cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewApa saja aliran-aliran ilmu ... mempunyai...

30

Click here to load reader

Transcript of cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewApa saja aliran-aliran ilmu ... mempunyai...

MAKALAH ILMU KALAM

ALIRAN-ALIRAN DALAM ILMU KALAM KLASIK

(AHMAD BIN HAMBAL DAN IBN TAIMIYAH)

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mahasiswa Kuliah Ilmu Kalam

Dosen : Bapak Cecep Hilman,M.Pd.

Di Susun Oleh:

kelompok 6

Lusiana Hidayat

Annisa Rahmaida

Dhita Indriani Sutisna

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUKABUMI

TAHUN AJARAN 2018/2019

Jl.Lio Balandongan Sirnagalih (Beugeug) No.74 kel.Cikondang

Kec.Citamiang Kota Sukabumi Telp/fax 0266-22546

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji beserta syukur yang tiada terhingga kehadirat Allah SWT, serta sholawat beserta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul Aliran Aliran Ilmu Kalam Klasik (Ahmad bin Hambal dan Ibnu Taimiyah)

Dalam penulisan makalah ini, penulis sangat bersyukur karena dapat menjadi ilmu pengetahuan tersendiri maupun orang lain dan dapat menambah wawasan dalam ajaran ilmu kalam.

Sehubung dengan penyusunan makalah ini tidak terlepas dari doa dan bantuan berbagai pihak .Oleh karena itu kami ucapkan terimaksih yang sebesar -besarnya kepada :

1. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan motivasi

2. Bapak Cecep Hilman,M.Pd. selaku Dosen Mata Kuliah ILMU KALAM

3. Teman-teman dan semua pihak yang terkait , yang tidak dapat kami

sebutkan satu persatu.

Sukabumi, 03 November 2018

Penulis,

Lusiana Hidayat

DAFTAR ISI

CVR .....

KATA PENGANTAR .....i

DAFTAR ISI ...ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............1

B. Rumusan Masalah ..2

C. Tujuan Penulisan Makalah .............3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian ilmu kalam klasik ..4

B. Objek kajian ilmu kalam klasik ...5

C. Aliran aliran ilmu kalam klasik ...6

1.Aliran Khawarij dan Aliran Murjiah ....6

2.Aliran Matudiriyah .6-7

3 Aliran Syiah dan Aliran Asyariyah .7-8

4 Aliran Muktazilah ..8

D. Pokok Ajaran Salafiyah ..9

E.Riwayat hidup (Ibn Taimiyah) ............................................10

F. Asal usul munculnya aliran dalam ilmu kalam ..11

BAB III SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ...12

B. Saran ..12

DAFTAR PUSTAKA.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ajaran islam, yang sumber ajaran-Nya berasal dari Al-Quran dan sunnah nabi, diyakini oleh ummat islam dapat mengantisipasi sgala kemungkinan yang akan terjadi. Perubahan zaman telah membawa budaya dan teknologi yang berbeda beda misalnya, ada komunitas yang senang menampilkan islam dengan pemerintahan kerajaan, adapula yang senang pemerintahan republik bahkan, ada yang ingin kembali ke pemerintah bentuk khilafah.

Tidak bisa dihindari lagi, kemungkinan-Nyalah yang paling benar antara sesama muslim yang terjadi dimana-mana dalam rangka menampilkan islam

alasan kebijakan para tokoh islam untuk maksud inipun dapat dimengerti dalam

era kontemporer ini kemudian teraktualisasi perdebatan kalam dikalangan tokoh modernis.

Diantara tokoh yang ada adalah Ahmad Bin Hambal dan bin Taimiyah dalam makalah ini kami akan membahas tentang ilmu kalam dari pemikiran tokoh yang telah disebutkan sebelumnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan ilmu kalam klasik ?

2. Apa saja aliran-aliran ilmu kalam klasik menurut AHMAD BIN

HAMBAL DAN IBN TAIMIYAH ?

