case 6 sm

7
Nyeri Nyeri adalah mekanisme protektif untuk menimbulkan kesadaran akan kenyataan bahwa sedang atau akan terjadi kerusakan jaringan. Selain itu, pengalanman dimasa lalu yang menimbulkan nyeri dalam ingatan kita akan membantu kita menghindari kejadian-kejadian yang berpotensi membahayakan. Sensasi nyeri disertai oleh respon perilaku termotivasi (ex: menarik diri atau bertahan) serta reaksi emosi (ex: menangis atau takut). Persepsi subjektif nyeri dipengaruhi oleh pengalaman lalu atau sekarang (ex: meningkatnya persepsi nyeri yang menyertai rasa takut ke dokter gigi / persepsi nyeri pada seorang atlet yang cedera ketika sedang bertanding). Terdapat tiga kategori reseptor nyeri/ nosiseptor: Nosisepor mekanis: berespon pada kerusakan mekanis ex: tersayat, terpukul atau cubitan. Nosiseptor suhu: berespon pada suhu yang ekstrim, terutama panas. Nosiseptor polimodal: berespon sama kuat terhadap semua jenis rangsangan yang merusak, termasuk bahan kimia iritan yang dikeluarkan oleh jaringan yang cedera. Karakteristik nyeri tdd 2 jenis, yaitu: Nyeri cepat Nyeri lambat Terjadi pada stimulasi nosiseptor mekanis dan suhu Terjadi pada stimulasi nosiseptor polimodal Disalurkan oleh serat A-delta halus bermielin Disalurkan oleh serat C halus tak bermielin Menimbulkan sensasi tajam menusuk Menimbulkan sensasi tumpul, panas, dan pegal Mudah diketahui lokalisasinya Lokalisasinya tidak jelas Muncul pertama kali Muncul berikutnya; menetap lebih lama; lebih tidak menyenangkan Penjelasan kasus Halaman 1 Hubungan nyeri dengan perubahan posisi (tidur-duduk-berdiri):

description

yuuju

Transcript of case 6 sm

Page 1: case 6 sm

Nyeri

Nyeri adalah mekanisme protektif untuk menimbulkan kesadaran akan kenyataan bahwa sedang atau akan terjadi kerusakan jaringan. Selain itu, pengalanman dimasa lalu yang menimbulkan nyeri dalam ingatan kita akan membantu kita menghindari kejadian-kejadian yang berpotensi membahayakan.

Sensasi nyeri disertai oleh respon perilaku termotivasi (ex: menarik diri atau bertahan) serta reaksi emosi (ex: menangis atau takut).

Persepsi subjektif nyeri dipengaruhi oleh pengalaman lalu atau sekarang (ex: meningkatnya persepsi nyeri yang menyertai rasa takut ke dokter gigi / persepsi nyeri pada seorang atlet yang cedera ketika sedang bertanding).

Terdapat tiga kategori reseptor nyeri/ nosiseptor:

Nosisepor mekanis: berespon pada kerusakan mekanis ex: tersayat, terpukul atau cubitan.

Nosiseptor suhu: berespon pada suhu yang ekstrim, terutama panas.

Nosiseptor polimodal: berespon sama kuat terhadap semua jenis rangsangan yang merusak, termasuk bahan kimia iritan yang dikeluarkan oleh jaringan yang cedera.

Karakteristik nyeri tdd 2 jenis, yaitu:

Nyeri cepat Nyeri lambatTerjadi pada stimulasi nosiseptor mekanis dan suhu

Terjadi pada stimulasi nosiseptor polimodal

Disalurkan oleh serat A-delta halus bermielin Disalurkan oleh serat C halus tak bermielinMenimbulkan sensasi tajam menusuk Menimbulkan sensasi tumpul, panas, dan pegalMudah diketahui lokalisasinya Lokalisasinya tidak jelasMuncul pertama kali Muncul berikutnya; menetap lebih lama; lebih

tidak menyenangkan

Penjelasan kasus

Halaman 1

Hubungan nyeri dengan perubahan posisi (tidur-duduk-berdiri):

Hal ini terjadi karena ketika perubahan posisi terjadi hal ini memungkinkan adanya pergerakan sendi dimana ketika ada gangguan terhadap sendi maka akan timbul ras nyeri terkait itu tulang rawan tang telah mengalami abrasi atau sendi yang mengalami inflamasi. Disaaat perubahan posisi dari duduk keberdiri beban tubuh akan mengikuti gaya gravitasi sehingga beban tubuh tertumpu pada lututnya yang kemudian akan menimbulkan rasa nyeri pada perubahan-perubahan posisi tersebut.

