Case Obgyn Kala 2 Lama
-
Upload
bethari-p-fadli-satu -
Category
Documents
-
view
92 -
download
2
description
Transcript of Case Obgyn Kala 2 Lama
CASE II
SEORANG ANAK USIA 4 TAHUN DENGAN ENSEFALITIS
Oleh:
Bethari pusponing Fadli, S. Ked J500090012
PEMBIMBING:
dr. SUDARMANTO, Sp A
BAGIAN KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT DR. HARJONO PONOROGO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2013
BAB I
PRESENTASI KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. E
Umur : 33 Tahun
Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : Jalan sidomakmur Babadan
Suami : Bp. E
No Register: 285xxx
Agama : Islam
Suku : Jawa
Masuk RS : 23 oktober 2013
Jam : 07.50
B. Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama
Tidak haid selama >9 bulan dan merasa kenceng- kenceng semenjak
kemarin
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan rujukan dari bidan, hamil > 9 bulan.
Pasien merasa kenceng-kenceng di perut sering dan terasa nyeri sejak
1 hari SMRS. Pasien sudah mengeluarkan lendir darah dan air
ketuban. Gerakan janin (+), dirasakan sejak usia kehamilan 5 bulan.
Mual (-), muntah (-), makan/minum baik, BAB/BAK lancar.
HPMT :04-01-2013
HPL :11-10-2013
UK :post date 41 minggu 5 hari
3. Riwayat KB
Pasien belum pernah KB.
1
4. Riwayat Menstruasi
Menarche usia 12 tahun.
Menstruasi teratur, siklus 28 hari
Lama menstruasi sekitar 6-7 hari.
5. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Hipertensi (-), riwayat DM (-), riwayat asma (-), riwayat
alergi makanan (-)
6. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Hipertensi (-), riwayat DM (-), riwayat asma (-), riwayat
alergi obat (-)
7. Status Perkawinan
Menikah 1 kali.
Usia pertama kali menikah 31 tahun.
Dengan suami yang sekarang sudah menikah selama 2 tahun.
C. Pemeriksaan Fisik
a. Status Generalis
Keadaan Umum: baik
Kesadaran : compos mentis
Vital Sign :
TD : 130/90 mmHg
N : 80x/menit
R : 24x/menit
S : 36.5 °C
Kepala : Conjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)
Leher : Peningkatan Jugular Vena Pressure (-/-),
Pembengkakan Kelenjar Getah Bening (-/-)
Thorax :
Pulmo : Inspeksi : simetris, permukaan rata
Palpasi : retraksi (-/-), ketinggalan gerak (-/-),
fremitus (N/N)
2
Perkusi : redup (-/-)
Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), wheezing (-/-)
ronkhi (-/-)
Cor : Inspeksi : ictus cordis terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba
Perkusi : batas jantung normal, tidak membesar
Auskultasi : bunyi jantung 1-2 int. reguler, bising (-)
Abdomen : status obstetri
Ekstremitas : edema - - , akral hangat + +
- - + +
b. Status Obstetri
Inspeksi : Dinding perut lebih tinggi dari dinding dada.
Palpasi : Supel, nyeri tekan (+), teraba janin tunggal, intrauterine,
TFU: 34 cm ≈ TBJ: 3565 gram, 3 jari dibawah processus
xyphoideus, letak kepala, punggung kiri, sudah masuk
PAP, HIS: (+)
Auskultasi : DJJ (+) reguler.
VT : v/v dinding vagina licin blood slym, portio lunak, ketuban
(-),pembukaan 10 jari, effacement 100%, teraba kepala
hodge II.
D. Diagnosis
G2P0A1 usia kehamilan post date (41 minggu 5 hari) tunggal hidup dengan
kala II lama dan post date
E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan saat awal datang :
Infus RL 20 tetes per menit
Pasang DK
Oksigen2 liter /menit
Observasi induksi oksitosin 20 tetes per menit
3
Iv Cefotaxime 1 amp
Pro seksio sesarea dan IUD
F. Observasi
Dilakukan seksio sesarea pada tanggal 23 oktober 2013 pukul 09.20.
Bayi lahir secara seksio sesarea trans peritoneal pada tanggal 23
oktober 2013 pukul 10.15 dengan BB bayi : 3000gr, jenis kelamin
perempuan, AS: 7-9. Plasenta lahir lengkap, perdarahan ± 300 cc.
G. Follow up
1. Tanggal 23 – 10 – 2013 (pagi)
Pasien datang kiriman dari bidan dengan G2P0A1 umur kehamilan 41
minggu 5 hari dengan kala II lama dan post date.