3. Apa Pokok-pokok ajaran salafiyah?

4. Bagaimana riwayat hidup (AHMAD BIN HAMBAL

DAN IBN TAIMIYAH ?

5. Bagaimana asal-usul munculnya aliran aliran dalam ilmu kalam ?

C. Tujuan Penulisan Makalah

1. Untuk memberikan wawasan, pemahaman, pengertian dari beberapa

aliran dalam islam supaya dapat dipahami oleh kalangan mahasiswa

khususnya

2. Memberikan penjelasan, perbedaan , antara beberapa aliran didalam islam

supaya tidak merusak pemahaman khususnya untuk mahasiswa atau

mahasiswi di kampus

3. Untuk lebih memahami bagaimana asal-usul munculnya nya aliran aliran

ilmu kalam klasik

4. Untuk mengetahui pokok-pokok ajaran salafiyah

5. Untuk mengetahui bagaimana riwayat hidup (AHMAD BIN HAMBAL

DAN IBN TAIMIYAH)

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ILMU KALAM KLASIK

Ilmu kalam klasik adalah teologi islam klasik yang lebih cenderung kepada pembahsan tentang ketuhanan yang menjadi pokok pembahsan-Nya

Pembahasan pokok teologis dalam ilmu kalam klasik telah jauh menyimpang dari misinya yang paling awal dan mendasar,yaitu emansipan umat manusia .rumusan klasik di bidang teologi tidak punya kaitan apapun dengan fakta fakta nyata kemanusiaan.

Paradigma teologi klasik yang ditinggalkan para pendahulu hanyalah sebentuk ajaran langitan, wacana teoritis murni, abstrak, spekulatif,elitis dan statis.

Semangat awal paling mendasar dari gagasan teologi islam (tauhid) sebagaimana tercermin dimasa Nabi Muhammad SAW . Sangatlah liberatif, emansifatif dan revolutif.

Kritikan terhadap ilmu kalam klasik ada tiga hal yang meliputi:

(Aspek Epistimologi , Aspek Ontologi dan Aspek Aksiologi)

Aspek Epistimologi adalah aspek metodologi terutama dalam menafsirkan ayat-ayat Al quran yang tidak memperhatikan Asbabun Nuzul dan pemaknaan Bahasa

Aspek Ontologi tidak hanya membahas tentang aspek ketuhanan akan tetapi juga harus menyentuh hajat hidup umat manusia dahulu hanya membahas Hablum Minallah

Aspek Aksiologi kelemahannya bahwa aliran kalam klasik perlu adanya dekontruksi (perbaikan) terhadap pemikiran kalam berikutnya.

B. OBJEK KAJIAN ILMU KALAM KLASIK

Berkaitan dengan amsalah aqidah tersebut Mufarudin Navdi melihat kepada 4 masalah pokok objek kajian penting didalam pemikiran islam yaitu :

1. Masalah kebebasan berkehendak, yaitu apakah manusia memiliki kebebasan

berkehendak atau tidak

2. Masalah sifat Allah ,yakni apakah Allah memiliki sifat , itu bagian dari

dztnya atau bukan

3. Batasan iman dan perbuatan, yaitu apakah perbuatan manusia itu

merupakann bagian dari keimanan nya atau bukan

4. Perselisihan akal atau wahyu, yaitu apakah akal itu menjadi pokok wahyu

atau sebalik nya.

C. ALIRAN-ALIRAN DALAM ILMU KALAM KLASIK (AHMAD BIN

HAMBAL DAN IBN TAIMIYAH)

1. Aliran Khawarij dan Aliran Murjiah

Pengertian Khawarij secara etimologis berasal dari Bahasa arab (kharaja) yang berarti keluar, nama ini diberikan kepada mereka yang keluar dari barisan ali. adapun yang dimaksud dalam ilmu kalam adalah sebuah kelompok yang keluar meninggalkan barisan karena ketidaksepakatan terhadap keputusan Ali Bin Abi Tholib dalam perang sivvin pada tahun 37 H / 648 M, dengan kelompok pemberontak Muawiyah Bin Abi Sufyan perihal persengketaan khalifah.

