Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

53
(c)RJ 1 Hukum Investasi (Capital Investment Law) Oleh: Rahmi Jened Program Pascasarjana Magister Ilmu Hukum, Magister Bisnis Magister Notariat Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya 2002

Transcript of Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

Page 1: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 1

Hukum Investasi(Capital Investment Law)

Oleh: Rahmi Jened

Program PascasarjanaMagister Ilmu Hukum,

Magister BisnisMagister Notariat

Fakultas Hukum Universitas AirlanggaSurabaya

2002

Page 2: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 2

Capital Investment Law• Hukum Ekonomi: Bagaimana mengembangkan

hukum untuk mencapai kesejahteraan;• Konsep Common Law System: Functionalist

justification (beda dengan konsep klasik hukumpublik dan hukum privat);

• Ada dimensi publik dan privat karena mencakupsegala aturan hukum yang terkait denganpenanaman modal;

Page 3: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 3

Tujuan Capital Investment Law

• Kebijakan penanaman modal dituangkan dalamaturan hukum karena terkait tuntutan spesifikdan daya pemaksa;

• Kebijakan penanaman modal untuk menentukanpolitik hukum negara;

• Fungsi social engineering atau prescribing rulesuntuk ciptakan harmony;

Page 4: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 4

Capital Investment

• Muncul setelah PD II : negara industri dannegara baru merdeka;

• Negara industri: over production-highcompetition-high cost;

• Negara baru merdeka: lack of capital, lackof technology, lack of skill.

Page 5: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 5

Segi Ekonomi Investasi

• Central Planned Economic• Mixed Planned Economic• Liberalism Economic? (hanya utopi)

Page 6: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 6

Pendekatan Negara

• Autarchi: dapat memenuhi kebutuhansendiri (hanya utopi)

• Globalisasi: kebebasan dan keterbukaandalam perdagangan

Page 7: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 7

Capital Investment

• Direct investment1)Pendirian perusahaan2)Equity (value of property, share , ownership);3)Manage sendiri4)Resiko langsung• Indirect Investment

Portfolio investment (collective terms for all thesecurities)

Page 8: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 8

Capital Investment Motives• Investor- house countrya. Ekspansi pasar;b. Hambatan perdagangan;c. Hemat cost of production;d. Diversifikasi resiko investasi;e. Effisiensi teknologi;• Investee- host countrya. Pembiayaan pembangunan;b. Tenaga Kerja;c. Market channel;d. Balance of payment;e. Menggali ekonomi potensial menjadi ekonomi riil.

Page 9: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 9

Teori TentangForeign Direct Investment

• Neo-classical Economic Theory• Dependency Theory• The Middle Path Theory• State-Government Intervention Theory• The Mainstream and the Radical View

Theory(M.Zaidun,2005:7-12).

Page 10: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 10

Capital Investment

• Hubungan Korelasi antara PublicInvestment dan Private InvestmentInfrastructure

• Tax base – tax income- National Revenue

Page 11: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 11

Bentuk Campur Tangan Negara• Regulasi yang berisi;

Restriksi (pembatasan) e.g. Harga Eceran Tertinggi(HET), larangan ekspor kayu gelondonganAturan Perpajakan e.g. mobil built-up – Bea BarangMewah.

• Politik Moneter, mengatur peredaran uang e.g. tightmoney policy, inflasi harga naik karena uang beredarbanyak (offer sedikit-demand banyak )

• Pendirian BUMN (campur tangan Negara langsungdalam pasar)

• Penjualan saham BUMN untuk diinvestasikan lagi(divestment) dll

Page 12: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 12

Bentuk FDI

• PMA langsung – 100% saham dikuasaiasing

• PMA patungan (joint entreprise)• Note: diluar UU No. 1/1967 Kontrak Karya

(work contract) yang dibentuk melaluikonsesi khusus e.g. Pertamina dengan PTCaltex Pasific Indonesia, konsesi khususlainnya e.g. Freeport.

Page 13: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 13

Foreign Direct Investment (FDI)

• Terkait dengan Fasilitas• Fasilitas: Jaminan dan Insentif

Page 14: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 14

Jaminan (Warranty)

• Hard currency• Badan pemerintah membeli surplus produksi

dengan harga minimum• Hak transfer• Tidak akan melakukan nasionalisasi atau

ekspropriasi• Penyelesaian sengketa secara khusus• Jangka waktu berusaha

Page 15: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 15

Insentif (Incentives)• Insentif Pajak dan Fiskal e.g. Tax Holiday dan

Tax Stabilization, tarif bea masuk tertentu• Kawasan Bebas (free zone/bonded zone) e.g.

