6. Case Control

14
CASE-CONTROL Studi 6 Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

description

case control

Transcript of 6. Case Control

  • CASE-CONTROLStudi 6Pendidikan Dokter UmumFakultas KedokteranUniversitas Sriwijaya

  • Outline1. Definisi2. Jenis dan Karakteristik 3. Perhitungan Sample dan Analisa Statistik4. Kelebihan dan Kekurangan5. Jurnal Internasional a. Latar Belakang, e. Analisa Data, b. Tujuan, f. Hasil, dan c. Metode, g. Kesimpuland. Perhitungan Sample,

  • AnggotaRizka Ramadhiyah (04121001004)Syarifa Aisyah(04121001018)Adinda Triandari A(04121001056)Febri Rahman(04121001057)Nurfitria Rahman(04121001059)Tika Rahma Guci (04121001069)M. Rizky Arredho(04121001134)Nelvin Raesandra(04121001145)

  • A. DefinisiCase Control adalahSebuah studi yang membandingkan pasien yang memiliki penyakit (kasus) dengan pasien yang tidak memliki penyakit (kontrol) dan melihat kembali secara retrospektif untuk membandingkan seberapa sering paparan faktor risiko dalam setiap kelompok untuk menentukan hubungan antara faktor risiko dan study control disease.

    Case Control bersifat observasi dan dirancang untuk memperkirakan peluang.

  • B. Jenis dan KarakteristikKarakteristik1. Populasi yang diteliti terdiri dari kelompok yang diklasifikasikan sebagai yang berpenyakit dan tidak berpenyakit.2. Melihat ke masa lalu (retrospektif) untuk mengukur pajanan dari objek yang diteliti.3. Hipotesis sebaiknya menspesifikasikan secara jelas hubungan yang diduga antara masalah kesehatan dan pajanannya.4. Pemilihan kasus :Tidak ambigu dan deskripsi secara objektif dari masalah kesehatan termasuk cara mendiagnosisKriteria untuk memenuhi syarat

  • 5. Pemilihan kontrol :Mewakili kelompok tanpa penyakitMemperkuat ada tidaknya hubungan sebab akibatSebaiknya mirip dengan kasus dengan memperhatikan potensi dari pajananKriteria yang biasa digunakan sebaiknya dapat dibandingkan dalam semua cara dengan kriteria yang digunakan untuk memilih kasusYang dibandingkan ialah pengalaman terpajan oleh faktor risiko antara kelompok kasus dan kelompok kontrol.

  • Ringkasan karakteristikRetrospektifMedical record harus lengkapPenyakit yang jarang(rate atau weird disease)Dimulai dengan kelompok dengan penyakit tertentu dibandingkan dengan mereka yang tidak mempunyai penyakit mencari factor resiko

  • C. Perhitungan Sample dan Analisa StatistikPerhitungan sample

  • Analisis Data Data yang didapat dianalisis menggunakan program aplikasi (software) SPSS (Statistical Product and Service Solution) for Windows versi 15.0 dan ArcView GIS versi 3.3. Bentuk analisis data dapat dijabarkan sebagai berikut:

    1. Analisis univariat Analisis yang bertujuan untuk mendeskripsikan semua variabel yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sehingga akan tergambar fenomena-fenomena yang berhubungan dengan variabel yang diteliti.

  • 2. Analisis bivariat Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara faktor risiko lingkungan yang berkontribusi terhadap Kejadian DBD dan mendukung interpretasi peta hasil analisis spasial. Uji statistik yang dipergunakan adalah Chi Square dengan tingkat kesalahan () = 5 % untuk mengetahui adanya hubungan. Sedangkan untuk mengetahui besar risiko antara penyakit dan paparan dengan penghitungan Odds Ratio (OR).

  • 3. Analisis spasial Analisis spasial pengaruh karakteristik wilayah merupakan suatu analisis dan uraian tentang data penyakit secara geografi berkenaan dengan kependudukan, persebaran, lingkungan, perilaku, sosial ekonomi, kasus/kejadian penyakit dan hubungan antar variabel tersebut.8 Untuk memetakan kondisi faktor risiko lingkungan terhadap sebaran kejadian DBD di Kabupaten Sambas, data dimasukkan ke dalam software Arc View GIS versi 3.3 kemudian diplotkan dengan peta wilayah kecamatan dengan cara overlay,53 sehingga tergambar faktor risiko lingkungan yang berpengaruh terhadap sebaran kejadian DBD di Kabupaten Sambas.

  • D. Kelebihan dan KekuranganKelebihan

    Tidak menghadapi kendala etik, seperti halnya penelitian cohort dan eksperimentalPengambilan kasus dan kontrol pada kurun waktu yang bersamaanAdanya pengendalian faktor risiko sehngga hasil penelitian lebih tajamTidak perlu intervensi waktu, sebab subjek bias dibatasi

  • Kekurangan

    Tidak diketahuinya efek variable luar karena keterbatasan teknis yaitu variable yang tidak ikut dikenakan waktu matching.Bias penelitian akibat tidak dilakukan pengukuran oleh peneliti dengan tanpa mengetahui yang harus di ukur (blind measurement)Kelemahan pengukuran variabel secara retrospektif adalah objektifitas dan reliabilitasnya, sehingga untuk faktor-faktor risiko yang tidak jelas informasinya dari anamnesis maupun data rancangan sekunder sangat berisiko bila menggunakan rancangan mengatasinya, anamnesis sebaiknya dilengkapi data penunjang yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis misalnya pemeriksaan laboratorium klinis, roengenologi, mikrobiologi dan imunologis. Apalabila data tersebut adalah data sekunder, perlu dilengkapai dengan uraian mengenai cara memperoleh data secara lengkap.Kadang-kadang kesulitan untuk memilih kontrol dengan matching karena banyaknya faktor risiko dan/atau sedikitnya subjek penelitian.

  • E. Jurnal Internasional