KU : baik, TD : 130/90 mmHg, N : 80 x/menit, S : 36o C
Palpasi TFU : 1 jari bawah px, letkep, kepala sudah masuk, puka, DJJ
(+), His (+)
VT v/u taa, pembukaan 10 cm, eff 100%, ket. -
Planning : - Pasang Infus
- Infus RL 20 tetes per menit
- Pasang DK
- Oksigen2 liter /menit
- Pro seksio sesarea dan IUD
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kala II lama ( Partus lama)
1. Definisi
Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24
jam pada primi dan lebih dari 18 jam pada multi. Sedangkan partus
kasep adalah merupakan fase terakhir dari suatu partus yang macet dan
berlangsung terlalu lama sehingga timbul komplikasi pada ibu dan atau
janin, seperti dehidrasi, infeksi, kelelahan ibu, serta asfiksia dan
Kematian Janin Dalam Kandungan (KJDK). Harus pula kita bedakan
dengan partus tak maju, yaitu suatu persalinan dengan his yang
adekuat yang tidak menunjukkan kemajuan pada pembukaan serviks,
turunnya kepala, dan putar paksi selama 2 jam terakhir. Persalinan
pada primitua biasanya lebih lama. Pendapat umum ada yang
mengatakan bahwa persalinan banyak terjadi pada malam hari, ini
disebabkan kenyataan bahwa biasanya persalinan berlangsung selama
12 jam atau lebih, jadi permulaan dan berakhirnya partus biasanya
malam hari. Insiden partus lama menurut penelitian adalah 2,8-4,9%.
2. Etiologi
Ada beberapa faktor yang berperan dalam persalinan yaitu :
1. Tenaga atau Kekuatan (power) : his (kontraksi uterus),
kontraksi otot dinding perut, kontraksi diafragma pelvis,
ketegangan, kontraksi ligamentum rotundum, efektivitas
kekuatan mendorong dan lama persalinan. His yang tidak
normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan rintangan
5
pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan,
tidak dapat diatasi, sehingga persalinan mengalami hambatan
atau kemacetan. Jenis-jenis kelainan his:
a) Inersia uteri adalah his yang sifatnya lebih lemah, lebih
singkat dan lebih jarang dibandingkan dengan his yang
normal. Selama ketubannya masih utuh umumnya tidak
banyak bahaya, baik bagi ibu maupun janin, kecuali
jika persalinan berlangsung terlalu lama. Keadaan ini
dinamakan inersia Uteri Primer. Inersia Uteri
Sekunder: kelemahan his yang timbul setelah adanya
his yang kuat teratur dan dalam waktu yang lama.
b) His terlampau kuat. Sifat his normal, tonus otot diluar
his juga biasa, kelainannya terletak pada kekuatan his.
His yang terlalu kuat dan terlalu efisien menyebabkan
persalinan selesai dalam waktu yang sangat singkat.
c) Incoordinate uterine contraction. Disini sifat his
berubah, tonus otot uterus meningkat juga diluar his
dan kontraksinya tidak berlangsung seperti biasa karena
tidak ada sinkronisasi antara kontraksi bagian-
bagiannya. His menjadi tidak efisien dalam
mengadakan pembukaan.
2. Janin (passanger) : letak janin, posisi janin, presentasi janin dan
bentuk janin
• Kelainan letak, posisi atau presentasi janin
a. Posisi Oksipitalis Posterior Persisten
b. Presentasi Puncak Kepala
c. Presentasi Muka
d. Presentasi Dahi
e. Letak Sungsang
f. Letak Lintang
g. Presentasi Ganda
6
• Kelainan bentuk janin
a. Pertumbuhan janin yang berlebihan
b. Hidrosefalus
c. Kelainan bentuk janin yang lain: janin kembar melekat (double
monster), janin dengan perut besar, tumor-tumor lain pada janin.
3. Jalan Lintas (passage) : ukuran dan tipe panggul, kemampuan
serviks untuk membuka, kemampuan kanalis vaginalis dan
introitus vagina untuk memanjang.
Panggul menurut morfologinya dibagi 4 yaitu :
a. Panggul ginekoid. Jenis panggul yang paling banyak pada
wanita normal, mempunyai diameter terbaik untuk lahirnya
janin tanpa komplikasi. Pintu atas panggul berbentuk hamper
bulat. Bentuk panggul ini ditemukan pada 45% wanita.
b. Panggul anthropoid. Panggul yang memiliki bentuk agak
lonjong seperti telur, pada bidang pintu atas panggul dengan
diameter terpanjang antero-posterior. Arkus pubis sempit dan
lebarnya kurang dari 2 jari, sehingga menyebabkan
penyempitan pintu bawah panggul. Bentuk panggul ini
ditemukan pada 35% wanita.
c. Panggul android. Panggul mirip laki-laki, mempunyai reputasi
jelek dan lebih jarang dijumpai dibanding bentuk ginekoid.
