Case HIL -Bedah Mira

93
Identitas Nama : Tn.H Umur : 72 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Sunda Pekerjaan : Pensiunan TNI Alamat : Tonjong Rt 002/30, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung Tanggal masuk : 31 Agustus 2012 Anamnesis Dilakukan secara : Autoanamnesis Tanggal : 31 Agustus 2012 Pukul : 11.00 WIB di poli bedah Keluhan Utama : Benjolan di lipat paha kiri Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke poli bedah RSUD Soreang dengan keluhan benjolan di lipat paha sebelah kiri. Keluhan ini dirasakan pasien sejak 6 bulan SMRS. Pada saat pasien menyadari adanya benjolan di lipat paha kiri, pasien tidak mengeluh apa–apa dan tidak merasa terganggu karena benjolan tersebut hilang timbul. Benjolan timbul pada saat pasien sedang beraktivitas dan menghilang seluruhnya ketika pasien sedang berbaring dan tidur. Benjolan tersebut sebesar telur ayam dan masih dapat dimasukkan kembali. Keluhan tidak disertai dengan nyeri pada benjolan, dan mual muntah. Keluhan tidak disertai kulit

Transcript of Case HIL -Bedah Mira

Page 1: Case HIL -Bedah Mira

Identitas

Nama : Tn.H

Umur : 72 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Suku bangsa : Sunda

Pekerjaan : Pensiunan TNI

Alamat : Tonjong Rt 002/30, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung

Tanggal masuk : 31 Agustus 2012

Anamnesis

Dilakukan secara : Autoanamnesis

Tanggal : 31 Agustus 2012

Pukul : 11.00 WIB di poli bedah

Keluhan Utama : Benjolan di lipat paha kiri

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke poli bedah RSUD Soreang dengan keluhan benjolan di lipat paha

sebelah kiri. Keluhan ini dirasakan pasien sejak 6 bulan SMRS. Pada saat pasien menyadari

adanya benjolan di lipat paha kiri, pasien tidak mengeluh apa–apa dan tidak merasa

terganggu karena benjolan tersebut hilang timbul. Benjolan timbul pada saat pasien sedang

beraktivitas dan menghilang seluruhnya ketika pasien sedang berbaring dan tidur. Benjolan

tersebut sebesar telur ayam dan masih dapat dimasukkan kembali. Keluhan tidak disertai

dengan nyeri pada benjolan, dan mual muntah. Keluhan tidak disertai kulit kemerahan di atas

benjolan, atau panas badan. Riwayat BAB dan BAK lancar. Riwayat tekanan darah tinggi

diakui pasien sejak 2 tahun yang lalu. Riwayat batuk batuk lama diakui pasien ± 3 bulan.

Riwayat trauma sebelumnya tidak ada. Riwayat penyakit serupa pada keluarga tidak ada.

Pasien belum pernah mengobati keluhannya tersebut. Karena, keluhannya tersebut penderita

berobat ke poliklinik bedah RSUD Soreang.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat DM disangkal

Riwayat hipertensi diakui

Page 2: Case HIL -Bedah Mira

Riwayat Penyakit keluarga

Riwayat penyakit serupa pada keluarga pasien disangkal.

Pemeriksaan Fisik

Status Generalis

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : CM

Tekanan Darah : 160/100 mmHg

Nadi : 88x/menit

Respirasi : 24 x/menit

Suhu : 36,5 oC

Berat Badan : 56 kg

Tinggi Badan : 170 cm

Kepala

Mata : Konj. Anemis -/-, sklera ikterik -/-, reflek pupil +/+

Hidung : Epistaksis -/-, deviasi septum (-)

Mulut : Tidak ada kelainan

Leher : Trakea ditengah, pembesaran KGB (-), massa (-)

Thoraks

Inspeksi : Hemitorak simetris kanan dan kiri dalam keadaan statis dan

dinamis

Palpasi : Fremitus vokal dan taktil simetris kanan dan kiri

Perkusi : Sonor pada kedua hemitorak

Auskultasi : Pulmo : VBS kanan = kiri normal, ronki -/-, wheezing -/-

Cor : Bunyi jantung I -II murni reguler, murmur (-), Gallop (-)

Abdomen

Inspeksi : Tampak datar, simetris, massa (-)

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba pembesaran

Perkusi : Timpani di seluruh kuadran abdomen

Page 3: Case HIL -Bedah Mira

Ekstremitas

Atas : Tonus otot : normal

Gerakan : aktif / aktif

Massa : - / -

Kekuatan : 5/5

Edema : - / -

Bawah : Tonus otot : normal

Gerakan : aktif / aktif

Massa : - / -

Kekuatan : 5/5

Edema : - / -

Status lokalis

Regio inguinal sinistra

Inspeksi

Tidak terlihat benjolan (pembesaran) pd inguinal sinistra

Kulit berwarna sama dgn kulit sekitarnya

Tanda-tanda infeksi tdk ditemukan

Hematom (-)

Pasien diminta mengedan, test valsava (+)

Palpasi

Pada perabaan à benjolan tidak terasa panas

Teraba massa pd inguinal sinistra, konsistensi kenyal padat

Perkusi : tidak dilakukan

Auskultasi : bising usus (+)

Hasil laboratorium (29/8/2012)

Masa pendarahan : 1.3 menit

Masa pembekuan : 7 menit 30 detik

Page 4: Case HIL -Bedah Mira

Darah Rutin

Hb : 13,9 g/dL

Ht : 43,8 %

Leukosit : 7.900 /mm3

Trombosit : 331.000 /mm3

Eritrosit : 5 juta/mm3

Kimia klinik

Gula darah puasa : 154 mg/dl

Gula darah 2jam PP : 294 mg/dl

SGOT : 16 u /I

SGPT : 16 u /I

Ureum : 38 mg/dl

Kreatinin : 1 mg/dl

Diagnosis

Hernia Inguinalis Lateralis Sinistra Reponible.

Penatalaksanaan

Operatif : Hernioraphy

Prognosa

Quo ad vitam : Ad bonam

Quo ad fungsionam : Ad bonam

Page 5: Case HIL -Bedah Mira

PEMBAHASAN KASUS

Pada kasus ini ditegakkan diagnosis hernia inguinalis lateralis sinistra berdasarkan anamnesa

didapatkan:

Adanya benjolan yang hilang timbul ,benjolan terletak di daerah inguinalis sinistra sebesar

telur ayam.benjolan timbul terutama saat aktifitas dan hilang saat berbaring dan istirahat

Pada status lokalis didapatkan:

a/r inguinalis lateralis sinistra

- massa sebesar telur ayam,

- rubor (-), dolor (-), kalor (-)

- Pasien diminta mengedan, test valsava (+)

Page 6: Case HIL -Bedah Mira

TINJAUAN PUSTAKA

LATAR BELAKANG

Nama penyakit ini berasal dari bahasa latin, herniae, yang berarti penonjolan isi suatu

rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah (defek) pada dinding rongga itu. Dinding

rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini

sering terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus.

Kata hernia sendiri pada hakikatnya berarti penonjolan pada suatu kantong

peritoneum, suatu organ atau lemak praperitoneum melalui cacat kongenital atau bawaan

dalam parietas muskuloaponeurotik dinding abdomen, yang normalnya tidak dapat dilewati.

Sementara dalam tahun-tahun lampau, banyak hernia yang diterapi dengan terapi penunjang,

namun pada saat ini hampir semua hernia dikoreksi dengan pembedahan, kecuali bila ada

kontraindikasi berrmakna yang menolaknya. Hernia timbul dalam sekitar 1,5% populasi

umum di Amerika serikat dan 537.000 hernia diperbaiki dengan pembedahan tahun 1980.

Sebagian besar hernia timbul dalam regio inguinalis dengan sekitar 50% hernia inguinalis

indirek dan 25% hernia inguinalis direk. Hernia insisional (termasuk hernia ventralis)

merupakan sekitar 10% dari semua hernia, hernia femoralis sekitar 5% dan hernia umbilikus

3%, ketiga hernia ini merupakan hernia yang jarang timbul. Jika pada masa lalu kekambuhan

Page 7: Case HIL -Bedah Mira

pasca bedah merupakan suatu masalah, sekarang hal ini sudah jarang terjadi, dengan

pengecualian hernia berulang atau hernia besar yang memerlukan penggunaan materi

prostesis.

ANATOMI HERNIA INGUINALIS

Daerah inguinalis adalah daerah pada dinding abdomen yang paling lemah secara

alami dan merupakan tempat yang paling sering untuk terjadi herniasi. Pria 25 kali lebih

sering terkena hernia inguinalis. Hernia yang timbul di atas lipatan abdominokrural adalah

hernia inguinalis dan yang timbul di bawah lipatan adalah hernia femoralis. Hernia inguinalis

dapat langsung (direk) dan dapat pula tidak langsung (indirek). Kantong dari hernia

inguinalis indirek berjalan melalui anulus inguinalis profunda, lateral terhadap pembuluh

epigastrika inferior, dan akhirnya kearah skrotum. Kantong dari hernia inguinalis direk

menonjol secara langsung melalui dasar kanalis inguinalis, medial terhadap pembuluh

epigastrika inferior, dan jarang turun kearah skrotum. Hernia femoralis hampir selalu terlihat

sebagai massa yang irredusibel, meskipun kantongnya makin kososng, karena lemak dam

kelenjar limfe dari kanalis femoralis melingkari kantong. Kelenjar limfe tunggal yang

membesar dapat meniru hernia femoralis dengan sangat cepat.

Kantong hernia indirek sebenarnya adalah suatu proses vaginalis yang berdilatasi

secara persisten. Hernia ini berjalan melalui anulus inguinalis profunda dan mengikuti

selubungnya ke skrotum. Pada anulus profunda, kantong mengisi sisi anterolateral dari korda.

Lemak properitoneal sering kali berkaitan dengan kantong indirek dan dikenal sebagai

lipoma dari korda, meskipun lemak tersebut bukan tumor.

Organ-organ retroperitoneal seperti misalnya kolon sigmoid, sekum dan ureter dapat

tergelincir ke dalam kantong indirek. Dalam kantong itu, organ-organ tersebut menjadi

bagian dari dinding kantong dan rentan terhadap cedera selama perbaikan.

Kantong hernia inguinalis direk berasal dari dasar kanalis inguinalis, yaitu segitiga

Hesselbach; menonjol secara langsung dan kantong hernia ini tidak mengandung aponeurosis

otot obliqus eksternus. Hanya pada keadaan yang jarang, hernia ini sedemikian besarnya

sehingga mendesak keluar melalui anulus superfisialis dan turun ke dalam skrotum. Kandung

kemih sering menjadi komponen kosong dari kantong hernia direk.

Page 8: Case HIL -Bedah Mira

Kantong hernia femoralis berasal dari kanalis femoralis melalui suatu defek pada sisi

medial sarung femoralis (femoral sheath). Kanalis femoralis berisi satu atau dua kelenjar

limfe, yang tersebar disebut dengan Cloquet. Nodus-nodus ini didesak keluar dari kanalis

femoralis oleh suatu penonjolan peritoneal dan seringkali membentuk massa yang dapat

dipalpasi. Pada pria, lewatnya testikel melalui dinding abdomen selama tahap embrionik,

melemahkan dan memperbesar orifisium miopektinal di atas ligamentum inguinalis dan

merupakan predisposisi terhadap hernia inguinalis indirek dan direk. Pada wanita, diameter

pelvis sejati yang membesar bila dibandingkan dengan pria, secara proporsional

memperbesar kanalis femoralis dan mungkin merupakan predisposisi dari hernia femoralis.

Page 9: Case HIL -Bedah Mira

Gambar 1. Anatomi hernia lipat paha

PEMERIKSAAN FISIK

Meskipun hernia dapat didefinisikan sebagai setiap penonjolan viskus atau sebagian

daripadanya, melalui lobang normal atau abnormal, 90% dari semua hernia ditemukan

didaerah inguinal. Biasanya inpuls hernia lebih jelas dilihat daripada diraba. Dengan jari

telunjuk atau jari kelingking pada anak kecil, dapat dicoba mendorong isi hernia dengan

menonjolkan kulit skrotum melalui annulus eksternus sehingga dapat ditentukan apakah isi

hernia dapat direposisi atau tidak. Apabila hernia dapat direposisi, pada waktu jari masih

berada dalam annulus eksternus, pasien diminta mengedan. Kalau hernia menyentuh ujung

jari, berarti hernia inguinalis lateralis. Apabila samping jari menyentuh hernia, menandakan

hernia inguinalis medialis. Isi hernia pada bayi wanita yang teraba seperti sebuah massa yang

padat biasanya terdiri dari ovarium. Berikut ini adalah pemeriksaan fisik dari hernia :

Gambar 2. pemeriksaan pada hernia

Page 10: Case HIL -Bedah Mira

- Benjolan pada lipat paha atau scrotum dengan batas atas tidak jelas, bising usus (+),

transiluminasi (-)

- Hernia inguinalis lateralis :

Terletak diatas Lig. Inguinale

Lateral terhadap vasa epigastrium inferior

Jika dapat dimasukkan, kemudian pasien disuruh mengedan dengan

jari tangan dicincin ext. Teraba tekananpada ujung jari, jalan keluar hernia

tertutup.

- Hernia ingunalis medialis :

Terletak diatas ligamentum inguinal

Medial terhadap Vasa Epigastrika inferior

Jika dapat dimasukkan, kemudian pasien disuruh mengedan

dengan tangan dicincin ext. teraba tekanan pada sisi medial, dan hernia timbul

lagi.

- Hernia femoralis : Terletak dibawah ligamentum inguinal

KLASIFIKASI

Berdasarkan terjadinya hernia terbagi atas hernia bawaan atau kongenital, hernia

didapat atau akuisita dan pembagian hernia secara klinis. Hernia ini diberi nama menurut

letaknya, misalnya diafragma, inguinal, umbilikal, femoral. Klasifikasi hernia-hernia tersebut

antara lain :

1. Hernia kongenital :

- Hernia Umbilikalis

Merupakan hernia kongenital pada umbilikus yang tertutup peritonium dan kulit.

Dimana hernia ini lebih tinggi insidensinya pada bayi prematur.

- Hernia Inguinalis lateralis/hernia indirect

Yaitu isi hernia yang keluar dari rongga peritonium melalui annulus inguinalis

internus yang terletak lateral dari pembuluh darah epigastrika inferior, kemudian

hernia masuk ke dalam kanalis inguinalis dan jika cukup panjang, menonjol keluar

dari annulus inguinalis eksternus.

Page 11: Case HIL -Bedah Mira

2. Hernia didapat :

- Hernia Inguinalis medialis/hernia direct

Yaitu bila isi hernia menonjol langsung ke depan melalui segitiga Hesselbach, yaitu

daerah yang dibatasi oleh ligamentum inguinal di bagian inferior, pembuluh

epigastrika inferior di bagian lateral dan tepi otot rektus di bagian medial.

- Hernia femoralis

Yaitu hernia yang terjadi pada kanalis femoralis.

3. Hernia scrotalis :

Hernia inguinalis lateralis yang turun kedalam scrotum.

4. Hernia secara klinis :

- Reponibilis

Yaitu bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus dapat keluar jika berdiri atau mengedan

dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk. Pada hernia ini tidak terdapat

keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.

