Cakrawala Edisi 415 Tahun 2013

80

description

Majalah Cakrawala Edisi 415

Transcript of Cakrawala Edisi 415 Tahun 2013

  • PERANG...! HARUSKAH TERJADI?

    Di padang Kurusetra, Arjuna terpana, ajaran dahsyat tentang ilmu se-jati kehidupan baru saja di-dengarnya dari Sri Kresna. Perang ini memang harus terjadi! Karena kelahiran dan kematian makhluk hidup itu sudah dikehendaki Sang Pencipta. Perbedaan antara pihak-pihak yang berlawanan pun sudah seharusnya ada. Proses tarik menarik dari dua sisi yang berbeda memang perlu ada, yang pada akhirnya keseimbangan isi jagad ra-yalah tujuan utamanya.

    Arjuna pun tersadar, bahwa dirinya adalah ba-gian dari sesuatu yang ha-rus terjadi di muka bumi, perangnya adalah perang antara simbol kebaikan me-

    lawan kejahatan, maka bila yang ada hanya keraguan menghadapi sanak saudara sendiri berarti perang besar Bharata Yudha bisa-bisa batal. Akibatnya si Baik tidak bisa mengalahkan dan memusnahkan si Jahat.

    Keteguhan hati Arjuna kembali tegak, ia sadar harus menjadi pelaku sejarah demi keseimbangan jagad raya.

    Apa yang akan terjadi di Semenanjung Korea?

    Miripkah dengan Keha-rusan perang Bharata Yu-dha?

    Rahasia kehidupan makhluk hidup di planet bumi akan memasuki babak baru. Manusia akan saling beru-saha untuk mempertahankan hidup-survive-menghadapi

    tantangan dan goncangan alam yang sedang mencari bentuk keseimbangan baru. Bagi bangsa-bangsa yang tangguh, ancaman akan se-makin mempertangguh ke-digdayaan dan kewaspa-daannya.

    Bagi pemimpin yang bersitegang, akan diperlukan kepiawaiannya dalam mem-pertahankan hidup rakyat dan bangsanya. Dan bagi yang tanggap, pasti melihat peluang yang bisa dimanfaat-kannya.

    Akhirnya kita harus menyaksikan bersama, Se-menanjung Korea yang membara, dan keseimbangan yang kita idamkan bukanlah asa tanpa alasan. Untung Suropati

  • nerangan

    Redaksi menerima tulisan (maksimal 5 halaman dengan spasi 1,5) beserta foto dari segenap anggota TNI AL dan masyarakat umum. Naskah diprint dengan kertas A4, lebih baik lampirkan CD. Naskah yang telah dikirim, menjadi milik redaksi, dan redaksi berhak memperbaiki/mengedit tanpa mengubah isi/makna. Naskah yang dimuat akan mendapat imbalan sepantasnya. Tulisan dapat disampaikan ke alamat redaksi Dinas Penerangan TNI AL, Gd. B4 Lt. 2, Mabesal Cilangkap, Jakarta Timur - 13870 atau via email: [email protected]

    Radio JJM 107.8 FM Radio Streaming di www.tnial.mil.id

    PEMIMPIN UMUM: Laksma TNI Untung Suropati, WAKIL PEMIMPIN UMUM: Kolonel Mar Bambang Hullianto, PEMIMPIN REDAKSI: Kolonel Mar F.X. Deddy Susanto, REDAKTUR: Kolonel Laut (P) Rony E. Turangan,

    Kolonel Laut (KH) Drs. Heriyanto, Kolonel Laut (S) Julius Widjojono, Letkol Laut (KH) Drs. Hendra Pakan, Letkol Laut (KH) Drs. Heri Sutrisno, M.Si., Mayor Laut (KH) Ag. Imam Setiadi, S.Sos., Kapten Laut (S/W) Widajana,

    Lettu Laut (P) Abriyanto, Adi Patrianto, S.S., PENATA WAJAH: Serka PDK/W Mirliyana, Mujiyanto, Irma Kurniawaty, A.Md. Graf., Aroby Pujadi,

    REDAKTUR FOTO: Wamrin, TATA USAHA: Raya Mentawita T., DISTRIBUSI: H. Supendi, Edi Supono, Kld TTU Niki L.M. DITERBITKAN OLEH: Dinas Penerangan TNI AL, ALAMAT REDAKSI: Dinas Penerangan TNI AL, Gd. B4 Lt. 2, Mabesal Cilangkap, Jaktim-13870,

    Telp. (021) 8723314, No. ISSN: 0216-440x

    Salam Jalesveva Jayamahe !

    Pembaca setia Cakrawala dimanapun berada, tanpa terasa purnama ke 4 telah kita lewati, diawal Mei ini Cakrawala kembali hadir untuk meng up date informasi pembaca tercinta. Kali ini kami mengajak para pembaca menengok sejenak ke masa lalu, karena pada bulan Mei lima puluh tahun yang lalu secara resmi Badan PBB UNTEA telah menyerahkan wilayah Irian Barat ke pangkuan Ibu Pertiwi, sehingga patutlah kita kenang bersama 50 tahun sang Merah Putih berkibar di bumi Cenderawasih.

    Dan masih sekitar peristiwa 50 tahun silam, Sepaska didirikan secara resmi oleh Laksamana R.E. Martadinata, harapan kita di kemudian hari Kopaska menjadi satuan elit yang kaya akan prestasi dan patut diandalkan. TNI AL = courage + innovation kami suguhkan untuk pembaca agar mengikuti sepak terjang para prajurit laut yang berani think and acting out of the box, sehingga kehandalannya mengawaki alutsista patut kita beri apresiasi.

    Di samping itu ada beberapa informasi untuk pembaca Cakrawala yang berkaitan dengan sepak terjang berkelas internasional yang dilakukan oleh prajurit TNI AL dan alutsistanya.

    Pembaca yang budiman, beberapa opini pecinta TNI AL juga kami hadirkan untuk disimak, antara lain: Mencermati Kebijakan Pertahanan Vietnam Mengantisipasi Sengketa di Laut China Selatan, Pomal Masa Depan, Maritime Security Versi Indonesia dan masalah Konflik Sabah.

    Harapan kami, semoga informasi yang kami suguhkan dapat memperkaya wawasan informasi pembaca sekalian.

    Selamat berkarya.

    Mulai edisi 416 Cakrawala akan mengaktifkan Rubrik Surat Pembaca. Untuk kritik, saran, dan opini singkat dapat dikirim via surat ke alamat redaksi kami, Dinas Penerangan TNI AL, Gd. B4 Lt. 2, Mabesal Cilangkap, Jaktim-13870 atau via email: [email protected].

  • neranganDAFTAR ISI

    7

    74 9

    Kasal Jadi Warga Kehormatan MarinirMengibarkan Bendera Perdamaian Dunia 50 tahun Sepaska, Kawah Candradimuka Komando Pasukan Katak Angkatan Laut50 tahun sang Merah Putih Berkibar di Bumi Cenderawasih

    Semangat Pahlawan Nasional Silas Papare TNI AL = Courage + Innovation

    Berita Utama Wawancara

    Teknologi

    Kelautan

    Budaya Budi Daya

    Info

    Mencermati Kebijakan Pertahanan Vietnam Mengantisipasi Sengketa di Laut China SelatanPomal Masa Depan Pendidikan dan Kebangkitan Nusantara Muda Berkarya, Tua Berjaya 50

    Sudah Selayaknya Indonesia Memiliki Angkatan Laut yang Kuat

    Perang Siber, Amerika Serikat dan Instruksi Obama Cakrawala DigitalModifikasi Senjata General Purpose Machine Gun (GPMG)

    Maritime Security Versi Indonesia

    Gamelan Diakui Dunia Asta Brata

    Mengapa Dunia Percaya agar TNI AL Ikut dalam MTF UNIFIL? Asian Century Kapal Pintar (Kapin) Menjangkau Daerah yang Tak Terjangkau Konflik Sabah Tinjauan Principles Of War Pertempuran Laut Coral Internal Communication in Military Public AffairsPenugasan di MTF UNIFIL-Lebanon Diary Prajurit

    Opini

    Kepiting Bakau (Scylla Serrata) dan Budidayanya

    35

  • Kasal Jadi Warga Kehormatan marinir

    Bunyi ledakan dan rentetan tembakan yang disusul meluncurnya tank-tank amfibi dan sejumlah kendaraan tempur pengangkut pasukan berlangsung di Lapangan Upacara Brigif-2 Marinir, Ksatrian Hartono, Cilandak, Jakarta Selatan, mewarnai awal acara pengukuhan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI DR. Marsetio sebagai Warga Kehormatan Korps Marinir, dalam suatu upacara militer.

    Upacara yang dihadiri para sesepuh Korps Marinir, para mantan Komandan Korps Marinir, serta sejumlah pejabat tinggi TNI itu ditandai dengan penyematan Brevet Tri Media Intai Amfibi Korps Marinir dan Brevet Anti Teror TNI AL di dada sebelah kanan, serta dilanjutkan dengan penyerahan baret ungu oleh Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) A. Faridz Washington kepada Kasal Laksamana TNI DR. Marsetio.

    Brevet Intai Amfibi Marinir yang disematkan sebelumnya dibawa oleh para peterjun prajurit Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) dan Yon Taifib Marinir

    dipimpin Komandan Denjaka Kolonel Marinir Nur Alamsyah yang mendarat tepat di depan mimbar inspektur upacara. Dalam upacara itu dimeriahkan dengan demon-strasi bela diri ala Marinir, yaitu serbuan kilat, stabo, dan tembak reaksi jarak dekat dengan peluru tajam. Selain itu, juga dilaksanakan defile pasukan dan defile kendaraan tempur Korps Marinir TNI AL.

    P e n g a n g k a t a n dan pengukuhan Kasal Laksamana TNI DR. Marsetio sebagai Warga Kehormatan Korps Marinir ini, didasarkan pada

    beberapa pertimbangan, antara lain sebagai wujud penghargaan Korps Marinir kepada Pemimpin TNI AL atas kontribusi dan per-hatiannya yang tulus kepada kemajuan dan perkembangan Korps Marinir. Di samping itu juga sebagai bentuk apresiasi yang tinggi atas keteladanan, jiwa, si-kap, semangat, dan integritas yang telah diberikan kepada Korps Marinir TNI AL selama ini.

    Hari ini merupakan hari yang paling bersejarah dalam perjalanan karier militer saya, karena hari ini saya diangkat menjadi warga kehormatan sebuah korps yang memiliki tradisi yang besar korps

    yang menjadi kebanggaan bangsa dan negara yaitu Koprs Marinir. Baret Ungu yang saya kenakan ini bukanlah semata-mata hanya sebagai simbol. Pemakaian baret ini mencerminkan kualifikasi prajurit perkasa Matra Laut yang senantiasa berada di garda ter-depan untuk menghancurkan mu-suh yang hendak merobek-robek kedaulatan dan keutuhan NKRI, kata Kasal Laksamana TNI DR. Marsetio di hadapan ribuan prajurit Korps Marinir.

    Sejak berdirinya Korps Marinir TNI AL Tahun 1945, Kasal Laksamana TNI DR. Marsetio me-rupakan orang ke 30 yang mene-rima penganugerahan Warga Ke-hormatan Korps Marinir. Adapun Warga Kehormatan Korps Marinir TNI AL secara keseluruhan ada-lah sebagai berikut: Jenderal Besar TNI (Purn) A.H. Nasution, Laksamana TNI (Purn) Walujo Soegito, Jenderal TNI (Purn) L.B Moerdani, Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno, Laksamana TNI (Purn) M. Arifin, Laksamana TNI (Purn) Tanto Koeswanto, Jenderal TNI (Purn) Faisal Tanjung, Laksama-na TNI (Purn) Arief Koeshariadi, Jenderal US Marines C.C Krulak, Laksamana TNI (Purn) Widodo A.S., Laksamana TNI (Purn) Achmad Sutjipto, Laksa-mana TNI (Purn)

    BERITA UTAMA

    6

  • Indroko S., Jenderal TNI (Purn) Endriartono S., Laksamana TNI (Purn) Bernard Kent Sondakh, Sul-tan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, Laksamana TNI (Purn) Slamet Soebianto, Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto, Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso, Lak-samana TNI (Purn) Sumardjono, Letjen ROK Marines Lee Sang-Roh, Presiden RI Dr. Susilo Bam-bang Yudhoyono, Laksamana TNI (Purn) Tedjo Edhy Purdijatno, S.H., Jenderal US Marines James T. Conway, Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E., Laksamana TNI Soeparno, Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro, Jenderal Polisi Timor Pradopo, Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, Marsekal TNI Imam Sufaat, dan Laksamana TNI Dr. Marsetio.

    Upacara parade dan defile ini melibatkan lebih dari 5.000 prajurit Korps Marinir, terdiri dari: enam brigade upacara, satu peleton korps musik, satu ke-lompok bendera, dan satu kompi Pasus, dipimpin Komandan Upacara Brigjen TNI (Mar) Sis-woyo H.S., yang sehari-hari men-jabat Komandan Pasmar-1. Mela-tarbelakangi pasukan upacara, berbagai macam material tempur Korps Marinir TNI Angkatan Laut, antara lain: 10 unit tank PT 76,

    14 unit BTR 50, 4 unit Kapa, 4 unit Howitzer 122 mm, 4 unit Meriam 57mm 2 unit Rm-70 Grad, 4 unit Liaz, 4 unit Unimog.

