Case Based Discussion Nonpsiko-1
-
Upload
nurika-arviana -
Category
Documents
-
view
236 -
download
0
description
Transcript of Case Based Discussion Nonpsiko-1
Lembar Pengesahan
Kasus Non Psikotik
Telah diterima dan disetujui pada bulan Juli 2013 oleh Dr. Aliyah Himawati R,
Sp.KJ sebagai salah satu syarat Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Rumah
Sakit Prof Dr Soerojo, Magelang.
Mengetahui
Magelang, 22 April 2013
Dr. Aliyah Himawati R, Sp.KJ
No Rekam Medis :
Tanggal Kunjungan : 29 Juni 2013.
1
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny D
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 60 tahun
Agama : Islam
Alamat : Dusun Krajan RT 1/1, Kel Trasan, Kec Bandongan, Magelang
Pekerjaan : Tidak bekerja
Pendidikan : SLTA
Suku/Warga Negara : Jawa/WNI
Status Perkawinan : Menikah
Tanggal MRS : 19 Febuari 2013
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Autoanamnesis pada tanggal 19 April 2013
Alloanamnesis pada tanggal 20 April 2013 diperoleh dari suami pasien.
Nama Tn M
Alamat Dusun Krajan RT1/RW 1 Kelurahan Trasan Kelurahan
Trasan, Kecamatan Bandongan, Magelang
Pekerjaan Pensiunan TNI AD
Pendidikan Akademi Militer
Umur 63 tahun
Agama Islam
Hubungan dengan penderita Suami
Lama kenal Sejak pacaran sampai sekarang
2
Sifat perkenalan Baik
A. Keluhan Utama
Pasien sering lupa sejak 5 tahun yang lalu.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien sering lupa sejak 5 tahun yang lalu. Pada awalnya, pasien mulai lupa
dimana barang yang baru saja diletakkan, tetapi pasien masih bisa menceritakan
kejadian masa lalunya saat duduk dibangku SMA dan masih mampu melakukan
aktivitas sehari-hari. Sifat pelupa pasien dirasakan semakin memberat seiring
berjalannya waktu. Kurang lebih 3 tahun yang lalu, setelah makan pasien tiba tiba tidak
sadarkan diri, kemudian dirawat dirumah sakit. Pasien tidak sadarkan diri selama 1 hari,
setelah sadar pasien mulai tidak mengenali anggota keluarga yang lain, sifat pelupa
semakin bertambah berat, mulai sulit berkomunikasi, aktivitas sehari-hari
(mandi,makan,minum,BAB) harus dibantu, sudah tidak bisa menulis dan berhitung.
Awal 2013 pasien mulai gelisah, sering jalan jalan didalam rumah, sulit tidur
akhirnya pasien dibawa berobat ke poliklinik RSJ Magelang.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Psikiatrik
Pasien belum pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa sebelumnya, ini merupakan
pertama kali pasien mengalaminya.
2. Riwayat Medis Umum
Pasien tidak memiliki riwayat darah tinggi, penyakit gula maupun asma. Pasien
pernah dirawat di rumah sakit karena stroke 3 tahun yang lalu. Tidak ada riwayat
trauma kepala, tidak mengkonsumsi obat – obatan dalam jangka panjang.
3. Riwayat Merokok,NAPZA, dan Alkohol
Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok, meminum minuman alkohol maupun
penggunaan NAPZA.
D. Riwayat Pribadi
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien merupakan anak kedua dari enam bersaudara. Tidak didapatkan data yang
valid mengenai riwayat prenatal,perintal dan postnatal.
3
2. Riwayat Masa Kanak Kanak (0-3tahun)
Tidak ada data yang valid tentang pertumbuhan dan perkembangan pasien.
3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)
Pasien masuk SD saat berusia 6 tahun. Pasien tidak pernah tinggal kelas.
Hubungan pasien dengan guru dan teman – temannya baik, tidak pernah
mempunyai masalah serius selama sekolah. Pasien memiliki banyak teman selama
di sekolah.
4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja
Pasien tumbuh dan berperilaku sebagai perempuan, berpribadi ceria dan memiliki
banyak teman dengan prestasi sekolah cukup baik.
5. Riwayat Masa Dewasa
- Riwayat Pendidikan
Pasien bersekolah hingga SLTA, tidak pernah tinggal kelas, tidak pernah
berpindah – pindah sekolah, prestasi cukup baik dan tidak bermasalah
dalam sekolah.