- Irreponibilis (viscus melekat pada kantung infeksi)

Yaitu bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan kedalam rongga. Biasanya

disebabkan oleh perlengketa isi kantong pada peritonium kantong hernia. Pada hernia

ini tidak terdapat keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus.

- Inkarserata ( terdapat gangguan pasase usus)

Yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia, berarti isi kantong terperangkap, tidak

dapat kembali ke dalam rongga perut disertai terjadinya gangguan pasase isi usus.

Hernia ini merupakan penyebab obstruksi nomor satu di indonesia.

- Strangulata ( terdapat gangguan vaskularisasi)

Yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia, isi kantong terperangkap dan terjadi

gangguan pasase usus serta gangguan vaskularisasi sehingga dapat terjadi nekrosis.

Jika yang mengalami strangulasi hanya sebagian dinding usus disebut hernia Richter.

Biasanya pasase usus masih ada, mungkin terganggu karena usus terlipat sehingga

disertai obstruksi usus.

Page 12: Case HIL -Bedah Mira

Gambar 3. Klasifikasi hernia

GAMBARAN KLINIS HERNIA

Jenis Reponible Nyeri Obstruksi Tampak sakit Toksik

Reponible + - - - -

Irreponible - - - - -

Inkarserasi - + + + -

Strangulasi - ++ + ++ ++

JENIS-JENIS HERNIA

HERNIA INGUINALIS LATERALIS

DEFINISI

Page 13: Case HIL -Bedah Mira

Hernia inguinalis lateralis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis internus yang

terletak disebelah lateral vasa epigastrika inferior, menyusuri kanalis inguinalis dan keluar ke

rongga perut melalui anulus inguinalis eksternus.

Pada pria normal kanalis inguinalis berisi funikulus spermatikus, vasa spermatika,

nervus spermatikus, muskulus kremaster, prosesus vaginalis peritonei, dan ligamentum

rotundum. Sedangkan pada wanita kanalis ini hanya berisi ligamentum rotundum.

Hernia ini disebut lateralis karena menonjol dari perut di lateral pembuluh epigastrika

inferior. Disebut indirek karena keluar melalui dua pintu dan saluran, yaitu anulus dan kanalis

inguinalis; berbeda dengan hernia medialis yang langsung menonjol melalui segitiga

Hasselbach dan disebut hernia direk. Pada pemeriksaan hernia lateralis, akan tampak tonjolan

berbentuk lonjong sedangkan hernia medial berbentuk tonjolan bulat.

Gambaran yang menyokong adanya hernia indirek turunnya ke dalam skrotum, yang

sering ditemukan pada hernia indirek. Pada umumnya dengan jari tangan pemeriksa didalam

kanalis inguinalis, maka hernia inguinalis indirek maju menuruni kanalis pada samping jari

tangan.

Pada bayi dan anak, hernia lateralis disebabkan oleh kelainan bawaan berupa tidak

menutupnya prosesus vaginalis peritoneum sebagai akibat proses penurunan testis ke

skrotum. Hernia geser dapat terjadi di sebelah kanan atau kiri. Hernia yang dikanan biasanya

berisi sekum dan sebagian kolon asendens, sedangkan yang di kiri berisi sebagian kolon

desendens.

PATOGENESIS

Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8 kehamilan,

terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut akan menarik

peritineum ke daerah skrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut dengan

perosesus vaginalis peritonei.

Pada bayi yang sudah lahir, umunya prosesus ini telah mengalami obliterasi sehingga

isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Namun dalam beberapa hal, seringkali

kanalis ini tidak menutup. Karena testis kiri turun terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis

Page 14: Case HIL -Bedah Mira

kana lebih sering terbuka. Bila kanalis kiri terbuka maka biasanya yang kanan juga terbuka.

Dalam keadaan normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan.

Bila prosesus terbuka terus (mengalami obliterasi), akan timbul hernia inguinalis

lateralis kongenital. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup. Nemun, karena

merupakan lokus minori resistensie, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan

intraabdominal meningkat, kanal tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis

lateralis akuisita.

Keadaan yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraabdominal adalah

kehamilan, batuk kronik, pekerjaan mengangkat benda berat, mengejan pada saat defekasi

dan mengjan pada saat miksi misalnya pada hipertropi prostat.

GAMBARAN KLINIS

Pada umumnya keluhan pada orang dewasa berupa benjolan di lipat paha yang timbul

pada waktu mengedan, batuk atau mengangkat beban berat dan menghilang waktu istirahat

baring. Pada bayi dan anak-anak, adanya benjolan hilang timbul di lipat paha biasanya di

ketahui oleh orang tua. Jika hernia mengganggu dan anak atau bayi sering gelisah, banyak

menangis, dan kadang-kadang perut kembung, harus dipikirkan kemungkinan hernia

strangulata.

Pada inspeksi diperhatikan keadaan asimetri pada kedua sisi lipat paha, skrotum, atau

labia dalam posisi berdiri dan berbaring. Pasien diminta mengedan atau batuk sehingga

adanya benjolan atau keadaan asimetris dapat dilihat. Palpasi dilakukan dalam keadaan ada

benjolan hernia, diraba konsistensinya, dan dicoba mendorong apakah benjolan dapat

direposisi. Setelah benjolan tereposisi dengan jari telunjuk atau jari kelingking pada anak-

anak, kadang cincin hernia dapat diraba berupa anulus inguinalis yang melebar.

Page 15: Case HIL -Bedah Mira

Gambar 4. Pemeriksaan hernia inguinalis lateralis

Pada hernia insipien tonjolan hanya dapat dirasakan dengan menyentuh ujung jari di

dalam kanalis inguinalis dan tidak menonjol keluar. Pada bayi dan anak-anak kadang tidak

terlihat adanya benjolan pada waktu menangis, batuk, atau mengedan. Dalam hal ini perlu

dilakukan palpasi tali sperma dengan membandingkan yang kiri dan yang kanan, kadang

didapatkan tanda sarung tangan sutera.

Gambaran klinis hernia inkarserata yang mengandung usus dimulai dengan gambaran

obstruksi usus dengan gangguan keseimbangan cairan, elektrolit, asam, basa. Bila telah terjadi

strangulasi karena gangguan vaskularisasi, terjadi keadaan toksik akbat gangren dan gambaran klinis

menjadi kompleks dan sangat serius. Penderita mengeluh nyeri lebih hebat di tempat hernia. Nyeri

akan menetap karena rangsangan peritoneal.

Gejala/tandaObstruksi usus pada

inkarserata

Nekrosis/gangren pada hernia

strangulata

Nyeri Kolik usus Menetap

Suhu badan Normal Normal/meninggi

Denyut nadi Normal/meninggi Meninggi/tinggi sekali

Leukosit Normal Leukositosis

Rangsang peritoneum Tidak ada Jelas

Sakit Sedang/berat Berat sekali/toksik

Page 16: Case HIL -Bedah Mira

Pada pemeriksaan lokal ditemukan benjolan yang tidak dapat dimasukkan kembali

disertai nyeri tekan dan tergantung keadaan isi hernia dapat dijumpai tanda peritonitis atau

abses lokal. Hernia strangulata merupakan keadaan gawat darurat. Oleh karena itu, perlu

pertolongan segera.

TATA LAKSANA

Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian

penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Reposisi

tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulata, kecuali pada pasien anak-anak. Reposisi

dilakukan secara bimanual. Tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong sedangkan

tangan kanan mendorongnya ke arah cincin hernia dengan sedikit tekanan perlahan yang

tetap sampai terjadi reposisi. Pada anak-anak inkarserasi lebih sering terjadi pada umur

dibawah dua tahun. Reposisi spontan lebih dan sebaliknya gangguan vitalitas isi hernia jarang

terjadi dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh cincin hernia yang lebih

elastis pada anak-anak. Reposisi dilakukan dengan menidurkan anak dengan pemberian

sedatif dan kompres es di atas hernia. Bila reposisi ini berhasil, anak disiapkan untuk operasi

pada hari berikutnya. Jika reposisi hernia tidak berhasil, dalam waktu enam jam harus

dilakukan operasi segera.

Pemakaian bantalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang telah direposisi

dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harus dipakai seumur hidup. Namun, cara yang

sudah berumur lebih dari 4000 tahun ini masih saja dipakai sampai sekarang. Sebaiknya cara

ini tidak dianjurkan karena menimbulkan komplikasi, antara lain merusak kulit dan tonus otot

dinding perut di daerah yang tertekan sedangkan strangulasi tetap mengancam. Pada anak-

anak cara ini dapat menimbulkan atrofi testis karena tekanan pada tali sperma yang

mengandung pembuluh darah testis.

Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan rasional hernia inguinalis.

Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia terdiri

dari herniotomi dan hernioplastik. Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong bernila

sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan,

kemudian direposisi. Kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong.

Page 17: Case HIL -Bedah Mira

Gambar 5. Hernia inguinalis lateralis

Pada hernioplastik dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan

memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplastik lebih penting dalam

mencegah terjadinya residif dibandingkan dengan herniotomi. Dikenal sebagai metode

hernioplastik, seperti memperkecil anulus inguinalis internus dengan jahitan terputus,

menutup dan memperkuat fasia transversa, dan menjahitkan pertemuan m.tansversus internus

abdominis dan m.oblikus internus abdominis yang dikenal dengan nama conjoint tendon ke

ligamentum inguinale Poupart menurut metode Bassini atau menjahitkan fasia tranversa,

m.tranversus abdominis, m.oblikus internus abdominis ke ligamentum Cooper pada metode

Mc.Vay.

Metode Bassini merupakan teknik herniorafi yang pertama dipublikasi tahun 1887.

setelah diseksi kanalis inguinalis, dilakukan rekonstruksi dasar lipat paha dengan cara

memproksimasi muskulus omblikus internus, muskulus tranversus abdominis, dan fasia

tranversalis dengan traktus iliopubik dan ligamentum inguinale. Teknik dapat diterapkan,

baik pada hernia direk maupun indirek.

Kelemahan teknik Bassini dan teknik lain yang berupa variasi teknik herniotomi

Bassini adalah terdapatnya regangan berlebihan dari otot-otot yang dijahit. Untuk mengatasi

Page 18: Case HIL -Bedah Mira

masalah ini, pada tahun delapan puluhan dipopulerkan pendekatan operasi bebas regangan.

Pada teknik itu digunakan prostesis mesh untuk memperkuat fasia tranversalis yang

membentuk dasar kanalis inguinalis tanpa menjahitkan otot-otot ke inguinal.

Gambar 6. Herniotomi dan Hernioplasti

Pada hernia kongenital pada bayi dan anak-anak yang faktor penyebabnya adalah

prosesus vaginalis yang tidak menutup hanya dilakukan herniotomi karena anulus inguinalis

internus cukup elastis dan dinding belakang kanalis cukup kuat.

Terapi operatif hernia bilateral pada bayi dan anak-anak dilakukan dalam satu tahap.

Mengingat kejadian hernia bilateral cukup tinggi pada anak, kadang dianjurkan eksplorasi

kontralateral secara rutin, terutama pada hernia inguinalis sinsitra. Hernia bilateral pada orang

dewasa, dianjurkan melakukan operasi dalam satu tahap, kecuali jika ada kontraindikasi.

Kadang ditemukan insufisiensi dinding belakang kanalis inguinalis dengan hernia

inguinalis medialis besar yang biasanya bilateral. Dalam hal ini, diperlukan hernioplastik

yang dilakukan secara cermat dan teliti. Tidak satu pun teknik yang dapat menjamin bahwa

tidak akan terjadi residif. Yang penting perlu diperhatikan ialah mencegah terjadinya

tegangan pada jahitan dan kerusakan pada jaringan. Umumnya dibutuhkan plastik dengan

bahan prostesis mesh misalnya.

Terjadinya residif lebih banyak dipengaruhi oleh teknik reparasi dibandingkan dengan

faktor konstitusi. Pada hernia inguinalis lateralis penyebab residif yang paling sering ialah

penutupan anulus inguinalis internus yang tidak memadai, diantaranya karena diseksi

kantong yang kurang sempurna, adanya lipoma preperitoneal, atau kantong hernia tidak

ditemukan. Pada hernia inguinalis medialis penyebab residif umumnya karena tegangan yang

Page 19: Case HIL -Bedah Mira

berlebihan pada jahitan plastik atau kekurangan lain dalam teknik. Pada operasi hernia secara

laparoskopi diletakkan prostesis mesh di bawah peritoneum pada dinding perut.

KOMPLIKASI

Komplikasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Isi hernia

dapat tertahan dalam kantong hernia pada hernia ireponibel; ini dapat terjadi kalau isi hernia

terlalu besar, misalnya terdiri dari omentum, organ ekstraperitoneal (hernia geser) atau

merupakan hernia akreta. Di sini tidak timbul gejala klinis kecuali berupa tonjolan. Dapat

pula terjadi isi gernia tercekik oleh cincin hernia sehingga terjadi hernia strangulata yang

menimbulkan gejala obstruksi usus yang sederhana. Sumbatan dapat terjadi total atau parsial

seperti pada hernia Richter. Bila cincin heria sempit, kurang elastis, atau lebih kaku seperti

pada hernia femoralis dan hernia obturatoria, lebih sering terjadi jepitan parsial. Jarang terjadi

inkarserasi retrograd, yaitu dua segmen usus terperangkap di dalam kantong hernia dan satu

segmen lainnya berada dalam rongga peritoneum seperti huruf W.

Jepitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia. Pada

permulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi udem organ atau struktur di dalam hernia

dan transudasi ke dalam kantong hernia. Timbulnya udem menyebabkan jepitan pada cincin

hernia makin bertambah sehingga akhirnya peredaran darah jaringan terganggu. Isi hernia

menjadi nekrosis dan kantong hernia akan berisi transudat berupa cairan serosanguinus.

Kalau isi hernia terdiri dari usus, dapat terjadi perforasi yang akhirnya menimbulkan abses

lokal, fistel, atau peritonitis jika terjadi hubungan dengan rongga perut.

DIAGNOSIS BANDING

Hidrokel

Limfadenopati inguinal. Perhatikan apakah ada infeksi pada kaki sesisi.

Testis ektopik, yaitu testis yang masih berada di kanalis inguinalis.

Lipoma atau herniasi lemak properitoneal melalui cincin inguinal.

Orchitis

HERNIA INGUINALIS MEDIALIS

Page 20: Case HIL -Bedah Mira

DEFINISI DAN PATOGENESIS

Terjadi karena hernia menonjol langsung ke depan melalui segitiga Hasselbach,

daerah yang dibatasi oleh :

Inferior : ligamentum inguinale

Lateral : pembuluh darah epigastrika inferior

Medial : tepi otot rectus.

Dasar segitiga Hasselbach yang dibentuk oleh facia transversa diperkuat oleh serat

aponeurosis m. transversus abdominis yang kadang-kadang tidak sempurna sehingga daerah

ini potensial untuk menjadi lemah. Hernia inguinalis medialis, karena tidak keluar melalui

kanalis inguinalis dan tidak ke skrotum, umumnya tidak disertai strangulasi karena cincin

hernia longgar.