    Sementara material tempur lainnya yang terlibat dalam defile antara lain: 3 kendaraan (ran) motor kawal, 2 unit ran khusus, 2 unit ran Rubicon, 3 unit ran mobil kawal: 16 unit ran KIA, 1 unit ran bengkel, 7 unit ambulance, 1 unit ran Komob, 9 unit ran REO, 7 unit ran LIAZ, 2 unit Sub Screamer, 3 unit Sea Raider, 6 unit BVP2, 3 unit RM-70 Grad, 6 unit Tank PT 76 M, 9 unit BMP 3 F, 4 unit Unimog+How 105 mm, 2 unit Unimog+How 122 mm, 6 unit Kapa K61, 9 unit BTR 50 P(M), 2 unit Opleger Tatra, 9 unit Hino, dan 12 unit Ford Ranger.

    Setelah resmi menjadi War-ga Kehormatan Korps Marinir, Kasal pun menganugerahkan ke-naikan pangkat luar biasa satu tingkat lebih tinggi, dari Koptu Marinir menjadi Kopka Marinir Eko Yulianto anggota Puskodal Markas Komando Korps Marinir atas keberanian dan kesuksesannya dalam menggagalkan aksi pe-rampokan sepeda motor di Perum Bekasi Timur Regency Blok C3,

    Kel. Cimuning, Kec. Mustika Jaya, Bekasi, Jumat 1 Februari lalu.

    Penganugerahan pangkat Luar Biasa kepada Kopka Mar Eko Yulianto karena yang bersangkut-an merupakan sosok prajurit yang kesatria, pemberani, cerdas, dan tangkas, serta mempunyai jiwa dan naluri kesetiakawanan sosial yang tinggi guna menggagalkan aksi perampokan sepeda motor milik seorang ibu oleh kawanan penjahat bersenjata api. Meski penjahat bersenjata api, namun dengan naluri yang tinggi sebagai prajurit Korps Marinir, Kopka Marinir Eko Yulianto spontan mengejar pelaku perampokan dengan sepeda motornya hingga sejauh sekitar 2 km.

    Mengetahui pelaku peram-pokan tengah dikejar seseorang, maka pelaku mengeluarkan dua kali tembakan. Tembakan pertama meleset, dan tembakan kedua menyerempet paha kiri belakang Koptu (sekarang Kopka) Marinir Eko Yulianto. Kendati keadaan luka, Kopka Marinir Eko Yulianto tetap mengejar dan berteriak rampok sehingga mengundang warga lain untuk membantu. Melihat banyaknya warga yang turut mengejar, maka pelaku meninggalkan sepeda motor curian dan melarikan diri dengan rekannya yang juga mengendarai sepeda motor.

    Kasal menganugerahkan kenaikan pangkat luar biasa satu tingkat lebih tinggi, dari Koptu Marinir menjadi Kopka Marinir Eko Yulianto.

  • Kapal Republik Indonesia (KRI) Diponegoro-365 dari jajaran unsur Satuan Kapal Eskorta Komando Armada RI Ka-wasan Timur (Satkor Koarmatim) kembali dipercaya menjalankan misi perdamaian dunia di Lebanon yang tergabung dalam Satuan Tu-gas Maritim TNI Kontingen Garuda XXVIII-E/UNIFIL Tahun 2013 atau Maritime Task Force/United Na-tions Interim Forces In Lebanon (MTF XXVIII-E/UNIFIL). Satgas diberangkatkan oleh Panglima

    Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H., M.Hum. di dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya.

    Turut hadir dalam pem-berangkatan Satgas ini antara lain Kepala Staf Koarmatim Laksama-na Pertama TNI Darwanto, S.H., M.A.P., Komandan Lantamal V Laksamana Pertama TNI Sumadi, Komandan Puspenerbal Laksama-na Pertama TNI I Nyoman Nesa,

    para Komandan Satuan dan Ka-satker, Ibu-ibu Jalasenastri serta para keluarga dan handai taulan dari prajurit Satgas.

    Misi perdamaian dunia ke Lebanon ini merupakan misi yang kedua kalinya bagi KRI Dipone-goro-365. Sebelumnya, Koarmatim telah mengirim empat kapal perangnya dalam misi perdamaian dunia ke Lebanon yang dimulai pada Tahun 2009 dengan mengirim KRI Diponegoro-365,

    MENGIBARKAN BENDERA PERDAMAIAN DUNIA

    Jangan pergi untuk menguji dalamnya laut, pergilah untuk membuat gelombang.

    - Michael Nolan -

    Sebagai duta bangsa Indonesia, KRI Diponegoro-365 kembali mengarungi Samudra menuju perairan Lebanon untuk yang kedua kalinya.

    8BERITA UTAMA

  • Tahun 2010 mengirim KRI KRI Frans Kaisiepo-368, Tahun 2011 mengirim KRI Sultan Iskandar Muda-367 dan terakhir Tahun 2012 dengan mengirim KRI Sultan Hasanuddin-366 yang baru datang pada bulan Januari 2013 yang lalu semuanya dari jajaran Satuan Kapal Eskorta Koarmatim. Dalam Satgas MTF/UNIFIL ini setiap unsur dilengkapi dengan satu Helikopter Bolcow dari Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) Juanda.

    Menurut Pangarmatim, acara pelepasan Satgas ini meru-pakan tradisi TNI Angkatan Laut kepada setiap unsur/kapal perang yang akan melaksanakan tugas negara untuk memberi semangat

    kepada para prajurit yang akan bertugas.

    Sementara itu, menurut Komandan KRI Diponegoro-365 selaku Komandan Satgas MTF XX-VIII-E/UNIFIL bahwa Satgas akan mengemban misi perdamaian PBB di Lebanon selama enam bulan dan perjalanan laut selama dua bu-lan pulang pergi. Dalam perjalanan ke Lebanon, KRI Diponegoro-365 akan singgah di beberapa negara antara lain, Srilanka, Oman, Mesir dan terakhir di Lebanon.

    Usai melepas Satgas, Pangarmatim turut onboard di KRI Diponegoro-365 untuk mengikuti pelayaran. Di tengah pelayaran, Pangarmatim meninjau

    langsung pelaksanaan gladi tugas tempur parsial tingkat II yang berlangsung di Laut Jawa. Gladi taktik peperangan laut tersebut melibatkan 13 unsur dari Koarmatim dan 2 unsur dari Koarmabar. Unsur dari Koarmatim terdiri dari kapal perang jenis Ship Integrated Geometrical Modulary Approach (Sigma), Korvet, Frigate, Kapal Cepat Rudal (KCR) dan Kapal Cepat Torpedo (KCT), kapal perang Buru Ranjau (BR) dan Penyapu Ranjau (PR) serta kapal perang patroli Fast Patrol Boat (FPB) yang diberangkatkan oleh Pangarmatim.

    Cakrawala Edisi 415 Tahun 2013 9

  • KOPASKA

    SEPASKA, KAWAH CANDRADIMUKA KOMANDO PASUKAN KATAK ANGKATAN LAUT

    BERITA UTAMA

    10

  • Memiliki pasukan khu-sus dengan kemampuan beroperasi di tiga me-dia, darat, laut, dan udara, yang bergerak secara rahasia namun hasilnya menggemparkan meru-pakan urgensi bagi sebuah ne-gara besar seperti Negara Ke-satuan Republik Indonesia yang geografisnya berbentuk kepulauan dengan kompleksitas tinggi. Salah satu pasukan khusus yang dituntut mampu memiliki kualifikasi terse-but adalah Komando Pasukan Ka-tak Angkatan Laut (Kopaska AL). Pembentukan pasukan khusus di tubuh Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI, sekarang TNI Angkatan Laut) ini berawal dari mengemukanya konfrontasi antara Indonesia dengan Kerajaan Be-landa akibat permasalahan status Irian Barat. Konfrontasi dipicu oleh keengganan pemerintah Belanda untuk mengembalikan wilayah Irian Barat ke Negara Republik Indonesia, walau pada Konferensi Meja Bundar (KMB) yang diseleng-garakan di Den Haag 23 Agustus 2 November 1949 pemerintah

    Belanda berjanji akan membahas menyelesaikannya dalam waktu satu tahun setelah pengakuan ke-daulatan. Setelah langkah-lang-kah penyelesaian melalui jalan diplomasi menemui jalan buntu, akhirnya Indonesia memutuskan menggunakan jalan diplomasi ka-pal perang (gunboat diplomacy) yaitu diplomasi politik yang diser-tai pengerahan kekuatan militer. Puncaknya, dikumandangkanlah Komando Pembebasan Irian Barat Tri Komando Rakyat (Trikora) oleh Presiden Soekarno di alun-alun utara Yogyakarta pada tanggal 19 Desember 1961 sebagai bentuk konfrontasi dalam segala bidang dengan Belanda.

    Pada masa-masa sebe-lum hingga awal Trikora, posisi Indonesia dan Belanda sesung-guhnya dalam kondisi masing-masing pihak saling menahan diri, walau Indonesia telah men-deklarasikan konfrontasi dan me-mutuskan hubungan diplomatik dengan Belanda. Hal ini karena keduanya tidak ingin disebut

    sebagai pihak yang memulai perang oleh masyarakat internasional. Akibatnya, pengerahan kekuatan militer oleh Indonesia terbatas pada operasi unjuk kekuatan (show of force), infiltrasi, dan pengintaian. Keadaan ini ternyata belum mampu menggoyahkan Belanda bahwa Indonesia tidak ragu-ragu untuk menggelar konfrontasi terbuka. Bahkan, untuk lebih meyakinkan, APRI menyiapkan sebuah kam-panye militer terbesar yang pernah digelar oleh Indonesia pada awal Tahun 1962 yaitu Operasi Jaya Wijaya. Meskipun demikian, semua itu masih dipandang belum cukup, sehingga dibutuhkan sebuah operasi yang beritanya diharapkan dapat mengguncang dunia. Inilah tugas utama dari Kopaska ALRI.

    BELAJAR DARI SEJARAHKehadiran Kopaska tidak

    terlepas dari latar belakang his-toris penugasan ALRI pasca-pengakuan kedaulatan 1949. Pada kurun waktu antara Tahun 1950 sampai 1960-an, ALRI telah menggelar serangkaian operasi pendaratan amfibi, pengamanan pelabuhan, dan pengintaian per-tahanan pantai musuh, saat me-numpas pemberontakan yang marak terjadi di beberapa daerah. Saat itu, ALRI harus mencari dan mengumpulkan terlebih dahulu personel-personelnya yang me-miliki keahlian menyelam sebe-lum sebuah operasi dilaksanakan. Selain itu, personel tersebut juga dituntut untuk mampu melindungi seluruh fasiltas pelabuhan yang telah dikuasai APRI dan kapal-ka-pal perang ALRI dari kemungkinan aksi infiltrasi atau sabotase pasuk-

    Personel Kopaska yang terlibat dalam pengamanan KTT Asean ke XIX di Bali,

    mereka bertugas mengamankan perairan pantai timur Bali dari Tanjung Benoa hingga

    pantai barat Bali yaitu pantai Kuta.

  • an pemberontak. Persoalannya, jumlahnya tidak banyak dan terse-bar di beberapa kesatuan sehing-ga perlu dibentuk sebuah unit khu-sus untuk mengorganisir mereka dalam satu komando.

    Permasalahan kian kom-pleks ketika dilakukan rekrutmen, karena ternyata personel yang di-nyatakan lolos kualifikasi di tubuh ALRI tidak memadai jumlahnya. Itu-lah sebabnya, rekrutmen diperluas ke Resimen Para Komando Ang-katan Darat (RPKAD). Guna me-ningkatkan kemampuan kesatuan awal Kopaska ini, ALRI mengirim mereka untuk dididik di Unit De-molisi Bawah Air (UDTs/Underwa-ter Demolition Teams) AL Amerika Serikat yang telah berpengalaman dalam Perang Dunia Kedua. Tun-tutan kebutuhan personel Kopaska yang dapat diandalkan kian me-nguat ketika konfrontasi Indonesia-Belanda mulai memuncak. Pada situasi ini, hubungan Indonesia dengan negara-negara barat, ter-masuk Amerika, mulai memburuk sehingga pelatihan Kopaska juga dilakukan dengan Tim Penyelam Tempur AL Uni Soviet. Para alum-nus pendidikan pasukan katak di luar negeri ini sekembalinya ke In-donesia menjadi personel inti dari Kopaska ALRI saat diresmikan tanggal 31 Maret 1962 oleh Pre-siden Soekarno, sekaligus seba-

    gai tenaga pelatih bagi para calon anggota.