Panjang diameter anteroposterior hampir sama dengan
diameter transversa, akan tetapi yang terakhir ini jauh lebih
mendekati sacrum. Spina iskiadika menonjol ke dalam jalan
lahir dan pintu bawah panggul menunjukan suatu arkus pubis
yang menyempit. Bentuk panggul ini ditemukan pada 15%
wanita.
d. Panggul platipelloid. Panggul berbentuk datar dengan tulang-
tulang yang lembut, jenis panggul ini paling jarang dijumpai
dan jumlahnya kurang dari 5% ditemukan pada wanita. Pintu
atas panggul lebih jelas terlihat dimana menunjukan
7
pemendekan dari diameter antero-posterior, sebaliknya
diameter transversal lebar. Saluran (kanal) pelvis yang
menjadi jalan janin selama persalinan terdiri dari pintu atas
panggul, rongga panggul, dan pintu bawah panggul.5,8
Pintu atas panggul atau inlet. Ada 2 diameter terpenting
pada pintu atas panggul yaitu :
a. Diameter antero-posterior dari promontorium sakrum
kepinggir atas simfisis pubis, disebut konjugata vera,
ukuran normalnya adalah 11-12 cm.
b. Diameter transversal adalah bagian terlebar dari pintu atas
panggul dengan ukuran 13 cm. Pintu atas panggul
dianggap sempit apabila conjugata vera kurang dari 10
cm atau diameter transversa kurang dari 12 cm. Oleh
karena pada panggul sempit kemungkinan lebih besar
bahwa kepala tertahan oleh pintu atas panggul, maka
dalam hal ini Serviks uteri kurang mengalami
tekanan kepala. Apabila pada panggul sempit pintu
atas panggul tidak tertutup dengan sempurna oleh
kepala janin, ketuban bisa pecah pada pembukaan kecil
dan ada bahaya pula terjadinya prolapsus funikuli.
Rongga panggul di bawah pintu atas panggul
mempunyai ukuran yang paling luas. Di panggul tengah terdapat
penyempitan setinggi kedua spina iskiadika. Distansi interspinarum
normal ±10,5 cm. Perhatikan pula bentuk os sakrum, apakah
kelengkungkunganya baik.
Pintu bawah panggul atau outlet.
Arkus pubis pada pelvis normal membentuk sudut 90°. Bila kurang
sekali dari 90° maka kepala janin akan lebiih sulit dilahirkan
karena memerlukan tempat lebih banyak ke dorsal.Kelainan traktus
genitalis juga dapat menyebabkan terjadinya distosia.
• Vulva : edema, stenosis dan tumor
8
• Vagina : stenosis vagina kongenital, septum vagina, tumor
vagina
• Serviks uteri : dysfunctional uterine action (parut serviks uteri),
konglutinasio orifisii eksterni, karsinoma servisis uteri
• Uterus : mioma uteri
• Ovarium : tumor ovarium
2. Kejiwaan (psyche) : persiapan fisik untuk melahirkan
pengalaman persalinan, dukungan orang terdekat dan
intregitas emosional. Selain karena kejiwaan bisa juga
dipengaruhi oleh faktor penolong (provider) : pimpinan
yang salah.Dalam proses persalinan, selain faktor ibu
dan janin, penolong persalinan juga mempunyai peran
yang sangat penting. Penolong persalinan bertindak
dalam memimpin proses terjadinya kontraksi uterus
dan mengejan hingga bayi dilahirkan. Selanjutnya
melakukan perawatan terhadap ibu dan bayi. Oleh
karena itu, penolong persalinan seharusnya seorang
tenaga kesehatan yang terlatih dan terampil serta
mengetahui dengan pasti tanda-tanda bahaya pada ibu
yang melahirkan, sehingga bila ada komplikasi selama
persalinan, penolong segera dapat melakukan rujukan.
3. Gejala Klinik
a. Pada ibu
Gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat dan
lemah, pernapasan cepat dan meteorismus, cincin retraksi
patologis, edema vulva, edema serviks, his hilang atau lemah.