Hernia inguinalis direk ini hampir selalu disebabkan factor peninggian tekanan intra

abdomen kronik dan kelemahan otot dinding di trigonum Hasselbach. Oleh karena itu hernia

ini umumnya terjadi bilateral, khususnya pada pria tua. Hernia ini jarang, bahkan hampir

tidak pernah mengalami inkarserasi dan strangulasi. Mungkin terjadi hernia geser yang

mengandung sebagian dinding kantong kemih. Kadang ditemukan pada segala umur dengan

defek kecil di muskulus oblikus internus abdominis dengan cincin kaku dan tajam yang

sering mengalami strangulasi. Hernia ini banyak di derita oleh penduduk Afrika.

PEMERIKSAAN FISIK

Inspeksi : Terlihat adanya massa tumor pada annulus inguinalis eksterna yang mudah

mengecil bila tidur. Karena besarnya defek pada dinding posterior maka hernia ini

jarang sekali menjadi ireponibilis.

Palpasi : Jika ditekan pada annulus inguinalis interna pada saat pasien berdiri atau

mengejan, tetap akan timbul benjolan karena hernia ini langsung menuju annulus

unguinalis eksterna sehingga disebut hernis direkta. Bila hernia ini dimasukkan

sampai ke skrotum, maka hanya akan sampai ke bagian atas skrotum, sedangkan

testis dan funikulus spermatikus dapat dipisahkan dari massa hernia. Bila jari

dimasukkan dalam annulus inguinalis eksterna, tidak akan ditemukan dinding

belakang. Bila pasien di suruh mengejan tidak akan terasa tekanan dan ujung jari

Page 21: Case HIL -Bedah Mira

dengan mudah dapat meraba ligamentum Cowperi pada ramus superior tulang

pubis. Pada pasien kadang-kadang ditemukan gejala mudah kencing karena buli-

buli ikut membentuk dinding medial hernia.

PENATALAKSANAAN

1. Pengobat konservatif, terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian

penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah di reposisi.

Reposisi tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulate, kecuali pada pasien anak –

anak. Reposisi dilakukakan secara bimanual. Tangan kiri memegang isi hernia

membentuk corong sedangkan tangan kanan mendorongnya kearah cincin hernia

dengan tekanan lambat tapi menetap sampai terjadi reposisi. Pada anak – anak

inkarserasi lebih sering terjadi pada umur dibawah 2 tahun. Reposisi spontan lebih

sering dan sebaliknya gangguan vitalitas isi hernia jarang terjadi dibandingkan dengan

orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh cincin hernia yang lebih elastis pada anak –

anak. Reposisi dilakukan dengan menidurkan anak dengan pemberian sedative dan

kompres es diatas hernia. Bila usaha repoisisi ini berhasil anak disiapkan untuk operasa

berikutnya. Jika reposisi hernia tidak berhasil dalam waktu 6 jam harus dilakukan

operasi segera.

2. Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang

rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakan. Untuk memperoleh

keberhasilan maka factor-factor yang menimbulka terjadinya hernia harus dicari dan

diperbaiki (batuk kronik, prostate,tumor, ascites, dll) dan defek yang ada direkonstruksi

dan diaproksimasi tanpa tegangan.

Prinsip dasar operasi hernia terdiri dari :

Herniotomy, dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong

dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlengketan, kemudian direposisi.

Kantong hernia dijahit ikat setinggi mungkin kemudian dipotong.

Hernioplasty, dilakukan tindakan memperkecil annulus inguinalis internus dan

memperkuat dinding belakang kanalis ingunalis. Hernioplasty lebih penting

artinya dalam menvegah terjdinya residif dibandingkan dengan herniatomy.

Dikenal berbagai metode hernioplasty seperti memperkecil annulus inguinalis

internus dengan jahitan tertutup, menutup dan memperkuat fascia transversal, dan

menjahitkan pertemuan M. transversus internus abdominis dan M. oblikus

Page 22: Case HIL -Bedah Mira

internus abdominis yang dikenal dengan nama conjoint tendon keligamentum

inguinale Poupart menurut metode Bassini, atau menjahitkan fascia tranversa, M.

tranversus abdominis, M. oblikus internus abdominis ke ligamentum Cooper pada

metode Mc Vay.

Metode Bassini merupakan tehnik hernioraphy yang pertama dipublikasi tahun

1887 dan sampai sekarang masih merupakan operasi baku. Namun ahli bedah

harus memilih dan memodifikasi tahnik mana yang akan dipakai sesuai dengan

temuan pada operasi dan patogenesis hernia menurut usia dan keadaan penderita.

Pada bayi dan anak – anak dengan hernia congenital lateral yang factor penyebabnya

adalah prosesus vaginalis yang tidak menutup sedangkan annulus ingunalis internus cukup

elastis dan dinding belakang cukup kuat, hanya dilakukan herniotomy tanpa hernioplasty.

Kadang ditemukan insufisiensi dinding belakan kanalis inguinalis dwngan hernia ingunalis

medialis besar yang biasanya bilateral. Dalam hal ini diperlukan hernioplasty yang dilakukan

secara cermat dan teliti. Tidak satupun teknik yang dapat menjamin bahwa tidak akan terjadi

residif. Yang penting diperhatikan adalah mencegah terjadinya tegangan pada jahitan dan

kerusakan pada jaringan. Pada hernia inguinalis lateralis penyebab residif yang paling sering

adalah menutupan annulus inguinalis internus yang tidak memadai, diantaranya karena

diseksi kantong yang kurang sempurna, adanya lipoma preperitonial atau kantong hernia

tidak ditemukan. Pada hernia inguinalis medialis penyebab residif umunya karena tegangan

yang berlebihan pada jahitan plasti atau kekurangan lain dalam teknik. Angka residif operasi

hernia umumnya mendekati 10 % . Herniotomy dan herniorafi menurut Bassini :

Pasien tidur dalam posisi telentang. Dilakukan a dan antisepsis pada daerah sekitar lipat

paha seisi hernia.

Lakukan anestesi local menurut Brown atau dengan anestesi umum.

Setelah diyakini anestesi berhasil, lakukan sayatan sepanjang 10 cm terbawah diantara

kedua benjolan (poin a dan poin g) memotong skutis dan subkutan.

Fascia dibersihkan lalu disayat, segera tampak aponeurosis M. oblikus abdominis

aksternus dengan krura medial dan lateral yang merupakan cincin luar kanalis inguinalis.

Belah aponeurosis M. abdominis oblikus eksternus hingga annulus inguinalis ikut

terbelah

Page 23: Case HIL -Bedah Mira

Kemudian funikulus spermatikus yang diselubungi M. kremaster dicari dan dibebaskan.

Bebaskan pula ligamentum inguinale yang tebal dan mengkilat di lateral nya dan conjoint

area (karena conjoint tendon hanya terdapat pada 5 % populasi) disebelah medial.

Funikulus spermatikus dipreparasikan lalu ditarik dengan kasa steril yang dilingkarkan

mengelilinginya kearah lateral. Kantong hernia dicari dengan bantuan dua buah pinset

anatomis yang dicubitkan pada lapisan jaringan yang meliputinya, lalu digunting dengan

hati – hati dan dibebaskan lapis demi lapis sampai akhirnya tampak lapisan yang

berwarna biru abu - abu dan kuat. Ini berarti kita telah mencapai processus vaginalis

peritonei yang merupakan pembungkus kantong hernia.

Kantong hernia kemudian dibuka 3 – 4 cm untuk melihat isinya. Kemudian kantong

hernia dibebaskan secara melingkar penuh dengan arah melintang pada sumbunya dari

jaringan sekitarnya, yaitu M. kremaster dan semua jaringan ikat dan vascular yang

meliputinya. Tindakan ini harus dilakukan dengan hati – hati untuk menghindari

pendarahan. Lalu dimasukan satu jari kedalam kantong hernia dan dipegang dengan

perantaraan sebuah kasa steril, lalu dengan tangan yang lain dibebaskan lapisan jaringan

yang meliputinya dengan kasa steril pula. Jari yang memegang kantong digeserkan sedikit

demi sedikit mengikuti arah jari yang membebaskan kantong tersebut dari luar. Arah

pembebasan harus sedemikian rupa sehingga dari medial ke kalteral dapat bertemu dalam

jarak yang terpendek. Setelah berhasil, maka dinding kantong hernia dipegang dengan

beberapa klem, kemudian dinding kantong tersebut dibebaskan lagi dari jaringan yang

meliputinya sejauh mungkin ke proksimal sampai dapat ditemukan lapisan lemek

preperitoneal. Kantong hernia dijepit pada batas ini, lalu distalnya dipotong melintang

dengan gunting. Kemudian dilakukan hernioraphy menurut Bassini (Bassini plasty)

sebagai berikut : Setelah fascia tranversa dibelah

Bassini I, jahitkan dengan benang besar dan kuat dan dengan jarum yang ujungnya

seperti paku, tuberkulum pubikum ke fascia tranversa dan fascia tranversa lagi

kemudian ke conjoint tendon pada tepi terdekat M. recti abdominis.

Bassini II, jahitkan dengan jarum biasa dan benang yang sama, ligamentum

inguinale, fascia tranversa, fascia tranversa dan conjoint tendon diantara tempat

jahitan Bassini I dan Bassini III.

Bassini III, seperti diatas letak dilateral dari Bassini II, bila masih longgar dapat

dilanjutkan IV, V dst.

Ikatan Bassini dipersiapkan semua dulu, baru disimpulkan dengan erat satu per

satu.

Page 24: Case HIL -Bedah Mira

Pada ikatan Bassini III harus sedemikian erat tapi masih cukup longgar bagi

funikulus spermatikus, yaitu bila ujung jari masih bisa dimasukan dengan mudah

diantara annulus inguinalis interna dengan jahitan Bassini III. Lalu funikulus

spermatikus, N. ilioinguinal, dan lain – lainnya dikembalikan ketempatnya.

Perdarahan dirawat dan dindng perut kemudian ditutup lapis demi lapis.

fascia dijahit dengan sutera, subkuits dengan cat gut, dan kuits dengan sutera.

luka operasi dibersihkan dan ditutup dengan kasa steril.

HERNIA FEMORALIS

DEFINISI

Hernia femoralis umumnya dijumpai pada perempuan tua, kejadian pada perempuan

kira-kira 4 kali dari lelaki.

Keluhan biasanya berupa benjolan di lipat paha yang muncul terutama pada waktu

melakukan kegiatan yang menaikkan tekanan intraabdomen seperti mengangkat barang atau

batuk. Sering penderita datang ke dokter atau rumah sakit dengan hernia strangulata. Pada

pemeriksaan fisik ditemukan benjolan lunak di lipat paha dibawah ligamentum inguinale di

medial V. Femoralis dan lateral tuberkulum pubikum. Tidak jarang yang lebih jelas adalah

tanda sumbatan usus, sedangkan benjolan di lipat paha tidak ditemukan, karena kecilnya atau

karena penderita gemuk.

Pintu masuk hernia femoralis adalah anulus femoralis. Selanjutnya, isi hernia masuk

ke dalam kanalis femoralis yang berbentuk corong sejajar dengan v. femoralis sepanjang

kurang lebih 2 cm dan kelenjar pada fosa ovalis di lipat paha.

PATOFISIOLOGI

Secara patofisiologi peninggian tekanan intraabdomen akan mendorong lemak

preperitoneal ke dalam kanalis femoralis yang akan menjadi pembuka jalan terjadinya hernia.

Faktor penyebab lainnya adalah kehamilan multipara, obesitas, dan degenerasi jaringan ikat

karena usia lanjut. Hernia femoralis sekunder dapat terjadi sebagai komplikasi herniorafi

pada hernia inguinalis, terutama yang memakai teknik Bassini dan Shouldice yang

menyebabkan fasia transversa dan ligamentum inguinale lebih tergeser ke ventrokranial

sehingga kanalis femoralis lebih luas.

Page 25: Case HIL -Bedah Mira

Komplikasi yang paling sering di sebelah bawah ligamentum inguinale pada fosa

ovalis. Kadang-kadang hemoralis tidak teraba dari luar, terutama bila merupakan hernia

Richter.

DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis banding hernia femoralis, antara lain limfadenitis yang disertai tanda

radang lokal umum dengan sumber infeksi di tungkai bawah, perineum, anus atau kulit tubuh

kaudal dari tingkat umbilikus.

Lipoma kadang tidak dapat dibedakan dari benjolan jaringan lemak preperitoneal

pada hernia femoralis.

Diagnosis banding lainnya adalah variks tunggal di muara v. Safena magna dengan

atau tanpa varises paha tungkai. Konsistensi variks tunggal di fosa ovalis lunak. Ketika batuk

atau mengedan benjolan variks membesar dengan ”gelombang” dan mudah dihilangkan

dengan tekanan.

Abses dingin yang berasal dari spondilitis torakolumbalis dapat menonjol di fosa

ovalis. Tidak jarang hernia Ritcher dengan strangulasi yang telah mengalami gangguan

vitalitas isi hernia, memberikan gambaran seperti abses. Setelah dilakukan tindakan insisi,

ternyata yang keluar adalah isi usus, bukan nanah. Untuk membedakannya, perlu diketahui

bahwa munculnya hernia erat hubungannya dengan aktivitas, seperti mengedan, batuk, dan

gerak lain yang disertai dengan peninggian tekanan tekanan intraabdomen, sedangkan

penyakit lain seperti torsio testis atau limfadenitis femoralis, tidak berhubungan dengan

aktivitas demikian.

TERAPI

Setiap hernia femoralis memerlukan tindakan operasi, kecuali kalau ada kelainan

lokal atau umum merupakan kontraindikasi operasi. Operasi terdiri atas herniotomi disusul

dengan hernioplastik dengan tujuan menjepit anulus femoralis.

Hernia femoralis dapat didekati dari krural, inguinal, atau kombinasi keduanya.

Pendekatan krural tanpa membuka kanalis inguinalis dipilih pada perempuan. Pendekatan

inguinal dengan membuka kanalis inguinal sambil menginspeksi dinding posteriornya

biasanya dilakukan pada lelaki karena hernia femoralis pada lelaki lebih sering disertai hernia

Page 26: Case HIL -Bedah Mira

inguinalis medialis. Pendekatan kombinasi dapat dipilih pada hernia femoralis inkerserata,

hernia residif atau kombinasi dengan hernia inguinalis.

Pada pendekatan krural, hernioplastik dapat dilakukan dengan menjahitkan

ligamentum inguinale ke ligamentum Cooper.

Pada teknik Bassini melalui regio inguinale, ligamentum inguinale dijahitkan ke

ligamentum lakunare Gimbernati.

HERNIA UMBILIKUS

DEFINISI

Hernia umbilikalis merupakan hernia congenital pada umbilicus yang hanya ditutup

peritoneum dan kulit, berupa penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang masuk

melalui cincin umbilicus akibat peninggian tekanan intra abdomen, biasanya jika bayi

menangis. Angka kejadian hernia ini lebih tinggi pada bayi premature.

Hernia umbilikalis pad orang dewasa merupakan lanjutan hernia umbilikalis pada

anak. Peninggian tekanan karena kehamilan, obesitas atau asites merupakan factor

predisposisi.

