cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewObjek kajian ilmu kalam adalah ketuhanan...

22
MAKALAH HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, TASAWUF, ILMU TASAWUF DAN ILMU KALAM Mata kuliah : Ilmu Kalam Dosen : Bpk. Cecep Hilman, S.Pd.I, M.Pd DI SUSUN OLEH Kelompok 1 : Salman Alfarizi Azqia Alip Rahman Elvira Cyntia Irianty SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUKABUMI

Transcript of cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewObjek kajian ilmu kalam adalah ketuhanan...

Page 1: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewObjek kajian ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya, objek kajian filsafat adalah masalah

MAKALAH

HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, TASAWUF, ILMU TASAWUF DAN

ILMU KALAM

Mata kuliah : Ilmu Kalam

Dosen : Bpk. Cecep Hilman, S.Pd.I, M.Pd

DI SUSUN OLEH

Kelompok 1 :

Salman Alfarizi

Azqia Alip Rahman

Elvira Cyntia Irianty

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUKABUMI

Jl.Lio Balandongan Sirnagalih (Begeg) No. 74 Kel. Cikondang Kec. Citamiang Telp/Fax.

(0266) 225464 Kota Sukabumi Email : [email protected]

Page 2: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewObjek kajian ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya, objek kajian filsafat adalah masalah

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan rahmat

serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah kami dengan judul

“Hubungan Antara Filsafat, Tasawuf, Ilmu Tasawuf Dan Ilmu Kalam” ini.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan Nabi besar kita,

yaitu Nabi Muhammad SAW para sahabatnya dan juga kepada keluarganya yang mana beliau

telah melepaskan kita dari jaman jahiliyyah ke jaman yang cerah seperti sekarang ini. Dan

juga telah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah

petunjuk yang paling benar yakni Syariah Agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-

satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Selanjutnya kami meminta kritik dan saran kepada Bapak Dosen untuk makalah ini

supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali. Karena kami sangat menyadari, bahwa

makalah yang telah kami buat ini masih memiliki banyak sekali kekurangan.

Demikian yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah yang telah kami

buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Page 3: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewObjek kajian ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya, objek kajian filsafat adalah masalah

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ 1

A. LATAR BELAKANG............................................................................................. 1

B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................ 2

C. TUJUAN MASALAH............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................... 3

A. Pengertian Filsafat, Tasawuf, Dan Ilmu Kalam....................................................... 3

B. Perbedaan Ilmu Filsafat, Ilmu Tasawuf, Dan Ilmu Kalam....................................... 7

C. Ilmu Kalam Menurut Para Ulama............................................................................. 8

D. Hukum Mempelajari Filsafat................................................................................... 9

BAB III PENUTUP................................................................................................................. 10

A. KESIMPULAN...................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 11

Page 4: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewObjek kajian ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya, objek kajian filsafat adalah masalah

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu kalam merupakan disiplin ilmu keislaman yang banyak mengedepankan

pembicaraan tentang persoalan-persoalan kalam Tuhan. Jika pembicaraan ilmu kalam hanya

berkisar pada kayakinan-keyakinan yang harus di pegang oleh umat islam, tanpa argumentasi

rasional, ilmu ini lebih spesifik mengambil bentuk sendiri dengan istilah ilmu tauhid atau

ilmu aqa’id. Pembicaraan materi-materi yang tercakup dalam ilmu kalam terkesan tidak

menyentuh dzauq (rasa rohaniah).

Kajian agama erat hubungan nya dengan kajian filosofis, lantaran agama juga

menyangkut fundamental value dan ethnic value, untuk tidak semata mata bersifat teologis.

Hal demikian dapat di maklumi, lantaran pendekatan legal–formal dan lebih lebih-lebih lagi

pendekatan fiqh jauh lebih dominan dari pada pendekatan yang lainnya.

Baik filsafat, tasawuf dan ilmu kalam mempunyai kemiripan objek kajian. Objek

kajian ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya, objek

kajian filsafat adalah masalah tuhan ketuhanan di samping masalah alam, manusia, dan segala

sesuatu yang ada. Sementara itu objek kajian tasawuf adalah tuhan, yakni upaya - upaya

pendekatan terhadapnya. Jadi dari aspek objeknya ketiga ilmu itu membahas masalah yang

berkaitan dengan ketuhanan.