- Riwayat Pekerjaan
Pasien keseharian berada di rumah sebagai ibu rumah tangga, sebelum
sakit pasien mempunyai peternakkan bebek,ayam dan dikelola oleh pasien
sendiri .
- Riwayat Pernikahan
Pasien menikah satu kali, saat menikah pasien berumur 17 tahun.
Pernikahan ini merupakan pernikahan yang dikehendaki. Pasien dikaruniai
1 anak kandung laki – laki hasil bayi tabung karena sulit memiliki anak.
Sebelumnya pasien dan suami telah mengadopsi anak perempuan dari
saudaranya.
- Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah berurusan dengan penegak hukum, tidak ada riwayat
pelanggaran hukum pada pasien.
- Riwayat Aktivitas Sosial
Sebelum sakit pasien bersosialisasi baik dengan tetangga dan lingkungan.
- Riwayat Keaagamaan
4
Pasien beragama Islam dan mendapatkan ilmu agama Islam pertama kali
dari orang tua pasien. Pasien juga rutin sholat 5 waktu dan terkadang
mengikuti pengajian di sekitar rumah.
- Riwayat Psikoseksual
Pasien menikah dengan lawan jenis dan selama ini berpenampilan seperti
perempuan pada umumnya.
E. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak kedua dari enam bersaudara. Dalam keluarga pasien, ibu
pasien mengalami keluhan yang sama. Orang tua pasien dan kakak kandung telah
meninggal.
Genogram
Keterangan :
= laki - laki
= perempuan
= pasien
= gangguan jiwa
5
= anak angkat
= meninggal
------ = tinggal serumah
F. Riwayat Sosial Ekonomi Sekarang
Untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari, keluarga pasien mengandalkan uang
pensiunan suami pasien dan usaha ternak yang dimiliki keluarga pasien. Keuangan
keluarga pasien tergolong baik dan cukup untuk mencukupi kehidupan sehari – hari.
G. Grafik Perjalanan Penyakit
H. Taraf Kepercayaan
Alloanamnesis : dapat dipercaya
Autoanamnesis : tidak bisa dilakukan
III. STATUS MENTAL
Pemeriksaan dilakukan di Poliklinik Jiwa RSJ Prof Dr Soerojo Magelang, pada tanggal
19 April 2013.
6
2008 2009 2010 2011 2012 2013
gejala
peran
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Tampak seorang perempuan, wajah sesuai dengan usia, perawatan diri cukup
baik, cara berpakaian rapi, kebersihan diri cukup baik.
2. Kesadaran
- Biologi : Compos Mentis
- Psikiatri : jernih
- Sosial : tidak dapat berinteraksi
3. Pembicaraan
- Kuantitas : tidak ada (pasien tidak bisa berbicara)
- Kualitas : tidak dapat dinilai
4. Tingkah Laku : Hipoaktif
5. Sikap : Non Kooperatif
6. Kontak Psikis : Sulit ditarik dan dicantum
B. Alam Perasaan
1. Mood : Tidak bisa dinilai
2. Afek : sempit
C. Gangguan Persepsi
1. Ilusi : tidak ada
2. Halusinasi : tidak ada
3. Depersonalisasi : tidak ada
4. Derealisasi : tidak ada
D. Proses Pikir
1. Isi Pikir : tidak dapat dinilai
7
2. Arus Pikir :
a. Kuantitas : tidak dapat dinilai
b. Kualitas : tidak dapat dinilai
3. Bentuk Pikir : tidak dapat dinilai
E. Sensorium dan Kognitif
1. Tingkat Kesadaran : Jernih
2. Orientasi :
a. Waktu : Sulit dinilai
b. Tempat : Sulit dinilai
c. Personal : Sulit dinilai (hanya mengenal suami)
d. Situasional : Sulit dinilai
3. Daya ingat jangka panjang : buruk
4. Daya ingat jangka pendek : buruk
5. Daya ingat segera : buruk
6. Konsentrasi : buruk
7. Perhatian : buruk
8. Kemampuan baca tulis : buruk
9. Pikiran abstrak : buruk
F. Pengendalian Impuls
1. Pengendalian impuls selama pemeriksaan : Baik
8
2. Respon pasien terhadap pemeriksa : Baik
G. Tilikan : Tidak dapat dinilai
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Internus
1. Keadaan Umum : Tampak sakit ringan,kesan gizi kurang
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Tanda Vital
a. Tekanan Darah : 130/80 mmHg
b. Nadi : 92 kali/menit
c. Respirasi : 20 kali/menit
d. Suhu :afebris
4. Kepala (mata dan THT)
a. Kepala :Normocephali
b. Mata : konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-
c. Telinga : Normotia, secret-/-
d. Mulut : sianosis (-)
e. Leher : Pembesaran KGB dan tiroid (-)
f. Hidung : cavum nasi lapang, secret -/-
5. Thoraks
a. Jantung :
- Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V-VI
- Perkusi : batas jantung normal
- Aukultasi : suara jantung I dan II regular,murmur (-), gallop (-)