Area Entreport dengan berbagai fasilitas• Pasar Terlindungi (protected market)• Subsidi pada faktor produksi e.g. harga listrik• Pemberian bantuan keuangan e.g biaya in-

house training

Page 16: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 16

Jaminan di Indonesia?• Hard currency e.g. perjanjian bilateral bahwa negara asal akan menjamin

jika terjadi non convertibility, perjanjian multilateral G to G -- MultilateralInvestment Guaranty Agency.

• Hak transfer bebas kecuali: keuntungan bersih, biaya penyusutan asetmodal, keuntungan penjualan saham, biaya pengeluaran tenaga kerja asingyang bekerja di Indonesia, biaya TKI yang di training diluar negeri, pokokdan bunga pinjaman pihak asing, kompensasi nasionalisasi harus melaluiBI

• Nasionalisasi atau ekspropriasi dilakukan melalui UU, kepentingan negaramenghendaki dan diberi kompensasi

• Jaminan penyelesaian sengketa secara khusus melalui International Centrefor the Settlement of Investment Disputes (ICSID) dasar Convention on theSettlement of Investment Disputes Between State and National of OtherState, Convention on the Recognition and Enforcement of Foreign ArbitralAwards (Konvensi New York 1951)--- Self executing agreement?

• Jaminan jangka waktu berusaha: izin usaha 30 tahun prodkom, perluasan30 tahun , pembaharuan 30 tahun setelah prodkom dan izin perluasan

Page 17: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 17

Insentif di Indonesia• Tax Prevelege penundaan pajak, pengurangan PPH

untuk investor dibidang dan daerah tertentu, penundaanPPN Indonesia Timur, pencegahan pajak berganda.

• Keringanan Bea Masuk Surat Persetujuan FasilitasPabean, APIT, rating tarif.

• Kawasan Bebas (free zone/bonded zone) e.g. KawasanIndustri, Kawasan Berikat, Area Entreport ProduksiTujuan Ekspor (EPTE)

• Manajemen Tenaga Kerja• Subsidi pada faktor produksi e.g. harga listrik• Pemberian bantuan keuangan e.g biaya in-house

training

Page 18: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 18

Aturan Hukum Direct Investment

• WTO /GATT- Trade Related InvestmentMeasures

• APEC Non Binding Investment Principle• BRO 1934 (cikal bakal) aturan untuk Izin

Usaha• UU No.25/2007 Tentang Penanaman

Modal

Page 19: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 19

WTO/GATT

• National Treatment: perlakuan samainvestor asing dan investor dalam negeri;

• Most Favoured Nation: perlakuan samabagi investor tanpa membedakan asalnegara;

• Transparancy: semua peraturanperundang-undangan dan proseduradministrasi harus terbuka;

Page 20: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 20

APEC Non Binding InvestmentPrinciples

• National Treatment• Most Favoured Nation• Transparancy• Investment Incentives• Performances Requirements• Expropriation and Compensation• Repatriation and Convertibility• Settlement of Disputes• Entry and Sojourn Personel• Avoidance of Double Taxation• Investor Behaviour• Removal of Barriers to Capital Export

Page 21: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 21

TRIMs

Semua ketentuan peraturan di bidang investasiyang mempengaruhi perdagangan bebas

• TRIMs positif : Pemberian Incentives• TRIMs negatif: Izin Investasi dikaitkan dengan

persyaratan: Pemilikan saham nasional;Penggunaan kandungan lokal; Ketentuanekspor, kapasitas produksi, jenis, alih teknologidll

Page 22: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 22

TRIMs bertentangan dengan WTO

• Bertentangan dengan keharusan NationalTreatment e.g. keharusan pembelian produkdalam negeri;

• Tidak sejalan dengan penghapusan quantitativerestriction e.g. membatasi produk yang dipakaidalam proses produksi atau produk senilaiekspor.

