Aliran aliran hukum pidana

22
ALIRAN-ALIRAN HUKUM PIDANA DATU HANGGAR JAYA NINGRAT FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM

description

Aliran-aliran hukum pidana ini berusaha memperoleh suatu sistem hukum pidana yang praktis dan bermanfaat,bukan untuk mencari dasar hukum atau pembenaran hukum.secara garis besar aliran-aliran hukum pidana ini dapat dibagi menjadi tiga aliran yaitu aliran Klasik,aliran Modern dan aliran Neo-klasik atau gabungan

Transcript of Aliran aliran hukum pidana

Page 1: Aliran aliran hukum pidana

ALIRAN-ALIRAN HUKUM PIDANA DATU HANGGAR JAYA NINGRAT

Page 2: Aliran aliran hukum pidana

ALIRAN-ALIRAN DALAM HUKUM PIDANA

Aliran-aliran hukum pidana ini berusaha memperoleh suatu sistem hukum

pidana yang praktis dan bermanfaat,bukan untuk mencari dasar hukum atau

pembenaran hukum.secara garis besar aliran-aliran hukum pidana ini dapat dibagi

menjadi tiga aliran yaitu aliran Klasik,aliran Modern dan aliran Neo-klasik atau

gabungan ( Muladi dan Nawawi Arief 1998 ): 67.

A.ALIRAN KLASIK (CLASSICAL SCHOOL)

Pada abad ke 18 di Perancis ada terdapat reaksi terhadap ancient regime yang

arbitrair yang kemudian banyak menimbulkan ketida-pastian hukum ,ketidak-samaan

dalam hukum dan ketidak-adilan.

Aliran ini terutama menghendaki hukum pidana yang tersusun secara

sistematis dan menitik beratkan kepada kepastian hukum.Pada aliran ini menghendaki

ialah hukum perbuatan atau daadstrafrecht.Sifat daripada aliran Klasik ini sendiri

adalah absolut dan berorientasi pada perbuatan masalalu.Perumusan undang-undang

dan perbuatan yang melawan hukum merupakan titik sentral yang menjadi perhatian

hukum pidana.Perbuatan diartikan secara abstrak dan dilihat secara yuridis belaka

terlepas dari orang yang melakukannya.Jadi Aliran ini mengobyektifkan hukum

pidana dari sifat-sifat pribadi si pelaku.

Dalam hal pemidanaan pada permulaanya sangat membatasi kebebasan hakim

untuk menentukan jenis pidana dan ukuran pemidanaan.Hal ini dikarenakan pada

awal timbulnya aliran ini terdapat suatau system yaitu “the definite sentence” yang

sangat kaku yng dapat diperhatikan di dalam Code Perancis 1791.Code Perancis 1791

ini tidak membolehkan individualisasi dalam penerapan pidana.Pidana yang

ditetapkannoleh UU tidak mengenal system peringanan atau pemberatan yang

berhubungan dengan factor usia,keadaan jiwa si pelaku kejahatnnya maupun

keadaanya yang terdahulu yang menyebabkan perbuataan itu dilakukan.Sebagai

bentuk kebijakan untuk mengatasi pemidannan tak terkendali itu,maka Code Perancis

1791 itu berusaha mengatasi melalui penerapan pidana secara mekanis.Aliran ini juga

bertujuan semata-mata untuk pembalasan dan menitik beratkan pada perbuatan yang

telah dilakukan harus pula dirasakan oleh pelaku itu sendiri ( qhisas ).1

1 Prof.Dr.Muladi,SH&Dr.Barda Nawawi A,SH,Teori-Teori dan Kebijakan Pidana,(bandung:Alumni,1992),25-26

Page 3: Aliran aliran hukum pidana

ALIRAN KLASIK BERPIJAK PADA TIGA TIANG

a) Asas Legalitas, yang menyatakan bahwa tiada pidana tanpa undang-

undang,tiada tindak pidana tanpa undng-undang dan tiada tuntutan tanpa

undang-undang.

b) Asas Kesalahan,yang berisi bahwa orang hanya dapat dipidana untuk tindak

pidana yang dilakukannya dengan sengaja atau karena kealpaan.

