Cara Masyarakat Aksara Mewariskan Masa Lalunya

42
SEJARAH Cara Masyarakat Aksara Mewariskan Masa Lalunya. START Ke

description

Presentasi tentang Cara Masyarakat Aksara Mewariskan Masa Lalunya

Transcript of Cara Masyarakat Aksara Mewariskan Masa Lalunya

  • 1. Cara Masyarakat Aksara Mewariskan Masa Lalunya. START

2. 1. Bimo Dwi Laksono 2. Chandra Adhi Setiawan 3. Fairuz Ikbar Wikantyo 4. Febi Andika Dani F.S 5. Mudrikah Nabilah 6. Ria Mutiara Ramadhani 7. Rizka Aulia Sofian 8. Rofiana Devi 9. Salma Dhiya Permana 10. Sasha Aulia Madjid NEXT 3. Cara Masyarakat Masa Aksara Mewariskan Masa Lalunya Melalui Tutur/Lisan Cara Masyarakat Masa Aksara Mewariskan Masa Lalunya Melalui Tulisan TradisiSejarahMasyarakatPadaMasa Aksara Tradisi Sejarah Masyarakat Masa Aksara Kepulauan Indonesia 4. Melalui Lontar Melalui Prasasti Media tulis lain sebagai sumber pewarisan sejarah Melalui Kulit Kayu atau Pohon dan Kulit Binatang 5. Prasasti adalah piagam atau dokumen yang ditulis pada bahan yang keras dan tahan lama, umumnya adalah batu. Disamping batu media penulisan lainnya adalah kayu, dan logam. Istilah lain dari prasasti adalah inskripsi (bahasa Latin) atau batu tertulis. NEXT 6. Wilayah kepulauan Indonesia segera memasuki zaman sejarahnya ketika sumber tertulis yang berupa prasasti awal telah dijumpai di wilayah ini. Prasasti-prasasti pertama itu terdapat di wilayah Jawa bagian Barat dan Kalimantan Timur. Di Jawa bagian Barat berkembang kerajaan yang bercorak kebudayaan India pertama kali, yaitu Tarumanagara yang salah satu rajanya bernama Purnavarman. Sementara itu di Kalimantan Timur juga berkembang sistem kerajaan yang sama, berkat peninggalan- peninggalan prasasti Yupa yang masih bertahan hingga kini, diketahui adanya kerajaan kuno di wilayah Kutai, rajanya yang dikenal dalam prasasti bernama Aswawarmman. 7. Disamping media batu dan logam, dikenal juga media tulis yang disebut lontar yang terbuat dari bambu, daun palem atau daun tal. Lontar adalah daun palem tal atau borassus flabellifer yang telah dikeringkan yang banyak digunakan selama berabad-abad lamanya sebagai alas tulis di Jawa, Bali, Lombok. Bahkan di Bali pemanfaatan lontar sebagai alas tulis masih banyak dipakai oleh masyarakat tradisional. Tulisan ditoreh di kedua sisi daun dengan menggunakan pisau tajam, lalu hurufnya dihitamkan dengan memakai jelaga. Halaman-halamannya, yaitu antara lontar yang satu dengan yang lainnya dirangkaikan dengan tali memalui lubang di tengah dengan dua papan kayu sebagai penutup. Tradisi ini berkembang di hampir semua wilayah kepulauan Indonesia, utamanya adalah Jawa. 8. Disamping menggunakan media batu, logam atau lontar masyarakat masa sejarah Indonesia membuat catatan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan kehidupan mereka dengan menggunakan media kulit kayu atau kulit pohon. Bagian kulit yang dipakai adalah kulit pohon bagian dalam. Tradisi menulis dengan media kulit pohon ini di kepulauan Indonesia diantaranya banyak dijumpai di daerah yang sekarang dikenal dengan Batak. Kulit pohon ini banyak dipakai oleh para peramal Batak untuk menuliskan mantra- mantra tentang sihir atau ramalan dan pengobatan. Tulisan yang berisi bacaan mantra atau sihir dan pengobatan yang dimuat dalam kulit pohon itu kemudian mereka susun dalam satu rangkaian naskah buku lipat yang disebut dengan pustaha. 