b. Pulmo
- Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris
- Palpasi : vocal fremitus kanan sama dengan kiri
9
- Perkusi : lapang paru sonor
- Aukultasi : Suara nafas vesikuler
6. Abdomen
- Inpeksi : perut tampak datar
- Aukultasi : bising usus normal
- Palpasi : supel dan nyeri tekan negative
- Perkusi : timpani
7. Urogenital : dalam batas normal.
8. Ekstremitas
Superior Inferior
Oedem -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Akral hangat hangat
Capillary refill test < 2’’ <2’’
Deformitas -/- -/-
B. Pemeriksaan Neurologis
1. Kaku Kuduk : tidak ditemukan
2. Saraf Kranialis : Sulit dinilai
3. Motorik : Sulit dinilai
Motorik Superior Inferior
Gerakan Sulit dinilai Sulit dnilai
Kekuatan Sulit dinilai Sulit dinilai
Tonus hipotonus hipotonus
Trofi hipotrofi hipotrofi
4. Sensorik : sulit dinilai
5. Refleks Fisiologis : +/+
6. Refleks Patologis : -/-
10
VI. RESUME
Pasien perempuan berusia 60 tahun datang ke poliklinik jiwa RSJS diantar
suaminya dengan keluhan pasien sering lupa sejak 5 tahun yang lalu. Pada awalnya,
pasien mulai lupa dimana barang yang baru saja diletakkan, tetapi pasien masih bisa
menceritakan kejadian masa lalunya saat duduk dibangku SMA dan masih mampu
melakukan aktivitas sehari-hari. Sifat pelupa pasien dirasakan semakin memberat seiring
berjalannya waktu. Kurang lebih 3 tahun yang lalu, setelah makan pasien tiba tiba tidak
sadarkan diri, kemudian dirawat dirumah sakit. Pasien tidak sadarkan diri selama 1 hari,
setelah sadar pasien mulai tidak mengenali anggota keluarga yang lain, sifat pelupa
semakin bertambah berat, mulai sulit berkomunikasi, aktivitas sehari-hari (mandi,
makan, minum, BAB) harus dibantu, sudah tidak bisa menulis dan berhitung. Awal 2013
pasien mulai gelisah, sering jalan jalan didalam rumah, sulit tidur akhirnya pasien
dibawa berobat ke poliklinik RSJ Magelang.
Dari pemeriksaan status mental didapatkan:
a. Tingkah laku : hipoaktif
b. Sikap : Non-kooperatif
c. Mood : Tidak bisa dinilai
d. Afek : Appropriate, sempit
e. Arus pikir : Tidak dapat dinilai
f. Isi pikir : Tidak dapat dinilai
g. Bentuk pikir : Tidak dapat dinilai
h. Konsentrasi : buruk
i. Perhatian : buruk
j. Reliabilitas alloanamnesis bisa dipercaya
11
VII. DIAGNOSIS BANDING
F 00.0 Demensia Pada Penyakit Alzheimer Onset Dini
Pedoman Diagnostik PPDG III Pasien
Demensia
Adanya penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir, yang
sampai menganggu kegiatan harian seseorang
Terpenuhi
Tidak ada gangguan kesadaran Terpenuhi
Gejala dan disabilitas sudah nyata untuk paling sedikit 6 bulan Terpenuhi
Demensia Pada Penyakit Alzheimer
Terdapat gejala demensia Terpenuhi
Onset bertahap dengan deteriorasi lambat, onset biasanya sulit
ditentukan waktunya yang persis, tiba tiba orang lain sudah
menyadari adanya kelainan tersebut. Dalam perjalanan
penyaktnya dapat terjadi suatu taraf yang stabil secara nyata
Terpenuhi
Tidak adanya bukti klinis, atau temuan dari pemeriksaan khusus,
yang menyatakan bahwa kondisi mental itu dapat disebabkan
oleh penyakit otak atau sitemik lain yang dapat menimbulkan
demensia
Terpenuhi
Tidak adanya serangan apoplektik mendadak, atau gejala
neurologi kerusakan otak fokal seperti hemiparesis, hilangnya
daya sensorik, defek lapangan pandang mata, dan inkoordinasi
yang terjadi dalam masa dini dari gangguan itu (walaupun
fenomena ini dikemudian hari dapat bertumpang tindih).