    Selain dari aspek historis penugasannya, latar belakang ALRI membentuk Kopaska juga diilhami oleh kiprah pasukan katak AL Italia Decima Flottiglia MAS (Decima Flottiglia Mezzi dAssalto) yang berhasil mengganggu AL Kerajaan Inggris di Laut Me-diterania dan unit kamikaze AL Jepang dengan torpedo manu-sianya yang menjadi momok bagi AL Amerika di Pasifik pada masa Perang Dunia Kedua. Sebagai contoh, tanggal 19 Desember 1941 pasukan katak Italia walau hanya berhasil merusak tiga kapal perang Inggris yang tengah sandar di pelabuhan Alexandria, Mesir, namun gaungnya sempat menggegerkan pemerintah dan masyarakat Inggris, termasuk Amerika dan dunia internasional. Untuk itulah, Kopaska ALRI juga diharapkan mampu ber-kiprah sebagaimana para pen-dahulunya tersebut, yakni de-ngan menenggelamkan atau merusak kapal-kapal perang dan infrastruktur AL Belanda di Irian Barat. Meskipun nilai kerugian materiilnya tidak seberapa namun gaungnya akan mampu meng-getarkan para pemimpin Belanda. Tugas ini adalah misi sekali jalan atau one way ticket mission, artinya

    jangan diharapkan anggota yang bertugas akan kembali selamat. Guna menunjang kelangsungan misi ini, mau tidak mau ALRI harus meningkatkan personel Kopaska baik kualitas maupun kuantitasnya, termasuk kelengkapan peralatan operasinya.PENDIRIAN SEPASKA

    Demi mewujudkan tujuan tersebut, ALRI membuka Sekolah Pasukan Katak (Sepaska) di kom-pleks Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal), Cipulir, pada tanggal 5 April 1963 ber-tepatan dengan peringatan ulang tahun Kopaska yang pertama. Sepaska secara resmi dibuka oleh Menteri/Panglima Angkatan Laut (Men/Pangal) Laksamana Muda R.E. Martadinata yang dalam amanatnya menegaskan bahwa setiap anggota Kopaska harus tahu akan hasil tugasnya, yaitu sukses atau gagal. Ang-gota Kopaska juga dituntut untuk mampu bertugas secara tim atau mandiri. Selain itu, Men/Pangal juga menyampaikan bahwa seba-gai satuan khusus, tugas Kopaska adalah sebagai kesatuan yang senantiasa siap manakala ke-adaan darurat dan misi yang di-laksanakannya bersifat rahasia. Meskipun diresmikan di Seskoal, namun Sepaska berkedudukan di Surabaya. Awalnya Sepaska bera-da di Sekolah Penyelaman (Sese-lam) TNI AL sebelum memiliki kompleks tersendiri di Pusat Pen-didikan Khusus (Pusdiksus), Pusat Pendidikan Operasi Laut (Pus-dikopsla), di Komando Pengem-bangan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal), Surabaya. Sele-sai upacara peresmian dilakukan serangkaian demo keahlian dan peragaan perlengkapan yang dipergunakan Kopaska di pelabuh-an Tanjung Priok. Pada saat yang sama juga dilakukan penyematan lencana Kopaska oleh Komandan Kopaska Letkol Pel. O.P. Koesno kepada anggota kehormatan yaitu Men/Pangal Laksda Martadinata dan Panglima Kodamar III Kolonel Pel. Soesatyo Mardhi.

    Latihan VBSS di selat Bali dengan sasaran kapal verry yang sedang beroperasi dalam rangka latihan rutin K-3 Satkopaska, merupakan sarana pembinaan personel Kopaska terhadap profesi yang diemban.

    12BERITA UTAMA

  • Walaupun kabar bahwa ALRI telah memiliki sebuah pa-sukan khusus tempur bawah air telah bergema ke seluruh penjuru dunia, namun sayang unit ini belum sempat menunjukkan kiprahnya saat Trikora. Hal ter-sebut dikarenakan berakhirnya konfrontasi Indonesia-Belanda yang ditandai oleh penyerahan Provinsi Irian Barat dari Belanda kepada Indonesia melalui mediasi otoritas sementara PBB di Irian Barat, UNTEA (United Nations Temporary Executive Authority), pada tanggal 1 Mei 1963. Meskipun demikian Kopaska tetap menjadi kesatuan yang diperhitungkan saat berlangsung operasi Dwi Komando Rakyat (Dwikora) ketika terjadi konflik antara Indonesia dengan pemerintah Kerajaan Inggris akibat proses dekolonisasi kepada bekas koloninya, yaitu Malaysia. Sebagai salah satu satuan elit TNI AL, Kopaska memiliki reputasi yang disegani hingga sekarang.

    MENJAWAB TANTANGAN MASA DEPAN

    Sepaska sebagai lemba-ga pendidikan dan kawah can-dradimuka memiliki tanggung jawab besar dalam menyiapkan kader-kader anggota Kopaska yang profesional dan dapat dian-dalkan. Adapun materi pendidikan di Sepaska meliputi: akademis umum angkatan laut (operasi laut, navigasi, mesin, elektronika, ba-ngunan kapal, komunikasi, dan sebagainya), kepaskaan (doktrin manusia katak, selam dasar, se-lam tempur, renang tempur, kar-tografi, menembak menggunakan berbagai jenis senjata, mengemu-di, menangani kapal/perahu cepat, dan lain-lain), pendidikan komando (dasar komando, perang hutan, jungle survival/sea survival SERE, dan sejenisnya), terjun (statik dan free fall), intelijen tempur, sabotase dan kontra sabotase, demolisi bawah air, dan SAR tempur. Ke-mudian saat proses rekrutmen, Sepaska menerapkan seleksi yang sangat ketat dengan prasyarat uta-ma bahwa calon anggota Kopaska

    harus memiliki watak khusus serta fisik dan mental yang kuat. Setelah lulus seleksi, para calon anggota Kopaska harus mengikuti pelatihan empat tahap, yaitu satu minggu latihan fisik (yang disebut Minggu Neraka), dilanjutkan latihan dasar bawah air, komando, dan para.

    Keras dan ketatnya seleksi tersebut tidak lain agar anggota Kopaska siap dalam menghadapi dinamika tantangan di lingkungan strategis Indonesia yang senantiasa berubah. Untuk itulah, maka Sepaska juga berkewajiban untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan seluruh anggota Kopaska melalui pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan di dalam dan luar negeri, termasuk di dalamnya latihan bersama dengan pasukan khusus dari negara-negara sahabat. Semua itu sangat penting dalam menjaga kesiapan personel Kopaska menghadapi kemungkinan keadaan darurat yang sewaktu-waktu dapat terjadi atau munculnya berbagai jenis ancaman terhadap bangsa dan negara Indonesia di masa kini dan mendatang.

    Meskipun saat ini ancaman militer dari negara lain ke Indone-sia dapat dikatakan kecil kemung-kinannya, namun ancaman yang bersifat nirmiliter atau asimetris seperti terorisme, separatis, pe-rompakan dan sejenisnya merupa-

    kan potensi faktual. Di sinilah, ke-siapan dan kemampuan personel Kopaska sebagai sebuah pasukan khusus AL diuji. Sangat menarik jika menyimak proses persiapan pasukan khusus AL Amerika yaitu team 6 navy seals saat menerima tugas memburu tokoh Al Qaeda, Osama bin Laden, yang bersembu-nyi di sebuah rumah di pemukim-an padat Abbottabat, Pakistan, tanggal 2 Mei 2011. Tim ini banyak menerima informasi intelijen yang terkait dengan target mereka. Se-mentara menunggu hari H dan jam J, unit ini berlatih keras dengan menggunakan sebuah model ru-mah dan kompleks yang dibuat mirip aslinya. Semua ini berkat adanya sinergitas yang baik anta-ra pusat pelatihan dan komando Navy Seals dengan intelijen na-sional. Belajar dari pengalaman ini, Sepaska diharapkan mampu menjalin sinergitas dengan pihak intelijen dalam menyiapkan ma-teri dan infrastruktur latihan yang mampu meningkatkan keahlian personel Kopaska. Harapannya, kemampuan dan profesionalitas anggota Kopaska selaras dengan semboyan dari korps ini yaitu tan hana wighna tan sirna, yang ber-arti tak ada halangan yang tak da-pat dikalahkan. Adi Patrianto

    Peran serta prajurit Kopaska dalam latihan Aman Exercise di Pakistan. Dalam latihan Aman Exercise ini personel Kopaska juga turun dalam perlombaan menembak antar pasukan khusus Internasional.

    Cakrawala Edisi 415 Tahun 2013 13

  • SANG MERAH PUTIH BERKIBARDI BUMI CENDERAWASIH

    Mengenang peristiwa 1 Mei 1963.

    Dalam pidatonya di depan forum PBB tanggal 30 September 1960, Presiden Soekarno berkata ...Kami telah mengadakan perundingan-perundingan bilateral...harapan lenyap, kesadaran hilang, bahkan toleransipun mencapai batasnya. Semuanya itu telah habis dan Belanda tidak memberikan alternatif lainnya, kecuali memperkeras sikap Kami...

    14BERITA UTAMA

  • Tekad bangsa Indonesia untuk bebas dari be-lenggu penjajahan telah melahirkan Kemerdekaan yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Namun keutuhan wilayah masih menyisakan pekerjaan rumah yang berlarut. Belanda yang seharusnya menye-rahkan seluruh bekas jajahannya malah mengulur-ulur waktu menghabiskan wibawa bangsa Indonesia. Berbagai jalan telah ditempuh, mulai dari langkah di-plomasi, jurus perang ekonomi dan akhirnya jalan konfrontasipun kita pilih, hingga akhirnya dengan segala upaya maka pada 1 Mei 1963 UNTEA menyerahkan ke-kuasaan kepada pemerintah In-donesia. Sejak itulah Merah Putih berkibar di Bumi Cenderawasih.

    PERJUANGAN BANGSA INDONESIA MEREBUT IRIAN BARAT/PAPUA

    Latar Belakang Pengembalian Irian Barat

    Ditinjau dari segi politis, bahwa berdasarkan perjanjian international 1896 yang diperjuang-kan oleh Prof. Van Vollen Houven (pakar hukum adat Indonesia) di sepakati bahwa Indonesia adalah bekas Hindia Belanda. Sedangkan Irian Barat walaupun dikatakan oleh Belanda secara kesukuan berbeda dengan bangsa Indonesia, tetapi secara sah merupakan wilayah Hindia Belanda.

    Apabila ditinjau dari segi an-tropologi, bahwa bangsa Indonesia yang asli adalah Homo Wajakensis dan Homo Soloensis yang mem-punyai ciri-ciri: kulit hitam, rambut keriting (ras austromelanesoid) yang merupakan ciri-ciri suku bangsa Aborigin (Australia) dan ras negroid (Papua).

    Apabila ditinjau dari segi sejarah, bahwa Konferensi Meja Bundar yang dilakukan untuk mengatur penyerahan kedaulatan Indonesia diwarnai dengan usaha licik Belanda yang ingin terus mempertahankan Irian Barat (New

    Guinea) dengan alasan kesukuan. Akhirnya KMB memutuskan penyelesaian Irian Barat akan di-tentukan dalam masa satu tahun setelah penyerahan kedaulatan melalui perundingan antara RIS dengan Kerajaan Belanda.

    Belanda tetap memperta-hankan Irian Barat sebagai jajah-annya, dan memasukan wilayah Irian Barat ke dalam Konstitusinya pada tanggal 19 Pebruari 1952. Dengan demikian Belanda sendiri telah melanggar isi Round Table Conference yang telah disepakati dengan RIS.

    Perjuangan Diplomasi, Pende-katan Diplomasi

    a. Perundingan Bilateral Indo-nesia Belanda

    Pada tanggal 24 Maret 1950 diselenggarakan Konferensi Tingkat Menteri Uni Belanda - In-donesia. Konferensi memutuskan untuk membentuk suatu komisi yang anggotanya wakil-wakil In-donesia dan Belanda untuk me-nyelidiki masalah Irian Barat. Hasil kerja Komisi ini harus dilaporkan dalam Konferensi Tingkat Menteri II di Den Haag pada bulan Desem-ber 1950. Ternyata pembicaraan dalam tingkat ini tidak menghasil-kan penyelesaian masalah Irian Barat.

    Pertemuan Bilateral Indone-sia Belanda berturut-turut diada-kan pada Tahun 1952 dan 1954, namun hasilnya tetap sama, yaitu Belanda enggan mengembalikan Irian Barat kepada Indonesia sesuai hasil KMB.

    b. Melalui Forum PBB

    Setelah perundingan bilate-ral yang dilaksanakan pada Tahun 1950, 1952 dan 1954 mengalami kegagalan, Indonesia berupaya mengajukan masalah Irian Barat dalam forum PBB. Sidang Umum PBB yang pertama kali membahas masalah Irian Barat dilaksanakan tanggal 10 Desember 1954. Si-dang ini gagal untuk mendapatkan 2/3 suara dukungan yang diperlu-kan untuk mendesak Belanda.

    Indonesia secara berturut- turut mengajukan lagi sengketa Irian Barat dalam Majelis Umum X Tahun 1955, Majelis Umum XI Tahun 1956, dan Majelis Umum XII Tahun 1957. Tetapi hasil pemungutan suara yang diperoleh tidak dapat memperoleh 2/3 suara yang diperlukan.

    c. Dukungan Negara-negara Asia Afrika (KAA)

    Gagal melalui cara bilateral, Indonesia juga menempuh jalur diplomasi secara regional dengan mencari dukungan dari negara-negara Asia Afrika. Konferensi Asia Afrika yang diadakan di Indonesia Tahun 1955 dan dihadiri oleh 29 negara-negara di kawasan Asia Afrika, secara bulat mendukung upaya bangsa Indonesia untuk memperoleh kembali Irian sebagai wilayah yang sah dari RI.

    Namun suara bangsa-bang-sa Asia Afrika di dalam forum PBB tetap tidak dapat menarik dukung-an internasional dalam sidang Ma-jelis Umum PBB.