Page 5: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewObjek kajian ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya, objek kajian filsafat adalah masalah

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian filsafat, tasawuf dan ilmu kalam ?

2. Apa perbedaan antar filsafat, tasawuf dan ilmu kalam ?

3. Bagaiman pandangan ilmu kalam menurut para ulama ?

4. Apa hukum mempelajari filsafat ?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui pengertian filsafat, tasawuf dan ilmu kalam

2. Untuk mengatahui perbedaanya antar filsafat, tasawuf dan ilmu kalam

3. Mengetahui pandangan ilmu kalam merurut para ulama

4. Untuk mengetahui hukum mempelajari filsafat

Page 6: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewObjek kajian ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya, objek kajian filsafat adalah masalah

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN FILSAFAT, TASAWUF DAN ILMU KALAM

1. Ilmu Filsafat

Dilihat dari segi praktisnya filsafat berarti “alam fikiran”atau “alam berfikir”. Berfilsafat artinya berfikir ,namun tidak semua berfikir berarti berfilsafat. Berfilsafat berarti berfikir secara mendalam dan bersungguh-sungguh. Tugasnya filsafat adalah hasil karya seseorang manusia yang mencari dan memikirkan dengan sedalam-dalamnya tentang sesuatu kebenaran atau dengan kata lain Filsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan sungguh –sungguh tentang hakekat kebenaran segala sesuatu.

Karena luasnya lingkungan ilmu filsafat, maka diantara para ahli filsafat memberi definisinya secara berbeda-beda. Definisi – definisi ilmu filsafat dari filosofi Barat dan Timur :1) Poedjawijatna (1974) mendefinisikan filsafat sebagai sejenis pengetahuan yang

berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka.

2) Al Farabi (wafat 950 M) filos terbesar sebelum Ibnu Sina mengatakan filosof adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan untuk menyelidiki hakekat yang sebenarnya.

3) Immanuel Kant (1724-1804) yang sering disebut raksasa pikiran Barat, mengatakan bahwa filsafat itu ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup didalamnya empat persoalan, yaitu :

- Apakah yang dapat kita ketahui? (dijawab dengan metafisika)- Apakah yang boleh kita kerjakan? (dijawab oleh etika)- Sampai dimanakah pengharapan kita? (dijawab oleh agama)- Apakah yang dinamakan manusia? (dijawab oleh antropologi)

4) Pythagoras orang yang mula-mula menggunakan kata filsafat ,memberikan definisi filsafat sebagai the love for wisdom. Menurut pythagoras, manusia yang paling tinggi nilainya ialah manusia pencipta kebijakan (loves of wisdom) sedangkan yang dimaksud olehnya dengan wisdom kegiatan melakukan perenungan tentang Tuhan. Ia membagi kualitas manusia menjadi tiga tingkatan : lovers of wisdom, lovers of success, dan lovers of pleasure (Mayer, 1950)

Perbedaan definisi itu menurut Abu Bakar Atjeh (1970) disebabkan oleh berbedanya konotasi filsafat pada tokoh-tokoh itu karena perbedaan keyakinan hidup yang dianut mereka. Perbedaan itu juga dapat muncul karena perkembangan filsafat itu sendiri yang menyebabkan beberapa pengetahuan khusus memisahkan diri dari filsafat.Uraian diatas menjelaskan bahwa kesulitan menentukan definisi filsafat ialah karena berbedanya definisi yang dibuat para ahli dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :

- Pengertian filsafat berkembang dari masa kemasa- Pengertian filsafat itu berbeda antara satu tokoh dari tokoh lainnya- Kata filsafat itu telah dipakai untuk menunjukan bermacam-macam objek yang sesungguhnya berbeda

Page 7: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewObjek kajian ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya, objek kajian filsafat adalah masalah

Setelah mempelajari rumusan –rumusan tersebut di atas dapatlah disimpulkan bahwa :

1) Filsafat ialah “ilmu istimewa” yang mencoba menjawab masalah –masalah yang tidak dapat di jawab oleh ilmu pengetahuan biasa, karena masalah-masalah tersebut diluar jangkauan ilmu pengetahuan biasa.