Sedangkan aliran Murjiah adalah penangguhan, kata Murjiah dipergunakan untuk menyebut satu kelompok muslim karena mereka menangguhkan perbuatan dari niat dan balasan

2. Aliran Maturidiyah

Aliran Maturidiyah didirikan oleh Muhammad bin Abu Mansur. Ia dilahirkan di Maturid, sebuah kota kecil di daerah Samarqand (termasuk daerah Uzbekistan). Al-Maturidy mendasarkan pikiran-pikiran dalam soal-soal kepercayaan kepada pikiran-pikiran Imam Abu Hanifah yang tercantum dalam kitabnya Al-fiqh Al-Akbar dan Al-fiqh Al-Absath dan memberikan ulasan-ulasannya terhadap kedua kitab-kitab tersebut. Al-Maturidy meninggalkan karangan-karangan yang banyak dan sebagian besar dalam lapangan ilmu tauhid.

Maturidiyah lebih mendekati golongan Muktazillah. Dalam membahas kalam, Maturidiyah mengemukakan tiga dalil, yaitu sebagai berikut:

Dalil perlawanan arad dalil ini menyatakan bahwa alam ini tidak akan mungkin qasim karena didalamnya terdapat keadaan yang berlawanan, seperti diam dan gerak, baik dan buruk. Keadaan tersebut adalah baru dan sesuatu yang tidak terlepas dari yang baru.

Dalil terbatas dan tidak terbatas alam ini terbatas, pihak yang terbatas adalah baru. Jadi alam ini adalah baru dan ada batasnya dari segi bendanya. Benda, gerak, dan waktu selalu bertalian erat. Sesuatu yang ada batasnya adalah baru.

Dalil kausalitas alam ini tidak bisa mengadakan dirinya sendiri atau memperbaiki dirinya kalau rusak. Kalau alam ini ada dengan sendirinya, tentulah keadaannya tetap satu. Akan tetapi, alam ini selalu berubah, yang berarti ada sebab perubahan itu.

3. Aliran Syiah

Syiah dilihat dari segi bahasa berarti pengikut, pendukung, partai, atau kelompok, sedangkan secara istilah adalah sebagian kaum muslimin yang dalam bidang spiritual dan keagamaan selalu merujuk kepada keturunan Nabi Muhammad saw.

Syiah adalah golongan yang menyanjung dan memuji Sayyidina Ali secara berlebih-lebihan. Karena mereka beranggapan bahwa Ali yang lebih berhak menjadi khalifah pengganti Nabi Muhammad SAW, berdasarkan wasiatnya. Sedangkan khalifah-khalifah seperti Abu Bakar As Shiddiq, Umar Bin Khattab dan Utsman Bin Affan dianggap sebagai penggasab atau perampas khilafah.

4. Aliran Asyariyah

Aliran ini muncul sebagai reaksi terhadap paham Muktazillah yang dianggap menyeleweng dan menyesatkan umat Islam. Dinamakan aliran Asyariyah karena dinisbahkan kepada pendirinya, yaitu Abu Hasan al-Asyari. Dan nama aslinya adalah Abu al-hasan Ali bin Ismail al-Asyari, dilahirkan dikota Basrah (Irak) pada tahun 260 H/873 M dan wafat pada tahun 324 H/ 935 M, keturunan Abu Musa al-Asyari seorang sahabat dan perantara dalam sengketa antara Ali r.a. dan Muawiyah r.a

Setelah keluar dari kelompok Muktazillah, al-Asyari merumuskan pokok-pokok ajarannya yang berjumlah tujuh pokok. Berikut ini adalah tujuh pokok ajaran aliran Asariyah:

1.Tentang Sifat Allah

Menurutnya, Allah mempunyai sifat, seperti al-Ilmu (mengetahui), al-Qudrah

(kuasa), al-Hayah (hidup), as-Sama (mendengar), dan al-Basar (melihat).