Page 23: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 23

PP No. 20/1994• Peserta Asing: perorangan atau badan usaha• Saham Peserta Asing: bisa langsung (100%)

untuk sektor yang terbuka kecuali infrastruktur• Kewajiban Divestasi: diperlonggar sesuai

kesepakatan dan setelah 15 tahun produksikomersial

• Batas Minimal Investasi: ditiadakan• Mendirikan Perusahaan Baru: diizinkan• Investor: badan hukum atau perorangan bisa

membeli saham perusahaan Indonesia• Lokasi: didorong ke KI atau KB, kecuali bisa

buktikan penguasaan hak atas tanah• Izin Usaha Tetap: berlaku 30 tahun dan dapat

diperpanjang

Page 24: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 24

Perusahaan PMA• Dasar berusaha: (dulu UU No.1/1967) sekarang

UU No. 25/2007.• Bentuk : Perseroan Terbatas (PT)• Pemilikan Saham: ada unsur asing• Jangka Waktu: 30 tahun diperpanjang 30 tahun

jika ada perluasan• Bidang Usaha: ada DNI• Dasar Pendirian: Akta pendirian setelah SP3• Jumlah Investasi: sesuai kelayakan usaha• Modal Dasar: sebesar equity proyek• Divestasi: ada kewajiban tetapi sesuai sepakat• Jaminan: transfer valas• Hak Atas Tanah: HGB dan HGB dengan batasan• Tenaga Kerja: wajib tenaga kerja Indonesia• Tidak dapat menggunakan pinjaman bank

pemerintah

Page 25: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 25

PMDN• Dasar berusaha: (dulu UU No.6/1968) sekarang

UU No. 25/2007.• Bentuk : Perseroan Terbatas (PT), perorangan

atau lainnya• Pemilikan Saham: peserta nasional• Jangka Waktu: selama berstatus PMDN• Bidang Usaha: semua bidang sesuai izin usaha• Dasar Pendirian: Akta pendirian dibuat sebelum

persetujuan Pemerintah• Jumlah Investasi: tidak ada batasan• Modal Dasar: bisa lebih besar daripada equity

proyek• Divestasi: tidak ada ketentuan• Jaminan: tidak ada hak transfer valas• Hak Atas Tanah: HGB dan HGB• Tenaga Kerja: tenaga kerja asing harus izin• Dapat menggunakan pinjaman bank pemerintah

Page 26: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 26

PMA yang Diperlakukan PMDN• Syarat:a. Saham peserta nasional minimal 51%, ataub. Saham peserta nasional minimal 45% diantaranya

sebesar 20% dijual dipasar modal.• Dasar: PP No. 50/1987• Keuntungan:a. Perusahaan bisa berusaha di bidang yang semula

tertutup bagi PMAb. Dapat menjual hasil produksi di dalam negeric. Dapat memperoleh pinjaman modal dari bank

pemerintahe.g: PT Candraasri

Page 27: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 27

Multinational Corporation(MNC)

• Sektor MNC:a. Pengolahan SDA e.g: Proyek Asahan (Sumitomo

Chemical, Mitshubitshi Chemical, Showa Denko)b. Industri Pengolahan: perluasan pemasaran dengan

keunggulan komperatif dan industri baru e.g.: Toyota,Honda (subtitusi padat karya tetapi kecil devisa)

c. Industri Keuangan, Asuransi dan Perdagangan: penopang• Kecenderungan Praktek:a. Monopoli,b. Oligopoli,c. Benturan kepentingan (conflict of interest)d. ikut campur dalam politik dalam negerie. Transfer pricing• Solusi: Code of Conduct

Page 28: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 28

Teori MNC’s – FDI• International Organization Theory• Vernon ‘s Product Life Cycle Theory• The Horizon Global Theory• Market Imperfection Theory• The Transaction Cost and Internalization Theory• The Location Theory• Exchange Risk Theory• Dunning’s Eclectic Theory

(M. Zaidun, 2005:12-16)

Page 29: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

Kelebihan /kelemahan Investorpada Direct Investment

• Dapat mengurangi beberapa faktor costof production;

• Memperluas market channel;• Bidang Usaha tergantung DNI;• Menanggung resiko secara langsung;• Kendala stabilitas politik;• Kendala Pemogokan tenaga kerja;• Kendala kepastian hukum;• Kendala penegakkan hukum.(c)RJ 29

Page 30: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

Kelebihan / kelemahan BagiInvestee pada Direct Investment• Dapat memiliki partner yang bersifat

multinasional;• Produk terkait dengan produsen yang

reputasinya worldwide;• Seringkali bairgaining position lebih lemah;• Eksistensinya seringkali hanya sebagai

pelengkap pemenuhan persyaratanusaha.

