CAPM Capital Asset Pricing Model

22
Capital Asset Pricing Model (CAPM) *) -------------------------------------------------------------- -------------------------------------------------- Padlah Riyadi – CAPM Model 1

description

Pasar Modal Dan Manajemen Keuangan

Transcript of CAPM Capital Asset Pricing Model

Page 1: CAPM Capital Asset Pricing Model

Capital Asset Pricing Model

(CAPM) *)

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

*) Padlah Riyadi, SE, Ak, CA. Analisa Fundamental & Teknikal dalam membahas pasar modal

P a d l a h R i y a d i – C A P M M o d e l 1

Page 2: CAPM Capital Asset Pricing Model

Latar Belakang.

CAPM pertama kali diperkenalkan oleh Sharpe, Lintner, dan Mossin pada pertengahan tahun 1960-an. Menurut Prof. Dr. Eduardus Tandelilin, MBA, CWM, CAPM adalah Model yang menghubungkan tingkat return harapan dari suatu aset berisiko dengan risiko dari suatu aset tersebut pada kondisi pasar yang seimbang.

Capital Asset Pricing Model (CAPM) bukanlah satu-satunya teori yang mencoba menjelaskan bagaimana suatu aktiva ditentukan harganya oleh pasar, atau bagaiman menentukan tingkat keuntungan yang dipandang layak untuk suatu investasi. Ross (1976) merumuskan suatu teori yang disebut sebagai Arbitrage Pricing Theory (APT). Kalau pada CAPM analisis dimulai dari bagaimana pemodal membentuk portofolio yang efisien (karena market portfolio yang mempunyai kedudukan sentral dalam CAPM merupakan portofolio yang efisien), maka APT mendasarkan diri konsep satu harga (the law of one price ).

APT pada dasarnya menggunakan pemikiran yang menyatakan bahwa dua kesempatan investasi yang mempunyai karakteristik yang identik sama tidaklah bisa dijual dengan harga yang berbeda ( hukum satu harga). Apabila aktiva yang berkarakteristik sama tersebut dijual dengan harga yang berbeda maka akan terdapat kesempatan untuk melakukan arbitrage, yaitu dengan membeli aktiva yang berharga murah dan menjualnya dengan harga yang lebih tinggi pada saat yang sama sehingga dapat diperoleh laba tanpa resiko.

Perbedaan antara kedua model tersebut terletak pada perlakuan APT terhadap hubungan antar tingkat keuntungan sekuritas. APT mengasumsikan bahwa tingkat keuntungan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam perekonomian dan industri. Korelasi antara tingkat keuntungan dua sekuritas terjadi karena sekuritas- sekuritas tersebut dipengaruhi oleh faktor atau faktor-faktor yang sama. Sebaliknya meskipun CAPM mengakui adanya korelasi antar tingkat keuntungan, model tersebut tidak menjelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi korlelasi tersebut. Baik CAPM maupun APT sama- sama berpendapat bahwa ada hubungan yang positif antara tingkat keuntungan yang diharapkan dengan resiko.

Rumusan Masalah.Dari latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah adalah

bagaimana mengaplikasikan model-model keseimbangan (CAPM (Capital Asset Pricing Model) dan APT (Arbitrage Pricing Theory)).

PembahasanCapital Asset Pricing Model   (CAPM)

Capital Asset Pricing Model   (CAPM)  merupakan sebuah model yang menggambarkan hubungan antara risiko dan return yang diharapkan, model ini digunakan dalam penilaian harga sekuritas. beberapa pakar keuangan mendefinisikan CAPM sebagai “A model that describes the relationship between risk and expected return and that is used in the pricing of risky securities”. (Weston, Besley, and Brigham)

P a d l a h R i y a d i – C A P M M o d e l 2

Page 3: CAPM Capital Asset Pricing Model

Model CAPM diperkenalkan oleh Treynor, Sharpe dan Litner. Model CAPM merupakan pengembangan teori portofolio yang  dikemukan oleh Markowitz dengan memperkenalkan istilah baru yaitu risiko sistematik (systematic risk) dan risiko spesifik/risiko tidak sistematik (spesific risk /unsystematic risk). Pada tahun 1990, William Sharpe memperoleh nobel ekonomi atas teori pembentukan harga aset keuangan yang kemudian disebut Capital Asset Pricing Model (CAPM)

Bodie et al. (2005) menjelaskan bahwa Capital Asset Pricing Model (CAPM) merupakan hasil utama dari ekonomi keuangan modern. Capital Asset Pricing Model (CAPM) memberikan prediksi yang tepat antara hubungan risiko sebuah aset dan tingkat harapan pengembalian (expected return). Walaupun Capital Asset Pricing Model belum dapat dibuktikan secara empiris, Capital Asset Pricing Model sudah luas digunakan karena Capital Asset Pricing Model akurasi yang cukup pada aplikasi penting.