c) Asas pengimbalan ( pembalasan ) yang sekuler,yang berisi bahwa pidana

secara kongkrit tidak dikenakan dengan maksud untuk mencapai sesuatu hasil

yang bermanfaat,melainkan setimpal dengan berat ringannya perbuatan yang

dilakukan.2

2 Ibid,26-27

Page 4: Aliran aliran hukum pidana

ALIRAN KLASIK INI MEMILIKI KARAKTERISTIK SEBAGAI BERIKUT

a) Legal definition of crime

Hal ini merupakan penggambaran daripada jenis-jenis prilaku tertentu.yang

kemudian dianggap oleh pembuat undang-undang sebagai tindak pidana.

b) Let the punishment fit the crime

Hal ini sering disebut sebgai kontribusi utama opera sarjana yang menganut

aliran ini .Yakni Casare Bccaria yang pada tahun 1794 menuis sebuah karya

yang terkenal Del Delitti e Delle Pene ( On Crime and Punishment ).

c) Doctrine of free will

Doktrin ini meragukan bahw landasan perilaku masusia bersiaft

purposip.Melainkan landasan perilaku manusia itu adalah yang disebut

hendonism.Dimana manusia bebas melakukan perbuatan yang dapat

menimbulkan kesenagan bagi mereka dan menjauhkan mereka dari perbuatan

yang dapat menyusahkan mereka.

d) Death penalty for some offenses

Hal ini mengenai tindak pidana mati untuk beberapa tindak pidana.hal ini

tidak bersifat mutlak,karena Beccarai sendiri sebagai pelopor aliran ini

menolak pidana mati ini karena adanya beberapa alasan.

e) Anecdotal methode – no empirical research

Hal ini sejalan dengan pandangan hendonistik.Sehingga hukum harus

dirumuskan secara jelas dan tertutup bagi interprestasi hakim.3

3 Ibid,61-62

Page 5: Aliran aliran hukum pidana

Adapun beberapa sarjana utama yang menganut aliran Klasik ini adalah Casare

Beccaria dan Jeremy Bentham.

Cesare Beccaria

Lahir di Milan,Italia,pada tanggal 15 Maret 1738.Ia memili sebuah karya

berjudul “Dei delitti e delle pene” yang dibuatnya dalam usia 26 tahun dan diterbitkan

di Italia pada tahun1764 dan diterbitkan pula pertama kalinya di inggris pada tahun

1767 dengan judul “On Crime and Puishment “ .Pekerjaan /karya Beccaria sangatlah

penting untuk masa sekarang ini;Eliott Monochese menyatakan:” tidaklah

berkelebihan untuk memandang karya Beccaria sebagai yangsangat penting dalam

memberikan jalan bagi pembaharuan hukum pidana untuk masa sekarang lebih dua

abad terakhir ini.”

Karyanya berisi hampir menegenai semua pembaharuan hukum pidana

modern,tetapi sumbangannya yang terbesar dari karyanya itu menurut Stphen Schafer

ialah dasar-dasar/landasan yang diletakkannya untuk perubahan-perubahan yang

kemudian pada perundang-undangan pidana.

Di dalam karya yaitu “On Crime and Puishment “ ia memaparkan konsep

kontrak sosial dan berpendapat bahwa idividu menyerahakan kebebasan/kemerdekaan

mereka secukupnya kepada Negara Negara agar masyarakat itu dapat hidup

( berlangsung terus; viable).Prinsip dasar yang harus menuntun ( menjadi pedoman )

perundang-undangan dan tentu saja menjadi kekuatan adalah bahwa “kebahagiaan

yang terbesar sama-sama digunakan/dibagi oleh jumlah rakyat yang terbesar.”

Beccaria sangat dipengaruhi oleh filsafat mengenai “kebebasan kehendak

“.Yang kemudian dikemukakan bahwa perbuatan manusia bersifat purpositive

(bertujuan)dan didasarkan pada paham Hedonisme,atau prinsip kesenangan dan

kesusahan,yaitu: “ manusiamemilih perbuatan-perbuatan yang akan memberikan

mereka kesenangan dan menghindari perbuatan-perbuatan yang membawa

kesusahan.”

Oleh karena itu Beccaria berpendapat pidana itu harus dirancang untuk

masing-masing kejahatan menurut tingkatnya yang akan menghasilkan lebih banyak

kesusahan daripada kesenagan terhadap perbuatan-perbuatan yang mereka lakukan

Pandangan mengenai perbuatan orang secara hedonistic ini mengemukakan

bahwa UU harus dirumuskan secara jelas dan tidak memberikan kesempatan untuk

adanya penafsiran oleh hakim.