Gambar 7. Bayi dengan hernia umbilikus

GEJALA KLINIS

Hernia umbilikus merupakan penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang

masuk melalui cincin umbilikus akibat peninggian tekanan intraabdomen, biasanya ketika

Page 27: Case HIL -Bedah Mira

bayi menangis. Hernia umumnya tidak menimbulkan nyeri dan sangat jarang terjadi

inkarserasi.

PENATALAKSANAAN

Bila cincin hernia kurang dari 2 cm, umumnya regresi spontan akan terjadi seblum

bayi berumur enam bulan. Kadang cincin baru tertutup setelah satu tahun. Usaha untuk

mempercepat penutupan dapat dikerjakan dengan mendekatkan tepi kiri dan kanan, kemudian

mengencangkan dengan pita perekat (plester) untuk 2-3 minggu. Dapat pula digunakan uang

logam yang dipancangkan diumbilikus untuk mencegah penonjolan isi rongga perut. Bila

sampai usia satu setengah tahun hernia masih menonjol, umumnya diperlukan koreksi

operasi. Pada cincin hernia yang melebihi 2 cm jarang terjadi regresi spontan dan lebih sukar

diperoleh penutupan dengan tindakan konservatif.

Hernia umbilikalis pada orang dewasa merupakan lajutan hernia umbilikalis pada

anak. Peninggian tekanan karena kehamilan, obesitas, atau asites merupakan faktor

predisposisi. Perbandingan antara laki-laki dan perempuan kira-kira 1:3. Diagnosis mudah

dibuat seperti halnya pada anak-anak. Inkarserasi lebih sering terjadi dibandingkan dengan

anak-anak. Terapi hernia umbilikalis pada orang dewasa hanya operatif.

HERNIA PARAUMBILIKUS

Hernia para umbilikalis merupakan hernia melalui suatu celah garis tengah di tepi

ktanial umbilikus, jarang terjadi di tepi kaudalnya. Penutupan secara spontan jarang terjadi

sehingga umumnya diperlukan operasi koreksi.

HERNIA EPIGASTRIKA

DEFINISI DAN PATOFISIOLOGI

Hernia epigastika atau hernia linea alba adalah hernia yang keluar melalui defek di

linea alba antara umbilikus dan prosesus xipoideus. Isi hernia terdiri atas penonjolan jaringan

lemak peritoneal dengan atau tanpa kantong peritoneum. Linea alba dibentuk oleh anyaman

serabut aponeurosis lamina anterior dan posterior sarung m.rektus. Anyaman ini sering satu

lapis. Selain itu, linea alba disebelah kranial umbilikus lebih besar dibandingkan dengan yang

sebelah kaudal sehingga merupakan predisposisi terjadinya hernia epigastrika. Hernia

Page 28: Case HIL -Bedah Mira

epigastrika muncul sebagai tonjolan lunak di linea alba yang merupakan ”lipoma”

preperitoneal. Kalau defek linea alba melebar, baru kemudian keluar kantong peritoneum

yang dapat kosong atau berisi omentum. Jarang ditemukan usus halus atau usus besar di

dalam hernia epigastika. Hernia ini ditutupi oleh kulit, lemak subkutis, lemak preperitoenal

dan peritoneum. Sering ditemukan hernia multipel.

Gambar 8. Hernia epigastrika

GAMBARAN KLINIS

Penderita sering mengeluh perut kurang enak dan mual, mirip keluhan pada kelainan

kandung empedu, tukak peptik atau hernia hiatus esofagus. Keluhan yang samar ini terutama

terjadi bila hernia kecil dan sukar diraba. Terapi bedah merupakan reposisi isi hernia dan

penutupan defek linea alba.

PENATALAKSANAAN

Terapi bedah merupakan reposisi isi hernia dan menutup defek di linea alba.

HERNIA VENTRALIS

Page 29: Case HIL -Bedah Mira

DEFINISI, PATOGENESIS DAN GAMBARAN KLINIS

Hernia ventralis adalah nama umum untuk semua hernia di dinding perut bagian

anterolateral seperti hernia sikatriks.

Hernia sikatriks merupakan penonjolan peritoneum melalui bekas luka operasi yang

baru maupun yang lama. Faktor predisposisi yang berpengaruh dalam terjadinya hernia

sikatriks ialah infeksi luka operasi, dehisensi luka, teknik penutupan luka operasi yang kurang

baik, jenis insisi, obesitas, peninggian tekanan intraabdomen seperti pada asites, distensi usus

pascabedah, atau batuk karena kelainan paru. Keadaan umum pasien yang kurang baik,

seperti pada malnutrisi dan juga pemakaian obat steroid yang lama, juga merupakan faktor

predisposisi.

Gambar 9. Hernia ventralis

PENATALAKSANAAN

Pengelolaan konservatif menggunakan alat penyangga atau korset elastik khusus

dapat digunakan untuk sementara atau lebih lama bila ada kontraindikasi pembedahan. Terapi

operatif berupa herniotomi dan hernioplastik bertujuan menutup defek di lapisan muskulo-

aponeurosis. Bial defek besar, diperlukan bahan sintetis seperti marleks. Operasi ini sering

Page 30: Case HIL -Bedah Mira

disertai penyulit pascabedah, sedangkan residif sering terjadi, terutama apabila jaringan lunak

di sekitar defek tidak ikut direparasi pada waktu hernioplastik. Pada operasi hernia sikatriks

diperlukan perencanaan teliti dan pengalaman banyak.

HERNIA LUMBALIS

Di daerah lumbal antara iga XII dan krista iliaca, ada dua buah trigonum masing-

masing trigonum kostolumbalis superior (Grijnfelt) berbentuk segitiga terbalik dan trigonum

kostolumbalis inferior atau trigonum iliolumbalis (Pett) berbentuk segitiga. Trigonum

Grijnfeltdi batasi di kranial oleh iga XII, di anterior oelh tepi bebas m.oblikus internus

abdominis, di posterior oelh tepi bebas m.sakrospinalis. dasarnya adalah aponeurosis

m.tranversus abdominis, sedangkan tutupnya m.latissimus dorsi. Trigonum Pett dibatasi di

kaudal oleh krista iliaka, di anterior oleh tepi bebas m.oblikus eksternus abdominis, dan di

posterior oleh tepi bebas m.latissimus dorsi. Dasar segitiga ini adalah m.oblikus internus

abdominis dan tutupnya adalah fasia superfisialis.

Hernia pada kedua trigonum ini jarang ditemukan. Pada pemeriksaan fisik tampak dan

teraba benjolan di pinggang di tepi bawah tulang rusuk XII (Grijnfelt) atau di tepi kranial

panggul dorsal.

Diagnosis ditegakkan dengan memeriksa pintu hernia. Diagnosis banding adalah

hematoma, abses dingin, atau tumor jaringan lunak. Pengelolaannya terdiri dari herniotomi

dan hernioplastik. Pada hernioplastik dilakukan juga penutupan defek.

HERNIA LITRE

Hernia yang sangat jarang dijumpai ini merupakan hernia yang mengandung

divertikulum Meckel. Sampai dikenalnya divertikulum Meckel, hernia litre dianggap sebagai

hernia sebagian dinding usus yang pada waktu itu belum disebut sebagai hernia Richter.

HERNIA SPIEGHEL

Hernia Spighel ialah hernia interstisial dengan atau tanpa isinya melalui fasia

Spieghel. Hernia ini sangat jarang dijumpai. Biasanya dijumpai pada usia 40-70 tahun, tanpa

perbedaan antara lelaki dan perempuan, biasanya terjadi di kanan, dan jarang bilateral. Tidak

ada faktor patogenesis yang spesifik.

Page 31: Case HIL -Bedah Mira

Gambar 10. Hernia Spieghel

Diagnosis ditegakkan dengan ditemukannya benjolan di sebelah atas titik McBurney

kanan atau kiri, pada tepi lateral m.rektus abdominis. Isi hernia dapat terdiri dari usus,

omentum atau ovarium.

Sebagai pemeriksaan penunjang dapat dilakukan ultrasonografi. Inkarserasi jarang

terjadi. Pengelolaan terdiri atas herniotomi dan herniplastik dengan menutup defek pada

m.tranversus abdominis dan m.abdominis internus abdominis.

HERNIA OBTURATORIA

Hernia obturatoria ialah hernia melalui foramen obturatorium. Kanalis obturatorium

merupakan saluran yang berjalan miring ke kaudal yang dibatasi di kranial dan lateral oleh

sulkus obturatorius os pubis, dikaudal oleh tepi bebas membran obturatoria, m.obturatorius

internus dan eksternus. Di dalam kanalis obturatorius berjalan berjalan saraf, arteri, dan vena

obturatoria.

Hernia obturatoria dapat berlangsung dalam empat tahap. Mula-mula tonjolan lemak

retroperitoneal masuk ke dalam kanalis obturatorius (tahap I), disusul oleh tonjolan

peritoneum parietale (tahap2). Kantong hernia ini mungkin diisi oleh lekuk usus (tahap3)

yangdapat mengalami inkarserasi parsial, sering secara Richter, atau total (tahap4).

Page 32: Case HIL -Bedah Mira

Diagnosis dapat ditegakkan atas dasar adanya keluhan nyeri seperti ditusuk-tusuk dan

parestesia di daerah panggul, lutut dan bagian medial paha akibat penekanan pada

n.obturatorius (tanda Howship-Romberg) yang patognomonik. Pada colok dubur atau

pemeriksaan vaginal dapat ditemukan tonjolan hernia yang nyeri yang merupakan tanda

Howship-Romberg. Pengelolaan bedah dilakukan denga pendekatan transperitoneal atau

preperitoneal.

HERNIA PERINEALIS

Merupakan tonjolan hernia pada perineum melalui defek dasar panggul, yang dapat

terjadi secara primer pada wanita multipara, atau sekunder setelah operasi melalui perineum,

seperti proatatektomy atau reseksi rectum secara abdominoperineal.

Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan. Tampak dan teraba

banjolan diperineum yang mudah keluar masuk dan jarang inkarserasi. Pengelolaan operatif

dianjurkan dengan peningkatan transperitoneal, perineal, atau kombinasi abdomen dan

perineal.

HERNIA PANTALON

Hernia pantalon merupakan kombinasi hernia inguinalis lateralis dan medialis pada

satu sisi. Kedua kantong hernia dipisah oleh vasa epigastrika inferior sehingga berbentuk

seperti celana. Keadaan ini ditemukan kira-kira 15% dari kasus hernia inguinalis.

Diagnosis umunya sukar ditagakkan dengan pemeriksaan klinis, dan biasanya baru

ditemukan sewaktu operasi. Pengelolaan seperti biasanya pada hernia inguinalis; herniotomi

dan hernioplastik.

HERNIA SKROTALIS

Merupakan hernia inguinalis lateralis yang mencapai skrotum. Diagnosis ditegakkan

atas dasar benjolan yang dapat direposisi, atau jika tidak dapat direposisi atas dasar tidak ada

pembatasan jelas disebelah cranial dan adanya hubungan ke cranial melalui anulus eksternus.

Hernia ini dibedakan dengan hidrokel atau elevantiasis skrotum.

HERNIA LABIALIS

Page 33: Case HIL -Bedah Mira

Adalah hernia inguinalis lateralis yang mencapai labium mayus. Secara klinis tampak

benjolan pada labium mayus yang jelas pada waktu berdiri, dan mengedan. Menghilang pada

waktu berbaring. Diagnosa banding dipikirkan hernia femoralis dan kista di kanalis Nuck

yang menonjol dikaudal ligamentum inguinalis dan bilateral tuberkulum pubikum.

HERNIA BILATERAL

Kejadian hernia bilateral pada pria dan wanita sama, walaupun frekuensi prosesus

vaginalis yang tetap terbuka lebih tinggi pada wanita.

Terapi operatif henia bilateral pada bayi dan anak dilakukan dalam satu tahap.

Mengingat kejadian hernia ini cukup tinggi pada anak, maka kadang dianjurkan eksplorasi

kontralateral secara rutin, terutama pada hernia inguinalis sinistra. Pada hernia bilateral orang

dewasa, dianjurkan untuk melakukan operasi dalam satu tahap, kecuali jika ada

kontraindikasi. Hernia inguinalis medialis umumnya ditemukan bilateral.

HERNIA INSISIONAL

Hernia insisional adalah masalah bedah yang serius. Obesitas dan infeksi merupakan

dua penyebab yang utama dalam keadaan ini. Berat daru panikuli di lateral, memisahkan

insisi bedah dan infeksi mempersulit penyembuhan luka. Suatu hernia insisional yang besar

dapat menimbulkan gerakan pernafasan abdominal paradoks yang sama seperti flail chest.

Fungsi diafragma menjadi tidak efisien. Diafragma tidak lagi berkontraksi melawan visera

abdomen dan sebaliknya mendorongnya untuk masuk ke dalam kantong hernia. Perlu untuk

menilai fungsi pernaafasan dan gas darah. Visera kehilangan tempatnya yang benar dalam

abdomen dalam hernia insisional yang sudah lama. Dalam kasus ini, reduksi visera saat

operasi dapat menyebabkan kematian akibat kompresi vena kava inferior dan gagal

pernafasan akibat elevasi paksa dan imobilisasi dari diafragma.

Pneumoperitonium progresif adalah teknik yang bermanfaat dalam mempersiapkan

pasien untuk hernioplasti insisional karena hal ini dapat mengatasi beberapa gangguan dari

penyakit karena pengeluaran alat-alat dalam (eventration). Pneumoperitonium menarik

dinding abdomen dan perlengketan intraabdomen, mempercepat kembalinya visera ke

abdomen, dan memperbaiki fungsi diafragma. Kebanyakan hernia insisional kecil ditangani

dengan penutupan sederhana dari defek apponeurosis. Tetapi, hernia insisional besar dengan

defek apponeurosis yang lebih besar dari 10 cm, mempunyai angka kekambuhan sebesar

Page 34: Case HIL -Bedah Mira

50%. Akibatnya, kebanyakan hernia insisional dan semua hernia insisional rekuren

membutuhkan protesisuntuk keberhasilan dari terapi. Hernioplasti stoppa lebih disukai dalam

melakukan hernioplasti insisional. Dapat digunakan pada semua tipe hernia insisional di

abdomen, mencakup hernia lumbalis pascanefrektomi.

Hernioplasti stoppa terdiri dari prostesis mersilene yang sangat besar yang

diimplantasikan dalam pada muskulus dari dinding abdomen di puncak sarung rektus

posterior atau peritonium. Prostesis memanjang sampai jauh dibawah batas defek

mioapponeurois dan dengan erat difiksasi ditempat oleh tekanan intraabdomen dan kemudian

oleh jaringan fibrosa yang tumbuh. Prostesis mencegah eventrasi peritonium dengan

membuat kantong viseral tidak dapat berdistensi dan dengan menyatukan secara padat serta

mengkonsolidasi dinsing abdomen.

Penutupan apponeurosis dari defek parietal adalah penting. Penutupan garis tengah

dapat menahan tegangan lebih besar karena prostesis, bukannya garis jahitan, akhirnya

bersatu dengan abdomen. Jika perlu, tegangan dapat dikurangi dengan insisi relaksasi vertikal

dalam sarung rektus. Pendekatan apponeurosis biasanya dapat dicapai, tetapi jika tidak,

prostesis kedua yang dapat atau tidak dapat diabsorpsi, yang diletakan pada defek

apponeurotik, akan memastikan stabilitas dari dinding abdomen selama proses penyembuhan.

