Case Bedah Hil Bilatera;

41
I. IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Usia : 50 th Jenis Kelamin : Laki-Laki Alamat : Cisompet Pekerjaan : Buruh Agama : Islam MRS : 29 Desember 2014 No RM : 692118 II. ANAMNESA Diambil dari: Autoanamnesis, Tanggal 29 Desember 2014 Keluhan Utama: Ada benjolan di kedua lipat paha A. Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien, pria, 50 tahun, datang ke poli bedah RSU Dr. Slamet Garut dengan keluhan ada benjolan di lipat paha kiri yang semakin mengganggu sejak 2 minggu SMRS karena benjolan sudah tidak dapat masuk kembali. Pasien mengaku Benjolan sudah 1

description

jlkshfdgjkshdf gkjhsjkhfksj hdfksajdh fjkshdfj kashdj kfhasdjkfhaslkdjhf ds fljsadlfs dfaksjdhfajksdfadsf

Transcript of Case Bedah Hil Bilatera;

I. IDENTITAS PASIENNama

: Tn. AUsia

: 50 th

Jenis Kelamin: Laki-Laki

Alamat

: CisompetPekerjaan

: Buruh

Agama

: Islam

MRS

: 29 Desember 2014No RM

: 692118II. ANAMNESA

Diambil dari: Autoanamnesis, Tanggal 29 Desember 2014Keluhan Utama:Ada benjolan di kedua lipat paha A. Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien, pria, 50 tahun, datang ke poli bedah RSU Dr. Slamet Garut dengan keluhan ada benjolan di lipat paha kiri yang semakin mengganggu sejak 2 minggu SMRS karena benjolan sudah tidak dapat masuk kembali. Pasien mengaku Benjolan sudah dirasakan kurang lebih 7 tahun SMRS. Selain itu pasien juga mengeluh terdapat benjolan yang dapat keluar masuk pada lipat paha kanan yang sudah dirasakan sekitar 2 tahun SMRS. Pasien tidak mengeluh ada nyeri pada benjolan. Pasien menyangkal adanya demam, riwayat muntah dan perut begah disangkal. Pasien tidak ada riwayat benturan pada lipat paha dan kemaluan.Pasien dulu bekerja sebagai buruh yang sering mengangkat barang barang berat. Riwayat batuk lama disangkal.B. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat penyakit hipertensi, diabetes melitus, alergi, asma, penyakit jantung dan penyakit paru disangkal.C. Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga pasien yang mengalami gejala yang sama seperti pasien. Riwayat hipertensi dan diabetes melitus disangkal.D. Riwayat Kebiasaan

Pasien seorang perokok. Pasien bekerja sebagai buruh kurang lebih selama 5 tahunE. Riwayat Sosial, Ekonomi dan Gizi

CukupF. Riwayat PengobatanPasien mengatakan belum perna berobat dimanapun.III. Pemeriksaan Umum

A. Status Generalis

BB

: 50 kg

TB

: 155 cm

Tekanan darah

: 140/80 mmHg

Nadi

: 84 / menit

Suhu

: 36,2C

Pernapasan (frekuensi dan tipe): 20 / menit, Abdominotorakal.

Kesan gizi

: Cukup

Kesadaran

: Compos mentis

Sianosis

: Tidak ada

Udema umum

: Tidak ada

Kepala

: Normocephale

Mata

: Ca : -/- Si : -/-

Hidung

: PCH (-)

Telinga

: TAK

Mulut

: SPO (-)

Leher

: KGB : TAK

Thorax

:

Cor

: I : Iktus kordis terlihat di midclavicula sinistra ICS V

P: Iktus kordis teraba di midclavicula sinistra ICS V

P: Batas jantung atas di linea sternalis sinistra ICS III

Batas jantung kanan di linea sternalis dextra ICS V

Batas jantung kiri di linea midclavicula sinistra ICS V

A: BJ I,II Murni reguler. Murmur (-) Gallop (-)

Pulmo

: I : Transversal, Antero Posterior 2:1, sikatrik (-), pelebaran sela

iga (-), simetris saat statis dan dinamis

P : Fremitus taktil dan vokal simetris, NT (-), NL (-) , krepitasi (-)

P : Sonor pada seluruh lapang paru, peranjakan paru hati (+)