2) Filsafat ialah hasil daya upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami atau mendalami secara radikal dan integral serta sistimatik hakekat sarwa yang ada :

-hakekat Tuhan-hakekat alam semesta-hakekat manusia

2. Pengertian Ilmu Tasawuf

Menurut Imam Abu Bakar Al-Kabani imam ahli tasawuf di dalam kitab At-Ta’aruf, tasawuf berasal dari kata صفاء yang berarti “bersih”. Kenapa dari kata “Shofa”, karena tasawuf itu tujuannya untuk menjadikan hati manusia dari kotoran-kotoran hawa nafsu basyariah supaya hatinya bersih.

 Secara LughawiDalam mengajukan teori tentang pengertian tasawuf, baik secara estimologi

maupun secara istilah, para ahli berbeda pendapat. Secara etimologi, pengertian tasawuf terdiri dari beberapa macam pengertian diantaranya :

Tasawuf berasal dari istilah yang dikonotasikan dengan “ahlu suffah”   ال أهل yang berarti sekelompok orang pada masa Rosulullah yang hidupnya diisi, صفةdengan banyak berdiam diri diserambi- serambi masjid, dan mereka mengabdikan dirinya untuk beribadah kepada Alloh. “Shafa” صفاء kata shafa ini berbentuk fi’il mabni majhul sehingga menjadi isim mulhaq dengan huruf ya nisbah yang berarti nama orang orang yang bersih atau suci .Maksudnya adalah orang oarang yang mensucikan diri dihadapan Tuhannya. “Saufi” سوف  istilah ini disamakan dengan kata hikmah yang berarti bijaksana. 

Barmawi Umarie lebih lanjut menegaskan bahwa  tasawuf dapat berkonotasi makna dengan tashawwafa ar-rajulu yang artinya seorang laki-laki yang telah men tasawuf. Maksudnya, laki-laki itu telah pindah dari kehidupan biasa kepada kehidupan sufi.

Secara IstilahPengertian tasawuf secara istilah telah banyak diformulasikan pula ahli yang

satu dan yang lainnya berbeda,diantaranya :-Menurut Muhammad Ali Al Qassab, ia memberikan ulasan. Tasawuf adalah akhlak mulia yang timbul pada waktu mulia dari seorang yang mulia ditengah- tengah kaum yang mulia.- Menurut Ma’ruf Al Kurkhi, ia mengungkapkan Tasauf adalah mengambil hakikat dan tidak berharap terhadap apa yang ada ditangan makhluk.- Menurut Al Junaidi, ia mendefinisikan Tasawuf adalah membersihkan hati dari apa saja yang mengganggu perasaan makhluk, berjuang menanggalkan pengaruh budi yang asal (instink) kita, memadamkan sifat-sifat kelemahan kita sebagai manusia, menjauhi segala seruan nafsu, mendekati sifat-sifat suci kerohanian, bergantung pada ilmu-ilmu hakikat, memakai barang yang penting dan terlebih kekal, menaburkan nasihat pada semua orang, memegang teguh janji dengan Allah dalam hal hakikat, dan mengikuti contoh Rasulullah dalam hal syariat.

Page 8: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewObjek kajian ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya, objek kajian filsafat adalah masalah

- Menurut  Ibnu Khaldun, ia  mendefenisikan tasawuf adalah semacam ilmu syariat yang timbul kemudian didalam agama, asalnya adalah bertekun ibadah dan memutuskan hubungan dengan segala sesuatu selain Allah, hanya menghadap Allah semata.

Jadi pengertian tasawuf ilmu tasawuf adalah ilmu yang mempelajari usaha-usaha membersihkan diri memerangi hawa nafsu, mencari jalan kesucian dengan makrifat menuju keabadian, salin mengingatkan antara manusia, serta berpegang teguh pada janji Allah dan mengikuti syariat Rasulullah dalam mendekatkan diri dan mencapai keridhaan Nya.

Adapun tasawuf di bagi ke dalam dua bagian. Tasawuf yang sejalan dengan akidah dan syari’ah Islam dan tasawuf yang bertentangan dengan islam akidah dan syari’ah islam. Tasawuf yang pertama dinamakan tasawuf positif dan tasawuf yang keduadinamakan tasawuf negatif. Selanjutnya di dalam literatur tasawuf, tasawuf positif di kenal dengan istilah sebagi berikut :

1) Tasawuf qur’ani. Adapun yang di maksud asawuf qur’ani adalah menjalaankan amaliyah tasawuf yang pada pokok nya bertumpu pada kegiatan, usaha dan proses tazkiyat alnafs,taqorrub ilallah dan hudlur al-qlb ma’a allah dengan bersumber pada ajaran alqur’an dalam pengalaman tasawuf qur’ani ini setiap konsep dan langkah amaliyah nya senantiasa dapat di kembalikan kepada ayat ayat suci al-qur’an baik secara langsung maupun penafsiran para ulama jumhur.