Terpenuhi
Demensia pada penyakit Alzheimer onset dini
Demensia yang onsetnya sebelum 65 tahun Terpenuhi
Perkembangan gejala cepat dan progresif Terpenuhi
Adanya riwayat keluarga yang berpenyakit Alzheimer,
merupakan faktor yang menyokong diagnosis tetapi tidak harus
dipenuhi.
Terpenuhi
12
F 01 Demensia Vaskular
Pedoman Diagnostik PPDGJ III Pasien
Terdapatnya gejala demensia Terpenuhi
Hendaya fungsi kognitif biasanya tidak merata (mungkin
terdapat hilangnya daya ingat, gangguan daya pikir, gejala
neurologis fokal). Daya tilik diri dan daya nilai secara relati tetap
baik
Tidak terpenuhi
Suatu onset yang mendadak atau deteriorasi yang bertahap,
disertai adanya gejala neurologis fokal meningkatkan
kemungkinan diagnosis demensia vascular. Pada beberapa
kasus, penetapan hanya dapat dilakukan dengan pemeriksaan CT
scan atau pemeriksaan neuropatologis
Tidak terpenuhi
VIII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I : F 00.0 Demensia pada Penyakit Alzheimer Onset Dini
Aksis II : Tidak ada diagnosis.
Aksis III : Stroke
Aksis IV : Tidak ada
Aksis V : GAF 30-21
IX. PENATALAKSAAN
A. Non Farmakologi
1. Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai penyakit, perjalanan penyakitnya,
pengobatan yang diperlukan dan prognosisnya.
2. Memberi dorongan atau motivasi pada pasien agar minum obat secara teratur
13
3. Menjelaskan kepada suami pasien bahwa pentingnya dukungan dari keluarga
pasien dan orang – orang disekitarnya
4. Menasehati keluarga supaya mengawasi pasien untuk minum obat secara teratur
dan mengantar pasien control setiap bulan
B. Farmakologi
1. Clozapin 1 x 100 mg p.o.
2. Piracetam 2 x 1200 mg p.o.
1. Anti Psikosis
Clozapine 1 x 100 mg
Clozapine merupakan antipsikosis pertama yang efek samping
ekstrapiramidalnya dapat diabaikan. Dibandingkan dengan obat-obat generasi
pertama, secara semua Antipsikosis generasi kdua mempunyai rasio blockade
serotonin (5 hidroksitriptamin) (5-HT) tipe 2 (5-HT2) terhadap reseptor dopamine
tipe 2 (D2) lebih tingi. Ia lebih banyak bekerja pada system dopamine mesolimbik
daripada di striatum. Antipsikosis tradisional mempengaruhi neuron dopamine di
striatum dan limbik. Semua obat-obat baru ini, kecuali clozapin, karena efek
samping dan butuh pemeriksaan darah tiap minggu, adalah obat pilihan pertama
(first line drug). Sebaliknya, clozapine, efektivitasnya sudah tercapai meskipun
40-60% D2 yang dihambat. Ada dugaan bahwa efektivitas clozapine sebagai
antipsikosis didapat karena ia juga bekerja pada reseptor lain terutama 5-HT2A.
Dengan Positrone Emission Tomography (PET) didapatkan bahwa tidak ada
perbedaan dalam hambatan reseptor D2 pada striatum antara individu yang
berespons terhadap antipsikosis dengan yang tidak berespons. Akhirnya timbul
dugaan bahwa ada proses di luar dopamine yang mempengaruhi respons
antipsikosis.
Absorbsi: Clozapine hanya tersedia dalam bentuk preparat oral konsentrasi
plasma puncuk dicapai setelah 2 jam pemberian oral. Waktu paruh eliminasi
adalah 12 jam (antara 10-16 jam). Pemberian bersama-sama dengan obat yang
terkait dengan protein dapat meningkatkan konsentrasi clozapine bebas.