A : VBS kiri=kanan, Rh(-) Wh (-)

Abdomen: I : Datar lembut, Sikatrik (-), pulsasi a.abdominalis (+)

A : Bising usus (+) normal

P : Timpani seluruh 4 kuadran abdomen, Nyeri ketok (-), Shifting

dullness (-)

P : Pembesaran organ (-), NT (-), NL (-)

Ekstremitas: Akral hangat. Edema -/-

B. Status Lokalis

Regio abdomen :

Inspeksi: Kulit sawo matang, distensi di seluruh bagian perut,

spider nevi (-), smiling umbilicus (-)

Auskultasi: Bising usus (+) meningkat (5x/menit)

Palpasi: Supel, defence muscular (-), NT (+) di perut kanan atas, NL (-), hepar

& lien: tidak teraba ada pembesaran, Murphy Sign (-). Pada regio paraumbilicus teraba massa berbentuk lonjong berukuran 10 cm x 6cm x 2cm. Massa teraba keras, nyeri pada penekanan, tidak ada perubahan warna kulit di daerah massa.

Perkusi: Timpani pada 4 kuadran abdomenIV. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 29 November 2013

PemeriksaanHasilNilai Rujukan

Hematologi

Darah Rutin :

Leukosit (WBC)7,8 ribu/ul 3.6 11

Hemoglobin (HGB)11,2 g/dl *11.7 - 15.5

Eritrosit (RBC)3,80 juta/uL *4,4 5,9

Hematokrit34 % *40 52

Trombosit (PLT)424ribu/ul 150 440

V. ResumeSeorang laki-laki, 50 tahun, datang dengan keluhan ada benjolan di lipat paha sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit. Massa teraba lonjong, konsistensi keras, dan tidak nyeri pada penekanan. Pasien juga mengeluh nyeri perut hilang timbul dan rasa tidak nyaman seperti kembung di bagian perut 5 hari sebelum masuk rumah sakit. BAB nya biasa, BAK lancar, mual (-), muntah (-). Pasien juga mengaku cepat berasa capai sejak satu tahun sebelum masuk rumah sakit. Pada pemeriksaan fisik abdomen ditemukan pada inspeksi terdapat distensi, pada perkusi timpani dan pada palpasi terdapat massa di abdomen bawah. VI. Diagnosis dan Dasar diagnosis

Tumor intraabdominalDasar

Massa yang mengganjal di abdomen bagian bawah, nyeri hilang timbul dan perut kembung. Riwayat cepat capai dan penurunan berat badan yang signifikan dalam waktu singkat, penurunan nafsu makan.VII. PenatalaksanaanFollow up

30 November 2013

S Benjolan di perut sejak 1 minggu SMRS, Perut kembung dan kadang-kadang terasa nyeri.

Badan lemas-lemas.

OKU : TSR; Kesadaran : compos mentis

TD: 120/80 mmHg, N: 80x/m, S: 36,7 C, RR: 20x/m

Kepala: normosefali, mata: CA -/-, SI -/-

Leher: KGB tidak teraba membesar

Thoraks: pulmo dan thorax dalam batas normal

Ekstremitas atas dan bawah: akral hangat +/+, edema -/-Status lokalis: teraba massa keras di perut bagian bawah di regio paraumbilikal dengan ukuran 6cm x 5cm x 6cm, tidak nyeri pada penekanan. Bising usus meningkat.

A Tumor intraabdominal

P USG Abdomen Inf Rl 20 tpm Ketorolac inj 2 x 1 Ranitidin inj 2 x 1

2 Desember 2013

S Perut kembung dan kadang-kadang terasa nyeri.

Badan lemas-lemas.

OKU : TSR; Kesadaran : compos mentis

TD: 110/70 mmHg, N: 72x/m, S: 36,7 C, RR: 20x/m

Kepala: normosefali, mata: CA -/-, SI -/-

Leher: KGB tidak teraba membesar

Thoraks: pulmo dan thorax dalam batas normal

Ekstremitas atas dan bawah : akral hangat +/+, edema -/-Status lokalis: teraba massa keras di perut bagian bawah di regio paraumbilikal dengan ukuran 6cm x 5cm x 6cm, tidak nyeri pada penekanan. Bising usus meningkat.

