan akhirat, jasmani, akal dan rohaninya.
4. Kurikulum Pendidikan Islam harus memperhatikan seni halus
diantaranya seni ukir,pahat, tulis indah, gambar dan lain sebagainya.
5. Kurikulum Pendidikan Islam harus mempertimbangkan perbedaan
kebudayaan yang sering terdapt di tengah manusia karena perbedaan
tempat dan juga peerbedaan zaman. Jadi Kurikulum Pendidikan Islam ini
harus dirancang sesuai dengan keadaan saat ini.
Adapun ciri-ciri khusus Kurikulum Pendidikan Islam yaitu :
9
1. Dalam Kurikulum ini tujuannya adalah pembinaan peserta didik yang
bertauhid.
2. Kurikulum harus disesuaikan dengan fitrah manusia, sebagai makhluk
yang memiliki keyakinan kepada Tuhan.
3. Kurikulum yang di sajikan merupakan hasil dari pengujian materi dengan
landasan dari dari Al-Qur’an dan Al-Hadist.
4. Mengarahkan minat dan bakat serta meningkatkan kemampuan akliah
peserta didik serta keterampilan yang akan diterapkan dalam kehidupan
konkret.
5. Pembinaan akhlak peserta didik, sehingga pergaulannya tidak keluar dari
tuntunan Islam.
6. Tidak ada kadaluarsa kurikulum karena ciri khas kurikulum Islam
senantiasa relevan dengan perkembangan zaman bahkan menjadi filter
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penerapannya didalam
kehidupan masyarakat.
C. Prinsip-prinsip Kurikulum Pendidikan Islam
Prinsip-prinsip kurikulum pendidikan Islam yaitu :
1. Prinsip yang berorientasi pada tujuan. “Al-umur bi maqashidiha”
merupakan adagium ushuliyah yang berimplikasi pada aktivitas
kurikulum yang terarah, sehingga tujuan pendidikan yang tersusun
sebelumnya dapat tercapai. Disamping itu, perlu adanya persiapan
khusus bagi para penyelenggara pendidikan untuk menetapkan tujuan-
tujuan yang harus dicapai oleh peserta didik seiring dengan tugas
manusia sebagai hamba dan khalifah Allah swt.
2. Prinsip relevansi. Implikasinya adalah mengusulkan agar kurikulum yang
ditetapkan harus dibentuk sedemikian rupa, sehingga tuntutan pendidikan
dengan kurikulum tersebut dapat memenuhi jenis dan mutu tenaga kerja
yang dibutuhkan masyarakat, serta tuntutan vertical dalam mengemban
nilai-nilai ilahi sebagai rahmatan li al-alamin.
3. Prinsip efisiensi dan efektifitas. Implikasinya adalah mengusulkan agar
kegiatan kurikulum dapat mendayagunakan waktu, tenaga, biaya, dan
10
sumber-sumber lain secara cermat dan tetap sehingga hasilnya memadai
dan memenuhi harapan sera membuahkan hasil sebanyaknya. Islam
mengajarkan agar seorang muslim menghargai waktu sebaik-baiknya.
sehingga tidak ada hari libur untuk beraktivitas, serta menghargai tenaga
dan aktivitas manusia. Baik tidaknya seseorang ditentukan oleh nilai
kerjanya. Di samping itu, Islam juga mengajarkan agar seseorang
sedapatnya menggunakan hartanya sesederhana mungkin, tidak bolos,
dan tidak menggunakannya untuk sesuatu yang kurang bermanfaat
(mubadzir).
4. Prinsip fleksibilitas program. Implikasinya adalah kurikulum tersusun
dengan luwes, sehingga dapat di sesuaikan dengan situasi setempat.
5. Prinsip integritas. Implikasinya adalah mengupayakan kurikulum agar
menghasilkan manusia yang seutuhnya, manusia yang mampu
mengintegrasikan antara fakultas dzikir dan fakultas fikir, serta manusia
yang mampu menyelaraskan kehidupan dunia dan akhirat. Di samping
itu, pengupayaan kurikulum tersebut menghasilkan peserta didik yang
mampu menguasai ilmu-ilmu qur’ani (din Allah) dan ilmu-
ilmu kawni (sunnah Allah) yang bertujuan untuk mencari ridha Allah
swt.