Hubungan nyeri berkurang dengan berbaring dan obat gosok:

Seperti yang telah kita ketahui bahwa disaat berbaring beban tubuh tersalurkan pada semua bagian tubuh sehingga nyeri yang dirasakan pada anggota tubuh yang menopang berat tubuh seperti lutut

Page 2: case 6 sm

berkurang. Dan pemberian obat gosok memberikan efek relaksasi dari otot-otot disekitarnya sehingga pemberian obat gosok juga akan mengurangi nyerinya.

Penjalaran nyeri/ mengapa nyeri tidak menjalar sampai ketungkai:

Hal ini dikarenakan nyeri tersebut hanya terjadi pada persendiannya saja, tidak sampai menjalar sampai tungkainya.

Mengapa tidak ada rasa kebas dan mengapa tidak ada kelemahan otot:

Hal ini terkait dengan kemungkinan terganggu atau tidak saraf sensorik (kebas) dan motorik (kelemahan otot). Nah, pada Ny. Rina ini tidak terdapat gangguan pada sarafnya.

Hubungan nyeri pinggang kanan dengan fungsi berkemih dan defekasi:

Hal ini berkaitan dengan kecurigaan adanya gangguan pada organ dalam, dimana seperti yang kita ketahui bahwa di regio pelvis atau didaerah pinggang terdapat sebagian alat-alat pencernaan dan organ-organ genitourinaria. Nah, pada Ny. Rina tidak terdapat gangguan defekasi maupun miksinya maka terkait hal tersebut mungkin penyebab nyeri dari pasien kita ini bukan berasal dari organ dalamnya.

Hubungan keluhan yang sama dengan satu tahun yang lalu:

Hal ini dikaitkan dengan adanya kekambuhan atau edisi remisi dari penyakit tersebut.

Hubungan membaiknya nyeri dengan istirahat dan minum obat penghilang rasa nyeri (analgetik):

Karena pada saat istirahat tubuh kita tidak banyak bergerak maka hal ini meminimalisir pergerakan antara sendi-sendi.

Hubungan nyeri otot dengan aktivitas sehari-hari/ mengapa terdapat kesulitan pada saat melakukan gerakan sholat, naik tangga, duduk, dan jongkok:

Hal ini disebabkan pada saat melakukan kegiatan tersebut mengakibatkan adanya pergerakan dari sendi-sendi, terutama pada saat naik turun tangga maka tubuh akan memikul 2 kali berat tubuh, sehingga terjadilah peningkatan tekanan mekanis yang bertumpu pada sendi lutut yang kemudian akan menimbulkan nyeri.

Hubungan riwayat trauma dengan sendi:

Karena trauma merupakan salah satu faktor predisposisi dari gangguan tulang dan sendi.

Hubungan kebiasaan duduk sekitar 6 jam/ duduk lama dengan NPB:

Hal ini terkait dengan bagian tubuh yang menopang berat tubuh disaat duduk tersebut, yang dalam waktu lama akan mengakibatkan nyeri pada daerah pinggang.

Hubungan olah raga dengan keluhan NPB:

Semakin kurang mobilisasi atau pergerakannya maka hal tersebut dapat memicu pergerakan-pergerakan sendi

Hubungan berat badan dengan NPB:

Page 3: case 6 sm

Hal ini terkait dengan berat beban yang ditopang oleh tubuh semakin meningkat BB nya maka semakin meningkat pula risiko NPB nya.