A Tumor intraabdominal

P Infus RL Ranitidin inj 2x1

Ketoroac inj 2 x 1 Jadwal usg 11 / 12/ 13

3 Desember 2013

S Badan lemas

OKU : TSR; Kesadaran : compos mentis

TD: 110/70 mmHg, N: 74x/m, S: 36,7 C, RR: 20x/m

Kepala: normosefali, mata: CA -/-, SI -/-

Leher: KGB tidak teraba membesar

Thoraks: pulmo dan thorax dalam batas normal

Ekstremitas atas dan bawah : akral hangat +/+, edema -/-Status lokalis: teraba massa keras di perut bagian bawah di regio paraumbilikal dengan ukuran 6cm x 5cm x 6cm, tidak nyeri pada penekanan. Bising usus meningkat.

A Tumor intraabdominal

P Infus RL Ranitidin inj 2 x 1 Ketorolac inj 2 x 1 Rujuk RSHS untuk CT Scan

4 Desember 2013

S Benjolan terasa nyeri.

OKU : TSR; Kesadaran : compos mentis

TD: 110/70 mmHg, N: 76x/m, S: 36,7 C, RR: 20x/m

Kepala: normosefali, mata: CA -/-, SI -/-

Leher: KGB tidak teraba membesar

Thoraks: pulmo dan thorax dalam batas normal

Ekstremitas atas dan bawah : akral hangat +/+, edema -/-Status lokalis: teraba massa keras di perut bagian bawah di regio paraumbilikal dengan ukuran 6cm x 5cm x 6cm, tidak nyeri pada penekanan. Bising usus meningkat.

A Tumor mesentrial

P Pasien menolak rujuk ke RSHS untuk CT Scan BLPL sambil menunggu jadwal USG tgl 11/12/13

VIII. Prognosis Ad Vitam : Dubia Ad Malam

Ad Fungsionam : Dubia Ad Malam

Ad Sanationam : Dubia Ad MalamTINJAUAN PUSTAKA

HERNIA INGUINALIS BILATERALA. DEFINISI

Secara umum, hernia adalah protrusi atau penonjolan suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Pada B. ANATOMI DAN FISIOLOGIS

Bagian abdomen (perut) sering dibagi menjadi 9 area berdasarkan posisi dari 2 garis horizontal dan 2 garis vertikal yang membagi-bagi abdomen.

Pembagian berdasarkan region:

1. Regio hipokondriak kanan

2. Regio epigastrika

3. Regio hipokondriak kiri

4. Regio lumbal kanan

5. Regio umbilicus

6. Regio lumbal kiri

7. Regio iliak kanan

8. Regio hipogastrika

9. Regio iliaka kiri

Bagian abdomen juga dapat dibagi menjadi 4 bagian berdasarkan posisi dari satu garis horizontal dan 1 garis vertikal yang membagi daerah abdomen.

1. Kuadran kanan atas

2. Kuadran kiri atas

3. Kuadran kanan bawah

4. Kuadran kiri bawah

C. ETIOLOGI

Penyebab neoplasi umumnya bersifat multifaktorial. Beberapa faktor yang dianggap sebagai penyebab neoplasi antara lain meliputi bahan kimiawi, fisik, virus, parasit, inflamasi kronik, genetik, hormon, gaya hidup, serta penurunan imunitaws. Penyebab terjadinya tumor karena terjadinya pembelahan sel yang abnormal. Perbedaan sifat sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsi autonominya dalam pertumbuhan, kemampuannya mengadakan infiltrasi dan menyebabkan metastasis.

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya tumor antara lain:

1. Karsinogen

a. Kimiawi

Bahan kimia dapat berpengrauh langsung (karsinogen) atau memerlukan aktivasi terlebih dahulu (ko-karsinogen) untuk menimbulkan neoplasi. Bahan kimia ini dapat merupakan bahan alami atau bahan sintetik/semisintetik. Benzopire suatu pencemar lingkungan yang terdapat di mana saja, berasal dari pembakaran tak sempurna pada mesin mobil dan atau mesin lain (jelaga dan ter) dan terkenal sebagai suatu karsinogen bagi hewan maupun manusia. Berbagai karsinogen lain antara lain nikel arsen, aflatoksin, vinilklorida. Salah satu jenis benzo (a) piren, yakni, hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH), yang banyak ditemukan di dalam makanana yang dibakar menggunakan arang menimbulkan kerusakan DNA sehingga menyebabkan neoplasia usus, payudara atau prostat.

