Case Individu Rsko

13
PRESENTASI KASUS Pembimbing: dr. Adhi Wibowo Nurhidayat, SpKJ, MPH Disusun oeh: Dis!a Ariea "u!ita #$%#$&$$$$'( FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT JAKARTA 20 Januari – 1 F!"ruari 201

description

WIW

Transcript of Case Individu Rsko

PRESENTASI KASUS

Pembimbing:dr. Adhi Wibowo Nurhidayat, SpKJ, MPHDisusun oleh:

Disca Ariella Rucita

108103000042

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT JAKARTA

20 Januari 14 Februari 2014

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas ini. Shalawat dan salam marilah senantiasa kita junjungkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Kami ucapkan terima kasih kepada para pengajar, fasilitator, dan narasumber Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO), terutama dr. Adhi Wibowo Nurhidayat, SpKJ, MPH selaku pembimbing kami.Kami sadari Presentasi Kasus ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat saya harapkan demi kesempurnaannya.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya yang sedang menempuh pendidikan kedokteran. Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka bila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain. Dan hanya kepada tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (Q.S. Al Insyirah:6-7)

Jakarta, Februari 2014

Penulis

DAFTAR ISIKata Pengantar ....2

Daftar Isi .3

Ilustrasi Kasus ....4

ILUSTRASI KASUS

IDENTITAS PASIENNama

: Ny. DUmur

: 42 tahunJenis Kelamin

: PerempuanAgama

: IslamSuku Bangsa

: PalembangPendidikan

: SMAPekerjaan

: Ibu Rumah TanggaStatus Perkawinan: Menikah

Alamat: Perumahan Bukit Golf rt 3/15 CimanggisANAMNESIS

Keluhan Utama

Pasien datang ke Program Rumatan Metadon untuk melepaskan diri dari ketergantungan penggunaan putau.

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke Program Rumatan Metadon untuk melepaskan diri dari ketergantungan penggunaan putau. Keluhan wakas ringan, nyeri diseluruh badan, rasa mengantuk, cemas, rasa senang berlebihan disangkal oleh pasien.Pasien ke RSKO untuk melanjutkan terapi metadon yang dijalankan sebelumnya oleh pasien di Bogor. Pasien pindah ke RSKO karena memiliki masalah dengan kepala puskesmas tempat dia terapi metadon di Bogor dengan alasan pasien dituduh menggunakan putau kembali. Tetapi pasien tidak merasa memakai putau kembali sehingga pasien memutuskan untuk berobat di Jakarta dan tinggal bersama suami serta kedua anaknya. Awalnya, pada tahun 1987, pasien sedang pendidikan SMA. Saat itu, pasien mulai mencoba rokok dengan alasan pergaulan sehingga tidak tentu jumlah konsumsi rokok yang di hisap.

Pada tahun 1990, saat pasien memulai pendidikan di perkuliahan pasien mulai menggunakan ganja dengan alasan pergaulan mengikuti teman-teman pasien. Dan menghisap ganja 2-3 linting bersamaan jika sedang kumpul.

Pada tahun 1998, pasien sudah lulus kuliah, sudah mendapatka pekerjaan dan tinggal bersama adik pasien di bogor karena ibu pasien pindah ke kampung halaman di palembang. Ketika pasien sedang ada masalah di pekerjaannya, adik pasien menawarkan putau kepada pasien. Saat itulah pasien pertama kali menggunakan putau. Awalnya pasien tidak mengetahui kalau itu putau adalah narkoba. Pasien juga tidak tahu kalau adiknya selama ini menggunakan putau. Sehingga jika ada masalah pasien meminta adiknya untuk membelikan putau dan menggunakannya dengan cara inhalasi dengan dosis gau. Suatu hari pernah pasien merasakan badannya sakit diseluruh tubuh dan bercerita kepada teman sekantornya, dari situ pasien tahu kalau dia mengalami sakau ringan. Dan semenjak itu, pasien rutin mengguanakan putau bersama adik serta pacar adiknya.