Cincin retraksi patologis Bandl sering timbul akibat persalinan
yang terhambat, disertai peregangan dan penipisan berlebihan
segmen bawah uterus, dan menandakan ancaman akan rupturnya
segmen bawah uterus. Pada partus kasep dapat juga muncul tanda-
9
tanda ruptur uteri: perdarahan dari OUE, his menghilang, bagian
janin mudah teraba dari luar, pemeriksaan dalam: bagian terendah
janin mudah didorong ke atas, robekan dapat meluas sampai
serviks dan vagina.
b. Pada janin
• Denyut jantung janin cepat/hebat/tidak teratur bahkan negatif,
air ketuban terdapat mekonium, kental kehijau-hijauan, berbau.
• Kaput suksedaneum yang besar. Kaput ini dapat berukuran cukup
besar dan menyebabkan kesalahan diagnostik yang serius.
Biasanya kaput suksedaneum, bahkan yang besar sekalipun, akan
menghilang dalam beberapa hari.
• Moulage kepala yang hebat, akibat tekanan his yang kuat,
lempeng-lempeng tulang tengkorak saling bertumpang tindih satu
sama lain.
• Kematian Janin Dalam Kandungan (KJDK)
• Kematian Janin Intra Parital (KJIP)
4. Penatalaksanaan
Memperbaiki keadaan umum ibu bertujuan untuk :
1. Koreksi cairan (rehidrasi)
2. Koreksi keseimbangan asam basa
3. Koreksi keseimbangan elektrolit
4. Pemberian kalori
5. Pemberantasan infeksi
6. Penurun panas
Tindakan yang diberikan:
1. Pasang infus dan kateter urin
2. Pemberian cairan, kalori dan elektrolit
• Infus Ringer laktat, kalori dan elektrolit
• Infus dekstrosa 5% 250cc, tetesan cepat. Cairan dapat diberikan
10
menurut kebutuhan.
3. Koreksi asam basa dengan pengukuran karbondioksida darah dan pH
(bila perlu)
4. Pemberian antibiotika spektrum luas secara parenteral.
• Inj. Ampicillin 1gr/6jam, Inj. Gentamycin 80mg/12jam,
metronidazole selama 3 hari, dilanjutkan amoksisilin
3x500mg/hari selama 2 hari.
• Inj. Cefotaxime 1gr/hr, selama 3 hari, dilanjutkan amoksisilin
3x500mg/hari selama 3 hari.
5. Penurun panas
• Kompres
• Inj. Xylomidone 2cc IM
6. Terminasi persalinan:
• Bila syarat persalinan per vaginam memenuhi dilakukan
ekstraksi vakum/ekstraksi forseps atau embriotomi
• Bila syarat persalinan per vaginam tidak terpenuhi maka
dilakukan SC
Komplikasi
1. Ibu
• Infeksi sampai sepsis. Infeksi adalah bahaya serius yang mengancam
ibu dan janinnya pada partus lama, terutama bila disertai pecahnya
ketuban. Bakteri di dalam cairan amnion menembus amnion dan
menginvasi desidua serta pembuluh korion sehingga terjadi
bakteremia dan sepsis pada ibu dan janin.
• Dehidrasi, syok, kegagalan fungsi organ-organ
• Robekan jalan lahir
• Ruptur uteri. Penipisan abnormal segmen bawah uterus menimbulkan
bahaya serius selama partus lama, terutama pada wanita dengan
paritas tinggi dan pada mereka dengan riwayat seksio sesarea.
• Robekan serta pembentukan fistula pada buli-buli, vagina, uterus dan
rektum. Apabila bagian terbawah janin menekan kuat ke pintu atas
11
panggul tetapi tidak maju untuk jangka waktu yang cukup lama, bagian jalan
lahir yang terletak di antaranya dan dinding panggul dapat mengalami tekanan
berlebihan. Karena gangguan sirkulasi, maka dapat terjadi nekrosis yang akan
jelas dalam beberapa hari setelah melahirkan dengan munculnya fistula
vesikovaginal, vesikoservikal, atau rektovaginal. Umumnya nekrosis akibat
penekanan ini terjadi setelah persalinan kala dua yang sangat berkepanjangan.
12
BAB III
PEMBAHASAN
Pasien datang ke VK dengan rujukan bidan dengan kehamilan lebih 9
bulan. Pasien merasakan kencang-kencang pada perutnya, gerakan janin mulai
menurun, tidak seaktif sebelumnya. HPMT dan HPL yang tercantum pada buku
KIA sesuai dengan hasil anamnesis. Pada pemeriksaan dalam Portio pembukaan
10cm, effacement 100%, bloodslyms (+), air ketuban (-) sedikit, hogde II.