(c)RJ 30

Page 31: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 31

Bentuk Foreign Indirect Investment

• Lisensi/waralaba (licence/franchise);• Kontrak Manajemen (management contract)• Kontrak Jasa Teknis (technical service contract)• Kontrak Terima Jadi (turn key contract)• Investasi di Pasar Modal (portfolio investment)• Pinjaman Luar Negeri (off-shore loan)• BOT

Page 32: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 32

Lisensi/ Waralaba(Licence/Franchise)

• License :a personal privilege to do someparticular act … and is ordinary receivableat the will of licensor and is notassignable”.

• Merupakan suatu kontrak hukum dimanaLicensor sebagai pemilik hak tertentumemberikan izin bagi Licensee dalamjangka waktu tertentu sebagai gantinyadengan pembayaran kepada pihaklicensor.

• Pemilik merek yang berposisi sebagailicensor tidak kehilangan kontrol terhadapmerek yang dilisensikannya dan pihaklicensee tidak memiliki hak yang mutlakselain dari diizinkan oleh pihak licensor.

Page 33: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 33

Licence Agreement• Hak ini terdiri dari izin untuk menggunakan

HKI (intellectual property rights), termasukmetode produksi know-how , kontrolpenjadualan dan kualitas termasukkombinasi jasa teknis yang terkadangberisi klausula yang menyiratkanpersyaratan dan kondisi penggunaanlicensee atas teknologi dan produk yangdibuat dari teknologi tersebut.

• Pembayaran menyangkut lumpsum fees,running royalties, a share in profit, issueequity yang tidak hanya tergantung padahakekat dan nilai teknologi yang ada tetapitermasuk bargaining power dari keduapihak.

Page 34: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 34

Franchising

• Suatu bentuk khusus dari perjanjian lisensiyang menyiratkan hubungan yangberkelanjutan dimana franchisormenyediakan HKI (intellectual propertyrights)nya ditambah jasa technicalassistant, pelatihan, manajemen danpenjualan dengan pembayaran sejumlahuang.

• Lisensi dalam paket.

Page 35: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 35

Perjanjian Lisensi yang dilarang• Grand back provision

setiap perbaikan, inovasi dan pengembanganyang dilakukanlicensee terhadap merek yangdilisensikan oleh pemilik merek sebagai licensor,memberikan hak bagi licensor untukmenggunakannya.

• Tying restrictionan agreement by a party to sell one(tying) productbut only on the condition that the buyer alsopurchases a different (or tied) product

• Restrictive business practices (r.b.p)price restriction, territorial restriction, field of useand customer restriction, output restriction sertapackaging licensing

• Exclusive Dealing Restrictionseorang pembeli setuju untuk membeli suatuproduk barang atau jasa secara eksklusif kepadapembeli

Page 36: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 36

HKI (Intellectual Property Rights)• Hak Cipta dan Hak-Hak yang Terkait dengan Hak

Cipta (Copyright and Related Rights).• Hak Kekayaan Industri (Industrial Property Rights)

yang mencakup bidang-bidang :a) Paten (Patents)b) Perlindungan Varitas Tanaman (Plant Variety

Rights).c) Merek (Trademarks)d) Indikasi Geografi (Geographical Indication);e) Desain Industri (Industrial Design);f) Desain Tata letak Sirkuit Terpadu (lay-Out

Designs Topographics of Integrated Circuits).g) Perlindungan Informasi yang Dirahasiakan

(Protection of Undisclosed Information),mencakup Rahasia Dagang (Trade Secret).

Page 37: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 37

Kontrak Manajemen(Management Contract )

• Kontrol operasional suatu perusahaan, atau lebihdari satu fase aktivitasnya yang secara normaldilaksanakan oleh organ direksi atau manager,melalui kontrak dan penunjukkan PS yang dibuatdilakukan dalam suatu organ yang terpisah yangkinerjanya untuk melaksanakan fungsimanajemen.

• Meliputi manajemen produksi, termasuk tanggungjawab aspek teknis dan teknik produksi,pengelolaan personil termasuk rekruitmen danpelatihan, pembelian dan pengelolaan capitalgoods, raw materials, marketing, pengelolaankeuangan termasuk pinjaman keuangan.