Page 6: Aliran aliran hukum pidana

Filsafat Beccaria ini yang berlaku ini kemudian mengakibatkan skala keadilan

tidak ditergantungkan pada prasangka-prasanka perseorangan dan tentu bersifat buta.

Beccaria berpendapat bahwa alas an utama dari penjatuhan pidana adalah

untuk menjamin kelangsungan hidup masyarakat dan untuk mencegah orang untuk

melakukan kejahatan.Ia juga yakin bahwa pidana mati menyia-nyiakan sumber daya

manusia yang merupakan modal utama bagi negara.Ia juga mengunggkapkan bahwa

pidana mati menggoncangkan sentiment moral pada umumnya.Kenyataan itu

diperlihatkan oleh kebencian umum aripada pelaksana pidana mati dan hasilnya

melemahkan moralitas umum yang seharusnya dipertahankan/diperkuat oleh hukum.4

Jeremy Bentham

Jeremy Bentham merupakan seorang filosofis inggris yang hidup anatara

tahun 1748-1832 sangat ahli dalam hukum tetapi tidak ernah melakukan praktek

hukum.Ia diklsifikasikan sebagai penganut utilitarian hedonist.Bentham juga

sependapat mengenai ajaran atau doktrinya yaitu “kebebasan kehendak”,walaupun ia

mengisyaratkan kea rah teori mengenai perbuatan yang terpola.

Jeremy Bentham juga berpendapat bahwa tujuan-tujuan dari pidana ialah:

1. mencegah semua pelanggaran ( to prevent all offenses )

2. mencegah pelanggaran yang paling jahat ( to prevent the worst offenses )

3. menekan kejahatan ( to keep down mischief ),dan

4. menekan kerugian/biaya sekecil-kecilnya ( to act the least expense )

Jeremy Bentham sama halnya pula dengan beccaria ia memaafkan pidana yang berat

yang sifatnya memperbaiki,tetapi bahwa semua rakyat harus mengakui pidana berat

dan harus pula menerimanya sebelum diperlakukan atau dieffektifkan.Bentahm juga

menerangkan bahwa suatu bentuk pidana berat seperti pidana mati hanya membawa

kekejaman dan kebrutalan luar biasa,tidaklah merupakan pidana yang memuaskan

tetapi hanya akan membawa kesusahan dan nestapa yang daripada apa yang

diperlukan untuk mencapai tujuan.5

4 Ibid,27-305 Ibid,30-32

Page 7: Aliran aliran hukum pidana

B..ALIRAN MODERN ( POSITIVE SCHOOL)

Pada abad 19 aliran hukum pidana modern ini mulai muncul dan seketika

menjadi pusat perhatiaanya adalah si pembuat.

Karena dalam mencari sebab kejahatan menggunakan ilmu alam dan

bermaksud untuk lansung mendekati dan mempengaruhi penjahat secra positif sejauh

dia masih dapat diperbaiaki,aliran hukum pidana modern ini kemudian sering disebut

juga sebagai aliran positif.

Aliran hukum pidana modern ini menganggap bahwa suatu perbuatan yang

dilakukan seseorang tidak boleh hanya dilihat secara abstrak dan yuridis. namun harus

pula dilahat secara kongkrit bahwa kenyataannya perbuatan itu sangat dipengaruhi

watak kepribadian seseorang itu sendiri baik diliahat dari berbagai faktor-faktor yang

mempengaruhi perbuatan itu, seperti faktor biologis maupun faktor lingkungan

dimana seseorang itu berada.Aliran modern ini menolak pandangan adanya

pembalasan berdasarkan kesalahan yang subjektif.Aliran ini lebih bertujuan kepada

pembinaan pelaku itu.Pertanggung jawaban seseorang berdasarkan kesalahan harus

diganti dengan sifat berbahayanya si pelaku.Bentuk pertanggung jawaban kepada si

pelaku lebih bersifat tindakan untuk melindungi masyarakat dan bersifat

relative.Aliran ini lebih mengedepankan orientasi kepada masa depan dari sifat-sifat

pelaku.Jadi aliran ini menghendaki adanya individualisasi pidana yang bertujuan

mengadakan resosialisasi si pelaku agar kemudian hari dapat diterima kembali di

dalam masyarakat.6

CIRI-CIRI DARIPADA ALIRAN MODERN INI ADALAH

6 Ibid,32-39

Page 8: Aliran aliran hukum pidana

a. Rejected legal definition of crime and substituted natural crime

“Natural” dalam hal ini diartikan sebagai sesuatu yang tidak

konvensional,sesuatu yangada di dalam masyarakat,bebas daripada keadaan-

keadaan dsn urgensi-urgensi daripada masa tertentu atau pandangan-

pandangan tertentu dari pembuat undang-undang.Jadi “natural crime” dalam

hal ini menggambarkan perbuatan-perbuatan yang oleh masyarakat berabad

diakui sebgai kejahatan.