Berdasarkan dan keterangan dan kriteria di atas usia kehamilan pasien adalah
postdate. Dengan keaadaan seperti ini maka dapat terjadi oligohidramnion dan
akan memperbesar risiko terjadinya gawat janin (Mansjoer, 2005).
Pada pemeriksaan luar didapatkan presentasi kepala pada bagian bawah
janin, masuk pintu atas panggul (PAP), his (+) , TFU tidak setinggi pada saat
pemeriksaan antenatal sebelumnya. Presentasi kepala merupakan letak
memanjang dengan kepala sebagai bagian yang terendah sehingga bokong berada
di fundus uteri dan kepala berada di bagian bawah cavum uteri. Setelah
diobservasi dengan vaginal toucher test muler (-) ibu mengedan dan kepala tidak
turun.
Pada kasus ini disebabkan oleh Cephalopelvic Disproportion (CPD) atau
disproporsi sefalopelvik merupakan salah satu kelainan jalan lahir yang akan
menghambat kemajuan persalinan karena ketidaksesuaian antara ukuran kepala
janin dengan panggul janin tidak dapat keluar melalui vagina. Disproporsi
sefalopelvik disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar ataupun kombinasi
keduanya.
Perkiraan panggul sempit dapat diperoleh dari pemeriksaan umum dan
anamnesa. Misalnya pada tuberculosis vertebra, poliomyelitis, kifosis. Pada
wanita dengan tinggi badan yang kurang dari normal ada kemungkinan memiliki
kapasitas panggul sempit, namun bukan berarti seorang wanita dengan tinggi
badan yang normal tidak dapat memiliki panggul sempit. Dari anamnesa
persalinan terdahulu juga dapat diperkirakan kapasitas panggul. Apabila pada
13
persalinan terdahulu berjalan lancar dengan bayi berat badan normal,
kemungkinan panggul sempit adalah kecil. Wanita dengan tinggi kurang dari 150
cm dicurigai panggul sempit (ukuran barat) pada pasien inggi badannya adalah
146 cm. Pada pemeriksaan kehamilan, terutama kehamilan anak pertama, kepala
janin belum masuk pintu atas panggul di 3-4 minggu terakhir kehamilan. Bisa
juga ditemukan perutnya seperti pendulum serta ditemukan kelainan letak bayi.
Sebab-sebab terjadinya partus lama ini adalah multi komplek, dan tentu
saja bergantung pada pengawasan selagi hamil, pertolongan persalinan yang baik,
dan penatalaksanaannya. Faktor-faktor penyebab antara lain adalah: Kelainan
letak janin, Kelainan panggul, Kelainan his, Pimpinan partus yang salah, Janin
besar atau ada kelainan kongenital, Primitua, Perut gantung, grandemulti, Ketuban
pecah dini.
14
BAB IV
KESIMPULAN
1) Kala II merupaka Kala pengeluaran janin yang dimulai sejak
pembukaan lengkap hingga janin lahir dan berlangsung ≥ 2 jam
untuk primigravida dan ≥ 1 jam untuk multipara
2) Penyebab utama dari kala II adalah
a) Pasengger
b) Power
c) Pelvic atau passage
3) Terminasi kehamilan dilakukan tergantung pada:
a) Faktor janin
b) Janin besar dan pangul sempit dilakukan SC
c) Malpresentasi dan malposisi dilakukan penanganan khusus
d) Faktor jalan lahir
e) Kelainan panggul
f) Panggul sempit dilakukan SC
15
DAFTAR PUSTAKA
Rayburn,F.William.2001.Obstetri dan Ginekologi.Jakarta : Widya Medika
Cunningham et al., 2006. Obstetri Williams. Edisi 21 Volume 1. Jakarta:
EGC.
Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R dkk., 2005. Kapita Selekta Kedokteran.
Edisi 3 Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius.
Mochtar, R., 2009. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi.
Edisi 2 Jilid 1. Jakarta: EGC.
----------------.,2009. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri
Patologi. Edisi 2 Jilid 2. Jakarta: EGC.
Prawirohardjo S., 2005. Ilmu Bedah kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
----------------------., 2009. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi
4. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Anonim. 2005. Partus Tak Maju. http://repository.usu.ac.id/
bitstream/123456789/19884/4/Chapter?20II
Wiknjosastro, Hanifa, Prof., dr., dkk. 1981. Ilmu Kebidanan, Edisi
Kedua. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta
Pereira, Gabriela. 2006. Partus Kasep. http://last3arthtree.
files.wordpress.com/2009/03/partus-kasep
16