2) Tasawuf sunni. Adapun yang di maksud tasawuf sunni tiada lain adalah mengamalkan tasawuf dengan mengikuti Sunnah Nabi dalam pengenalan tasawuf sunni,perkataan ,perbuatan,dan ketetapan atau persetujuan Nabi tentang perilaku sahabat senantiasa dijadikan acuan tasawuf sunni secara singkat dapat dikatakan bertasawuf mengikuti Sunnah Nabi dan para sahabat Nabi. Tasawuf sunni juga mengandung pertuan tasawuf yang tidak berdesakan faham dan aqidah syi’ah.

3) Tasawuf amali. Adapun yang dimaksud dengan tasawuf amali adalah mengamalkan tasawuf dengan fokus utama untuk diterapkan atau di amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Tasawuf sebagai suatu disiplin ilmu berkembang pada dua tataran. Pertama, Tataran konseptual-teoritis sebagai landasan filosofis, dan kedua tataran praktis sebagai dimensi terapan dari ilmu tasawuf. Tasawuf dengan menekankan dimensi terapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam perkembangan di masyarakat, ada kecenderungan untuk memisahkan kegiatan tasawuf amali dari tasawuf ilmiah. Seakan-akan yang positif hanya tasawuf amali, sedangkan tasawuf pada tataran konseptual-teoritis seperti anak tiri yang hanya di pandang dengan sebelah mata. Kecenderungan semacam ini merupakan gejala yang kurang sehat bagi pengembangan tasawuf yang sejalan dengan Al-Qur’an dan al-Sunnah. Betul bahwa Al-Qur’an dan al-Sunnah sangat menekankan penerapan, tetapi bukan berarti amaliah tanpa landasan ilmu. Kitab suci Al-Qur’an sangat menekankan keseimbangan antara ilmu dan amal. Ilmu amaliah, amal ilmiah. Menjadi tanggung jawab bersama untuk berusaha memadukan keduanya sebagai simfoni sesuai dengan pesan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.

Page 9: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewObjek kajian ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya, objek kajian filsafat adalah masalah

4) Tasawuf akhlaki. Adapun yang dimaksud dengan tasawuf akhlaki adalah mengamalkan tasawuf dengan fokus utama membina akhlak dengan akhlak mulia. Essensi tasawuf akhlaki adalah usaha dan proses tazkiyat al-nafs, yakni membersihkan diri dari dosa besar maupun dosa kecil, serta membersihkan diri dari berbagai penyakit hati dan sifat-sifat tercela guna menumbuh kembangkan potensi al-akhlaq al-mahmudah atau akhlak terpuji yang ada pada diri. Juga guna menekan, mengurangi, dan mengendalikan, serta menghapuskan potensi al-akhlaq al-madzmumah atau akhlak tercela yang ada pada diri. Buah dari amaliah tasawuf akhlaki ini diterapkan atau diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

5) Tasawuf salafi. Adapun yang di maksud dengan tasawuf salafi adalah mengamalkan tasawuf dengan berpedoman kepada pemikiran, pandangan dan metodologi bertasawuf sebagaimana yang diamalkan generasi al-salaf al-shalih, yakni generasi kaum salaf yang saleh.

6) Neo-sufisme atau tasawuf baru. Akhir-akhir ini tasawuf yang sejalan dengan Al-Qur’an dan Sunnnah Nabi dinamakan juga dengan neo-sufisme atau tasawuf baru. Neo-sufisme merupakan sebuah esoterisisme atau penghayatan keagamaan batini yang menghendaki hidup aktiv dan terlibat dalam maslah masalah kemasyarakatan. Sementara itu Buya Hmanka menyebut tasawuf yang senada dengan pandangan Neo-sufisme itu dengan istilah tasawuf modern dengan diawali penolakan terhadap konsep zuhud yang membenci dunia Hamka menjelaskan bahwa,”kita namai tasawuf ialah menurut maksud tasawuf yang asli,sebgaimana dikatakan zunaid al- Bagdadi, yaitu : “keluar dari budi pekerti yang tercela termasuk kepada budi pekerti yang terpuji”dengan kata modern,kita tegakan kembali maksud semula dari tasawuf yaitu membersihkan jiwa, mendidik, dan mempertinggi derajat budi;menakan segala kelobaan dan kerakusan,dan memerangi syahwat yang terlebih dari keperluan untuk kesentosaan diri’.