• Pembayaran dapat berupa:fee, lumpsumpayments, pembayaran yang didasarkan pada‘services rendered basis’

Page 38: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 38

Kontrak Jasa Teknis(Technical Service Contract)

• Salah satu pihak diminta untuk menyediakanjasa teknik yang terkait dengan salah satu aspekdari operasional perusahaan pihak yang lain,seperti pemeliharaan dan perbaikan mesin,bantuan proses know-how, kontrol kualitas danpenyelesaian masalah.

• Jasa bisa disediakan dalam tenggat berjalan,basis secara terus menerus danberkesinambungan, atau berdasarkankebutuhan, dan hal ini mempengaruhipembayaran.

Page 39: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 39

Kontrak Terima Jadi(Turn Key Contract)

• Suatu pihak mengambilalih tanggungjawab untukmenyelenggarakan semua aktivitas yangdisyaratkan untuk perencanaan, pembangunandan pemesanan suatu projek yangmemungkinkannya untuk membuat sub kontrakdengan pihak lain, namun dengantanggungjawabnya untuk penyelesaian proyeksecara keseluruhan dan penyerahan sistemproduksi operasional secara penuh; Menyediakankomplit once -and for-all transfer teknologi fisiksebagai satu paket.

• Pihak kontrator tidak memiliki kepentingan yangberjalan terus atas kepemilikan atau manajemendengan perusahaan yang mengontraknya.

• Pendapatannya diperoleh dari kemampuannyasecara akumulasi untuk mengintegrasikan in-putteknologi sampai menjadi sistem operasionalpenuh

Page 40: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 40

Proyek Pendirian,Operasionalisasi dan Peralihan

(BOT)• Sejenis kontrak untuk melakukan

pembangunan, pengoperasian suatu proyektertentu selama jangka waktu tertentu untukkemudian dilakukan peralihan operasionalisasikepada pihak pemberi kerja setelah tenggatwaktu perjanjian berakhir. Kompensasipembiayaanproyek dibayar dengan pendapatanoperasional.

• Tidak ada pembentukan badan hukum baru dantidak ada peralihan kepemilikan.

Page 41: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 41

Obligasi (Bond)• Instrumen hutang (debt instrument) dimana

sipeminjam memperoleh dana dengan kontrakbahwa dana tersebut akan dibayar, baik bungaatau hutang pokok melalui schedule yangeksplisit.

• Tujuannya untuk memobilisasi danaperusahaan.

• Obligasi swasta dan obligasi Pemerintah(sama dengan hutang konsesional sepertiIMF dan CGI).

Page 42: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 42

Sejarah• 19 Maret 1950 Pemerintah melakukan penyehatan

(geld sanering). Tiap Rp5,- dipotong dua bagiankiri sebagai nilai tukar pembayaran yang sah yangdinilai setengah harga dan bagian kanan ditukardengan obligasi pemerintah dengan bunga 3%setahun (3%RI Obligasi 1950)

• Uang simpanan di bank dengan rekening Rp1000,-setengahnya dibekukan dipinjamPemerintah dan ditukar dengan obligasi.

• Terjadi jual beli sebelah kanan uang kertas danjuga obligasi RI dijalan-jalan, harga menjadisangat rendah untuk itu dibuka bursa pasarsekunder obligasi.

• BI sebagai pewaris de jawasche bank bisamemberikan kredit dengan jaminan efek(voorcshot op effecten).

• 13 Desember 1965 uang Rp1000 menjadi Rp1,-

Page 43: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 43

Penerbitan Obligasi• Melalui sindikasi bank atau melalui bursa:

contoh PT Indofood, PT Trypolita• Berpengaruh positif untuk neraca

pembayaran.• 5 C’s dan credit rating, belum berhasilnya

pasar indonesia membangun secondarybond market.

• Indonesia rupiah, luar devisa sangatpenting untuk jaga kestablian leuangan krnpenghasilan rupiah hutang valuta asing.

