Case Mata Irene

download Case Mata Irene

of 66

description

case mata conj alergika

Transcript of Case Mata Irene

  • Identitas PasienNama: Ny. WUmur: 43 tahunJenis kelamin: WanitaAgama: IslamSuku: JawaPendidikan: SMAPekerjaan: Ibu rumah tanggaAlamat: Jalan Klengkeng II Blok D No. 2 RT 1/8Tanggal pemeriksaan: 23 Januari 2014

  • KeluhanKeluhan Utama:Mata kiri merah sejak 2 hari sebelum datang ke RS Polri.Keluhan Tambahan:Mata kiri terasa berair, bengkak, gatal, dan terasa seperti ada benda yang mengganjal.

  • Riwayat Penyakit SekarangPasien datang dengan keluhan mata kiri merah sejak 2 hari sebelum datang ke RS Polri. Keluhan ini pertama kali dirasakan saat pasien baru bangun tidur. Pasien menyangkal adanya penglihatan buram. Pasien juga mengeluhkan gatal pada mata sebelah kiri sejak 2 hari yang lalu. Rasa gatal dirasakan hilang timbul dan tidak terlalu berat. Selain itu, pasien juga mengaku keluar banyak air mata dari mata kirinya.

  • Riwayat Penyakit SekarangPasien juga merasa mata kirinya terasa seperti ada benda yang mengganjal. Pada saat baru bangun tidur, timbul sedikit kotoran mata berwarna kuning dan tidak lengket.Sejak 2 hari yang lalu, pasien juga mengaku kelopak mata kirinya menjadi bengkak dan terasa sakit saat ditekan.Menurut pasien, tidak ada anggota keluarga maupun teman-temannya yang mengalami gejala yang sama.

  • Riwayat Penyakit SekarangPasien juga mengaku tidak mengalami demam, sakit tenggorokan maupun timbul bercak kemerahan pada kulit sebelum timbul gejala seperti di atas. Adanya penglihatan silau juga disangkal oleh pasien. Pasien mengaku telah menggunakan tetes mata Insto (Tetrahydrozoline HCl 0,05%, Benzalkonium Cl 0,01%), tetapi mata merahnya tidak mengalami perbaikan.

  • Riwayat Penyakit DahuluPasien mengaku tidak pernah mengalami gejala seperti ini sebelumnya.Riwayat hipertensi disangkal.Riwayat diabetes mellitus disangkal.Riwayat alergi disangkal.Riwayat infeksi dan trauma pada mata disangkal.Riwayat konsumsi obat-obatan rutin disangkal.

  • Riwayat Penyakit KeluargaTidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit dengan gejala yang sama.

  • Pemeriksaan FisikKeadaan umum : Tampak sakit ringanKesadaran: Compos mentisTekanan darah: 110/70 mmHgNadi: 76x/menit Pernapasan: 18x/menitSuhu: Afebris

  • Pemeriksaan Oftalmologi

    ODOSVisus5/5 5/66 Posisi bola mataOrtoforiaOrtoforia

    Gerakan bola mata Baik ke segala arah

    Baik ke segala arah

    Tekanan intaokulerN/palpasiN/palpasiPalpebra superior dan inferiorTenangPalpebra superior dan hiperemis dan edemaPalpebra inferior dan hiperemis

  • Pemeriksaan Oftalmologi

    ODOSKonjungtiva:Tarsal superiorTarsal inferiorBulbiTenangTenangTenangHiperemisHiperemisHiperemisKorneaJernihJernihBilik mata depanJernih, dalamJernih, dalam

  • Pemeriksaan Oftalmologi

    ODOSIrisWarna coklat tuaRadier (+)Kripta (+)Warna coklat tuaRadier (+)Kripta (+)

    PupilIsokor, bulat, diameter 3 mmIsokor, bulat, diameter 3 mm

    Refleks cahayaLangsung (+)Tidak langsung (+)Langsung (+)Tidak langsung (+)LensaJernihJernih

  • ResumePasien wanita, 43 tahun, datang ke poli mata RS Polri dengan keluhan mata kiri merah sejak 2 hari sebelum datang ke RS. Pasien juga mengatakan tidak mengalami penglihatan buram. Pasien mengeluhkan mata kirinya terasa sedikit gatal, bengkak, mengeluarkan banyak air mata dan terasa seperti ada yang mengganjal. Pasien sudah menggunakan tetes mata Insto (Tetrahydrozoline HCl 0,05%, Benzalkonium Cl 0,01%), tetapi tidak ada perbaikan.