Biasanya ini terjadi dalam regio xiphoid atau simfisis. Ruang mati yang dibentuk oleh

prostesis besar selalu membutuhkan drainase isapan tertutup untuk mencegah seroma dan

hematoma dan untuk memungkinkan inkorporasi cepat dari fibrosa prostesis dalam dinding

abdomen.

HERNIA PARASTOMAL

Hernia parastomal mengganggu irigasi kolostomi dan perlekatan dari seroma. Hernia

parakolostomi lebih umum daripada hernia paraileostomi dan keduanya lebih cenderung

terjadi jika stoma muncul melalui garis semilunaris daripada melalui sarung rektus. Oleh

karena itu, hernia parastomal biasanya lateral dari ostomi. Memindahkan stoma ke lokasi

yang baru lebih disukai daripada perbaikan lokal. Perbaikan lokal sering gagal, karena sabuk

muskulus lateral dari ostomi, kekurangan apponeurosis yang cukup. Tekhnik implantasi

prostesisi disekeliling stoma dalam jaringa subkutan dan pada dindidng abdomen, merupakan

subyek dari komplikasi septik. Perbaikan defek fasia dari dalam abdomen dengan suatu

prostesis, merupakan cara terpilih jika hernia parastomal membutuhkan perbaikan dan tidak

Page 35: Case HIL -Bedah Mira

dapat dipindahkan ke lokasi yang baru, karena hal ini tidak mengganggu stoma dan tanpa

bahaya komplikasi septik.

PENATALAKSANAAN

PRE OPERATIVE CARE

Non Operative Treatment

Istilah "waspada menunggu" digunakan untuk menjelaskan rekomendasi perawatan

non operative. Hal ini hanya berlaku pada asymptomatic hernia atau dengan gejala minimal.

Pasien yang beritahu mengenai tanda-tanda dan gejala komplikasi hernia inguinal, sehingga

mereka dapat segera datang ke dokter jika mereka mendapatkan gejala bahaya tersebut.

Namun sedikit data yang menunjukkan.bahwa terapi non operative sangat berguna dan

sedikit menimbulkan komplikasi. Oleh sebab itu para Ahli sangat menganjurkan dillakukan

repair begitu Diagnosa hernia ditegakkan.

”Sabuk Hernia” adalah suatu alat mekanis yang terdiri dari alat pengikat yang

dipakaikan pada inguinal setelah dilakukan reposisi manual. Tujuannya dua, satu: untuk

mempertahankan post reduksi dan kedua untuk mencegah pembesaran. Apakah tujuan akan

tercapai secara konsisten tidak diketahui, dan masih diragukan angka rekurensinya. Sebagian

besar pasien mempertimbangkang kerumitannya karena harus mencari bahan yang elastis

seperti Velcro dan Straps. Selain itu beberapa pasien sulit menerima karena adanya kerumitan

untuk menjaganya tetap bersih. Adanya komplikasi atropy dari funiculus spermaticus pernah

dilaporkan.. Selain itu para Ahli bedah pada akhirnya menemukan kesulitan operatif pada

Page 36: Case HIL -Bedah Mira

pasien yang pernah dilaukan bebat, karena jaringannya tersama oleh jaringan ikat yang

timbul akibat pengikatan.

Pneumoperitoneum

Pembentukan pneumoperitoneum dalam pre operasi untuk hernia inguinal adalah

sebuah langkah bagi para pasien dengan "hilangnya domain." Adanya usus yang protrusi ke

luar rongga abdomen dan akan dilakukan replacement dari hernia, dapat menyebabkan

gangguan repirasi dan / atau sindrom kompartemen abdominal. Tujuan dilakukannya

pneumoperitoneum adalah meregangkan rongga abdominal. Istilah progresif

pneumoperitoneum lebih akurat karena terapi harus berikan dalam beberapa waktu.

Keputusan untuk menggunakan pneumoperitoneum berdasarkan hasil CT scan, yang dapat

menentukan seberapa besar area yang hilang.

Komplikasi dari pneumoperitoneum adanya vascular injury. Dengan teknik yang

akurat, progrssive pneumoperitoneum dapat menghindari komplikasi vaskular injury,

mencegah herniasi dan dapat dilakukan berulang-ulang tanpa resiko infeksi. Periode untuk

terapi pneumoperitoneum sangat bervariasi namun yang biasa adalah 15 hingga 30 hari.

Banyak teknik yang telah dijelaskan. Beberapa ahli menggunakan jarum punctures, tetapi hal

ini meningkatkan kemungkinan cedera viscera. Alternatif adalah dengan menempatkan

kateter percutaneus atau biasa disebut minilaparotomy, tetapi ini akan meningkatkan resiko

infeksi. Pengenalan akan laparoscopy menjadi pilihan bagi banyak Dokter Ahli Bedah. Jarum

Verees dapat digunakan berulang kali atau kanula 5 mm ditempatkan di sebelah kiri abdomen

dan digunakan secara intermiten (Gambar. 36-13).

Page 37: Case HIL -Bedah Mira

Teknik pada pneumoperitoneum dengan penggunaan laparoskopik, A. Garis di kuadran kiri

atas menandai batas tepi costa kiri. Jarum Veress ditempatkan menembus satu celah

interkostal di atas (ICS 9). Jalur masuk yang berselang-seling ini khususnya berguna ketika

dilakukan suatu pembedahan dengan inisisi yang melebar mendekati daris tengah, bisa dilihat

pada pasien dengan hernia ventral. B. Port implantable dan sistem introducer. C. Sistem

introducer dengan penempatan guidewire

Meskipun secara teoritis menarik, terapi dengan pneumoperitoneum tidaklah selalu

berhasil. Pneumoperitoneum ialah menyuntikkan gas kedalam kantung hernia inguinal dan

memberikan efek distensi pada rongga abdomen. Namun selain itu, pneumo peritonium dapat

mengurangi venous return yang berasal dari vena femoralis dan berkaitan dengan komplikasi

deep trombus.

Jenis-Jenis Operasi Hernia Inguinal

Inguinal herniorrhaphies yang dijelaskan di bawah ini merupakan perwakilan dari

sekelompok operasi. Hal ini disebabkan karena berbagai modifikasi yang operasi hernia

inguinal umumnya dikaitkan dengan nama ahli bedah tertentu. Hal ini tidak praktis untuk

menjelaskan masing-masingnya.

Open Anterior, Nonprosthetic

Jenis prosedur ini kadang disebut juga operasi "tension" karena defek hernia ditutup

dan bukan dilapisi dengan prostethic, namun bagaimana pun juga istilah ini sebaiknya tidak

digunakan karena istilah tension tidak sesuai dengan prinsip bedah dan tidak dapat diterima.

Page 38: Case HIL -Bedah Mira

Untuk mencegah tenssion pada operasi non prostetic dilakukan dengan insisi ”relaxing”

Sehingga namanya diubah menjadi ”pure tissue repair”. Banyak prinsip dan manuver bedah

yang sering digunakan pada semua jenis operasi ini.

Insisi awal

Insisi klasik yang biasa digunakan yaitu insisi kulit obliq antara SIAS dan tuberkulum

pubicum. Namun banyak ahli bedah yang sekarang ini menggunakan insisi kulit yang lebih

horizontal yang sesuai dengan garis kulit untuk kepentingan kosmetik. Meskipun insisi

tersebut lebih dalam melalui fascia Campers dan scarpa dan jaringan subkutan untuk

mencapai apponeurosis m.obliquus eksternus. Struktur ini di insisi secara medial, ke bawah

dan melalui anulus inguinalis ekternus. Basini menyatakan bahwa insisi apponeurosis

m.obliquus eksternus sebaiknya se superior mungkin namun dengan mempertahankan anulus

inguinalis ekternus tetap terbuka. Hal ini untuk menghindari reapproksimasi garis insisi yang

secara langsung berada di atas garis jahitan dari rekonstruksi dasar inguinal.

Mobilisasi dari struktur cord

Lapisan superior dari apponeurosis m.obliquus eksternus diseksi secara tumpul di

lateral superior dan dipisahkan dari m.obliquus internus. Setelah dipisahkan akan terlihat

n.iliohypogastric. saraf ini dapat dibiarkan atau di isolasi dari lapang operasi dengan

menggunakan hemostat yang di klem pada lapisan atas dari obliquus ekternus. Pemisahan

N.ilioinguinal dan cabangnya rutin dilakukan olehpara ahli bedah namun tidak

direkomendasikan. struktur cord kemudian dipisahkan dari lapisan inferior apponeurosis

obliquus eksternus dengan diseksi tumpul dan membuka tepi dari ligamen liguinal dan tractus

iliopubicum. Struktus cord kemudian diangkat semua dengan jari tang pada tuberculum

pubicum sehingga jari telunjuk dapat lewat dibawahnya dan bertemu dengan jari telunjuk dari

tangan sisi lainnya. Diseksi tumpul digunakan untuk melengkapi mobilisasi struktur cord dan

sebuah pendrose drain diletakkan disekitarnya untuk retraksi selama operasi.

Pemisahan musculus Cremaster

Pemisahan musc.cremaster secara lengkap khususnya terjadi hernia indirek merupakan

teknik yang umum dilakukan Tujuannya adalah untuk memfasilitasi identifikasi kantung dan

untuk memperpanjang cord sehingga didapatkan visualisasi yang lebih baik dari dasar

inguinal. Bagaimana pun juga visual yang lebih adekuat dapat diperoleh dengan membuka

Page 39: Case HIL -Bedah Mira

otot secara longitudinal yang mana dapat mengurangi kerusakan dari struktur cord dan

menghindari komplikasi seperti penurunan testis. Sebaiknya musc.cresmater tidak dipisahkan

kecuali ahli bedah tidak mendapatkan visualisasi yang adekuat dari dasar inguinal.

Ligation tinggi dari Saccus

Istilah ligasi tinggi dari saccus telah digunakan sejak dulu dan masih signifikan untuk

digunakan saat ini. Dari hasil pertemuan, untuk chapter ini, high ligasi diartikan ekuivalen

dengan mereduksi saccus ke dalam rongga preperitoneal tanpa dilakukan eksisi. Kedua

metode mempunya hasil dan efektifitas y ang sama baiknya. Terdapat persepsi di antara

beberapa Dokter Ahli Bedah bahwa inversi saccus berkaitan dengan penurunan insidensi

komplikasi berupa perlekatan sehingga mengurangi nyeri karena peritoneum yang kaya akan

persyarafan tidak diinsisi. Bagaimanapun juga belum dilakukan randomized trial. Inversi

saccus , sebagai pengganti eksisi, dapat melindungi organ intra abdominal pada kasus seperti

hernia inkaseratta atau pada sliding hernia.

Penatalaksanaan Hernia Skrotalis Inguinalis

Menurut beberapa ahli, sebaiknya dilakukan eksisi komplit dari saccus hernia

inguinalis indirect. Namun efek samping dari prosedur ini adalah peningkatan kejadian orkitis

iskemik yang disebabkan trauma pada suplai darah ke testis, terutama pleksus venosus yang

sangat rentan. Kejadian atrofi testis dilaporkan sebanyak lebih dari 30% kasus. Pendekatan

yang lebih baik yaitu dengan memisahkan saccus hernia inguinalis indirect dalam kanalis

inguinalis, bila telah diyakini bahwa hernia tidak akan turun lagi dan tidak ada isi abdominal

di dalamnya. Saccus bagian distal tidak didiseksi namun dinding anterior dibuka sedistal

mungkin. Bertentangan dengan opini dari literatur urologi, teknik ini tidak menyebabkan

meningkatan angka kejadian hidrokel postoperatif.

Insisi Relaxing

Insisi relaxing memisahkan ’rectus sheath’ anterior yang terdapat mulai dari

tuberkulum pubikum bagian superior pada luas yang bervariasi. Beberapa ahli bedah lebih

menyukai insisi ’hockey stick’, yaitu lateral dari bagian superior. M. Rektus sendiri cukup

kuat untuk mencegah herniasi insisional. Metode insisi relaxing bertujuan untuk

memindahkan berbagai komponen dinding abdominal ke arah lateral dan inferior.

Page 40: Case HIL -Bedah Mira

Penutupan Luka

Fasia obliquus eksternus ditutup untuk merekonstruksi anulus superfisialis (eksternal).

Anulus eksternal harus cukup longgar untuk mencegah strangulasi struktur funikulus

spermatikus, namun harus cukup luas untuk mencegah pemeriksa yang kurang

berpengalaman agar tidak salah menilai anulus yang berdilatasi dengan kejadian rekurensi.

Rekurensi terkadang disebut hernia industrial karena dulu terjadi pada masa ’pre-employment

physical’. Fasia Scarpa dan kulit kemudian ditutup pada akhir operasi.

a. Marcy

Operasi MARCY adalah teknik operasi non prostetik yang paling sederhana yang

dilakukan saat ini. Indikasi utamanya yaitu Nyhus tipe I hernia inguinalis indirek dimana

anulus internalis normal. Cocok dilakukan untuk anak dan dewasa muda yang khawatir akan

efek samping jangka panjang dari bahan prostetik. Prinsip dari teknik ini yaitu ligasi tinggi

dari saccus hernia ditambah pengecilan anulus internalis. Dilakukan pemindahan struktur

cord lateral sehingga dapat dilakukan jahitan melalui lapisan muskular dan fasia.

Gambar Marcy. Ligasi tinggi atau reduksi dari kantung diikuti dengan pengecilan

cincin internal dengan cara mengaproksimasi muskulus transversus abdominis medial

ke cord

b. Bassini

Page 41: Case HIL -Bedah Mira

Komponen utama dari Teknik Bassini yaitu:

1. Pemisahan aponeurosis obliquus eksternus melewati kanalis inguinalis dengan

menembus anulus eksternus.

2. pemisahan dan reseksi m. Kremaster sehingga hernia indirect tidak terlewat, dengan

tetap memperlihatkan dasar kanalis inguinalis agar akses ke hernia inguinalis indirek

lebih akurat.

3. Pemisahan dasar atau dinding posterior dari kanalis inguinalis ke panjang

sepenuhnya. Hal ini membutuhkan pemeriksaan anulus femoralis dari atas dan

diperlukan lapisan jaringan untuk rekonstruksi dasar inguinal. Dengan ini ahli bedah

lebih jarang menggunakan fasia transversalis saja untuk rekonstruksi, karena

merupakan lapisan terlemah dari dinding posterior. Prosedur ini sering diabaikan saat

digunakan di Amerika Utara dan hal ini menyebabkan hasil yang kurang baik.

4. Ligasi tinggi dari saccus indirect

5. Rekonstruksi dinding posterior dengan menjahit fasia transversalis, m. Transversus

abdominis, m. Obliquus internus (triple layer) di medial ke arah lateral, yaitu ligamen

inguinalis dan mungkin juga pada traktus iliopubik.