Pada tahun 1999, pasien menikah dengan seorang laki-laki dan dikarunia 2 anak kembar perempuan. Dan pasien menggunakan putau tetapi saat itu suami pasien sudah tahu keadaan pasien.

Pada tahun 2000, pasien menggunakan putau setiap hari 2-3 kali dengan dosis gau dengan cara di injeksi, bertukar jarum dengan adik dan pacar adik pasien dirumah pasien. Saat itu, pasien berhenti bekerja dan menggunakan putau jika tidak ada suami pasien. Selain putau, pasien juga menggunakan ganja sesekali 1-2 linting dan megadon 1-2 tablet setelah beberapa jam menggunakan putau.

Pada tahun 2002, pasien dengan suami pisah tempat tinggal, pasien di Bogor sedangkan suami di Jakarta tinggal bersama orang tua. Pasien membawa anak tertuanya ikut ke Jakarta. Dan anak kedua tinggal bersama pasien. Pasien diajukan cerai oleh suami. Saat itu pasien tidak ingin pisah dengan suami. Sehingga pasien memutuskan melakukan rehabilitasi di daerah Bekasi selama 1 bulan. Ketika keluar dari panti rehab pasien hanya bertahan 1 bulan tidak menggunakan putau.Pada tahun 2006, pasien melihat adiknya meninggal karena TB dan HIV dan sepupuhnya meninggal karena HIV akibat pemakaian narkoba. Sehingga pasien memutuskan mencoba melakukan pasang badan dengan tramadol 6-8 tablet sehari selama 2 tahun. Tetapi pasien tidak mau mencoba putau kembali.

Pada tahun 2008, pasien memutuskan untuk menggunakan terapi metadon di puskesmas Bogor. Awal pasien menggunakan metadon dengan dosis 20 mg sehari sehingga dinaikan sampai akhirnya menjadi 80 mg sehari. Ketika pasien ada masalah dengan kepala puskesmas, pasien meminta suaminya untuk membatunya mendapatkan rujukan dari puskesmas ke RSKO.Selama penggunaan NAPZA, pasien tidak pernah mengalami sakau, overdosis, halusinasi, waham, mencoba bunuh diri dan melakukan tindakan kriminal.

Pada tahun 2012, pasien mulai mengikut Program Rumatan Metadon di RSKO. Pasien berkeinginan untuk lepas dari ketergantungan putau karena sudah lelah dengan rutinitasnya, adik dan sepupuhnya meninggal dengan HIV positif dan ingin kembali beraktivitas dengan normal. Pertama kali menggunakan metadon, pasien mengalami nyeri-nyeri badan dan rasa kantuk yang tidak tertahankan. Namun, sekarang pasien tidak merasakan hal tersebut. Saat ini, dosis metadon yang digunakan pasien saat ini adalah 125 mg per hari. Dosis tersebut dirasakan cukup bagi pasien karena tidak menimbulkan wakas ringan. Pasien belum berani menurunkan dosis metadon karena khawatir akan kembali menggunakan putau.

Awal Program Rumatan Metadon, pasien dilakukan pemeriksaan HIV dan dikatakan menderita HIV positif dengan hasil pemeriksaan CD4 178 sel/ul. Kemudian, pasien mengikuti pengobatan ARV selama 1 bulan dan pasien memberhentikan sendiri pengobatannya karena pasien tidak teratur mengkonsumsi obat tersebut. Pasien juga memeriksakan hepatitis dan hasil nya posotif, pasien juga tidak mau minum obat karena pasien tidak teratur konsumsi serta menurut pasien obat-obatan HIV dan hepatitis menimbulkan rasa mual yang berlebihan sehingga pasien berhenti minum obat-obatan tersebut. RIWAYAT KEHIDUPAN SEKSUALPasien menikah. Pasien hanya memiliki riwayat hubungan seksual dengan suaminya. Pasien selalu menggunakan kondom saat berhubungan.