9. Emas, tembaga dan perak Daun nipah Bambu Dluwang 10. Emas, tembaga dan perak juga dipakai sebagai alas tulis untuk urusan yang memiliki makna penting, yang bersifat khusus. Salah satu contohnya adalah penemuan kipas yang terbuat dari emas masa kebesaran Kerajaan Johor, Riau. Dalam kipas emas tersebut termuat tulisan yang memberikan informasi tentang prasasti Melayu yang menyatakan asal usul sultan dari Bukit Siguntang serta keturunanannya dari Iskandar Agung. BACK 11. Hampir sama dengan daun palem tetapi lebih tipis. Tulisan ditorehan dengan menggunakan tinta atau kuas. Jadi tidak menggunakan pisau. Diantara naskah Jawa kuno yang merupakan peninggalan tradisi tulis abad ke-14, adalah naskah kuno yang tertulis dalam daun nipah yang sekarang tersimpan di perpustakaan Universitas Leiden, Belanda. BACK 12. Bambu dipakai sebagai alas tulis setelah sebelumnya dioles dan dikeringkan. Penggunaan bambu sebagai alas tulis banyak ditemukan di Sumatra diantara orang- orang Batak, Lampung dan Rejang. Bambu dibelah menjadi lembaran-lembaran lalu dikeringkan dan dirangkaian seperti daun palem atau dibiarkan dalam bentuk tabung dan teks atau tulisannya ditoreh dengan pisau tajam. BACK 13. Merupakan alas tulis halus dengan penampilan seperti kayu dan terbuat dari kulit pohon murbei yang dipukuli. Meskipun dekenal sebagai kertas Jawa, sebanarnya dluwang bukanlah kertas, karena tidak terbuat dari endapan encer. Dluwang kebanyakan digunakan di Jawa untuk menulis naskah-naskah berbahasa Arab dan Jawa seperti pawukon atau primbon. BACK 14. Nyanyian-nyanyian yang berisi kisah-kisah Pertunjukan wayang Pertunjukan Mak Yong Pertunjukan Didong Pertunjukan Tanggomo 15. Wayang beber Merupakan bentuk seni pertunjukan tradisional wayang, dimana wayangnya sendiri dilukis pada gulungan kulit kayu, yang diantaranya menggambarkan ksatria mitis pada jaman dahulu. Dengan media gulungan kulit kayu itulah dalang menggambarkan kisahnya. Adegan-adegan yang tergambar pada gulungan itu diuangkapkan dalam penceritaan yang berkesinambungan. NEXT 16. Wayang beber sebagai seni pertunjukan pertama kali didokumentasikan oleh dua orang Cina yang bernama Ma Huan dan Fei Xin yang sedang mengunjungi Jawa pada tahun 1416. pada waktu itu keduanya menyaksikan banyak orang yang berjongkok di depan pencerita sambil mendengarkan apa yang sang pencerita ucapkan. Pada abad ke-19, Raffles menulis hal yang sama dalam bukunya, History of Java. NEXT 17. Wayang kulit Berbeda dengan wayang beber, wayang kulit dalam menggambarkan suatu kisah atau peristiwa dengan menggunakan tokoh-tokoh tertentu yang disimbulkan. Dalang menggelar pertunjukan di depan layar lebar dan menghidupkan wayang-wayangnya dengan menirukan berbagai suara dan bunyi-bunyian. Cerita dalam wayang ini banyak bersumber dari legenda dan kisah lisan sastra tulis dari India dan Jawa sendiri. Miisalnya cerita tentang Baratayuda, Ramayana, cerita Karna gugur dan sebagainya. 