6. Setelah diseksi inisial dan reduksi atau ligasi saccus, tindakan selanjutnya yaitu

merekonstruksi dasar inguinal Bassini memulai operasi ini dengan membuka fasia

transversalis (dinding inguinalis posterior) dari anulus inguinalis internalis sampai

tuberkulum pubikum, dengan diseksi melewati lemak preperitoneal yang didiseksi

tumpul dari permukaan bawah flap superior fasia transversalis. Hal ini memudahkan

untuk mempersiapkan struktur yang lebih dalam dari triple layer. Jahitan pertama dari

operasi meliputi ketiga lapisan secara superior dan periosteum pada sisi medial dari

tuberkulum pubikum sepanjang ’rectus sheath’. Sebagian besar ahli bedah berusaha

menghindari periosteum dari tuberkulum pubikum untuk mengurangi kejadian osteitis

pubis.

7. Operasi kemudian dilanjutkan ke lateral dengan jahitan nonabsorbable untuk menahan

triple layer pada ligamentum inguinal (Poupart’s ligamen) (Gambar 36-15B). Jahitan

ini bersambung sampai anulus internalis yang tertutup pada sisi medial. Insisi relaxing

bukan merupakan bagian prosedur, namun sering dilakukan sebagai tambahan.

Page 42: Case HIL -Bedah Mira

Operasi Bassini. A, fascia transversalis dibuka dari cincin inguinal interna sampai

ke tuberkulum pubikum, untuk mengekspos lemak preperitoneal. B, Rekonstruksi

dinding posterior dengan menjahit fascia transversalis(TF), musc. Transversus

abdominis (TA), musc. Oblikus internus (IO), (Bassini’s famous ”triple layer”) di

medial ke ligamentum inguinal (IL) di lateral, EO =aponeurosis oblikus eksternal

Operasi Bassini, seperti yang dijelaskan di atas merupakan teknik operasi

preperitoneal. Namun teknik ini dikelompokkan pada operasi teknik terbuka, terutama karena

berkaitan dengan versi yang di-Amerika-kan yang mana pada teknik ini, dasar inguinal tidak

dibuka. Dengan mempertimbangkan kerusakan pada struktur neurovaskuler pada rongga

preperitoneal seperti vesika urinaria, menyebabkan ahli bedah jarang membuka dasar

inguinal. Sebaliknya pada pembukaan dasar inguinal, sebuah forsep seperti klem Allis

digunakan untuk menjepit jaringan, temasuk fasia transversalis dan m. transversus abdominis.

Lapisan tersebut kemudian dijahit sepanjang m.obliquus internus dan lig. Inguinalis seperti

dideskripsikan pada operasi klasik Bassini. Struktur yang tertarik pada prosedur termodifikasi

ini terkadang disebut ’conjoint tendon’, namun istilah ini tidak tepat karena variabilitas dari

jaringan yang diklem. Pendekatan yang kurang tepat ini menyebabkan hasil yang kurang baik

di Amerika Utara, sehingga dibutuhkan teknik herniorafi yang lebih baik.

c. Moloney Darn

Nama dari prosedur ini diambil dari teknik jahitan dengan nilon panjang yang melalui

jaringan secara berulang-ulang untuk membentuk jalinan yang mirip mesh. Lapisan inisial

terdiri dari jahitan nilon yang menahan dinding abdomen, sebelah medial (fasia transversalis,

m. Obliquus internus, m. Rectus abdominis, m .transversus abdominis) dari lig. Inguinal.

Page 43: Case HIL -Bedah Mira

Jahitan pertama merupakan jahitan bersambung pada otot di sekitar cord, yang dijalin untuk

menahan cord, kemudian diikat pada lig. Inguinalis pada sisi lateral cord.

Lapisan kedua yaitu tambalan berupa jahitan paralel yang saling tegak lurus, dan

melipat di dalam ligamentum inguinalis di bawahnya. Tambalan tersebut dibentuk sepanjang

tepi medial kanalis inguinalis. Saat tambahan komplit, m. Obliquss eksternus dijahit

menutupi struktur cord tersebut. Prosedur tambahan ini bertujuan membentuk jalinan non-

absorbable yang dapat ditoleransi jaringan. Rongga di antara jahitan-jahitan tersebut akan

dipenuhi jaringan ikat yang membentuk suatu lapisan penahan yang kuat sepanjang area

lemah di kanalis inguinalis.

d. Shouldice

Operasi Shouldice menggunakan pendekatan inisial yang mirip dengan operasi

Bassini, dengan prinsip penting untuk membebaskan cord dari perlekatan di sekitarnya,

reseksi m. Kremaster, diseksi tinggi saccus hernia dan pemisahan dari fasia transversalis.

Jahitan bersambung yang nonabsorbable digunakan untuk memperbaiki dasar inguinal.

Ununnya digunakan kawat monofilamen. Jahitan kontiniu menyebabkan tegangan secara

merata dan mencegah defek yang mungkin terjadi pada jahitan ’interrupted’ yang

menyebabkan timbulnya rekurensi. Operasi dimulai dari tuberkulum pubikum dengan

mengukur traktus iliopubikum ke lateral dari permukaan bawah m. Rektus bagian lateral.

Jahitan diteruskan ke lateral, dengan mengukur traktus iliopubikum ke flap bagian medial

yang terbentuk dari fasia transversalis dan m. Transversus abdominis dan m. Obliquus

Page 44: Case HIL -Bedah Mira

internus. Empat garis jahitan terbentuk dari flap medial. Jahitan diteruskan ke anulus

inguinalis dimana bagian lateral m. Kremaster diambil untuk membentuk anulus internalis

baru. Arah jahitan dibalikkan melalui tuberkulum pubikum kira-kira pada tepi medial m.

Transversus abdominis dan m. Obliquus internus ke lig. Poupart. Sehingga terdapat dua garis

jahitan yang di atas jahitan pertama. Jahitan kawat kedua berawal dari anulus internalis

dengan menghitung m. Transversus dan m.obliquus internalis pada garis aponeurosis

superfisial m. Obliquus eksternus dan paralel pada ligamentum inguinal, untuk membentuk

ligamentum inguinal artifisial yang kedua, sehingga terbentuk garis jahitan ketiga yang

berakhir pada krista pubikum. Jahitan kemudian dibalik dan jahitan keempat dibentuk dengan

cara yang sama, superfisial dari garis ketiga. Fasia kribiformis selalu diinsisi di paha, paralel

dari lig. Inguinal untuk menyediakan lapisan dalam dari flap aponeurosis obliquus eksternus.

Prosedur ini sering digunakan pada tindakan bedah.

e. Operasi Ligamentum Cooper teknik MCVAY

Operasi ini mirip dengan operasi Bassini, kecuali bahwa lig. Cooper digunakan

sebagai bagian medial dari teknik operasi. Jahitan interrupted bermula dari tuberkulum

pubikum dan berlanjut ke lateral sepanjang lig. Cooper yang menyempit secara progresif

pada anulus femoralis dan merupakan aplikasi yang paling sering. Jahitan ini mempunyai dua

tujuan, untuk melengkapi pengecilan anulus femoralis dengan mengukur lig. Inguinal dari lig.

Cooper dan jaringan di medialnya, serta menyediakan transisi atau tingkatan ke lig. Inguinal

melalui pembuluh femoralis sehingga operasi dapat dilanjutkan ke lateral, sama seperti pada

operasi Bassini. Insisi relaxing harus selalu digunakan dengan memberi tegangan yang

dibutuhkan untuk menahan area yang luas. Banyak pihak yang merasa tegangan ini

menyebabkan nyeri yang lebih terasa dibandingkan herniorafi itu sendiri dan meningkatkan

resiko rekurensi. Karena alasan tersebut, teknik operasi ini jarang dipilih, dengan beberapa

perkecualian pada hernia femoralis pada pasien dengan kontraindikasi pemasangan mesh.

Page 45: Case HIL -Bedah Mira

Operasi McVay Cooper’s Ligament

f. Prosedur Miscellaneous

Beberapa prosedur operasi hernia memiliki riwayat yang menarik, termasuk di

dalamnya operasi Halsted dengan transplantasi subkutan dari cord (Halsted I). Operasi

Ferguson, Operasi Andrews dan Halsted II (Ferguson-Andrews Operation). Namun karena

sudah jarang digunakan, maka tidak dijelaskan secara mendetail disini.

Operasi Andrews

g. Lichtenstein Tension-Free Hernioplasty

Langkah awal dari tekni Licheistein serupa dengan prosedur Bassini. Seteleh

Appioneurosis musculus obliquus ekternua dibuka dari lateral mulai dari annulus eksternus

sampai annulus internus,lapisan yang paling anterior dipisahkan daru fascia musculus rectus

abidominis dan apponeurosis musculus obliquus internus. Diseksi tumpul dilakukan dari

lateral, mulai dari annulus inguinalis internus sampai ke tuberculum pubicum. sepanjang

ligamentum inguinale dan tractus iliopubic. Melanjutkan gerkan yang sama, struktur cord

yang dilapisi oleh musculus kremaster, di sisihkan dari lantai inguinal. Setelah disisihkan

akan tampak, N.ilioinguinal, vasa spermatica eksterna, dan cabang genital dari

Page 46: Case HIL -Bedah Mira

n.genitofemoral berasama struktur cord. Tujuan yang penting disini ialah untuk

mmenciptakan lapang pandang yang luas untuk penempatan prosthese, dan visualisasi yang

jelas untuk melihat saraf-saraf yang penting.

Untuk hernia indirek musculus cremaster di insisi secara longitudinal dan saccus di

diseksi dan direduksi kedalam cavum preperitoneal. Sebuah kritik teoritis dari teknik operasi

ini adalah dasar inguinal yang telah terbuka dapat melewatkan sebuah hernia femoralis yang

tersembunyi. Namun laporan kasus dimana adanya hernia femoral yang terlewat belum

pernah dilaporkan. Selain itu pada teknik ini sangat mungkin untuk melakukan suatu evaluasi

cinciin femoral dengan memasukkan kembali ke ruang preperitoneal melalui cincin hernia.

Hernia direk terpisah dari struktur cord sehingga mudah tereduksi kembali ke ruang

preperitoneal. Pemisahan lapisan-lapisan superficial dari saccus, dimana menyebabkan

adanya pembukaan lantai inguinal, akan memfasilitasi/membantu reduksi dan

mempertahankan posisi saat prosthesis ditempatkan. Pembukaan pada dasar inguinal juga

dapat digunakkan untuk palpasi sebuah hernia femoralis. Sebuah jahitan dapat juga

digunakkan untuk menginversi kantung hernia, namun hal ini tidak menambah kekuatan

apapun, karena tujuannya hanya untuk mengembalikan hernia ke tempatnya secara cepat.

Sebuah prosthese dengan ukuran minimal orang dewasa 15 x 8 cm, diletakkan pada

dasar inguinal. Bagian medialnya dikelilingi sesuai dengan anatomi pasien, dan di fiksasi

pada fascia rectus abdominis 2 cm media dari tubeculum pubicum. Baik mesh yang

nonabsorbable atau yang long acting absorbable, jahitan harus digunakan. Overlap yang lebar

dari tuberculum pubicum penting sebagai rekurensi tuberculum pubicum yang biasanya

bersamaan dengan operasi lainnya. Jahitan dilanjutkan kea rah lateral, untuk melingdungi

prosthesis tidak berpindah ke tempat lain dan kemudian disekitar ligamentum inguinal jahitan

terikan pada annulus internus.

Page 47: Case HIL -Bedah Mira

Hernioplasty tension-free Lichtenstein. A, Batas medial dari prostesa dijahitkan ke

rectus sheath anterior 2cm medial dari tuberkulum pubikum. Jahitan yang sama

dilanjutkan mengelilingi dan mengunci bagian inferior dari prostesa ke ligamnetum

inguinal. Jahitan kedua di gambarkan untuk mengaproksimasi permukaan inferior

dari tail superior ke permukaan inferior dari tail inferior dan ligamentum inguinal

setelah prostesa dipisahkan ke lateral utk mengakomodasi struktur cord. B dan C,

Perspektif lateral dari teknik operasi. Hernia direduksi dan aproksimasi dari defek

dilakukan dengan tetap menjaga isi dari kantung hernia berada di luar canalis

inguinal selama dilakukan tindakan tersebut.EOA = external oblique aponeurosis; P

= prosthesis; HD = hernia defect

Sebuah celah dibuat pada akhir menciptakan dua buah cabang, yang terlebar pada 2/3

atas dan yang tersempit pada 1/3 bawah. Cabang ini di posisikan disekitar struktur cord dan

ditempatkan di antara apponeurosis musculus obliquus eksternus dan SIAS, dimana cabang

yang pertama diletakkan diatas cabang yang kedua. Sebuah suture interrupted digunakan

untuk memfiksasi bagian bawah dari cabang superior pada sisi bawah cabang inferior, untuk

menciptakan sebuah valve pada annulus inguinalis, guna mencegah terjadinya sebuah

rekurensi. Langkah penting yang yarus dipertimbangkan dalam rangka mencegah rekurensi

dilihat saat reapproksimasi dari kedua cabang tersebut. Termasuk shelving edge dari tepi

ligament inguinal, sebuah valve berfungsi untuk menciptakan efek kubah yang menjamin

tidak ada tegangan terutama ketika pasien dalam posisi tegak lurus. Sebuah suture

interrupted digunakan untuk mempertahankan bagian medial dan superior dari prosthesa

pada musculus obliquus internus dan fascia dari rectus. Jika n.iliohypogastricus menyilang

pada pada appneurosis musculus obliquus eksternus, maka prostesis harus di insisi untuk

mengakomodasinya. Prosthesa harus dipastikan pada posisi tersebut, dan perawatan sangat

dibutuhkaan untuk memperkirakan seberapa besar posisi supine ataupun tegak, Karena

pengerutas dari mesh dapat terjadi.