3. Ilmu Kalam

Ilmu kalam secara harfiah, berarti ilmu tentang kata-kata atau pembicaraan. Kalau yang dimaksud dengan ilmu kalam adalah sabda tuhan, maka Ilmu Kalam adalah sabda tuhan, maka ilmu kalam adalah kalam tuhan yang ada di dalam Al-Qur’an dan masalah ini pernah menimbulkan masalah hangat, dan bahkan merupakan pertentangan keras di kalangan umat islam di abad ke-9 dan ke-10 masehi.

Ilmu kalam merupakan disiplin ilmu keislaman yang banyak mengedepankan perbincangan tentang persoalan persoalan kalam Tuhan. Persoalan persoalan kalam ini biasanya mengarah sampai pada perbincangan yang mendalam dengan dasar dasar argumentasi, baik rasional (aqliyah) maupun naqliyah. Argumentasi rasional yang dimaksud adalah landasan pemahaman yang cendrung menggunakan metode berfikir filosofis, sedangkan argumentasi naqliyah biasanya bertendesi pada argumentasi berupa dalil dalil Al Qur’an dan Hadis. Ilmu kalam biasa di sebut dengan beberapa nama, Antara lain :1. Ilmu Ushuluddin

Disebut Ilmu Ushuluddin karena ilmu ini membahas tentang pokok-pokok agama (ushuluddin).

Page 10: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewObjek kajian ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya, objek kajian filsafat adalah masalah

2. Ilmu TauhidDisebut Ilmu Tauhid karena ilmu ini membahas tentang keesaan Allah SWT.

Didalamnya juga dikaji tentang asma-asma(nama-nama) af’al(pembuatan-pembuatan) Allah yang wajib, mustahil, dan ja’iz, juga sifat yang wajib, mustahil, dan ja’iz bagi Rasul-Nya dan hal-hal yang berkaitan dengan-Nya. Begitupun juga sama halnya yang di kemukakan oleh Harun Nasution bahwasanya Ilmu Kalam mengandung arti Ilmu yang membahas tentang cara-cara meng-Esakan Tuhan, sebagai salah satu sifat yang terpenting di antara sifat-sifat tuhan lainnya. Oleh karena itu Ilmu Kalam cakupannya lebih luas dari pada ilmu tauhid, ushuluddin dan lain sebagainya.

3. Fiqh Al-Akbar 4. Teologi Islam

B. Perbedaan Ilmu Filsafat, Ilmu Tasawuf dan Ilmu Kalam

Ilmu kalam

Perbedaan di antara ilmu tersebut terletak pada aspek metodologinya. Ilmu kalam, sebagai ilmu yang menggunakan logika di samping argumentasi-argumentasi naqliah berfungsi untuk mempertahankan keyakinan ajaran agama, yang sangat tampak nilai-nilai apologinya. Pada dasarnya ilmu ini menggunakan metode dialektika (jadaliah) dikenal juga dengan istilah dialog keagamaan. Sebagian ilmuwan bahkan mengatakan bahwa ilmu ini berisi keyakinan-keyakinan kebenaran, praktek dan pelaksanaan ajaran agama, serta pengalaman keagamaan yang dijelaskan dengan pendekatan rasional.

Meskipun ilmu kalam merupakan sebuah disiplin ilmu yang rasional dan logis, namun kalau dilihat dari asas-asas yang dipakai dalam argumentasinya terdiri dari dua bagian, yaitu ; Aqli dan Naqli. Bagian Aqli ini terbangun dengan dasar pemikiran yang rasional murni, itupun kalau ada relevansinya dengan Naqli. Karena naqli tersebut adalah untuk menjelaskan dan menegaskan pertimbangan rasional supaya memperkuat argumen-argumennya.