  • ResumePemeriksaan fisik umum berada dalam batas normal.Pemeriksaan oftalmologi:VOD: 5/5VOS: 5/66Posisi kedua mata ortoforiaGerakan kedua bola mata baik ke segala arahTIO ODS normal per palpasiPalpebra superior OS hiperemis dan edemaPalpebra inferior OS hiperemisRefleks cahaya ODS langsung (+) dan tidak langsung (+)Lensa ODS jernih

  • Diagnosis KerjaKonjungtivitis viral akut OS

  • Initial PlanningDiagnostik: -Terapi:Tobramycine 3 mg/ml dan Dexamethasone 1 mg/ml eye drops 4 dd gtt 1 OS Monitor: Perbaikan gejala Edukasi:Kompres mata dengan air dinginEdukasi tentang menjaga kebersihan diri dengan mencuci tangan

  • PrognosisQuo ad vitam: BonamQuo ad functionam: BonamQuo ad sanationam: Bonam

    S

    TINJAUAN PUSTAKA

  • AnatomiKonjungtiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis yang membungkus permukaan posterior kelopak mata (konjuntiva palpebralis) dan permukaan anterior sklera (konjungtiva bulbaris).Konjungtiva palpebralis melapisi permukaan posterior kelopak mata dan melekat erat ke tarsus.Di tepi superior dan inferior tarsus, konjungtiva melipat ke posterior dan membungkus jaringan episklera menjadi konjungtiva bulbaris.

  • AnatomiKonjungtiva bulbaris melekat longgar ke septum orbitale di fornices dan melipat berkali-kali. Adanya lipatan-lipatan ini memungkinkan bola mata bergerak dan memperbesar permukaan konjungtiva sekretorik.Konjungtiva bulbaris melekat longgar pada kapsul tenon dan sklera di bawahnya, kecuali di limbus.

  • AnatomiLapisan epitel konjungtiva terdiri atas dua sampai lima lapisan sel epitel silindris bertingkat, superfisial, dan basal.Sel-sel epitel superfisial mengandung sel-sel goblet yang mensekresi mukus.Sel sel epitel basal berwarna lebih pekat dan mengandung pigmen.Stroma konjungtiva dibagi menjadi:Lapisan adenoid: tidak berkembang sampai setelah umur 2 atau 3 bulan.Lapisan fibrosa: tersusun dari jaringan penyambung yang melekat pada lempeng tarsus. Kelenjar lakrimal aksesorius (kelenjar Krause dan Wolfring) terletak di dalam stroma.

  • AnatomiArteri-arteri konjungtiva berasal dari arteria ciliaris anterior dan arteria palpebralis.Konjungtiva menerima persarafan dari percabangan pertama nervus V (oftalmik). Saraf ini memiliki serabut nyeri yang relatif sedikit.

  • KonjungtivitisKonjungtivitis merupakan radang konjungtiva atau radang selaput lendir yang menutupi belakang kelopak dan bola mata, dalam bentuk akut maupun kronis.Penyebabnya:BakteriKlamidiaAlergiViralPenyakit sistemik

  • Sitologi KonjungtivitisCedera epitel konjungtiva dapat diikuti oleh: Edema epitelKematian sel dan eksfoliasiHipertrofi epitelPembentukan granulomaEdema stroma konjungtiva (kemosis)Hipertrofi lapisan limfoid stroma (pembentukan folikel) Dapat ditemukan sel-sel radang termasuk neutrofil, eosinofil, basofil, limfosit, dan sel plasma.

  • Manifestasi KlinisGejala konjungtivitis: Sensasi benda asingSensasi tergores atau terbakarSensasi penuh di sekeliling mataGatalFotofobia

  • Manifestasi KlinisTanda-tanda konjungtivitis:Hiperemia: paling jelas di forniks dan makin berkurang ke arah limbus karena dilatasi pembuluh-pembuluh konjungtiva posterior.Mata berair (epifora): diakibatkan oleh adanya sensasi benda asing, sensasi terbakar, atau oleh rasa gatalnya. Eksudasi: ciri semua jenis konjungtivitis akut.Hipertrofi papilarKemosis konjungtiva: sangat mengarah pada konjungtivits alergika, tetapi dapat timbul pada konjungtivitis gonokok, meningokok akut, dan konjungtivitis adenoviral.