Capital Asset Pricing Model mengasumsikan bahwa para investor adalah perencana pada suatu periode tunggal yang memiliki persepsi yang sama mengenai keadaan pasar dan mencari mean-variance dari portofolio yang optimal. Capital Asset Pricing Model juga mengasumsikan bahwa pasar saham yang ideal adalah pasar saham yang besar, dan para investor adalah para price-takers, tidak ada pajak maupun biaya transaksi, semua aset dapat diperdagangkan secara umum, dan para investor dapat meminjam maupun meminjamkan pada jumlah yang tidak terbatas pada tingkat suku bunga tetap yang tidak berisiko (fixed risk free rate). Dengan asumsi ini, semua investor memiliki portofolio yang risikonya identik.

Capital Asset Pricing Model menyatakan bahwa dalam keadaan ekuilibrium, portofolio pasar adalah tangensial dari rata-rata varians portofolio. Sehingga strategi yang efisien adalah passive strategy. Capital Asset Pricing Model berimplikasi bahwa premium risiko dari sembarang aset individu atau portofolio adalah hasil kali dari risk premium pada portofolio pasar dan koefisien beta.

Pada waktu kita membicarakan diversifikasi, kita melihat bahwa diversifikasi sempurna tidak bisa menghilangkan risiko. Risiko yang tidak bisa dihilangkan tersebut disebut sebagai risiko sistematis (systematic risk). Contohnya adalah inflasi yang mempunyai efek pada kondisi pasar saham. karena disini selalu saja ada tiga variabel yang memiliki keterkaitan yaitu risiko sitematis (ß), return market () dan bebas risiko (). Dengan begitu kita dapat memformulasikan rumus CAPM adalah sebagai berikutketerangan:

= Return Saham i= Return investasi bebas risiko (risk free)= Beta saham I (indicator risiko sistematis)= return pasar (return market)

Contoh soal.Diketahui PT. Mahadewa membuat perkiraan beta saham PT. Jaya Mandala adalah 0,11, dan keuntungan bebas risikonya diestimasi sebesar 14%, serta

P a d l a h R i y a d i – C A P M M o d e l 3

Page 4: CAPM Capital Asset Pricing Model

keuntungan pasar sebesar 19%. Maka kita dapat menghitung return saham tersebut sebagai berikut:

= 0,14 + 0,11 (0,19 – 0,14) = 0,1455 atau 14,55%

Atau kita juga bisa menghitung dengan cara, = 0,14 + (0,19 – 0,14) . 0,11 = 0,1455 atau 14,55%

Atau dengan cara yang lainnya, = (1- 0,11) . 0,14 + 0,11 . 0,19 = 0,1455 atau 14,55%

Namun, diantara beberapa yang menjadi keunggulan model CAMP ini, terdapat berbagai alasan yang memungkinkan kegagalan dari pengujian CAPM secara empiris yang dikemukakan oleh Hary Markowizt ini, antara lain:

1. Portofolio yang dibentuk tidak mencerminkan keseluruhan dari kemungkinan portofolio yang ada

2. Beta (b) bukanlah alat ukur yang tepat untuk mengukur resiko 3. Adanya efek dari pajak

Arbitrage Pricing Theory (APT)CAMPT pertama kali dikenalkan oleh Sharpe, Lintner dan Mossin pada

pertengahan tahun 1960-an. Model CAMP merupakan model keseimbangan yang menggambarkan hubungan resiko dengan return secara lebih sederhana, dan hanya menggunakan satu variabel (disebut juga variabel beta) untuk menggambarkan resiko.