b. Fisik

Radiasi gelombang radioaktif seirng menyebabkan keganasan. Sumber radiasi lain adalah pajanan ultraviolet yang diperkirakan bertambah besar dengan hilangnya lapisan ozon pada muka bumi bagian selatan. Iritasi kronis pada mukosa yang disebabkan oleh bahan korosif atau penyakit tertentu juga bisa menyebabkan terjadinya neoplasia.

c. Viral

Dapat dibagi menjadi dua berdasarkan jenis asam ribonukleatnya; virus DNA serta RNA. Virus DNA yang sering dihubungkan dengan kanker antara human papiloma virus (HPV), Epstein-Barr virus (EPV), hepatiti B virus (HBV), dan hepatitis C virus (HCV). Virus RNA yang karsonogenik adalah human T-cell leukemia virus I (HTLV-I) .

2. Hormon

Hormon dapat merupakan promoter kegananasan.

3. Faktor gaya hidup

Kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan- makanan yang kurang berserat. Asupan kalori berlebihan, terutama yang berasal dari lemak binatang, dan kebiasaan makan makanan kurang serat meningkatkan risiko berbagai keganasan, seperti karsinoma payudara dan karsinoma kolon.

4. ParasitParasit schistosoma hematobin yang mengakibatkan karsinoma planoseluler.5. Genetik, infeksi, trauma, hipersensivitas terhadap obat.

D. KLASIFIKASI

Dewasa :

Tumor hepar

Tumor limpa / lien

Tumor lambung / usus halus

Tumor colon

Tumor ginjal (hipernefroma)

Tumor pankreas

Anak-anak :

Tumor wilms (ginjal)

E. GEJALA KLINIS

Kanker dini sering kali tidak memberikan keluhan spesifik atau menunjukan tanda selama beberapa tahun. Umumnya penderita merasa sehat, tidak nyeri dan tidak terganggu dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Pemeriksaan darah atau pemeriksaan penunjang umumnya juga tidak menunjukkan kelainan.

Oleh karena itu, American Cancer Society telah mengeluarkan peringatan tentang tanda dan gejala yang mungkin disebabkan kanker. Tanda ini disebut 7-danfer warning signals CAUTION. Yayasan Kanker Indonesia menggunakan akronim WASPADA sebagai tanda bahaya keganasan yang perlu dicuraigai.

Tumor abdomen merupakan salah satu tumor yang sangat sulit untuk dideteksi. Berbeda dengan jenis tumor lainnya yang mudah diraba ketika mulai mendesak jaringan di sekitarnya. Hal ini disebabkan karena sifat rongga tumor abdomen yang longgar dan sangat fleksibel. Tumor abdomen bila telah terdeteksi harus mendapat penanganan khusus. Bahkan, bila perlu dilakukan pemantauan disertai dukungan pemeriksaan secara intensif. Bila demikian, pengangkatan dapat dilakukan sedini mungkin.Biasanya adanya tumor dalam abdomen dapat diketahui setelah perut tampak membuncit dan mengeras. Jika positif, harus dilakukan pemeriksaan fisik dengan hati-hati dan lembut untuk menghindari trauma berlebihan yang dapat mempermudah terjadinya tumor pecah ataupun metastasis. Dengan demikian mudah ditentukan pula apakah letak tumornya intraperitoneal atau retroperitoneal. Tumor yang terlalu besar sulit menentukan letak tumor secara pasti. Demikian pula bila tumor yang berasal dari rongga pelvis yang telah mendesak ke rongga abdomen.Berbagai pemeriksaan penunjang perlu pula dilakukan, seperti pemeriksaan darah tepi, laju endap darah untuk menentukan tumor ganas atau tidak. Kemudian mengecek apakah tumor telah mengganggu sistem hematopoiesis, seperti pendarahan intra tumor atau metastasis ke sumsum tulang dan melakukan pemeriksaan USG atau pemeriksaan lainnya.Tanda dan Gejala :

Hiperplasia. Konsistensi tumor umumnya padat atau keras. Tumor epitel biasanya mengandung sedikit jaringan ikat, dan apabila tumor berasal dari masenkim yang banyak mengandung jaringan ikat elastis kenyal atau lunak. Kadang tampak Hipervaskulari di sekitar tumor. Bisa terjadi pengerutan dan mengalami retraksi.