14
Farmakodinamika: Dosis 300-400 mg (5mg/kgBB) dikaitkan dengan
konsentrasi plasma yang berkisar antara 200-400 µg/ml. Respons klinik baru
didapat bila konsentrasi plasma lebih dari 350 µg/ml. Bila dengan konsentrasi 250
µg/ml, tidak berespons setelah 6 minggu, dosis obat harus dinaikan sampai
konsentrasi 350 µg/ml tercapai.
Mekanisme kerja : Afinitasnya terhadap D2 rendah sedangkan terhadap 5-
HT2 tinggi. Hal ini yang menyebabkan rendahnya efek samping ekstrapiramidal.
Obat-obatan antipsikosis konvensional memblok reseptor D2 di forebrain lebih
banyak sehingga terdapat efek samping ekstrapiramidal. Dengan PET terlihat
bahwa pemberian clozapine, dosis efektif, D2 reseptor yang ditempati hanya
sekitar 40%-50%, sedangkan 10 mg Haloperidol menempati D2 reseptor lebih
dari 80%.
2. Neuroprotektor
Piracetam 2 x 1200 mg
Piracetam (2-oxo-1 pyolidine-acetamid) merupakan golongan nootropic
agents yang berbentuk bubuk Kristal putih dan tidak berbau. Piracetam bekerja
dengan cara meningkatkan efektivitas dan fungis telensefalon otak melalui
peningkatan fungsi neuotransmiter kolinergik. Telensefalon inilah yang mengatur
fungsi kognitif pada manusia. Fungsi lain dari piracteam adalah menstimulasi
glikolisis oksidatif, meningkatkan konsumsi oksigen pada otak, serta
mempengaruhi pengaturan serebrovaskuler dan juga mempunyai efek
antitrombotik. Oleh karena itu piracetam biasanya digunakan untuk pengobatan
stroke, terutama stroke iskemik. Piracetam mempengaruhi aktivitas otak melalui
berbagai mekanisme yang berbeda antara lain:
1. Merangsang transmisi neuron di otak.
2. Merangsang metabolism otak.
3. Memperbaiki mikrovaskular tanpa efek vasodilatasi.
15
Farmakokinetik:
1. Distribusi, piracetam didistribusikan melewati sawar otak dan terkonsentrasi
pada bagian abu-abu dari korteks serebri dan serebelum, nucleus kaudatus,
hipokampus, korpus genikulatum lateral, dan pleksus koroideus.
2. Ekskresi, piracetam diekskresi melalui urin dan feses, ekskresi melalui urin
mencapai 98% oleh karena itu diperlukan perhatian khusus pada penderita
dengan gangguan ginjal.
Indikasi:
1. Sindrom yang berkaitan dengan penuaan, seperti deficit memori, asthenia, dan
gangguan psikomotor.
2. Sindrom post traumatik.
3. Terapi pada anak-anak dengan dysleksia.
4. Kelainan di mana terdapat gangguan peredaran otak seperti iskemia.
X. PROGNOSIS
FAKTOR RESIKO HASIL PROGNOSIS
a. Riwayat gangguan jiwa dalam keluarga
b. Dukungan keluarga dan lingkungan
c. Status sosial ekonomi
d. Stressor
e. Onset usia
f. Perjalanan penyakit
g. Jenis penyakit
h. Penyakit organic
Ada
Ada
Cukup
Tidak ada
55 tahun
Kronis
Dementia pada
penyakit Alzheimer
Onset Dini
Stroke
Buruk
Baik
Baik
Baik
Baik
Buruk
Buruk
Buruk
16
i. Regresi
j. Respons terapi
k. Kepatuhan minum obat
Tidak ada
Obat – obatan
Baik
Baik
Baik
Baik
Ad Vitam : Ad bonam
Ad Fungsionam : Dubia ad malam
Ad Sanationam : Dubia ad bonam
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan dan Sadock. Sinopsis Psikiatri Jilid 2, Ilmu Pengetahuan dan Psikiatri Klinis.
Edisi Ketujuh. Jakarta: Binarupa Aksara. 2010.
2. Maslim R. Panduan Praktis, Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Cetakan III. PT. Nuh
Jaya. Jakarta. 2007. p. 23-30.
3. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III. Bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa FK UNIKA Atma Jaya. Jakarta. 2003; p. 22-4.
17
DOKUMENTASI
Gambar 1. Bersama suami pasien setelah alloanamnesis
Gambar 2. Kondisi rumah pasien
Gambar 3. Keadaan pasien saat dikunjungi
18