Salah satu alternatif teori model keseimbangan selain CAMP adalah Arbitrage Pricing Theory (APT). Sama halnya CAPM, APT menggambarkan hubungan antara resiko dan return, tetapi dengan menggunakan asumsi atau prosedur yang berbeda. Perkiraan return yang diharapkan suatu sekuritas dengan menggunakan APT tidak terlalu dipengaruhi oleh portfolio pasar seperti CAMP. Pada model CAMP, portfolio pasar sangat berpengaruh karena diasumsikan bahwa resiko yang relevan adalah

P a d l a h R i y a d i – C A P M M o d e l 4

Page 5: CAPM Capital Asset Pricing Model

resiko yang di ukur dengan beta yang menunjukkan sensivitas return sekuritas terhadap perubahan return pasar, sedangkan pada model APT return sekuritas diharapkan dari suatu sekuritas bisa dipengaruhi oleh beberapa sumber resiko lainnya (bukan hanya diukur dengan beta).

Model keseimbangan APT menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang mungkin menentukan return saham dan didasari pandangan bahwa return yang diharapkan untuk suatu sekuritas akan dipengaruhi oleh beberapa faktor resiko dan faktor-faktor resiko tersebut akan menunjukkan kondisi perekonomian secara umum. Dengan demikian APT mengasumsikan bahwa sekuritas yang berbeda akan mempunyai sensitivitas terhadap faktor-faktor risiko sistematis yang berbeda pula. Investor dapat memilih bentuk portfolio tergantung dari preferensinya terhadap resiko, karena investor mempunyai perilaku yang berbeda terhadap resiko yang akan ditanggung, sehingga dengan mengetahui harga pasar dari faktor-faktor risiko yang dianggap relevan, dan sensitivitas return sekuritas. terhadap perubahan pada faktor tersebut, maka melalui model APT ini investor dapat menentukan estimasi return yang diharapkan untuk berbagai sekuritas.

Adapun rumus dari APT adalah:Keterangan:

= Return Saham i = Alfa Saham i = Beta Saham i= Return Pasar = Random Error

Ada 3 asumsi yang mendasari model Arbitrage Pricing Theory (APT) adalah:1. Pasar modal dalam kondisi pasar persaingan sempurna.2. Para investor selalu lebih menyukai kekayaan yang lebih dari pada kurang

dengan kepastian.3. Hasil dari proses stochastic, artinya bahwa pendapatan asset dapat dianggap

sebagai K model Faktor.

Garis Pasar Modal (Capital Market Line)Capital Market Line atau garis pasar modal adalah garis yang menggambarkan

suatu hubungan antara expected return dengan total risk pada portopolio efisien dikondisi pasar yang seimbang. Hubungan antara risiko dan return portofolio efisien akan menghasilkan garis pasar sekuritas modal (capital market line, CML), sementara hubungan antra risiko dan return sekuritas individual akan menghasilkan garis pasar sekuritas (security market line, (CML)).

Garis pasar modal menggambarkan hubungan antara return harapan dengan resiko total dari portofolio efisien pada pasar yang seimbang. Berdasarkan Gambar di atas, terlihat bahwa titik M merupakan titik persinggungan antara garis RF - L dengan kurva efficient frontier. Asumsinya, pada pasar yang seimbang semua investor akan berinvestasi pada portofolio M, karena porotofolio M merupakan portofolio aseet

P a d l a h R i y a d i – C A P M M o d e l 5

Page 6: CAPM Capital Asset Pricing Model

berisiko yang optimal. Selanjutnya jika kita tarik garis dari titik RF ke titik L dan menyinggung titik M, maka pilihan investor akan berada pada titik tertentu di sepanjang garis RF - M. Pilihan masing-masing investor bisa berbeda-beda tergantung dari kombinasi porsi dana yang akan diinvestasikan pada asset berisiko dan asset yang bebas resiko. Jika pilihan investor berada pada titik RF, berarti 100% dana investor akan diinvestasikan pada asset bebas risiko. Sebaliknya, jika pilihan investor berada pada titik M, berarti 100% dana investor diinvestasikan pada asset berisiko. Sedangkan jika pilihan investor berada pada titik-titik setelah titik M (antara titik M dan L), bearti investor menginvestasikan lebih dananya pada asset berisiko dengan porsi yang melebihi 100%. Tindakan ini sering disebut sebagai short selling, yaitu meminjamkan sejumlah dana sebagai tambahan dana untuk diinvestasikan pada asset berisiko (sehingga total dana yang diinvestasikan adalah 100% plus porsi pinjaman).