18. Mak Yong merupakan seni pertunjukan. Tradisi ini berasal dari Pattani, Thailand bagian Selatan pada abad ke-16. Di Indonesia, tradisi lisan dalam bentuk pertunjukan Mak Yong ini berkembang di daerh pesisir barat Sumatra. Pada awalnya fungsi utama Mak Yong ini adalah sebagai bentuk penghormatan kepada Yang Maha Kuasa. Tetapi dalam perkembangannya lebih sarat akan hiburan. Banyak dimainkan oleh para nelayan dan pedagang. Kisah-kisah dalam Mak Yong banyak mengkisahkan tentang realitas hidup masyarakat jaman dulu. Ceritanya dipertunjukkan dalam bentuk prosa, tanpa naskah. Para pemainnya dapat bebicara tanpa persiapan khusus, bahkan dapat memperpanjang pertunjukan. 19. Didong merupakan bentuk kesenian tradisional orang Gayo di daerah Aceh. Pertunjukan didong sering berbentuk pertandingan antara dua kelompok yang saling berkelakar sambil membuat sajak improvisasi yang disebut syair. Syair-syairnya biasanya berisikan tentang legenda kisah-kisah tertentu dan asal-usul suatu wilayah atau tempat. Pada awalnya Didong diadakan sebagai bagian dari keramaian untuk merayakan perkawinan, hari-hari libur penting, dan upacara tradisional lainnya. Dalam perkembangannya kemudian mengalami pergeseran sebagai cara untuk menghormati dan menghibur tamu. 20. Tanggomo merupakan bentuk puitis sastra lisan yang berasal dari Gorontalo, Sulawesi Utara. Berisikan syair-syair yang didalamnya mengkisahkan tentang hal-hal yang sedang hangat atau peristiwa menarik setempat. Selain menghibur, Tanggomo juga juga memberi banyak informasi berupa peristiwa sejarah, mitos, legenda, kisah keagamaan, dan pendidikan. 21. Melalui nyanyian inilah masyarakat yang tinggal di daerah pedalaman Kalimantan bagian Tengah mewariskan sejarah kehidupan masyarakat masa lalu. Misalnya dalam pertunjukan Takna Lawe. 22. Pada Masa Awal Sejarah Pada Masa Sejarah Klasik Madya Pada Masa Sejarah Klasik Awal Pada Masa Sejarah Klasik Akhir Pada Masa Islam 23. Periode sejarah Indonesia dimulai dengan munculnya prasasti- prasasti pertama di Indonesia yang berasal dari akhir abad ke-4 atau awal abad ke-5 M. Sejarah atau ilmu yang mempelajari catatan tertulis, secara teknis dimulai pada saat tersebut. Sayang sekali selama abad-abad pertama setelah bangsa Indonesia mulai menulis pada batu, kegiatan ini relatif jarang dilakukan. Topiknya pun terbatas pada pencatatan peristiwa- peristiwa keagamaan serta doa-doa. Baru menjelang akhir abad ke-7 dan awal abad ke-8, prasasti di Indonesia mulai memberi cukup banyak keterangan rinci sehingga tradisi-tradisi masyarakat yang berkembang pada masa itu dapat diketahui. Diantara bentuk-bentuk tradisi yang masyarakat kembangkan pada masa sejarah awal Indonesia adalah: 1. Tradisi dalam Bidang Sosial 2. Tradisi dalam Bidang Agama 3. Tradisi dalam Bidang Ekonomi 24. Tradisi sosial masyarakat pada masa ini masih merupakan upaya mempertahankan kebiasaan masyarakat sebelumnya. Para penguasa, bangsawan dan orang-orang kaya berupaya mempertahankan stratifikasi sosial yang sudah ada. Tujuannya tidak lain agar rakyat biasa tetap menghormati mereka. BACK 25. Berdasarkan sumber prasasti, tradisi kepercayaan masyarakat kepulauan Indonesia masih bersifat animisme dan dinamisme. Prasasti-prasasti di Jawa biasanya berisikan kutukan terhadap siapa saja yang menggangu keamanan, dengan memanggil roh penunggu gunung dan makluk gaib lain. Prasasti Kuti (804 M) berisi upacara pemanggilan terhadap enam jenis roh. Kepercayaan pada yang gaib biasanya disimbulkan atau dihubungkan dengan lumpang batu (mirip seperti kebudayaan masyarakat prasejarah). BACK 26. Disamping pertanian, bukti linguistik menunjukkan bahwa bangsa Indonesia telah melakukan aktivitas perniagaan yang tidak hanya sebatas antar wilayah kepulauan nusantara saja tetapi sudah meluas ke luar negeri. Dicontohkan bahwa orang- orang Indonesia bahkan telah sampai ke Madagaskar pada awal milinium pertama Masehi. Sejarawan dari Romawi, Plyni menggambarkan hal ini. Banyak orang-orang yang membawa kayu manis ke Afrika Timur melewati Samudra Hindia. Dalam perjalanan pulang mereka membawa serta kaca, perunggu, pakaian, gelang dan kalung. Sumber berita Yunani dan Cina menyatakan bahwa para pedagang Indonesia adalah pedagang Asia Tenggara yang pertama kali mencapai Madagaskar. Perniagaan dengan Cina pun sudah berkembang. Barang dagangan Indonesia seperti cengkih mencapai istana dinasti Han di Cina utara pada sekitar 2000 tahun yang lalu, mencapai Roma tahun 70 Masehi. BACK 27. 1. Tradisi dalam Bidang Sosial 2. Tradisi dalam Bidang Agama 3. Tradisi dalam Bidang Ekonomi 28. Berdirinya kerajaan-kerajaan kuno telah memunculkan tradisi pemujaan rakyat pada raja, karena raja dianggap sebagai titisan dewa di dunia. Kesenjangan sosial dan stratifikasi sosial dalam masyarakat semakin besar dan lebar. Spesialisasi atau pengkhususan pekerjaan semakin nyata. BACK 29. Pengaruh Hindu dan Budha pada masa ini mulai menyebar khususnya sepanjang jalur perdagangan (daerah pesisir pantai). Akan tetapi sebagian besar masyarakat di banyak daerah, kebiasaan keagamaan (kepercayaan) sebelumnya yang berupa animisme dan dinamisme masih tetap mereka pertahankan. BACK 30. Pertanian tetap merupakan tradisi perekonomian utama masyarakat, disamping perniagaan dan pelayaran. Dilihat dari jenis tanamannya, penanaman padi secara intensif sudah diperkenalkan sejak awal periode sejarah klasik Indonesia. Banyak perkakas batu dan logam yang ditemukan dibeberapa tempat diduga digunakan untuk kegiatan cocok tanam khususnya tanaman padi. BACK 31. Pada masa klasik madya ini, tradisi sejarah masyarakat kepulauan Indonesia tidak mengalami banyak perubahan dari tradisi-tradisi sebelumnya. Tradisi pertanian dan perdagangan mengalami perluasan dan peningkatan. Satu hal yang membedakan adalah bahwa tradisi masyarakat mulai mendapat pengaruh budaya Islam, yang diantarnya dibawa oleh para pedagang muslim dari luar. Anasir-anasir budaya Islam terjalin dalam suatu hubungan yang rumit dengan adat atau tradisi yang sudah ada sehingga melahirkan peristiwa-peristiwa penting pada jaman klasik madya ini. 1. Tradisi dalam Bidang Sosial 2. Tradisi dalam Bidang Agama 3. Tradisi dalam Bidang Ekonomi 32. Tradisi birokrasi semakin berkembang. Kedudukan kaum cendekiawan semakin penting baik dalam kerajaan maupun dalam kehidupan masyarakat. Campur tangan pemerintah kerajaan terhadap urusan irigasi dan angkutan darat semakin menonjol. BACK 33. Agama Hindu dan Budha semakin mendapat tempat di masyarakat. Kendati belum meluas pada semua lapisan masyarakat (utamanya masyarakat desa) tradisi penyembahan pada dewa-dewa dalam kepercayaan dua agama itu mulai menggantikan pemujaan mereka pada roh nenek moyang dan benda-benda yang dianggap memiliki kekuatan gaib. BACK 34. Budaya pertanian dan perdagangan semakin berkembang