Edema sekitar tumor disebabkan infiltrasi ke pembuluh limfa.

Konstipasi. Nyeri. Anoreksia, mual, lesu. Penurunan berat badan. Pendarahan.F. PEMERIKSAAN KLINIS

Pemeriksaan klinik di sini adalah pemeriksaan rutin yang biasa dilakukan dengan cara anamnesis dan pemeriksaan fisik, yaitu: Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi

Anamnesis seorang pasien, dapat bermacam-macam mulai dari tidak ada keluhan sampai banyak sekali keluhan, bisa ringan sampai dengan berat. Semakin lanjut stadium tumor, maka akan semakin banyak timbul keluhan gejala akibat tumor ganas itu sendiri atau akibat penyulit yang ditimbulkannya.Apabila ditemukan tumor ganas di dalam atau di permukaan tubuh yang jumlahnya banyak (multiple), maka perlu ditanyakan tumor mana yang timbul lebih dahulu. Tujuannya adalah untuk memperkirakan asal dari tumor tersebut. Pemeriksaan fisik ini sangat penting sebagai data dasar keadaan umum pasien dan keadaan awal tumor ganas tersebut saat didiagnosa. Selain pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus terhadap tumor ganas tersebut perlu dideskripsikan secara teliti dan rinci. Untuk tumor ganas yang letaknya berada di atau dekat dengan permukaan tubuh, jika perlu dapat digambar topografinya pada organ tubuh supaya mudah mendeskripsikannya. Selain itu juga perlu dicatat :1. Ukuran tumor ganas, dalam 2 atau 3 dimensi,

2. Konsistensinya

3. Ada perlekatan atau tidak dengan organ di bawahnya atau kulit di atasnya.

G. PEMERIKSAAN RADIOLOGI

Endoskopi (sebuah penelitian dimana sebuah pipa elastis digunakan untuk melihat bagian dalam pada saluran pencernaan) adalah prosedur diagnosa terbaik. Hal yang memudahkan seorang dokter untuk melihat langsung dalam perut, untuk memeriksa helicobacter pylori, dan untuk mengambil contoh jaringan untuk diteliti di bawah sebuah mikroskop (biopsi). Sinar X barium jarang digunakan karena hal tersebut jarang mengungkapkan kanker tahap awal dan tidak dianjurkan untuk biopsi. Jika kanker ditemukan, orang biasanya menggunakan computer tomography (CT) scan pada dada dan perut untuk memastikan penyebarannya yang mana tumor tersebut telah menyebar ke organ-organ lainnya. Jika CT scan tidak bisa menunjukkan penyebaran tumor. Dokter biasanya melakukan endoskopi ultrasonic (yang memperlihatkan lapisan saluran pencernaan lebih jelas karena pemeriksaan diletakkan pada ujung endoskopi) untuk memastikan kedalaman tumor tersebut dan pengaruh pada sekitar getah bening.Pemeriksaan imaging yang diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis tumor ganas (radiodiagnosis) banyak jenisnya mulai dari yang konvensional sampai dengan yang canggih, dan untuk efisiensi harus dipilih sesuai dengan kasus yang dihadapi. Pada tumor ganas yang letaknya profunda dari bagian tubuh atau organ, pemeriksaan imaging diperlukan untuk tuntunan (guiding) pengambilan sample patologi anatomi, baik itu dengan cara fine needle aspiration biopsi (FNAB) atau biopsy lainnya. Selain untuk membantu menegakkan diagnosis, pemeriksaan imaging juga berperan dalam menentukan staging dari tumor ganas. Beberapa pemeriksaan imaging tersebut antara lain:

Radiografi polos atau radiografi tanpa kontras, contoh: X-foto tengkorak, leher, toraks, abdomen, tulang, mammografi, dll.

Radiografi dengan kontras, contoh: Foto Upper Gr, bronkografi, Colon in loop, kistografi, dll.

USG (Ultrasonografi), yaitu pemeriksaan dengan menggunakan gelombang suara. Contoh: USG abdomen, USG urologi, mammosografi, dll.