Kemiringan (slope) CML pada gambar diatas, menunjukkan harga pasar resiko (Market Price Of Risk) untuk portofolio yang efisien atau harga keseimbangan risiko dipasar, besarnya slope CML akan mengindikasikan tambahan return yang diisyaratkan pasar untuk setiap 1% kenaikan resiko portofolio. Slope CML dapat dihitung dengan menggunakan rumus

Contoh: Dalam kondisi pasar yang seimbang, return yang diharapkan pada portofolio pasar adalah 15% dengan standar deviasi sebesar 20%. Tingkat return bebas risiko sebesar 8%.Maka slope CML akan sebesar:Dengan demikian, slope CML sebesar 0,35 ini dapat diartikan bahwa setiap terjadi kenaikan 1 % risiko portofolio, maka tambahan return yang disyaratkan oleh pasar sebesar 35%

Fisher Separation TheoremFisher separation theorem adalah sebuah teori yang menyatakan bahwa:

1. Investasi pilihan sebuah perusahaan, terpisahkan dari sikap pemilik terhadap investasi tersebut.

2. Memungkinkan untuk memisahkan keputusan investasi perusahaan dari keputusan keuangan.

selain itu Fisher separation theorem menyatakan bahwa: 1. Keputusan investasi perusahaan independen dari preferensi pemilik.2. Keputusan investasi tidak tergantung pada keputusan pembiayaan.3. Nilai dari proyek modal (investasi) tidak tergantung pada campuran metode -

ekuitas, utang, dan / atau uang tunai - digunakan untuk membiayai proyek tersebut.

P a d l a h R i y a d i – C A P M M o d e l 6

Page 7: CAPM Capital Asset Pricing Model

Fisher separation theorem di atas menjelaskan bahwa keputusan pendanaan tidak mempengaruhi keputusan investasi. Jadi, nilai investasi tidak tergantung dari sumber pendanaan baik itu seluruhnya berasal dari hutang, modal sendiri, ataupun dengan sebagian hutang.

Setiap perusahaan memerlukan sejumlah dana untuk dapat melakukan kegiatan investasi baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Adapun dana yang digunakan untuk melakukan investasi tersebut dapat diperoleh dari struktur keuangan perusahaan yakni hutang perusahaan dan modal yang dimiliki oleh perusahaan. Struktur keuangan merupakan sumber pembiayaan yang digunakan perusahaan dalam mengoperasikan perusahaan. Hal ini juga akan menentukan suatu keputusan yang akan diambil dalam memutuskan investasi macam apa yang tepat dan berapa besar jumlahnya. Pertanyaan yang akan timbul adalah area mana yang harus ditentukan terlebih dahulu, sumbernya atau kebutuhan investasinya. Hal ini merupakan bagian penting bagi seorang manajer keuangan yaitu keputusan dalam memperoleh dana untuk melakukan kegiatan investasi, sehingga perusahaan dapat memperoleh keuntungan atas pendanaan asset yang dilakukan. Secara historis pertanyaan-pertanyaan diatas telah dijawab melalui suatu teori yang disebut Fisher Separation Theorem bahwa individu berusaha mencari keputusan investasi yang terbaik pada tahap pertama dan secara terpisah melakukan keputusan pendanaan pada tahap kedua.

Security Market Line (SML)Untuk memahami secara lebih dalam tentang Security Market Line dapat kita

lihat pada penjabaran dibawah ini, yaitu:

a. Security Market Line merupakan suatu garis yang menghubungkan antara tingkat return yang diharapkan dari suatu sekurias dengan risiko sistematis.

b. Security Market Line selama ini juga sering dipergunakan untuk menilai sekuritas secara individual dalam kondisi dan situasi pasar yang seimbang.

c. Risiko sistematis dapat diukur dengan mempergunakan Beta (ß).d. Beta dilihat untuk mengukur risiko sekuritas, atau dengan kata lain risiko

sekuritas yaitu beta.e. Semakin tinggi beta maka semakin tinggi risiko yang terjadi, jadi dengan

kata lain kondisi beta yang tinggi menggambarkan sensitivitas suatu sekuritas suatu sekuritas terhadap berbagai perubahan pasar.

Pada gambar diatas adanya dua titik A dan B, dimana titik A menggambarkan kondisi investor yang menjauhi risiko dan titik B memposisikan investor yang menyukai risiko. Dalam artian dengan beta yang tinggi, dan begitu pula sebaliknya pada beta yang kecil (0,5) maka akan diperoleh expected return yang tinggi pula. Pada hight risk dan low risk dapat kita jelaskan sebagai berikut:

Hight risk adalah asset yang risikonya memiliki risiko yang tinggi dipasar.