2.Tentang Kedudukan Al-Quran

Al-Quran adalah firman Allah dan bukan makhluk dalam arti baru dan

diciptakan. Dengan demikian, Al-Quran bersifat qadim (tidak baru).

3.Tentang melihat Allah Di Akhirat

Allah dapat dilihat di akhirat dengan mata kepala karena Allah mempunyai

wujud.

4.Tentang Perbuatan Manusia

Perbuatan-perbuatan manusia itu ciptaan Allah.

5.Tentang Antropomorfisme

Menurut alAsyari, Allah mempunyai mata, muka, dan tangan, sebagaimana

disebutkan dalam surah al-Qamar ayat 14 dan ar-Rahman ayat 27. akan tetapi

bagaimana bentuk Allah tidak dapat diketahui.

6.Tentang dosa Besar

Orang mukmin yang berdosa besar tetap dianggap mukmin selama ia masih

beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.

7.Tentang Keadilan Allah

Allah adalah pencipta seluruh alam. Dia milik kehendak mutlak atas ciptaan-

Nya.

Ketujuh pemikiran al-Asyari tersebut dapat diterima oleh kebanyakan umat Islam karena sederhana dan tidak filosofis.

5.Aliran Muktazilah

Aliran ini muncul sebagai reaksi atas pertentangan antar aliran Khawarij dan aliran Murjiah mengenai persoalan orang mukmin yang berdosa besar. Menghadapi dua pendapat ini, Wasil bin Ata yang ketika itu menjadi murid Hasan al-Basri, seorang ulama terkenal di Basra, mendahuli gurunya dalam mengeluarkan pendapat. Wasil mengatakan bahwa orang mukmin yang berdosa besar menempati posisi antara mukmin dan kafir. Tegasnya, orang itu bukan mukmin dan bukan kafir.

Aliran Mutazilah merupakan golongan yang membawa persoalan-persoalan teologi yang lebih mandalam dan bersifat filosofis. Dalam pembahasannya mereka banyak memakai akal sehingga mendapat nama kaum rasionalis Islam.

Setelah menyatakan pendapat itu, Wasil bi Ata meninggalkan perguruan Hasan al-Basri, lalu membentuk kelompok sendiri. Kelompok ini dikenal dengan Muktazillah. Pada awal perkembangannya aliran ini tidak mendapat simpati umat Islam karena ajaran Muktazillah sulit dipahami oleh beberapa kelompok masyarakat. Hal itu disebabkan ajarannya bersifat rasional dan filosofis. Alas an lain adalah aliran Muktaszillah dinilai tidak berpegang teguh pada sunnah Rasulullah SAW dan para sahabat. Aliran baru ini memperoleh dukungan pada masa pemerintahan Khalifah al-Makmun, penguasa Bani Abbasiyah.

Aliran Muktazillah mempunyai lima dokterin yang dikenal dengan al-usul al- khamsah. Berikut ini kelima doktrin aliran Muktazillah.

1.At-Taauhid (Tauhid)

Ajaran pertama aliran ini berarti meyakini sepenuhnya bahwa hanya Allah SWT. Konsep tauhid menurut mereka adalah paling murni sehingga mereka senang disebut pembela tauhid (ahl al-Tauhid).

2. Ad-Adl

Menurut aliaran Muktazillah pemahaman keadilan Tuhan mempunyai pengertian bahwa Tuhan wajib berlaku adil dan mustahil Dia berbuat zalim kepada hamba-Nya. Mereka berpendapat bahwa tuhan wajib berbuat yang terbaik bagi manusia. Misalnya, tidak memberi beban terlalu berat, mengirimkan nabi dan rasul, serta memberi daya manusia agar dapat mewujudkan keinginannya.

3. Al-Wad wa al-Waid (Janji dan Ancaman).

Menurut Muktazillah, Tuhan wajib menepati janji-Nya memasukkan orang mukmin ke dalam sorga. Begitu juga menempati ancaman-Nya mencampakkan orang kafir serta orang yang berdosa besar ke dalam neraka.