    Perjuangan dengan Konfrontasi Politik dan Ekonomi

    Kegagalan pemerintah Indonesia untuk mengembalikan Irian Barat baik secara bilateral, Forum PBB dan dukungan Asia Afrika, membuat pemerintah RI

    Presiden RI Soekarno.

  • menempuh jalan lain pengembalian Irian Barat, yaitu jalur konfrontasi. Berikut ini adalah upaya Indonesia mengembalikan Irian melalui jalur konfrontasi, yang dilakukan secara bertahap.

    a. Pembatalan Uni Indonesia Belanda

    Setelah menempuh jalur diplomasi sejak Tahun 1950, 1952 dan 1954, serta melalui forum PBB Tahun 1954 gagal untuk mengembalikan Irian Barat kedalam pangkuan RI, pemerintah RI mulai bertindak tegas dengan tidak lagi mengakui Uni Belanda Indonesia yang dibentuk berdasar-kan KMB. Ini berarti bahwa pem-batalan Uni Belanda Indonesia secara sepihak oleh pemerintah RI berarti juga merupakan bentuk pembatalan terhadap isi KMB. Tindakan pemerintah RI ini juga didukung oleh kalangan masyarakat luas, partai-partai dan berbagai organisasi politik, yang menganggap bahwa kemerdekaan RI belum lengkap/sempurna sela-ma Indonesia masih menjadi anggota UNI yang dikepalai oleh Ratu Belanda.

    Pada tanggal 3 Mei 1956 Indonesia membatalkan hubungan Indonesia Belanda, berdasarkan perjanjian KMB. Pembatalan ini dilakukan dengan Undang Undang Nomor 13 Tahun 1956 yang men-yatakan, bahwa untuk selanjutnya hubungan Indonesia Belanda ada-lah hubungan yang lazim antara negara yang berdaulat penuh, berdasarkan hukum internasional. Sementara itu hubungan antara kedua negara semakin memburuk, karena:

    1. Terlibatnya orang-orang Belanda dalam berbagai pergolakan di Indonesia (APRA, Andi Azis, RMS).

    2. Belanda tetap tidak mau menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia.

    b. Pembentukan Pemerintahan Sementara Provinsi Irian Barat di Soasiu (Maluku Utara)

    Sesuai dengan Program Kerja Kabinet, Ali Sastroamidjojo membentuk Provinsi Irian Barat dengan ibu kota Soasiu (Tidore). Pembentukan provinsi itu diresmikan tanggal 17 Agustus 1956. Provinsi ini meliputi wilayah Irian Barat yang masih diduduki Belanda dan daerah Tidore, Oba, Weda, Patrani, serta Wasile di Maluku Utara.

    c. Pemogokan Total Buruh Indonesia

    Sepuluh tahun menempuh jalan damai, tidak menghasilkan apapun. Karena itu, pada tanggal 18 November 1957 dilancarkan aksi-aksi pembebasan Irian Barat di seluruh tanah air. Dalam rapat umum yang diadakan hari itu, segera diikuti pemogokan total oleh buruh-buruh yang bekerja pada perusahaan-perusahaan milik Be-landa pada tanggal 2 Desember 1957. Pada hari itu juga pemerintah RI mengeluarkan larangan bagi beredarnya semua terbitan dan film yang menggunakan bahasa Belanda. Kemudian KLM dilarang mendarat dan terbang di seluruh wilayah Indonesia.

    d. Nasionalisasi Perusahaan Milik Belanda

    Pada tanggal 3 Desember 1957 semua kegiatan perwakilan konsuler Belanda di Indonesia di-minta untuk dihentikan. Kemudian terjadi serentetan aksi pengambil alihan modal perusahaan-perusa-haan milik Belanda di Indonesia, yang semula dilakukan secara spontan oleh rakyat dan buruh yang bekerja pada perusahaan-perusahaan Belanda ini. Namun kemudian ditampung dan dilaku-kan secara teratur oleh peme-rintah. Pengambilalihan modal perusahaan perusahaan milik Be-landa tersebut oleh pemerintah kemudian diatur dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1958.

    e. Pemutusan Hubungan Diplomatik

    Hubungan diplomatik Indo-nesia Belanda bertambah tegang dan mencapai puncaknya ketika pemerintah Indonesia memutus-kan hubungan diplomatik dengan Belanda. Dalam pidato Presiden yang berjudul Jalan Revolusi Kita Bagaikan Malaikat Turun Dari La-ngit (Jarek) pada peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke 15, tanggal 17 Agustus 1960, Pre-siden memaklumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Be-landa.

    Presiden Soekarno menandatangani Naskah Trikora.

    16BERITA UTAMA

  • Tindakan ini merupakan reaksi atas sikap Belanda yang dianggap tidak menghendaki penyelesaian secara damai pengembalian Irian Barat kepada Indonesia. Bahkan, menjelang bulan Agustus 1960, Belanda mengirimkan kapal induk Karel Doorman ke Irian melalui Jepang. Di samping meningkatkan armada lautnya, Belanda juga memperkuat armada udaranya dan angkatan daratnya di Irian Barat.

    Karena itulah pemerintah RI mulai menyusun kekuatan ber-senjatanya untuk mempersiapkan segala sesuatu kemungkinan. Konfrontasi militer pun dimulai.

    Tri Komando Rakyat

    a. Tri Komando Rakyat

    Dalam pidatonya Memba-ngun Dunia Kembali di forum PBB tanggal 30 September 1960, Pre-siden Soekarno berujar, ......Kami telah mengadakan perundingan-perundingan bilateral......harapan lenyap, kesadaran hilang, bahkan toleransi pun mencapai batasnya. Semuanya itu telah habis dan Be-landa tidak memberikan alternatif lainnya, kecuali memperkeras si-kap kami.

    Tindakan konfrontasi poli-tik dan ekonomi yang dilancarkan Indonesia ternyata belum mampu memaksa Belanda untuk menye-

    rahkan Irian Barat. Pada bulan April 1961 Belanda membentuk Dewan Papua, bahkan dalam Sidang umum PBB September 1961, Belanda mengumumkan berdirinya Negara Papua. Untuk mempertegas keberadaan Negara Papua, Belanda mendatangkan kapal induk Karel Doorman ke Irian Barat.

    Terdesak oleh persiapan perang Indonesia itu, Belanda dalam sidang Majelis Umum PBB XVI Tahun 1961 mengajukan usulan dekolonisasi di Irian Barat, yang dikenal dengan Rencana Luns.

    Menanggapi rencana licik Belanda tersebut, pada tanggal 19 Desember 1961 bertempat di Yogyakarta, Presiden Soekarno mengumumkan Trikora dalam rapat raksasa di alun-alun utara Yogyakarta, yang isinya :

    1. Gagalkan berdirinya negara Boneka Papua ben-tukan Belanda.

    2. Kibarkan sang Merah Putih di Irian Jaya tanah air Indonesia.

    3. Bersiap melaksana-kan mobilisasi umum.

    b. Pembentukan Komando Mandala Pembebasan Irian Barat

    Sebagai langkah pertama pelaksanaan Trikora adalah pem-bentukan suatu komando operasi,

    yang diberi nama Komando Mandala Pembebasan Irian Barat. Sebagai panglima komando adalah Brigjen. Soeharto yang kemudian pangkatnya dinaikkan menjadi Mayor Jenderal.

    Panglima Komando :

    Mayjen Soeharto

    Wakil Panglima I :

    Komodor Laut Subono

    Wakil Panglima II :

    Komodor Udara Leo Wattimena

    Kepala Staf Gabungan :

    Kolonel Ahmad Tahir

    Komando Mandala yang bermarkas di Makasar ini mempu-nyai dua tujuan:

    1. Merencanakan, menyiapkan dan melaksanakan operasi militer untuk mengembalikan Irian Barat ke dalam kekuasaan Republik Indonesia.

    2. Mengembangkan situasi militer di wilayah Irian Barat sesuai dengan perkembangan perjuangan di bidang diplomasi supaya dalam waktu singkat diciptakan daerah daerah bebas de facto atau unsur pemerintah RI di wilayah Irian Barat.

    Dalam upaya melaksanakan tujuan tersebut, Komando Manda-

    Ilustrasi Pusaka Godo Rujak Polo Soekarno setelah menempuh jalur diplomasi, konfrontasi politik dan ekonomi, serta konfrontasi militer sebagai pilihan terakhir.

    Cakrawala Edisi 415 Tahun 2013 17

  • la membuat strategi dengan mem-bagi operasi pembebasan Irian Barat menjadi tiga fase, yaitu :

    1. Fase infiltrasi

    Dimulai pada awal Januari Tahun 1962 sampai dengan akhir Tahun 1962, dengan memasukkan 10 kompi ke sekitar sasaran tertentu untuk menciptakan daerah bebas de facto.

    2. Fase Eksploitasi

    Dimulai pada awal Januari 1964 sampai dengan akhir Tahun 1963, dengan mengadakan serangan terbuka terhadap induk militer lawan, menduduki semua pos pertahanan musuh yang penting.

    3. Fase Konsolidasi

    Dilaksanakan pada tang-gal 1 Januari 1964, dengan me-negakkan kekuasaan RI secara mutlak di seluruh Irian Barat.

    Sebelum Komando Man-dala bekerja aktif, unsur militer yang tergabung dalam Motor Boat Torpedo (MTB) telah melakukan penyusupan ke Irian Barat. Namun kedatangan pasukan ini diketahui oleh Belanda, sehingga pecah per-tempuran di Laut Arafura. Dalam pertempuran yang sangat dah-syat ini, MTB Matjan Tutul berhasil ditenggelamkan oleh Belanda dan mengakibatkan gugurnya koman-dan MTB Matjan Tutul Yoshafat Sudarso (Pahlawan Trikora).

    Sementara itu Presiden Amerika Serikat yang baru saja terpilih John Fitzgerald Kennedy merasa risau dengan perkem-bangan yang terjadi di Irian Barat. Dukungan Uni Soviet (PM. Nikita Kruschev) kepada perjuangan RI untuk mengembalikan Irian Barat dari tangan Belanda, menimbul-kan terjadinya ketegangan politik dunia, terutama pada pihak Sekutu (NATO) pimpinan Amerika Serikat yang semula sangat mendukung Belanda sebagai anggota sekutu-nya. Apabila Uni Soviet telah ter-libat dan Indonesia terpengaruh

    kelompok ini, maka akan sangat membahayakan posisi Amerika Serikat di Asia dan dikhawatir-kan akan menimbulkan masalah Pasifik Barat Daya. Apabila pecah perang Indonesia dengan Belanda maka Amerika akan berada dalam posisi yang sulit. Amerika Serikat sebagai sekutu Belanda akan di cap sebagai negara pendukung penjajah dan Indonesia akan jatuh dalam pengaruh Uni Soviet.

    Untuk itu, dengan meminjam tangan Sekjen PBB U Than, Ken-nedy mengirimkan diplomatnya yang bernama Elsworth Bunker untuk mengadakan pendekatan kepada Indonesia Belanda.

    Sesuai dengan tugas dari Sekjen PBB (U Than), Elsworth Bunker pun mengadakan peneli-tian masalah ini, dan mengajukan usulan yang dikenal dengan Pro-posal Bunker. Adapun isi Proposal Bunker tersebut adalah sebagai berikut:

    Belanda harus menyerahkan kedaulatan atas Irian barat kepada Indonesia melalui PBB dalam jangka waktu paling lambat dua tahun

    Usulan ini menimbulkan reaksi:

    1. Dari Indonesia: meminta supaya waktu penyerahan diper-pendek.

    2. Dari Belanda: setuju melalui PBB, tetapi tetap diserahkan ke-pada Negara Papua Merdeka.

    c. Operasi Jaya Wijaya

    Pelaksanaan Operasi

    1. Maret-Agustus 1962 dilancarkan operasi pen-daratan melalui laut dan udara

    2. Rencana serangan terbuka untuk merebut Irian Barat sebagai suatu operasi penentuan, yang diberi nama Operasi Jaya Wijaya. Pelaksanaan operasi adalah sebagai berikut :

    a. Angkatan Laut Mandala dipimpin oleh Kolonel Soedo-mo membentuk tugas amfibi 17, terdiri dari 7 gugus tugas.

    b. A n g k a t a n Udara Mandala mem-bentuk enam kesatu-an tempur baru.

    Sementara itu sebelum ope-rasi Jaya Wijaya dilaksanakan, di-adakan perundingan di Markas Be-sar PBB pada tanggal 15 Agustus 1962, yang menghasilkan suatu resolusi penghentian tembak me-nembak pada tanggal 18 Agustus 1962.

    PERSETUJUAN NEW YORK (New York AgreemeNt)

    Setelah operasi-operasi in-filtrasi mulai mengepung beberapa kota penting di Irian Barat, sadarlah Belanda dan sekutu-sekutunya, bahwa Indonesia tidak main-main untuk merebut kembali Irian Barat. Atas desakan Amerika Serikat, Be-landa bersedia menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia melalui Persetujuan New York / New York Agreement.

    Isi Pokok persetujuan :

    1. Paling lambat 1 Oktober 1962 pemerintahan sementara PBB (UNTEA) akan menerima serah terima pemerintahan dari tangan Belanda dan sejak saat itu bendera merah putih diperboleh-kan berkibar di Irian Barat.