6. Prinsip kontinuitas (istiqamah). Implikasinya adalah bagaimana susunan
kurikulum yang terdiri dari bagian yang berkesinambungan dengan
kegiatan-kegiatan kurikulum lainnya, baik secara vertical (penjenjangan,
tahapan), maupun secara horizontal.
7. Prinsip sinkronisme. Implikasinya adalah bagaimana suatu kurikulum
dapat seirama, searah dan setujuan, serta jangan sampai terjadi kegiatan
kurikulum lain yang menghambat, berlawanan, atau mematikan kegiatan
lain.
8. Prinsip objektivitas. Implikasinya adalah adanya kurikulum tersebut
dilakukan melalui tuntutan kebenaran ilmiah yang objektif, dengan
mengesampingkan pengaruh-pengaruh emosi yang irasional.
11
9. Prinsip demokrasi. Implikasinya adalah pelaksanaan kurikulum harus
dilakukan secara demokrasi. Artinya, saling mengerti, memahami
keadaan dan situasi tiap-tiap subjek dan objek kurikulum. Segala
tindakan sebaiknya dilakukan melalui musyawarah untuk mufakat,
sehingga kegiatan itu didukung bersama dan apabila terjadi kegagalan
maka tidak meyalahkan satu dengan yang lain.
10. Prinsip analisis kegiatan. Prinsip ini mengandung tuntutan agar
kurikulum dikonstruksikan melalui proses analisis isi bahan mata
pelajaran, serta analisis tingkah laku yang sesuai dengan materi pelajaran.
Sedangkan menurut Asy-Syaibani (1979), prinsip utama dalam kurikulum
pendidikan Islam adalah :
1. Berorientasi pada Islam, termasuk ajaran dan nilai-nilainya. Adapun
kegiatan kurikulum yang baik berupa falsafah, tujuan, metode, prosedur,
cara melakukan, dan hubungan-hubungan yang berlaku dilembaga harus
berdasarkan Islam.
2. Prinsip menyeluruh (syumuliyyah) baik dalam tujuan maupun isi
kandungannya.
3. Prinsip keseimbangan (tawazun) antara tujuan dan kandungan kurikulum.
4. Prinsip interaksi (ittishaliyyah) antara kebutuhan siswa dan kebutuhan
masyarakat.
5. Prinsip pemeliharaan (wiqayah) antara perbedaan-perbedaan individu.
6. Prinsip perkembangan (tanmiyyah) dan perubahan (taghayyur) seiring
dengan tuntutan yang ada dengan tidak mengabaikan nilai-nilai
absolut ilahiyyah.
7. Prinsip integritas (muwahhadah) antara mata pelajaran, pengalaan, dan
aktivitas kurikulum dengan kebutuhan peserta didik, masyarakat dan
tuntutan zaman serta tempat peserta didik berada.
D. Isi Kurikulum Pendidikan Islam
12
Sebelum mengetahui apa saja isi kurikulum pendidikan Islam,
terlebih dahulu harus diketahui mengenai syarat-syarat yang diajukan
dalam perumusan kurikulum, yaitu sebagai berikut :
1. Materi yang tersusun tidak menyalahi fitrah manusia.
2. Adanya relevansi dengan tujuan pendidikan Islam, yaitu sebagai upaya
mendekatan diri dan beribadah kepada Allah swt dengan penuh ketakwaan
dan keikhlasan.
3. Disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan usia peserta didik.
4. Perlunya membawa perta didik kepada objek empiris, praktik langsung,
dan memiliki fungsi pragmatis, sehingga mereka mempunyai
keterampilan-keterampilan yang nyata.
5. Penyusunan kurikulum bersifat integral, terorganisasi dan terlepas dari
segala kontradiksi antara materi satu serta materi lainnya.