Low risk adalah asset yang risikonya memiliki risiko yang rendah dipasar

P a d l a h R i y a d i – C A P M M o d e l 7

Page 8: CAPM Capital Asset Pricing Model

Jika kita memperhatikan gambar diatas maka terlihat bahwa SML adalah garis yang menghubungkan antara expected return dan beta. adapun hubungan antara expected return dan beta dapat kita jelaskan dibawah ini:

Jika E(R) dan ß adalah positif maka artinya untung. Jika E(R) dan ß adalah negatif maka artinya rugi.

Jika kita melihat gambar diatas maka kita dapat membuat rumus dari SML yang memiliki keeratan hubungan dengan CAPM atau dengan cara yang lainnya,

keterangan:= Return Saham i

= Return investasi bebas risiko (risk free)

= Beta saham I (indicator risiko sistematis)

= Return pasar (return market)

Bahwa untuk membentuk suatu garis security market line dibutuhkan 3 variabel berikut ini;

variabel return bebas risiko variabel beta atau besarnya beta untuk masing-masing sekuritas. variabel tingkat diharapkan oleh investor atau return market, dimana ini diwakili oleh indeks pasar.

Namun bagi para investor perlu mengingat bahwa kondisi pasar tidak selalu berada dalam kondisi yang diharapkan (actual return). Pada kondisi seperti itu maka sekuritas tersebut artinya tidak berada pada posisi garis SML yang disebabkan sekuritas-sekuritas tersebut overvalued atau bukan undervalued:

a. Overvalued adalah tingkat return yang diharapkan adalah lebih rendah dari return yang diinginkan investor, atau menggambarkan suatu sekuritas yang harga pasarnya (market price) terlalu tinggi dibandingkan dengan harga wajarnya (offer stock), kondisi saham yang overvalued sangat berpeluang untuk turun. karena itu investor akan berusaha menjual sekuritas tersebut yang expektasi alpanya negative

b. Undervalued adalah suatu kondisi dimana harga sekuritas tersebut lebih rendah dari pada harga sekuritas pasar atau harga wajar, kondisi saham undervalue akan berpeluang untuk turun, maka pada saat harga saham tersebut turun investor akan membeli dan menahan sahamnya untuk kemudian pada saat naik ia akan menjualnya kembali. Pada undervalue sekuritasnya yang ekpektasi alpanya positif.

Memahami harga dipasar tidak bisa dilihat secara sederhana begitu saja, seperti dalam kasus undervalue dan overvalue. Pada kasus undervalue dan overvalue ini kita harus mengingat akan beberapa hal sebagai catatan dalam pengambilan keputusan, yaitu:

Jika harga perusahaan lebih tinggi tapi harga saham perusahaan tersebut lebih rendah di pasaran, maka investor akan membeli saham perusahaan tersebut.

P a d l a h R i y a d i – C A P M M o d e l 8

Page 9: CAPM Capital Asset Pricing Model

Jika harga perusahaan lebih rendah tapi harga saham perusahaan tersebut tinggi dipasar, maka investor akan menjual saham perusahaan tersebut.

Dengan begitu untuk melihat undervalue dan overvalue ini kita harus melihat dua hal yaitu:

Harga perusahaan dipasaran, dan Harga saham perusahaan dipasaran.

Beta Saham dan Beta Portopolio.

Beta (ß) meruapakan suatu ukuran yang popular didalam mengukur tingkat risiko suatu sekuritas didalam hubungannya dengan pasar sekuritas itu sendiri. Beta menghubungkan kovarian dari sebuah aset dengan portofolio pasar dengan varian dari portofolio pasar, dan didefinisikasi sebagai Laba yang diharapkan CAPM – hubungan BETA. Garis pasar sekuritas (SML) adalah sebuah spesifikasi CAPM akan bagaimana resiko dan tingkat laba yang dibutuhkan untuk aset, sekuritas atau portofolio apapun adalah terkait. Teori ini mengajukan sebuah hubungan linier antara resiko aset dan tingkat laba yang dibutuhkannya.