pesat. Masalah perpajakan menjadi semakin rumit, terutama ketika pendatang Cina mulai menetap di Indonesia dan penerapan mata uang Cina sebagai alat tukar dalam perdagangan semakin dominan. BACK 35. Tradisi sejarah masyarakat periode klasik akhir ditandai oleh munculnya kerajaan-kerajaan kesatuan besar di Indonesia yang diatur secara tradisional serta munculnya kekuatan-kekuatan baru yang akhirnya mempengaruhi tatanan yang sudah ada sebelumnya. Kekuatan-kekuatan itu antara lain kedatangan budaya Islam dan imperialisme Eropa. Pengungkapan tradisi masyarakat kepulauan Indonesia pada periode sejarah klasik akhir diantaranya dapat diketahui dari peninggalan-peninggalan selama periode ini berupa karya sastra. Pengungkapan sastra memungkinkan kita bisa melihat tradisi masyarakat Indonesia jaman sejarah klasik akhir dari lebih banyak sisi dari pada sebelumnya. 1. Tradisi dalam Bidang Sosial 2. Tradisi dalam Bidang Agama 3. Tradisi dalam Bidang Ekonomi 36. Diantara mayarakat banyak yang berprofesi sebagai penjual jasa untuk mendapatkan uang. Penduduk pesisir pantai merupakan campuran majemuk dari berbagai suku dari berbagai wilayah di kepulauan Indonesia dan bangsa-bangsa lain. Heterogenitas ini yang lambat-laun mengikis tradisi pelapisan sosial yang ada dalam masyarakat. BACK 37. Keyakinan terhadap aliran Sivashidanta (dalam agama Hindu) dan Mahayana (dalam agama Budha) semakin kuat di Jawa dan Bali. Akan tetapi dalam perkembangan yang terjadi kemudian kedatangan pengaruh Islam mulai mengikis tradisi kepercayaan masyarakat tersebut. Ini terutama terjadi pada masyarakat yang tinggal di daerah pesisir pantai. Sedang pada masyarakat pedalaman relatif tetap mempertahankan tradisi religi mereka. BACK 38. Tradisi pertanian tetap dominan, terutama pada masyarakat pedalaman. Tradisi perdagangan atau perniagaan mengalami perkembangan yang luar biasa pesat baik itu perdagangan antar wilayah dan pulau di Indonesia maupun perdagangan dengan luar negeri terutama dengan India dan kerajaan-kerajaan Asia Tenggara. BACK 39. Masuknya Islam pada satu sisi telah membawa sejumlah besar perubahan sosial. Tetapi sifat- sifat tradisi budaya yang terbentuk selama masa sebelumnya tidak segera berubah atau hilang. Bentuk-bentuk tradisi dari kehidupan sosial masyarakat sejak masa prasejarah hingga Hindu-Budha sekalipun tetap berkembang. 1. Tradisi dalam Bidang Sosial 2. Tradisi dalam Bidang Agama 3. Tradisi dalam Bidang Ekonomi 40. Tradisi urbanisasi tumbuh dan berkembang pada masa ini. Bahkan menurut data sejarah tingkat urbanisasi di Indonesia sama seperti yang terjadi di Eropa. Spesialisasi (pengkhususan) pekerjaan sekali lagi semakin menunjukkan kekompleksitasannya. BACK 41. Dominasi tradisi Islam semakin meluas dan berkembang pada semua lapisan masyarakat di Indonesia. Dalam perkembangannya, proses penyebarannya telah memunculkan varian-varian baru yang memasukkan kepercayaan pra-Islam dalam kesatuan antara manusia dan Tuhan, diantaranya ada yang dalam bentuk aliran kebatinan. BACK 42. Kendati Portugis mendominasi perdagangan di Malaka, tetapi perdagangan antar wilayah Indonesia dan perdagangan antara pedagang-pedagang nusantara dengan pedagang muslim, India, tetap berlangsung. Tradisi pasar juga berkembang pada masa Islam. BACK