RIWAYAT MENGGUNAKAN JARUM SUNTIKPasien memiliki riwayat penggunaan jarum suntik secara bergantian dengan adik dan pacar adiknya dan jarang melakukan sterilisasi sebelum menyuntik.

RIWAYAT PENYAKITHIV positif dan hepatitis c RIWAYAT PEMAKAIAN ZAT PSIKOAKTIFNoJenis ZatOpioid

GanjaKokainAlkoholSedatif-HipnotikHalusinogenAmfetaminTembakau

1.Sejak umur26 tahun18 tahun-----15 tahun

2.Cara penggunaanHirup ( IVHisap-----Hisap

3.Frekuensi pemakaian dan kuantitas gram

2-3x/hari2-3 linting

/hari-----1 bks/hari

4.Pemakaian 1 tahun terakhirTidak adaTidak ada-----3-5 batang /hari

5.Pemakaian 1 bulan terakhirTidak adaTidak ada-----3-5 batang /hari

6.Pemakaian yang terakhir20062006-----Hari ini

7.Alasan pemakaian pertama kaliCoba-cobaCoba-coba-----Coba-coba

STRESSOR PSIKOSOSIALMasalah dengan:

1. Orangtua

: tidak ada.2. Anggota Keluarga Lain: anak pertama dari empat bersaudara.3. Teman

: tidak ada.4. Pekerjaan

: ada.5. Keuangan

: tidak ada.

6. pernikahan

: tidak ada.RIWAYAT BERHUBUNGAN DENGAN HUKUMTidak ada.

RIWAYAT GANGGUAN PSIKIATRIKTidak ada.

RIWAYAT KELUARGA

Pasien merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Adik pertama pasien laki-laki telah meninggal karena TB dan HIV. Ayah pasien sudah meninggal sejak pasien sd. Ibu pasien tinggal di Palembang bersama kedua adik pasien yang terakhir.KEADAAN FISIKKeadaan umum: BaikKesadaran

: Compos MentisTekanan darah: 120/70 mmHgNadi

: 80 x/menitPernafasan

: 20 x/menitSuhu

: 36,7oCStatus Gizi

: Kesan normalKulit

: berwarna sawo matangKepala

: normocephale, tidak ada deformitas

Rambut

: hitam, pendek dan tidak mudah dicabut

Mata

: konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterikTHT

: serumen ada; tidak ada deviasi septum; arkus faring tidak hiperemis, T1-T1

Gigi dan mulut: gigi tidak lengkap, oral hygiene kurang baik

Leher

: pembesaran KGB tidak adaJantung

: bunyi jantung I-II normal, murmur dan gallop tidak adaParu

: simetris kanan dan kiri saat statis dan dinamis, vesikuler, rhonki dan wheezing tidak adaAbdomen

: datar, nyeri tekan tidak ada, bising usus positif normal

Ekstremitas

: akral hangat, edema tidak ada

Status Lokalis: Needle track tidak adaHASIL PEMERIKSAAN PSIKIATRIKDeskripsi Umum

Penampilan: sikap perilaku baik, cara berpakaian rapi, tampak tenang Kesadaran: compos mentis

Perilaku dan aktivitas psikomotor: baik Pembicaraan: spontan, tidak ada gangguan berbahasa

Sikap terhadap pemeriksa: kooperatif

Mood dan Afek

Mood

: eutim Afek

: serasi Keserasian

: serasi dan perasaan pasien dapat diraba rasakan

Fungsi Intelektual

Taraf pendidikan: fungsi intelektual sesuai dengan pendidikan dan intelegensinya Daya konsentrasi: baik Orientasi: tempat: baik waktu: baik orang: baik Daya ingat: segera