Dalam pembahasan CAPM dan berbagai rumus yang diterapkan beta selalu saja sering dipergunakan. Beta (ß) diartikan sebagai risiko saham sistematis.

ß > 1 ini menunjukkan harga saham perusahaan adalah lebih mudah

P a d l a h R i y a d i – C A P M M o d e l 9

Page 10: CAPM Capital Asset Pricing Model

berubah dibandingkan indeks pasar. ß < 1 ini menunjukkan tidak terjadinya kondisi yang mudah berubah berdasarkan kondisi pasar. ß = 1 ini menunjukkan bahwa kondisinya sama dengan indeks pasar.

Dapat dilihat bahwa tidak berisikonya suatu portfolio tidak memiliki hubungan sederhana dengan risiko asset dalam portfolio tersebut. Namun, portfolio beta dapat dihitung seperti juga taksirasn pengembalian portfolio. Beta merupakan pengukur risiko yang relevan daned terdapat hubungan linier dan positif antara tingkat keuntungan yang diharapkan dengan beta. Secara umum, jika kita memiliki beberapa asset dalam portfolio, kita akan mengalikan beta setiap asset dengan bobotnya dalan portfolio, lalu menjumlahkan hasilnya untuk memperoleh beta portfolio.

Pengertian beta menurut Jogiyanto (2007:271) adalah Beta saham merupakan pengukur risiko sistematik dari suatu sekuritas atau portofolio relatif terhadap laba pasar. Beta portofolio adalah rata-rata tertimbang dari beta dari sekuritas individu dalam portofolio. Beta dapat dihitung dengan teknik regresi menggunakan model CAMP. Menurut Jogiyanto (2007:272) perhitungan beta adalah sebagai berikut:

Keterangan:Ri = return saham ke-iRBR = return investasi bebas risikoRm = return portofolio pasarβi = beta saham ke-iei = nilai kesalahan residu

Beta saham merupakan pengukur risiko sistematik dari suatu sekuritas atau portofolio relatif terhadap laba pasar. Dengan mengetahui Beta saham, investor bisa mengukur tingkat sensitivitas saham terhadap risiko pasar yang ada. Risiko pasar di sini adalah gerakan naik turunnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Karena pasar digunakan sebagai acuan, maka Beta pasar, dalam hal ini diwakili oleh IHSG, ditetapkan dengan angka satu. Jadi, jika ada saham yang memiliki Beta satu, maka itu berarti sensitivitas saham tersebut sama dengan sensitivitas pasar.

Berdasarkan pendapat para ahli, dalam melakukan analisa terhadap suatu saham, biasanya akan didapati dua hal utama yang mempengaruhi perubahan harga saham tersebut. Yang pertama adalah hal – hal yang berhubungan langsung dengan kondisi perusahaan itu sendiri misalnya pertumbuhan laba yang kecil, proyek yang tidak sesuai harapan, perubahan manajemen, dan lain-lain. Hal – hal ini biasanya disebut dengan risiko yang tidak sistematis (unsystematic risk). Para ahli mengatakan dengan melakukan diversifikasi terhadap jenis saham yang dibeli, maka “unsystematic risk”  akan bisa dikurangi atau  dihilangkan.

Selain risiko di atas, ada satu jenis risiko lagi yang disebut sebagai risiko  sistematis (“systematic risk”) atau dikenal juga sebagai risiko pasar (“market risk”). Pada kondisi ini, pergerakan harga saham secara keseluruhan di dalam suatu pasar biasanya tergantung beberapa faktor eksternal seperti  kebijakan pemerintah, suku bunga, resesi, dan sejenisnya. Hal ini biasanya juga dikenal sebagai sentimen

P a d l a h R i y a d i – C A P M M o d e l 10

Page 11: CAPM Capital Asset Pricing Model

pasar. Namun, tingkat perubahan harga saham secara individual kadang – kadang tidak sama dengan pergerakan pasar secara keseluruhan. Beberapa harga saham bergerak sejalan dengan pergerakan pasar, namun beberapa  saham lainnya harganya bergerak lebih tinggi daripada pergerakan pasar, dan ada juga yang tidak terlalu terpengaruh atau bergerak lebih rendah daripada pergerakan pasar. Untuk mengukur pergerakan harga suatu saham dibandingkan dengan pergerakan pasar inilah dipergunakan suatu analisa yang disebut Analisa Beta.