Ilmu Filsafat

Sementara itu, filsafat adalah sebuah ilmu yang digunakan untuk memperoleh kebenaran rasional. Metode yang digunakannya pun adalah metode rasional. Filsafat menghampiri kebenaran dengan cara menuangkan akal budi secara radikal (mengakar) danintegral (menyeluruh) serta universal (mengalam); tidak merasa terikatat  oleh apapun, kecuali oleh ikatan tangannya sendiri yang bernama logika. Peranan filsafat sebagaimana dikatakan Socrates adalah berpegang teguh pada ilmu pengetahuan melalui usaha menjelaskan konsep-konsep (the gaining of conceptual clarity). Murthadha muthahari berkata bahwa metode filsafat hanya bertumpu pada silogisme (qiyas), argumentasi rasional (istidal aqli) dan demonstrasi rasional (burhan aqli).

Page 11: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewObjek kajian ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya, objek kajian filsafat adalah masalah

Ilmu Tasawuf

Adapun ilmu tasawuf adalah ilmu yang lebih menekankan rasa dari pada rasio. Oleh sebab itu, filsafat dan tasawuf sangat distingtif. Sebagai sebuah ilmu yang prosesnya diperoleh dari rasa, ilmu tasawuf  bersifat subjektif, yakni sangat berkaitan dengan pengalaman seseorang. Itulah sebabnya, bahasa tasawuf sering tampak aneh bila dilihat dari aspek rasio. Hal ini karena pengalaman rasa sulit dibahasan. Pengalaman rasa lebih muda dirasakan langsung oleh orang yang ingin memperoleh kebenaranya dan mudah digambarkan dengan bahasa lambang, sehingga sangatinterpretable dapat diinterpretasikan bermacam-macam). Sebagian pakar mengatakan bahwa metode ilmu tasawuf adalah intuisi, atau  ilham, atau inspirasi yang datang dari tuhan. Kebenaran yang dihasilkan ilmu tasawuf dikenal dengan istilah kebenaran hudhuri, yaitu suatu kebenaran yang objeknya datang dari dalam diri subjek sendiri. Itulah sebabnya dalam sains dikenal istilah objeknya  tidak objektif. Ilmu seperti ini dalam sains dikenal dengan ilmu yang diketahui bersama atautacit knowledge, dan bukan ilmu proporsional. 

C. Ilmu Kalam Menurut Para Ulama

Beberapa ulama ada yang memberikan pendapat yang berbeda mengenai pengertian ilmu kalam. Seperti menurut Al-‘iji, ilmu kalam adalah ilmu yang memberikan kemampuan untuk menetapkan aqidah agama (islam) dengan mengajukan argument untuk menghilangkan segala keraguan yang ada. 

Menurut Fu’at Al-Ahwani, ilmu kalam adalah memperkuat aqidah agama (islam) dengan ajaran-ajaran yang secara rasional. Kemudian menurut Ibnu Khaldun, ilmu kalam adalah ilmu yang mengendung argument-argument rasional untuk membela aqidah-aqidah imannya dan mengandung penolakan terhadap golongan bid’ah (perbuatan baru tanpa contoh) yang didalam aqiadah menyimpan dari mazhab salah dan ahli sunnah.

Banyak ulama muslim dari kalangan Ahlussunnah Wal Jama’ah yang menulis dalam masalah tauhid terutama tentang sifat-sifat Allah. Mereka memberikan perhatian serius dalam menolak kekaburan-kekaburan (syubhat) dari para ahli bid’ah yang muncul pada periode pertama. Mereka juga mengeluarkan argumentasi untuk melawan kaum atheis yang mengingkari wujudnya Allah. Pembahasan-pembahasan mereka hampir (Sebagian besar) hanya terbatas pada bantahan terhadap kaum Mu’tazilah. Dalam berargumentasi dengan dalil-dalil naqli (Al-Qur’an dan Hadits), mereka juga menggunakan ilmu kalam (Theology) yang menjadi senjata lawan debat mereka, agar mereka dapat memaksa lawan mereka untuk mengakui hujjah-hujjah mereka. Kemenanganpun berhasil diraih golongan Ahlussunnah lewat beberapa diskusi yang mereka adakan, dan melalui beberapa karya tulis yang mereka susun. Lalu karya-karya itu diberi uraian (syarah) dan diajarkan oleh orang-orang setelah mereka. Hal ini dilakukan secara turun temurun sampai sekarang di berbagai lembaga-lembaga pendidikan dan sekolah-sekolah. Sedangkan ulama dahulu berbeda pendapat tentang ilmu kalam (theology). Sebagian dari mereka mengharamkannya dan menganggapnya bid’ah. Sementara ulama’ ahli kalam berpendapat bahwa mempelajari ilmu kalam adalah termasuk kewajiban atau fardlu