4. Al-Manzilah bain al-Manzilatain (posisi di Antara Dua Posisi).

Pemahaman ini merupakan ajaran dasar pertama yang lahir di kalangan Muktazillah. Pemahaman ini yang menyatakan posisi orang Islam yang berbuat dosa besar. Orang jika melakukan dosa besar, ia tidak lagi sebagai orang mukmin, tetapi ia juga tidak kafir. Kedudukannya sebagai orang fasik. Jika meninggal sebelum bertobat, ia dimasukkan ke neraka selama-lamanya. Akan tetapi, sikasanya lebih ringan daripada orang kafir. Amar Maruf Nahi Munkar (Perintah Mengerjakan Kebajikan dan Melarang Kemungkaran).

D. POKOK-POKOK AJARAN SALAFIYAH

Aliran salafiyah mempunyai tiga ciri utama dalam ajarannya yaitu :

a) Mengedepankan syara dari akal, atau bisa dibilang aliran salafiyah itu berpegang teguh pada hukum-hukum syara sebagaiman yang telah di nasahkan dalam Al-Quran dan Hadits. Apapun yang terkandung didalam kitab suci Al-Quran dan Hadits yang shahih adalah kebenaran, dengan kata lain seorang muslim tidak boleh mengenyampingkan kandungan Al-Quran dan Hadits tersebut walaupun bertentangan dengan akal

b) Meninggalkan takwil kalami. Takwil kalami yaitu penakwilan ayat-ayat Al-Quran dan Hadits Nabi yang diputar ke maknanya yang bukan harfi, tetapi makna majazinya. Penakwilan sebenarnya bersumber dari penalaran akal, yaitu dalam system berfikir filsafat hal-hal yang tidak diterima oleh akal dalam makna harfi harus diberi makna metaforis atau takwil

c) Berpegang teguh pada nash Al-Quran dan Hadits, apa yang sudah ditetapkan oleh Al-Quran dan yang telah dijelakan oleh Hadits Nabi harus diterima dan tidak boleh ditolak. Sebab akal manusia tidak mempunyai wewenang untuk menakwilkan nash agama. Tugas akal hanya untuk mencari argumentasi dalam upaya memberikan informasi yang dibawa oleh nash agama. Sejatinya akal harus tunduk dibawah nash, karena nash itu firman Allah, akal tidak boleh menghakimi apa yang disebutkan oleh nash, apalagi sampai menolaknya.

E. RIWAYAT HIDUP IBNU TAIMIYAH

Nama lengkapnya adalah Taqiyudun Ahmad bin Abdil Halim bin Taimkiyah, lahir di Haman,wilayah Irak,10 Robiul Awal 661 H/22 Januari 1263 M dan meninggal pada 20 Dzul Qadah 728 H/26 September 1328 M. Dia dibesarkan oleh keluarga yang taat beragama dan berguru kepada Syaikh Ali Abd Al-Qawi, ulama terkenal pada zamannya.

Dia mempelajari Al-Quran, al-hadits, Bahasa dan sastra Arab, matematika, sejarah berbudayaan, logika, filsafat dan hukum. Keluarga dan leluhurnya merupakan tokoh terkemuka dalam mazhab Hambali. Dia hidup di era kemunduran Islam, ketika Bagdadad dihancurkan oleh tentara Hulako (1258 M). Ketika berumur enam tahun, Ibnu Taimiyah dibawa mengungsi oleh ayahnya, Syaikh Syihabuddin Abu Ahmad ke Damaskus dari situasi keganasan tentara-tentara Mongolia tersebut bersama dua orang saudaranya.

Pada usia tujuh belas tahun, kegiatan ilmiahnya sudah mulai tampak, dan ketika berusia 21 tahun ia mulai mengarang dan mengajar. Pada tahun 691 H dia pergi haji dan sepulangnya dia semakin terkenal dengan ilmu dan amalnya, sifat-sifatnya yang baik, dan keberanian mengeluarkan pendapat-pendapatnya. Dia tidak pernah mengenal takut untuk menegakkan kebenaran, sehingga mendapat gelar Muhyis Sunnah (Pembangun/penghidup as-Sunnah), padahal umurnya belum lagi melebihi tiga puluh tahun. Perjuangan fisik pun pernah dilakukannya waktu menghadapi serangan kaum Tartar di negri Syria.