6. Materi yang disusun memiliki relevansi dengan masalah-masalah yang
mutakhir, yang sedang dibicarakan dan relevan dengan tujuan Negara
setempat.
7. Adanya metode yang mampu menghantar tercapainya materi pelajaran
dengan memperhatikan perbedaan masing-masing individu.
8. Materi yang disusun mempunyai relevansi dengan tingkat perkembangan
peserta didik.
9. Memperhatikan aspek-aspek sosial, misalnya Da`wah Islamiyah.
E. Langkah-langkah mendesain Kurikulum Pendidikan Islam
Dalam kurikulum terdapat komponen-komponen yang tidak boleh
diabaikan keberadaannya, komponen yang dimaksud adalah :
1. Tujuan
2. Isi atau program
3. Metode atau proses pembelajaran
4. Evaluasi
Adapun dalam mendesain Kurikulum Pendidikan Islam berdasarkan
komponen-komponen di atas, yaitu harus di mulai dari penyusunan atau
13
perumusan tujuan menurut Islam. Dan tujuan Pendidikan Islam antara lain
sebagai berikut :
1. Jasmaninya harus sehat dan kuat
2. Mempunyai akal yang cerdas dan pandai
3. Hatinya di penuhi iman kepada ALLAH SWT
Untuk mewujudkan muslim seperti itu, pendesainan dapat dilakukan dengan
kerangka sebagai berikut.
Untuk jasmaninya yang sehat dan kuat maka sediakan mata pelajaran
olahraga dan kesehatan
Untuk otak yang cerdas dan pandai di sediakan mata pelajaran dan
kegiatan yang bisa mencerdaskan otak dan menambah pengetahuan logika
dan berbagai sains
Untuk hati yang penuh iman disediakan mata pelajaran dan kegiatan
agama
Sementara itu, mata pelajaran dapat didesain sesuai dengan :
Perkembangan siswa yang bersangkutan
Kebutuhan individu atau masyarakat sesuai dengan tempat dan waktu
Dan pendesainan kurikulum itu dengan memberikan pertimbangan, sebagai
berikut :
Prinnsip berkesinambungan
Prinsip berurutan atau sistematis
Prinsip integrasi pengalaman
Karena tujuan pendidikan disegala tingkatan dan jenis pendidikan berintikan
iman, maka seluruh mata pelajaran dan kegiatan belajar haruslah bertolak dari dan
menuju kepada keimanan kepada Allah. Dengan cara begitu maka kesatuan
pengalaman siswa akan terbentuk dan kesatuan pengalaman itu dikendalikan oleh
otoritas Allah. Dalam keadaan seperti itu, manusia akan mampu menempati
14
posisinya sebagai kholifah Allah yang memiliki otoritas tak terbatas dalam
mengatur alam ini.
Jadi, inti kurikulum pendidikan Islam adalah kehendak Allah. Dengan ini
maka kesatuan pengetahuan dan pengalaman akan berpusat pada Allah,
pengaturan kehidupan akan sesuai dengan kehendak Allah.
Kerangka kurikulum Islam sebagaimana dilukikan diatas adalah kurikulum
yang umum, dapat dan dijadikan acuan oleh orang islam dalam mendesain
kurikulumpendidikan disekolah, dimasyarakat, dan didalam rumah tangga.
Kerangka kurikulum tersebut ialah sebagai berikut :
Tujuan
Isi kurikulum atau materi
Metode penyampaian
Evaluasi
Jika kita diterapkan teori itu dalam mendesain atau menyusun kurikulum,
maka langkah-langkahnya kira-kira sebagai berikut :
1. Kita hendak melaksanakan suatu pendidikan, sekolah, anak dirumah, atau
kursus computer. Langkah pertama: rumuskanlah tujuannya sejelas
mungkin. Tujuan yang biasanya masih umum itu perlu dijabarkan (di
taksonomi) atau di-break-down menjadi tujuan yang kecil-kecil. Akhirnya
kita memperoleh rumusan tujuan yang banyak, mungkin ratusan item.