Jika terdapat sebuah hernia femoral, bagian posterior dari mesh harus dijahit ke

ligament Cooper setelah tepi inferior telah dilekatkan pada ligament inguinal. Hal ini dengan

sendirinya akan menutup canalis femoralis. Dan lukanya akan tertutup secara berlapis-lapis.

h. MESH PLUG dan PATCH

Page 48: Case HIL -Bedah Mira

Tehnik plug mesh dikembangkan oleh albert dan kemudian dimodifikasi oleh ruthor

dan Robbins,Milikan,dan lain-lain. Groin masuk melalui pendekatan anterior standar kantung

hernia terdiseksi dari struktur-struktur yang yang mengelilingi dan tereduksi kembali kedalam

area prepetoneal. Lembaran tipis dari mesh polipropylene tergulung seperti sebuah rokok dan

tertahan bersama jahitan. Plug ini disisipkan didalam defect dan diamankan baik kepada

cincin internal untuk sebuah direct hernia atau kepada leher dari defect indirect hernia,

mengunakan jahitan yang terinterupsipenggunaan sebuah prosthesis prefabrikat yang secara

komersial tersedia memiliki konfigurasi dari sebuah bunga di rekomendasikan oleh Rutkow

dan Robbins. Prosthesis kemudian diindividualisasikan untuk setiap pasien dengan

memindahkan beberapa petal untuk menghindari jumlah yang tidak diperlukan. Langkah ini

penting karena jarang bererosi kedalam sebuah struktur yang mengelilingi seperti kandung

kemih yang telah dilaporkan terjadi. Milikan selanjutnya memodifikasi prosedur tersebut

dengan merekomendasikan agar petal bagian dalam dijahit kepada cincin defect untuk

indirect hernia petal bagian dalam dijahit kepada internal oblique portion dan cincin internal

yang menekan bagian luar prosthesis yang berada di bawah bagian dalam defect membuatnya

bertindak seperli preperotorial underlay. Untuk direct Hernia petal bagian dalam di jahit

kepada ligamen cooper dan ujung shelving dari ligamen inguinal seperti cicin

musculoaponeurotic dari defect secara superior menekan kembali bagian luar mesh untuk

bertindak seperti underlay. Porsi patch dari prosedur tersebut adalah opsional dan melibatkan

sebuah bagian flat polypropylene di daerah inguinal secara luas mendahului plug in di sebuah

gaya yang sama (Gambar 36-22B)

Page 49: Case HIL -Bedah Mira

A.Operasi Gilbert ; B. Modified (Plugtenstein)

Open Preperitoneal, Nonprosthetic

Cavum preperitoneal dapat di masuki baik dengan pendekatan anterior melalui lantai

inguina atau lebih umumnya menggunakan pendekatan posterior, Annandale, sebagai ahli

bedah pertama tahun 1876 mendeskripsikan metoda anterior untuk mendapatkan akses ke

area preperitoneal. Operasi Bassini juga memiliki pendekatan anterior, meskipun untuk

beberapa alas an praktis hal tersebut tidak didiskusikan dalam konteks. Cheatle dan Henry,

yang pertama kali menyarankan pendekatan posterior untuk memasuki area prepertitoneal

dalam operasi hernia inguinal, tetap popular sampai pertengahan abad ke 20, dan menjadi

unggulan karena didukung oleh Nyhus. Saat ini, operasi ini telah menjadi lebih dari sekedar

peristiwa sejarah yang signifikan karena telah disetujui secara universal bahwa hasil yang

lebih baik ketika menggunakan bahan prosthese.

Preperitoneal Terbuka, Prosthetic

Kunci dari preperitoneal dengan menggunakan prosthetic adalah penempatan

prosthesis yang besar pada ruang preperitoneal diantara fascia tranversalis dan peritoneum.

Sebagai efeknya mengganti fascia tranversali yang fungsinya telah berkurang karena menjaga

tahanan peritoneum. Defek hernia sendiri mungkin tertutup tetapi juga tidak tergantung dari

keahlian seorang ahli bedah. Secara teori hal ini menarik karena terdapat kontradiksi dengan

operasi anterior, dimana adanya peningkatkan tekanan abdominal berpengaruh terhadap

kejadian rekurensi, karena perbaikan preperitoneal sebenarnya membantu protetis untuk

menahan tekanan intrabdominal, sehingga hasil operasi itu menjadi lebih kuat. Cavum

preperitoneal dapat dimasuki melalui pendekatan anterior atau posterior. Perbedaann besar

antara pendekatan anterior dan posterior bahwa nanti pada bagian akhir operasi canalis

inguinalis tidak terlibat. Point ini menunjukkan pada operasi ini tidak melukai musculus

cremaster dan mengurangi kemungkinan injury cord . Jika pendekatan anterior di inginkan

insisi iinguinal dilakukan karena area operasi di masuki secara langsung melalui lantai

inguinal. Baik insisi garis tengah bawah, paramedian atau Pfannesteil tanpa membuka

peritoneum dapat digunakan untuk memasuki area preperitoneal secara posterior. Hal ini

secara original diperkenalkan oleh Cheatle dan kemudian Henry, dan teknik ini menggunakan

nama mereka. Cavum preperitoneal dapat dimasuki secara transabdominal seperti yang

Page 50: Case HIL -Bedah Mira

dipratikkan oleh La Roque menggunakan laparotomy untuk memperbaiki hernia inguinal. Ini

merupakan sebuah prosedur yang hanya direkomendasikan jika laparotomi sedang dilakukan

untuk tujuan yang lain.

Pendekatan yang Anterior

Read-Rives

Operasi ini dimulai sama seperti teknik Bassini, temasuk membuka lantai inguinal.

Pambuluh darah epigastrica inferior teridentifikasi setelah preperitoneal space telah secara

sempurna terdiseksi. Funiculus spermaticus terletak parietal dengan memisahkan dutus

deferens dari pembuluh darah spermatica. Mesh berukuran 12 x 16 cm di letakkan pada

cavum preperitoneal dalam menuju a.v epigastrica dan di pertahankan oleh 3 jahitan, satu ke

tuberculum pubicum, satu ke ligament Cooper dan musculus pssoa secara lateral. Fascia

transversali menutupi prothesis dan struktur cord. Digantikan. Penutupan terakhir dilakukan

diatas dari teknik Bassini

Pendekatan yang posterior

Wantz / Stoppa / Rives

Disini ada tiga prosedur yang digolongkan bersama kedalam GPRSV (Giant Prosthetic

Reinforcement of the Visceral Sac), karena hanya sedikit variasi diantara ketiganya. Insisi

garis tengah bawah, tranversa atau Pfannesteil dapat digunakan tergantung dari plihan ahli

bedah. Jika insist tranversa dipilih, maka harus meluas 8 – 9cm dari midline kesetiap arah

secara lateral dan 2-3 cm dibawah SIAS tetapi diatas cincin interna. Pembungkus Rectus

anterior dan musculus obliquus diinsisi sepanjang insisi kulit. Flap bawah dari strutur ini

ditarik inferior ke arah os.pubis. Fascia transversalis kemudian diinsisi sepanjang tepi lateral

dari musculus rectus dan kavum preperitoneal dapat dimasuki. Jika insisi garis tenga atau

Pfannesteil digunakan fascia yang menempel pada area Retzius terbuka tanpa mengganggu

peritoneum. Sebuah kombinasi dari insisi tajam dan tumpul diteruskan secara lateral tanpa

mempermasalahkan insisi kulit mana yang telah dipilih. Sebuah rongga pritoneal telah di

buka secara keseluruhan di lateral SIAS. Sypisis pubis, ligament Cooper dan tractus iliopubic

teridentifikasi. Bagian inferior peritoneum terdiseksi secara lua dari vas defferens dan

spermatica interna untuk membuat sebuah kantung besar yang akan mengakomodasi prostesis

agar tidak tergulung. Istilah parietalizationdi dari funiculus spermaticus dipopulerkan oleh

Page 51: Case HIL -Bedah Mira

Stoppa, dengan mengacu kepada diseksi dari cord untuk menyediakan ruangan yang cukup

untuk memiidahkan ke lateral.

Kantung hernia Direk direduksi selama diseksi preperitoneal. Ketika mereduksi

peritoneum dari defek hernia direk, sangatlah penting untuk tetap pada daerah antara

peritoneum dan fascia tranversalis, memungkinkan struktur selanjutnya untuk retraksi

kembali kedalam defek hernia melintasi kulit. Lapisan Fascia transversalis tipis dan jika ia

terbuka secara tidak sengaja dan tidak terkordinasi dengan kantung peritoneal saat reduksi

akan menghasilkan perdarahan pada dinding abdominal. Kantung indirect lebih sulit

ditangani daripada kantung direk, karena ia menempel pada struktur cord perawatan harus

dillakukan untuk memperkecil trauma pada struktur cord untuk mencegah kerusakan pada

vas deferens atau vaskularisasi testis. Sebuah kantung kecil harus dimobilisasi dari struktur

cord dan dikembalikan ke dalam rongga peritoneal. Sebuah kantong yang besar mungkin

sulit untuk di mobilisasikan dari cord tanpa mengalami trauma, jika sebuah usaha dilakukan

untuk memindahkan kantong secara keseluruhan. Pada situasi ini, kantong harus dibagi,

kantong distal ditinggalkan pada tempatnya, dengan diseksi dari kantong proximal jauh dari

struktur cord. Pembagian kantong paling mudah dilakukan dengan membukanya pada sisi

berlawanan dengan struktur cord. Kemudian sebuah jari dapat ditempatkan pada kantong

untuk membatasinya dari cord. Traksi kea rah bawah kemudian ditempatkan pada struktur

cord sehingga jumlah eksesif fatty tissue (lipoma cord) dapat dipisahkan dan diredusi

kedalam preperitoneal space, untuk menjaga kemungkinan terjadinya pseudorekurens ketika

jaringan lemak terpalpasi saat pemeriksaan fisik setelah operasi.

Managemen dari defek dinding abdominal secara langsung sangat bervariasi. Rignault

menutupnya secara renggang untuk mencegah terjadinya benjolan postoperative. Stoppa dan

Wantz seringkali membiarkannya, tetapi fascia tranversalis terkadang dijahit ke ligamentum

Cooper untuk mencegah terjadinya seroma pada rongga tempat terjadi hernia sebelumnya.

Langkah selanjutnya adalah penempatan prosthesis. Mesh Dacron lebih mudah

dibandingkan dengan Polypropylene dan lebih cocok untuk procedure ini, karena lebih masuk

kedalam rongga pre peritoneal. Untuk operasi unilateral ukuran prosthesis mendekati jarak

dari umbilical dan SIAS. Dengan lebar 1 cm dan panjang 14 cm. Wantz merekomendasikan

potongan yang eksentrik dari prosthesis dengan sisi lateral yang lebih panjang dibandingkan

sisi medial, untuk mencapai rongga pre peritoneal karena teradapat parietalisasi dari struktur

cord. Stoppa percaya bahwa tidak terlalu penting untuk memisahkan prosthesis ke lateral

Page 52: Case HIL -Bedah Mira

guna menyangga struktur cord. Hal ini menghindari adany defek yang baru ketika prostesis

dipisahkan, atau dengan kata lain terjadi proses rekurensi. Disisi lain Rignault lebih memilih,

defek lubang dari prosthese, dengan mesh melingkari funiculus spermatica diyakini dapat

menyokong stabilitas dari prothese sehingga penggunaan jahitan dapat dihindari. Fiksasi

yang minimal pada daerah ini sangat penting karena berbagai luka yang tak terduga dapat

terjadi pada elemen anatomi. Teknik Wantz, ada tiga jahitan yang diserap yang digunakan

untuk menarik batas atas dari prosthese ke dinding abdominal anterior tepat diatas dari defek.

Tiga jahitan ini digunakan pada linea alba, garis semilunar dan SIAS dengan arah dari medial

menuju lateral. Jarum Reverdin dalam hal ini sangat diperlukan. Tiga clamps kemudian

diletakkan pada ares Retzius dan di handle oleh seorang asisten. Klem tengah diposisikan

sehingga mesh menutupi ramus pubicum, fossa obturatoria dan vasa iliaca dan di pegang oleh

asisten. Klam lateral di ditempatkan di fosa iliaca untuk menutupi parietal cord dan musculus

iliopsoas. Perawatan harus dilakukan untuk mencegah protusi dari mesh. Prostesis diletakkan

pada 2 cm dari tengah SIAS dan tingginya sama dengan jarak antara umbilicus dan pubis.

Nyhus / Condon (Iliopubic Tract Repair)

Nama Nyhus dan Condon dikenal berkaitan dengan operasi preperitoneal terutama di

North amerika. Kedua tokoh ini menggunakan cadaver untuk didiseksi dan menunjukkan

tractus iliopubis, itulah sebabnya mengapa operasi ini disebut iliopubic tract repair. Insisi

transvers abdomen bagian bawah dibagi menjadi dua diatas dari simpisis pubis. Pembungkus

rektus abdominis dibuka dari lateral sehingga musculus rectus abdominal dapat ditarik ke

arah medial, den kedua muskulus obliquus dan musculus transverses abdominalis diinsisi

agar fascia tranversalis dapat terlihat.53 kombinasi ddari diseksi tajam dan tumpul pada daerah

inferior dapat membuka cavum preperitoneal dan lantai inguinal dapat terekspose. Teknik

untuk defek direk dan indirek adalah sama setelah cavum preperitoneal dan lantai inguinal

terekspose dan ditutup secara proksimal. Aponeurotic musculus transversalis di jahit inferior

dari traktus iliopubic, terkadang ligamentum Cooper juga dilibatkan sebagai sedikit jahitan

yang pertama. Jika ukuran annulus inguinalis besar, jahitan juga dilakukan pada annulus

inguinalis interna. Untuk hernia femoralis tractus iliopubis dijahit ke ligamentum

lagamentum Cooper untuk menutup lubangnya. Sekali defek telah direpairde, prosthesis

mesh dapat di jahitkan ke ligamentum Cooper dan fascia transversalis agar lebih kuat.

Awalnya ini hanya di rekomendasika pada hernia rekuren, namun sekarang, prosedur ini telah

dilakukan untuk semua pasien.

Page 53: Case HIL -Bedah Mira

Kugel / Ugahary

Operasi preperitoneal saat ini berkembang dan berkompetisi dengan laparoscopi

dengan menggunakan insisi yang sangat kecil, sekitar 2 – 3 cm diata annulus internus.54,55

Kugel melokasikan titik ini dipertengahan dengan meletakkan insisi oblique antara SIAS

sengan tuberkulum pubicum. Dilakukan insisi dalam melewati fascia obliquus eksternus dan

obliquus internus dipisahkan dengan diseksi tumpul. Fascia tranversalis dibuka secara

vertical sepanjang 3 cm, tetapi tidak mengenai annulus inguinalis. Ruangan preperitoneal

dimasukkin dengan menggunakan diseksi tumpul, untuk mengidentifikasikan bahwa telah

memasuki cavum pre peritoneal ialah dapat melihat vassa epigastrica inferior. Pembuluh

daraah harus dilepaskan dari tempatnya dan ditarik kearah antero medial. Vasa iliaca,

ligament Cooper, tulang pubicum, dan defek hernia di identifikasikan melalui palpasi.

Sebagian besar kantung hernia dengan mudah dapat direduksi. Kecuali pada kantung hernia

indirek yang besar yang seringkali terpisah antara distal dan bagiannya proksimal. Dokter

Kugel merasa bahwa struktur cord Dasar dari prosedur ini spesifik dirancang dengan ukuran

prosthesis 8 x 12 cm terbuat dari 2 buah polypropylene dengan monofilamis tunggal di

tempatkan secara melingkar di tepi. Hal ini membolehkan prosthesis melewati insisi kecil.

Prothesis akan di geser kea rah anterior, dimana para ahli bedah menggunakan jari untuk

membantu mesh menempati posisinya.

Operasi Ugaharay juga hampir sama, namun prosthesis yang special tidak diperlukan.

Dikenal sebagai tekni Giridon, cavum preperitoneal di siapkan melalui sebuah insisi 3 mm,

yang sama dengan teknik Kugel. Area tersebut ditahan dengan menggunakan LAngenbeck

dan 2 buah retractor. Potongan polyprophelene ukuran 10 x 15 cm digulung ke dalam forcep

panjang setelah tepinya dikelilingi oleh jahitan untuk menyesuaikan dengan anatomi

landmark. Mesh yang tergulung dengan forcep dimasukan ke dalam area preperitoneal dan

mesh dibuka dengan menggunakan klem dan digerakkan dengan sebuah retractor.