  • Manifestasi KlinisFolikel: merupakan suatu hiperplasia limfoid lokal di dalam lapisan limfoid konjungtiva dan biasanya mempunyai sebuah pusat germinal. Pseudomembran dan membran: merupakan hasil dari proses eksudatif. Pseudomembran adalah suatu pengentalan (koagulum) di atas permukaan epitel, yang bila diangkat, epitelnya tetap utuh. Membran adalah pengentalan yang meliputi seluruh epitel, yang jika diangkat, meninggalkan permukaan yang kasar dan berdarah.

  • Manifestasi KlinisGranulomaFliktenula: merupakan reaksi hipersensitivitas lambat terhadap antigen mikroba, mis., antigen stafilokok atau mikrobakterial. Limfadenopati preaurikular

  • Perbedaan Beberapa Jenis Konjungtivtis Umum

    Temuan Klinis dan SitologiViralBakteriKlamidiaAlergikaGatalMinimalMinimalMinimalHebatHiperemiaGeneralisataGeneralisataGeneralisataGeneralisataMata berairBanyakSedangSedangMinimalEksudasiMinimalBanyakBanyakMinimalAdenopati preaurikularSeringJarangHanya sering pada konjungtivits inklusiTak adaPada kerokan dan eksudat yang dipulasMonositBakteri, PMNPMN, sel plasma, badan inklusiEosinofilDisertai sakit tenggorokan dan demamSesekaliSesekaliTak pernahTak pernah

  • Konjungtivitis ViralTerbagi menjadi:Konjungtivitis folikular viral akutDemam faringokonjungtivalKeratokonjungtivitis epidemikaKonjungtivitis virus herpes simpleksKonjungtivitis penyakit newcastleKonjungtivitis hemoragika akutKonjungtivitis viral kronikBlefarokonjungtivitis molluscum contagiosumBlefarokonjungtivitis varicella-zosterKeratokonjungtivitis campak

  • Demam FaringokonjungtivalLebih sering pada anak-anak dan mudah menular di kolam renang berklor rendah.Disebabkan oleh adenovirus tipe 3, 4 dan 7.Gejala:Demam 38,3o 40o CSakit tenggorokanKonjungtivitis folikular pada satu atau dua mataLimfadenitis preaurikuler (tidak sakit) -> merupakan tanda khasTidak ada terapi spesifik, umumnya sembuh sendiri dalam 10 hari.

  • Demam FaringokonjungtivalFolikel

  • Keratokonjungtivitis EpidemikaUmumnya bilateral. Awalnya sering pada satu mata saja, dan biasanya mata pertama lebih parah.Disebabkan oleh adenovirus 8, 19, 29 dan 37.Masa inkubasi 8-9 hari dan masa infeksius 14 hari.Sering terjadi transmisi nosokomial selama pemeriksaan mata melalui jari-jari tangan dokter, alat-alat pemeriksaan mata yang kurang steril, atau pemakaian larutan yang terkontaminasi.

  • Keratokonjungtivitis EpidemikaGejala:Injeksi konjungtiva Nyeri sedangBerair mataFotofobiaKeratitis epitelNodus preaurikular dengan nyeri tekanEdema palpebraPerdarahan subkonjungtiva sering muncul dalam 48 jamPseudomembran dan mungkin diikuti parut datar atau simblefaron

  • Keratokonjungtivitis EpidemikaBerlangsung paling lama 3-4 minggu.Keratokonjungtivitis pada orang dewasa terbatas di bagian luar mata, tetapi pada anak-anak mungkin terdapat gejala-gejala sistemik infeksi virus, seperti demam, sakit tenggorokan, otitis media, dan diare.Belum ada terapi yang spesifik, tetapi kompres dingin dapat mengurangi gejala dan diberikan antibakteri jika terdapat superinfeksi bakterial.