Beta sebuah portofolio dapat dihitung seperti menghitung return harapan portofolio. sebagai contoh informasi berikut ini:

Sekuritas Banyaknya investasi Return harapan BetaFF Rp. 20, Juta 0,10 0,90GG Rp. 5, Juta 0,12 0,95HH Rp. 10, Juta 0,15 1,20II Rp. 15, Juta 0,17 1,30

Bobot portofolio dihitung terlebih dahulu, Jumlah dana yang diinvestasikan adalah Rp 50, juta, maka sebanyak Rp 20, juta/Rp 50, juta = 40% diinvestasikan pada sekuritas FF. Dengan cara seperti itu, 10% diinvestasikan pada sekuritas GG, 20% diinvestasikan pada sekuritas HH, dan 30% diinvestasikan pada sekuritas II.

Return harapan portofolio dab beta portofolio adalah:

= 0,133 atau 13,3%Beta portofolio

= (0,4) (0,9) + (0,1) (0,95) + (0,2) (1,2) + (0,3) (0,13) = 1,085.

Risiko Sistematis dan Nonsistematis.Bagian yang tidak diantisipasi dari return adalah kenyataan risiko dari setiap

investasi. Setelah itu, jika kita mendapat apa yang diekspektasikan, tidak ada risiko dan tidak ada ketidak jelasan. Terdapat perbedaan penting, antara berbagai macam sumber risiko. Akan dibagi ke dalam 2 tipe yaitu systematic portion yang disebut systematic risk dan specific atau unsystematic risk.

Systematic risk adalah risiko yang mempengaruhi sejumlah besar asset. Keragaman total return sekuritas secara langsung bergabung dengan keseluruhan pergerakan pada pasar umum dan pasar ekonomi yang disebut systematic risk atau risiko pasar (market risk) atau nondifersiable risk. Pada dasarnya, semua sekuritas memiliki beberapa systematic risk baik obligasi ataupun saham karena systematic risk langsung mencakup interest rate risk., recession, inflasi dan lain-

P a d l a h R i y a d i – C A P M M o d e l 11

Page 12: CAPM Capital Asset Pricing Model

lain. Kebanyakan saham memiliki negative impact oleh beberapa faktor, sehingga diversifikasi tidak dapat mengeliminasi risiko pasar (market risk).

Risiko ini berkaitan dengan kondisi yang terjadi di pasar secara umum, misalnya perubahan dalam perekonomian secara makro, risiko tingkat bunga, risiko politik, risiko inflasi, risiko nilai tukar dan risiko pasar. Risiko ini mempengaruhi semua perusahaan dan karenanya tidak bisa dihilangkan dengan diversifikasi. Parameter yang digunakan dalam mengukur risiko ini adalah beta. Pengertian beta menurut Jones (2000:178) adalah “Beta a measure of valatility, or relative systematic risk”. Dimana pengertian volatilitas adalah sebagai fluktuasi dari return suatu sekuritas dalam suatu periode tertentu. Jika fluktuasi return sekuritas secara statistik mengikuti fluktuasi return pasar, maka beta dari sekuritas tersebut bernilai 1. Misalnya apabila return pasar naik sebesar 5%, maka investor akan menghargapkan kenaikan return sekuritasnya sebesar 5% pula.

Dan unsiystematic risk adalah risiko yang mempengaruhi hanya satu asset atau sebagian kecil asset. Risiko portofolio pada umumnya menurunkan banyak saham karena eliminasi nonsystematic risiko. Risiko ini unik, berhubungan dengan particular company.  Bagaimanapun, jumlah reduksi risiko bergantung pada derajat korelasi saham-saham. Setidaknya saham domestic dan khususnya banyak saham domestic positif meskipun kurang dari satu. Penambahan lebih banyak lagi saham akan mengurangi risiko tetapi tidak peduli berapa banyak bagian saham yang terkorelasi ditambahkan ke dalam portofolio, tidak dapat mengeliminasi semua risiko.