F. ASAL-USUL MUNCULNYA ALIRAN-ALIRAN DALAM ILMU KALAM

Sejak wafatnya Nabi Muhammad saw, kaum muslimin sudah mulai menghadapi perpecahan. Tetapi perpecahan itu menjadi reda, karena terpilihnya Abu Bakar menjadi Khalifah. Setelah beberapa lamanya Abu Bakar menduduki jabatan kekhalifahan, mulai tampak kembali perpecahan yang disebarkan oleh orang-orang yang murtad dari Islam dan orang-orang yang mengumumkan dirinya menjadi nabi, seperti Musailamah al-Kadzdzab, Thalhah, Sajah dan Al-Aswad Al-Ansy. Di samping itu ada pula kelompok-kelompok lain yang tidak mau membayar zakat kepada Abu Bakar. Padahal dahulunya mereka semua taat dan disiplin membayar zakat pada Nabi. Akan tetapi semua perselisihan itu segera dapat diatas dan dipersatukan kembali, karena kebijaksanaan Khalifah Abu Bakar. Maka selamatlah kekuasaan Islam yang muda Itu dari ancaman fitnah dari musuh-musuh Islam yang hendak menghancur-leburkannya.

Kemudian perjalanan khalifah Abu Bakar As-shiddiq, Umar bin Khattab, dan Utsman bin Affan tidak begitu menghadapi persoalan, bahkan terjalin persaudaraan yang mesra dan akrab. Pada masa ketiga khalifah itulah, dipergunakan kesempatan yang sebaik-baiknya mengerahkan semua tenaga kaum muslimin untuk menyiarkan dan mengembangkan Islam ke seluruh pelosok penjuru dunia. Tetapi setelah Islam meluas ke Afrika, Asia Timur bahkan Asia Tenggara tiba-tiba diakhir Khalifah Utsman, terjadi suatu persoalan yang ditimbulkan oleh tindakan Utsman yang oleh sebagian orang Islam dianggap kurang mendapat simpati dari sebagian kaum muslimin.

Kebijakan khalifah Utsman bin Affan yang dianggap tidak sesuai dengan kebutuhan umat pada saat itu, diantaranya ialah kurang pengawasan dan pengangkatan terhadap beberapa pejabat penting dalam pemerintahan, sehingga para pelaksana pemerintahan (para eksekutif) di lapangan tidak bekerja secara maksimal, diperparah lagi dengan adanya sikap nepotisme dari keluarganya. Utsman banyak menempatkan para pejabat tersebut dari kalangan keluarganya, sehingga banyak mengundang protes dari kalangan umat Islam. Dan sebenarnya hal Ini adalah bisa dimaklumi karena memang keluarga Usman bin Affan adalah keluarga orang-orang yang pandai. Namun Inilah bermulanya fitnah yang membuka kesempatan orang-orang yang berambisi untuk menggulingkan pemerintahan Utsman.

Karena derasnya arus fitnah ini sehingga mengakibatkan terbunuhnya Utsman bin Affan . Setelah itu maka Ali bin Abi Thalib terpilih dan diangkat menjadi khalifah, tetapi dalam pengangkatan tidak memperoleh suara yang bulat, karena ada golongan yang tidak menyetujui pengangkatan itu. Bahkan ada yang dengan terang-terangan menentang pengangkatan tersebut sekaligus menuduh bahwa Ali campur tangan atau sekurang-kurangnya membiarkan komplotan pembunuhan terhadap Utsman. Semenjak itulah, berpangkalnya perpecahan umat Islam, hingga menjadi beberapa partai atau golongan. Diantaranya sebagai berikut :

Kelompok yang setuju atas pengangkatan Ali menjadi khalifah.