    2. Pada tanggal 31 Desember 1962 bendera merah putih berkibar di samping bendera PBB.

    3. Pemulangan anggota ang-gota sipil dan militer Belanda su-dah harus selesai tanggal 1 Mei 1963.

    4. Selambat-lambatnya tang-gal 1 Mei 1963 pemerintah RI se-cara resmi menerima penyerahan pemerintahan Irian Barat dari ta-ngan PBB.

    18BERITA UTAMA

  • 5. Indonesia harus menerima kewajiban untuk mengadakan Pe-nentuan Pendapat Rakyat di Irian Barat, paling lambat sebelum akhir Tahun 1969.

    Sesuai dengan perjanjian New York, pada tanggal 1 Mei 1963 berlangsung upacara serah terima Irian Barat dari UNTEA kepada pemerintah RI. Upacara berlangsung di Hollandia (Jayapura). Dalam peristiwa itu bendera PBB diturunkan dan berkibarlah merah putih yang menandai resminya Irian Barat menjadi provinsi ke 26. Nama Irian Barat diubah menjadi Irian Jaya (sekarang Papua )

    ARTI PENTING PENENTUAN PENDAPAT RAKYAT (PEPERA)

    Sebagai salah satu kewa-jiban pemerintah Republik Indo-nesia menurut persetujuan New York, adalah pemerintah RI harus mengadakan penentuan pendapat rakyat di Irian Barat paling lam-

    bat akhir Tahun 1969. Pepera ini untuk menentukan apakah rakyat Irian Barat memilih, ikut RI atau merdeka sendiri. Penentuan pen-dapat Rakyat akhirnya dilaksana-kan pada tanggal 24 Maret sampai dengan 4 Agustus 1969. Mereka diberi dua opsi, yaitu: bergabung dengan RI atau merdeka sendiri.

    Setelah Pepera dilaksana-kan, Dewan Musyawarah Pepera mengumumkan bahwa rakyat Irian dengan suara bulat memutuskan Irian Jaya tetap merupakan bagian dari Republik Indonesia. Hasil ini dibawa Duta Besar Ortiz Sanz un-tuk dilaporkan dalam sidang umum PBB ke 24 bulan November 1969. Sejak saat itu secara de jure Irian Jaya sah menjadi milik RI.

    Dengan menganalisa fak-ta-fakta pembebasan Irian Barat sampai kemudian dilaksanakan Pepera, dapat diambil kesimpul-an bahwa Pepera mempunyai arti yang sangat penting bagi pemerin-tah Indonesia, yaitu:

    1. Bukti bahwa pemerintah Indonesia dengan merebut Irian Barat melalui konfrontasi bukan merupakan sebuah tindakan anek-sasi/penjajahan kepada bangsa lain, karena secara sah dipan-dang dari segi de facto dan de jure Irian Barat merupakan bagian dari wilayah RI.

    2. Upaya keras pemerintah RI merebut kembali Irian Barat bukan merupakan tindakan sepihak, teta-pi juga mendapat dukungan dari masyarakat Irian Barat. Terbukti hasil Pepera menyatakan rakyat Irian ingin bergabung dengan Re-publik Indonesia.

    Sumber: disarikan dari blog Dwi Nugroho Widi, S.Pd. dan buku Tri Komando Rakyat Pembebasan Irian Barat.

    RI Matjan Tutul, tenggelam pada pertempuran Laut Aru. Insert Komodor Yos Sudarso.

    Cakrawala Edisi 415 Tahun 2013 19

  • Setelah Proklamasi 17 Agus-tus 1945, putra-putri Irian terpecah menjadi 2 (dua) afiliasi, ada yang berafiliasi dengan Indonesia dan ada yang berafiliasi dengan Belanda. Yang berafiliasi dengan Belanda dipimpin oleh Markus Kaisepo, Nicolas Yuwae. Di mana pada saat itu Belanda mendirikan banyak partai yang be-rafiliasi ke Belanda di bawah pim-pinan Nicolas Yuwae. Pada saat itulah mereka membuat Bendera Papua. Sedangkan Silas Papare berafiliasi dengan Indonesia de-ngan partai bernama PKII (Partai Kemerdekaan Indonesia Irian).

    Bagaimana sejarah singkat berdirinya PkII (Partai kemerdekaan Indonesia Irian).

    Silas Papare adalah seorang Mantri (Sekolah Perawat), di mana pada Tahun 1930 an beliau bekerja di Rumah Sakit Serui (RS Belanda). Di mana pada saat itu ada sekitar 10-12 orang pejuang Indonesia dibuang dan dipenjarakan di Serui, termasuk Dokter Samratulangi yang meru-pakan tokoh dari Sulawesi dan beberapa tokoh lainnya dari Makasar. Di sana terjadi perke-nalan antara Silas Papare dengan Dokter Samratulangi. Dokter Samratulangi-lah yang banyak memberikan kontribusi untuk menyemangati nasionalisme serumpun.

    Pada Tahun 1946 mereka-lah yang membidani lahirnya PKII (Partai Kemerdekaan Indonesia Irian) dengan Silas Papare sebagai

    Ketua. PKII merupakan golongan politik yang terbesar di Irian Jaya. Partai ini bertujuan untuk mencapai kemerdekaan bagi seluruh bangsa Indonesia termasuk Irian Barat. Pada saat itu Dokter Samratulangi menyampaikan kepada Silas Pa-pare dan tokoh lainnya, jika kita ingin hidup serumpun dalam suatu negara (Indonesia) kalian harus pergi untuk memperkenalkan diri kepada pemimpin bangsa ini (In-donesia). Pada Tahun 1948 selain membentuk partai yang sebagian besar beranggotakan kaum pria, mereka juga membentuk perkum-pulan ibu-ibu dengan nama Bunda Irian dengan ketua istri dari Silas Papare. Mereka menggalang dana dengan membuat souvenir dan mengadakan bazar supaya mem-peroleh sedikit dana untuk biaya mereka pergi ke Yogyakarta me-nemui Presiden Soekarno. Mereka naik Perahu dari Serui-Biak-So-rong-Ternate, karena mereka tidak tahu Surabaya di mana. Secara emosional ada keterikatan antara orang Ternate dengan orang Irian semenjak zaman dahulu. Dari pe-tunjuk orang Ternatelah mereka bisa sampai di Surabaya dan kemudian ke Yogyakarta mene-mui Presiden Soekarno. Mereka membutuhkan waktu kurang lebih 2 (dua) bulan dari Serui untuk sampai di Yogyakarta dan kemu-dian bertemu dengan Presiden Soekarno. Pada saat itu Presiden Soekarno terkejut karena ternyata ada orang asli Irian yang mem-punyai semangat sampai di Jawa untuk mewujudkan semua cita-cita mereka untuk bergabung dengan NKRI.

    Pada saat itu banyak sekali proses negosiasi internasional di-lakukan tentang status Irian Barat. Para pemuda-pemuda Papua yang berafiliasi dengan Belanda, mereka pergi ke Belanda dan pu-tra-putra Papua yang berafiliasi dengan Indonesia ada sebagian berjuang di Papua dengan mendi-rikan organisasi-organisasi seperti KIM (Komite Indonesia Merdeka) yang dipimpin oleh Marthen Indey dan ada yang berjuang sampai ke Jawa seperti Silas Papare. Nego-siasi internasional terus dilakukan seperti perjanjian Roma, Perjanjian New York, Konferensi Meja Bundar (KMB), sampai dengan dilaksana-kannya PeperaTahun 1969.

    Bagaimana pendapat saudara tentang Pepera.

    Dalam hal Pepera, di mana negosiasinya adalah untuk Referendum. Pada saat itu Presiden Soekarno sedikit berafiliasi ke Timur agar mempunyai bargaining position (posisi tawar), di mana pada saat itu Presiden Ammerika Jhon F. Kennedy sangat memperhitungkan posisi tawar tersebut, karena kekawatirannya atas gejolak komunis di wilayah Asia. Presiden Soekarno melaku-kan negosiasi dengan Ratu Ju-liana dan akhirnya Ratu Juliana mengalah. Di balik mengalah tersebut, pemerintah Belanda tidak kalah cepat dengan membentuk pemerintahan Papua merdeka sebelum diadakannya Pepera, di mana pada tanggal 1 Desember 1962 Belanda memproklamasikan pemerintahan Papua merdeka di

    SEMANGAT PAHLAWAN NASIONAL SILAS PAPARE

    Presiden Soekarno terkejut, karena ternyata ada orang asli Irian yang mempunyai semangat berlayar selama dua bulan untuk

    sampai di Jawa guna mewujudkan semua cita-cita mereka untuk bergabung dengan NKRI.

    20BERITA UTAMA

  • Taman Imbi. Pada saat itu juga Belanda menyekolahkan putra-putra Papua ke Belanda. Atas dasar pembentukan pemerintahan Papua merdeka itulah Presiden Soekarno mengumandangkan Trikora yang isinya :

    1. Gagalkan Nedera Boneka Papua Barat buatan Kolonial Be-landa.

    2. Kibarkan Sang Saka Merah Putih di Irian Barat tanah air Indo-nesia.

    3. Bersiap-siaplah untuk mo-bilisasi nasional guna memperta-hankan kemerdekaan Indonesia.

    Setelah dikumandangkan Trikora, kapal-kapal perang RI mulai masuk ke wilayah perairan Papua, di mana setelah memasuki perairan Laut Aru, kapal perang RI terdeteksi oleh pesawat pengintai Belanda dan rutin melakukan patroli udara. Belanda mengirimkan kapal induknya untuk menghadang kapal perang RI, maka terjadilah pertempuran laut Aru.

    Dengan posisi tawar yang dimiliki oleh Presiden Soekarno, maka pemerintah Amerika mende-sak Belanda untuk menyerahkan Papua kepada Indonesia. Kemudi-an mereka merumuskan bagaima-na proses referendum yang akan dilakukan, karena jumlah pen-duduk Papua pada saat itu -/+ 800 ribuan jiwa yang sebagian besar terdiri dari masyarakat primitif dan terkebelakang. Inilah yang men-jadi delematis tentang bagaimana bentuk referendum yang akan di-laksanakan. Maka pada saat itu terpilihlah sekitar 1020 an orang masyarakat Papua yang mengi-kuti referendum yang merupakan representasi dari seluruh rakyat Papua. Dari hasil Pepera, seba-gian besar rakyat Papua memilih masuk NKRI. Maka hasil Pepera 1969 itulah yang menjadi landasan hukum untuk integrasi wilayah papua ke Indonesia. Pepera dii-kuti oleh para generasi Papua yang produktif/ generasi muda dan juga beberapa partai yang ber-afiliasi dengan Indonesia seperti KIM (Komite Indonesia Merdeka),

    PKII (Partai Kemerdekaan Indo-nesia Irian), ini merepresentasikan bahwa ada masyarakat asli Papua yang berkeinginan untuk berga-bung dengan negara serumpun (Indonesia).

    kalau kita lihat sekarang sering terjadi gejolak-gejolak di Papua, dan menyatakan Pepera tidak syah, bagaimana menurut bapak.

    Terjadinya gejolak saat ini karena pemahaman dan cara pandang orang terhadap Pepera yang berbeda. Semua orang punya tafsiran yang berbeda, tetapi pada intinya adalah pada saat itu ada afiliasi partai yang berkiblat ke Indonesia, sehingga Presiden Soekarno memberikan apresiasi. Pada itu Presiden Soekarno pernah mengirim surat pribadi kepada Silas Papare yang isinya adalah Ingat Saudara Silas Papare, Indonesia sonder Irian, maka Indonesia bukan Indonesia ini artinya adalah Indonesia tanpa Irian bukan Indonesia.

    kita sering mendengar pem-beritaan di media bahwa ku-rangnya perhatian pemerintah pusat terhadap masyarakat Papua, bagaimana pendapat bapak.

    Saya kira kurang tepat ya, karena semua gejolak yang terjadi di tanah Papua adalah sebagai akibat orang tidak membuka hati untuk saling mengasihi, saling cinta kasih. Orang boleh membuat konsep yang banyak dan baik, tetapi kalau tidak dilandasi rasa cinta dan kasih maka mustahil untuk dilaksanakan. Kita bisa lihat dana otsus yang diberikan oleh pemerintah pusat, tapi dalam pelaksanaannya tidak dimanfaatkan dengan tepat sasaran, kita bisa lihat elit Papua yang hanya mementingkan diri sendiri/kelompok/golongannya. Maka dari itu mari kita hidup saling menyayangi, saling percaya, tidak saling curiga, saling mencintai

    saling mengasihi. Jika semua itu sudah baik, maka konsep-konsep apa yang dibuat akan mudah dilaksanakan.

    Pada tanggal 1 mei 2013, tepat 50 tahun Papua berintegrasi ke NkrI, apa harapan bapak kedepannya.

    Kita bicara Papua tentu kita bicara Indonesia. Kalau kita bicara tentang harapan Papua tentu kita bicara harapan Indonesia. Kalau Indonesia menaungi banyak pulau, suku, adat, budaya, agama tidak stabil, maka bagian terkecil (Papua) juga tidak akan stabil. Harapan saya justru Indonesia lebih baik, tidak mungkin masyarakat Papua yang merubah Indonesia, tetapi Indonesialah yang harus membuat banyak kearifan-kearifan agar semua orang hidup di negara ini bisa menikmati apa saja, hidup sejahtera, adil dan makmur, hidup penuh cinta dan kasih. Sumber: Wawancara tim Penerangan Lantamal X Jayapura dengan Bapak Yves P. Papare (Cucu Pahlawan Nasional Silas Papare).