Investor dapat menciptakan diversifikasi portofolio dan mengeliminasi bagian dari total risiko, diversifiable atau nonmarket. Seiring dengan bertambahnya sekuritas, nonsystematic risk menjadi kecil dan semakin kecil dan total risiko untuk portofolio risk dapat dikurangi tidak lebih kecil dari total risiko dari pasar portofolio.Formulanya adalah :

R = E ( R ) + U   = E ( R ) + m + ε

Dimana :      m = resiko sistematisε = resiko tidak sistematis

Resiko tidak sistematis dari perusahaan A tidak berkorelasi dengan resiko tidak sistematis dari perusahaan B maka korelasi (εA , εB ) = 0

P a d l a h R i y a d i – C A P M M o d e l 12

Page 13: CAPM Capital Asset Pricing Model

Gambar di atas menjelaskan hubungan risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko tersebut digambarkan melalui risiko total yang merupakan penjumlahan dari risiko sistematis (Systematic risk) dan risiko tidak sistematis (Unsystematic risk). Risiko tersebut dipergunakan karena dapat mengukur secara garis besar tingkat risiko secara keseluruhan.

Faktor Tunggal dan Banyak Faktor.Faktor tunggal  memberikan alternative bagi variance portofolio, yang lebih

mudah untuk menghitung. Alternative ini dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah portofolio. faktor tunggal adalah model yang berkaitan dengan return pada setiap sekuritas atas return pada indeks pasar. Faktor tunggal membagi dua return sekuritas ke dalam komponen yaitu unik part dan market related part.

Unik part sebagai mikro event, mempengaruhi perusahaan secara khusus tetapi tidak secara umum. Di lain sisi, market related part adalah makro event, yang mempengaruhi keseluruhan perusahaan. Sebagai contoh: BI mengumumkan discount rate, perubahan pada prime rate atau mengenai supply money. Jadi faktor tunggal diasumsikan bahwa harga saham hanya karena perubahan umum dengans satu index

P a d l a h R i y a d i – C A P M M o d e l 13

Page 14: CAPM Capital Asset Pricing Model

khususnya pasar. Beberapa peneliti mencoba untuk mengambil beberapa pengaruh nonmarket dengan menciptakan banyak faktor.

Terlihat logis bahwa banyak faktor harus mencerminkan sesuatu yang lebih baik dari satu faktor karena menggunakan lebih banyak informasi mengenai inter relation ship antara return saham. Pengaruhnya, banyak faktor menjadi turun antara metode varian-covarian dan satu faktor. Banyak faktor telah dicoba, sebenarnya menghasilkan historical korelasi yang lebih baik dari pada satu faktor. Meskipun hal ini tidak dapat dilaksanakan dengan baik karena portofolio dibuat untuk periode masa mendatang.

KESIMPULANCapital Asset Pricing Model mengasumsikan bahwa para investor adalah

perencana pada suatu periode tunggal yang memiliki persepsi yang sama mengenai keadaan pasar dan mencari mean-variance dari portofolio yang optimal. Pemodal dapat melakukan short selling Selain itu daya tarik APT adalah kita tidak perlu mengidentifikasikan market folio yang harus efisiensi untuk menghitung beta dalam CAMP. sebaliknya CAMP menyatukan faktor makro kedalam satu faktor yaitu return market portofolio. disamping itu APT memungkinkan pengguna lebih dari satu faktor untuk menjelaskan tingkat keuntungan yang diharapkan atau bagaimana menentukan tingkat keuntungan yang dipandang layak untuk suatu investasi.

P a d l a h R i y a d i – C A P M M o d e l 14

Page 15: CAPM Capital Asset Pricing Model

P a d l a h R i y a d i – C A P M M o d e l 15

Page 16: CAPM Capital Asset Pricing Model

DAFTAR PUSTAKA1.Fahmi, Irham dan Yovi lavianti Hadi, 2009, Teori Portofolio

dan Analisis Investasi, Teori dan Soal Jawaban. Alfabeta. Bandung.2.Fakhruddin, Hendy M, 2008, Istilah Pasar Modal A-Z. PT. Elex Media

Komputindo. Jakarta.3.Hartono, Jogiyanto. 2000 Teori Portofolio Dan Analisis Investasi. BPFE,

Yogyakarta.4.http://blog.stie-mce.ac.id/sriati/2011/12/18/the-capital-asset-pricing-model-

capm/5.http://lib.ugm.ac.id/digitasi/upload/2580_pp110600023.pdf6.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37651/4/Chapter%20II.pdf7.http://riyatnoke.files.wordpress.com/2008/08/capital-asset-pricing-model-

capm.ppt8.Robert Ang. 1997. Pasar Modal Indonesia. Media Soft Indonesia. Jakarta.

P a d l a h R i y a d i – C A P M M o d e l 16