  • Konjungtivitis Virus Herpes SimpleksBiasanya mengenai anak kecil.Virus herpes tipe 1 merupakan penyebab hampir seluruh kasus mata; tipe 2 adalah penyebab umum pada neonatus dan langka pada dewasa.Terjadi pada infeksi primer HSV atau saat episode kambuh herpes mata.

  • Konjungtivitis Virus Herpes SimpleksGejala:Injeksi unilateralIritasiSekret mukosa NyeriFotofobia ringanVesikel di palpebra dan tepian palepbra Edema palpebra hebatNodus preaurikuler kecil yang nyeri tekan -> khasTerapi dilakukan dengan pemberian antivirus topikal atau sistemik untuk mencegah terkenanya kornea.

  • Konjungtivitis Penyakit NewcastleMerupakan penyakit yang jarang didapat, biasanya terjadi di antara pekerja peternakan unggas yang menangani burung yang sakit atau di antara dokter hewan atau petugas laboratorium yang bekerja dengan virus atau vaksin hidup.Gejala:Sakit pada mataGatalMata berairPenglihatan kaburFotofobia Penyakit ini sembuh sendiri dalam jangka waktu 1 minggu.

  • Konjungtivitis Hemoragika AkutDisebabkan oleh enterovirus tipe 70 dan coxsackievirus A24.Virus ini ditularkan melalui kontak erat dari orang ke orang dan oleh benda penular seperti seprai, alat-alat optik yang terkontaminasi, dan air.Gejala dan tanda:Nyeri KemerahanFotofobia Edema palpebraSensasi benda asing Perdarahan subkonjungtivaBanyak mengeluarkan air mata

  • Konjungtivitis Hemoragika AkutPenyembuhan terjadi terjadi dalam 5-7 hari dan tidak ada pengobatan yang pasti. Pengobatan antibiotika spektrum luas, sulfasetamid dapat dipergunakan untuk mencegah infeksi sekunder.

  • Blefarokonjungtivitis Molluscum ContagiosumMenimbulkan sebuah nodul molluscum pada tepian atau kulit palpebra dan alis mata.Lesi bulat, berombak, putih mutiara, non inflamatorik dengan bagian pusat yang melekuk khas untuk moluscum contagiosum.Terapi: eksisi, insisi sederhana pada nodul atau krioterapi.

  • Blefarokonjungtivitis Varicella-ZosterCiri khasnya adalah hiperemia dan konjungtivitis infiltratif disertai dengan erupsi vesikular yang khas di sepanjang penyebaran dermatom nervus trigeminus cabang oftalmik.KGB preaurikular yang nyeri tekan juga muncul pada awal penyakit.Lesi palpebra pada varicella, yang mirip lesi kulit di tempat lain, mungkin timbul di kedua palpebra atau tepian palpebra.Terapi: Acyclovir oral dosis tinggi (800 mg per oral lima kali sehari selama 10 hari) diberikan di awal perjalanan penyakit.

  • Blefarokonjungtivitis Varicella-Zoster

  • Keratokonjungtivitis CampakEnantema khas campak sering kali mendahului erupsi kulit. Pada tahap awal, tampilan konjungtiva mirip kaca yang aneh, yang dalam beberapa hari diikuti oleh pembengkakan plica semilunaris (tanda Meyer). Beberapa hari sebelum erupsi kulit, timbul konjungtivitis eksudatif dengan sekret mukopurulen; dan saat muncul erupsi kulit, timbul bercak-bercak Koplik pada konjungtiva dan terkadang pada caranculus.Tidak ada terapi yang spesifik.

  • TatalaksanaSuportif:Kompres dinginTetes mata artifisialSteroid topikal untuk meredakan peradanganAntibiotik topikal Pemberian edukasi kepada pasien agar menjaga kebersihan diri.