    Tugu Pahlawan Serui Silas Papare.

    Cakrawala Edisi 415 Tahun 2013 21

  • Latihan puncak suatu matra merupakan pertanggung-jawaban institusi TNI kepada masyarakat. Dalam aktivitas latihan tersebut kita bisa melihat serta mengukur tingkat profesionalitas prajurit. TNI AL yang material heavy juga harus dilihat kehandalannya oleh rakyat. Oleh sebab itu semua tahap latihan harus dilaksanakan oleh seluruh unsur baik dalam bentuk latihan staf maupun manuver lapangan.

    PENDARATAN RM 70 GRADLatihan pendaratan roket

    Multilaras 70 Grad dengan sarana pendarat Landing Craft Utility (LCU), bekerjasama dengan unsur kavaleri marinir, menunjukan profesionalitas prajurit yang berkualitas.

    RM 70 Grad, kal 122 mm resimen artileri Korps Marinir adalah salah satu satuan penyedia bantuan tembakan yang handal dan ampuh. Karena dari 40 larasnya mampu

    melesatkan 40 roket 122 ke sasaran dalam waktu 2 menit. Dengan jarak capai hingga 25 km, maka RM 70 grad ini mampu menjadi pelindung para petarung berbaret ungu.

    Kerja sama dengan awak LCU, pengemudi roket, dan satuan kavaleri Marinir, meru-pakan kerja sama antar satuan yang patut diacungi jempol, inovasi dan keberanian un-tuk mendobrak keterbatasan kondisi alut, kondisi lapangan serta segala juknik patut di

    TNI AL = CoUrAge + INNoVAtIoN

    RM 70 Grad bisa didaratkan di mana saja.

    22BERITA UTAMA

  • beri apresiasi. Memang TNI AL harus berisi orang-orang yang cukup gila, berani membuat gagasan-gagasan baru, serta mewujudkannya dalam kenya-taan.

    Dengan demikian maka RM 70 Grad, satuan penyedia bantuan tembakan pasrat, bisa didaratkan di mana saja di wilayah NKRI.

    LINTAS HELIKOPTER Dari geladak Helly LPD maupun LST, pasrat bisa

    diproyeksikan dengan meng-gunakan helikopter TNI AL menuju Landing Zone yang ditentukan di darat. Ditambah lagi dengan kemampuan heli-kopter TNI AL untuk memberikan bantuan logistik serta evakuasi medis maka aktivitas prajurit pendarat makin kuat, hal ini telah ditunjukan oleh satuan helikopter Puspenerbal yang aktif berlatih baik siang maupun malam. Satuan Helikopter TNI AL telah teruji di lapangan, baik menangani pembajakan di Somalia, mendukung satgas

    MTF UNIFIL di Lebanon, SAR, maupun tugas latihan.

    Kemampuan LPD untuk memproyeksikan kekuatan ke suatu tempat tidak perlu diragu-kan lagi. TNI AL yang memiliki 4 LPD mampu diandalkan dalam menunjang tugas operasi mi-liter perang maupun operasi militer selain perang. Dari tiap LPD dapat diproyeksikan suatu kekuatan dari laut ke daratan di seluruh Nusantara.

    TNI AL = CoUrAge + INNoVAtIoN

    Helikopter sebagai sarana

    proyeksi kekuatan dari laut ke darat.

    Cakrawala Edisi 415 Tahun 2013 23

  • MENCERMATI KEBIJAKAN PERTAHANAN VIETNAM MENGANTISIPASI SENGKETA

    DI LAUT CHINA SELATAN

    PERKEMBANGAN PRIORITAS POLITIK LUAR NEGERI VIETNAM DEWASA INI.

    Dalam tinjauan politik luar negeri Vietnam akhir Tahun 2012, Vietnam menyatakan keberhasil-annya dalam mengatasi berbagai tantangan dan mempertahankan stabilitas dan perdamaian, me-manfaatkan sumber-sumber luar negeri khususnya finansial untuk mendukung pembangunan yang berkesinambungan, meningkatkan peran dan posisi Vietnam di dunia internasional, serta ikut menjamin keamanan dan tujuan pembangun-an di kawasan. Secara khusus, keketuaan Vietnam pada ASEAN 2010 berhasil memainkan pe-ran dalam upaya-upaya regional ASEAN dan multilateral, termasuk diplomasi bilateral untuk pening-katan hubungan luar negeri dan citra Vietnam di masyarakat inter-nasional.

    Dewasa ini politik luar nege-ri Vietnam menerapkan kebijakan pintu terbuka dengan prinsip inde-pendence, sovereignty, openess, multilateralization, diversification of external relations, active and pro-active integration into the world. Dalam pernyataan Deputi PM/Menlu Vietnam ditegaskan bahwa polugri Vietnam ke depan terma-suk Tahun 2011 adalah mewujud-kan terpeliharanya stabilitas dan perdamaian, ikut menciptakan si-tuasi internasional yang kondusif, guna peningkatan pembangunan Vietnam yang berkesinambungan. Untuk itu, Vietnam memainkan peran penting hubungan luar ne-geri untuk dapat mengatasi tan-tangan yang ada serta mengambil inisiatif untuk mendorong hubung-an bilateral dan multilateral bagi pembangunan Vietnam.

    Vietnam dewasa ini terus meningkatkan upaya-upaya un-tuk mempertahankan klaim kepe-milikan atas kepulauan Paracels (Hoang Sa) dan pulau Spratly (Truong Sa), baik melalui diplomasi bilateral dan regional maupun mul-tilateral. Vietnam pro-aktif berdi-plomasi untuk mengupayakan pe-nyelesaian delimitasi perbatasan darat, laut termasuk ZEE dengan negara-negara tetangga seperti China, Laos, Kamboja, Thailand dan Indonesia. Di bidang ekonomi, Vietnam aktif menerobos pasar luar negeri bagi komoditi seperti beras, kopi, ikan, lada, karet dan hasil manufaktur lainnya. Total nilai ekspor Vietnam Januari-Mei 2011 mencapai US$ 34,7 miliar (naik 32,8%) dan total nilai impor US$ 41,3 miliar (naik 29,7%) dibanding periode yang sama 2010, namun nilai impor tersebut lebih besar barang modal. Vietnam juga beru-paya keras untuk mendatangkan investasi luar negeri yang tercatat hingga akhir 2010 sebesar USD 192 miliar dan turis yang menca-pai 5 juta lebih. Bantuan ODA bagi

    Vietnam Tahun 2011 tercatat men-capai sebesar USD 8 miliar. Di fora regional dan internasional, Vietnam aktif dalam ikut membantu penye-lesaian masalah-masalah regional dan internasional termasuk pen-calonannya pada badan-badan re-gional dan internasional. Vietnam misalnya mengajukan pencalonan sebagai anggota Dewan HAM un-tuk periode 2013 2016.

    Vietnam bersama dengan AS membuka kerja sama nuklir untuk tujuan damai. Kesepakatan tersebut tertuang dalam Nota ke-sepahaman (MoU) antara kedua negara. Perkembangan nuklir Viet-nam akan mengoperasikan PLTN pada Tahun 2017.

    Teknologi Nuklir yang dimi-liki oleh Vietnam saat ini banyak dibantu oleh Rusia. Namun de-mikian, seiring dengan adanya pe-rubahan kebijakan pada politik luar negeri Vietnam, perkembangan teknologi nuklir Vietnam juga mem-peroleh bantuan dari Jepang dan AS, khususnya untuk pemanfaatan teknologi nuklir tujuan damai. Viet-nam merencanakan telah mampu

    24OPINI

  • mengoperasikan PLTN pada Ta-hun 2017 - 2020 mendatang.

    PERKEMBANGAN HUBUNGAN KERJA SAMA AB VIETNAM DENGAN NEGARA-NEGARA MAJU.

    Hingga saat ini, hubungan kerja sama pertahanan Vietnam dengan negara-negara lain terus mengalami peningkatan, terma-suk dengan negara maju. Hubung-an khusus Vietnam di bidang pertahanan yang telah terjalin sejak lama adalah dengan Rusia, Laos dan Kamboja. Sedangkan hubungan dengan negara Laos dan Kamboja merupakan satu ne-gara yang disebut Indochina pada masa kolonial Perancis. Hubungan tradisional tersebut hingga saat ini terus berlanjut dan semakin di-tingkatkan, termasuk juga dalam bidang pertahanan. Vietnam se-lalu menegaskan bahwa Vietnam tidak ikut berkoalisi dengan negara maju manapun dan cenderung lebih menjalin hubungan yang ter-buka dengan semua negara ber-dasarkan pada azas kesamaan, seimbang, dan saling menghargai kedaulatan serta sistem pemerin-tahan yang dianut.

    Hubungan kerja sama per-tahanan Vietnam dengan nega-ra-negara maju yang telah ter-jalin adalah dengan Rusia dan beberapa negara eks. Uni Soviet. Sementara, hubungan kerja sama pertahanan Vietnam dengan ne-gara-negara maju lainnya di luar itu, hingga saat ini baru terbatas pada kerja sama pertahanan Non-traditional: pertukaran siswa, pelatihan SAR, counter-terrorism, penanggulangan bencana alam, il-legal trafficking. Vietnam juga telah melakukan kerja sama pertahanan dengan AS, Australia, Perancis, Inggris, Polandia, Swedia serta negara di kawasan Asia lainnya seperti: India, Korut, Korsel, China dan Indonesia dengan ditandata-nganinya MoU on Bilateral defence Cooperation pada bulan Oktober 2010 oleh kedua Menteri Perta-hanan disaksikan Presiden RI dan Presiden Vietnam. Vietnam selalu berprinsip bahwa hubungan kerja

    sama pertahanan dengan negara-negara tetangga selalu dipandang lebih penting (ASEAN), sementara hubungan Vietnam dengan Chi-na mengalami pasang surut. Hal tersebut disebabkan karena kedua negara memiliki persamaan sistem politik, kebudayaan, dan sistem ekonomi.

    PERKEMBANGAN MODERNISA-SI ALUTSISTA VIETNAM SAAT INI.

    Langkah strategis yang di-lakukan berdasarkan Buku Putih 2009 untuk membangun perta-hanan nasional maka beberapa aspek yang ditinjau meliputi bidang politik-spiritual (mental-ideologi), ekonomi, sains-teknologi dan po-tensi militer. Dalam tinjauan po-tensi militer ini merupakan potensi penting dari potensi ketahanan nasional yang dibangun berbasis stabilitas bidang politik-spiritual, ekonomi dan sains-teknologi. Po-tensi militer bukan hanya dipakai untuk memperbaiki, meningkatkan dan mengembangkan kemampuan bertempur namun juga dapat men-dukung kegiatan selain militer. Ele-men dasar dari potensi militer ini adalah persenjataan dan angkat-an bersenjatanya. Dengan jumlah usia produktif yang cukup banyak serta sejarah perang yang cukup panjang maka Vietnam dinilai me-miliki potensi militer yang cukup besar. Untuk mengganti alutsista yang sudah tua, Vietnam melaku-kan pengadaan persenjataan baru

    Pertumbuhan perekonomi-an Vietnam yang cukup pesat selama kurun waktu 10 tahun terakhir, dengan tingkat rata-rata pertumbuhan perekonomian antara 6% - 7% telah mendorong Vietnam untuk melakukan pening-katan kekuatan militernya, ter-masuk kekuatan angkatan laut. Adanya saling klaim kepemilikan kepulauan Spratly oleh China, Viet-nam, Taiwan, Philipina, Malaysia dan Brunei, semakin menambah ketegangan di perairan tersebut. Kasus persengketaan terbaru antara Vietnam dengan China adalah kasus pemotongan kabel survey seismic milik Petro Vietnam

    di laut lepas pantai Vietnam sekitar 116 nautical miles dari provinsi Phu Yen Vietnam bagian tengah pada tanggal 26 Mei 2011 oleh Kapal Coast Guard China.

    Pada Tahun 2011, AL Vietnam memiliki kekuatan sekitar 42.000 personel. Secara umum kekuatan alutsista AL Vietnam tergolong cukup kuat, dan pada Tahun 2010, AL Vietnam menandatangani kontrak pembelian 6 kapal selam jenis Kilo dari Rusia (Project 636). Kapal Selam jenis Kilo (Black Holes versi NATO) merupakan salah satu kapal selam diesel canggih, berkarakteristik Stealthy, Anti-Submarine Warfare dan Anti-Surface Warfare. AL Vietnam juga telah memiliki 2 kapal selam jenis Yugo Midget dari Korea Utara. Kapal-kapal perang yang dimiliki oleh AL Vietnam antara lain 4 kapal korvet jenis Tarantula II yang dipersenjatai dengan rudal P-15 Rubech (SS-N-2C) Surface to Surface Missile dan 2 kapal korvet jenis Tarantula V. Vietnam juga telah berhasil membuat sekitar 8 kapal korvet jenis Tarantula V yang bekerjasama dengan Rusia. Pada Tahun 2006, AL Vietnam melakukan penandatanganan kontrak pembelian 2 kapal Frigate jenis Gepard (project 1166.1) yang dipersenjatai dengan 76,2mm and 30mm Gun, 533mm torpedo, 9K33M OSA-M SS-N-4 missile serta Kh-35E Anti Ship missile. Kapal Frigate pertama diterima Vietnam pada Tahun 2009.