CT-scan (Computerized Tomography Scanning), contoh: Scan kepala, thoraks, abdomen, whole body scan, dll.

MRI (Magnetic Resonance Imaging). Merupakan alat scanning yang masih tergolong baru dan pada umumnya hanya berada di rumah sakit besar. Hasilnya dikatakan lebih baik dari CT.

Scinfigrafi atau sidikan Radioisotop. Alat ini merupakan salah satu alat scanning dengan menggunakan isotop radioaktif, seperti: Iodium, Technetium, dll. Contoh: scinfigrafitiroid, tulang, otak, dll.

RIA (Radio Immuno Assay), untuk mengetahui petanda tumor (tumor marker).H. GAMBARAN RADIOLOGI

1. Tumor Hepar

Ada 2 macam gambaran hepatoma yaitu bentuk nodular yang gambaran nodul tumor jelas misalnya tumor yang tidak berbatas rata, atau bentuk difuse. Hepatoma bentuk difuse ditandai dengan edchopattern yang sangat kasat dan mengelompok dengan batas tidak teratur dan bagian sentralnya lebih ecvhogenik. Pembuluh darah disekitarnya sering distorted. Seringkali para ultrasonografer yang tidak berpengalaman membuat diagnosa sirosis padahal diagnosa yang betul adalah sirosis dan hepatoma diffuse. Gambaran hepatoma diffuse harus dibedakan dari gambaran focal fatty liver dimana ada gambaran echopattern yang kasar tetapi fokal.

Gambar 2.1 - Hepatoma Difuse dan Hepatoma Noduler

Hepatoma yang berukuran 3 cm atau kurang disebut : Hepatoma dini (early). Bila ukuran lebih dari 3 cm disebut : Hepatoma lanjut (advanced). Hepatoma dini sering kali bersifat hypoechoic sedang hepatoma lanjut biasanya hyperechoic atau multiple echo yang menunjukkan nekrosis atau fibrosis dalam tumor. Kadang kadang hepatoma dini berbentuk seperti mata sapi (bulls eye).

Gambar 2.2 - Gambaran USG Hepatoma Lanjut berupa hyperechoic2. Tumor LimpaPada tumor primer pada limpa ditemukan gambaran bulging atau penggelembungan tepi limpa dengan struktur eko parenkim yang tidak homogen.

Gambar 2.3 - Spiral CT scan dipotong 7 mm, dengan limpa sangat membesar (di sebelah kanan pemirsa), menunjukkan massa tumor kurang radiodense dengan limpa agak padat normal berdekatan.3. Tumor Lambung atau Usus halusBila ada tumor lambung, maka dengan sendirinya kontras tidak dapat mengisinya, sehingga pada pengisian lambung, tempat tersebut merupakan tempat yang luput dari pengisian kontras (luput isi atau filling defect).Stadium Awal Kanker Lambung Lesi-lesi yang Nampak di mukosa dan submukosa diklasifikasikan menjadi 3 tipe:a. Lesi tipe I yaitu adanya elevasi dan penonjolan keluar lumen lebih dari 5 mm.

b. Lesi tipe II yaitu adanya lesi superficial yang adanya elevasi (IIa), datar (IIb), atau tertekan (IIc).c. Lesi tipe III stadium kanker awal adalah gambaran dangkal, ulkus ireguler dikelilingi nodul-nodul, kumpulan lipatan-lipatan mukosa.Kanker Lambung Stadium LanjutKanker lambung kadang-kadang Nampak dalam foto polos abdomen sebagai gambaran abnormalitas pada kontur gaster atau adanya gambaran massa soft tissue yang masuk ke dalam kontur gaster. Jarang ditemukan musin yang diproduksi kanker yang akan memberikan gambaran area kalsifikasi. Pada studi barium, karsinoma gaster tampak gambaran polypoid, ulcerative atau lesi infiltrate.

Gambar 2.4 - Polypoid Carcinoma lambung. Radiografi dengan kontras Foto Upper GI menunjukkan kelainan yang mengisi lobulated (panah) di antrum lambung.