b. Let the punishment fit the criminal

Menurut Cesare Lambroso (1835-1909) salah satu pelopor aliran

ini,sepanjang pelaku tindak pidana mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang

berbeda-beda, adalah merupakan suatu kebodohan untuk menerapkan pidana

yang sama kepada semua orang yang melakukan tindak pidana tertentu.

c. Doctrine of determinism

Doctrine ini menyatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan

hasil interaksi antara kepribadian dan lingkungan hidup seseorang.Bukan

pelaku tindak pidana yang hendaki perbuatan pidana ,tetapi situasilah yag

mendaorongnya demikian.Situasi dalam hal ini mencangkup personal dan

moral,sedangkan lingkungan hidup tersebut di atas menjadikannya sebagai

mata rantai sebab akibat,eksternal dan internal yang menentukan dia sebagai

penjahat.Oleh Enrico Ferri (1856-1929) salah seorang pelopor aliran modern

yang lain,hal ini disebut sebagai law of criminal situation.

d. Abortion of the death penalty

Menurut Vernon Fox hal ini juga tidak terlalu mutlak.Hal ini terbukti

dari usu Raffaele Gorafalo(1852-1934) yang juga seorang pelopor aliran

modern ,untuk mempertahankan pidana mati bagi mereka yang melakukan

tindak pidana sebagai akibat kerusakan psikologi yang bersifat permanen yang

menjadikannya tidak layak hidup di masyarakat.

e. Empirical research: use of the inductive method.

Menurut Stepen Schafer,kelahiran aliran positip pada akhir abad 18

melambangkan bahwa “the era of faith” telah lalu dan “scientific age” telah

dimulai .Scientifik age ini didasarkan atas penemuan-peneman ilmiah,baik

ilmu-ilmu alam,sebagai landasan filsafat individualisasi serta pembinaan

narapidan secra ilmiah.

f. Indeterminate sentence

Page 9: Aliran aliran hukum pidana

Pidana yang tidakditentukan secara pastiini sesuai dengan pandangan

Lambroso yangmenyatakanbahwa “different criminal have different

needs”.Dalam hal ini keputusan tentang pidana di serahkan kepada

pengadilan.Undang-undang dalam hal ini hanya menentukan alternatif-

alternatif dalam batas-batas minimum dan maksimum yang

diperkenankan oleh undang-undang.(Reid, 1976 : 128).pada tahun-

tahun setelah perang dunia II,aliran modern ini berkembang menjadi

aliran atau gerakan perlindungan masyarakat ( social defence ) yang

memusatkan tujuannya pada pencegahan kejahatan dan pembinaan

para pelaku tindak pidana ( the prevention of crime and the treatment

of offenders )7

Aliran modern ini dipelori oleh Lombroso, dan Ferri

Lambroso

Menganjurkan bahwa pidana tidak ditetapkan secra pasti oleh

pengadilan,pidana mati merupakan seleksi terakhir yang bilamana penjara

pembuangan dan kerja keras,penjahat tetap mengulangi kejahatan yang mengancam

masyarakat dan korban kejahatan harus diberi kompensasi atas kerugian yang

diakibatkan oleh penjahat dan ia memberi tekanan yang besar pada pencegahan

kejahatan.

Ferri

Menyatakan bahwa seseorang memiliki kecenderungan bawaan menuju

kejahatan tetapi bilamana ia mempunyai lingkungan yang baik ia akan hidup terus

tanpa melanggar pidana ataupun hukum moral,kejahatan terutama dihasilkan oleh tipe

masyarakat darimana kejahatan itu dating,olehkarena itu pembuat undang-undang

harus selalu memperhitungkan faktor-faktor ekonomi,moral,sosial dan politik.8

7 Ibid,63-658 Ibid,32

Page 10: Aliran aliran hukum pidana

C.ALIRAN NEO-KLASIK (NEO-CLASSICAL SCHOOL)