: baik jangka pendek

: baik jangka menengah: baik jangka panjang: baik

Pikiran abstrak: baik

Bakat kreatif

: baik

Kemampuan menolong diri sendiri: baik

Gangguan persepsi

: tidak ada

Pikiran Proses dan bentuk pikir: koheren

Isi pikir

: baik

Pengendalian impuls

: Baik Daya nilai Daya nilai sosial: baik

Uji daya nilai: baik

Penilaian realita: baik

Tilikan

: tilikan derajat VI Taraf dapat dipercaya: secara keseluruhan dapat dipercaya.HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM27 Maret 2012

CD4

: 178 sel/ul

HASIL PEMERIKSAAN RADIO-DIAGNOSTIK dan ELEKTRO-DIAGNOSTIK

Tidak dilakukan.

RIWAYAT PERAWATAN / PENGOBATAN / REHABILITASI SEBELUMNYAAda selama 1 bulan di panti rehab BekasiRESUME

FORMULA DIAGNOSIS

Diagnosis Aksis I

Berdasarkan anamnesis, pasien tidak memiliki riwayat cedera kepala akibat kecelakaan. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kondisi medis umum yang mempengaruhi fungsi otak. Oleh karena itu, gangguan mental organik dapat disingkirkan.

Berdasarkan anamnesis, pasien rutin menggunakan putau dengan cara dihirup sejak tahun 1998 dan dengan cara diinjeksi sejak tahun 2000. Awalnya, pasien menggunakan putau pake 200 ribu 2-3 kali per hari dan terakhir menggunakan putau sebanyak setengah gram, 2-3 kali per hari. Bila pasien menghentikan penggunaan putau akan merasa sakaw sehingga pasien terus menggunakan putau. Hal ini menunjukan pasien memiliki ketergantungan terhadap opioid.1Diagnosis Aksis II

Tidak ada. Belum dapat ditentukan karena keterbatasan waktu dan pertemuan dengan pasien hanya singkat.Diagnosis Aksis III

Berdasarkan anamnesis, adik dan sepupuh pasien meninggal karena HIV akibat menggunakan NAPZA dan sering bertukar jarum suntik. Pasien mengatakan dokter RSKO menyatakan pasien menderita HIV positif dengan hasil CD4 178 sl/ul.1, 2Diagnosis Aksis IV

Berdasarkan anamnesis yang dilakukan pada pasien, didapatkan data bahwa pasien memiliki masalah pekerjaan serta terdapat masalah komunikasi dengan keluarga suami.Diagnosis Aksis V

Berdasarkan skala Global Assesment of Functioning (GAF) dalam satu tahun terakhir atau the highest level past year (HLPY) didapatkan nilai 61 yaitu belum dapat bersosialisasi dengan anggota keluarga suami, tetapi sudah berkomunikasi dengan suami dan anak di rumah serta teman di poli metadon. Berdasarkan skala GAF pada saat pemeriksaan (current) didapatkan nilai 71 yaitu pasien belum dapat pekerjaan dan sudah dapat berkomunikasi dengan keluarga suami.EVALUASI MULTIAKSIAL

Axis I: F11.2.22 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan opioida dengan komplikasi medis lainnya, kini dalam pengawasan klinis atau dengan pengobatan penganti (ketergantungan terkendali) Axis II: tidak ada Axis III: B20.0 Penyakit HIV A00-B99 Hepatitis C Axis IV: masalah pekerjaan dan masalah perumahan Axis V: GAF current 71; GAF HLPY= 61DAFTAR MASALAH

Organobiologis

: HIV positif

Psikologi

: tidak ada Lingkungan dan sosial ekonomi: tidak adaPROGNOSIS Quo ad vitam

: dubia ad malam

Quo ad functionam: dubia ad malam

Quo ad sanationam: dubia ad bonam

PENATALAKSANAAN Dosis awal

: Metadone 1 x 20 mg

Dosis saat ini: Metadone 1 x 125 mgANJURAN PEMERIKSAAN Follow-up CD4 tiap 6 bulan.

13