Gambar 2.5 - Tumor jinak stroma gastrointestinal dalam Duodenum4. Tumor Kolon

Adanya penonjolan ke dalam lumen berupa polip bertangkai (pedunculated) atau tak bertangkai (sesile). Terjadi kerancuan dinding kolon bersifat simetris (napskin ring) atau asimetris (apple core). Kekakuan dinding colon bersifat segmental (lumen colon dapat atau tidak menyempit)

Gambar 2.6 Pedunculated polip pada kolon descenden

Gambar 2.7 - Gambaran apple core pada colon sigmoid

Gambar 2.8 Kanker caecum. Massa polipoid mendesak lipatan iliocaecal sehingga menyebabkan obstruksi.

Gambar 2.9 - Polypoid carcinoma. Massa berlobus besar di rectosigmoid junction.

5. Tumor Ginjal

pemeriksaan dengan IVP terlihat gambaran sistem kalixes yang tidak teratur (tumor willms). bayangan masa dapat tidak homogen, tidak ada kalsifikasi, mengandung banyak jaringan lunak (hipernefroma). massa di daerah ginjal, batas tidak jelas, menutupi bayangan musculus psoas bagian atas (sarcoma ginjal).

Gambar 2.10 - CT scan bayi dengan massa ginjal yang besar (panah). Jaringan ginjal normal adalah ditunjukkan di sebelah kanan tumor Wilms (panah kepala, struktur berwarna putih).

6. Tumor Ureter

Terdapat gambaran filling defect pada daerah yang terdapat polip dengan atau tanpa dilatasi proksimalnya.

Gambar 2.11 Gambaran filling defect (panah) di ureter adalah karakteristik dari polip fibroepithelial.7. Tumor Buli-buli Penampakan carsinoma vesika urinariadapat berupa defek pengisian pada vesika urinaria yang terisi kontras atau pola mukosa yang tidak teratur pada film kandung kemih pascamiksi. Jika urogram intravena menunjukkan adanya obstruksi ureter, hal tersebut lebih menekankan pada keterlibatan otot otot di dekat orifisium ureter dibandingkan obstruksi akibat massa neoplasma yang menekan ureter. CT atau MRI bermanfaat dalam penilaian praoperatif terhadap penyebab intramural dan ekstramural, invasi lokal, pembesaran kelenjar limfe, dan deposit sekunder pada hati atau paru.

Gambar 2.12 - Transisi Cell Carcinoma. Radiografi dari urogram ekskretoris menunjukkan massa lobulated (panah) yang menyebabkan kelainan di dasar kandung kemih8. Tumor Pankreas

CT Scan dari multisection aksial pada pasien dengan kanker pankreas menunjukkan penipisan massa rendah di kepala pankreas, berdekatan dengan vena mesenterika superior.

Gambar 2.13 CT Scan Tumor Pankreas (kiri)

Gambar 2.14 - Endoskopi Tumor pancreas (kanan)NEOPLASMA DI USUS HALUSNeoplasma usus kecil primer sangat jarang. Kolon terkena 40 kali lebih besar dari usus kecil. Gejala sering kali tidak jelas; nyeri epigastrik, mual, muntah, kolik, diare, perdarahan (biasanya samar). Alasan yang paling sering untuk operasi adalah obstruksi, perdarahan dan nyeri. Tumor jinaj menyebabkan intususepsi pada orang dewasa; tumor ganas secara langsung mengobstruksi atau membengkokkan usus. Diagnosis sulit untuk ditentukan, endoskopi bermanfaat untuk deodenum, sisa usus membutuhkan enteroklisis (intubasi usus kecil dengan radigraf barium).

Neoplasma usus kecil sangat jarang meskipun panjang usus kecil adalah 80% dari panjang saluran gastrointestinal. Hanya 5% dari neoplasma dan 1% dari keganasan di saluran gastrointestinal terkena usus kecil.

Neoplasma jinak

Berasal dari epitel atau jaringan penyambung. Paling sering adenoma, leiomioma atau lipoma. Sering tidak menimbulkan gejala, kecuali menyebabkan obstruksi melalu intususepsi, juga dapat berdarah (sepertiga perdarahan samar). Pembedahan diindikasikan jika diagnosis dibuat atau diduga. Yang paling sering digunakan adalah reseksi segmental sederhana. Adenoma