    Pada Tahun 2010, Vietnam Peoples Navy memesan 6 pe-

    Cakrawala Edisi 415 Tahun 2013 25

  • sawat terbang jenis DHC-6 Twin Otter Series 400 variant dari pe-rusahaan Viking Air milik Kanada. Dengan kehadiran pesawat terse-but, VPN telah membentuk untuk keperluan pengintaian dan patroli di perairan laut Vietnam. Sebelum-nya Vietnam juga telah membeli 12 pesawat PZL M28 Skytruck/Bryza dari Polandia untuk keper-luan pengintaian dan pengawasan maritim dan daerah perbatasan Vi-etnam.

    Pada Tahun 2008, Vietnam telah membeli 2 sistem pertahanan pantai jenis 3M55 Yakhont Coastal Missiles Defence (SS-N-26) yang merupakan baterai peluru kendali pertahanan pantai canggih dari Rusia yang dioperasikan oleh An-gkatan Laut Vietnam. Vietnam merupakan salah satu negara di luar Rusia yang memiliki sistem pertahanan pantai tersebut. Pelu-ru kendali 3M55 Yakhont yang me-miliki daya jelajah hingga 300 km akan mampu menjangkau kapal-kapal perang musuh yang berada di sekitar kepulauan Paracel dan kepulauan Spratly dari posisi ter-dekat di daratan Vietnam termasuk menjangkau wilayah bagian utara Indonesia.

    AL Vietnam (Vietnam Peo-ples Navy) mencanangkan bahwa pada Tahun 2015 telah mampu menjadikan kemampuannya dari Green Water menjadi Blue Water. Hal tersebut dimungkinkan dengan adanya kapal-kapal perang baru dan modern yang dibeli dari Rusia. Kemampuan VPN tersebut untuk kawasan ASEAN tergolong kuat, namun jika dibandingkan dengan kemampuan alutsista yang dimiliki oleh China yang memiliki jumlah

    kapal selam yang cukup besar ser-ta didukung oleh kapal induk yang sudah diluncurkan Tahun 2012, kemampuan dan peta kekuatan tersebut jelas tidak berimbang.

    Di samping itu, Vietnam juga tetap meningkatkan kemampuan militernya pada kemampuan Angkatan Udara dengan 2 tahap membeli 12 pesawat tempur SU-30 MKs.

    Perkembangan kekuatan AD Vietnam diperkirakan masih tergolong sangat kuat dengan jumlah personel sekitar 340.000 dan didukung pasukan milisi sekitar 3 s.d. 5 juta orang serta pengalaman perang dimasa yang lalu. Untuk pembelian alutsista AD tidak begitu menonjol karena lebih difokuskan modernisasi AL dan AU Vietnam. Vietnam telah mengalokasikan Dana Anggaran Belanja Pertahanan untuk TA 2011 sebesar VND 52 triliun (sekitar US$ 2,6 miliar) atau sekitar 1,8% dari GDP, sementara menurut versi

    International Institute of Strategic Studies, Anggaran Belanja Perta-hanan Vietnam diperkirakan mencapai lebih dari 4 miliar US$ mencapai lebih dari 5% dari GDP. Angka tersebut tergolong cukup besar jika dibandingkan dengan beberapa negara di kawasan Indochina lainnya. Sedangkan anggaran Pertahanan Tahun 2012 diperkirakan masih sama dengan Tahun 2011.

    Dengan didukung situasi dan kondisi politik yang relatif sta-bil dan kebijakan pemerintah yang konsisten, bagi Vietnam, saat ini merupakan masa konsolidasi un-tuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan rakyatnya de-ngan memfokuskan pada bidang pembangunan dan perekonomi-an, terutama penanggulangan masalah inflasi dan stabilisasi perekonomian makro. Kebijakan politik luar negeri Vietnam yang terbuka dan menjalin hubungan diplomasi dengan semua negara,

    26OPINI

  • Radius cakupan operasi SU-30MK2V Flankers Vietnam mencapai 1,500km atau lebih luas 10 kali dibandingkan dengan SAM systems (S-300 PMU).

    sangat menguntungkan Vietnam untuk memperluas hubungan per-sahabatan. Konflik yang terjadi di Laut China Selatan diupayakan penyelesaiannya secara damai dan secara diplomasi, walaupun beberapa tahun belakangan telah terjadi peningkatan ketegangan dengan adanya pembangunan pangkalan militer, penempatan penduduk dipulau pulau yang di-kuasai oleh negara negara yang terlibat klaim, eksplorasi minyak, adanya kasus pemotongan kabel bawah laut, penangkapan nelayan serta nota diplomatik. Mencermati perkembangan tersebut, Vietnam memandang potensial ancaman dimasa yang akan datang berupa saling klaim di Laut China Selatan yang sewaktu waktu dapat terjadi konflik terbuka. Konflik terbuka/senjata memungkinkan terjadi mengingat kelangkaan minyak di-masa yang akan datang dan Laut China Selatan memiliki potensi kandungan minyak bumi dan gas

    yang sangat besar. Pemerintah Vietnam mengeluarkan kebijakan Pertahanan untuk modernisasi dan memperkuat kemampuan Angkatan Bersenjata Viatnam khususnya peningkatan kemam-puan alutsista Angkatan Laut dan Angkatan Udara guna mengantisi-pasi perkembangan situasi di Laut China Selatan dimasa yang akan datang.

    Vietnam yang mempunyai sejarah panjang berperang mela-wan negara negara besar telah se-jak lama berkeinginan untuk menin-gkatkan kemampuan alutsistanya, khususnya kemampuan alutsista AL dan AU. Upaya modernisasi kekuatan alutsista Vietnam dilak-sanakan secara bertahap. Viet-nam juga berupaya melakukan peningkatan kemampuan perta-hanan dengan kontrak pengadaan alutsista dilakukan dengan sistem barter dengan komoditas pertanian dan minyak Vietnam. Pengadaan alutsista strategis akan memberi-

    kan dampak deterrence yang ting-gi bagi pertahanan Vietnam untuk mengimbangi kekuatan negara di kawasan dan dapat menjadi ne-gara yang diperhitungkan dimasa yang akan datang. Namun di sisi lainnya akan berdampak kuat ter-hadap masalah ketidakseimbang-an kekuatan dan perlombaan pembelian alutsista strategis di kawasan ASEAN. Di samping itu, hasil KTT ASEAN terakhir di Kam-boja tidak menunjukan adanya hasil yang konkret karena upaya Filipina untuk membujuk para pemimpin negara-negara ASEAN untuk bersatu menghadapi China tidak sepenuh berhasil. Negara-negara ASEAN masih terpecah dalam menangani persengketaan di Laut China Selatan. Kolonel Laut (E) Angkasa Dipua.

    Cakrawala Edisi 415 Tahun 2013 27

  • MENGAPA DUNIA PERCAYA AGAR TNI AL IKUT DALAM MTF UNIFIL?

    Komitmen bangsa Indonesia terhadap perdamaian dunia sangat jelas, yaitu ikut aktif mendukung segala upaya United Nations untuk menegakkan perdamaian abadi di seluruh muka bumi.

    TNI AL sebagai salah satu aset nasional, dipercaya untuk ikut serta dalam aksi nyata memelihara perdamaian umat manusia. Penggelaran KRI Diponegoro-365 dalam Satgas Maritim TNI Kontingen Garuda XXVIII-A/UNIFIL 2009, KRI Frans Kaisiepo-368 dalam Satgas Maritim TNI Kontingen Garuda XXVIII-B/UNIFIL 2010, KRI Sultan Iskandar Muda-367 dalam Satgas Maritim TNI Kontingen Garuda XXVIII-C/UNIFIL 2011, KRI

    Hasanuddin-366 dalam Satgas Maritim TNI Kontingen Garuda XXVIII-D/UNIFIL 2012 dan KRI Diponegoro-365 dalam Satgas Maritim TNI berikutnya di perairan Lebanon adalah bukti nyata kiprah TNI AL, TNI, dan bangsa Indonesia dalam ikut serta memelihara perdamaian dunia.

    MENGAPA DUNIA PERCAYA?

    Tidak dapat dipungkiri bahwa pengiriman kapal perang untuk menjalankan misi PBB banyak dilakukan oleh negara-negara maju. Tidak ada satu pun negara berkembang, seperti Indonesia, yang mendapat kepercayaan PBB untuk menjadi bagian Maritime Task Force (MTF).

    Dalam forum Troop Con-tributing Country (TCC) yang dihadiri 193 negara, memilih ne-gara mana yang memberikan kontribusi besar dalam pengiriman peace keeper, dan yang masuk dalam kelompok sepuluh besar negara yang berkontribusi besar dalam upaya perdamaian dunia, mendapat kepercayaan dunia untuk mengirimkan kapal pe-rangnya bergabung dalam MTF UNIFIL.

    Marty Natalegawa, saat itu sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk PBB yang men-jabat sebagai Presiden Dewan Keamanan PBB menyampaikan kepada anggota Dewan Keamanan PBB bahwa pengiriman kapal perang untuk menunjang tugas PBB sebaiknya dilaksanakan oleh seluruh negara termasuk negara-negara yang sedang berkembang. Akhirnya negara-negara peme-gang hak veto di Dewan Keamanan PBB mendukung himbauan Marty Natalegawa. Sejak saat itulah

    28INFO

  • Orang yang paling sukses adalah mereka yang memiliki informasi paling baik.- Benyamin Disraeli-

    TNI AL hadir di perairan Lebanon mengemban misi perdamaian dunia di bawah payung MTF UNIFIL.

    MENGAPA MARTY NATALEGA-WA PERCAYA TERHADAP TNI AL?

    Tentu hal ini tidak lepas dari masukan informasi yang beliau terima. Sebagai salah satu pejabat negara Marty Natalegawa tentu tidak asal bicara, tetapi berbicara berdasarkan fakta. Dan yang lebih penting lagi, bangsa Indonesia telah membuktikan kepada dunia, bahwa TNI AL, yang merupakan bagian dari TNI, telah hadir di kancah perdamaian dunia.

    TNI AL hadir tidak saja di perairan Lebanon, tetapi juga hadir di daratan yang tergabung dalam misi UNIFIL. Dalam komunitas dunia, bangsa Indonesia telah memberikan kontribusi nyata, dan terus berkomitmen untuk perdamaian dunia selamanya.

    Marty Natalegawa, sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk PBB yang menjabat sebagai Presiden Dewan Keamanan PBB.

    Cakrawala Edisi 415 Tahun 2013 29

  • Pesatnya pembangunan China.

    Sebuah fakta penerapan aplikasi strategi penangkalan di kawasan Asia Pasifik makin jelas terlihat. Beberapa negara, yang karena kemajuan sektor ekonominya berkembang signifikan, telah membangun kekuatan angkatan perangnya untuk melindungi negaranya. Tingkat kehandalan angkatan perang suatu negara dapat dipandang sebagai ancaman oleh negara lain, sehingga berdampak apakah sebuah negara akan melakukan sesuatu, atau tidak melakukan sesuatu. Keseganan suatu negara terhadap kehandalan kekuatan militer asing, dibangun oleh suatu negara untuk menjamin kelangsungan hidup masyarakat dalam suatu negara. Salah satu alasan yang menonjol tentang pembangunan kekuatan angkatan laut suatu negara adalah untuk mengamankan jalur perdagangan

    di laut. Lalu lintas armada kapal-kapal niaga sebagai salah satu penggerak ekonomi bangsa harus dijamin keamanannya.

    Kawasan Asia Pasifik saat ini sangat menarik perhatian du-nia. Mengapa? Karena di Asia dan ASEAN ada sekitar 4,2 miliar ma-nusia. Hal ini berpengaruh lang-sung terhadap kebutuhan hidup manusianya, sehingga aktivitas perdagangan menggunakan trans-portasi laut menjadi sebuah ke-harusan. Domino efeknya adalah armada niaga berkembang pesat, konsekuensinya adalah armada perang sebagai pengaman arma-da niaga masing-masing negara berkembang dengan pesat pula.

    Sebagai contoh: saat ini India akan menambah armada kapal selamnya dengan 6 kapal selam scorpene class. Pakistan, sebagai negara tetanggga sekaligus

    menganggap India sebagi ancaman, akan meremajakan kapal selam Daphne. Bangladesh berencana membeli kapal selam dari China untuk memperkuat angkatan lautnya. We have made a decision to add submarines with base facilities to Bangladeshs navy very soon to make it a deterrent force, Hasina said as she commissioned the countrys first domestically produced warship at a base in the southern city of Khulna. We will build a modern three-dimensional navy for future generations which will be capable of facing any challenge during a war on our maritime boundary.

    Di angkasa juga terjadi perkembangan alut yang signifikan, Angkatan Laut India baru-baru ini mendapat empat unit MiG-29K/KVB yang bisa diterbangkan dari kapal induk, ditambah pula India

    ASIAN CeNtUrY

    INFO

    30

  • telah sukses m e n g u j i rudal BrahMos yang memiliki kecepatan tiga kali lebih cepat dari rudal Tomahawk, di samping itu rudal BrahMos memiliki jangkauan hingga 290 km, dan yang terakhir diperoleh informasi bahwa India berhasil melakukan uji coba penembakan rudal balistik K-5, yang memiliki jangkauan 1.500 km, sehingga bila teknologi kapal selam nuklir India sukses dan dipersenjatai rudal balistik K-5

    maka kegentaran lawan India pasti muncul.