    S

    PEMBAHASAN

  • TeoriTemuan pada pasienDefinisiRadang pada konjungtiva yang disebabkan oleh virusManifestasi KlinisSensasi benda asingSensasi tergores atau terbakarSensasi penuh di sekeliling mataGatalFotofobiaTerasa seperti ada yang mengganjal di mata sebelah kiriGatalMata kiri banyak mengeluarkan air mataKelopak mata kiri bengkakTatalaksanaKompres dinginTetes mata artifisialSteroid topikal untuk meredakan peradanganAntibiotik topikal Kompres dinginMenjaga kebersihan dengan cuci tanganTobramycine 3 mg/ml dan Dexamethasone 1 mg/ml eye drops 4 dd gtt 1 OS

  • TERIMA KASIH

  • Konjungtivitis Bakteri Terbagi menjadi 2, yaitu:Akut: Biasanya jinak dan dapat sembuh sendiriBerlangsung kurang dari 14 hariTerdiri dari 2 jenis, yaitu:Hiperakut (purulen)SubakutKronik

  • Konjungtivitis Bakteri Konjungtivitis bakteri hiperakut (purulen):Disebabkan oleh N gonorrhoeae, N kochii, N meningitidis.Ditandai oleh eksudat purulen yang banyak.Setiap konjungtivitis berat dengan banyak eksudat harus segera dilakukan pemeriksaan laboratorium dan segera diobati.Jika ditunda, bisa terjadi kerusakan kornea.Konjungtivitis mukopurulen (catarrhal) akut:Disebut juga sebagai pink eye.Ditandai dengan hiperemia konjungtiva akut dan sekret mukopurulen sedang.Paling sering disebabkan oleh Haemophilus aegyptus dan Streptococcus pneumoniae

  • Konjungtivitis Bakteri Konjungtivitis subakut:Paling sering disebabkan oleh H Influenzae dan terkadang oleh Eschericia coli dan spesies proteus.Infeksi H influenzae ditandai dengan eksudat tipis, berair, atau berawan.Konjungtivitis bakteri kronik:Terjadi pada pasien dengan obstruksi ductus nasolacrimalis dan dakriosistitis kronik.Biasanya unilateral.

  • Konjungtivitis Bakteri Temuan laboratorium:Organisme penyebabnya dapat diidentifikasi dengan pemeriksaan mikroskopik kerokan konjungtiva yang dipulas dengan pulasan Gram atau Giemsa.Menampilkan banyak neutrofil polimorfonuklear.Pemeriksaan diharuskan jika penyakitnya purulen, bermembran atau berpseudomembran.Studi sensitivitas antibiotik.

  • Konjungtivitis Bakteri Terapi:Tergantung temuan agen mikrobiologiknya.Dapat dimulai dengan anti mikroba topikal spektrum luas (mis., polymyxin-trimethoprim).Pada konjungtivitis purulen dan mukopurulen, saccus conjunctivalis harus dibilas dengan larutan saline untuk menghilangkan sekret konjungtiva.Konjungtivits purulen yang sugestif neisseria:Kornea tidak terlibat: Ceftriaxone 1 g dosis tunggal IM. Korne aterlibat: Ceftriaxone parenteral 1-2 g per hari selama 5 hari.

  • Konjungtivitis JamurKonjungtivits Candida:Disebabkan oleh Candida spp.Umumnya tampak sebagai bercak putih.Pada pasien diabetes atau pasien yang sistem imunnya terganggu.Terapi: Amphotericin B (3-8 mg/mL) dalam larutan air atau krim kulit Nystatin (100.000 U/g) 4-6 kali sehari.Konjungtivitis jamur lainSporothrix schenckiiRhinosporidium seeberiCoccidioides immitis

  • Konjungtivitis ParasitInfeksi Thelazia californiensis:Habitat alami pada mata anjing, tapi juga bisa di kucing, domba, beruang hitam, kuda, dan rusa.Terapi: menyingkirkan cacing dari saccus conjunctivalis dengan forceps atau aplikator berujung kain.Infeksi Loa loa:Ditularkan melalui gigitan lalat kuda atau mangga.Cacing dewasa bermigrasi ke palpebra, konjungtiva, atau orbita.Diagnosis ditegakkan dengan menemukan mikrofilaria dalam darah yang diperiksa siang hari.Terapi: Diethylcarbamazine.