Kedua operasi ini telah berhasil dilakukan. Bagaimanapun juga pelatihan tetap harus

diperlukan agar yakin bahwa mesh dapat diposisikan pada tempat yang benar, dan seharusnya

ia ditempatkan tanpa terlihat.

Kombinasi Anterior and Preperitoneal, Prosthetic

1. Bilayer Prosthetic Repair

Page 54: Case HIL -Bedah Mira

Operasi ini tergantung pada alat dumbbell-shape yang terdiri dari 2 bagian datar mesh

Polypropylene yang dihubungkan dari bahan yang sama. Tujuan dari prosedur ini adalah

bahwa ahli bedah dapat melihat keuntungan dari prosedur anterior dan posterior, kerena

bahan prosthese ditempatkan dalam preperitoneal dan kanalis inguinalis. Langkal awalnya

identik dengan prosedur Licheistein. Ketika anterios space disipakan, kavum perperitoneal

telah dibuka melalui defek hernia. Indirek hernia di reduksi dan kemudian Gauze sponge

digunakan untuk mengembangkan kaavum preperitoneal secara lembut melalui annulus

interna. Untuk direk Hernia, fascia tranversalis dibuka, dan ruang antara struktur tersebut dan

peritoneum di perluas. Dengan gauze sponge. Permukaan dalam dari bilaminar prosthesis di

tanamkan ke dalam kavum preperitoneal, menutupi rongga direk, indirek dan ligamen

Cooper. Lapisan superficial dari alat menempati bagian anteior yang sama dengan prosedur

Lichtenstein. Lapisan superficial di insisi secara lateral atau sentral sebagai pendukung

struktur kord dan menggunaka 3 – 4 interupted suture pada puberculum pubicum, ditengah

ligamentum inguinal dan musculus obliquus internus.

2. Laparoscopic Inguinal Herniorrhaphy

Laparoskopi Herniorrhaphy inguinal pertama kali dikenalkan pakhir tahun 1980 dan

awal a1990, pada saat banyak dokter bedah merasa bahwa teknik yang dikerjakan per

abdominal harus di adaptasikan secara laparoskopi. Laparoskopi Herniorrhaphy inguinal

akhirnya diperkenalkan oleh Ger pada tahu 1982, yang lebih menekankan keuntungannya

antara lain berkurangnya nyeri post operasi, lebih cepat untuk kembali aktivitas biasa, lebih

mudah untuk melakukan perbaikan hernia karena jaringan hernia tidak di insisi, lebih mampu

untuk melakukan operasi yang sifatnya bilateral, laparoskopik juga dapat digunakan sebagai

diagnostic, dapat melakukan high ligation dari kantung hernia dan lebih baik dari segi

kosmetik.

Namun secara universal tidak semua yang diangkap keuntungan ini diterima dan

teknik operasi ini masih controversial. Point Detractor memungkinkan terjadinya komplikasi

besar dari laparoskoi seperti perforasi usus, atau injury pada vascular, komplikasi

penempelasn juga mungkin terjadi dimana bahan prosthetic di letakkan pada peritoneum, dan

Page 55: Case HIL -Bedah Mira

membutuhkan anesthesia umum. Sabagai tambahan banyak ahli bedah juga

mempertimbangkan teknik ini membutuhkan alat-alat yang mahal khusunya ketika

berhadapan hanya dengan hernia unilateral yang tak mengalami komplikasi. Pendapat mereka

bahwa open hernioraphy dapat dilakukan pda anesthesia local, dengan resiko kecil pada

organ intra abdominal dan lebih murah. Keunggulan dari laparoscopi hernioraphy dari open

herioraphy non prosthetic ialah ialah pernurunan angka rekurensi, nyeri post operatif minimal

dan lebih cepat kembali ke aktivitas semula. Sebagai tambahan, penelitian dari Italy

membandingkan secara randomized control trial antara open tension-free operation dengan

laparoscopi hernioraphy didapatkan keuntungan yang signifikan teknik laparoscopi.

Kelanjutan penelitian yang membandingkan antara open hernioraphy dengan

laparoskopi herniorapphy dilakukan oleh Cochrane yang bekerja sama dengan European

Hernia Trialists Collaboration Pembagian kelompok penelitian ini penting, karena banyak

penelitian yang dilakukan membawa mereka harus memperbaharui dan memperjelas data

mereka. Empat puluh satu laporan dengan 7161 laporan kasus hernia dirasa pas untuk

dilakukan meta analisis. Analis menyakinkan bahwa ada keunggulan yang signifikan dari

operasi secara laparoskopi dari pada open herniorapphy dalam hal nyeri post operatif,

penyembuhan yang lebih cepat dan penurunan angka rekurensi. Namun tidak ada perbedaan

yang signifikan dalam hal rekurensi antara laparoscopi dengan tesion free ,dan laparoskopi

membutuhkan waktu yang lebih lama. Kemungkinan komplikasi yang muncul adalah sama

pada keduanya namun komplikasi yang serius lebih sering ditemukan pada laparoskopi.

(Injury visceral 8 : 2315 pada laparoskopi dan 1: 2599 pada open repair). Para analis tidak

dapat menemukan yang mana yang lebih menimbulkan resiko yang lebih serius. Data yang

definitive untuk menembukan komplikasi adhesi akibat trochar tidak dapat ditemukan.

Bagaimanapun juga operasi ini telah berlangsung selama 10 tahun.

Saat ini indikasi terbaik untuk dilakukan laparoskopi herniorapphy adalah :

1. Adanya hernia rekuren setelah dilakukan open herniorapphy.

2. Hernia bilateral, yang keduanya ingin di terapi dengan menggunakan insisi yang

minimal.

3. adanya hernia inguinal, dimana terdapat penyakit lain yang juga membutuhkan

prosedur laparoskoi (misalnya cholesistektomi laparokopik).

Page 56: Case HIL -Bedah Mira

Issue yang saat ini sedang berkembang adalah penggunaan laparoskopi untuk hernia

yang tak mengalami komplikasi. Pada tahun 2001, pada sebuah diskusi panel National

Institute for Clinical Excellence (NICE) di London mengeluarkan sebuah pernyataan "For

repair of primary inguinal hernia, open [mesh] should be the preferred surgical procedure".

Namun argument itu telah dikritik oleh 20 anggota dari panel diskusi, termasuk diantaranya

seorang ahli Bedah dan kesimpulannya hanya berdasar kepada biaya Pelayanan kesehatan

Nasional tanpa melihat biaya secara keseluruhan.

Dalam ringkasan issue yang berkembang untuk laparoscopi, masih sedang menunggu

dari beberapa randomized trial. Sampaii semua data tersedia, pasien dewasa yang merupakan

kandidat general anesthesia maka harus dipertimbangkan menggunaka prosedir laparoskopi

hernioraphy. Yang menjadi kontraindikasi mutlak ialah infeksi intra abdominal atau adanya

koagulopati. Kontraindikasi relative ialah adanya riwayat adhesi pada operasi abdominal

lainnya, asites, atau pernah dilakukan operasi pada area Ritzius ditambah dengan resiko

anesthesia umum. Pada pasie-pasien ini lebih baik dilakukan open herniorapphy dengan local

anesthesia. Ada hernia sliding yang inkarserata juga merupakan kontraindikasi relative

terutama jika kolon sigmoig terlibat, karena ada resiko perforasi.

Kedua umumnya dilakukan laparoscopic herniorrhaphies, yang transabdominal

preperitoneal (TAPP) dan totally extraperitoneal (TEP), merupakan model setelah buka

preperitoneal operasi di atas. Perbedaan utama adalah bahwa preperitoneal ruang yang

dimasukkan melalui tiga trocar situs besar daripada buka pengirisan. Berikut pembedahan

yang radikal dari preperitoneal ruang dengan penempatan besar prosthesis mirip dengan buka

preperitoneal operasi.

Ada 2 jenis teknik dari laparoskopi yang dapat digunakan, yang pertama TAPP (tran

Abdominal PrePeritoneal) dan yang kedua ialah TEP (totally Ektra Peritoneal), keduanya

muncul setelah open preperitoneal, yang telah dijelaskan diatas. Perbedaan utama adalah

preperitoneal dibuka menggunakan trochar dibandingkan insisi yang luas. Diseksi yang besar

dari preperitoneal untuk menempatkan prosthese adalah sama dengan open Herniorapphy.

Page 57: Case HIL -Bedah Mira

DIAGNOSIS BANDING

1. Hidrokel

Hidrokel mempunyai batas atas tegas, iluminensi positif dan tidak dapat dimasukkan

kembali. Testis pasien hidrokel tidak dapat diraba. Pada hidrokel, pemeriksaan

transluminasi atau diapanoskopi akan memberi hasil positif.

Page 58: Case HIL -Bedah Mira

Gambar. Tes iluminasi positif

2. Varikokel

Peninggian tekanan di dalam vena testis yang tidak berkatup dari muara vena kava

inferior atau vena renalis sampai di testis. Pada kelainan ini, biasanya pasien mengeluh

testis terasa berat, sehingga sering disalahartikan dengan hernia inguinalis.

3. Testis ektopik

Testis yang terletak abnormal yaitu diluar jalur penurunan testis menuju skrotum. Testis

sudah keluar melalui annulus inguinalis eksterna tetapi tidak menuju skrotum, melainkan

tetap di inguinal, di atas fasia atau berada di perineal

4. Orkitis

Nyeri yang amat sangat pada testis karena adanya inflamasi pada daerah tersebut. Dimana

perbedaan nyeri pada hernia yaitu pada orkitis sendiri bila disentuh sudah menimbulkan

sakit yang sangat sedangkan hernia tidak.

5. Torsio testis

Torsio testis merupakan terpuntirnya funikulus dengan testis. Dimana gambaran klinis

pada kelainan ini merupakan nyeri hebat yang timbul tiba-tiba yang sering disertai nyeri

perut, mual dan muntah. Kelainan ini didiagosis banding dengan hernia strangulata dari

perbedaan sifat nyeri dan test phren yang khas pada torsio testis. Selain itu bisa juga di

diagnosa banding dengan hernia femoralis, dimana untuk membedakannya perlu

diperhatikan bahwa munculnya hernia berhubungan dengan peninggian tekanan

intraabdomen, sedangkan pada torsiotestis tidak dijumpai hal tersebut.

6. Undesensus testis/testis yang tidak turun

Bila testis tidak sampai pada skrotum pada sewaktu lahir.

7. Lipoma

8. Limfadenitis

Page 59: Case HIL -Bedah Mira

9. Abses

10. Hematom

11. Tumor testis

Benjolan tidak dirasakan nyeri kecuali terjadi perdarahan di dalam testis.

12. Epididimitis

Nyeri skrotum akut biasanya disertai dengan kenaikan suhu tubuh, keluarnya nanah dari

uretra, ada riwayat coitus suspectus (dugaan melakukan senggama dengan bukan

isterinya), atau pernah menjalani kateterisasi uretra sebelumnya. Jika dilakukan elevasi

(pengangkatan) testis, pada epididimitis akut terkadang nyeri akan berkurang sedangkan

pada torsio testis nyeri tetap ada (tanda dari Prehn). Pasien epididimitis akut biasanya

berumur lebih dari 20 tahun dan pada pemeriksaan sedimen urine didapatkan adanya

leukosituria atau bakteriuria.

13. Kista

KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS

KOMPLIKASI

Infeksi merupakan komplikasi serius. Infeksi dini ditangani dengan pemajanan segera

dan lengkap dari prostesis. Dengan terapi antimikroba lokal dan sistemik yang hebat,

integrasi lengkap dari prostesis dapat diantisipasi. Jika terjadi infeksi yang terlambat,

integrasi ulang dari prostesis yang terinfeksi biasanya tidak terjadi dan pengangkatan bagian

sekuestrasi dari prostesis menjadi penting. Dalam kasus ini prostesis yang masih terintegrasi

tidak perlu diangkat.

Komplikasi operasi hernia dapat berupa cedera v.femoralis, n.ilioingunalis,

n.iliofemoralis, duktus deferens, atau buli-buli bila masuk pada hernia geser.

Page 60: Case HIL -Bedah Mira

Komplikasi dini beberapa hari setelah herniorafi dapat pula terjasi berupa hematoma,

infeksi luka, bendungan v.femoralis terutama pada operasi hernia femoralis, fistel urin atau

feses dan hernia residif.

Komplikasi lanjut berupa atropi testis karena lesi a.spermatika atau bendungan

pleksus pampiniformis, dan komplikasi yang paling penting adalah hernia residif.

Insidens dari residif bergantung pada umur pasien, letak hernia, teknik hernioplastik

yang dipilih dan cara melakukannya. Hernia inguinalis indirek pada bayi sangat jarang

residif. Angka residif hernia inguinalis indirek pada segala umur lebih rendah dibandingkan

dengan hernia inguinalis direk atau hernia femoralis. Hernia ventralis menunjukkan angka

residif yang relatif lebih tinggi. Reparasi pertama memberikan tingkat keberhasilan yang

paling tinggi, sedangkan operasi pada kekambuhan memberikan angka residif sangat tinggi.

PROGNOSIS

Prognosis tergantung pada ukuran dan jenis hernia pada kemampuannya mengurangi

factor resiko yang berhubungan dengan hernia itu sendiri.

Prognosis dapat baik bila hasil diagnosis dan terapi dari hernia itu sendiri tepat waktu.

Page 61: Case HIL -Bedah Mira

DAFTAR PUSTAKA

Sjamsuhidajat R. 2005. Dinding Perut, Hernia, Retroperitonium Dan Omnetum. Dalam Buku

– Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Penerbit Buku Kedoteran EGC : Jakarta.

Ronardy Devi H.1994. Buku Ajar Bedah Bagian 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.

Mansjoer. Arif. 2000.Ilmu Bedah Anak. Dalam Kapita Selekta Kedokteran Fakultas

Kedokteran Indonesia Edisi ketiga Jilid 2. Media Aesculapius Fakultas Kedokteran

Indonesia : Jakarta.

Effendi Harjanto. 1995. Buku Diagnostik Fisik. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.

Schwartz. 2000. Hernia Dinding Abdomen. Dalam Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah.

Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.

http://www.google.com

http://www.thachers.org/images/hernia_repair_small.jpg

http://www.simondodds.com/Other/hernia1.jpg

http://www.emedicine.com/emerg/topic251.htm

Page 62: Case HIL -Bedah Mira

          

         

 

DAFTAR PUSTAKA

Page 63: Case HIL -Bedah Mira

1. Grace P, Borley N. At a Glance Ilmu Bedah. Edisi ketiga.Jakarta : Erlangga.2006. Hal

118-119.

2. Samsuhidajat R, De Jong W. Buku ajar Ilmu bedah Edisi 2. Jakarta : EGC.2004. Hal 519-

540.

3. Soelarto, Reksoprodjo. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Jakarta : Binarupa

Aksara.1995.Hal 131.

4. Sabiston, David C. Buku Ajar Bedah bagian 2. Jakarta: EGC 1994. Hal 228-245.

5. Doherty, M Gerard. Current Surgical Diagnosis and Treatment, Ed 12, USA: The

McGraw-Hill Companies Inc. 2006. Hal 765-780.

6. http://id.wikipedia.org/wiki/Hernia

7. http://www.bedahugm.net/hernia/

8. http://medlinux.blogspot.com/2007/09/hernia.html