Page 12: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewObjek kajian ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya, objek kajian filsafat adalah masalah

kifayah atau bahkan fardlu ‘ain. Karena hanya dengan ilmu kalam seseorang dapat merealisasikan ilmu tauhid dan mempertahankan agama di hadapan kaum atheis dan ahli bid’ah. Mereka membenarkan istilah-istilah ilmu kalam yang mereka pakai dengan menyatakan bahwa hal itu mempunyai persamaan di dalam ilmu-ilmu yang lainnya, seperti ilmu hadist,fiqih dan lainnya. Mereka juga memberi sanggahan terhadap kritikan yang dilontarkan kepada mereka tentang makna-makna permasalahan yang terdapat di dalam disiplin ilmu mereka, dengan menyatakan bahwa hal itu yang dimaksud adalah untuk mengetahui dalil tentang sifat barunya alam ini dan ke-Maha esa-an Allah.

D. Hukum Mempelajari Filsafat

Filsapat terbagi dua:

1. Filsapat ahlu sunah waljama'ah. Hukum mempelajarinya fardhu kifayah, seperti mempelajari kitab sulamul munawaroq atau syamsiyyah dll.2. Filsafat sesat yang kemudian banyak dianut oleh golongan mu'tazilah. Yang dibahas berikut ini adalah hukum mempelajari filsapat yang kedua.

Dalam kitab “ I'anatuth tholibin juz 2 halaman 47 :

وهذه لالجسام� والبعث تعالىبالجزئية� وعلمه� العالم حدوث منكرو وهم كالفالسفةأصلكفرهم هي الثالثة

“Filosof adalah orang-orang yang mengingkari hudus alam, mengingkari ilmunya allah dengan juziyyah, dan mengingkari kebangkitan dengan tubuh, dan 3 masalah inilah yang menjadi asal kekafiran mereka”.

Dan imam sanusi sangat mewanti-wanti, dan memberi peringatan kepada orang- orang yang baru belajar agar jangan mengambil ushuluddin dari kitab-kitab yang bercampur dengan kalam falsafah,berikut ini perkatan beliau :

الفالسفة بكالم حشيت الكتبالتي من دينه أصول يأخذ أن جهده المبتدي وليحذر

“Hendaklah orang yang baru belajar menghindari kesungguhannya mengambil ilmu ushulluddin dari kitab- kitab yang bercampur dengan perkataan filsafah”Bahkan bukan hanya ilmu ushulludin yang bercampur dengan filsafah saja yang di wanti-wanti untuk dihindari,juga ilmu mantiq.”

Bahkan iman nawawi dan ibnu shalah mengharamkan mempelajari ilmu mantiq yang bercampur dengan filsafah, sepert i yang disinggung oleh Abdurrahman al- ahdhari dalam kitab Sulamul Munawwaroq

Page 13: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewObjek kajian ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya, objek kajian filsafat adalah masalah

Bab III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Ilmu kalam dan filsafat berkaitan dengan penggunaan rasio (logika) dalam mencari kebenaran akidah agama. Filsafat dijadikan sebagai alat untuk membenarkan nash agama. Filsafat mengawali pembuktiannya dengan argumentasi akal, barulah  pembenarannya diberikan wahyu sedangkan  ilmu kalam  mencari wahyu yang berbicara tentang keberadaan Tuhan baru kemudian didukung oleh argumentasi akal. Bahkan menurut Hamka, yang dikutip oleh Yunan,, betapa pentingnya kekuatan akal dalam beragama sebagai latar berpikir bagi manusia. Akal merupakan alat bagi manusia untuk memaknai hidupnya dimuka bumi serta sebagai alat untuk berawas-awas dan beringat-beringat dalam menjalani kehidupan ini.

Page 14: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewObjek kajian ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya, objek kajian filsafat adalah masalah

DAFTAR PUSTAKA

Murtadha Muthahhari,Mengenal Ilmu

Kalam,(http://www.id.islamic-sources.com/book/mengenal-ilmu-kalam)

KH.M Idris Hamid,Ilmu Tauhid, Hal. 14

Uin Syarif Hidayatullah,Ensiklopedi Tasawuf,Penerbit Angkasa Bandung.

Kitab I’anathuttolibin juz ke 2 hal.47