  • Konjungtivitis Imunologik (Alergika)Terbagi menjadi:Reaksi hipersensitivitas humoral segera:Konjungtivitis Hay FeverKonjungtivitsi vernalKeratokonjungtivitis atopikKonjungtivitis papilar raksasaReaksi hipersensitivitas tipe lambat:FliktenulosisKonjungtivitis ringan sekunder akibat blefaritis kontak

  • Konjungtivitis Imunologik (Alergika)Konjungtivitis Hay Fever:Radang konjungtiva non-spesifik ringan umunya menyertai rinitis alergika.Biasanya ada riwayat alergi terhadap tepung sari, rumput, bulu hewan, dll.Pasien mengeluh gatal, kemerahan, berair mata, dan sering mengatakan matanya seakan-akan tenggelam dalam jaringan sekitarnya.Terapi: Tetes vasokonstriktor-antihistamin topikal.Kompres dingin untuk mengurangi gatal.

  • Konjungtivitis Imunologik (Alergika)Keratokonjungtivitis vernalDisebut juga sebagai catarrh musim semi, konjungtivitis musiman atau konjungtivitis musim kemarau.Biasanya mulai pada tahun-tahun prapubertas dan berlangsung selama 5-10 tahun.Pasien mengeluh sangat gatal dengan kotoran mata berserat-serat.Temuan klinis:Konjungtiva tampak putih susu dan banyak papila halus di konjungtiva tarsalis inferior.Konjungtiva tarsalis superior sering menampakkan papila raksasa mirip batu kali.Terapi: Dapat sembuh sendiri. Dapat diberikan kompres dingin, kombinasi antihistamin sebagai profilaksis.

  • Konjungtivitis Imunologik (Alergika)Keratokonjungtivitis atopikPada pasien dermatitis atopik.Tanda dan gejala:Sensasi terbakarPengeluaran sekret mukoidMerahFotofobiaTepian palpebra eritematosaKonjungtiva tampak putih seperti susuPapila-papila halusTimbul keratitis perifer superfisial yang ddikuti vaskularisasi setelah eksaserbasi berulang kali

  • Konjungtivitis Imunologik (Alergika)Keratokonjungtivitis atopikTerapi:Obati infeksi sekunderTerapi topikal jangka panjang dengan obat penstabil sel mastAntihistamin oralNSAID, seperti Ketorolac dan Iodoxamide

  • Konjungtivitis Imunologik (Alergika)Konjungtivitis papilar raksasa:Tanda dan gejala mirip konjungtivitis vernal. Pada pasien pengguna lensa kontak atau mata buatan dari plastik.Terapi: Mengganti protesis mata plastik dengan kaca dan memakali kaca mata.Jika lensa kontak tetap harus dipakai, perlu dilakukan perawatan lensa kontak yang baik, disinfeksi dengan hidrogen peroksida dan pembersihan lensa kontak secara enzimatik atau penggantian lensa kontak ke jenis weekly-disposable atau daily-disposable.

  • Konjungtivitis Imunologik (Alergika)Konjungtivitis flikten:Disebabkan oleh alergi terhadap bakteri atau antigen tertentu, seperti protein dari basil tuberkel, Staphylococcus spp, Candida albicans, Coccidioides immitis, Haemophilus aegyptus, dan Chlamydia trachomatis serotipe L1, L2, L3.Manifestasi klinis: Mata berairIritasi dengan rasa sakitFotofobia dapat ringan hingga beratPada konjungtiva terlihat bintik putih yang dikelilingi daerah hiperemiTerlihat kumpulan pembuluh darah yang mengelilingi suatu tonjolan bulat dengan warns kuning kelabu seperti mikroabses yang biasanya terletak di dekat limbus

  • Konjungtivitis Imunologik (Alergika)Konjungtivitis flikten:Terapi:Steroid topikalMidriatika bila terjadi penyulit pada korneaKacamata hitam karena adanya rasa silau yang sakitPerhatikan higiene mataAntibiotika salep ketika tidurAir mata buatan

    Dapat sembuh sendiri dalam 2 minggu.

  • Konjungtivitis Imunologik (Alergika)Konjungtivitis ringan sekunder akibat blefaritis kontakDisebabkan oleh atropine, neomycin, antibiotik spektrum luas, dan obat topikal lain.Disertai konjingtivitis infiltratif ringan yang menimbulkan hiperemia, hipertrofi papilar ringan, sekret mukoid ringan, dan sedikit iritasi.Terapi: Tergantung agen penyebab, kortikosteroid topikal tetapi pemakaiannya harus dibatasi.

    Konjuntiva hiperemis karena dilatasi pembuluh konjungtiva posterior*