Aliran ini pada mulanya merupakan hasil reaksi daripada hasil pidana daripada

aliran klasik yang dimana menurut penganut aliran neo-klasik terlalu berat dan telah

merusak semngat kemanusaian.Aliran ini berkembang sekitar pada abad 19 yang

memiliki basis yang sama seperti aliran klasik yaitu “kebebasan kehendak”

Hal ini semata-mata dimaksudkan agar beberapa pidana dalam kebijakan

pengadilan dapat dirumuskan secara manimum dan maksimum dan mengakui asas-

asas tentang keadaan yang meringankan.Aliran ini juga bertujuan untuk

mengantisipasi banyaknya kebijakan pengadilan yang didasarkan pada keadaan

objektif.9

KARAKTERISTIK ALIRAN NEO-KLASIK (NEO-CLASSICAL SCHOOL)

a. Modifikasi dari “doctrine of free will”,yang dapat dipengaruhi oleh

patologi,ketidakmampuan,penyakit jiwa,atau keadaan-keadaan lain.

b. Diterima berlakunya kedaan-keadaan yang meringankan baik fiscal maupun

lingkunagn maupun mental

c. Modifikasi dari doktrin pertanggung-jawab pidana guna menetapkan

peringanan pidana dengan pertanggung-jawaban sebagaian, didalam hal-hal

yang khusus ,misalnya gila,dibawah umur dan keadaan-keadaan lain yang dapt

mempegaruhi pengetahuan dan niat seseorang pada waktu terjadinya

kejahatan.

d. Diperkenankan masuknya kesaksian ahli 9 (expert testimony) untuk

menentukanderajat pertanggung jawaban.10

9Ibid,6510 Ibid

Page 11: Aliran aliran hukum pidana

ADAPUN ALIRAN-ALIRAN DALAM HUKUM PIDANA YANG MENJADI

LANDASAN PERTIMBANGAN BAGI PENUNTUTAN YANG DILAKUAN

ATAU TIDAK DILAKUKAN TERHADAP PELAKU

Aliran –aliran tersebut pada dasarnya ialah :

A. Aliran Indeterminisme

B. Aliran Determinisme

A.Aliran Indeterminisme

Aliran indeterminisme pada dasarnya mengajarksn bahwa dalam dalam

mempertimbangkan dapat tidaknya seorang pelaku itu diperhatikan beberapa pokok

pikiran berikut ini yakni bahwa :

a. Setiap orang itu pada dasarnya mempunyai kehendak yang bebas dalam

melakukan perbuaannya tanpa tergantung pada faktor apa pun juga

(indeteminitif)

b. Karena itu tidak ada faktor desakan yang menyebabkannya menjadi terpaksa

melakukan perbuatannya tersebut selain hanya kemauanya sendiri yang bebas

itu

c. Dengan demikian berarti segala akibat yang timbul karena perbuatannya itu

jelas merupakan hal yang dikehendakinya atau dapat dianggap sebagai suatu

kesengajaan.

d. Karena itu orang yang bersangkutan dapat dituntut untuk

mempertanggungjawabkan perbuatannya itu berikut segala akibatnya secara

penuh

Aliran ini juga memiliki nama lain teori atau ajaran kehendak,atau Aliran

Voluntarisme

Page 12: Aliran aliran hukum pidana

B.Aliran Determinisme

Aliran Determinisme pada dasarnya mengajarkan bahwa dalam

mempertimbangkan dapat tidaknya seorang pelaku itu dijatuhi hukuman perlu

diperhatikan beberapa pokok pikiran berikut ini,yakni bahwa :

a. Setiap orang itu pada dasarnya tidak mempunyai kehendak yang bebas dalam

melakukan perbuatannya karena ia selalu tergantung pada berbagai faktor dan

latar belakang yang pasti mempengaruhi

b. Karena itu berbagai akibat yang ditimbulkan oleh perbuatannya itu pun dapat

dikatakan bukan terjadi karena kehendaknya, melainkan berbagai akibat itu

terjadi sebagai keterpaksaan yang tenttunya berada di luar kesalahannya

c. Karena itu maka orangyang melakukan sesuatu tindak pidana itu tidak dapat

dituntut untuk bertanggung jawab atas perbuatannya atau dengan perkataan

lain ia tidak dapat dijatuhi hukuman11

CONTOH-CONTOH BEBERAPA NEGARA YANG MENGANUT ALIRAN-

ALIRAN HUKUM PIDANA

A.BELANDA

Sejak semula telah terdapat perbedaan antara KUHP Indonesia dengan

Belanda itu dikarenakan adanya perbedaan situasi dan kondisi yang terjadi .