2. Bila tujuan sudah dirumuskan sampai kepada rumusan operasional (yang
kecil-kecil itu), maka langkah kedua ialah menentukan isi kurikulum
isinya ialah materi pengetahuan atau mata pelajaran dan berbagai kegiatan
(kokurikuler dan ekstra kulikuler). Dari sini kita dapat mebuat daftar mata
pelajaran dan kegiatan serta syllabus-nya masing-masing.
3. Langkah selanjutnya ialah menentukan cara mencapai tujuan itu. Disini
banyak sekali teori yang harus dipertimbangkan, sebab metode belajar-
mengajar itu sebagian dari racikan teori-teori
disiplin psikologi, metodologi, pengajaran, teknik evaluasi, didaktik pada
15
umumnya, pengetahuan tentang alat-alat pengajaran, pertimbangan,
tentang waktu, tempat, suasana dan lain-lain. Dalam bentuknya yang
operasional, proses belajar-mengajar itu ditulis dalam persiapan mengajar
atau lesson plan. Agar dapat membuat lesson plan dengan benar,
hendaklah dikuasai lebih dahulu teori-teorinya dalam disiplin metodik
khusus.
4. Langkah terakhir ialah menentukkan teknik dan alat evaluasi. Langkah ini
tidak bersangkutan langsung dengan isi dan proses belajar mengajar
16
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pengertian yang sudah diketahui bahwa kurikulum merupakan
landasan yang digunakan pendidikan untuk membimbing peserta didiknya kearah
tujuan pendidikan yang diinginkan melalui akumulasi sejumlah pengetahuan,
keterampilan dan sikap mental. Ini berarti bahwa proses pendidikan Islam
bukanlah proses yang dilakukan secara serampangan, tetapi hendaknya mengacu
pada konseptualisasi manusia, transformasi sejumlah pengetahuan keterampilan
dan sikap mental yang harus terususun. Dari penjelasan tersebut maksud
kurikulum pendidikan Islam adalah kurikulum pendidikan yang berasaskan ajaran
Islam, yang bersumber dari Al-Qur’an, Al-Hadits, Ijma` dan lainnya
Ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam, yaitu :
Kurikulum pendidikan Islam harus menonjolkan mata pelajaran agama dan
akhlak
Kurikulum pendidikan Islam harus memperhatikan pengembangan
menyeluruh aspek pribadi siswa, yaitu aspek jasmani, akal dan rohani
Kurikulum pendidikan Islam memperhatikan keseimbangan antara pribadi
dan masyarakat, dunia dan akhirat, jasmani, akal dan rohani manusia
Kurikulum pendidikan Islam memperhatikan juga seni halus dan
pendidikan jasmani
17
Kurikulum pendidikan Islam mempertimbangkan perbedaan kebudayaan
yang sering terdapat di tengah manusia karena perbedaan tempat dan juga
perbedaan zaman
Prinsip-prinsip kurikulum pendidikan Islam, yaitu :
Prinsip yang berorientasi pada tujuan
Prinsip relevansi
Prinsip efisiensi dan efektifitas
Prinsip fleksibilitas program
Prinsip integritas
Prinsip kontinuitas (istiqamah)
Prinsip sinkronisme
Prinsip objektivitas
Prinsip demokrasi
Prinsip analisis kegiatan
Dalam pendidikan kurikulum dapat didesain sesuai dengan keperluannya,
maka langkah-langkah dalam mendesain kurikulum pendidikan Islam, yaitu :
Rumuskanlah tujuannya sejelas mungkin
Menentukkan isi kurikulum pendidikan Islam
Menentukkan cara mencapai tujuan
Menentukkan teknik dan alat evaluasi
18
DAFTAR PUSTAKA
Basri, Hasan dan Beni Ahmad Saebani. 2010 Ilmu Pendidikan Islam Jilid II.
Bandung: Pustaka Setia
Daradjat Zakiah dkk. 1996. Ilmu Pendidikan Islam Cet III. Jakarta : Bumi Aksara
Hamalik, Oemar. 1994. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Bumi Aksara
19