• Bunga berdasarkan LIBOR dan IRSOR(Indonesian Swap Offer Rate)

• PPN atas bunga obligasi

Page 44: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 44

Jenis Obligasi• Treasury Note diterbitkan U.S. tidak kena pajak

state tetapi federal, lama 1-10 tahun samadengan treasury bond hanya ini bisa ditarikkembali

• Agency bond sama dengan mortgage backedsecurities

• Municipal bonds diterbitkan pemerintah kotaatau kabupaten dengan tax exempt untukpembangunan

• Corporate bonds

Page 45: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 45

Corporate bonds Singking fund bonds penerbit harus cadangan dana Serial bonds memiliki waktu jatuh tempo yang berbeda-beda Discount bonds /zero coupon bonds tanpa pembayaran

coupon secara periodik . Debenture bonds obligasi yang tidak dijamin aset

perusahaan tetapi klaim sama Subordinated debenture berbeda dari prioritas hak klaim Mortgage bonds obligasi yang dijamin dengan aset tertentu

income bonds memberikan bunga jka perusahaan untung Equipment trust certificate hampir sama dengan leasing

untuk membiayai capital goods Industrial development and polution control bonds untuk

membangun kawasan industri dan mengontrol polusi Convertible bonds dg hak pilihan untuk menukar obligasi

dengan saham biasa, dalam jumlah, ratio, periode tertentu Callable bonds hak bagi penerbit untuk buy back dengan

harga tertentu sebelum jatuh tempo Putable bonds dg hak menjual kembal i pada penerbit Junk bonds untuk biayai proyek berisiko tinggi.

Page 46: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 46

Manfaat Obligasi

• Yield cukup tinggi karena nominal interestcoupon 3-5% dari bunga deposito.

• Hasil yang sifatnya tetap• Likuiditas tinggi• Jaminan untuk perbankan sebagai

secondary reserve.

Page 47: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 47

Resiko

• Kegagalan pembayaran cicilan bunga danhutang pokok (default risk), jika tidakditanggung pihak ketiga yang mempunyaisolvabilitas tinggi’

• Resiko tingkat suku bunga, inflasi, siklusbisnis

• Perlunya diberikan tax exempt sebagaiinsentif perpajakan

Page 48: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 48

Beli Saham di Bursa

• Saham adalah bukti penyertaan dalamsuatu perusahaan yang berbentuk PT

• Manfaat: deviden, capital gain, hak suara,right issue.

• Saham yang listed ada batasan demikianpula dengan investor asing yang membelisaham dibursa ada batasan.

Page 49: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 49

Pinjaman Luar Negeri(Off-shore Loan)

• Pemberian pinjaman (kredit) luar negeriyang membebankan kewajibanpembayaran utang pokok dan bunga.

• Termasuk di dalamnya Kredit Investasi(investment loan) e.g. P.T. Bogasarimendapat kredit dari AS, Jerman danAustralia

Page 50: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 50

Kontrak Bagi Hasil(Production Sharing Contract)

• Suatu kredit luar negeri yang dibayar kembalidengan sebagian dari hasil produksi atau hasiltambahan produksi atau peningkatan mutuproduksi suatu proyek dengan ketentuanmanajemen dan pemilikan perusahaan tetapada pada pihak Indonesia

• Kredit (utang pokok) dan bunganya dibayar darihasil produksi dengan ketentuan kewajibanperusahaan mengekspor ke negara pemberikredit e.g. PN Gula dengan Jidesco.

Page 51: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 51

Keuntungan/Kelemahan bagiInvestor Indirect Investment

• Tidak perlu modal untuk membangun pasar atauoperasionalisasi perusahaan bahkan menerimapembayaran plus hasil penjualan mesin, penyediaankomponen atau bahan baku

• Resiko rendah (low risk): pemogokan, rugi, pembinaanhuman resources, tidak perlu pusing manajemenperusahaan.

• Menghindari restriksi perdagangan untuk investasi asingatau pasar yang belum berkembang

• Pihak penerima bisa menjadi kompetitor• Pihak penerima wanprestasi dan potensi sengketa dan

penyelesaiannya• Kontrol ketat alih teknologi

Page 52: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 52

Keuntungan/Kelemahan bagiInvestee Indirect Investment

• Menyangkut produk barang atau jasayang sudah worldwide

• Tidak perlu membangun perusahaan darinol atau setidaknya mengikuti blue-printdari investor

• Menanggung beban biaya, royalty dan fee• Memikul kerugian sendiri• Tidak bebas menjalankan manajemen

Page 53: Capital Investment Law S2 - Rahmi Jened

(c)RJ 53

Thank you very much for your attention© Rahmi Jened