Penjelasan problem halaman 2

Px. Fisik

VAS score: 5

Dimana VAS (Visual Analogue Scale) itu merupakan metode skala pengukuran nyeri yang terdiri dari skala 1-10, semakin tinggi angkanya maka semakin tinggi pula kualitas nyerinya. Pada angka >7 maka ini sudah menunjukan ke skala nyeri yang berat. Nah pada pasien kita ini skala nyeri nya adalah 5 yang artinya masih tergolong dalam kategori sedang.

Hasil pengukuran BB: 75 kg TB:152 cm kemudian dihasilkan BMI: 32,46 yang termasuk kategori obesitas menurut WHO. Hubungan antara penghitungan BMI dan NPB adalah dimana ketika seseorang mengalami peningkatan berat badan maka bagian tubuh yang menopang berat badan akan semakin terbebani, seperti halnya pada penyakit NPB ini, diperparah lagi karena pasien kita ini bekerja sebagai seorang sekretaris yang duduk didepan computer. Nah, pada saat duduk maka bagian yang menopang berat badan akan bertumpu pada daerah pinggangnya.

Px. Musculoskeletal

Postur

Mengapa kita harus memeriksa postur dari pasien?. Hal ini ditujukan untuk mengetahui adanya deformitas atau tidak.

Pada pasien ini ditemukan adanya hiperlordosis lumbal dimana ini merupakan adanya peningkatan cekungan vertebrae bagian lumbal kearah depan jika dilihat dari samping. Hal ini terkait pekerjaan pasien kita yang kegiatan sehari-harinya sebagai sekretaris yang mengharuskan pasien duduk dalam waktu yang lama.

Vertebral alignment baik: hal ini berarti susunan dari vertebrae dbn. Yang kaitannya dengan NPB adalah dengan kecurigaan penyebab dari NPB tersebut salah satunya adalah karena congenital yang menyebabkan jumlah yang abnormal dari susunan vertebrae.

Pelvis simetris: hal ini terkait dengan adanya kecurigaan dislokasi pada pelvisnya. Yang apabila terdapat dislokasi maka akan mengakibatkan NPB.

Trunk:

Mengapa kita harus memeriksa trunk atau batang tubuhnya, hal ini ditujukan karena pinggang terdapat pada batang tubuh. Maka terkait kondisi tersebut kita harus memeriksa trunk nya.

Hubungan nyeri trunk pada saat fleksi dengan keluhan NPB: pada saat fleksi trunk terjadi perubahan posisi dari vertebrae sehingga akan menyebabkan nyeri pada saat pergerakan itu terjadi ditambah lagi disaat fleksi trunk.

Finger to floor distance 13 cm: hal ini berkaitan adanya keterbatasan pergerakan pada vertebrae nya, ketika jari pasien kita perintahkan untuk menyentuh lantai dalam keadaan duduk maka didapatkan jarak

Page 4: case 6 sm

setinggi 13 cm hal ini berkaitan dengan nyeri pada pinggang bawahnya, apabila terdapat gangguan pada daerah tersebut maka akan terdapat keterbatasan pergerakan

Range of motion trunk (fleksi,ekstensi,lateral bending dan rotasi) penuh: ROM itu sendiri berarti jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga bidang tubuh, yaitu sagital, transversal, frontal. ROM ini ditujukan untuk menilai pergerakan terkait kekakuan sendi, pembengkakan, nyeri, keterbatasan gerak, dan gerakan yang tidak sama. Bila terjadi pergerakan maka seluruh struktur yang terdapat pada persendian tersebut akan terpengaruh, yaitu: otot, permukaan sendi,kapsul sendi, fasia, pembuluh darah dan saraf.

Jenis-jenis dari ROM itu sendiri tdd 2, yaitu: passive ROM (gerakan yang dilakukan dengan bantuan pemeriksa atau alat mekanik) dan active ROM (gerakan yang dilakukan sendiri oleh pasien).

Nyeri tekan pada pada regio paralumbal kanan (sisi lumbal atau pinggang kanan), gluteal (bagian bokong), hamstring (otot paha), dan gastrosoleus/ otot trisep surae (dibagian belakang tungkai bawah). Adanya nyeri tekan disini diindikasikan bahwa adanya suatu gangguan atau kelainan pada ligament, sprain, strain serta spasme otot, yang ditandai dengan adanya nyeri tekan pada daerah yang terkait.