Adenoma mengisi kira-kira 15% dari semua tumor jinak usus halus dan mempunya tiga tipe yang utama; Adenoma sejati, adenoma villosa atau adenoma kelenjar brunner (proliferasi glandular deodenum hiperplastik tanpa potensi keganasan); 20% dalam deodenum mayoritas asimptomati. Adenoma billosa mempunya potensial keganasan 35%-55%. Lesi-lesi ini sering asimptomatik dan ditemukan secara tidak sengaja pada pemeriksaan autopsi. Manifestasi klinis yang paling sering ditemukan adalah perdarahan dan obstruksi. Terapi yang dianjurkan adalah reseksi segmental.Leiomioma

Jinak, tunggal, lesi otot polos. Merupakan neoplasma jinak yang simptomatik. Akhir-akhir ini ahli patologis menggunakan istilah tumor stroma bagi menggantikan istilah leiomioma. Insiden terjadinya tumor adalah sama pada pria dan wanita, paling sering didiagnosa pada dekade kelima kehidupan. Tumor dapat tumbuh secara intramural dan menyebabkan obstruksi. Namun tidak jarang juga tumor ini secara intramural dan ekstramural, kadang-kadang mencapai ukuran yang cukup besar dan akhirnya tumbuh melampaui suplai darah pada tumor dan mengakibatkan perdarahan, yang merupakan indikasi yang paling umum untuk operasi pada pasien dengan tumor stroma jinak. Reseksi usus dilakukan bagi mengurangkan dan menghentikan perdarahan, namun resiko untuk terjadinya rekurensi masih ada.Sindroma Peutz-Jeghers

Pigmentasi melanotik mukokutan (sirkumoral, bukal, telapak tangan, telapak kaki, perianal) dan polip gastrointestinal. Diturunkan secara dominan sederhana. Polipnya multiple pada jejunum, iluem dan rektum, dan merupakan hamartoma. Dapat menyebabkan nyeri kolik dari intususepsi intermitten. Reseksi kuratif biasanya tidak dimungkinkan. Pembedahan diindikasikan utnuk obstruksi atau perdarahan.

NeoplasmaPersentase

Leiomioma17

Lipoma16

Adenoma14

Polip

-Poliposis, Peutz-Jeghenz14

3

Hemangioma 10

Fibroma10

Tumor neurogenik5

Fibromioma5

Miksoma2

Limfangioma2

Fibroadenoma1

Jenis dan frekuensi relatif dari neoplasma jinak usus halus

Neoplasma ganas

Adenokarsinoma (paling umum), karsinoid, sarkoma, limfoma. Pasien mengalami diare dengan mukus/tenesmu, obstruksi dan perdarahan kronis. Biasanya timbul secara tersembunyi. Terapi adalah reseksi luas, mencakup nodus. Lesi deodenum membutuhkan pankretikoduodenektomi. Reseksi paliatif untuk mengurangi gejala.obstruksi. Kelangsungan hidup keseluruhan buruk (rata-rata kelangsungan hidup 5 tahun adalah 20%). Karsinoma periampular mungkin mempunyai kelangsungan hidup 5 tahun sampai 40%.Adenokarsinoma

Sekitar 50% dari keganasan usus kecil. Kebanyakan dalam deodenum dan jejunum proksimal; 50% karsinoma deodenum melibatkan mapula dan berkaitan dengan ikterus intermitten. Lesi jejunum berkaitan dengan obstruksi.Sarkoma

Merupakan 20% dari keganasan usus kecil; leiomiosarkoma paling umum. Dapat berdarah atau mengobstruksi.

LimfomaMerupakan 10-15% dari keganasan usus kecil. Paling umum dalam ileum. Mungkin merupakan penyakit usus kecil primer atau bagian dari penyakit sistemik.

Karsinoid

Timbul dari sel enterokromafin (Kulchitdky). Terjadi sama seringnya dengan adenokarsinoma usus kecil. Potensial keganasan bervariasi. Mensekresi serotonin dan substansi P. Sindrom karsinoid (warna merah pada wajah, bronkospasme, diare, kolaps vasomotor, hepatomegali, penyakit katup jantung kanan) terjadi dalam < 50%. Beberapa orang percaya bahawa metastasis hepatik harus ada sebelum terjadinya sindrom. Paling sering, karsinoid timbuk dalm apendik (46%), ileum (24%) dan rektum (17%). Tumor apendiks 3% bermetastasis bila dibandingkan dengan karsinoid ileum (angka metastatik 35%). Dari tumor yang berdiameter