    Perdana Menteri Australia Julia Gillard, dalam buku putih Oktober 2012 menyatakan: The transformation of the Asian region into the economic powerhouse of the world is not only unstoppable, it is gathering pace. In this century, the region in which we live will become home to most of the worlds middle class, our region will be the worlds largest producer of goods and services and the largest consumer of them.

    Di laut, Royal Australian Navy mengembangkan Amphi-bious Assault Ship yang mampu mengangkut 2000 personel leng-kap dengan peralatannya untuk diproyeksikan ke daratan dengan helikopter serta sarana pendarat lainnya seperti kendaratan tempur amfibi serta LCU.

    HMAS Canberra direnca-nakan masuk ke jajaran RAN pada Januari 2014, sedangkan HMAS

    Adelaide akan beroperasi sekitar Juni 2015.

    Pemerintah Aus-tralia juga

    m e r e n -cana-

    k a n pengadaan 12 ka-pal selam hingga 2030.

    Di dirgantara, Australia berkeinginan membeli 100 pesawat tempur F-35 untuk menggantikan F/A 18 Hornet.

    PELAJARAN YANG BISA DIPETIK.

    Pembangunan kekuatan angkatan laut suatu negara bu-kanlah kemewahan, hal tersebut dilaksanakan untuk kepentingan negara dalam menjamin kelang-sungan hidup bangsanya.

    Semua negara memba-ngun angkatan lautnya, Bangla-desh yang berbatasan dengan India dan Myanmar membangun angkatan lautnya untuk menjamin keamanan aset nasionalnya yang salah satunya adalah kekayaan di laut teritorialnya. Australia, China dan India membangun kekuatan angkatan lautnya untuk menjamin keamanan jalur pelayaran penun-jang roda ekonominya serta aset kekayaan alam yang terkandung di laut teritorialnya.

    Indonesia yang memiliki laut sangat luas, tiga ALKI, serta kekayaan tak terhingga di dasar samudra maupun kekayaan hewani dan nabati di laut teritorialnya harus memiliki angkatan laut yang mampu menjaga kedaulatan negara di laut.

    Cakrawala Edisi 415 Tahun 2013 31

  • Sudah selayaknya Indo-nesia memiliki Angkatan Laut yang kuat, serta menjadi tugas dan tanggung jawab kita sebagai warga negara Indonesia dalam menjaga luas wilayah perairan Indonesia yang begitu besar. Memang tidak mudah menjaganya, na-mun dapat dilakukan, salah sa-tunya dengan menggunakan sarana media komunikasi radio. Dengan radio diharapkan akan memengaruhi perubahan mind-set para pendengar dari yang kontinental menuju ma-ritim.

    Guna mendukung peru-bahan tersebut, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Per-

    tama TNI Untung Suropati me-ngundang orang pertama Radio BBC Head British Broadcast-ing Corporation (BBC) London Global News Indonesia Ibu Menuk Suwondo dalam suatu acara wawancara eksklusif bersama Radio Jalesveva Ja-yamahe (JJM) Dinas Penerang-an Angkatan Laut, Mabesal Cilangkap. Kunjungan Ibu Me-nuk Suwondo juga merupakan kunjungan balasan atas kun-jungan Kadispenal Laksamana Pertama TNI Untung Suropati ke Stasiun Radio BBC di Lon-don awal bulan Februari 2013 lalu.

    Dalam bincang-bincang bersama JJM mengenai Ang-katan Laut Indonesia dahulu

    dan saat ini, Ibu Menuk me-ngatakan saat ini melihat Ang-katan Laut Indonesia semakin berkembang pesat dan sudah dikenal sejak dahulu dengan prestasinya yang luar biasa, salah satunya seperti pembe-basan kapal Indonesia di perair-an Somalia. Tentu hal ini adalah tantangan bagi kita untuk bisa mempublikasikan peristiwa tersebut guna memengaruhi perubahan mind-set kepada generasi penerus bangsa kita dari yang kontinental menuju maritim. Terutama dalam me-nyadarkan, bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan yang luar biasa yang memiliki sekitar tujuh belas ribu lebih pu-lau.

    sUdah selaYaKnYa indonesia memiliKi

    angKatan laUt Yang KUat

    INFO

    32

  • Menurutnya, negara Ing-gris yang tidak sekaya dan sebesar Indonesia saja, dalam hal sumber daya alam maupun luas wilayah sudah berlayar sejak dahulu mencari sumber-sumber baru, seperti ke Asia Timur mencari rempah-rempah, sumber minyak, emas, dan lain-nya. Itulah awal mula menjadi kesadaran para nenek moyang bangsa Inggris untuk mengem-bangkan dunia kemaritiman, dari awalnya hanya berdagang hingga kemudian mengem-bangkan angkatan laut untuk tujuan pertahanan. Saya kira sudah saatnya dan selayak-nya Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai angkat-an laut yang kuat, karena tidak mudah menjaga perairan yang begitu luas, apalagi dengan memiliki pintu gerbang yang be-gitu banyak, jelas kepala siar-an berbahasa Indonesia Radio BBC di London yang sudah 20 tahun bermukim di Inggris.

    Ketika ditanya menge-nai world class navy, mantan wartawati senior Radio BBC di Inggris ini menyampaikan, bah-wa menggalakkan dan mem-perkenalkan Indonesia sebagai world class navy, sudah sepan-tasnya. Apalagi Indonesia me-rupakan negara kepulauan yang terbesar di dunia dan pintu gerbangnya besar sekali. Menurut saya sudah semesti-nya Indonesia menjadikan ang-katan lautnya besar kelas du-nia, dan ini tidak bisa dihindari. Mulailah terbuka kepada dunia luar, memperkenalkan diri, dan tunjukan apa yang dilakukan oleh tentara Indonesia. Itu pen-ting memperkenalkan diri ke-pada masyarakat dunia. Kita harus memperkenalkan diri, inilah angkatan laut Indonesia. Kita punya negeri yang sangat besar, tanggung jawab besar,

    tidak hanya menjaga keutuhan Indonesia tetapi juga perdamai-an dunia, apalagi melihat letak geografis Indonesia antara Aus-tralia dan Asia itu sangat strate-gis, dunia tidak akan membiar-kan Indonesia runtuh.

    Pada bagian lain, Ibu Menuk Suwondo menyinggung tentang media radio sebagai salah satu perangkat media elektronik yang memiliki ke-cepatan yang sangat cepat dalam mengirimkan informasi, karena koresponden cukup hanya menelepon stasiun ra-dio dari lokasi kejadian untuk menyiarkan berita informasi. Radio lebih mudah diterima dan dicapai. Mau di hutan ke-tika sedang berperang, mau di laut ketika sedang tugas di kapal, atau di kota, di mana sa-ja bisa. Tanpa perlu pesawat yang besar-besar, cukup de-ngan transistor kecil, radio sudah bisa dinikmati. Berita/informasi akan dengan cepat dan mudah diterima ketimbang media seperti surat kabar.

    Menurut Ibu Menuk Su-wondo, saat ini Radio BBC adalah Lembaga Internasional tersebar di seluruh dunia yang memiliki koresponden di 200 ibu kota negara. Sejak Tahun 1998, Radio BBC sudah be-kerjasama dengan mitra-mitra

    radio di Indonesia yang disiar-kan secara langsung melalui satelit. Siaran Radio BBC juga bisa didengarkan melalui radio streaming/internet 24 jam non-stop, katanya.

    Dalam kunjungannya ke kantor Dispenal, Ibu Menuk Su-wondo yang didampingi stafnya Endang Nurdin berkesempat-an melihat ruang Naval Media and Website Centre (NMWC) Dispenal. Usai beramah-tamah dengan para perwira Dispenal, dilanjutkan bertukar cendera mata yang dilakukan oleh Sek-dispenal Kolonel Marinir Bam-bang Hullianto mewakili Kadis-penal.

    Ibu Menuk Suwondo, Head, BBC Indonesia

    East Asia Hub.

    Cakrawala Edisi 415 Tahun 2013 33

  • Perang siBer, ameriKa seriKat dan instrUKsi oBama

    Sejak dahulu kala, perang di-gunakan manusia sebagai salah satu cara untuk men-capai tujuan-tujuan tertentu. Tu-juan dan motif perang bermacam-macam. Sejarah membuktikan bahwa teknologi amat meme-ngaruhi bentuk dan metode dari perang tersebut.

    Dahulu perang memestikan para pihak berhadap-hadapan adu senjata saling membunuh. Perkembangan teknologi persen-jataan memungkinkan perang bisa dilakukan tanpa berhadap-hadapan lagi. Dampaknya perang dengan model seperti ini menjadi jauh lebih mematikan. Teknologi juga memperluas domain dari pe-rang. Ruang cyber sering disebut juga sebagai domain perang kelima, selain darat, laut, udara, dan ruang angkasa.

    Ancaman yang terdapat pada perang di domain ini cukup kompleks, banyak bentuknya dan juga tak kalah bahayanya. Se-iring dengan semakin intensifnya

    penggunaan teknologi informasi pada berbagai sektor kehidupan masyarakat, maka tingkat kera-wanannya pun ikut membumbung tinggi.

    Masih ingat Stuxnet? Virus yang dilaporkan pada 2010 ini dapat mengganggu proses industri dan bahkan menghancurkan equipment fisik yang digunakan. Bagaimana caranya?

    Virus worm itu mengubah informasi kondisi dari peralatan yang digunakan industri untuk selalu menunjukkan bahwa se-muanya berjalan normal. Sehingga hal ini akan mengelabuhi operator yang memonitor kondisi semua peralatan sehingga akhirnya per-alatan pun bisa jebol. Virus yang awalnya didesain untuk menyasar industri energi nuklir Iran ini se-benarnya dapat menginfeksi pula untuk industri-industri lainnya yang mempunyai kemiripan, bahkan termasuk industri milik pengirimnya sendiri. Dan beragam serangan jenis lain yang makin

    sering kita temui. Korbannya mau-pun pelakunya tidak pandang bulu. Siapapun mungkin menyerang maupun diserang. Bisa oleh amatir, bisa profesional. Bisa oleh individu, bisa oleh kelompok bahkan negara.

    Januari 2012 yang lalu, Mike McConnell, mantan direktur NSA di bawah presiden George W Bush mengatakan bahwa negaranya telah melakukan serangan kepada sistem komputer di beberapa negara. Walau McConnell tidak menyebut negara mana yang mereka serang, tapi menurut beberapa sumber lain salah satu negara yang dimaksud adalah Iran. Pada Juni 2012, New York Times melaporkan bahwa Presiden Obama telah memerintahkan penyerangan cyber pada fasilitas nuklir Iran.

    Beberapa negara telah dengan sangat serius memper-siapkan diri dalam peperangan jenis ini. China, misalnya, telah menargetkan untuk memenangkan

  • perang informasi di pertengahan abad 21. Tak ketinggalan Rusia, Israel, dan Korea Utara juga mem-persiapkan diri secara sangat se-rius untuk perang di domain kelima ini. Bahkan menurut The Econo-mist, Iran mengklaim memiliki pa-sukan cyber terbesar kedua di du-nia. Kemampuan cyber Iran yang patut diperhitungkan ini diakui juga oleh AS sebagaimana diungkap-kan oleh Jenderal Shelton, koman-dan pasukan cyber AS. Kemampu-an ini sepertinya juga disebabkan karena Iran sering menjadi target serangan dari berbagai pihak.

    Sementara itu, pasukan cyber AS sendiri saat ini menurut Shelton berkekuatan sekitar 6.000 orang dan akan bertambah sekitar 1.000 orang dalam 12 bulan mendatang.

    Padahal pada 2010, di-ungkapkan bahwa AS memiliki defisit yang sangat besar terkait kebutuhan ahli sekuriti untuk pasukan cyber mereka. Waktu itu James Gosler, seorang spe-sialis senior cyber security yang pernah bekerja di CIA, NSA maupun departemen energi AS, mengestimasikan bahwa saat itu di seluruh antero AS hanya ada sekitar 1000 orang yang kompeten di bidang cyber security ini.

    Laporan dari CSIS juga me-nunjukkan permasalahan krisis kebutuhan SDM bidang cyber security di AS ini. Gosler lebih lanjut mengatakan bahwa untuk mengamankan sistem pemerintah

    dan perusahaan-perusahaan be-sar AS, dibutuhkan setidaknya 20.000 sampai 30.000 spesialis yang berkompeten di berbagai bi-dang sekuriti.

    Artinya jika estimasi Gosler ini mendekati akurat, maka ke-kuatan pasukan cyber AS saat ini masih memiliki defisit yang cukup besar.

    INSTRUKSI PRESIDEN OBAMAMenyadari akan kapasitas

    dan ancaman serangan cyber terhadap infrastruktur kritikal negaranya, maka 12 Februari 2013

    yang lalu Obama mengeluarkan instruksi berkaitan dengan cyber security ini. Instruksi tersebut dilatarbelakangi dengan terus ber-ulangnya serangan cyber terhadap infrastruktur kritikal sehingga me-nuntut peningkatan keamanan cyber. Bahkan dalam instruksi tersebut Obama menyatakan bah-wa ancaman cyber ini merupakan salah satu tantangan y