Belanda sendiri banyak menerima pengaruh daripada pidana modern,misalnya apa

yang disebut Subsosaialitas ( Subsocialiteit ),yang mengatakan bahwa jika seuatu

perbuatan merupakan suatu delik tetapi secara sosial kecil artinya.maka tidaklah perlu

dipidana atau tindakan,menjelma dalam pasal sisipan dalam KUHP Belanda,yaitu

pasal 9a yang dapat diterjemahkan sebagai berikut:

“Jika Hakim menngangap patut berhubung dengan kecilnya arti suatu

perbuatan,kepribadian pelaku atau keadaan-keadaan pada waktu perbuatan

dilakukan,begitu pula sesudah perbuatan di lakukan,ia menentukan dalam putusan

bahwa tidak ada pidana atau tindakan yang akan dikenakan.

Sebagai perwujudan lain sebagai penganut aliran modern ,bahwa di Belanda

juga menghapus atau tidak memberlakukan lagi pidana mati mulai sejak tahun 1870.12

B.JERMAN11 Prof.Purnadi Purbacaraka.SH& Ridwan Halim,Filsafat Hukum Pidana Dalam Tanya Jawab,(Jakarta:Rajawali,1982),188-19012 Dr.A.Hamzah,SH, Perbandingan Hukum Pidana Beberapa Negara, (Jakarta: Sinar Grafika,1995),6-15

Page 13: Aliran aliran hukum pidana

jerman adalah satu negara yang melakukan revisi dan memberlakukan

KUHPya yang baru pada tahun 1974.Revisi ini dapat dikataka sebagai bentuk

pemolesan KUHP lama sehingga sesuai dengan perkembangan zaman

beberapa hal yang perlu dicatat sebagai hal-hal yang berbeda dengan KUHP

Indonesia adalah sebagai berikut:

1) Sesudah perang dunia II berakhir,negara-negara Eropa pada umumnya

termasuk jerman umumnya sangat kecewa terhadap model rehabilitasi dalam

pemidanaan.Jerman menjadi salah satu negara yang menerapkan pembinaan

klinik ( clinical treatment )

2) Diterapkan alternatif denda sebagai pengganti pidana penjara yng

singkat.Dalam hal ini diperlukan apa yang disebut dengan denda harian

(day fine ) pada tahun 1975

pidana pokok da;am KUHP jerman hanya dua yang penting,yaitu pidan

penjara yang maksimum 15 tahun atau seumur hidup,dan pidana denda sebagai

alternatif terpenting.Di samping itu dikenal pidana yang ditunda (suspended

sentence).13

C.REPUBLIK RAKYAT CINA

RRC adalah salah satu negara komunis yang masih bertahan,walaupun dalam

kehidupannya telah membuka diri dan dalam hal-hal tertentu menemuh pula”jalan

kapitalisme”.

KUHP RRC disusun dalam tahun 1979 dan mulai berlaku pada tanggal 1

januari 1980,jadi termasuk KUHP modern dalam arti masih baru.

KUHP RRC masih sangat bercirikan komunisme,dengan tiadanya ketentuan

tentang asas legalitas (nullum delictum sine lege stricta ).Juga tidak ada ketentuan

tentang”perubahan perundang-undangan”yang pada umumnya ditentukan dalam

banyak KUHP di dunia ini,yang diterapkan adalah yang menguntungkan

terdakwa.Ditegaskan pula dalam pasal 2,bahwa pidana di RRC dipergunakan sebgai

alat perjuangan untuk mengahadapi perbuatan yang kontrarevolusioner,untuk

mempertahankan sistem kediktatoran proletariat untuk melindungi harta benda

sosialis dan seterusnya.14

DAFTAR PUSTAKA13 Ibid,16-2014 Ibid,22-28

Page 14: Aliran aliran hukum pidana

1. Muladi,Nawawi,Teori-Teori dan Kebujakan Pidana,Bandung:Alumni,1992

2. Hamzah,Perbandingan Hukum Pidana Beberapa Negara,Jakarta:Sinar

Grafika,1995

3. Purbacaraka,Halim,Filsafat Hukum Pidana Dalam Tanya

jawab,Jakarta:Rajawali,1982