Straight leg test <70o: straight leg tes adalah tes yang digunakan untuk mengetahui adanya NPB dan nyeri tungkai. Yang dilakukan dengan cara pemeriksa secara passive menggerakkan tungkai pasien dengan ekstensi penuh. Normalnya pasien dapat mengangkat antara 70o-90o. Pada pasien kita kali ini hasilnya < 70o, maka hal ini menandakan adanya gangguan pada pinggangnya maupun lututnya.

Nyeri radikular negatif: nyeri radikular adalah penjalaran nyeri. Pada pasien kita kali ini tidak ada penjalaran nyeri yang terjadi. Karena pada NPB dapat disertai dengan penjalaran nyeri diantaranya ke sakroiliaka, koksigeus, bokong, kebawah lateral atau posterior tungkai atas dan bawah, serta kaki.

Defisit sensorik (gangguan sensorik) negatif: hal ini berarti tidak ada kebas yang mengindikasikan adanya gangguan dari saraf sensoriknya. Yang dapat kita tes dengan menggunakan jarum untuk sensasi nyeri dan taktil, disentuh untuk sensasi sentuhan, dll.

Thomast test negatif: thomast test adalah test yang digunakan untuk menentukan kontraktur pada hip flexion. Dengan cara pasien terlentang, kemudian letakkan tangan pemeriksa divertebrae bagian lumbal, dan membawa 1 kaki sampai fleksi penuh. Kita perintahkan pasien untuk memegang lututnya. Kemudian kita lihat apakah pasien tetap fleksi dengan memegang lututnya atau tidak. Pada pasien kita didapatkan hasil negatif yang berarti pasien dapat mempertahankan kedudukan fleksinya yang berarti tidak ada kontraktur fleksi.

Reflex fisiologis dbn: hal ini berati pada pemeriksaan reflex fisiologis seperti dengan melakukan pemeriksaan reflex patella yang dilakukan pada saat pasien dalam keadaan duduk santai dengan tungkai menjuntai, tangan pemeriksa memegang paha pasien, ketuk tendo patella dengan palu reflex kemudian rasakan kontraksi otot kuadrisep yang mengakibatkan ekstensi tungkai bawah. Reflex fisiologis ini ditujukan untuk mengetahuia adanya kelainan atau tidak pada saraf sensoriknya.

Reflex patologis negatif: keadaan ini mengindikasikan bahwa tidak terdapat kelainan yang terkait dengan saraf sensoriknya misalnya dengan melakukan pemeriksaan reflex rossolimo dengan cara memukulkan reflex hammer pada dorsal pedis maka reflex yang akan terjadi adalah fleksi jari-jari kaki. Reflex patologis normal apabila tidak ditemukan respon tersebut dan reflex fisiologis normal apabila ditemukan respon tersebut.

Page 5: case 6 sm

Klonus negatif: klonus adalah kontraksi ritmik otot yang timbul apabila otot direnggangkan secara pasif. Yang terdiri dari klonus kaki dan patella. Pada klonus patella dengan cara meregangkan otot kuadrisep femoris dengan memegang patella, dorong dengan cepat kebawah, dan tahan. Respon berupa gerak ritmik patella.

Kekuatan otot trunk dan hip 5/5: hal ini berarti kekuatan otot masih dalam keadaan normal/ tidak ada kelemahan otot yang terjadi.

Penilaian kekuatan otot menurut Medical Research Council.

0: tidak ada kontraksi otot

1:kontraksi hanya berupa perubahan tonus yang diketahui dengan palpasi dan tidak dapat menggerakkan sendi.

2: didapatkan gerakan, tetapi gerakan tersebut tidak mampu melawan gaya berat (gravitasi)/ digerakkan oleh otot tersebut.

3: selain dapat menggerakkan sendi otot, juga dapat melawan gravitasi tetapi tidak kuat terhadap penahanan yang diberikan oleh pemeriksa.

4: kekuatan seperti pada grade 3 disertai dengan kemampuan otot terhadap penahanan ringan.

5: kekuatan otot normal