Kelompok yang pada awalnya patuh dan setuju, tetapi kemudian setelah terjadi perpecahan, menjadi golongan yang netral. Mereka berpendidikan, tidak mau mengikuti taat pada Ali, tidak pula memusuhinya Ali. Karena mereka berkeyakinan bahwa keberpihakan kepada salah satu dari dua golongan tersebut tidak berakibat baik.

Kelompok yang jelas-jelas menentang Ali secara terbuka

Yaitu Thalhah bin Abdullah, Zubair bin Awam, Aisyah binti Abu Bakar. Semuanya ini bersatu dan sepakat menjadikan Aisyah sebagai komandan untuk menggulingkan khalifah Ali. Mereka menyusun tentara, lalu menduduki Basrah. Pegawai-pegawai Ali di Basrah dibunuh, perbendaharaan dirampas. Sebab itu Ali pun dengan membawa pasukan yang dipimpinnya sendiri menuju Basrah, dan akhirnya terjadilah pertempuran hebat. Thalhah dan Zubair terbunuh. Aisyah tertangkap dan dipulangkan ke Madinah. Peperangan ini dinamai peperangan Jamal (unta), sebab Aisyah memimpin pertempuran itu dari atas unta.

BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Jadi macam-macam aliran ilmu kalam diantaranya adalah Khawarij, Murjiah, Syiah, Jabariyah, Maturidiyah, Asyariyah, Muktazilah. Adanya macam-macam ini bukan berarti Islam terpecah, tapi hanya salah pemahaman karena Islam yang telah meluas sampai hampir ke penjuru dunia sehingga pengawasan dari daerah ke pusat dan juga dalam pengajaran Islam memperhatikan budaya atau kebiasaan daerah setempat sehingga Islam dapat diterima di sana.

B. SARAN

1) Makalah ini mudah mudahan menjadikan wawasan bagi mahasiswa

khususnya. Saya mengingatkan agar ada suatu fatwa MUI di Indonesia

tentang perbedaan pemahaman dan prakteknya terhadap umat muslim

2) Semoga setelah mengkaji pembahasan tentang aliran aliran klasik ini

masyarakat umumnya dapat memahami uberbagai macam pendapat dari

berbagai para ilmuan

3) Dan untuk akademik sehingga dapat menambah banyak wawasan

tentunya dalam mempelajari ilmu kalam ini

DAFTAR PUSTAKA

Ibn Taimiyahm al-Aqidah al-Wasithiyyah, Bairut: Dar al-Arabiyah,

11,

yafieh.blogspot.com/2013/04/aliran-kalam-salafiyah-ahmad-ibn-hanbal.html

https://id.search.yahoo.com/yhs/search?hspart=adk&hsimp=yhs-adk_sbyhp&p=aliran+aliran+dalam+ilmu+kalam+klasik+ahmad+bin+hambal++dan+ibnu+taimiyah&param2=b3cab262-9623-4d3f-936a-6cbaf82c6f87&param3=converter_5.5~ID~appfocus45&param4=tt~Chrome~aliran+aliran+dalam+ilmu+kalam+klasik+ahmad+bin+hambal++dan+ibnu+taimiyah~61D4087E07D05FA16CCDE32DBAA56F9A&param1=20170214&type=id

https://id.search.yahoo.com/yhs/search?hspart=itm&hsimp=yhs-001&type=smy_tggl_17_46_xtn&p=isian%20makalah%20aliran%20aliran%20ilmu%20kalam%20klasik%20ahmad&param1=1&param2=f%3D4%26b%3Dchrome%26ip%3D36.84.67.23%26pa%3Dsearch-manager%26type%3Dsmy_tggl_17_46_xtn%26cat%3Dweb%26a%3Dsmy_tggl_17_46_xtn%26xlp_pers_guid%3D5efc6d17d9b9add1485eee1e8d85ebdc%26xlp_sess_guid%3D5efc6d17d9b9add1485eee1e8d85ebdc-ab62-cd46921ea1a3%26uref%3D%26abid%3D%26xt_abg%3D%26xt_ver%3D10.1.3.56